#Menteri Pertahanan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Kunjungi Menhan Malaysia, Perkuat Hubungan Antar Negara
JAKARTA – Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin baru saja melakukan sebuah kunjungan kehormatan atau courtesy call terhadap Menteri pertahanan Malaysia, Yang Mulia Dato’ Seri Mohamed Khaled Nordin di Kantor Kementerian Pertahanan Malaysia di Kuala Lumpur, pada hari Senin (20/1). Kedatangan Sjafrie di kantor Menhan Malaysia dilakukan demi menguatkan hubungan kedua negara tetangga, serta…
0 notes
Text
Kompak, Mentan Bersama Menhan dan Penasehat Khusus Presiden Saat di Akmil Magelang
JATENG | INTIJATIM.ID – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertahanan (Menhan) Safrie Sjamsoeddin, dan Penasihat Khusus Presiden RI Bidang Pertahanan, Dudung Abdurachman, terlihat sangat kompak. Keakraban mereka menjadi perhatian publik saat para petinggi negara ini menghadiri acara Pembekalan Khusus di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Jumat…
#Andi Amran Sulaiman#dan Penasihat Khusus Presiden RI Bidang Pertahanan#Dudung Abdurachman#Menteri Pertahanan#Menteri Pertanian#Safrie Sjamsoeddin
0 notes
Text
Alhamdulillah, pagi tadi dapat saya menyampaikan kenyataan mewakili Kerajaan Malaysia tentang “Pendirian Malaysia terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, Ketua Biro Politik Hamas dan bekas Perdana Menteri Palestin , di Dewan Negara pada Rabu, 31 Julai 2024”.
Almarhum Ismail Haniyeh merupakan tokoh pejuang pembebasan. Almarhum sebelum ini juga telah kehilangan ahli keluarga yang juga syahid akibat kekejaman rejim Zionis Israel.
Kekejaman rejim Zionis Israel dan pembunuhan rakyat Palestin mesti dihentikan. Seperti yang telah tegaskan sebelum ini dan saya ulangi sekarang, “the killings must stop now!”.
Dato' Seri Utama Haji Mohamad bin Haji Hasan | Menteri Luar Negeri
#tok mat#menteri pertahanan#malaysia#tok mat hassan#ismael haniyeh#palestine news#i stand with palestine#save palestine#palestinian genocide#free palestine
0 notes
Text
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menhan Turki, Tekankan Transfer Pengetahuan
REALITANEWS.OR.ID, JAKARTA || Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Turki H.E. Mr. Yaşar Güler, di kantor Kementerian Pertahanan Jakarta, pada Kamis (22/8/2024). Menhan Turki tiba sekitar pukul 16.00 WIB dan disambut secara resmi dengan jajar kehormatan yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan RI M. Herindra di lapangan BTI. Selanjutnya, Menhan…
0 notes
Link
Setelah pertemuan bilateral RI-AS, Menhan Prabowo dijadwalkan untuk menyampaikan special address dalam IISS Shangri-La Dialogue 2024.
0 notes
Text
Terimakasih, Pak Anies.
Barangkali, itu kalimat pertama yang ingin aku ungkapkan, jika ditanya tentang kesan di Pemilu 2024.
Terimakasih ya Pak, sudah berjuang untuk maju, menjadi salah satu calon presiden yang membuat kontestasi Pemilu terasa lebih ada 'ghirah'nya.
Jujur, di 2014 dan 2019, rasanya jengah sekali. Setiap membuka medsos, isu-isu SARA yang menjadi bahasan. Kampanye yang begitu-begitu saja, membuat bosan untukku pribadi melihat perjalanan kampanyenya. Karena paling ya, begitu saja tren-nya. Blusukan ke warga-warga, kampanye di atas pentas sembari bermonolog di bawah terik matahari, juga bagi-bagi amplop *eh.
Di 2024, Pak Anies dan tim menciptakan atmosfer yang berbeda. Desak Anies dan Slepet Imin, menjadi model kampanye yang berani tampil beda di sejarah pesta demokrasi Indonesia.
Dalam Desak Anies dan Slepet Imin, terjadi dialog antara capres-cawapres, dengan audiens. Audiens bisa menanyakan apa pun, bahkan mengadukan keresahan apa pun.
Ini menarik.
Melihat bagaimana para calon pemimpin kita berdialog dengan rakyat biasa maupun para mahasiswa, yang penuh dengan keluhan dan kritik yang beraneka ragam. Gaya kampanye ini meruntuhkan gaya konservatif, dan aku tidak bisa bilang tidak, gaya kampanye ini adalah gaya yang mendidik rakyat.
Buatku pribadi, ini mengagumkan. Bagaimana capres-cawapres bahkan memperhatikan bagaimana strategi dalam berkampanye. Memperhatikan bahwa proses pesta demokrasi, bukanlah sekedar pesta untuk yang akan maju mencalonkan diri. Tapi senyatanya, pesta demokrasi haruslah dirasakan sebagai 'pesta' oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Meski tidak bisa langsung mengikuti agenda Desak Anies, aku adalah salah satu pendengar setia rekamannya di Youtube. Pak Anies selalu menyampaikan di setiap dialog, bahwa Desak Anies adalah cara paslon 01 menawarkan 'cara berpikir' mereka. Menurut beliau, rakyat harus tahu bagaimana cara pemimpinnya membuat keputusan, dimana keputusan lahir dari cara berpikir. Menurut beliau lagi, pemimpin itu tugasnya membuat keputusan, maka sudah seharusnya rakyat memilih pemimpin dengan cara berpikir yang paling relevan. Aku semakin kagum dengan strategi beliau.
Terbayang, menghadiri berbagai dialog pasti adalah hal yang menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi jika ada kritik-kritik yang perlu dijawab, betapa melelahkannya. Tapi Pak Anies dan segenap tim, tetap memilih proses yang 'out of the box' ini demi mendidik rakyat dalam proses pemilu. Selain juga pasti ada misi menjaring suara.
Pak Anies, kuakui adalah sosok yang memiliki kelebihan dalam public speaking nya. Beberapa pihak bersentimen negatif, menyebut kelebihan ini sebagai 'omon-omon' belaka, atau 'janji manis' tanpa eksekusi nyata. Beberapa juga berpandangan, orang yang ucapannya manis di mulut, tidak selalu baik dalam bekerja. Tapi, kurasa itu logika yang tidak selalu benar dan tidak bisa dipukul rata. Kecerdasan berbicara tidak berarti payah dalam kerja nyata. Tidak bisa dihakimi begitu saja. Dan lagi, rekam jejak selama Pak Anies menjabat Gubernur Jakarta pun dapat kita pelajari di berbagai platform media sosial.
Ada lagi yang menarik menurutku. Performa Pak Anies saat debat. Aku kebetulan menyimak debat ketiga secara live via Youtube. Disana, Pak Anies tampak begitu 'menyerang'. Jujur, sebagai orang yang tidak suka dengan konflik, aku agak jengah menonton serangan demi serangan tersebut. Tapi, secara jernih aku mencoba berpikir. Acaranya ini judulnya debat, lagipula saat itu temanya adalah pertahanan, dimana salah satu paslon adalah juga menteri pertahanan. Wajar kalau terjadi kritik yang pedas, dan harapannya yang bersangkutan piawai dalam menjawab. Namun, seperti yang kita lihat dan saksikan sendiri, yang terjadi justru sebaliknya. Ah, sepertinya tidak perlu kujelaskan, netizen bisa menilai sendiri dengan mindsetnya masing-masing :)
Aku tersadar, bahwa saat itu Pak Anies sedang menjalankan peran, sebagai seorang kontestan yang berdebat. Terimakasih Pak, sudah menjalankan peran sesuai dengan situasinya.
Lalu tentang visi-misi. Aku belum membaca dokumen visi-misi paslon secara lengkap. Tapi beberapa kali, aku melihat postingan yang mengutip visi-misi dari para paslon. Dan, aku melihat hampir di setiap aspek, Pak Anies selalu memiliki visi-misi yang digagas. Di isu kesehatan, ekonomi, sampai diaspora pun beliau tuangkan gagasan. Dokumen visi-misi yang lengkap ini amat membantu jika kita ingin mencari isu yang menjadi fokus kita. Dan rata-rata mostly isu-isu tersebut ada di dokumen paslon 01.
Tidak hanya itu, muncul juga berbagai gerakan organik seperti aniesbubble, humanies, senimanbersatu, dll yang mendukung perjalanan kampanye Pak Anies. Pak, rasanya saya susah membayangkan gerakan-gerakan seperti itu terbentuk jika tidak ada ketulusan (apalagi tanpa bayaran), karena satu tujuan menginginkan perubahan.
Oh ya, aku juga respect dengan para pendukungnya yang tetap objektif meski mendukung paslon AMIN. Contohnya, pada saat debat cawapres. Patut diakui Cak Imin masih sangat blunder ketika itu. Tapi, para pendukung mengkritik dan menasihati, bukan menutup mata atas kekurangan itu. Dan alhamdulillah, Cak Imin pun terbuka dan menerima kritik. Di debat berikutnya, performanya lebih baik daripada sebelumnya. Membayangkan Indonesia dengan pempimpin yang terbuka, berkepala dingin, mampu memproses (bukan hanya menampung lalu jadi angin lalu) kritikan, luar biasa sekali rasanya.
Pak Anies, aku berharap, apapun yang terjadi selepas Pemilu, Pak Anies tetaplah menjadi Pak Anies yang seperti ini. Pak Anies yang menginspirasi, dan terus menyuarakan suara rakyat, terlepas apa pun pilihan politik Pak Anies. Aku sudah di titik pasrah dengan hasil Pemilu. Pak Anies terpilih ataupun tidak, Allah sudah mengaturnya, bukan.
Namun, setidaknya rakyat mendapat pendidikan yang berharga sepanjang perjalanan pesta demokrasi ini. Dan semoga, terus terdidik dan naik kelas demokrasi di Indonesia.
Pak Anies, terimakasih karena banyak kalimat Pak Anies yang menggugah dan terngiang di banyak orang. Aku jadi teringat salah satu ayat Al Quran,
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (QS. Ibrahim ayat 24).
Salah satu kalimat yang aku ingat dari Pak Anies adalah saat Pak Anies membicarakan prinsip kebijakan. Kata beliau, "Membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar.". Maknanya, dalam sekali. Dan kalau itu menjadi basis dari setiap kebijakan, rasanya Indonesia Adil Makmur untuk semua bisa terlaksana.
And, the last. Terimakasih Pak Anies, sudah menggerakkan saya untuk menulis. Baru pertama ini, saya mendukung dan memilih calon pemimpin sampai dituangkan dalam sebentuk tulisan.
Semoga, Allah memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
278 notes
·
View notes
Text
Pandangan Politik dari Rakyat Biasa
Zaman mahasiswa, kayaknya adalah masa di mana aku paling melek sama politik. Selain karena status mahasiswa, obrolan yang pasti memasukkan politik, aku juga punya ketertarikan tersendiri. Apalagi pernah jadi korban politik kampus. Padahal aku bukan aktivis, dan bukan mahasiswa yang suka bersuara juga. Mungkin kalau bukan karena itu, aku udah jadi aktivis kali. Tapi yang terjadi lain, sehingga bagi aku masa itu cukup untuk melihat seberapa nggak menyenangkan politik itu bahkan masih di tingkat mahasiswa.
Saking skeptisnya, aku sampai percaya teori ini, siapapun yang jadi pemimpin negeri ini, dia pasti dikendalikan oleh yang punya kuasa. Kuasa di sini nggak mengacu kepada elit global ya apalagi Tuhan, tapi suatu sistem yang terstruktur untuk menguasai negeri ini.
Tahun 2014 dan 2019, aku nggak memilih karena waktu itu juga aku menganut, nggak memilih adalah bentuk pilihan. Secara ringkas aku nggak melihat kalau pak Jokowi sudah cukup layak jadi presiden di tahun 2014, apalagi sebelum mencalonkan diri sebagai presiden aku ingat meski samar ia mengadakan kunjungan ke Undip, dan bilang nggak akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Tahun ini kontestasinya beda, begitu banyak euforia yang rasanya nggak cuma hitam dan putih. Jadi sekali lagi aku terpanggil untuk melihat politik dari aku yang sudah bukan mahasiswa lagi. Omong-omong dulu aku beranggapan mahasiswa adalah orang yang paling bebas kepentingan dalam politik sehingga punya penilaian paling objektif dan rasional, tapi makin kesini anggapan itu mulai bergeser. Apalagi melihat fenomena yang terbaru, mahasiswa almet merah yang menangis untuk salah satu capres (menangis kan bagian emosi bukan nalar) dan memilih karena kesan yang nggak memberikan kesan.
Ketiga paslon sekarang ini awalnya nggak ada yang cukup banyak aku soroti, kecuali apa yang dihidangkan media tanpa dicari. Tapi memang karena aku kuliah di Semarang dan sempat kerja di sana (2013-2019) aku punya pengamatan yang lebih panjang terhadap pak Ganjar dibanding yang lain. Apalagi di awal-awal kepemimpinan beliau jadi gubernur, ya meski sejak lulus akhirnya blas stres mikirin pasca kampus, mana lagi mengkonsumsi berita politik.
Pak Anies yang menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan di zaman aku kuliah nggak memberikan peran signifikan karena saat itu universitas ada di bawah kemenristekdikti yang menterinya kebetulan rektor terpilih Undip pak Nasir, jadi secara otomatis nggak cuma aku mungkin juga teman-temanku di kampus, lebih banyak ngomongin pak Nasir daripada pak Anies. Pula aku bukan rakyat Jakarta yang dulu nggak pernah berniat ke Jakarta, ya semacam urusan kalian lah itu pemilihan gubernur, kami mah ya penonton.
Sedangkan pak Prabowo, nggak akan aku denial kalau beliau aku blacklist sebagai pilihan di tahun 2014 dan 2019 karena cerita 1998. Apalagi di tahun itu aku nggak pernah membaca kiprah politik beliau di pemerintahan (kecuali ketua partai yang bagi aku nggak dihitung sebagai peran dalam pemerintahan) untuk bisa dijadikan acuan akan bagaimana beliau memimpin Indonesia. Karir teranyar beliau untuk negara ini dicopot di tahun 1998 karena pelanggaran HAM. Makanya pas 2019 beliau dipilih jadi Menhan, aku bingung karena kalau dalam pemahaman aku sebagai orang awam, dari tahun 1998-2019 artinya udah ada 21 tahun beliau nggak bekerja untuk pertahanan negara. Kalau aku jadi bos dalam suatu usaha yang membutuhkan pengalaman, jelas aku nggak akan memilih seseorang yang sudah vakum 21 tahun. Jadi pada akhirnya kolaborasi 2019 waktu itu dalam pandangan awamku ini adalah bentuk monopoli kekuasaan.
Bayangin aja waktu itu, eksekutif (presiden) dan legislatif (ketua DPR) udah dari partai yang sama, eh ada oposisi diajak kolaborasi, mau lagi. Ya apa kabar demokrasi?
Sekarang pas beliau mencalonkan diri lagi, aku udah pasti nggak akan pilih beliau, apalagi pas cawapres yang dia gandeng datang dari pelanggaran etik. Nggak cukup di situ, beliau juga tampil dengan kontradiktif, di satu sisi joget gemoy di sisi lain ngatain. Dibilang tegas nggak pas dibilang bersahabat lebih jauh. Semakin kuat nih AsalBukan02.
Untuk menentukan pak Anies atau pak Ganjar, aku maraton nonton debat. Jujur aja aku nggak nonton pas live. Jadi testimoni orang-orang dulu, warganet unek-unek dulu, baru aku nonton. Jadi cukup mengherankan bagi aku kenapa banyak orang menilai pak Anies terlalu manis mulutnya, padahal sebagai calon pemimpin negara, retorika beliau itu adalah standar.
Debat pertama, aku merasa pak Ganjar lebih kontekstual, seandainya aku cuma nonton debat pertama, mungkin aku bakal pilih pak Ganjar.
Tapi akhirnya kan aku harus melihat lain, visi misi, jejak peran, jejak digital, siapa yang mengusung bahkan pendukungnya bagaimana dan siapa juga harus jadi pertimbangan.
Itu kenapa akhirnya aku memilih pak Anies.
Dari banyak berita, atau sikut-sikutan orang pak Anies adalah yang paling adem menanggapi setiap peristiwa. Kalau dalam bahasa sehari-hariku beliau yang paling pintar manajemen emosi. Buat aku itu poin penting, kalau mau ngikutin bahasa gen Z, kan nggak mungkin kita dipimipin presiden tantrum.
Testimoni pak Anies semakin diperkuat sama warga DKI yang sebenarnya mereka lebih pengen pak Anies jadi gubernur aja. Apalagi ditambah bukti kerja nyata. Itu memberikan validasi bahwa kepemimpinan pak Anies itu baik, sampai mereka nggak rela bagi-bagi.
Puncaknya adalah, gerakan warga di media sosial, yang nggak dibayar apa-apa tapi seikhlas itu mendukung pak Anies demi perubahan. Fenomena pak Anies membuktikan bahwa masih banyak rakyat yang nggak bisa dibeli dengan uang. Mereka memilih dengan kesadaran.
Ini warna baru dalam dunia politik yang aku lihat, di mana banyak sekali partisipan pendukung pak Anies yang serela itu mengocek kantungnya sendiri di saat kita tahu bersama, sebelum ini banyak pilihan orang yang bisa dibeli dengan amplop yang isinya tak seberapa. Ya meski dengar-dengar sekarang banyak influencer dan artis yang dibayar mahal untuk dibeli nuraninya.
Belum lagi konsep desak Anies, itu adalah dialog nyata rakyat, tempat aspirasi masyarakat. Beliau keliling dari satu kota ke kota lain, menjawab pertanyaan tanpa mempertanyakan kemampuan berpikir si penanya.
Aku tahu, kita nggak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. Tapi seandainya pun ada plot twist yang dihidangkan di masa depan, setidaknya kita nggak memilih tanpa berpikir dengan matang. Dan ini adalah narasi yang juga sering aku dengar dari pemilih pak Anies lain.
Aku berani katakan, aku pilih pak Anies dengan komposisi visi misi, jejak kepemimpinan (pengalaman), jejak digital (sikap), pendidikan (intelektual dan bahasa), strategi kampanye, juga sikap dan solidaritas pendukungnya.
Dan aku rasa kamu juga harus memiliki pertimbangan ini setidaknya tiga dari ini untuk memilih, mana yang menurutmu layak. Kalau masih nggak ada yang menurutmu paling layak, singkirkan aja yang nggak layak. Kalau ketiganya masih nggak layak, ya wassalam.
03 Februari 2023.
22 notes
·
View notes
Text
Debat capres #2
Senang sekali teman-teman sudah mulai nonton debat capres-cawapres, yang walau bagaimana pun berpengaruh ke hasil 14 februari nanti.
Sesi kedua debat capres kali ini, aku gak expect apapun, kecuali topik pertahanan yang condong ke salah satu kandidat (yang menteri-nya sendiri saat ini).
Pembukaan 4 menit pertama, kaget banget ada yang langsung nyerang wkwk, dan sukses membuat emosi kompetitor. Secara full durasi, bapak ini selalu meng-kritik kinerja kemenhan (ya emang kebetulan diaaaa menterinya hahhaha). Jadi kalo yang gak ngeh, mikirnya serangan personal, padahal enggak.
Kandidat lain datang dengan performa yang jauuuuhh lebih bagus dari sesi 1, lebih siap, jawabannya lugas, enggak nyerang terus, tapi nyerang di akhir dan itu jleb sih wkwkwk.
Lalu kandidat lainnya, yang, duh aku kasihan melihat beliau, kayak capeekkk gitu. Tiap diminta tanggapan seakan males mikir, dan jawabnya selalu "saya sependapat, saya setuju, dll" ya gak salah sih, cuma, ya perlihatkan lah kalo anda siap berdebat malam ini. Rupanya emosi yang udah acak-acakan di 5 menit pertama, berhasil membuat semakin emosi sampai sesi debat selesai. Yah, emang orangtua itu semakin tua semakin sensitif, tapi mbok ya dijaga dong kalimatnya, yang ngerti nepo baby pasti tertawa soal ucapan "anda tidak pantas berbicara soal etik" wkwkkw. Hadeh.
Belum lagi keseleo lain soal genosida di Gaza. Duhhhhhh, pak, ayolah kasian bazer yang nyapuin hhahahha. Di sesi akhir pas ada media, sempet-sempetnya mengeluarkan statement "saya lebih senior", waduuhhh hahhaha. Ya Allah...
Belum lagi soal bazer yang nangis-nagis di tiktok. Udah berhasil disapuin sama gimmick nangis, ehh berulah lagi pake kalimat kasar. Kasian yang nyapuin wkwkkwk. Tapi gapapa lah, hasil HGU 500 ribu hektar kan pasti triliunan yah, kepake 10% buat bazer udah kebanyakan, anggep aja sedekah.
Sesi debat kemarin tuh menarik banget. Kalo kata orang-orang, jadi tau buat Gak milih siapa.
9 Januari 2024
19 notes
·
View notes
Text
Kehabisan Akal
122 hari sudah. Banyak yang sudah lelah sekadar mengikuti berita saudara-saudaranya di negeri jihad Palestina khususnya Gaza. Tapi para mujahid tidak lelah. Mereka masih seperti hari pertama perang. Terus memberikan perlawanan yang membuat Israel pulang membungkus mayat tentara mereka dan meninggalkan persenjataan militer mereka menjadi rongsokan di Gaza. Masyarakat Gaza dengan semua kesulitan hidup masih mampu mengeluarkan kalimat indah tentang kekuatan, harapan dan kebanggaan. Anak-anak selalu mampu mencari celah bahagia dan senyum dengan permainan mereka.
Sementara di kota-kota yang dikuasai Israel yang sebenarnya tidak mengalami kehancuran seperti Gaza mengalami stres tinggi, runtuh mental, pertikaian berujung adu fisik di lapangan dan kekacauan politik di pemerintahan.
Seperti laporan media Israel Haaretz yang memberitakan bahwa kesehatan mental sebagian masyarakat Israel memburuk. Tidak kurang dari 625 ribu orang di Israel mengalami gangguan jiwa alias stres atau gila efek Badai Al Aqsha. Sementara sudah puluhan dokter ahli kejiwaan memilih untuk kabur meninggalkan Israel dan pergi ke Inggris mencari tempat yang lebih nyaman. Dan sudah bisa diduga jumlah penderita orang stres dan gila di Israel terus bertambah.
Efek stres dan ketegangan tersebut membawa dampak berikutnya. Sebagaimana yang ditayangkan oleh media Israel lainnya; Walla, hasil kajian lembaga penelitian The Brain Pool yang merilis bahwa 40% tentara yang pulang perang memerlukan pengobatan. Hal ini menyebabkan kehancuran di sisi baru dan ini lebih bahaya. Yaitu 31% para istri dari tentara cadangan menggugat cerai suami-suami mereka. Ini adalah hasil survey terhadap 1070 orang di grup para istri tentara.
youtu.be/-fxNBuEqwmM?si…
Pemandangan Hari Minggu (4/2), sebagaimana yang diberitakan oleh Televisi Israel Channel 12 adalah merupakan hari yang paling padat penerbangan Israel, di mana satu hari saja 30.000 orang meninggalkan Israel. Angka ini sangat besar di Israel. Jika dikatakan kepergian mereka meninggalkan Israel karena peperangan yang tidak kunjung berhenti, itu hubungan yang sangat jelas. Tapi lebih dari itu, ketidakjelasan di Israel semakin memburuk. Pertikaian terjadi di internal Israel di semua kalangan; dari level sesama pimpinan pemerintah, hingga masyarakat yang demo besar-besar setiap saat di jalanan Israel karena marah terhadap sikap pemerintah mereka, hingga mulai terjadi adu fisik di lapangan demo.
youtu.be/wpQxNmJ1Ne0?si…
Tentu saja keadaan sesungguhnya yang dengan sangat mudah dipotret oleh kamera berita mereka sendiri tersebut, tetap tidak sama dengan bualan para pemimpin mereka. Yoav Galant, menteri pertahanan baru saja menyampaikan resmi bualan barunya. Klaim bahwa mereka berhasil melumpuhkan setengah kekuatan Hamas sama sekali tidak sejalan dengan keadaan di lapangan yang memperlihatkan keadaan yang masih sama; di mana para pejuang masih menyebarkan video penghancuran kendaraan-kendaraan tempur Israel dan melaporkan korban dari pihak Israel yang terus bertumbangan. Bualan Galant berikutnya tentang Yahya Sinwar yang diberitakan telah berhasil diketahui keadaannya oleh tentara Israel dan terus lari dari satu tempat ke tempat lain, bukan berita baru yang diberitakan oleh Israel. Justru ini menjadi tertawaan media dan cibiran masyarakat Israel sendiri. Sebelumnya di hari ke-80 perang, televisi mereka memberitakan telah sampai di rumah Sinwar dan menemukan sandalnya tanpa bisa diverifikasi kebenaran datanya
youtu.be/pNFzPS3qpos?si…,
kini bualan itu disampaikan oleh menteri pertahanan mereka langsung.
Selain Sinwar, berita tentang para panglima Al Qassam yang lainnya tidak kalah serunya. Berita-berita Israel memberitakan bermacam-macam isu tanpa kejelasan data. Di Bulan Desember lalu, ketika Abu Ubaidah menghilang sekitar 2 pekan, mereka menyebarkan isu bahwa Abu Ubaidah telah mati. Dan tiba-tiba Abu Ubaidah muncul dengan berita terbaru perang. Sungguh menggelikan. Kita mau heran, ini Israel...
Kini Abu Ubaidah kembali menghilang beberapa waktu apalagi Muhammad Dheif yang sejak memukul gong pembuka perang 7 Oktober, tidak terdengar sama sekali beritanya.
Sekarang, dengarkan baik-baik penjelasan langsung dari internal para mujahid berikut ini beberapa hari lalu. Disampaikan oleh Usamah Hamdan, pimpinan Hamas.
"Para pejuang lintas kelompok bukan saja saling berkoordinasi tapi mereka bersatu dalam satu kesatuan. Mereka beroperasi bersama bukan dalam dimensi kelompok, tetapi sebagai kesatuan perjuangan Palestina.
Adapun Abu Ubaidah sebentar lagi dia akan muncul, sebagaimana yang saya pahami dari teman-teman.
Yahya Sinwar dan Muhammad Dheif mereka dalam tugasnya tengah mengatur pertempuran di berbagai dimensinya. Mereka dalam keadaan baik dan berada di tengah-tengah masyarakatnya. Alhamdulillah mereka dalam keadaan baik, walau mereka berharap syahid lebih besar dari harapan kami tentang mereka."
Israel benar-benar kehabisan akal. Dan memang mereka tidak punya akal. Dan kini stres dan gila menjadi momok dan bom waktu bagi sosial masyarakat dungu itu.
Sumber : Budi Ashari Official
3 notes
·
View notes
Text
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Hadiri Rapat Terbatas, Presiden Prabowo Tekankan Pentingnya Sinergi Lintas Sektor
Jakarta – Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama menteri Kabinet Merah Putih menghadiri rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (17/1). Di dalam agenda rapat tersebut dibahas percepatan implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi langkah strategis dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM)…
#Indonesia#Kementerian Pertahanan#Kementerian Pertahanan Republik Indonesia#Kemhan#Kemhan RI#Nasional#Nusantara#pemerintahan#Prabowo#Prabowo Subianto#Sjafrie Sjamsoeddin
1 note
·
View note
Text
KULITINTA | JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol. Drs Listyo Sigit Prabowo, M.Si menghadiri kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan penyidik dan penyidik pembantu tindak pidana di bidang perkebunan dan kehutanan.
Jenderal Listyo menegaskan acara tersebut sangat penting dalam rangka mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk mencegah potensi kebocoran anggaran negara.
Mantan Kabareskrim Polri ini juga menjelaskan mengenai kebijakan Presiden Prabowo yang telah membentuk Satgas yang terdiri dari Dewan Pengarah dan Satgas Pelaksana. Satgas itu terdiri dari Kejaksaan, Menteri Pertahanan sebagai Dewan Pengarah. Kemudian struktur di bawahnya dibantu oleh BPKP, Kejaksaan, dan anggota TNI-Polri.
“Tujuan dari satgas tersebut tentunya adalah bagaimana supaya negara bisa mendapatkan pendapatan yang optimal, dari sisi-sisi yang menurut catatan dari pemerintah dari BPKP masih ada potensi-potensi kebocoran yang harus dimaksimalkan,” ungkap Jenderal Listyo, Senin (13/1/2025).
Mantan Kadiv Propam Polri ini menyampaikan Presiden Prabowo berulang kali menegaskan Indonesia mempunyai sumber daya alam yang luar biasa. Jika potensi itu dimanfaatkan, Indonesia akan menjadi negara besar.
“Namun di satu sisi beliau selalu sampaikan bahwa Indonesia ini menempati peringkat ekor 6, artinya apa ekor 6 itu artinya bahwa terjadi ketidakefisienan 30% dari penggunaan anggaran,” ujar Jenderal Listyo.
Atas kondisi tersebut, Kapolri mengatakan, anggota Polri harus bersama-sama ikut menekan ketidakefisienan tersebut. Selain itu, pemerintah juga berupaya agar sumber-sumber yang masih banyak potensinya bisa dimaksimalkan untuk penerimaan negara.
“Baik saya sampaikan pada rekan-rekan bahwa hal ini kita berbicara khusus terkait dengan masalah sawit ataupun keterlanjuran sawit, dan ini saya kira masuk di dalam Asta Cita Bapak Presiden khususnya ke-5, di mana Indonesia ke depan ingin melanjutkan hilirisasi namun di satu sisi juga meningkatkan nilai tambah dalam negeri,” terang Jenderal Listyo.
Berdasarkan perhitungan para ahli, sambung mantan Kapolda Banten ini, jika potensi tersebut benar dimaksimalkan, sektor sawit saja akan menghasilkan investasi sebesar US$618,1 M, ekspor sebesar Rp.857,9 M, pertumbuhan ekonominya juga bisa bertambah Rp.235,9 M, dan tenaga kerjanya juga bisa bertambah.
“Namun demikian dari catatan 179 produk hilir, Indonesia juga berada di posisi paling tinggi, kalau kita lihat dari bagaimana perbandingan Indonesia dengan negara-negara lain, terlihat bahwa Indonesia memiliki produksi 47 juta ton atau setara dengan 59,26% dari produksi Global, artinya negara kita tertinggi, tertinggi dalam hal produksi sawit,” papar Jenderal Listyo.
Ke depan, Tribrata satu ini berharap Indonesia dapat memimpin dan menguasai pasar dunia, khususnya masalah sawit. Ia berharap kehadiran Polri dalam Satgas untuk mencegah potensi kebocoran tersebut dapat dimaksimalkan.
“Jadi ini yang tentunya menjadi arah dan kebijakan Bapak Presiden dan harapannya Polri yang saat ini diajak untuk masuk di satgas betul-betul bisa melaksanakan apa yang diharapkan oleh Bapak Presiden ini dengan maksimal,” tutup Jenderal Listyo.
(KT_4 Kulitinta.co - JAKARTA)
0 notes
Text
Menhan Sjafrie Dorong Pembentukan Fasilitas Pelatihan Bersama di ASEAN
JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa perlunya soliditas ASEAN untuk mempertahankan komitmen dalam menjaga keamanan serta perdamaian di kawasan tanpa adanya agresi. “Indonesia menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas regional melalui respons kolektif tanpa agresi untuk melindungi kedaulatan nasional,” ujarnya saat menghadiri…
0 notes
Text
Prabowo Pamit dan Mohon Maaf Saat Rapat Terakhir Bersama Komisi I DPR RI
JAKARTA | INTIJATIM.ID – Rapat bersama Komisi 1 DPR RI, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto mengucapkan pamit kepada jajaran ketua serta anggota Komisi DPR RI beberapa hari lalu. Rapat kerja antara Kemenhan bersama DPR RI ini membahas agenda laporan panitia kerja, pembacaan naskah RUU, pendapat akhir minifraksi, pendapat akhir pemerintah, penandatanganan naskah RUU, dan pengambilan keputusan…
0 notes
Text
Berita Foto: Panglima TNI Mendampingi Menhan Terima Kunjungan Kepala Staf Gabungan Militer Tiongkok
Berita Foto: Panglima TNI Mendampingi Menhan Terima Kunjungan Kepala Staf Gabungan Militer Tiongkok
Jakarta Pusat – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima Kunjungan Kehormatan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Jenderal Liu Zhenli, bertempat di Gedung Soedirman Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat. Jumat (10/1/2025). Dalam kunjungan tersebut, dibahas beberapa poin kerjasama pertahanan antar…
0 notes
Text
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menhan Turki, Tekankan Transfer Pengetahuan
REKONFUNEWS.COM, JAKARTA || Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Turki H.E. Mr. Yaşar Güler, di kantor Kementerian Pertahanan Jakarta, pada Kamis (22/8/2024). Menhan Turki tiba sekitar pukul 16.00 WIB dan disambut secara resmi dengan jajar kehormatan yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan RI M. Herindra di lapangan BTI. Selanjutnya, Menhan…
0 notes
Text
Menteri Pertahanan RI Terima Kunjungan KASAL India untuk Bahas Peningkatan Teknologi Pertahanan
Jakarta, 20 Desember 2024 – Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut India, Laksamana Dinesh K. Tripathi, beserta delegasi di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (16/12). Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, menyampaikan ucapan selamat kepada Laksamana Dinesh K. Tripathi atas pengangkatannya sebagai Kepala…
0 notes