Tumgik
#Kebangkitan Nasional
bantennewscoid-blog · 4 months
Text
Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Ekonomi
SERANG – Membangun kesadaran sejarah amat penting karena nanti pada  ujungnya adalah kembali pada UUD 1945 yang dalam ekonomi politik masuk wilayah Ekonomi Konstitusi. Hal ini disampaikan oleh Didik J. Rachbini, Rektor Universitas Paramadina dalam diskusi yang diadakan atas kerjasama Universitas Paramadina dan INDEF dengan tema “Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Ekonomi” yang diselenggarakan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dpntiimes · 14 days
Text
Umumkan Komposisi Fraksi DPRD Nunukan, 6 Murni dan 1 Gabungan
DPNTimes.com, Nunukan – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan mengumumkan Komposisi Fraksi fraksi DPRD Kabupaten Nunukan, Rabu (28/8/24) melalui Rapat Paripurna I Masa Sidang I Tahun 2024-2025 di ruang rapat paripurna DPRD Nunukan. Komposisi Fraksi DPRD Nunukan tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris DPRD Kabupaten Nunukan, Drs. Muhammad Effendi. “Komposisi Fraksi fraksi…
0 notes
kebumen24-com · 2 months
Text
Legenda Pertempuran Karangsambung: Perspektif Kebangkitan Nasional 1825-1900
Oleh Ananda. R KEBUMEN, Kebumen24.com – Pada tahun 1831 Belanda di bawah pimpinan Mayor Van Royen yang bekerjasama dengan Arungbinang IV berhasil menguasai Pendopo Agung Panjer di ibukota kabupaten Panjer (sekarang menjadi areal Sarinabati dan Kodim 0709 Kebumen) setelah melalui pertempuran yang cukup alot dan penyerangan besar – besaran dari tiga penjuru. Continue reading Legenda Pertempuran…
0 notes
humaspolressintang · 4 months
Text
Polres Sintang Gelar Upacara Hari Kebangkitan Nasional
Sintang – Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, Polres Sintang menggelar upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Halaman Mapolres Sintang, Senin pagi (20/5/2024). Upacara dipimpin langsung oleh Kapolres Sintang AKBP Dwi Prasetyo Wibowo dan diikuti oleh para pejabat utama serta seluruh personel Polres…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
yaudahgituaja · 4 months
Text
Kang Dany Jaelani: Mengulas Sejarah Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei
Ya Udah Gitu Aja – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2024, jatuh pada 20 Mei hari ini. Menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menghargai dan menghormati jasa para pahlawan. Pada tahun 1908 para pemuda Indonesia dengan organisasi yang didirikan tumbuh semangat menyatukan segala perbedaan, mulai identitas, idiologi dan bagaimana cara pandang kebangsaan pada awal…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kabartangsel · 2 years
Text
Kantor DPW PKB Provinsi Banten Diresmikan Gus Muhaimin Iskandar
Kantor DPW PKB Provinsi Banten Diresmikan Gus Muhaimin Iskandar
Ketum Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan Banten adalah kekuatan yang dimiliki PKB. “SDM Banten semuanya energik dan semangat, kekuatan pemudanya dominan,” kata Gus Muhaimin saat peresmian kantor DPW Persatuan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Banten, di Jl. Kiajurum, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Senin (17/10/2022). Gus Muhaimin meyakini sepenuhnya PKB…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 2 years
Text
DPAC PKB Muntilan Serahkan Berkas Pendaftaran Bacaleg Perempuan Ke DPC
DPAC PKB Muntilan Serahkan Berkas Pendaftaran Bacaleg Perempuan Ke DPC
BNews–MAGELANG– Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muntilan ajukan berkas Bakal Calon Legeslatif (Bacaleg). Kali ini Bacaleg yang diajukan dari unsur perempuan yang diserahkan kepada Dewan Pimpunan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Magelang. Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Muntilan, Ambar Purwoko, mengatakan, Bacaleg perempuan atas nama Febri Nur Syahidah SH.I…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
4rz4a · 2 months
Text
Tugas Sejarah Mauza Wulandari(18) & Neng Arla Cantika(29).
Resensi Novel : Gadis Kretek.
Judul Buku: Gadis KretekPenulis
Buku: Ratih Kumala
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (Kompas Gramedia)
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 274
ISBN: 978-979-22-8141-5
Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala termasuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. Novel Gadis Kretek ini sudah diterjemahkan dalam 3 bahasa yaitu Inggris, Mesir dan Jerman.
Sang penulis novel, Ratih Kumala merupakan seseorang yang mengenyam pendidikan di jurusan sastra, tepatnya di Sastra Inggris di Universitas Sebelas Maret. Buku pertama Ratih Kumala yang ia tulis berjudul Tabula Rasa yang juga mendapatkan penghargaan di Sayembara Novel Dewan Kesenian di tahun yang sama saat buku ini pertama kali diterbitkan yaitu tahun 2004.
Novel "Gadis Kretek" karya Ratih Kumala menggambarkan latar belakang sejarah industri rokok kretek di Indonesia dan perjalanan cinta di masa pergerakan nasional. Berikut adalah resume yang berfokus pada aspek pergerakan nasional dalam novel ini:
Cerita bermula pada masa penjajahan Belanda, ketika bisnis rokok kretek mulai berkembang di Indonesia. Salah satu tokoh utama, Soeraja, adalah anak seorang pengusaha rokok kretek yang ambisius. Soeraja bertemu dengan Jeng Yah, seorang gadis desa yang penuh semangat dan berpengaruh besar dalam hidupnya. Hubungan mereka tidak hanya dibangun di atas cinta, tetapi juga pada semangat pergerakan nasional.
Jeng Yah terlibat dalam kegiatan pergerakan nasional, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Keberaniannya dalam menyuarakan kemerdekaan dan melawan penindasan menjadi inspirasi bagi Soeraja dan orang-orang di sekitarnya. Namun, perjalanan cinta mereka tidak berjalan mulus. Konflik dan perbedaan pandangan politik memisahkan mereka.
Selama masa pendudukan Jepang, industri kretek mengalami tantangan besar, tetapi semangat nasionalisme tetap membara di antara para tokohnya. Ketika Indonesia merdeka, industri kretek kembali bangkit, dan kisah cinta serta perjuangan mereka menjadi simbol dari kekuatan dan ketahanan bangsa.
Dalam novel *Gadis Kretek* karya Ratih Kumala, periode pergerakan nasional yang digambarkan mencakup akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, khususnya pada masa penjajahan Belanda. Novel ini mengisahkan tentang pergerakan nasional Indonesia melalui kehidupan seorang wanita muda, dan latar belakang sejarah yang digambarkan mencerminkan perjuangan melawan penjajahan kolonial Belanda serta kebangkitan kesadaran nasional.
Periode yang digambarkan dalam novel ini melibatkan beberapa fase penting dalam pergerakan nasional Indonesia, termasuk:
1. Awal Pergerakan Nasional Penggambaran kehidupan sosial dan politik di masa awal pergerakan kemerdekaan, ketika berbagai organisasi dan tokoh mulai muncul untuk menentang kekuasaan kolonial.
2. Pertumbuhan Gerakan Kemerdekaan Menunjukkan bagaimana ide-ide nasionalisme mulai berkembang dan menginspirasi berbagai lapisan masyarakat untuk berjuang melawan penjajahan Belanda.
3. Perubahan Sosial dan Politik Menggambarkan dinamika dan perubahan sosial serta politik yang terjadi di Indonesia pada masa tersebut, serta bagaimana perjuangan kemerdekaan mempengaruhi kehidupan sehari-hari rakyat.
Novel ini memberikan perspektif fiksi yang kaya tentang bagaimana pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan Indonesia berlangsung di tengah latar belakang sejarah yang penuh tantangan.
Gadis Kretek dikisahkan dengan dua sudut pandang. Sudut pandang orang pertama dari tokoh Lebas, sebagai “aku”. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Soeraja dan Purwanti. Gaya bercerita yang asyik membuat kami ikut merasakan dengan apa yang dirasakan Lebas. Penulis juga menggunakan sudut pandang orang ketiga, si serba tahu sehingga memudahkan pembaca dalam memahami alur cerita dan ikut terhanyut dalam kisah masing-masing tokoh.
Kelebihan novel ini yaitu penulis mampu menggabungkan berbagai latar, kisah, sisi budaya dan sejarah dengan porsi yang pas. Kita diajak melihat perjuangan pergerakan menuju Indonesia merdeka dari segi industri kretek. Diksi yang digunakan dalam novel ini mampu membuat para pembaca untuk memahami ceritanya serta mampu menghadirkan suasana dengan alur yang menarik dan menyenangkan sehingga para pembaca dapat merasakan hadir di dalamnya.
Adapun kekurangan tidak banyak, mungkin karena buku ini menarik dari awal, kekurangan-kekurangannya jadi terlewat. Namun alangkah baiknya keterangan tentang istilah bahasa Jawa diletakkan sebagai footnote, tidak di belakang bab, supaya memudahkan pembaca yang tidak bisa berbahasa Jawa. Ada pula beberapa typo di sana-sini juga penulisan nama tokoh yang sepertinya tertukar.
Melalui narasi yang menggabungkan sejarah keluarga dan dinamika industri rokok kretek, novel ini menyoroti pentingnya semangat pergerakan nasional dalam membentuk identitas dan masa depan bangsa Indonesia. "Gadis Kretek" menggambarkan bagaimana perjuangan, cinta, dan nasionalisme saling berkaitan dan membentuk perjalanan hidup para tokohnya.
3 notes · View notes
theartismi · 3 months
Text
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.
RAND Corp adalah Pusat Penelitian dan Kajian Strategis tentang Islam di Timur Tengah atas biaya Smith Richardson Foundation, berpusat di Santa Monica-California dan Arington-Virginia, Amerika Serikat (AS). Sebelumnya ia perusahaan bidang kedirgantaraan dan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California, namun entah kenapa beralih menjadi think tank (dapur pemikiran) dimana dana operasional berasal dari proyek-proyek penelitian pesanan militer.
Garis besar dokumen Rand berisi kebijakan AS dan sekutu di Dunia Islam. Inti hajatannya adalah mempeta-kekuatan (MAPPING), sekaligus memecah-belah dan merencanakan konflik internal di kalangan umat Islam melalui berbagai (kemasan) pola, program bantuan, termasuk berkedok capacity building dan lainnya.
Sedang dokumen lain senada, terbit Desember tahun 2004 dibuat oleh Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Council) atau NIC bertajuk Mapping The Global Future. Tugas NIC ialah meramal masa depan dunia.
Tajuk NIC di atas pernah dimuat USA Today, 13 Februari 2005 — juga dikutip oleh Kompas edisi 16 Februari 2005.
Inti laporan NIC tentang perkiraan situasi tahun 2020-an. Rinciannya ialah sebagai berikut: (1) Dovod World: Kebangkitan ekonomi Asia, dengan China dan India bakal menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia; (2) Pax Americana: Dunia tetap dipimpin dan dikontrol oleh AS; (3) A New Chaliphate: Bangkitnya kembali Khilafah Islamiyah, yakni Pemerintahan Global Islam yang bakal mampu melawan dan menjadi tantangan nilai-nilai Barat; dan (4) Cycle of Fear: Muncul lingkaran ketakutan (phobia). Yaitu ancaman terorisme dihadapi dengan cara kekerasan dan akan terjadi kekacauan di dunia — kekerasan akan dibalas kekerasan.
Jujur harus diakui, ke-empat perkiraan NIC kini riil mendekati kebenaran terutama jika publik mengikuti “opini global” bentukan media mainstream yang dikuasai oleh Barat.
Isi dokumen NIC di atas menyertakan pandangan 15 Badan Intelijen dari kelompok Negara Barat. Tahun 2008 dokumen ini direvisi kembali tentang perkiraan atas peran AS pada tata politik global. Judulnya tetap Mapping The Global Future, cuma diubah sedikit terutama hegemoni AS era 2015-an diramalkan bakal turun meski kendali politik masih dalam cengkeraman.
Tahun 2007, Rand menerbitkan lagi dokumen Building Moderate Muslim Networks, yang juga didanai oleh Smith Foundation. Dokumen terakhir ini memuat langkah-langkah membangun Jaringan Muslim Moderat pro-Barat di seluruh dunia. Baik Rand maupun Smith Foundation, keduanya adalah lembaga berafiliasi Zionisme Internasional dimana para personelnya merupakan bagian dari Freemasonry-Illuminati, sekte Yahudi berkitab Talmud.
Gerakan tersebut memakai sebutan “Komunitas Internasional” mengganti istilah Zionisme Internasional. Maksudnya selain menyamar, atau untuk mengaburkan, juga dalam rangka memanipulasi kelompok negara non Barat dan non Muslim lain. Pada gilirannya, kedua dokumen tadi diadopsi oleh Pentagon dan Departemen Luar Negeri sebagai basis kebijakan Pemerintah AS di berbagai belahan dunia.
Berikut ialah inti resume dari Agenda dan Strategi Pecah Belah yang termuat pada kedua dokumen tersebut, antara lain:
Pertama, Komunitas Internasional menilai bahwa Dunia Islam berada dalam frustasi dan kemarahan, akibat periode keterbelakangan yang lama dan ketidak-berdayaan komparatif serta kegagalan mencari solusi dalam menghadapi kebudayaan global kontemporer;
Kedua, Komunitas Internasional menilai bahwa upaya umat Islam untuk kembali kepada kemurnian ajaran adalah suatu ancaman bagi peradaban dunia modern dan bisa mengantarkan kepada Clash of Civilization (Benturan Peradaban);
Ketiga, Komunitas Internasional menginginkan Dunia Islam yang ramah terhadap demokrasi dan modernitas serta mematuhi aturan-aturan internasional untuk menciptakan perdamaian global;
Keempat, Komunitas Internasional perlu melakukan pemetaan kekuatan dan pemilahan kelompok Islam untuk mengetahui siapa kawan dan lawan, serta pengaturan strategi dengan pengolahan sumber daya yang ada di Dunia Islam;
Kelima, Komunitas Internasional mesti mempertimbangkan dengan sangat hati-hati terhadap elemen, kecenderungan, dan kekuatan-kekuatan mana di tubuh Islam yang ingin diperkuat; apa sasaran dan nilai-nilai persekutuan potensial yang berbeda; siapa akan dijadikan anak didik; konsekuensi logis seperti apa yang akan terlihat ketika memperluas agenda masing-masing; dan termasuk resiko mengancam, atau mencemari kelompok, atau orang-orang yang sedang dibantu oleh AS dan sekutunya;
Keenam, Komunitas Internasional membagi Umat Islam ke dalam Empat Kelompok, yaitu:
(1) Fundamentalis: kelompok masyarakat Islam yang menolak nilai-nilai demokrasi dan kebudayaan Barat Kontemporer, serta menginginkan formalisasi penerapan Syariat Islam;
(2) Tradisionalis: kelompok masyarakat Islam Konservatif yang mencurigai modernitas, inovasi dan perubahan. Mereka berpegang kepada substansi ajaran Islam tanpa peduli kepada formalisasinya;
(3) Modernis: kelompok masyarakat Islam Modern yang ingin reformasi Islam agar sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi bagian dari modernitas;
(4) Sekularis: kelompok masyarakat Islam Sekuler yang ingin menjadikan Islam sebagai urusan privasi dan dipisah sama sekali dari urusan negara.
Ketujuh, Komunitas Internasional menetapkan strategi terhadap tiap-tiap kelompok, sebagai berikut:
1) Mengkonfrontir dan menentang kaum fundamentalis dengan tata cara sebagai berikut: (a) menentang tafsir mereka atas Islam dan menunjukkan ketidak-akuratannya; (b) mengungkap keterkaitan mereka dengan kelompok-kelompok dan aktivitas-aktivitas illegal; (c) mengumumkan konsekuensi dari tindak kekerasan yang mereka lakukan; (d) menunjukkan ketidak-mampuan mereka untuk memerintah; (e) memperlihatkan ketidak-berdayaan mereka mendapatkan perkembangan positif atas negara mereka dan komunitas mereka; (f) mengamanatkan pesan-pesan tersebut kepada kaum muda, masyarakat tradisionalis yang alim, kepada minoritas kaum muslimin di Barat, dan kepada wanita; (g) mencegah menunjukkan rasa hormat dan pujian akan perbuatan kekerasan kaum fundamentalis, ekstrimis dan teroris; (h) kucilkan mereka sebagai pengganggu dan pengecut, bukan sebagai pahlawan; (i) mendorong para wartawan untuk memeriksa isu-isu korupsi, kemunafikan, dan tak bermoralnya lingkaran kaum fundamentalis dan kaum teroris; (j) mendorong perpecahan antara kaum fundamentalis.
2) Beberapa aksi Barat memojokkan kaum fundamentalis adalah dengan menyimpangankan tafsir Al-Qur’an, contoh: mengharaman poligami pada satu sisi, namun menghalalkan perkawinan sejenis di sisi lain; mengulang-ulang tayangan aksi-aksi umat Islam yang mengandung kekerasan di televisi, sedang kegiatan konstruktif tidak ditayangkan; kemudian “mengeroyok” dan menyerang argumen narasumber dari kaum fundamentalis dengan format dialog 3 lawan 1 dan lainnya; lalu mempidana para aktivis Islam dengan tuduhan teroris atau pelaku kekerasan dan lain-lain.
3) Mendorong kaum tradisionalis untuk melawan fundamentalis, dengan cara: (a) dalam Islam tradisional ortodoks banyak elemen demokrasi yang bisa digunakan counter menghadapi Islam fundamentalis yang represif lagi otoriter; (b) menerbitkan kritik-kritik kaum tradisionalis atas kekerasan dan ekstrimisme yang dilakukan kaum fundamentalis; (c) memperlebar perbedaan antara kaum tradisionalis dan fundamentalis; (d) mencegah aliansi kaum tradisionalis dan fundamentalis; (e) mendorong kerja sama agar kaum tradisionalis lebih dekat dengan kaum modernis; (f) jika memungkinkan, kaum tradisionalis dididik untuk mempersiapkan diri agar mampu berdebat dengan kaum fundamentalis, karena kaum fundamentalis secara retorika sering lebih superior, sementara kaum tradisionalis melakukan praktek politik “Islam pinggiran” yang kabur; (g) di wilayah seperti di Asia Tengah, perlu dididik dan dilatih tentang Islam ortodoks agar mampu mempertahankan pandangan mereka; (h) melakukan diskriminasi antara sektor-sektor tradisionalisme berbeda; (i) memperuncing khilafiyah yaitu perbedaan antar madzhab dalam Islam, seperti Sunni – Syiah, Hanafi – Hambali, Wahabi – Sufi, dll; (j) mendorong kaum tradisionalis agar tertarik pada modernisme, inovasi dan perubahan; (k) mendorong mereka untuk membuat isu opini-opini agama dan mempopulerkan hal itu untuk memperlemah otoritas penguasa yang terinspirasi oleh paham fundamentalis; (l) Mendorong popularitas dan penerimaan atas sufisme;
4) Mendukung sepenuhnya kaum modernis, dengan jalan: (a) menerbitkan dan mengedarkan karya-karya mereka dengan biaya yang disubsidi; (b) mendorong mereka untuk menulis bagi audiens massa dan bagi kaum muda; (c) memperkenalkan pandangan-pandangan mereka dalam kurikulum pendidikan Islam; (d) memberikan mereka suatu platform publik; (e) menyediakan bagi mereka opini dan penilaian pada pertanyaan-pertanyaan yang fundamental dari interpretasi agama bagi audiensi massa dalam persaingan mereka dengan kaum fundamentalis dan tradisionalis, yang memiliki Web Sites, dengan menerbitkan dan menyebarkan pandangan-pandangan mereka dari rumah-rumah, sekolahan, lembaga-lembaga dan sarana lainnya; (f) memposisikan sekularisme dan modernisme sebagai sebuah pilihan “counter culture” kaum muda Islam yang tidak puas; (g) memfasilitasi dan mendorong kesadaran akan sejarah pra-Islam dan non-Islam dan budayanya, di media dan di kurikulum dari negara-negara yang relevan; (h) membantu dalam membangun organisasi-organisasi sipil independen, untuk mempromosikan kebudayaan sipil (civic culture) dan memberikan ruang bagi rakyat biasa untuk mendidik diri sendiri mengenai proses politik dan mengutarakan pandangan-pandangan mereka.
Beberapa bukti tindakan program ini misalnya mengubah kurikulum pendidikan di pesantren-pesantren dengan biaya dari Barat, kemudian menghembuskan dogma “Time is Money – dengan pengeluaran sekecil-kecilnya menghasilkan pendapatan sebesar-besarnya”.
5) Tempo doeloe, pernah dalam mata pelajaran PMP dtampilkan gambar rumah ibadah masing-masing agama dengan tulisan dibawahnya: “semua agama sama”.
Mendirikan berbagai LSM yang bergerak dibidang kajian filsafat Islam, menyebar artikel dan tulisan produk LSM yang dibiayai Amerika. Intinya menyimpulkan bahwa semua agama adalah hasil karya manusia dan merupakan peradaban manusia. Tujuannya tak lain guna menggoyah keyakinan beragama, termasuk mendanai beberapa web site di dunia maya dan lainnya.
6) Mendukung secara selektif kaum sekularis, dengan cara: (a) mendorong pengakuan fundamentalisme sebagai musuh bersama; (b) mematahkan aliansi dengan kekuatan-kekuatan anti Amerika berdasarkan hal-hal seperti nasionalisme dan ideologi kiri; (c) mendorong ide bahwa dalam Islam, agama dan negara dapat dipisahkan dan hal ini tidak membahayakan keimanan tetapi malah akan memperkuat.
7) Untuk menjalankan Building Moderate Muslim Networks, AS dan sekutu menyediakan dana bagi individu dan lembaga-lembaga seperti LSM, pusat kajian di beberapa universitas Islam maupun universitas umum lain, serta membangun jaringan antar komponen untuk memenuhi tujuan-tujuan AS. Contoh keberhasilan membangun jaringan ini ketika mensponsori Kongres Kebebasan Budaya (Conggress of Cultural Freedom), dimana pertemuan ini berhasil membangun komitmen antar elemen membentuk jaringan anti komunis.
Hal serupa juga dilakukan dalam rangka membangun jaringan anti Islam. Kemudian membangun kredibilitas semu aktivis-aktivis liberal pro-Barat, demi tercapai tujuan utama memusuhi Islam secara total. Bahkan apabila perlu, sikap tidak setuju atas kebijakan AS sesekali diperlihatkan para aktivisnya seolah-olah independen, padahal hanya tampil pura-pura saja.
AS dan sekutu sadar, bahwa ia tengah terlibat dalam suatu peperangan total baik fisik (dengan senjata) maupun ide. Ia ingin memenangkan perang dengan cara: “ketika ideologi kaum ekstrimis tercemar di mata penduduk tempat asal ideologi itu dan di mata pendukung pasifnya”.
Ini jelas tujuan dalam rangka menjauhkan Islam dari umatnya. Muaranya adalah membuat orang Islam supaya tak berperilaku lazimnya seorang muslim.
Pembangunan jaringan muslim moderat ini dilakukan melalui tiga level, yaitu: (a) menyokong jaringan-jaringan yang telah ada; (b) identifikasi jaringan dan gencar mempromosi kemunculan serta pertumbuhannya; (c) memberikan kontribusi untuk membangun situasi dan kondisi bagi berkembangnya sikap toleran dan faham pluralisme.
Sebagai pelaksana proyek, Departemen Luar Negeri AS dan USAID telah memiliki mandat dan menunjuk kontraktor pelaksana penyalurkan dana dan berhubungan dengan berbagai LSM, dan para individu di negeri-negeri muslim yaitu National Endowment for Democracy (NED), The International Republican Institute (IRI) The National Democratic Institute (NDI), The Asia Foundation (TAF), dan The Center for Study of Islam and Democracy (CSID).
Pada fase pertama, membentuk jaringan muslim moderat difokuskan pada organisasi bawah tanah, dan kemudian setelah melalui penilaian AS selaku donatur, ia bisa ditingkatkan menjadi jaringan terbuka.
Adapun kelompok-kelompok yang dijadikan sasaran perekrutan dan anak didik adalah : (a) akademisi dan intelektual muslim liberal dan sekuler; (b) cendikiawan muda muslim yang moderat; (c) kalangan aktivis komunitas; (d) koalisi dan kelompok perempuan yang mengkampanye kesetaraan gender; (e) penulis dan jurnalis moderat.
Para pejabat Kedutaan Amerika di negeri-negeri muslim harus memastikan bahwa kelompok ini terlibat, dan sesering mungkin melakukan kunjungan ke Paman Sam. Adapun prioritas pembangunan jaringan untuk muslim moderat ini diletakkan pada sektor: (a) Pendidikan Demokrasi. Yaitu dengan mencari pembenaran nash dan sumber-sumber Islam terhadap demokrasi dan segala sistemnya; (b) dukungan oleh media massa melakukan liberalisasi pemikiran, kesetaraan gender dan lainnya — yang merupakan “medan tempur” dalam perang pemikiran melawan Islam; (c) Advokasi Kebijakan. Hal ini untuk mencegah agenda politik kelompok Islam.
AS dan sekutu sadar bahwa ide-ide radikal berasal dari Timur Tengah dan perlu dilakukan “arus balik” yaitu menyebarkan ide dan pemikiran dari para intelektual moderat dan modernis yang telah berhasil dicuci otak dan setuju westernisasi yang bukan berasal dari Timur Tengah, seperti Indonesia dan lainnya. Tulisan dan pemikiran moderat dari kalangan di luar Timur Tengah harus segera diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, kemudian disebarkan di kawasan Timur Tengah.
Agaknya inilah jawaban, kenapa Indonesia seringkali dijadikan pertemuan para cendikiawan dan intelektual muslim dari berbagai negara yang disponsori AS dan negara Barat lain. Banyak produk baik tulisan maupun film diproduksi “Intelektual Islam Indonesia”, kemudian disebarkan dan diterjemahkan dalam bahasa Arab. Semua bantuan dana dan dukungan politik ini tujuannya guna memecah-belah umat Islam.
Seperti berkembang banyak LSM memproduk materi-materi dakwah atau fatwa namun isinya justru “menjerumuskan” Islam, termasuk munculnya banyak tokoh liberal sebagai opinion maker di tengah masyarakat, merupakan isyarat bahwa konspirasi menghancur Islam itu ada, nyata dan berada (existance). Yang paling memprihatinkan, justru jurus pecah belah dilakukan menggunakan tangan-tangan (internal) kaum muslim itu sendiri di negara tempat mereka lahir, tumbuh dan dibesarkan, sedang mereka “tak menyadari” telah menjadi pengkhianat bagi bangsa, negara dan agamanya!
2 notes · View notes
ranah-upaya · 1 year
Text
Pendidikan Dan Refleksi Kedigdayaan Sebuah Bangsa
Selamat Hari Pendidikan Nasional.
Bulan Mei, selalu identik dengan momen nasional bangsa Indonesia. Hampir setiap hari, memiliki peristiwa penting dalam sejarah. Baik itu dalam bidang pendidikan, juga kebangkitan bangsa kita yang besar. Menimbang, kemajuan dan kekuatan sebuah bangsa berbanding lurus dengan tingkat pendidikan bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan, dipastikan bahwa bangsa tersebut lebih kuat dan maju dibanding bangsa – bangsa lainnya. Perlu dijadikan catatan, bahwa kualitas pendidikan sebuah bangsa merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan bangsa dalam berbagai spektrum, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan atau disingkat dengan akronim POLEKSOSBUDHANKAM.
Pertanyaannya, bagaimana bisa proses pendidikan dijadikan tolak ukur tingkat kedigdayaan sebuah bangsa?
Untuk menjawab pertanyaan ini mari terlebih dahulu melakukan pendekatan pada pendidikan itu sendiri. Sebenarnya apa itu pendidikan? Banyak definisi tentang pendidikan tersebar dalam buku maupun internet. Namun sederhananya, pendidikan merupakan berbagai kegiatan yang bersifat natural maupun nurtural yang dilakukan atau dibentuk sebagai sebuah upaya dalam mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kegiatan pendidikan mencakup spektrum yang cukup luas, tidak hanya kegiatan yang terjadi di dalam kelas saja. Tanpa kita sadari, berbagai kegiatan yang terjadi di luar kelas pun memiliki hubungan yang erat dengan proses pendidikan itu sendiri, karena sekali lagi pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mencari ilmu pengetahuan. Pola hidup merupakan salah satu proses dalam serangkaian proses pendidikan yang saling berhubungan. Pendidikan dan pola hidup memiliki hubungan yang tidak terpisahkan, sebagaimana seorang pelajar dengan performa belajar yang baik memiliki kecenderungan yang sama dalam hal pola hidup, mereka memiliki keteraturan dan disiplin dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mereka sama-sama berusaha membangun pola istirahat yang baik, menjaga asupan nutrisi, begitu juga selalu berusaha untuk menjaga tingkat kebugaran tubuh. Sehingga tidak salah jika dikatakan, bahwa kualitas sebuah bangsa tercermin dari kualitas pendidikan mereka. Kualitas makanan, istirahat, kebugaran tubuh, kemampuan pengelolaan finansial, memiliki pengaruh besar dalam pendidikan.
Ya, fisik kuat, moral kuat, intelijensi kuat.
Kemampuan seorang siswa dalam menyerap pelajaran di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor dan kondisi yang terjadi di luar kelas. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan guru, atau sarana fasilitas belajar, bila seorang pelajar kurang bisa menyerap materi pelajarannya. Karena secara alami, manusia akan selalu berusaha untuk membebaskan dirinya dari kekurangan, apabila hal tersebut terjadi, justru kita perlu mencurigai faktor-faktor eksternal dari proses pembelajaran. Hal tersebut telah dibahas oleh seorang ulama’ kita; Imam Syafii ratusan tahun lalu, secara satir dalam sebuah syair menjelaskan: “Wahai saudara-saudaraku kalian tidak akan mendapatkan tanpa melengkapi enam perkara ini; kecerdasan, ketamakan, kerja keras, harta, hormat terhadap guru, dan sepanjang waktu”.  Dari ke enam perkara yang disebutkan, hanya dua perkara yang secara eksplisit memiliki keterkaitan degan kegiatan pendidikan, yaitu kecerdasan dan hormat terhadap guru. Untuk perkara-perkara lain yang disebutkan secara kasat mata, tidak memiliki hubungan dengan dunia pendidikan, namun sejatinya memiliki dampak besar terhadap proses pendidikan.
Dari berbagai hal tersebut, tidak salah jika kita beropini, bahwa kondisi POLEKSOSBUDHANKAM saat ini, adalah refleksi dari kondisi dan kualitas pendidikan sebuah bangsa, begitu juga sebaliknya. Sebagaimana Imam Syafií menegaskan, bahwa terdapat enam aspek yang perlu diperhatikan dalam sebuah proses pendidikan. Bila di perhatikan kembali setiap aspek dari keseluruhan, memiliki relasi dengan aspek yang lain dalam kehidupan, terangkum dalam akronim POLEKSOSBUDHANKAM.
Dengan ini, dapat dikatakan bahwa peduli terhadap kondisi sosial dan berupaya membangun lingkungan sosial yang kondusif, juga merupakan kontribusi dalam dunia pendidikan. Baik upaya untuk mengumpulkan materi, harta benda, menjaga kesehatan dan kebugaran diri juga masyarakat juga merupakan kontribusi dalam dunia pendidikan.
Peduli terhadap dunia pendidikan tidak harus berwujud seruan membaca buku, kepedulian kita terhadap pendidikan sejatinya tercermin dalam tingkat kepedulian kita terhadap kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan berpolitik juga dapat dikatakan sebagai bentuk nyata kepedulian kita terhadap dunia pendidikan. Bukankah meningkatnya kesejahteraan sosial merupakan tolak ukur dari keberhasilan sebuah program pendidikan? Barangkali, kita pernah mendengar pepatah  “Pendidikan adalah kasta tertinggi dalam dunia politik”, juga bisa jadi, karena stabilitas iklim politik pun memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Bukan bermaksud mengajak pembaca untuk terjun dalam ranah politik. Namun, semoga bisa membuka cakrawala pembaca bahwa ada banyak hal yang perlu kita perhatikan dan pastikan untuk berfungsi dengan benar, hanya untuk semata-mata menjaga kualitas pendidikan sebuah bangsa. Seraya menyatakan, bahwa kualitas pendidikan merupakan cerminan atas kesejahteraan dan kedigdayaan sebuah bangsa, sejarah mencatat bahwa dari sekian banyak klasifikasi masyarakat, hanya kaum intelektual yang peduli terhadap nasib rakyat kecil atau tertindas. Sehingga, wajar bila rakyat selalu rindu terhadap golongan intelektual yang hakiki sesungguhnya.
Oleh: @m.yfz
15 notes · View notes
blogkarisman · 1 year
Text
Denny JA :Pentingnya Peran Puisi dalam Perkembangan Politik dan Kebudayaan di Indonesia
   Puisi seringkali dianggap sebagai sebuah bentuk karya sastra yang hanya mengekspresikan perasaan dan emosi secara estetik semata. Namun, Denny JA, salah satu sastrawan dan pakar politik terkemuka di Indonesia, berpendapat bahwa puisi memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan politik dan kebudayaan di Indonesia.    Menurut Denny ja, puisi memiliki kemampuan untuk menggambarkan realitas sosial dan politik yang kompleks di Indonesia. Puisi mampu memperlihatkan secara jelas kondisi sosial dan politik yang ada, tanpa harus terlalu terikat pada aturan-aturan yang ada di dalam ranah politik dan kebudayaan.    Puisi juga memiliki kemampuan untuk mengkritik dan memberi saran atas berbagai permasalahan sosial dan politik yang ada di Indonesia. Melalui puisi, para penyair dapat menuliskan kritik dan saran dengan cara yang lebih halus dan seni. Karya puisi ini kemudian dapat digunakan sebagai acuan bagi berbagai kalangan, termasuk politisi dan pemangku kebijakan, untuk memperbaiki kondisi sosial dan politik di Indonesia.    Denny ja melihat bahwa puisi juga dapat menjadi alat propaganda yang sangat efektif dalam menghasilkan perubahan sosial dan politik. Karya puisi dapat membentuk opini publik sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial dan politik yang penting. Karya puisi juga dapat menjadi semacam mobilisasi politik dan sosial bagi para pembaca, yang dapat mempengaruhi perubahan sosial dan politik yang lebih besar.    Lebih jauh lagi, Denny JA juga melihat bahwa puisi memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan identitas nasional. Melalui puisi, para penyair dapat menggambarkan berbagai aspek kebudayaan Indonesia dan menyampaikannya pada masyarakat secara halus dan jelas. Puisi juga dapat membantu memperkuat rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan solidaritas dan persatuan antara berbagai kelompok masyarakat di Indonesia.    Namun, Denny JA juga mengakui bahwa peran puisi dalam perkembangan politik dan kebudayaan di Indonesia seringkali diabaikan. Puisi seringkali dianggap sebagai sebuah bentuk karya sastra yang kurang penting dan tidak relevan dalam konteks sosial dan politik yang kompleks ini. Hal ini disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap kebangkitan kembali puisi di Indonesia dan kurangnya dukungan dari para pemangku kepentingan dalam mempromosikan puisi sebagai alat kritik sosial dan politik yang efektif.    Denny JA menekankan bahwa menjaga dan memperkenalkan puisi sebagai alat kritik sosial dan politik yang efektif sangat penting dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial dan politik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dan kebijakan yang lebih kuat dalam mempromosikan puisi sebagai alat kritik dan propaganda sosial dan politik di Indonesia.    Untuk itu, Denny JA menyarankan agar para penyair dan sastrawan di Indonesia terus menghasilkan karya-karya puisi yang menarik dan relevan dengan realitas sosial dan politik di Indonesia. Selain itu, para pemangku kepentingan, seperti pemerintah dan media, perlu memberikan dukungan dalam mempromosikan puisi sebagai alat kritik sosial dan politik yang efektif di Indonesia.    Secara keseluruhan, Denny JA menegaskan bahwa peran puisi dalam perkembangan politik dan kebudayaan di Indonesia sangatlah penting dan harus terus diperhatikan dan diapresiasi. Puisi dapat menjadi alat kritik sosial dan politik yang efektif, alat propaganda yang kuat, serta alat pembentukan identitas nasional yang lebih kuat dan solid. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dan kebijakan yang lebih kuat dalam mempromosikan puisi sebagai alat yang penting bagi perkembangan sosial dan politik di Indonesia.
Cek Selengkapnya: Denny JA :Pentingnya Peran Puisi dalam Perkembangan Politik dan Kebudayaan di Indonesia
2 notes · View notes
Text
Publik Tanyakan Kinerja LH Dan APH Pembiaran Terhadap Gudang" CPO Tidak Miliki Ijin B3
RELASIPUBLIK.OR.ID, PONTIANAK KALBAR || Luar biasa gudang penampung minyak CPO marak di Pontianak Utara yang mana jelas tidak kantongi ijin B 3 serta memiliki IPAL namun bebas beraktifitas tidak tersentuh oleh APH maupun dinas Lingkungan Hidup LH Kota Pontianak serta Provinsi Kalbar. Contoh kecil di jalan kebangkitan nasional milik seorang yang berinisial SK dan BD beberapa waktu lalau sempat…
0 notes
hellopanda69 · 2 months
Text
Queen of Katwe: Kebangkitan Seorang Pemain Catur
Tumblr media
Queen of Katwe, sebuah film yang dirilis pada tahun 2016, disutradarai oleh Mira Nair, mengisahkan perjalanan hidup Phiona Mutesi, seorang gadis muda dari kawasan kumuh di Kampala, Uganda, yang mengubah hidupnya melalui catur. Dibintangi oleh Madina Nalwanga sebagai Phiona dan David Oyelowo sebagai pelatihnya, Robert Katende, film ini diadaptasi dari buku "The Queen of Katwe" karya Tim Crothers.
Latar Belakang Kisah
Phiona Mutesi hidup dalam kemiskinan di Katwe, salah satu daerah termiskin di Kampala. Ia tinggal bersama ibu dan saudara-saudaranya di sebuah gubuk sederhana, di mana kehidupan sehari-hari penuh dengan perjuangan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kehidupan Phiona berubah ketika ia bertemu dengan Robert Katende, seorang misionaris dan pelatih catur yang mengajarkan anak-anak di komunitasnya cara bermain catur sebagai cara untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mendapatkan pendidikan.
Penemuan Bakat
Phiona, yang awalnya buta huruf dan tidak memiliki pengalaman dalam catur, dengan cepat menunjukkan bakat luar biasa dalam permainan ini. Di bawah bimbingan Katende, ia mulai menguasai strategi dan teknik catur, mengalahkan lawan-lawan yang lebih berpengalaman. Dedikasi dan kerja kerasnya membuahkan hasil ketika ia mulai memenangkan turnamen lokal, yang kemudian membawanya ke kompetisi nasional dan internasional.
Perjuangan dan Kemenangan
Perjalanan Phiona menuju puncak tidaklah mudah. Ia menghadapi banyak tantangan, termasuk diskriminasi sosial, kesulitan finansial, dan tekanan untuk membantu keluarganya. Namun, dengan dukungan dari Katende dan keluarganya, Phiona terus berjuang dan tidak pernah menyerah. Keberhasilannya tidak hanya mengangkat derajat keluarganya tetapi juga menginspirasi banyak anak muda di komunitasnya dan di seluruh dunia.
Pesan Inspiratif
"Queen of Katwe" adalah kisah tentang harapan, ketekunan, dan keberanian. Ini menunjukkan bahwa dengan tekad dan dukungan yang tepat, seseorang bisa mengatasi rintangan terbesar dan meraih impian mereka. Phiona Mutesi membuktikan bahwa latar belakang sosial dan ekonomi tidak menentukan masa depan seseorang, dan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk mencapai sesuatu yang luar biasa.
Kesimpulan
Film "Queen of Katwe" tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pelajaran hidup yang berharga. Kisah Phiona Mutesi adalah bukti bahwa dengan tekad kuat, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang yang peduli, seseorang bisa mengubah nasib mereka dan mencapai kesuksesan yang luar biasa. Film ini menginspirasi kita untuk selalu percaya pada diri sendiri dan berjuang untuk meraih impian kita, betapapun sulitnya jalan yang harus ditempuh.
0 notes
kabarbanyuwangi · 2 months
Text
Bersarung di TdBI 2024, Bupati Banyuwangi Lepas 99 Pembalap dari 20 Tim
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia menemukan laboratorium narkoba di Gianyar, Bali. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menyelenggarakan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-26 pada Selasa, 23 Juli 2024 di JCC, Senayan, Jakarta. Setelah surat pengunduran dirinya sebagi Pj (Penjabat) Bupati Jombang turun dari Kemendagri, Sugiat berpamitan kepada bawahan serta seluruh ASN (Aparatur…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
wisatakotajakarta · 2 months
Text
Museum Kebangkitan Nasional Jakarta
Museum Kebangkitan Nasional Jakarta merupakan salah satu tempat bersejarah paling penting di Jakarta, terletak di Jl. Abdul Rachman Saleh No. 26. Museum ini menyimpan banyak kisah perihal pengorbanan kemerdekaan dan perkembangan nasionalisme di Indonesia. Sebagai komponen dari sejarah pergerakan nasional, museum ini menawarkan wawasan mendalam perihal perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Sejarah Museum Kebangkitan Nasional Jakarta
Didirikan pada tahun 1902, Museum Kebangkitan Nasional mulanya ialah gedung School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA), sebuah sekolah kedokteran yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. STOVIA ialah tempat pendidikan dokter-dokter pribumi yang nantinya banyak berperan dalam pergerakan nasional. Pada tahun 1974, bangunan ini dialihfungsikan menjadi museum oleh pemerintah Indonesia. Pendirian museum ini berfungsi untuk memperingati kebangkitan nasional, dengan tujuan utama untuk mengabadikan motivasi perjuangan dan kesatuan bangsa Indonesia yang dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.
Koleksi dan Artefak
Museum Kebangkitan Nasional memiliki beragam koleksi yang digolongankan dalam empat ruang pamer utama, masing-masing dengan tema yang berbeda:
  - Ruang Revolusi Awal:
  Di ruangan ini, pengunjung bisa memperhatikan berjenis-jenis artefak yang menandakan masa-masa permulaan pengorbanan bangsa Indonesia. Diorama dan pameran foto membuktikan suasana dan kondisi pada masa kolonial.
- Ruang Kesadaran Nasional:
  Ruang ini didedikasikan untuk menampakkan peristiwa-momen penting dalam penyusunan kesadaran nasional. Beberapa koleksi utama termasuk foto-foto tokoh pergerakan dan publikasi permulaan dari organisasi-organisasi pergerakan.
- Ruang Revolusi:
  Di sini, koleksi memperlihatkan perkembangan revolusi kemerdekaan Indonesia, termasuk alat-alat kedokteran yang digunakan oleh mahasiswa STOVIA serta senjata yang digunakan dalam pengorbanan.
- Ruang Memorial Boedi Oetomo:
  Ruang ini khusus memperingati organisasi Boedi Oetomo, yang dianggap sebagai tonggak permulaan kebangkitan nasional. Terdapat pelbagai artefak dan dokumentasi yang mengisahkan sejarah pendirian dan kegiatan organisasi ini.
Fasilitas di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta
Museum Kebangkitan Nasional dilengkapi dengan berjenis-jenis fasilitas untuk mendorong pengalaman pengunjung. Terdapat perpustakaan, ruang pameran interaktif, dan taman yang luas. Jam operasional museum ialah dari Selasa sampai Pekan, pukul 08:00 hingga 16:00 (Jumat sampai 16:30), dan museum tutup pada hari Senin. Biaya masuk yang terjangkau serta fasilitas yang komplit membikin museum ini sungguh-sungguh ramah bagi pengunjung dari beragam kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
Aktivitas dan Program Edukasi
Museum Kebangkitan Nasional juga aktif dalam menyelenggarakan berbagai program edukasi dan tur. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran sejarah di kalangan generasi muda dan membikin sejarah lebih mudah diakses serta menarik. Salah satu kegiatan spesial yang sering kali diadakan yakni peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh tiap tanggal 20 Mei, dengan bermacam acara dan pameran khusus.
Tips Berkunjung
Untuk menikmati pengalaman di Museum Kebangkitan Nasional secara optimal, berikut beberapa tips berkunjung:
- Waktu Terbaik: Sebaiknya berkunjung di pagi hari saat udara masih adem dan museum belum terlalu ramai.
- Persiapan: Bawalah kamera untuk mengabadikan momen, tetapi amati undang-undang museum terkait fotografi.
- Transportasi: Museum ini mudah diakses dengan berjenis-jenis moda transportasi biasa, dan letaknya dekat dengan sebagian atraksi lainnya di Jakarta, sehingga dapat diciptakan bagian dari tur sejarah kota.
Ringkasan
Museum Kebangkitan Nasional Jakarta adalah tempat yang harus dikunjungi bagi siapa saja yang mau memahami lebih dalam seputar sejarah pengorbanan kemerdekaan Indonesia. Melalui koleksi yang kaya dan program edukasi yang beragam, museum ini berperan penting dalam menjaga motivasi kebangsaan dan memperingati jasa para pahlawan nasional. Ayo, kunjungi Museum Kebangkitan Nasional dan hargai sejarah pengorbanan bangsa kita.
museum kebangkitan nasional jakarta
0 notes
kabartangsel · 26 days
Text
Setelah PDI Perjuangan, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi Resmi Diusung Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Ummat dan PKN
Setelah resmi diusung oleh Partai PDI Perjuangan sebagai calon gubernur Banten dan wakil gubernur Banten, duet Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi semakin memperkuat langkahnya dengan dukungan dari sejumlah partai politik lainnya. Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Ummat dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN) secara resmi memberikan dukungannya terhadap kedua pasangan ini di Pilkada Banten…
0 notes