#Nama Bayi Perempuan Arti Keterampilan
Explore tagged Tumblr posts
tanyanamabayi · 8 years ago
Text
11 Nama Bayi Perempuan Yang Artinya Terampil
11 Nama Bayi Perempuan Yang Artinya Terampil
tanyanama.com – Nama bayi perempuan berikut ini adalah kumpulan nama lengkap untuk perempuan yang mempunyai arti Terampil. Nama anak perempuan ini tentunya bisa dikombinasikan dengan nama lain untuk membentuk sebuah rangkaian nama bayi perempuan 2-3 suku kata yang cocok dimana mengandung makna nama dan arti nama bayi yang bagus bagi calon anak perempuan Anda.
Ketika mencari ide nama bayi…
View On WordPress
0 notes
sittiarayyasolana · 5 years ago
Text
Tonganni
Tumblr media
Kilat menyambar-nyambar, cahaya menyerupai batang manik-manik bergerak sangat cepat, berkelebat seperti hendak menjilati bulan pucat di langit. Hari itu, fajar dijemput gelegar guruh, mentari lenyap atau mungkin sedang bersembunyi seperti pesakitan berlindung di bawah ketiak tuban. Dentuman petus tunggal seketika membangunkan nyeri di perut ibu, ia masih tertidur ketika tubuhnya mengerang, serasa menjadi lapuk digasak hawar tak dikenal. Petir sabung menyabung, ibu merasa ribuan arau di bawah pusatnya membentuk pusaran besar, memasuki lorong pengap dan lembab, memilin, mendesak kemaluannya.
Pagi itu aku dilahirkan tanpa bantuan dukun beranak, bidan desa apalagi dokter. Menurut orang kampung, aku brojol tidak pada waktunya. Cemeti malaikat yang mengagetkan ibu memaksaku lahir di usia belum genap tiga puluh dua minggu. Terlahir sebagai putri pertama, seharusnya aku adalah sumber kebahagiaan bapak dan ibu sekaligus ruah dari segala impian nenek tentang cucu pertama, setelah ibu yang pada masa itu digolongkan sebagai perawan tua, dipandang akan memutus garis keturunan dari bapak. Saat nenek memberi nama Tonganni untukku, nama yang meurutnya mempunyai arti 'kebenaran' bapak dan ibu menurut saja, meski nama itu terdengar ganjil disematkan pada bayi perempuan, keduanya memang tak ingin mendebatkan ihwal yang sangat mudah untuk disepakati. Nama adalah doa-doa yang dilangitkan sebagai kawan sepanjang hayat, sebagai harapan baik bagi kehidupan. Tapi bagi nenek, Tonganni semacam penanda. Sebuah kebenaran bahwa halilintar yang menyambut kelahiranku adalah geledek yang sama, yang menyambar kakek hingga meregang nyawa, terpanggang di atas sampan.
Usiaku dua tahun ketika ibu kembali mengandung, melahirkan seorang adik lelaki, aku senang memiliki teman bermain. Jika rumah seharusnya menjadi hunian paling nyaman, pelindung dari terik dan hujan, tempat menyemai dan mengingat kenangan hingga renta, itu tak berlaku bagi keluargaku. Setelah kelahiranku, laiknya tanah lempung yang mengandung humus dan mulsa, rahim ibu seperti mempunyai porositas dan daya mengisap air yang sangat baik hingga segala jenis tanaman mudah tumbuh. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, aku telah menjelma sulung dari lima bersaudara. Bapak melaut seharian, pergi pagi pulang petang sementara ibu nyambi jadi buruh penjaga tambak milik tetangga kami. Rumah tak ubahnya kapal diterjang badai, pukat dan perkakas nelayan tergantung di mana-mana, piring kotor tak sempat tercuci, bau pesing menempel berhari-hari di bantal karena si bungsu yang tak memakai popok serta tatapan sinis nenek adalah rutinitas yang lazim.
"Andai ibumu tak usah punya anak, hidup melarat tapi kerjanya bunting. Bapakmu yang semata wayang itu mesti melaut saban hari untuk makan kita semua! Tuhan, jangan lecutkan cemeti malaikatmu pada sampan anakku"
Rutukan nenek tak pernah sungguh-sungguh kupedulikan meski acap kali mencabik hatiku menjadi potongan-potongan kecil. Aku tak punya waktu menyalahkan diri sendiri, tak mungkin juga menyerapahi laut karena tak memberikan tangkapan melimpah ruah pada bapak setiap hari, apalagi mengamini nasib sialku karena terlahir di hari yang sama saat kakek tersambar petir. Hanya sesekali membatin, jika kemiskinan adalah dosa semoga Tuhan mengampuni kami. Aku tumbuh menjadi remaja yang biasa saja, tak banyak bicara dan cenderung murung, tak pernah berpaling dari tugas rumah dan mengemong adik-adik. Saat teman sebayaku sibuk mengurusi persiapan ujian akhir menuju sekolah menengah, aku harus berpuas diri dengan kemampuan baca tulis semrawutan yang kuperoleh sebelum berhenti di kelas empat sekolah dasar.
"Menari, bernyanyi dan bertepuk tangan bisa dilakukan di rumah, lagipula mengasinkan ikan tak butuh ijazah"
Begitu tanggapan bapak saat kuminta mengikutkan adik-adik di taman bermain kampung sebelah. Sedang ibu mematung, menatap nanar pada sisik-sisik bandeng yang menempel di betisnya, nenek pun hanya mendengus, sudah sejak lama ia tak memiliki harapan untuk cucu-cucunya. Ucapan bapak mengendap dalam kepalaku, bagai gerombolan lalat hijau yang setiap saat berdengung garang di telinga. Kemelaratan bahkan mampu menggilas habis cita-cita orang tua terhadap anak-anaknya. Sejak saat itu kutahu, aku dan adik-adik bernasib sama telak.
Lima belas tahun usiaku, keadaan keluarga tak kunjung membaik. Tidak untuk kondisi keuangan, tidak untuk masa depan, tidak untuk cara pandang nenek juga tidak untuk sikap dingin ibu dan bapak padaku dan adik-adik. Dinding dari anyaman bambu jarotan seolah menjadi sekat, pembatas antar beban bapak dan keputusasaan ibu dan dendam nenek atas takdir jandanya di usia tua, jarak temali kekeluargaan semakin mendepa. Aku tak mengerti jalan pikiran ibu, waktu malam dipagut sepi saat suara jangkrik dan dengkur bersahutan, ia mengendap-endap, membelai anak-anaknya bergantian lalu membekap mulutnya sendiri menyembunyikan isak, namun keesokan harinya ibu berubah laiknya perempuan yang lama hidup di kutub utara.
"Selain harga diri, tak ada lagi yang kita punya, ibu bahkan tak bisa menjaga maruah agar dapur tetap mengepul. Kau adalah kehormatan ibu, jaga dirimu!"
Aku tak sepenuhnya mengerti maksud perkataan ibu tapi itu adalah pertama kali dalam senarai ingatan kami terasa begitu dekat. Saat kuutarakan niatku membantu pekerjaannya di tambak, kekhawatiran nampak jelas berjelanak di wajahnya meski ia juga tak menolak. Aku membantu ibu mengumpulkan barungang, orang juga biasa menyebutnya bia kumbi, siput dengan bentuk cangkang menyerupai kerucut yang biasa hidup di tambak air payau, siput yang telah dibersihkan akan dijual ibu ke pasar atau sekadar untuk lauk sebab laut dan alam tak selamanya menjadi sahabat nelayan dan masyarakat pesisir.
Tak jarang pekerjaan itu kulakukan sendiri, saat ibu harus menunggui bapak pulang melaut. Ba'da zuhur hingga jelang sore aku mengupas barungang satu persatu, melepaskan daging dengan cara memecahkan cangkangnya menggunakan punggung parang. Kadang kucoba menertawai nasib, jika remaja lain bermain dengan tehnologi, berdandan atau mengikuti kursus keterampilan tertentu, aku harus bergumul dengan lendir kehijauan dari tubuh lunak barungang yang amis. Suatu senja, aku sedang membersihkan sisa-sisa lemak dan remah-remah kulit siput yang menempel di tubuh dengan air tambak sebelum nanti membilasnya dengan air bersih. Seorang lelaki paruh baya menghampiri, tubuhnya tegap tapi ia berjalan agak pincang.
"Yang bersih cah ayu!"
Tak kuhiraukan tapi kucoba merendahkan kepala tanda hormat, kutahu ia adalah pemilik tambak yang dijaga ibu, tempat yang sama di mana kami mengumpulkan bia kumbi. Pujian itu terlalu berlebihan, kulit legam dan mata bulatku ini mana bisa disebut ayu. Aku terkesiap, saat ia masuk ke dalam tambak, riak air tertimpa berat tubuhnya memerciki rokku hingga basah, dalam sekejap ia sudah berdiri tepat di sebelahku, membasuh dan menggosok kakinya meski tak tampak secuil pun kotoran di sana. Tak butuh waktu lama, tungkaiku sudah dalam genggamannya, reflek kukibaskan tendangan, meski kecil tenagaku cukup membikinnya tersungkur. Kuraih parang dan ember berisi siput siap olah, aku berlari sekuat tenaga. Dari jarak sekian langkah, kulihat senyumnya menyeringai. Aku tak tahu maksudnya tapi darahku berdesir hebat.
Tergopoh-gopoh kuceritakan perihal kejadian itu pada bapak dan ibu, nenek juga mendengarkan. Seperti biasa, ibu mematung hanya matanya yang memerah menyembulkan kaca-kaca. Sementara bapak tetiba berdiri mengepalkan tinjunya ke tiang rumah yang reot lalu mengarahkan tamparan keras ke wajahnya, siapa yang salah? Mengapa bapak memukul dirinya sendiri?
"Yang disentuh hanya kaki dan betis. Lagi pula mana mungkin juragan empang itu berniat melakukan hal senonoh ke padamu? Lelaki mana yang bernafsu... "
"Cukup,maakkk!!!"
Satu hentakan kepalan tangan bapak membungkam nenek, untuk kali pertama bapak membelaku. Aku haru tapi juga bingung, nenek ada benarnya. Remaja buluk bau amis, anak orang paling papah di kampung tak mungkin ada yang menyukai. Atau birahi lelaki tak memandang fisik? Apa lelaki bisa berhasrat pada semua perempuan bahkan yang tak ia cintai? Apa pendidikan agama dan moral di sekolah, di rumah, tak cukup membendung gairah duniawi? Bapak atau pun ibu tak pernah membicarakan hal macam itu padaku. Aku hilang akal, yang kutahu sesuatu yang buruk telah terjadi.
///
Aku sedang mengasah parang saat matahari serasa berada tepat di atas kepala, karena hanya menggunakan punggungnya untuk memukul bia kumbi, mata parang milik bapak satu-satunya menjadi tumpul. Baru saja hendak kukumpulkan puing-puing pecahan cangkang ketika tubuhku didekap kasar dari belakang, bau khas ikan asin menguar dari tangan yang membekap mulutku saat kucoba teriak, sekali gerak aku sudah terlentang beralaskan kepala siput yang berserakan. Mataku bersemuka dengan wajah yang tempo hari kutemui, mulutnya mendekati leherku, lamat-lamat kudengar ia menggumamkan nama ibu.
Mataku serasa panas tapi aku tak bisa menangis, entah dari mana keberanian dalam diriku berasal. Kukerahkan segala daya demi menyelamatkan harga diri, menjaga kebanggaan ibu. Posisi kami berbalik sebelum ia menjamah pangkal pahaku, desahan lelaki itu berubah geraman, diikuti suara makian nenek yang terdengar jauh tapi begitu jelas berganti suara tangis adik-adik dan sesenggukan ibu yang tertahan di malam buta, amarah dan kepedihan berkumpul di dada menjalar melalui kepala menuju lengan. Kugenggam parang yang mata pisaunya mengilap bagai tembaga lalu sepersekian detik, amis lendir bia kumbi dan anyir darah menyatu.
Seperti aku, waktu seakan bergeming, seluruh tubuhku kebas, parang di tanganku terjatuh tanpa kendali. Tetiba cakrawala bergemuruh, susul menyusul suara erangan. Guntur membura, di langit spektrum warna membentuk pendar listrik. Sayup kudengar derap langkah.
"Tolooonnggg!!! Tonganni menebas lengan puang Dasim!"
///
Note :
Pic by Pinterest
0 notes
pabrik213jual · 5 years ago
Text
Jual Pita Kain Jogja Ô831.13Ô8.564Ô[wa]
Tumblr media
Barangkali ini adalah tulisan mengenai jual pita kain jogja yang tengah anda cari. Waktu berikut ini orde tehnologi makin maju, jarak bukan lagi soal guna seseorang tetap bisa berkomunikasi dg insan beda pada aneka daerah lebih-lebih di bagian bumi. Kecanggihan tehnologi ini juga mempermudah kita guna menemukan aneka wacana apapun dan dimanapun kita terletak. Hanya dengan memakai jaringan, kita dapat menemukan artikel yang kami dambakan. Di web tersebut insan yg memakai untuk penelitian, mandat pendidikan ataupun sebatas mendapat pengetahuan anyar bisa menemukan bahkan berkontribusi lagi lanjut dengan memberikan tinggalan opini dikolom yang udah disediakan atau menghubungi via kontak yang telah tersedia. Sulam pita ialah seni menyulam yg mempergunakan pita bagi material sulaman. Teknik menghias kain dengan pola menjahitkan pita secara dekoratif menuju atas benda yang harapannya dihias oleh karena itu terbentuk desain hiasan anyar dengan memakai aneka macam tusuk-tusuk hias. Produk jadi sulam pita bunga concertina rose memakai pita satin dg ukuran lebar ½ inchi, 1 inchi, serta 2 inchi, mengetahui pengaruh ukuran lebar pita satin terhadap produk jadi sulam pita kembang, dan mengetahui produk oleh karena itu sulam pita kembang concertina rose yang terbaik pada tas rajutan. Halaman ini berisi tulisan tentang keterampilan pita jepang yang penuh diburu insan oleh karena itu penuh pula yang mendambakan informasi tentang tulisan yang sudah disebutkan, mengapa begitu. Karena tentang pembahasan, seseorang bisa mengisi kebutuhan penelitiannya, guna dasar informasi tugas makalah pada madrasah, dan yg paling utama seorang insan akan memiliki wawasan baru serta wacana yg luas. Target dibikinnya pembahasan berikut ini supaya orang yang sedang menggali pengetahuan dapat mengunjunginya dengan kilat. Sains pada era globalisasi saat berikut ini udah sangat maju serta kompleks, setiap manusia bisa mengakses pengetahuan tentang berbagai dasar. Tidak pandang pada desa maupun di kota asal ada jaringan www serta alat yg menyokong, orang mana aja dapat mengakses dan membaca wacana berikut ini. Sehingga, sembarang waktu, dimanapun, anda bisa menemukan website ini. Jika anda memiliki pendapat / opini lain, silakan tulis pandangan di tabel yg udah tersedia atau dapat menghubungi kami ke nomor yang telah tertera pada tempat ini
Pita Kain Warna Emas
Nama pita artinya ialah kuning yg diberikan guna seorang anak perempuan. Nama pita berasal dari india sansekerta, dengan huruf awal p serta terdiri atas empat huruf. Kata pita memiliki pengertian, definisi, haluan atau makna kuning, dapat difungsikan bagi nama bayi nama putra-putri, nama perusahaan, nama cap barang, nama wahana, serta lain semacamnya. Kata pita yang bermakna kuning serta berasal tentang india sansekerta berikut ini dapat kau gunakan selama arti pita tidak berkonotasi negatif pada lingkungan dikau. Laman berikut ini berisi ulasan tentang pita kain warna emas yang melimpah dicari manusia sehingga banyak pula yg memerlukan wacana dari ulasan yang sudah disebutkan, mengapa begitu. Sebab tentang tulisan, seseorang dapat mengisi keperluan penelitiannya, bagi dasar pengetahuan mandat makalah di sekolah, dan yang paling penting satu orang akan mendapatkan pengetahuan baru serta informasi yg luas. Target dibuatnya ulasan ini supaya insan yg sedang mencari referensi bisa mengunjunginya dg ringkas. Tehnologi pada era globalisasi saat berikut ini sudah begitu kedepan serta canggih, tiap-tiap orang dapat mengakses referensi tentang aneka hulu. Tidak pandang pada desa maupun di kota asal ada network internet dan alat yg menopang, siapa aja bisa menemukan serta membaca informasi ini. Jadi, sembarang waktu, dimanasaja, kau bisa mengakses situs ini. Apabila dikau memiliki pendapat atau opini beda, silakan tulis opini pada kolom yang udah tersedia atau bisa mengkontak kita ke nomor yg udah termaktub di tempat ini
0 notes