#Masyarakat Adat Nusantara
Explore tagged Tumblr posts
gosulsel · 1 year ago
Text
Masyarakat Adat Nusantara Rayakan HUT ke-7 Secara Sederhana - Gosulsel
MAKASSAR, GOSULSEL.COM - DPP Masyarakat Adat Nusantara (Matra) atau organisasi yang menghimpun kerajaan dan lembaga adat di tanah air, tahun ini memasuki usia yang ke-7. Perayaan HUT Matra dilaksanakan di secara sederhana di RM Istana Laut, Jl Datu Museng Kota Makassar, Minggu (13/8/2023),...
http://gosulsel.com/2023/08/13/masyarakat-adat-nusantara-rayakan-hut-ke-7-secara-sederhana/
#MasyarakatAdatNusantara
0 notes
ejharawk · 10 months ago
Text
10 wangsit dari tepi sungai Cileuleuy
Tumblr media
Diyakini sebagai salah satu agama asli masyarakat di tatar Sunda, para penghayat kepercayaan Budi Daya mengharapkan perlakuan yang setara dengan para penganut agama lain di Indonesia.
Sejak Nusantara terbentuk dan berpenghuni berabad-abad silam, para penghayat kepercayaan Budi Daya di Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat, meyakini nenek moyang mereka yang mendiami tatar Sunda telah mengakui eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
Keyakinan tersebut bisa dilacak dalam penyebutan Tuhan melalui penggunaan bahasa Sunda kuno dari era pra-Hindu, sebelum dipengaruhi bahasa Sanskerta, Arab, dan bahasa-bahasa asing lainnya.
Beberapa sebutan untuk Sang Pencipta adalah Hyang (Tuhan, yang diagungkan), Hyang Manon (Yang Maha Tunggal), Sang Hyang Kersa (Yang Maha Kuasa), dan Si Ijunajati Nistemen (Maha Pencipta).
Karenanya, Engkus Ruswana (62) selaku Ketua Organisasi Penghayat Budi Daya menolak tegas jika mereka dianggap sebagai penganut animisme dan dinamisme.
"Istilah itu sebenarnya didengungkan oleh para antropolog Barat untuk melecehkan agama nenek moyang kita. Karena mereka tidak memahami upacara ritual yang dilakukan, dipikirnya itu upacara menyembah roh halus dan kekuatan gaib," kata Engkus.
Keyakinan yang sempat terkikis dan menghilang tersebut kemudian diwartakan kembali oleh Mei Kartawinata setelah menerima Dasa Wasita atau 10 Wangsit. Kejadian turunnya wangsit berlangsung di tepi Sungai Cileuleuy, Kampung Cimerta, Subang, pada 17 September 1927.
Mei Kartawinata (1 Mei 1897 - 11 Februari 1967) menyebut hasil penggaliannya terhadap ajaran leluhur di Bumi Parahyangan dengan istilah pamendak alias temuan terhadap kepercayaan para leluhur.
Walaupun menolak disebut sebagai sinkritisme, Engkus tidak menampik jika ajaran Budi Daya banyak bersinggungan dengan budaya dan tradisi masyarakat Sunda.
Ini terlihat dari inti ajaran Budi Daya yang mengajarkan konsep cara pandang hidup orang Sunda bernama "Tri Tangtu". Isinya tentang wawasan atau tuntunan menyangkut diri manusia sebagai makhluk pribadi, sosial bermasyarakat, dan ber-Tuhan.
Ada banyak nama yang disematkan untuk ajaran Mei Kartawinata. Di luar Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), Agama Perjalanan, dan Agama Buhun, orang-orang mengenalnya sebagai Agama Traju Trisna, Agama Pancasila, Agama Petrap, Agama Sunda, Ilmu Sejati, Permai, atau Jawa-Jawi Mulya.
Mereka yang hendak melecehkannya cukup menyebutnya "Agama Kuring".
Dalam bahasa Indonesia, Kuring adalah kosakata untuk "Aku" atau "Saya". Prosekusi label "Agama Kuring" mengarah pada usaha mendiskreditkan pemeluk agama ini sebagai penganut agama semau gue.
Tumblr media
Agama-agama leluhur orang Sunda sangat menghormati alam sebagai pusat kosmologi adat dan kepercayaan paling signifikan.
Bagi para penghayat, alam semesta adalah tempat belajar dan menghayati segala keteraturan. Gunung, lembah, air, api, tanah, angin, dan segala mahluk hidup menjalankan kodratnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
Karenanya, Mei Kartawinata meletakkan alam sebagai "kitab suci". Alam adalah kumpulan tulisan Tuhan yang tidak bisa dibuat oleh manusia, berlaku universal, dapat dipelajari oleh semua makhluk tanpa membedakan usia, agama, bangsa, ras maupun gender.
Dalam prosesnya, Mei Kartawinata mendirikan wadah untuk menampung para pengikut atau penghayat ajarannya yang namanya kerap berubah-ubah.
Pertama membentuk Perhimpunan Rakyat Indonesia Kemanusia'an sehingga ajarannya disebut Kemanusa'an. Setelah Indonesia merdeka dan bersiap melangsungkan pemilihan umum pertama, Mei ikut mendirikan Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
Usai pelaksanaan Pemilu 1955, nama tersebut berubah menjadi Organisasi Perjalanan alias Lalampahan.
Sepeninggal Mei Kartawinata, terjadi konflik internal yang membuat anggota terpecah menjadi beberapa organisasi yang melahirkan AKP, Budi Daya, dan Aji Dipa. Tidak ada perbedaan esensial antar tiga organisasi ini karena sumber ajarannya sama.
Menurut keterangan Engkus, Budi Daya sebagai organisasi terbentuk sejak 1980. "Pada era 1950-an ketika ramai pemberontakan DI/TII, kami juga disebut Agama Buhun, Agama Pancasila, dan Agama Kuring," imbuh Engkus.
Pertemuan kami dengan Engkus yang selalu terlihat mengenakan totopong (ikat kepala khas Sunda) berlangsung di Bale Pasekawan Waruga Jati, Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat (3/3/2018).
Rute menuju kampung tersebut adalah jalan selebar tiga meter yang diwarnai tanjakan dan turunan. Sejauh mata memandang, terlihat bebukitan dan hamparan tanah yang ditanami beragam jenis sayur-sayuran, seperti terong ungu, brokoli, cabe rawit dan kriting, sawi putih, buncis, labu, timun, dan selada.
Bagi warga penghayat di Kampung Cicalung yang berjumlah 78 orang, Bale Pasekawan bukanlah rumah ibadah, tapi tempat pertemuan atau berkumpul alias ngariung dalam bahasa Sunda.
Tempat yang jadi pusat kegiatan para penghayat Budi Daya ini diresmikan pada 17 Mei 2012 oleh Bupati Bandung Barat H. Abubakar.
Luas Bale Pasewakan 1.400 meter persegi yang terdiri dari dua bangunan utama. Ada aula seluas 9 x 11 meter persegi dan panggung seluas 48 meter persegi.
Selain jadi tempat mengajarkan pelajaran Budi Daya sebagai pengganti pelajaran agama di sekolah bagi siswa SD, SMP, dan SMA penghayat kepercayaan, gedung ini kerap pula menampilkan pentas kesenian, seperti degung, jaipongan, salendroan, dan wayang.
Tumblr media
Tidak heran jika terdapat alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan gamelan di dalam Bale. Mereka yang ingin memanfaatkan Bale tidak harus para penghayat Budi Daya.
"Asal kegiatannya untuk kemaslahatan warga desa. Bukan kegiatan untuk politik praktis macam kampanye," tutur Ondo (52), salah satu penghayat saat kami temui di Kampung Cibedug yang berjarak sekitar 6,9 kilometer dari Cicalung.
Di kampung itu, terdapat Bale Pasewakan Rasa Jati yang usianya lebih tua karena berdiri sejak 1951. "Dulu bentuknya hanya gubuk bambu. Lama-kelamaan menjadi bangunan permanen seperti sekarang," jelas Ondo.
Adapun kegiatan yang sering berlangsung di Bale Pasewakan, antara lain peringatan turunnya wangsit kepada Mei Kartawinata pada 17 September, tahun baru dalam sistem kalender Jawa (1 Sura), dan renungan malam 1 Juni yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Menganut kepercayaan yang diyakini milik nenek moyang di negeri ini ternyata tak semudah membalik telapak tangan.
Berbagai perlakuan diskriminasi dari masyarakat telah mereka rasakan. Apesnya lagi, negara turut melanggengkannya melalui berbagai peraturan yang mengikat secara yuridis, alih-alih memenuhi hak para penghayat kepercayaan sebagai sesama warga negara.
Misalnya kejadian yang dialami Asep Setia Pujanegara (47) ketika menikahi Rela Susanti (41) pada 23 Agustus 2001.
Kukuh ingin melaksanakan pernikahan seturut keyakinan penghayat, pernikahan mereka tidak mengantongi Akta Pernikahan dari Kantor Catatan Sipil.
Merasa haknya sebagai warga negara tidak dipenuhi, Asep mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung.
Gugatan pasutri ini kemudian disetujui PTUN tertanggal 25 April 2002. Perkawinan yang dilangsungkan dengan cara adat Sunda itu dapat dicatatkan di Kantor Badan Kependudukan dan Catatan Sipil (BKCS) Kabupaten Bandung.
Pun demikian, Mahkamah Agung tetap bergeming. Asep bersama istri harus menunggu hingga terbitnya Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Hal itu membuat akta kelahiran anak pertama mereka hanya bisa mencantumkan nama ibu dan tidak memiliki hubungan hukum keperdataan dengan ayahnya. Dengan demikian, buah cinta pasangan ini dianggap sebagai anak yang dilahirkan di luar perkawinan.
Pada saat UU Adminduk disahkan, terjadi lagi problem teknis dalam pelaksanaan. Nama ayah hanya ditambahkan dalam catatan pinggir yang dituliskan di bagian belakang alih-alih pembaruan akta lahir.
"Alasannya menurut saya sih tidak masuk akal. Karena masalah nomor registrasi tidak boleh ganda," ujar Asep yang menjabat sebagai penanggung jawab pendidikan bagi warga penghayat kepercayaan Budi Daya.
Padahal menurut Engkus, nomor registrasi tak perlu diperbarui. "Cukup lembaran blangko akta kelahirannya saja yang dibuat baru dengan menambahkan nama ayah bersanding dengan ibu."
Tumblr media
Engkus juga pernah jadi korban diskriminasi saat ibundanya meninggal di Desa Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Warga sekitar menolak jenazah almarhumah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) karena dianggap tidak beragama.
"Kata mereka, 'Ini khusus kuburan orang beragama, yang tidak beragama tidak boleh.' Setelah melalui rapat desa, diputuskan jenazah harus disalatkan, baru boleh dikuburkan," kenangnya.
Diskriminasi di sektor pendidikan berlangsung lebih lama lagi. Keturunan para penghayat kepercayaan dipaksa memilih pelajaran agama yang diakui negara.
Regenerasi penghayat jadi terhambat karena kebanyakan anak-anak tidak mengikuti penghayat kepercayaan orang tuanya.
Siswa penghayat kepercayaan juga kerap menjadi sasaran perundungan di sekolah dalam bentuk verbal. Akibatnya siswa bersangkutan meminta pindah sekolah karena tidak tahan jadi sasaran bully.
Setelah sekian lama berjuang, mulai 2016 keluar keputusan Kemdikbud yang menyatakan bahwa murid-murid penghayat kepercayaan mendapatkan pelajaran rohani sesuai kepercayaannya.
Berhubung tidak semua sekolah memiliki guru agama dari kalangan penghayat --karena teknis dan kurikulumnya masih dibahas, beberapa siswa dikembalikan ke organisasi atau komunitas penghayat kepercayaan untuk mendapatkan pelajaran keagamaan.
Asep salah satu yang mengabdikan diri sebagai guru pengajar penghayat kepercayaan. "Untuk sementara saya mengajarkan mata pelajaran untuk semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA. Pelajaran biasanya berlangsung setiap hari Minggu di Bale ini. Panduannya sudah ada. Sisanya saya gabung dengan buku-buku karya Pak Mei Kartawinata."
Seiring dikabulkannya gugatan uji materi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan perihal Penganut Kepercayaan oleh Mahkamah Konsitusi (7/11/2017), Engkus berharap tidak lagi ada perbedaan dan diskriminasi terhadap warga penghayat kepercayaan.
"Kita semua punya hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Selama ini penghayat kepercayaan selalu dianggap lebih rendah. Hak-hak pelayanan sosial untuk kami selalu terkebiri," katanya.
Padahal, kata Engkus, jika berkaca pada sejarah, perlakuan semacam itu sebenarnya dilakukan oleh penjajah untuk merendahkan bangsa kita.
2 notes · View notes
hanifadinna · 1 month ago
Text
Mampir ke Solo: Oleh-Oleh, Sejarah, dan Harmoni Singkat
Perjalanan kali ini bermula dari undangan pernikahan teman di Kediri. Setelah menghadiri momen bahagia tersebut, kami memutuskan untuk mampir ke Solo, salah satu kota yang selalu menawarkan pengalaman sederhana namun bermakna. Meski kunjungan ini singkat, Solo memberikan kesan tersendiri :)
Tumblr media Tumblr media
Pasar Gede: Surga Oleh-Oleh Tradisional
Destinasi pertama kami di Solo adalah Pasar Gede, pasar legendaris yang kaya akan aroma, warna, dan cita rasa tradisional. Di sini, kami berburu oleh-oleh khas yang sederhana tetapi penuh manfaat. Kami membeli bumbu pecel dengan aroma kacang yang khas, wedang chia seed, dan minuman tradisional serupa wedang uwuh yang bermanfaat untuk menjaga kadar kolesterol.
Pasar ini bukan sekadar tempat belanja, tetapi juga ruang yang memamerkan keberagaman budaya kuliner Solo. Saya juga mencoba sarapan dengan Selat Solo di pasar Gede.
--------
Keraton Solo: Menyusuri Jejak Sejarah
Setelah dari Pasar Gede, kami menuju Keraton Kasunanan Surakarta, tempat yang menjadi simbol penting dalam sejarah dan budaya Jawa. Bangunan-bangunan megah dengan arsitektur khas Jawa langsung menyambut kami, membawa kami masuk ke suasana masa lalu yang sarat nilai tradisi.
Di dalam kompleks keraton, kami mengikuti panduan singkat yang menceritakan sejarah kerajaan, kisah-kisah kehidupan istana, hingga makna di balik berbagai benda bersejarah yang dipamerkan. Tempat ini memberikan wawasan mendalam tentang budaya Solo dan peran penting keraton dalam membentuk identitasnya.
Ditambahkan dari sumber lain dan guide di keraton, berikut ringkasannya;
------
Keraton Surakarta: Perjalanan Kekuasaan Menuju Era Modern
Keraton Kasunanan Surakarta adalah salah satu simbol budaya dan sejarah yang mencerminkan perjalanan panjang kekuasaan di Tanah Jawa. Berdiri pada tahun 1745, keraton ini merupakan hasil dari perjanjian Giyanti (1755) yang membagi Kesultanan Mataram menjadi dua wilayah: Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pemisahan ini tidak hanya mengakhiri konflik internal kerajaan, tetapi juga menandai awal dari kontrol yang lebih besar oleh kolonial Belanda atas politik Jawa.
Hierarki Kekuasaan Keraton
Sebagai pusat kekuasaan, Keraton Surakarta memegang peran penting dalam hierarki tradisional Jawa. Raja atau Sunan adalah penguasa tertinggi yang dianggap sebagai representasi kekuasaan spiritual dan duniawi. Sunan dikelilingi oleh para bangsawan, abdi dalem, dan pejabat yang menjalankan tugas administratif dan ritual.
Namun, posisi keraton dalam hierarki kekuasaan mulai melemah seiring dengan meningkatnya pengaruh kolonial Belanda di Nusantara. Pada abad ke-19, Kasunanan Surakarta menjadi kerajaan bawahan (vassal state) di bawah kontrol pemerintah Hindia Belanda. Meskipun tetap mempertahankan otoritas budaya dan spiritual, kekuasaan politiknya semakin terbatas.
Perubahan di Era Kemerdekaan
Saat Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan tradisional mulai mengalami perubahan drastis. Keraton Surakarta awalnya mendukung penuh kemerdekaan Indonesia. Namun, pada tahun 1946, terjadi pergolakan sosial di Surakarta yang melibatkan gerakan anti-feodalisme. Keraton dianggap sebagai simbol feodalisme oleh beberapa kelompok masyarakat, yang menuntut penghapusan kekuasaan kerajaan tradisional.
Tekanan ini memuncak pada pembubaran status otonomi Kasunanan Surakarta melalui Keputusan Presiden pada tahun 1946. Keraton kemudian kehilangan statusnya sebagai entitas politik dan secara resmi berada di bawah Pemerintah Republik Indonesia.
Keraton di Era Modern
Meskipun tidak lagi memiliki kekuasaan politik, Keraton Surakarta tetap memainkan peran penting sebagai penjaga tradisi dan budaya Jawa. Keraton menjadi pusat upacara adat, pelestarian seni seperti tari, musik gamelan, dan batik, serta tempat pembelajaran tentang sejarah Jawa.
Di era modern, hubungan antara keraton dan pemerintah Indonesia bersifat simbolis dan fungsional. Keraton sering menjadi tuan rumah acara budaya tingkat nasional maupun internasional yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.
Keraton Surakarta adalah contoh nyata bagaimana kekuasaan tradisional bisa beradaptasi di bawah struktur pemerintahan modern. Ia tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa, tetapi juga tetap menjadi penjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas Jawa dan Indonesia secara keseluruhan.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
__________
Pasar Klewer: Ramai Meski Hari Minggu
Dari keraton, perjalanan dilanjutkan ke Pasar Klewer, pusat belanja batik yang sangat terkenal. Meskipun kunjungan kami bertepatan dengan hari Minggu dan beberapa toko tutup, suasana pasar tetap ramai. Para pedagang yang masih buka menawarkan beragam kain batik cantik dengan motif khas Solo.
Kami berhasil membeli beberapa batik untuk oleh-oleh. Meski waktu terbatas.
----------
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tumblr media
-----------
Lokananta: Harmoni klasik
Perhentian terakhir kami adalah Lokananta, studio rekaman legendaris yang menyimpan sejarah musik Indonesia. Didirikan pada tahun 1956, Lokananta bukan hanya studio rekaman biasa, tetapi juga salah satu simbol penting perjalanan bangsa.
Kontribusi Lokananta terhadap sejarah Indonesia sangatlah besar, termasuk saat awal kemerdekaan. Lokananta menjadi tempat penggandaan rekaman suara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Bung Karno. Salinan rekaman ini kemudian disebarluaskan ke berbagai daerah di Indonesia, memastikan kabar Proklamasi dapat didengar oleh lebih banyak rakyat, bahkan di pelosok negeri.
Selain itu, Lokananta juga menjadi rumah bagi arsip-arsip musik nasional yang bernilai sejarah tinggi, termasuk lagu-lagu tradisional dari berbagai daerah. Mengunjungi Lokananta memberi saya pengalaman emosional, seolah berada di ruang waktu yang menghubungkan masa lalu dan masa kini melalui harmoni musik dan suara perjuangan.
---------
Solo, meski hanya menjadi tempat persinggahan, berhasil memberikan pengalaman yang lengkap—dari belanja oleh-oleh di Pasar Gede, menyusuri sejarah di keraton, berburu batik di Pasar Klewer, hingga mengenang perjuangan di Lokananta. Kota ini mengajarkan bahwa perjalanan singkat pun bisa meninggalkan kesan tersendiri.
0 notes
turisiancom · 2 months ago
Text
TURISIAN.com - Sudah ke mana saja perjalanan kalian di Nusantara? Bagi kalian yang gemar mengeksplorasi kekayaan budaya Indonesia, destinasi Suku Baduy Dalam di Desa Ciboleger, Lebak, Banten, mungkin bisa menjadi pilihan menarik. Suku Baduy yang masih teguh memegang tradisi hidup sederhana dan alami, menjadikan kawasan ini salah satu wilayah unik yang sangat dekat dengan Jakarta. Sementara itu, dengan kereta menuju Rangkasbitung, lalu angkot atau elf ke Ciboleger, Anda bisa sampai dalam sekitar dua jam perjalanan. Namun, perjalanan ke Baduy Dalam bukan sekadar wisata biasa. Kontur medan di sini mirip dengan pendakian gunung. Melintasi bukit yang curam dan jalanan yang licin. BACA JUGA: Pantai Sawarna, Surga Tersembunyi Banten yang Memikat Hati Sebaiknya persiapkan kondisi fisik dengan berolahraga ringan seperti jogging sebelum berangkat. Sedangkan, lebih dari itu, ada beberapa peraturan adat yang wajib dipatuhi pengunjung Baduy Dalam. Berikut ini lima hal tabu yang perlu Anda perhatikan agar perjalanan Anda aman dan nyaman. Dilarang Memotret dan Merekam Video di Baduy Dalam Mengambil gambar di wilayah Baduy Dalam adalah hal terlarang. Larangan ini bukan tanpa alasan; foto atau video yang diambil di sini diyakini tidak akan menangkap hasil yang jelas, seolah-olah tak ingin tercatat dalam bingkai digital. Untuk Anda yang tetap ingin berfoto, cukup abadikan momen di Baduy Luar. BACA JUGA: Lemeung, Makanan Khas Malingping Banten untuk Berbuka Puasa Mandi Tanpa Sabun dan Menyikat Gigi Tanpa Pasta Kehidupan masyarakat Baduy Dalam yang menyatu dengan alam membuat mereka menghindari zat kimia yang bisa mencemari sungai. Pengunjung pun diimbau untuk tidak menggunakan sabun atau pasta gigi saat membersihkan diri di sungai. Jika khawatir soal kebersihan, Anda bisa membawa parfum dan permen agar tetap segar selama berada di sana. Ponsel Dilarang Masuk Mematikan Handphone di Kawasan Baduy Dalam Ponsel yang aktif di Baduy Dalam dilarang untuk menjaga keasrian lingkungan dari gangguan teknologi modern. Meski diaktifkan, tidak ada sinyal yang dapat diakses. Nikmati perjalanan ini sebagai kesempatan untuk benar-benar terhubung dengan alam tanpa gangguan digital. Warga Negara Asing Tidak Diizinkan Masuk ke Baduy Dalam Hanya warga Indonesia yang diperbolehkan mengunjungi wilayah Baduy Dalam. Larangan ini merupakan aturan adat yang sudah berlangsung lama. Namun, bagi wisatawan mancanegara, Anda tetap dapat menikmati suasana Baduy Luar, yang juga menawarkan pengalaman khas Baduy. Kunjungan Dilarang Saat Bulan Kawalu Pastikan waktu kunjungan Anda tidak bertepatan dengan bulan Kawalu, periode di mana Baduy Dalam menutup diri dari masyarakat luar untuk melakukan ritual khusus. Kawalu biasanya berlangsung antara Februari hingga April, jadi cek jadwal sebelum berangkat. Aturan adat ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang masih dipegang kuat oleh masyarakat Baduy Dalam. Penghormatan dan kesadaran atas tradisi mereka adalah kunci agar kunjungan Anda berjalan lancar. Dengan memahami dan mematuhi aturan ini, perjalanan ke Baduy Dalam akan memberi pengalaman mendalam yang mengesankan. ***
0 notes
jualbatikcirebon · 2 months ago
Text
Menelusuri Asal-Usul Batik Cirebon: Sebuah Warisan Budaya
Tumblr media
Keunikan Batik Cirebon telah lama menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta batik Nusantara. Setiap helai kainnya, baik yang bercorak Megamendung, Singa Barong, hingga motif-motif lain, memiliki kisah menarik yang berakar dari sejarah panjang Cirebon. Dalam setiap lekukan pola dan warna, tersembunyi filosofi dan nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan batik Cirebon lebih dari sekadar karya seni.
Pengaruh Budaya pada Asal-Usul Batik Cirebon
Asal-usul Batik Cirebon tidak bisa dilepaskan dari pengaruh budaya yang kaya dan beragam. Cirebon adalah kota pelabuhan yang strategis di pesisir utara Jawa, dan sejak dahulu, pelabuhan ini menjadi pintu masuk bagi para pedagang dari Arab, Tiongkok, India, dan negara-negara Eropa. Pertukaran budaya ini memiliki dampak signifikan terhadap corak dan filosofi dalam pembuatan Batik Cirebon. Misalnya, motif Megamendung yang ikonik, diambil dari pola awan khas Tiongkok sebagai simbol kesejukan dan keteduhan.
Megamendung: Simbol Kesejukan dan Spiritualitas
Motif Megamendung adalah salah satu motif batik yang paling dikenal dari Cirebon. Berasal dari pengaruh seni Tiongkok, motif ini melambangkan awan yang membawa kesejukan dan ketenangan. Sebagai kota pelabuhan, Cirebon memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan Tiongkok, dan kisah bahwa Megamendung diadopsi dari seni lukis Cina diyakini kuat oleh masyarakat setempat.
Menurut cerita, motif Megamendung pertama kali dikenalkan oleh Sunan Gunung Jati dan para pengikutnya. Mereka membawa serta budaya yang berakar pada spiritualitas, di mana simbolisasi awan dalam motif Megamendung dianggap dapat memberikan keteduhan kepada setiap orang yang melihatnya. Tak heran jika hingga kini, motif ini tetap bertahan dan diminati oleh para pembeli maupun penjual batik Cirebon, baik untuk koleksi pribadi atau sebagai oleh-oleh khas dari kota ini.
Filosofi di Balik Batik Cirebon
Tidak hanya Megamendung, batik Cirebon memiliki banyak motif lain yang juga mengandung nilai-nilai filosofi mendalam. Contoh lainnya adalah motif Singa Barong yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Singa Barong sendiri adalah mitos Cirebon yang menggambarkan hewan mistis berbentuk singa, menggambarkan perlindungan serta kekuatan.
Sebagai bagian dari warisan budaya, setiap motif batik Cirebon ini dirancang dengan nilai simbolik yang tinggi. Para pen menjelaskan kepada para pembeli bahwa selain untuk pakaian, motif-motif ini juga dipercaya membawa energi positif bagi pemakainya.
Proses Membuat Batik Cirebon yang Masih Tradisional
Dalam memahami asal-usul batik Cirebon, kita juga perlu melihat proses pembuatannya yang khas. Kebanyakan pengrajin batik Cirebon masih mempertahankan metode tradisional yang diwariskan turun-temurun. Mulai dari proses pencantingan, pewarnaan alami, hingga penjemuran, semua tahapan dilakukan dengan tangan dan ketelitian.
Proses tradisional ini menjadi salah satu alasan mengapa batik Cirebon dianggap bernilai tinggi, baik dari sisi estetika maupun budaya. Penjual batik Cirebon Elegan umumnya bangga dengan kualitas produk mereka, terutama karena setiap produk adalah hasil kerja keras yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi. Pengrajin biasanya akan bercerita bagaimana proses penciptaan setiap motif membutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Batik Cirebon dalam Kehidupan Masyarakat Sehari-hari
Batik Cirebon bukan hanya karya seni yang dipajang di rumah atau digunakan untuk acara khusus. Di Cirebon, batik juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai identitas budaya. Warga setempat menganggapnya sebagai kebanggaan dan bentuk penghormatan terhadap nenek moyang. Pakaian batik dengan motif tertentu bahkan digunakan dalam ritual adat atau acara keluarga penting.
Sebagai contoh, motif tertentu biasanya dipilih untuk acara pernikahan atau ritual tradisional sebagai bentuk doa dan harapan. Oleh karena itu, penjual batik Cirebon Terpercaya sering kali membantu pembeli memilih motif yang sesuai dengan acara tertentu atau keperluan khusus lainnya. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menjual kain tetapi juga membantu menjaga warisan budaya tetap hidup.
Mengenali Keaslian Batik Cirebon: Tips dari Penjual Batik Terpercaya
Bagi pecinta batik yang ingin memiliki batik Cirebon asli, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak tertipu oleh produk imitasi. Menurut penjual batik Cirebon yang berpengalaman, kualitas batik asli dapat dilihat dari detil motif dan tekstur kain. Batik Cirebon asli umumnya memiliki detil halus dan warna yang lebih lembut karena menggunakan pewarnaan alami.
Selain itu, keaslian batik juga dapat dilihat dari teknik pembuatannya. Batik Cirebon yang dibuat dengan teknik cap atau print biasanya lebih murah, tetapi untuk kolektor atau pecinta seni, batik tulis tetap menjadi pilihan utama. Penjual batik Cirebon terpercaya biasanya akan dengan senang hati memberikan informasi ini dan membantu pembeli mengenali perbedaan antara batik tulis, batik cap, dan batik print.
Keberlanjutan Batik Cirebon: Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Batik Cirebon, seperti banyak warisan budaya lainnya, menghadapi tantangan besar di era modern ini. Salah satu tantangan utama adalah persaingan dengan batik dari daerah lain, serta produk imitasi yang lebih murah. Meskipun demikian, permintaan akan batik Cirebon tetap tinggi, terutama di kalangan pecinta batik dan kolektor seni.
Di sisi lain, terdapat peluang besar untuk memperkenalkan batik Cirebon ke pasar yang lebih luas. Dalam beberapa tahun terakhir, usaha online untuk jual batik Cirebon semakin berkembang, memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk mengakses produk ini. Platform e-commerce dan media sosial juga mempermudah para penjual batik Cirebon untuk memperluas jangkauan pasar mereka ke luar Cirebon, bahkan hingga mancanegara.
Upaya Pelestarian Batik Cirebon oleh Pemerintah dan Komunitas
Untuk melestarikan warisan budaya ini, berbagai inisiatif dilakukan oleh pemerintah dan komunitas lokal. Pemerintah Cirebon aktif dalam mendukung promosi batik melalui acara budaya dan pameran batik. Banyak komunitas juga yang membentuk program pelatihan bagi generasi muda untuk belajar membuat batik, sehingga tradisi ini tidak akan hilang ditelan zaman.
Beberapa penjual batik Cirebon pun aktif dalam melibatkan generasi muda dengan menawarkan pelatihan di toko atau galeri mereka. Melalui pelatihan ini, diharapkan anak-anak muda dapat menghargai dan melanjutkan warisan budaya yang tak ternilai ini.
Mengapa Batik Cirebon Tetap Menjadi Pilihan Favorit
Dengan segala keunikannya, batik Cirebon tetap menjadi favorit bagi banyak orang. Keaslian motif, proses pembuatan yang penuh ketelitian, dan filosofi di balik setiap motif membuatnya memiliki tempat istimewa di hati pecinta batik. Bagi mereka yang mencari jual batik Cirebon elegan dan autentik, batik dari kota ini menjadi pilihan yang sempurna.
Para penjual batik Cirebon pun memahami betapa berartinya warisan ini, sehingga mereka terus menjaga kualitas dan keasliannya. Dengan membeli batik Cirebon, pembeli tidak hanya mendapatkan kain, tetapi juga turut menjaga sebuah warisan budaya yang berharga.
Kesimpulan
Batik Cirebon adalah lebih dari sekadar kain dengan motif indah. Setiap helai dan corak membawa kisah yang penuh makna, mencerminkan sejarah panjang, budaya, dan nilai-nilai masyarakat Cirebon. Menelusuri asal-usul batik Cirebon adalah cara untuk lebih menghargai setiap karya seni yang ada di balik kain ini. Dalam memilih batik, kita juga ikut menjaga dan melestarikan budaya yang begitu kaya. Bagi mereka yang ingin memiliki koleksi batik autentik, memilih penjual batik Cirebon terpercaya adalah langkah tepat untuk mendapatkan kualitas terbaik dan nilai budaya yang tinggi.
0 notes
mediamoklet · 2 months ago
Text
Pakaian adat
SENJATA TRADISIONAL
Bujak adalah senjata tradisional Kalimantan yang mirip dengan tombak. Namun bedanya yaitu ada pada tangkai dari senjata Bujak yang mana terbuat dari kayu lilin dengan mata besi yang terbuat dari besi. Sementara untuk ukuran dari panjang bujak ini yaitu sekitar 3 meter. Umumnya masyarakat Dayak akan memberikan racun yang berupa getah dari pohon ipuh dengan tujuan supaya senjata bisa lebih mematikan. Penggunaan senjata ini umumnya akan digunakan untuk berburu hewan di hutan.
Bujak juga memiliki sebuah kait yang ada di ujungnya. Hal itu biasanya disebut dengan serepang yang umumnya digunakan oleh masyarakat untuk menangkap ikan.
Keris merupakan senjata tajam golongan belati dari suku Jawa yang memiliki ragam fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, sering kali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah.
Keris bagi orang Jawa adalah senjata pamungkas/terakhir setelah pedang, tombak, dan panah. Sejatinya keris bukanlah senjata utama dalam peperangan tetapi juga senjata yang disukai untuk dibawa pergi kemanapun. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel atau peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini dan penggunaan perkembangan keris dari waktu ke waktu orang Jawa mengubahnya menjadi benda yang memiliki filosofi pengajaran hidup bagi pemiliknya, sebagai identitas diri, pesan moral, simbol cerminan diri, ketentraman, kesabaran, harapan/impian keinginan, serta pengingat diri atau pagar nasihat bagi pemiliknya agar selalu damai tenang hatinya tidak mudah emosi, harus selalu berjiwa bersih dan bersahaja, semua itu di tuangkan ke dalam simbol simbol yang terdapat di setiap bentuk keris dan rupa rupa pamor keris. Keris juga merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
Pedang Jenawi (Riau), Dikutip dari situs resmi Kemdikbud, Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang. Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam saja. Dalam beberapa kebudayaan, jika dibandingkan senjata lainnya, pedang biasanya memiliki ukuran yang lebih atau paling tinggi.Bilah pedang biasanya terbuat dari logam keras seperti besi atau baja. Meskipun begitu terdapat pedang daripada emas yang digunakan sebagai hiasan sahaja. Pedang Jenawi adalah senjata yang sering digunakan oleh para panglima perang kerajaan melayu saat menghadapi musuh-musuhnya pada dahulu kala. Pengguna Pedang Jenawi ialah orang yang mempunyai kekuasaan, orang yang dihormati, mempunyai kecerdasan, dan sebagainya.Pedang Jenawi memiliki ketajaman di tiga segi, yaitu sisi kanan, kiri, serta depan. Umumnya, pedang ini dipakai oleh panglima perang. Panjang pedang ini dapat meraih 1 meter, serta di ujung pegangannya ada benjolan kecil.
Kujang adalah salah satu senjata tradisional asal Jawa Barat yang paling tersohor. Senjata ini bahkan dijadikan ikon Kota Bogor dengan dibuat Tugu Kujang berlokasi persis di samping Kebun Raya Bogor.Kujang memiliki asal usul sejarah yang cukup panjang. Senjata ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Tarumanagara. Meski tidak pernah ditulis dalam prasasti, berbagai situs sejarah seolah menjadi saksi keberadaan Kujang, seperti situs megalitik Batu Kujang di Sukabumi, temuan 'kudi' di kompleks candi Batujaya Karawang, relief candi Sukuh di Surakarta, dan lainnya. Mengutip dari Jurnal Itenas Rekarupa, Kujang di wilayah Pasundan merupakan sebuah senjata yang memiliki nilai sakral dan mistis. Senjata yang berkembang dan berevolusi di tanah Pasundan ini berfungsi sebagai medium mistik, simbol status, jimat, atau piandel.
Pisau belati merupakan salah satu senjata tradisional khas Papua. Senjata ini digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh atau lainnya. Di balik hal itu, pisau belati khas Papua cukup populer dan dikenal, karena memiliki keunikan. Dalam Ensiklopedia Pelajar dan Umum (2010) karya Gamal Komandoko, pisau belati termasuk senjata tradisional yang memiliki keunikan. Karena bahan utama pembuatannya berbeda dengan senjata tradisional pada umumnya, yakni dari tulang burung kasuari. Baca juga: Tombak dan Peda, Senjata Tradisional Sulawesi Utara Walau terbuat dari tulang burung kasuari, senjata ini cukup tajam dan bisa mematikan musuh atau targetnya. Selain menggunakan tulang, bulu burung ini juga dimanfaatkan dan dipasang pada gagang pisau belatinya. Pangan Lokal dan Religiositas Artikel Kompas.id Posisinya bisa berada di bagian ujung gagang, tetapi ada pula yang dipasang di bagian samping. Untuk membuatnya semakin unik, pada gagangnya diberi anyaman kulit kayu yang sebelumnya telah dicat warna putih. Keunikan lain dari pisau belati ini ialah adanya kerang sebagai hiasan senjata. Kerang tersebut terletak di bagian gagang senjatanya yang dipasang bersamaan bulu burung kasuari. Senjata tradisional ini diperkenalkan pertama kali oleh warga suku Asmat. Dipercaya jika dulunya senjata tersebut hanya digunakan untuk ritual pembunuhan saja. Namun, untuk saat ini pisau belati sering dikenakan sebagai pelengkap pakaian adat pria khas Papua. Cara memakainya adalah dengan dililitkan di sisi pinggang prianya. Baca juga: Keunikan Senjata Tradisional Sulawesi Selatan Menurut Rahmat M dalam Mengenal Senjata Tradisional (2010), pisau belati selain digunakan sebagai pelengkap pakaian adat, senjata tradisional ini juga dimanfaatkan untuk berburu hewan serta berperang.
Kerambit adalah pisau genggam kecil berbentuk melengkung yang digunakan pendekar di Minangkabau Indonesia, Negara Barat menyebut pisau ini kerambit, sedangkan di Minangkabau disebut kurambik, karambik, kurambiak/karambiak. Senjata ini termasuk senjata berbahaya karena dapat digunakan menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.Berdasarkan sejarah tertulis, kerambit berasal dari Minangkabau. Kemudian, benda ini dibawa oleh para perantau Minangkabau berabad yang lalu dan menyebar ke berbagai wilayah, seperti Jawa, Semenanjung Melayu, dan lain-lain. Menurut cerita rakyat, bentuk kerambit terinspirasi oleh cakar harimau yang memang banyak berkeliaran di hutan Sumatra pada masa itu.
kerambit, ia sengaja dirancang lebih melengkung seperti kuku harimau, setelah melihat harimau bertarung dengan menggunakan cakarnya, hal ini sejalan dengan falsafah Minangkabau yang berbunyi, Alam takambang jadi guru. Kerambit akhirnya tersebar melalui jaringan perdagangan Asia Tenggara hingga ke negara-negara, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Thailand.
Cara menggunakannya adalah:
Senjata dipegang dengan memasukkan jari pertama atau telunjuk ke dalam lubang di bagian atas pegangan sehingga lengkungan pisau mengarah ke depan dari bagian bawah kepalan tangan. Hal ini terutama digunakan dalam pemotongan dengan cara memutar tangan ketika kerambit telah masuk atau mengenai sasaran sehingga bagian dalam dari sasaran, seperti urat, usus, dan lainnya menjadi putus. Luka akibat kerambit terlihat kecil dari luar, tetapi di dalamnya, urat atau usus telah putus. Dengan masuknya jari telunjuk ke dalam lubang gagang kerambit, membuat lawan sulit untuk melucuti senjata tersebut dan memungkinkan kerambit untuk bermanuver di jari-jari tanpa kehilangan pegangan.
Meskipun kerambit adalah senjata wajib personel US Marshal, tetapi di Indonesia sendiri kurang begitu populer. Hal ini disebabkan senjata ini bersifat senjata rahasia yang mematikan serta tidak ada upaya pemerintah maupun militer Indonesia dalam hal ini TNI untuk menggunakan ataupun melestarikannya.
Celurit menjadi senjata khas suku Madura yang biasa digunakan sebagai senjata carok. Senjata ini sudah melegenda sebagai senjata yang biasa digunakan oleh tokoh bernama Sakera. Masyarakat Madura biasanya memasukkan khodam, sejenis makhluk gaib yang menempati suatu benda, ke dalam celurit dengan cara merapalkan doa-doa sebelum carok.
Sabit juga digunakan sebagai bagian dari simbol komunisme atau sosialisme revolusioner, yaitu palu arit. Dalam simbol tersebut, sabit melambangkan kelas buruh yang bekerja di sektor pertanian.
Golok adalah senjata tradisional yang berasal dari Indonesia dan memiliki peran penting dalam berbagai aspek sosial dan budaya masyarakat, terutama di wilayah Jawa Barat, Betawi.      Golok tidak hanya dianggap sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya, khususnya bagi masyarakat Sunda, Betawi, dan Banten. Di daerah ini, golok menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan memiliki nilai sejarah serta makna filosofis yang mendalam.
Di Banten, golok dianggap sebagai bagian dari warisan budaya leluhur dan memiliki makna sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah. Misalnya, para jawara (pendekar) Banten pada masa lalu sering menggunakan golok sebagai alat bela diri.
Golok sering kali digunakan oleh para jawara atau pendekar, yang dianggap sebagai penjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Para jawara dihormati dan dianggap memiliki kekuatan serta keberanian, sehingga golok menjadi simbol keperkasaan dan keberanian.
Dalam konteks Betawi, membawa golok bisa menunjukkan status sosial tertentu. Beberapa jenis golok, seperti "golok Betawi," memiliki desain yang khas dan sering kali dihiasi dengan ukiran atau ornamen khusus yang menunjukkan status pemiliknya.
Golok sering digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan acara ritual lainnya. Dalam beberapa kebudayaan, ada tradisi untuk memberikan golok sebagai hadiah pada saat pernikahan atau sebagai tanda persahabatan.
Di Banten dan Betawi, golok bisa menjadi bagian dari pertunjukan seni bela diri tradisional seperti pencak silat, yang juga memiliki aspek ritual dan budaya yang kental.
Tombak Lembing adalah salah satu jenis senjata tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara, khususnya digunakan oleh suku-suku di wilayah tersebut. Senjata ini berbentuk tombak, namun memiliki ciri khas yang berbeda dengan tombak pada umumnya. Secara tradisional, Tombak Lembing dibuat dengan bilah yang panjang dan runcing pada ujungnya, terbuat dari logam seperti besi atau baja. Bilah ini kemudian dihubungkan dengan gagang panjang yang terbuat dari kayu atau bambu, memberikan jangkauan yang lebih jauh ketika digunakan dalam pertempuran atau berburu.
Senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan dan berburu, tetapi juga memiliki nilai simbolis dan budaya. Dalam konteks adat dan upacara, Tombak Lembing sering digunakan sebagai bagian dari tarian perang atau pertunjukan budaya yang menggambarkan keberanian dan kekuatan. Bentuk dan hiasan pada tombak ini bisa bervariasi, tergantung dari daerah asal atau suku pembuatnya, dengan beberapa memiliki ukiran-ukiran khusus pada gagangnya yang melambangkan identitas atau kepercayaan tertentu.
Penggunaan Tombak Lembing dalam budaya Nusa Tenggara mencerminkan keterampilan masyarakat dalam mengolah senjata tradisional dan peran pentingnya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat untuk berburu maupun sebagai simbol dalam berbagai upacara adat.
Badik adalah senjata tradisional yang berasal dari Sulawesi, Indonesia, dan sangat terkenal di kalangan suku Bugis dan Makassar. Senjata ini memiliki ciri khas berupa bilah yang ramping dan tajam di kedua sisinya, membuatnya efektif untuk menusuk maupun memotong. Panjang badik umumnya berkisar antara 20 hingga 40 cm, meskipun variasi panjang bisa ditemukan tergantung pada fungsi dan asal daerahnya.
Badik bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbolis. Bagi suku Bugis dan Makassar, badik melambangkan kehormatan, keberanian, dan status sosial. Badik sering diwariskan turun-temurun sebagai pusaka keluarga, dengan setiap bilahnya memiliki cerita dan sejarah tersendiri. Pada beberapa komunitas, badik juga digunakan dalam ritual adat atau sebagai bagian dari pakaian tradisional untuk acara-acara tertentu.
Selain sebagai senjata, badik juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Bentuk bilah badik seringkali dihiasi dengan ukiran atau simbol tertentu yang memiliki arti tersendiri, seperti kekuatan, perlindungan, dan ketangguhan.
Sumpit adalah senjata tradisional khas suku Dayak yang berasal dari Kalimantan. Bentuknya berupa tabung panjang yang terbuat dari kayu atau bambu, dengan lubang di tengahnya untuk meniupkan anak panah kecil (disebut damek atau temilak). Panah ini sering kali diberi racun alami yang diambil dari getah tanaman atau racun hewan, seperti kodok beracun, untuk melumpuhkan atau membunuh target.
Cara penggunaannya cukup unik, yaitu dengan meniupkan sumpit melalui mulut. Kekuatan tiupan akan menentukan seberapa jauh dan seberapa cepat anak panah melesat. Senjata ini sering digunakan dalam berburu, terutama di hutan lebat, karena kelebihannya yang senyap dan efektif untuk jarak pendek hingga menengah.
Selain fungsi praktis, sumpit juga memiliki makna budaya dan spiritual bagi masyarakat Dayak. Penggunaannya sering kali disertai dengan ritual tertentu, dan sumpit dianggap sebagai simbol keberanian serta keterampilan seorang pemburu. Meskipun saat ini sudah jarang digunakan untuk berburu, sumpit masih memiliki nilai penting sebagai bagian dari warisan budaya dan sering ditampilkan dalam pertunjukan seni atau upacara adat.
Siwar adalah senjata tradisional yang berasal dari Sumatra, khususnya dari suku Minangkabau. Senjata ini memiliki bentuk yang unik, mirip dengan pisau, tetapi dengan bilah yang melengkung.       Siwar biasanya memiliki bilah yang melengkung dan tajam, dirancang untuk memudahkan pengguna dalam melakukan gerakan menikam atau menggores. Bentuk melengkung ini juga membuatnya efektif dalam pertarungan jarak dekat.      Selain sebagai senjata, siwar juga digunakan dalam berbagai upacara tradisional dan ritual. Dalam budaya Minangkabau, senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga simbol status dan kehormatan.           Siwar biasanya terbuat dari besi atau baja, dengan gagang yang sering kali dihiasi dengan ukiran atau ornamen khas budaya Minangkabau. Gagangnya dapat terbuat dari kayu, tanduk, atau bahan lainnya yang memberikan kesan artistik dan estetika.          alam konteks budaya Minangkabau, siwar melambangkan keberanian dan ketangguhan. Senjata ini juga sering dijadikan sebagai hiasan atau simbol dalam upacara adat, menunjukkan pentingnya nilai-nilai sejarah dan tradisi.       Meskipun berasal dari Minangkabau, siwar juga dapat ditemukan di daerah lain di Sumatra, serta di kalangan komunitas yang memiliki pengaruh budaya Minangkabau.
Siwar adalah contoh yang menarik dari kekayaan budaya Indonesia, menggambarkan perpaduan antara seni, fungsi, dan nilai-nilai tradisional yang mendalam.
Pedang Bara Sangihe adalah sebuah senjata tradisional yang berasal dari daerah Sangihe, Sulawesi Utara, Indonesia.    Pedang ini memiliki akar budaya yang dalam di kalangan masyarakat Sangihe, yang dikenal dengan tradisi maritim dan kesenian yang kaya. Senjata ini sering kali dipakai oleh para pejuang dan dianggap sebagai simbol keberanian dan kehormatan.           Pedang Bara Sangihe biasanya memiliki bilah yang panjang dan ramping, dengan ujung yang tajam. Desainnya sering kali dihiasi dengan ukiran atau ornamen khas yang mencerminkan budaya Sangihe.
Selain digunakan sebagai alat pertahanan diri, pedang ini juga memiliki nilai simbolis dalam berbagai upacara adat dan ritual. Di kalangan masyarakat Sangihe, senjata ini sering kali dipandang sebagai benda pusaka yang diwariskan dari generasi ke generasi.     Pedang Bara Sangihe sering kali muncul dalam cerita rakyat, lagu, dan seni pertunjukan, menyoroti pentingnya senjata ini dalam identitas budaya Sangihe.
Seiring dengan modernisasi dan perubahan zaman, upaya pelestarian senjata tradisional seperti Pedang Bara Sangihe sangat penting. Banyak komunitas berusaha untuk menjaga pengetahuan dan keterampilan pembuatan pedang ini agar tidak punah.
Pedang Bara Sangihe adalah bagian integral dari warisan budaya Sangihe, mencerminkan sejarah, nilai, dan identitas masyarakatnya.
Kanna adalah senjata tradisional berbentuk perisai yang digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh. Senjata ini dipegang dengan satu tangan sehingga mudah digerakkan sesuai dengan arah serangan musuh.
Sudah dikenal sejak zaman kejayaan kerajaan lokal di kalangan masyarakat Bugis dan bahkan disebut dalam cerita rakyat berjudul Pau-Paunna Sawerigading, yang menunjukkan penggunaannya oleh tokoh Sawerigading dan laskarnya dari Luwu serta laskar kerajaan Cina yang berpusat di Latanete.
Tumbuk Lada adalah senjata tradisional khas masyarakat Melayu, terutama di Sumatra.      Tumbuk Lada memiliki bentuk yang mirip dengan keris, tetapi lebih pendek dan lurus. Senjata ini biasanya memiliki bilah yang lebih lebar dan tidak bercabang seperti keris, yang seringkali memiliki lekukan dan bentuk yang kompleks.      Senjata ini bukan hanya digunakan sebagai alat pertahanan diri atau dalam pertempuran, tetapi juga memiliki fungsi simbolis dalam budaya Melayu. Tumbuk Lada sering digunakan dalam upacara adat atau sebagai lambang status sosial seseorang.     Dalam masyarakat Melayu, Tumbuk Lada tidak hanya dianggap sebagai senjata, tetapi juga sebagai benda seni dan warisan budaya. Ia melambangkan keberanian dan kehormatan pemiliknya. Senjata ini sering kali dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi.     Tumbuk Lada memiliki akar sejarah yang dalam dalam tradisi Melayu, dan keberadaannya mencerminkan pengaruh dan interaksi budaya di Sumatra. Senjata ini menjadi bagian penting dalam warisan sejarah dan identitas budaya masyarakat Melayu.
Secara keseluruhan, Tumbuk Lada adalah simbol penting dalam budaya Melayu, dengan nilai estetika, sejarah, dan fungsional yang mendalam.
Rencong Rimba adalah senjata tradisional dari Aceh, Indonesia, yang memiliki bentuk dan fungsi yang khas.      encong Rimba digunakan oleh prajurit Aceh dalam pertempuran untuk menyerang musuh dengan cepat dan efektif. Desainnya yang melengkung memungkinkan prajurit untuk melakukan serangan yang tajam dan menghujam.
Rencong bukan hanya sekadar senjata; ia juga merupakan simbol kebanggaan dan identitas budaya masyarakat Aceh. Senjata ini sering dikaitkan dengan keberanian dan semangat juang masyarakat Aceh dalam sejarah perjuangan mereka.
Selain digunakan dalam pertempuran, rencong juga memiliki tempat dalam berbagai upacara adat dan budaya, mencerminkan nilai-nilai tradisional masyarakat Aceh.
Rencong Rimba adalah contoh sempurna dari senjata tradisional yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga sebagai bagian integral dari warisan budaya Aceh. Dengan desain yang unik dan sejarah yang kaya, rencong mencerminkan semangat dan identitas masyarakat Aceh.
Piso Sia-sia adalah senjata tradisional yang berasal dari Sumatra Utara, khususnya dikaitkan dengan suku Batak. Senjata ini merupakan sejenis pisau atau pedang yang memiliki desain khas dan sering digunakan dalam berbagai konteks, baik untuk pertahanan maupun dalam upacara adat.   Piso Sia-sia memiliki bilah yang lebar dan biasanya cukup panjang, sehingga memberikan daya potong yang lebih baik. Bentuk bilahnya sering kali melengkung, menambah daya tarik visual dan fungsional.
Piso Sia-sia tidak hanya digunakan sebagai senjata, tetapi juga memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat. Misalnya, ia sering digunakan dalam upacara pernikahan, ritual pemakaman, dan upacara tradisional lainnya. Dalam konteks ini, Piso Sia-sia melambangkan keberanian, kehormatan, dan identitas budaya suku Batak.
Piso Sia-sia umumnya dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama, seperti besi untuk bilahnya dan kayu keras untuk pegangan. Proses pembuatannya sering melibatkan keterampilan tangan yang tinggi dan pengetahuan tradisional.
Piso Sia-sia adalah salah satu simbol dari warisan budaya suku Batak dan menjadi bagian integral dari identitas masyarakat di Sumatra Utara. Keberadaannya bukan hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai representasi dari nilai-nilai dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Gada adalah senjata tradisional yang memiliki bentuk mirip palu, sering kali terbuat dari kayu berat. Senjata ini telah digunakan oleh berbagai suku di Indonesia Timur, termasuk suku-suku di daerah Papua dan Nusa Tenggara.
Gada umumnya terbuat dari kayu keras, yang memberikan daya tahan dan kekuatan saat digunakan. Bentuknya yang besar dan berat memungkinkan pengguna untuk memberikan dampak yang kuat saat menyerang.
Gada digunakan dalam pertarungan, baik sebagai senjata ofensif untuk menyerang musuh, maupun sebagai alat pertahanan diri. Dalam beberapa budaya, gada juga memiliki nilai simbolis dan digunakan dalam upacara adat.   elain fungsinya sebagai senjata, gada juga memiliki makna budaya yang mendalam. Ia sering kali dilambangkan dalam seni dan tradisi lisan, mencerminkan identitas dan sejarah masyarakat yang menggunakannya.    Selain fungsinya sebagai senjata, gada juga memiliki makna budaya yang mendalam. Ia sering kali dilambangkan dalam seni dan tradisi lisan, mencerminkan identitas dan sejarah masyarakat yang menggunakannya.  
Parang Berantai adalah senjata tradisional yang berasal dari Kalimantan, Indonesia. Senjata ini menggabungkan unsur parang, yaitu sejenis pedang atau sabit, dengan rantai.
Parang berantai terbuat dari dua bagian utama: sebuah parang dan rantai yang menghubungkannya.
Rantai memberikan fleksibilitas dan kemampuan untuk menyerang dari jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan senjata tradisional lainnya.     Senjata ini digunakan dalam pertarungan, baik untuk pertahanan diri maupun dalam konteks pertempuran.
Keunggulan utama parang berantai adalah kemampuannya untuk diputar, sehingga dapat memberikan serangan yang tidak terduga kepada musuh.  Senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga mencerminkan keahlian dan budaya masyarakat Kalimantan.
Dalam beberapa kasus, parang berantai juga digunakan dalam upacara atau pertunjukan seni bela diri tradisional.
Secara keseluruhan, parang berantai merupakan contoh menarik dari warisan budaya senjata tradisional Indonesia, yang menggabungkan aspek fungsional dan estetika.
Keris Taming Sari adalah salah satu keris legendaris yang sangat terkenal dalam budaya Melayu, terutama di kalangan masyarakat Malaysia dan Indonesia. Keris ini konon dimiliki oleh Hang Tuah, seorang pahlawan dan tokoh sejarah yang dihormati dalam sastra dan cerita rakyat Melayu.
Keris Taming Sari diyakini memiliki kekuatan magis yang membuatnya istimewa. Dalam cerita, keris ini tidak hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan keberuntungan.  Salah satu kepercayaan yang melingkupi keris ini adalah bahwa ia tidak akan pernah tumpul, menjadikannya senjata yang sangat efektif dalam pertempuran. Hal ini membuat keris ini memiliki status yang hampir mitologis, sebagai senjata yang selalu siap digunakan.
Keris Taming Sari sering kali dianggap sebagai simbol identitas dan warisan budaya Melayu. Keris secara umum memiliki tempat penting dalam tradisi Melayu, dan Taming Sari dianggap sebagai salah satu keris terpenting.  Dalam kisah-kisah yang beredar, terdapat berbagai versi mengenai asal usul keris ini. Beberapa versi menyatakan bahwa keris ini diperoleh oleh Hang Tuah melalui petualangan atau hasil dari pertempuran yang megah. Keris ini sering kali diasosiasikan dengan nilai-nilai kesetiaan, kehormatan, dan keperwiraan.     
Keris Taming Sari juga sering muncul dalam sastra dan cerita rakyat Melayu, menjadi elemen penting dalam narasi yang menggambarkan kebangkitan pahlawan dan perjuangan melawan ketidakadilan. Keberadaan keris ini melambangkan semangat juang dan kebijaksanaan Hang Tuah sebagai seorang pahlawan.
Secara keseluruhan, Keris Taming Sari bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga sebuah simbol yang kaya akan makna dan nilai-nilai budaya yang mendalam dalam masyarakat Melayu.
Rencong Puncak adalah variasi dari senjata tradisional Aceh, yaitu rencong, yang memiliki bilah lebih panjang dibandingkan rencong standar. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Rencong Puncak:
Rencong merupakan senjata tradisional yang berasal dari Aceh, Indonesia. Senjata ini memiliki bentuk khas dengan bilah yang melengkung dan ujung yang tajam, serta seringkali dihias dengan ukiran atau ornamentasi.
Rencong Puncak digunakan oleh prajurit Aceh, terutama dalam pertempuran. Karena panjang bilahnya, senjata ini ideal untuk serangan jarak dekat, memungkinkan prajurit untuk melawan musuh dengan efisiensi yang lebih tinggi.
Selain sebagai alat tempur, rencong juga memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Aceh. Senjata ini sering dianggap sebagai simbol keberanian dan identitas, mencerminkan sejarah perjuangan dan kedaulatan daerah Aceh.
Tombak Panah adalah senjata tradisional yang merupakan gabungan antara tombak dan panah. Senjata ini digunakan oleh beberapa suku di Nusa Tenggara, Indonesia, sebagai alat berburu. 
Tombak Panah biasanya terdiri dari dua bagian utama: batang panjang yang berfungsi sebagai tombak dan ujung yang dilengkapi dengan anak panah atau panah yang bisa diluncurkan. Desain ini memungkinkan pengguna untuk memiliki dua fungsi dalam satu alat, yaitu menyerang jarak dekat dengan tombak dan menembak pada jarak jauh dengan panah.
Senjata ini digunakan terutama dalam kegiatan berburu. Dalam konteks berburu, Tombak Panah memberikan fleksibilitas bagi pemburu untuk menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan kondisi. Ketika hewan buruan berada dekat, tombak dapat digunakan untuk menusuk, sementara ketika buruan berada jauh, panah bisa diluncurkan untuk mengincar dengan akurasi.
Tombak Panah tidak hanya berfungsi sebagai alat berburu, tetapi juga memiliki makna budaya. Dalam banyak suku di Nusa Tenggara, senjata ini sering digunakan dalam upacara atau tradisi tertentu. Keterampilan dalam menggunakan Tombak Panah dapat menjadi simbol status dan keberanian di kalangan anggota suku.
Dengan demikian, Tombak Panah adalah senjata multifungsi yang menggabungkan keefektifan dalam berburu dengan nilai budaya yang mendalam bagi suku-suku di Nusa Tenggara.
Keris Semar Mesem adalah salah satu jenis keris yang terkenal di Jawa, Indonesia. 
Keris Semar Mesem diyakini berasal dari tradisi Jawa yang kaya akan mitologi dan simbolisme. Nama "Semar" merujuk pada tokoh wayang kulit yang merupakan salah satu punakawan (pelayan) yang bijaksana, sedangkan "Mesem" berarti tersenyum. Ini melambangkan karakter yang penuh kebijaksanaan dan keikhlasan.
Keris ini dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kesaktian. Banyak orang percaya bahwa memiliki keris Semar Mesem dapat membawa perlindungan dan keberuntungan bagi pemiliknya.   Selain sebagai senjata, keris Semar Mesem juga berfungsi sebagai simbol status sosial dan budaya. Keris ini sering digunakan dalam upacara adat, pernikahan, atau acara penting lainnya.
Banyak orang meyakini bahwa keris ini memiliki kekuatan magis dan dapat digunakan dalam praktik spiritual, seperti perlindungan dari gangguan roh jahat atau untuk menarik energi positif. Keris Semar Mesem merupakan bagian penting dari warisan budaya Jawa dan Indonesia. Keris secara keseluruhan dihargai tidak hanya sebagai senjata tetapi juga sebagai karya seni dan simbol identitas budaya.
Keris Semar Mesem adalah contoh bagaimana seni, spiritualitas, dan budaya berpadu dalam satu objek, menjadikannya lebih dari sekadar senjata, tetapi juga simbol yang kaya akan makna dan nilai.
0 notes
infomatoh · 4 months ago
Text
Tumblr media
MENGENAL SUKU JAWA
Suku jawa adalah suku terbesar dalam POPULASI di rantau nusantara .
Tersebar di seluruh nusantara baik di indonesia , singapore, malaysia, brunei darussalam , bahkan di luar negeri seperti di hongkong , taiwan, suriname, belanda , arab saudi .
Suku Jawa tidak dinisbatkan kepada seluruh penduduk pribumi penghuni pulau Jawa. Di pulau Jawa sendiri terdapat beberapa suku bangsa lain selain suku Jawa. Sebutan bagi suku Jawa lebih identik bagi masyarakat yang memegang teguh filosofis atau pandangan hidup Kejawen. Secara geografis meliputi Jawa Tengah, Jogjakarta dan Jawa Timur. Jawa Timur pun juga masih varian karena di dalamnya masih ada suku Madura, suku Tengger maupun Suku Osing di Banyuwangi. Kebudayaan suku Jawa merupakan hasil dari peninggalan sejarah kerajaan besar Jawa khususnya Majapahit dan Mataram Baru.
Filosofis hidup suku Jawa yang paling dasar sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, Budha dan juga kepercayaan animisme-dinamisme. Orang jawa pada umumnya sangat menjunjung tinggi keseimbangan, keserasian dan keselarasan hidup baik terhadap sesama manusia maupun dengan lingkungan alam. Dalam etika keseharian sangat mengedepankan norma kesopanan, kesantunan dan kesederhanaan. Oleh sebab itu, dialog bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan bahasa sesuai dengan lawan bicara yang dihadapi.
● FILOSOFIS HIDUP
Orang jawa pada dasarnya memiliki banyak sekali filsafat hidup yang dijadikan sebagai pedoman bermasyarakat. Namun terdapat tujuh filosofis dasar yang setidak-tidaknya menggambarkan perilaku budaya suku Jawa, yaitu :
■ Urip iku urup, (hidup itu menyala), maknanya adalah bahwa hidup sebagai manusia haruslah memiliki manfaat bagi manusia lain dan lingkungan alam sekitar.
■ Ojo Keminter Mengko Keblinger, Ojo Cidro Mundak Ciloko, (jangan menjadi orang yang sombong dengan kepandaian dan jangan menyakiti orang agar tidak dicelakai), maknanya hidup haruslah rendah hati dan selalu sportif.
■ Ojo Ketungkul Marang Jenenge Kalenggahan, Kadunyan lan Kemareman, (jangan menjadi orang yang hanya mengejar jabatan, harta dan kenyamanan), maknanya jangan terlalu mengutamakan jabatan/pangkat, harta dan kenikmatan dunia.
■ Wong Jowo Kuwi Gampang Ditekak-tekuk, (orang jawa itu mudah untuk diarahkan), maknanya bahwa orang Jawa itu mudah untuk beradaptasi dengan berbagai situasi lingkungan.
■ Memayu Hayuning ing Bawana, Ambrasta dur Hangkara (membangun kebaikan dan mencegah kemungkaran), maknanya adalah hidup didunia harus banyak-banyak membangun atau memberi kebaikan dan memberantas sikap angkara murka.
■ Mangan ora mangan sing penting kumpul (kebersamaan harus diutamakan), maknanya adalah bahwa kebersamaan dan gotong royong itu lebih penting dari yang selainnya.
Nrimo Ing Pandum, (menerima pemberian dari yang kuasa), maknanya adalah harus selalu bersyukur terhadap apa yang sudah dimiliki dan diberikan oleh Tuhan.
● AJARAN KEJAWEN
Kejawen bagi masyarakat Jawa asli sudah hampir menjadi seperti agama tersendiri. Ajaran kejawen pada dasarnya merupakan kompilasi dari seni, budaya, adat ritual, sikap sosial, serta berbagai pandangan filosofi masyarakat Jawa. Bagi masyarakat Jawa yang masih memegang teguh ajaran asli kejawen, panutan ajaran ini menjadi nilai spiritualitas tersendiri. Masyarakat Jawa banyak memiliki kitab kejawen yang disadur dari kitab-kitab karya para Mpu pada masa kerajaan Jawa.
Syekh Siti Jenar yang terkenal dengan konsep gagasan ‘manunggaling kawula lan gusti’, merupakan salah satu tokoh yang tidak dapat dilepaskan dari munculnya ajaran kejawen. Sebagai inti ajaran, kejawen mengajarkan manusia pada apa yang disebut ‘Sangkan Paraning Dumadhi’ (kembali kepada sang pencipta). Kemudian membentuk dan mengarahkan manusia untuk sesuai dengan Tuhannya (manunggaling kawula lan gusti). Bahwa setiap manusia harus bertindak sesuai dengan tindakan dan sifat Tuhan.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka orang Jawa biasa melakukan ’laku’ atau tindakan untuk membentuk pribadi yang sesuai dengan Tuhan. Diantaranya adalah dengan melakukan ‘pasa’ atau berpuasa dan juga ‘tapa’ atau melakukan pertapaan. Disinilah letak kejawen sebagai bentuk spiritualitas suku Jawa.
● WAYANG KULIT
Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan suku Jawa yang cukup khas. Wayang sendiri berasal dari kata ‘ayang-ayang´ yang artinya adalah bayangan (baca juga : sejarah wayang kulit). Wayang kulit Jawa memiliki perbedaan dengan wayang golek Sunda (baca : sejarah wayang golek). Bagi suku Jawa, cerita pewayangan selalu menggambarkan bentuk kehidupan manusia di dunia, yakni peperangan terhadap angkara murka dan perjuangan untuk membangun kebaikan. Hal itu sesuai dengan prinsip filosofis hidup yang selalu dipegang teguh oleh orang Jawa.
Permainan kesenian wayang kulit mulai tersebar luas ketika para wali songo sering menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah Islam. Pada umumnya cerita dan penokohan pada kesenian wayang kulit diambil dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Namun dalam versi pewayangan Jawa, cerita tersebut sudah banyak dilakukan perubahan. Wayang purwa sebutan lain bagi wayang kulit biasa dimainkan oleh seorang narator yang disebut dalang. Dalang ini bertugas untuk mengatur jalannya cerita dan memainkan gerak para tokoh wayang kulit.
Selain memiliki unsur kesenian, wayang kulit juga dipercaya oleh orang Jawa memiliki nilai magis tersendiri. Pagelaran wayang kulit dipercaya mampu mendatangkan kekuatan-kekuatan magis dari arwah leluhur ataupun kekuatan magis yang berasal dari Tuhan. Maka dari itu pagelaran wayang kulit merupakan media utama ketika orang Jawa melakukan ruwatan. Ruwatan merupakan bentuk acara atau upacara untuk membuang ‘bala’ (kesulitan dan kesialan). Dengan diruwat orang Jawa berharap kehidupannya bisa keluar dari segala kesulitan dan bencana.
● KERIS
Keris merupakan senjata tradisional suku Jawa. Keris sendiri selain sebagai senjata tradisional suku Jawa juga menjadi lambang kedaulatan beberapa raja-raja di kerajaan luar Jawa.
Bagi orang Jawa, keris tidaklah sesederhana hanya merupaka senjata saja. Lebih dari itu, keris merupakan senjata pusaka yang diyakini oleh sebagai orang memiliki atau menyimpan kesaktian. Oleh sebab itu keris disebut juga sebagai ‘tosan aji’ (alat yang memiliki kesaktian).
Dalam beberapa legenda sejarah terdapat beberapa keris yang dianggap begitu istimewa. Keris Mpu Gandring yang direbut oleh Ken Arok, mampu menjadikan Ken Arok sebagai penguasa kerajaan Singasari. Keris Nagasasra dan keris sabuk Inten yang terkenal dari kerajaan Demak. Keris Sunan Kudus yang disebut ‘sunan kober’ dan merupakan senjata pamungkas dari Arya Penangsang juga telah mampu memberikan kekuasaan.
Sebagai ‘tosan aji’, keris begitu sangat dipercayai kesaktiannya karena proses pembuatannya yang dilakukan oleh para Mpu (sebutan bagi pembuat keris) senantiasa diiringi dengan laku spiritualitas seperti puasa dan bertapa. Selain kemampuan meracik kualitas bahan material, para Mpu juga memasukkan berbagai mantra dan do’a pada keris yang dibuatnya. Bahkan jumlah ‘luk’ (lekukan) yang ada pada keris menyimpan makna kesaktian yang tersembunyi.
● AKSARA JAWA
Suku Jawa memiliki huruf tulisan yang disebut dengan aksara Jawa. Aksara Jawa terdiri dari 20 karakter huruf yang menyimpan makna dan filosofi masing-masing. Huruf-huruf tersebut adalah Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Tha Nga. Banyak sekali versi sejarah dan legenda yang mengemukakan asal-usul munculnya aksara Jawa ini. Namun yang paling terkenal diantara kalangan masyarakat Jawa adalah cerita babad Ajisaka.
Babad Ajisaka mengisahkan tentang pengembaraan seorang penguasa kerajaan Jawa Kuno yang didampingi oleh seorang abdi (pembantu). Dalam perjalanannya, Ajisaka meninggalkan keris miliknya di tengah hutan dan menyuruh abdinya tersebut untuk menjaga keris tersebut dan jangan sampai diberikan kepada siapapun kecuali pada Ajisaka sendiri.
Ajisaka kemudian melanjutkan pengembaraannya seorang diri.
Setelah sekian waktu, Ajisaka kembali ke kerajaan dan setelah sekian lama memerintah kerajaan ia baru teringat akan keris pusakanya yang ia tinggalkan semasa pengembaraan. Dari situ lantas Ajisaka mengutus seorang utusan untuk pergi ke hutan mengambil keris tersebut. Ia berpesan pada utusannya bahwa jangan sampai kembali ke kerajaan sebelum ia membawa keris pusakanya.
Di tengah hutan utusan kerajaan ini mendapati keris pusaka Ajisaka yang tengah dijaga oleh seorang abdi. Kedua orang yang pada hakekatnya merupakan utusan Ajisaka ini kemudian saling berebut keris karena mereka sama-sama memegang teguh amanah perintah majikannya. Dua orang ini kemudian terlibat pertarungan yang menjadikan keduanya tewas. Ajisaka baru teringat kalau ia meninggalkan keris tersebut bersama dengan salah satu abdi setianya. Ajisaka menyusul ke dalam hutan, namun ia mendapati kedua utusannya telah tewas. Untuk menghormati utusannya yang setia inilah kemudian Ajisaka merumuskan tulisan yang kemudian dikenal sebagai aksara Jawa. Filosofisnya,
■ HaNaCaRaKa : terdapat dua utusan setia
■DaTaSaWaLa : saling berkelahi/bertarung
■PaDaJaYaNya : sama-sama saktinya
■MaGaBaThaNga : sama-sama matinya
● BAHASA JAWA
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang memiliki stratifikasi atau tingkatan bahasa. Orang Jawa sangat menjunjung tinggi etika kesopanan dan kesantunan termasuk dalam hal berbahasa. Dalam bahasa Jawa dikenal yang namanya undhak-undhuk atau tata krama di dalam bertutur kata. Setidaknya terdapat tiga struktur tingkatan bahasa yang ada dalam bahasa Jawa, tingkatan tersebut :
Ngoko, bahasa ngoko merupakan bahasa yang digunakan apabila lawan bicara merupakan orang yang sebaya umurnya atau kerabat yang sudah dekat dan akrab. Secara khusus juga digunakan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda.
Madya, bahasa madya merupakan bahasa yang digunakan kepada lawan bicara yang umurnya lebih tua atau sekadar penghormatan kepada orang yang sama sekali kurang dikenal.
Krama, bahasa krama merupakan tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa. Digunakan untuk berbicara kepada orang yang yang lebih tua atau dituakan, serta kepada orang yang memiliki status sosial tinggi di masyarakat.
Bahasa Jawa sendiri masih terbagi kedalam beberapa dialek yang berbeda-beda. Seperti dialek orang Jawa di Jawa Timur dengan orang Jawa di Jawa Tengah atau Jawa Barat, memiliki struktur pengucapan dan logat yang berbeda. Namun prinsip undhak undhuk masih tetap berlaku meskipun dialek dan pengucapan memiliki perbedaan.
● SENI TARI
Orang Jawa dikenal sebagai masyarakat yang berbudaya.
Sangat banyak sekali seni tari yang merupakan hasil olah cipta, rasa dan karsa masyarakat Jawa. Bahkan antara orang Jawa di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, memiliki tarian khasnya masing-masing.
Benang merah seni tari suku Jawa terletak pada tata tari yang luwes, kalem dan santun. Menggambarkan filosofis hidup suku Jawa yang cenderung menerima, selalu adaptif dengan segala situas dan kondisi serta mengutamakan tata krama.
Sebagaimana kepercayaan yang dianut suku Jawa, dalam kesenian tari yang diciptakan pun tidak terlepas dari unsur magis dan sakralitas. Kesenian tari seperti reog, tari sintren, tari kuda lumping merupakan contoh kesenian tari yang sangat kental dengan kekuatan supranatural.
Di lingkungan keraton Jogjakarta dikenal tari ‘bedhaya ketawang’ yang sangat disakralkan oleh orang Jawa disana. Sakralitas ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa tari bedhaya ketawang ini sengaja diciptakan oleh Nyi Roro Kidul penguasa laut selatan sebagai bentuk suguhan bagi penguasa Kerajaan keraton Jogja penguasa tanah Jawa.
Tarian ini ditarikan oleh 9 orang wanita dan hanya dipentaskan untuk acara-acara tertentu saja yang berkaitan dengan hajat keraton/kerajaan. Pagelaran tari bedhaya ketawang diiringi oleh musik gamelan yang ritmenya sangat halus dan pelan. Gerakan tarinya pun juga sangat halus, sehingga membuat orang yang melihatnya seolah-olah tersihir dengan gerak dan alunan musiknya . Dipercaya bahwa ketika dilakukan pagelaran tari ini, secara supranatural Nyi Roro Kidul selalu hadir dan ikut menari bersama dengan 9 wanita yang menarikan tarian ini.
● SENI MUSIK
Alat musik tradisional Jawa biasa disebut dengan gamelan. Gamelan sendiri merupakan gabungan dari beberapa alat musik pukul seperti gong, kendang, saron, bonang, kenong, demung, slenthem, gambang serta kempul. Gamelan biasa digunakan untuk mengiringi kesenian tari atau kesenian suara yang biasa disebut dengan karawitan. Gamelan juga biasa digunakan sebagai pengiring pagelaran wayang kulit.
Pada zaman dahulu alat musik gamelan biasa dijadikan media dakwah para walisongo. Mereka menggunakan gamelan sebagai alat untuk memberi hiburan kepada masyarakat sebelum atau sesudah mereka memberikan ceramah-ceramah agama. Dengan media ini masyarakat Jawa mudah untuk dikenalkan dengan Islam dan sekarang mayoritas Suku Jawa merupakan orang-orang yang memeluk Islam. Selain di Jawa alat musik gamelan juga dikenal pada beberapa suku bangsa yang lain seperti pada kebudayaan Sunda, bahkan kebudayaan Suku Banjar yang ada di luar Jawa juga menggunakan gamelan sebagai salah satu alat musiknya.
■ Kebudayaan Suku Jawa merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Banyak sekali kebudayan suku bangsa lain di Indonesia yang sedikit banyak berakulturasi dengan budaya masyarakat Jawa. Baik dalam bahasa, filosofis, maupun kesenian-keseniannya. Hingga saat ini adat-istiadat suku Jawa ini masih sangat dipegang teguh dan terus ditradisikan, khususnya dalam lingkungan Keraton daerah istimewa Jogjakarta.
"WONG JOWO OJO ILANG JAWANE"
#SabdaPalon
Copas dari Wulan Widia
0 notes
byjannee · 4 months ago
Text
Kuda Lumping
Tumblr media
1. Muncul Pada Masa Pangeran Diponegoro
Tari Kuda Lumping disebutkan merupakan simbol dukungan penuh serta apresiasi rakyat jelata kepada perjuangan dari Pangeran Diponegoro serta pasukan kudanya yang telah mengusir penjajah dari Nusantara.slotgacor
2. Ada Sejak Zaman Primitif
Tarian Kuda Lumping dipercaya sudah ada sejak zaman primitif. Umumnya, tarian ini digunakan dalam acara ritual yang berkaitan dengan unsur magis serta upacara adat.
Properti yang digunakan sangat sederhana pada awalnya, namun berubah menjadi seperti sekarang mengikuti perkembangan zaman.
3. Pada Masa Kerajaan Mataram
Sebagian masyarakat percaya bahwa tarian Kuda Lumping adalah tarian yang sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram.
Di mana tarian ini dianggap penggambaran proses latihan pasukan perang dari Kerajaan Mataram dan dikomandoi Sultan Hamengku Buwono I dalam berjuang menghadapi penjajahan Belanda.polagcor
4. Sejak Masa Sunan Kalijaga
Asal-usul tarian Kuda Lumping dipercaya telah ada sejak masa Sunan Kalijaga. Sebagian masyarakat percaya tarian Kuda Lumping menggambarkan perjuangan Sunan Kalijaga serta Raden Patah sekaligus para pasukan dalam mengusir penjajah di bumi Nusantara.
Itulah penjelasan tentang asal-usul Kudang Lumping di Tanah Jawa yang menarik untuk diketahui. permatabet88
0 notes
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rutan Kapuas Ikuti dan Ramaikan Karnaval HUT RI Ke-79 yang di Gelar Pemkab Kapuas
Kapuas - Rutan Kelas llB Kuala Kapuas Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Kalimantan Tengah, Ikut Ramaikan Karnaval dalam rangka memeriahkan HUT RI kE-79 yang di selenggarakan Pemerintah Kabupaten Kapuas Dengan Penuh Semangat, (18/08).
Pemerintah Kabupaten (PemKab) Kapuas kembali menggelar Karnaval Juang dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia Kegiatan yang bertajuk "Nusantara Baru, Indonesia Maju" ini menjadi salah satu rangkaian acara yang bertujuan untuk membangkitkan semangat nasionalisme serta mempererat persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat.
Ratusan peserta berpartisipasi dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia serta beberapa mobil hias yang menarik, mencerminkan keberagaman budaya nusantara yang menjadi tema utama acara tahun ini.
Bertempat Di Lapangan Rutan Kapuas, Kepala Rutan dan rombongan berkumpul mempersiapkan diri untuk beranjak ke tempat start bersama peserta lainnya di Rumah Jabatan Bupati Kapuas, Sebelum beranjak ke tempat start Kepala Rutan, David Anderson S Memberikan Sedikit Arahan Kepada Para anggotanya Yang ikut dalam Semarak Kemerdekaan Kali ini. “Ayo kita Ramaikan Karnaval kali dengan Semangat, semoga kegitan kita ini bisa berlangsung dengan baik dan tertib” ujarnya.
Rutan Kapuas mengikuti Karnaval menggunakan adat Dayak, Lawung dan selendang, serta ikut membawa Kendaraan hias . Rombongan Rutan Kapuas Menyelesaikan Karnaval sampai di garis finish dengan baik, aman dan tertib.
KumhamPasti
KemenkumhamRI
kemenkumhamkalteng
kanwilkemenkumhamkalteng
rutankualakapuas
rutankapuascangkalbagawi
davidandersonsetiawan
0 notes
aidatussholichah · 5 months ago
Text
"Pergeseran Kekuasaan Islam Dampak Kejatuhan
Utsmani terhadap Politik Indonesia"
Oleh : Lisda Suciawanti
Mahasiswi STID Mohammad Natsir
Kejatuhan Utsmani terhadap politik Indonesia pada abad ke-20 menandai area baru dalam sejarah Islam. Kekhalifahan Utsmani ini sudah menjadi sorotan pusat kekuasaan Islam dan memengaruhi aspek kehidupan umat Islam termasuk di Indonesia. Peristiwa ini berdampak kepada perkembangan politik Islam di Indonesia kususnya pada konteks organisasi Islam, perubahan peran ulama, dan interaksia Islam dan nasionalisme.
A. Kejatuhan Utsmani dan Dampak Globalnya
Runtuhnya kekhalifahan Utsmani ini terjadi karena beberapa faktor baik secara internal atau secara eksternal. Secara internal seperti lemahnya sistem birokrasi, apabila secara eksternal misalnta kolonialisme Barat. Kejatuhan ini menyebabkan perubahan di dunia Islam, diantaranya:
1. Munculnya Nasionalisme: Pembubaran Utsmani mengarah pada pembentukan negara-negara baru di Timur Tengah dan Afrika Utara. Negara-negara seperti Turki, Arab Saudi, Irak, dan Syria muncul dengan batasan-batasan yang baru ditetapkan oleh kekuatan kolonial Barat.
2. Pengaruh terhadap Dunia Islam: Dengan kejatuhan Utsmani, kekuasaan sentral dalam dunia Islam terpecah. Sebelumnya, Utsmani memiliki posisi penting sebagai pelindung dan pemimpin dunia Islam Sunni. Kehilangan kekuatan Utsmani menyebabkan pergeseran dalam otoritas dan pengaruh politik dalam komunitas Muslim global.
3. Kemunculan gerekan nasionalis: Kewalahan Utsmani memicu kebangkitan gerakan nasionalis di berbagai wilayah, termasuk gerakan Kemalisme di Turki dan gerakan Pan-Islamisme yang berusaha untuk menyatukan kembali umat Islam di bawah ideologi yang sama.
4. Perubahan dalam hubungan Internasional: Kewalahan Utsmani dan pembentukan negara-negara baru mengubah peta geopolitik global, dengan negara-negara Barat mendapatkan kontrol lebih besar atas Timur Tengah dan sumber daya minyak yang penting. Ini juga memperkenalkan dinamika baru dalam hubungan internasional dan ekonomi global.
5. Pembentukan Mandat dan Pengaruh Barat: Beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai Utsmani menjadi mandat Inggris dan Prancis, yang memperkenalkan pengaruh Barat yang lebih besar di wilayah tersebut dan mempengaruhi struktur politik dan sosial lokal.
6. Perubahan Sosial dan Budaya: Dengan penghapusan sistem Utsmani, banyak perubahan sosial dan budaya terjadi, termasuk pengenalan reformasi sekuler di Turki dan perubahan dalam sistem pemerintahan dan pendidikan di negara-negara yang baru merdeka.
B. Kondisi Islam di Indonesia Sebelum Kejatuhan Utsmani
Islam masuk ke Nusantara melalui berbagai jalur, seperti perdagangan, dakwah para ulama, dan perkawinan campuran. Proses islamisasi di Nusantara berlangsung secara bertahap dan bercampur dengan budaya lokal, sehingga melahirkan bentuk Islam yang khas dan unik.
Sebelum kejatuhan Kekhalifahan Utsmani, Islam di Nusantara telah memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan Islam di wilayah lain.
Islam di Nusantara tidak datang sebagai agama yang murni, tetapi bercampur dengan kepercayaan dan adat istiadat lokal. Tata cara ibadah masyarakat Muslim Nusantara pada masa itu masih sangat dipengaruhi oleh tradisi lokal. Islam seringkali menjadi bagian integral dari kehidupan kerajaan. Banyak raja dan bangsawan yang memeluk Islam, dan Islam menjadi agama resmi kerajaan. Hal ini mempercepat penyebaran Islam di kalangan masyarakat.
Munculnya Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) didirikan pada 25 September 1969, sebagai respon terhadap peristiwa pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem oleh seorang ekstremis Israel. Pembakaran ini memicu kemarahan di dunia Muslim dan mendorong pemimpin-pemimpin negara Islam untuk bersatu dalam satu organisasi yang bisa memajukan kepentingan umat Islam dan melindungi situs-situs suci mereka.
Inisiatif pendirian OKI dimulai dengan pertemuan darurat yang diadakan di Rabat, Maroko, pada 22-25 September 1969, yang dikenal sebagai Konferensi Rabat. Pertemuan ini melibatkan 24 negara Muslim dan melahirkan kesepakatan untuk mendirikan OKI. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk meningkatkan solidaritas antara negara-negara Muslim, mendukung perjuangan kemerdekaan, dan mempromosikan kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya. OKI, yang kini dikenal sebagai Organisasi Kerja Sama Islam, berpusat di Jeddah, Arab Saudi, dan memiliki lebih dari 50 anggota negara yang mewakili berbagai belahan dunia Islam. Organisasi ini terus berperan penting dalam menyuarakan kepentingan umat Islam di forum internasional dan dalam upaya-upaya kemanusiaan serta pengembangan ekonomi.
C. Pergeseran Kekuasaan Islam Pasca-Utsmani
Turki Utsmani merupakan benteng terakhir umat Islam dalam bingkai Khilafah sebelum diruntuhkan oleh Mustafa Kemal Ataturk pada tanggal 3 Maret 1924 silam.kehancuran Kekhalifahan Utsmani ini terjadi oleh dua faktor yakni faktor eksternal dan faktor internal. Awal kehancurnya Kekhalifahan Utsmani pada abad ke-18 Masehi. Pada abad ini, syariat Islam secara perlahan meninggalkan aturan kehiduapn, hingga sistem pemerintahan. Perbuatan ini bisa kita lihat dari perilaku kalangan bangsawan dan masyarakat Turki yang hidup dengan nuansa atau senang dalam kemewahannya.
Ada beberapa faktor yang menjadi salah satu sebab runtuhnya Khilafah Turki Usmani pada tahun 1924 diantaranya adalah:
1. Ide-ide nasionalisme mulai menggema di seluruh wilayah Turki sehingga banyak daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Turki Usmani. Masyarakat Turki geram dan sebagai balasannya mereka menjauhkan segala budaya Arab dari kehidupan sehari-hari mereka. bahasa Arab yang menjadi bahasa Alquran dan hadis serta bahasa dari beberapa kitab para ulama telah ditinggalkan dan dijauhkan dari kehidupan pada masyarakat Turki. Salah satu contoh kejadian di wilayah Turki adalah ketika invansi teknologi orang-orang Eropa mulai masuk ke wilayah Turki, terdapat beberapa para ulama yang mengatakan bahwa seluruh barang yang berasal dari luar Islam itu adalah haram. Namun di sisi lain yang berseberangan muncul juga beberapa ulama yang mengatakan bahwa seluruh yang berasal dari luar Islam dapat diterima. Pada akhir masa kekhalifahan pintu-pintu futuhat tertutup pintu futuhat adalah pembebasan suatu wilayah yang dilakukan oleh umat Islam dengan maksud menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat yang dibebaskan, menciptakan keadilan dan sistem kehidupan yang baik. Namun pada akhir menjelang Utsmani runtuh, futuhat sudah tidak lagi menjadi pokok besar kekhalifahan. Dan pada akhirnya, Turki Usmani tidak lagi menjadi negara yang disegani oleh kawan maupun lawan dalam hal pertahanan, keamanan, maupun peradaban ilmu pengetahuan.
2. Ide-ide sekularisme secara perlahan mulai menyakiti pemerintahan Turki Usmani pada abad ke-18 menjadi penanda bahwa telah resmi pemisahan agama dari sistem pemerintahan kekhalifahan. Dulu, lembaga peradilan resmi pemerintahan hanya satu yaitu berlandaskan syariat Islam. Namun pasca ide sekularisme telah datang ia telah berhasil untuk memisahkan lembaga peradilan menjadi dua yaitu lembaga peradilan syariah dan peradilan sipil peradilan sipil ini berlandaskan atas hukum-hukum buatan manusia atau pikiran manusia. Tokoh yang terkenal di kalangan masyarakat Turki adalah namik Kemal dan midad Pasha kedua tokoh ini berperan besar dalam pembentukan konstitusi pertama Turki pada tahun 1876. Mereka bersumber tidak semua berasal dari Alquran dan as-sunnah Pasha justru disebut sebagai bapak konstitusi Turki pasca konstitusi ditetapkan.
3. faktor yang ikut serta dalam proses kejatuhan kekhalifahan adalah kekuatan pemerintahan yang absolut. Secara teori, Sistem khalifah harusnya tunduk kepada syarat dan kehendak rakyat namun pada praktiknya Teori ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Faktor yang menghambat peran politik di Indonesia
1. faktor Struktural
hambatan struktural seperti dikatakan oleh Oakley pada tahun 1991 ialah hambatan yang dipengaruhi oleh lingkungan politik terutama terjadi di negara-negara yang sistem politiknya cenderung tersentralisasi dengan mekanisme pembuatan rencana penentuan arah, dan pengambilan keputusan ada pada pemerintah, dapat dianalisa bahwa hambatan struktur ini disebabkan oleh sistem politik yang terlalu terpusat pada pemerintah sehingga inisiatif pembuatan rencana penentuan arah, dan pengambilan keputusan pembangunan didominasi oleh pemerintah.
Mekanisme pembuatan rencana pembangunan dapat menjadi hambatan partisipasi masyarakat apabila mekanisme pembuatan rencana pembangunan ini menghalangi ataupun menghambat partisipasi masyarakat dalam menyusun perencanaan pembangunan dalam penentuan arah pembangunan yang terpusat pada pemerintah menyebabkan perencanaan pembangunan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat seharusnya penentuan arah rencana pembangunan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat karena hanya masyarakat sendiri yang mengetahui mengenai kebutuhan, bukan pemerintah.
2. Faktor Administratif
Hambatan administratif ialah sistem administrasi yang menguasai pengendalian pengambilan keputusan, alokasi sumber, informasi dan pengetahuan yang diperlukan masyarakat untuk dapat berperan dalam pembangunan secara efektif, sehingga sistem administrasi inilah yang menguasai pengendalian pengambilan hambatan administrasi ini biasanya disebabkan oleh sistem politik yang terpusat yang pada akhirnya juga akan membentuk sistem administrasi yang terpusat.
3. Faktor kultural
a. Orientasi lokal : orientasi masyarakat yang lebih kuat pada kepentingan lokal dibandingkan kepentingan nasional dapat menghambat partisipasi politik dalam skala yang lebih luas.
b. patriarki : budaya patriarki yang masih kuat di beberapa daerah dapat membatasi partisipasi politik perempuan
c. Apatisme : rasa apatis dan pesimis terhadap perubahan dapat membuat masyarakat enggan berpartisipasi dalam politik
4. faktor individu
a. kurangnya pendidikan politik rendahnya tingkat pendidikan politik masyarakat membuat mereka kurang Memahami pentingnya berpartisipasi dalam politik
b. ketakutan akan depresi ketakutan akan tindakan Represif dari aparat keamanan dapat menghalangi masyarakat untuk menyampaikan pendapat atau terlibat dalam kegiatan politik
c. kurangnya kepercayaan diri gunanya kepercayaan diri dan kemampuan untuk bersaing dalam politik dapat membuat masyarakat enggan untuk maju sebagai calon pemimpin
Analisis Peran dan posisi Islam politik di Indonesia dalam teori Pluralisme
Dalam konteks pluralisme, Islam politik di Indonesia tidak dapat dipandang secara monolitik melainkan sebagai spektrum yang luas dengan berbagai aliran dan kepentingan Islam memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan politik Indonesia.
Teori Pluralisme dan Islam Politik
Dalam konteks politik teori pluralisme menekankan pada keberagaman kelompok kepentingan dalam masyarakat. Pluralisme mengakui adanya berbagai kelompok dengan kepentingan yang berbeda-beda, termasuk kelompok agama seperti Islam. Sedangkan dalam konteks Indonesia, Islam politik hadir sebagai salah satu aktor penting dalam arena politik, bersaing dengan kelompok-kelompok lain seperti nasionalis, sekuler, dan kelompok identitas lainnya. Peran Islam politik di Indonesia yaitu sebagai kekuatan politik Islam politik memiliki basis massa yang besar dan terorganisir, baik melalui partai politik maupun organisasi masyarakat hal ini membuat sistem politik menjadi kekuatan politik yang signifikan dalam mempengaruhi kebijakan publik. Dalam beberapa kasus munculnya sumber konflik yaitu Islam politik dapat menjadi sumber konflik terutama jika kepentingan mereka bertentangan dengan kepentingan kelompok lain.Tantangan Politik Islam
a. Pluralisme
salah satu tantangan utama dalam politik Islam adalah keragaman interpretasi terhadap ajaran Islam. berbagai kelompok dan aliran memiliki pandangan yang berbeda dalam menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam politik. Hal ini menciptakan ketegangan dan perselisihan antara mereka, serta mempersulit pencapaian konsensus dalam urusan politik.
b. Modernisasi
Islam dihadapkan pada tantangan modernisasi yang mempengaruhi tantangan politik dan sosial dalam masyarakat muslim pengaruh budaya asing dan nilai-nilai sekuler dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam tradisional memicu debat dan konflik tentang identitas dan arah politik Islam.
c. Radikalisme
tantangan lain dalam politik Islam adalah munculnya gerakan-gerakan ekstrem ekstremis dan radikal yang menggunakan agama sebagai dasar legitimasi untuk tindakan kekerasan dan toleransi. Fenomena ini merusak kita Islam sebagai agama pertama dan keadilan serta menimbulkan ancaman terhadap stabilitas politik dan keamanan regional.
Islam politik harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok lain secara konstruktif. Islam politik Indonesia memiliki peran yang kompleks dan dinamis dalam konteks pluralisme. Tantangan terbesar bagi Islam poltik adalah bagaimana menjaga relevensi dan nilai-nilai Islam dalam konteks pluralisme dan demokrasi.
Kebangkitan politik Islam di Indonesia
Kebangkitan Islam politik di Indonesia adalah fenomena yang mencerminkan peningkatan peran dan pengaruh ideologi Islam dalam politik dan kebijakan publik di negara tersebut. Fenomena ini telah berkembang melalui beberapa fase dan memiliki berbagai aspek yang mempengaruhi lanskap politik Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting terkait kebangkitan Islam politik di Indonesia:
Latar Belakang Sejarah dan Sosial
• Era Orde Baru (1966-1998): Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto menerapkan kebijakan yang menekan peran politik Islam dan memperkuat kontrol politik dengan membatasi kebebasan berorganisasi, termasuk organisasi berbasis Islam. Hal ini menyebabkan marginalisasi politik Islam selama periode tersebut.
• Era Reformasi (1998-sekarang): Setelah jatuhnya Orde Baru, reformasi politik membuka ruang bagi kebangkitan kembali partai-partai politik berbasis Islam dan kelompok Islam. Ini adalah periode ketika banyak kelompok Islam mulai memainkan peran yang lebih signifikan dalam politik nasional.
Partai Politik Islam
• Partai Keadilan Sejahtera (PKS): Didirikan pada tahun 1998, PKS adalah salah satu partai politik berbasis Islam yang memperoleh popularitas secara signifikan. PKS dikenal dengan pendekatannya yang lebih modern dan berfokus pada moralitas dan reformasi sosial.
• Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP): Selain PKS, partai-partai lain seperti PAN dan PPP juga memainkan peran penting dalam politik Islam di Indonesia, dengan fokus pada isu-isu sosial, ekonomi, dan politik berbasis Islam.
Gerakan Islam dan Kelompok Radikal
• Kelompok Radikal: Munculnya kelompok-kelompok radikal seperti Front Pembela Islam (FPI) menunjukkan adanya kecenderungan radikalisasi di kalangan sebagian kecil umat Islam. Kelompok-kelompok ini seringkali berfokus pada penerapan syariah dan aksi sosial yang keras.
• Tantangan terhadap Moderasi: Kelompok-kelompok ini terkadang menantang nilai-nilai moderat dalam Islam, yang dapat menyebabkan ketegangan dalam masyarakat multikultural Indonesia.
Politik Identitas dan Pemilihan Umum
• Politik Identitas: Banyak politisi dan partai politik menggunakan identitas Islam untuk meraih dukungan pemilih, dengan menekankan nilai-nilai Islam dan moralitas dalam kampanye mereka.
• Pemilihan Umum: Pada pemilihan umum, isu-isu berbasis Islam sering menjadi strategi kampanye untuk menarik dukungan dari pemilih Muslim. Hal ini mencakup penekanan pada syariah, moralitas, dan kebijakan sosial berbasis Islam.
Peraturan Daerah dan Syariah
• Perda Syariah: Beberapa provinsi di Indonesia, seperti Aceh, telah menerapkan peraturan daerah (perda) syariah, yang mencerminkan pengaruh politik Islam dalam pembuatan kebijakan lokal. Perda ini mencakup berbagai aspek, termasuk hukum pidana dan hukum keluarga.
• Penerimaan dan Penolakan: Penerapan perda syariah sering menimbulkan perdebatan antara mereka yang mendukung penerapan hukum syariah dan mereka yang khawatir tentang dampaknya terhadap pluralisme dan hak asasi manusia.
Peran Media Sosial dan Teknologi
• Penyebaran Ideologi: Media sosial dan teknologi informasi telah menjadi alat penting bagi kelompok-kelompok Islam untuk menyebarkan ideologi mereka, mengorganisasi kampanye, dan mempengaruhi opini publik.
• Pengaruh Terhadap Publik: Media sosial juga memainkan peran dalam memperkuat narasi politik berbasis Islam dan memobilisasi dukungan untuk agenda-agenda tertentu.
Kebangkitan Islam politik di Indonesia mencerminkan dinamika yang kompleks antara nilai-nilai agama, politik, dan masyarakat. Sementara ada peningkatan dalam pengaruh politik berbasis Islam, hal ini juga menimbulkan tantangan dalam hal pluralisme, toleransi, dan hak asasi manusia. Proses ini memerlukan perhatian berkelanjutan untuk memahami dampaknya terhadap masyarakat Indonesia yang multikultural dan demokratis.
Saran dan rekomendasi
Mempelajari sejarah Turki Utsmani penting dengan secara mendalam, baik kejayaan maupun keruntuhannya. Salah satu penting dari kekhalifahan utsmani adalah toleransi terhadap berbagai etnis, agama, dan budaya wilayah kekhalifahan. Teladan nilai-nilai toleransi ini dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Hal ini akan memberikan wawasan yang lebih baik tentang peradaban Islam dalam konteteks sejarah dunia. Utsmani dikenal sebagai kekuatan ekonomi dan perdagangan yang besar pada masanya, strategi dan kebijakan ekonomi yang digunakan oleh utsmani membangun kesejahtraan dan kestabilan ekonomi, dan diterapkan prinsip-prinsip dalam konteks modern.
Kerajaan Turki Utsmani ini berdiri kurang lebih selama abad 20 dan lebih fokus pada masalah-masalah kemiliteran dan perluasan wilayah, dan pada saat itu bisa dikatakan bahwa sangat minim sekali perkembangan pendidikan pada masa itu. Kemajuan dan keuntuhan yang dialamai oleh kerajaan Turki Utsmani ini merupakan salah satu bukti bahwa pejuangan pemerintah dalam menegakkan peradaban Islam di negara itu.
Perubahan yang dicapai oleh para Sultan ditunnujkan untuk menjawab pertanyaan pada masa zaman abad ke-20. Dalam menjalankan pemerintahn pun Sultan-Sultan Turki Utsmani menekankan pemikiran pada bidang militer, budaya dan agama. Pada bidang militer dikatakan sangat baik, dan pemerintah pada saat itu mendirikan sekolah kemiliteran pertama kali di Turki, selain itu mendirikan percetakan dengan tujuan untuk memudahan dalam proses pembelajaran. Kemunduran Turki Utsmani pada saat ini disebabkan oleh salah satunya munculnya gerakan Nasionalisme, gerakan ini beredar tidak hanya di negara wilayah barat saja, namun juga beredar luas diwilayah Timur. Sehingga ini yang menyebabkan Turki Utsmani lepas satu persatu.
1 note · View note
gooselacom · 5 months ago
Text
Diberi Gelar Kehormatan Abang Betawi, LaNyalla Memaparkan Keberpihakan Konkret DPD RI untuk Masyarakat Adat
Diberi Gelar Kehormatan Abang Betawi, LaNyalla Memaparkan Keberpihakan Konkret DPD RI untuk Masyarakat Adat
Jakarta – Sebagai Lembaga Tinggi Negara yang mewakili daerah, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) memiliki komitmen yang jelas terhadap kepentingan seluruh daerah di Indonesia. Salah satunya adalah berkaitan dengan eksistensi masyarakat adat serta kerajaan dan kesultanan Nusantara. Hal itu yang disampaikan oleh Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di hadapan Dewan Adat…
0 notes
rupmoker · 5 months ago
Text
Tumblr media
Berjasa Lindungi Kekayaan Intelektual Jabar, Menkumham Yasonna Terima Gelar Kehormatan Masyarakat Adat Jabar
Kab. Bandung - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna H. Laoly menerima gelar kehormatan Masyarakat Adat Jawa Barat sebagai Sinatria Pinayungan, Selasa (24/07/2024).
Duta Sawala Baresan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Jawa Barat, Eka Santosa, menjelaskan gelar Sinatria Pinayungan diberikan karena para Olot (pemimpin masyarakat adat) menilai bahwa Yasonna telah memberikan banyak perhatian kepada perlindungan Kekayaan Intelektual di Jawa Barat.
"Menkumham banyak memberi perhatian terhadap Hak Perlindungan Kekayaan Intelektual, serta memiliki sikap rendah hati kepada masyarakat kecil," ucap Eka pada acara penganugerahan gelar kehormatan di Kawasan Ekowisata Alam Santosa, Kab. Bandung.
Pemberian gelar ini ditandai dengan pemasangan baju, iket, dan selendang adat, serta penyerahan kujang dan piagam yang diberikan oleh para Olot Jawa Barat.
Eka menyampaikan bahwa Yasonna telah menjadi representasi negara bagi masyarakat adat Jawa Barat, termasuk masyarakat yang selama ini merasa terpinggirkan.
"Masyarakat adat yang di pinggir, yang selama ini merasa termajinalkan, merasakan bahwa negara hadir di tengah-tengah mereka melalui kehadiran Menteri Hukum dan HAM dan perwakilan Kemenkumham di Jawa Barat," tambahnya.
Sementara itu menkumham menyatakan pemberian gelar adat ini merupakan kehormatan besar baginya, yang menunjukkan bahwa putra Nias ini kini telah menjadi bagian dari tataran masyarakat Sunda.
"Sungguh terima kasih. Saya sangat menghargai ini," tutur menkumham pada kesempatan yang sama.
Secara konstitusional, kata Yasonna, masyarakat adat itu diakui dalam konstitusi kita. Maka tugas kita untuk merawat dan menjaganya.
"Indonesia memiliki ratusan masyarakat adat. Sangat besar. Itu yang membuat Indonesia menjadi sebuah nusantara yang harus kita rawat," kata Yasonna.
"Terima kasih kepada para Olot yang telah terus menjaga budaya Sunda," tutupnya.
1 note · View note
wisatakotajakarta · 5 months ago
Text
Menelusuri Jejak Sejarah di Menara Syahbandar Museum Bahari
Menelusuri Jejak Sejarah di Menara Syahbandar Museum Bahari
Museum Bahari Jakarta yakni salah satu jejak peninggalan sejarah maritim Indonesia yang kaya. Terletak di kawasan pelabuhan tua Sunda Kelapa, museum ini menaruh jenis artefak dan kabar yang mencerminkan sejarah panjang perdagangan dan pelautan di Nusantara. Berdiri di tengah bangunan bersejarah dari masa kolonial Belanda, Museum Bahari memberikan wacana mendalam seputar peran laut dalam menyusun perekonomian dan adat istiadat Indonesia.
Museum ini bukan cuma tempat penyimpanan benda-benda maritim, melainkan juga sentra pelajaran sejarah bagi masyarakat biasa. Mengunjungi Museum Bahari tidak cuma membawa kita memandang masa lalu melewati koleksi artifak, tetapi juga memahami bagaimana laut dan perdagangan maritim menjadi identitas penting bagi bangsa Indonesia. Artikel ini akan membahas sejarah dan perkembangan Museum Bahari Jakarta, mulai dari awal pendirian sampai keadaan dikala ini.
Sejarah Awal
Sejarah Museum Bahari Jakarta berawal dari era kolonial Belanda, dikala wilayah ini diaplikasikan sebagai gudang penyimpanan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda pada abad ke-17. Gudang-gudang ini dirancang untuk menyimpan beraneka komoditi penting seperti rempah-rempah, kain, teh, dan kopi sebelum diekspor ke pelabuhan-pelabuhan di Asia dan Eropa. Terletak di dekat Sungai Ciliwung, gudang-gudang ini menjadi bagian penting dari rantai pasokan global.
Bangunan museum saat ini terdiri dari dua kategori gudang, merupakan gudang di tepi barat dan timur Sungai Ciliwung. Gudang-gudang di tepi barat yang adalah komponen dari rumit VOC sekarang diaplikasikan sebagai Museum Bahari. Dibangun dengan gaya arsitektur Belanda, gudang ini memiliki langit-langit tinggi dan ruang yang luas, mencerminkan kebutuhan akan penyimpanan yang aman dan efisien.
Seperti banyak bangunan tua lainnya di Jakarta, gudang-gudang ini sudah mengalami sejumlah renovasi sepanjang abad ke-17 dan ke-18 untuk menyesuaikan dengan meningkatnya volume barang yang masuk dan keluar dari Jakarta. Renovasi ini termasuk penambahan ruang penyimpanan, koreksi infrastruktur, dan adaptasi kepada kebutuhan logistik modern pada masa itu.
Pengaplikasian Selama Jangka Perang
Pada mulanya, gudang-gudang VOC di kawasan Sunda Kelapa betul-betul penting untuk pengepakan rempah-rempah, kain, teh, dan kopi yang kemudian diekspor ke beragam belahan dunia. Pengelolaan VOC berakhir pada akhir abad ke-18, dan wilayah tersebut mengalami bermacam-macam perubahan fungsi dan keadaan selama periode selanjutnya.
Selama Perang Dunia II, ketika Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang, gudang-gudang ini diambil alih dan digunakan oleh militer Jepang sebagai daerah penyimpanan logistik. Pengaplikasian oleh Jepang menandai masa susah di mana banyak infrastruktur mengalami kerusakan pengaruh perang brutal dan perubahan kebijakan ekonomi yang drastis.
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, bangunan-bangunan ini mengalami masa transisi kepemilikan. Pemerintah Indonesia mengambil kendali atas banyak properti yang dulunya dimiliki oleh penjajah, termasuk gudang-gudang di wilayah Sunda Kelapa. Selama permulaan kemerdekaan, tempat ini diterapkan oleh beragam lembaga negara untuk penyimpanan sampai walhasil pada tahun 1970-an, ada inisiatif untuk melestarikan bangunan bersejarah ini.
Lewat restorasi yang jitu dan pengolahan ulang fungsi, tiga dari empat bangunan gudang dipakai sebagai Museum Bahari semenjak tahun 1977. Transformasi ini menandai kebangkitan kembali wilayah hal yang demikian sebagai laman bersejarah yang bukan hanya merepresentasikan masa lalu maritim Indonesia, tapi juga menjadi sentra edukasi tradisi dan sejarah bagi generasi akan datang.
Perkembangan dan Renovasi
Transformasi gudang-gudang bersejarah ini menjadi Museum Bahari tak terjadi dalam semalam. Pada tahun 1970-an, pemerintah Indonesia menyadari skor sejarah luar biasa yang dimiliki oleh bangunan ini dan memulai proyek restorasi besar-besaran. Proyek ini bertujuan tak cuma untuk memulihkan kondisi jasmaniah bangunan tetapi juga untuk menyiapkan fungsinya sebagai museum yang mampu menjelaskan kekayaan sejarah maritim Indonesia.
Renovasi pertama terjadi pada tahun 1976 dengan proyek restorasi besar yang melibatkan koreksi struktural dan keindahan bangunan. Karakteristik arsitektur kolonial Belanda dipertahankan dengan sungguh-sungguh baik, termasuk langit-langit tinggi, balok kayu besar, dan jendela-jendela besar yang memungkinkan peredaran udara alami. Renovasi ini penting untuk menentukan bahwa bangunan bisa bertahan lama dan konsisten aman bagi pengunjung.
Pada tanggal 7 Juli 1977, bangunan ini legal dibuka sebagai Museum Bahari. Pembukaan ini menandai awal baru bagi bangunan tua ini, yang sekarang tidak cuma menjadi ikon sejarah namun juga tempat pembelajaran dan penelitian seputar warisan maritim Indonesia. Tiap-tiap bagian dari museum ini dirancang untuk memberikan pandangan mendalam seputar pelbagai aspek maritim, dari teknologi navigasi hingga budaya dan kehidupan pelaut.
Semenjak pembukaannya, Museum Bahari sudah mengalami sebagian fase pembetulan dan peningkatan fasilitas. Ini termasuk penambahan galeri baru, peningkatan mutu pameran, dan pembaruan berita untuk memutuskan pengalaman pengunjung yang lebih baik. Renovasi terus-menerus ini mencerminkan janji untuk menjaga dan memelihara sejarah maritim yang penting bagi identitas bangsa.
Koleksi dan Pameran Utama
Museum Bahari Jakarta merupakan rumah bagi koleksi yang luar umum yang memberikan ilustrasi menyeluruh seputar sejarah maritim Indonesia. Salah satu energi tarik utama museum ini yaitu koleksi replika dan contoh kapal tradisional dari pelbagai tempat di Nusantara. Pengunjung bisa melihat replika kapal pinisi yang terkenal dari Bugis, kapal perang kora-kora dari Maluku, dan kapal kayu dari era Majapahit yang menurut relief di Candi Panataran.
Selain replika kapal, museum ini juga menampilkan beraneka alat navigasi yang digunakan oleh pelaut Indonesia pada masa lalu. Alat-alat seperti sextant yang dipakai untuk navigasi astronomi, alat penunjuk arah tradisional, dan peta angkatan laut Indonesia dari beraneka jangka waktu sejarah dipamerkan dengan rapi. Pameran ini tak hanya menampilkan teknologi navigasi melainkan juga mengilustrasikan kemajuan maritim yang sudah dicapai oleh bangsa Indonesia semenjak zaman dulu.
Galeri foto dan dokumentasi maritim juga menjadi komponen penting dari koleksi museum. Pengunjung dapat memandang foto-foto unik yang membuktikan kehidupan pelaut, pelabuhan, dan kapal dari bermacam-macam era. Salah satu pameran yang menarik ialah koleksi foto dari zaman kolonial yang menonjolkan kegiatan di pelabuhan Sunda Kelapa dan cara kerja bongkar muat barang dagangan.
Museum Bahari juga menunjukkan pameran ekologi maritim yang menandakan keanekaragaman hayati laut Indonesia. Pameran ini meliputi display flora dan fauna maritim, termasuk koleksi unik seperti kerang raksasa, ikan yang diawetkan, dan beragam spesimen laut lainnya. Edukasi perihal konservasi laut juga menjadi bagian integral dari pameran ini, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut.
Tidak hanya itu, museum ini juga memamerkan seni dan kebiasaan maritim seperti peralatan memancing tradisional, seni ukir perahu, dan alat-alat yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir. Koleksi ini memberikan wawasan tentang bagaimana laut sudah membentuk budaya dan kehidupan sosial masyarakat di pelbagai wilayah Indonesia.
Dengan seperti itu banyaknya koleksi yang dipamerkan, Museum Bahari Jakarta memberikan pengalaman yang kaya dan mendalam bagi pengunjung yang berharap memahami lebih jauh perihal sejarah dan kultur maritim Indonesia.
Tragedi Kebakaran Tahun 2018
Pada tanggal 16 Januari 2018, Museum Bahari mengalami tragedi yang menghancurkan, yakni kebakaran besar yang menghanguskan beberapa besar rumit museum dan barang-barang koleksinya. Kebakaran ini terjadi pada pagi hari dan dengan pesat menyebar ke seluruh komponen gedung yang terpenting terbuat dari kayu, akibat korsleting listrik.
Akibat dari kebakaran ini betul-betul besar, baik dari segi lahiriah ataupun mental. Sejumlah besar artefak bersejarah yang bernilai tinggi hilang dalam kebakaran tersebut, termasuk sebagian koleksi replika kapal dan artefak maritim lainnya. Selain itu, beberapa komponen dari struktur bangunan yang berusia ratusan tahun juga rusak parah.
Menyusul kebakaran hal yang demikian, ada upaya keras untuk menyelamatkan dan mengamankan barang-barang koleksi yang tersisa. Regu penyelamatan bekerja tanpa henti untuk memulihkan apa yang dapat diselamatkan dari reruntuhan. Barang-barang yang sukses dievakuasi kemudian dibawa ke daerah yang lebih aman untuk diperbaiki dan direstorasi bila memungkinkan.
Kebakaran ini membawa perhatian besar dari masyarakat dan pemerintah, mengingat pentingnya Museum Bahari sebagai pusat sejarah maritim dan warisan budaya. Setelah insiden hal yang demikian, ada dorongan untuk meningkatkan standar keamanan dan pemeliharaan untuk mencegah kejadian serupa di masa akan datang. Pemerintah dan berjenis-jenis institusi kebiasaan bekerja sama untuk merencanakan restorasi dan pemulihan museum, dengan tujuan mengembalikan kejayaannya sebagai salah satu ikon bersejarah Jakarta.
Pengunjung yang datang sesudah kebakaran masih dapat melihat sebagian koleksi yang berhasil diselamatkan dan dipamerkan kembali. Walaupun pengaruh kebakaran masih terasa, upaya pemulihan terus dikerjakan, dan museum konsisten membuka pintunya bagi publik sebagai daerah pelajaran dan refleksi seputar kekayaan maritim Indonesia.
Insiden kebakaran ini menjadi pengingat akan pentingnya konservasi dan perlindungan kepada situs-website bersejarah, serta pentingnya mendukung upaya pemulihan supaya Museum Bahari bisa terus menginspirasi generasi akan datang.
Signifikansi Ekonomi dan Istiadat
Museum Bahari Jakarta tak cuma mempunyai nilai sejarah yang mendalam, tetapi juga memainkan peran penting dalam ekonomi dan adat istiadat Indonesia dikala ini. Sebagai pusat edukasi dan liburan, museum ini menarik ribuan pengunjung tiap-tiap tahunnya, bagus lokal ataupun mancanegara. Dengan demikian, Museum Bahari berkontribusi signifikan pada sektor pariwisata Jakarta dan memperkuat citra kota sebagai destinasi liburan bersejarah.
Aktivitas ekonomi, museum ini memberikan pengaruh positif dengan mewujudkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, bagus dalam bidang pariwisata, pemeliharaan bangunan, ataupun edukasi. Kecuali seperti tur pemandu, penjualan karcis, dan warung suvenir di sekitar museum ikut mendorong perekonomian lokal. Selain itu, museum ini kerap menggelar pameran, acara kultur, dan seminar yang menarik pengunjung dan pelajar, membangkitkan ketertarikan serta memupuk kesadaran akan sejarah maritim bangsa.
Dari perspektif budaya, Museum Bahari yaitu jendela yang membuka pandangan terhadap kekayaan tradisi maritim Indonesia. Pameran dan koleksi di museum ini membuktikan beragam aspek kehidupan maritim yang tidak hanya berhubungan dengan teknologi dan perdagangan, tetapi juga seni, mitologi, dan kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir. Kecuali replika kapal tradisional, alat navigasi kuno, dan artefak maritim lainnya memberikan gambaran komprehensif perihal bagaimana laut telah menjadi bagian integral dari identitas nasional bangsa.
Kecuali itu, museum ini berfungsi sebagai tempat pelestarian tradisi maritim yang sekarang semakin tergerus oleh modernisasi. Dengan menonjolkan pentingnya laut dalam perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia sejak masa lampau sampai kini, Museum Bahari mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem laut dan keberlanjutan sumber energi maritim.
Kesadaran akan peran penting laut yang diangkat oleh museum ini juga menginspirasi generasi muda untuk mempelajari sejarah dan kultur maritim lebih dalam. Edukasi melewati pameran interaktif, tur pendidikan, dan program-program komunitas yang diadakan oleh museum betul-betul berharga dalam menyusun pemahaman kritis mengenai pentingnya laut bagi kelangsungan hidup bangsa.
Dalam jangka panjang, Museum Bahari diharapkan terus memainkan peran vital dalam memperkenalkan dan melestarikan kekayaan sejarah maritim Indonesia, sembari menunjang upaya pengembangan pariwisata dan ekonomi kultur yang berkelanjutan.
Fasilitas dan Pengalaman Pengunjung
Museum Bahari Jakarta menawarkan bermacam-macam fasilitas yang dirancang untuk memberikan pengalaman yang menyeluruh dan edukatif bagi pengunjung. Sebagai destinasi liburan bersejarah, museum ini berusaha menetapkan bahwa setiap pengunjung mendapatkan wawasan yang mendalam perihal warisan maritim Indonesia. 
Tetap fasilitas yang tersedia di museum ini meliputi:
1. Galeri Pameran Wisata:
   Galeri ini memperlihatkan koleksi tetap museum, termasuk replika kapal tradisional, alat navigasi, peta angkatan laut, artefak maritim, dan pameran flora dan fauna laut. Pembagian ruang pameran yang sistematis memudahkan pengunjung untuk meniru alur cerita sejarah maritim Indonesia.
2. Pemandu Kios:
   Museum Bahari menyediakan pemandu wisata yang berpengetahuan luas perihal sejarah dan koleksi museum. Pemandu menolong membeberkan setiap pameran dengan rinci dan menjawab pertanyaan pengunjung, sehingga kunjungan menjadi lebih bermakna dan informatif.
3. Fasilitas Edukasi:
   Museum ini menawarkan program edukasi, termasuk tur untuk pelajar, workshop, dan seminar seputar sejarah maritim. Program-program ini dirancang untuk melibatkan pengunjung dari bermacam-macam umur dan latar belakang, serta memupuk atensi pada sejarah dan tradisi maritim.
4. Perpustakaan dan Arsip:
   Perpustakaan di dalam museum menyediakan pelbagai bahan bacaan seputar maritim, sejarah Indonesia, dan penelitian ilmiah. Fasilitas ini sangat berguna bagi peneliti, pelajar, dan siapa saja yang tertarik memperdalam pengetahuan mereka tentang topik maritim.
5. Toko Suvenir:
   Warung ini menjual berbagai suvenir unik yang berkaitan dengan tema maritim, seperti miniatur kapal, buku sejarah, dan barang-barang kerajinan tangan. Toko suvenir menjadi kesempatan bagus bagi pengunjung untuk membawa pulang kenang-kenangan dari Museum Bahari.
6. Rehat Resto dan Minggu:
   Untuk kenyamanan pengunjung, museum juga menyediakan zona rehat komplit dengan kafe yang memperkenalkan berjenis-jenis makanan dan minuman ringan. Pengunjung dapat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan eksplorasi di museum.
7. Menara Syahbandar:
   Menara amati ini menyediakan pemandangan menawan ke arah Pelabuhan Sunda Kelapa dan sekitarnya. Dari sini, pengunjung dapat melihat aktivitas di pelabuhan dan menikmati suasana masa lalu saat wilayah ini masih aktif sebagai sentra perdagangan maritim.
Museum Bahari buka dari hari Selasa sampai Ringkasan, pukul 08:00 sampai 16:00. Harga karcis masuk cukup terjangkau dengan kelompok khusus untuk si kecil-buah hati, pelajar, dan dewasa. Untuk menempuh museum, pengunjung dapat menggunakan beraneka sarana transportasi biasa dari sentra Jakarta, termasuk bus, taksi, serta pilihan bepergian yang lebih menarik seperti naik perahu ke pelabuhan terdekat.
Dengan bermacam-macam fasilitas dan koleksi menarik, Museum Bahari Jakarta menawarkan pengalaman yang menyeluruh, edukatif, dan menginspirasi bagi seluruh pengunjungnya.
Lewat
Museum Bahari Jakarta yakni permata terselubung di antara banyak destinasi bersejarah di Jakarta. Melalui koleksi yang kaya dan bermacam-macam, museum ini memberikan pandangan mendalam perihal sejarah maritim Indonesia yang panjang dan berkelok. Bangunan bersejarah yang dulunya dipakai oleh VOC untuk penyimpanan rempah dan komoditas lainnya kini menjadi sentra edukasi dan pelestarian budaya maritim yang penting.
Sejarah panjang museum ini, mulai dari fungsinya sebagai gudang penyimpanan pada masa kolonial Belanda sampai masa pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, memperlihatkan betapa signifikan peran kawasan ini dalam ekonomi dan perdagangan global. Transformasi gudang-gudang ini menjadi museum pada tahun 1977 menandai upaya serius untuk menjaga dan memelihara warisan sejarah yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia.
Tragedi kebakaran pada tahun 2018 menjadi peristiwa kritis yang mengingatkan kita betapa rentannya warisan adat istiadat dan sejarah kita. , upaya pemulihan yang terus berlangsung, serta dedikasi para pengelola dan pendorong museum, memperlihatkan komitmen kuat untuk melestarikan dan membangun kembali kejayaan Museum Bahari.
Sebagai destinasi tamasya dan edukasi, Museum Bahari mempunyai peran penting dalam pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Fasilitas yang ditawarkan, mulai dari pameran interaktif sampai program edukasi dan perpustakaan, memutuskan museum ini dapat terus menginspirasi generasi mendatang seputar pentingnya sejarah maritim Indonesia. Pengunjung dari bermacam-macam lapisan masyarakat bisa belajar dan menghargai kekayaan adat istiadat maritim yang sudah menyusun identitas bangsa ini.
Pada walhasil, Museum Bahari Jakarta bukan cuma sekadar tempat untuk memandang artefak bersejarah, tetapi juga daerah untuk merenung dan menghargai perjalanan panjang negara ini lewat laut. Museum ini penting dalam menjaga memori kolektif bangsa dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan maritim untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan peningkatan dan restorasi berkelanjutan, diinginkan Museum Bahari Jakarta dapat terus menjadi sumber ide dan pengetahuan bagi semua pengunjungnya. Mengunjungi Museum Bahari merupakan pengalaman yang tidak cuma edukatif tetapi juga mengharukan, mengingatkan kita pada masa lalu sembari memberikan keinginan untuk masa depan.
museum bahari jakarta
0 notes
turisiancom · 5 months ago
Text
TURISIAN.com - Pulau Kalimantan, salah satu wilayah yang kaya akan jejak budaya, menyimpan warisan yang tak lekang oleh waktu. Dihuni mayoritas oleh Suku Dayak, pulau ini menjadi pusat kebudayaan yang masih lestari hingga kini. Berbagai desa adat di Kalimantan menjadi bukti nyata bagaimana tradisi dan kearifan lokal tetap dijaga dan dilestarikan. Sekaligus menjadi inspirasi bagi perkembangan desa wisata di seantero pulau. Desa-desa adat di Kalimantan tidak hanya menjadi tempat pelestarian tradisi, tetapi juga wadah edukasi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. BACA JUGA: Festival Seni Qasidah di Kalimantan Tengah Media Dakwah Efektif Mereka yang berkunjung dapat merasakan atmosfer jejak budaya Dayak yang begitu kental, dengan ornamen ukiran khas yang menghiasi setiap sudut rumah. Ini menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung yang ingin menyelami lebih dalam kekayaan budaya Suku Dayak. Desa Pampang Pedesaan Adat Pampang, yang diresmikan sebagai desa adat pada tahun 1991, menjadi salah satu destinasi budaya paling terkenal di Kalimantan. Berlokasi di Sungai Siring, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, desa ini menjadi pusat pelestarian budaya Dayak. Khususnya Suku Dayak Apokayan dan Dayak Kenyah. BACA JUGA: Bontang Kuala, Pelopor Desa Wisata di Kalimantan Timur Rumah Lamin Adat yang megah dengan panjang sekitar 40-15 meter dan tinggi 3 meter menjadi daya tarik utama. Dibangun dari kayu ulin dengan ukiran khas berwarna hitam, putih, dan kuning, rumah ini memancarkan keanggunan yang tak tergantikan. Sementara  itu, Desa Pampang juga dikenal dengan Upacara Junan, ritual tradisional yang telah berlangsung ratusan tahun. Desa Lekaq Kidau Di Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Desa Adat Lekaq Kidau menyajikan keunikan budaya Suku Dayak Kenyah. Tradisi yang paling mencolok di desa ini adalah cuping telinga panjang, sebuah tanda status sosial yang dikenakan sejak bayi. Warga desa juga kerap terlihat memakai Seraung, topi rajut dari daun palem yang menjadi ciri khas Suku Dayak Kenyah. BACA JUGA: Tiga Wisata Susur Sungai di Pulau Kalimantan yang Mesti Dicoba Sensasinya Pulau Sapi Terletak di Kecamatan Mentarang, Malinau, Kalimantan Utara, Desa Adat Pulau Sapi adalah rumah bagi Suku Dayak Lundayeh. Keunikan desa ini terletak pada rumah-rumahnya yang berwarna-warni serta dua patung replika buaya di Balai Adat. Setiap tahun, desa ini menjadi tuan rumah Festival Aco Lundayeh, ajang seni dan budaya yang melibatkan komunitas Lundayeh dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. BACA JUGA: Hudoq, Tarian Mistis Penuh Makna Khas Suku Dayak Kalimantan Timur Bung Kupu’ak Berbatasan langsung dengan Malaysia, Desa Adat Bung Kupu’ak di Jagoi Babang, Kalimantan Barat, adalah salah satu desa tua bagi Suku Dayak Bidayuh. Desa ini dikenal dengan tradisi Gawia Sowa, upacara syukur atas hasil panen yang juga tercatat sebagai salah satu dari 101 Karisma Event Nusantara (KEN) 2024. Dalam festival ini, pengunjung dapat menyaksikan beragam seni dan budaya, termasuk ritual, tari-tarian, dan berbagai kearifan lokal yang mencerminkan kehidupan masyarakat Dayak Bidayuh. Desa Miau Baru Desa Miau Baru di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, menjadi salah satu pusat kebudayaan Suku Dayak Kayan. Kawasan  ini dikenal dengan Gerbang Lekan Maran yang menggambarkan kesenian Dayak Kayan melalui ukiran kayu ulin yang kokoh. BACA JUGA: Kereta Otonom Tanpa Rel Disiapkan untuk Rapat Kabinet Paripurna di IKN Desa ini juga mempertahankan keunikan ragam tarian dan seni yang menjadi identitas kuat masyarakat Suku Dayak Kayan. Kelima desa adat ini bukan hanya melestarikan warisan budaya. Tetapi juga membuka pintu bagi para pengunjung untuk menyelami kekayaan tradisi yang telah terjaga selama berabad-abad. Bagi yang ingin merasakan langsung kehidupan dan kearifan lokal Suku Dayak, desa-desa ini adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Banyak jejak budaya yang ditinggalkan.
0 notes
kantorberita · 6 months ago
Text
Konflik Lahan Masyarakat Adat Serawai Semidang Sakti dengan PT PN VII Kembali Memanas
Konflik Lahan Masyarakat Adat Serawai Semidang Sakti dengan PT PN VII Kembali Memanas KANTOR-BERITA.COM, SELUMA|| Konflik lahan yang melibatkan masyarakat adat Serawai Semidang Sakti dan PT Perkebunan Nusantara VII (PT PN VII) kembali memanas di Desa Pring Baru, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Sengketa ini telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, menyisakan ketidakpastian bagi warga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
fanany1966 · 8 months ago
Text
Tumblr media
PAKU EMAS...
.
.
Sebuah kepercayaan turun temurun dari trah leluhur di tanah Nusantara.
Di ceritakan juga tentang TUGU MONAS di rancang sebagai PAKU BUMI, Ada juga yang mengatakan Lingga Yoni ( Lambang Kehidupan ).
Para pinisepuh di era suatu jaman sangat penting memakai PAKU EMAS untuk membangun rumahnya.
Di letakkan di tiang penyanggah kuda-kuda rumah, tentu ada sebuah doa dan pengharapan kebaikan pada penghuni rumah, bahkan ada sebuah dongeng yang berkembang :
Agar rumah tentram, mudah mencari sandang-pangan juga ada harapan dan doa untuk Tolak bala.
Kadang paku emas juga di taruh di gawangan pintu masuk rumah termasuk ada Tapal Kuda, Kupat, Padi Jawa.
Sebagian masyarakat kecil sebagai pedagang di pasar, kadang juga menggunakan Paku Emas sebagai kepercayaan agar dagangannya laku.
Adat seperti ini banyak kita dapatkan di daerah Jawa.
Selain di pergunakan seperti saya sebutkan diatas, Emas banyak juga di pakai untuk SUSUK.
Susuk emas seperti paku mas namun tidak pakai kepala pakunya, di letakkan di tengah dahi antara kedua alis mata (Cakra Asnan) yang mendekati letak Cakra Mahkota (lLetak peletupan gelombang frekuensi).
Kala itu orang tidak banyak yang mengerti secara Ilmiah hanya lewat dongeng dan di kerjakan oleh seseorang yang memiliki kemapuan Spiritual.
Dan cerita yang berkembang kala itu : Pasang susuk agar BERIBAWA, di kasihi atau di cintai orang banyak, wajah biar nampak awet muda dan lain-lain.
Bagi seorang Sepiritual atau paranormal susuk di gunakan juga sebagai sarana kontak jarak jauh termasuk dengan dunia alam lain (Maya).
Karena cerita cenderung yang berkembang menjurus pada hal mistis maka hal tersebut menjadikan Kontras dalam kehidupan di masyarakat modern.
Termasuk ramainya orang mencari BESI KUNING sebagai kekuatan yang bernuansa Sepiritual.
Orang tak pernah berfikir bahwa BESI KUNING yang di maksud adalah EMAS bisa jadi maksudnya PAKU EMAS.
Bangunan Belanda terutama yang tinggi ujung penangkal petirnya juga terbuat dari tembaga yang di lapisi emas, kebawah tembaga di tanam ketanah berfungsi penetral medan listrik.
Setelah jaman berkembang,dunia barat melirik fungsi Emas terutama Susuk sebagai bagian penelitian maka di sebut lah Emas sebagai KONDUKTOR penghantar juga penangkap medan frekwensi terbaik.
Belanda menggunakan Konduktor Tembaga sebagai bagian dari mengalirkan LISTRIK.
Hari hari ini kabel Tembaga tersebut banyak di gantikan oleh bahan Alumunium.
Beranjak sesuai dengan jaman, emas di pergunakan untuk sarana komunikasi lewat gelombang frekuensi Hp Android, lebih mahal harga Hp nya,tentunya kandungan emas pun lebih kuat.
Alangkah bijaksananya Para Pinisepuh kita, jauh kebelakang mereka sudah menemukan RUMUS Emas sebagai Penghantar dan penangkap Medan gelombang frekuensi ( konduktor ),dan di pergunakan sesuai dengan kebutuhan frekuensi keperuntukannya.
Ketidak mengertian secara Ilmiah tentang fungsi nya maka banyak orang cendrung berbicara dongeng Mitos Mistis.
Maka tak heran bila di toko emas banyak orang mencari paku emas termasuk di dunia Online.
Semoga tulisan ini menjadi kan kita Bangsa yang cerdas juga Bijaksana.
Segala sesuatu akan baik di tangan orang yang berfikir Positif dan akan menjadi jelek di tangan orang yang berfikir Negatif.
#AFR
0 notes