#Kekerasan terhadap Pers
Explore tagged Tumblr posts
teliusyikwa · 1 month ago
Text
Ketua Dewan Pers minta polisi segera usut dan buka pelaku pelemparan molotov di kantor Jubi
Ketua Dewan pers, Ninik Rahayu yang mengenakan jilbab serta Wakapolresta Jayapura kota dan pimpinan redaksi jubi, di Depan Kantor redaksi Jubi, jalan SPG Taruna-Bakti, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Rabu (16/10/2024). Jubi. Jayapura, Jubi – Ketua Dewan Pers Republik Indonesia, Ninik Rahayu, meminta pihak kepolisian Kota Jayapura bergerak cepat, mengusut dan membuka siapa pelaku di balik…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
journalpapua · 3 months ago
Text
Wartawan Diintimidasi Saat Liput Aksi New York Agreement, AWP Desak Polisi Stop Kekerasan dan Penghalangan
JAYAPURA | PAPUA TIMES- Asosiasi Wartawan Papua (AWP) mengecam tindakan sewenang-wenang yang dilakukan aparat kepolisian dari Polres Nabire terhadap jurnalis Papua yang melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai jurnalis di Nabire. Ketua AWP, Elisa Sekenyap mengatakan, tindakan pembatasan dan penghadangan yang dilakukan oknum aparat kepolisian dari Polres Nabire terhadap dua anggota AWP atas nama…
0 notes
blognyaayu · 7 months ago
Text
Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital
Kebebasan berekspresi adalah hak yang untuk mengekspresikan ide-ide dan opini secara bebas melalui ucapan, tulisan, maupun komunikasi bentuk lain. Namun, semua ekspresi itu dilakukan dengan tidak melanggar hak orang lain.
Lalu, mengapa kebebasan berekspresi menjadi hal yang penting?
Tumblr media
Pentingnya kebebasan berekspresi
Negara yang demokratis tercermin dari adanya perlindungan terhadap kebebasan berkumpul, mengemukakan pendapat, dan diskusi terbuka. Sebagai negara dengan kedaulatan yang berada di tangan rakyat, perlindungan terhadap kebebasan berekspresi dan berpendapat dapat mendukung pengawasan, kritik, dan saran terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu, kebebasan ekspresi memerlukan jaminan perlindungan hak memperoleh informasi yang merupakan hak asasi manusia dan kertebukaan informasi publik, yang merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.
Batasan Kebebasan Berekspresi
Meskipun hukum internasional melindungi kebebasan berekspresi, ada beberapa situasi saat ucapan dapat dibatasi secara sah di hadapan hukum, seperti jika ujaran atau ekspresi melanggar hak orang lain, mendukung kebencian dan memicu diskriminasi atau kekerasan.
Berikut beberapa contoh kebebasan berekspresi, yaitu:
Jurnalisme warga
Memakai meme, tagar, infografis
Kebebasan pers
Menulis status di media sosial
Pada Akhirnya, Media Sosial Cuma “Media” (Alat)
Separah dan sengawur apapun dampak yang kita rasakan dari media sosial, pada akhirnya media sosial hanya sebuah media (alat). Alat yang harusnya kita kendalikan, bukan alat yang mengendalikan kita. Semua bergantung pada kita, sang pengguna media sosial. Kebebasan berpendapat yang terbuka lebar akibat media sosial adalah bentuk pemenuhan hak asasi setiap orang. Jadi, jangan sampai kebebasan kalian malah membelenggu kebebasan berpendapat orang lain atau malah ditunggangi oleh hoax.
Akan selalu ada berbagai pendapat yang tersebar, entah benar atau salah, entah sengaja atau tidak sengaja. Kita hanya perlu berusaha membentengi diri dan orang sekitar dengan menyaring informasi dengan baik. Terutama pada isu-isu penting yang menurut kita layak untuk diluruskan. Selebihnya, biarlah. Sebab hak berpendapat memang seharusnya tak dibatasi bukan? 
Seperti kata Alm. Bj Habibie,
“Kamu bisa mengalahkan orang pintar dengan 1 fakta, tapi kamu tidak bisa mengalahkan 1 orang bodoh dengan 30 fakta sekalipun!”
2 notes · View notes
realitajayasaktigroup · 16 days ago
Text
Opini Publik: Kekerasan terhadap Jurnalis Investigatif, Ancaman Bagi Demokrasi dan Hukum yang Belum Tegas
Karya: Catur Haryanto, Jurnalis [Wong nDeso-Wong Cilik] KABARDAERAH.OR.OD – Kekerasan terhadap jurnalis investigatif di Indonesia semakin meningkat dan menjadi ancaman serius bagi kebebasan pers, demokrasi, dan supremasi hukum. Jurnalis yang mengungkap kebenaran justru menghadapi ancaman, intimidasi, dan kekerasan fisik, yang tidak hanya merusak profesi mereka, tetapi juga mengancam prinsip…
0 notes
siaptv · 30 days ago
Text
Saling Ejek, Dua Kelompok Pemuda di Sidoarjo Terlibat Perkelahian
Sidoarjo, Siap TV ,- Kasus perselisihan dua kelompok pemuda berhasil di ungkap Satreskrim Polresta Sidoarjo. Dimana pada kejadian yang berlangsung Minggu (13/10/24), kepolisian berhasil mengamankan empat orang tersangka dengan tiga tersangka masih berstatus dibawah umur.
Perselihan yang terjadi di Kutuk, Ds. Sidokare, Kec. Sidoarjo mengakibatkan MNA, laki-laki, (18), warga Wonokromo, Kota Surabaya mengalami luka-luka dibeberapa anggota tubuhnya. Korban mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh oleh AM, laik-laki (25) dan tiga tersangka lainnya yang masih dibawah umur.
“Korban MNA dipukul pelaku AM sebanyak satu kali, mengenai rahang korban sebelah kanan dengan menggunakan tangan kosong. Kemudian menginjak dengan kaki sebanyak dua kali mengenai punggung korban sebelah kiri,” jelas Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Fahmi Amarullah.
AKP Fahmi Amrullah pada pers release, Selasa (29/10/24) di Mako Polresta Sidoarjo mengatakan pertikaian kedua kelompok pemuda ini bermula pada saat kelompok AM perjalanan pulang dari Mojokerto. Ditengah perjalanan, tepatnya di wilayah Kec. Wonoayu, Sidoarjo, kelompok korban bertemu dengan kelompok tersangka MNA.
Pada pertemuan tersebut, terjadi saling ejek antara kedua kelompok hingga berlanjut berlanjut kedua kelompok saling menantang pada Minggu (13/10/24). Sikap saling menantang yang sebelumnya terjadi di sekitar daerah Gading Fajar dialihkan ke daerah Sidokare oleh AM, dikarenakan kelompok MNA lebih banyak.
Ketika tiba di Sidokare, AM bersama anggota kelompoknya mengejar MNA beserta kelompoknya yang berhenti di depan warung kopi hingga melarikan diri dan terjatuh serta tertimpah sepeda motor. Korban yang terjatuh dibawah ke warung kopi oleh para tersangka dan terjadilah pemukulan oleh tersangka terhadap MNA.
“Setelah kejadian tim kami berhasil meringkus tersangka AM, karena telah melakukan kekerasan fisik terhadap korban,” ujar Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Fahmi Amarullah.
Guna kepentingan pemeriksaan lebih lanjut serta mempertanggungjawabkan perbuatannya, telah dilakukan penahanan terhadap tersangka di Ruang Tahanan Polresta Sidoarjo. Tersangka dijerat Pasal 170 Ayat (2) ke 1 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 7 tahun.
Nhadi
1 note · View note
suara-rakyat-blog · 1 month ago
Text
Tumblr media
Petikan ebook bertajuk "The Indoctrinated Brain" Muka Surat 54 - 56 - Total Control in Real Time:
Perang memaksa komuniti yang terjejas oleh takdirnya untuk menyesuaikan diri dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh pengaruh kolektif yang lain. Kepatuhan ini boleh dipandu ke arah yang diingini melalui propaganda, yang mesti lebih meluas lagi semakin abstrak ancaman yang didakwa.
Keadaan perang juga memberikan justifikasi untuk pengawasan total terhadap aktiviti manusia. Schwab dan Malleret cuba menjual pengawasan tanpa henti ini sebagai akibat yang tidak dapat dielakkan daripada kemajuan, menulis yang berikut dalam buku bersama mereka yang lain, The Great Narrative: For a Better Future: "Kita mesti menerima hakikat bahawa tiada lagi privasi." Data peribadi dan profesional kita secara beransur-ansur menjadi sepenuhnya dipantau, kelihatan kepada ramai, dan oleh itu telus.
Cip yang ditanam boleh menyumbang dengan besar kepada ini, begitu juga dengan pemansuhan tunai yang dirancang. Yang terakhir akan membolehkan kawalan digital yang belum pernah berlaku sebelum ini ke atas semua aktiviti kewangan, manakala telefon pintar yang terdapat di mana-mana sudah mengumpul banyak data daripada kita sepanjang masa, yang boleh dianalisis pada bila-bila masa untuk tujuan pengintipan.
Seperti dalam Huxley's Brave New World, bagaimanapun, protagonis Great Reset mungkin sudah memahami bahawa matlamat kawalan penuh hanya boleh direalisasikan dengan cara yang sangat rapuh, menggunakan secara eksklusif cara keadaan perang yang disebutkan di atas. "Pada akhirnya," salah seorang pemimpin teknokratik memberitahu kita dalam Brave New World, "Pengawal menyedari bahawa kekerasan tidak baik." Oleh itu, mereka membangunkan kaedah yang lebih berlarutan tetapi jauh lebih tidak tersilap, seperti "ektogenesis [pembiakan buatan], pelaziman neo-Pavlovian, dan hipnopedia." 57 (Saya akan kembali kemudian kepada persamaan antara dua kaedah terakhir ini kepada komponen agenda Tetapan Semula Besar.)
Distopia Huxley menghapuskan seni yang tidak terkawal dan, di atas semua, sains bebas: "Bukan sahaja seni yang tidak serasi dengan kebahagiaan; ia juga sains," kata salah seorang pengawal dunia dalam novel itu. "Sains berbahaya; kita perlu memastikan ia dirantai dan dimuncung dengan berhati-hati."
Walaupun semasa perang terhadap COVID-19, konsep saintifik dan sebarang cara berfikir alternatif yang mungkin bercanggah atau sekurang-kurangnya mempersoalkan naratif teknokratik telah ditindas sejak awal. Seperti yang ditulis oleh pengarang dan aktivis politik AS Naomi Wolf dalam buku bukan fiksyennya The Bodies of Others: The New Authoritarians, COVID-19 and the War against the Human, "Ia adalah perang terhadap kebebasan berfikir dan kebebasan bersuara—perang terhadap kepercayaan kita yang paling asas."
Oleh itu, keselamatan yang sepatutnya daripada ancaman virus tidak dibenarkan untuk dipersoalkan, walaupun ia dikenakan, dengan lebih kurang kekuatan, dalam bentuk campur tangan terapi gen yang berisiko dan dengan mengorbankan integriti manusia. Ini hanya boleh dilakukan tanpa banyak tentangan kerana senario sedemikian telah dimainkan dan dilatih, dan oleh itu seseorang tahu dengan tepat bagaimana menjana persetujuan dengan berkesan.
Hebatnya, pada 12 September 2019, hanya dua bulan sebelum wabak koronavirus (tepat pada masanya!), Suruhanjaya Eropah dan Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) bersama-sama menganjurkan Sidang Kemuncak Vaksinasi Global.
Matlamat yang diisytiharkan adalah untuk merangka pelan tindakan global untuk menghentikan penyebaran penyakit yang boleh dicegah melalui vaksinasi dan, khususnya, untuk menghapuskan sebarang ancaman virus pada masa hadapan.
Menurut mesej terakhir mesyuarat itu, setiap rakyat dunia harus mendapat manfaat daripada "kuasa vaksinasi [bukan imunisasi!]" Sehubungan itu, kerajaan semua negara di dunia harus mengisytiharkan kepercayaan mereka terhadap kemahakuasaan vaksinasi. Untuk memastikan ini, sepuluh tugas telah dikenal pasti yang perlu dipenuhi oleh kerajaan khususnya, dan manusia secara amnya, agar populasi masing-masing mempunyai akses kepada vaksin yang kononnya menyelamatkan nyawa.
Dari perspektif hari ini, tugas-tugas yang diterima pakai pada mesyuarat itu, yang sesuai dengan projek Great Reset, dibaca seperti Sepuluh Perintah agama vaksinasi global baharu yang sakramen pertamanya kini telah menjadi momok terbaru manusia:
Perintah Pertama: "Menggalakkan kepimpinan politik global dan komitmen terhadap vaksinasi dan membina kerjasama dan perkongsian yang berkesan—merentasi peringkat antarabangsa, kebangsaan, serantau dan tempatan dengan pihak berkuasa kesihatan, profesional kesihatan, masyarakat sivil, komuniti, saintis dan industri—untuk melindungi semua orang di mana-mana sahaja melalui kadar liputan vaksinasi yang tinggi yang berterusan."
Perintah Kedua: "Pastikan semua negara mempunyai strategi imunisasi kebangsaan dan dilaksanakan serta mengukuhkan kemampanan kewangannya, selaras dengan kemajuan ke arah Liputan Kesihatan Sejagat, tidak meninggalkan sesiapa pun."
Perintah Ketiga: "Bina sistem pengawasan yang kuat untuk penyakit yang boleh dicegah dengan vaksin, terutamanya yang berada di bawah sasaran penghapusan dan pembasmian global."
Perintah Keempat: "Tangani punca keraguan vaksin, meningkatkan keyakinan dalam vaksinasi, serta mereka bentuk dan melaksanakan intervensi berasaskan bukti." Walaupun tiga perintah pertama memberi komitmen kepada kerajaan di seluruh dunia kepada pendekatan yang sama, perintah keempat bertujuan untuk memastikan, sebagai contoh, bahawa sumber yang mencukupi tersedia untuk memujuk seramai mungkin orang melalui propaganda vaksinasi.
Perintah lima hingga lapan direka untuk mengawal dan meningkatkan pembangunan dan pelaksanaan teknologi:
Perintah Kelima: "Manfaatkan kuasa teknologi digital, untuk mengukuhkan pemantauan prestasi program vaksinasi."
Perintah Keenam: "Mengekalkan usaha penyelidikan untuk terus menjana data tentang keberkesanan dan keselamatan vaksin dan kesan program vaksinasi."
Perintah Ketujuh: "Teruskan usaha dan pelaburan, termasuk model pembiayaan dan insentif baru, dalam penyelidikan, pembangunan dan inovasi untuk vaksin dan peranti penghantaran baharu atau dipertingkatkan."
Perintah Kelapan: "Mengurangkan risiko kekurangan vaksin melalui pemantauan ketersediaan vaksin yang lebih baik, ramalan, pembelian, penghantaran dan sistem penimbunan serta kerjasama dengan pengeluar dan semua peserta dalam rantaian pengedaran untuk menggunakan dengan sebaik-baiknya, atau meningkatkan kapasiti pembuatan sedia ada."
Semua perintah ini adalah mengenai mendapatkan kawalan yang meluas ke atas kerajaan dan akhirnya seluruh penduduk dunia melalui program vaksinasi global (yang, seperti yang diketahui, telah berjaya dalam kes COVID-19).
Dapat diramalkan bahawa tidak setiap minda yang mencintai kebebasan akan gembira tentang perkara ini dan soalan yang tidak diingini akan dijangkakan—terutamanya apabila vaksin seperti yang menentang COVID-19 lebih berbahaya daripada kebaikan (lihat "Dia yang Berjalan di atas Mayat Tidak Boleh Dipercayai" kemudian dalam bab ini).
Mungkin inilah sebabnya perintah nombor sembilan diciptakan. Ia bertujuan untuk menapis "maklumat salah sesat" tentang vaksin atau alternatif seberkesan mungkin dalam era digital:
Perintah Kesembilan: "Memperkasakan profesional penjagaan kesihatan di semua peringkat serta media, untuk menyediakan maklumat yang berkesan, telus dan objektif kepada orang ramai dan memerangi maklumat palsu dan mengelirukan, termasuk dengan melibatkan diri dengan platform media sosial dan syarikat teknologi."
Sehubungan itu, seawal 16 Mac 2020, satu kenyataan bersama telah dikeluarkan oleh pengendali platform maklumat terbesar di dunia, Facebook, Google, LinkedIn, Microsoft, Reddit, Twitter dan YouTube: "Kami bekerjasama rapat dalam usaha tindak balas COVID-19.
Kami membantu berjuta-juta orang kekal berhubung sambil bersama-sama memerangi penipuan dan maklumat salah tentang virus, meningkatkan kandungan berwibawa pada platform kami dan berkongsi kemas kini kritikal dengan penyelarasan dengan agensi penjagaan kesihatan kerajaan di seluruh dunia. Kami menjemput syarikat lain untuk menyertai kami semasa kami berusaha untuk memastikan komuniti kami sihat dan selamat."
Mencapai keselamatan perubatan yang lebih besar dengan menyekat semua perdebatan saintifik adalah konsep yang pelik, dan penerimaannya yang meluas hanya boleh difahami, pada pendapat saya, apabila seseorang menganggap bahawa hampir semua penandatangan kenyataan di atas adalah sebahagian daripada kader Pemimpin Global Schwab:
Ketua Pegawai Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg, Bill Gates yang Microsoft Corporation memiliki LinkedIn dan yang secara pekeliling membiayai program YGL melalui Yayasan Bill & Melinda Gates, Rajiv Pant yang mengendalikan Reddit, Larry Page dan Sergey Brin, yang Google, LLC memperoleh YouTube
Dalam erti kata lain, mesin propaganda global berada di tangan elit teknokratik. Jika anda tertanya-tanya siapa yang saya maksudkan dengan istilah itu, senarai ini ialah pilihan berwibawa tokoh penting daripada kumpulan berpengaruh ini. Dan kesannya terhadap pertukaran idea bebas adalah sangat besar.
Laporan Penguatkuasaan Dasar Komuniti suku ketiga 2022 YouTube sahaja menunjukkan bahawa 5.6 juta video telah dialih keluar daripada YouTube oleh Google.
Lima juta saluran YouTube juga telah digantung. Dalam konteks perebutan kuasa teknokrat, lebih daripada 94 peratus daripada video dan saluran "tidak diingini" ini dikenal pasti bukan oleh manusia tetapi oleh komputer.
Oleh itu, pengkondisian pendapat awam oleh propaganda teknokratik, kawalan media, dan penapisan penyelidikan dan pengetahuan saintifik kini jauh lebih maju dan berkesan daripada yang boleh dibayangkan oleh Orwell dan Huxley. Berfikir secara sisi adalah perkataan kotor, berfikir sama sekali adalah berbahaya. Walau bagaimanapun, dalam Brave New World dikatakan, "Bukan ahli falsafah tetapi fretsawyers dan pengumpul setem membentuk tulang belakang masyarakat." Kenyataan ini juga sesuai dengan Tetapan Semula Mental Hebat dan nampaknya benar hari ini—COVID-19 memungkinkannya di tempat pertama
Tetapi bukan sahaja rangkaian sosial dan platform maklumat gergasi internet yang memberitahu kita apa yang perlu dipercayai dan bagaimana untuk berkelakuan. Menurut perintah kesembilan, media tradisional juga harus digesa untuk menyebarkan hanya mesej seragam, yang mereka lakukan dengan sangat baik.
Antara mesej ini ialah promosi koktel vaksin eksperimen sebagai penyelamat terhadap ketakutan yang dicipta secara buatan terhadap COVID-19, yang dilakukan dengan sangat berkesan. Walau bagaimanapun, mesej-mesej ini bukan sahaja mempunyai nada yang serupa yang mengelirukan tetapi juga diberi makan daripada sumber yang sama.
Salah satu yang paling penting daripada pembuat mesej ini menggunakan nama Project Syndicate. Ia adalah kilang mesej persendirian yang dibiayai oleh, antara lain, Yayasan Bill & Melinda Gates, Google, dan Yayasan Masyarakat Terbuka, yang dimiliki oleh jutawan George Soros, yang juga ahli WEF.
Project Syndicate berkata ia memberi perkhidmatan kepada lebih lima ratus saluran media di lebih 150 negara dan dalam lebih enam puluh bahasa. Pada halaman Pendapat Dunia terdapat artikel bertajuk "Mengapa Vaksinasi Harus Diwajibkan," dan pendapat dunia ini dijelaskan seperti berikut: "Walaupun undang-undang tali pinggang keledar wajib pertama mendapat bantahan kuat apabila ia diperkenalkan 50 tahun yang lalu, tiada siapa yang bersusah payah untuk mengadu tentang peraturan yang masuk akal seperti itu lagi.
Dalam mewajibkan vaksinasi terhadap COVID-19, kerajaan hari ini boleh menawarkan justifikasi asas yang sama untuk melindungi kedua-dua individu dan masyarakat."
Contoh lain ialah agensi berita global Reuters, yang berkait rapat dengan WEF. Sehingga Februari 2020 James "Jim" C. Smith ialah ketua pegawai eksekutifnya dan juga ahli lembaga pengarah Inisiatif Rakan Kongsi Menentang Rasuah WEF.
Tajuk Inisiatif Rakan Kongsi Menentang Rasuah hanya boleh difahami sebagai ironi, atau mungkin juga sindiran, memandangkan bahawa, menurut laman web WEF, Jim Smith juga merupakan pengarah Pfizer, gergasi farmaseutikal yang telah mendapat keuntungan dan terus mendapat keuntungan lebih daripada mana-mana syarikat lain daripada vaksin COVID-19.
Berjuta-juta dolar dalam sokongan kewangan langsung daripada syarikat media memastikan bahawa kita semua mendengar sebagai berita apa yang sepatutnya kita percayai sebagai kebenaran dan, akibatnya, bagaimana kita sepatutnya bertindak. Sumbangan kewangan sedemikian kemudiannya diselubungi dalam frasa seperti "mempromosikan kandungan pendidikan mengenai kesihatan awam dan penyebaran penyakit berjangkit," yang diberikan oleh orang kaya seperti Bill Gates.
Dunia Baru yang Berani menghantar ucapannya, dan 1984 mempunyai tarikh baru, kerana perintah terakhir yang diumumkan oleh Sidang Kemuncak Vaksinasi Global mungkin tidak sepenuhnya berkebetulan dengan sasaran masa Tetapan Semula Besar:
Perintah Kesepuluh: "Selaraskan dan sepadukan vaksinasi dalam agenda kesihatan dan pembangunan global, melalui agenda imunisasi yang diperbaharui 2030."
Dari tahun yang menentukan itu, kita semua, tanpa pengecualian, akan disuntik dengan semua bahan yang kadang-kadang diluluskan dengan tergesa-gesa yang sepatutnya melindungi kita daripada sekurang-kurangnya satu daripada penyakit yang tidak terkira banyaknya, selalunya sebenarnya tidak berbahaya. Kami juga akan disuntik terhadap keupayaan untuk berfikir secara kreatif namun gembira tanpa harta benda, menurut visi Ida Auken tentang WEF.
0 notes
Text
Menlu AS Desak Israel Akhiri Perang di Gaza pasca Tewasnya Yahya Sinwar
Tumblr media
Menlu AS Desak Israel Akhiri Perang di Gaza pasca Tewasnya Yahya Sinwar
Pada tanggal 24 Oktober 2024, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menekankan pentingnya penghentian segera konflik di Gaza setelah tewasnya Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang dianggap sebagai salah satu tokoh kunci dalam perjuangan kelompok tersebut melawan Israel. Kematian Sinwar, yang terjadi dalam serangan udara oleh militer Israel, telah memicu berbagai reaksi dari masyarakat internasional dan menimbulkan pertanyaan tentang langkah selanjutnya dalam konflik yang telah berlangsung lama ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas latar belakang konflik, dampak tewasnya Sinwar, dan respons dari pemerintah AS serta komunitas internasional.
1. Latar Belakang Konflik di Gaza
Konflik antara Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, telah berlangsung selama beberapa dekade. Setelah serangan Israel ke Gaza yang dimulai pada bulan Oktober 2023, situasi semakin memburuk, dengan ribuan orang kehilangan nyawa dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Serangan balasan yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel juga mengakibatkan banyak korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil.
Hamas, sebagai organisasi politik dan militer yang menguasai Gaza, telah terlibat dalam pertempuran dengan Israel selama bertahun-tahun. Dalam konteks ini, Yahya Sinwar menjadi salah satu tokoh yang paling diakui di kalangan pendukung Hamas, dan kematiannya dipandang sebagai kehilangan besar bagi organisasi tersebut.
2. Kematian Yahya Sinwar
a. Peran Sinwar dalam Hamas
Yahya Sinwar adalah salah satu pendiri Hamas dan memainkan peran penting dalam strategi dan pengambilan keputusan kelompok tersebut. Dia dikenal sebagai sosok yang tegas dan berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan Palestina melawan Israel, dan kepemimpinannya di Gaza selama beberapa tahun terakhir telah membawa organisasi tersebut kepada pendekatan yang lebih agresif terhadap Israel.
Kematian Sinwar dalam serangan udara Israel menciptakan kekosongan kepemimpinan dalam Hamas, dan banyak yang bertanya-tanya bagaimana organisasi ini akan bereaksi dan beradaptasi tanpa sosok yang kuat seperti dirinya.
b. Dampak pada Dinamika Konflik
Kematian Sinwar diharapkan dapat memengaruhi dinamika konflik antara Hamas dan Israel. Beberapa analis berpendapat bahwa kematiannya dapat memicu respons yang lebih agresif dari Hamas, sementara yang lain percaya bahwa hal ini bisa membuka peluang untuk perundingan lebih lanjut.
Namun, reaksi terhadap kematian Sinwar sangat beragam, dengan sebagian pihak menyerukan balas dendam, sementara yang lain mulai mendiskusikan kemungkinan untuk mencari solusi damai.
3. Pernyataan Menlu AS Antony Blinken
Dalam konferensi pers setelah berita kematian Sinwar, Menlu AS Antony Blinken menekankan perlunya menghentikan kekerasan di Gaza. Dia mengatakan, "Kita harus mengedepankan jalan menuju perdamaian dan keamanan bagi semua pihak yang terlibat. Kematian Sinwar tidak boleh menjadi alasan untuk memperpanjang penderitaan rakyat di Gaza."
Blinken juga menyerukan kepada Israel untuk menahan diri dari serangan lebih lanjut yang dapat merugikan warga sipil. Ia menyatakan bahwa AS akan terus berupaya mendukung upaya diplomasi untuk mencapai gencatan senjata dan solusi jangka panjang untuk konflik ini.
4. Reaksi Internasional terhadap Kematian Sinwar
a. Dukungan dari Negara-Negara Arab
Beberapa negara Arab mengecam serangan Israel yang mengakibatkan kematian Sinwar dan menyatakan keprihatinan atas konsekuensi yang dapat ditimbulkan terhadap stabilitas regional. Mereka menyerukan perlunya dialog dan penyelesaian damai untuk mengatasi konflik yang berkepanjangan ini.
b. Penilaian dari Aktivis dan Organisasi HAM
Organisasi hak asasi manusia juga merespons dengan memperingatkan akan dampak kematian Sinwar terhadap warga sipil di Gaza. Mereka menekankan bahwa meskipun Sinwar adalah pemimpin Hamas, rakyat Gaza yang sering kali menjadi korban dalam konflik ini perlu dilindungi.
5. Implikasi terhadap Proses Perdamaian
Kematian Sinwar dapat memiliki implikasi signifikan terhadap proses perdamaian di Timur Tengah.
a. Kesempatan untuk Negosiasi
Beberapa analis percaya bahwa kematian Sinwar mungkin memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang lebih moderat dalam Hamas untuk mengambil alih kepemimpinan dan membuka pintu untuk negosiasi. Jika kelompok-kelompok ini mampu menenangkan situasi, bisa jadi mereka akan lebih terbuka untuk dialog dengan Israel dan komunitas internasional.
b. Risiko Peningkatan Kekerasan
Namun, ada juga risiko bahwa kematian Sinwar dapat memicu siklus kekerasan yang lebih besar. Dalam sejarahnya, kematian pemimpin militan sering kali diikuti dengan serangan balasan yang lebih besar, dan ini bisa menempatkan lebih banyak warga sipil dalam bahaya.
6. Kesimpulan
Kematian Yahya Sinwar adalah peristiwa yang berpotensi mengubah arah konflik di Gaza. Dengan meningkatnya seruan dari berbagai pihak, termasuk Menlu AS Antony Blinken, untuk mengakhiri kekerasan, masa depan Gaza kini berada di persimpangan jalan.
Sementara kematian Sinwar mungkin mengubah dinamika internal Hamas, tantangan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan tetap ada. Komunitas internasional perlu terus berupaya untuk menciptakan kondisi yang mendukung dialog dan penyelesaian konflik yang lebih damai. Tanpa upaya yang kuat untuk mendukung perdamaian, konflik yang berkepanjangan ini hanya akan terus menambah penderitaan bagi rakyat Gaza dan Israel.
0 notes
mdmcsumbar · 2 months ago
Text
Pembunuhan dan pemerkosaan perempuan penjual gorengan di Sumbar – ‘Tidak dimaafkan, kami harap pelaku dihukum seberat-beratnya’
1 jam • Bacaan 5 menit
Tumblr media Tumblr media
Peringatan: Artikel ini memuat detail yang mungkin dapat mengganggu kenyamanan Anda.
Seorang pria berusia 27 tahun ditangkap Kepolisian Resor Padang Pariaman, Sumatra Barat, terkait pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Nia Kurnia Sari, perempuan penjual gorengan, Kamis (19/09). Kasus ini telah menyita perhatian publik karena korban dibunuh dengan keji.
Tersangka dengan inisial IS ditangkap setelah 11 hari diburu kepolisian.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Faishol Amir, mengungkapkan tersangka ditangkap di sebuah rumah kosong di Jorong Padang Kabau.
Faishol mengeklaim tersangka mengakui telah memperkosa dan membunuh korban saat interogasi di Mapolres Padang Pariaman. "Tersangka mengakui,” lanjutnya.
Ibu korban, Eli Marlina, 44 tahun, mengatakan tidak akan memberi maaf kepada pelaku.
"Kami berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Bila perlu hukuman mati," kata Eli kepada wartawan Halbert Caniago yang melaporkan dari Sumatra Barat untuk BBC News Indonesia.
Bagaimana kronologi kasus ini?
Nia Kurnia Sari tak diketahui keberadaannya pada Jumat (06/09) setelah selesai menjual gorengan.
Perempuan 18 tahun itu tak kunjung pulang ke rumah di daerah Nagari Guguak, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Ibu Nia, Eli Marlina, menyadari anak keduanya itu belum pulang dari berjualan sekitar pukul 20.00 WIB.
"Setelah menyadari anak saya belum pulang, kami mencoba melakukan pencarian di sekitar perkampungan yang biasa dilewati Nia saat berjualan," katanya.
Tapi pencarian malam itu tidak membuahkan hasil.
"Besoknya kembali kami lakukan pencarian dan belum melaporkan kepada polisi karena belum 24 jam hilangnya," kata Eli.
Keluarga bersama warga setempat terus mencari keberadaan Nia.
Petunjuk pertama adalah gorengan yang diduga dijual Nia Kurnia Sari ditemukan berada dalam semak-semak, Sabtu (07/09).
Pada hari itu juga, warga menemukan hijab hitam yang digunakan Nia saat berangkat berjualan sebelum dinyatakan hilang.
Sehari kemudian, pada Minggu (08/09), warga menemukan sebuah tempat yang dicurigai di perkebunan warga, kata Eli.
Tempat yang dimaksud adalah sebuah gundukan tanah yang ditutupi ranting dan dedaunan. Warga dan tim pencarian dari Tagana setempat mencoba melakukan penggalian tanah tersebut.
Saat dilakukan penggalian, mereka menemukan tangan. Sontak mereka langsung melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
"Setelah dilaporkan kepada polisi, pihak polisi langsung menggali tanah itu dan menemukan jasad Nia dalam keadaan meninggal dunia dan tidak menggunakan pakaian," katanya.
Baca juga:
Siswi SMP di Palembang diduga diperkosa dan dibunuh empat anak – 'Pelaku terpapar konten pornografi'
Kronologi kasus dugaan kekerasan seksual terhadap 43 santri di Agam - Korban mengalami ‘trauma mendalam’ dan stigma
Kasus ibu cabuli anaknya di Tangsel ungkap pemerasan seks - Apa itu sekstorsi, bagaimana modus, dan cara mengatasinya?
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, mengungkapkan bahwa meninggalnya Nia berawal saat korban menjajakan gorengan.
"Pada 6 September lalu, korban atas nama Nia Kurnia Sari sedang berjualan. Sekitar pukul 17.50 WIB melewati sebuah lokasi yang merupakan tempat berkumpul tersangka," paparnya, dalam konferensi pers, Jumat (20/09).
Suharyono menambahkan, tersangka bersama tiga orang temannya memanggil Nia untuk membeli gorengan.
"Korban berada di tempat nongkrong tersangka itu hingga pukul 18.30 WIB dan kembali berjalan kaki untuk pulang melalui Tempat Kejadian Perkara (TKP)," tuturnya.
Tersangka, sebagaimana dipaparkan Suharyono, nafsu melihat korban dan berniat melakukan pemerkosaan.
"Tersangka menyiapkan alat-alat berupa tali rafia yang akan digunakan untuk mengikat korban jika korban untuk melakukan perlawanan," katanya.
Pada pukul 18.50 WIB, tersangka pergi ke TKP pertama untuk mencegat korban yang biasanya melewati lokasi tersebut, jelas Suharyono.
"Tersangka ini langsung menjatuhkan korban di TKP pertama yang berjarak kurang lebih 200 meter dari lokasi tersangka nongkrong," katanya.
Setelah menjatuhkan korban, tersangka menyeret korban sejauh kurang lebih dua kilometer dari TKP pertama tempat korban dijatuhkan atau ditemukannya bukti gorengan yang dijual oleh korban.
"Di tempat itu, tersangka melampiaskan nafsunya untuk memerkosa korban dan membawa korban sejauh kurang lebih 300 meter ke lokasi korban ditemukan terkubur tanpa busana," ujar Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono.
Menurutnya, luka-luka pada tubuh korban saat ditemukan diduga karena diseret oleh tersangka sejauh kurang lebih dua kilometer.
"Setelah itu, tersangka langsung meninggalkan korban dalam keadaan terkubur tersebut dan kembali ke tempat nongkrongnya itu," katanya.
Pada Minggu (08/09), jasad korban ditemukan terkubur tanpa busana oleh warga yang melakukan pencarian.
"Pada hari ditemukannya korban, tersangka langsung melarikan diri ke arah hutan yang ada di daerah tersebut," ujar Suharyono.
Bagaimana polisi menemukan tersangka?
Dalam mencari tersangka, menurut Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, pihaknya melakukan berbagai cara, termasuk membentuk tim khusus.
"Tim menemukan tersangka setelah 11 hari melakukan penyelidikan dan pengejaran," katanya.
Ia mengatakan, tersangka ditangkap di atas loteng sebuah rumah kosong yang terletak di Nagari 2X11 Kayu Tanam yang bersebelahan dengan lokasi kejadian tindak pidana.
"Tersangka akhirnya ditangkap dan selanjutnya akan dilakukan proses hukum selanjutnya," katanya.
Ia mengatakan, tersangka akan diancam dengan pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan dan pasal 228 tentang pemerkosaan.
Baca juga:
Kasus Vina dan tuduhan kejanggalan di balik penyelidikan polisi
‘Orang yang seharusnya memberikan perlindungan, justru melakukan kejahatan’ – Bagaimana kasus pencabulan anak SMP di Surabaya oleh ayah, kakak dan dua pamannya bisa terjadi?
Kasus pemerkosaan anak di Sumbar: Ibu korban berharap keadilan setelah hakim vonis bebas terdakwa
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Faishol Amir, mengungkapkan tersangka ditangkap di sebuah rumah kosong di Jorong Padang Kabau.
"Jadi ada satu rumah kosong di sana. Pelaku bersembunyi di atas loteng rumah warga itu," kata Faishol.
Kepolisian kemudian menghubungi pemilik rumah, dan meminta membukakan pintu. Di dalam rumah terdapat rokok yang masih panas sehingga menandakan ada orang di lokasi.
Tim penyidik juga menemukan jejak telapak kaki di dinding yang menuju ke arah loteng rumah itu.
"Tim langsung melihat tempat itu dan ternyata benar pelaku ada di loteng itu dan tim langsung mengamankan pelaku dan membawanya ke Mapolres," jelas Faishol.
Ia menambahkan, tersangka selalu berpindah-pindah selama 11 hari buron sampai akhirnya bersembunyi di loteng rumah kosong itu.
Pesan terakhir gadis penjual gorengan: ‘Ingin masuk perguruan tinggi’
Nia Kurnia Sari adalah anak yang gigih dan peduli dengan keluarga selama hidupnya, kata ibunya.
Salmidawati, 44 tahun, adalah pemilik gorengan yang dijual oleh Nia. Ia mengenang Nia sebagai perempuan gigih yang menjual gorengan keliling sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Nia tak malu berjualan, tambah Salmidati. Saat menjajakan dagangannya, Nia bahkan bisa berjalan kaki sampai lima kilometer.
"Saat masih sekolah, Nia menjual gorengan di sekolahnya. Setelah lulus sekolah, Nia menjual gorengan dengan cara menjajakannya ke perkampungan yang ada di daerah ini," kata Salmidati.
Salmidawati mengungkapkan bahwa dirinya selalu mengutamakan gorengan yang akan dijual oleh Nia selama ini dibanding untuk dititip di tempat lain.
"Nia mendapatkan keuntungan sebesar Rp250 hingga Rp500 untuk setiap gorengan yang dijual. Ada enam jenis gorengan yang dibawa Nia setiap harinya," katanya.
Gumaria Anita, 52 tahun, adalah bibi Nia Kurnia Sari yang turut mengenang sosok almarhumah.
“Nia adalah anak yang sangat peduli dengan keluarganya dan sosok yang sangat giat untuk bekerja," kata Anita kepada wartawan Halbert Caniago yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Penghasilannya, bukan hanya untuk diri sendiri. Kata Anita, keponakannya itu banyak membantu keluarga.
Anita menyelipkan pesan terakhir dari Nia, dua hari sebelum dinyatakan hilang pada Jumat (08/09).
"Dia cerita ke saya kalau dia sudah lelah. Karena selama ini Nia selalu berusaha untuk bisa masuk ke perguruan tinggi," katanya.
Menurut Anita, sejak tamat dari sekolah menengah atas pada 2023 lalu, Nia selalu berupaya mendapatkan beasiswa di berbagai universitas yang ada di Sumatera Barat.
"Sejak lulus SMA, Nia selalu mengikuti ujian demi ujian agar bisa lulus masuk universitas. Nia selalu ingin kuliah untuk mengubah nasib keluarganya," kata Anita dengan suara bergetar.
Sumber:
Pembunuhan dan pemerkosaan perempuan penjual gorengan di Sumbar – ‘Tidak dimaafkan, kami harap pelaku dihukum seberat-beratnya’ (msn.com)
Proses evakuasi jenazah korban yang dikubur di perkebunan warga. © Humas Polres Padang Pariaman
0 notes
sultratopmedia · 4 months ago
Text
192 Kasus Kekerasan pada Perempuan dan Anak Terjadi di Sultra, Baubau Terbanyak
SULTRATOP.COM, KENDARI – Per Juni 2024, tercatat sebanyak 192 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal tersebut diketahui berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang diperoleh dari sistem informasi online perlindungan perempuan dan…
0 notes
metroaceh · 5 months ago
Text
Dewan Pers : Perlu Dibentuk Tim Investigasi Bersama, Usut Kebakaran Rumah Wartawan
JAKARTA|METRO ACEH-Menyikapi dugaan tindak kekerasan terhadap jurnalis Sempurna Pasaribu di Kabanjahe, Dewan Pers langsung bersikap atas pelanggaran hukum berat yang menyebabkan empat nyawa melayang dalam insiden pembakaran rumah wartawan itu. Dalam siaran pers Dewan Pers No.5/SP/DP/VII/2024 yang ditandatangani Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu SH MS, lembaga independen itu mendesak adanya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
realita-lampung · 11 months ago
Text
Tahun 2023 Polres Tanggamus Tangani 803 Kasus, Curas Yang Terbanyak
Tumblr media
Kapolres Tanggamus AKBP Siswara, SIK memimpin konferensi pers akhir tahun 2023, didampingi Forkopimda yang diwakili Asisten 3, Jonsen Vanesa, Kapten Julian Abri, Kadis Kominfo/Kadishub Suhartono, Kabid Pol PP Perundang-undangan Sigit Triono dan pejabat utama Polres Tanggamus, Minggu sore (31/12/2023). Dalam konferensi pers tersebut, Polres Tanggamus memperlihatkan sejumlah barang bukti berupa alat kejahatan, sepeda motor pelaku dan korban kejahatan serta barang bukti penyalahgunaan Narkotika. Kapolres AKBP Siswara Hadi Chandra mengungkapkan, jumlah tindak pidana (JTP) kejahatan di wilayah hukum Polres Tanggamus selama tahun 2023 mencapai 803 kasus, naik 6,77% dari tahun sebelumnya. Kejahatan konvensional meningkat 7,52% dari tahun 2022, dengan total 700 kasus. Pencurian dengan pemberatan (curat) mencapai 162 kasus, dengan 77,16% di antaranya berhasil diselesaikan. Kasus pencurian dengan kekerasan (curas) dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) juga mengalami kenaikan, dengan tingkat penyelesaian masing-masing 47,17% dan 38,46%. Kecelakaan lalulintas mencatat 85 kasus, dengan 56 kasus berhasil diselesaikan. "Kasus pembunuhan pada tahun 2023 terjadi 3 kasus di Kesugihan Kecamatan Kota Agung Barat, Pekon Sukabanjar Kecamatan Gunung Alip dan Pekon Sudimoro Kecamatan Semaka dan ," kata AKBP Siswara Hadi Chandra. Selanjutnya, kejahatan transnasional naik 3,03%, terutama kasus narkotika yang mencapai 87 kasus, dengan tingkat penyelesaian 89,96%. "Kejahatan terhadap kekayaan negara terjadi 2 kasus yakni 1 kasus korupsi dan 1 kasus illegal fishing pada tahun 2023," ujarnya. Penyelesaian tindak pidana (PTP) kejahatan pada tahun 2023 meningkat drastis, mencapai 60,10% atau 232 kasus lebih banyak dibandingkan tahun 2022. Kasus kejahatan yang terjadi mencapai 618 kasus, naik dari 386 kasus pada tahun sebelumnya. Penyelesaian kejahatan konvensional tahun 2023 mencapai 533 kasus, dengan tingkat penyelesaian tertinggi pada kasus curat sebanyak 77,16%. Kasus penganiayaan dan laka lantas juga berhasil diselesaikan, dengan tingkat penyelesaian masing-masing 1037% dan 65,38%. Kejahatan transnasional mengalami penurunan 5,61%, dengan penyelesaian 84 kasus. Penyelesaian kasus narkotika tetap tinggi, dengan 78 kasus dan 121 tersangka berhasil diamankan, serta sejumlah barang bukti termasuk 167,27 gram shabu, 1.911,31 gram ganja, 5 butir extasi, dan uang Rp4.989.000. "Penyelesaian kejahatan terhadap kekayaan negara mengalami penurunan 50%, dengan 1 kasus pada tahun 2023," bebernya. Kapolres menegaskan, secara keseluruhan wilayah hukum Polres Tanggamus kondusif, namun ada penyumbang kejadian yang cukup naik signifikan yakni penemuan mayat naik menjadi 350 persen dari tahun 2022 hanya 2 kasus, naik menjadi 9 kasus pada tahun 2023. Penemuan mayat yang menjadi perhatian adalah di wilayah hukum Polsek Pematang Sawa dan Polsek Limau. "Setelah dilakukan pendalaman, komunikasi dan koordinasi lintas sektor, pada kejadian yang sama juga ditemukan di wilayah kabupaten lampung selatan, ternyata bersumber dari kejadian, laka laut yang berada di perairan ZEE, sehingga mayatnya terbawa ombak ke Tanggamus dan Lampung Selatan," tegasnya. Kemudian, peristiwa kebakaran sebanyak 3 kejadian, bencana banjir pasang (rob) naik 1 kasus, dan tanah longsor naik 1 kejadian. "Bencana alam ada kenaikan dari 5 kejadian tahun 2022 menjadi 7 kejadian di tahun 2023," ujarnya. Ditambahkannya, potensi konflik sosial mencuat di tahun 2023 yang kompleksitas tugas Polres Tanggamus dalam menjaga keamanan dan menyelesaikan konflik di wilayahnya terdapat di dua tempat. Pertama, permasalahan lahan eks/bekas PT. Eka Nusa Fistama (lahan bekas tambak) antara pihak ke-1 warga masyarakat Pekon Sukajaya dan pihak ke-2 warga masyarakat Pekon Kacapura. Kemudian, potensi konflik sosial di Pekon Kampung Baru dan Pekon Tanjung Anom Kecamatan Kota Agung Timur, tentang permasalahan hak guna usaha PT Tanggamus Indah antara pihak ke-1 PT TI dan pihak ke-2 Paguyuban Persatuan Muakhian Raja Batin Penyimbang adat “Marga Buay Belunguh". Penyelesaian konflik tersebut bukan lagi menjadi ranah Kabupaten, sebab sedang berproses untuk kelengkapan dokumen yang akan didapatkan dari pemerintah pusat. Masing-masing pihak sedang mengajukan persyaratan untuk bisa memiliki legalitas atas lahan yang diklaim masing-masing pihak. "Kita di jajaran pemerintah kabupaten tanggamus terus melakukan pemantauan dan terus melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya pencegahan, agar masyarakat memahami kondisi dari konflik agraria yang sedang terjadi untuk tidak mudah terhasut konflik, dan kami juga memerlukan dari rekan-rekan untuk bisa mensosialisasikan kepada masyarakat karna ada saja pihak-pihak yang akan memanfaatkan potensi-potensi konflik agraria ini untuk bisa mendapatkan keuntungan," ungkapnya. Dalam kesempatan itu, Kapolres menyampaikan bahwa pihaknya menghadirkan barang bukti yang telah dilakukan penyitaan dan penetapan, termasuk dari warga kecamatan pugung, penemuan senjata api rakitan yang telah diserahkan ke Polres Tanggamus Atas penemuan itu, diharapkan apabila masyarakat menemukan hal serupa agar menyerahkan kepada Koramil atau Polsek juga bisa melalui Babinsa maupun Bhabinkamtibmas, sebab walau bagaimanapun jika menyimpan senjata api rakitan, merupakan satu pelanggaran hukum yang bisa dikenai hukuman penjara dan menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain dan sekitarnya. Selain senjata api rakitan, barang bukti yang berhasil disita jajaran Polres Tanggamus termasuk kendaraan Curanmor yang diamankan dari tersangka dan korban. Sehingga yang dari tersangka, apabila masyarakat pernah kehilangan sepeda motor, dipersilahkan membawa bukti-bukti keabsahan kepemilikan dan dapat menghubungi Satreskrim Polres Tanggamus. "Apabila sesuai dengan keabsahannya, sepeda motor dapat diambil kembali tanpa dipungut biaya," tandasnya. Asisten 3 Jonsen Vanesa menegaskan bahwa terkait PT Tanggamus Indah, hanya ada satu suara dari Kabag Hukum sebab sangat-sangat sensitif. Kemudian terkait PT Ika Nusa Fishtama, belum ada sedikitpun kewenangan Pemda disana. "Namun terkait Kamtibmas ada kewenangan pemerintah daerah bersama dengan TNI, Polri dan seluruh masyarakat yang bertanggung jawab," tegasnya. Jonsen berharap kepada awak media untuk membantu menjelaskan kepada masyarakat, bahwa Pemda Tanggamus berkewenangan di PT Ikan Nusa Fishtama , walaupun tanah sudah ditetapkan sebagai Tanah Cadangan Umum Negara (TCUN) namun berapa tahun kemudian ada surat dari KPKNL, badan lelang negara. "TCUN dikeluarkan oleh lembaga pemerintah resmi asli, kemudian KPKNL juga lembaga resmi jadi kami, sampai dengan hari ini masih menunggu tindak lanjut dari pemerintah pusat," tandasnya. Ditempat yang sama, Kapten Julian Abri mewakili Dandim 0424 Tanggamus menegaskan akan mendukung Polres Tanggamus dan Pemkab Tanggamus menjelang tahun 2024 sehingga program pemerintah dapat berjalan sebagaimana mestinya. "Melalui kebersamaan dan saling mendukung, sehingga program pemerintah bisa kita laksanakan dengan baik," tandasnya.(Hadi Haryanto) Read the full article
0 notes
halobatuindonesia · 1 year ago
Text
Kami sangat antusias untuk menghadirkan PROMO OPEN TRIP KE BALI dalam rangka Hari Guru Nasional dan Hari Internasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. ⚘️
PT Halo Batu Indonesia mengadakan promo open trip ke Pulau Dewata pada tanggal 24-26 November 2023 dengan keunggulan yang tak terbantahkan: ✅ 32 Seat Legrest (lebih nyaman dan aman) ✅ Destinasi populer ✅ Hotel*** tempat menginap ✅ Tanpa batasan minimal kuota ✅ HARGA TERBAIK ✅ Sudah termasuk TIKET WISATA & 2 kali makan pagi.
Tujuan ; - Candi Kuning Bedugul - Desa Adat Panglipuran - Pantai Dreamland - Pantai Pandawa - Wisata Belanja
Segera amankan kursimu, karena hanya ada 32 kursi per bus.
Reservasi: - 📞 08113712299 (Call Center) - 📞 081252649813 (Mrs. Nina)
Selamat berlibur! PT HALO BATU INDONESIA
Yuk, pesan peluangmu di: 🏢 PT HALO BATU INDONESIA 📍 Perum Taman Tasikmadu Indah Kav.13 Jl. Renang - Tasikmadu - Lowokwaru Malang 📱 0811 3712299
#OpenTrip #TripMurah #WisataMurah #PaketLiburan #JelajahIndonesia #IndonesiaJuara #PesonaIndonesia #ExploreIndonesia #LiburanHemat #TravelingIndonesia #Malang #MalangKota #KotaMalang #MalangHits #MalangSelatan #MalangKuliner #MalangTourism #MalangJawaTimur #MalangIndah #MalangExplore #MalangWeekend #MalangActivities #WeekendActivities #ExploreMalang #FunInMalang #WeekendVibes #WeekendGetaway #OutdoorActivities #WeekendTrip"
0 notes
realitajayasaktigroup · 16 days ago
Text
Opini Publik: Kekerasan terhadap Jurnalis Investigatif, Ancaman Bagi Demokrasi dan Hukum yang Belum Tegas
Karya: Catur Haryanto, Jurnalis [Wong nDeso-Wong Cilik] KABARDAERAH.OR.OD – Kekerasan terhadap jurnalis investigatif di Indonesia semakin meningkat dan menjadi ancaman serius bagi kebebasan pers, demokrasi, dan supremasi hukum. Jurnalis yang mengungkap kebenaran justru menghadapi ancaman, intimidasi, dan kekerasan fisik, yang tidak hanya merusak profesi mereka, tetapi juga mengancam prinsip…
0 notes
zamilahblog · 1 year ago
Text
Denny JA :Agama sebagai Inspirasi untuk Memperkaya Diri dan Dunia
Denny JA, sosok yang dikenal sebagai pendiri LSPP (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan), banyak menyampaikan kajian tentang agama sebagai inspirasi dalam memperkaya diri dan saling memberi pada dunia. Dalam pandangannya, agama bukanlah sebuah keyakinan yang membatasi melainkan sebuah kajian yang membuka pikiran untuk menjadi lebih baik. Banyak orang yang menganggap agama sebagai sebuah bentuk kodrat hidup yang tidak bisa diubah. Namun, Denny ja mengatakan bahwa agama adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas hidup. Untuk memahami agama yang benar, kita harus membaca kitab suci yang sangat penting untuk kita pelajari. Denny ja meyakini bahwa agama sebagai inspirasi dalam memperkaya diri dan memberi pada dunia ini adalah hal yang sangat penting. Sebuah agama harus membantu seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan harus memicu semangat untuk berbagi sesama. Denny JA juga berbicara tentang memberi pada dunia, bukan hanya membicarakan tentang memperkaya diri. Kita harus selalu bertindak berdasarkan agama kita, dan menjaga citra diri untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Banyak orang menganggap agama sebagai alat untuk melakukan kekerasan atau diskriminasi terhadap kelompok lain. Namun, ini bukanlah yang seharusnya terjadi. Agama seharusnya menjadi jalan untuk merajut ikatan kasih sayang antar umat manusia. Dalam pandangan Denny JA, mengerti agama juga bermakna mengerti kemanusiaan. Di mana semua agama sejatinya menyampaikan pesan tentang cinta, perdamaian, dan keadilan bagi sesama. Kita semua harus menghargai keberagaman di dunia ini dan menjalani hidup dengan saling menghormati serta mengasihi orang lain. Dalam hal ini, agama bisa menjadi sebuah jalan untuk mencapai tujuan ini. Maka dari itu, sebagai seorang pemeluk agama, kita harus memperkaya diri dengan mengerti nilai-nilai agama yang kita anut serta mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mengikuti tuntunan agama dengan benar juga akan memberi dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat di Indonesia. Tidak hanya berskala individual, agama juga bisa menjadi sebuah inspirasi untuk memperkuat persatuan dalam negara. Berbagai agama yang berbeda bisa membentuk persatuan yang kuat jika dijalani dengan benar dan menghargai nilai toleransi pada satu sama lain. Kita semua adalah manusia yang hidup dalam satu planet yang sama. Setiap orang memiliki ketertarikan dan keyakinan yang berbeda. Agama adalah bentuk keyakinan yang mengajarkan seseorang untuk berbuat kebaikan dan menjadi lebih baik. Namun, semangat untuk saling memberi pada dunia tidak boleh hilang. Kita sebagai umat manusia harus saling membantu dan bahu-membahu dalam membangun dunia yang lebih baik. Dan inilah yang menjadi inspirasi Denny JA dalam memberikan kajian tentang agama sebagai inspirasi untuk memperkaya diri dan dunia. Mengembangkan semangat untuk berbagi dalam diri kita juga harus ditunjukkan lewat tindakan konkret. Denny JA memberi inspirasi bagi kita untuk ikut terlibat dalam program berbagi seperti mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana, atau membantu anak-anak yang tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Dalam akhir kajiannya tentang agama, Denny JA mengajak kita untuk selalu menghargai keberagaman dalam hidup. Kita harus selalu ingat bahwa segala bentuk keberagaman harus dihargai, karena hanya inilah yang bisa menjungjung tinggi ketenangan hati dan kesejahteraan dalam masyarakat luas. Di sinilah pentingnya agama sebagai inspirasi untuk memperkaya diri dan dunia. Agama bukanlah sebuah kunci utama untuk meraih kesuksesan dalam hidup, namun agama adalah sebuah inspirasi untuk mencapai kesejahteraan di dunia ini. Kita semua sebagai umat manusia harus bisa memperkuat jalinan persatuan dan kesatuan, serta membantu orang lain di dalam hidup ini. Kita harus selalu mengingat bahwa dunia ini adalah rumah bersama untuk semua umat manusia, dan kita harus berjuang bersama untuk menjadikan dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. 
Cek Selengkapnya: Denny JA :Agama sebagai Inspirasi untuk Memperkaya Diri dan Dunia
0 notes
benialif · 1 year ago
Text
Denny JA Menjawab: Bagaimana Politik Demokrasi Berlangsung di Indonesia?
Indonesia, sebagai salah satu negara demokratis terbesar di dunia, memiliki sistem politik yang unik dan menarik. Politik demokrasi di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang, dan peranan politisi dalam mengelola negara sangat penting. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana politik demokrasi berlangsung di Indonesia berdasarkan pandangan Denny JA, seorang tokoh politik ternama dan pemikir strategis di tanah air. Pertamatama, penting untuk memahami bahwa politik demokrasi di Indonesia berasal dari proses panjang yang dimulai pada tahun 1998. Pada saat itu, Indonesia mengalami reformasi politik yang menggulingkan rezim otoriter yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade. Reformasi ini membuka jalan bagi Indonesia menuju sistem politik yang lebih terbuka, inklusif, dan demokratis. Dalam pandangan Denny ja, politik demokrasi di Indonesia memiliki tiga karakteristik utama. Pertama, pluralitas politik yang tinggi. Indonesia merupakan negara dengan beragam suku, agama, dan budaya. Hal ini tercermin dalam keberagaman partai politik, di mana terdapat banyak partai yang berkompetisi dalam pemilihan umum. Pluralitas politik ini memberikan ruang bagi berbagai suara dan kepentingan untuk diwakili dalam proses politik. Kedua, partisipasi politik yang meningkat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, partisipasi politik di Indonesia semakin meningkat. Masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif melalui media sosial, seperti Twitter dan Facebook, serta melalui gerakan mahasiswa dan organisasi masyarakat sipil. Partisipasi politik yang meningkat ini memungkinkan suara rakyat didengar dan memberikan tekanan kepada para pemimpin politik untuk bertanggung jawab. Ketiga, tantangan dalam menjaga stabilitas politik. Politik demokrasi di Indonesia juga dihadapkan pada tantangan dalam menjaga stabilitas politik. Denny ja menggarisbawahi pentingnya menjaga prinsipprinsip demokrasi, seperti kebebasan berpendapat, kebebasan pers, dan kebebasan berserikat. Dia juga menekankan pentingnya dialog dan negosiasi dalam menyelesaikan konflik politik, daripada menggunakan kekerasan atau tindakan represif. Selain itu, Denny JA juga menyoroti isuisu penting dalam politik demokrasi di Indonesia. Salah satunya adalah isu korupsi yang masih menjadi masalah serius di negara ini. Korupsi merugikan negara secara finansial dan menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap politikus dan institusi negara. Denny JA menekankan pentingnya pemberantasan korupsi sebagai upaya untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. Selain itu, isu keadilan sosial juga menjadi perhatian penting bagi politik demokrasi di Indonesia. Ketimpangan sosial masih menjadi masalah yang perlu diatasi, terutama di daerahdaerah terpencil dan wilayah pinggiran. Denny JA mencatat pentingnya kebijakan publik yang adil dan inklusif untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan memperkecil kesenjangan antara kelompokkelompok masyarakat. Dalam menjawab tantangantantangan ini, Denny JA menekankan pentingnya kolaborasi dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Kolaborasi ini diperlukan untuk menciptakan kebijakan publik yang efektif, menyelesaikan konflik politik, dan memperkuat demokrasi di Indonesia. Selain itu, Denny JA juga menyoroti pentingnya pendidikan politik dalam memperkuat politik demokrasi di Indonesia. Pendidikan politik dapat meningkatkan kesadaran politik masyarakat, memperkuat partisipasi politik, dan melahirkan pemimpin politik yang berkualitas.
Cek Selengkapnya: Denny JA Menjawab: Bagaimana Politik Demokrasi Berlangsung di Indonesia?
0 notes
Text
Polisi Ekuador: Dua Pelaku Penyerangan Stasiun TV Ditangkap di Spanyol
Tumblr media
Polisi Ekuador: Dua Pelaku Penyerangan Stasiun TV Ditangkap di Spanyol
Ekuador, sebuah negara kecil yang terletak di pesisir barat Amerika Selatan, baru-baru ini mengalami peningkatan kekerasan yang mengkhawatirkan, terutama yang berkaitan dengan kelompok kriminal dan pelanggaran terhadap kebebasan pers. Salah satu insiden terbaru yang mencuat adalah penyerangan terhadap stasiun televisi di Ekuador, yang menimbulkan kepanikan di kalangan media dan masyarakat. Penyerangan ini mengingatkan kembali akan pentingnya keamanan jurnalis dan perlunya dukungan terhadap kebebasan pers di negara tersebut.
1. Latar Belakang Insiden
Penyerangan terhadap stasiun TV ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan sosial dan kekerasan di Ekuador, yang sering kali dipicu oleh persaingan antara geng narkoba. Ekuador, meskipun bukan negara produsen utama narkoba, telah menjadi rute transit yang strategis bagi perdagangan narkoba internasional, terutama kokain. Akibatnya, kelompok kriminal saling bersaing untuk menguasai jalur distribusi, yang menyebabkan peningkatan kejahatan terorganisir dan serangan terhadap lembaga-lembaga yang dianggap menghalangi kegiatan mereka, termasuk media.
Stasiun TV yang diserang, yang tidak disebutkan namanya, adalah salah satu lembaga penyiaran yang aktif memberitakan kasus-kasus kriminal dan isu-isu sosial di Ekuador. Penyerangan tersebut dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata yang mencoba menghentikan siaran dan menyebarkan teror kepada staf stasiun. Insiden ini tidak hanya mencerminkan ancaman terhadap kebebasan pers, tetapi juga menyoroti situasi keamanan yang memburuk di Ekuador.
2. Penangkapan Pelaku di Spanyol
Setelah penyerangan tersebut, pihak berwenang Ekuador melakukan penyelidikan intensif untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku. Berita baiknya, dua pelaku penyerangan tersebut akhirnya ditangkap di Spanyol, di mana mereka berusaha melarikan diri setelah melakukan kejahatan. Penangkapan ini dilakukan oleh polisi Spanyol bekerja sama dengan otoritas Ekuador, menunjukkan kolaborasi internasional dalam memerangi kejahatan lintas negara.
Pihak berwenang Ekuador menyatakan bahwa penangkapan ini merupakan langkah penting dalam upaya menegakkan hukum dan menanggulangi kekerasan yang menyasar jurnalis. Dalam konferensi pers, juru bicara kepolisian mengungkapkan harapan agar penangkapan ini dapat memberikan kepercayaan kembali kepada masyarakat dan media bahwa mereka akan dilindungi dalam menjalankan tugas mereka.
3. Dampak Terhadap Kebebasan Pers di Ekuador
Insiden penyerangan terhadap stasiun TV ini bukanlah kasus pertama yang menimpa jurnalis di Ekuador. Selama beberapa tahun terakhir, media di negara ini telah menghadapi berbagai bentuk ancaman, termasuk intimidasi, pemukulan, dan bahkan pembunuhan. Kebebasan pers di Ekuador terus menerus mendapat tantangan, dan banyak jurnalis merasa terancam dalam meliput berita, terutama yang berkaitan dengan kejahatan terorganisir.
Kekerasan terhadap media memiliki dampak yang signifikan terhadap demokrasi dan masyarakat sipil. Ketika jurnalis merasa terancam, mereka mungkin enggan untuk memberitakan isu-isu penting, yang mengakibatkan minimnya informasi yang akurat dan transparan bagi publik. Ini dapat menciptakan budaya impunitas di mana pelaku kejahatan merasa bebas untuk bertindak tanpa takut akan konsekuensi.
4. Reaksi Masyarakat dan Organisasi Internasional
Reaksi terhadap penyerangan ini datang dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat, aktivis hak asasi manusia, dan organisasi internasional. Banyak pihak menyerukan tindakan tegas dari pemerintah Ekuador untuk melindungi jurnalis dan memastikan bahwa kebebasan pers dihormati. Organisasi seperti Reporters Without Borders dan Komite Perlindungan Jurnalis mengeluarkan pernyataan mengecam kekerasan terhadap media dan menekankan perlunya perlindungan yang lebih baik untuk jurnalis.
Penting bagi pemerintah Ekuador untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam melindungi kebebasan pers. Hal ini termasuk melakukan penyelidikan yang transparan terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis, memperkuat hukum yang melindungi media, dan memberikan dukungan kepada jurnalis yang menghadapi ancaman. Tanpa tindakan ini, akan sulit bagi Ekuador untuk mencapai demokrasi yang sehat dan masyarakat yang terinformasi dengan baik.
5. Konteks Kekerasan di Ekuador
Kekerasan di Ekuador tidak hanya terbatas pada serangan terhadap media, tetapi juga meluas ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Tingginya angka kejahatan, terutama terkait narkoba, telah menyebabkan ketidakamanan yang meluas dan ketakutan di kalangan warga. Geng-geng narkoba yang saling bersaing telah menciptakan situasi yang sangat berbahaya, di mana banyak warga sipil menjadi korban kekerasan.
Pemerintah Ekuador telah berusaha untuk menangani masalah ini dengan meluncurkan berbagai operasi keamanan dan program rehabilitasi untuk mantan narapidana. Namun, tantangan yang dihadapi sangat besar, dan dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik untuk menangani akar masalah yang menyebabkan kekerasan.
6. Upaya Perbaikan Kebijakan dan Keamanan
Menanggapi situasi yang memburuk, pemerintah Ekuador perlu mengevaluasi kebijakan keamanan yang ada. Ini termasuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara lain dalam memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan terorganisir. Kolaborasi internasional sangat penting, terutama mengingat bahwa banyak jaringan kriminal beroperasi lintas batas.
Selain itu, penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman. Program-program edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi jurnalis dan kebebasan pers. Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan melaporkan tindakan kriminal juga dapat berkontribusi pada keamanan yang lebih baik.
7. Kesimpulan
Penyerangan terhadap stasiun TV di Ekuador dan penangkapan pelaku di Spanyol adalah pengingat akan tantangan yang dihadapi kebebasan pers di negara tersebut. Situasi keamanan yang memburuk memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Perlindungan terhadap jurnalis harus menjadi prioritas, agar mereka dapat melaksanakan tugasnya tanpa rasa takut. Kebebasan pers adalah pilar penting dalam demokrasi, dan tanpa perlindungan yang memadai, Ekuador berisiko terjebak dalam siklus kekerasan dan impunitas yang dapat merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi internasional sangat diperlukan. Hanya dengan komitmen bersama, Ekuador dapat mengatasi krisis ini dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi jurnalis serta kebebasan berbicara.
0 notes