#Mesin Penggiling Padi Adalah
Explore tagged Tumblr posts
Text
KONSULTASI Wa 0838-7727-0403 JASA Mesin Untuk Pembuatan Mie Kendal CV.PUTRA AJAIB
KONSULTASI Wa 0838-7727-0403 JASA Mesin Untuk Pembuatan Mie Kendal CV.PUTRA AJAIB
Mesin Penggiling Padi Yang Bagus, Mesin Penggiling Daging Yang Bagus, Mesin Penggilingan Padi Yang Bagus, Mesin Penggiling Daging Bakso Yang Bagus, Harga Mesin Penggiling Padi Yang Besar, Alat Mesin Penggiling Padi MENERIMA PEMBUATAN MESIN CUSTOM Mesin Giling Ubi Kayu, Mesin Giling Ubi, Mesin Giling Untuk Pakan Ternak, Mesin Giling Udang, Mesin Penggiling Kedelai Untuk Tempe, Mesin Penggiling…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
norkengefahr · 4 years ago
Text
Ndeso
Kalau jalan kaki, disepanjang mata melihat itu banyak gradasi warna cokelat tua dengan warna hijau dari dedaunan dan rumput kering, melangkah sedikit saja mungkin akan tercium wanginya kayu bakar bercampur udara bersih. Suara langkah kaki akan berserak akibat gesekan alas kaki dengan tanah kering bercampur batu. Pun suara disana itu sunyi, kamu bisa mendengar suara angin menghembuskan dedaunan. Serta suara seseorang dengan dialek khas dikejauhan bisa terdengar dari tempat kamu berjalan.
Baru beberapa langkah kamu melihat mesin penggiling padi yang sedang disiapkan petani. Menyusuri jalan kedepan kamu melihat pohon-pohon jati menjulang tinggi. Di sepanjang jalan itu kamu kadang melihat ada belalang kecil yang loncat karena kehadiranmu, dan disambut kupu-kupu yang bercinta diudara. Setelah melewatinya akan terlihat desa yang berada diseberang sungai kering. Dari situ kamu bisa melihat pos kamling kecil yang di belakangnya adalah rumah tetanggamu. Disampingnya lagi bisa terlihat sapi yang sedang melamun dari dalam kandang. Kamu jadi terburu-buru setelah melihat didekatnya ada rumah jawa yang berbahan kayu semua. 
Kamu sampai dirumah itu, datang dan disambut oleh nenek yang sudah menyiapkan gelas dengan lukisan daun dan bunganya, sedangkan kakek sibuk memotong buah kelapa yang diambil dari halaman rumahnya.
Itu situasi desa di Wonogiri. Kangen mudik, tapi sayangnya tradisi itu berakhir di tahun 2008.
3 notes · View notes
mesinindustrimalang · 3 years ago
Text
REKOMENDASI Call/Wa 0838-7727-0403 AGEN Mesin Pemanggang Kacang Semarang CV.PUTRA AJAIB
Mesin Pencacah Tembakau, Mesin Pencacah Tebon Jagung, Mesin Pencacah Tebon, Mesin Pencacah Tankos Sawit, Mesin Pencacah Tankos, Mesin Pencacah Tandan Kosong Sawit Klik Link Di Bawah! https://wa.me/6283877270403 Mesin Penggiling Padi Modern, Mesin Penggiling Padi Mini, Mesin Penggiling Padi Listrik Mesin Penggiling Padi Besar, Mesin Penggiling Padi Adalah, Mesin Penggiling Padi Anda mau…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
petanionline · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Nah...Kali ini @Petani Online mau bagi bagi hadiah lagi ya buat pemirsa setia channel ini. yuk ikutan giveaway bulan agustus 2020 ini. Caranya adalah sebagai berikut : 1. Tonton video ini : https://youtu.be/Oa4R6RH8AmM, lalu like, komen dan Bagikan di beranda Facebook masing2. ( dengan catatan mimiliki jumlah pertemanan minimal 1000 teman). 2. SUBSCRIBE channel @Petani Online kemudian klik juga tanda LONCENGNYA. 3. Like halaman FB Petani online : https://www.facebook.com/petaniblogger. 4. Follow akun instagram petani online : https://www.instagram.com/petanionline1. 5. Sebagai Buktinya Screen shot persyaratan No 2, 3 dan 4, kemudian kirim ke WA : 0895-6355-85313. Untuk pemenangnya akan kita umumkan pada tanggal 17 AGUSTUS 2020 Ayo...Buruan ikutan dan share ke temen dan kerabat men temen semuanya... siapa tahu men temen terpilih sebagai pemenangnya. Oh ya untuk pemilihan 5 pemenang tersebut MUTLAK, kami yang menentukan. =========================== MY Channel : https://bit.ly/2Y52EbB My BLOG : https://www.petani-online.com/ My Instagram : https://www.instagram.com/petanionline1/ My TWITTER : https://twitter.com/petanionline1 My Fan Page : https://www.facebook.com/petaniblogger/ SIMAK JUGA YA : PERTANIAN : https://bit.ly/33wTXaY PETERNAKAN : https://bit.ly/2Y5lr6v PERIKANAN : https://bit.ly/35KpHuG --------------------------------------- Petani-online.com menyediakan : 1. Sepatuboot Karet https://youtu.be/SrDEfCfyAd4 2. Alas kandang ternak https://youtu.be/5Gkk1QD0J1E 3. Rumput odot https://youtu.be/CQyqbUMip7I 4. Rumput Pakchong https://youtu.be/YyQE0a_OI0k 5. Bakalan domba https://youtu.be/htruK0ieFfA 6. Beras Organik https://youtu.be/gm9MuHw-vWw 7. Mesin penggiling padi https://youtu.be/u1yxb2cMUh0 8. Bibit Tanaman https://youtu.be/8wboQOZjh9o 9. Mesin Pencacah Rumput https://youtu.be/ZRcWL3K4yGI #giveaway2020 #giveawayhariini #harikemerdekaanri https://www.instagram.com/p/CDs_FnEAPDp/?igshid=1sqshvwa1gsr3
0 notes
kapaludara-blog · 7 years ago
Text
Menyambut Kota di Desa
Terlahir dalam keluarga petani kelas menengah, menurut saya adalah sebuah berkah. Kami tinggal bersama Kakek dan Nenek serta lima saudara Mama yang lain. Kakek memiliki tanah garapan dan hewan ternak yang besar. Modal yang kami miliki saat itu—yang didapatkan secara turun temurun—bukan hanya menjadi modal berbasis ekonomi, tapi juga menentukan kelas sosial di mana kami berada. Menariknya, walau tanah-tanah itu tahun ke tahun berganti menjadi uang sekolah, uang kuliah Paman dan Bibi, tanah tersebut tidak mengubah status sosial kami hingga kini.
Tumblr media
Menurut saya keputusan Kakek yang mengubah tanah-tanahnya menjadi seragam sekolah, hingga gelar sarjana ke enam anaknya, adalah langkah yang jempolan kala itu. Kakek tidak membangun rumah, tidak membeli kendaraan, Kakek justru mengerjakan hal yang jauh lebih besar; menjadikan ilmu pengetahuan sebagai landasannya. Keluarga kami akhirnya dikenal seperti kalangan cendekia yang punya jawaban atas setiap masalah di sekitar.
Kami selalu berada di titik aman. Para tuan tanah yang tanahnya semakin melimpah, tidak punya otoritas kuasa atas kami. Tepatnya, mereka menaruh segan atas buku-buku juga pengetahuan yang disandang Paman dan Bibi. Namun pengetahuan dari bangku sekolah dan kuliah tidak banyak menjawab gunjang-ganjing dapur Nenek. Paman dan Bibi yang sesekali datang, tidak lagi berniat menggarap sawah dan kebun. Mereka lebih senang membaca dan berdebat. Lalu derap laju roda ekonomi mulai mengunjungi desa.
Kabar gembira mulai terdengar datang dari kota lewat radio, yang kemudian berubah menjadi gambar nyata bernama televisi. Kebahagiaan mulai dirancang seragam. Mimpi-mimpi mulai berubah wujud, mengantar Paman dan Bibi, serta para anak muda berlari meninggalkan tanah, meninggalkan sawah pada mereka yang katanya tidak berani berubah.
Tidak butuh waktu lama, mereka yang berani meninggalkan desa menuai buah yang ranum dan cantik. Mama menjadi guru, Paman dan Bibi juga punya pekerjaan di kota. Begitu pula dengan beberapa anak muda yang mengikuti mereka. Mereka semua berseragam dan terlihat menawan. Ini bukti nyata kemajuan yang diimpikan orang kampung; baju-baju bagus, rumah kayu berganti bata (juga semen atau marmer), jalan raya teraspal, dan sepeda berganti mesin-mesin motor. Semua tiba-tiba semakin menyenangkan.
Desa menjadi ruah gempita layaknya yang kami lihat di kota. Tapi sawah perlahan kering. Kebun-kebun yang ditanami jagung, ubi, cengkeh, coklat, berganti bangunan. Entah toko, entah pabrik, entah sekolah, entah kantor.
Dan, perubahan yang paling besar, terasa oleh kami, anak-anak mereka. Kami menyambut kebahagiaan yang berbeda. Kami tidak lagi menghitung musim, tidak lagi menakar hujan, tidak lagi menangisi kemarau panjang. Kami tidak lagi menyambut musim tanam—di mana kami bebas bercengkrama dengan tanah—apalagi musim panen. Kami tidak lagi menyambut riuhnya suara mesin penggiling padi, lalu mengarak-araknya keliling kampung.
Kami tidak lagi menyambut Kakek dan Nenek yang pulang dari sawah, dan menghabiskan isi rantang nasinya. Kami tidak lagi menyambut Bapak yang pulang membawa sekarung coklat yang kami belah lalu pelintir dan nikmati kelezatannya. Kami tidak lagi menyambut ibu yang membawa biji-biji jambu mete yang sering kami bakar lalu saling menertawai karena gosongnya mengenai wajah. Kami melupakan tanah dan segala yang ia berikan.  
Dengan pasti, kami menyambut suara deru motor yang membawa ragam mainan yang membunyikan “kokek-kokek” dari alat di tangannya. Kami menyambut mobil-mobil truk besar yang membawa banyak pasir dan batu untuk bangunan baru. Kami menyambut perantau datang membawa barang-barang canggih. Kami menyambut lebaran dengan baju dan sendal baru. Kami menyambut petugas berseragam datang yang menanyai kami lalu mencatatnya dalam buku. Kami menyambut pembagian-pembagian sembako gratis dengan stiker dan kalender yang memasang foto orang yang sama.
Tumblr media
Kami menyambut deretan mobil-mobil mahal yang sesekali datang dan berkunjung dengan orang-orang rupawan bersamanya, membawa dangdutan, membawa orkes sehari semalam, membawa pidato-pidato yang enak didengar dengan bahasa yang sulitnya minta ampun. Kami menyambut hal-hal baru yang semakin lama membuat kami lupa pada tanah dan sawah. Kami menyambut semua yang datang. Bergembira untuk semua pendatang, yang hanya singgah lalu pergi, sembari membawa masa depan kami. Kami lena. Kami malas bergerak. Kami mudah terperdaya. Kami gampang terperangah.
Lalu, saya mengingat dan bertanya, betulkah langkah Kakek yang telah mengubah sawahnya jadi seragam sekolah, jadi seragam kantor, atau jadi gelar sarjana. Atau Kakek menyesal, karena anak-anaknya kebingungan mencari sebidang tanah untuk mengebumikan jasadnya?
*
Harnita Rahman
Ibu Rumah Tangga / Menejer Kedai Buku Jenny
Tulisan ini sebelumnya dimuat dalam zine Seru dari Hulu volume 1
1 note · View note
alvariesme-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Ini pertama kalinya kamu terlambat, ada apa?, “Hmm, waktu yang berdiri di meja kerjaku dipermainkan seseorang tadi, jadinya beban kerjaku berlebih 20 menit…”. Dia tak langsung duduk setelah menjawabku, dihadapanku berpaling dirinya untuk sejenak memesan perasan air jeruk yang hangat. Dia mulai terbiasa sepertinya, tanpa kuminta.
Tadi sore, Aku mengusir Ana dan Ani dari cerita ini, kini Anu sendirian, kaupikir apakah dia memang butuh seorang teman?, “Anu tak butuh teman, tapi jangan buat dirinya kesepian, …kenapa kamu usir mereka berdua?”. Karena sejak kamu mengetahui nama aslinya, ‘Anu’ melemah dan lenyap, sisa sisa yang ada pada dirinya, kubendung menjadi Ranu, jengkelkah kamu dengan alasanku? “Tentu, Ranu, …memerlukan seorang sahabat, perkenalkan dia dengan nama Rimbi kepadaku, Arimbi, bolehkah?,” Tentu, begitu pula jawabku, tapi kita panggil dia dengan nama 'Arim’, dan Arim pernah menuliskan ini, / / / Suatu saat nanti, kita kan pergi mengelilingi indonesia tanpa itinerary.
Kedua kaki ini, kan kita biarkan mendaki gunung-gunung tinggi, sembari berlari menyusuri bait-bait puisi sumatera yang sunyi.
lalu di tanah jawa nanti kita kan tarikan tarian bali, dan kau sama sekali tak peduli dengan lirikanku nanti.
Hingga kita membumi pada relung-relung sulawesi, asal dan asa saat kita menyelami nadi papua yang alami.
Genggaman tanganmu, akan semakin erat di kalimantan nanti, kutemani engkau dan tenanglah tuan.., nikmati saja tarian mistis ini.
Pejamkan matamu, biarkan setiap debarmu mendermaga dibahuku.
Jari jemari pemecah deru perahu yang mengaliri kapuas hingga ke musi, dan engkau tersenyum, heran.
sebab mesin-mesin penggiling padi sejenak berhenti menafkahi para petani di bumi andalas ini, mereka menatapmu tuan.
Karena kini aku semakin cantik, sunting yang ku kenakan menyinari tawa-tawa riang suatu pagi di saumlaki. tak tahukah engkau?. Aku tertunduk letih saat menapaki kembali tempat pertama kali kita bertemu dan mendaki.
Kapan terakhir kali kau punya hati?, bisikku. Kau mendengar dan terdiam, paham. Bahwa maksudku adalah mengajakmu kembali pulang.
Satu hari nanti, by Arimbi
5 notes · View notes
panturaonline · 6 years ago
Text
Guru Honorer di Pedalaman Flores, Gaji Rp85.000 per Bulan, Jalan Kaki 3 Km, dan Tidur di Atas Tikar
PANTURAONLINE.CO.ID – Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, Kalimat ini sudah sering kita dengar dan kita tentu tahu alasannya, Namun tak sedikit kasus tentang para guru ini yang membuat kita sedih.
Contoh sebuah kasus yang terjadi di Tangerang. Dilansir dari Tribunnews, seorang guru honorer SDN Pondok Pucung 02 bernama Rusmini sempat menyuarakan dugaan pungli di sekolah tersebut.
Rusmini disebut berhasil membongkar dugaan praktek pungli iuran laboratorium komputer, infokus, dan buku pelajaran yang dibeli secara mandiri.
Namun sedihnya, investigasi yang dilakukan Rusmini ternyata justru membuatnya dipecat dari sekolahannya.
Kisah Rusmini menjadi satu dari kisah pilu yang sering menghampiri para guru honorer di Indonesia.
Salah satunya di pedalaman Flores. Dikutip dari Kompas.com pada Rabu (10/7/2019), nasib beberapa guru honorer di SMPN 3 Waigete, Flores, NTT punya kisah pilu tersendiri.
Mereka mengabdi di pedalaman Flores yang terisolasi dengan upah hanya Rp85.000 per bulan.
Salah satu guru, Maria Beta Nona Vin mengungkapkan perjuangannya.
“Itu uang Rp 85.000 juga kadang-kadang mandek sampai 3 bulan,” cerita Beti, sapaan akrab guru ini.
“Itu uang kan dari orangtua siswa. Jadi, kita tunggu kapan mereka bayar baru kita terima honor.”
Dirinya menceritakan kalau saat upah tersebut tak terbayar, maka dirinya harus mengandalkan ubi yang ditanamnya sendiri.
Beti memang menanam ubi yang diandalkannya jika tak mampu membeli beras.
Jarak rumah hingga ke sekolahnya pun mencapai 3 kilometer dan Beti menempuhnya dengan berjalan kaki.
Tak hanya itu, dirinya juga harus berjuang terisolasi dari listrik dan telepon.
“Di rumah kami pakai lampu pelita.”
“Kalau malam kerja perangkat pembelajaran, kami andalkan lampu pelita saja.”
“Susah sekali sebenarnya, tetapi karena sudah terbiasa, jadinya nyaman juga.”
“Untuk yang punya hanphone itu harus pergi cas di orang yang ada mesin generator,” tutur Beti.
Sinyal pun hanya bisa didapat bila berjalan kaki sejauh 3 kilometer lagi.
Dengan gaji seadanya, Beti tinggal di rumah sederhana dengan alas tikar belahan bambu.
Meski harus hidup dengan segala keterbatasan, Beti mengaku tetap semangat mengajar di sekolah tersebut.
“Capek sebenarnya, tetapi berpikir, pasti ada hikmah di balik perjuangan ini,” ungkap Beti.
Ia berharap, ke depan pemerintah bisa menyambung jaringan listrik dan telepon ke Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, alamat SMPN 3 Waigete.
Pantauan Kompas.com, Beti tinggal di rumah yang sangat sederhana, beratapkan alang-alang, dinding belahan bambu, dan lantai tanah.
Kamar istirahatnya juga sangat sederhana. Hanya beralaskan tikar di atas belahan bambu. Pakayan digantung tanpa lemari. Begitu pula dengan buku-buku.
Alat masak ibu Beti juga masih menggunakan tungku tradisonal dari batu. Untuk memasak, ia menggunakan kayu api yang didapatkan dari kebun.
Ibu Beti juga terkadang menumbuk padi untuk menjadi beras. Di tempat itu memang tidak ada penggiling padi.
Di tengah keterbatasan uang dan fasilitas, serta tidak adanya saluran informasi, Beti tetap bertahan untuk mengabdi di SMPN 3 Waigete, Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten, Sikka, Flores. (Angriawan Cahyo Pawenang/ Nansianus Taris)
The post Guru Honorer di Pedalaman Flores, Gaji Rp85.000 per Bulan, Jalan Kaki 3 Km, dan Tidur di Atas Tikar appeared first on Berita Dan Informasi Pantura Online.
from panturaonline.co.id https://ift.tt/30pDEeT via IFTTT
0 notes
mzuhdymcorp · 7 years ago
Text
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Istilah ”man behind” atau tepatnya ”The Man Behind The Gun” polpuler setelah film nya dirilis tahun 1953. Itulah sekilas flash back dari kepopuleran istilah di atas.
Banyak hal yang terjadi di dunia ini melalui peranan orang lain yang seakan terlupakan oleh kita. Seberapa banyak anak kecil menangis minta makan karena kelaparan, lalu setelah ibunya memasak dan menyajikan bahkan menyuapinya, kemudian ia sangat senang, tak lupa ia ucapkan banyak terimakasih kepada ibu nya, ucapan itu kadang tak terhingga. Namun apakah sebenarnya hanya kepada ibunya saja ia harus bersyukur? Ternyata tidak. Bahkan masih lah kepada puluhan orang ia harus bersyukur. Kepada pedagang yang menjual beras, kepada supir truk yang mengangkut beras, kepada ahli seleper (mesin penggiling padi), kepada ahli thresher (mesin perontok padi), kepada yang memanen, petani yang menanam padi, petani si tukang benih, dan seterusnya hingga kita sampai kepada Sang Penghembus angin agar serbuk sari tanaman menjadi benih, bulir, menguning, lalu dipanen. Siapakah yang utama itu? Dia lah Allah SWT.
Demikian pula LPJ kali ini, ada banyak peran tangan-tangan tak terlihat yang patut kita berterima kasih kepada mereka semua. Namun kali ini yang ingin kami ketengahkan adalah peran ”Soundman”. Selama empat sampai lima harian ini kita disibukkan oleh LPJ Osandn yang menyita perhatian banyak pihak, namun tak sedikit yang melupakan peran penting dari balik layar seorang soundman.
Ustadz Vema, sebagai “pemeran dari belakang layar”
Siapakah gerangan yang memerankan peran dari balik layar itu? Dia lah guru kita Ust. Vema Rizky Ramadhani. Manusia kreatif dengan berbagai kemampuan di bidang teknik mesin, listrik, sound system, kaligrafi, khot, ornamental, memasak, dst. Padahal patut kita ketahui bersama bahwa yang bersangkutan tidak pernah sekolah STM, SMK, atau sejenisnya. Berbekal keberanian, pergaulan yang luas dan pastinya akibat coba-coba lah ia akhirnya menjadi ahli. Maka petuah yang menyatakan ”manusia bisa karena biasa” atau ”Jarrib wa Lahizh takun ‘Arifan” sangatlah tepat. Demikian pula hal nya dengan Ust. Vema, kita bersyukur ia hadir di Cidokom dalam dua tahun terakhir sehingga kita bisa banyak belajar darinya mengenai ilmu-ilmu teknik, hal ini terlihat mulai lahir nya kader-kader terbaik, sebab dengan seringnya praktek mulai dari panggung gembira, friday morning show, folk song among hostel, lomba masak idul adha, dan lainnya maka secara otomatis melatih dan membiasakan pula bagian-bagian terkait seperti; diesel, penerangan, dekorator, basatino, dsb.
Demikianlah salah satu skenario man behind dalam episode kali ini. Nantikan catatan man behind pada episode selanjutnya.
(m.r)
info pendaftaran : klik disini
Facebook : Pesantren Annur Darunnajah 8 Cidokom
Baca Juga : Shooting Santri Kelana TVRI
Shooting Santri Kelana TVRI
published by : rfma
  from Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
0 notes
pesantrenpandeglang · 7 years ago
Text
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Istilah ”man behind” atau tepatnya ”The Man Behind The Gun” polpuler setelah film nya dirilis tahun 1953. Itulah sekilas flash back dari kepopuleran istilah di atas.
Banyak hal yang terjadi di dunia ini melalui peranan orang lain yang seakan terlupakan oleh kita. Seberapa banyak anak kecil menangis minta makan karena kelaparan, lalu setelah ibunya memasak dan menyajikan bahkan menyuapinya, kemudian ia sangat senang, tak lupa ia ucapkan banyak terimakasih kepada ibu nya, ucapan itu kadang tak terhingga. Namun apakah sebenarnya hanya kepada ibunya saja ia harus bersyukur? Ternyata tidak. Bahkan masih lah kepada puluhan orang ia harus bersyukur. Kepada pedagang yang menjual beras, kepada supir truk yang mengangkut beras, kepada ahli seleper (mesin penggiling padi), kepada ahli thresher (mesin perontok padi), kepada yang memanen, petani yang menanam padi, petani si tukang benih, dan seterusnya hingga kita sampai kepada Sang Penghembus angin agar serbuk sari tanaman menjadi benih, bulir, menguning, lalu dipanen. Siapakah yang utama itu? Dia lah Allah SWT.
Demikian pula LPJ kali ini, ada banyak peran tangan-tangan tak terlihat yang patut kita berterima kasih kepada mereka semua. Namun kali ini yang ingin kami ketengahkan adalah peran ”Soundman”. Selama empat sampai lima harian ini kita disibukkan oleh LPJ Osandn yang menyita perhatian banyak pihak, namun tak sedikit yang melupakan peran penting dari balik layar seorang soundman.
Ustadz Vema, sebagai “pemeran dari belakang layar”
Siapakah gerangan yang memerankan peran dari balik layar itu? Dia lah guru kita Ust. Vema Rizky Ramadhani. Manusia kreatif dengan berbagai kemampuan di bidang teknik mesin, listrik, sound system, kaligrafi, khot, ornamental, memasak, dst. Padahal patut kita ketahui bersama bahwa yang bersangkutan tidak pernah sekolah STM, SMK, atau sejenisnya. Berbekal keberanian, pergaulan yang luas dan pastinya akibat coba-coba lah ia akhirnya menjadi ahli. Maka petuah yang menyatakan ”manusia bisa karena biasa” atau ”Jarrib wa Lahizh takun ‘Arifan” sangatlah tepat. Demikian pula hal nya dengan Ust. Vema, kita bersyukur ia hadir di Cidokom dalam dua tahun terakhir sehingga kita bisa banyak belajar darinya mengenai ilmu-ilmu teknik, hal ini terlihat mulai lahir nya kader-kader terbaik, sebab dengan seringnya praktek mulai dari panggung gembira, friday morning show, folk song among hostel, lomba masak idul adha, dan lainnya maka secara otomatis melatih dan membiasakan pula bagian-bagian terkait seperti; diesel, penerangan, dekorator, basatino, dsb.
Demikianlah salah satu skenario man behind dalam episode kali ini. Nantikan catatan man behind pada episode selanjutnya.
(m.r)
info pendaftaran : klik disini
Facebook : Pesantren Annur Darunnajah 8 Cidokom
Baca Juga : Shooting Santri Kelana TVRI
Shooting Santri Kelana TVRI
published by : rfma
  from WordPress http://ift.tt/2E3OO1q via IFTTT
0 notes
sdislamdarunnjah · 7 years ago
Text
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Istilah ”man behind” atau tepatnya ”The Man Behind The Gun” polpuler setelah film nya dirilis tahun 1953. Itulah sekilas flash back dari kepopuleran istilah di atas.
Banyak hal yang terjadi di dunia ini melalui peranan orang lain yang seakan terlupakan oleh kita. Seberapa banyak anak kecil menangis minta makan karena kelaparan, lalu setelah ibunya memasak dan menyajikan bahkan menyuapinya, kemudian ia sangat senang, tak lupa ia ucapkan banyak terimakasih kepada ibu nya, ucapan itu kadang tak terhingga. Namun apakah sebenarnya hanya kepada ibunya saja ia harus bersyukur? Ternyata tidak. Bahkan masih lah kepada puluhan orang ia harus bersyukur. Kepada pedagang yang menjual beras, kepada supir truk yang mengangkut beras, kepada ahli seleper (mesin penggiling padi), kepada ahli thresher (mesin perontok padi), kepada yang memanen, petani yang menanam padi, petani si tukang benih, dan seterusnya hingga kita sampai kepada Sang Penghembus angin agar serbuk sari tanaman menjadi benih, bulir, menguning, lalu dipanen. Siapakah yang utama itu? Dia lah Allah SWT.
Demikian pula LPJ kali ini, ada banyak peran tangan-tangan tak terlihat yang patut kita berterima kasih kepada mereka semua. Namun kali ini yang ingin kami ketengahkan adalah peran ”Soundman”. Selama empat sampai lima harian ini kita disibukkan oleh LPJ Osandn yang menyita perhatian banyak pihak, namun tak sedikit yang melupakan peran penting dari balik layar seorang soundman.
Ustadz Vema, sebagai “pemeran dari belakang layar”
Siapakah gerangan yang memerankan peran dari balik layar itu? Dia lah guru kita Ust. Vema Rizky Ramadhani. Manusia kreatif dengan berbagai kemampuan di bidang teknik mesin, listrik, sound system, kaligrafi, khot, ornamental, memasak, dst. Padahal patut kita ketahui bersama bahwa yang bersangkutan tidak pernah sekolah STM, SMK, atau sejenisnya. Berbekal keberanian, pergaulan yang luas dan pastinya akibat coba-coba lah ia akhirnya menjadi ahli. Maka petuah yang menyatakan ”manusia bisa karena biasa” atau ”Jarrib wa Lahizh takun ‘Arifan” sangatlah tepat. Demikian pula hal nya dengan Ust. Vema, kita bersyukur ia hadir di Cidokom dalam dua tahun terakhir sehingga kita bisa banyak belajar darinya mengenai ilmu-ilmu teknik, hal ini terlihat mulai lahir nya kader-kader terbaik, sebab dengan seringnya praktek mulai dari panggung gembira, friday morning show, folk song among hostel, lomba masak idul adha, dan lainnya maka secara otomatis melatih dan membiasakan pula bagian-bagian terkait seperti; diesel, penerangan, dekorator, basatino, dsb.
Demikianlah salah satu skenario man behind dalam episode kali ini. Nantikan catatan man behind pada episode selanjutnya.
(m.r)
info pendaftaran : klik disini
Facebook : Pesantren Annur Darunnajah 8 Cidokom
Baca Juga : Shooting Santri Kelana TVRI
Shooting Santri Kelana TVRI
published by : rfma
  from Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
0 notes
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Fast Respon Wa 0838-7727-0403 Jasa Pembuatan Mesin Custom Surabaya, CV.PUTRA AJAIB Mesin Penggiling Sampah Organik, Mesin Penggiling Mie Otomatis, Mesin Penggiling Pupuk Organik, Mesin Penggiling Padi Otomatis, Mesin Penggiling Bakso Otomatis, Mesin Penggiling Padi Besar MENERIMA PEMBUATAN MESIN CUSTOM Kami siap melayani anda kapan saja, di bengkel kami menerima berbagai pembuatan mesin custom diantaranya adalah, mesin packing, mesin pencetak, mesin pelebur, mesin press, mesin parut kelapa, mesin pencacah rumput, mesin pembuat pakan ikan/kelinci, dll. Anda juga bisa membuat desain mesin custom sendiri sesuai yang anda inginkan. Untuk ukuran, kapasitas, sistem, dan lain lainnya bisa disesuaikan. Dan tentunya dikerjakan oleh para pekerja professional kami, dengan menggunakan bahan bahan berkualitas dan dijamin tahan lama. Jadi anda tak perlu ragu lagi memesan mesin custom di bengkel kami, tunggu apa lagi segera hubungi nomor di bawah ini. Telp : 0823-2828-2329 Atau klik link berikut https://wa.me/6283877270403 Mesin Penggiling Rumput Pakan Sapi, Mesin Penggiling Rumput Gajah, Mesin Penggiling Rumput Laut, Mesin Penggiling Rempah Kering, Mesin Penggiling Sampah, Mesin Penggiling Sabut Kelapa #MesinPenggilingPupukKandang #MesinPenggilingRoti #MesinPenggilingRumput #MesinPenggilingRumputPakanKambing #MesinPenggilingRempah #MesinPenggilingRotiHarga #MesinPenggilingPadiAdalah #MesinPenggilingPakanTernak #MesinPenggilingPadiMini #MesinPenggilingPadiListrik
2 notes · View notes
pondokpesantren · 7 years ago
Text
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
Istilah ”man behind” atau tepatnya ”The Man Behind The Gun” polpuler setelah film nya dirilis tahun 1953. Itulah sekilas flash back dari kepopuleran istilah di atas.
Banyak hal yang terjadi di dunia ini melalui peranan orang lain yang seakan terlupakan oleh kita. Seberapa banyak anak kecil menangis minta makan karena kelaparan, lalu setelah ibunya memasak dan menyajikan bahkan menyuapinya, kemudian ia sangat senang, tak lupa ia ucapkan banyak terimakasih kepada ibu nya, ucapan itu kadang tak terhingga. Namun apakah sebenarnya hanya kepada ibunya saja ia harus bersyukur? Ternyata tidak. Bahkan masih lah kepada puluhan orang ia harus bersyukur. Kepada pedagang yang menjual beras, kepada supir truk yang mengangkut beras, kepada ahli seleper (mesin penggiling padi), kepada ahli thresher (mesin perontok padi), kepada yang memanen, petani yang menanam padi, petani si tukang benih, dan seterusnya hingga kita sampai kepada Sang Penghembus angin agar serbuk sari tanaman menjadi benih, bulir, menguning, lalu dipanen. Siapakah yang utama itu? Dia lah Allah SWT.
Demikian pula LPJ kali ini, ada banyak peran tangan-tangan tak terlihat yang patut kita berterima kasih kepada mereka semua. Namun kali ini yang ingin kami ketengahkan adalah peran ”Soundman”. Selama empat sampai lima harian ini kita disibukkan oleh LPJ Osandn yang menyita perhatian banyak pihak, namun tak sedikit yang melupakan peran penting dari balik layar seorang soundman.
Ustadz Vema, sebagai “pemeran dari belakang layar”
Siapakah gerangan yang memerankan peran dari balik layar itu? Dia lah guru kita Ust. Vema Rizky Ramadhani. Manusia kreatif dengan berbagai kemampuan di bidang teknik mesin, listrik, sound system, kaligrafi, khot, ornamental, memasak, dst. Padahal patut kita ketahui bersama bahwa yang bersangkutan tidak pernah sekolah STM, SMK, atau sejenisnya. Berbekal keberanian, pergaulan yang luas dan pastinya akibat coba-coba lah ia akhirnya menjadi ahli. Maka petuah yang menyatakan ”manusia bisa karena biasa” atau ”Jarrib wa Lahizh takun ‘Arifan” sangatlah tepat. Demikian pula hal nya dengan Ust. Vema, kita bersyukur ia hadir di Cidokom dalam dua tahun terakhir sehingga kita bisa banyak belajar darinya mengenai ilmu-ilmu teknik, hal ini terlihat mulai lahir nya kader-kader terbaik, sebab dengan seringnya praktek mulai dari panggung gembira, friday morning show, folk song among hostel, lomba masak idul adha, dan lainnya maka secara otomatis melatih dan membiasakan pula bagian-bagian terkait seperti; diesel, penerangan, dekorator, basatino, dsb.
Demikianlah salah satu skenario man behind dalam episode kali ini. Nantikan catatan man behind pada episode selanjutnya.
(m.r)
info pendaftaran : klik disini
Facebook : Pesantren Annur Darunnajah 8 Cidokom
Baca Juga : Shooting Santri Kelana TVRI
Shooting Santri Kelana TVRI
published by : rfma
  from Man Behind, Pemeran dari Belakang Layar
0 notes
koranmemoonline-blog · 7 years ago
Text
Kementerian DPDTT Bantu Mesin Penggiling Padi Tercanggih-koranmemo.com
New Post has been published on http://koranmemo.com/kementerian-dpdtt-bantu-mesin-penggiling-padi-tercanggih/
Kementerian DPDTT Bantu Mesin Penggiling Padi Tercanggih
Nganjuk, koranmemo.com – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) secara resmi menyerahkan mesin Rice Milling Unit (RMU) kepada masyarakat di Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, Jumat (19/1) lalu. Bertempat di Dusun Bagbogo Kelurahan/Kecamatan Tanjunganom, mesin penggiling padi bernilai Rp 1 miliar diserahkan secara simbolis oleh Dirjen Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementria DPDTT, Prof Dr Ahmad Erani Yustika, didampingi Plt Bupati Nganjuk, KH Abdul Wahid Badrus, serta beberapa pejabat terkait.
Pantauan Koranmemo.com, dalam kesempatan tersebut, Prof Dr Ahmad Erani Yustika berpesan di hadapan warga serta pengurus Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) Mandiri Kecamatan Tanjunganom, supaya alat canggih yang diberikan dikelola dengan sebaik-baiknya agar bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
“Kami sangat berharap dua hal. Yang pertama adalah, sumberdaya ekonomi di desa, itu betul-betul harus bisa dikelola oleh warga desa itu sendiri. Selama ini banyak potensi dan sumberdaya ekonomi di desa, tidak dikuasai dan dimiliki oleh orang desa,” ujarnya.
Ahmad Erani mengatakan, selama ini warga desa diketahui hanya memproduksi bahan baku. Padahal menurutnya, saat ini adalah waktunya bagi warga desa untuk mengolah dan menjadikan produk yang bernilai tambah. “Kalau menanam mangga yang dijual mangga, kalau yang ditanam padi yang dijual adalah gabah. Makanya dibutuhkan alat semacam ini, gabah bisa diolah menjadi beras,” ungkapnya.
Ahmad Erani menegaskan, masyarakat desa juga wajib selalu menyelenggarakan musyawarah desa. Tujuannya, guna mengetahui apa saja potensi yang dimiliki di desa tersebut, untuk kemudian dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat sendiri.
“Tiap-tiap desa memiliki karakteristik masing-masing. Wajib desa menyelenggarakan Musdes (Musyawarah Desa), untuk pemanfaatan potensi di desa,” tukasnya.
Untuk diketahui, RMU yang ada di Dusun Bagbogo Kelurahan/Kecamatan Tanjunganom merupakan mesin penggiling padi tercanggih pertama di Kabupaten Nganjuk. Kapasitas RMU itu sendiri, kata Prof Dr Ahmad Erani, mencapai 1 ton per jamnya.
Plt Bupati Nganjuk K.H Abdul Wachid Badrus, M.Pdi pada sambutannya menyampaikan bahwa bantuan alat pertanian dan pengolahan pasca panen padi ini merupakan bagian dari program pembangunan dan pengembangan potensi pertanian dan peternakan di kawasan pedesaan, dengan harapan dapat mengembangkan sumber daya alam yang memiliki produk unggulan berbasis pertanian melalui pengembangan sarana pertanian.
Plt bupati menyampaikan kepada penerima bantuan untuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan aturan, agar dapat meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian masyarakat sekitar.(adv/hms pemkab)
Reporter: Andik Sukaca
Editor: Achmad Saichu
0 notes
mesinindustrimalang · 3 years ago
Text
SESUAI KEBUTUHAN Call/Wa 0838-7727-0403 JASA Mesin Packing Minuman Cup Temanggung CV.PUTRA AJAIB
Mesin Penggiling Padi Modern, Mesin Penggiling Padi Mini, Mesin Penggiling Padi Listrik, Mesin Penggiling Padi Besar, Mesin Penggiling Padi Adalah, Mesin Penggiling Padi klik link berikut: https://wa.me/6283877270403 Beli Mesin Pencacah Rumput, Bahan Pembuatan Mesin, Bahan Baku Pembuatan Mesin Pabrik Bagian Bagian Mesin Pencacah Rumput, Aneka Mesin Home Industri, Aneka Mesin Home…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gubuakkopi · 8 years ago
Text
Sabtu, 17 Juni 2017 adalah hari ke tujuh lokakarya “Kultur Daur Subur”. Sebelumnya kita telah mengumpulkan beberapa narasi yang berkembang di antara warga terkait lingkungan hidup dan pemanfaatan lahan pertanian di Solok. Sementara para partisipan terus memperdalam tulisannya, mereka juga diminta untuk mengumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan pengetahuan pertanian tradisional di Solok bersama para fasilitator. Data ini nantinya akan diarsipkan dan didokumentasikam secara kreatif, salah satunya dengan mentransfernya ke bentuk sketsa gambar.
Siang itu setelah diskusi singkat di Gubuak Kopi, semua partisipan termasuk fasilitator kembali berpencar ke lapangan mencari informasi yang mereka butuhkan. Joe Datuak bersama Amathia Rizqyani mencari isu terkait keberadaan pinang sebagai batas kepemilikan tanah, dan penyalahgunaan fungsi sungai sebagai tempat pembuangan limbah oleh masyarakat. Perjalanan mereka dimulai dari menyusuri sungai Batang Binguang hingga tembus ke Saok laweh.  Sementara itu Rizki Rizaldi ditemani Ogy wisnu, Intan, Arif dan Volta melakukan ‘sensus taman’, yang dimulai dari jalan Yos Sudarso, terus ke Ampang Kualo, dan singgah ke rumah Pak Suardi, ketua RT1/RW6. Di rumah Pak RT, mereka berbincang-bincang mengenai pupuk komposter, hingga Pak Suardi membagikan bibit cabe kepada mereka.
Sungai Batang Binguang di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok
Taman di salah satu pekarangan rumah warga di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok
Bertemu Pak Suardi, ketua RT 01 / RW 06 Kelurhan Kampung Jawa, Solok
Karamba di Koto Baru, Solok
Sebelumnya, kita juga mendapat beberapa gambaran tentang perkembangan alat pertanian tradisional dari Buya Khairani. Dan kali ini saya bersama Riski memulai perjalanan dari Kantor Gubuak kopi dan berencana berkunjung ke Galeri Kincie, atau studio lukis Uda Dayat di Koto Baru, Solok. Kami pun memulai perjalanan dari Kantor Gubuak kopi. Dalam perjalanan, saya dan Riski menyempatkan diri untuk mampir dan melihat hal-hal yang bersangkutan dengan tema pertanian tadi. Saat melintasi jalan Lubuk Sikarah, Solok kami singgah melihat proses mambangkik[1] padi ke dalam karung menuju heler[2]. Kebetulan saat itu angin berembus kencang menunjukan cuaca akan hujan. Sebelum hujan turun, padi harus cepat diangkut ke dalam heler. Jika terlambat dan terkena hujan, padi yang sudah seharian dijemur akan sia-sia dan tidak siap digiling ke dalam mesin huller. Padi yang terkena air akan berat dan mesin tidak dapat menggiling dan memisahkan sakam padi.
Tampiak padi, untuk memisahkan padi dari sekam, kerikil, dan kutu beras
Mesin untuk memasukan padi ke gilingan sebelum menjadi beras
Mesin untuk memasukan padi ke gilingan sebelum menjadi beras
Timbangan beras
Gerobak angkut padi
Manundo padi
Alat panundo padi
Gudang heler di Lubuah Sikarah
Corong untuk memasukan padi ke mesin penggilingan
Kuie, alat untuk mangaka padi
Sekop tangan, untuk menyalin padi ke dalam beras
Setelah padi terkumpul, padi disalin menggunakan sekop yang terbuat dari besi ke dalam karung. Setelah karung penuh, karung diangkat menggunakan gerobak dan didorong menuju gudang heler. Beruntung hari itu kami diizinkan untuk mengambil beberapa gambar, kami pun menuju ke dalam bangunan heler, melihat dan medokumentasikan suasana di dalam bangunan. Di dalam bangunan, terlihat karung-karung padi yang telah terisi tersusun rapi, juga terdapat mesin penggiling padi, dan juga timbangan. Saat itu mesin penggiling padi sedang tidak bekerja, jadi saya belum dapat melihat langsung proses pemisahan/pengupasan padi dari sakam.
Setelah melihat dan mendokumentasikan bagaimana pengangkutan padi hingga ke dalam heler, kami pamit dan melanjutkan perjalanan kembali. Saat memasuki Nagari Koto Baru, Solok. tak jauh dari jembatan, ada beberapa karamba berderetan di sungai. Karamba adalah semacam kurungan ikan yang dibuat dari potongan bambu, yang disusun berupa kota panjang untuk beternak ikan. Setelah mengambil beberapa gambar, kami langsung menuju rumah Uda Dayat. Sesampai di sana, kami dipersilahkan masuk dan berbincang-bincang hangat dengannya. Sembari berbincang dan melihat-lihat karyanya kami menanyakan kincie kepadanya. Uda Dayat langsung merespon pertanyaan saya dan Riski. Kami pun diajak ke lokasi yang tidak jauh dari lokasi rumahnya. Setelah melewati beberapa kelok simpang, tibalah kami di sebuah rumah di mana lokasi kincir tersebut berada. Kami lumayan tersentak setiba di lokasi karena suasana dan kondisi di rumah tersebut sangat asri dan terkesan jarang digaduh. Di sana dia juga memiliki kebun yang ditanami cukup beragam tanaman.
  Alu dan Lasuang, bagian dari komponen kincir penumbuk padi atau kopi
Alu, bagian dari komponen kincir penumbuk padi atau kopi
Roda Kincia, bagian dari komponen kincir penumbuk padi atau kopi
Poros Kincia, bagian dari komponen kincir penumbuk padi atau kopi
Pangipeh, bagian dari komponen kincir penumbuk padi atau kopi
Uda Dayat dan Penulis di Studio Rumah Kincia
Isi kebunnya antara lain, cangkeh, pohon coklat, pisang, pepaya, kedondong, durian dan bermacam-macam bibit menghasilkan lainnya. Setelah itu barulah Saya dan Riski diajak masuk ke dalam rumah tua di mana kincir tersebut terpasang. Sami terpukau membayangkan kecerdasan berpikir orang zaman dahulu, yang mampu menciptakan teknologi yang dapat mempermudah proses penumbukan padi maupun kopi dalam jumlah yang cukup banyak. Uda Dayat bilang, itu adalah peninggalan kakeknya. Ia menjelaskan pada kami cara pengoperasian alat tersebut. Kerjanya dimulai dari perputaran kincir yang memanfaatkan arus aliran air berasal dari saluran irigasi, yang sengaja diarahkan menuju kincir. Kincir berputar paralel atau terhubung dengan batang tonggak yang menjadi poros kincir. Di saat yang sama sambungan tuas, yang dikaitkan pada batang poros, berputar menggerakkan tujuh tuas Alu, yang menumbuk padi atau kopi di lasuang. Semuanya bekerja seperti gear-gear mesin. Lalu, kopi atau padi hasil dari tumbukan, diambil dan dipindahkan ke alat pengipas, sementara kipas ini masih sambungan dari putaran kincie. Fungsi kipas ini adalah untuk memisahkan kopi atau padi dari sakam-nya. Begitulah proses penggilingan berjalan. Namun kini, kincie milik kakek Uda Dayat tersebut berfungsi lagi, ada beberapa bagian yang sudah rusak. Selain itu, saluran irigasi sudah tidak berair lagi karena sudah dialihkan lagsung ke sawah atau parit.
Setelah mengabadikan beberapa foto, dan berjalan-jalan mengitari sawah dan rumah kincie, kami pun pamit kepada Uda Dayat. Pada saat perjalan pulang saya dan riski kembali melihat sebuah kincir kecil dan unik, disebuah rumah warga. Kincir mini ini pun tidak bergerak lagi. Setelah mengambil beberapa foto, saya dan Riski kembali ke Kantor Gubak Kopi.
_____________________
[1] Mambangkik atau dalam Bahasa Indonesia bisa diidentikan dengan kata membangkit, dalam hal ini adalah proses pembangkitan padi yang sudah dijemur untuk dilanjutkan pada prosespenggilingan.
[2] Heler, adalah istilah yang dipakai oleh warga lokal di Solok, menyebut tempat pengolahan padi. Istilah heler diambil dari kata Huller, nama alat atau mesin penggilingan padi.
Singgah Ke Rumah Kincie Sabtu, 17 Juni 2017 adalah hari ke tujuh lokakarya “Kultur Daur Subur”. Sebelumnya kita telah mengumpulkan beberapa narasi yang berkembang di antara warga terkait lingkungan hidup dan pemanfaatan lahan pertanian di Solok.
0 notes
Text
TERBAIK Wa 0838-7727-0403 PENJUAL Mesin Pembuatan Mie Sragen CV.PUTRA AJAIB
TERBAIK Wa 0838-7727-0403 PENJUAL Mesin Pembuatan Mie Sragen CV.PUTRA AJAIB
Mesin Penggiling Singkong, Mesin Penggiling Jagung, Mesin Penggiling Bakso, Mesin Penggiling Mie, Mesin Penggiling Tebu, Mesin Penggiling Bumbu JASA PEMBUATAN CUSTOM MESIN Harga Mesin Pemanggang Sate, Harga Mesin Pemanggang Sandwich, Mesin Penggiling Padi, Mesin Penggiling Daging, Mesin Penggiling Kopi, Mesin Penggiling Tepung Ada 6 keunggulan di tempat kami diantaranya adalah :  Anda bisa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes