Tumgik
#Membangun Kampung Halaman
kabarkita · 2 months
Text
Tekad Alhudri, Tinggalkan Kursi Empuk Pj Bupati Demi "All In" Membangun Kampung Halaman
KABARKITA.CO | Takengon – Sosok Alhudri tidaklah asing lagi bagi berbagai kalangan di mulai dari aktivis, pegiat sosial, birokrat, media hingga berbagai elemen masyarakat lainnya. Birokrat tulen asal “negeri diatas awan” itu pernah menempati berbagai posisi penting di Pemerintahan Aceh. Sebelum menjabat sebagai kepala dinas pendidikan, Alhudri sempat menduduki Kepala Dinas Sosial Aceh dan Kepala…
0 notes
nonaabuabu · 1 year
Text
Satu Hari Untuk Selamanya
sebuah flash fiction teruntuk lelaki bermata kelabu, kau masih kata-kata yang ingin aku tuliskan.
"Kenapa bukan dulu kita sadar, kalau kita jauh lebih kuat saat kita bersama?"
Sejenak jantungku berdegup untuk sepersekian detik kemudian menghentikan iramanya. Namun selayaknya kenyataan, ia kembali menemui ritmenya saat kubiarkan aku tersadar bahwa percakapan ini bukanlah angan-angan, dan aku tak boleh mengarangnya menjadi kisah yang indah.
"Aku sadar kok dari dulu, kamunya aja yang enggak."
Lelaki bermata kelabu yang kutinggalkan dalam kenangan itu tersenyum tipis, dan miris. Sedang aku tertawa, memaksa.
Sandyakala, kami bertemu di satu sore yang penat di pantai utara. Saat itu aku sedang menghabiskan masa liburan semesterku dan Kala ada di sana. Perkenalan sederhana di antara deru ombak, kendati satu universitas perkenalan itu berlanjut menjadi hubungan tanpa kata yang barangkali akan selalu menjadi pertemanan.
Aku tak tahu bagaimana rasanya mengangumi seseorang begitu menyenangkan sebelum hari itu aku bertemu dia. Bagiku kita semua hanya manusia yang sesempurna apapun akan memiliki cacat. Hanya saja beberapa orang tak mampu menyembunyikannya, dan sisanya mampu menutupinya dengan hal lain. Itu kenapa tak ada alasan untuk mengagumi seseorang hingga aku menemukannya sore itu.
Mungkin Kala akan menjadi tinta merah dalam buku kehidupanku yang berwarna hitam putih. Ia satu-satunya yang memberikan warna lain namun cukup bersinar untuk akhirnya membakarku alih-alih menciptakan warna baru. Itu kenapa, Kala adalah kenangan yang aku tinggalkan.
Delapan tahun berlalu sejak terakhir kali kami berjabat tangan di wisuda universitas, sisanya tak ada lagi. Tak ada media sosial, tak ada nomor yang bisa dihubungi, aku kembali ke mana seharusnya aku berada, perkampungan nunjauh dari kota. Tenggelam menjadi tulang punggung keluarga, jatuh bangun membangun kehidupan baru untuk akhirnya kembali ke titik di mana Kala adalah semesta yang aku punya.
Usia tiga puluh membawaku kepada perjalanan sebagai perayaan bahwa aku telah begitu cukup kuat untuk segala sialnya kehidupan. Namun rupanya aku cukup salah memilih tempat, pantai utara.
Seperti mengulang memori lama, Kala berdiri di sana. Aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya, rasa gelisah yang mendominasi dibanding rasa senang. Hanya saja Kala akan tetap menjadi merah dalam hidupku.
Begitu mata kami bersitatap, ia tersenyum ramah seolah wisuda universitas kami baru terjadi kemarin siang. Menahan segala gejolak yang berserakan aku membalas senyumannya dengan kaku.
Entah bagaimana aku menjadi kosong, hingga kubiarkan waktu bergulir seolah kami tidak melewatkan delapan tahun jeda di mana kehidupan menghantam kami dengan kerasnya.
Aku tertawa banyak dari apa yang aku ingat, aku tersenyum lebih menyenangkan dari yang sudah-sudah. Setiap detik yang kami lalui seolah mengakumulasi banyak perasaan hingga tak ada rasanya detik yang terlewat tanpa aku merasa penuh kebahagiaan.
Padahal, kami hanya menyusuri pantai yang riuh oleh ombak. Duduk menikmati es kelapa muda, bercerita tentang dunia yang tak ada kami. Buku-buku yang menyenangkan, film-film yang bermakna, lagu-lagu penuh kenangan. Hadir Kala mengubah segalanya dari kata sekedar.
Hingga titik akhir, sore dengan burung pelikan yang sedang menyapa bibir pantai. Kala mengatakannya, apa yang seharusnya aku dengar delapan tahun lalu.
"Aku rindu kita yang dulu La. Rasanya membiarkan kamu pergi saat itu kesalahan paling fatal seumur hidup."
"Seingatku kamu bukan seseorang yang suka menyesal."
"Enggak emang sebelum aku sadar, aku tanpa kamu akan selalu terasa sendiri."
Kala menjelaskannya hari ini, bahwa ia dulu tak cukup percaya diri bahwa kata-katanya mampu menahanku untuk tak kembali ke kampung halaman. Ia sadar kami baru menyelesaikan pendidikan, tak ada yang bisa ia janjikan dan beri jaminan kecuali keinginannya untuk tetap ada aku di sisinya. Hanya saja saat itu bagiku tak ada alasan untuk tetap di sisinya saat ia sendiri tak pernah meminta.
"Jangan gegabah menyimpulkan kehidupanmu Kal, seorang istri yang cantik dan anak yang lucu nggak semua orang punya kesempatan memilikinya."
Ya, sebab saat itu ia sudah memiliki seseorang yang lain yang pernah berikan janji. Aku tahu beberapa tahun lalu ia menepati janji itu.
Kala tersenyum pahit, dan aku tak ingin lagi menerjemahkannya.
Seberapa paham pun kita tentang peran seseorang dalam hidup kita, bukankah tak akan ada artinya jika kita tak cukup berani memperjuangkan seseorang. Kala tidak pernah cukup berani untukku, dan aku juga tak pernah cukup berani untuk Kala. Sebab pertemuan kami bukanlah dari sebuah keberanian, maka setidaknya hari ini delapan tahun berlalu, meski cukup terlambat, aku sudah punya jawabannya.
Jawaban yang membawaku pada keberanian, Kala aku tutup dalam setiap buku kehidupanku. Ia hanya kenangan, dan cukup sampai di sana.
Ditulis Maret 2022, Diselesaikan Juli 2023.
57 notes · View notes
diarialiya · 2 years
Text
Kesediaan Merantau
Satu hal yang baru kusadari belakangan adalah "merantau merupakan sebuah privilege yang tak semua orang bisa mendapatkannya dan mau melakukannya."
Tak jarang banyak yang terhalang keinginannya karena tak mendapat restu orang tua untuk pergi jauh dari rumah; entah untuk kuliah, kerja, bahkan menikah pun disarankan dengan yang dekat-dekat saja.
Aku pun sempat menanyakan kenapa orang tuaku sama sekali tidak keberatan ketika tahu aku akan ikut suami merantau ke pulau seberang? Tentu mereka tak masalah, karena kami sekeluarga pun sudah merantau dari kampung halaman sejak aku masih bayi.
Seorang teman pun pernah menyampaikan, kalau ia jadi aku mungkin ia tidak mau jika harus diajak tinggal di tempat jauh yang sebelumnya tidak ia ketahui. Hal yang kupikir bukan suatu kendala ternyata bisa jadi pantangan bagi orang lain.
Kita mungkin sering mendengar nasihat Imam Syafi'i;
"Merantaulah,
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Merantaulah,
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang)."
Tulisan ini tentu bukan untuk berbangga diri dan merasa menjadi "si paling merantau" haha karena merantau pun belum tentu mendapatkan hidup yang lebih baik, akan selalu ada tantangan dimanapun kita berada.
Saat ini aku merantau ke daerah yang jauh berbeda dari tempat tinggalku sebelumnya. Tidak banyak teman, tidak banyak pilihan kegiatan, bahkan makanan untuk sekedar memenuhi keinginan. Pekerjaan yang kadang terasa menjemukan, tidak banyak hal baru yang kudapatkan. Hm terasa membosankan ya?
Namun, jika ditanya apakah aku betah tinggal di sini? Ya, betah betah saja, kurasa aku cukup baik dalam beradaptasi. Hanya saja lama-lama aku merasa telah membangun zona nyaman yang rawan melalaikan. Tak banyak hal baru yang kudapati karena aku melewati rute yang sama dengan kegiatan serupa tiap hari.
Lantas bukan hanya kesediaan merantau saja yang diperlukan, namun semangat untuk terus belajar, merasa kurang dalam ilmu, miskin dalam pengalaman jadi modal utama agar terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dimanapun kita berada. Terakhir, selamat merawat semangat :)
Tumblr media
ANS | Manado, 12 Oktober 2022
26 notes · View notes
legallyexhausting · 1 year
Text
Last Shot!
Hai, 2023 udah jalan setengah, biasanya setiap tahun gue selalu menilai apakah tahun tersebut would be my year or not. Gue akan mengulas paruh pertama 2023 ini yang wkdacsdvklsdj hahaha.
Dimulai dengan jobless, depressed mode, ayah sakit, pulang kampung, qadarullah ayah meninggal (Al Fatihah), menjadi pengangguran di rumah sampai saat ini in my nearly 30. Sungguh kehidupan yang penuh komedi.
Jadi ingat kata-kata Maudy Ayunda yang akhirnya gue post di igstory karena lagi angst “its totally okay kalau di usia 30, kita (gue ?) masih wondering.” even mungkin sampe meninggal bisa jadi juga masih wondering. Trus abis ngepost itu gue mikir lagi, kalau sebenarnya gue ngga dalam tahap yang wondering2 banget karena seperti kata temen gue yang psikolog “lo punya clear vision buat ngapain” dan gue tahu itu. Masalah selanjutnya ada di gue yang ngga pernah jalan dengan keyakinan yang teguh. My brain is still working for designing my-current-blurred-future.
Akhirnya di paruh kedua tahun ini gue memutuskan untuk mencukupkan pencarian kerja swasta Selasa lalu, gue interview dengan HR Manager dan i think i did well karena gue bisa articulate apa yang gue inginkan, apa yang gue bisa, dan sebenarnya kawin dengan kebutuhan si employer. Mengenai hasilnya sudah gue pasrahkan dan berdoa kalau takdirnya lolos akan gue jalani dan kalau ngga, gue akan fokus untuk melanjutkan apa yang gue rencanakan sebagai alternatif. Untuk setahun ke depan tinggal rekrutmen BUMN (sedang gue jalani) dan CASN yang akan gue usahakan, karena 2 tempat tersebut yang gue rasa bisa mereset karir gue dari awal lagi.
Sesungguhnya gue ingin sekali liberate dari pekerjaan sebagai rekruter karena it’s just not for me walaupun gue sudah menyaksikan banyak yang sukses dengan menjadi Rekruter. Gue tahu pekerjaan yang sparks joy buat gue tapi belum bisa mencapainya sekarang atau dalam waktu dekat. Persimpangan yang gue hadapi antara balik ke ibukota atau mencoba untuk menggali rezeki di kampung halaman akhirnya gue putuskan. Semua akan tergantung the last shot di atas. Gue sudah mulai berdamai dengan fakta bahwa gue gagal untuk bisa membangun karir gue. Sudah waktunya terus berjalan dengan apa yang ada, dengan apo nan bisa dikakok. at least untuk 1 tahun ke depan.
4 notes · View notes
dinarsalsa06 · 1 year
Text
Let it flow?
Sore itu, kami menikmati minuman boba favorit seraya menikmati sepoi angin dan pemandangan di Jurang Asmara kampus. Sampai akhirnya temanku bercerita soal keluh kesah yang ia alami akhir-akhir ini. Ya, kami biasanya hampir satu minggu sekali bertemu untuk sekadar deeptalk. Tapi semenjak aku kembali ke kampung halaman, entah sudah berapa bulan kami baru bertemu kembali. Ia melontarkan pertanyaan, "Kenapa kamu bilang jangan biarkan hidup cuma mengalir aja?".
Aku meringis dan menjelaskan. "Perjalanan panjang dan proses didalamnya yang membuat aku membangun prinsip gak mau hidup cuma mengalir aja, karena kesannya pasrah banget tanpa mau usaha. Aku lebih memilih punya sesuatu yang dijadikan target, sehingga aku punya dorongan buat mencapai target. Tapi aku berusaha untuk tetap memaklumi diriku sebagai manusia biasa yang punya banyak kekurangan. Kan gak selalu target yang kita buat bisa tercapai. Kadang aku pun sering bersungut-sungut, kecewa, ngedumel, misah misuh. Tapi karena aku juga memahami limit diriku, jadi aku bisa menerima baik kemenangan atau kekalahan yang aku dapatkan. Kalau kita punya target, setidaknya kita selalu berprogres untuk selangkah lebih maju dari pada sebelumnya. Kalau cuma ngalir, kebayang gak, tiap hari cuma pasrah, bisa jadi gak punya motivasi buat ngelakuin apa-apa. Futur terus, dan makin gak menetu arah tujuan hidup kita. Gak perlu muluk2, hidup itu belajar dan berbenah. Gausah takut salah dan kalah."
Temanku menyimak. Aku memang cerewet dan akan banyak mengoceh jika sudah diajak deeptalk hal-hal seperti ini. Aku membatin, semoga temanku bisa mengambil benang merah dari ocehan panjang lebarku. Lima menit kemudian setelah ocehanku berhenti dan temanku sepertinya merenung, Ia berujar bahwa Ia sepakat dengan pemikiranku. Suasana hening kembali. Kami menikmati indahnya langit sambil menunggu momen senja.
"Oke. Sepakat. Aku coba pelan2 buat gak cuman ngikutin aliran yang gak punya arah. Aku kudu punya sesuatu yang dijadiin target nih. Yaudah yuk pulang, bentar lagi adzan."
2 notes · View notes
koshsikucing · 2 years
Text
Ketika ngerasa hampa dan kurang mencintai diri sendiri
Seringkali lu terlalu banyak ngasih ke orang lain dan lupa bahwa diri lu juga penting, 
seringkali lu terlalu sibuk sama kegiatan sehari hari dan lupa mengapresiasi diri sendiri, 
seringkali juga lu ngerasa ada prioritas yang nggak imbang antara lu dengan orang terdekat, 
Hey girl, stop. Stop disini. Lu harus kembali ke diri sendiri. Sangat bersyukur kalo akhirnya dia balik ke kampung halaman. Udah saatnya lu fokus ngebenahin diri sendiri lagi. Totalitas buat membangun kesehatan, kondisi iman dan pekerjaan lagi. 
Lu berharga, dengan atau tanpa dia. Sebelum dan sesudah ada dia. Berterimakasih ke dia karena dengan adanya dia mungkin satu atau dua goals lu bisa lebih mudah tercapai. Sisanya, cari tempat lain, girl. 
Orang ngga cuma dia. Dan lu pasti bisa. Lu adalah cewek lembut yang pinter dan berdaya. 
Tau apa buktinya? Coba buat buka lagi galeri foto lu, cerita perjuangan lu disini. semua hal favorit lu, yang bikin lu makin utuh. 
Stop semuanya, dan fokus ke diri lu sendiri aja ya. Kalo emang dia buat lu, dia akan sama lu, apapun situasinya. 
Dia juga bahkan ngga memprioritaskan lu kok. 
2 notes · View notes
sausallina · 2 years
Text
Agil mengabarkan diri ke media sosial bahwa dia sedang perjalanan pulang dari negeri tempatnya merantau yaitu Swiss ke kampung halaman di Cilacap. Bella yang akrab dengan Agil sejak kuliah mengajak Agil menemaninya kondangan di Magelang melalui kolom obrolan pribadi di media sosial, "Gil, tanggal 24 September bisa tolong temani aku kondangan di nikahan sepupu?". Sepupunya menikah dan Bella tak ingin melewatkan kesempatan kepulangan Agil untuk bersamanya dan bisa menunjukkan kepada sanak keluarga Bella bahwa dia dekat dengan Agil. Agil yang seorang karyawan salah satu perusahaan di Swiss menolak ajakan Bella dan meminta maaf, "Ga bisa Bel, maaf ya".
Agil mengambil cuti dari pekerjaan dan pulang kampung untuk menikah, ia telah melamar sejak tiga bulan lalu gadis yang diidamkan nya tanpa diketahui banyak orang, termasuk Bella. Padahal Bella begitu mengharapkan kehadiran Agil di pernikahan sepupunya untuk dikenalkan kepada keluarganya bahwa Agil calon nya di masa depan. Bella berpikir Mama pasti bahagia dan sakitnya seakan bisa reda jika Bella bisa menyusul melanjutkan hidup di Swiss tempat mamanya membangun usaha kafe makanan nusantara.
Mama Bella sudah menginjak usia hampir 65 tahun dan sudah rutin check up ke Dokter selama dua tahun ini. Sementara kafe masih dikelola oleh adik Mama Bella karena Bella belakangan harus menemani dan merawat ibunya check up. Bella adalah anak satu-satunya yang bisa melanjutkan usaha mamahnya dan ia berharap Bella bisa menikah dengan orang yang berencana hidup lama di Swiss. Bella berusaha bertanya kepada Agil waktu luang yang dimiliki selama di Indonesia dan Agil tak membalas. Agil merasa bingung keakraban nya selama ini ternyata membuat Bella mengidamkannya sebagai pasangan hidup.
Tiba hari Agil berbagi kabar bahagia dengan font besar di tengah halaman layar ponsel bertuliskan dua nama insan. Bella mengomentari, "Tria dan Nayla itu kamu?". Agil menjawab, "Iya, betul. Mohon doanya ya, Bel". Agil Triaksana adalah Agil, kerabat di kediamannya banyak yang memanggil Tria. Bella kemudian tak membalas lagi pada kolom obrolan pribadi mereka.
#5CC #5CC7 #dioramacareerclass #bentangpustaka
Tumblr media
2 notes · View notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Renungan 1Feb2023
Bacaan Injil Mrk 6,1-6
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat, Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabidihormatidi mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nyaatas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka
Demikian sabda Tuhan Terpujilah Kristus
Dalam kisah Yesus ditolak di Nazareth, setelah kisah pencobaan di padang gurun, Yesus kembali ke Nazareth, kampung halaman-Nya. Berita tentang pelayanan-Nya sudah terdengar di seluruh Galilea. Dia datang mengajar di rumah ibadat dan menceritakan tentang identitas-Nya sebagai Mesias yang telah di nubuatkan Nabi Yesaya ratusan tahun sebelumnya. 
Sebenarnya mereka menyadari kuasa Yesus dalam setiap perkataan dan pengajaran-Nya namun meragukan identitas-Nya sebagai Mesias karena mengetahui Yesus adalah anak tukang kayu. Itulah sebabnya mereka meminta Yesus melakukan mukjizat seperti yang mereka telah dengar terjadi di Kapernaum agar keraguan itu sirna, namun bukannya memenuhi harapan mereka untuk mengadakan mukjizat, Yesus malah menjawab bahwa “sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai ditempat asalnya” dan menegur kedegilan hati mereka seperti halnya ketika kelaparan hebat melanda Israel, Elia diutus Allah kepada seorang janda di Sarfat, tanah Sideon dan bukan kepada orang Israel. 
Mereka enggan mengakui Yesus sebagai Mesias karena tidak mau membuka hati menerima kehadiran Allah dalam diri mereka dan hanya mengenal-Nya sebagai anak Yusuf. Meskipun mereka menyadari kuasa Yesus namun mereka mengabaikan panggilan Roh Kudus bahkan hendak membunuh-Nya karena Yesus menolak melakukan apa yang mereka inginkan 
Dalam kehidupan sehari-hari sama seperti orang di Nazareth, kita sulit untuk melihat dan mengakui kesuksesan sesama dan memandang rendah orang lain. Rasa iri menjadikan kita tidak tulus dan sulit memberikan apresiasi keberhasilan sesama dan mencari kelemahan dan kekurangan orang lain. Kenyataan duniawi sering membuat kita sulit berubah dan percaya akan jalan “kebenaran dan keselamatan” sejati. Bacaan Injil hari ini mengajarkan kita mundur sejenak dari hiruk pikuk dunia dan mendengakan panggilan-Nya melalui sabda-Nya, kita kadang berharap membangun iman kepada Tuhan melalui peristiwa mukjizat yang luar biasa, dan mengabaikan berbagai kejadian sederhana dalam hidup ini seperti nafas hidup, kesehatan, rejeki, keluarga dll padahal Tuhan sering berbicara kepada kita melalui mereka. Kita sering berharap mendengar dan melihat yang jauh dan kurang peka melihat hidup kita sendiri dan kurang bersyukur dan mengabaikan kehadiran-Nya dalam hidup
Berkah Dalem
2 notes · View notes
pergimelaut · 2 years
Text
xxv. wakaki tamiki.
adaptasi karya wakaki tamiki yang berjudul "the world god only knows" adalah anime pertama yang kutonton & yang membuatku suka dengan dunia jejepangan. waktu itu aku SMP. dari karyanya aku pertama kali hype jalan cerita sebuah manga, termasuk nungguin dari satu chapter ke chapter lainnya yang cuma di-update setiap bulan. dulu aku nggak suka sama ending-nya, tapi makin lama ... ya tetep nggak suka sih, hahaha. tapi, dulu saking nggak sukanya sama ending-nya tuh aku jadi nggak suka sama karyanya secara keseluruhan. XD sekarang, setidaknya, lambat laun ada arc yang kuapresiasi & ada juga tokoh-tokoh yang cuma muncul sekali-lalu-hilang yang kusayangi. aku beli beberapa jilid komiknya jadi bisa kubaca sesekali, dan masih suka kubaca sampai sekarang. sampai hari ini, bahkan.
ah, ya, mundur dulu, kita akan bahas 30 hbc, dan hari ini topiknya adalah baru tahu. jadi, apa yang aku baru tahu soal karya wakaki tamiki ini?
aku akan spoiler garis besar ceritanya sedikit, jadi, dari satu chapter ke chapter lainnya kita akan bertemu dengan satu per satu perempuan yang punya masalah sendiri-sendiri dalam hidupnya. karena ini setingnya sekolah, jadi perempuan-perempuan di awal chapter isinya punya masalah soal hidup yang berkelindan dengan sekolah: mau jadi nomor satu, mau jadi pusat perhatian, mau punya keberanian berteman, mau diterima, dll.
awalnya "monoton" gitu terus, tapi lama-lama kita ternyata berpindah ke latar lain seiring dengan si tokoh utama melakukan mobilitas: seorang perempuan tetangganya, perempuan di tengah kota yang menjaga kedai ramen ... kebanyakan dari mereka sebaya atau beberapa tahun lebih tua/muda dari si tokoh utama. sampai-sampai, datanglah tokoh yang baru kusukai hari ini: seorang nenek. XD nenek ini tinggal sendirian di kampung halaman kakek-neneknya tokoh utama. dan "masalah"-nya si nenek adalah dia kesepian.
Tumblr media
^ini si nenek sama cucunya. cucunya cuma main kalau libur sekolah.
yang baru kusadari adalah, si nenek ini satu-satunya perempuan yang masalahnya nggak betul-betul teratasi sampai akhir cerita. atau setidaknya, si tokoh utama nggak bener-bener bisa mengatasinya sampai tuntas.
kalau yang lainnya teratasi semua: bisa jadi nomor satu, jadi pusat perhatian, bisa membangun kedai sendiri, dll. tapi, "kesepian" bagi seorang nenek itu bukan hal yang bisa diatasi semudah diajak ngobrol bentar sama anak kelas 2 SMA yang lagi mampir untuk menghabiskan libur musim panas.
dan pendekatan yang dilakukan si tokoh utama beda dengan ke para perempuan sebelumnya yang pakai motivasi, harapan, kasih sayang, kepercayaan. si tokoh utama justru ambil sikap---yang kusukai---pesimis! XD dia ngikutin ritme sendu si nenek yang merasa sedih karena teman-temannya sudah pada meninggal. sama dia diiyain terus kalau hidup isinya sedih, kalau semua orang pasti akan pergi, sampai akhirnya dia bilang, "apa yang menyenangkan dari kenyataan?"
dari situlah akhirnya si nenek yang baru beberapa saat yang lalu larut sama kesedihannya justru jadi bisa melihat hal-hal baik yang dia abaikan. dia diam sebentar, lalu dia bilang ke tokoh utama, "tapi ... hidupku menyenangkan, kok. tertawa. menangis. ya, meski banyak hal buruknya juga."
"tapi kamu kesepian," si tokoh utama mendesak lagi.
"itu karena aku kembali sendirian. siapa pun pasti kesepian. tapi, aku punya kenangan." si nenek bilang begitu, dan akhirnya dia mempersilakan si tokoh utama pergi dengan bilang, "sehat-sehat, ya."
aku suka banget. tadi aku pulang, sampai rumah, dan baca arc itu, dan diem karena baru bisa merefleksikannya ke diriku sendiri, hahahaha.
mungkin aku suka itu karena akhir-akhir ini aku pesimis ya. atau, yah, sebenernya aku merasa kalau aku memandang dunia & hidup itu dengan pesimis. maka aku jadi berpikir kalau pendekatannya si tokoh utama tuh tepat dengan makin mendesak & mengiyakan sambatannya si nenek. itu bukan masalah yang harus diatasi, itu masalah yang harus diterima. :D
wakaki tamiki sendiri bilang kalau arc dengan si nenek ini adalah penggalan karyanya yang akan ia baca ulang ketika sudah jadi nenek-nenek. rasanya aku akan mengikuti jejaknya.
2 notes · View notes
inginringan · 6 months
Text
Klise
Sebab kalian tidak menyukaiku, kalian pun menderita.
Warga kampung kalian sungguh membingungkan. Mengapa kalian tidak bisa berterima kasih kepada Ilham yang sudah mabuk setiap hari, setiap malam, di sepanjang jalan gelap?
Warga kampung kalian sejak lama sudah tidak mau melihat peristiwa yang lazim. Mereka kehilangan minat untuk setiap pengulangan. Baru akan tertarik apabila sesuatu itu luar biasa, apalagi jika sebelumnya tidak pernah ada.
Ia mesti seperti cerita yang menanggalkan formula lama, sehingga di ujung cerita itu lahir sosok hero unik, serbabaru, dan memiliki tenaga bagai seribu kuda. Kisah semacam itu menarik hati warga kampung kalian. Sebelum kelak, kalian tahu, pengkhianatan akan terjadi.
Leluhur tempat di mana aku berasal yaitu Prancis mungkin tak pernah menyangka hari nelangsa ini akan tiba. Dahulu pada abad ke-19 kami digunakan untuk urusan percetakan membuat gambar dan teks, tetapi sekarang kami dipermanfaatkan untuk melabeli apa saja yang terlihat membosankan dan mudah ditebak. Tak terkecuali kebaikan.
Dan pada tubuh kami yang ringkih ini terekam jejak pedih sebuah peyorasi.
Memang benar Ilham mabuk sehari-harinya—mungkin suatu hari kebiasaan ini bisa membunuhnya, namun yang sudah pasti ia tidak pernah meniatkan sesuatu yang jahat.
“Saat ini kamu sedang sadar atau tidak?” tanya Sidiq. Dia kan sosok petugas keamanan kampung kalian?
“Sabar, Pak,” kata Ilham sambil tertawa kecil dengan muka sudah lebam. Aku bisa merasakan sensasi geli dari kalimat yang barusan dia dengar. Sebagai predikat yang ditanam dalam raga kalimat, tidak sulit bagiku memahami apa yang Ilham rasakan. “Suatu hari mungkin saya akan sadar,” katanya lagi.
“Kamu itu mengganggu sekali, Ham. Sudah banyak warga kampung yang melaporkanmu karena setiap kamu mabuk, kamu akan membuang botol mirasmu di sembarang tempat.”
“Saya melakukannya karena mereka membutuhkan itu, Pak. Seberapa banyak minuman yang saya minum itu bergantung dengan kebutuhan warga.”
“Kamu pandai berkelit, tapi kalau saya tadi terlambat dua menit warga pasti sudah membakarmu.”
“Apakah mereka akan memakai botol yang saya sebar ke rumah mereka? Kalau itu yang terjadi, saya tidak masalah mati terbakar. Sejak lama saya bilang ke mereka botol-botol miras saya pasti akan berguna.”
Ilham memang benar botol mirasnya dipakai oleh warga kampung kalian yang memiliki warung untuk menjual bensin. Di mulut saja mereka protes, tapi di hati gembira karena tidak perlu repot-repot cari botol untuk menampung bensin eceran.
Sejak pom bensin antre panjang karena bahan bakar langka, sejumlah warga mulai membangun proyek Pertamini—begitu kalian menyebutnya. Bagi yang malas mengantre bisa belanja bensin di Pertamini.
Warga yang ingin membuka usaha ini hanya perlu memodifikasi motor mereka dengan tangki yang lebih besar. Dengan begitu, mereka bisa mengisi bensin lebih banyak, yang berarti persediaan mereka lebih unggul. Lalu setelah itu urusan akan jadi lebih mudah.
“Rupanya kamu masih tidak kunjung sadar,” ucap Sidiq.
Ia lalu menampar Ilham yang sudah meringkuk di lantai balai pengamanan. Sidiq lanjut menginjaknya beberapa kali. Di titik ini rusuk Ilham mungkin ada yang patah. Aku asal menduga saja sebab manusia pada umumnya bisa begitu.
“Semua warga itu benci denganmu, termasuk aku. Bahkan harusnya aku tidak perlu menyelamatkan pemabuk sepertimu. Cuma karena tadi Kepala Desa memikirkan hal yang berbeda, kulitmu pun tidak jadi gosong. Orang yang pernah membuang botol mirasnya di halaman masjid buatku tidak layak untuk diberi ampun.”
“Siapa yang,” kata Ilham sambil tersengal, “semalam membangunkanmu sahur?”
“Kamu segitu peduli denganku? Tuh, napasmu sudah nyaris mencapai batas. Tapi kalau memang kamu mau tahu, semalam aku dibangunkan oleh iringan anak-anak yang berkeliling membangunkan sahur. Denting botol mereka nyaring sekali.”
“Syukurlah. Berkat botolku kamu bangun sahur sehingga kamu masih punya energi untuk menendang rusukku sedahsyat tadi.”
“Sebentar, maksudmu anak-anak kampung kami memakai botol miras untuk membangunkan orang sahur? Bajingan! Kau ajarkan apa pada anak-anak kami!”
Ilham kembali menerima tendangan berkali-kali. Anak-anak di kampung kalian tidak mampu menemukan botol bekas sirup saat Ramadan. Tak ada lagi warga kampung kalian yang mau membeli sirup sebagai bentuk protes. Mereka meyakini apa-apa yang manis akan menghasilkan streotipe belaka. Sebagai gantinya, Ilham pun berinisiatif menyediakan botol-botol itu untuk menjamin keriangan anak-anak di bulan suci.
Sebelum matahari membenam, Sidiq yang ingin buka puasa mengurung Ilham ke dalam jeruji. Tidak mendapat pengobatan atau apa, mungkin Ilham mati malam nanti. Aku asal menduga saja sebab manusia pada umumnya bisa begitu.
Ia membekam di dalam sel setelah semalam Fatma, sepulangnya dari kegiatan Ramadan, menusuk laki-laki yang ingin memerkosanya di semak-semak sesudah jembatan kecil. Fatma berusaha meraung minta tolong, tetapi mulutnya dibekap amat erat oleh si lelaki. Hanya jeritan tertahan yang terdengar. Tak cukup untuk mencapai rumah warga yang masih berjarak 200 meter dari jembatan.
Di tengah lebat rerumputan dan pekat kegelapan, botol bekas miras milik Ilham jadi persenjataan satu-satunya yang dapat dijangkau tangan Fatma yang hampir putus asa dan telah asal meraba. Fatma memukul kepala lelaki itu. Pecahan botol yang runcing ia tancapkan ke leher lawannya—seketika menggelepar. Hijau yang semula menghitam oleh malam kini bercampur merah yang gelap tersebab darah.
Ilham yang isi kepalanya dituduhkan akrab denganku selalu meyakini: Di balik kegelapan ada kejahatan. Itu alasannya mengapa ada banyak botol ia sebar di tempat-tempat tak bercahaya.
***
Sebetulnya aku kasihan dengan Ilham. Menjalani hidup sebagai pemabuk saja sudah sulit, kini harus pula diembel-embeli denganku. Kendati susunanku hanya dua suku kata, aku ditolak di mana-mana. Hampir semua orang di kolong langit ini benci bila ada yang mengatakan gaya berpakaiannya norak. Sebab menjadi norak artinya menjadi seperti aku.
Tetapi, Ilham tidak begitu. Ia bergeming saja saat warga kampung kalian mengatainya aku. Ini membuatku merasa tak pantas dilekatkan kepadanya. Ia terlalu baik buatku. Bagaimana bisa seseorang yang pandai nujum seperti Ilham, yang sudah memberi peluang kepada penjual warung, anak-anak yang membangunkan sahur, dan Fatma korban pemerkosaan harus dihukum seperti ini?
Seharusnya kalian merayakan Ilham dan sudah pasti caranya bukan mengerangkeng.
“Karena kamu buang botol sembarangan kamu terlibat dugaan pembunuhan, Ham,” kata Sidiq kepadanya.
Fatma lolos karena dianggap membela diri. Keluarganya yang telanjur malu telah mengunci Fatma di balik pintu. Mereka mengganggap apa yang terjadi dengan Fatma merupakan aib. Sementara warga kampung kalian marah karena matinya si pemerkosa yang belum tuntas dengan dosanya itu tetap perlu ada yang bertanggung jawab. Bagaimana pun botol itu tidak serta-merta ada di sana. Dan yang terpenting kalian punya nama untuk disalahkan.
Warga yang sudah menumpuk amarah ke Ilham atas tabiatnya yang tidak kunjung berubah langsung bergegas mendatangi kediamannya. Tanpa banyak cincong, Ilham yang masih pengar oleh sisa mabuk semalam digilir pukulan dan tendangan. Ia pasrah menerima semuanya seperti kumpulan surat cinta dari kekasih.
Sidiq datang sebelum bensin dari botol miras akan dituang ke badan Ilham. Di belakangnya ada seseorang membuntuti dengan rambut klimis dan memasang senyum tipis. Yang datang bersama Sidiq adalah Kepala Desa.
Aku pun mengenal baik Kepala Desa kalian. Sosok yang ditakuti warga kampung kalian. Jangan salah bicara atau keliru bersikap saat berada di hadapan Kepala Desa, begitu imbauan yang beredar. Kalian muak dengannya, tetapi kalian tidak berani untuk berucap. Semua perangkat desa, kalian tahu, tunduk padanya.
Kepala Desa bisa dengan seenak hati memutuskan suatu perkara dan apabila ada yang menentangnya siap-siap saja diangkut Sidiq untuk diingatkan kembali siapa penguasa dan siapa yang ditindas.
Saat Kepala Desa, yang dulu masih berstatus calon, muncul dengan perangainya yang santun dan sederhana—tampak berasal dari kalian dan untuk kalian—banyak yang menaruh percaya kepadanya. Seiring waktu kalian mulai sadar watak dia yang sebenarnya, betapa penuh siasatnya dia, lantas kalian pun merasa dikhianati.
Namun, tidak ada sepatah kata pun yang keluar. Warga kampung kalian telah dibikin bungkam. Kendati begitu senyap, sebagai upaya perlawanan yang tersisa, kalian pun menyematkan protes melalui simbol-simbol. Harapan kalian pesan itu bisa disadari oleh Kepala Desa, sang penguasa, tanpa membuatnya tersinggung.
Salah satunya untuk mengoreksi janji manisnya dahulu, kalian sepakat memboikot produk minuman manis. Termasuk sirup, tetapi itu pun tidak cukup. Oligarki kadung menyusup ke dalam kampung kalian sejak lama.
Karena semakin muak kalian mulai menempatkan aku sebagai frase yang lekat dengan Kepala Desa. Tetapi, diam-diam saja dari belakang. Tidak seterang ketika kalian mengucapkannya di muka Ilham. Kalian mencap Kepala Desa sebagai kepemimpinan yang sama saja dengan sebelumnya, untuk tidak menyebutnya lebih buruk.
Sementara saat ada pemuda mabuk yang bisa menolong perempuan yang terancam diperkosa, cerita tentangnya pun tidak lagi menarik buat kalian. Konon tidak ada yang baru dari itu. Kejadian semacam itu kelak akan memudar dan menjalani nasib sebagai kisah remeh. Seperti yang terjadi pada pemberi makan anjing, si pelacur yang bertobat, si penjudi yang beribadah, dan seterusnya.
Kebaikan pun menjadi semu belaka sekaligus menunjukkan bagaimana warga kampung kalian membenciku: Sebuah babad yang klise.
0 notes
rinaimimpi · 7 months
Text
Cara Mencari Sahabat Yang Shalih|Riyaadhushaalihin
Tumblr media
QS. Al-Kahfi:28, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."
bersabar biasanya untuk menghadapi orang-orang buruk/dzalim. tapi dalam ayat tsb, Allaah menghendaki kita untuk bersabar dengan orang-orang bertaqwa/shalih/beribadah/dan berada di majelis ilmu itu membutuhkan kesabaran.
konteks sabar dalam ayat tersebut adalah sabar di atas ketaatan.
dekat dengan orang shalih, dekat dengan orang yang berilmu, dekat dengan orang yang bertaqwa adalah amal yang shalih. karena itu merupakan bentuk usaha kita bertaqarrub kepada Allaah.
sehingga tidak apple to apple jika dibandingkan dengan memiliki kedekatan dengan orang-orang yang kaya/populer. itu berbeda.
kedekatan dengan orang shalih/orang yang berusaha untuk bertaqwa kepada Allaah -> taqarrub dan ketaatan kepada Allaah.
dekat, bersahabat, hidup bersama, atau membangun lingkungan lalu mencintai mereka adalah taqarrub/mendekatkan diri kepada Allaah. itu adalah perintah dari Allaah.
kesabaran tertinggi -> sabar dalam ketaatan -> sabar bersama dengan orang-orang yang shalih.
sabar itu seperti sinar yang membuat kita panas, keringetan, capek, letih, dan mungkin saja terbakar (perumpamaan). thats why pahala sabar itu tidak terhingga.
kemenangan selalu dikaitkan dengan kesabaran. kemenangan itu selalu beriringan dengan kesabaran.
keberuntungan selalu dikaitkan dengan kesabaran.
QS. Ali Imran:200, "Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
kalo kita bisa sabar dalam ketaatan, maka sabar-sabar pada bidang yang lain akan sempurna dan bisa kita wujudkan.
kedekatan dengan orang yang bertaqwa tidak mudah untuk dibeli dengan kemegahan dunia. kronologi turunnya ayat tersebut ketika Rasulullaah ditawari oleh kaum kafir Quraisy untuk bergabung dengan iming-iming harta serta kekayaan dengan syarat meninggalakan orang-orang kecil yang bertaqwa. Rasulullaah menolak.
kebersamaan memang butuh uang. tapi bukan uang yang menjadi peluluh atau perekat dalam lingkungan tersebut. yang dibutuhkan adalah kesabaran.
ya memang uang atau harta itu perlu. tapi apakah uang itu untuk lifestyle/kekayaan pribadi--kan tidak. setelah Umar bin Khattab memberikan setengah dari hartanya, itu digunakan untuk kemaslahatan umat bersama (masuk kedalam pos-pos amal shalih).
kalo ingin bersama dengan orang-orang yang shalih, maka kuncinya adalah sabar. jika kita bersabar dengan orang-orang bertaqwa, maka mereka akan bersabar dalam menjalani masalah-masalah hidup yang lain.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikriحافظه الله
Kampung Halaman, 25 Februari '24 | 08.53 wib
0 notes
hargo-news · 7 months
Text
Bangun Pondasi Ekonomi Daerah, RG Siap Support Pemkab Bone Bolango
Hargo.co.id, GORONTALO – Dalam membangun pondasi ekonomi daerah, Pemerintah Kabupaten Bone Bolango akan disupport oleh Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel (RG). “Kabupaten Bone Bolango khususnya dan Provinsi Gorontalo pada umumnya sebagai kampung halaman saya penting untuk dibangun dan diperhatikan,” ucap Rachmat saat melakukan kunjungan silaturahmi di Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, di Pendopo…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
baliportalnews · 11 months
Text
Berkat Hyperlocal Tokopedia, Transaksi Sejumlah Produk Fesyen di Bali Meningkat >2,5 Kali Lipat
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG - Tokopedia melalui inisiatif Hyperlocal berupaya membantu pelaku usaha di Indonesia, khususnya UMKM lokal, memulai dan membangun bisnis dari wilayah mana pun di Indonesia, serta berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Hyperlocal Tokopedia punya berbagai manifestasi, seperti Kumpulan Toko Pilihan (KTP) dan Dilayani Tokopedia. Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia, Antonia Adega mengatakan, Hyperlocal Tokopedia membawa dampak ekonomi yang positif. Rerata persentase pertumbuhan ekonomi di kota tanpa Hyperlocal Tokopedia tercatat 1,26%, sedangkan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia angkanya lebih tinggi, yaitu 2,78%, “Selama lebih dari 14 tahun berdiri, Tokopedia saat ini sudah terdiri dari lebih dari 14 juta penjual dan hampir 100% pelaku UMKM. Melalui Tokopedia, mereka memasarkan lebih dari 1,8 miliar produk kepada masyarakat di 99% kecamatan di Indonesia. Hyperlocal Tokopedia mendorong tumbuh kembang UMKM di Indonesia, termasuk Bali,” tambah Antonia. Salah satu UMKM Bali yang memanfaatkan platform Tokopedia dan Hyperlocal adalah TuTu and Co. Berkat Tokopedia dan Hyperlocal, dalam hal ini KTP, usaha aksesoris lokal buatan tangan (handmade) yang didirikan oleh Wiko Wikarta ini berhasil memperluas pasar dan meningkatkan penjualan di era digital. UMKM Tokopedia ‘TuTu and Co’ fokus go local demi berdayakan perajin Bali Wiko Wikarta mendirikan TuTu and Co–usaha yang bergerak di bidang aksesoris, seperti gelang, kalung, anting dan cincin–pada awal tahun 2019 di Bali. “Tutu and Co ingin menghadirkan produk yang tidak hanya bisa mempercantik penampilan, namun juga dapat menghadirkan nuansa Bali kepada siapa pun yang menggunakannya. Dalam menghadirkan produk, kami terinspirasi dari kekayaan budaya serta alam Bali,” jelas Wiko. “TuTu and Co berfokus go local demi memberdayakan para perajin di Bali. Kami ingin mengubah stigma profesi perajin, yang awalnya dianggap tidak berpenghasilan, menjadi lebih berdaya. Nama ‘and Co’ dalam brand kami merepresentasikan perajin Bali yang membantu pembuatan produk TuTu and Co,” tambah Wiko. Sebagian besar bahan baku TuTu and Co berasal dari Indonesia, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Bahan baku TuTu and Co–dalam hal ini yang berupa manik-manik kaca–banyak diambil dari Jawa Tengah karena wilayah tersebut penuh dengan perajin kaca berkualitas. Sedangkan Jawa Barat adalah tempat kelahiran saya, jadi saya merasa ada tanggung jawab untuk memajukan kampung halaman saya,” ungkap Wiko. Untuk terus memajukan bisnis dan membantu perajin di Bali agar lebih berdaya, TuTu and Co bergabung dengan Tokopedia pada pertengahan tahun 2019. “Awalnya saya mendapatkan informasi mengenai bisnis online saat mengikuti acara edukasi UMKM yang diadakan oleh Tokopedia di Bali. Saya pun merasa Tokopedia peduli dengan UMKM pemula, seperti TuTu and Co,” ujar Wiko.
Tumblr media
Tutu and Co memberdayakan para perajin di Bali untuk menghasilkan berbagai produk aksesori, mulai dari gelang tali, gantungan kunci, dan masih banyak lainnya. Sumber Foto : Istimewa Dengan bergabung di Tokopedia, TuTu and Co berhasil menjangkau pasar yang lebih luas bahkan sampai ke Aceh. Untuk meningkatkan penjualan produk, TuTu and Co rutin mengikuti berbagai kampanye, seperti Tokopedia Fashion Week, Waktu Indonesia Belanja (WIB), Cantik Fest, dan Serbu Official Store (SOS). “Berkat berjualan online di Tokopedia, omzet TuTu and Co bisa meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan sebelum bergabung di Tokopedia,” jelas Wiko. Hyperlocal Tokopedia tingkatkan penjualan long john, pakaian adat dan aksesoris di Bali >2,5 kali lipat Selain membantu pelaku usaha di Indonesia khususnya UMKM untuk memulai dan membangun bisnis, Hyperlocal Tokopedia juga mempermudah masyarakat di seluruh wilayah di Indonesia mengakses lebih banyak pilihan produk kebutuhan dengan lebih cepat dan efisien. Hyperlocal Tokopedia mendorong terciptanya tren belanja online masyarakat Indonesia. Beberapa kategori produk paling laris di Tokopedia selama semester I 2023, antara lain Rumah Tangga, Fesyen, Otomotif, Olahraga dan Hobi, serta Kebutuhan Sehari-hari atau Groceries (seperti Makanan dan Minuman serta Perawatan Tubuh), baik secara nasional maupun khusus di Bali. “Long john, pakaian adat dan aksesoris menjadi beberapa produk fesyen yang paling banyak dibeli melalui Tokopedia, sepanjang semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari 2,5 kali lipat khusus di Bali, dan hampir 3 kali lipat secara nasional,” jelas Antonia. Selain melalui manifestasi Hyperlocal Tokopedia, seperti KTP dan Dilayani Tokopedia, masyarakat bisa mengakses produk fesyen mulai dari fesyen wanita, pria, muslim dan anak dengan lebih mudah dan terjangkau melalui kampanye Tokopedia Fashion.(tis/bpn) Read the full article
0 notes
kbanews · 1 year
Text
Indonesia Butuh Presiden Penuh Empati, Sabar, Tidak Suka Tampar Orang
Indonesia negara besar dengan segudang permasalahan kebangsaan dan kerakyatan. Masalah yang dihadapi Indonesia sangat kompleks. Contoh sederhana adalah membangun tanpa menggusur. Seperti yang terjadi di Rempang Galang, Kepulauan Riau saat ini. Jangan sampai pembangunan membuat anak negeri seperti belum merdeka. Terusir dari kampung halaman atas nama pembangunan. Dulu digusur penjajah Belanda.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rynn-1 · 1 year
Text
Telaah Profesional Terhadap Karya Terpilih Denny JA ke 34 Kampungku Sayang, Kampungku Celaka
Dalam artikel ini, kita akan membahas karya terpilih Denny JA yang berjudul "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka". Karya ini merupakan karya ke34 dari Denny JA, seorang penulis dan aktivis yang terkenal di Indonesia. Melalui artikel ini, kita akan menganalisis karya tersebut dari perspektif profesional. "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" adalah sebuah karya yang memperlihatkan kehidupan seharihari di sebuah kampung di Indonesia. Dalam karya ini, Denny ja menggambarkan kontras antara cinta dan penderitaan yang ada di kampung tersebut. Ia menyoroti masalahmasalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat kampung, seperti kemiskinan, pendidikan yang terbatas, dan konflik sosial. Salah satu hal yang menonjol dari karya ini adalah kemampuan Denny ja dalam menggambarkan karakterkarakter yang kuat dan kompleks. Ia mampu menggambarkan kehidupan masyarakat kampung dengan sangat detail, sehingga pembaca dapat merasakan emosi yang ada di dalamnya. Denny JA juga menggunakan dialog yang autentik, sehingga memberikan kesan yang lebih hidup dan realistis. Dalam "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka", Denny JA juga berhasil menyampaikan pesanpesan yang mendalam. Ia mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan mencintai kampung halaman kita, serta memberikan peringatan tentang konsekuensi dari kelalaian dan ketidakpedulian terhadap kampung tersebut. Pesanpesan ini diungkapkan melalui cerita yang penuh emosi dan konflik. Selain itu, gaya penulisan Denny JA juga patut mendapat apresiasi. Ia menggunakan bahasa yang sederhana namun mengena, sehingga karya ini mudah dipahami oleh berbagai kalangan pembaca. Selain itu, Denny JA juga menggunakan frasafrasa dan gambarangambaran yang kuat untuk membangun suasana dan atmosfer dalam ceritanya. Hal ini membuat pembaca semakin terlibat dan terhubung dengan kisah yang dihadirkan. Secara keseluruhan, karya ini merupakan contoh yang baik dari bagaimana seorang penulis dapat mengangkat isuisu sosial yang penting melalui narasi fiksi. Denny JA berhasil menggambarkan realitas kehidupan di kampung dengan baik, tanpa mengorbankan kualitas cerita dan karakter. Karya ini juga memberikan sudut pandang yang berbeda dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalahmasalah sosial yang ada. Dalam era yang semakin maju dan global ini, karya seperti "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" memiliki kekuatan untuk mengingatkan kita akan pentingnya menghargai kehidupan di kampung dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Karya ini juga menginspirasi kita untuk melihat dengan lebih jeli dan empati terhadap realitas sosial di sekitar kita. Untuk kesimpulan, karya terpilih Denny JA ke34 "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" merupakan sebuah karya yang memiliki kekuatan untuk menggambarkan kehidupan di kampung dengan baik dan menyampaikan pesanpesan yang mendalam. Gaya penulisan Denny JA yang kuat dan kemampuannya dalam menggambarkan karakterkarakter yang kompleks membuat karya ini semakin menarik dan berkesan. Denny JA berhasil menggugah kesadaran pembaca mengenai isuisu sosial yang penting di Indonesia. Semoga karyakarya Denny JA selanjutnya tetap memberikan inspirasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan di kampung.
Cek Selengkapnya: Telaah Profesional Terhadap Karya Terpilih Denny JA ke 34: "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka"
0 notes
corneliyaa · 1 year
Text
Menyingkap Makna Tersembunyi di Balik "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" Karya Terpilih Denny JA ke 34
Pada perhelatan penghargaan sastra tahunan Denny ja ke34, sebuah karya luar biasa berhasil menarik perhatian banyak orang. "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" menghadirkan cerita yang menggugah hati dan menyingkap makna tersembunyi di balik kehidupan di kampung halaman. Karya ini mencatatkan dirinya sebagai karya terpilih yang patut disimak. Dalam "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka", Denny ja berhasil menggambarkan kehidupan kampung dengan cara yang unik. Ia menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat dengan makna mendalam. Melalui tokohtokoh utama dalam cerita ini, kita diperkenalkan pada berbagai permasalahan sosial yang sering terjadi di kampungkampung. Cerita ini mengambil latar belakang di sebuah desa kecil yang terletak di pinggiran kota. Di sana, kita bertemu dengan tokoh utama bernama Budi, seorang pemuda yang bercitacita tinggi untuk mengubah nasib kampungnya. Namun, ia dihadapkan pada banyak kesulitan yang mengancam keberhasilan misinya. Denny JA melalui cerita ini mengajak pembaca untuk melihat kampung bukan hanya sebagai tempat tinggal, melainkan juga sebagai bagian dari identitas dan jati diri. Ia menyoroti nilainilai kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas yang masih terjaga di tengah kemajuan zaman. Namun, di balik itu semua, ada juga konflik internal dan perbedaan pandangan antara generasi muda dan tua. Salah satu aspek menarik dalam "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" adalah kemampuan Denny JA dalam membangun karakter yang kuat dan autentik. Setiap tokoh dalam cerita ini memiliki latar belakang, perasaan, dan tujuan yang jelas. Pembaca merasa terhubung dengan perjuangan serta dilema yang dihadapi oleh setiap tokoh. Dalam perjalanannya, Budi bertemu dengan banyak tantangan dan rintangan yang menguji keberanian dan keuletannya. Ia harus menghadapi kepentingan pribadi, konflik internal, serta perubahan sosial yang terjadi di kampungnya. Denny JA dengan cermat menggambarkan perjalanan emosional Budi, dari kegembiraan hingga keputusasaan, yang membuat pembaca ikut merasakan setiap peristiwa. Selain itu, pesanpesan moral yang terkandung dalam karya ini juga sangat kuat. Denny JA berhasil memperlihatkan pentingnya melestarikan budaya dan tradisi kampung, tanpa mengabaikan kebutuhan akan perubahan dan perkembangan. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dan toleransi dalam menghadapi perbedaan pandangan. "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" juga memberikan gambaran yang jujur tentang realitas kehidupan di kampung. Denny JA tidak mengelak dari kenyataan bahwa di balik keindahan dan kehangatan kampung, terdapat masalah sosial yang perlu diatasi. Ia mengajak pembaca untuk tidak melupakan kampung halaman dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup di sana. Keseluruhan, "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" adalah karya yang menginspirasi dan mengajak pembaca untuk merenung tentang arti sebenarnya dari kampung halaman. Dalam karya ini, Denny JA berhasil menyingkap makna tersembunyi di balik kehidupan di kampung. Ia mengingatkan kita untuk menghargai dan mencintai kampung, serta berperan aktif dalam membangunnya.
CekSelengkapnya: MenyingkapMakna Tersembunyi di Balik "Kampungku Sayang, Kampungku Celaka" Karya Terpilih Denny JA ke 34
0 notes