#Karakter Bangsa Indonesia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Karakter Bangsa Indonesia Sedang Berada di Titik Nadir
Karakter Bangsa Indonesia Sedang Berada di Titik Nadir
Penulis : Beby Cahyaning Ratri Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta BogorOne.co.id | Jakarta – Karakter bangsa merupakan kata yang selalu muncul dan seringkali menjadi penutup diskusi perihal penyebab keterpurukan bangsa Indonesia di berbagai bidang. Bukan hal baru untuk menyatakan bahwa karakter bangsa Indonesia sedang berada di titik nadir. Mahasiswi universitas…
View On WordPress
#Beby Cahyaning Ratri#Karakter Bangsa Indonesia#Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta#Sedang Berada di Titik Nadir
1 note
·
View note
Text
Revolusi Pendidikan Demi Indonesia Emas 2045
OPINI, MaduraPost – Indonesia Emas 2045 bukan sekadar impian, melainkan cita-cita nyata yang harus kita wujudkan bersama. Namun, untuk mencapainya, kita harus mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini, terutama generasi muda milenial dan Gen Z yang kerap kali terjebak dalam mental instan dan rapuh. Fenomena ini meresahkan, mengingat mereka adalah penggerak utama roda perekonomian di…
#Berita Sumenep#Generasi Milenial#Indonesia Emas 2045#Madurapost#Opini#Pembangunan Bangsa#pendidikan karakter#Revolusi Pendidikan#Sumenep
0 notes
Text
Takdir adalah rangkaian (2)
2019 adalah tahun pertamaku memulai karir sebagai guru SD. Bukan hanya 1 atau 2 orang yang mengernyitkan dahi mengetahui seorang lulusan S2 Inggris "hanya" menjadi guru SD. Mungkin diharapkannya aku bisa kerja di kementrian atau bikin start up pendidikan yang mampu memecahkan masalah bangsa, atau paling tidak... yaa jadi dosen lahh, wong udah S2.
Bukan aku tidak mencoba. Kuhabiskan 6 bulan menjadi asisten seorang dosen di sebuah univ negeri di Bandung. Berakhir menjemukan. Karena aku merasa tidak berkembang dengan budaya kerja feodal, sikap-sikap yang jauh dari integritas, dan to be honest, sama sekali tidak financially rewarding.
Fast forward hingga aku bekerja di Sequoia. Saat itu, belum banyak yang mengenalnya. Apalagi dibanding Cikal, Daarul Hikam, Salman Allfarisi, Al Azhar atau Mutiara Bunda yang sudah sejak dulu ada. Kalau dihitung-hitung, sudah puluhan instansi yang kucoba mendaftar, dari sekolah islam hingga yang terkenal se-nasional itu. Ada yang serta merta menolak, ada pula yang janji tak kunjung pasti. Dalam hati aku berkata, ya udah, rugi di kalian nggak mau rekrut aku.
Di Sequoia, aku berusaha totalitas. Bahkan sampai kuliah lagi untuk ambil S.Pd. Butuh 4 tahun hingga aku benar-benar membuktikan pada diriku bahwa langkahku tak salah. Para orang tua murid selalu bersikap baik padaku. Murid-murid menyayangiku. Para kolega adalah anak-anak muda yang friendly, bahkan mostly lebih mudah dariku. Kepala Sekolah sangat mendengarkan masukanku dan Yayasan pun memberiku banyak jalan dan kemudahan. In return, aku berusaha memberikan apa yang sekolah ini belum punya: desain pendidikan karakter.
Aku tak pernah menyangka bahwa menjadi guru SD amatlah menyenangkan. Ini yang selama ini aku cari: sebuah tempat kerja yang membuatku bisa berkembang dan mengerjakan yang aku suka. Salah satunya: mengizinkanku bekerja di UK. Mereka tak melarangku jika aku bekerja menjadi guru di sekolah di UK, bahkan meski aku masih berstatus pegawai sekolah dan mendapatkan hakku sebagai pegawai.
Semua terasa mudah ketika aku mendaftar sebagai guru dan para employer menghubungi. Mereka tertarik dengan CV dan pengalamanku. Di titik takdir ini aku bersyukur. Sebuah perjalanan panjang yang tak mudah. Seolah hanya untuk ditulis di sebuah lembaran CV. Namun menjalaninya, hari demi hari, tentu butuh sikap yang tepat. Aku bersyukur Allah selalu memberiku petunjuk.
Sudah hampir sepekan ini aku bekerja di sini: sebagai guru SD di UK. Sistem kerjaku membuatku bisa bekerja lebih di satu sekolah. Sejauh ini aku sudah merasakan bekerja di 3 sekolah. Sebuah pengalaman luar biasa yang amat rewarding untuk perjalanan karirku dan sepulangku nanti kembali ke Indonesia.
Terima kasih, Allah.
Untukmu Nad, percayalah pada takdir.
11 notes
·
View notes
Text
Pemimpin Cerdas
Ada statement menarik dari Prof. Yusril yang kurang lebih begini :
Boleh saja kita belajar dan mengambil pemikiran luar, misal dari pemikiran IM, Syaikh Abu A'la Al-Maududi, Taqiyuddin An-Nabhani, dan lain-lainya.
Namun satu hal yang perlu kita sadari, khazanah intelektual Muslim nusantara juga tak kalah hebatnya. Pemikiran mereka tak terbentuk dari ruang hampa, namun terbentuk dari perenungan yang dalam, juga melihat kondisi masyarakat secara langsung.
Ini jadi titik penting generasi muda hari ini, bagaimana kita harus belajar kembali tentang sejarah bangsa terkhusus dakwah Islam, selanjutnya memadukan ide atau gagasan pemikiran dari luar dan dalam, lalu menemukan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi tentunya disesuaikan juga dengan kondisi dan juga karakter masyarakat.
Itu adalah salah satu ciri pemimpin bangsa yang cerdas.
Pernyataan ini kurang lebih sama juga dengan kritik yang disampaikan oleh Ustadz Arif Wibowo kepada DK, bagaimana paradigma ADK telat untuk menyadari realitas masyarakat dan terkadang menggunakan pisau analisis yang kurang tepat.
Pembacaan satu isi membuat gambaran tidak utuh atas konsepsi bangsa, akibatnya memunculkan sekat di lapangan, cenderung berkumpul di lingkungan homogen, dan kurang membaur di masyarakat.
Saya ambil contoh Masyumi dan FJP. Selain belajar bagaimana FJP menang pemilu Mesir, ADK perlu banyak belajar bagaimana Partai Masyumi bisa menjadi corong politik umat Islam pasca kemerdakaan. Menurut saya, Masyumi bisa dibilang lebih dewasa dalam pengelolan negara dibanding FJP yang pragmatis. Masyumi satu langkah lebih bisa membuat iklim demokratis di Indonesia, bahkan menjadi perekat kembali NKRI. Berbeda dengan FJP yang langsung menerapkan syariat dalam UU yang akhirnya dilawan oleh opisisi sampai akhirnya dikudeta militer.
Sama halnya juga dengan Khilafah, sebagai seorang muslim wajib hukumnya untuk mempercayai takdir akhir zaman kelak. Namun dalam praktek demokrasi hari ini, saya lebih sepakat dengan maratibul amalnya IM yang memang lebih konstruktif jalanya, juga menyentuh aspek yang paling fundamental dari seorang muslim.
Bukan maksud untuk membanding-bandingkan, namun agar kita belajar tak hanya dari satu sudut pandang saja agar dapat membentuk konstruksi berpikir yang lebih matang.
Nyatanya waktu kita sedikit sedangkan pekerjaan yang harus kita lakukan sangatlah banyak. Perlunya pemaknaan yang mendalam lagi tentang ilmu, adab-adabnya, juga kesabaran dalam proses belajarnya.
youtube
19 notes
·
View notes
Text
Nilai-nilai Pancasila dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Pancasila adalah dasar negara, filosofis dan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari 5 prinsip yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila merupakan landasan moral dan spiritual bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Setiap warga negara Indonesia diharapkan untuk memahami, menghargai, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila pertama sampai Sila ke lima yang harus diaplikasikan dan diuraikan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan atau penanaman nilai- nilai setiap butiran pancasila yang harus diajarkan agar individu memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan karakter luhur bangsa dan tidak menyimpang dari nilai pancasila yang sesuai dengan sila-sila dalam pancasila adalah sebagai berikut :
1. Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu selalu tertib dalam menjalankan ibadah, tidak berbohong kepada orang lain, bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan selalu menyayanginya, tidak mengganggu orang lain yang berbeda agama dalam beribadah, percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apapun, karena Tuhan sudah memberikan kelebihan dan kekurangan kepada setiap manusia.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu menolong orang yang sedang kesusahan, tidak membeda-bedakan dalam memilih teman, berbagi makanan dengan orang lain jika sedang makan didepan orang lain, mengajarkan orang lain yang belum mengerti dengan hal hal-hal yang bermanfaat, memberikan atau mempersilahkan duduk di tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih membutuhkan saat ada di kendaraan umum, tidak memaki-maki orang lain yang bersalah kepada diri sendiri, selalu meminta maaf atau memaafkan apabila melakukan kesalahan, hormat dan patuh kepada yang lebih tua serta menyayangi yang lebih muda.
3. Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa perlu diperhatikan aspek-aspek yaitu Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme), pengakuan terhadap Ke Bhinneka Tunggal Ika dan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa, cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme). Dalam penerapan kehidupan sehari-hari antara lain dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan di sekitarnya.
4. Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan meningkatkan kemitraan, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu membiasakan diri bermusyawarah dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah, memberikan suara dalam pemilihan, tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersaing dengan orang lain, mempunyai iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, berani mengkritik orang lain dalam hal-hal yang buruk, berani mengemukakan pendapat di depan umum, melaksanakan segala aturan dan keputusan bersama dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
5. Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek yaitu penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan hidup. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu berlaku adil kepada siapapun, Seorang pemimpin memberikan tugas yang merata dan sesuai dengan kemampuan anggotanya, tidak memilih orang lain dalam berteman, tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras.
Untuk membentuk generasi bangsa yang bermoral dan berkualitas tentunya memerlukan beberapa proses salah satunya dengan membekali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila karena Pancasila merupakan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa dalam menjalankan kehidupannya, harus memahami, memaknai dan mengamalkan keseluruhan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila karena nilai-nilai itu dapat menjadi fondasi dan benteng dari berbagai pengaruh yang dapat merusak moral. Dengan penerapan nilai-nilai Pancasila maka sikap dan perilaku yang menyimpang akan menjadi lebih baik dan bentuk penyimpangan-penyimpangan tidak akan terjadi baik pada individu yang memiliki karakter dan jiwa yang nasionalis dan patriotis.
6 notes
·
View notes
Text
Refleksi Hari Pendidikan Nasional
Beberapa hari yang lalu, saat mendengar bahwa hari ini, 02 Mei 2023, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, muncul pertanyaan sudah seberapa jauh pendidikan di negeri ini menghasilkan produk pendidikan yang baik? Seberapa banyak nilai-nilai yang diberikan di bangku akademis membentuk karakter baik apda produk pendidikannya? Apakah angka-angka kuantitatif yang tertera di rapor dan ijazah tiap jenjang pendidikan akademis yang ditempuh berbanding lurus dengan kualitas dari produk pendidikannya? Apakah pendidikan yang dijalani tercerminkan dari falsafah hidup, sikap, perilaku, dan integritas diri yang baik dari seseorang sebagai individu, sebagai bagian dari komunitas tertentu dan sebagai bagian dari bangsa besar ini?
Jawaban yang ku temukan dari pertanyaan-pertanyaan itu meresahkan diriku sendiri. Tentu sudah familiar dengan isu-isu yang belakangan sedang santer di media sosial. Bergantian dari satu orang, ke orang-orang yang lain. Hingga netizen beramai-ramai turut menjadi detektif untuk menyoroti betapa orang-orang tersebut sibuk memperkaya diri. Kenapa? Tentu saja mereka bukan dari kalangan yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan. Mereka bahkan menempuh pendidikan tinggi. Bukankah pendidikan yang dimiliki juga bebarengan dengan adanya tanggung jawab moril?
Tapi kemudian aku menyadari sesuatu, tentang sesuatu yang lebih dekat untuk aku kendalikan saat ini, yaitu diriku sendiri. Apakah aku sudah cukup baik sebagai salah satu dari produk pendidikan di Indonesia? Sudahkan jalan yang aku tempuh saat ini menempaku menjadi produk pendidikan yang baik? Bagaimana agar kelak aku dapat menjadi produk pendidikan yang turut berkontribusi menghasilkan produk pendidikan yang memajukan bangsa ini lewat jalan karir yang akan aku tempuh nanti?
Seperti yang ku tulis di penutup essay beasiswaku kemarin...
Dengan pengalaman dan kontribusi yang telah saya lakukan dan motivasi yang saya miliki di bidang layanan psikologi, saya merasa bahwa saya layak mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di jenjang magister dengan beasiswa LPDP agar saya dapat mempersiapkan diri sebagai professional masa depan yang akan berkontribusi melalui layanan psikologi terutama di bidang pendidikan. Besar harapan saya agar saya dapat menjadi bagian dari inovasi-inovasi yang akan membawa perubahan bagi pendidikan di Indonesia dengan menjadikan sekolah sebagai ruang belajar yang menyenangkan, memfasilitasi pembelajar untuk bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan kelak mampu berkontribusi kembali untuk Indonesia.
Sebuah cita-citaku untuk Indonesia yang ingin aku wujudkan lewat pendidikan yang telah dan akan aku tempuh nantinya.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 🌻
Selamat memperjuangkan mimpi pendidikan Indonesia dengan cara yang kita pilih masing-masing. Selamat turut serta menjadi bagian dari "sekolah" untuk pendidikan di sekitar kita.
Di depan memberi teladan
Di tengah memberi inspirasi
Di belakang memberi dorongan
5 notes
·
View notes
Text
Apa itu Opinia ?
Opinia adalah platform media sosial Indonesia, dengan tageline: more than fun, it’s inspiring. Opinia bercita-cita menghadirkan media sosial dengan algoritma berbasis nilai-nilai luhur Indonesia dan Pancasila. Melalui algoritma tersebut, Opinia berharap dapat menghadirkan pengalaman-pengalaman baru serta nilai manfaat lebih bagi penggunanya, sekaligus menjadi media sosial pertama karya anak bangsa dengan rasa dan nilai Indonesia yang utuh.
Fitur Apa Saja yang Ada di Opinia?
Opinia memiliki lima fitur utama sebagai dasar layanan, yakni Idea, Artikel, Cerita, Poling, dan Petisi. Dalam fitur Idea, berisi status-status ringan dengan karakter terbatas layaknya twitter, ada meme, juga pantun. Sedangkan fitur Artikel, menampung jenis tulisan esai, opini, dan resensi; berisi gagasan dan pemikiran tentang berbagai hal dan topik. Fitur Cerita, menyediakan ruang tuturan perihal berbagai peristiwa, kejadian, dan sebagainya, dalam bentuk tulisan cerpen, cerbung, puisi, dan humor. Terakhir, ada Poling dan Petisi. Poling digunakan untuk mengumpulkan ragam pandangan publik (jajak pendapat). Sementara Petisi untuk menyatakan pendapat dan sikap, terkait berbagai kebijakan atau fenomena yang terjadi di sekitar kita. Dengan dua fitur ini, Poling dan Petisi, diharapkan bisa memengaruhi kebijakan publik ke depannya.
Melalui fitur-fitur tersebut, Opinian (pengguna Opinia) dapat mengekspresikan perasaan, menuangkan ide, cerita, menulis gagasan, menyatakan sikap, dan memotret ragam pendapat publik. Dengan fitur-fitur yang disediakan, Opinia menjadi tempat yang ideal bagi pengguna untuk menemukan inspirasi dan mendapatkan dukungan dari komunitas yang solid.
Keseluruhan interaktivitas di Opinia, selain mendapatkan POP Reward berupa PopCash (uang tunai) dan PopMerchant (merchandise), juga sistem level yang akan memfasilitasi penggunanya mengelola akun secara profesional, dengan kontrol penuh atas konten dan iklan.
Tak hanya itu, Opinia juga menyediakan fitur keamanan yang memastikan privasi pengguna tetap terlindungi. Namun demikian, Pengguna dapat mengatur pengaturan privasi untuk menentukan siapa yang dapat mengakses konten yang dibagikan. Selain itu, platform ini juga dilengkapi dengan sistem moderasi yang memastikan bahwa konten yang dibagikan di platform ini sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3 notes
·
View notes
Text
Pendidikan Seni: Jalan untuk Membangun Karakter Bangsa
Pendahuluan
Pendidikan seni sering kali dipandang sebagai bagian pelengkap dalam sistem pendidikan formal. Namun, pada kenyataannya, pendidikan seni memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan memperkaya kepribadian setiap individu. Seni bukan hanya tentang mengajarkan teknik menggambar, menari, bernyanyi, atau bermain alat musik, tetapi juga tentang mengembangkan rasa estetika, kreativitas, dan kecerdasan emosional. Melalui seni, seseorang diajarkan untuk lebih peka terhadap lingkungan, lebih terbuka dalam menghargai perbedaan, serta lebih mampu mengekspresikan perasaan dan ide-ide secara efektif.
Dalam konteks Indonesia, di mana kebudayaan dan keberagaman menjadi elemen utama dalam kehidupan sosial, pendidikan seni dapat memainkan peran yang sangat besar dalam memperkuat jati diri bangsa, mempererat hubungan antarkelompok masyarakat, serta mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kedamaian. Pendidikan seni memiliki potensi besar untuk membangun bangsa ini, tidak hanya dalam aspek intelektual, tetapi juga dalam pembentukan karakter moral dan sosial yang kokoh.
Pentingnya Pendidikan Seni dalam Masyarakat Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, bahasa, dan adat istiadat. Setiap daerah di Indonesia memiliki bentuk seni tradisional yang unik, mulai dari musik gamelan di Jawa, tari Saman di Aceh, hingga ukiran kayu di Bali. Keberagaman ini mencerminkan identitas bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai suku dan budaya. Oleh karena itu, pendidikan seni menjadi sangat relevan untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal yang penting untuk diwariskan kepada generasi muda.
Selain itu, seni dapat membantu individu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, seperti stres, kecemasan, atau ketidakpastian. Seni memberikan ruang bagi individu untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang konstruktif. Dalam konteks pendidikan, seni memberikan platform untuk kreativitas yang bisa menjadi media untuk menyampaikan kritik sosial, mengungkapkan perasaan, atau sekadar menyalurkan hobi dan minat.
Pendidikan seni juga berperan dalam memperkuat nasionalisme dan kecintaan terhadap budaya Indonesia. Melalui pengajaran tentang seni tradisional, anak-anak diajarkan untuk memahami dan menghargai warisan budaya mereka, sehingga mereka dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak lama. Dengan demikian, seni bukan hanya berfungsi untuk mengembangkan kemampuan teknis dan estetika, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air.
Manfaat Pendidikan Seni untuk Pengembangan Karakter
Pendidikan seni tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga berperan penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian individu. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan seni:
Mengembangkan Kreativitas
Salah satu manfaat utama dari pendidikan seni adalah mengembangkan kreativitas siswa. Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir di luar kebiasaan, mencari solusi baru terhadap masalah, dan mengekspresikan ide dengan cara yang inovatif. Dalam pendidikan seni, siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan ide-ide mereka melalui berbagai bentuk seni, seperti menggambar, melukis, menulis, atau membuat karya musik. Proses kreatif ini mengajarkan mereka untuk berpikir kritis dan terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.
Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Pendidikan seni juga sangat efektif dalam mengembangkan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri serta berempati terhadap perasaan orang lain. Seni memungkinkan individu untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, seperti kesedihan, kebahagiaan, atau kecemasan. Melalui seni, siswa belajar mengenali perasaan mereka sendiri dan orang lain, serta belajar cara menghadapinya dengan cara yang sehat. Hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter yang matang dan tangguh.
Meningkatkan Kerja Sama dan Kolaborasi
Banyak kegiatan seni yang melibatkan kerja sama tim, seperti pementasan drama, paduan suara, atau orkestrasi musik. Dalam proses ini, siswa belajar bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, saling mendukung, dan menghargai kontribusi setiap individu dalam tim. Kolaborasi semacam ini mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik, kesabaran, dan kemampuan untuk menerima perbedaan pendapat. Keterampilan ini sangat berguna dalam kehidupan sosial dan profesional mereka di masa depan.
Mengajarkan Disiplin dan Ketekunan
Pendidikan seni juga mengajarkan siswa untuk bekerja dengan disiplin dan ketekunan. Dalam seni, baik itu musik, tari, teater, atau seni rupa, setiap karya membutuhkan latihan dan upaya yang berulang-ulang untuk mencapai hasil yang maksimal. Melalui proses ini, siswa belajar untuk tidak cepat puas, terus berusaha memperbaiki diri, dan menghargai proses daripada hanya berfokus pada hasil akhir. Disiplin dan ketekunan ini menjadi karakter yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Melalui seni, individu dapat belajar untuk mengkomunikasikan ide, perasaan, dan pesan mereka dengan cara yang efektif. Dalam seni pertunjukan, seperti teater dan tari, komunikasi non-verbal sering kali menjadi bagian yang sangat penting. Seni memberi ruang bagi individu untuk berbicara dengan bahasa yang lebih universal dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Kemampuan ini sangat penting, karena komunikasi yang efektif adalah kunci dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan sukses dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Seni dan Identitas Bangsa
Seni memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk identitas suatu bangsa. Indonesia, dengan keberagaman budaya dan suku yang dimilikinya, dapat memanfaatkan pendidikan seni untuk memperkenalkan dan memperkuat identitas kebangsaan. Melalui seni, anak-anak dapat lebih mengenal dan memahami budaya mereka, mulai dari musik tradisional, tari, teater, hingga kerajinan tangan. Pendidikan seni dapat menjadi alat untuk memperkenalkan keberagaman Indonesia kepada generasi muda, serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap warisan budaya lokal.
Selain itu, seni juga dapat menjadi alat untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai sosial yang penting. Banyak karya seni yang memiliki pesan yang dalam, seperti karya seni yang berbicara tentang perjuangan, keadilan, perdamaian, dan hak asasi manusia. Melalui pendidikan seni, siswa dapat belajar untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, yang pada gilirannya akan membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab dalam kehidupan sosial.
Tantangan dalam Pendidikan Seni di Indonesia
Meskipun pendidikan seni memiliki banyak manfaat, namun masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya perhatian dan dukungan terhadap pendidikan seni di sekolah-sekolah. Pendidikan seni sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang penting dibandingkan dengan mata pelajaran lain, seperti matematika, bahasa, dan sains. Hal ini dapat menyebabkan anggaran yang dialokasikan untuk pengajaran seni menjadi terbatas, serta fasilitas dan sarana pendukung yang tidak memadai.
Selain itu, banyak guru seni yang belum memiliki pelatihan yang memadai dalam bidang ini, sehingga kualitas pengajaran seni di banyak sekolah masih rendah. Untuk itu, diperlukan lebih banyak pelatihan bagi guru seni, serta peningkatan fasilitas dan sumber daya untuk mendukung pendidikan seni yang berkualitas.
Solusi untuk Meningkatkan Pendidikan Seni
Untuk memastikan pendidikan seni dapat berkembang dengan baik di Indonesia, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:
Meningkatkan Perhatian terhadap Pendidikan Seni Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan seni dengan memasukkan seni dalam kurikulum yang lebih terpadu dan memastikan bahwa pendidikan seni mendapatkan porsi yang cukup dalam anggaran pendidikan.
Pelatihan dan Pengembangan Guru Seni Pendidikan seni yang berkualitas sangat bergantung pada kualitas guru seni. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan kompetensi guru seni harus menjadi prioritas agar mereka dapat mengajarkan seni dengan cara yang kreatif dan efektif.
Mengembangkan Fasilitas dan Infrastruktur Pendidikan Seni Sekolah-sekolah harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk mendukung pengajaran seni, seperti ruang seni yang luas, alat musik, peralatan lukis, dan ruang pertunjukan.
Kesimpulan
Pendidikan seni memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter bangsa dan memperkaya kehidupan sosial dan budaya Indonesia. Melalui seni, individu dapat mengembangkan kreativitas, meningkatkan kecerdasan emosional, dan belajar bekerja sama. Pendidikan seni juga memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia yang sangat penting untuk menjaga keberagaman dan memperkuat identitas bangsa. Dengan perhatian dan dukungan yang lebih besar, pendidikan seni di Indonesia dapat menjadi salah satu jalan untuk membangun karakter bangsa yang lebih baik dan lebih maju.
0 notes
Text
STKIP PGRI Nganjuk: Menyongsong Masa Depan Pendidikan
Di tengah dinamika dunia pendidikan yang kian berkembang, Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk menjadi sangat penting untuk diketahui. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Nganjuk adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen untuk mencetak generasi guru yang profesional dan berkualitas. Dengan berbagai program studi yang ditawarkan, STKIP PGRI Nganjuk tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi akademik, tetapi juga membentuk karakter dan kepemimpinan mahasiswa.
Sejarah dan Perkembangan
STKIP PGRI Nganjuk didirikan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi calon guru dan tenaga pendidikan lainnya. Sejak awal berdirinya, institusi ini telah berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam perjalanan waktu, STKIP PGRI Nganjuk terus berupaya untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pendidikan yang semakin kompleks.
Visi dan Misi
Visi dari STKIP PGRI Nganjuk adalah menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Misi yang diemban mencakup penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, penelitian yang inovatif, serta pengabdian kepada masyarakat. Dengan landasan yang kuat ini, STKIP PGRI Nganjuk berupaya menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial yang terus berubah.
Program Studi Unggulan
Salah satu daya tarik utama dari Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk adalah berbagai program studi yang ditawarkan. Terdapat beberapa program studi unggulan, antara lain Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Matematika, serta Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Setiap program studi dirancang dengan kurikulum yang relevan dan up-to-date, mengingat pentingnya pendidikan yang berkualitas dalam mencetak generasi penerus bangsa.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program studi ini bertujuan untuk mencetak guru bahasa dan sastra yang kompeten. Dengan mempelajari berbagai aspek bahasa, sastra, dan pengajaran, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan komunikasi dan apresiasi terhadap budaya Indonesia.
Pendidikan Matematika
Dalam program studi Pendidikan Matematika, mahasiswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik pengajaran yang efektif. Dengan pendekatan yang menyenangkan, mahasiswa dibekali kemampuan untuk mengajar matematika dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Program ini fokus pada pembentukan karakter dan kompetensi guru sekolah dasar. Melalui metode pembelajaran yang inovatif, mahasiswa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan dasar. Pendidikan karakter menjadi salah satu pilar utama dalam program ini.
Fasilitas dan Lingkungan Kampus
STKIP PGRI Nganjuk dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar. Ruang kelas yang nyaman, laboratorium, dan perpustakaan yang kaya koleksi buku, semuanya dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, kampus ini juga memiliki area terbuka yang dapat digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan bakat dan minat mereka di luar kelas.
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan mahasiswa di STKIP PGRI Nganjuk sangat beragam. Mulai dari organisasi kemahasiswaan, komunitas seni, hingga program pengabdian masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga membantu mereka untuk mengasah keterampilan kepemimpinan dan kerja sama tim. Selain itu, kegiatan pengabdian masyarakat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung dalam memajukan pendidikan di lingkungan sekitar.
Kerjasama dan Jaringan
STKIP PGRI Nganjuk menjalin kerjasama dengan berbagai institusi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Kerjasama ini meliputi program pertukaran pelajar, penelitian bersama, dan seminar internasional. Dengan menjalin kemitraan yang kuat, STKIP PGRI Nganjuk berupaya untuk memperluas wawasan dan pengalaman mahasiswa, sehingga mereka dapat bersaing di kancah global.
Peluang Karir Lulusan
Lulusan dari STKIP PGRI Nganjuk memiliki peluang karir yang luas. Selain berprofesi sebagai guru, mereka juga dapat berkarir di bidang pendidikan lainnya, seperti pengembangan kurikulum, penelitian pendidikan, hingga manajemen pendidikan. Dengan kompetensi yang mumpuni, lulusan diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia.
Penutup
Sebagai institusi pendidikan tinggi yang terus berupaya meningkatkan kualitas, Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk menjadi langkah penting dalam perjalanan pendidikan di Indonesia. Melalui berbagai program studi, fasilitas yang memadai, dan kegiatan mahasiswa yang beragam, STKIP PGRI Nganjuk siap mencetak generasi pendidik yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial. Di masa depan, STKIP PGRI Nganjuk akan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia pendidikan, demi menciptakan masyarakat yang berpengetahuan dan berbudaya.
0 notes
Text
STKIP PGRI Nganjuk: Lembaga Pendidikan yang Unggul di Nganjuk
STKIP PGRI Nganjuk, berlokasi di Jalan AR Saleh No 21, Kelurahan Kauman, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, adalah salah satu perguruan tinggi yang berfokus pada pengembangan pendidikan tinggi di bidang keguruan. Sebagai perguruan tinggi tertua di Nganjuk, kampus ini terus berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang terampil, profesional, dan berkarakter.
Dengan lima program studi jenjang sarjana (S-1), yakni:
· S-1 PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
· S-1 Pendidikan Ekonomi
· S-1 Pendidikan Matematika
· S-1 Pendidikan Bahasa Inggris
· S-1 Pendidikan IPA
STKIP PGRI Nganjuk telah membuktikan kualitasnya sebagai lembaga pendidikan yang mencetak tenaga pendidik profesional. Visi dari kampus ini adalah menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam pengembangan sekolah tinggi untuk menghasilkan lulusan yang siap mendidik dengan keterampilan dan etika yang tinggi.
Fasilitas Pendukung yang Lengkap
Kampus ini menawarkan berbagai fasilitas penunjang perkuliahan, mulai dari laboratorium, perpustakaan, hingga ruang seminar. Salah satu keunggulan yang menonjol adalah keberadaan Pojok Statistik, yang merupakan hasil kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Nganjuk. Melalui program ini, mahasiswa dan masyarakat dapat mengakses data statistik yang diperlukan untuk berbagai keperluan akademis maupun riset.
Lokasi Strategis dan Beasiswa KIP
Berlokasi di pusat Kota Nganjuk, kampus ini mudah diakses dari berbagai wilayah. Selain itu, STKIP PGRI Nganjuk juga memberikan beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) kepada mahasiswa yang berprestasi namun terkendala biaya. Ini membuktikan komitmen kampus untuk memberikan kesempatan pendidikan yang merata bagi semua kalangan.
Aktivitas Mahasiswa yang Kaya
STKIP PGRI Nganjuk juga aktif dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat menunjang pengembangan diri mahasiswa. Ada banyak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan program lainnya, seperti seminar dan kerja sama dengan pemangku kebijakan pendidikan. Ini memberikan mahasiswa kesempatan untuk memperluas wawasan mereka dan terlibat dalam berbagai kegiatan praktis di luar akademik.
Pengabdian kepada Masyarakat
Sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, STKIP PGRI Nganjuk aktif dalam program pengabdian masyarakat. Secara periodik, mahasiswa kampus ini dikirim untuk berinteraksi dengan masyarakat dalam rangka memberikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi. Ini tidak hanya memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa, tetapi juga menguatkan peran mereka sebagai agen perubahan di masyarakat.
Dengan fokus pada pendidikan yang bermutu dan pengembangan karakter, STKIP PGRI Nganjuk terus berupaya untuk memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kampus ini tidak hanya mencetak tenaga pendidik, tetapi juga pemimpin masa depan yang siap berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
0 notes
Text
Profil Pelajar Pancasila: Karakter dan Kompetensi yang Diharapkan
Profil Pelajar Pancasila: Karakter dan Kompetensi yang Diharapkan Profil Pelajar Pancasila adalah konsep pendidikan yang mengedepankan pembentukan karakter dan sikap pelajar sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dalam konteks Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa memegang peranan penting dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas…
0 notes
Text
Ke KWI, Mendikdasmen ajak gotong royong bangun pendidikan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menekankan pesan gotong royong untuk membangun pendidikan saat mengunjungi para pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
Dalam rilis yang disiarkan di Jakarta pada Kamis, agenda itu menjadi lanjutan kunjungan kerja Mendikdasmen ke sejumlah organisasi penyelenggara pendidikan guna membangun kemitraan dan memajukan sistem pendidikan Indonesia.
“Kami menyadari dalam membangun sistem pendidikan ada peran serta masyarakat yang penting di dalamnya. KWI merupakan salah satu organisasi yang memiliki dan menyelenggarakan pendidikan dengan skala yang besar,” ujar Abdul Mu’ti.
Dalam sambutannya Mendikdasmen menyoroti tentang gotong royong dalam membangun pendidikan. Mu'ti mengatakan pihaknya memiliki prinsip bahwa pihak swasta merupakan mitra dalam penyelenggaraan pendidikan.
Baca juga: Mendikdasmen paparkan program prioritas pada raker perdana dengan DPR
Karena itu Mu’ti mengapresiasi kinerja KWI yang sudah membantu pemerintah dalam membangun pendidikan, terutama penguatan karakter peserta didik.
“Kami melihat yayasan pendidikan di bawah KWI banyak tersebar di wilayah Indonesia dan KWI telah menunjukkan komitmen tinggi dalam membantu mencerdaskan kehidupan bangsa serta inklusif dalam menjalankan sistem pendidikan,” ucap Mendikdasmen.
Mendikdasmen Mu’ti berharap kunjungan tersebut akan membangun kerja sama yang baik ke depannya antara Kemendikdasmen dengan KWI.
Menurutnya, pendidikan merupakan sarana membangun integrasi sosial, tempat di mana para murid bertemu dengan murid lainnya dan menjadi rumah belajar untuk membentuk karakter bangsa.
0 notes
Text
Retret Magelang dan Revolusi Kebiasaan: Meretas Kepemimpinan dari Kebiasaan Kecil
Retret kabinet di Magelang, yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto, membawa perspektif baru dalam kepemimpinan nasional Indonesia. Tidak hanya pelatihan fisik, tetapi acara ini juga menyatukan seluruh pejabat kabinet dalam lingkungan militer yang disiplin dan terstruktur. Langkah ini dapat dilihat melalui lensa buku best seller yang sedang banyak dibahas belakangan ini yakni Atomic Habits karya James Clear, yang menggarisbawahi pentingnya kebiasaan kecil sebagai fondasi perubahan besar. Melalui pendekatan berbasis identitas, disiplin, dan pengaruh lingkungan, retret ini menanamkan prinsip-prinsip kunci yang relevan dalam membangun budaya kepemimpinan yang tangguh dan efektif.
1. The Power of Compound Growth: Dampak dari Kebiasaan Kecil yang Konsisten
Clear menekankan bahwa perubahan besar bukan berasal dari upaya besar yang dilakukan sekali waktu, tetapi dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus. Prinsip compound growth, atau pertumbuhan bertahap, dalam konteks retret kabinet ini terejawantahkan dalam setiap kegiatan—mulai dari aktivitas fisik hingga rutinitas harian—membangun kedisiplinan melalui langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama. Kebiasaan kecil ini, jika diakumulasi, dapat berdampak besar pada ketahanan karakter dan semangat kerja kolektif. Dalam pemerintahan, pendekatan ini berarti bahwa melalui disiplin kecil dan kolaborasi, para pejabat dapat mencapai hasil besar dalam jangka panjang.
2. Identity-Based Habit vs. Outcome-Based Habit: Menjadi Pemimpin yang Beridentitas Pelayan
Clear memperkenalkan konsep penting, yaitu kebiasaan berbasis identitas dibandingkan kebiasaan berbasis hasil. Kebiasaan berbasis hasil (outcome-based) sering kali hanya berfokus pada target akhir, seperti mencapai produktivitas atau menyelesaikan suatu proyek. Namun, Clear menegaskan bahwa kebiasaan berbasis identitas (identity-based) lebih efektif karena melibatkan perubahan mendasar dalam cara seseorang memandang dirinya sendiri. Presiden Prabowo, melalui retret ini, tampaknya ingin membangun identitas baru bagi para pejabat sebagai “pelayan rakyat” yang berkomitmen penuh dan berjiwa patriot. Melalui aktivitas-aktivitas yang melatih kebersamaan dan rasa tanggung jawab, para pejabat diharapkan untuk tidak hanya bertindak sebagai pelaksana kebijakan tetapi juga menginternalisasi peran mereka sebagai bagian dari visi besar bangsa.
3. Empat Hukum Perubahan Kebiasaan: Membangun Kebiasaan Baik dalam Pemerintahan
Di dalam Atomic Habits, Clear memaparkan Four Laws of Behavior Change atau Empat Hukum Pembentukan Kebiasaan: Make It Obvious (Buat Jelas), Make It Attractive (Buat Menarik), Make It Easy (Buat Mudah), dan Make It Satisfying (Buat Memuaskan). Presiden Prabowo telah menerapkan prinsip-prinsip ini di Magelang dengan merancang aktivitas yang terstruktur dan menarik, yang membuat para pejabat lebih mudah memahami pentingnya disiplin dan solidaritas. Kegiatan kolektif seperti tidur di tenda, berlatih fisik bersama, dan menjalani rutinitas harian, menjadikan kebiasaan disiplin terasa alami dan memuaskan karena dicapai bersama-sama. Keberhasilan kegiatan ini dapat memberikan kepuasan yang, menurut Clear, akan memperkuat dorongan para pejabat untuk terus berkomitmen pada kebiasaan baik di kehidupan sehari-hari mereka
4. Menghilangkan Kebiasaan Buruk: Menciptakan Pola Kerja yang Lebih Efektif
Salah satu prinsip penting dari Atomic Habits adalah pentingnya menghilangkan kebiasaan buruk dengan membuatnya “tak terlihat, tak menarik, sulit, dan tak memuaskan.” Di Magelang, lingkungan militer dengan ketertiban yang ketat membantu mengurangi perilaku individualis dan lebih mementingkan kolaborasi serta kepentingan bersama. Kebiasaan buruk, seperti egoisme atau prioritas pada agenda pribadi, menjadi tak nyaman dalam lingkungan yang menekankan komitmen pada tim dan bangsa.
5. Peran Lingkungan dalam Pembentukan Kebiasaan: Menjadi Bagian dari Identitas Kolektif
Clear juga menyoroti peran penting lingkungan dalam pembentukan dan penguatan kebiasaan. Suasana militer di Magelang, yang penuh dengan disiplin dan aturan, menciptakan lingkungan yang mendorong perilaku teratur dan kebersamaan. Lingkungan ini membantu menguatkan kebiasaan baik yang ingin ditanamkan kepada para pejabat. Dalam lingkungan yang penuh ketertiban ini, para menteri dapat mengalami secara langsung bagaimana disiplin dan kesatuan menjadi bagian dari identitas kolektif mereka. Lingkungan ini bukan hanya mendorong pembentukan kebiasaan baru, tetapi juga menciptakan ruang untuk identitas bersama yang terhubung dengan visi bangsa
This Is Just The Beginning: Menggerakkan Perubahan Besar Melalui Kebiasaan Kecil
Retret kabinet di Magelang bukan sekadar pelatihan fisik, tetapi juga merupakan strategi untuk menanamkan kebiasaan kecil yang akan berdampak besar pada jalannya pemerintahan. Melalui prinsip-prinsip yang dibahas dalam Atomic Habits seperti compound growth, kebiasaan berbasis identitas, empat hukum perubahan kebiasaan, hingga pengaruh lingkungan, Presiden Prabowo menciptakan fondasi bagi budaya kerja baru yang berkelanjutan. Kebiasaan kecil seperti kedisiplinan dan kolaborasi, jika terus diperkuat melalui lingkungan yang mendukung, berpotensi menjadi kekuatan besar dalam menghadapi berbagai tantangan nasional. Dengan demikian, retret ini adalah langkah awal untuk membentuk kepemimpinan yang tidak hanya efektif dalam mencapai tujuan jangka pendek, tetapi juga membangun Indonesia yang lebih sejahtera, adil, dan berdaya saing di masa depan.
#AtomicHabits#LeadershipTransformation#MagelangRetreat#IndonesiaLeadership#CompoundGrowth#IdentityBasedHabits#BehaviorChange#JamesClear#PublicService#Prabowo#PositiveChange
0 notes
Text
MUI nilai transisi pemerintahan baru momentum merajut perdamaian
Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai transisi pemerintahan baru dan Hari Santri Nasional 2024 merupakan momentum merajut perdamaian dan persatuan bangsa.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Almusawa mengatakan hal tersebut sangat penting mengingat perbedaan pandangan politik selama proses pemilihan umum (pemilu) sebelumnya berpotensi menimbulkan polarisasi di kalangan masyarakat.
"Menjaga persatuan itu kewajiban bagi orang-orang yang beriman kepada Allah,” ujar Nabiel dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Ia berharap seluruh rencana dan program pemerintahan baru yang telah dicanangkan untuk kesejahteraan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Untuk itu, dirinya mengimbau masyarakat agar bisa mengawal dan mendoakan para pemimpin bangsa, daripada berprasangka buruk, yang dapat memperkeruh suasana dan memecah belah anak bangsa.
Sementara itu, Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2024 dengan tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan, kata dia, harus dimaknai dengan semangat persatuan membangun bangsa.
Dengan demikian, Nabiel menuturkan momentum itu dapat dijadikan guna mendorong para santri meneruskan perjuangan para pendahulu bangsa untuk membangun peradaban yang lebih maju.
Masyarakat, terutama santri, menurutnya, harus mengambil peran dalam membumikan nilai-nilai Islam yang dapat mempererat persatuan bangsa untuk meredam agitasi, provokasi, dan hoaks pada masa transisi ini.
“Para santri, ustad, ulama, maupun dai harus paling depan untuk memberantas hoaks karena mereka memahami dalil,” tuturnya.
Dia menyampaikan, para santri memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah terjadi tanpa adanya perjuangan yang dimotori oleh para ulama dan para habib.
Ia mencontohkan, seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, Sultan Hamid Al-Gadri, hingga Kiai Haji Hasyim Asy’ari, yang merupakan pejuang dari kalangan santri, habib, dan ulama.
“Jadi jangan sampai santri Indonesia itu kalah dengan para ilmuwan, akademisi, dan lain-lain karena antara santri dengan para ilmuwan itu sama. Jangan merasa minder, jadi santri harus terdepan," ungkap Nabiel menegaskan.
Dengan momentum ini, dia berharap para santri tidak hanya fokus terhadap persoalan agama, melainkan mampu membangun karakter bangsa yang memiliki keseimbangan antara intelektualitas dan religiositas, sehingga mampu menjawab berbagai tantangan zaman.
0 notes
Text
STKIP PGRI Nganjuk: Menyongsong Masa Depan Pendidikan
Di tengah dinamika dunia pendidikan yang kian berkembang, Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk menjadi sangat penting untuk diketahui. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Nganjuk adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen untuk mencetak generasi guru yang profesional dan berkualitas. Dengan berbagai program studi yang ditawarkan, STKIP PGRI Nganjuk tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi akademik, tetapi juga membentuk karakter dan kepemimpinan mahasiswa. Sejarah dan Perkembangan STKIP PGRI Nganjuk didirikan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi calon guru dan tenaga pendidikan lainnya. Sejak awal berdirinya, institusi ini telah berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam perjalanan waktu, STKIP PGRI Nganjuk terus berupaya untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pendidikan yang semakin kompleks. Visi dan Misi Visi dari STKIP PGRI Nganjuk adalah menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Misi yang diemban mencakup penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, penelitian yang inovatif, serta pengabdian kepada masyarakat. Dengan landasan yang kuat ini, STKIP PGRI Nganjuk berupaya menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial yang terus berubah. Program Studi Unggulan Salah satu daya tarik utama dari Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk adalah berbagai program studi yang ditawarkan. Terdapat beberapa program studi unggulan, antara lain Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Matematika, serta Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Setiap program studi dirancang dengan kurikulum yang relevan dan up-to-date, mengingat pentingnya pendidikan yang berkualitas dalam mencetak generasi penerus bangsa. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program studi ini bertujuan untuk mencetak guru bahasa dan sastra yang kompeten. Dengan mempelajari berbagai aspek bahasa, sastra, dan pengajaran, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan komunikasi dan apresiasi terhadap budaya Indonesia. Pendidikan Matematika Dalam program studi Pendidikan Matematika, mahasiswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik pengajaran yang efektif. Dengan pendekatan yang menyenangkan, mahasiswa dibekali kemampuan untuk mengajar matematika dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
0 notes
Text
Menko PM: Para ulama banyak berkontribusi untuk pembangunan negara
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa para ulama telah banyak berkontribusi untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, sehingga sudah selayaknya mendapatkan apresiasi oleh pemerintah.
Ia menyampaikan para ulama, santri, dam pejuang Islam telah banyak membantu untuk membangun pendidikan mental atau karakter, serta turut serta mencerdaskan kehidupan masyarakat Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
"Mereka para ulama terdahulu dan sekarang sudah memberikan segalanya untuk negara," kata Muhaimin saat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Quran Wal Hadits, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa pagi.
Baca juga: Menko PM sebut pesantren harus jadi pionir pendidikan antikekerasan
Menurut dia, para ulama dan santri yang telah berjuang pada saat itu setara dengan pahlawan nasional yang diakui oleh negara, sehingga nilai-nilai luhur yang telah dilakukan harus menjadi contoh bagi generasi berikutnya.
"Para santri saat ini harus bersyukur karena dilahirkan atau dididik di lingkungan pesantren yang banyak memberikan nilai luhur kehidupan," ujar pria yang kerap disapa Gus Imin itu.
Ia menambahkan pemerintah sejak 2015 atau di bawah kepemimpinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo telah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
"Hal itu merupakan bentuk apresiasi negara kepada para ulama dan santri yang telah banyak berjasa kepada bangsa," ujarnya.
Muhaimin menegaskan pesantren harus menjadi benteng utama untuk melawan segala bentuk penindasan dan kekerasan kepada masyarakat.
"Para santri harus menjadi contoh teladan yang baik untuk masyarakat," ujar ketua umum salah satu partai nasional itu.
0 notes