Tumgik
#Menyambut Kembalinya Tuhan Yesus
saudadedaisy · 5 years
Text
Affedemiyorum olanları
11 notes · View notes
Text
Film Rohani Kristen - Klip Film Nyanyian Kemenangan(4)Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Yang Kedua
youtube
Film Rohani Kristen - Klip Film Nyanyian Kemenangan(4)Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Yang Kedua
Saat Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia memberitakan Injil Kerajaan Surga ke mana-mana dalam skala besar, dan itu tersebar ke seluruh kalangan keagamaan dan bangsa Yahudi.
 Pada saat Tuhan Yesus datang kembali untuk melakukan pekerjaan-Nya, orang dari segala aliran dan golongan pun terguncang. Ini mendatangkan sensasi di seluruh dunia. Sudahkah Anda memperhatikan tanda-tanda kedatangan Tuhan yang kedua? Sudahkah Anda menyambut kedatangan-Nya kembali?
Rekomendasi: Film Rohani Kristen Terbaru - Nyanyian Kemenangan - Edisi Dubbing
1 note · View note
Lagu Rohani Kristen Terbaru 2020 - Mereka yang Tidak Menerima Kebenaran, Tidak Layak untuk Menerima Keselamatan
youtube
Lagu Rohani Kristen Terbaru 2020 - Mereka yang Tidak Menerima Kebenaran, Tidak Layak untuk Menerima Keselamatan
Set'lah dengar ribuan
kata kehidupan dan keb'naran,
menurutmu hanya satu yang selaras
dengan pikiranmu dan Alkitab.
Cari di satu kata itu.
Aku menasihatkan kerendahan hati,
jangan tinggikan dirimu.
Bukankah kau tak layak dis'lamatkan
jika tak bisa t'rima kebenaran?
Bukankah kau orang yang kurang beruntung
'tuk kembali ke hadapan takhta Tuhan?
'tuk kembali ke hadapan takhta Tuhan?
Dengan sedikit hormat ke Tuhan,
engkau peroleh terang lebih besar.
Renungkan perkataan ini,
kau 'kan tahu itu keb'naran, kehidupan.
Jangan mengutuk firman-Nya
s'bab Kristus palsu di akhir zaman.
Jangan menghujat Roh Kudus
s'bab kau takut disesatkan.
Bukankah kau tak layak dis'lamatkan
jika tak bisa t'rima kebenaran?
Bukankah kau orang yang kurang beruntung
tuk kembali ke hadapan takhta Tuhan?
tuk kembali ke hadapan takhta Tuhan?
Set'lah mengkaji, kau masih
berpikir perkataan ini bukan
kebenaran, jalan, ungkapan Tuhan,
kau 'kan dihukum, berkatmu hilang, hilang.
Bukankah kau tak layak dis'lamatkan
jika tak bisa t'rima keb'naran?
Bukankah kau orang yang kurang beruntung
tuk kembali ke hadapan takhta Tuhan?
tuk kembali ke hadapan takhta Tuhan?
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
1 note · View note
Text
Simposium CenSAMM - Kerajaan Seribu Tahun: Bukan Misteri Lagi
youtube
Simposium CenSAMM - Kerajaan Seribu Tahun: Bukan Misteri Lagi 
Dari 28-29 Juni 2018, di Panacea Museum Gardens di Bedford, Inggris, Centre for the Critical Study of Apocalyptic and Millenarian Movements (CenSAMM) mengadakan simposium tentang literatur apokaliptik, malapetaka terakhir, dan Kerajaan Seribu Tahun. Acara ini dihadiri oleh para ahli dan cendekiawan agama terkemuka seperti Christopher Rowland, Profesor Emeritus Dekan Irlandia dari Penafsiran Kitab Suci, Universitas Oxford, Massimo Introvigne, Direktur Pelaksana CESNUR, Pusat Studi tentang Agama Baru di Italia, dan Matthew Askey, seorang pendeta yang melayani di Katedral Southwell Minster di Nottinghamshire. Selama simposium, Profesor Introvigne menyampaikan ceramah berjudul "Membuat Film Zaman Kerajaan." Sebagian didasarkan pada drama musikal Gereja Tuhan Yang Mahakuasa Umat Manusia Mendapatkan Kembali Kekudusan yang Pernah Mereka Miliki, ceramah yang menggairahkan dan menyegarkan ini memberikan penafsiran yang jelas tentang kemunculan Kerajaan Seribu Tahun (Milenium). 
Beberapa tahun terakhir telah terjadi bencana yang semakin parah di seluruh dunia. Dunia menjadi semakin kacau, tanda-tanda telah muncul di langit, dan semua nubuat Alkitab mulai menjadi kenyataan. Orang-orang merasakan adanya malapetaka yang akan terjadi, dan sebagian tidak dapat menahan diri untuk bertanya: Apakah bencana terakhir akan memusnahkan bumi? Di mana Kerajaan Seribu Tahun akan muncul? Dan siapa yang akan diperbolehkan masuk? Selama simposium, cendekiawan agama terkemuka internasional, Profesor Introvigne menyampaikan misteri yang diungkapkan oleh Kristus akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa: Kerajaan Seribu Tahun (Kerajaan Kristus yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu di Alkitab) akan muncul di bumi setelah malapetaka besar. Bagi kita, seluruh umat manusia, ini adalah berita bagus! Itu karena malapetaka ini melibatkan nasib, kesudahan, dan tempat tujuan setiap kita!
Rekomendasi:
Lagu Pujian "Kidung Kerajaan: Kerajaan Turun ke Bumi" Paduan Suara Berskala Besar
1 note · View note
garamterang · 3 years
Text
Syarat Menyambut Kedatangan Kristus Kembali
Tumblr media
Sermon Minggu, 25 April 2021 Oleh Wahyudi Purnomo
Shalom saudaraku, kita bersyukur kepada Tuhan Yesus, oleh anugerah-Nya masih diberi kesempatan menghadiri tempat ibadah hari ini.
Sudah lebih dari setahun dunia digoncang oleh pandemi covid-19, dan beberapa hari lalu kita mendapat kabar buruk dari India tentang lonjakan penularan virus corona yang telah bermutasi yang lebih ganas dan penularannya lebih cepat. Hari-hari ini kita juga mendengar berita tragis tentang tenggelamnya kapal selam NANGGALA 402 milik TNI AL dengan  korban jiwa crew/awak kapal 53 orang. Kabar lain dari kasus seorang yang mengaku Kristen mengklaim sebagai nabi ke-26 setelah nabi Muhamad, namanya Joseph Paul Zhang. Kini menjadi orang yang paling dicari oleh kepolisian Indonesia karena telah dilaporkan sebagai penista agama Islam.
Kabar-kabar yang mengemparkan tentang bencana alam, konflik politik, perang, dll. menambah deretan tanda-tanda akhir zaman. Hal ini mengingatkan kita tentang kesiagaan iman dalam menyambut kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kali.
Saya mengajak saudara semua untuk memperhatikan salah satu janji Tuhan  tentang kedatangan-Nya kembali. Dua ayat dari Kisah Para Rasul 1:10-11.
"Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."" - Kisah Para Rasul 1:10-11 (TB)
Para malaikat memberitahu para rasul bahwa pengalaman ini bukan pengulangan dari peristiwa Pemuliaan Yesus (Luk. 9:27-36). Yesus telah meninggalkan mereka, tetapi suatu hari kelak Dia akan kembali dengan cara yang sama seperti waktu Ia terangkat, yaitu penuh kemuliaan dan bisa dilihat. Penantian akan kembalinya Kristus secara jasmaniah merupakan inti iman Kristen.
Konteks kita memang berbeda dengan para rasul. Mereka menantikan janji Bapa tentang turun-Nya Roh Kudus,  sedangkan kita sudah memiliki janji Bapa, yaitu Roh Kudus, saat kita percaya. Yang kita nantikan saat ini adalah kedatangan Tuhan Yesus kembali (Kis. 1:11). Apa yang harus kita lakukan dalam penantian ini? Tentu saja kita harus tetap bertekun dan dengan sehati berdoa bersama saudara-saudara seiman. Percayalah bahwa Roh Kudus yang ada di dalam diri kita memberi kuasa untuk melakukan kehendak Tuhan dan menjadi saksi-Nya.
Bagi umat pilihan-Nya, yaitu para pemercaya Kristus kesiagaan iman menyambut kedatangan-Nya kembali mensyaratkan dua hal, yaitu:
1. Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus
Dalam Yohanes 16:12-13, Tuhan Yesus berkata: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu."
Ucapan Yesus membuat bingung para murid. Mereka tidak mengerti apa maksud-Nya Ia akan pergi dan mereka tidak akan melihat Dia, namun kemudian bisa kembali melihat Dia (ayat 16-19). Hal ini mempertegas ucapan Yesus kepada Nikodemus bahwa seseorang perlu dilahirkan baru dan ditolong Roh agar dapat memahami kebenaran rohani. Itu sebabnya, Yesus mengutus Roh Kudus agar mereka mengerti kebenaran rohani tersebut dan memuliakan Yesus (ayat 13-15).
Ada dua tafsiran mengenai ayat 16-23. Tafsiran pertama berkaitan dengan kepulangan Yesus kepada Bapa setelah Ia menyelesaikan misi-Nya dan kembalinya Yesus untuk menjemput para murid-Nya. Saat itulah dukacita para murid akan berganti sukacita karena keselamatan akan dinikmati semua orang percaya secara tuntas dan sempurna. Tafsiran kedua menegaskan bahwa Yesus akan ditangkap, diadili, dan dihukum mati. Saat itu, para musuh bersukacita, tapi para murid berdukacita. Akan tetapi, Yesus akan bangkit sebagai pemenang atas kuasa dosa dan penguasa dunia. Ini membawa sukacita yang tak dapat hilang lagi (ayat 22). Kebangkitan-Nya mengubah segalanya. Sebelum kematian-Nya, jalan masuk umat kepada Allah tertutup oleh dosa. Setelah kangkitan-Nya, para murid boleh langsung datang kepada Bapa melalui doa dalam nama Yesus (ayat 23-24).
Sebagai manusia yang terbatas dan berdosa, kita tidak dapat mengerti dan memercayai kebenaran Allah dengan kemampuan sendiri, kita perlu Roh Kudus mengajar kita agar mata rohani kita melihat Yesus yang mengalahkan kuasa dosa. Kita perlu pertolongan Roh Kudus agar mengimani kemenangan Yesus yang menuntun kita di jalan yang benar menuju surga. Roh Kudus menolong kita menyadari hak-hak kita sebagai orang beriman yaitu mengalami kesukaan dan berdoa dalam nama Yesus (ayat 22-24).
"Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran," itu berarti terus menerus memberi penerangan batin (iluminasi) sampai kita memiliki pemahaman yang utuh tentang karya Allah dalam penyelamatan. Bahkan Roh Kudus juga akan menyingkapkan hal-hal yang akan datang, yang kini masih tersembunyi bagi mereka yang tidak beriman kepada Kristus. Kita bersyukur melalui nubuatan Alkitab (PL), khotbah Tuhan Yesus tentang akhir zaman, surat-surat para rasul, dan kitab Wahyu, mendapat pencerahan yang cukup jelas tentang akhir zaman. Dan hari ini kita beroleh peneguhan tentang janji kedatangan-Nya kembali, meskipun harus didahului dengan berbagai kondisi terburuk di dunia ini.
Syarat kedua agar kita siaga menyambut kedatangan-Nya kembali adalah:
2. Memiliki Kemampuan Rohani Mengenali Suara Kristus
Dalam Matius 25:6, Tuhan Yesus berkata, "Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!"
Karena Tuhan memanggil domba-domba-Nya dengan perkataan dan ucapan-Nya, pasti akan ada beberapa orang yang akan mendengarkan suara Tuhan terlebih dahulu dan mengikuti jejak langkah Anak Domba, dan kemudian berseru ke mana-mana, "Mempelai laki-laki datang," yaitu untuk menyebarkan berita tentang kedatangan Tuhan kembali dan pesan tentang kedatangan Tuhan yang kedua, sehingga semua orang memiliki kesempatan untuk mendengar suara Tuhan. Karena itu dikatakan bahwa apakah kita dapat mengikuti jejak langkah Anak Domba? Hal ini bergantung pada apakah kita memiliki hati yang rindu mencari Dia dan apakah kita dapat mengenali suara-Nya?
Sama seperti ketika Tuhan Yesus pertama kali menampakkan diri dan mulai bekerja, Petrus, Maria, dan yang lainnya mengenali Tuhan Yesus sebagai Mesias dari pekerjaan dan perkataan-Nya, dan mereka mengikuti Dia dan mulai menyaksikan Injil-Nya.
Mereka yang dapat mengenali suara Tuhan adalah gadis-gadis yang bijaksana. Sementara para imam, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi yang tidak menyukai kebenaran memang mendengar otoritas dan kuasa dari firman Tuhan Yesus tetapi tidak mempercayainya. Sebaliknya, mereka malah berpegang teguh pada gagasan dan imajinasi mereka, berpikir bahwa "orang yang tidak disebut Mesias bukanlah Tuhan" dan menunggu Mesias menampakkan diri kepada mereka. Mereka bahkan mengutuk dan menghujat pekerjaan Tuhan Yesus.
Banyak orang-orang Yahudi yang secara membabi buta mendengarkan para imam, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi, dan menolak Tuhan Yesus sebagai Mesias. Orang-orang seperti itu menjadi seperti gadis-gadis bodoh yang ditinggalkan oleh Tuhan, dan tidak diberi pintu untuk masuk dalam ruang pesta perkawinan Anak Domba.
Beberapa orang mungkin bertanya, "Jadi, bagaimana suara Tuhan dapat dikenali?" Padahal, ini tidaklah sulit.  Perkataan dan ucapan Tuhan penuh kuasa. Perkataan dan ucapan Tuhan itu akan dapat mengungkap berbagai misteri kerajaan surga dan menyingkapkan kerusakan dunia dan manusia.  Siapa pun yang telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, pikirannya akan terbuka ketika ia mendengar Firman Tuhan, dan akan ada konfirmasi di dalam hatinya ketika Sang Pencipta sedang berbicara dan menyampaikan perkataan-Nya.
Domba-domba Tuhan mendengarkan suara Kristus sebagai Gembala Agung.  Jika iman kita benar didasarkan pada Alkitab yang adalah Firman Allah, maka  kita harus menerima dan menaati-Nya.
Di dunia saat ini, hanya Alkitab yang memberi tahu:  "Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya." Jika kita benar-benar membaca lebih banyak isi Alkitab, maka kemampuan rohani kita terus meningkat, sehingga dapat mengenali suara Tuhan, bahkan mampu membedakan mana yang dari Tuhan dan mana yang dari Setan, mana nubuat asli dan mana nubuat palsu. Seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Yohanes 10:27: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku."
Kita dapat percaya bahwa selama kita memiliki hati yang mencari dengan rendah hati, kita dapat mengenali suara Tuhan dan menyambut kedatangan-Nya kembali.
Jadi, dua syarat kesiagaan iman dalam rangka menyambut kedatangan Kristus kembali adalah:
1. Hidup dalam pimpinan Roh Kudus. 2. Memiliki kemampuan rohani mengenali suara Kristus.
0 notes
majalahforbes-blog · 5 years
Text
Veronica is Back! Siap Eksis di Medsos dan Garap Proyek Bareng Anak
Forbes - Veronica Tan akhirnya kembali ke media sosial setelah 'hilang' selama dua tahun. Mantan istri Ahok itu siap kembali eksis bersama putri tercinta, Nathania Purnama. Kembalinya Veronica di media sosial ditandai dengan postingan fotonya bersama Nathania. Veronica terlihat memainkan cello yang memang menjadi keahliannya. Sementara Nathania bermain biola. "Hallo Instagram, Saya kembali. Akun official saya akan kembali saya pakai untuk cerita soal kegiatan saya sehari-hari. Ini cerita seminggu lalu waktu Saya bikin project sama @nata.zhong dan @soundkestra. Ada yang bisa nebak Saya dan Nia mau bikin project apa?" tulis Vero, dilihat detikHOT, Jumat (12/4/2019). Veronica memang jarang mengunggah foto apapun di Instagram sejak 2017 lalu. Terakhir dia berfoto bersama calon wagub DKI, Djarot Saiful Hidayat saat Idul Fitri. Veronica sendirian bertemu Djarot dan istri karena Ahok masih mendekam di rutan Mako Brimob kala itu. "Hari pertama #IdulFitri1438H berkunjung ke sahabat yang sudah seperti keluarga sendiri," tulisnya saat itu. Netizen ikut senang menyambut kembali Vero di Instagram. "Welcome back bu. Wanita hebat. Sering-sering posting bu," kata akun meta***wan. "Miss u buuu," sebut han**va** "Aaah rindunga cii. Semoga tuhan yesus selalu berkati yaa," sebut pri****. Welcome back, Bu Vero! Read the full article
0 notes
Text
Film Rohani Kristen | Klip Film Terberkatilah Yang Miskin Jiwanya(2)
youtube
Film Rohani Kristen Terbaru | Klip Film Terberkatilah Yang Miskin Jiwanya(2)Apakah Orang yang Diselamatkan Bisa Masuk Kerajaan Surga?
Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan yang membebaskan kita dari semua dosa. Selama kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, berdoa, dan mengakui dosa kita kepada Tuhan, maka dosa kita akan dibebaskan, 
dan kita akan diselamatkan melalui iman kita. Jadi, sebenarnya apa makna "diselamatkan" di sini? Bisakah kita diangkat dan masuk kerajaan surga dengan percaya kepada Tuhan, masuk dalam kasih karunia-Nya dan diselamatkan?
Rekomendasi:
Silakan perhatikan situs web Gereja Tuhan Yang Maha kuasa, yang berisi sumber daya yang kaya seperti buku-buku Firman Tuhan, lagu pujian, video, dll., yang akan memungkinkan Anda menemukan jalan menuju keselamatan ke surga.
1 note · View note
Text
Bagaimana Kita Bisa Ikut Berpesta di Perjamuan Kawin Anak Domba?
Tumblr media
Bagaimana Kita Bisa Ikut Berpesta di Perjamuan Kawin Anak Domba?
                                               Oleh Li Min
Tercatat dalam Wahyu 19:9: "Dan ia berkata kepadaku, Tulislah ini, Diberkatilah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. Dan ia berkata kepadaku, Inilah kata-kata yang benar dari Tuhan."
Sebagai orang Kristen, kita semua tahu bahwa ketika Tuhan Yesus datang kembali pada akhir zaman, semua orang yang dapat menerima Tuhan dan ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba adalah gadis-gadis bijaksana; yang diberkati; mereka yang memiliki harapan untuk diangkat naik ke dalam kerajaan surga. Gadis-gadis bodoh, karena mereka gagal ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba, menjadi orang-orang yang ditolak oleh Tuhan, dan akhirnya tanpa terelakkan jatuh ke dalam bencana. Kita semua berharap, ketika Tuhan Yesus datang kembali, kita menjadi salah seorang gadis bijaksana, yang menyambut mempelai pria, dan diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. Ini adalah akhir zaman, perang terus-menerus meletus, bencana seperti kelaparan, wabah, gempa bumi, dan tsunami menjadi jauh lebih serius, dan tanda-tanda langit seperti gerhana Bulan Darah Tetrad dan gerhana Bulan Darah Serigala Super juga sering muncul. Banyak nubuat tentang kedatangan Tuhan kembali dalam Alkitab yang pada dasarnya telah digenapi. Pada saat genting menerima kedatangan Tuhan kembali ini, bagaimana kita dapat menghadiri perjamuan kawin Anak Domba? Hari ini, mari kita bahas tiga prinsip yang harus kita kuasai mengenai perjamuan kawin Anak Domba.
1. Jadilah Seseorang yang Dengan Rendah Hati Mencari dan Lapar akan Kebenaran
Tuhan Yesus mengajar kita: "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh: karena kerajaan surga adalah milik mereka" (Matius 5:3). "Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran: karena mereka akan dipuaskan" (Matius 5:6). Tuhan Yesus meminta kita untuk menjadi orang yang dengan rendah hati mencari dan lapar akan kebenaran. Tidak peduli apakah perkataan dan perbuatan Tuhan sesuai dengan gagasan kita, kita harus dengan rendah hati mencari, menerima, dan menaatinya, sehingga kita dapat diterima oleh Tuhan dan memasuki kerajaan-Nya. Demikian pula, dihadapkan dengan masalah yang sangat penting tentang kedatangan Tuhan Yesus kembali, ketika kita mendengar seseorang mengkotbahkan berita tentang kedatangan-Nya kembali, kita harus mencari dan menyelidiki hal ini dengan kerendahan hati, melepaskan gagasan dan imajinasi kita sendiri, secara proaktif mendengarkan Injil dari Tuhan yang telah datang kembali, dan melihat sendiri apakah Injil tersebut mengandung pengungkapan kebenaran dan mengandung pekerjaan Roh Kudus, sehingga kita dapat menerima Tuhan dan ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba. Jika kita berpegang teguh pada gagasan kita sendiri, jika kita congkak, mementingkan diri sendiri, dengan seenaknya membuat pernyataan, dan berpegang teguh pada penafsiran Alkitab secara harfiah, menyatakan bahwa "Tuhan Yesus yang tidak turun di atas awan putih bukanlah Tuhan Yesus" atau "Siapa pun yang tubuhnya bukan merupakan tubuh roh, bukanlah Tuhan Yesus," dan karena itu dengan membabi buta menolak pekerjaan Tuhan, kita menanggung risiko menolak Tuhan Yesus ketika Dia datang kembali pada akhir zaman dan kehilangan kesempatan untuk ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba. Dikatakan dalam Roma 11:33-34: "O betapa dalamnya kekayaan hikmat maupun pengetahuan Tuhan! Betapa tak terselidiki segala penghakiman-Nya, dan jalan-jalan-Nya tidak dapat dipahami! Karenasiapakah yang telah mengenal pikiran Tuhan? Atau siapayang telah menjadi penasihat-Nya?" Hikmat Tuhan itu mengagumkan dan tidak dapat diprediksi. Tidak mungkin bagi manusia untuk mengetahui bagaimana Tuhan akan bekerja pada akhir zaman. Kita tidak mampu membayangkannya. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah melepaskan gagasan kita sendiri dan secara proaktif mencari dan menyelidikinya ketika kita mendengarkan berita tentang kedatangan Tuhan Yesus kembali. Ini adalah satu-satunya cara untuk menerima kedatangan Tuhan kembali.
Ingatlah bahwa ketika Tuhan Yesus muncul dan bekerja di Yudea, orang-orang Farisi dengan keras kepala memegang makna harfiah dari nubuatan Perjanjian Lama, bersikeras bahwa Tuhan haruslah disebut Mesias. Akibatnya, ketika Tuhan datang dan dipanggil Yesus, mereka menolak untuk menerima-Nya. Perjanjian Lama menubuatkan bahwa seorang raja orang Yahudi akan dilahirkan dan mengambil alih kekuasaan, dan orang-orang Farisi membayangkan bahwa hal ini berarti raja tersebut pasti akan lahir di istana dan membebaskan mereka dari pemerintahan Romawi. Ketika Tuhan Yesus datang, Dia dilahirkan di palungan di Betlehem, dan bukannya memimpin orang Yahudi menggulingkan pemerintahan Romawi, Dia menyerukan gagasan: "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat" (Matius 4:17), dan mengajar orang bagaimana mengakui dosa mereka, bersikap toleran, dan memikul salib. Ketika dihadapkan dengan kenyataan bahwa kedatangan dan pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Farisi menjadi congkak dan mementingkan diri sendiri karena pemahaman mereka sendiri akan Kitab Suci dan keakraban mereka dengan hukum Taurat. Mereka tidak dengan rendah hati mencari, tetapi malah menjadi biang keladi dalam merancang, menentang, dan mengutuk Tuhan Yesus, menghasut orang-orang percaya untuk menolak Tuhan Yesus, dan akhirnya membuat Tuhan Yesus disalibkan. Semua yang mereka katakan dan lakukan menyinggung watak Tuhan, dan mereka dikutuk oleh Tuhan, menyebabkan Israel mati selama 2.000 tahun. Sementara itu, mereka yang dengan rendah hati mencari dan lapar akan kebenaran seperti Petrus dan Yohanes, mereka tidak pernah menggunakan gagasan dan imajinasi mereka sendiri mengenai pekerjaan Tuhan Yesus. Ketika mereka mendengar apa yang Dia khotbahkan, mereka lapar untuk mendengarkan khotbah-khotbah-Nya, mengikuti-Nya, dan akhirnya, melalui perkataan dan pekerjaan Tuhan Yesus, mereka mengakui bahwa Dia adalah Mesias yang dinubuatkan, dan menerima keselamatan Tuhan.
Melalui persekutuan di atas, kita dapat memahami bahwa kita tidak boleh mengevaluasi atau membatasi kedatangan dan pekerjaan Tuhan berdasarkan pada gagasan dan imajinasi kita sendiri. Sebaliknya, kita harus berakal, serta dengan rendah hati mencari dan menyelidiki, karena hanya dengan cara ini kita akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan penampakan Tuhan dan menerima bimbingan Tuhan.
2. Dengarkanlah Suara Tuhan
Ada banyak nubuat dalam Wahyu 2–3 yang serupa dengan "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja." Dalam Wahyu 3:20, kita membaca, "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku." Tuhan Yesus juga dengan jelas mengatakan kepada kita, "Dan di saat tengah malam ada suara seruan terdengar, Lihatlah, Mempelai laki-laki itu datang; keluarlah dan jumpai Dia" (Mat 25:6). "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12–13). Dari nubuat ini, kita melihat bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali dan berbicara kepada kita pada akhir zaman. Dia akan memberi tahu kita semua kebenaran yang sebelumnya tidak kita pahami dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, sehingga kita dapat menerima semua kebenaran dari Tuhan. Jadi, kita perlu berfokus mendengarkan suara Tuhan, dan menerima Tuhan yang datang kembali dan ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba dengan mendengarkan suara atau firman Tuhan.
Tuhan Yesus berkata: "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup" (Yohanes 14:6). Hanya Tuhan yang dapat mengungkapkan kebenaran, menunjukkan jalan bagi kita, dan memberi kepada kita hidup. Kita dapat menentukan apakah yang kita dengar tentang kedatangan Tuhan kembali adalah berdasarkan firman yang diucapkan, apakah yang kita dengar mengandung kebenaran dan memberi kepada kita bekal bagi kehidupan, apakah yang kita dengar mengandung otoritas dan kuasa Tuhan, dan seterusnya. Sama seperti ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, Dia mengajar orang untuk berdoa, bagaimana menjadi toleran dan murah hati, untuk mengasihi dan berdoa bagi musuh kita, dan seterusnya berdasarkan pada kesusahan dan kesulitan nyata kita. Firman ini adalah kebenaran, dan menunjukkan jalan penerapan yang spesifik, sehingga memberikan kepada kita bekal bagi kehidupan dan prinsip-prinsip yang jelas yang dapat digunakan untuk bertindak ketika sesuatu terjadi pada kita. Para murid dan pengikut Tuhan juga mengenali dari kebenaran yang diungkapkan-Nya bahwa Dia adalah Mesias yang dinubuatkan karena mereka merasakan kuasa dan otoritas dalam khotbah-khotbah-Nya. Perempuan Samaria mengerti dari firman yang Tuhan Yesus ucapkan bahwa ritual lahiriah bukan hal yang penting ketika kita berdoa, sebaliknya orang hendaknya menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, dan memahami bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber air hidup. Melalui percakapan dengan Tuhan, dia juga menemukan bahwa Tuhan Yesus mengamati hati dan jiwa orang, dan bahwa Dia dapat menyingkapkan semua yang kita lakukan secara rahasia, dan dengan demikian dia mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan. Natanael juga mengenali dari perkataan Tuhan Yesus bahwa Dia mengamati segala sesuatu dan mengenal orang dengan baik. Hanya Tuhan yang dapat memiliki otoritas seperti itu, jadi Natanael menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan dia pun mengikuti-Nya.
Jadi, jika kita ingin menerima Tuhan Yesus yang datang kembali pada akhir zaman, kita harus mendengarkan firman Tuhan dan kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan, karena hanya dengan cara ini kita akan memiliki kesempatan untuk ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba dan masuk ke dalam kerajaan Tuhan.
3. Berfokuslah untuk Membedakan Perkataan Jahat dan Pendapat Salah si Iblis, dan Waspadalah Terhadap Tipuan Iblis
Ketika Tuhan Yesus bekerja, Dia pernah berkata kepada murid-murid-Nya, "Perhatikan, waspadalah terhadap ragi orang Farisi" (Markus 8:15). Tuhan mengamati hati dan jiwa manusia, Dia tahu bahwa orang-orang Farisi sering menggunakan metode penafsiran Alkitab untuk orang percaya Yahudi untuk memelintir maknanya, mengarahkannya dengan salah, dan menyesatkan orang. Dari luar mereka rendah hati dan sabar, tetapi mereka membenci kebenaran, membenci Tuhan, dan secara tak terkendali menentang Tuhan, itulah sebabnya Dia memperingatkan para murid-Nya untuk waspada terhadap perkataan orang-orang Farisi, jangan sampai mereka tertipu dan kehilangan keselamatan Tuhan. Orang-orang Farisi berkata kepada orang-orang percaya pada saat itu untuk menghentikan mereka: "Apakah engkau juga disesatkan? Adakah di antara para penguasa atau orangFarisi yang percaya kepada-Nya?" (Yohanes 7:47-48). Dengan mengatakan ini, yang mereka maksudkan adalah: imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Farisi adalah para pemimpin Yahudi yang akrab dengan Kitab Suci, yang bersusah payah dan bekerja, dan karena mereka tidak menerima Tuhan Yesus, hal ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus bukanlah Mesias. Orang-orang Farisi juga mengutuk dan menghujat Tuhan Yesus dengan mengatakan: "Orang ini tidak mengusir Iblis, tetapi dengan Beelzebub, pemimpin Iblis, Dia mengusir Iblis" (Matius 12:24). Mereka mengklaim bahwa Tuhan Yesus mengusir Iblis melalui penghulu Iblis, karena mereka takut orang-orang percaya Yahudi akan mengikuti Tuhan, dan bahwa pada gilirannya tidak akan ada lagi yang mendukung atau memelihara mereka, mereka juga tidak dapat mempertahankan status dan kedudukan mereka; jadi mereka dengan ganas menyebarkan desas-desus, memfitnah, dan menghujat Tuhan Yesus untuk membuat orang-orang percaya menyangkal bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias dan menolak keselamatan Tuhan. Orang-orang Yahudi tertipu oleh kesalehan lahiriah para imam kepala, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi. Orang-orang Yahudi menganggap mereka sebagai pemimpin dalam iman mereka kepada Tuhan, secara membabi buta mematuhi gagasan jahat dan pendapat keliru yang disebarkan oleh para pemimpin Yahudi, menolak untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan Yesus, dan akhirnya mengikuti para pemimpin Yahudi dalam menentang dan mengutuk Tuhan dan memakukan Tuhan Yesus di atas kayu salib, dan dikutuk dan dihukum oleh Tuhan. Ini sepenuhnya menggenapi nubuat Tuhan: "Umat-Ku hancur karena kurangnya pengetahuan" (Hosea 4:6).
Kita dapat melihat bahwa dalam hal menyelidiki jalan yang benar, jika kita tidak memiliki kemampuan membedakan perkataan yang jahat dan pendapat yang salah, kita akan dengan mudah jatuh oleh tipu daya Iblis, atau bahkan mengikuti Iblis dalam melakukan kejahatan dan menentang Tuhan, dan dengan demikian kehilangan keselamatan Tuhan. Demikian pula, dalam perkara yang sangat penting yaitu menerima Tuhan Yesus yang telah datang kembali pada akhir zaman, demi menghentikan kita dari menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan mengacaukan pengelolaan Tuhan, Iblis menggunakan segala macam orang, perkara, dan hal-hal untuk menyebarkan perkataan jahat dan pendapat yang salah untuk menipu dan mengganggu kita. Kebenaran adalah satu-satunya cara untuk membongkar tipuan Iblis, dan selama kita dapat melihat dan mengevaluasi hal-hal sesuai dengan firman Tuhan Yesus, kita dapat menjaga diri terhadap ragi orang Farisi, menerima Tuhan Yesus yang datang kembali, dan ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba. Sebagai contoh, Tuhan Yesus berjanji kepada kita: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7). Dia juga mengatakan kepada kita: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). Dalam Wahyu, Tuhan juga mengingatkan kita berkali-kali bahwa "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" (Wahyu 2:7). Firman Tuhan sangat jelas dalam menyatakan bahwa dalam hal menerima kedatangan Tuhan kembali, hanya dengan selalu berdoa kepada Tuhan, mendengarkan apa yang dikatakan oleh suara Roh Kudus kepada gereja-gereja, dan mengenali suara Tuhan dapatlah kita menerima Tuhan Yesus yang datang kembali. Ketika kita pergi ke pertemuan gereja, kita sering mendengar hal-hal seperti, "Saudara-saudari, tingkat pertumbuhanmu kecil dan engkau tidak memiliki kearifan. Jika seseorang berkhotbah bahwa Tuhan telah datang kembali, janganlah engkau mendengarkan, membaca, atau menyelidikinya. Itulah cara untuk melindungi dirimu dari kebingungan." "Setiap khotbah yang mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali adalah salah, dan kita hendaknya tidak menyelidiki hal-hal seperti itu untuk menghindari penipuan." Perkataan ini terdengar seolah-olah diucapkan demi kebaikan kita, tetapi jika kita membandingkannya dengan saksama dengan firman yang Tuhan Yesus ucapkan, perkataan ini sepenuhnya bertentangan dengan kehendak dan tuntutan Tuhan. Perkataan ini juga merupakan penghalang besar bagi kita untuk menerima Tuhan. Jika kita tidak memiliki kearifan akan perkataan ini dan menaatinya dengan membabi buta, bukankah kita akan menolak Tuhan yang mengetuk pintu kita? Bagaimana kita dapat menerima kedatangan Tuhan dengan cara seperti itu? Dengan melakukan hal tersebut, bukankah kita kehilangan semua harapan untuk bersatu dengan Tuhan dan ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba?
Jadi, kita harus belajar dari pelajaran orang-orang percaya Yahudi, dan memiliki pendapat dan gagasan kita sendiri berkaitan dengan hal menerima Tuhan. Kita harus berdoa kepada Tuhan, mencari dan menaati tuntunan Roh Kudus, dan tidak secara membabi buta mendengarkan perkataan seseorang, karena hanya dengan cara ini kita bisa menghindarkan diri kita ditipu oleh perkataan jahat dan pendapat salah si Iblis, dan hanya dengan cara ini kita dapat menerima Tuhan yang datang kembali dan ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba.
Tiga prinsip di atas sangat penting bagi kita untuk menerima Tuhan Yesus yang datang kembali dan ikut berpesta di perjamuan kawin Anak Domba. Jika kita lebih berfokus pada perenungan, pencarian, dan jalan masuk, kita akan memenuhi keinginan kita untuk dipersatukan kembali dengan Tuhan.
Semoga Tuhan menyertai kita semua, dan semoga Dia terus mencerahkan dan membimbing kita. Amin!
Rekomendasi:
Nubuat akhir zaman Kristen telah digenapi dan Tuhan Yesus sudah kembali! Bagaimana kita dapat menyambut kedatangan Tuhan Yesus? Silakan klik tautan untuk menemukan jalan menyambut kembalinya Tuhan
1 note · View note
Text
Film Rohani Kristen - Klip Film Nyanyian Kemenangan(4)Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Yang Kedua
youtube
Film Rohani Kristen - Klip Film Nyanyian Kemenangan(4)Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Yang Kedua
Saat Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia memberitakan Injil Kerajaan Surga ke mana-mana dalam skala besar, dan itu tersebar ke seluruh kalangan keagamaan dan bangsa Yahudi. 
Pada saat Tuhan Yesus datang kembali untuk melakukan pekerjaan-Nya, orang dari segala aliran dan golongan pun terguncang. Ini mendatangkan sensasi di seluruh dunia. Sudahkah Anda memperhatikan tanda-tanda kedatangan Tuhan yang kedua? Sudahkah Anda menyambut kedatangan-Nya kembali?
Rekomendasi: Film Rohani Kristen Terbaru - Nyanyian Kemenangan - Edisi Dubbing
Firman Tuhan Yang Maha kuasa mengungkapkan misteri tentang inkarnasi Tuhan. Silakan menonton film-film Injil Gereja Tuhan Yang Maha kuasa agar Anda dapat memahami kebenaran tentang inkarnasi Tuhan di akhir zaman.
1 note · View note
Text
Roh Kudus Bekerja Secara Berprinsip
Tumblr media
  Artikel Kristen - Roh Kudus Bekerja Secara Berprinsip
                             Qin Shuting Kota Linyi, Propinsi Shandong
Selama beberapa waktu yang lalu, walaupun tidak henti-hentinya kumakan dan minum firman Tuhan, tidak pernah kurasakan terang. Aku berdoa kepada Tuhan untuk hal ini, tetapi setelah itu, aku belum tercerahkan juga. Maka, pikirku, "Ada waktunya bagi Tuhan untuk mencerahkan setiap manusia, maka tiada gunanya mencoba mendesakkan hal ini." Setelah itu, aku menjaga aturan, makan dan minum firman Tuhan tanpa cemas, "dengan sabar" menanti pencerahan Tuhan.
Hingga suatu hari, kubaca firman Tuhan ini: "Hanya jika hatimu damai di hadapan Tuhan, upayamu mengejar kebenaran dan perubahan watak akan membuahkan hasil. Karena engkau datang dengan beban berat di hadapan Tuhan dan selalu merasa banyak sekali kekuranganmu, ada banyak kebenaran yang perlu diketahui, banyak realitas yang perlu dialami, dan engkau harus memusatkan perhatianmu seluruhnya kepada kehendak Tuhan—semua ini selalu ada dalam benakmu dan seolah-olah menekanmu begitu kuat sehingga engkau tidak dapat bernapas, dan engkau merasakan beban berat di hatimu (tetapi tidak dalam keadaan negatif). Hanya orang seperti ini yang memenuhi syarat untuk menerima pencerahan dari firman Tuhan dan digerakkan oleh Roh Tuhan. Karena beban mereka, karena beban berat di hati mereka, dan dapat dikatakan karena harga yang telah mereka bayar serta siksaan yang telah mereka derita di hadapan Tuhan sehingga mereka menerima penerangan dan pencerahan-Nya; karena Tuhan tidak memberi kepada siapa pun perlakuan khusus. Tuhan selalu adil dalam memperlakukan orang, tetapi Dia juga tidak asal-asalan dalam pembekalan-Nya kepada orang, dan Dia tidak memberi tanpa syarat. Ini merupakan salah satu aspek dari watak-Nya yang benar" ("Membangun Hubungan yang Benar Dengan Tuhan Sangatlah Penting" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Ketika merenungkan firman Tuhan ini, aku mengerti: Tuhan adalah Tuhan yang benar. Tak pernah Ia sewenang-wenang dalam ketetapan-Nya bagi manusia, dan tidak memberi kepada manusia tanpa syarat. Guna menerima pencerahan dan penerangan Tuhan, orang harus menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan dan memiliki hati yang merindu dan mencari firman Tuhan. Mereka harus menanggung beban kehidupan mereka sendiri dan menelusuri kelemahan-kelemahan mereka di dalam firman Tuhan. Menanggung beban mereka, mereka dengan sengaja harus makan dan minum firman Tuhan untuk menaruh setiap perhatian kepada kehendak-Nya dan memasuki kebenaran lebih dalam lagi. Kenyataannya, hanya dengan membayar harga seperti itu ketika bekerja bersama Tuhan, seseorang dapat memperoleh pencerahan dari Tuhan. Bila melihat peristiwa yang lalu, aku tidak menanggung beban, tidak sama sekali pula kujaga hati yang merindu untuk makan dan minum firman Tuhan. Setiap kali kuambil Alkitab, akan kubuka sambil lalu dan melihat bahwa bagian ini dan bagian itu sudah kubaca, berpikir bahwa aku sudah mempunyai gagasan kasar tentang setiap bagian. Lalu akan kucari salah satu bagian yang lama, kubaca sepintas lalu, dan selesai sudah. Dahulu, kala kumakan dan minum firman Tuhan, cukuplah bagiku untuk mengerti makna harafiah dari firman itu, berfokus hanya pada penjagaan beberapa aturan dan cara bertindak. Tentu saja tidak kulihat banyak kebenaran yang perlu kumasuki, tidak juga kupuaskan hati Tuhan. Sama sekali tidak kutanggung beban hidupku sendiri, tidak juga kucemas tentang tidak melengkapi diri dengan cukup kebenaran; aku semata-mata menangani caraku makan dan minum firman Tuhan dengan biasa-biasa saja. Dengan sikap congkak seperti itu terhadap firman Tuhan, bagaimana akan kuperoleh pencerahan dan penerangan-Nya? Aku benar-benar tidak bekerja bersama Tuhan, dan menggunakan ungkapan "Ada waktunya bagi Tuhan untuk mencerahkan setiap manusia" sebagai alasan untuk secara membabi buta menanti pencerahan Tuhan. Aku benar-benar menjadi begitu bodohnya! Baru sekarang kuakui bahwa, meskipun ada waktunya bagi Tuhan untuk mencerahkan setiap manusia, sejauh ini benar adanya, adat suatu prinsip di balik pekerjaan Roh Kudus pada manusia. Manusia sendiri harus memiliki hati yang merindu, mencari, agar sanggup bekerja bersama Tuhan secara positif dan aktif. Baru setelah itu dapatlah Roh Kudus bekerja pada manusia dan mencerahkan serta menerangi pengertian manusia tentang kehendak Tuhan, menjadikan mereka mengerti akan kebenaran dalam firman-Nya.
Tumblr media
Oh Tuhan! Kuhaturkan syukur atas pencerahan-Mu yang terjadi tepat pada waktunya yang memungkinkan aku mengenal penyimpangan dalam pengalamanku sendiri. Sekarang kuingin berpaling kembali untuk bekerja bersama-Mu secara positif dan aktif, untuk menjaga hati yang merindu dan mencari, untuk menanggung bebanku, untuk makan dan minum firman-Mu, untuk lebih jauh mengejar pencerahan yang diperoleh melalui firman-Mu, untuk membuat diriku menembus lebih dalam ke dalam kebenaran, dan demi hidupku agar bertumbuh menjadi lebih besar.
Rekomendasi:
Refleksi Kristen  Apakah engkau masih bergumul dalam penderitaan karena dosa? Apakah engkau putus asa dan kecewa karena engkau hidup terjebak dalam siklus berbuat dosa dan bertobat? Apa yang harus kita lakukan untuk melepaskan diri dari ikatan dosa? Aku berharap dengan membaca artikel ini engkau akan terbantu.
1 note · View note
Text
Harapan Sepenuh Hati Seorang Kristen: Bebas dari Dosa dan Masuk ke dalam Kerajaan Surga Bukan Lagi sebuah Impian
Tumblr media
 Harapan Sepenuh Hati Seorang Kristen: Bebas dari Dosa dan Masuk ke dalam Kerajaan Surga Bukan Lagi sebuah Impian
Zhenyi, seorang Kristen, selalu merasa tertekan tentang hidup dalam dosa dan dia khawatir bahwa dia tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Namun syukurlah, dia akhirnya menemukan jalan untuk bebas dari dosa dan masuk ke dalam kerajaan surga …
                                                 Oleh Saudari Zhenyi
 Kata Pengantar
Aku percaya bahwa setiap saudara-saudari di dalam Tuhan akan mengalami situasi seperti ini: ketika kita berhubungan dengan orang lain dan perkataan serta tindakan mereka tidak sesuai dengan gagasan kita sendiri, kita dapat dengan mudah kehilangan kesabaran dan mulai menegur mereka, dan kita tidak mampu mempraktikkan toleransi dan kesabaran. 
Contoh lainnya adalah ketika kepentingan kita sendiri terganggu, dan kita kemudian mampu berkata bohong dan menipu, dan bahkan tidak mampu mengatakan sepatah kata pun yang jujur. Dosa adalah seperti sebuah rantai tidak terlihat yang mengikat kita dengan erat, dan itu membuat kita merasa sangat berutang kepada Tuhan namun tidak berdaya untuk membebaskan diri kita darinya! Apakah engkau juga tertekan dengan pertanyaan tentang bagaimana caranya bebas dari dosa? Saudari Zhenyi akan menggunakan pengalamannya untuk memberi tahu kita cara untuk bisa bebas dari dosa, jadi marilah kita baca bersama-sama.
Pada tahun 2002, aku menikah dan pindah dari Vietnam ke Taiwan. Karena perbedaan bahasa dan budaya di antara kami, ditambah fakta bahwa aku dan suamiku memiliki karakter yang sangat berbeda, kami sering bertengkar dan selama pertengkaran tak seorang pun dari kami yang mau mengalah, dan kami berdua merasa sangat sedih.
Pada tahun 2011, aku mulai percaya kepada Tuhan Yesus, dan dari firman-Nya aku memahami bahwa Tuhan menuntut kita untuk bersikap toleran, sabar, dan mengasihi orang lain. Karena itu aku mulai berperilaku sesuai dengan ajaran Tuhan terhadap orang lain. Awalnya, aku mampu bersikap toleran dan sabar terhadap suamiku, dan kami jarang sekali bertengkar. Namun, itu tidak bertahan lama, dan kami kembali memulai kehidupan kami yang terus-menerus bertengkar.. Ketika aku berada di tempat kerja sepanjang hari dan "menyeret" diriku yang kelelahan pulang ke rumah hanya untuk melihat suamiku cuma duduk di sana menonton TV, sama sekali tidak menyadari bahwa pekerjaan rumah tangga perlu dikerjakan, aku tidak tahan lagi dan akan kehilangan kesabaran terhadapnya; setiap kali aku membeli beberapa perabot untuk rumah dan disalahkan oleh suamiku karena membuang-buang uang, aku akan merasa tidak setuju dan akan merasa bahwa aku tidak melakukan kesalahan apa pun dan dia tidak boleh mengkritikku. Pertengkaran antara aku dan suamiku juga berdampak kepada kedua anak kami. Akhirnya, ketika anak-anak kami melihatku pulang, mereka bersembunyi di kamar mereka dan tidak mau keluar; aku dan suamiku sama sekali tidak berbicara satu sama lain sepanjang minggu demi minggu. Kami semakin jauh satu sama lain, dan aku merasa sangat tertekan.
Aku kemudian pergi menemui seorang pengkhotbah dan menceritakan kepadanya tentang penderitaanku dengan harapan dia akan dapat menolongku. Setelah mendengarkan kesusahanku, pengkhotbah itu membacakan kepadaku ayat Alkitab: "Lalu datanglah Petrus kepada-Nya dan berkata: 'Tuhan, berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia bersalah kepadaku dan aku mengampuninya? Sampai tujuh kali?' Yesus berkata kepadanya, Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, tapi tujuh puluh kali tujuh kali" (Matius 18:21-22). Dia kemudian mengatakan kepadaku bahwa orang yang percaya kepada Tuhan harus menaati ajaran-ajaran Tuhan, bahwa kita harus penuh kasih, toleran, dan sabar terhadap orang lain, dan kita harus memiliki roh yang mengampuni. Dia berkata agar tidak berbuat dosa, kita juga harus berpuasa dan berdoa, serta mengakui dosa-dosa kita dan bertobat kepada Tuhan.
Jadi, aku mulai berpuasa dan berdoa, serta mengakui dosa dan bertobat kepada Tuhan, dan aku bertekad untuk mengubah diriku sendiri. Namun, beberapa saat kemudian, bukan saja tabiatku tidak berubah menjadi lebih baik, tetapi malah semakin buruk. Suamiku juga menegurku dan berkata bahwa, meskipun membaca Alkitab dan berdoa setiap hari, aku masih belum berubah sama sekali. Diperhadapkan dengan celaan dari suamiku ini, aku merasakan rasa bersalah yang sangat besar, dan aku bertanya-tanya: "Aku telah berpuasa dan berdoa, aku telah memberikan persembahan, aku melakukan saat teduhku secara teratur dan menghadiri ibadah gereja. Jadi mengapa aku tidak mampu menghentikan diriku dari berbuat dosa?" Aku adalah seorang Kristen, tetapi dalam kenyataannya, aku sama sekali tak mampu untuk memuliakan Tuhan dalam hidupku. Sebaliknya, aku hanya mempermalukan Tuhan, dan ini sangat menyakitkanku. Setiap hari, aku tidak bisa makan atau tidur, dan aku tidak dapat berkonsentrasi di tempat kerja. Khususnya, saat aku membaca dalam Alkitab, "Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan" (Ibrani 12:14), aku bahkan akan merasa lebih gelisah. Tuhan itu kudus, dan Dia menuntut agar kita mencapai penyucian, namun aku terus-menerus berbuat dosa dan bahkan tidak mampu bersikap toleran atau sabar terhadap keluargaku sendiri—bagaimana aku bisa layak bertemu dengan Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan surga? Dan bagaimana aku dapat berhenti berbuat dosa? Aku sering berlutut di lantai dan berdoa kepada Tuhan, air mata mengalir di wajahku: "Ya Tuhan! Aku tidak pernah mampu menghentikan diriku dari kehilangan kesabaran dan aku telah mengatakan banyak hal yang menyakitkan. Aku hidup dalam keadaan berbuat dosa dan mengaku dosa, dan aku tidak berdaya untuk membebaskan diri darinya. Ya Tuhan! Kumohon tolong aku untuk bebas dari keadaan yang sulit ini."
Pada tahun 2017, aku bertemu Saudari Zhang secara daring, dan kami sering membaca Alkitab bersama dan mempersekutukan tentang pengalaman kami sendiri. Persekutuan Saudari Zhang selalu sangat mencerahkan, dan itu banyak membantuku. Karena itu aku memberi tahu dia semua tentang penderitaanku hidup dalam dosa. Setelah mendengarkanku, Saudari Zhang berkata, "Saudari, sebenarnya ada banyak saudara-saudari yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan yang sama sepertimu, yang bingung tentang mengapa, setelah mereka menerima penebusan Tuhan Yesus, mereka masih dapat sering melakukan dosa. Mereka juga bertanya-tanya, apakah mereka tidak akan pernah mampu membebaskan diri mereka dari ikatan dosa, apakah pada akhirnya mereka akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga atau tidak, dan mereka bertanya bagaimana sebenarnya mereka dapat membebaskan diri dari ikatan dosa. Aku telah melihat beberapa bagian dalam sebuah buku yang menjelaskan masalah ini dengan sangat jelas. Kita akan mengerti begitu kita mendengarkan bagian-bagian ini."
Mendengarnya mengatakan ini, aku sangat ingin mendengar bagian-bagian yang disebutkannya tersebut. Dia kemudian mengirimkan kepadaku bagian-bagian itu secara daring dan mulai membacakannya: "Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak" ("Misteri Inkarnasi (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "AOrang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" ("Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Ketika Yesus datang ke dalam dunia manusia, Ia membawa Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Pada akhir zaman, Tuhan sekali lagi menjadi daging, dan ketika Ia menjadi daging, Ia mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan. Semua orang yang menerima inkarnasi Tuhan yang kedua akan dipimpin ke dalam Zaman Kerajaan, dan dapat menerima bimbingan Tuhan secara pribadi. Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Ia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi tidak melepaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis" (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).
Saudari Zhang kemudian memberikan persekutuannya, "Kita dapat melihat dari bagian-bagian ini bahwa pekerjaan penebusan yang dilakukan Tuhan Yesus membebaskan kita dari dosa-dosa kita tetapi tidak membebaskan kita dari natur dosa kita. Kita telah sangat dirusak oleh Iblis sehingga, meskipun dosa kita telah diampuni dan kita tidak lagi berada di bawah penghukuman oleh hukum Taurat, watak jahat seperti bersikap congkak dan merasa diri penting, egois dan jahat, bengkok dan curang, dan sebagainya, masih sangat mengakar dalam di dalam diri kita dan telah menjadi kehidupan kita. Di bawah kekuasaan watak jahat ini, kita tidak berdaya selain berbuat dosa dan menentang Tuhan, dan aku percaya bahwa kita berdua memiliki pemahaman yang mendalam mengenai hal ini. Contohnya, Tuhan menuntut kita agar kita bersikap toleran dan sabar terhadap orang lain dan kita mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Namun, dalam kehidupan, ketika kita melihat orang lain berperilaku dengan cara yang bertentangan dengan gagasan kita sendiri, kita kehilangan kesabaran dan mulai menegur mereka. Ketika ucapan atau tindakan orang lain melanggar kepentingan kita sendiri, kita dapat berselisih dan bertengkar dengan mereka, dan bahkan bisa membenci mereka dan menjadi tidak bisa bergaul secara damai dengan mereka. Tuhan menuntut agar kita menjadi orang yang jujur, tetapi agar dapat melindungi gengsi dan kedudukan kita sendiri, kita sering berkata bohong dan melakukan penipuan. Tuhan menuntut agar kita mengasihi Dia dengan segenap hati dan pikiran kita, tetapi ketika suatu kemalangan terjadi pada keluarga kita atau kita menghadapi sebuah masalah di tempat kerja, kita selalu menyalahkan Tuhan, dan bahkan sampai menjauhi dan mengkhianati Tuhan. Ini hanyalah beberapa contoh dari perilaku kita di bawah kekuasaan watak kita yang jahat. Meskipun kita mungkin sering datang ke hadapan Tuhan untuk mengakui dan bertobat dari dosa-dosa kita, atau kita berusaha menahan diri atau berpuasa dan berdoa, itu semua sia-sia. Ini menunjukkan kepada kita bahwa natur jahat kita belum dicabut dan bahwa, meskipun dosa-dosa kita telah diampuni, kita sama sekali tidak mungkin dapat memastikan bahwa kita tidak akan terus berbuat dosa dan menentang Tuhan!
"Tuhan Yesus berkata: 'Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga' (Matius 7:21). 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-selamanya' (Yohanes 8:34-35). Tuhan Yesus memberi tahu kita dengan jelas bahwa orang yang berbuat dosa dan menentang Tuhan tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Hanya dengan melakukan kehendak Bapa yang di surga, yaitu, membuang watak jahat kita dan disucikan, dan mencapai ketaatan sejati kepada Tuhan serta kasih kepada Tuhan, barulah kita dapat memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Jika kita ingin membebaskan diri kita dari ikatan dan kekangan dosa, kita perlu Tuhan datang kembali untuk melakukan pekerjaan menyingkirkan dosa agar memampukan kita untuk membebaskan diri dari watak rusak kita sekali untuk selamanya dan disucikan. Hanya dengan cara inilah kita dapat memperoleh keselamatan Tuhan yang sempurna dan dibawa Tuhan ke dalam kerajaan surga."
Setelah mendengarkan bagian-bagian ini dan persekutuan saudari itu, aku mengerti bahwa alasan mengapa aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tetapi masih dapat sering kehilangan kesabaranku dan menegur orang, alasan aku tidak bisa mengasihi orang lain dan menunjukkan toleransi kepada orang lain sesuai dengan ajaran Tuhan, dan alasan aku sering hidup dalam keadaan memberontak terhadap Tuhan, selalu mendukakan Tuhan, adalah karena naturku yang berdosa masih ada di dalam diriku. Jika aku ingin bebas dari ikatan dan kekangan dosa sekali untuk selamanya, aku harus menerima pekerjaan penyucian yang dilakukan oleh kedatangan Tuhan yang kedua kali, karena baru pada saat itulah aku jadi memenuhi syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Saat aku merenungkan firman yang Saudari Zhang telah bacakan kepadaku yang telah menjelaskan dengan sangat jelas keadaan kita yang sebenarnya dan pekerjaan Tuhan Yesus, aku mulai merasa sangat penasaran, dan kemudian aku bertanya kepada Saudara Zhang, "Siapa yang menulis apa yang baru saja kau bacakan kepadaku? Mengapa sebelumnya aku tidak pernah mendengarnya?"
Saudari Zhang menjawab dengan gembira, "Saudari, firman yang baru saja kubaca adalah firman yang diungkapkan oleh kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Tuhan Yesus telah datang kembali!" Aku heran mendengar berita ini, dan aku dengan bersemangat bertanya, "Apakah itu benar? Apakah Tuhan Yesus benar-benar telah datang kembali?" Dengan kepastian, Saudari Zhang berkata kepadaku, "Ya, Kristus akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan semua kebenaran untuk menyucikan dan menyelamatkan umat manusia dan Dia melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan untuk menyingkirkan natur dosa kita dan menyelamatkan kita sepenuhnya dari wilayah kekuasaan Iblis dan, pada akhirnya, Dia akan membawa mereka yang watak rusaknya telah disucikan ke dalam kerajaan Tuhan!" Aku sangat senang mendengar bahwa Tuhan telah datang kembali, dan dalam hati aku menaikkan doa kepada Tuhan: "Ya Tuhan! Jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah kedatangan-Mu yang kedua kalinya, aku mohon kepada-Mu untuk membimbingku dan memampukanku untuk mendengar dan memahami firman-Mu." Saudari Zhang kemudian mempersekutukan kepadaku banyak kebenaran yang berhubungan dengan pekerjaan penebusan Tuhan Yesus. Saat aku mendengarkan, hatiku dipenuhi dengan terang, dan aku memutuskan untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dengan sungguh-sungguh.
1 note · View note
Text
Dapatkah Kita Masuk ke Dalam Kerajaan Surga Setelah Dosa Kita Diampuni
Tumblr media
Gereja Tuhan Yang Mahakuasa  - Artikel Kristen - Dapatkah Kita Masuk ke Dalam Kerajaan Surga Setelah Dosa Kita Diampuni
                                          Saudara He Jun, Sichuan
                                  Minggu, 5 Agustus 2018. Berawan.
Setelah pertemuan hari ini, seorang saudara datang mencariku, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Dia berkata bahwa Tuhan menuntut manusia untuk kudus, tetapi manusia sering tanpa sadar berbuat dosa, dan jika manusia selalu hidup dalam dosa seperti ini, apakah dia dapat masuk ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang? Aku memberitahukan kepadanya bahwa Tuhan Yesus telah disalibkan dan menanggung semua dosa kita, 
membayar harga dengan nyawa-Nya. Kukatakan kepadanya bahwa dosa-dosa kita telah diampuni karena kita percaya kepada Tuhan Yesus, dan Tuhan tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa, dan asalkan kita dapat menyerahkan segala sesuatu dan mengorbankan diri kita, bekerja keras untuk Tuhan, dan bertahan sampai akhir, kita akan diangkat ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang kembali. Setelah saudara itu mendengarku mengatakan ini, tampak seakan-akan dia tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan, dan dia pergi dengan kelihatan agak kecewa. Sementara melihatnya meninggalkanku, aku merasakan beberapa emosi yang sangat kompleks. Sejujurnya, bukankah aku memiliki kekhawatiran yang sama dengan saudara ini? Merenungkan tentang bagaimana aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tetapi sering kali aku telah diikat oleh dosa, dan telah hidup dalam kondisi di mana aku berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, aku juga tidak ingin terus hidup seperti itu. Namun aku benar-benar tidak mampu mengalahkan dosa, dan karenanya aku sering berdoa kepada Tuhan dan memperkuat pembacaan firman. Namun aku tidak pernah menyelesaikan masalah dosaku. Tuhan itu kudus, jadi apakah Dia akan memuji seseorang seperti diriku, yang begitu penuh dengan dosa?
Selasa, 7 Agustus 2018. Berawan.
Hari ini aku bertengkar dengan istriku karena sebuah masalah sepele, dan aku merasa sangat bersalah dan tertekan. Mengapa aku kembali mengulangi kesalahan masa lalu? Malam ini, aku menangis saat aku berdoa kepada Tuhan dan mengakui dosa-dosaku, dan setelah aku berdoa, aku tetap merasa sedih. Aku teringat ajaran Tuhan: "Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu. Inilah perintah pertama dan yang terutama. Dan perintah yang kedua, yang sama dengan itu, Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti diri sendiri" (Matius 22:37-39). Firman ini terutama meminta kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita, dan kedua, kita harus mengasihi sesama seperti diri kita sendiri; saudara-saudari harus saling mendorong, bersikap toleran dan sabar satu sama lain dan saling memberikan penghiburan dan berbelas kasihan. Ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen, dan hanya dengan cara inilah kita dapat menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya. Namun selama beberapa tahun terakhir kepercayaanku kepada Tuhan, aku bahkan belum memenuhi satu tuntutan ini: ketika di rumah, terkadang aku dan istriku bertengkar karena masalah-masalah kecil; ketika di gereja dan saudara-saudari mengatakan hal-hal yang membuatku malu, aku mulai berprasangka terhadap mereka, dan terkadang aku bahkan mengabaikan mereka. Sering kali, aku berdoa bahwa aku ingin mengasihi Tuhan, tetapi ketika sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi di rumah atau sesuatu tidak berjalan seperti yang seharusnya, aku masih salah paham dan menyalahkan Tuhan, berpikir "Aku telah mengorbankan diriku untuk Tuhan, jadi mengapa Dia tidak melindungiku? ..." Oh, tidak ada satu pun yang kulakukan yang memenuhi tuntutan Tuhan atau sesuai dengan kehendak Tuhan. Meskipun aku sering berdoa kepada Tuhan, aku masih sering berbuat dosa, dan aku tidak mampu mengendalikannya betapapun aku menginginkannya. Aku sering kali berpikir: "Walaupun dosa-dosaku telah diampuni karena kepercayaanku kepada Tuhan, aku masih selalu berbuat dosa dan mendukakan Tuhan. Jika aku terus seperti ini, dapatkah aku masuk ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang? Bagaimana aku bisa berhenti berbuat dosa?"
Baru-baru ini, aku sering menyelidiki Alkitab, dan banyak kali mencari penjelasan dari para pendeta dan penatua, tetapi aku tidak pernah mendapat jawaban yang memuaskan. Masalah ini secara langsung terkait dengan masalah penting tentang apakah aku akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga atau tidak, dan bagaimanapun juga, aku tidak boleh mengabaikan masalah ini. Tuhan berkata: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7). Aku percaya bahwa, asalkan aku memiliki hati yang mencari, Tuhan pasti akan memberiku pencerahan.
Pagi ini, setelah menaikkan doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, seperti biasa, aku membuka Alkitab dan memulai saat teduhku. Aku kemudian membaca sebuah ayat dalam kitab Wahyu yang menggerakkan hatiku: "Dan sekali-kali tidak akan masuk ke sana segala sesuatu yang mencemarkan, siapa pun yang melakukan kekejian, atau berdusta, melainkan hanya mereka yang tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba" (Wahyu 21:27). Alkitab memberi tahu kita dengan jelas bahwa kita yang belum ditahirkan tidak dapat masuk ke sana, dan bukankah frasa "ke sana" ini merujuk pada kerajaan surga? Kemudian aku membaca pasal 7, ayat 21 dalam Injil Matius: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga." Dan juga Yohanes 8:34–35 mengatakan, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-selamanya." Saat aku merenungkan ayat-ayat Alkitab ini, aku berpikir bahwa, meskipun aku telah berdoa kepada Tuhan dan membaca Alkitab setiap hari selama bertahun-tahun aku percaya kepada Tuhan, dan telah sering memberitakan Injil dan melayani, menyerahkan segalanya dan mengorbankan diriku untuk Dia, aku masih dengan sadar melakukan dosa, aku berbuat dosa dan kemudian mengaku dosa, dan aku tidak mampu menaati ajaran Tuhan atau melakukan apa yang Tuhan tuntut. Jelas sekali aku bukan orang yang melakukan kehendak Bapa di surga, apalagi orang yang telah ditahirkan, jadi apakah aku masih dapat masuk ke dalam kerajaan surga? Kerajaan surga adalah kerajaan Tuhan dan Tuhan itu kudus, jadi bagaimana mungkin orang yang penuh kekotoran dan yang selalu berbuat dosa dapat pernah memenuhi syarat untuk masuk kerajaan surga dan hidup bersama Tuhan? Tampaknya masuk ke dalam kerajaan surga tidak sesederhana yang kita bayangkan!
Senin, 13 Agustus 2018. Berawan dan cerah.
Hari ini, aku bertemu Saudara Zheng, yang sudah lama tidak kujumpai, dan aku sangat senang bertemu dengannya. Saat kami mengobrol, aku menyinggung hal yang telah membingungkanku selama ini. Setelah aku memberi tahu dia tentang hal itu, Saudara Zheng memberiku persekutuan, dengan berkata, "Dosa manusia diampuni ketika Tuhan Yesus disalibkan, dan ketika kita percaya kepada Tuhan, dosa kita diampuni dan kita diselamatkan. Namun, apa arti sesungguhnya saat dikatakan bahwa dosa-dosa kita telah diampuni? Jika kita dapat memahami masalah ini, kita akan tahu mengapa kita masih berbuat dosa bahkan setelah percaya kepada Tuhan dan apa artinya dosa-dosa kita diampuni. Mengenai apakah kita akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga atau tidak, pertama-tama kita harus melihat latar belakang penampakan dan pekerjaan Tuhan Yesus. Pada akhir Zaman Hukum Taurat, manusia semakin dirusak oleh Iblis dan semakin banyak berbuat dosa, sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi korban penghapus dosa yang dapat mereka persembahkan yang akan cukup untuk menebus dosa mereka, dan manusia berada dalam bahaya dikutuk dan dihukum mati oleh hukum Taurat saat itu. Dengan latar belakang ini, Tuhan menjadi manusia sebagai Tuhan Yesus dan disalibkan di kayu salib sebagai korban penghapus dosa bagi manusia, dan dengan demikian dosa-dosa manusia diampuni sekali dan selamanya. Setelah itu, asalkan manusia berdoa, mengaku, dan bertobat di dalam nama Tuhan, maka dosa-dosa mereka diampuni, dan mereka tidak lagi berada di bawah kutuk dan hukuman hukum Taurat. Tuhan juga tidak lagi melihat manusia sebagai orang berdosa, dan mereka dapat secara langsung berdoa dan berseru kepada Tuhan, dan menikmati anugerah Tuhan yang berlimpah dan pembekalan dari kebenaran-Nya. Dari sini dapat dipahami bahwa dosa-dosa kita diampuni karena kepercayaan kita kepada Tuhan, dan yang dimaksud dengan 'dosa-dosa kita diampuni' hanyalah bahwa Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita karena melanggar hukum Taurat dan perintah-Nya serta menentang firman-Nya. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan mengingat perbuatan dosa kita yang melanggar dan menyinggung hukum Tuhan. Namun watak jahat dan natur dosa kita, yang menyebabkan kita berbuat dosa, belum diampuni oleh Tuhan, dan justru karena natur dosa yang menentang Tuhan dan watak jahat kita yang terus ada itulah yang membuat kita masih dapat sering berbuat dosa. Karena itu, dapat dilihat bahwa natur dosa kita adalah sesuatu yang paling menentang Tuhan dan bertentangan dengan kebenaran, dan jika kita tidak menyelesaikan natur dosa kita, masalah dosa manusia tidak akan mungkin terselesaikan, dan kita bahkan dapat melakukan dosa yang lebih buruk daripada melanggar hukum Taurat, dan masuk ke dalam kerajaan surga pun akan menjadi sama sekali tidak mungkin. Alkitab dengan jelas menyatakan: 'Tetapi karena Dia yang memanggilmu kudus, jadilah engkau kudus dalam semua perkataanmu: karena ada tertulis, kuduslah engkau, karena Aku kudus' (1 Petrus 1:15-16). 'Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada adalah penghakiman mengerikan dan lautan api yang akan menghanguskan orang-orang durhaka' (Ibrani 10:26-27). 'Karena ganjaran dosa adalah kematian' (Roma 6:23). Dari ayat-ayat ini aku melihat bahwa jika natur dosa kita belum terselesaikan, dan kita tetap hidup dalam kondisi di mana kita berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, meskipun kita mungkin percaya kepada Tuhan sampai akhir, kita tetap akan binasa, karena Tuhan itu kudus, dan manusia yang kotor dan rusak tidak layak menerima berkat dan janji Tuhan, dan tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan."
Saat ini, hatiku terasa agak lebih terang, dan aku mengerti bahwa dosa-dosa kita diampuni hanya berarti bahwa Tuhan telah mengampuni perbuatan dosa kita karena melanggar hukum Tuhan. Namun kita belum menyelesaikan natur dosa kita yang menentang Tuhan, jadi tidak heran aku tidak dapat menyelesaikannya betapapun aku menginginkannya, saat aku hidup setiap hari dalam keadaan berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari! Syukur kepada Tuhan! Persekutuan yang kuterima hari ini benar-benar sangat jelas, dan aku merasa sepertinya awan telah berlalu dan akhirnya aku bisa melihat langit biru. Ketika aku akan pergi, Saudara Zheng memberiku sebuah buku dan berkata bahwa semua pemahamannya berasal dari membaca buku ini, dan aku merasa bahagia.
Rabu, 15 Agustus 2018. Hari yang cerah.
Syukur atas kasih Tuhan, aku merasa cukup baik beberapa hari terakhir ini. Dari buku yang diberikan Saudara Zheng kepadaku ini, aku jadi memahami banyak kebenaran yang sebelumnya tidak kupahami, dan itu telah meruntuhkan kegalauan dan kebingunganku selama bertahun-tahun. Aku membaca dalam buku itu: "Karena, di Zaman Kasih Karunia, roh jahat diusir dari manusia melalui penumpangan tangan dan doa, namun watak rusak dalam diri manusia tetap tinggal di dalam dirinya. Manusia disembuhkan dari sakitnya dan diampuni dosa-dosanya, tetapi pekerjaan mengenyahkan watak rusak Iblis dalam diri manusia belumlah dilakukan dalam dirinya. Manusia hanya diselamatkan dan diampuni dosanya karena imannya, tetapi sifat dosa manusia tidak diambil daripadanya dan masih tetap ada dalam dirinya. Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan" ("Misteri Inkarnasi (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" ("Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Membaca firman ini dan kemudian merenungkan apa yang disampaikan oleh Saudara Zheng kepadaku, tiba-tiba semuanya menjadi jelas bagiku. Ternyata Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan umat manusia, dengan demikian memungkinkan dosa-dosa kita diampuni dan kita diselamatkan melalui kepercayaan kita; yang belum dilakukan-Nya adalah pekerjaan untuk mentahirkan dan mengubah manusia sepenuhnya. Meskipun Tuhan mengampuni dosa-dosa kita, Dia tidak membebaskan kita dari natur jahat kita, dan watak rusak di dalam diri kita tetap ada, seperti kecongkakan, keegoisan, kecurangan, dan kejahatan. Hal-hal ini lebih dalam dan lebih degil daripada dosa, dan kecuali natur jahat yang menentang Tuhan dan watak rusak ini diselesaikan, kita akan terus tanpa sadar melakukan dosa dan menentang Tuhan. Ini membuatku berpikir tentang bagaimana kita selalu hidup dalam dosa. Contohnya, dalam transaksi kita dengan orang lain, kita selalu ingin mengambil keuntungan dari mereka dan sama sekali tidak mau rugi; ketika kita melihat orang lain yang lebih baik daripada kita, kita sering mengungkapkan watak rusak kita berupa perasaan iri hati dan ketidaktaatan; kita tidak mengatakan apa pun ketika seseorang tidak menyenangkan kita, tetapi hati kita jadi dipenuhi dengan kebencian terhadap mereka; ketika Tuhan memberi anugerah kepada kita, kita merasa bahagia, tetapi ketika Dia tidak memberi anugerah kepada kita, kita menyalahkan Dia, sedemikian rupa sehingga ketika bencana alam atau bencana akibat perbuatan manusia terjadi, banyak pemahaman muncul dalam diri kita tentang Tuhan, dan dalam kasus-kasus serius, kita bahkan dapat menyangkal dan mengkhianati Tuhan .... Setiap hari, kita hidup dalam lingkaran setan berbuat dosa, mengaku dosa, dan kemudian kembali berbuat dosa, seperti yang dikatakan Rasul Paulus: "Karena aku tahu, bahwa di dalam aku (yaitu, di dalam dagingku), tidak ada hal yang baik, karena dalam diriku ada kehendak; tetapi aku tidak mendapati cara berbuat apa yang baik" (Roma 7:18). Jika Tuhan sendiri tidak datang untuk melakukan pekerjaan mentahirkan dan mengubah manusia, maka tak seorang pun dari kita yang akan mampu melepaskan ikatan dan kekangan dosa, kita akan dikalahkan oleh dosa, kita akan mengikuti tren jahat dunia, mengingini kesenangan dosa, dan tidak ada yang kita hidupi akan memiliki kemanusiaan yang normal sedikit pun. Bahkan orang-orang yang percaya kepada Tuhan sepanjang hidup mereka, atau para pemimpin agama yang mengetahui Alkitab dengan baik dan yang memiliki pengetahuan yang luas dalam ayat-ayat, mereka pun seperti ini—tak seorang pun dari mereka mampu melepaskan ikatan dosa. Jadi, bahkan jika dosa kita dapat diampuni ribuan kali, sepuluh ribuan kali, kita tetap tidak akan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Syukur kepada Tuhan! Firman ini sangat berharga dan telah menyelesaikan masalah yang telah begitu lama membingungkanku ini. Jadi bagaimana sebenarnya kita dapat menyingkirkan dosa? Apakah buku ini punya sebuah jalan untuk melakukan ini? Aku harus terus membaca ...
Kamis, 16 Agustus 2018. Mendung berubah cerah.
Di sore hari, matahari tetap dapat bersinar dari balik awan tebal. Aku sedang duduk di perpustakaanku sambil terus membaca buku itu.
Aku bersyukur atas pencerahan dan bimbingan Tuhan! Di dalam buku ini, aku telah menemukan jalan untuk melepaskan ikatan dosa: "Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap" ("Misteri Inkarnasi (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis. Jadi, setelah dosa manusia diampuni, Tuhan kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Tuhan memulai melakukan hajaran dan penghakiman, dan pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka benar-benar hidup dalam terang dan akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup" (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).
Ketika membaca dua bagian ini, tiba-tiba aku mengerti: ternyata, jika kita ingin melepaskan ikatan dan kekangan watak kita yang jahat dan rusak, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan kemudian watak kita yang rusak dapat diubah dan ditahirkan, dan baru pada saat itulah kita akan memenuhi syarat untuk melihat wajah Tuhan, memperoleh keselamatan Tuhan yang sempurna, dan hidup selamanya dalam kerajaan Tuhan. Aku mau tak mau teringat dengan sesuatu yang Tuhan Yesus katakan: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12–13). Dan nubuat-nubuat dalam Alkitab ini juga muncul di benakku: "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan" (1 Petrus 4:17). "Yang dijaga oleh kuasa Tuhan oleh iman kepada keselamatan yang siap untuk dinyatakan pada akhir zaman" (1 Petrus 1: 5). Sebenarnya, Tuhan Yesus telah sejak lama menubuatkan bahwa Dia akan datang kembali pada akhir zaman dan akan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya agar dapat sepenuhnya mentahirkan dan mengubah watak kita yang rusak, dan memungkinkan kita untuk mendapatkan semua kebenaran dan memperoleh keselamatan Tuhan yang sempurna. Namun aku begitu bodoh dan buta; aku tidak berupaya untuk merenungkan atau mencari kehendak Tuhan di dalam firman-Nya, melainkan aku berpegang pada pemahaman dan imajinasiku sendiri, percaya bahwa Tuhan Yesus telah menanggung semua dosa kita, bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, dan asalkan kita menyerahkan segalanya untuk mengikuti Tuhan, kita akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Sekarang tampaknya jika masalah berbuat dosa kita tidak diselesaikan, dengan tubuh kita yang penuh dengan kekotoran dan kerusakan, pada akhirnya kita tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga, sama seperti yang dikatakan dalam buku ini: "Engkau harus tahu orang-orang semacam apa yang Aku inginkan. Orang yang tidak murni tidak diizinkan masuk ke dalam kerajaan. Orang-orang yang tidak murni tidak diizinkan mencemarkan tanah yang kudus. Meskipun engkau mungkin sudah melakukan banyak pekerjaan, dan telah bekerja selama bertahun-tahun, pada akhirnya, jika engkau masih tetap kotor dan menyedihkan—menurut hukum Surga tidak dapat dibenarkan engkau berharap dapat masuk ke dalam kerajaan-Ku! Semenjak dunia dijadikan sampai saat ini, tak pernah Aku memberi jalan masuk yang mudah bagi orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan perkenanan-Ku. Inilah peraturan surga, dan tak seorang pun dapat melanggarnya!" ("Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Dijalani Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Firman ini memiliki otoritas dan kuasa, dan aku mengerti bahwa Tuhan itu pengasih dan penyayang, namun Dia juga adalah Tuhan itu sendiri yang benar dan kudus. Tuhan tidak mengizinkan manusia yang kotor dan rusak untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya, dan jika natur dosa kita tidak ditahirkan dan diubah, bahkan jika dosa-dosa kita telah diampuni, dan secara lahiriah kita tampaknya melakukan beberapa perbuatan baik dan kita menyerahkan segalanya, mengorbankan diri kita dan bekerja untuk Tuhan, impian kita untuk masuk ke dalam kerajaan surga hanya akan selamanya menjadi sebuah mimpi!
Awan benar-benar telah berlalu dan sekarang aku melihat sinar matahari! Akhirnya sekarang aku mengerti bahwa kita yang telah memperoleh keselamatan Tuhan hanya telah diampuni dari dosa-dosa kita dan telah ditebus, tetapi kita belum membebaskan diri kita dari dosa. Kita masih harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan ditahirkan, dan baru pada saat itulah kita akan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga dan memperoleh hidup yang kekal. Ini dengan tepat menggenapi apa yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu: "Dan sekali-kali tidak akan masuk ke sana segala sesuatu yang mencemarkan, siapa pun yang melakukan kekejian, atau berdusta, melainkan hanya mereka yang tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba" (Wahyu 21:27). Syukur kepada Tuhan, karena akhirnya aku tahu cara membebaskan diriku dari dosa!
1 note · View note
Film Rohani Kristen Terbaru | "JANGAN MENCAMPURI URUSANKU" | Kebangkitan Kristen(Edisi Dubbing)
youtube
Film Rohani Kristen Terbaru | "JANGAN MENCAMPURI URUSANKU" | Kebangkitan Kristen(Edisi Dubbing)
Li Qingxin adalah pengkhotbah di sebuah rumah gereja di Tiongkok, yang telah lama setia kepada Tuhan. Dia selalu bersemangat melakukan pekerjaan Tuhan dalam menyebarkan injil, berjaga-jaga menunggu kedatangan Tuhan untuk membawanya ke dalam Kerajaan Surga. 
Dalam beberapa tahun terakhir, Li Qingxin telah melihat berbagai macam sekte dan gereja menjadi tidak terurus. Namun, Eastern Lightning lebih hidup, meski kecaman dan penganiayaan terus-menerus dilakukan oleh pemerintah komunis Tiongkok dan kalangan agamawi. Semakin banyak domba dan pemimpin domba dari berbagai denominasi dan sekte telah menerima Eastern Lightning. Hal ini membuat Li Qingxin melakukan introspeksi diri. Secara jelas, dia telah melihat para pendeta dan penatua agama tidak segan-segan membuat rumor dan omong kosong untuk menyalahkan dan membuat buruk nama Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka bahkan bekerja sama dengan pemerintah komunis Tiongkok untuk menangkap para pengkhotbah dari Eastern Lightning. Dia merasa bahwa tindakan dan perbuatan para pendeta dan penatua menyimpang dari jalan Tuhan, dan dia menyadari bahwa apa yang Partai Komunis Tiongkok dan kalangan agama tolak secara keras bisa jadi adalah jalan kebenaran, dan bisa jadi perwujudan dan pekerjaan Tuhan. Kemudian dia dan beberapa rekan kerjanya memutuskan untuk mencari dan menelusuri tentang Eastern Lightning, tapi dia menemui hambatan dan masalah dari pendeta dan penatua. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengar kesaksian dari pengkhotbah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, Li Qingxin dan yang lainnya dapat membedakan isu dan kesaksian yang salah dari pendeta dan penatua. Hal ini membuat mereka memahami niat jahat dan tipu muslihat di antara pengikut mereka yang menghalangi penelusuran menuju jalan kebenaran, dan mereka melihat dengan jelas kepribadian sesungguhnya dari pendeta dan penatua yang sebenarnya munafik. Li Qingxin dan yang lainnya berkata dengan suara lantang kepada pastor dan penatua, "Jangan mencampuri urusan kami!" Mereka akhirnya bisa menyingkirkan segala jebakan dan penindasan dari pendeta dan penatua, dan kembali ke hadapan takhta Tuhan.
1 note · View note
Video
youtube
Gereja Tuhan Yang Mahakuasa - Film Rohani Terbaru | Klip Film MISTERI KETUHANAN SEKUEL(2)Bagaimana Memahami Inkarnasi Tuhan
Di akhir zaman, Tuhan telah menjadi daging untuk bekerja menyelamatkan manusia. Tetapi karena kita tidak mengerti kebenaran inkarnasi, kita menganggap inkarnasi Tuhan sama seperti orang biasa, kita tidak dapat mengenali suara Tuhan dan kita tidak kurang tahu cara menyambut Tuhan - sampai titik di mana kita bahkan dapat mengikuti dunia religius dan penguasa untuk menentang dan menghukum Tuhan — situasinya tidak berbeda dari saat Tuhan berinkarnasi sebagai Tuhan Yesus untuk melakukan pekerjaan-Nya di Zaman Kasih Karunia. Tampaknya, karena itu, memahami kebenaran inkarnasi adalah kunci untuk kita mengenal Tuhan. Jadi apa sebenarnya inkarnasi? Apa esensi inkarnasi?
Rekomendasi: Lagu Rohani Kristen Terpopuler - Dokumenter Paduan Suara "Dia yang Berdaulat Atas Segalanya" - Edisi Dubbing
1 note · View note
Text
Film Rohani Kristen "TERLEPAS DARI JERAT" Mengenali Desas-desus Dan Menyambut Kedatangan Tuhan lagii
youtube
Kesaksian Kristen "TERLEPAS DARI JERAT" Mengenali Desas-desus Dan Menyambut Kedatangan Tuhan Lagii - Edisi Dubbing
2.000 tahun yang lalu, saat Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan, Dia menanggung fitnah dan hukuman biadab dari bangsa Yahudi. Pemimpin agama Yahudi bersekongkol dengan pemerintah Roma dan menyalibkan Dia. Di akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa—yaitu Tuhan Yesus yang kembali dalam rupa manusia—Tiba di Tiongkok untuk melakukan pekerjaan penghakiman. 
Sekali lagi, Dia menghadapi hukuman, penindasan, dan penahanan bertubi-tubi, kali ini di tangan pemerintah Komunis Tiongkok dan kalangan keagamaan. Desas-desus dan kesalahpahaman yang disebarluaskan untuk menghakimi dan mencemarkan nama Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bagaikan jerat tak kasat mata, menyelimuti, dan mengendalikan orang percaya yang tak terhitung jumlahnya. Tragedi sejarah terulang kembali.
Rekomendasi:
Menjadi Orang Jujur - Integritas Tidak Akan Pernah Padam - Kesaksian Kristen Menjadi Orang Jujur - Edisi Dubbing
1 note · View note
Text
Bagaimana Kita Dapat Memahami Kehendak Tuhan Ketika Kesukaran Menimpa Kita?
Tumblr media
Bagaimana Kita Dapat Memahami Kehendak Tuhan Ketika Kesukaran Menimpa Kita?
                                              Oleh Xiang Yang
Suatu hari, aku membaca sebuah dongeng. Dahulu kala, ada seorang petani yang berharap bahwa gandumnya tidak akan terpengaruh oleh cuaca buruk apa pun saat sedang tumbuh, melainkan akan tumbuh tinggi dan kuat dalam angin sepoi-sepoi dan sinar matahari. Namun, ketia keinginannya terwujud dan tiba saatnya untuk menuai hasil panen, gandum itu tidak menghasilkan apa pun. Demikianlah, jika gandum tidak dipermandikan melalui semua jenis cuaca yang sukar ketika bertumbuh, gandum itu tidak akan menghasilkan panen yang melimpah.
Menanam gandum membuat aku berpikir tentang kehidupan kita sendiri dan bagaimana kita juga harus ditempa oleh angin dan hujan, kalau tidak, kita berakhir seperti bunga yang tumbuh di rumah kaca, dan kita menjadi sangat rapuh, kita jatuh pada pukulan pertama, dan tidak dapat beradaptasi dengan segala macam lingkungan yang keras dan realitas kejam. Alkitab berkata: "Kemakmuran orang bebal akan membinasakan mereka" (Amsal 1:32). Ketika lingkungan kita nyaman dan mudah, yang kita lakukan hanyalah menikmati daging kita dan kita tidak bisa dengan tulus mengandalkan Tuhan, memandang Dia, atau mendekat kepada-Nya. Jalan masuk kehidupan kita juga bisa terhambat, dan ketika kegagalan dan kemunduran menimpa kita, kita bisa dengan mudah menjadi negatif dan lemah, kita bisa kehilangan iman kita kepada Tuhan dan, dalam kasus-kasus serius, kita bahkan dapat menyangkal dan mengkhianati Tuhan. Karena itu, jika seseorang ingin bertumbuh dalam kehidupan, mereka harus mengalami beberapa kemunduran, kegagalan, dan kesengsaraan. Ketika kita mengalami banyak kesukaran, kita belajar untuk dengan tulus mengandalkan Tuhan dan memandang Tuhan, kita membangun hubungan yang normal dengan Tuhan, dan sedikit demi sedikit kita menjadi tenang dan stabil, dan kehendak, daya tahan, dan kemampuan kita untuk menilai sesuatu dan menangani berbagai masalah semua bertumbuh dengan cepat. Kita juga menjadi makin dewasa dan bertumbuh dalam kehidupan setiap hari. Karena itu, kita hanya bertumbuh dengan mengalami kesukaran dan kesengsaraan.
Demikian pula, bagi kita yang percaya kepada Tuhan, menjalani kesukaran dan pemurnian adalah berkat terbesar Tuhan, karena jika kita ingin mendapatkan kehidupan, kita harus mengalami kesukaran dan penderitaan. Alkitab berkata: "Banyak orang akan disucikan, dibersihkan, dan diuji" (Daniel 12:10). "Tungku pelebur adalah untuk perak, dan tungku pembakaran adalah untuk emas, tetapi Yahweh yang menguji hati" (Kawikaan 17:3). Ada banyak ayat seperti ini di dalam Alkitab, dan ayat-ayat itu memberi tahu kita bahwa, hanya dengan mengalami kesukaran dan pemurnian itulah kita dapat melihat tingkat pertumbuhan kita sendiri yang sesungguhnya dan menemukan kelemahan serta kekurangan kita sendiri. Selain itu, kita memiliki pengetahuan nyata tentang kehendak Tuhan yang ada di balik pengaturan-Nya atas kesukaran ini, watak-Nya, serta apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu. Hanya dengan mengalami kesukaran dan pemurnian ini, watak rusak dan ketidakmurnian kita dalam kepercayaan kita kepada Tuhan dapat ditahirkan, dan hanya dengan demikian kita dapat dibuat oleh Tuhan menjadi orang-orang yang menaati Tuhan, mengasihi Dia, dan memuaskan-Nya. Sepanjang sejarah, orang-orang kudus dan nabi-nabi pada zaman dahulu ditempa melalui kesukaran sebelum mereka memiliki iman yang sejati kepada Tuhan dan menaati Dia, dan baru pada saat itulah mereka mendapatkan pujian Tuhan. Katakan Abraham, misalnya. Tuhan menuntut agar ia menyerahkan putranya, Ishak, yang telah dilahirkan baginya ketika ia berusia 100 tahun, kepada Tuhan sebagai korban bakaran dan, dalam ujian ini, Abraham menyerahkan putra tunggalnya yang paling dicintainya untuk memuaskan Tuhan. Ketulusan dan ketaatan yang ditunjukkannya kepada Tuhan diterima oleh Tuhan, dan Dia berjanji kepada Abraham bahwa keturunan dari anak cucunya akan berlipat ganda dan bertambah banyak, dan Abraham menjadi bapa dari banyak bangsa. Musa mengalami kesukaran selama 40 tahun di padang belantara, dan penderitaan ini tidak hanya mengikis wataknya yang berdarah panas, tetapi juga menempa kehendak dan daya tahannya, menyempurnakan imannya yang sejati kepada Tuhan, dan setelah itu, ia menjadi sesuai untuk dipakai oleh Tuhan. Ia menanggung beban berat untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan, dengan mengandalkan imannya, ia menyelesaikan amanat yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Selama kesukaran dan ujian, menghadapi kekayaannya dicuri, anak-anaknya menemui akhir yang malang, dan seluruh tubuhnya tiba-tiba dipenuhi bisul yang menyakitkan, Ayub tidak berbicara berdosa, dan ia percaya bahwa Yahweh telah memberikan semua yang ia miliki dan bahwa Yahweh juga telah mengambilnya. Apa pun yang dilakukan Tuhan, Ayub tetap memuji nama Yahweh, dan iman, ketaatan, serta penghormatannya kepada Tuhan disempurnakan melalui berbagai kesukaran dan ujian ini. Tuhan memberkatinya, memungkinkan dia untuk mendengar suara Tuhan dengan telinganya sendiri, dan Dia melimpahkan kepada Ayub lebih banyak kekayaan daripada sebelumnya. Lalu ada Petrus yang mengalami ratusan ujian dan pemurnian. Hal-hal di dalam dirinya yang memberontak terhadap Tuhan, serta watak rusaknya, semuanya berangsur-angsur ditahirkan, dan di dalam dirinya muncul pemahaman dan kasih yang sejati kepada Tuhan. Pada akhirnya, Petrus disalibkan terbalik demi Tuhan, dengan demikian menjadi kesaksian besar tentang ketaatan sampai mati dan kasih terbesar bagi Tuhan, dan ia menjadi teladan yang mengilhami semua orang yang mengasihi Tuhan.
Tuhan Yesus berkata: "Barangsiapa yang mau mengikut Aku, hendaklah ia menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku" (Marcos 8:34). Percaya kepada Tuhan adalah jalan yang sulit, berliku, bergelombang. Ketika kita menempuh perjalanan di sepanjang jalan ini, kita harus menjalani banyak ujian dan pemurnian, seperti penyakit, kemiskinan, difitnah oleh orang-orang duniawi dan sebagainya. Saat kesukaran dan pemurnian ini menimpa kita, apakah kita dapat berpegang teguh, tidak menyalahkan atau salah memahami Tuhan, belajar untuk menerimanya dari Tuhan, dan berfokus untuk memetik pelajaran dan melakukan refleksi diri, sehingga memungkinkan kita untuk bertumbuh dalam kehidupan kita? Sebenarnya, begitu kita telah melewati kesukaran dan pemurnian, kita semua dapat benar-benar menghargai bahwa kesukaran adalah berkat terbesar yang dapat dilimpahkan Tuhan kepada kita! Hanya dengan menjalani kesukaran dan penderitaan itulah kita dapat terbebas dari watak rusak kita, dan watak hidup kita kemudian dapat berubah. Hanya ketika watak hidup kita berubah, kita memenuhi syarat untuk menerima warisan Tuhan dan mendapatkan janji-Nya!
Rekomendasi:
Bacaan Renungan Harian: Membedakan Firman Tuhan dari Perkataan manusia
0 notes