#KeeNames
Explore tagged Tumblr posts
namemozo · 1 year ago
Text
Mrigashira Nakshatra Baby Names - In the rich tapestry of Hindu astrology, the Nakshatras, or lunar constellations, play a pivotal role in shaping a person's identity and destiny. Each Nakshatra has unique qualities and attributes, making it a vital factor in choosing the right name for a newborn. The Mrigashira Nakshatra, represented by the star Aldebaran, is associated with qualities like curiosity, exploration, and the quest for knowledge. In this article, we will delve into the intriguing world of 2175 Mrigashira Nakshatra baby names, exploring their meanings, significance, and the letters "Ve," "Vo," "Kaa," and "Kee" that are often associated with this Nakshatra. Mrigashira Nakshatra Baby Names - (Ve, Vo, Kaa, Kee) The Mrigashira Nakshatra is one of the 27 Nakshatras in Vedic astrology. It is associated with the star Aldebaran, which is part of the Taurus constellation. The Mrigashira Nakshatra is represented by a deer's head, which symbolizes curiosity, searching, and seeking. Symbol: The primary symbol of Mrigashira is the deer's head, which signifies exploration, inquisitiveness, and the search for knowledge. Ruling Planet: The ruling planet of this Nakshatra is Mars, which brings qualities of courage, energy, and a desire for adventure. Gender: Mrigashira is a male Nakshatra, which means that it is more suitable for males. Nature: It has a "tikshna" or sharp and penetrating nature. Guna (Quality): Mrigashira Nakshatra is classified as a ... Read more at: 2175 Mrigashira Nakshatra Baby Names - (Ve, Vo, Kaa, Kee)
0 notes
kelolacerita · 2 years ago
Text
Persimpangan
Hidupmu baik - baik saja semuanya lurus dan nyaman sampai tiba pada satu saat
Matamu melihat tujuan yang berbeda
Dan kakimu harus menentukan langkahnya kemana
Saat ini mungkin kamu sibuk dan galau
Menentukan langkah mana yang ingin kamu ambil
Satu sisi jalan yang nyaman ini juga tak benar benar nyaman, adakalanya angin kencang menerpa, "kendaraan" menyusul dan menyipratkan kesulitan dari sisi yang berbeda, muak juga datang lama - lama, kata terlanjur nyaman kembali menjadi pembenaran tanpa resiko yang berarti harapannya.
Jalan yang lain sepertinya terlihat menarik menawarkan masa depan yang lebih cerah melambai - lambai ibarat sapu tangan menggoda untuk dicoba, dan lagi ketakutan berbisik, takut akan ada resiko jika meninggalkan zona nyaman, apakah sanggup kau hadapi ?
Ada yang perlu ditegaskan sekali lagi
Persimpangan ini adalah bagian dari perjalanan, bukan akhir tujuan
jadi segera fokus tentukan pilihan dan mulai berani ambil keputusan di persimpangan ini
jangan berlarut - larut karena jalan masih panjang dan kamu harus segera sampai tujuan
Hidupmu harus terus berlanjut, jangan terlalu sibuk dan patah arang, patah semangat hanya karena kamu menemukan persimpangan hidup
kecuali jika tujuanmu belum ditentukan dan hidupmu berharap terbawa angin atau mengalir seperti air
Terima kasih untuk yang telah memberikan pelajaran hidup terhadap suatu pilihan.
2 notes · View notes
trisfant · 7 months ago
Text
Materai keenam (Wahyu 6:12-17)
Selasa, 14 Mei 2024 Materai keenam (Wahyu 6:12-17) Wahyu 6:12-17 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. (13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kyardi · 1 year ago
Text
Kayaknya mulai hari ini aku gak lagi berharap terlalu banyak deh sama kamu :') sainganku terlalu banyak dan aku hanya orang biasa yang bermimpi bisa hidup bersama kamu.
Kayaknya aku pengen pakai cara terakhir dan paling mutahir aziikkk wkwk. yaitu berharap sama allah :) belum pernah aku kecewa ketika berharap kepadanya. kalau kita deket sama allah bukankah do'a dan harapan kita bisa dipenuhi? biarin allah aja deh yang ngatur toh kalau aku yang ngatur gak beres2 juga kan wkwk. aku selalu yakin dan percaya allah punya rencana yang baik buat aku.
Buat kamu inisial N, semoga kamu tetep dicintai dan mencintai allah ya :)
0 notes
modelsof-color · 8 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Ajak Dhieu by Martina Keenam for Aknvas Pre-Fall 2024 Lookbook
130 notes · View notes
ahmadaziziworld3 · 1 month ago
Text
Tumblr media
Duduk pun dah terkangkang dah Yuyue Mayuze sarat pregnant anak kembar... mungkin burit pun dah berkembang ni kemerahan...harap yuyue boleh beranak melalui burit anak kembar yg kelima dan keenam ni😘😘🤤🤤😋😋💦💦💦
37 notes · View notes
diahuha · 2 years ago
Text
Part Of Growth
Ketemu lagi di bulan keenam
Memasuki radar tengah tahunan
Saatnya berhenti sejenak mengevaluasi diri
Ternyata bertumbuh tidak selalu menyenangkan yah prosesnya, terkadang ada perasaan letih,sakit dan bersiap berkorban atau mengorbankan banyak hal.
Mungkin juga jauh dari riuhnya dunia, yah tapi dari perjalanan ini ada saja hal hal yang membuatmu cukup terhibur, bertemu teman teman seperjuangan,,ketemu orang yang tepat membantumu.
Semoga saja buahnya manis, Allah kan ga akan ubah nasib suatu kaum kalo kitanya ga berupaya.
Gapapa ya Ya Allah kalo langkah diahuha baby step, pelan pelan,, semoga Allah mudahkan.
Solo Jebres, 2 Juni 2023.
216 notes · View notes
fael02 · 7 months ago
Text
Kamu lagi down gara-gara banyak masalah? Saya tau kok rasanya kayak mau nyerah aja gitu kan?. Tapi, dengerin saya dulu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok.
Langkah Pertama: Terima Kenyataan
Ga usah sok tegar dan pura-pura ga ada masalah. Terima aja kenyataan kalo kamu lagi ada di situasi yang berat. Tapi inget, ini ga selamanya bakal gini.
Langkah Kedua: Tenangin Pikiran
Otak kamu lagi penuh sama pikiran negatif? Wajar. Tapi jangan sampe dikuasai. Coba tarik napas dalem-dalem, meditasi, atau dengerin musik yang bikin kamu tenang.
Langkah Ketiga: Bahagiain Diri Sendiri
Di tengah masalah, jangan lupa buat bahagiain diri sendiri. Lakukan hal-hal yang kamu sukai, entah itu nonton film, main game, atau nongkrong bareng temen.
Langkah Keempat: Bersyukur
Luangkan waktu buat bersyukur atas hal-hal baik yang masih kamu punya. Ini bakal bantu kamu buat fokus ke hal positif dan ga terjebak dalam rasa sedih.
Langkah Kelima: Semangat Lagi!
Inget lagi mimpi dan tujuan hidup kamu. Gunakan itu sebagai motivasi buat bangkit dan hadapi masalah kamu. Percayalah, kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua.
Langkah Keenam: Bikin Plan Buat Masa Depan
Ga usah cuma terpaku di masalah sekarang. Coba bikin plan buat masa depan. Apa yang ingin kamu capai? Gimana caranya?
Langkah Ketujuh: Belajar dari Masa Lalu
Setiap masalah itu ada pelajarannya. Ambil pelajaran dari masalah kamu sekarang dan gunakan buat jadi pribadi yang lebih kuat.
Langkah Kedelapan: Minta Bantuan Kalo Butuh
Ceritakan masalah kamu ke keluarga, temen, atau profesional. Mereka bisa bantu kamu buat ngelewatin ini semua.
Langkah Kesembilan: Sabar
Bangkit dari keterpurukan butuh waktu dan kesabaran. Ga usah terburu-buru. Teruslah berusaha dan pantang menyerah, pasti kamu bakal berhasil.
Langkah Kesepuluh: Percaya Diri!
Kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua. Percaya sama diri sendiri dan kemampuan kamu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok
Mangat!💪
25 notes · View notes
abstrackmind · 8 months ago
Text
Tumblr media
Ibunda Umamah dan Sepuluh Wasiat untuk Putrinya
Dia adalah seorang Ibu yang telah menasehati putrinya. Ia banyak menasehati putrinya karena hati seorang Ibu Muslimah senantiasa berusaha mengharapkan kehidupan rumah tangga yang bahagia untuk putrinya. Nasehat tulus akhirnya menjadi pedoman bagi putrinya, sepanjang hidupnya.
"Wahai putriku, seandainya seorang perempuan tidak memerlukan dan tidak membutuhkan seorang suami, maka aku adalah orang yang tidak membutuhkan suami, tetapi lelaki itu diciptakan untuk perempuan dan perempuan itu diciptakan untuk lelaki"
"Wahai putriku, engkau akan berpisah dengan tempat di mana kamu dilahirkan menuju tempat yang belum kamu kenal dan teman yang belum kamu akrabi. Maka jadikanlah ia sebagai seorang raja, dan jadilah sebagai budak untuknya niscaya ia akan menjadi sahaya untukmu"
Jagalah sepuluh pesan ini sebagai bekal simpanan :
Pertama dan kedua pergauilah dia dengan sikap qanaah, mendengar dengan baik dan taat, karena sifat qanaah itu merehatkan hati sedangkan mendengar dengan baik dan taat akan membuat suami berbelas kasih
Ketiga dan keempat, janganlah kedua matanya melihat kecuali yang baik-baik saja darimu, dan hidungnya tidak mencium darimu kecuali bau yang wangi saja. Ketahuilah wahai putriku, bahwa air adalah wewangian terbaik dan bercelak adalah kebaikan terbaik yang pernah ada.
Kelima dan keenam, perhatikanlah waktu makannya, dan bersikaplah tenang ketika tidurnya. Karena panasnya kelaparan bisa membakar dan kurangnya tidur bisa menyebabkan kemarahan
Ketujuh dan kedelapan, jagalah hartanya dan peliharalah kerabat dan keluarganya. Karena menjaga harta termasuk tanda baiknya penilaian, memelihara kerabat dan keluarga merupakan tanda baiknya pengurusan
Kesembilan dan kesepuluh janganlah kamu menyebarkan rahasianya, dan jangan pula menentang perintahnya. Karena jika kamu sampai menyebarkan rahasianya, maka kamu tidak akan pernah aman dari penghianatannya dan jika kamu berani menentang perintahnya maka kamu telah mengobarkan kemarahannya. Jangan sampai kamu gembira ketika dia tengah berduka, sedih ketika ia bahagia, karena yang pertama merupakan bentuk peremehan sementara yang kedua merusak kebahagiaan.
"Ketahuilah sesungguhnya kamu tidak akan dicintai olehnya sampai kamu lebih mengutamakan keinginannya daripada keinginanmu sendiri dan kamu lebih mendahulukan ridhanya daripada ridhamu, baik dalam hal yang kamu sukai maupun benci. Allah akan memberikan yang terbaik untukmu, dan akan memperlakukan dirimu dengan rahmat-Nya"
Source : Ummahat shana'at a'lam karya Jum'ah Sa'ad Fathul Bab
26 notes · View notes
milaalkhansah · 1 year ago
Text
Kalau aku tak jauh berbeda dengan kebanyakan wanita yang lainnya. Lalu apa istimewanya aku di banding mereka?
Kalau kamu tak jauh berbeda dengan lelaki kebanyakan. Lalu apa yang membuatku harus memilihmu juga?
• November hari keenam belas
43 notes · View notes
tyqotazhar · 1 year ago
Text
14/10/23
Kitorg gi dating kat pd. sepanjang perjalanan dia drive. Sebelum gerak tu dia singgah 7e dulu sbb nak amik telepon kedua dia tertinggal. Pastu dia tanya “nak apa apa tak?”. Aku cakapla taknak. Dia kata “betul ni? Gummy taknak?” pastu aku pon cam “ha nak lah gummy bear” okay itu pertama.
Kedua kat kedai makan. Aku nampak dia amik pinggan satu pastu dlm hati aku mcm ala kot lah nak amik pinggan dua pastu satu tuk aku. Tapi rupanya pinggan yg dia pegang tu tuk aku😭 dia tanya “nak berapa banyak ni nasi?”
Ketiga berhenti kat tepi pantai tapi dalam kereta. Pastu dia baring kat peha aku. Dia jadi manusia yg palingggg manja gila bapak yg sampai membuatkan aku terpikir & menangis ‘cane nak tinggalkan dia kalau mcm niii’😭.
Keempat nak turun jalan kat pantai poli tu. Kat sepanjang jalan-jalan tu, dia tarik tangan aku eh suruh pegang dia🙂 klu aku terlepas sikit jer, dia tarik balik. Kadang aku pegang jari dia, pastu dia tarik tangan aku suruh pegang lengan dia😌
Kelima kat pantai bagan pinang. Kerusi healing ada dua. Aku expect dia bawak dedua senanya tapi satu dia tinggal dlm kereta so aku lah bawakkan. Tapi sampai kat pantai, kerusi yg dia pegang tu dia bagi aku “nah qah duduk sini, kerusi ni ada lengan” pastu time balik dia angkut dedua kerusi.
Keenam kat petronas. Dia nak isikan minyak kereta aku tapi aku ckp takyahlah aku nak pakai setel pastu dia pon mcm okay. Pastu gi pasar malam dia bayarkan mknn aku, aku ckp lah “eh nape kau yg bayar lak ni biarlah aku bayarr” pastu dia ckp “takpelah kau bayar minyak, biar aku bayar semua makanan kau eh” sbb tengahhari pon dia bayarkan makanan aku😭 kat pasar pon sepanjang masa dia pegang tangan aku dia ckp “tokleh lepas kau ni, nanti kau hilang” 🥺🥺🥺
Ketujuh dah habis beli makan, makan kat pantai. Pastu dia kata “qah dok atas selipar ni nnt seluar kotor” pastu aku pon dok laa, tapi dia dok jer atas pasir tu🥹🥹 pastu makan pon dia tanya “nak nuget tak?” Aku cakapla nak. Pastu dia suap aku eh nuget tu😭 Pastu nak lintas ke pantai dia pegang tangan aku, nak balik dari pantai dia pegang tangan aku, aku mcm aaaaa kenapa baik sangat dengan aku ni😭 cane nak tinggalkan dia nii😭 balik pon sepanjang masa dia drive.
Kelapan dia tanya “nak balik terus ker?” Aku cakapla “aku nak settle dulu dgn kau baru aku balik” pastu dia suruh baring atas peha dia, dia cakap “ha mulakan lah” “aku nak buat apa ni cappp” “buat apa? Takpaham” “aku nak buat apa ni, aku patut stay dengan kau atau aku patut tinggalkan kau *aku dah start mengalir airmata*” “taktahu qah, itu keputusan kau” “klu stay dgn kau sakit, tinggalkan kau pon sakit” “aku bukan takpernah suka kau, klu taksuka, takdenya aku call kau tiap hari kacau kau” “pastu sekaranggg?” “Takdelah taksuka tapi sbb masalah aku, aku nak bahagiakan diri aku. Kau stay dgn aku nnt kau sakit, nak lepaskan kau, aku yang sakit” “pastu aku taktau nak buat apa cane nii” “boleh kau nak suka aku tapi jgn letak 100%” “drpd suka kau tapi takletak 100%, baik aku lupakan kau 100% kan?” “Kau nak tinggalkan aku ker? Aku takut nak bawak org yang nak bahagia dengan aku, masuk keluarga aku😭” cause he’s having big family problem. Pastu dia ada kata “nak ker harini hari terakhir kita jumpa? Takank kannn” dia taktau aku cop dgn semorg kot yg mungkin ini hari terakhir aku bahagia. Pastu dia cakap jugak “kita terikat sekarang ni qah dengan copot” “nape lak? Copot bkn selalu tegur aku, dia masuk ofis pon jarang” “mmg lah jarang tapi kalau dia masuk ofis nnt kau tengok dia, kau teringat aku” pastu dia tanya apa keputusan aku “aku taktahu cap, nak tinggalkan kau tapi sayangggg” “nape sayang?” “Sbb sayangla😭” “okaylah macam ni. Buat masa ni kita in private boleh?” “Maksud?” “Bila org tanya, ckp jer kau dah takde pape dgn acap” “selama ni public ker?” “Haah” alamak rasa bersalah aku sbb aku yg dok cerita kat semorg pasal aku dgn dia🥲 sambil aku nangis kat peha dia tu, dia tepuk tepuk bahu aku. Aku nak bangun, dia takbagi eh dia ckp “nnt kau lagi sedeh tengok akuu” mmg lagi sedeh dia kata gitu😭😭😭
Pastu dah habis semua tu, dia peluk aku. Dia cium dahi aku, dia cium pipi aku, dia gigit pipi aku eh bengong dia tu. Pastu sambil peluk tu aku ckp lagi “aaa cemana nak tinggalkan kau kalau macam niii” “jgnlah tinggalkan” pastu dia cium aku, dia tolak aku kat kerusi aku, dia start cium aku lembut gila😭
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
21 notes · View notes
kphpdraisme · 6 days ago
Text
uas: keenam (finale)
Tumblr media
alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah.
tadi ushul, seru sekali. ushul selalu seru.
sebenarnya ada satu ucapan ibn Qudamah yang semalam bercokol lama di kepalaku hingga detik ini. barusan aku berusaha mencari teksnya, namun belum ketemu juga. yasudahlah, belum rezeki kalian.
namun, secara ringkas kucoba rangkai makna yang kudapatkan, yang membedakan seorang 'alim dan 'aamiy (orang awwam) hanyalah kemampuan mereka dalam membaca dalil. Sehingga, manakala 'alim menghukumi sesuatu tanpa berdasarkan dalil, apa bedanya dia dengan 'aamiy?
sedangkan tanpa petunjuk dalil, bukankah semua orang jadi sema saja? semua orang jadi sama dalam memandang maslahat miliknya. 'kebijaksanaan' mereka jadi sama saja.
tanpa dalil, mereka sama.
aku merenung sangat sangat lama setelahnya. tentang keselarasan hidupku pada ilmu yang sudah Allah bukakan padaku. tentang satu per satu pilihan hidupku yang aku mengetahui ilmu atasnya,
apakah aku benar-benar sudah memilih, litereli semua hal, based on what He really want? based on 'ilm?
cara hidupku. cara menghabiskan waktuku. cara berperilaku. cara berbincang. cara berpakaian. cara mensyukuri keindahan. cara, hidup, dengan ruh, dari-Nya.
barang tentu, aku bukan 'alim. jauh, jauh sekali. sangat sangat sangat jauh. namun tetap saja....... semua opsiku atas hidup dari-Nya,
apakah sudah betul kupilih berdasarkan ilmu yang sudah Ia ajarkan? atau ternyata, aku malah meninggalkan ilmu itu dan memilih berjalan diatas kebijaksanaanku sendiri?
Hem. sudahlah, kita akhiri dulu topik ini. akan sangat panjang dan menjadikan vibes tulisan ini tak menyenangkan nantinya, doakan saja aku ditunjuki Allah selalu.
Maka selepas ujian terakhir, meski sedih, waktunya kita syukuri ia dengan hepi-hepi. haha.
Dari sebelum mulainya ujian, aku dan si mbak sudah merencanakan ingin masak bersama demi menutup semester. Kami sudah bertekad memasak ini dan itu dan ini dan itu.
Namun rencana indah ini diganti Allah dengan yang lebih baik, nyatanya kami belum bisa masak kali ini. Kali ini, hepi-hepinya berupa rawon dulu saja. dan surprisingly, benar-benar hepi sekali!
Nuansa kelabu dan pepohonan jagakarsa juga menjadikan pagi tadi segarnya berlipat. Termasuk bahagiaku yang tak kurang karena mengamati si mbak, ia dengan wajah sumringah itu bahagia memperkenalkan sosis solo, kerupuk udang, juga telur asin yang digabung dengan rawon, juga racikan kuahnya yang manis pwol pwol pwol, membuatku merinding, membuatnya tergelak puas.
Belum cukup disitu, kebahagiaan juga terus berlanjut, manakala melihat kakinya menghentak karena pedasnya rawon. juga perbincangan kami akan evaluasi untuk semester ini, lalu berlanjut bincang esok hari, lalu ditutup analisis ringan pada perbedaan kami; si mbak tak suka asam dan sangat suka manis, kebalikanku.
aku senang, nyatanya semua ini membahagiakan, alhamdullillah. meski di luar rencana, Allah memang paling hebat mencipta bahagia.
Selepas makan, si mba masih ingin menepi di ubi cilembu. aku tergelak dan segera menolak, jajan hari ini sudah cukup. terlalu banyak tak pernah mendatang kebaikan.
ini dulu saja, sudah cukup. kita sudah bahagia.
lalu, setelahnya kami pulang ke arah yang sama, tentu saja. lalu, setelahnya sampai di tujuan mbak, dan saling melempar salam untuk pertemuan selanjutnya, bila diizinkan, di tahun depan.
dan begitulah pekan uas berakhir. sangat cepat. alhamdulillah, khitaamuhu misk.
3 notes · View notes
s-arina · 9 months ago
Text
King of Hell's Brithday (1,2)
Aku tahu ini sudah seminggu, namun setelah ini aku mungkin akan menghilang. bukan tanpa alasa, aku masih kuliah akan ada ujian dan aku mengikuti dua lomba kepenulisan. mungkin aku akan tetap upload dengan cerita yang pendek nanti. siapa tahu.
I know it's been a week, but after this I'll probably disappear. Not without reason, I'm still in college and there will be exams and I'm taking part in two writing competitions. Maybe I'll still upload short stories later. Who knows.
#############################################
Lucifer turun dari tangga dsambil mengoceh dengan seseorang dari telepon.
“Tidak Paimon! Tidak! Aku tidak perlu dilayani, aku bisa mengatasi diriku sendiri. ....... Apa?! ....... Argh, tolong jangan uji kesabaranku Paimon. Seperti yang aku katakan berkali-kali padamu selama puluhan atau mungkin ratusan tahun. Aku ... tidak memerlukan Goetia untuk mengurus keseharianku! ....... Ya, memang urusan Pride semakin banyak dan sulit sejak aku hadir lagi setelah absen acak. Tapi- ....... Paimon!”
Lucifer berhenti di area dimana mereka sedang berada karena tidak kuat lagi dengan stres yang harus dihadapi. Dirinya terlalu sibuk dengan pembicaraan telepon dengan Paimon dan beberapa urusan yang harus dilakukannya sebentar lagi hingga tidak menyadari kalau dirinya sedang ditonton oleh kru hazbin. Bahkan Sins yang melakukan panggilan video pun juga menonton setelah kamera di atur untuk menghadap ke arah King of Hell tersebut.
Namun, sedikit suara dari tawa mereka yang tertahan sudah cukup membuat Lucifer menoleh dan terkejut mendapati dirinya ditonton. “Ah wow ... Aku tidak tahu kalian ada disana.”
“Tidak apa-apa short king, sepertinya kau akan sangat sibuk ya,” ucap Angel Dust dengan postur dan kedipan genitnya. Lucifer hanya mendengus sambil berjalan mendekat ke arah mereka. “Ya, tentusaja … kalian tahu apa masalahnya-kan ... Hell, Sinner, Vees, Heavens, Rings dan ... Sins.” Saat mengucapkan Sins mata Lucifer menajam melihat layar telepon yang menampilkan keenam Sins dengan seringai masing-masing kecuali Belphegor yang sepertinya akan kembali tidur. Tapi dengan cepat melambaikan tangan dan menyapa mereka dengan riang.
“Hai teman-teman!”
“Hai” / “Hai Luci.”
“Aaaa... Luci-“ sebelum Mammon selesai Lucifer langsung menyelanya karena sudah menebak apa yang ada di pikiran sang Greed.  “Tidak Mammon! Tidak! Jika ini adalah masalah Fizzaroli lagi. Aku akan menumpuknya dengan dua kasus! kasus ini dengan kasus plagiatmu itu!”
“Hei! Kau tidak bisa melakukan itu!”
Lucifer mendengus, memutar mata sebelum berbicara lagi. “Oh, tentu aku bisa! Aku Hell of King sobat~ dan jangan kira aku tidak tahu semua penggelapan yang kau lakukan selama ini. Itu bisa menambahkan banyak hal dalam daftar tuntutanmu Mam.”
Mammon berusaha untuk membela dirinya lagi sebelum sebuah jari telunjuk bergoyang kepada layar telepon. “Jangan Jangan! Kau jangan melontarkan apapun untuk sekarang ini. Aku sedang tidak dalam mood yang bagus karena aku akan sangat sibuk. Jadi aku mohon maaf atas sikap kasarku, tapi jika kau masih bersikeras Mam. Aku terpaksa menggunakan otoritasku dan melakukan hal yang tidak adil untukmu dan ring-mu walau pun sebenarnya itu bukan gayaku. Juga! Jangan coba-coba mengungkit atau menggunakan hal-hal hak kehendak bebas karena aku juga punya hak dalam hal itu. Jadi, bisa dimengerti? Wahai teman baikku yang serakah?”
Saat Lucifer melakukan pidatonya, semua orang disana terdiam bahkan ada yang takjub melihat cara dia mengatasi Greed layaknya pemimpin. Bahkan mereka tidak menyangka saat Lucifer menyebutkan akan menggunakan otoritasnya sewenang-wenangnya, yang mana hal itu adalah hal yang tidak ingin Lucifer lakukan walau dia adalah Raja karena dia membiarkan kehendak bebas ada di Hell. Sedangkan Sin merasakan nostalgia yang terasa seakan sudah lama tidak mereka saksikan, kecuali Mammon yang menjadi lawan Lucifer tentunya.
“Kau bercanda kan?” -Mammon.
“Ya.” Lucifer berucap menggunakan wajah lugunya, seketika Kru Hazbin yang sedari tadi diam sekarang melotot dengan terkejut begitu pula dengan Sins. “Tapi-“ suaranya berubah menjadi berat senyum Lucifer ditarik dan lebih seperti seringai licik dan aura disekelilingnya sedikit menggelap yang dirasakan kru hazbin bahkan Sins bisa merasakannya di tempat masing-masing. “-Aku bisa melakukannya jika aku mau.”
Hening sekali lagi dalam beberapa menit. Setelah terlihat Mammon menyerah karena tidak bisa melawan Lucifer untuk saat ini. Saat itu pula para Sins meledak begitu pula dengan para kru hazbin.
“Itulah Raja Kita.” - Leviathan
“King of Hell telah kembali teman-teman!” - Beelzebub
“Bravo.” - Belphegor
“Aku pasti berhutang budi padamu Luci!” - Asmodeus
“Ha! Aku pikir kau akan membebaskannya.” – Satan
Lucifer menunduk pelan sebentar lalu menegakkan tubuhnya pada mereka seperti habis melakukan suatu pertunjukkan layaknya pemimpin sirkus.
“Apa-Apaan tadi itu?!.” – Husk
“Bocah Nakal!” – Nifty
“Wow ... Tadi itu panas.” – Angel Dust
“Aku hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.” – Cherry Bomb
Bahkan Paimon yang terlupakan pun tidak luput, terdengar suara tepukan dari telepon Lucifer sebelum ada pujian yang keluar. “Hebat sekali tuanku. Tadi adalah hal yang menakjubkan yang anda lakukan.”
Lucifer tersentak hampir panik mendengar teleponnya. Dia benar-benar melupakan Paimon dan bahkan sepertinya dia tidak sengaja menekan pengeras suara. “Aduh! Maaf Paimon. Aku lupa kita sedang dalam panggilan telepon.”
“Tidak apa-apa tuanku. Ini sepadan dengan apa yang telah terjadi tadi.” Meski begitu Lucifer merasa tidak enak karena telah mengabaikan Paimon. Namun sebelum pikirannya menjauh panggilan Charlie sudah cukup membuatnya fokus ke dunia. “Ayah.”
“Ya Char-Char?” 
Charlie agak merengut harus mengatakan pendapatnya atau tidak, tapi bukankah lebih baik mengetahui bagaimana tanggapannya dulu sebelum memutuskan harus melakukan apa agar menghindari hal yang tidak di inginkan. Berpegang pada itu Charlie dengan mantap meski terdengar ragu pun bersuara. “umm... Suatu saat, apa aku boleh merayakan ulang tahunmu?”
Bahunya merosot, Lucifer terlihat terkejut mendengar pertanyaan putrinya. Dia sudah mengatakan kalau itu bukan hal penting dari ketersitegangannya dengan Alastor dan di sinilah dia bersama putrinya yang meminta izin. Jika dirinya boleh jujur, Lucifer bertanya-tanya apa yang membuatnya kedalam topik itu. Dia tertawa untuk menghilangkan rasa canggung sebelum berkata, “Kenapa kau menanyakan itu Charlie? Itu bukanlah sesuatu yang penting untuk dilakukan. Jadi kau tidak perlu-“
“Tapi itu penting untukku!” Charlie sedikit berteriak untuk memotong Lucifer. “Ayah selalu menganggap penting hari ulang tahunku. Jadi setidaknya aku ingin melakukan hal yang serupa pada ulang tahun ayah.” Charlie mengambil  salah satu tangan lucifer yang bebas dan menggegamnya lembut. “Tolong.”
Lucifer tahu betul dia tidak bisa melawan Puppy Eyes milik Charlie, jadi dia memutuskan untuk melihat ke arah yang lain dan mendapatkan tanggapan yang sama. Tanggapan dalam bentuk tatapan tanpa gerakan dengan mengisyarakatkan untuk melakukannya. Lucifer berkonflik dengan pikiran dan hatinya, antara keengganan merayakan hari yang seharusnya spesial untuknya atau mengiyakan permintaan putrinya. Dia akhirnya menghela nafas kalah lalu mengangguk. “Baiklah.”
Charlie langsung melompat kegirangan dan memeluk ayahnya erat yang hampir menjatuhkan teleponnya dimana Paimon masih mendengarkan. Yang lain juga merasakan hal yang sama seperti Charlie. “Terimakasih! Terimakasih! Terimakasih! Jadi kapan harinya?” Charlie melepaskan pelukannya dan memegang bahu Lucifer, mata Puppy Eyesnya masih ada.
“4 hari kedepan.“ Lucifer meletakkan teleponnya dimeja yang sama dimana telepon yang digunakan untuk menghunungi Sins berada. Tidak ingin teleponnya jatuh karena hal konyol. “-dan sungguh, kebetulan yang luar biasa bahwa pengangkatanku sebagai raja adalah keesokannya.” Bagian ini dia mengucapkan dengan sedikit sarkas untuk dirinya sendiri. “Dan luar biasa juga aku masih mengingatnya,” kali ini adalah gumaman yang amat sangat pelan.
“Woah woah woah! Tunggu sebentar pak.” Cherry angkat bicara dengan tangan diangkat meminta waktu untuk mencerna informasi. Namun, sepertinya tidak hanya dia yang perlu waktu itu. “Apa kau ingin bilang kalau kau menyelenggarakan dua acara besar untukmu selama berturut-turut?!”
“Tidak. Aku berhenti merayakan Ulang Tahunku sebelum aku jatuh, dan perayaan pengangkatan adalah acara formal yang terpaksa harus aku adakan. Aku tidak pernah merayakannya secara sekaligus bahkan berhenti merayakan keduanya karena beberapa masalah.” Dan masalah itu sudah pasti tentang Lilith yang sudah umum untuk semua yang dalam zona mendengarkan itu. “Satu-satunya ulang tahun yang aku rayakan hanya hari peringatan pernikahan dan hari Charlie lahir. Jangan bertanya soal ulang tahun Lilith karena dia yang memutuskan untuk merayakannya atau tidak.” Lebih tepatnya jangan menanyakannya lebih lanjut atau itu akan mengirimkan gelombang kesedihan, kekecewaan, kemarahan, dan penyesalan yang berujung depresi bagi Pride dan akan mengacaukan jadwal sibuknya.
Lucifer menatap yang lain bahkan mendengar Paimon untuk menyadari mereka paham, dan itu suatu hal yang bagus untuknya. Mengambil ponselnya untuk memeriksa jam dia hampir melompat panik setelah memastikan dia tidak salah baca. “Sial! Maaf Char, aku harus pergi atau aku akan terlambat untuk Carmilla dan Zestial.”
Charlie mengangguk dan sebelum Lucifer berbalik dia menariknya dalam pelukan lainnya, kali ini itu lebih erat. “Jangan paksakan dirimu ayah.” Lucifer mengangguk dan membalas pelukan itu. “Baiklah.” Keduanya melapas pelukan itu dan saling menatap. “Aku mungkin akan sangat terlambat atau bisa saja tidur di istana. Jadi kau tidak perlu menungguku.” Charlie mengangguk dan hanya itu yang diperlukan untuk Lucifer berbalik dan sedikit menjauh, melanjutkan pembicaraannya dengan Paimon lalu menghilang dalam kabut spiral merah untuk berteleportasi.
“Dia akan memaksakan diri.” – Satan
“Pasti.” -Beelzebub
“Jika dia masuk rumah sakit Sloth karena itu maka aku akan memarahinya.” – Belphegor
“Tapiiiiiiii~” Charlie menyeringai bahagia namun terlihat licik secara bersamaan. “Dia bilang empat hari lagi kan? Itu sudah cukup untuk menyiapkan pesta~ Hehehe.”
“Oh wow ... Sayang....” Vaggie tidak bisa meneruskan apa yang ingin diucapkannya setelah melihat Charlie yang ini, entah kenapa dia memerah karena ini.
Angel Dust bersiul, “Jika kau seperti itu akan menegaskan kalau kau memang putri neraka, DollFace.”
“Mirip seperti ayahnya dan tidak perlu diragukan,” ucap Asmodeus yang diangguki Sins.
“Hehehe ... Terimakasih.” Charlie berhenti sebentar untuk menarik nafas dan berbicara dengan yang lain. “ Walau gagasan merayakan ulang tahun ayah adalah keegoisanku. Tapi aku ingin ini akan bermakna untuknya dan untukku dan ini juga merupakan kegiatan bagus untuk latihan ikatan untuk kita di hotel dan mungkin Sins juga ingin ikut ke dalamnya.”
Leviathan pun memutuskan untuk membalas. “Kami tahu bagaimana ini berhubungan. Tapi sepertinya kami akan menjadi tamu undangan karena pekerjaan. Itu jika kau mengundang kami Charlie.”
Mendengar itu Charlie tidak bisa menahan senyumnya, mau bagaimana pun Sins sudah seperti keluarga. “Kenapa tidak? Tentu saja aku mengundang kalian! Kita sudah seperti keluarga dan kalian semua juga boleh membawa teman untuk bergabung, tapi karena ini hanya pesta ulang tahun sederhana pastikan yang kalian undang tidak akan membuat siapapun terganggu.”
“Mengingat ini untuk Lucifer juga maka itu dapat dimengerti.” Ucap Mammon, meski sudah dipermalukan seperti itu terlihat tidak ada indikasi kemarahan padanya.
“Kalau begitu kau harus mengundang Paimon dan Stolas. Aku yakin mereka akan sangat senang untuk bergabung.” - Asmodeus
“Uh! Aku tidak sabar untuk pesta ini!” - Beelzebub
“Dan sebelum aku lupa atau terganggu lagi. Tolong rahasiakan ini.” Ucapan Charlie membuat Beelzebub memekik terlalu senang mengetahui rencananya. “Pesta kejutan?! Itu lebih baik lagi!!”
Sin hampir akan mengomeli sang Gluttony andai saja mereka tidak terlalu fokus dengan Charlie, sedangkan Putri Neraka itu sendiri hanya bisa tertawa geli melohat salah satu dosa. “Itu belum bagian hebohnya bibi.” Charlie menarik nafas sekali dan terdiam untuk bersiap memberitahukan rencana selanjutnya.
“Pestanya akan dilaksanakan di Istana Morningstar!”
“hah?” Hanya itu yang keluar sebelum keheningan melanda lagi dan selanjutnya adalah ledakan kekacauan. ”APA?!”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Lucifer descended the stairs while ranting to someone on the phone.
"No, Paimon! No! I don't need to be served, I can handle myself… What?!… Argh, please don't test my patience, Paimon. Like I've told you countless times over the decades or maybe hundreds of years. I… don't need Goetia to manage my daily life!… Yes, indeed, matters of Pride are getting more numerous and difficult since I've been back after a random absence. But-… Paimon!"
Lucifer stopped in the area where they were because he couldn't handle the stress anymore. He had been too engrossed in the phone conversation with Paimon and the tasks he had to do shortly, not realizing that he was being watched by the Hazbin crew. Even the Sins who were on a video call were watching after the camera was adjusted to face the King of Hell.
However, a suppressed chuckle was enough to make Lucifer turn and be surprised to find himself being watched. "Ah wow… I didn't know you were there."
"It's okay, short king, looks like you'll be very busy," Angel Dust said with his posture and flirtatious wink. Lucifer just snorted as he walked closer to them. "Well, of course… you know what the problem is… Hell, Sinner, Vees, Heavens, Rings and… Sins." As he said 'Sins', Lucifer's eyes sharpened, looking at the phone screen displaying the six Sins with their respective grins, except for Belphegor who seemed like he would go back to sleep. But quickly waving and greeting them cheerfully.
"Hi, guys!"
"Hi" / "Hi, Luci."
"Aaaa… Luci-" before Mammon finished, Lucifer cut him off because he guessed what was on Greed's mind. "No, Mammon! No! If this is about the Fizzaroli issue again. I'll stack it with two cases! this case with your plagiarism case!"
"Hey! You can't do that!"
Lucifer snorted, rolled his eyes before speaking again. "Oh, yes, I can! I'm the Hell of King, buddy~ and don't think I don't know all the embezzlement you've been doing all this time. That can add a lot to your list of charges, Mam."
Mammon tried to defend himself again before a finger wagged at the phone screen. "Don't! Don't you utter anything for now. I'm not in a good mood because I'll be very busy. So I apologize for my rough attitude, but if you persist, Mam, I'll have to use my authority and do unfair things to you and your ring even though it's not my style. Also! Don't try to mention or use free will stuff because I also have rights in that matter. So, understood? My dear greedy friend?"
As Lucifer delivered his speech, everyone there fell silent, some even amazed at how he handled Greed like a leader. Even they didn't expect when Lucifer mentioned using his authority arbitrarily, which was something Lucifer didn't want to do even though he was the King because he allowed free will to exist in Hell. Meanwhile, the Sin felt a sense of nostalgia that felt like it had been a long time since they saw it, except for Mammon, who was Lucifer's opponent, of course.
"Are you kidding?" - Mammon.
"Yes." Lucifer said with his innocent face, instantly the Hazbin crew who had been silent now widened their eyes in surprise, as did the Sins. "But-" his tone turned heavy, Lucifer's smile was pulled and more like a sly grin, and the aura around him darkened slightly, felt by the Hazbin crew and even the Sins could feel it in their respective places. "-I could do it if I wanted to."
Silence again for a few minutes. After Mammon seemed to give up because he couldn't fight Lucifer for now. It was then that the Sins exploded, as did the Hazbin crew.
"That's our King." - Leviathan "The King of Hell has returned, folks!" - Beelzebub "Bravo." - Belphegor "I owe you big time, Luci!" - Asmodeus "Ha! I thought you were going to let him go." - Satan
Lucifer bowed slightly before straightening up to them as if he had just performed a circus leader show.
"What was that all about?!" - Husk "Naughty boy!" - Nifty "Wow… That was hot." - Angel Dust "I can hardly believe what just happened." - Cherry Bomb
Even the forgotten Paimon did not escape; applause could be heard from Lucifer's phone before praise came out. "My lord, that was amazing what you did."
Lucifer was startled, almost panicked, hearing his phone. He completely forgot about Paimon and even seemed to accidentally press the speaker. "Oh! Sorry, Paimon. I forgot we were on a phone call."
"It's okay, my lord. It's worth what just happened." Nevertheless, Lucifer felt uncomfortable for neglecting Paimon. However, before his mind drifted away, Charlie's call was enough to refocus him on the world.
"Dad."
"Yes, Char-Char?"
Charlie frowned slightly, debating whether to state her opinion or not, but wouldn't it be better to know his reaction first before deciding what to do to avoid unwanted things. Holding onto that, Charlie firmly, albeit sounding hesitant, spoke up. "umm… Someday, can I celebrate your birthday?"
His shoulders slumped, Lucifer looked surprised to hear his daughter's question. He had already said that it wasn't important from his tension with Alastor, and here he was with his daughter asking for permission. If he were to be honest, Lucifer wondered what got her into that topic. He laughed to dispel the awkwardness before saying, "Why are you asking that, Charlie? It's not something important to do. So you don't have to-"
"But it's important to me!" Charlie slightly raised her voice to cut Lucifer off. "Dad always thinks my birthday is important. So at least I want to do something similar for your birthday." Charlie took one of Lucifer's free hands and held it gently. "Please."
Lucifer knew well he couldn't resist Charlie's Puppy Eyes, so he decided to look elsewhere and get the same response. The response in the form of a silent, motionless gaze suggesting to do it. Lucifer conflicted between his mind and his heart, between reluctance to celebrate a day that should be special for him or agreeing to his daughter's request. He finally sighed in defeat and nodded. "Alright."
Charlie immediately jumped for joy and hugged her father tightly, almost dropping her phone where Paimon was still listening. The others felt the same as Charlie. "Thank you! Thank you! Thank you! So when is it?" Charlie let go of her hug and held Lucifer's shoulder, her Puppy Eyes still there.
"In four days." Lucifer placed his phone on the same table where the phone used to contact the Sins was. He didn't want his phone to fall because of something ridiculous. "-and it's amazing coincidence that my coronation is the next day." He said this with a hint of sarcasm for himself. "
And it's also amazing that I still remember it," this time it was a very soft murmur.
"Whoa whoa whoa! Hold on a second, sir." Cherry spoke up with her hand raised, asking for time to digest the information. However, it seemed not only she needed that time. "Are you trying to say that you're holding two major events for yourself consecutively?!"
"No. I stopped celebrating my birthday before I fell, and the coronation celebration is a formal event that I'm forced to hold. I never celebrated them together, and I stopped celebrating both because of some issues." And those issues were certainly about Lilith, which were common knowledge to all those within earshot. "The only birthdays I've celebrated are the wedding anniversary and Charlie's birthday. Don't ask about Lilith's birthday because she decides whether to celebrate it or not." More accurately, don't ask further or it will send waves of sadness, disappointment, anger, and regret that lead to depression for Pride and will mess up his busy schedule.
Lucifer looked at the others, even hearing Paimon to realize they understood, and that was good for him. Taking his phone to check the time, he almost panicked after making sure he wasn't reading it wrong. "Damn it! Sorry, Char, I have to go or I'll be late for Carmilla and Zestial."
Charlie nodded, and before Lucifer turned around, she pulled him into another hug, this time tighter. "Don't push yourself, Dad." Lucifer nodded and returned the hug. "Okay." They released the hug and stared at each other. "I might be very late or might sleep at the palace. So you don't have to wait for me." Charlie nodded, and that was all Lucifer needed to turn around and step away a bit, continuing his conversation with Paimon before disappearing into a red spiral mist to teleport.
"He's going to push himself." - Satan "Definitely." - Beelzebub "If he ends up in the Sloth hospital because of it, then I'll scold him." - Belphegor
"Butiiiiii~" Charlie grinned happily but looked cunning at the same time. "He said it's in four days, right? That's enough to prepare a party~ Hehehe."
"Oh wow… Darling…." Vaggie couldn't continue what she wanted to say after seeing this Charlie, for some reason she blushed because of it.
Angel Dust whistled, "If you're like that, it'll confirm that you're indeed a daughter of hell, DollFace."
"Like father, like daughter and no doubt about it," said Asmodeus, nodded by the Sins.
"Hehehe… Thank you." Charlie paused for a moment to take a breath and speak to the others. "Even though the idea of ​​celebrating Dad's birthday is my selfishness. But I want this to be meaningful for him and for me, and it's also a good bonding activity for us at the hotel and maybe the Sins also want to get involved."
Leviathan decided to respond. "We know how this works. But it seems we'll be guests due to work. That's if you invite us, Charlie."
Hearing that, Charlie couldn't hold back her smile. Anyway, the Sins were like family. "Why not? Of course, I'll invite you! We're like family and all of you can also bring friends to join, but since this is just a simple birthday party, make sure who you invite won't bother anyone."
"Given that it's for Lucifer too, it's understandable." Said Mammon, even though he had been embarrassed like that, there seemed to be no indication of anger towards him.
"In that case, you should invite Paimon and Stolas. I'm sure they'd be thrilled to join." - Asmodeus "Uh! I can't wait for this party!" - Beelzebub
"And before I forget or get distracted again. Please keep this a secret." Charlie's statement made Beelzebub squeal too excitedly upon knowing her plan. "A surprise party?! That's even better!!"
Sin was almost about to scold the Gluttony if they weren't too focused on Charlie, while the Hell Princess herself could only laugh gleefully watching one of the sins. "That's not the exciting part yet, Auntie." Charlie took a deep breath and fell silent to prepare to tell the next plan. "The party will be held at Morningstar Palace!"
"huh?" That was all that came out before silence fell again and the next thing was chaos exploding. "WHAT?!"
#############################################
Aku lebih suka menggambarkan Dosa seperti keluarga tapi untuk Lucifer itu adalah saudara dengan Lucifer sebagai yang tertua. Kurasa itu cukup manis untuk mereka dan aku akan meluangkan ruang untuk memperlihatkannya.
I prefer to describe the Sins like family but for Lucifer it is brothers with Lucifer being the oldest. I think it's pretty sweet of them and I'll take the space to show it.
7 notes · View notes
lebensmoode · 9 months ago
Text
FOUREVER (2)
Alhamdulillah rame part 1 yaak 😆 Karena rame KUY LANJUT mengulik, mengulas, dan mengnangisi lagu-lagu abang adek Day6 lagi (Wonpil dan Dowun tu adek-adek btw, Sungjin dan Youngke sebayaan).
-------
Beklah, di lagu kelima judulnya Sad Ending. Yak, ini lagu yg juga sempet gw singgung sedikit sebagai lagu yang paling “gila” karena ada bumbu musik-musik salsa gitu di intro dan verse-1 nya. Mengingat ini lagu rock kan ya, tapi otak aing jadi mikir ke rock yang kembang-kembang itu lah banting banget??? Lagu ini ngingetin gw sama lagu jadul mereka, Stop Talking, di mana rock kentel juga tapi intronya rada Raggae. Pusing gak lu? Gw tercerahkan gara-gara nonton reaksi salah satu yutuber yg merasa musik mereka ini “experimental” alias gak ada genre fix-nya, jadi ya campur-campur aja tu genre biar kaya es campur, enak, seger dan unik, dan voilaaa jadilah genre “day6” 😁
Kembali ke jalan yg lurus, ini lagu ter-ear catching versi telinga gw. Reff-nya terluv, literally langsung suka di detik gw sedang mendengarkan untuk pertama kalinya. Berasa naik roller coaster, banyak tikungan yg memorable. Harmoni!!!! Ada harmoni suara di tengah reff sampe akhir, ingetin gw lagi-lagi dengan lagu mereka Warning. Aaaaaaaakkk teriak bentar. Oke. Dari segi lirik, sama kayak judulnya, ending yg sedih buat si “aku” tapi ending yang bahagia buat si pasangan. Karena diceritain kalo si pasangannya ini merasa gak hepi sama hubungan mereka. Udah berusaha diisi lagi dengan cinta, dibangun lagi dengan kasih sayang, EEEHH TAPERWERNYA BOCOR 🤣 alias yaaa gak guna. Tetep gak memperbaiki apa-apa. Jadi yaudah, “If my misfortune is your happiness, and if my hope of happiness is your misfortune, let’s end it.” Our love’s date is expired ceunah huhuuu sa ae bang.
NEXT lagu keenam mau bahas yg Let Me Love You. Ini salah satu lagu mereka yg agak slow di album ini (satunya lagi nanti yg terakhir dibahas). Dan jujurly agak kurang masuk di selera kuping hamba. Karena lawas banget vibe-nyaaaa ya alloooh. Daesik tu suka banget kadang bawain vibe-vibe lawas. Bukan gak suka sama 'lawas'nya ya (lah apa kabar lagu ABBA - The Winner Takes It All yg masih on repeat??), tapi si tante emang lagi kurang demen sama love song yang melow begitu. Dan setelah dilihat liriknya, ya bener this is that typical love song. Tetep manis sih, yang gw inget itu kira-kira begini “Gue ngerti kadang cinta bisa sesakit itu dan lu mulai gak percaya lagi sama hal-hal bullsht itu. But hey, look at me, if your exes were me, I wouldn’t let you hurt. Look at me, I have this warm, sincere feeling for you. Ini bukan cinta yg pernah lu kenal, jadi please, let me love you.” So sweeeeeet but at the same time, bllshhhhhtt 😃 Bukan salah yg buat lagu, salah gw aja ngapa masih hidup sampe sekarang dengan pemikiran kek begitu :'D
THE LAST SONG is … haaaahh. Tarik napas dulu. Ini lagu pertama yg bikin gw tumpe-tumpe. Padahal ngalamin sendiri aja keknya gak pernah tapi, tapi, … haaaaah. Beklah, judulnya didn’t know. Artinya, nggak tau. Iya, si “aku” nya nggak tau. “Aku” nggak tau kalo selama ini ternyata dia tuh disukai sama temen deketnya. “Aku” nggak tau kalo semua momen, nangis, ketawa bareng itu tu ternyata ada perasaan lebih yg dibawa-bawa oleh si temen. “Aku” nggak tau kalo pas si temen nyatain cintanya itu tu beneran tapi si “aku” ngiranya becandaan. Terakhir “aku” nggak tau kalo pas mereka pisah dan kata-kata kamu bahagia yaa dari si temen itu bagian dari cintanya yg selama ini tertahan.
Tumblr media
Pengen lu slepet gak si “aku”? Ndablek banget jiiirr. Pas udah pisah aja, udah jauh, udah gak kontakan, BARU SOK SOK NYADAR KALO PUNYA PERASAAN YG SAMA. HEU. Emosi kan hamba perkara sosok fiktif 😤 Jeniusnya lagu ini tu, mereka pakai POV orang yg disukai sama si pelaku unrequited love. Selama ini kan lagu yg beserak di pasaran tu POV yg merasa cintanya bertepuk sebelah tangan kan? Nah, ini POV nya orang yg disukai, yg gatau apa-apa. Yg merasa “kita tu temenan doang kan, gw udah nyaman sama lu sebagai temen, trus setelah bertahun-tahun pisah loh ternyata selama ini lu ada perasaan sama gw? Hmm yaa btw lu apa kabar? Kok gw kangen lu ya, lu orang yg paling hangat dulu. Gw gak tau kalo semua hal yg udah lu kasih itu bentuk dari perasaan lu.” Kek… KMVRT MEMANG YANGKEEE ATAU SIAPAPUN YG NULIS LIRIK INI HHHHHHH.
Oke, enough with the fvkg emosyenel story, dari segi melodi lagunya aja deh ya. Ini lagu yg tipenya agak slow dibanding lagu-lagu lainnya yg bikin jedag jedug. And yes, setelah tau liriknya, makin makin dah sama ni lagu. Didn’t know bisa masuk top 3 nya versi gw untuk album ini.
✨SUDAH KELAR✨pemirsah my day. Dipikir-pikir gw gak pernah seribet ini nulis review lagu-lagu kesukaan. Day6 has indeed changed my whole life. Urutan lagu dari yang least preferable sampe ke yg da bomb nya telinga gw adalah Let Me Love You, Welcome to The Show, The Power of Love, Get The Hell Out, didn’t know, Happy, and Sad Ending 👏👏👏
Kudos untuk para member. Yang gw khawatirin cuma satu pas ngeliat mereka nyangkut di sudut manapun di YT. Seneng sih kalo makin banyak orang yg melek ke musik mereka dan masa-masa promosi kek sekarang tu ya emang kudu banyak tampil di acara-acara musik, podcast, entertainment, dll. So please, PLEASE banget gongganghaseyooo oppa dongseng. Sehat sehaaaaatt. Doa gw semoga mereka tidak ambruk aja dengan jadwal sepadat itu.
Thank you yg udah baca dan ngikutin. Yang sesama my day di sini semoga kita bisa jumpa di konser mereka someday yaaaa AAMIIINNN 😭🤲
11 notes · View notes
nurazisramadhan · 9 months ago
Text
Menjadi Orang tua, Mewariskan Taqwa
Tumblr media
"Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya)." (Q.S Annisa : 9)
Duhai, menjalani peran sebagai orang tua tentu merupakan sebuah tantangan yang tak mudah untuk dijalani
Akan ada berbagai perasaan yang mengiri seperti bahagia hingga khawatir yang tak terkira. Salah satu perasaan untuk khawatir adalah khawatir meninggalkan generasi berikutnya menjadi generasi yang lemah. Sebagaimana yang telah tertuang pada ayat di atas.
Lantas, jawaban akan persoalan tersebut pun tertuang pada baris berikutnya di ayat tersebut. Yaitu dengan mewarisi keturunan/generasi kita. Bukan soal mewarisi harta atau bahkan tahta,.Sebab bahkan kita pun telah diajarkan dalam tarikh terkait waris mewarisi ini.
Tersebutlah seorang khalifah keenam dari Bani Umayyah, yaitu Khalifah Al Walid Ibn Abdul Malik bin Marwan yang ketika meninggal, mewariskan harta pada anak-anaknya masing-masing sekitar 40 juta dinar di luar harta benda lainnya. Duhai, Jika kita konversi pada hari ini bahwa satu dinar memiliki berat sebesar 4.25 gram emas atau sekitar 4 juta rupiah, yang jika dikonversikan ke dalam rupiah menjadi sekitar 160 triliyun rupiah.
Sementara, kisah berbeda ditunjukkan pada khalifah di dua peride berikutnya, yaitu khalifah kedelapan Bani Umayyah, Umar ibn Abdul Aziz hanya meninggalkan warisan untuk masing-masing anaknya sebesar 19 dirham saja yang jika dikonversi menjadi rupiah bahwa satu gram dirham perak hanya sekitar 15 ribu rupiah, atau jika dikonversi totalnya masing-masing anaknya hanya menerima tak lebih dari 400 ribu rupiah.
Warisan yang kecil ini bahkan pernah ditanyakan oleh salah satu penasihat khalifah umar ibn abdul aziz dalam sebuah percakapan singkat. "Tidakkah kau kasihan kepada anakmu, wahai khalifah. Tersebab hanya meninggalkan warisan yang sedikit lagi sederhana?" "Aku tidak khawatir terhadap mereka, sebab aku telah menitipkan mereka kepada yang jauh lebih kaya dariku" Balas khalifah tersebut "Siapakah itu wahai khalifah?" tanya penasihatnya kembali "Aku menitipkan mereka kepada Allah SWT, Dzat yang Maha Kaya"
Jawaban dari Khalifah Umar akan membuat kita merenung sebagai (calon) orang tua.
Dalam tarikh juga disebutkan bahwa, 20 tahun berselang ketika Bani Umayyah digantikan dengan Bani Abbasiyah. Anak-anak Khalifah Walid Ibn Abdul Malik berubah drastis hidupnya menjadi buronan, tunawisma, bahkwan pengemis di kota kaum muslimin. Sementara, anak-anak Umar Ibn Abdul Aziz kelak menjadi pembayar zakat terbesar dan penolong umat di zamannya.
Maka jika kita mampu mengambil ibrah dari tarikh di atas dapatlah kita dapati bahwa bukanlah kurangnya harta yang akan membuat lemahnya generasi kita, melainkan karena kurangnya taqwa. Oleh karena itu, menjadi orang tua yang mendidik dengan taqwa akan melahirkan generasi-generasi berikutnya yang akan menebarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
Sumber kisah : Buku Lapis-lapis keberkahan
7 notes · View notes
modelsof-color · 8 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Ajak Dhieu by Martina Keenam for Aknvas Pre-Fall 2024 Lookbook
88 notes · View notes