#Malang Jazz Festival
Explore tagged Tumblr posts
Text
Third Visit to Bromo, and a Middle School Interlude
I'm not surprised that my blog posts are becoming more irregular. There are a few reasons. I'm more comfortable in Malang, Java and Indonesia now, so I'm not sitting around quite as much as I did in the first months. Last weekend, I went up to Mt. Bromo for three nights. It's still the rainy season and I was taking a chance that the conditions would be poor again, but going up for that period of time gave me the opportunity to rush up to the caldera whenever there was a break in the clouds. So, I stayed in a nice hotel - the Jiwa Jawa Resort - quiet (for the most part, details further down), with good food, and an interesting photographic art gallery in the lobby and the restaurant. There is even a room of dozens of old cameras. So somebody in management likes photography. I gather that this resort also has a jazz festival in the spring, at a lovely amphitheater on their property. The temps are cold at night, and the rooms don't have any heat, but the blankets were thick and warm, and it is nice to get away from the swelter of the lowlands. Luckily, the clouds broke on my first morning there, so I hiked about 3 km uphill (and I mean STEEP). It was a real workout. I took plenty of pics of the terraced farms, the flowers, the green trees, the blue sky. Then I had the whole caldera at my feet, with thick high clouds offering a strong contrast to the blue sky and green and gray ground, as well as casting shadows on the volcanic cones. A fantastic vision, although I was not so high up that I could see Mt. Semeru to the south. But shortly after I started walking back down (and I mean STEEP), the fog crept up the hillside and the whole mountain side was cast in mist. That mist held and worsened over the next 36 hours, so I was lucky I had any clear skies at all. The rain started falling that afternoon and kept falling until my last morning. But I was well provided for with food and drink at the hotel restaurant, and I had my guitar, my collage kit, and a book. So I just took it easy. If I'd stayed home, I would have been sitting around too, so I felt nice to be sitting around somewhere else! The second evening did have one kink in it. I had finished my dinner and was settling in for the evening, in fact, I had fallen asleep. When I went to bed at 9:30, I could hear my next door neighbors talking, but it wasn't disruptive...until after midnight. I guess they'd been drinking for those intervening hours and they woke me up with much louder talking, which was basically arguing, and crying and some crashing about. At one point the woman ran out of the room in tears, slamming the door, and things quieted down for a short while. But then she returned and knocked on their door, and he let her in and they recommenced their public display of recriminations. I called the front desk and complained, but the scene played out for another hour or so. Pretty pathetic. But I was able to get some sleep after all. I asked at the front desk the next morning if I could switch rooms. There weren't that many people at the hotel, but I was stuck next to the drunken honeymooners. They accommodated me quite nicely with an upgrade to a fancy room where I spent my last evening. All was well. But when I returned home to Malang, I have to say, I felt a bit disconsolate. That's another reason I haven't written as much fo rthis blog. My work situation is unenviable. The school, the administration, seem to care not the slightest what I do. I'm sure I mentioned some things in previous posts about expectations having been disappointed. This semester it seems they will ask even less of me. I asked for 3 or 4 classes of my own. They've given me one. That's all I have, well, I'll get into the other thing soon. One class on campus, two days a week, total 3 hours. Of course, there's some prep and grading, but I could hardly do less. They've talked about having me host different sessions at the school library or the writing center, but nothing has come up yet. The one thing they set up for me is 4 days a local Catholic Middle School. Now, my detached feeling about this is, "WTF?!?! Are you kidding me?!" But my actual feeling was, "I'll do it because I have so little else to do." So I've taught two days of 8th grade classes, and will finish my second day of 9th grade classes tomorrow. It's not been all pleasant. There is a reason why I never taught in middle school before - I have no (little) patience for 14 year olds. Who does? But the kids are polite, and the teachers at the school have shown far more appreciation for my presence than the university teachers. Still, it's a boondoggle. Tomorrow, I'll bring my guitar and play a song or two for the classes and then for a more general audience. This is a mascot situation, but I like to sing and play, so I'll enjoy it, and then I'll never have to deal with it again - hopefully. And tomorrow after school, I'll take a car to a new town, Blitar, where I'll spend another three nights in a decent hotel, relaxing, eating well, going to temples, waterfalls, a volcano and the beach. Plenty yet to discover of Java.
0 notes
Text
Ngobrol Bareng Kathampi!! [Sebuah Wawancara Ekslusif]
Bulan Agustus lalu, dunia maya digegerkan dengan munculnya sebuah single dari band yang juga baru muncul namanya ke permukaan, Kathampi dengan single-nya berjudul “Hilang”.
Cukup menarik perhatian saya, karena mereka adalah orang-orang yang sebetulnya tumbuh di era 90-an, munculnya mereka membuat grup musik ini, tentunya membawa vibes popular song ke era milenial.
Saya mendapat kesempatan untuk mengobrol santai dan menggali informasi tentang Kathampi dan single baru mereka:
[Podcast interview sesi 1]
Kathampi itu siapa aja sih?
Phano: Nama saya Phano, saya main drum, kegiatan lain jadi tukang masak. Tapi, mendingan nge-band sih, kalo masak mah bakat, bakat ku butuh… Hahahahha… Sempet jadi additional tahun 2001 sama Tere, Audi juga. Pernah punya band, tapi ga pernah sekeren Kathampi… Hahahahahaha…
Putri: Namaku Putri Widya R sebagai vokalis. Dulu waktu SMA pernah punya band tapi bukan sebagai vokalis, selalu dibelakang. Putri bisa main suling, harmonika, gitar dan keyboard. Kalo ditanya perasaan… Seneng banget, dari dulu kalo ditanya, pengennya kerja dan menjalani pekerjaan itu sesuai passion, pengen jadi penyanyi. Kalo ditanya mending jadi guru apa nge-band… Mending sekarang dijalani aja, nge-band. Hahahahahha…. Kalo ditanya mending jadi solo apa vokalis band, aku pilih Jadi vokalis band sih, karena lebih challenging.
Cai: Nama gue Erlangga Putra P, dipanggil Cai, di Kathampi sebagai gitaris. Karena gue ga bisa maen bass, jadi ya maen gitar aja lah. Kalo maen musik dari SMP, kenal musik dan nge-band, jadi gitaris, sempet jadi vokalis. Agak serius maen musik pas SMA kelas 3, maen band, muter-muter radio. Serius maen band di Bandung bawain alternative rock; Incubus, Hoobastank bareng Handy nge-band tahun 2005, kalo ketemunya sekitar akhir 2004. Pertemuan dengan Phano dan Putri membuat ingin serius lagi nge-band, serius dengan next level, yang sekarang udah tau lah arahnya mau kemana.
Handy: Saya Handy Hadiwikarta, di Kathampi maen gitar juga nemenin Cai, ngasih contekan ke Cai. Hahahahahaha…… Pernah ikut festival waktu di Sulawesi, jadi pemain gitar terbaik. Pengalaman mengikuti festival di Australia, yang paling berkesan apresiasi orang-orang disana yang menghargai orang kaya Handy.
Bassist Kathampi?
Cai: Sederhana aja sih, kalo ada bassist, nanti penghasilan dibagi lima. Kan, mendingan dibagi empat, jadi ga usah ada koma… Hahahahahhaha….. Belum menemukan bassist yang tepat, jadinya banyak dibantu sama temen-temen seperti Paul Parulian (The Suitcase), Wima (J-Rock) mereka ngisi di beberapa lagu Kathampi.
[Podcast interview sesi 2]
Kenapa “Kathampi”?
Cai: Mau ngambil sesuatu yang ada roots-nya, personil semua berdarah sunda. Gue pilih Kathampi, walaupun namanya kampungan tapi maknanya bagus, artinya “diterima”. Bahasa Hindie artinya “cerita”. Biar Kathampi bisa menjadi sebuah cerita yang diterima.
Kapan Kathampi lahir?
Cai: Lahir 19 Oktober atau September tahun 2019 biar angkanya bagus, biar pas. Hahahaha…
Cerita awal lahirnya Kathampi?
Phano: Mulai produksi saat pandemi, jadi lebih produktif, nulis lagu, tes vokal.
Cai: Cai kan bareng sama Handy, ketemu Phano karena kita sepupuan. Sebetulnya udah lama prediksi Putri jadi vokalis band Cai, tapi ga mau kasih pressure.
Putri: Gue dikasih pe er lagu…
Cai: Menurut orang lain suaranya bagus, tapi Putri sendiri ga pede nyanyi. Cukup lama buat meyakinkan Putri kalo suaranya bagus.
Genre Kathampi? Memungkinkan ga membawakan lagu dari genre lain?
Handy: Ya paling jadi kasidahan, maen gabus di karpet… Hahahhahaha…
Cai: Pop rock, biar terkesan macho.
Handy: Terkesan dewasa.
Phano: Terkesan gagah.
Cai: Pop disini bukan genre, tapi asosiasi orang akan sesuatu yang “populer”. Kita ga kotak-kotakin genre, klise sih, tapi buat gue yang penting popular. “Mungkin ga bawain yang lain? Tungguin aja albumnya…” Hahahahhaha….
Phano: Konsep masih perkenalan, Cai sampe nanya pas kita mau bikin video klip, “Ini serius banget?”.
Cai: Kita keluarin sesuatu yang semua orang bisa nerima, karena kan lagi pandemi. Kita ga punya ekspektasi lebih, namanya orang mau berkarya, ya keluarin aja walaupun dengan budget sendiri.
Kenapa lagu “Hilang” yang jadi single awal?
Cai: Pertimbangan teknis dan non-teknis. Dari sisi teknis, mengingat warna vokal, Putri paling siap secara teknis dari lagu ini, kebanyakan nyanyi lite folk jazz. Kathampi ini vibe-nya 90’s, tapi sound atau aransemen musik sih enggak. Dari sisi non-teknis sebagai perkenalan yang sederhana dan tidak terlalu ngoyo supaya orang mudah nerima.
Handy: Kena ke semua umur.
Phano: Iya rata2 gitu.
Putri: Iya, setelah didengerin, kok enak ya….
[Podcast interview sesi 3]
Makna lagu “Hilang” untuk setiap personil?
Phano: Lagu ini dibuat di rumah Ibunya Cai. Pada saat Cai bikin notasi, gue lagi galau, hampir 90% cerita tentang gue. Intinya udah lama ga ketemu sama seseorang, akhirnya ketemu, ga usah berfikir macam-macam, kita jalanin berdua, nikmati berdua, melayang berdua. “Rasa ga mungkin hilang”, maksud disini ya bukan hilang dalam arti sebenernya, pokonya kata cowonya “Hilangkan semua ragu lo”.
Putri: Pas baca liriknya, interpretasinya sama sih dengan kak Phano, mungkin dulunya pernah bareng, pernah berpisah, trus ada moment ketemu, tapi ada keraguan either cewe atau cowonya. Pas dengerin lagu itu, walaupun bukan kisah pribadi Putri, tapi feel-nya dapet. Feel untuk ngerti tentang gimana si cowo ini berusaha untuk meyakinkan cewenya tuh dapet. Dan pas bawain lagunya, gue berusaha menyelaminya. Sebenernya lagu ini sedih, tapi ada perasaan harapan, perasaan relieve, tapi masih diambang, ini bakal berhasil atau enggak ya… Semoga saja happy ending.
Cai: Kebetulan yang bikin notasinya gue, gue kasih Phano, waktu bikin lirik lewat gue dulu, cocok ga nih sama notasi. Sebelum gue kasih Putri, gue nyanyiin dulu. Yang gue dapet vibe-nya emang suasana yang nostalgic, dan terkonfirmasi sama orang-orang juga. 75,38% bisa relate sama pengalaman orang-orang yang mendengarnya. Ini salah satu alasan kenapa kita pilih lagu ini. Lagu “Hilang” pesannya sangat mudah dipahami, nada mudah dimengerti, dan relate dengan pendengar.
Handy: Agak berbeda dengan teman-teman. Dari dulu belajar gitar, maen gitar, hampir ga bisa memahami lirik, lebih liat vocalizing, huruf vokalnya nyambung ga sama nada, misal rhythm, apakah bisa membangkitkan emosi si musik itu sendiri atau enggak. Ada nada, ada kata, trus diiringi drum, ada distorsi gitar, walaupun ga tau liriknya, tapi suka merinding sendiri. Ketika Putri ngomong “hilang”, waktu di studio, itu kaya mau cirambay (nangis). Temen-temen di band ini mempercayakan untuk membentuk ‘music’ sama Handy. Kalo urusan gitar, “Kumaha maneh weh Ndy” (gimana kamu aja Handy). Cukup mengharukan ketika ada temen-temen yang bantu.
Proses pembuatan materi lagu?
Handy: Jadi begini, ini kekurangajaran dua orang ini… Cai sama Phano nih, dia ngirim telegram ngasih sepenggal reff, trus minta gue yang lanjutin dan nyempurnain.
Putri: Setelah lagu jadi, Put, ni nyanyiin put…
Phano: Jadi gue kan ga bisa maen gitar, tapi gue bisa bikin lagu. Suka direkam, trus gue kasih Handy aja, “Ni Ndy, terusin…”.
Cai: Kan ide suka datang tiba-tiba, nyampe rumah gue cape trus liat Phano lagi pake earphone, sambil nonton tv, tiba-tiba gue ambil gitar, trus jadi notasi, trus gue lapor Phano, “Bagus nih”, trus gue rekam… “Ntar lanjutannya kasih Handy aja”. Wuahahahhaha….
Putri: Nah, ini challenging-nya, udah jadi lagunya, aku dikasih lagu, trus bingung, gimana nih nyanyiinnya. Tapi seru sih, karena aku belajar banyak dari kakak-kakak ini.
Cai: Kebanyakan memang begitu. Kalo gue biasanya bikin notasi, Phano bikin lirik, karena gue dulu pernah jadi vokalis dan gue tau range vocal Putri. Terus disempurnakan sama Handy. Terserah Handy gimana chord-nya, yang penting notasinya gitu. Cai bikin pattern, Handy yang warnain, Phano yang nyablon, Putri yang jual… Hahhahahahha…
Cerita menarik dibalik pembuatan lagu?
Cai: Gue ga tau band ini akan jadi seserius ini… Awalnya gue bikin-bikin lagu, karena gue ga bisa bawain lagu orang. Ya udah kata Phano, Putri, dan Handy enak, ya udah rekam… Ardhi direktur visual, mampu merepresentasikan lagu kita dengan cepat… Pokonya tiba-tiba jadi aja. Orang dibelakang layar banyak banget yang ngasih kita jalan, seperti Papi Kieko, manager yang udah malang melintang di industri musik, dia tau banget mau dibawa kemana nih band. Total produksi hampir 12 orang yang bantuin kita dengan budget yang minim. Kita ga nyangka bisa mpe keluar single, ada music video, ada di YouTube, ada yang mau interview lagi. Hahahahhaha….
[Podcast interview sesi 4]
Musisi yang berpengaruh sama karakter musik personil?
Handy: Waktu di Sulawesi, papah punya kaset-kaset Koes Plus, Gombloh, jadi ya dapat pengaruh dari mereka. Ketika mulai ngulik gitar, denger lagu Dewa 19, Powerslave, lalu mulai tenggelam di suasana 90-an; Andy Liany, Protonema, KLa Project, Erwin Gutawa Orchestra, disini baru ke-update wawasan musiknya. Kalau band luar; TOTO, Anthrax, Black Sabbath, Pantera, Slayer. Guitar hero; Joe Satriani, Nuno dari Mr.Big.
Cai: Keluarga gue kebanyakan musisi, tapi umurnya jauh sama gue. Karena sering nongkrong sama mereka, jadi selera musik gue sekitar 82% dipengaruhi mereka, selera 90-an; Dewa 19, Slank, Protonema. Gue di Kathampi kaya katalog musik berjalan, tau semua genre, karena gue dengerin semua. Padi, Sheila on 7, kemudian gue berhenti di masa band melayu, gue udah ga bisa nerima lagi, secara selera udah ga masuk. Band luar; Incubus, Radiohead, Mr.Big, TOTO, Creed, Linkin Park, dan gue juga denger band Eropa, ga Cuma dari Amerika aja. Yang paling berpengaruh sih Black Rose sama Incubus, gue senengnya blues southern rock sama psychedelic alternative. BTW, gue juga dengerin musik Korea lho! BTS, Blackpink, buat gue penting harus tau, ga harus suka, soalnya anak-anak gue suka… Hahahahhaha…
Putri: Waktu SMP dan SMA awal-awal nge-band, banyak dengerin Queen, The Everly Brothers, The Beatles, Incognito. Referensi nyanyi banyaknya dengerin Ten 2 Five, Ecoutez, dan Anggun. Sekarang gue banyak eksplorasi gaya nyanyi, jadi banyak denger yang lain. Yang paling berpengaruh adalah Wida Asmara, karena role model yang bikin Putri pengen berhasil di dunia musik, pengen kaya mama, even more.
Phano: Influence musik dari Ayah yang juga pemusik, dari kecil banyak dengerin The Beatles, TOTO. Tahun 89-90 an, mulai denger Anthrax, juga Slank. Tahun 93-95 mulai ada MTv, dengernya Nirvana, alternative nation, Pearl Jam, Chris Cornell, Soundgarden, collective soul. Dewa 19 juga seneng sama notasi dan musiknya, Gigi, Sheila on 7. Pokoknya banyak influence lagu 90-an.
[Podcast interview sesi 5]
Pesan untuk Nunhampi?
Putri: Jangan lupa streaming dan denger lagu kita di platform digital, spotify, Youtube…
Cai: Dengerin dulu aja lagunya, tunggu kita manggung setelah pandemi. Mudah-mudahan bisa diterima sama pendengar semua.
Harapan untuk Kathampi?
Cai: Kenapa kita pilih vibes 90’s harapannya, menurut gue sekarang saatnya bawain konsep 90’s biar bisa diterima semua kalangan, menurut gue 90-an itu adalah puncak musik Indonesia, golden age-nya musik Indonesia.
Nah! Itu dia cuplikan obrolan santai saya bersama Kathampi. Untuk dengerin versi lengkapnya dalam podcast Cerita Idola, di channel YouTube finsjournal.
Single “Hilang” bisa didengarkan:
Spotify: https://open.spotify.com/track/6M3hrv...
Apple Music: https://music.apple.com/id/album/hila...
YouTube Music: https://music.youtube.com/watch?v=Hlg...
Salam.
#finsjournal#finsjournaltumblr#musicarticles#kathampi#kathampienterprises#hilang#single#hilangbykathampi#indonesianband#bandbandung#poprock#interviewarticle#interviewkathampi#ceritaidola#finsjournalpodcast#finsjournalchannel#podcast#interviewpodcast
3 notes
·
View notes
Photo
Digelar Esok Hari, Malang Jazz Festival Adakan Talkshow
MALANGTODAY.NET - Pagelaran musik akbar, Malang Jazz Festival akan digelar di Harris Hotel & Conventions Malang pada tanggal 7 September 2018 besok. Acara ini akan dimeriahkan oleh Kahitna, Pusakata, Via Vellen, Mocca dan beberapa musisi lainya. Jelang pelaksanaan esok hari yang mengusung tema "The Urban Jazzy Festival", Malang Jazz Festival (MJF) juga mengadakan talkshow bersama Seniman asal Jogja Djaduk Ferianto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara, Corporate Deputy Director of Passenger Transport Marketing & Sales PT KAI Mukti Jauhari dan Promotor MJF Rahmad Santoso. Baca Juga: Kalah dari Arema FC, Begini Respon Pelatih Persebaya Djaduk menyatakan bahwa stasiun kereta api dirasa merupakan tempat yang sangat tepat untuk menyajikan music jazz. "Music secara umum lebih bisa menghibur dan lebih dekat dengan publiknya, memilih produk juga harus dikurasi karena Stasiun dengan ruang publik, merelasikan music jazz dengan kereta api," ucap Djaduk. MJF yang turut menggandeng PT KAI dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, membuktikan adanya sinergitas antar instansi. "Malang jazz festival jadi kegiatan arek malang, kami mencoba memberi ramuan dari segala unsur untuk mewujudkan The Urban Jazzy Festival," ujar Promotor MJF, Rahmad Santoso. Baca Juga: Masih Buang Sampah di Sungai? Awas, Penjara Menunggu! Rahmad juga berharap agar Kota Malang dapat menjadi barometer musik jazz. "Kita menunjukkan bahwasanya di Malang kita bisa meramu antara Dispudpar, KAI, kami yang swasta dan diperkuat dengan para seniman senior bisa menciptakan perhelatan sekelas ini," pungkasnya.
Reporter : Rosita Shahnaz Editor : Kistin Septiyani
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/digelar-esok-hari-malang-jazz-festival-adakan-talkshow/
MalangTODAY
0 notes
Text
Siap – Siap, Malang Jazz Festival Akan Kembali Bersenandung Di Malang Raya
“ Malang Jazz Festival “ hadir kembali di Malang Raya, festival jazz tahunan ke-2 ini mengusung tema “ The Heart Of East Java “.
https://infokampus.news/malang-jazz-festival/
1 note
·
View note
Photo
Owner Donat #DkuLatteShop Cafe yang juga generasi milenial #Jombang LOLOS SELEKSI Lomba Cipta Lagu Tingkat Nasional Kementerian Lingkungan Hidup 2020. Yuk WargaNet dukung lagu #PesonaNegeri. . Like Share videonya yahh di Youtube GM_Channel (Teknik Geologi - Universitas Trisakti Jakarta) 🙏��👇 https://youtu.be/TfuIKZzmUlU . DYNTA NABILA M mewakili kota Jombang Jawa Timur, lolos seleksi #LombaCiptaLagu Bumi & Lingkungan Hidup Tingkat Nasional - Jazz Song of Earth Festival 2020. Kompetisi/ Lomba ini diselenggarakan atas Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (LHK) RI, BEKRAF Indonesia, Fakultas Geologi (Geosakti) Universitas Trisakti Jakarta. 🎶LIRIK LAGU: PESONA NEGERI🎶: #Ciptaan: Dynta Nabila Mahtristhasufi (Mahasiswa Jurusan Bahasa Sastra Arab UIN Malang) #Arranger: Maharsyalfath Izlubaidqutub Maulasufa (Siswa MAN 1 Jombang) Kala dunia bertanya Negeriku seperti apa Kan kujawab layaknya surga Inilah negeri tercinta Cantik indah pesona Lestari hutan juga satwa Sampai nanti terjaga Kan kujaga kan selalu kujaga Dari ancaman nestapa Pesona indah alamnya Oh kusyukuri oh selalu kusyukuri Negeri nan lestari Jaya makmur berseri (Tararadam.. Tararadam.. Tararadam Tararadam Tararadam.. Huuh..) Kala dunia bertanya Negeriku seperti apa Kan kujawab dengan suka cita Inilah negeri pusaka Tentram damai berwarna Beragam adat dan budaya Oh Tuhan sungguh anugerah Kan kujaga kan selalu kujaga Dari ancaman nestapa Pesona indah alamnya Oh kusyukuri oh selalu kusyukuri Negeri nan lestari Jaya makmur Ooh.. Kan selalu kujaga Dari ancaman nestapa Pesona indah alamnya Oh kusyukuri oh selalu kusyukuri Negeri nan lestari Jaya makmur berseri cc: Bupati Jombang @mundjidah_wahab Wabup @sumrambah @rosidah.dkudonuts @nabdyntalatte @info_jombang @eventjombang_ @jombangawesome @jombangsukasuka @siswajombang @jombangstudent @mah Tags: #NabdyntaLatte #Flemmo #JazzSong #JazzSongFestival #JazzSongofEarthFestival #MusikJazz #LaguJazz #LingkunganHidup #Kehutanan #KementerianLHK #KementerianBUMN #KemenkopUKM #JagaBumi #Bekraf #BekrafIndonesia #EkonomiKreatif #MusikJazzIndonesia #PesonaIndonesia #VisitIndonesia #Wargajombang #jombangviral #infojombang #jombangberiman #beritajombang (di Jombang Kota Santri) https://www.instagram.com/p/B7myAstngjZ/?igshid=1kmr383tm9c8d
#dkulatteshop#jombang#pesonanegeri#lombaciptalagu#ciptaan#arranger#nabdyntalatte#flemmo#jazzsong#jazzsongfestival#jazzsongofearthfestival#musikjazz#lagujazz#lingkunganhidup#kehutanan#kementerianlhk#kementerianbumn#kemenkopukm#jagabumi#bekraf#bekrafindonesia#ekonomikreatif#musikjazzindonesia#pesonaindonesia#visitindonesia#wargajombang#jombangviral#infojombang#jombangberiman#beritajombang
0 notes
Photo
Owner Donat #DkuLatteShop Cafe yang juga generasi milenial #Jombang LOLOS SELEKSI Lomba Cipta Lagu Tingkat Nasional Kementerian Lingkungan Hidup 2020. Yuk WargaNet dukung lagu #PesonaNegeri. . Like Share videonya yahh di Youtube GM_Channel (Teknik Geosakti - Universitas Trisakti Jakarta) 🙏☺👇 https://youtu.be/TfuIKZzmUlU . DYNTA NABILA M mewakili kota Jombang Jawa Timur, lolos seleksi #LombaCiptaLagu Bumi & Lingkungan Hidup Tingkat Nasional - Jazz Song of Earth Festival 2020. Kompetisi/ Lomba ini diselenggarakan atas Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (LHK) RI, BEKRAF Indonesia, Fakultas Geologi (Geosakti) Universitas Trisakti Jakarta. 🎶LIRIK LAGU: PESONA NEGERI🎶: #Ciptaan: Dynta Nabila Mahtristhasufi (Mahasiswa Jurusan Bahasa Sastra Arab UIN Malang) #Arranger: Maharsyalfath Izlubaidqutub Maulasufa (Siswa MAN 1 Jombang) Kala dunia bertanya Negeriku seperti apa Kan kujawab layaknya surga Inilah negeri tercinta Cantik indah pesona Lestari hutan juga satwa Sampai nanti terjaga Kan kujaga kan selalu kujaga Dari ancaman nestapa Pesona indah alamnya Oh kusyukuri oh selalu kusyukuri Negeri nan lestari Jaya makmur berseri (Tararadam.. Tararadam.. Tararadam Tararadam Tararadam.. Huuh..) Kala dunia bertanya Negeriku seperti apa Kan kujawab dengan suka cita Inilah negeri pusaka Tentram damai berwarna Beragam adat dan budaya Oh Tuhan sungguh anugerah Kan kujaga kan selalu kujaga Dari ancaman nestapa Pesona indah alamnya Oh kusyukuri oh selalu kusyukuri Negeri nan lestari Jaya makmur Ooh.. Kan selalu kujaga Dari ancaman nestapa Pesona indah alamnya Oh kusyukuri oh selalu kusyukuri Negeri nan lestari Jaya makmur berseri cc: Bupati Jombang @mundjidah_wahab Wabup @sumrambah @rosidah.dkudonuts @nabdyntalatte @info_jombang @eventjombang_ @jombangawesome @jombangsukasuka @siswajombang @jombangstudent @mah Tags: #NabdyntaLatte #Flemmo #JazzSong #JazzSongFestival #JazzSongofEarthFestival #MusikJazz #LaguJazz #LingkunganHidup #Kehutanan #KementerianLHK #KementerianBUMN #KemenkopUKM #JagaBumi #Bekraf #BekrafIndonesia #EkonomiKreatif #MusikJazzIndonesia #PesonaIndonesia #VisitIndonesia #Wargajombang #jombangviral #infojombang #jombangberiman #beritajombang (di Jombang, Jawa Timur, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B7mvNAWlz6X/?igshid=qfkk741je2jc
#dkulatteshop#jombang#pesonanegeri#lombaciptalagu#ciptaan#arranger#nabdyntalatte#flemmo#jazzsong#jazzsongfestival#jazzsongofearthfestival#musikjazz#lagujazz#lingkunganhidup#kehutanan#kementerianlhk#kementerianbumn#kemenkopukm#jagabumi#bekraf#bekrafindonesia#ekonomikreatif#musikjazzindonesia#pesonaindonesia#visitindonesia#wargajombang#jombangviral#infojombang#jombangberiman#beritajombang
0 notes
Photo
SUPERFRIENDS MALANG PRESENTS: BACK TO THE 90s Jumat, December 13th 2019 3 PM - End Halaman Unisma Malang Free Admission Bersenang-senang sembari bernostalgia mengenang indahnya era tahun 90an dalam sebuah event penuh canda ria. Adalah Kolaborasi komunitas untuk mengulang kembali atmosfir era 90an dengan beragam konten menarik (Community Booth, Games, Tenant, Marketplace, Workshop, Music Festival). - Menampilkan: • Javaganza @javaganzaband • Audiosick @audiosickofficial • Flop All Star @malangflop • Faxon @faxonband_official • Theatering @theateringofficial • Gypsum Kid • WARKOP DKI Iconic Trio (by Orleysen, Dewangga, Soba) Feel the era, come around and be the era! SUPPORTED BY: • LAZONE.ID @lazone.id • UKM GAUNG @musikgaung193 • NGALAM JAZZ COMMUNITY @njc_ngalam • MALANG FLOP @malangflop • MALANG SUPERMOSHPIT @malangsupermoshpit • PORTAL MUSIK MALANG @portalmusikmalang • JEKS 77 PRODUCTION @jeks77musik • HARAJUKU MUSIC @harajukumusik INFORMASI: @backtothe90mlg @superfriendsmalang -- #kaumlawas #backtothe90mlg #malang #lazoneid #superfriendsmalang #infomalang #eventmalang #mahasiswamalang #mahasiswaub #mahasiswaum #malangkipa #malanghits #lagu90an #90an #portalmusikmalang https://www.instagram.com/p/B5sU5E4JwEe/?igshid=x8r4sg5vycii
#kaumlawas#backtothe90mlg#malang#lazoneid#superfriendsmalang#infomalang#eventmalang#mahasiswamalang#mahasiswaub#mahasiswaum#malangkipa#malanghits#lagu90an#90an#portalmusikmalang
0 notes
Text
Pernah Dikritik DPRD, Malang Beach Festival Ternyata Tak Masuk Calender of Event Kementerian Pariwisata 2020
https://www.satukanal.com/pernah-dikritik-dprd-malang-beach-festival-ternyata-tak-masuk-calender-of-event-kementerian-pariwisata-2020/
Pernah Dikritik DPRD, Malang Beach Festival Ternyata Tak Masuk Calender of Event Kementerian Pariwisata 2020
Malang Beach Festival (MBF) yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) ternyata tak masuk dalam 100 Calender of Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) 2020. Padahal, anggaran yang dikucurkan tiap kegiatan mencapai miliaran rupiah.
Setelah tiga kali digelar, gaung MBF diklaim oleh Disparbud Kabupaten Malang telah menarik wisatawan mancanegara. MBF juga disebut mampu menyedot antusias ribuan penonton, setiap kali digelar.
Tapi dengan berbagai klaim keberhasilan itu, MBF ternyata masih kalah tenar dengan Malang Flower Carnival (MFC) yang diselenggarakan Kota Malang. Dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 , MFC berhasil menjadi juara 3 kategori Festival Pariwisata Terpopuler.
MFC juga sudah masuk di urutan kelima event wisata Jawa Timur (Jatim) dalam 100 Calender of Event Wonderful Indonesia tahun 2020. Bersama Jazz Gunung Bromo, International Tour de Banyuwangi Ijen, Grand Final Karapan Sapi, serta Festival Gandrung Sewu.
Kontradiksi ini sebenarnya telah diendus juga oleh DPRD Kabupaten Malang. Pihak legislatif bahkan pernah terang-terangan menyampaikan kritiknya atas gelaran MBF. Menurut para anggota dewan, MBF selama ini terkesan “ramai untuk diri sendiri”.
Kritik yang dilontarkan oleh Ketua DPRD Kabupaten Malang Didik Gatot Subroto, beberapa waktu lalu, terkait dengan kebijakan anggaran. Dia menilai, anggaran daerah yang dipergunakan MBF tak sebanding dengan hasil yang didapatkan untuk menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD).
Didik Gatot sempat melontarkan, agar proses pemilihan promosi pariwisata jangan terkesan asal-asalan dan seremonial saja. Serta menghabiskan anggaran miliaran rupiah, tapi tak memberi efek jangka panjang.
“Sampai saat ini belum ada masukan PAD berarti dari wisata Malang Selatan. Padahal sudah berapa banyak anggaran daerah dipakai untuk kegiatan di sana, salah satunya MBF itu,” ucapnya.
Keindahan pariwisata Malang Selatan dengan berbagai limpahan potensinya itu, sayangnya belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh Disparbud untuk mendulang PAD. Walaupun berbagai acara dan promosi yang diklaim terus dimasifkan di wilayah selatan dengan anggaran miliaran rupiah.
“Jadi mungkin perlu adanya perubahan untuk Disparbud yang hanya bertugas promosi saja menjadi OPD penghasil PAD juga,” ujar Ketua DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Malang ini.
Lepas dari itu, dalam konteks atraksi sebagai salah satu elemen wajib dalam memajukan sektor pariwisata, MBF yang kalah pamor dengan MFC pun tentunya perlu diurai. Sehingga akan semakin menguak persoalan yang diharapkan jadi dasar kebijakan Disparbud dalam menyusun rencana kerja dan anggaran terkait atraksi pariwisata ke depannya.
Pasalnya, banyak kalangan di dalam pemerintah Kabupaten Malang sendiri menyampaikan, berbagai kegiatan pariwisata yang digelar hanya untuk dinikmati secara “komunal” dan terjebak seremonial.
Salah satu narasumber kami yang tak berkenan disebut namanya, menyampaikan terkait hal itu. “Misalnya, kirab budaya dalam MBF itu. Pesertanya kita, yang nonton kita, dan terlihatnya seremonial saja. Tindak lanjut dari acara itu apa yang sebenarnya harus dipertanyakan. Jangan sampai jawabannya hanya mengulang kembali di tahun depan tanpa agenda dan target pasti,” ujarnya terkait atraksi pariwisata dalam giat MBF.
Dirinya juga melanjutkan, jangan sampai berbagai kegiatan hanya bergaung di dalam saja. “Dan kita bangga dengan itu, tapi di luar acara itu tak bergaung,” tegasnya yang mencontohkan atraksi pariwisata di Kota Malang.
Kondisi inilah yang menjadi pekerjaan rumah Pemkab Malang melalui Disparbud Kabupaten Malang untuk merencanakan sebuah atraksi pariwisata yang tak hanya “gagah” di kandang saja. Tapi juga mampu berbicara di kancah nasional dan bersanding dengan daerah lainnya di Indonesia. Minimal bisa sejajar dengan Kota Malang dalam memajukan pariwisata yang tak hanya sekedar ajang seremoni dan ramai saja.
Seperti diketahui juga, Kota Malang di ajang API 2019 selain menyabet juara kategori festival pariwisata populer dengan MFC juga meraih penghargaan bidang promosi pariwisata digital terpopuler juara 3 dengan aplikasi Malang Menyapa.
0 notes
Photo
Bersama Pak *Peter Frans Gontha*, di *HUT ke 8 Partai Nasdem* di *Jatim Expo* . https://id.m.wikipedia.org/wiki/Peter_F._Gontha . Peter Frans Gontha (lahir 4 Mei 1948 di Semarang , Indonesia) adalah pengusaha Indonesia, *perintis televisi komersial, dan jazz impresario.* Ia menjabat sebagai *duta besar Indonesia untuk Polandia* dari Oktober 2014 hingga Januari 2019 . Putra pasangan V Willem Gontha dan Alice ini memulai kariernya dari bawah. Ia pernah bekerja sebagai awak kapal pesiar Holland-American Line yang berpusat di Belanda dan rutenya trans-Atlantik, mendapat beasiswa belajar akunting di Praehap Institute Belanda dari Shell, lalu meniti karier di Citibank New York dan akhirnya menjadi *Vice President American Express Bank untuk Asia.* Selama kuliah, untuk tetap bisa hidup dia bekerja sebagai sopir taksi, pelayan restoran, kelasi, hingga menjadi pembersih karat kapal. Sampai akhirnya sekarang ini telah banyak perusahaan yang didirikannya antara lain *Plaza Indonesia Realty (The Grand Hyatt Jakarta), Bali Intercontinental Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, Firstmedia, serta Indovision.* . Peter F. Gontha mulai menjadi selebriti setelah penampilannya sebagai 'bos' di acara reality show The Apprentice Indonesia. Berkat acara itu pula melekat julukan sebagai *”Donald Trump Indonesia”*, mengikuti nama multijutawan Donald Trump sebagai pembuat versi asli *”The Apprentice”.* Peter F Gontha didaulat untuk menjadi CEO dalam The Apprentice Indonesia, karena dia dianggap sosok seorang businessman yang mempunyai kredibilitas tinggi dan mempunyai gaya hidup yang sesuai dengan kesuksesan yang telah diraihnya. Julukan itu merupakan julukan kedua buat Peter F. Gontha setelah pada pertengahan 1990-an lalu ia mendapat sebutan *”Rupert Murdoch Muda Indonesia”* karena kiprahnya yang malang melintang di bisnis media di Indonesia saat itu. . *Bos BeritaSatu TV* ini juga terkenal di dunia hiburan Indonesia karena kiprahnya di musik jazz dengan menggagas gelaran pentas musik terbesar di Indonesia, Jakarta International Java Jazz Festival (Java Jazz). Jazz sudah diakrabi Peter. (at JX International (Jl. Ahmad Yani no.99 Surabaya)) https://www.instagram.com/p/B5NW9N7lp87/?igshid=ggtvr2mweu0
0 notes
Photo
Mark your calendar people 😊 #Repost @sheilapermatasaka (@get_repost) ・・・ @Regrann from @jazztraffic - Sheila and The Upmost . . Sheila Permatasaka, ibu satu orang anak yang lihai bermain bass ini telah malang melintang dalam dunia jazz baik nasional maupun internasional. Separuh hidupnya, ia habiskan untuk menggeluti gitar bersenar empat ini. Electric bass maupun double bass dianggapnya sudah seperti teman baiknya. . Sheila and The Upmost akan tampil di hari kedua gelaran Jazz Traffic Festival 2017, Sabtu 19 Agustus 2017 . . #FYI: Agustus sudah semakin dekat, Suara Surabaya siap menyapa dengan pagelaran musik terhebat; Jazz Traffic Festival 2017. Tiket bisa dibeli via online melalui bit.ly/belitiketJTF atau di 031-5683040 . . Semua info dan kabar tentang Jazz Traffic, bisa diintip di jazztraffic.com atau instagram/twitter/laman facebook: @jazztraffic . . #JazzTrafficFestival #JazzTraffic #JTF2017 #JTF #SuaraSurabaya - #sheilapermatasaka #sheilaandtheupmost #femalebassist #femalemusician #indobassgram #girlnbass #regrann #sisterhoodgigs #sisterhoodgigsmovement #bassist #bass #surabaya
#bass#femalebassist#jtf2017#bassist#jazztrafficfestival#sisterhoodgigsmovement#femalemusician#sheilaandtheupmost#jtf#sisterhoodgigs#indobassgram#repost#regrann#sheilapermatasaka#surabaya#fyi#jazztraffic#suarasurabaya#girlnbass
1 note
·
View note
Text
Peluk - Cium Fans, 3 Vokalis Kahitna Bikin Malang Jazz Festival 2018 Panas
Aruma Manis Peluk - Cium Fans, 3 Vokalis Kahitna Bikin Malang Jazz Festival 2018 Panas Baru Nih Artikel Tentang Peluk - Cium Fans, 3 Vokalis Kahitna Bikin Malang Jazz Festival 2018 Panas Pencarian Artikel Tentang Berita Peluk - Cium Fans, 3 Vokalis Kahitna Bikin Malang Jazz Festival 2018 Panas Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Peluk - Cium Fans, 3 Vokalis Kahitna Bikin Malang Jazz Festival 2018 Panas
3 vokalis Kahitna Bikin Malang Jazz Festival 2018 panas!
http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
Malang Jazz Festival 2017, Sheila On 7 Hangatkan Lembah Dieng Kabupaten Malang
Kinan Manja Malang Jazz Festival 2017, Sheila On 7 Hangatkan Lembah Dieng Kabupaten Malang Artikel Baru Nih Artikel Tentang Malang Jazz Festival 2017, Sheila On 7 Hangatkan Lembah Dieng Kabupaten Malang Pencarian Artikel Tentang Berita Malang Jazz Festival 2017, Sheila On 7 Hangatkan Lembah Dieng Kabupaten Malang Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Malang Jazz Festival 2017, Sheila On 7 Hangatkan Lembah Dieng Kabupaten Malang Hawa dingin yang menyelimuti Lembah Dieng pun berubah 'hangat' sejak tembang pembuka 'Kita' melantun dari mulut sang vokalis, Duta. http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya
Hanis Sintia Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Artikel Baru Nih Artikel Tentang Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Pencarian Artikel Tentang Berita Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Penampilan Ari Lasso ini mengawali pagelaran Malang Jazz Festival 2017 yang bakal digelar Oktober 2017 nanti. http://www.unikbaca.com
#Hanis Sintia Buka Malang Jazz Festival#Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarn
0 notes
Photo
Malang Jazz Festival 2017 Diwarnai Aksi 'Kubam'
MALANGTODAY.NET - Ribuan penonton sangat antusias menikmati gelaran Malang Jazz Festival 2017 di Lembah Dieng, Sabtu (7/10). Sederet musisi papan atas Indonesia tampil memukau mengajak penonton berjingkrak - jingkrak. Mereka diantaranya Sheila on 7, The Overtunes, Stars and Rabbit, Teza Sumendra, Syaharani & Queen Fireworks hingga Krakatau Reunion. Tidak hanya itu, para penonton juga dihibur oleh beberapa musisi dan komunitas musik lokal Malang. Salah satu yang menarik perhatian adalah aksi dari Kumpulan Basisst Malang (Kubam). Dalam penampilannya kali ini, salah satu anggota Kubam berkolaborasi dengan komunitas Monggokerso Percusion. Pantauan MalangTODAY, beberapa lagu yang dibawakan diantaranya Isn't She Lovely (Stevie Wonder), Becak Fantasi, Payung dan Ey Magalenha. Sejumlah bassist bahkan menggunakan bass produk asli arek Malang seperti D13 dan Ocelot. Yeppy Boddidley, salah satu bassist yang tampil mengungkapkan, anggota Kubam saat ini sudah seratus orang lebih. Namun dalam setiap penampilannya, tidak mungkin semuanya tampil mengingat keterbatasan ukuran panggung. "Untuk itu selalu ada rolling personil dalam setiap event, biar semua dapat giliran," ungkapnya. Lanjut Yeppy, ia mengaku senang dapat tetlibat dalam gelaran Malang Jazz Festival. Sebab menurutnya, para bassist seperti mereka juga perlu wadah apresiasi sehingga dapat menambah jam terbang dalam pengembangan potensi musisi lokal. "Jadi kami tidak ingin sebagai penggembira saja, karena Kubam juga punya basisst - bassist yang skill-nya patut diperhitungkan," tegas owner Boddidley Music Studio itu. Sementara itu, CEO J-Entertaiment, Rachmad Santoso berharap, perhelatan jazz tahun ini dapat memancing animo penikmat musik di tahun depan. Sebab pihaknya juga berencana untuk mengundang musisi jazz internasional. “Ini merupakan tantangan bagi kami karena Malang merupakan barometer musik rock dan pop. Sedangkan jazz ini baru dan kami mencoba kekuatan musik ini. Semoga tahun depan bisa lebih meriah," jelasnya. (Yog/end)
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/malang-jazz-festival-2017-diwarnai-aksi-kubam/
MalangTODAY
0 notes
Text
Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya
Ayoe Seksina Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Artikel Baru Nih Artikel Tentang Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Pencarian Artikel Tentang Berita Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Buka Malang Jazz Festival, Ari Lasso Benar-benar Beri Kejutan ini untuk Para Penggemarnya Penampilan Ari Lasso ini mengawali pagelaran Malang Jazz Festival 2017 yang bakal digelar Oktober 2017 nanti. http://www.unikbaca.com
0 notes
Photo
KHUSUS PENGGUNA @TELKOMSEL @tsel_malang . . Dapatkan Harga spesial untuk nonton ARI LASSO & THE GROOVE di Road To Malang Jazz Festival 2017 Dengan menggunakan transaksi SMS Banking TELKOMSEL *141# . . VIP 1 : 450k VIP 2 : 150k FESTIVAL : 80k . . Serta dapatkan kesempatan meraih LUCKY DRAW : YAMAHA N-MAX!! . . Segera aktifkan *141# Berlaku untuk periode 31 Maret - 24 April 2017. . . Info & Ticketing : 081216219840 / 08113773800 . . www.malangjazzfestival.co.id/Roadto www.j-entertainment-id.com . . Youtube & LINE : malangjazzfestival . . . #RoadToMJF2017 #WonderfulMJF #MalangJazzFestival #MalangJazzFestival2017 #MJF #2ndMJF #AriLasso #TheGroove #MJF2017 #Malang #Jawatimur #Indonesia #alasgigs #groovers #jazz #music #musik #festival #konser #concert #Eventmalang #je_malang #TheHeartofEastJava #Telkomsel #TselMalang #InfoMalang #AcaraMalang #KonserMalang #ngalamlop (at Lembah Dieng.)
#mjf#malangjazzfestival#ngalamlop#alasgigs#je_malang#festival#wonderfulmjf#roadtomjf2017#infomalang#arilasso#konsermalang#jazz#malangjazzfestival2017#eventmalang#malang#konser#concert#acaramalang#mjf2017#theheartofeastjava#musik#telkomsel#tselmalang#2ndmjf#indonesia#groovers#music#jawatimur#thegroove
0 notes