#Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail
Explore tagged Tumblr posts
Text
"Dia adalah buah hatiku yang paling kukasihi ya Allah"
Khutbah Idul Adha 1 Dzulhijjah 1445 H Masjid Al Furqan, Gunung Putri, Bogor
Di hari raya ini, kita memohon kepada Allah untuk terus berusaha senantiasa melaksanakan semua perintah Allah, dan berusaha seoptimal mungkin meninggalkan seluruh larangan Allah.
Setiap bulan Dzulhijjah setidaknya ada 2 momen penting, 1. Yang pertama adalah ibadah haji Kita doakan semua yang sedang beribadah haji, semoga amalannya diterima Allah dan pulang dengan selamat dan sehat, serta diberikan rizki oleh Allah dengan haji yang mabrur
2. Yang kedua adalah ibadah qurban ((Versi mengapa Nabi Ibrahim diminta oleh Allah menyembelih anaknya (Nabi Ismail) ada banyak, tetapi ada salah satu versi yaitu versi dari kitab Al Hikam yang ditulis oleh Syeikh Ibnu Atha'illah).
Paling, Kata yang Menggetarkan 'Arys-Nya
Syeikh Ibnu 'Athaillah, beliau adalah imam besar. Dalam salah satu kitabnya yaitu al Hikam diterangkan bahwa suatu hari Nabi Ibrahim pernah terbersit dalam hatinya, beliau merasa beliau adalah makhluk Allah yang paling berbelas kasih terhadap sesamanya. Ada 1 kata yang menggetarkan 'Arsy yaitu kata "paling". Beliau berkata seperti itu bukan tanpa alasan.
Selalu mencari orang untuk makan bersama
Nabi Ibrahim setiap kali ia mau makan, maka beliau selalu mencari orang untuk makan bersama, bahkan beliau sampai berjalan 1-2 mil untuk menemukan orang yang diajak makan bersama.
2. Berqurban sangat banyak
Tidak hanya itu, Nabi Ibrahim adalah nabi yang gemar berqurban. Setiap kali berqurban, jumlahnya sangat banyak yaitu 1000 ekor kambing, 300 ekor lembu, 100 ekor unta. Jangankan manusia, malaikat pun terkagum dengannya.
Dialog Nabi Ibrahim dengan Allah di Alam Malaqut
Dari kata paling yang terbersit di dalam hati Nabi Ibrahim, maka Allah menguji apa yang ada di dalam hatinya. Nabi Ibrahim diajak hampir setiap malam untuk naik ke langit ke alam malaqut. Ia menyaksikan apa yang terjadi pada manusia di dunia. Allah saksikan kepadanya manusia yang keji dan bangga dengan maksiat (pezina, syaribul khamri/ mabuk, dan macam lainnya).
Lalu Allah bertanya kepada Nabi Ibrahim,
"Bagaimana pendapatmu tentang mereka yang bermaksiat?"
Kata Nabi Ibrahim,
"ya Allah binasakanlah mereka, mereka hidup di bumi Engkau, memakan rizki Engkau, kemudian mereka tidak taat kepada Mu." Dalam suatu riwayat Allah menuruti pendapat Nabi Ibrahim dan orang itu meninggal, sampai sekian peristiwa yang mungkin 3-4 kali.
Ke sekian kalinya Nabi Ibrahim memberikan pendapat yang sama yaitu meminta Allah membinasakan mereka yang bermaksiat, kemudian Allah menegurnya dan memintanya turun.
“Aku lebih sayang hamba-hamba-Ku dibanding kau terhadap mereka. Ibrahim, turunlah. Mereka yang kaukecam mungkin akan bertobat dan berharap.”
“Ibrahim, kau ini orang dengan doa yang maqbul. Janganlah berdoa untuk kehancuran hamba-hamba-Ku karena mereka masih memiliki tiga kemungkinan; pertama, mereka bertobat dan Aku menerimanya; kedua, Aku menciptakan keturunan-keturunan darinya yang bertasbih memuji-Ku; dan ketiga mereka mati secara wajar yang bisa saja Kumaafkan atau Kusiksa.”
Setelah sekian tahun, dan saat itu Nabi Ismail dalam usia yang telah sanggup untuk berpikir, beliau bermimpi yang dalam mimpi itu beliau diminta untuk menyembelih anaknya (QS. Ash-Shaffat: 102).
"Ya bunayya (duhai anakku), sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu."
Lalu nabi Ismail berpikir dan menjawab ayahnya,
"Ya abati (duhai ayahku), lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu. insyaaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
"Yaa bunayya", kata yang Nabi Ibrahim gunakan, ini bukan sekedar panggilan biasa, kata ini menunjukkan kasih sayang yang begitu mendalam. Seiring dengan itu, bukan dijawab dengan "ya abi, ya buya," atau yang lainnya, oleh Nabi Ismail dijawab "ya abati", menandakan rasa sayang dan hormat yang teramat sangat kepada ayahnya.
Kemudian, Nabi Ibrahim menuntun anaknya sambil membawa pisau sampai ke Mina, tempat di mana Ismail akan disembelih.
Pesan Nabi Ismail kepada Nabi Ibrahim
Ketika sampai, Nabi Ismail berpesan 4 hal kepada Nabi Ibrahim:
Ayah, tolong ikat aku dengan kencang agar aku tidak bergerak dan menyebabkan ayah kasihan dan menyulitkanmu
Tajamkan pisaumu agar aku tidak merasakan kesakitan yang sangat, karena sungguh kematian adalah sesuatu yang berat
Tolong singsingkan lengan baju ayah sehingga darahku tidak menciprat dan ketika ayah pulang bertemu dengan bunda, bunda tidak bersedih melihatnya
Sampaikan kepada bunda bahwa aku telah berpulang menghadap Allah dan agar ia bersabar dengan perintah Allah, dan apabila bunda dan ayah merindukanku, bawalah pulang bajuku agar itu menghapuskan kerinduan kalian kepadaku.
(Sebagai tambahan: - hadapkan wajahku ke arah tanah, agar engkau tidak melihat wajahku, lalu ayah menjadi kasihan padaku. - jangan kabarkan pada ibu bagaimana ayah menyembelihku dan mengikatku. - jangan ada anak-anak yang dekat pada ibu, jika ada anak yang seusiaku, janganlah lihat agar tidak terus menerus bersedih. Itulah pesanku wahai ayah”.)
Keraguan dalam Hati Nabi Ibrahim
Saat akan menyembelih Nabi Ismail, datang keraguan dalam hati Nabi Ibrahim dan dalam hatinya ia berkata kepada Allah, "Ya Allah Tuhanku, ini adalah buah hatiku, anakku yang paling aku kasihi."
Lalu Allah menjawabnya, "Wahai Ibrahim, ingatkah engkau suatu malam ketika kau memintaku untuk membinasakan hambaKu. Apakah kau tidak tahu bahwa aku menyayangi mereka sebagaimana engkau mencintai anakmu? Kalau kau memintaKu membinasakan mereka, maka akan Ku perintahkan kepadamu untuk menyembelih anakmu satu-persatu."
(seakan mengisyaratkan, "ketika Aku angkat engkau (Nabi Ibrahim) ke alam malaqut, lalu engkau mengusulkan untuk membunuh hamba-hamba Ku yang bermaksiat itu dan Aku melaksanakannya, tetapi kenapa ketika Aku meminta engkau untuk menyembelih anakmu lalu engkau terus berpikir? Aku menciptakan hambaKu, lalu engkau dengan ringannya mengusulkan untuk membunuhnya").
Lalu teguhlah hatinya, dan bismillahi Allahu akbar, Nabi Ibrahim menggerakkan pisaunya hingga datanglah pertolongan Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba.
Tambahan: Semenjak saat itu, pada eranya Nabi Ibrahim menjadi orang yang "aswaqunnas", orang yang paling sayang kepada manusia.
Wallahu a'lam bish shawab.
#panah-arah #Notulensi
by l.n.z
2 notes
·
View notes
Text
Diantara runtutan kisah keluarga Nabi Ibrahim. Aku terkesima dengan cara Nabi Ibrahim dapat menanamkan Tauhid yang kokoh pada istrinya sejak berumah tangga. Sehingga ketika Siti Hajar tau bahwa Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk meninggalkan istri dan anak bayinya di tanah yang tandus, tidak ada makhluk hidup satu pun. Siti Hajar yakin bahwa Allah tidak akan membiarkan mereka. Rasa keyakinan, kesabaran, dan percaya yang penuh kepada Allah itu membuahkan hasil yang manis, dengan pertolongan Allah muncul air di tanah tandus itu dan masih mengalir sampai saat ini. Usahanya berlari mencari air dari bukit safa ke marwah pun diabadikan dalam salah satu rukun ibadah haji yang hingga saat ini masih terus dilaksanakan oleh seluruh umat muslim dari penjuru dunia.
Pun aku terkesima bagaimana Siti Hajar mendidik anaknya Nabi Ibrahim dengan Tauhid yang kuat. Sehingga meskipun lama tidak berjumpa dengan Sang Ayah, yang ketika itu akhirnya bertemu dan kemudian Sang Ayah mendapatkan perintah untuk mengurbankan anaknya. Nabi Ismail tidak ragu dan takut sedikit pun karena meyakini bahwa ini adalah perintah Allah. Allah tidak akan mengecewakan hamba yang sudah percaya penuh kepadaNya. Lagi-lagi, Allah menunjukkan kuasaNya dengan menggantikan Nabi Ismail yang disembelih menjadi seekor domba besar.
Alangkah cantik cara yang Allah perlihatkan kepada kita. Sampai-sampai kisah ini menjadi simbol kerelaan, pengorbanan, Tauhid yang kokoh dapat diambil pelajaran bahwa Rabbku yang MahaBesar itu tidak akan pernah mengabaikan makhluk ciptaanNya.
Selamat Idul Adha semuanya. Seiring bertambah usia semoga akal pikiran kita selalu ditajamkan untuk membaca tanda-tanda kebesaranNya dan hati kita selalu dilembutkan untuk mempercayakan semua dalam kendaliNya🎀🌷.
27 notes
·
View notes
Text
Wahai para penuntut ilmu, berbahagialah...
Tulisan ini dibuat sebagai rangkuman dari nasihat yang diberikan oleh ustadz muda ahli Qur'an ketika mengisi acara pembukaan les private bahasa arab yang diadakan oleh Quantum Maba. Ustadz Muhammad Saihul Basyir namanya, semoga Allah selalu merahmati beliau.
Dalam nasihatnya, beliau mengatakan. "Sesungguhnya hati itu akan kenyang apabila ia diberi asupan berupa dzikrullah, maka janganlah kamu meninggalkan Taman Taman yang didalamnya terdapat dzikrullah".
Nasihat ini diberikan diawal, sebagai pengingat bahwa ternyata, hati kita itu teh memerlukan asupan juga ya. Eh, apa kabar hati kamu hari ini ? Semoga selalu sehat ya...
Oke, sekarang aku mau menyampaikan kisah yang diceritakan oleh ustadz Saihul basyir kisah tentang Imam Bukhori.
Nama Asli Imam bukhori itu adalah Muhammad bin ismail bin Ibrahim. Seorang pakar Hadits yang rela menyebrangi Lautan demi mendapatkan ilmu baru, yang rela berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain.
Jadi, satu hari imam bukhori sedang menaiki kapal untuk pergi kesuatu tempat, dan beliau membawa perbekalan uang sebesar 1000 dinar. Lalu ketika dikapal imam bukhori mendapatkan teman baru untuk jadi teman ngobrol diperjalanan gitu. Dan beliau menceritakan tentang keadaannya kepada teman barunya itu, eh keceplosan bawa uang 1000 dinar.
Akhirnya suatu ketika, teman baru imam bukhori ini menyusun rencana untuk mendapatkan uang 1000 dinar itu, berpura puralah ia bahwa uangnya hilang. Lalu diumumkannya kepada penduduk kapal, bahwa uangnya hilang sebesar 1000 dinar.
Mendengar hal itu, imam bukhori tanpa segan dan ragu langsung membuang uang 1000 dinar tersebut kelaut.
Setelah dicari cari dikapal, dan tidak menemukan uangnya, penduduk kapal mulai curiga bahwa temannya ini berbohong. Akhirnya ia mengaku bahwa dirinya berbohong dan mengatakan bahwa sebenarnya yang punya uang 1000 dinar itu imam bukhori.
Mendengar hal itu, penduduk kapal bertanya kepada imam bukhori, mengapa uangnya dibuang kelaut? Apa kata imam bukhori? Inilah pelajaran yang akan kita dapatkan.
Kata imam bukhori, "Sesungguhnya aku berpuluh puluh tahun mencari ilmu dari satu tempat ketempat yang lain. Dan aku mempunyai banyak guru dan tidak ada aku temukan diantara mereka yang mengajariku untuk berbohong. Dan bagiku, tertuduh sebagai orang yang mencuri lebih menghinakanku dari pada tidak punya uang sedikitpun".
Deeepppp...
MasyaAllah, hikmahnya apa? Kata ustadz Saihul, Ilmu itu lebih berharga dari pada uang. Lebih berharga dari pada dunia dan seisinya. Seseorang akan mulia dengan ilmu dan ilmu akan meninggikan derajat bagi orang orang yang menuntutnya atau mencarinya...
إنَّ الأنْبِياءَ لَمْ يُورِّثُوا دِينَاراً وَلا دِرْهَماً وإنَّما ورَّثُوا الْعِلْمَ، فَمنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para Nabi ‘Alaihimush Shalatu was Salam tidak mewariskan emas maupun perak yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Makanya, para ulama itu adalah pewaris Nabi. Dan cukuplah bagi kita ayat Qur'an pertama yang turun itu menjadi penyemangat kita untuk menuntut ilmu.
Bahkan pentingnya ilmu itu sampai sampai ia mendahului amal. Kita tidak bisa shalat jika tidak tau ilmunya, tidak bisa Haji jika tidak tau ilmunya dsb.
Jadi inget kata bapak, "Sesuatu itu harus ada ilmuya"
Semoga kita semua bisa menjadi pembelajar sejati, seseorang yang mendapatkan ilmu dan dirihdai Allah subhanahu wata'ala.
Jangan lupa, untuk jadi bermanfaat dengan ilmu yang di miliki yaaa...
.
Siak, July 2023
28 notes
·
View notes
Text
Idul Adha: Merayakan Pengorbanan Nabi Ibrahim, Melupakan Siti Hajar?
"Seperti apa sih kalian dalam memaknai Idul Adha?"
Perayaan Idul Adha selalu identik dengan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan penyembelihan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT. Namun, ada satu aspek penting yang sering kali terabaikan dalam pemaknaan Idul Adha, yaitu peran sentral seorang perempuan hebat, Siti Hajar RA.
Kenapa kisah Siti Hajar RA menjadi satu aspek penting dalam pemaknaan ulang narasi Idul Adha di era sekarang?
Idul Adha juga lahir dari pengorbanan dan keteguhan iman seorang perempuan budak berkulit hitam sekaligus selir. Bahkan, pengorbanannya diabadikan dalam rukun haji dan umroh melalui peristiwa Sa’i. Peristiwa rhomyul jumroh, juga yang merupakah wajib haji pelaku subyeknya yaitu Siti Hajar ra. Kita bisa pahami bahkan rukun islam ke 5 kewajiban berhaji terdapat subyek perempuan yang sangat kuat dan sentral perannya
Kisah Idul Adha yang sering kita dengar hanya mengetengahkan keimanan dan tindakan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Faktanya, tidak semua Muslim merasakan keterikatan dengan cerita perintah penyembelihan Ismail AS yang menegasikan pengalaman perempuan dan kaum marjinal lainnya. Bagi banyak perempuan kulit hitam dengan genealogi sosial, politik, dan budaya yang berakar di sejarah praktek perbudakan, serta bagi perempuan yang berperan sebagai orang tua tunggal sekaligus tulang punggung keluarga, kisah pengorbanan, keteguhan, dan keimanan Siti Hajar RA dalam menghadapi prahara di keluarga Ibrahim AS bisa jadi jauh lebih bermakna daripada cerita Ibrahim AS yang hampir menyembelih putranya, Ismail AS.
Contoh nya :
Pekerja Perempuan: Harus memenuhi tuntutan untuk menghidupi keluarganya sekaligus mengurus tugas rumah tangga.
Perempuan sebagai Tulang Punggung Keluarga: Berperan sebagai orang tua tunggal dan menjadi tulang punggung keluarga.
Korban Kekerasan Seksual: Menjadi target sanksi sosial dalam masyarakat.
Semua ini merupakan perwujudan dari pengorbanan-pengorbanan tak nampak yang dibayarkan di altar patriarki sejak zaman Ibrahim AS.
Paradigma industrialisasi pernikahan Islamis di Indonesia sering kali meromantisasi gambaran keluarga kecil Muslim antara suami-istri, yang mengalienasikan perempuan dari kelompok rentan dan marjinal. Ekspresi kesalihan yang diwujudkan dalam ketaatan absolut istri terhadap suami, pembagian peran berbasis gender di mana istri diharapkan untuk berada di ruang domestik saja, serta kegiatan konsumtif terhadap produk-produk ‘syar’i’ tidak membuka ruang bagi keluarga-keluarga Muslim dengan ibu sebagai orang tua tunggal ataupun ibu yang harus bekerja di luar rumah.
Oleh karena itu,menurut geu penting bagi khutbah-khutbah sholat Idul Adha untuk membahas "Makna Haji & Idul Adha" dengan menyertakan lensa perjuangan Siti Hajar RA yang perannya sangat sentral dalam peristiwa haji dan udhiyah qurban. Dengan demikian, kita juga bisa belajar bahwa tradisi-tradisi dalam Islam tidak luput dari perjuangan seorang perempuan. Sebagai Muslim, kita perlu memahami bahwa Idul Adha tidak hanya tentang pengorbanan seorang ayah yang diperintahkan untuk menyembelih putra kandungnya, tetapi juga tentang pesan kesetaraan. Kisah seorang perempuan budak kulit hitam yang diasingkan bersama putranya ke padang pasir tandus oleh keluarga tuannya adalah juga seorang perempuan yang perjuangannya untuk bertahan hidup dilestarikan menjadi salah satu ritual haji yang dilakukan oleh jutaan orang setiap tahunnya. Perempuan yang namanya tak pernah disebut dalam Al-Qur’an itu, juga satu-satunya perempuan yang dikuburkan di samping Ka’bah.
Wallahu'alam biswab
6 notes
·
View notes
Text
Berikhtiarlah maka keajaiban datang
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.S Ibrahim : 37)
Do'a tersebut adalah lantunan yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim tatkala meninggalkan istrinya hajar dengan anaknya yang baru lahir, Ismail.
Mereka ditinggalkan di sebuah lembah yang sangat sunyi. Tanpa ada tanaman, hanya ada lautan padang pasir yang gersang sepanjang mata memandng.
Bahkan, tak terlihat satu pun pepohonan untuk sekadar bernaung, tak terjamah sedikit air untuk menyambung hidup. Tak ada insan lain yang ada selain bayi ismail yang masih memerah. Bayi tersebut kemudian mulai menangis begitu keras karena lapar dan kehausan, bahkan tangisnya menunjukkan tanda-tanda di ambang kematian.
Selanjutnya, sebagaimana naluri seorang Ibu, Ibunda Hajar mulai berlari, mencoba mencari bantuan serta seteguk air atau makanan untuk menghilangkan lapar dan dahaga bayi kecilnya.
Dia berlari bolak-balik tujuh kali dari bukit safa dan marwah. Meski penuh kesulitan namun ia terus mencari dengan seksama ke sekeliling, berharap bertemu dengan setetes air. Namun, hasilnya nihil tak pernah ada air di kedua bukit itu. Meskipun begitu barangkali ia hanya ingin menunjukkan ikhtiarnya kepada Allah. Terlebih ketika sebelumnya ia telah meyakinkan suami, yang telah meningggalkan mereka, dengan kalimat
"Pergilah wahai Ibrahim, sesungguhnya jika ini adalah perintah dari Allah maka Dia tak akan pernah menyia-nyiakan kami"
Lalu, mukjizat Allah pun menghampiri, bukan dari sepanjang jalan dari dua bukit yang ia telusuri, melainkan dari kaki kecil Ismail sang bayi yang tengah menangis keras sedari tadi muncul sebuah mata air yang mengalir begitu deras.
"Zam! Zam!, Berkumpullah berkumpullah"
Begitu wanita tersebut menyeru sambil mengumpulkan bebatuan untuk tak menyia-nyiakan mata air tersebut. Hajar pun lantas takjub dengan apa yang terjadi.
Lewat kisah tersebut kita dapat mengambil ibrah bahwa sering kali mukjizat atau bantuan Allah tak terletak di antara ikhtiar-ikhtiar kita. Bahwa, tugas kita sebagai manusia hanya berikhtiar semata Bahwa, Allah lah yang berhak menentukan kapan dan bagaimana pertolongan-Nya
Dan yang paling utama adalah bahwa Allah benar-benar menghargai proses dari ikhtiar kita, terbukti dari salah satu syariat yang Allah tetapkan pada ibadah haji bukanlah pada zam-zamnya. Melainkan pada sa'i; ikhtiar lari bolak-balik dari bukit safa dan marwah yang dijalani ibunda hajar; yang jika kita renungkan kembali tidak menghasilkan apa-apa.
5 notes
·
View notes
Text
Isam..
Alhamdulillah..
Perjalanan Umrah dan Ziarah pada Nopember 2023 atau Awal Jumadil Ula kali ini banyak memberikan kesan dan cerita seru..
Salah satunya keluarga Isam.. Isam adalah anak dari Pak Nur Cholis, yang baru Saya kenal di Bandara Soetta.. Beliau berangkat Umrah dengan keluarganya (istri beliau dan 2 anak yang bernama Ziham dan Isam).
Karena judulnya udah namanya Isam, maka kisah ini tentang cerita Isam.. yg lain skip dulu yaa...
Isam adalah anak yang sangat supel, aktif, ceria, dan lucuuuuu.. kira2 seusia anak kelas 1 SD memang lagi lucu-lucu nya, lagi aktif-aktifnya.. wes.. dialah artisnya dalam rombongan jemaah kami.. karena dia yg paling mencuri dan mencari perhatian semuanya.. he-he-he..
Kadang muncul tiba-tiba, kadang hilang tiba-tiba, tapi tetap dalam perimeter kendali yang aman.. Alhamdulillah..
Kisah uniknya..
Isam sama Papahnya, Thawaf di sekitar Ka'bah Baitullah, percakapan Ayah-Anak ini terjadi ketika sedang dalam menyelesaikan putaran thawaf..
Dengan semangat dan rasa ingin taunya Isam bilang ke Papahnya: "Pah.. Pengen Hijir Ismail!!" dengan semangat Papahnya Isam merealisasikan keinginan Isam, anaknya.. Isam pun bahagianya..
Next: "Pah.. Pengen ke Maqam Ibrahim..!!"
Walaupun cukup padat Sang Ayah pun ikut memutar ngikutin arus tawaf dan menepi mendekati Maqam Ibrahim, akhirnya Isam pun dapat melihat jejak kaki Nabi Ibrahim AS. Isam bahagia dan tersenyum bangga...
Namun pandangan Isam berfokus pada kepadatan dan cowded nya sisi Hajar Aswad lalu berkata ke Ayahnya: "Pah.. Batu Syurga!!" Melihat fakta yang tak kondusif untuk kesana, Papah Isam tak bisa mengabulkan keinginan Isam.. Alhasil Isam menangis 😭😭 balik dari Thawaf karena gak bisa ke Batu Syurga..
Tangisannya mengundang empati, banyak tangan yg digerakkan Allah untuk menghibur anak bocah ini..
Al hasil.. Isam banyak dapat 'berkat' berupa Roti, cokelat, kurma, dll dari jama'ah yang melihatnya..
Isam pun senang dan bahagia..
Banyak pelajaran dari kisah ini.. salah satunya:
Kadang kita hanya fokus pada keinginan, sehingga terus menangisi keadaan, padahal yang terjadi sedang dihadapi itulah yang paling aman, paling baik untuk kita, dan kita harus teliti bahwa dibalik tidak tercapainya keinginan kita, Allah pasti sudah beri berkah dan kebaikan-kebaikan yang sangaaaaatlah banyak.. maka itulah yang sungguh membahagiakan apabila kita mau bersyukur..
"Wali-wali Allah itu tidak takut/khawatir dan tidak bersedih hati/berputus asa"
Mari bahagia selalu.. syukuri segalanya..
Alhamdulillah bini'matihi tatimussalihat..
Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Laa hawla walaa quwwata Illa billah..
5 notes
·
View notes
Text
Hikmah pengasuhan, sejatinya…
Hari ini, masya Allah banyak orang tua berbondong-bondong belajar parenting, merencanakan konsep pengasuhan sematang mungkin, tak jarang pula yang niatnya ‘agar tidak mengulang kesalahan orang tuanya yang dahulu’, hingga praktisi parenting pun banyak alirannya. Tentu ini adalah sebuah kemajuan, sampai aku dan teman-teman selingkaranku pernah wondering: kira-kira apa ya, tantangan yang akan dihadapi oleh anak-anak yang orang tuanya belajar parenting? Masalah baru apa di masa depan yang muncul dalam satu generasi tersebut? Hehe. Agak lucu, orang tua belajar parenting tapi malah khawatir akan tantangan baru sebuah generasi🤣, tapi bener juga ya. Setiap generasi pasti ada masalahnya.
Kali ini aku ingin mengabadikan 2 hikmah pokok pengasuhan, yang aku sarikan dari nasehat Teh Karina Hakman dalam kelas Series Home Education yang aku ikuti. Menurutku, dua hal ini menjadi pondasi bagi seorang Ibu - terlepas dari apapun aliran parenting-nya- dalam pengasuhan seorang anak. Dua hal ini pula yang PASTI bisa diaplikasikan dari Ibu zaman baheula sampai Ibu-ibu sosyielita zaman ayeuna.
1. Do’a
Dalam Qur’an, kisah pengasuhan oleh seorang Ibu dicatat bukan tentang bagaimana mempersiapkan anak menjadi Hafizh Qur’an, atau anak yang pintar, atau bagaimana mengajari anak agar rajin sholat, bukan pula tentang bagaimana seorang Ibu itu mempersiapkan permainan terbaik, ataupun nutrisi terbaik. Namun tentang do’a seorang Ibu. Potongan kisah Istri Imran (yang beberapa ulama tafsir menyebutkan nama beliau adalah Hannah), berdo’a ketika masa kehamilan seperti yang tercatat dalam surah berikut:
(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Ali Imran: 35)
Sang Ibu, mendo’akan agar janin yang ada di dalam kandungannya menjadi hamba Allah, mengabdikan dirinya kepada Allah sepenuhnya ketika di dunia. Allah Maha Tahu ketulusan dan kesungguhan do’a sang Ibu, maka Allah kabulkan do’a tersebut secara spesifik: menjadi hamba yang mengabdi kepada-Nya. Siapakah dia? Dialah Maryam binti Imran, yang tidak hanya diterima do’a sang Ibu agar Maryam menjadi hamba yang mengabdi sepenuhnya, tetapi Allah juga jamin kehidupannya Maryam, rezekinya, pendidikannya, serta kesuciannya. Allah kirimkan Zakaria, yang juga seorang Nabi sekaligus pamannya, sebagai orang yang membantu memenuhi kebutuhan Maryam. Hingga Allah takdirkan Maryam mengandung janin, yang juga merupakan seorang yang istimewa, nabi Allah, Nabi Isa as.
Ketulusan do’a Ibu, pintu keberkahan kehidupan seorang Maryam. Sang Ibu ‘hanya’ berdo’a agar anaknya menjadi hamba yang mengabdi kepada Allah, lalu Allah beri lebih banyak dari pintanya. Dan siapa lagi yang lebih baik pengasuhannya daripada anak yang dijaga oleh Allah?
2. Ketaatan kepada Allah
Berkisah pula kehidupan Ibunda Hajar, istri dari Nabi Ibrahim as., Ibunda dari Nabi Ismail as. Tentu kita tidak asing mendengar sepenggal kisah tentang Ibunda Hajar bersama bayi Ismail, yang ditinggal oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah, di padang pasir gersang, tanpa makanan, tanpa air, tanpa rumah. Alih-alih bilang tak sanggup, Bunda Hajar justru menerima ketetapan Allah untuk bersama dengan Nabi Ismail as. karena keimanannya yang luhur bahwa Allah tidak akan menelantarkan keduanya. Tatkala Ismail kehausan, Hajar berangkat mencari air, bulak-balik dari bukit Safa ke bukit Marwah, hingga 7 kali. Jika pakai logika, buat apa kembali lagi bulak-balik, tadi kan sudah dilihat tidak ada apa-apa. Namun, jauh dari itu, perjuangan Ibunda Hajar mengajarkan tentang ikhtiar manusiawi yang maksimal, sebagai wasilah pertolongan Allah datang. Tawakkal tidak berarti berdiam diri. Tawakkal artinya berusaha-semampu yang sang Ibu bisa, walau mungkin ‘tak linear’ dengan hasil yang akan Allah beri, membawa keyakinan penuh dalam hati bahwa Allah akan memampukan. Kala mata air terpercik dekat kaki bayi Ismail, disitulah mula keberkahan dari ketaatan Ibunda Hajar. Zam-zam, tidak hanya menghilangkan dahaga Nabi Ismail kala itu, tapi juga menjadi awal berdirinya kota Mekkah. Karena mata air tersebut terus ada dan mengalir, banyak kafilah dagang dari banyak tempat singgah, hingga ramai, lalu berdirilah peradaban di sana.
Siapa yang sangka, ikhtiar Bunda Hajar untuk ‘lari-lari kecil’ dari Safa ke Marwah, yang disertai keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, yang niatnya ‘hanya’ untuk mencari minum anaknya saja, ternyata berkontribusi atas peradaban baru yaitu kota Mekkah, sampai hari ini menjadi peradaban ummat Muslim di dunia, semua terpaut hatinya ingin berbondong-bondong datang ke sana.
Kisah-kisah di atas menjadi refleksi besar tentang cara pengasuhan yang tidak boleh lepas dari seorang Ibu. Terkadang, waktu dan tenaga kita sedikit, kemampuan kita terbatas, pengetahuan kita tak banyak. Kita sering disibukkan dengan masalah anak: kok belum bisa jalan, kok belum bicara, kok hiperaktif, kok makannya susah, kok BB nya seret, kok belum bisa baca, kok rewel terus, kok ini kok itu. Laa hawla walaa quwwata illa billaah. Tugas Ibu adalah ‘lari-lari’ kecil seperti Ibunda Hajar, dan langitkan do’a terbaik seperti Istri Imran. Dengan hati yang bertawakkal.
Carilah keberkahan, dengan do’a dan ketaatan. Allah yang akan tambah. Allah yang jaga anak-anak kita. Allah yang mampukan anak-anak kita. Dari jalan yang mungkin tidak pernah kita sangka.
***
Bandung, 9 Maret 2023 | 23.24 pm
12 notes
·
View notes
Text
Kisah Penyembelihan Nabi Ismail
(Tadabbur Al-Qur’an Surah As-Shaffat ayat 99-111)
Bismillahirrahmanirrahim….
Sebelum masuk pada topik, kita perlu tahu dulu apa arti tadabbur itu sendiri. “Tadabbur” dalam kamus Al-Munawwir dan aplikasi kamus android berarti “mempertimbangkan, merenungkan, memikirkan akhir/akibatnya (baik buruknya)”. Dari sana kita bisa menyimpulkan “Tadabbur al-Qur’an” berarti merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga dari kisah/kejadian/hukum di sana, kita bisa mengambil hikmah dan memikirkan akibat dari kisah/kejadian/hokum tersebut.
Pada sesi Tadabbur al-Qur’an yang pertama ini, saya mengambil surah As-shaffat ayat 99-111 di mana topik di situ adalah kisah tentang penyembelihan Nabi Ismail. Kalau ayatnya sudah dibaca, langsung kita masuk pada tadabbur-nya.
Dari ayat tersebut, ada dua hal yang bisa kita dipelajari:
1) Tentang iman
Berbicara tentang iman, di sana terlihat jelas betapa kuatnya iman Nabi Ibrahim, sehingga beliau bisa taat saat diperintahkan mengorbankan sesuatu yang amat sangat dicintainya: seorang anak. Apalagi “si anak” bukan anak yang biasa. Beliau anak yang shalih dan sangat berbakti. Tentunya berat bagi Nabi Ibrahim. Tapi karena iman dan cinta yang lebih besar kepada Allah, Nabi Ibrahim akhirnya melaksanakan juga, walau akhirnya Allah menakdirkan keselamatan Nabi ismail.
kekuatan iman Nabi Ismail seperti ayahnya. Walau dirinya harus dibunuh, rela dan amat siap, karena itu adalah perintah Allah.
Sebetulnya Allah itu “hanya” ingin menguji keimanan Nabi Ibrahim lewat peintah ini, apa taat atau tidak. Jadi sebetulnya, yang perlu di-highlight adalah kepatuhan seorang hamba, entah bagaimana hasilnya. Yang jelas Allah tidak mungkin dzalim. Hukum-hukum-Nya sudah diatur sedemikian rupa. Pada akhirnya, Allah mengabadikan peristiwa ini sebagai momen besar setiap tahun bagi seluruh umat Islam di dunia, yaitu Idul Adha.
2) Tentang hubungan orang tua dan anak
Dialog antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail pada ayat-ayat di atas cukup menarik. Biasanya dalam bahasa Arab, jika ingin memanggil anak, maka memakai “yaa ibni”, sementara memanggil ayah, memakai “ya abi”. Tapi itu versi biasa. Nah Nabi Ibrahim memanggil Ismail dengan “yaa bunayya” sementara Nabi Ismail memanggil ayahnya dengan “yaa abati”. Bagi temen-temen yang pernah belajar bahasa Arab akan tahu perbedaan kata tersebut berarti panggilan yang lebih lembut dan penuh kasih saying.
Lalu ada kata-kata “fanzhur madza tara” (maka pikirkanlah apa pendapatmu?). Hmm, sudah jelas-jelas itu perintah Allah, tapi Nabi Ibrahim masih memikirkan pendapatnya Nabi Ismail, padahal Nabi Ismail masih cukup belia. Dari sini kita belajar, meski kita sudah menjadi orang tua, tidak boleh egois. Kita tetap harus mempertimbangkan pendapat anak.
-i usia yang cukup belia (di situ menggunakan kata “ghulam” yang dalam Bahasa Arab menunjukkan usia antara 2-7 tahun), Nabi Ismail sudah bisa menjadi anak yang bisa diandalkan (membantu dan bermanfaat untuk orang tuanya). Bahkan beliau dengan rasa percaya diri mau patuh ketika diberitahu akan dibunuh. Tentu saja kecerdasan anak yang seperti ini tidak terlepas dari didikan yang baik dari orang tuanya.
Wallahu a’lam (qonitamasih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://rumaysho.com/11623-pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-menyembelih-ismail.html
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alqalb/article/view/875/0
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
5 notes
·
View notes
Text
Mereka yakin, dan Allah pun menolongnya
Beberapa kali ngobrolin surat ini. Aku pun memutuskan mengabadikannya sedikit.
Surat Maryam punya kesan tersendiri buatku.
Coba deh dengerin versi Syeikh Omar Hisham, adem banget.
Ada apa sih di Q.S. Maryam? Dan.. kenapa jd salah satu yg paling favorite buatku?
Di surat ini aku benar² melihat gambaran kehidupan yg tidak mudah. Namun, dibalut dengan kisah romantis seorang hamba dan Tuhannya yg saling mencintai.
HambaNya mencintaiNya, maka ia taat dan yakin Allah akan menolongnya.
Allah pun mencintai hambaNya, maka Dia menuntunnya dan menyelamatkannya.
>> Dari kisah Nabi Zakariya yg dianugerahi anak shalih (Nabi Yahya) di masa tuanya setelah berdo'a sebegitu lamanya.
"dan aku tidak pernah kecewa berdo'a kepada Tuhanku"
>> Kisah Bunda Maryam, wanita shalihah yg tidak pernah disentuh laki², tapi difitnah karna mengandung Nabi Isa (krn kuasa Allah).
Saat itu sempat Maryam menganggap mati lebih baik drpd menanggung malu.
Lalu Allah menjaganya dr mengandung hingga melahirkan, dan membelanya melalui lisan anaknya yg msh bayi.
>> Kisah Nabi Ibrahim menghadapi ayahnya yg berbeda keyakinan dgn kelembutan. Kisah Nabi Musa, Ismail, dll.
Ada ayat yg paling heart catching bagiku, intinya begini, "Demikianlah, itu mudah bagi Allah agar Kami menjadikannya sbg tanda kebesaran Allah. Dan itu sudah diputuskan." [21]
Juga "...orang² yang Kami tuntun, dan Kami pilih." [58]
Kalo Allah milih kita, Allah percaya kita dan akan berjalan bersama kita melewatinya. Yakin aja, kuasaNya jauh lebih besar dr masalahmu😊
11/3/2022
22.37 wib
~ km
4 notes
·
View notes
Text
Maryam 5yo
Menggambar kisah tentang adal mula kakbah dan syariat qurban. Di sebelah kakbah Maryam menggambar Allah dalam bentuk manusia. Akhirnya diajarkan bahwa Allah tidak serupa dengan manusia, wajah Allah, tangan Allah, dan segala sifat sifatnya tidak boleh disamakan dengan manusia. Ibu ajarkan menggambar Allah seperti hulatan cahaya dan lafadz Allah didalamnya.
Tangkapan memorinya baik, hampir semua cerita tergambar dengan lengkap.
Ceritanya kakbah adalah bangunan yang dibuat nabi ibrahim, ada Allah perintahkan lewat mimpi supaya nabi ibrahim menyembelih anaknya yang bernama nabi ismail. Nabi ibrahim (kanan) memegang pisau siap menyembelih nabi ismail (yang kecil berwarna hijau) lalu Allah gantikan dengan kambing dan berdarah-darah (dekat matahari). Kotak coklat dekat hunga adalah informasi dari Maryam bahwa ini terjadi di padang pasir.
Banyak pesan moral yang Maryam dapat dsri kisah ini salahsatunya, cinta manusia yang terbesar haruslah untuk Allah, melebihi cinta pada makhluk lain.
0 notes
Text
15 PELAJARAN DARI KISAH NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL عليهما السلامبِسْمِ اللَّه...
15 PELAJARAN DARI KISAH NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL عليهما السلام بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 1. Doa adalah ibadah, maka tidak boleh berdoa kepada selain Allah ‘azza wa jalla. 2. Adab berdoa agar dikabulkan (sepuluh adab). 3. Hendaklah kita berdoa meminta anak shalih sebelum dilahirkan dan setelahnya. 4. Para Nabi tidak pantas disembah, karena mereka hanyalah hamba yang menyembah…
View On WordPress
0 notes
Text
4 hikmah kisah Nabi Ibrahim as dan keluarganya (Khotbah Idul Adha):
1. Berhusnudzon kepada Allah
Ketika nabi ibrahim meninggalkan siti hajar dan ismail di lembah yang tidak ada kehidupan. Siti Hajar bertanya "apakah Allah memerintahkanmu untuk meninggalkan kami" Lalu Nabi Ibrahim menjawab "benar"kemudian Siti Hajar berkata "kami tidak akan tersia-siakan karena Allah bersama kami"
2. Mencari rizki yang halal
Kesungguhan siti hajar dalam mencari air, di keluarkan segala tenaganya bolak balik dari shafa dan marwa sebanyak 7x. Walaupun akhirnya air itu ada didekat anaknya sendiri.
Ini memberikan pelajaran kepada kita untuk bersungguh-sungguh dalam menjemput rizki dengan mengeluarkan segala kemampuan yang kita miliki. Kita diperintahkan bukan cuma melihat hasil tapi juga usaha dan tenaga yang kita keluarkan.
" Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan berzikirlah kepada Allah banyak-banyak, supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumuah:10)
3. Berqurban
Kata Qurban dalam bahasa arab berarti mendekatkan diri. Dalam konteks sejarah, makna pengorbanan amat luas dan mendalam. Misalnya saat umat muslim diboikot perdagangannya oleh kaum musyrikin quraisy, hingga Rasulullah saw sekeluarga memakan kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas.
4. Mendidik keluarga dengan parenting yg baik
Nabi Ismail tidak akan menjadi anak yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya dan siti hajar tidak akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak di didik oleh nabi Ibrahim as. Dan nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak karena didikan Allah SWT melalui wahyuNya.
1 note
·
View note
Text
Manfaatkan Tiket Kurban untuk Pendistribusian Daging Kurban yang Lebih Efektif dan Transparan
Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu hari raya terpenting bagi umat Islam di seluruh dunia. Dirayakan setiap tanggal 10 Zulhijjah, momen istimewa ini memperingati kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Ismail AS, sebagai bentuk kepatuhannya kepada Allah SWT. Perayaan Idul Adha tak lepas dari tradisi penyembelihan hewan kurban. Sejarah…
View On WordPress
0 notes
Text
Manfaatkan Tiket Kurban untuk Pendistribusian Daging Kurban yang Lebih Efektif dan Transparan
Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu hari raya terpenting bagi umat Islam di seluruh dunia. Dirayakan setiap tanggal 10 Zulhijjah, momen istimewa ini memperingati kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Ismail AS, sebagai bentuk kepatuhannya kepada Allah SWT. Perayaan Idul Adha tak lepas dari tradisi penyembelihan hewan kurban. Sejarah…
View On WordPress
0 notes
Text
Siti Sarah dan Siti Hajar
Waktu umroh 2022 silam, aku sempat termenung di depan Ka'bah. Rasanya, ibadah haji dan umroh seperti Allah susun untuk kita menghayati kisah Nabi Ibrahim dengan istrinya Siti Hajar dan anaknya Nabi Ismail. Mulai dari Sa’i yang merupakan tempat Siti Hajar berlarian mencari air, hingga thawaf mengelilingi ka’bah yang merupakan bangunan yang Allah swt perintahkan Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail untuk membangunnya kembali.
Renunganku semakin dalam ketika aku teringat bahwa keluarga Nabi Ibrahim bukan hanya Siti Hajar dan Nabi Ismail saja.. Justru istri pertama Nabi Ibrahim adalah Siti Sarah, dan darinya Nabi Ibrahim dikaruniai anak yang nabi juga, yaitu Nabi Ishaq. Siti Sarah diriwayatkan sangat cantik, cerdas, berakhlak baik, beriman, dan menemani Nabi Ibrahim menghadapi perjalanan awal kenabiannya.
Meski demikian, Allah takdirkan bukan Siti Sarah yang kisahnya menjadi rukun haji dan umroh.. Bukan juga Siti Sarah yang keturunannya Allah takdirkan lahir nabi terakhir kekasih Allah, Nabi Muhammad saw. Justru kedua hal tersebut Allah gariskan melalui istri kedua suaminya..
Ya Allah.. Aku jujur belum pernah dengar ceramah mengenai ibrah apa yang dapat diambil dari kenyataan tersebut. Tapi aku pribadi terpikir sesuatu insight..
Dalam hidup ini, mungkin kita orang baik yang unggul di berbagai hal: fisik, kecerdasan, iman, dst you name it. Berbagai kelebihan Allah takdirkan ada dalam diri kita, tanpa kita memintanya. Meski demikian, tetap bisa juga Allah takdirkan bukan kita pemenangnya. Kita punya berbagai kehebatan, tapi ternyata kita bukan pengukir sejarahnya.. Malahan orang yang sepertinya biasa-biasa saja, yang tidak lebih unggul secara fisik, kecerdasan, atau hal lainnya, yang Allah tentukan menjadi tokoh penting..
Siti Sarah bertahun-tahun menanti anak, tapi belum juga Allah beri. Siti Hajar langsung dikaruniai anak. Siti Sarah cemburu sama Siti Hajar. Siti Hajar pergi, kemudian tindakannya jadi rukun haji dan umroh. Anak Siti Sarah dan Siti Hajar sama-sama nabi, tapi dari keturunan anak Siti Hajar lah lahir Nabi Muhammad saw. Sebaliknya, dari keturunan anak Siti Sarah justru lahir Bani Israil. Sama-sama mulia sih.. Tapi Yahudi aja pada sebel karena nabi terakhir dari keturunan Nabi Ismail dan bukannya dari kaum mereka..
Jadi.. kalau Allah kasih berbagai nikmat seperti fisik yang menarik, kecerdasan di atas rata-rata, bahkan alhamdulillah dalam nikmat iman, kita wajib bersyukur dan ga boleh banget sombong. Bener-bener itu ga otomatis tanda kita bakal jadi orang paling keren. Gausah heran kalau ternyata bukan kita yang dipilih Allah sebagai nomor 1-nya. Semua terserah Allah..
Dalam jalanin hidup, jangan salah fokus malah pengen jadi paling keren di dunia.. Fokus kita di dunia itu pengen jadi keren di mata Allah. Bisa jadi jalan kita menuju sisi Allah itu justru bikin kita seolah seperti paling cupu dan biasa banget di dunia..
Inget ya, Shofi.. Tujuan kita jadi keren di mata Allah, bukan di mata manusia..
22 April 2024
0 notes
Text
Catatan 20 Ramadhan
Hari ini ada beberapa ayat yg di tadabburin. Salah satunya surat Luqman ayat 20. Ini yang menjawab ketakutan ku pada pergaulan dan dunia yang dihuni anak"ku kelak.
"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.”
Rasa"nya otakku sudah mendidih dengan hal" negatif, berita" kriminal yang berkeliaran di media sosial. Setiap hari, setiap jam dan detik selalu saja ada berita yang tidak mengenakkan. Hingga aku bertekad ingin mendidik, menjaga dan melindungi anak"ku dari pergaulan diluar sana.
Kemudian semakin menjadi-jadikan alasan untuk berkilah meski sampai tentang kisah nabi Ibrahim dan istri pertama Ismail. Ibrahim yang lelah selepas perjalanan dari Palestina menuju Mekkah menyempatkan datang ke rumah menantun
0 notes