#Liem Sioe Liong
Explore tagged Tumblr posts
indizombie · 2 years ago
Quote
Adani’s trajectory instead seems to follow the kind of capitalism that prevailed under Marcos, Suharto, and Mahathir. In these cases, the ruling strongmen had extremely close ties with select businesses. Marcos had Antonio Floirendo, the banana king, and Eduardo “Danding” Cojuangco, the coconut king. Suharto had Liem Sioe Liong, Mohamad “Bob” Hasan, and other tycoons who formed business relationships with his children, making the partnerships mutually beneficial. Mahathir had Tajudin Ramli. These businessmen prospered while the going was good and supported the long political reign of their patrons. As a result of their closeness to the ruling governments of the time, these Southeast Asian tycoons often received contracts that created monopolies through patronage.
Salil Tripathi, ‘Gautam Adani and the New Indian Capitalism’, Foreign Policy
1 note · View note
cacatoto-2024 · 2 months ago
Text
Liem Sioe Liong
Tumblr media
Liem Sioe Liong (Hanzi: 林紹良; Pinyin: lín shàoliáng; 19 Juli 1916 – 10 Juni 2012), dikenal dengan nama Indonesia Sudono Salim, adalah seorang pengusaha Indonesia. Dia merupakan pendiri perusahaan konglomerat Salim Group.
0 notes
i-dadi-stuff · 11 months ago
Text
Tumblr media
Jangan pernah meremehkan dan menyepelekan seseorang hanya karena dia bukan siapa-siapa
Kita tidak pernah tahu akan jadi apa orang yang bukan siapa-siapa tsb suatu hari nanti
Bertemanlah secara tulus dengan siapa saja, jalinlah relasi dengan siapa saja, termasuk dengan orang yang bukan siapa-siapa.
Liem Sioe Liong ( 1946 - 2012 )
0 notes
yodumupa · 3 years ago
Text
TUHAN itu Aneh!
Kita Mau Lain, Dia Mau Lain! Kita Minta Lain, Dia Kasih Lain!
Saudara-saudariku yang dikasihi TUHAN;
Saya bilang, “TUHAN itu aneh”. Pasti kamu tanya: Anehnya apa? Kenapa aneh? Bagaima anehnya? Atau bisa jadi kamu bilang saya, “Kamu yang aneh” atau “Kamu punya kata-kata itu yang aneh!”. Ya, memang saya dan kata-kata saya aneh menurut kamu, karena menurut saya “TUHAN itu aneh”.
Jadi begini. Saya punya dua alasan mengapa saya bilang “TUHAN itu aneh”. Dua alasan itu berkaitan dengan bagaimana TUHAN menanggapi apa yang kita mau dan bagaimana TUHAN memilih dan menentukan apa yang dikehendaki-Nya.
(1) Saya punya cita-cita lain, TUHAN kasih lain
Setiap orang yang lahir dan bersekolah, pasti mempunyai cita-cita sejak kecil. Begitu juga saya. Sejak bersekolah di sekolah dasar sampai perguruan tinggi, saya punya tiga cita-cita, yaitu: ingin menjadi pilot, ingin menjadi pastor, dan ingin menjadi camat. Seiring perjalanan waktu sambil menempu pendidikan, semua cita-cita ini tak satupun yang terwujud. Cita-cita omong kosong semua!
Selepas kuliah, saya menjadi penganggur selama empat tahun. Memasuki tahun kelima, saya terpilih menjadi anggota Majelis Rakyat Papua (MRP), walaupun masih belum cukup umur (pada umur 29 tahun, padahal salah satu syarat menjadi anggota MRP adalah minimal berusia 30 tahun). Inipun atas desakan dan paksaan dari Dewan Adat Kabupaten Dogiyai waktu itu (2011). Saya bekerja di MRP selama 4 tahun, sebelum saya mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Dogiyai. Tanpa saya duga (sekali lagi) atas desakan dan paksaan dari sejumlah masyarakat Dogiyai, saya mencalonkan diri dan terpilih menjadi Bupati Dogiyai (dalam usia yang relatif muda, 35 tahun) dan bekerja sebagai Bupati Dogiyai sampai sekarang .
Sampai sekarang, keinginan saya untuk menjadi pilot, pastor, dan camat tidak tercapai. Dan sampai kapan pun saya tidak akan menjadi pilot, pastor dan camat! (karena sudah mulai menjadi “besi tua”). Saya punya cita-cita lain, TUHAN kasih lain. Saya bercita-cita menjadi pilot, pastor dan camat tetapi TUHAN kasih pekerjaan dan jabatan sebagai anggota MRP dan Bupati. Saya tidak tahu, “TUHAN yang aneh itu”, kedepan akan beri saya pekerjaan apa lagi? TUHAN, Ko aneh mo!
(2) Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi TUHAN
Dalam kehidupan ini, banyak orang sering menganggap remeh sejumlah orang karena status sosial, kemampuan ekonomi, kondisi fisik, dan lainnya. Mereka yang “rakyat jelata”, manusia kelas dua, miskin, pengemis, sakit-sakitan, cacat fisik, dan lainnya sering dianggap “tidak ada apa-apanya” dan dianggap “tidak mungkin menjadi besar, kaya, pemimpin, dan hebat”.
Barack Obama adalah seorang keturun Afrika (berkulit hitam) yang dianggap “manusia kelas dua” dalam sejarah Rasisme di Amerika Serikat, tetapi ia bisa menjadi Presiden Amerika Serikat. Joko Widodo adalah seorang keturunan keluarga miskin dan seorang tukang kayu, tetapi bisa menjadi Presiden Indonesia. Sudono Salim alias Liem Sioe Liong adalah anak petani miskin, yang putus sekolah dan menjadi penjual mie, tetapi kemudian menjadi salah satu orang kaya di Indonesia dengan kerajaan bisnisnya yang terwadah dalam “Salim Grup”. Bahlil Lahadalia adalah seorang yang berasal dari keluarga miskin, yang semasa kecilnya menjadi penjual kue, penjual koran, dan kondektur taksi kota, tetapi akhirnya menjadi Ketua HIPMI pusat dan akhirnya menjadi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Menurut ukuran manusia, Barack Obama, Joko Widodo, Sudono (Liem Sioe Liong), dan Bahlil Lahadalia “tidak mungkin menjadi orang besar”, karena mereka adalah “orang-orang kecil” yang berasal dari “keturunan atau keluarga susah.” Hidup dan keberadaan mereka sama sekali tidak diperhitungkan dalam masyarakat. Mereka dianggap manusia sampah, yang menjadi korban olok-olok, cemoohan, dan diskrimanasi dalam masyarakatnya. Tetapi “TUHAN yang aneh itu” mempunyai cara pandang dan pilihan lain, yang berbeda dari cara pandang dan pilihan manusia. “TUHAN yang aneh itu” justru mengangkat “orang-orang kecil” dari “keturunan atau keluarga susah” ini menjadi “orang-orang besar” atau pemimpin dan memberi kesuksesan yang luar biasa. Ya, begitulah cara kerja “TUHAN yang aneh itu”.
Saudara-saudariku yang dikasihi TUHAN;
Jangan sekali-kali merendahkan dan menghina orang hanya karena status sosial, kemampuan ekonomi, kondisi fisik, asal daerah (identitasnya), dan lainnya. Sebab kita tidak tahu “bagaimana masa depan” orang yang kita rendahkan dan hina saat ini. Sebab, “TUHAN yang aneh itu” tidak akan membiarkan seorang pun dihina, karena Ia selalu punya kehendak baik bagi semua orang. “TUHAN yang aneh itu” telah menentukan “jalan hidup” setiap orang sejak dalam kandungan ibunya.
Setelah semua cita-cita saya tidak tercapai dan setelah “TUHAN yang aneh itu” memberi saya pekerjaan lain di luar cita-cita saya, barulah saya paham, rupanya “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.” (Amsal 16:9); “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.” (Amsal 19:21). Ya, mau bagaimana lagi? Kita berhak bercita-cita apapun, tetapi pada akhirnya “TUHAN yang aneh itu” yang menentukan. Kita boleh merencanakan apapun, tetapi pada akhirnya “TUHAN yang aneh itu” yang menentukan “jalan hidup” kita.
Setelah saya menyaksikan “orang-orang kecil” dari “keturunan atau keluarga susah” menjadi “orang-orang besar” atau pemimpin dan meraih kesuksesan yang luar biasa, barulah saya paham, rupanya “Dia membangkitkan orang miskin dari debu, dan mengangkat orang melarat dari tumpukan sampah, yang mengangkat akan orang hina dari dalam lebu, dan yang meninggikan orang miskin dari dalam abu.” (Mazmur 113:7). Itulah wewenang “TUHAN yang aneh itu”. Ia dapat mengangkat dan menurunkan “derajat” setiap orang sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Siapapun tidak dapat mengganggu-gugat kewenangan itu!
Terimakasih “TUHAN yang aneh”! Sa sayang Ko! *YOD*
Tumblr media
0 notes
sukoratmono · 3 years ago
Text
*Hati - hati Sejarah lagi di bolak balik....* ⛔
--------------------------
*BELIEVE OR NOT*
🇲🇨❤️🇲🇨❤️🇲🇨❤️
*SAAT INI SEDANG BERKEMBANG NARASI-NARASI YAN MENDISKREDITKAN ORANG-ORANG KETURUNAN ARAB SEBAGAI PROVOKATOR PEMECAH BELAH BANGSA, SEBALIKNYA SEDANG DIBANGUN PULA OPINI BAHWA ORANG-ORANG KETURUNAN CHINA ADALAH ORANG-ORANG YANG PANCASILAIS & PENCINTA NKRI*
*PADAHAL FAKTA SEJARAH MENUNJUKKAN HAL YANG SEBALIKNYA DARI OPINI YANG SEDANG DIBANGUN tersebut*
*BERIKUT ADALAH FAKTA-FAKTA SEJARAH KONTRIBUSI ORANG-ORANG KETURUNAN ARAB DAN ORANG-ORANG KETURUNAN CHINA KEPADA INDONESIA*
*1. MENJADI TAHU*
Siapa yang pertama memberitakan kemerdekaan Indonesia..?
Koran-koran ARAB.
( *Bukan koran2 China*)
*2. MENJADI TAHU*
Siapa yang pertama mengakui kedaulatan Republik Indonesia..?
ARAB, MESIR dan PALESTINA.
( *Bukan China*)
*3. MENJADI TAHU*
Siapa yang pertama mengirim *bantuan Senjata* dari luar Indonesia pasca Proklamasi..?
ARAB, senjata dari MESIR diangkut atas biaya ARAB SAUDI.
( *Bukan China*)
*4. MENJADI TAHU*
Siapa tokoh yang pertama mengucapkan *Selamat atas Kemerdekaan Indonesia..?*
ARAB, Syaikh Ismail Husein Mufti Palestina.
( *Bukan China*)
*5. MENJADI TAHU*
Proklamasi 1945 dibacakan *di Rumah Orang Keturunan ARAB,* Faraj Martak. Jalan Proklamasi 56..
( *Bukan Rumah Orang Keturunan China*)
*6. MENJADI TAHU*
*Bung Karno sakit beri-beri sebelum proklamasi,* sembuh diberi MADU ARAB oleh Faraj Martak.
( *Bukan Madu China*)
*7. MENJADI TAHU*
Kakeknya Bung Hatta belajar di ARAB..
( *Bukan belajar di China*)
*8. MENJADI TAHU*
*KYAI AHMAD DAHLAN* dan *KYAI HASYIM ASY’ARI* menimba *ILMU* di *NEGERI ARAB.*
( *Bukan Negeri China*)
*9. MENJADI TAHU*
Orang yang dianggap berbahaya oleh Snouck Hurgronje adalah Orang yang pulang dari ARAB, karena Orang yang ISLAM yang pernah Berguru di NEGERI ARAB itulah yang dengan GAGAH BERANI Melawan kompeni dan oleh sebab itu ditandai dengan gelar HAJI dan hanya HAJI yang boleh mengenakan kopiah putih agar mudah dikenali..
*(Bukan Orang China)*
*10. MENJADI TAHU*
Yang Menyelamatkan Bendera Pusaka saat agresi militer Belanda II 1948 adalah Orang keturunan ARAB, Mayor Husein Muthahhar. Beliau juga penyusun lagu Dirgahayu Indonesiaku, Hymne Syukur dan Mars Pramuka.
(*Bukan Orang Keturunan China*)
*11. MENJADI TAHU*
Salah satu Bapak Pendiri Bangsa Kita adalah Orang keturunan ARAB, AR. Baswedan anggota BPUPKI dan Wakil Menteri Penerangan 1946. Kakek Anies Baswedan Gubernur Jakarta.
( *Bukan Orang Keturunan China*)
*12. MENJADI TAHU*
Lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila, dibuat oleh keturunan ARAB, Syarif Abdul Hamid al-Kadrie. Sultan Pontianak.
( *Bukan Orang Keturunan China*)
*13. MENJADI TAHU*
Sultan Syarif Kasim II keturunan ARAB, menyerahkan MAHKOTA, ISTANA, dan hampir seluruh Kekayaan Kesultanan Siak Sri Inderapura kepada Pemerintah RI termasuk Uang sebesar *13 juta gulden setara lebih dari 1000 triliun Rupiah..*
( *Bukan Orang Keturunan China*)
*Segepok Uang itulah yang diberikan secara cuma-cuma oleh Sultan Syarif Kasim II kepada Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Sukarno juga Lapangan minyak Stanvac yang menjadi pemasukan utama NKRI selama 73 tahun ini*
*14 MENJADI TAHU*
Siapa yg bekerja sama dengan *Westerling* membantai rakyat Indonesia dan membantunya melarikan diri ke Singapura.
Bukan laskar Arab Tetapi *Laskar China PO An Tui*
*15. MENJADI TAHU*
Siapa yang pada agresi Belanda minta perlindungan kepada Belanda dan menolak Kedaulatan RI.
Bukan orang keturunan ARAB tetapi *Orang Keturunan China*
*16. MENJADI TAHU*
*Edi Tanzil/Tan Tjoe Hong Korupsi Kredit Bank Bapindo 9 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*17. MENJADI TAHU*
*Djoko Chandra/Tjan Kok Hui, Korupsi LC Bank Bali 450 Miliar*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*18. MENJADI TAHU*
*Sudono Salim/Liem Sioe Liong, Korupsi BLBI 79 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*19. MENJADI TAHU*
*Usman Admadjaja Korupsi BLBI 35,6 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*20. MENJADI TAHU*
*Syamsul Nursalim/Liem Tek Siong Korupsi BLBI 65,4 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*21. MENJADI TAHU*
*Eko Adi Putranto Korupsi BLBI 2,6 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*22. MENJADI TAHU*
*Samadikun Hartono Korupsi BLBI 2,5 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*23. MENJADI TAHU*
*Hendra Rahardja/Tan Tjoe Hing Korupsi BLBI 3,6 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*24. MENJADI TAHU*
*David Nusa Wijaya Korupsi BLBI 2,9 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*25. MENJADI TAHU*
*Sherny Kon Jong iang Korupsi BLBI 2,6 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*26. MENJADI TAHU*
*Robert Tantular Korupsi Bank Century 6,7 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*27. MENJADI TAHU*
*Dewi Tantular Korupsi Bank Century 3,11 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*28. MENJADI TAHU*
*Tony Suherman Korupsi Sejahtera Bank Umum 13,2 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*29. MENJADI TAHU*
*Lesmana Basuki Korupsi Sejahtera Bank Umum 13,2 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*30. MENJADI TAHU*
*Maria Pauline Korupsi Bank BNI 1,9 Triliun*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*31. MENJADI TAHU*
*Putranefo Alexander Prayogo Korupsi Komunikasi Radio Terpadu DEPHUT 83 Miliar*
Bukan orang keturunan Arab tetapi *Orang Keturunan China*
*Kabarkan kepada yang lain..*
AGAR FITNAH TIDAK LAGI DAPAT MENIPU ANAK BANGSA..
YANG KINI MULAI DIAJARKAN KEPADA MEREKA UNTUK MEMBENCI ARAB..
*INDONESIA MEMANG BUKAN ARAB..*
NAMUN ORANG-ORANG ARAB TELAH BANYAK BERJASA DEMI INDONESIA MERDEKA.
MESKIPUN KITA TIDAK MENUTUP MATA ADA JUGA ORANG-ORANG CHINA YANG BERJIWA NASIONALIS.
Sebarkan karena Allah,
Berharap hanya kepada Allah.
Semoga Allah selamatkan Agama, Bangsa dan Negara kita dari kejahatan para penjahat dan dari pengkhianatan para pengkhianat.
Semoga Allah jadikan kita bagian dari perjuangan menegakkan kebenaran, dan bukan sebaliknya.
Aamiin ya Allah ya Rabb
..
0 notes
rmolid · 4 years ago
Text
0 notes
adiwisaksonoadi · 4 years ago
Text
Tumblr media
Lima Jenderal yang "Dimatikan" Soeharto
Akibat konflik dengan Soeharto, lima jenderal ini dan keluarga mereka harus menjalani kehidupan sulit.
MESKI cenderung menghindari konflik terbuka, Soeharto beberapa kali terlibat konflik baik sejak masih jadi opsir maupun setelah jadi presiden. Ada yang selesai dalam waktu sebentar, tapi tak sedikit yang berbuntut panjang.
Soeharto tak segan-segan menghabisi lawannya. Bukan hanya urusan profesi yang disikat “The Smiling General” bila mengalahkan lawannya, tapi juga wilayah pribadi mereka. Beberapa jenderal merasakan betul hal itu ketika Soeharto berkuasa.
Berikut ini lima jenderal yang pernah berkonflik dengan Soeharto dan berbuntut panjang ke belakang hingga kehidupan pribadi mereka dipersulit oleh sang penguasa Orde Baru.
Mayjen TNI Pranoto Reksosamodra
Konflik Pranoto dengan Soeharto bermula justru ketika keduanya sedang bersama di pucuk pimpinan Tentara Teritorium (TT) IV Diponegoro. Soeharto sebagai panglima divisi menyelewengkan jabatannya dengan melakukan kegiatan ilegal. Menurut Pranoto, sebagaimana dikutip Salim Said dalam Gestapu 65: PKI, Aidit, Soekarno, dan Soeharto, “penyelewengan [Soeharto] berupa barter liar, monopoli cengkih dari asosiasi pabrik-pabrik rokok kretek Jawa Tengah (PPRK), lalu penjualan besi tua (scrab material) yang disponsori oleh orang-orang Tionghoa yang bernama Liem Sioe Liong, Oei Tek Young, dan Bob Hasan.”
Dalam melakukan kegiatan ilegal itu, Soeharto menggunakan fasilitas, seperti truk, milik TT IV. Mengetahui hal itu, selaku kepala staf Pranoto dan komandan CPM TT IV Letkol Soenaryo langsung menginvestigasinya. Hasil investigasi kemudian dilaporkan Pranoto ke KSAD Jenderal Nasution, yang hampir menghadiahi Seoharto dengan pemecatan.
Sementara Soeharto menjalani hukuman dengan tugas belajar di Bandung, Pranoto naik menggantikan dirinya sebagai panglima Diponegoro. Keduanya bertemu kembali di Jakarta setelah Soeharto menjabat panglima Kostrad dan Pranoto sebagai Asisten III (Personalia) Menpangad A. Yani.
Konflik keduanya kembali terjadi menyusul hilangnya Menpangad A. Yani yang diculik G30S. Pranoto yang ditunjuk Presiden Sukarno menjadi pelaksana harian Angkatan Darat (AD), tak bisa menghadap presiden karena tak diizinkan Soeharto. Sebab, Soeharto telah mengambilalih pimpinan AD.
“Saya tidak dapat secara langsung menghadap Presiden/Pangti dengan tanpa seizin Mayjen Soeharto sebagai pengganti Pimpinan AD saat itu. Akan tetapi, Mayjen Soeharto selalu melarang saya untuk menghadap Presiden/Pangti,” ujar Pranoto dalam Memoar Mayor Jenderal Raden Pranoto Reksosamodra.
Soeharto kemudian “mematikan karier” Pranoto dengan menjadikannya perwira tinggi yang diperbantukan pada KSAD. Pada Februari 1966, Soeharto benar-benar mematikan Pranoto, karier maupun pribadi. Lewat Surat Perintah Penangkapan/Penahanan No.37/2/1966 tertanggal 16 Februari 1966, Soeharto menangkap Pranoto.
Soeharto menganggap Pranoto terlibat G30S. “Bukti yang menjadi dasar penahanan Pranoto adalah sepucuk surat dari Kolonel Latif yang berada dalam persembunyian setelah kegagalan Gestapu,” tulis Salim Said. Surat itu didapat Soeharto dari intel yang ditugaskan memburu Latif.
Surat itu berisi permintaan perlindungan kepada Pranoto selaku caretaker AD. Bagi Soeharto, hal itu menimbulkan kecurigaan bahwa Prantoto simpati kepada gerakan. Sebab, secara pribadi Latif jauh lebih dulu kenal dan dekat kepada Seoharto ketimbang Pranoto.
Akibat surat Latif yang tak pernah diterima dan diketahuinya itu, Pranoto harus mendekam di balik jeruji Rutan Blok P mulai Maret 1966. Hampir sebulan di Blok P, Pranoto kemudian menjadi tahanan rumah. Dia kembali masuk bui pada awal 1969 ketika Soeharto mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan/Penahanan No. Print.212/TP/1/1969. Pranoto menghuni INREHAB Nirbaya bersama tapol-tapol kelas A lainnya.
Mulai Januari 1975, Pranoto tak lagi mendapatkan hak-haknya seperti gaji schorsing atau penerimaan lain. Hingga dibebaskan pada 1981 berdasarkan SK Pangkopkamtib No. SKEP/04/KOPKAM/1/1981, Pranoto tak pernah menerima surat pemberhentian atau pemecatan resmi dari keanggotaan AD. Meski begitu, dia tak mendapatkan pensiun sampai akhir hanyatnya dan namanya tak pernah direhabilitasi -hanya Jenderal Nasution yang langsung menelepon Pranoto untuk meminta maaf karena selama ini salah menilai dirinya. “Saya harus berani menelan pil sepahit ini dan harus pula berani membaca kenyataan dalam hidup yang sudah menjadi suratan takdir,” ujarnya sebagaimana dikutip Manai Sophiaan dalam Kehormatan Bagi yang Berhak.
Jenderal TNI AH Nasution
Selaku atasan Soeharto di Angkatan Darat, Nasution punya hubungan pasang-surut dengan juniornya itu. Konflik keduanya bermula ketika Nasution selaku KSAD mengetahui Soeharto (panglima TT VII Diponegoro) melakukan penyelundupan beberapa komoditas bersama pengusaha Liem Sioe Liong, Bob Hasan, dan Tek Kiong. Soeharto hampir dipecat Nasution sebelum ahkirnya ditolong Wa-KSAD Jenderal Gatot Soebroto.
Sikap anti-PKI membuat keduanya bersatu mulai paruh kedua Demokrasi Terpimpin. Nasution dan Soeharto bahu-membahu menumpas PKI usai Peristiwa G30S, menggulingkan Sukarno, dan mendudukkan Soeharto di kursi presiden.
Namun, duduknya Soeharto di kursi presiden justru membuat hubungannya dengan Nasution kembali memburuk. Soeharto membubarkan MPRS yang dipimpin Nasution pada 1972. Sewaktu Nasution membuat buku kesan-kesan selama di MPRS, Soeharto memerintahkan aparatnya untuk membakar buku-buku itu beserta gudangnya.
Gerak-gerik Nasution terus diawasi dan dibatasi aparat. Selain khotbah Jumat, Kopkamtib juga melarang Nasution pidato di kampus-kampus. “Menurut keterangan dari beberapa mahasiswa, mereka selalu dipersulit bilamana mengundang Pak Nas untuk berbicara,” tulis Bakri AG Tianlean dan Tatang Sumarsono dalam AH Nasution di Masa Orde Baru. Lebih jauh, Kopkamtib melarang media massa memuat tulisan-tulisan Pak Nas, sapaan Nasution.
Kesulitan Pak Nas bertambah setelah dia bergabung ke dalam kelompok Petisi 50, kelompok berisi politisi senior dan purnawirawan jenderal yang berupaya mengoreksi pemerintahan Orde Baru yang dianggap telah melenceng dengan tafsir sepihak atas Pancasila-nya. Kopkamtib langsung mencabut hak politik para anggota Petisi 50 dan mencekal (cegah dan tangkal) mereka.
Di rumah, Pak Nas harus membuat sumur akibat aliran air ledengnya diputus secara sepihak. Dia juga dilarang tampil di depan publik atau menghadiri acara-acara kenegaraan dan acara-acara yang dihadiri petinggi pemerintahan. “Saya dan istri tidak boleh diundang pada acara perkawinan anak-anak Bu Gatot Subroto, Bu Yani, Bu Suprapto, dan lain-lain,” kenang Nasution.
Saat melayat Adam Malik, Pak Nas langsung didorong anggota Paspampres ketika hendak menyolatkan jenazah dan diperintahkan keluar. Alasannya, saat itu Wapres Umar Wirahadikusuma, ajudan Nasution semasa revolusi, sudah akan masuk ke rumah duka.
Pak Nas pun menilai, tuduhan penguasa bahwa para penandatangan Petisi 50 berkomplot untuk merebut kekuasaan sama dengan tuduhan PKI terhadap dirinya dan pimpinan Angkatan Darat semasa Demokrasi Terpimpin.
Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso
Meski hubungan Hoegeng dan Seoharto awalnya baik, keduanya akhirnya berkonflik. Kejujuran dan ketegasan Hoegeng dalam memberantas korupsi, penyelundupan, dan beragam bentuk kejahatan lain mengusik Cendana.
Saat kasus Sum Kuning muncul akhir 1960-an, Hoegeng tergerak untuk mengusut tuntas. Hoegeng yakin hasil akhir persidangan kasus pemerkosaan pedagang telur bernama Sumarijem oleh beberapa anak pejabat itu penuh rekayasa. Alih-alih memberi keadilan terhadap korban, hakim justru menjadikan Sumarijem tersangka.
Hoegeng langsung membentuk sebuah tim. Namun, belum lagi tim itu mendapat banyak hasil, Soeharto keburu mengambilalih kasus itu. Ketika menerima Hoegeng, Soeharto mengatakan penanganan kasus Sum Kuning diambilalih Kopkamtib.
Soeharto benar-benar marah ketika Hoegeng membongkar penyelundupan mobil mewah yang dilakukan pengusaha Robby Tjahjadi. Penyelundupan itu, sepenelusuran Hoegeng, terjadi akibat adanya backing dari aparat. “Yang mengejutkan Hoegeng adalah ketika dia mau menemui Soeharto di kediamannya untuk memberitahukan si penyelundup mobil akan ditahan, ternyata si penyelundup mobil tersebut sedang bertemu dan berbincang-bincang dengan Seoharto,” tulis Aris Santoso dkk. dalam Hoegeng: Oase Menyejukkan di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa.
Hoegeng yang sejak itu tak pernah percaya Soeharto lagi, dicopot dari jabatannya tak lama kemudian. Dengan tegas dia menolak tawaran basa-basi Soeharto berupa jabatan duta besar.
Keduanya kembali berkonflik ketika Hoegeng bergabung dengan Petisi 50. Kelompok itu aktif mengoreksi penyelewengan Orde Baru karena menafsirkan sepihak Pancasila untuk kepentingannya dan menuduh pihak dengan tafsir Pancasila beda sebagai anti Pancasila.
Hoegeng langsung kena cekal, kehilangan hak politik, dan dilarang tampil publik. Hal itu membuat banyak orang jadi takut mendekati Hoegeng. Suatu ketika, seorang pengusaha sampai membatalkan rencana pembelian lukisan karya Hoegeng karena di lukisan itu tertera inisial nama sang pelukis. Pengusaha itu sempat meminta Hoegeng menghapusnya tapi ditolak.
Acara Hoegeng dan band The Hawaian Seniors-nya di TVRI langsung distop Menpen Ali Murtopo dengan alasan tak sesuai budaya bangsa. Pangkopkamtib Laksamana Soedomo menghimbau masyakarat agar hati-hati terhadap lagu-lagu yang dibawakan Hoegeng.
Penghentian acara di TVRI itu bentuk penutupan akses ekonomi oleh penguasa. “Hoegeng bahkan tidak punya uang untuk sekedar memperbaiki giginya karena digencent sama Harto!” kata Ali Sadikin sebagaimana dikutip Made Supriatma dalam tulisannya di indoprogress.com, “Selamat Ulang Tahun, Jenderal Jagal Besar!”. Sejak 1987, Hoegeng juga tak diziinkan pemerintah menghadiri perayaan HUT Polri.
Letjen KKO (Purn.) Ali Sadikin
Konflik Ali dengan Soeharto baru dimulai justru ketika Ali sudah pensiun dari militer maupun pemerintahan. Konflik bermula dari upaya Ali dan beberapa pensiunan jenderal serta politisi senior menggagas pernyataan keprihatinan terhadap pidato Presiden Soeharto pada 1980. Pernyataan korektif kelompok yang kemudian dikenal sebagai Petisi 50 itu membuat Soeharto marah.
Lewat Kopkamtib (Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban) yang dipimpin Laksamana Sudomo, junior Ali di AL, Soeharto langsung bertindak. Awalnya, Soeharto sempat memerintahkan Sudomo untuk menangkap Ali. Sudomo menolak dan sebagai gantinya, dia mem-persona non grata-kan atau membunuh secara perdata Ali.
Sama seperti penandatangan Petisi 50 lainnya, Ali langsung kena cekal. Saat hendak mengantarkan istrinya berobat ke Belanda tahun 1986, dia dihalangi Imigrasi. Ali bahkan tak mendapat izin untuk menunaikan ibadah haji.
Penguasa juga melarang Ali menghadiri acara-acara kenegaraan atau perayaan hari-hari nasional. Pemerintah bahkan meminta kedutaan asing di Jakarta untuk tak mengundang Ali dalam acara-acara mereka. Yang konyol, Ali tak diizinkan hadir dalam perayaan pembukaan Pekan Raya Jakarta (PRJ) meski acara tahunan ibukota itu buah gagasan Ali semasa menjabat gubernur DKI.
Di ranah privat, Ali mendapat larangan menghadiri resepsi-resepsi yang dihadiri presiden. Akibatnya, kata Ali di dalam Pers Bertanya Bang Ali Menjawab, “Orang yang sudah mengundang saya memohon agar undangan yang sudah diberikan dianggap saja tidak ada dan karena itu, ia memohon maaf. Belakangan ada juga yang mengatakan tetap mengharapkan kehadiran saya, tetapi jamnya ditentukan.”
Persona non grata tak hanya menimpa Ali pribadi, tapi juga keluarganya. Boy Sadikin, putra sulung Ali, merasakan betul kesulitan yang ditimpakan pemerintah saat dia hendak meminjam dana dari bank untuk modal usaha. Pengajuannya berulangkali selalu menemui penolakan. Pemerintah sengaja menutup akses pinjaman bank, terutama bank negeri, kepada keluarga Ali. Hal itu diketahui setelah Ali menelepon direktur sebuah bank dan menanyakan alasan mengapa pengajuan kredit anaknya selalu gagal.
Letjen TNI H.R. Dharsono
Sebagai salahsatu panglima andalan Soeharto ketika berupaya menggulingkan Sukarno, Dharsono jelas memiliki hubungan manis dengan “the smiling general”. Soeharto mengangkat Dharsono menjadi panglima Siliwangi –menggantikan Ibrahim Adjie, seorang panglima dengan reputasi anti-korupsi dan pendukung Sukarno– sebagai hadiah dari jasa yang telah diberikannya.
Konflik Dharsono dengan Soeharto baru terjadi ketika Soeharto sudah 10 tahun menjabat presiden dan Dharsono menjabat sekretaris jenderal ASEAN. Ketika berpidato di depan Eksponen 66 di Bandung, Januari 1978, Dharsono melontarkan kritik terhadap pemerintah cum ABRI yang dinilainya makin melenceng.
Kritik Dharsono langsung menuai kemarahan penguasa. Kemarahan itu makin bertambah karena Dharsono enggan mengabulkan tuntutan permintaan maaf dari pemerintah. Akibatnya, Dharsono pun mesti kehilangan jabatan di Setjen ASEAN.
Namun alih-alih berubah jadi “jinak”, Dharsono justru makin membuat penguasa berang lantaran bergabung ke dalam Forum Studi dan Komunikasi (Fosko) TNI AD, yang mengambil sikap kritis terhadap penguasa. Setelah Fosko dibubarkan pemerintah, Dharsono mendekat kepada Petisi 50. Meski tak menjadi anggota, hal itu makin membuat penguasa benci. Terlebih, Dharsono makin dekat dengan kalangan Islam.
Setelah Dharsono dan 22 tokoh –mayoritas anggota Petisi 50– menandatangani pernyataan gugatan terhadap pembantaian kalangan Islam oleh ABRI dalam Peristiwa Tanjung Priok, pemerintah lewat plot janggalnya langsung menangkap dia pada 8 November 1984 dan memejahijaukannya. Dharsono dituduh terlibat dalam komplotan Islam garis keras yang meledakkan BCA di Jakarta Kota.
Meski kemudian mendapat pemotongaan tiga tahun masa tahanan, Dharsono yang tak pernah mau minta grasi kepada presiden harus mendekam enam tahun di LP Cipinang. Begitu bebas tahun 1990, Dharsono mengalami pengucilan sebagaimana musuh-musuh Orde Baru lain.
Setelah meninggal dunia pada 5 Juni 1996 akibat tumor otak, pemerintah tak mengizinkan jenazah Dharsono dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung. “Soeharto punya kebencian dan ketakutan pribadi terhadap HR Dharsono yang merupakan seorang panglima, jenderal sungguhan dari Siliwangi, yang berani melawan Soeharto,” kata Adnan Buyung Nasution, pengacara yang membela Dharsono, dalam otobiografi berjudul Pergulatan Tanpa Henti: Menabur Benih Reformasi.
Sumber : Majalah Historia
0 notes
etirabys · 8 years ago
Text
 The history of the Chinese in Indonesia in the past thirty years is a yikesfest
After Suharto become president in 1966, he granted Liem Sioe Liong / Sudono Salim (a Chinese immigrant/businessman) lucrative franchises in banking, flour milling, and telecommunications. In return, Salim financed Suharto’s pet projects, both private and public – developing Indonesia’s steel sector, for example – while added enormously to the personal wealth of the Suharto family. ...
Ethnic Chinese timber tycoon Bob Hasan was another of Suharto’s close ‘business associates’. In the 1980s, Hasan wielded so much influence over the president that he essentially wrote legislation favoring his own rattan and plywood companies. Hasan’s logging companies maximized profit by using environmentally disastrous burning methods to clear land. During the last few months of 1997, vast areas of Southeast Asia were smothered by thick smoke from massive forest fires in Indonesia. At the height of the fires, privinces in Sumatra and Kalimantan/Borneo were recording pollution levels hazardous to human life. 80% of the fires were caused by the deliberate action of Chinese-owned commercial entities. According to a recent, unpublished World Bank report, all of Sumatra’s lowland forests will be extinct by 2005, and Kalimantan’s by 2010.
covers face. dear god.
By the end of the 1990s the spectacle of Suharto and a handful of Chinese cronies engorging themselves at the nation’s expense had provoked massive, widespread, long suppressed hostility among the pribumi (indigenous) majority. Suharto’s resignation in 1998 was accompanied by an eruption of anti-Chinese violence. Even as globalization’s enthusiasts celebrated the fall of Indonesia’s dictatorship, thousands of torch-carrying Indonesians headed for Jakarta’s Chinese neighborhoods.
For three long days, terrified Chinese shop owners huddled behind locked doors while screaming Muslim mobs smashed windows, looted shops, and gang-raped over 150 ethnic Chinese women. Salim’s Jakarta home was burned to the ground, as were nearly five thousand other homes and stores owned by ethnic Chinese. In the end, over two thousand people died, including many pribumi rioters trapped in flaming shopping malls. The resulting $40~$100 billion of capital flight, almost all Chinese controlled, plunged the economy into a crisis from which the country has not recovered. [This was true as of publication in 2002 – GPD chart below. dang, look at 1998.] At the same time, however, the prevailing view among the pribumi majority was that it was “worthwhile to lose ten years of growth to get rid of the Chinese problem once and for all.”
Tumblr media Tumblr media
Unlike Salim or other tycoons, most Chinese Indonesians did not have the wherewithal to leave the country. They remained in the only home they had ever known, stockpiling weapons to defend themselves. Hundreds of Chinese Indonesians purchased “anti-rape corsets”: a stainless steel chastity belt, complete with a tiny key, developed by a Chinese entrepreneur. (source for this bit is online, coverage right after riots – also an interesting read, content warning for gang rape and mutilation)
10 notes · View notes
carinapayue-blog · 7 years ago
Text
Selain Deynica Welirang Cucu Liem Sioe Liong, 3 Anak Konglomerat Ini Juga Mati Muda
Carina Payue Selain Deynica Welirang Cucu Liem Sioe Liong, 3 Anak Konglomerat Ini Juga Mati Muda Artikel Baru Nih Artikel Tentang Selain Deynica Welirang Cucu Liem Sioe Liong, 3 Anak Konglomerat Ini Juga Mati Muda Pencarian Artikel Tentang Berita Selain Deynica Welirang Cucu Liem Sioe Liong, 3 Anak Konglomerat Ini Juga Mati Muda Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Selain Deynica Welirang Cucu Liem Sioe Liong, 3 Anak Konglomerat Ini Juga Mati Muda Salah satu kematian di usia muda yang menyedot perhatian di Tanah Air saat ini adalah wafatnya Deynica Welirang, salah seorang cucu pendiri Indofood. http://www.unikbaca.com
0 notes
tambangbokep-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Cerita Seks ku ngentot pertama kali dengan seorang SPG . Namaku Andre . Kedua orangtua ku pengusaha-pengusaha senior di Indonesia. Meski terlalu kecil untuk bersaing dengan Liem Sioe Liong atau Prajogo Pangestu, tapi kami masih cukup punya namalah di Jakarta. Apalagi kalo di lokasi pabrik Papa di Semarang atau konveksi Mama di Tangerang.. Eh, aku lupa. Aku biasa dipanggil Andru, tapi di rumah aku dipanggil A Bee atau Abi.
Tahun itu, aku baru naik kelas 2 SMP. Umurku saat itu masih 13 tahun dan akan 14 Desember nanti. Mm.. SMP-ku dulu lumayan ngetop, sekarang ngga terlalu.. sekarang cuma tinggal ngetop mahal dan borjunya aja. Aku sendiri termasuk yang ‘miskin’ di sana, abis aku cuma diantar jemput sama ciecie-ku aja sedang yang laen kadang dianter jemput sama sopir pake mobil sendiri (baca: yang dikasih ortunya buat dia)
Kakak perempuanku yang sulung, Sinta, tapi dipanggilnya Sian buat temen sekolah/kuliahnya. Cie Sian baru-baru aja mulai kuliah. Usianya waktu itu 18 tahun. Sedang kakak perempuanku yang kedua, Sandra, yang biasa dipanggil Sandra atau Apin, baru masuk SMA dan usianya 15. Hehehe.. kalo berangkat aku dan Cie Pin suka nebeng Cie Sian. Tapi kalo pulang, Cie Pin naik bis sedang aku dijemput Cie Sian. Tapi mulai kelas 2 ini aku sudah bertekat pulang naik metro mini atau bajaj sama temen-temen. Cie Sian cuman tersenyum aja aku bilang gitu..
Cuma gara-gara naik bis itu, Tante Vi, sekretaris Mama khusus buat di rumah dan gara-gara kekhususannya itu kami suka ejek dia butler alias “kepala pelayan” hehehe- jadi sedikit sewot. Tapi bagusnya, uang sakuku jadi bertambah. Katanya sih buat naik taksi atau makan di jalan kalo laper. Ya, lumayanlah.
Buat ukuran anak SMP, yang meskipun di sekolahan termasuk yang miskin, tapi uang sakuku yang dua ratus ribu sehari mungkin ngga kebayang sama temen-temenku yang sok kaya. Lagian aku buat apa bilang-bilang.. kalo gini kan ketauan mana yang temen mana yang bukan.. soalnya anak SMP ku itu dari dulunya, juga pada waktu itu, bahkan sampai sekarang. Terkenal matre.
Well, dan gara-gara kata matre itu pula yang bikin aku bisa ngeseks sama Vonny, anak kelas 3.... sambungan baca di www.tambangbokep.com
#aztagram #abgngentot #abg #ngentot #ngawe #ceweknakal #itil #bokep #bokepjepang #bokepino #bokepindonesia #girl #video #cewek #memektembem #memekbasah #dewasa #hot #tetek #tetekbesar #tetekgede #memekbecek #memekpop #toketbesar #semok #toketgede #videobokepindo #instarepost #sange #nenen
0 notes
harianpublik-blog · 7 years ago
Text
WADUH! Panggilan KPK Dicuekin Sjamsul Nursalim dan Istri
WADUH! Panggilan KPK Dicuekin Sjamsul Nursalim dan Istri
Harianpublik.com ~ Pemilik Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI) Sjamsul Nursalim dan istrinya, Itjih Nursalim mangkir dari panggilan KPK.
Keduanya dijadwalkan akan diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) kepada BDNI yang merugikan keuangan negara Rp 3,7 triliun.
“Surat panggilan sudah disampaikan ke kediaman yang bersangkutan di Singapura. Kami berkoordinasi dan meminta bantuan otoritas setempat namun, dua saksi tersebut tidak datang,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Jumat (25/8/2017), dilansir Teropong Senayan.
Ini adalah kedua kalinya Sjamsul dan Itjih tidak memenuhi panggilan KPK.
KPK juga memeriksa Team Leader Loan Work Out (LWO) I Asset Management Credit (AMC) Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) 2000-2002 Thomas Maria.
“Terhadap saksi Thomas Maria, kami dalami proses dan alur di BPPN hingga diterbitkannya SKL terhadap Sjamsul Nursalim,” ungkap Febri.
KPK pun masih terus memetakan aset-aset obligor BLBI yang ada di Indonesia untuk kepentingan pemulihan kerugian negara.
“KPK juga telah melakukan koordinasi dengan BPK untuk pematangan penghitungan kerugian negara,” tambah Febri.
Sjamsul adalah pemilik BDNI dan perusahaan ban PT Gajah Tunggal dan sudah lari ke luar negeri. Ia terakhir kali diketahui berada di Singapura di rumah duka Mount Vernon Parlour saat melayat pengusaha Liem Sioe Liong alias Sudono Salim pada 18 Juni 2012.
KPK menetapkan mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Arsyad Tumenggung sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) kepada Sjamsul Nursalim.
Syafruddin diduga mengusulkan pemberian Surat Pemenuhan Kewajiban Pemegang Saham atau SKL kepada Sjamsul Nursalim selaku pemegang saham atau pengendali BDNI pada 2004.
Sumber Berita : [pn]
Sumber : Source link
0 notes
bababookstore · 8 years ago
Photo
Tumblr media
. ~•~ Asian Godfathers >> Rp. 99.000 ~•~ Perekonomian di kawasan Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Hong Kong, danFilipina dikendalikan hanya oleh segelintir konglomerat. Mereka dikenal sebagai godfather Asia. Pada 1990-an, mereka termasuk delapan dari 25 orang terkaya di dunia. Siapa sejatinya mereka? Dan bagaimana mereka bisa seperkasa itu?  Nama mereka tak asing di telinga publik, namun sosok mereka misterius dan penuh selubung mitos. Sebut saja, Li Ka-shing, sang miliuner Hong Kong; Stanley Ho, bandar kasino di Macau; Lim Goh Tong, pemilik Genting Highland Resort di Malaysia; Lucio Tan, miliuner tembakau asal Filipina; atau para konglomerat Indonesia, dari Liem Sioe Liong, Eka Tjipta Widjaya, Aburizal Bakrie, hingga Tommy Winata.  Berpengalaman sebagai reporter selama belasan tahun di kawasan Asia, Joe Studwell melukiskan secara detail potret diri dan lakon bisnis para godfather: keberanian, kekejaman, kedermawanan, kelihaian, keculasan, kehidupan seksual, pergulatan membangun kongsi dan guanxi, serta komitmen dan pengkhianatan terhadap politisi, preman, juga triad dan sindikat. 
0 notes
yugomugi-blog · 8 years ago
Text
Indomie dan Korelasinya Dengan Teori Belajar.
Tumblr media
Anda dan seluruh rakyat Indonesia pastinya sudah tidak asing lagi kan dengan logo di atas? Biasanya yang terlintas di pikiran masing-masing orang ketika mengingat/melihat logo tersebut adalah "Jadi laper nih ", "ini menu favorite bagi anak kos-kosan", dan lainnya. Tidak heran jika setiap orang di Indonesia tau akan kelezatan "INDOMIE" tersebut. Karena Indomie merupakan makanan instant asli Indonesia.
Apakah pernah terpikirkan oleh anda, bagaimana sejarahnya makanan instan yang lezat asli Indonesia tersebut?
Ketika mie instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, banyak yang meragukan bahwa mie instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mie instan sendiri harganya terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mie instan di Indonesia.
Indomie merupakan salah satu merek produk mie asli buatan Indonesia yang berasal dari kata Indo (Indonesia) dan Mie (mie instan). Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk paling sukses dari perusahaan milik Sudono Salim (Liem Sioe Liong) ini mulai diluncurkan ke pasar sejak tahun 1970, dan produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam saja yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia.
Kemudian tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie goreng.
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, dan itu menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asli Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Selain inovasi terhadap rasa dan kemasan, Indomie juga terus menggali ide untuk pemasaran. Salah satunya dengan memperkenalkan slogan-slogan baru agar Indomie lebih dekat pada masyarakat. Diantara slogan yang pernah digunakan Indomie adalah Indomie Seleraku, slogan ini menjadi yang paling identik dengan Indomie karena telah digunakan sejak 1982 hingga sekarang. Selain sebagai slogan, Indomie Seleraku ternyata juga dijadikan lagu resmi oleh Indomie. Lagu ini diciptakan oleh A. Riyanto pada tahun 1980an. Disamping itu komitmen yang senantiasa dipegang teguh oleh Indomie dalam mewujudkan konsep 3A (Acceptable, Availiability dan Affordability) mendukung kesuksesan Indomie.
Terdapat korelasi antara tulisan diatas dengan teori belajar, tepatnya teori classical conditioning. Pada teori ini ada efek anchor, yaitu bila satu indera bereaksi maka indera yang lain ikut juga terpicu, dan pengaitan ini bisa terjadi dari belajar yang dilakukan secara berulang (repetisi). Seperti yang kita tahu, bila kita mendengar kata indomie atau melihat iklan indomie (rangsangan) maka hal yang langsung terpikirkan yaitu "lapar" sambil membayangkan saat kita memakan indomie tersebut (respon). Hal tersebut karena salah satu indera kita melakukan hal yang berulang terus menerus sehingga tanpa adanya stimulus berupa bentuk fisik dari produk indomie tersebut pun, ketika kita mendengar/melihat kata-kata "Indomie, seleraku.." maka tanpa sengaja diri kita merespon yaitu berupa timbulnya rasa lapar dan membayangkan produk indomie tersebut.
Terimakasih, semoga tulisan saya selalu bermanfaat untuk orang lain.
0 notes
ayojalanterus · 7 years ago
Text
Cerita Jenderal M Jusuf Menampar China Taipan Liem Sioe Liong
http://dlvr.it/PvRHBP
0 notes
rmolid · 4 years ago
Text
0 notes
muhammad-feza · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bed time story... "Keberanian, strategi, dan visimu memang hebat!" puji Liem Sioe Liong selaku pemilik BCA kepada sang nahkoda BCA, Mochtar Riady.. 👏👏 – View on Path.
0 notes