#Mohamad Zen
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sekda Kabupaten Tasik Berharap Uang 5 Miliar Kembali Lagi ke BPR CIJ
Sekda Kabupaten Tasik Berharap Uang 5 Miliar Kembali Lagi ke BPR CIJ
KAPOL.ID — Persoalan yang membelit BPR Cipatujah Jabar Perseroda (CIJ) belum terungkap. Tepatnya terkait dugaan tindak pidana korupsi oleh tiga perusahaan: CV Parpekta Jaya, CV Malabar dan CV Tridisaindo. Modusnya, ketiga perusahaan tersebut mengagunkan Surat Perintah Kerja (SPK) fiktif untuk sebuah kredit. Sayangnya, kepastian SPK tersebut fiktif diketahui saat BPR CIJ telah menggelontorkan dana…
View On WordPress
0 notes
Text
Zen Fridays - Wisdom Gem 2
Zen Fridays – Wisdom Gem 2
Photo by Zukiman Mohamad on Pexels.com (This is a re-post. Will be continuing the “Wisdom Gem series” for every Friday. This was part of series of “wisdom” handouts that was created in the past for my retail customers and my students.) “Flow with whatever may happen, and let your mind be free:Stay centered by accepting whatever you are doing.This is the ultimate”.~ Zhuangzi Reflection by…
View On WordPress
#everydayinspiration#Self-Care#Self-Improvement#Self-Knowledge#Simple Living#Simplicity#Wisdom#Wise Living#Zen#Zen Lifestyle#Zen Living
1 note
·
View note
Photo
BestSeller Des 2021: 1. Dea Anugrah, Kenapa Kita Tidak Berdansa? Kumpulan Esai, Yogyakarta, Shira Media, Nov 2021, vi+134 hlm, 50.000 2. M Aan Mansyur, Tokoh-Tokoh yang Melawan Kita dalam Satu Cerita, Kumpulan Puisi, Yogyakarta, Penerbit JBS, Mei 2021, 130 hlm, 65.000 3. Goenawan Mohamad, Albert Camus: Tubuh dan Sejarah, Yogyakarta, Circa, Nov 2021, 159 hlm, 65.000 4. Goenawan Mohamad, Rupa, Kata, Obyek, dan yang Grotesk, Esai-Esai Seni Rupa dan Filsafat Seni (1961-2021), Jakarta, Gang Kabel, 2021, xix+638 hlm, 165.000 5. Faruk H. T. Alibi Patriarki, Kumpulan Esai Sastra, Banjarmasin, Tahura Media, Jan 2022, xxiv+246 hlm, 90.000 6. Putu Wijaya, Pabrik, Novel, Yogyakarta, Basabasi, Okt 2020, 148 hlm, 50.000 7. Abinaya Ghina Jamela, Kucing, Lelaki Tua, dan Penulis yang Keliru, Esai, Yogyakarta, Penerbit Gorga, Okt 2021, 162 hlm, 65.000 8. Mark Twain, Katak Terkenal dari Calaveras, Sepilihan Cerita Pendek, Yogyakarta, Kakatua, Agustus 2018, xiv+174 hlm, 67.000 9. M.H. Szèkely-Lulofs, Kuli, Novel, Purwokerto, Penerbit Umbara, Sept 2021, 228 hlm, 75.000 10. Zen Hae, Sembilan Lima Empat, Kritik Sastra dan Teater, Yogyakarta, Penerbit JBS, Juli 2021, 298 hlm, 90.000 #Bestseller #KatalogJBS #Bestsellerbooks #BukuLaris #PenerbitIndie https://www.instagram.com/p/CYYHgtaBRr6/?utm_medium=tumblr
0 notes
Text
Delapan Cowok Paling Berpengaruh Versi Mojok 2015
Sungguh tidak mudah menerima amanah dari Mojok untuk memilih daftar tokoh muda, cowok lagi, yang paling berpengaruh tahun 2015. Hal pertama yang segera saya tentukan adalah dalam ranah apa. Akhirnya saya ambil keputusan di wilayah literasi, lengkap dengan pendukungnya: dunia digital, media sosial, dan kelembagaan.
Seseorang bisa saja berpengaruh sebagai selebtwit atau selebfacebook tapi jika tidak berkarya, dan tidak mengaktualisasikan dirinya dalam kerja kelembagaan, sudah tentu akan saya coret.
Tapi ternyata hal itu pun tidak mudah. Ada puluhan nama yang masuk ke daftar saya, dan lagi-lagi, kebanyakan dari mereka saya kenal dengan baik atau setidaknya saya kenal. Dengan berat hati, beberapa nama terpaksa saya eliminasi dari daftar, dengan alasan manasuka. Sebagai contoh adalah Iqbal Aji Daryono. Siapa tidak kenal dia? Selebfacebook satu ini adalah ahli menulis dan mempengaruhi orang, terutama tentu saja menggoreng hati para mamah muda. Dia juga sudah mengeluarkan sebuah buku yang cukup berpengaruh. Tapi akhirnya, nama Iqbal saya tendang dari daftar ini dengan alasan dia masih berada di luar negeri sehingga rumah penerbitannya untuk sementara dia tinggalkan, dan blognya untuk sementara tidak diurus.
Tokoh lain yang terpaksa dengan semena-mena saya singkirkan adalah Arman Dhani. Hampir tiap minggu karyanya bisa kita nikmati lewat berbagai media massa. Blognya juga aktif. Dia juga baru saja merilis sebuah buku yang ngedab-edabi. Tapi bagaimana saya bisa memasukkan nama dia jika punya pacar pun dia tak sanggup? Cowok berpengaruh macam apa jika tetap tak bisa mempengaruhi satu pun dedek-dedek gemez agar menjadi kekasih hatinya? Hal yang sama juga harus saya terapkan kepada blogger kondang Agus Mulyadi. Mau sepintar apapun dia, selucu apapun, tapi karena pengaruhnya tak mempan meluluhkan hati seorang perempuan, dengan berat hati saya sisihkan namanya dari daftar ini. Ada juga Cak Rusdi Mathari. Tapi langsung namanya saya geser. Usianya sudah hampir 50 tahun, berarti sudah tidak masuk kategori muda, untuk tidak mengatakan tua.
Lalu siapakah para cowok yang punya pengaruh besar itu?
Zen RS
Di urutan kedelapan, bertengger nama Zen RS. Bagi juniornya di IKIP Yogya yang kemudian bersalin nama menjadi Universitas Negeri Yogya, Zen ini semacam dewa. Seakan tanpa menyebut nama Zen, para juniornya bakal merasa bersalah. Terlebih bagi mereka yang berkecimpung di persma Ekspresi. Dari cowok badung macam Eddward S Kennedy sampai cowok paling lucu macam Rusli Hariyanto, semuanya menganggap Zen adalah panutan. Mungkin mirip Goenawan Mohamad bagi Komunitas Salihara.
Zen memang penulis ulung. Dengan pengetahuan ensiklopedisnya, dia menulis apa saja, dari soal pers, sejarah sampai sepakbola. Blognya juga cukup terawat. Sekarang ini, nama Zen tak bisa dipisahkan dari PanditFootBall, sebuah situsweb sepakbola yang paling berpengaruh di Indonesia. Tanpa Zen, saya tidak tahu, apakah Ekspresi punya tokoh junjungan atau tidak.
Muhidin M Dahlan
Kalau bertemu dengan tokoh satu ini, seakan kita bertemu dengan seorang pendekar sakti yang menyaru menjadi petani tua. Kerja mendokumentasikan berita atau apapun yang ada di media massa adalah hobinya. Kliping dan pengarsipan, jarang digeluti anak muda Indonesia, tapi Muhidin bersetia dengan kerja seperti itu. Kerja rutin yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Muhidin mendirikan Iboekoe dan Warung Arsip. Atas sikap keras kepalanya itu, dia memang layak diganjar banyak medali.
Sampai sekarang saya tak habis mengerti kenapa Menteri Pendidikan kita tak segera menjadikannya sebagai staf ahli. Saya kira dunia pendidikan kita membutuhkan pemikiran anak muda seperti Muhidin. Dan satu lagi, ketika banyak orang sudah malu mengaku sebagai mantan aktivis HMI, Muhidin tetap mau mengakuinya. Sekalipun mungkin dengan berat hati.
Pepeng Escoret
Awalnya, Pepeng dikenal sebagai blogger, lebih tepatnya ‘travel blogger’. Tapi perjumpaannya dengan kopi, menggeser sedikit petualangannya. Dia kemudian mendirikan Klinik Kopi, sebuah kedai kopi dengan sentuhan personal. Orang yang mau memesan kopi harus berhadapan langsung dengan dia. Ngobrol perihal kopi, dan cowok yang lama menggeluti bidang futnitur itu akan menjelaskan seluk-beluk kopi, dari mulai jenisnya sampai citarasanya.
Pepeng rajin jalan-jalan untuk mencari kopi. Dia mengajak kerjasama secara langsung dengan para petani kopi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk mengajari mereka bagaimana cara memanen kopi yang tepat. Blog Pepeng pun masih dikelola dengan baik. Pepeng bakal makin sohor karena dia akan nongol di film AADC 2. Informasi terakhir itulah yang paling penting.
Alfa Gumilang
Hampir sama dengan Pepeng, Alfa adalah salah satu anak muda yang menggeluti dunia pertembakauan terutama dalam bidang konsumen rokok kretek. Jabatan resminya: Sekretaris Jendral Komunitas Kretek. Dia bersama beberapa temannya mengelola situsweb yang berisi segala hal tentang kretek Indonesia. Alfa juga melakukan sejumlah penelitian penting mengenai kretek, menjadi narasumber yang mumpuni dalam bidang tersebut.
Selain aktif di Komunitas Kretek, Alfa juga mendirikan situsweb Kabar Buruh. Situsweb ini dikelola dengan militan, dan menjadi alternatif bagi kaum buruh ketika aksi-aksi mereka tidak diliput oleh media massa arustama. Kabar Buruh yang semula hanya dikelola oleh beberapa aktivis, kini sudah melibatkan banyak sekali buruh sebagai jurnalis di situsweb tersebut.
Farchan Noor Rachman
Cowok lulusan STAN ini dikenal sebagai travel blogger tenar di Indonesia. Kerjanya jalan-jalan, memotret, dan menulis. Blognya menjadi salah satu rujukan bagi para pencinta aktivitas berpergian. Berbeda dengan rata-rata para penulis perjalanan lain, tulisan Farchan kadang berisi hal-hal yang sepele. Tapi justru di situ letak karakter tulisan Farchan. Belanja kebutuhan rumah tangga pun, di tangan Farchan, bisa menjadi tulisan yang informatif dan menarik. Jalan-jalan tak harus selalu jauh. Jalan-jalan adalah sikap batin. Di kota sendiri, jika disikapi sebagai sebuah perjalanan, bisa menjadi tulisan yang apik dan penuh kejutan. Sudut pandang yang seperti itulah yang membuat cowok kelahiran Magelang ini layak menduduki rangking empat di daftar ini.
Rahung Nasution
Sampailah kita di rangking tiga. Rangking ini diduduki oleh Rahung Nasution. Ya, Rahung yang akun instagramnya selalu bisa meneteskan air liur siapa saja, dari nona-nona lincah sampai tuan-tuan yang sudah bangkotan. Berbeda dengan para juru masak sekolahan, Rahung belajar memasak dari jalanan dan dari ingatan atas dapur emaknya di kampung.
Dia berjalan ke seluruh penjuru Nusantara, datang ke pasar-pasar tradisional, belajar sambil berbelanja. Dia juga masuk ke dapur yang dikuasai para emak. Belajar dari mereka, lalu menyajikannya di meja makan dengan sentuhan yang artistik ditambah dengan kisah masakan tersebut dalam konteks kebudayaan. Dengan begitu, masakan bukan melulu badogan belaka, tapi ada kisah yang merentang dari mulai sejarah sampai kondisi alam dan kondisi sosial.
Gaya memasaknya pun tak mengikuti kaidah sebagaimana yang sering kita lihat di acara-acara teve. Dia lebih spontan, apa adanya, mengiris bumbu tak perlu rapi amat, menggeprak empon-empon dengan ekspresif, lalu jadilah pertunjukan memasak yang menarik sebagaimana kita melihat para emak memasak di dapur.
Saya berharap sebentar lagi Presiden Jokowi memanggilnya, setidaknya Teten Masduki, dan mempercayakan Rahung sebagai juru masak di dapur istana negara.
M. Aan Mansyur
Sastrawan yang sampai sekarang masih mukim di Makassar ini, menyedot perhatian publik sekira lima tahun lalu. Akun twitternya diikuti lebih dari 100 ribu followers, dan sangat interaktif. Mungkin hanya Aan, sedikit dari penyair kita yang bahkan untuk membeli karya-karyanya pun harus inden.
Selain menulis puisi, dia juga menulis cerita pendek dan novel. Ini yang disebut sebagai sastrawan komplet. Dan di Makassar, bersama beberapa rekannya, Aan mendirikan komunitas kreatif Kata Kerja.
Ya, persis. Jika Anda mulai melihat cuplikan AADC 2, puisi yang dibaca Rangga adalah puisi Aan. Bayangkan, Aan menggantikan posisi Chairil Anwar yang ada di AADC 1.
Ronny Agustinus
Dia merupakan salah satu penerjemah terbaik di Indonesia. Ronny bahkan menerjemahkan apa saja yang dirasa penting tanpa tahu apakah kelak akan diterbitkan atau tidak. Itu yang disebut bekerja dengan gairah dan greget. Hampir semua karya terjemahannya merupakan karya-karya yang penting dibaca oleh publik Indonesia. Karya terjemahannya merentang dari mulai sastra sampai politik.
Selain dikenal sebagai penerjemah, dia juga mendirikan rumah penerbitan Marjin Kiri, yang juga dikenal selalu memproduksi karya-karya bermutu. Kontribusi Ronny yang secara konsisten dilakukan sejak lebih dari 10 tahun itulah yang membuatnya layak menduduki rangking pertama klasemen daftar cowok paling berpengaruh versi Mojok 2015.
0 notes
Photo
Zen Assignment by Mohamad Zakiratebbal
An assignment that is purely experimental. It relies on creating images spontaneously and attempts to touch one’s inner self.
0 notes
Text
American Jews: Ahed Tamimi Is Your Issue, Too Do you only feel injustice at the Western Wall, and not at the walls where Palestinians are shot and arrested? If you call yourselves progressives, you can’t just be a spectator to Palestinian suffering
Marilyn Garson Dec 31, 2017 5:00 PM 0comments Zen Subscribe now 353share on facebook Tweet send via email reddit stumbleupon
16 year-old Ahed al-Tamimi during a protest in Ramallah in September 2015. Tamimi is in custody after being arrested at home in Nabi Saleh in the northern West Bank for slapping an IDF soldier Issam Rimawi / Anadolu Agency Opinion And if Ahed Tamimi were your daughter? Opinion This year Netanyahu ditched the Jewish diaspora. The question is: Why? ‘We won’t take part in occupation’: Dozens of teens refuse to enlist in Israeli army in letter to Netanyahu Gaza rocket barrage: Direct hit to building in southern Israeli community
Dear fellow American progressive Jews,
I am sorry to hear that the setbacks of 2017 have disappointed you, not least the attitude of Israel’s prime minister towards you. Well, OK, not so much. Your previous comfort level with current-day Israel was troubling, and I am relieved for anything that loosens its grip.
You may refrain from mentioning Israel in your synagogues because you find it divisive, but you are not thereby excused from responsibility. The unmentioned rifts fester, they do not heal.
Your patient political deliberation would be solely your business if the net effect were neutral. However, the passage of time is not neutral. It embeds the status quo. It normalizes a violence that must not be allowed to feel normal.
How many settlers occupied the West Bank when you first felt queasy, and how many more live there now? How many Gazan babies have been born behind walls – condemned before birth – since you decided that justice within the Green Line should come first?
Keep updated: Sign up to our newsletter Email*Sign up
Since Trump unilaterally handed over a city that does not belong to him, you’ve gone even quieter.
You waved an egalitarian banner so vigorously to demand justice in front of one wall this year, and I am aggrieved and indignant with you on that prayer plaza.
Palestinian mourners carry the body of Ibrahim Abu Thuraya, a double amputee from a 1988 Israeli bombing, who was shot and killed by Israeli troops in clashes on the Israeli:Gaza border. Dec 16, 2017 AP Photo/ Khalil Hamra Then a Gazan double amputee waved a flag before another wall. He was unarmed, far away from well-armed Israeli soldiers. When he was targeted, shot and killed by an IDF sniper, did your sense of justice join him on that field?
He was one of a dozen killed in these protests so far. Ahed Tamimi is in military custody at the age of 16 years, and her 14-year-old cousin, comatose after being shot in the face; they are among an unconscionable number of child victims.
This violence is too debased. You are not immune to other suffering, so how can you be a spectator at the suffering inflicted in your name? How can you not weigh in, with your numbers and your influence and your organizations, to arrest this accumulation of new pain, and bring peace one step closer?
Did you think you are not implicated? When an intersection of protest against the occupation embraced Palestinians and a number of young Jews, did you think they wouldn’t point at the left side of the tent?
This ‘tent’ of the American Jewish liberal conscience and community – it is an echo chamber, whose establishment sounds as scripted as their Palestinian counterparts. Worse for you, as thinking progressives, the gatekeepers of the tent regulate what should be your personal, unflinching, full-frontal encounter with power and powerlessness.
A demonstrator during clashes with Israeli troops at a protest against U.S. President Donald Trump’s recognition of Jerusalem as Israel’s capital, near the West Bank city of Nablus. December 29, 2017REUTERS/Mohamad Torokman It’s past time to disintermediate the old gatekeepers, as a hopeful number of mostly-young Jews and Palestinians are doing. They are walking out. Will you?
Make 2018 your breakout year of primary sources. Here are four that help me.
Listen directly to the Palestinian voices of the new generation. Because you cannot meet them in person, make an extra effort to hear the musicians of Gaza, watch the dancers, visit the virtual art gallery, read their writing of their own stories, hire a freelancer. Let their whole humanity make demands upon yours.
Study the Jewish primary sources. Unshroud our 6000-year-old religion from a 60-year-old policy. Wrestle with the grammar and the poetry of Biblical Hebrew to read the assignment of the Prophets.
Yonah Lieberman, founder of the IfNotNow organization, being dragged away by a police officer from a recent anti-occupation protest in JerusalemJon Atkins Read the arguments. From the hilltops to the intersections, seek out your most thoughtful and ardent opponents. Debate them in substance rather than caricature.
Read about human rights and international law. Adopt the frameworks that humanize, protect, and hold our two peoples responsible. That’s the tent to dwell in.
Dear fellow Jewish progressives, there is no tame space left for this humming and hawing that Trump was, well, unfortunate but, um, still sort of right because of the, you know, facts on the ground, and the UN – OK, kind of the whole world – is just anti-Israel and anti-Semitic, and anyway, they’ve always been unreasonable about Jerusalem…
The next facts on the ground to be validated will be the settlements, you know that, right? Next Year in Ramallah, in time for Trump’s Congressional elections?
Injustice is happening in your name.
So, please, make yourself uncomfortable in 2018. Study the primary source material, and take a side. Find your piece of it, and act.
Marilyn Garson worked nearly two decades with communities affected by conflict, including 2011 – 2015 in the Gaza Strip. She writes from New Zealand, and her blog is Transforming Gaza. Twitter: @skinonbothsides
Marilyn Garson read more: https://www.haaretz.com/opinion/1.832217
GERUSALEMME. American Jews: Ahed Tamimi Is Your Issue, Too read more: https://www.haaretz.com/opinion/1.832217 American Jews: Ahed Tamimi Is Your Issue, Too Do you only feel injustice at the Western Wall, and not at the walls where Palestinians are shot and arrested?
0 notes
Text
Kursi dalam Sebuah Hubungan yang Tidak Penting-penting Amat
Hari kedua,
“Kursi dalam Sebuah Hubungan yang Tidak Penting-penting Amat“ merupakan cerita pendek karya Zen RS. Cerita ini dapat diakses melalui link: https://terokata.wordpress.com/2014/05/09/kursi-dalam-sebuah-hubungan-yang-tidak-penting-penting-amat
Zen RS, nama yang tidak asing bagi pegiat literasi khususnya yang berdomisili di kota Bandung. Selain aktivitasnya sebagai direktur Pandit Football, ia juga aktif dalam kegiatan perpustakaan jalanan, aksi kamisan, dan berbagai macam diskusi literasi.
Jarang sekali orang yang tahu bahwa Zen RS ketika kuliah pernah melakukan sebuah aktivitas yang tak lazim yaitu menyalin esai-esai favoritnya. Tercatat beberapa nama penulis besar pernah ia salin tulisannya seperti Pramoedya dan Goenawan Mohamad. Ia berseloroh bahwa aktivitas tersebut merupakan aktivitas paling tidak berguna yang di kemudian hari baru disadari manfaatnya.
Saya beberapa kali membaca cerita pendek Zen. Meskipun saya akui bahwa saya lebih sering membaca esai-esainya yang bertaburan di berbagai media massa baik korporasi maupun indie. Membaca tulisan Zen seperti menyelami samudera. Kita akan diajak melihat begitu banyak kosa kata baru, pengetahuan-pengetahuan menarik, bahkan sudut pandang yang tidak lazim seperti dalam cerpen ini.
Cerpen ini berkisah tentang kursi dalam pertemuan sepasang kekasih. Bukan hal-hal besar yang dibicarakan seperti topik pembicaraan, tempat favorit, atau perasaan ketika dua manusia bertemu. Zen memilih topik lain yang sangat sederhana yaitu cara dua orang manusia duduk dan berbicara satu sama lain.
Mungkin beberapa dari kita tak pernah menyadari bahwa tempat duduk dalam pertemuan akan menjadi begitu filosofis ketika diangkat menjadi sebuah cerita. Tentang bagaimana kita saling bertatapan satu sama lain, melihat gestur, atau menikmati keindahan lawan bicara kita.
Cerpen ini berkisah tentang seorang laki-laki yang sering menjalin hubungan dengan perempuan dan selalu menempatkan perempuan bersebelahan dengannya ketika mereka bertemu. Lelaki tersebut menolak untuk bertemu mata dengan mata dengan alasan untuk menghindari hubungan yang lebih intens.
Semacam laki-laki tak bertanggung jawab. Tapi bertanggung jawab atau tidak, masing-masing diri kita selalu memiliki pilihan untuk menentukan hubungan akan sejauh mana. Umumnya kita akan menentukannya setelah kita mengenal mereka dengan baik. Tapi tokoh cerita ini memang lain. Ia bahkan tidak mengijinkan satu pun perempuan itu mengenalnya, bahkan walaupun hanya mengenalnya lewat tatapan mata.
Yang menarik bagi saya, ketika penulis menjelaskan perbedaan dangkal dengan pura-pura. Sebuah hubungan yang dangkal bukanlah kepura-puraan. Dangkal lebih menekankan pada pemberian batas, sedangkan kepura-puraan adalah membohongi diri sendiri dan orang lain.
Zen RS memang ahli dalam membuat sebuah cerita tampak ganjil, namun tetap dapat memikat dan dinikmati. Ia juga menempatkan diri sebagai penulis yang menceritakan sebuah kejadian tapi tidak mengetahui segala sesuatunya. Sebagai narator, Zen tidak bersikap seolah-olah Tuhan yang menentukan takdir dan jalan hidup tokohnya. Ia sebagai penulis cerita hanya menyampaikan sepenggal episode dalam perjalanan tokohnya, namun tidak memberikan penghakiman.
Akan tetapi akhirnya toh tokoh dalam cerita tersebut jatuh ke dalam sebuah kondisi yang tidak dia pahami. Kita sering menyebutnya “takdir” yang mempertemukannya dengan perempuan yang mampu membuatnya tidak melulu kaku terhadap prinsip. Dan begitulah “takdir” bekerja. Ia menghabisi prinsip atau komitmen yang kita buat lalu tiba-tiba membuat kita menelan ludah sendiri.
0 notes
Text
Iduladha, Kabupaten Tasik Tolak Hewan Luar Daerah
Iduladha, Kabupaten Tasik Tolak Hewan Luar Daerah
KAPOL.ID–Seiring dengan mendekatnya perayaan hari raya umat Islam itu, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sudah memutuskan menolak hewan kurban dari luar daerah. Keputusan tersebut lahir atas dasar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Iduladha sendiri tinggal menghitung hari. Kurang dari sepekan lagi, sekalipun besar kemungkinan akan ada perbedaan hari pelaksanaannya, antara Sabtu dan Minggu. “Kami…
View On WordPress
0 notes
Text
Tanpa Anggaran DAK 2023, Bagaimana Nasib Jalan Kabupaten Tasik?
Tanpa Anggaran DAK 2023, Bagaimana Nasib Jalan Kabupaten Tasik?
KAPOL.ID–Pemerintah Kabupaten tidak memiliki anggaran untuk perbaikan jalan. Pada struktur APBD tahun anggaran 2023, Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk jalan menghilang sepenuhnya. Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Mohamad Zen mengemukakan bahwa kebijakan Pemerintah Pusat lah biang hilangnya DAK untuk jalan di Kabupaten Tasikmalaya. Karena infrastruktur di wilayah Jawa Barat, termasuk…
View On WordPress
0 notes
Text
Bupati Tasik Rotasi 8 Pejabat, Dua Diantaranya Tersandung Hukum
Bupati Tasik Rotasi 8 Pejabat, Dua Diantaranya Tersandung Hukum
SINGAPARNA, (KAPOL).-Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto melakukan rotasi, mutasi dan promosi jabatan terhadap 8 orang pejabat eselon 3 dan 4 di lingkungan Pemkab Tasikmalaya, Selasa (7/5/2019).
Agenda yang dilaksanakan di Gedung Pendopo Baru Pemkab Tasikmalaya tersebut dihadiri pula orang Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kab Tasikmalaya Mohamad Zen, serta sejumlah camat.
Namun ada yang cukup…
View On WordPress
0 notes