#MScJourney
Explore tagged Tumblr posts
Text

🎓 Elevate your potential with an M.Sc from Shubham University! 🌟🌱 Unlock endless career possibilities! 🚀📚
Explore our website : 🌏 https://www.shubhamuniversity.com/ Reach out for inquiries and support: 📞+91 8272858661 📞+91 7461073942
Embark on the path of learning and achievement with us!
#UnlockYourPotential#CareerGrowth#HigherEducation#BrightFuture#EndlessPossibilities#AchieveYourDream#MScJourney#ShubhamUniversity
0 notes
Text
Drama Para Penuntut Ilmu
Pada dasarnya setiap manusia dipenuhi rasa “ingin” , baik diwujudkan dalam keinginan dunia maupun akhirat. Memiliki pendidikan tinggi adalah wujud keinginan yang kujaga semangatnya sejak 5 tahun belakangan ini. Keinginan itu menguat usai bertemu alumni yang bagiku memiliki prestasi gemilang, tak hanya dalam akademiknya saja namun juga pengalaman yang dia peroleh selama berjuang memperoleh gelar M.Sc. Cerita singkat tentang seorang alumni itu: dia berasal dari keluarga yang ekonominya biasa saja, puluhan tahun dibesarkan oleh seorang ibu yang luar biasa seorang diri. Kami pernah beberapa kali bertemu karena sempat diintensifkan oleh waktu untuk keperluan penelitian selama hampir 3 bulan. Kesan dirumah alumniku itu sangat hangat dan saling mendukung, kebiasaan shalat berjamaah di masjid dan hal-hal kecil yang saling mereka lakukan barangkali menjadi salah satu kekuatan yang mereka miliki untuk menjalani masa-masa sulit. Dia selalu menjadi inspirasiku dalam melangkah, mulai dari bagaimana menjadi mahasiswa bimbingan dosen killer jaman S1 yang kebetulan sama, berjuang mendapatkan beasiswa di UGM, sampai drama tesis yang berkepanjangan dan lagi-lagi dibimbing dosen yang sama. Sekarang aku tahu persis bagaimana rasanya menjadi dia waktu itu yang sudah pasti tak mudah dan tak indah seperti orang-orang kebanyakan lihat. Walaupun pencapaianku hari ini belum seperti dia namun aku bersyukur memiliki kesempatan-kesempatan luar biasa menuju hal-hal yang kuingini dalam 5 tahun terakhir. Kami sudah tak lagi saling berkabar, terakhir kutahu dia sedang menjalani studi S3 di University of Cologne yang (mungkin) bersama istrinya.Â
Seandainya hari ini kami masih saling berkabar, akan kuceritakan bagaimana 5 tahun ini aku menjalani hari-hari. Emm mungkin lebih tepatnya mengeluhkan keadaan yang bisa jadi dia mengalami tekanan lebih berat dari apa yang kualami. Hal sulit itu bermula dari nilai modul metode penelitianku yang tidak sesuai harapan sehingga menghancurkan nilai IPK yang dari awal modul kupertahankan mati-matian diatas 3.5. Kekecewaan besar lagi-lagi terjadi akibat ketemu professor “killer” dan berujung pada lanjutan penelitian yang harus diobrak-abrik sesuai keinginan beliau. Cobaan? Aku mengerti semua adalah bagian dari proses belajar. Proses menuju kata “terima” dan melangkah lagi tidaklah mudah bagiku. Baru saja hampir berdiri tegak berdiri, kuingin berlari kencang mengejar ketertinggalan namun dipatahkan lagi dengan sebuah “perpisahan itu”. Namun Allah Maha adil mengatur hidupku dengan menggantikan semua kesedihanku dengan teman-teman baru dalam project pekakota, beasiswa tesis dan kesempatan conference ke Bali , walaupun sampai detik ini pun kewajibanku belum selesai juga. Allah memantaskanku memperoleh gelar M.Sc dengan berbagai cara. Tekanan tidak hanya berasal dari tuntutan akademik namun juga keluarga besar, masalah materi, juga asmara.
Ada masa dimana aku benar-benar merasa berjuang sendirian, tak satupun yang memahami jatuh dan bangkitnya aku menghadapi semua ini. Seorang kawan selalu meyakinkanku itu adalah prosesku dibentuk menjadi “sesuatu” yang tentunya pasti berharga sebanding dengan apapun yang telah kutempuh. Tekanan-tekanan yang menempa akan membentuk wujud terbaik untukku dikemudian hari. Aku lelah menanggapi pertanyaan kapan lulus? kok lama lulus? kuliah ngapain aja? bla bla bla....semua pertanyaan menyudutkanku dan banyak pula kalimat-kalimat negatif yang mau tak mau sampai juga ke hati. Mungkin memang dasarnya aku yang sangat perasa dan pemikir, benteng pertahananku untuk cuek terhadap pemikiran orang lain masih belum kokoh.Â

Gambar diatas adalah tiang-tiang kuat penyokong gedung perpustakaan. Beberapa bulan ini aku merasa kamar kosan adalah ruang paling tepat untukku melepaskan penat, ruang-ruang belajar di perpustakaan pusat adalah tempat paling nyaman untukku mengasah produktifitas. Bagaimana dengan rumah? Kepulangan adalah keinginan yang sengaja paling kuhindari. Bukan sekali, dua kali aku harus kembali ke jogja dengan airmata. Menangis disepanjang perjalanan sempat jadi rutinitas. Semoga Allah mengganti airmata yang jatuh bersama doa-doa yang kupanjatkan di setiap perjalanan.Â
Masjid Kampus, punya ruang tersendiri dalam perjalananku menuntut ilmu. Aku lelah menjalani perjuanganku yang hampir usai, sudah bosan dan kadang “masa bodoh” dengan apa yang terjadi pada hidupku setelah ini. Dan lagi-lagi Allah mengujiku dengan jadwal ujian yang sudah 3x gagal karena kesibukkan beliau dan lebih pahitnya lagi aku harus membayar SPP semester depan “padahal tinggal ujian”.Â
Aku lemas menghadapi kenyataan, aku tahu berapa orang akan kecewa menerima kenyataan ini. Terlebih aku, perjuanganku selama ini rasanya sia-sia demi mengejar ujian di bulan desember dan kemungkinan baru bisa ujian bulan depan. Soal materi aku percaya Allah akan memampukan, kalau memang ini adalah sebaik-baiknya hari dimana aku memang pantas dinyatakan lulus.Â
Di Masjid Kampus sore itu, aku ingat kembali perjalananku untuk sampai disini dan menuntut ilmu ditempat ini.
Dulu banyak orang meragukanku, meragukan kemampuanku (akal), meragukan kemampuan keluargaku (materi) untuk bisa masuk UGM dan lulus dari UGM. Perlahan aku membungkam perkataan mereka dengan apa yang bisa kulakukan, berjuang memperoleh beasiswa menjadi salah satunya, bukan tentang nominal uang yang kudapat namun “status” yang melekat mengangkat derajat orang-orang pejuang mimpi sepertiku ini, berangkat conference ke Bali “sendirian” juga bagian caraku meyakinkan anggapan yang salah karna telah meragukan kemampuanku.
Apalagi setelah ini?
Masih menjadi teka-teki mengapa Allah seolah-olah menahanku lebih lama dijogja?
Mengapa Allah masih menginginkanku memperoleh status mahasiswa?
Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan “mengapa” yang tidak bisa kusebutkan.
Aku yakin, semua akan diaturkan pada waktu yang tepat. Dan proses “menjadikanku pantas” diwujudkan dengan cara yang beragam. Sekarang saatnya merengek ke Allah bahwa aku pantas. Menjalani, menghadapi semua kenyataan ini adalah media untuk meyakinkan Allah bahwa aku pantas mendapatkan gelar M.Sc. Matematikanya Allah nggak ada yang tahu. Kalau mungkin besok aku harus bayar 5 juta cuma untuk sekedar penantian jadwal ujian saja, kan kita gatau lalu Allah ganti dengan apa. Pekerjaan yang mapan misalnya. Wallahualam.
Man Jadda Wa Jada (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)
Man Shobaro Zafiro (Siapa yang bersabar akan beruntung)
Man Saaro 'Alaa Darbi Washola (Siapa yang berjalan di jalur-Nya akan sampai)
(Untukmu yang sama-sama sedang berjuang mewujudkan mimpi-mimpinya, hadapi apapun yang sedang kau tempuh. Meski sulit dan sepahit apapun itu. Karna itulah caramu meyakinkan Sang Pencipta memperoleh apa yang kamu inginkan. Dan bagi para penuntut ilmu lainnya, mungkin ceritaku tak serumit yang kalian hadapi namun inilah sekiranya yang bisa aku bagi. Dari lembar-lembar referensi yang mungkin sedang kalian baca percayalah bukan semata-mata wujud isi otak mereka tentang konsep atau materi penelitian, didalamnya terselip cerita-cerita berharga yang dialami pembuatnya. Satu dengan lainnya tak akan sama kadar kesulitannya. Cukup hargai karyanya dengan tidak membandingkan tulisan A lebih baik dari B. Atau menilai tulisan orang dengan kalimat “penelitiannya cuma gitu?’ Percaya atau tidak itu sangat menyakiti hati penulisnya (curcol). Suatu saat akan kutularkan ilmu dan semangat ini kepada para mahasiswaku kelak, jika Allah mempercayakan tanggungjawab itu kepadaku)

6 notes
·
View notes