#Nama Anak Laki Laki Arti Taat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kisah Keluarga Laki-laki biasa dalam Al Qur’an
Ini adalah kisah seorang laki-laki biasa dan keluarganya yang diabadikan dalam Al Qur’an. Tepatnya, laki-laki yang luar biasa di antara laki-laki biasa, di antara manusia biasa lainnya. Tulisan ini merupakan catatan pribadi dari kajian tadabbur ayat siroh oleh Ustadz Baihaqi, Lc di Masjid Darussalam, GTA pada 16 Mei 2019 lalu. Semoga bermanfaat dan dapat kita ambil hikmahnya, terutama bagi penulis :)
Namanya diabadikan dalam Al Qur’an. Ia bukan dari kalangan nabi ataupun rasul, hanya seorang laki-laki biasa. Ya, ialah Imran, yang namanya menjadi salah satu surat awalan dalam Kalamullah.
Adapun hikmah secara umum surat ini;
Ternyata, ada yang bisa ditelaah mengapa surat ini berdekatan dengan QS. Al Baqarah dan QS. An Nisa. Surat Al Baqarah banyak membahas terkait syariat dalam Islam, yakni solat, puasa, zakat, menikah, sampai menceritakan banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israil saat itu. Allah swt kiranya hendak menunjukkan bahwa di tengah kerusakan ataupun penyelewangan, tetap ada orang-orang (yang dalam kisah ini ialah satu keluarga) yang teguh mentaati RabbNya. Meskipun terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israil, namun ada para Nabi atau bahkan keluarga dari orang-orang sholeh yang sudah Allah swt pilihkan. (QS. Ali Imran ayat 33)
Hanya generasi baik dari keluarga yang baiklah yang mampu mengemban syariat agama ini.
Ternyata, sorotan utama dalam kisah keluarga ini bukanlah kepada sosok kepala keluarga, tidak seperti kisah Nabi Adam, Nabi Nuh, dan lainnya. Namun, juga ditampilkan anggota keluarga lainnya, yakni: Hannah (istri Imran), Maryam bintu Imran (anak Imran), Zakaria bin Yahya (sepupu Imran)
Walaupun sosok Imran tidak ditampakkan, tetapi kesholihannya tidak diragukan karena dia memiliki istri, anak, dan kerabat yang sholih dan sholiha.
Setelah surat ini adalah surat An Nisa, yang akan membahas banyak perihal wanita, karena sudah ditampilkan sosok Hannah, istri Imran.
Selanjutnya, kita akan tadabbur per ayat;
Ayat 33-34: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
اصْطَفَىٰ
Dalam ayat 33, ada kata ini. Artinya ialah memilih, menyaring, memurnikan. Allah swt sudah memilih Adam, Nuh, Keluarga Ibrahim, Keluarga Imran melebihi keluarga lainnya, orang-orang lain pada masanya. Bukan sekedar memilih, namun makna kata ini ialah menjadikan mereka tidak bercampur baur dari sifat-sifat buruk, memurnikan mereka). Nabi Adam as dipilih di antara makhluk-makhlukNya; jin, malaikat, dsb. Nabi Nuh as dipilih ketika manusia sudah banyak saat itu dan melewati masa perjuangan dakwah yang sangat panjang. Begitupun dengan nabi Ibrahim as. Allah swt membuat mereka satu keturunan. Imran merupakan keturunan nabi Ibrahim as dari jalur nabi Ishaq as (Sarah). Ibrahim as keturunan nabi Nuh as. Nabi Nuh as pastilah keturunan nabi Adam as. Hal ini memberikan makna bahwa Allah swt mendengar doa nabi Ibrahim as, ketika ia meminta diberikan anak-cucu yang taat kepada Rabbnya.
Ayat 35: “(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Hannah berdoa kepada Allah swt dan bernadzar bahwa anak yang sedang di dalam kandungannya menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat di Baitul Maqdis.
مُحَرَّرًا
Terdapat kata tsb dalam ayat ini, mengandung arti ‘yang bebas’, namun karena pada masa Bani Israil tidak ada istilah memerdekakan budak atau mengenal tawanan perang, maka artinya ialah terbebas dari urusan dunia, menjadi hamba yang murni berkhidmat pada Allah ta’ala.
فَتَقَبَّلْ مِنِّي
Hannah meminta dikabulkan doanya.
Dari ayat ini, kita belajar;
Cita-cita Hannah perihal masa depan anaknya dalam ayat ini merupakan cita-cita tertinggi bagi orang tua, anak untuk berkhidmat pada Allah swt.
Hannah tidak meminta spesifik anaknya laki-laki ataupun perempuan. Padahal semua yang ada di Baitul Maqdis adalah laki-laki. Hannah mengajarkan kita bahwa ia murni hanya ingin anaknya menjadi anak yang taat kepada Rabbnya, tanpa berkeinginan lainnya.
Cita-cita, harapan, dan doa untuk anak itu perlu dipanjatkan sejak dini bahkan dari kandungan.
Ayat 36: “Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".
Hannah di sini menyampaikan sebuah udzur. Bahwa yang ia lahirkan adalah anak perempuan, ia khawatir Allah swt tidak menerima nadzarnya. Dari ayat ini kita bisa petik hikmah, bahwa Hannah melahirkan seorang bayi perempuan, itu merupakan kehendak Allah, takdir Allah ta’ala. Lihatlah, bayi yang dinamai Maryam itu, tumbuh dengan baik, dijamin rizqinya (langsung dari Surga), dijaga dengan penjagaan terbaik (melalui wasilah; pamannya, Nabi Zakaria as). Allah swt memberikan takdir yang jauh lebih baik atas apa yang sebelumnya diharapkan oleh Hannah dan orang-orang terdekatnya saat itu.
Maka, jangan pernah kecewa ketika realitas tidak sesuai dengan harapan. Bisa jadi, itu merupakan takdir yang akan membawa pada kebaikan dan keberkahan yang lebih besar lagi.
Lalu, yang memberikan nama itu ialah Hannah istrinya karena Imran telah wafat. Ketika suami telah wafat, maka yang bertugas memberi nama bagi anak ialah istri, dan orangtua punya kewajiban memberikan nama yang baik bagi anak, karena itu adalah doa.
Kemudian, Hannah dalam ayat ini berdoa meminta perlindungan untuk Maryam dan keturunannya (1,2,3,.. generasi) agar dijauhkan dari syaithan yang terkutuk. Dari ayat ini kita juga belajar bahwa orangtua harus berpikir panjang terhadap keturunannya, tidak berhenti di anaknya saja, namun 1-2-3 generasi yang akan datang.
Perlindungan dari syaithan yang terkutuk mengandung arti bahwa agar manusia selalu ingat siapa musuhnya; ialah iblis dan syaithan. Karena banyak saat ini, yang menjadikan saudaranya sendiri sebagai musuh, dan lainnya. Naudzubillahi min dzalik.
Ayat 37: “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
فَتَقَبَّلَهَا
kata ini artinya menerima sesuatu dengan ridha. Allah swt menerima nadzar Hannah. Ditandai dengan allah swt menjaga Maryam dan keturunannya, Isa as dari syaithan. Di sini, Zakaria as berperan sebagia wasilah ataupun jawaban dari doa Hannah, agar dijauhi dari syaithan yang terkutuk. Ditandai juga dengan Maryam walaupun ia wanita, namun tetap dapat berkhidmat di Baitul Maqdis. Allah swt yang langsung menjaga Maryam; pertumbuhan fisik dan ruhaniyahnya sangat baik. Walau nabi Zakaria as yang bertanggung jawab untuk Maryam, namun Allah ta’ala memberikan rizqi kepada Maryam (berupa makanan dari Surga).
قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا
Dari ayat ini kita juga belajar pentingnya tabayyun (kroscek suatu informasi). Zakaria as bertanya kepada Maryam (tidak memendam sehingga menimbulkan dzon/prasangka buruk), darimana makanan itu? Maryam menjawab, dari Allah swt. Lantas, mengapa Zakaria as langsung percaya? Mungkin bisa saja ada seseorang yang diam-diam pergi ke mihrab Maryam lalu memberikan itu? Zakaria as melihat dari akhlak Maryam selama ini. Jika kita tabayyun kepada orang yang memang baik, ya percaya.
Ayat 38: “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".
هَبْ
artinya karunia dan pemberian tanpa ada harap balasan dari apa yang sudah diperbuat.
Kenapa Zakaria as baru berdoa? Apakah kemarin-kemarin tidak? Ia tentunya sudah berdoa dan karena ada “momen” Maryam dan ibunya, Hannah, ia mengharapkan keajaiban yang sama, untuk diberikan keturunan yang baik.
Ayat 42: “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).”
اصْطَفَاكِ
Artinya, memilih. Allah swt memilih Maryam untuk memudahkan baginya menerima hikmah, memilihnya untuk yang diberikan rizqi langsung dari Surga, memilihnya untuk dapat berkomunikasi dengan malaikat langsung.
وَطَهَّرَكِ
Maryam sudah disucikan dari maksiat, dijauhkan dari sentuhan laki-laki, dijauhkan dari perbuatan & kebiasaan buruk.
وَاصْطَفَاكِ
Artinya memilih juga, namun lebih khusus. Ia dipilih di atas wanita-wanita lainnya, yakni melahirkan Isa as tanpa seorang Ayah, dan bayinya dapat berbicara sewaktu kecil.
Beruntunglah Maryam dan semoga dapat kita teladani kebaikan apapun darinya, terlebih perannya sebagai seorang Ibu.
Maka, siapa wanita terbaik yang diabadikan Rasulullah dalam sabdanya; “Cukuplah teladan bagi kalian wanita terbaik di jagat raya ini yaitu: Maryam binti ‘Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad dan ‘Asiyah istri Fir’aun.” (HR. Tirmidzi)
Mengapa Khadijah? Ia adalah istri seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang istri
Mengapa Maryam? Ia adalah ibu seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang ibu
Mengapa Fatimah? Ia adalah anak dari seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang anak
Mengapa Asiyah? ia tetap berperan sebagai seorang istri yang taat kepada Rabbnya, walau teman hidupnya seorang yang dzalim.
Keluarga merupakan satu kesatuan. Kita ingin agar keturunan kita, bahkan keturunan kakak-adik-abang kita juga mendapat keturunan yang baik, sehingga dapat menjadi 1 keluarga yang utuh. Maka, pastikan saudara kandung kita juga mendapat pasangan yang baik, agar anak-anak kita berinteraksi dengan orang-orang dan keturunan yang baik.
Kondisi saat ini, banyak wanita yang mengeluh, kurang berperannya ataupun kurang memberikan teladannya sosok suami ataupun kepala keluarga yang mereka miliki. Ustadz berpesan, lihatlah perjuangan bunda Maryam, yang tetap memberikan yang terbaik, walau seorang diri menjaga dan menumbuhkan seorang nabi.
Semoga inspirasi keluarga Imran ini dapat menjadi renungan dan dapat kita amalkan segala kebaikannya kelak.
Jika terdapat kesalahan, mohon koreksi. Semoga bermanfaat :)
Wallahu a’lam bishawab.
-hq
17 notes
·
View notes
Text
24 Nama Bayi Laki Laki Yang Artinya Taat
24 Nama Bayi Laki Laki Yang Artinya Taat
tanyanama.com – Nama bayi laki laki modern berikut ini adalah kumpulan nama lengkap untuk laki-laki yang mempunyai arti Taat. Nama anak laki laki ini tentunya bisa dikombinasikan dengan nama lain untuk membentuk sebuah rangkaian nama bayi laki laki 2-3 suku kata yang cocok dengan makna nama yang pas dan indah untuk calon bayi laki laki Anda.
Ketika mencari ide nama bayi laki laki yang baik, bagus…
View On WordPress
#Nama Anak Laki Laki Arti Ketaatan#Nama Anak Laki Laki Arti Taat#Nama Anak Laki Laki Dan Artinya Ketaatan#Nama Anak Laki Laki Dan Artinya Taat#Nama Arti Ketaatan Untuk Anak Laki Laki#Nama Arti Ketaatan Untuk Bayi Laki Laki#Nama Arti Taat Untuk Anak Laki Laki#Nama Arti Taat Untuk Bayi Laki Laki#nama bayi laki laki arab#Nama Bayi Laki Laki Arti Ketaatan#Nama Bayi Laki Laki Arti Taat#Nama Bayi Laki Laki Dan Artinya Ketaatan#Nama Bayi Laki Laki Dan Artinya Taat#Nama Bayi Laki Laki Hindi#nama bayi laki laki Ibrani#Nama Bayi Laki Laki Indonesia#Nama Bayi Laki Laki Irlandia#nama bayi laki laki islami#Nama Bayi Laki Laki Jawa#nama bayi laki laki jepang#Nama Bayi Laki Laki Melayu-Indonesia#Nama Bayi Laki Laki Persia#nama bayi laki laki sansekerta#Nama Bayi Laki Laki Wales-Inggris#nama bayi laki-laki islam
0 notes
Text
Salah Satu Pahlawanku.
Hari ini Almarhum Papa genap berusia 55 tahun.
Pada tanggal 13 Maret kemarin, saya yang sedang bekerja, mendapat panggilan telepon dari Mama. Mama yang sambil menangis bercerita bahwa Papa dirawat di rumah sakit yang ada di kampung kami, namun Papa tak mau dirawat disana, papa mau dijemput saja lalu dibawa ke Medan. Sepulang kerja, saya langsung balik ke Medan, sesampainya di rumah, saya dan keluarga langsung beberes untuk langsung berangkat ke kampung di Sigli. Sebelumnya Papa bilang kalau Papa sedang ingin merasakan suasana kampung, lalu sampai beberapa saat Papa menetap disana dan akan kembali lagi ke Medan.
Singkat cerita, ketika kami sudah sampai di Rumah Sakit tempat Papa di rawat. Sedih sekali rasanya, melihat Papa yang seumur hidup belum pernah saya lihat dirawat di rumah sakit, kini terbaring di rumah sakit. pemandangan yang sangat luar biasa aneh bagi saya. Setelah kami sudah mengurus administrasi rumah sakit, ternyata Papa tidak mau langsung ke Medan, mau memanfaatkan momen ini untuk jalan-jalan dulu dengan keluarganya ke Banda Aceh, sekaligus menemui beberapa kerabat disana.
Pada saat itu, kondisi Papa masih sakit. Tapi Papa bersikeras untuk ke Banda Aceh. Saya dengan kesal akhirnya menuruti permintaan Papa. Tidak sampai disitu, Papa tidak mau memilih jalur yang biasanya. Papa ingin lewat jalur alternatif yang akan memakan waktu lebih lama namun akan melewati pinggir pantai, saya yang melihat kondisi Papa masih sakit pun menolak pendapat Papa, namun lagi-lagi Papa bersikeras agar melewati jalan itu, karena kami belum pernah lewat jalur itu, “Biar nanti kalo mau ke Banda Aceh, sudah tau ada jalur lain”. Sebenarnya saya tak masalah, tapi menimbang kondisi Papa yang masih sakit, rasanya ini bisa dilakukan lain kali ketika Papa sehat.
Saat saya sedang menjaga Papa yang sedang sakit. Kami banyak ngobrol membahas apa yang selama ini anak laki-laki dan seorang ayah, malu untuk membahasnya. Hal-hal yang digengsikan oleh para laki-laki. Mengakui kesalahan, Ego yang tinggi, perbuatan-perbuatan yang tidak seharusnya dan lain sebagainya. Kami bicara panjang lebar. Saya mengatakan bahwa Papa punya banyak sekali kesalahannya dengan saya, saya jabarkan satu-satu kesalahan Papa. Lalu, ternyata Papa juga mengatakan bahwa saya juga sering salah, sering melawan, tidak peduli, tidak menghargai. Kami sibuk dengan hal itu sampai pada titik akhirnya bahwa kami berdua memang punya kesalahannya masing-masing, dan itu adalah hal yang wajar, bukan? kami hanya sibuk menuntut hak masing-masing, Namun lupa dengan kewajiban yang seharusnya masing-masing dari kami lakukan. Sampai akhirnya air mata saya pun menetes, dan ketika saya lihat Papa yang sedang terbaring, ternyata air mata Papa pun juga. Kami saling sadar, betapa selama ini kami mengira bahwa kesalahan hanya ada di diri saya ataupun di diri papa, yang setelah kami ngobrol ini kami sadar betapa bersalah dan berdosanya kami. Saya meminta maaf kepada Papa, dan Papa juga meminta maaf. Saya rasa itulah permintaan Maaf saya yang pertama dan ternyata sekaligus yang terakhir kali juga kepada Papa,
“Papa juga minta maaf karena selama ini tidak jadi Papa yang baik” begitu kata Papa. Tidak sampai disitu, Papa mengatakan “Bagaimanapun, Papa selalu doakan kalian, anak-anak Papa. Papa selalu doakan kalian.” Lalu, seperti biasa Papa mulai menjelaskan arti dari masing-masing nama kami. Menjelaskan harapan yang ditanamkannya kepada masing-masing anak, hal-hal yang dia inginkan ada di diri anak-anaknya.
“Ihsan” artinya baik. tentu Papa ingin Ihsan jadi anak yang baik
”Nur” artinya cahaya, Papa ingin anak-anak Papa jadi Cahaya bagi orang lain, bermanfaat bagi orang lain.
”Azizi” artinya perkasa, Papa ingin anak papa jadi orang yang bisa berdiri di atas kakinya sendiri tanpa banyak bergantung dengan orang lain.
Kata-kata ini sudah dari kecil saya dengar dari Papa, begitu juga dengan Kakak saya dan Adik saya. “Nur” juga bagian dari nama Papa, dan nama “Nur” diturunkan sebagai nama tengah untuk kedua anak lelakinya.
Setelah saya pikir-pikir, saya masih jauh sekali dari apa yang Papa doakan. Tapi saya selalu berusaha menuju untuk mewujudkan apa yang Papa tanamkan dari nama kami.
Satu hal yang paling saya ingat dari nasihat Papa adalah ketika hampir tengah malam, kami ngobrol berdua di beranda rumah. Papa bilang:
”San, anak Ustadz belum tentu jadi Ustadz, dan anak Bandit belum tentu jadi Bandit” Tentu Papa bukan ustadz ataupun bandit, yang Papa mau sampaikan kepada saya bahwa saya bisa menjadi apa saja yang saya mau. Terlepas dari apa Papa saat ini. Hal ini yang selalu ditanamkan kepada kami, kemewahan yang sangat berarti karena entah berapa banyak anak yang ditanamkan oleh orang tuanya harus menjadi “A” harus menjadi “B”. Tapi Papa memberi kemewahan kepada anak-anaknya bahwa anak-anaknya bebas menjadi apa saja.
Saya dan Papa juga tidak terlalu dekat, tapi tidak terlalu jauh juga. kami bicara kalau ada perlunya saja.Walaupun begitu, ketika saya izin ke Mama kalau saya pulang agak larut atau mungkin sudah agak pagi, Papa sering kali menunggu saya pulang, entah sambil baca buku atau sambil main komputer. Ketika saya pulang, Papa cuma membuka pintu lalu kembali lagi ke urusannya tanpa bertanya habis darimana atau pergi dengan siapa (walaupun saya yakin kalau ini sudah ditanyakan ke Mama). Tapi, saya paham bahwa Papa sebenarnya juga sambil menunggu saya pulang.
Papa tak pernah mempermasalahkan dengan siapa saya berteman, Papa sebenarnya mengawasi dengan siapa saya berteman, siapa-siapa saja di lingkungan saya. Tapi, Papa selalu percaya dengan saya, bahwa saya bisa memilih teman-teman saya. mulai dari anak yang sangat taat beragama sampai
bahkan dengan beberapa teman saya yang sekarang sedang dalam jeruji besi. Karena memang sebenarnya saya juga perlu tau bagaimana dunia bekerja, supaya tau bahwa hidup ternyata bukan hal-hal yang putih saja. ada beberapa yang abu-abu dan ada juga yang hitam pekat. Papa memberi saya kepercayaan untuk belajar hal itu.
Papa juga mendidik saya dengan cara yang berbeda dari yang dipakai kebanyakan orang tua. Dari dulu Papa tak pernah menargetkan saya untuk dapat nilai bagus. Papa hanya menyuruh saya untuk belajar dan juga bermain. Papa selalu mendorong saya untuk banyak-banyak bermain. Dulu saya malah setiap hari dijemput Papa dari warnet, bahkan sampai teman-teman saya pada saat itu berumur 20-an tahun. Disaat banyak orang tua takut jika anaknya main warnet, Papa saya malah menyuruh saya main. Mendukung saya untuk main. “Puas-puasin aja di umur segini” Papa bilang. Dan lagi-lagi benar. Di warnet saya banyak belajar, banyak bertemu teman baru, komunitas baru. dan sekarang saya sudah jarang main game. Mungkin karena dari kecil saya sudah main game, sekarang saya sudah tidak begitu tertarik lagi. Dari dulu, Saya dan Papa sering kali punya pandangan yang berbeda. Entah berapa kali kami cek-cok cuma perkara beda pandangan, kadang-kadang Saya dan Papa juga tak saling cakap. Saya rasa ini adalah hal yang seringkali dirasakan oleh sebagian besar anak lelaki, benarkan?. Saat sudah beranjak agak dewasa kita sering merasa bahwa sudah menjalani banyak hal, merasa bahwa lebih tau dari ayahnya padahal Ayah memang sudah banyak mengalami jauh dari apa yang kita hadapi. Dan begitu pula dari sudut pandang Ayah, merasa sudah mengalami banyak hal, dan lebih tau kondisinya. Padahal, zaman yang dihadapi juga berbeda, cara menghadapi suatu masalah juga banyak ragamnya. Tak melulu, anaknya tak harus melulu mengikuti cara yang pernah dipakainya. Bisa saja anaknya punya cara yang lebih bagus dari ayahnya, kan?
Terimakasih, Pa. Sudah selalu percaya Terimakasih, sudah peduli Terimakasih, sudah mendidik Terimakasih, atas pemahaman-pemahaman baiknya Terimakasih, karena selalu berusaha menjadi Papa yang baik Semoga Papa disayang Allah
2 notes
·
View notes
Text
Watch "Najwa, Najelaa, Nasywa, Nahla dan Huruf Nun yang Istimewa | Shihab & Shihab" on YouTube
youtube
Dari dulu selalu mempertanyakan arti nama sendiri,
Nourma
Nuur artinya cahaya
Norma artinya aturan
Masa iya cahaya aturan
Dari dulu mempertanyakan ini sekarang baru sadar artinya dalam ternyata nun itu.
Terima kasih ibuk sudah menyiapkan nama untukku saat aku lahir,
Iya dulu bapak hanya menyiapkan nama anak laki,
Ibuk baru menyiapkan nama saat aku lahir
Sebuah doa agar kelak aku manut dan taat aturan walaupun kenyataanya aku suka bikin aturan sendiri
Doa kelak menjadi cahaya bagi kegelapan disekitar. Semoga doa yang diinginkan orangtua tercapai kelak
0 notes
Text
Father.
Babeh, dia babehku ❤
Nama babehku cuma satu kata tapi mempunyai arti yang sangat indah. Dia pemilih dalam hal makanan, tapi dia lebih cinta makanan kaki lima. Babehku itu cuek, biasa, ga romantis, tapi humoris 😀 Kulitnya gelap, karna sering panas2an kena sinar matahari. Tapi aku yakin itu bukti kerja kerasnya untuk menafkahi anak dan istrinya.
Dia tegas dalam urusan agama. Ketika aku masih kecil, aku tidak bangun untuk solat subuh lampu kamarku dimatikan dan selimutku ditarik sampai aku harus benar-benar bangun untuk solat subuh. Dan ketika aku tidak ingin mengaji, dia memarahiku dan memaksa aku mengaji dengannya. Tapi aku tau caranya itu membuat aku disiplin dan agar aku terus taat untuk beribadah.
Sudah hampir satu tahun ini babehku sakit, dia sakit diabetes. Ketika dia mengetahui dia memiliki penyakit itu, aku melihatnya seperti orang yg linglung. Yang dia lakukan hanya beribadah, tidur, olahraga yg gila-gilaan, makan hanya sekedar untuk mengganjal rasa laparnya. Aku mengerti dia seperti itu, karna kakanya pun dulu seperti itu karna penyakit yang sama dengan yg diderita ya, mungkin dia takut hal serupa kepadanya.
Lalu beberapa hari yang lalu aku mengantarnya checkup bulanan ke rumah sakit. Hasilnya ada buruk dan baiknya. Hasil tes gula darah dia puasa turun dari bulan sebelumnya, nah ketika sesudah puasa naik dari sebelumnya. Walaupun menurut dokter masih dalam batas wajar tapi aku yakin, dalam hatinya dia merasa takut. Dan dia bilang dia dilarang makan makanan gorengan dan makan dengan porsi secukupnya saja. Belakangan ini dia sering beli gorengan tiap pulang olahraga, sampai disembunyikan di lemari dan laci meja agar tidak ketuan oleh kita, tapi pada akhirnya ketuan juga dan kita selalu menyarankannya untuk membuangnya atau memilih salah satu dari gorengan tersebut.
Kemarin, babeh bilang "ternyata yang sakit gula itu ga boleh banya pikiran" lalu ibuku menjawab "memang apa sih yang dipikirin?" dia hanya diam. Dan aku mikirnya, kalo dia memikirnya soal kerjaan dan untuk makan anak dan istrinya itu masih wajar dan bisa dibawa santai. Lalu aku celetuk berkata "mikirin dosa kali, kita semua kan dosa ditanggung babeh". Dalam pembicaraan itu aku hanya bercanda dan ibu ku menimpali dengan "jangan mikirin mamah" dan aku bilang dia kebaperan nanti hahaha. Tapi sungguh itu hanya candaan saja.
Lalu, tadi sore ketika aku baru pulang ibuku bilang :
👩 : Teh, tadi mamah nannya apa yang dipikirin babeh
👧 : apa emang?
👩 : katanya inget dosa, yaa mamah bilang semua orang juga punya dosa..
Aku potong pembicaraan ibuku
👧 : mungkin marna kemaren aku bilang itu kali...
Tetiba babeh keluar dari kamar mandi dan kami pun tidak meneruskan lagi pembicaraan itu.
Lalu aku jadi berfikir dosa-dosaku terdahulu yang mungkin saja apa yang aku perbuat adalah pertanggung jawaban untuknya kelak 'disana'. Dan yang langsung terfikir olehku adalah ketika aku pacaran dengan mantanku yg terakhir.
Dulu dengan pacarku yang terakhir itu. Ehh mantan. Pertama kali aku ajak dia kerumah karna dia memberi surprise sendiri kerumah, dan waktunya bertepatan dengan kepulangan orang tua ku. Kita mengobrol di teras, karna aku gamau jika harus hanya berduaan dirumah. Tidak lama, ayahku pulang. Ketika melihat dia wajahnya biasa saja, dan kami disuruh masuk kedalam. Lalu beberapa menit kemudian ibu ku pulang dan melihatnya diruang tamu, dan langsung menyapanya. Dan akhirnya mereka ngobrol dan memberi tau batasan-batasan untuk kita berpacaran. Lalu ketia dia pulang, ibuku bilang bahwa babeh marah lihat aku membawa laki-laki kerumah yang tidak dikenal dan untuk apa pcaran katanya, tapi setelah diberi pengertian oleh ibuku, babeh mengerti juga. Dan beberapa kali kita main bersama satu keluarga dan dia juga ikut, dan aku merasa dia sudah bisa mengambil hati babeh. Lalu, karna satu dan lain hal aku memutuskannya. Salah satunya aku ingin hijrah, walaupun saat itu aku ragu akankah aku istiqomah apa tidak dengan prinsip ku yang baru itu.
Kita pacaran 2 tahun lebih. Sejujurnya pacarannya ga macem-macem banget, yaa kalo untuk 'anak gaul jaman now' masih wajar. Tapi ketika aku mengingatnya, aku merasa bodoh, kesal, marah, malu karena mengapa dulu aku pacaran. Aku tidak menyalahkan orangnya, tapi aku merasa aku salah.
Dan aku tau jika seorang perempuan dan laki-laki berdekat-dekatan dan bukan muhrimnya itu dosa dan sama aja dengan zina. Dari situ aku merasa aku tidak baik. Dan aku takut babeh yang akan menanggung dosa-dosaku itu. Seketika aku menangis dan menyesal ketika babeh inget dosa.
Aku tau dulu babeh muda seperti apa sampai pada akhirnya sekarang seperti apa. Menurutku masa lalu biarlah menjadi cerminan, dan kita lihat masa depan dan terus istiqomah terus dijalan-Nya.
Beh, maafin aku dulu yang sering membangkang, sering ga nurut, dan dosa-dosa aku yang menjadi tanggung jawabmu nanti 'disana'. Aku hanya bisa berdoa kepada-Nya agar engkau diampuni dan dijauhkan dari siksa api neraka. Beh, bimbing selalu istri dan anak-anakmu ke jalan-Nya. Aku sedang berusaha menjadi lebih baik, walau pun terkadang sulit dan banyak cobaannya.
Aku ingin jadi yang lebih baik beh. Aku gamau babeh sama mamah masuk neraka karna harus mempertanggung jawabkan dosa-dosa aku. Aku gamau di dunia aku menyusahkan kalian dari lahir sampai sekarang dan nanti di akhirat aku menyusahkan kalian juga.
Doakan aku juga agar pendidikanku segera selesai agar aku bisa membantu kalian dan kalian waktunya istirahat dan menikmati hidup kalian. Aku tidak ingin menyusahkan kalian lagi. Doakan pula untuk aku dapat memantaskan diri, ketika Allah mengirim 'fulan' kepadaku dan dia memintaku kepadamu beh. Agar aku bisa mendapatkan imam yang dapat membimbingku ke jannahnya. Dia yang engkau percaya menggantikanmu beh.
Mah, beh. Yang kuat dan sehat yaa. Jangan dulu tinggalin aku. Aku belum siap, walaupun aku tak tau kapan dan siapa yang akan dipanggil ke 'sana' terlebih dahulu. Lihat dulu aku sukses, bisa bahagiain kalian. Babeh harus waliin aku, ketika aku menikah nanti. Mamah dan babeh harus bisa lihat aku punya anak dan mengurusnya, dan meminta nasihat.
Maafkan ulva yang belum bisa menjadi anak yang solehah yang diharapkan kalian. Maafkan ulva yang hanya bisa menyusahkan kalian. Maafkan ulva banyak salah dari ucapan, tingkah laku yang tidak aku sadari. Maafkan kesalahanku yang dulu.
Mah, beh doakan aku istiqomah dalam hijrahku ini. Doakan aku agar bisa membawa kalian kesurga-Nya nanti.
3 notes
·
View notes
Text
Sederhanalah Adik-adikku
Dua puluh tiga tahun yang lalu kurang lebih anak laki-laki ini di lahirkan di kota hujan, tepatnya 13 Agustus 1994. Anak kedua dari 3 bersaudara lahir di tengah keluarga yang sederhana namun sarat akan nuansa keisalaman di dalamnya. Sifatnya yang pemalu sampai akhirnya ia bisa keluar dari zona nyamannya ketika ia tergabung dalam Organisasi Intra Sekolah dan Paskibra di SMP yang menjabat sebagai ketua dikedua Ekskul itu. Tak henti sampai disitu, di SMA pula ia diamanahi menjadi ketua Rohis di tahun kedua ia berada di sekolah. Bertambahpula pengalaman yang membuat ia keluar dari zona nyamannya sebagai laki-laki yang pemalu.
Syaeful Bahri, begitulah nama yang diberikan kedua orang tuanya yang berharap ia bisa setegar dan setajam pedang di lautan. Tegar dalam menghadapi ombak dunia ini dan tajam dalam menegakkan kebenaran.
Kembali lagi lagi tentang keluarganya, bahwa tidak semua insan di dunia ini mendapati dirinya langsung berada dalam bimbingan orang tua yang mengerti dan paham betapa pentingnya menjadi seorang muslim yang taat, menjalankan semua kewajiban-Nya dan menjauhi apa yang di larang-Nya. Maka tak henti-hentinya laki-laki ini bersyukur kepada Allah swt telah berada dalam lingkungan yang mengokohkan pondasi dalam menjalani kehidupan.
Selain pembelajaran betapa pentingnya kita mempelajari nilai-nilai ajaran agama islam, laki-laki ini pula di ajarkan tentang sebuah kesederhanaan.
Ya kesederhanaan. Salah satu prinsip itulah yang mungkin ingin ditanamkan oleh kedua orang tua laki-laki ini kepada anak²nya. Sederhana dalam berkata, tapi penuh makna. Sederhana dalam bersikap, tapi penuh dengan keteladanan. Sampai pada sederhana dalam berpenampilan, tapi juga menjaga adab berpenampilan, dan berbagai macam metamorfosa dalam kesederhanaan.
Sampai kemudian ia bertemu dengan adik-adik yang punya mimpi yang mulia, mimpi yang mungkin bagi sebagian orang mustahil untuk di realisasikan.
Mereka tak lain adalah mahasiswa-mahasiswi beastudi etos. Orang-orang yang terpilih, yang Allah swt sendiri yang memilih mereka untuk belajar dan mempersiapkan diri menjadi salah satu orang yang akan membawa perubahan untuk bangsa dan agama ini.
Di tengah kesederhanaan yang mungkin lebih sederhana daripada yang pernah laki-laki ini rasakan sebelumnya. Sehingga bertambahpula lagi laki-laki ini belajar tentang makna kesederhanaan yang jauh amat lebih dalam. Beragam pula karakter dan sifat adik-adik yang luar biasa ini, hingga seni untuk membina, seni untuk mengelola dan seni untuk management hati perlu di asah kembali.
Lelah ? Tentu lelah, tapi lelah itu tak akan terasa ketika melihat semangat mereka, melihat azzam mereka, dalam perjalanannya merealisasikan cita-citanya sudah cukup mengobati lelah ini, begitu kata laki-laki ini. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain, apalagi dengan janji Allah swt bahwa surga adalah tebusan bagi orang² yang mau mewakafkan dirinya di jalan-Nya.
Harapan laki-laki ini cukup sederhana pula, ia berkata : “Tetaplah sederhana dik, karena dengan kesederhanaan itu kamu tak akan dibutakan oleh dunia yang fana ini. Tetaplah sederhana dik, karena dengan kesederhanaanmu orang² akan lebih dekat denganmu. Tetaplah sederhana dik, karena dengan itu pula, in sya Allah kita akan dijauhkan dari sifat kesombongan yang Allah sendiri membenci sifat ini. Tetaplah sederhana dik, karena di dalam kesederhanaamu itu, kamu akan banyak menemukan makna lain di dalamnya”
Maka laki-laki ini ingin prinsip kesederhanaan itu ia dan adik-adik yang ia temui itu pegang dari sekarang hingga nanti kita bercerita tentang makna apa saja yang kita temukan dari arti sederhana. Dimana ? Di surga-Nya
“Ya Alloh, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati kami ini telah berkumpul karena cinta kepada-Mu, bertemu karena taat kepada-Mu, bersatu karena dakwah-Mu, dan saling mengikat janji untuk membela syariat-Mu.Karena itu, kuatkanlah ikatan kesatuannya, kekalkanlah kecintaanya, tunjukilah jalannya, penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup.Lapangkanlah dadanya dengan pancaran iman kepada-Mu dan tawakal yang baik kepada-Mu.Hidupkanlah ia dengan mengenal-Mu dan matikanlah dengan meraih syahadah di jalan-Mu.Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya Alloh, kabulkanlah permohonan kami ini.Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami, Muhammad SAW, juga segenap keluarga dan sahabatnya.”
0 notes
Text
Nama Bayi Laki Laki Dengan Makna / Arti Taat
Nama Bayi Laki Laki Dengan Makna / Arti Taat
Nama Bayi Laki Laki Dengan Makna / Arti Taat – Disini terdapat kumpulan arti nama bayi laki laki Taat dari berbagai macam asal bahasa yang bisa anda jadikan sebagai sumber inspirasi dalam pemberian nama untuk si calon buah hati yang sedang Anda nantikan kelahirannya. Arti nama ini khusus kami dibuat untuk calon bayi yang berjenis kelamin laki laki.
Makna atau arti Taat bersinonim dengan nama bayi…
View On WordPress
#Arti Nama#Arti Nama Anak Laki Laki Taat#Daftar Nama Bayi Laki Laki Yang Artinya Taat#Makna Nama#nama bayi#nama bayi Laki Laki#Nama Bayi Laki Laki Dengan Makna / Arti Taat#nama bayi laki laki modern#Nama Bayi Laki Laki Unik#Nama Bayi Laki Laki Yang Artinya Taat#nama bayi modern
0 notes
Text
Kunci Surga Muslimah Surga adalah idaman dan harapan setiap orang beriman, ia adalah akhir perjalanan bagi semua orang yang taat dan patuh kepada Allah Subhanahu waTa’ala dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Untuk menggapai surga, maka pentingnya seseorang untuk mengetahui kunci yang dengannya dia dapat membuka pintu surga dan masuk ke dalamnya. Dalam hal ini, Rasulullah shallallaahu ‘alaih wasallam pernah menyebutkan kunci surga yang khusus disediakan untuk para wanita yang kebanyakan kelak menjadi penghuni neraka sebagaimana yang pernah dinyatakan oleh beliau juga. Dengan meraih kunci ini, niscaya dia tidak termasuk ke dalam golongan para wanita penghuni neraka. Rasulullah shallallaahu ‘alaih wasallam telah merangkum kunci surga muslimah dalam empat perkara, dari Abdurrahman bin Auf berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaih wasallam bersabda, “Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan menaati suaminya, niscaya dia masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan.” (HR. Ahmad nomor 1661, hadits hasan lighairihi). Satu hal yang terpetik dari sabda Nabi shallallaahu ‘alaih wasallam di atas adalah bahwa beliau hanya menyebutkan perkara-perkara yang masuk ke dalam jangkauan seorang muslimah, di mana seorang muslimah mampu melaksanakannya tanpa bergantung kepada orang lain atau bergantung kepada suaminya, di sini Rasulullah shallallaahu ‘alaih wasallam tidak menyinggung, misalnya, haji, karena pelaksanaan ibadah ini oleh seorang muslimah bergantung kepada suatu perkara yang mungkin tidak dimilikinya, seperti tersedianya bekal haji atau tersedianya mahram, di sini Rasulullah shallallaahu ‘alaih wasallam juga tidak menyinggung zakat, karena perkaranya kembali kepada kepemilikan harta dan pada umumnya ia berada di tangan kaum laki-laki, karena harta adalah hasil bekerja dan yang bekerja pada dasarnya adalah kaum laki-laki. Kunci pertama, menjaga shalat lima waktu Shalat adalah ibadah teragung, hadir setelah ikrar dua kalimat syahadat, satu-satunya ibadah yang tidak menerima alasan ‘tidak mampu’, wajib dikerjakan dalam keadaan apa pun selama hayat masih dikandung badan dan akal masih bekerja dengan baik, pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan, tidak heran jika suatu ibadah dengan kedudukan seperti ini merupakan salah satu kunci surga. Jika menjaga shalat adalah kunci surga, maka sebaliknya menyia-nyiakannya adalah gerbang neraka, ketika para pendosa dicampakkan ke dalam neraka, mereka ditanya, apa yang membuat kalian tersungkur ke dalam neraka? Mereka menyebutkan rentetan dosa-dosa yang diawali dengan meninggalkan shalat. Allah Subhanahu waTa’ala berfirman, artinya, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS.al-Muddatstsir: 42-43). Perkara menyia-nyiakan shalat tidak jarang terjadi pada kaum muslimin secara umum dan kaum muslimat secara khusus, banyak alasan dan hal yang membuat mereka terjerumus ke dalam perbuatan tidak terpuji ini, di antara mereka ada yang menyia-nyiakan shalat karena malas dan meremehkan, di antara mereka ada yang terlalaikan oleh kesibukan hidup, sibuk bekerja, sibuk memasak, sibuk mengurusi rumah tangga, sibuk mengurusi anak-anak dan suami, sibuk dengan kegiatan-kegiatan lainnya sehingga ibadah shalat terbengkalai, padahal ibadah shalat tidak menerima alasan apa pun yang membuatnya tersia-siakan, dan Allah Subhanahu waTa’ala telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak terlalaikan oleh dunia dari mengingatNya, termasuk mengingatNya melalui ibadah shalat. Firman Allah Subhanahu waTa’ala, artinya, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. al-Munafiqun: 9). Menjaga shalat lima waktu mencakup menjaga waktunya dalam arti melaksanakannya tepat waktu, tidak menundanya dan mengulur-ulur waktunya sampai waktunya hampir habis, atau bahkan membiarkannya habis, ini adalah shalat orang-orang munafik, dan seorang muslimah tidak patut bermental munafik dalam ibadah shalat. Menjaga shalat mencakup menjaga syarat-syarat dan rukun-rukunnya di mana shalat tidak sah tanpanya, menjaga wajib-wajib dan sunnah-sunnahnya yang merupakan penyempurna bagi ibadah shalat, semua ini menuntut seorang muslimah untuk belajar dan membekali diri dengan ilmu yang shahih tentang shalat. Tanpa ilmu yang shahih tidak akan terwujud menjaga shalat. Kunci kedua, berpuasa di bulannya Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu kunci surga, lebih dari itu di surga tersedia sebuah pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa yang dikenal dengan ‘ar-Rayyan’, pintu masuk para shaimin secara khusus, jika mereka telah masuk, maka ia akan ditutup. Di samping berpuasa sebagai kunci surga, ia juga merupakan tameng dan pelindung dari neraka, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menyatakan, ash-shaumu junnah, puasa adalah tameng atau pelindung, yakni dari api neraka. Karena puasa merupakan salah satu kunci surga sekaligus pelindung dari neraka maka seorang muslimah harus menjaganya, dalam arti melaksanakannya dengan baik, memperhatikan syarat, rukun dan pembatalnya, karena tanpanya dia tidak mungkin berpuasa dengan baik. Seorang muslimah juga harus memperhatikan perkara qadha puasa Ramadhan di hari-hari lain jika dia mendapatkan halangan pada bulan Ramadhan sehingga tidak mungkin berpuasa secara penuh, jangan sampai Ramadhan berikut hadir sementara dia belum melunasi hutang puasanya, perkara mengqadha puasa di hari lain ini sering terlupakan atau terabaikan, karena kesibukan hidup, padahal ia adalah hutang yang jika tidak dilaksanakan maka seorang muslimah tidak bisa dikatakan telah berpuasa di bulannya, selanjutnya dia gagal meraih kunci kedua dari kunci-kunci masuk surga, dari sini bersikap hati-hati dengan menyegerakan qadha adalah sikap bijak, karena penundaan terkadang malah merepotkan dan menyulitkan. Kunci ketiga, menjaga kehormatan. Surga hanya bisa diraih dengan keshalihan, hanya wanita shalihah yang akan masuk surga, shalihnya seorang wanita dibuktikan dengan beberapa sifat dan akhlak, salah satunya dan yang terpenting adalah menjaga kehormatan diri. Allah Subhanahu waTa’ala berfirman, artinya, “Wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. an-Nisa`: 34). Ayat ini menetapkan bahwa memelihara diri meruapakan wujud dari ketaatan seorang wanita shalihah kepada Allah kemudian kepada suaminya. Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik wanita adalah wanita yang jika kamu melihat kepadanya, maka kamu berbahagia, jika kamu memerintahkannya maka dia menaatimu, jika kamu bersumpah atasnya maka dia memenuhinya dan jika kamu meninggalkannya, maka dia menjagamu pada diri dan hartamu.” (HR. an-Nasa`i) Menjaga kehormatan berarti membentengi diri dari perkara-perkara yang mencoreng dan merusak kehormatan, yang menodai dan menggugurkan kemuliaan, dengan tetap bersikap dan bertingkah laku dalam koridor tatanan syariat yang suci lagi luhur. Menjaga kehormatan di zaman di mana ajakan dan propaganda kepada kerusakan dan perbuatan keji semakin meningkat dan menguat, seruan dan arus serangan yang ditujukan kepada wanita-wanita muslimah dengan agenda dan maksud terselubung semakin gencar, menjaga kehormatan di zaman seperti ini terasa demikian sulit dan berat, para penyeru dan para jurkam kerusakan membidik wanita muslimah sebagai sasaran, mereka memakai dan menggunakan cara-cara yang melenakan dan menggiurkan dengan nama kemajuan, modernisasi, pemberdayaan, pengentasan, pembebasan dan kedok-kedok palsu lainnya, zhahiruhu fihi ar-Rahmah, wa bathinuhu ya`ti min qibalihi al-adzab, racun di balik kelembutan ular berbisa. Dari sini maka seorang wanita muslimah harus jeli dan cermat sehingga dia tidak termakan oleh rayuan gombal para serigala yang berbulu domba, hendaknya seorang muslimah tetap berpegang kepada aturan-aturan dan rambu-rambu Islam yang luhur lagi suci karena di sanalah terkandung kebersihan dan kesucian diri, hendaknya seorang muslimah menimbang dan mengukur setiap seruan dan ajakan dengan timbangan dan ukuran syar’i yang baku dan menyeluruh, hal ini agar dia selamat dan tidak terjerumus ke dalam perkara-perkara yang merusak kemuliaan dan kehormatannya. Kunci keempat, menaati suami. Menaati suami merupakan lahan dan medan besar dan luas bagi seorang muslimah, ia merupakan ladang ibadah bagi seorang muslimah yang sesungguhnya setelah penghambaannya kepada Rabbnya.
0 notes
Text
Sederhanalah Adik-adikku
Dua puluh tiga tahun yang lalu kurang lebih anak laki-laki ini di lahirkan di kota hujan, tepatnya 13 Agustus 1994. Anak kedua dari 3 bersaudara lahir di tengah keluarga yang sederhana namun sarat akan nuansa keisalaman di dalamnya. Sifatnya yang pemalu sampai akhirnya ia bisa keluar dari zona nyamannya ketika ia tergabung dalam Organisasi Intra Sekolah dan Paskibra di SMP yang menjabat sebagai ketua dikedua Ekskul itu. Tak henti sampai disitu, di SMA pula ia diamanahi menjadi ketua Rohis di tahun kedua ia berada di sekolah. Bertambahpula pengalaman yang membuat ia keluar dari zona nyamannya sebagai laki-laki yang pemalu.
Syaeful Bahri, begitulah nama yang diberikan kedua orang tuanya yang berharap ia bisa setegar dan setajam pedang di lautan. Tegar dalam menghadapi ombak dunia ini dan tajam dalam menegakkan kebenaran.
Kembali lagi lagi tentang keluarganya, bahwa tidak semua insan di dunia ini mendapati dirinya langsung berada dalam bimbingan orang tua yang mengerti dan paham betapa pentingnya menjadi seorang muslim yang taat, menjalankan semua kewajiban-Nya dan menjauhi apa yang di larang-Nya. Maka tak henti-hentinya laki-laki ini bersyukur kepada Allah swt telah berada dalam lingkungan yang mengokohkan pondasi dalam menjalani kehidupan.
Selain pembelajaran betapa pentingnya kita mempelajari nilai-nilai ajaran agama islam, laki-laki ini pula di ajarkan tentang sebuah kesederhanaan.
Ya kesederhanaan. Salah satu prinsip itulah yang mungkin ingin ditanamkan oleh kedua orang tua laki-laki ini kepada anak²nya. Sederhana dalam berkata, tapi penuh makna. Sederhana dalam bersikap, tapi penuh dengan keteladanan. Sampai pada sederhana dalam berpenampilan, tapi juga menjaga adab berpenampilan, dan berbagai macam metamorfosa dalam kesederhanaan.
Sampai kemudian ia bertemu dengan adik-adik yang punya mimpi yang mulia, mimpi yang mungkin bagi sebagian orang mustahil untuk di realisasikan.
Mereka tak lain adalah mahasiswa-mahasiswi beastudi etos. Orang-orang yang terpilih, yang Allah swt sendiri yang memilih mereka untuk belajar dan mempersiapkan diri menjadi salah satu orang yang akan membawa perubahan untuk bangsa dan agama ini.
Di tengah kesederhanaan yang mungkin lebih sederhana daripada yang pernah laki-laki ini rasakan sebelumnya. Sehingga bertambahpula lagi laki-laki ini belajar tentang makna kesederhanaan yang jauh amat lebih dalam. Beragam pula karakter dan sifat adik-adik yang luar biasa ini, hingga seni untuk membina, seni untuk mengelola dan seni untuk management hati perlu di asah kembali.
Lelah ? Tentu lelah, tapi lelah itu tak akan terasa ketika melihat semangat mereka, melihat azzam mereka, dalam perjalanannya merealisasikan cita-citanya sudah cukup mengobati lelah ini, begitu kata laki-laki ini. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain, apalagi dengan janji Allah swt bahwa surga adalah tebusan bagi orang² yang mau mewakafkan dirinya di jalan-Nya.
Harapan laki-laki ini cukup sederhana pula, ia berkata : "Tetaplah sederhana dik, karena dengan kesederhanaan itu kamu tak akan dibutakan oleh dunia yang fana ini. Tetaplah sederhana dik, karena dengan kesederhanaanmu orang² akan lebih dekat denganmu. Tetaplah sederhana dik, karena dengan itu pula, in sya Allah kita akan dijauhkan dari sifat kesombongan yang Allah sendiri membenci sifat ini. Tetaplah sederhana dik, karena di dalam kesederhanaamu itu, kamu akan banyak menemukan makna lain di dalamnya"
Maka laki-laki ini ingin prinsip kesederhanaan itu ia dan adik-adik yang ia temui itu pegang dari sekarang hingga nanti kita bercerita tentang makna apa saja yang kita temukan dari arti sederhana. Dimana ? Di surga-Nya
“Ya Alloh, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati kami ini telah berkumpul karena cinta kepada-Mu, bertemu karena taat kepada-Mu, bersatu karena dakwah-Mu, dan saling mengikat janji untuk membela syariat-Mu.Karena itu, kuatkanlah ikatan kesatuannya, kekalkanlah kecintaanya, tunjukilah jalannya, penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup.Lapangkanlah dadanya dengan pancaran iman kepada-Mu dan tawakal yang baik kepada-Mu.Hidupkanlah ia dengan mengenal-Mu dan matikanlah dengan meraih syahadah di jalan-Mu.Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya Alloh, kabulkanlah permohonan kami ini.Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami, Muhammad SAW, juga segenap keluarga dan sahabatnya.”
0 notes