#Karakter Bangsa Indonesia
Explore tagged Tumblr posts
madurapost · 3 months ago
Text
Revolusi Pendidikan Demi Indonesia Emas 2045
OPINI, MaduraPost – Indonesia Emas 2045 bukan sekadar impian, melainkan cita-cita nyata yang harus kita wujudkan bersama. Namun, untuk mencapainya, kita harus mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini, terutama generasi muda milenial dan Gen Z yang kerap kali terjebak dalam mental instan dan rapuh. Fenomena ini meresahkan, mengingat mereka adalah penggerak utama roda perekonomian di…
0 notes
muhammad-zakiy · 1 month ago
Text
PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Muhammad Zaky
Universitas Islam Negeri (RAFA)
Tulisan ini akan membahas tentang peran pedidikan agama Islam di sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pilar pendidikan karakter yang paling utama. Pendidikan karakter akan tumbuh dengan baik jika dimulai dari tertanamnya jiwa keberagamaan pada anak, oleh karena itu materi PAI disekolah menjadi salah satu penunjang pendidikan karakter. Melalui pembelajaaran PAI siswa diajarkan aqidah sebagai dasar keagamaannya, diajarkan al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidupnya, diajarkan fiqih sebagai rambu-rambu hukum dalam beribadah, mengajarkan sejarah Islam sebagai sebuah keteladan hidup, dan mengajarkan akhlak sebagai pedoman prilaku manusia apakah dalam kategori baik ataupun buruk. Oleh sebab itu, tujuan utama dari Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, keberhasilan pembelajaran PAI disekolah salah satunya juga ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat.
Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi ditengah – tengah masyarakat maupun dilingkungan pemerintah yang semakin meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia.
Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung tinggi dan menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi terasa asing dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan menjadi lebih parah lagi jika pemerintah tidak segera mengupayakan program-program perbaikan baik yang bersifat jangka panjang maupun jangka pendek.
Pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pendidikan karakter disekolah adalah mengoptimalkan pembelajaran materi pendidikan agama Islam (PAI). Peran pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang berperan dalam mengendalikan prilaku (aspek psikomotorik) sehingga tercipta kepribadian manusia seutuhnya.
Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia, akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Konsep Pendidikan Karakter yaitu;
Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi “positif” bukan netral. Oleh karena itu Pendidikan karakter secara lebih luas dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.
Konsep tersebut harus disikapi secara serius oleh pemerintah dan masyarakat sebagai jawaban dari kondisi riil yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang ditandai dengan maraknya tindakan kriminalitas, memudarnya nasionalisme, munculnya rasisme, memudarnya toleransi beragama serta hilangnya religiusitas dimasyarakat, agar nilai- nilai budaya bangsa yang telah memudar tersebut dapat kembali membudaya ditengah-tengah masyarakat. Salah satu upaya yang dapat segera dilakukan adalah memperbaiki kurikulum dalam sistem pendidikan nasional yang mengarahkan pada pendidikan karakter secara nyata.
Didalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sebenarnya pendidikan karakter menempati posisi yang penting, hal ini dapat kita lihat dari tujuan pendidikan nasional yang menyatakan bahwa:
Referensinya:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Namun selama ini proses pembelajaran yang terjadi hanya menitik beratkan pada kemampuan kognitif anak sehingga ranah pendidikan karakter yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional tersebut hanya sedikit atau tidak tersentuh sama sekali. Hal ini terbukti bahwa standar kelulusan untuk tingkat sekolah dasar dan menengah masih memberikan prosentase yang lebih banyak terhadap hasil Ujian Nasional daripada hasil evaluasi secara menyeluruh terhadap semua mata pelajaran.
Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang hanya bisa dicatat dan dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu yang pendek, tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang teraplikasi dalam semua kegiatan siswa baik disekolah, lingkungan masyarakat dan dilingkungan dirumah melalui proses pembiasaan, keteladanan, dan dilakukan secara berkesinambungan. Oleh karena itu keberhasilan pendidikan karakter ini menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan orangtua.
Evaluasi dari Keberhasilan pendidikan karakter ini tentunya tidak dapat dinilai dengan tes formatif atau sumatif yang dinyatakan dalam skor. Tetapi tolak ukur dari keberhasilan pendidikan karakter adalah terbentuknya peserta didik yang berkarakter; berakhlak, berbudaya, santun, religius, kreatif, inovatif yang teraplikasi dalam kehidupan disepanjang hayatnya. Oleh karena itu tentu tidak ada alat evaluasi yang tepat dan serta merta dapat menunjukkan keberhasilan pendidikan karakter.
Konfigurasi karakter sebagai sebuah totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Keempat proses psikososial (olah hati, olah pikir, olah raga, dan olahrasa dan karsa) tersebut secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, yang bermuara pada pembentukan karakter yang menjadi perwujudan dari nilai-nilai luhur.
Pendidikan karakter menjadi salah satu akses yang tepat dalam melaksanakan character building bagi generasi muda; generasi yang berilmu pengetahuan tinggi dengan dibekali iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung- jawab.
Kurikulum merupakan bagian dari sistem pembelajaran yang berfungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. oleh karena itu didalam undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 36 kurikulum di Indonesia disusun dalam kerangka peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia,peningkatan potensi, kecerdasan,dan minat peserta didik, keragaman potensi, daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, tuntutan iptek dan seni,agama, dinamika perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Untuk mendukung keterlaksanaan kerangka kurikulum tersebut diatas, maka dalam pasal selanjutnya (UU No. 20 tahun 2003 pasal 37) dijelaskan bahwa didalam kurikulum wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,ketrampilan/kejuruan, muatan lokal.6
Pendidikan agama merupakan salah satu materi yang bertujuan meningkatkan akhlak mulia serta nilai-nilai spiritual dalam diri anak. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan pendidikan karakter disekolah. Oleh karena itu Pendidikan agama menjadi salah satu mata pelajaran wajib baik dari sekolah tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Maka sekolah harus mampu menyelenggarakan pendidikan agama secara optimal dengan cara mengaplikasikan nilainilai agama dalam lingkungan sekolah yang dilakukan oleh seluruh guru dan peserta didik secara bersama-sama serta berkesinambungan.
Hal yang juga sangat menarik jika sekolah mampu menyusun kurikulum dengan menerapkan nilai-nilai agama yang tercermin dalam setiap mata pelajaran, Pada dasarnya pendidikan agama menitik beratkan pada penanaman sikap dan kepribadian berlandaskan ajaran agama dalam seluruh sendi-sendi kehidupan siswa kelak. Sehingga penanaman nilai-nilai agama seyogyanya tercantum dalam keseluruhan mata pelajaran dan menjadi tanggung jawab bersama seluruh guru.
Muatan kurikulum pendidikan agama dijelaskan dalam Lampiran UU no 22 tahun 2006, termasuk didalamnya kurikulum pendidikan agama Islam dengan tujuan pembelajarannya adalah menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Selanjutnya ruang lingkup dari pendidikan agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Al-Qur’an dan Hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam (PAI) mempunyai posisi yang penting dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan agama menjadi materi yang wajib diajarkan pada setiap sekolah. Pendidikan agama Islam pada prinsipnya memberikan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai spiritualitas pada peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak, beretika serta berbudaya sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional. Sedangkan Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama disekolah dapat diinternalisasikan dalam kegiatan intra maupun ekstra sekolah dan lebih mengutamakan pengaplikasian ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya ialah Konsep pendidikan karakter sebenarnya telah ada sejak zaman rasulullah SAW. Hal ini terbukti dari perintah Allah bahwa tugas pertama dan utama Rasulullah adalah sebagai penyempurna akhlak bagi umatnya. Pembahasan substansi makna dari karakter sama dengan konsep akhlak dalam Islam, keduanya membahas tentang perbuatan prilaku manusia. Al-Ghazali menjelaskan jika akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu adanya pemikiran dan pertimbangan. Suwito menyebutkan bahwa akhlak sering disebut juga ilmu tingkah laku atau perangai, karena dengan ilmu tersebut akan diperoleh pengetahuan tentang keutamaan-keutamaan jiwa; bagaimana cara memperolehnya dan bagaiman membersihkan jiwa yang telah kotor.
Sedangkan arti dari Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang.
Pembahasan tentang pengertian dasar antara akhlak dan karakter tersebut diatas mengisyaratkan substansi makna yang sama yaitu masalah moral manusia; tentang pengetahuan nilai-nilai yang baik, yang seharusnya dimiliki seseorang dan tercermin dalam setiap prilaku serta perbuatannya. Prilaku ini merupakan hasil dari kesadaran dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai nilai-nilai baik dalam jiwanya serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari disebut orang yang berakhlak atau berkarakter.
Akhlak atau karakter dalam Islam adalah sasaran utama dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hadits nabi yang menjelaskan tentang keutamaan pendidikan akhlak salah satunya hadits berikut ini: “ajarilah anak-anakmu kebaikan, dan didiklah mereka”. Konsep pendidikan didalam Islam memandang bahwa manusia dilahirkan dengan membawa potensi lahiriah yaitu:1) potensi berbuat baik terhadap alam, 2) potensi berbuat kerusakan terhadap alam, 3) potensi ketuhanan yang memiliki fungsi-fungsi non fisik. Ketiga potensi tersebut kemudian diserahkan kembali perkembangannya kepada manusia. Hal ini yang kemudian memunculkan konsep pendekatan yang menyeluruh dalam pendidikan Islam yaitu meliputi unsur pengetahuan, akhlak dan akidah.
Lebih luas Ibnu Faris menjelaskan bahwa konsep pendidikan dalam Islam adalah membimbing seseorang dengan memperhatikan segala potensi paedagogik yang dimilikinya, melalui tahapan-tahapan yang sesuai, untuk didik jiwanya, akhlaknya, akalnya, fisiknya, agamanya, rasa sosial politiknya, ekonominya, keindahannya, dan semangat jihadnya. Hal ini memunculkan konsep pendidikan akhlak yang komprehensif, dimana tuntutan hakiki dari kehidupan manusia yang sebenarnya adalah keseimbangan hubungan antara manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan sesamanya serta hubungan manusia dengan lingkungan disekitarnya.
Akhlak selalu menjadi sasaran utama dari proses pendidikan dalam Islam, karena akhlak dianggap sebagai dasar bagi keseimbangan kehidupan manusia yang menjadi penentu keberhasilan bagi potensi paedagogis yang lain.
Prinsip akhlakmenegaskan bahwa fitrah jiwa manusia terdiri dari potensi nafsu yang baik dan potensi nafsu yang buruk, tetapi melalui pendidikan diharapkan manusia dapat berlatih untuk mampu mengontrol kecenderungan perbuatannya kearah nafsu yang baik. Oleh karena itu Islam mengutamakan proses pendidikan sebagai agen pembentukan akhlak pada anak.
Islam selalu memposisikan pembentukan akhlak atau karakter anak pada pilar utama tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan pembentukan akhlak pada anak al Ghazali menawarkan sebuah konsep pendidikan yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. Menurutnya mendekatkan diri kepada Allah merupakan tolak ukur kesempurnaan manusia, dan untuk menuju kesana ada jembatan yang disebut ilmu pengetahuan. Ibn miskawaih menambahkan tidak ada materi yang spesfik untuk mengajarkan akhlak, tetapi materi dalam pendidikan akhlak dapat diimplementasikan ke dalam banyak ilmu asalkan tujuan utamanya adalah sebagai pengabdian kepada Tuhan.
Pendapat diatas menggambarkan bahwa akhlak merupakan pilar utama dari tujuan pendidikan didalam Islam, hal ini senada dengan latar belakang perlunya diterapkan pendidikan karakter disekolah; untuk menciptakan bangsa yang besar, bermartabat dan disegani oleh dunia maka dibutuhkan good society yang dimulai dari pembangunan karakter (character building). Pembangunan karakter atau akhlak tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui proses pendidikan disekolah dengan mengimplementasikan penanaman nilainilai akhlak dalam setiap materi pelajaran.
Dan yg terakhir adalah Uraian diatas menggambarkan bahwa pendidikan merupakan agen perubahan yang signifikan dalam pembentukan karakter anak, dan pendidikan agama Islam menjadi bagian yang penting dalam proses tersebut, tetapi yang menjadi persoalan selama ini adalah pendidikan agama Islam disekolah hanya diajarkan sebagai sebuah pengetahuan tanpa adanya pengaplikasian dalam kehidupan seharihari. Sehingga fungsi pendidikan agama Islam sebagai salah satu pembentukan akhlak mulia bagi siswa tidak tercapai dengan baik.
Munculnya paradigma bahwa PAI bukanlah salah satu materi yang menjadi standar kelulusan bagi siswa ikut berpengaruh terhadap kedalaman pembelajarannya. Hal ini menyebabkan PAI dianggap materi yang tidak penting dan hanya menjadi pelengkap pembelajaran saja, dan bahkan pembelajaran PAI hanya dilakukan didalam kelas saja yang hanya mendapat jatah 2 jam pelajaran setiap minggu, lebih ironis lagi evaluasi PAI hanya dilakukan dengan tes tertulis.
Pola pembelajaran terhadap materi PAI diatas sudah saatnya dirubah. Guru yang menjadi ujung tombak keberhasilan sebuah pembelajaran harus menyadari bahwa tanggung jawabnya terhadap keberhasilan pembelajaran PAI tidak hanya pada tataran kognitif saja. Tetapi tidak kalah penting adalah bagaimana memberikan kesadaran kepada siswa bahwa pendidikan agama adalah sebuah kebutuhan sehingga siswa mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan pengetahuan agama yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah dibutuhkan kreatifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran, dimana pembelajaran PAI seharusnya tidak hanya diajarkan didalam kelas saja, tetapi bagaimana guru dapat memotivasi dan memfasilitasi pembelajaran agama diluar kelas melalui kegiatankegiatan yang bersifat keagamaan dan menciptakan lingkungan sekolah yang religius dan tidak terbatas oleh jam pelajaran saja.
Tujuan utama dari Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari-hari, maka pembelajaran PAI tidak hanya menjadi tanggung jawab guru PAI seorang diri, tetapi dibutuhkan dukungan dari seluruh komunitas disekolah, masyarakat, dan lebih penting lagi adalah orang tua. Sekolah harus mampu mengkoordinir serta mengkomunikasikan pola pembelajaran PAI terhadap beberapa pihak yang telah disebutkan sebagai sebuah rangkaian komunitas yang saling mendukung dan menjaga demi terbentuknya siswa berakhlak dan berbudi pekerti luhur.
Keberhasilan pembelajaran PAI disekolah salah satunya juga ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat. Sejalan dengan hal ini Abdullah Nasih Ulwan memberikan konsep pendidikan inluentif dalam pendidikan akhlak anak yang terdiri dari 1) Pendidikan dengan keteladanan, 2) Pendidikan dengan adat kebiasaan, 3) Pendidikan dengan nasihat,4) pendidikan dengan memberikan perhatian, 5) pendidikan dengan memberikan hukuman.
Ibnu Shina dalam Risalah al-Siyâsah mensyaratkan profesionalitas Guru ditentukan oleh kecerdasan, agamanya, akhlaknya, kharisma dan wibawanya. Oleh karena itu salah satu proses mendidik yang penting adalah keteladanan. Perilaku dan perangai guru adalah cermin pembelajaran yang berharga bagi peserta didik. Tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa guru selayaknya berprinsip “ing ngarso sung tulodo ing madyo mangun karso” (didepan memberi contoh, ditengah memberikan bimbingan dan dibelakang memberikan dorongan). Keteladanan inilah salah satu metode yang seharusnya diterapkan guru dalam pembelajaran PAI. Guru harus mampu menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupannya sebelum mengajarkan nilai-nilai agama tersebut kepada siswa. Karena ia akan menjadi model yang nyata bagi siswa.
Pendidikan yang berhubungan dengan kepribadian atau akhlak tidak dapat diajarkan hanya dalam bentuk pengetahuan saja, tetapi perlu adanya pembiasaan dalam prilakunya sehari-hari. Setelah menjadi teladan yang baik, guru harus mendorong siswa untuk selalu berprilaku baik dalam kehidupan sehar-hari. Oleh karena itu selain menilai, guru juga menjadi pengawas terhadap prilaku siswa seharihari disekolah, dan disinilah pentingnya dukungan dari semua pihak. Karena didalam metode pembiasaan siswa dilatih untuk mampu membiasakan diri berprilaku baik dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
Proses belajar mengajar yang diharapkan didalam pendidikan akhlak adalah lebih kepada mendidik bukan mengajar. Mendidik berarti proses pembelajaran lebih diarahkan kepada bimbingan dan nasihat. Membimbing dan menasehati berarti mengarahkan peserta didik terhadap pembelajaran nilai-nilai sebagai tauladan dalam kehidupan nyata, jadi bukan sekedar menyampaikan yang bersifat pengetahuan saja.
Mendidik dengan memberikan perhatian berarti senantiasa memperhatikan dan selalu mengikuti perkembangan anak pada prilaku sehari-harinya. Hal ini juga dapat dijadikan dasar evaluasi bagi guru bagi keberhasilan pembelajarannya. Karena hal yang terpenting dalam proses pemelajaran PAI adalah adanya perubahan prilaku yang baik dalam kehidupan sehari-harinya sebagai wujud dari aplikasi pengetahuan yang telah didapat.
Bentuk apresiasi guru terhadap prestasi siswa adalah adanya umpa balik yang positif yaitu dengan memberikan ganjaran dan hukuman (reward-punishment). Ganjaran diberikan sebagai apresiasi guru terhadap prestasi siswa sedangkan hukuman diberikan jika siswa melanggar aturan yang telah ditentukan, tetapi hukuman disini bukan berarti dengan kekerasan atau merendahkan mental siswa, tetapi lebih kepada hukuman yang sifatnya mendidik. Metode reward dan punishment dibutuhkan dalam pembelajaran PAI dengan Tujuan agar anak selalu termotivasi untuk belajar.
Pemberian pengetahuan tentang aqidah yang benar menjadi dasar yang paling utama dalam penanaman akhlak pada anak. Disinilah pentingnya pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah, karena pendidikan agama merupakan pondasi bagi pembelajaaran ilmu pengetahuan lain, yang akan menghantarkan terbentuknya anak yang berkepribadian, agamis dan berpengetahuan tinggi. Maka tepat jika dikatakan bahwa penerapan Pendidikan agama Islam disekolah adalah sebagai pilar pendidikan karakter yang utama. Pendidikan agama mengajarkan pentingnya penanaman akhlak yang dimulai dari kesadaran beragama pada anak. Ia mengajarkan aqidah sebagai dasar keagamaannya, mengajarkan al quran dan hadits sebagai pedoman hidupnya, mengajarkan fiqih sebagai rambu-rambu hukum dalam beribadah, mengajarkan sejarah Islam sebagai sebuah keteladan hidup, dan mengajarkan akhlak sebagai pedoman prilaku manusia apakah dalam kategori baik ataupun buruk.
Kesimpulan.
Penanaman karakter pada anak sejak dini berarti ikut mempersiapkan generasi bangsa yang berkarakter, mereka adalah calon generasi bangsa yang diharapkan mampu memimpin bangsa dan menjadikan negara yang berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dengan akhlak dan budi pekerti yang baik serta menjadi generasi yang berilmu pengetahuan tinggi dan menghiasi dirinya dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah sebagai salah satu upaya pembentukan karakter siswa sangatlah penting. Pembentukan Karakter anak akan lebih baik jika muncul dari kesadaran keberagamaan bukan hanya karena sekedar berdasarkan prilaku yang membudaya dalam masyarakat.
Indikator keberhasilan pendidikan Karakter adalah jika seseorang telah mengetahui sesuatu yang baik (knowing the good) (bersifat kognitif), kemudian mencintai yang baik (loving the good) (bersifat afektif), dan selanjutnya melakukan yang baik (acting the good) (bersifat psikomotorik) .
Uraian di atas memperkuat pentingnya pendidikan karakter pada anak dilakukan sejak dini, karena karakter seseorang muncul dari sebuah kebiasaan yang berulang-ulang dalam waktu yang lama serta adanya teladan dari lingkungan sekitar. Pembiasaan itu dapat dilakukan salah satunya dari kebiasaan prilaku keberagamaan anak dengan dukungan lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam memaksimalkan pembelajaran PAI di sekolah di antaranya: 1) dibutuhkan guru yang profesional dalam arti mempuni dalam keilmuannya, berakhlak dan mampu menjadi teladan bagi siswanya, 2) pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi ditambah dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan dengan serius sebagai bagian pembelajaran, 3) mewajibkan siswa melaksanakan ibadahibadah tertentu di sekolah dengan bimbingan guru (misalnya rutin melaksanakan salat zduhur berjamaah), 4) menyediakan tempat ibadah yang layak bagi kegiatan keagamaan, 5) membiasakan akhlak yang baik di lingkungan sekolah dan dilakukan oleh seluruh komunitas sekolah (misal program salam, sapa, dan senyum), 6) hendaknya semua guru dapat mengimplementasikan pendidikan agama dalam keseluruhan materi yang diajarkan sebagai wujud pendidikan karakter secara menyeluruh. Jika beberapa hal tersebut dapat terlaksana niscaya tujuan pendidikan nasional dalam menciptakan anak didik yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai.
REFERENSI
Jurnal Al-Ulum (Studi-studi keislaman)
Undang-undang. No. 20 tahun 2003 tentang sistem
Suwito _pendidikan nasional, Yogyakarta 2004
Esensi penulis
Esai Pendidikan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami selaku mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah. Esai ini mengangkat sebuah tema yang bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan teknologi dan berkarakter baik untuk belajar agama islam yang akan digunakan dalam dunia perkuliahan sehingga pendidikan agama islam dapat berjalan lebih baik sampai kedepannya.
2 notes · View notes
wordsformyworld · 1 year ago
Text
Takdir adalah rangkaian (2)
2019 adalah tahun pertamaku memulai karir sebagai guru SD. Bukan hanya 1 atau 2 orang yang mengernyitkan dahi mengetahui seorang lulusan S2 Inggris "hanya" menjadi guru SD. Mungkin diharapkannya aku bisa kerja di kementrian atau bikin start up pendidikan yang mampu memecahkan masalah bangsa, atau paling tidak... yaa jadi dosen lahh, wong udah S2.
Bukan aku tidak mencoba. Kuhabiskan 6 bulan menjadi asisten seorang dosen di sebuah univ negeri di Bandung. Berakhir menjemukan. Karena aku merasa tidak berkembang dengan budaya kerja feodal, sikap-sikap yang jauh dari integritas, dan to be honest, sama sekali tidak financially rewarding.
Fast forward hingga aku bekerja di Sequoia. Saat itu, belum banyak yang mengenalnya. Apalagi dibanding Cikal, Daarul Hikam, Salman Allfarisi, Al Azhar atau Mutiara Bunda yang sudah sejak dulu ada. Kalau dihitung-hitung, sudah puluhan instansi yang kucoba mendaftar, dari sekolah islam hingga yang terkenal se-nasional itu. Ada yang serta merta menolak, ada pula yang janji tak kunjung pasti. Dalam hati aku berkata, ya udah, rugi di kalian nggak mau rekrut aku.
Di Sequoia, aku berusaha totalitas. Bahkan sampai kuliah lagi untuk ambil S.Pd. Butuh 4 tahun hingga aku benar-benar membuktikan pada diriku bahwa langkahku tak salah. Para orang tua murid selalu bersikap baik padaku. Murid-murid menyayangiku. Para kolega adalah anak-anak muda yang friendly, bahkan mostly lebih mudah dariku. Kepala Sekolah sangat mendengarkan masukanku dan Yayasan pun memberiku banyak jalan dan kemudahan. In return, aku berusaha memberikan apa yang sekolah ini belum punya: desain pendidikan karakter.
Aku tak pernah menyangka bahwa menjadi guru SD amatlah menyenangkan. Ini yang selama ini aku cari: sebuah tempat kerja yang membuatku bisa berkembang dan mengerjakan yang aku suka. Salah satunya: mengizinkanku bekerja di UK. Mereka tak melarangku jika aku bekerja menjadi guru di sekolah di UK, bahkan meski aku masih berstatus pegawai sekolah dan mendapatkan hakku sebagai pegawai.
Semua terasa mudah ketika aku mendaftar sebagai guru dan para employer menghubungi. Mereka tertarik dengan CV dan pengalamanku. Di titik takdir ini aku bersyukur. Sebuah perjalanan panjang yang tak mudah. Seolah hanya untuk ditulis di sebuah lembaran CV. Namun menjalaninya, hari demi hari, tentu butuh sikap yang tepat. Aku bersyukur Allah selalu memberiku petunjuk.
Sudah hampir sepekan ini aku bekerja di sini: sebagai guru SD di UK. Sistem kerjaku membuatku bisa bekerja lebih di satu sekolah. Sejauh ini aku sudah merasakan bekerja di 3 sekolah. Sebuah pengalaman luar biasa yang amat rewarding untuk perjalanan karirku dan sepulangku nanti kembali ke Indonesia.
Terima kasih, Allah.
Untukmu Nad, percayalah pada takdir.
11 notes · View notes
mamadkhalik · 2 years ago
Text
Pemimpin Cerdas
Ada statement menarik dari Prof. Yusril yang kurang lebih begini :
Boleh saja kita belajar dan mengambil pemikiran luar, misal dari pemikiran IM, Syaikh Abu A'la Al-Maududi, Taqiyuddin An-Nabhani, dan lain-lainya.
Namun satu hal yang perlu kita sadari, khazanah intelektual Muslim nusantara juga tak kalah hebatnya. Pemikiran mereka tak terbentuk dari ruang hampa, namun terbentuk dari perenungan yang dalam, juga melihat kondisi masyarakat secara langsung.
Ini jadi titik penting generasi muda hari ini, bagaimana kita harus belajar kembali tentang sejarah bangsa terkhusus dakwah Islam, selanjutnya memadukan ide atau gagasan pemikiran dari luar dan dalam, lalu menemukan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi tentunya disesuaikan juga dengan kondisi dan juga karakter masyarakat.
Itu adalah salah satu ciri pemimpin bangsa yang cerdas.
Pernyataan ini kurang lebih sama juga dengan kritik yang disampaikan oleh Ustadz Arif Wibowo kepada DK, bagaimana paradigma ADK telat untuk menyadari realitas masyarakat dan terkadang menggunakan pisau analisis yang kurang tepat.
Pembacaan satu isi membuat gambaran tidak utuh atas konsepsi bangsa, akibatnya memunculkan sekat di lapangan, cenderung berkumpul di lingkungan homogen, dan kurang membaur di masyarakat.
Saya ambil contoh Masyumi dan FJP. Selain belajar bagaimana FJP menang pemilu Mesir, ADK perlu banyak belajar bagaimana Partai Masyumi bisa menjadi corong politik umat Islam pasca kemerdakaan. Menurut saya, Masyumi bisa dibilang lebih dewasa dalam pengelolan negara dibanding FJP yang pragmatis. Masyumi satu langkah lebih bisa membuat iklim demokratis di Indonesia, bahkan menjadi perekat kembali NKRI. Berbeda dengan FJP yang langsung menerapkan syariat dalam UU yang akhirnya dilawan oleh opisisi sampai akhirnya dikudeta militer.
Sama halnya juga dengan Khilafah, sebagai seorang muslim wajib hukumnya untuk mempercayai takdir akhir zaman kelak. Namun dalam praktek demokrasi hari ini, saya lebih sepakat dengan maratibul amalnya IM yang memang lebih konstruktif jalanya, juga menyentuh aspek yang paling fundamental dari seorang muslim.
Bukan maksud untuk membanding-bandingkan, namun agar kita belajar tak hanya dari satu sudut pandang saja agar dapat membentuk konstruksi berpikir yang lebih matang.
Nyatanya waktu kita sedikit sedangkan pekerjaan yang harus kita lakukan sangatlah banyak. Perlunya pemaknaan yang mendalam lagi tentang ilmu, adab-adabnya, juga kesabaran dalam proses belajarnya.
youtube
19 notes · View notes
sitinasyukha · 2 years ago
Text
Refleksi Hari Pendidikan Nasional
Beberapa hari yang lalu, saat mendengar bahwa hari ini, 02 Mei 2023, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, muncul pertanyaan sudah seberapa jauh pendidikan di negeri ini menghasilkan produk pendidikan yang baik? Seberapa banyak nilai-nilai yang diberikan di bangku akademis membentuk karakter baik apda produk pendidikannya? Apakah angka-angka kuantitatif yang tertera di rapor dan ijazah tiap jenjang pendidikan akademis yang ditempuh berbanding lurus dengan kualitas dari produk pendidikannya? Apakah pendidikan yang dijalani tercerminkan dari falsafah hidup, sikap, perilaku, dan integritas diri yang baik dari seseorang sebagai individu, sebagai bagian dari komunitas tertentu dan sebagai bagian dari bangsa besar ini?
Jawaban yang ku temukan dari pertanyaan-pertanyaan itu meresahkan diriku sendiri. Tentu sudah familiar dengan isu-isu yang belakangan sedang santer di media sosial. Bergantian dari satu orang, ke orang-orang yang lain. Hingga netizen beramai-ramai turut menjadi detektif untuk menyoroti betapa orang-orang tersebut sibuk memperkaya diri. Kenapa? Tentu saja mereka bukan dari kalangan yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan. Mereka bahkan menempuh pendidikan tinggi. Bukankah pendidikan yang dimiliki juga bebarengan dengan adanya tanggung jawab moril?
Tapi kemudian aku menyadari sesuatu, tentang sesuatu yang lebih dekat untuk aku kendalikan saat ini, yaitu diriku sendiri. Apakah aku sudah cukup baik sebagai salah satu dari produk pendidikan di Indonesia? Sudahkan jalan yang aku tempuh saat ini menempaku menjadi produk pendidikan yang baik? Bagaimana agar kelak aku dapat menjadi produk pendidikan yang turut berkontribusi menghasilkan produk pendidikan yang memajukan bangsa ini lewat jalan karir yang akan aku tempuh nanti?
Seperti yang ku tulis di penutup essay beasiswaku kemarin...
Dengan pengalaman dan kontribusi yang telah saya lakukan dan motivasi yang saya miliki di bidang layanan psikologi, saya merasa bahwa saya layak mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di jenjang magister dengan beasiswa LPDP agar saya dapat mempersiapkan diri sebagai professional masa depan yang akan berkontribusi melalui layanan psikologi terutama di bidang pendidikan. Besar harapan saya agar saya dapat menjadi bagian dari inovasi-inovasi yang akan membawa perubahan bagi pendidikan di Indonesia dengan menjadikan sekolah sebagai ruang belajar yang menyenangkan, memfasilitasi pembelajar untuk bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan kelak mampu berkontribusi kembali untuk Indonesia.
Sebuah cita-citaku untuk Indonesia yang ingin aku wujudkan lewat pendidikan yang telah dan akan aku tempuh nantinya.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 🌻
Selamat memperjuangkan mimpi pendidikan Indonesia dengan cara yang kita pilih masing-masing. Selamat turut serta menjadi bagian dari "sekolah" untuk pendidikan di sekitar kita.
Di depan memberi teladan
Di tengah memberi inspirasi
Di belakang memberi dorongan
5 notes · View notes
ghufranapunyaberita · 2 years ago
Text
Apa itu Opinia ?
Opinia adalah platform media sosial Indonesia, dengan tageline: more than fun, it’s inspiring. Opinia bercita-cita menghadirkan media sosial dengan algoritma berbasis nilai-nilai luhur Indonesia dan Pancasila. Melalui algoritma tersebut, Opinia berharap dapat menghadirkan pengalaman-pengalaman baru serta nilai manfaat lebih bagi penggunanya, sekaligus menjadi media sosial pertama karya anak bangsa dengan rasa dan nilai Indonesia yang utuh. 
Tumblr media
Fitur Apa Saja yang Ada di Opinia?
Opinia memiliki lima fitur utama sebagai dasar layanan, yakni Idea, Artikel, Cerita, Poling, dan Petisi. Dalam fitur Idea, berisi status-status ringan dengan karakter terbatas layaknya twitter, ada meme, juga pantun. Sedangkan fitur Artikel, menampung jenis tulisan esai, opini, dan resensi; berisi gagasan dan pemikiran tentang berbagai hal dan topik. Fitur Cerita, menyediakan ruang tuturan perihal berbagai peristiwa, kejadian, dan sebagainya, dalam bentuk tulisan cerpen, cerbung, puisi, dan humor. Terakhir, ada Poling dan Petisi. Poling digunakan untuk mengumpulkan ragam pandangan publik (jajak pendapat). Sementara Petisi untuk menyatakan pendapat dan sikap, terkait berbagai kebijakan atau fenomena yang terjadi di sekitar kita. Dengan dua fitur ini, Poling dan Petisi, diharapkan bisa memengaruhi kebijakan publik ke depannya.
Melalui fitur-fitur tersebut, Opinian (pengguna Opinia) dapat mengekspresikan perasaan, menuangkan ide, cerita, menulis gagasan, menyatakan sikap, dan memotret ragam pendapat publik. Dengan fitur-fitur yang disediakan, Opinia menjadi tempat yang ideal bagi pengguna untuk menemukan inspirasi dan mendapatkan dukungan dari komunitas yang solid.
Keseluruhan interaktivitas di Opinia, selain mendapatkan POP Reward berupa PopCash (uang tunai) dan PopMerchant (merchandise), juga sistem level yang akan memfasilitasi penggunanya mengelola akun secara profesional, dengan kontrol penuh atas konten dan iklan.  
Tak hanya itu, Opinia juga menyediakan fitur keamanan yang memastikan privasi pengguna tetap terlindungi. Namun demikian, Pengguna dapat mengatur pengaturan privasi untuk menentukan siapa yang dapat mengakses konten yang dibagikan. Selain itu, platform ini juga dilengkapi dengan sistem moderasi yang memastikan bahwa konten yang dibagikan di platform ini sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3 notes · View notes
bimbelkedinasandancpnsjimbaran · 40 minutes ago
Text
GARANSI LULUS 0813-1464-1441 Pusat Pelatihan Bimbingan Belajar IPDN Kota Medan Yogyakarta
Tumblr media
Apa Itu Sekolah Kedinasan IPDN? Menyelami Seleksi IPDN dan Prospek Kerjanya
Pendahuluan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah salah satu sekolah kedinasan terbaik di Indonesia yang memiliki peran penting dalam mencetak calon pemimpin dan aparatur negara yang berkualitas. IPDN bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga menjadi jalan menuju karir di pemerintahan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang Seleksi IPDN, prospek kerjanya, dan bagaimana Anda bisa mempersiapkan diri untuk memasuki institusi yang bergengsi ini. Jika Anda tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke IPDN, pastikan Anda memahami dengan baik semua informasi terkait, termasuk seleksi dan prospek kerjanya.
Apa Itu IPDN?
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. IPDN memiliki tujuan utama untuk mencetak para calon pemimpin di tingkat pemerintahan yang terampil dan kompeten dalam berbagai aspek administrasi negara, pemerintahan daerah, serta manajemen kebijakan publik.
Pendidikan di IPDN tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada pengembangan keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam tugas-tugas pemerintahan. Setelah lulus, alumni IPDN diharapkan dapat ditempatkan di berbagai posisi di instansi pemerintah daerah atau pusat sebagai pejabat struktural, terutama dalam bidang administrasi pemerintahan.
Seleksi IPDN: Proses Masuk yang Ketat
Mengingat reputasi IPDN yang tinggi, proses seleksi IPDN sangat ketat. Hanya calon terbaik yang dapat diterima di institusi ini. Bagi Anda yang ingin bergabung, persiapan yang matang sangat diperlukan. Berikut adalah tahapan seleksi yang harus dilalui oleh calon peserta:
Pendaftaran Online
Proses pertama dalam seleksi IPDN adalah pendaftaran online. Calon peserta harus mengakses situs resmi IPDN dan mengisi data diri secara lengkap. Pendaftaran ini dilakukan secara nasional dan terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia.
2. Seleksi Administrasi
Pada tahap ini, calon peserta diminta untuk menyerahkan berkas administrasi, seperti fotokopi ijazah, KTP, pas foto, dan dokumen penting lainnya. Berkas-berkas ini akan diperiksa untuk memastikan kelayakan peserta mengikuti seleksi selanjutnya.
3. Tes Akademik (Ujian Tertulis)
Tes akademik adalah ujian tertulis yang mencakup beberapa mata pelajaran dasar, seperti bahasa Indonesia, matematika, pengetahuan umum, dan wawasan kebangsaan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan akademik calon peserta dan sejauh mana mereka siap untuk mengikuti pendidikan di IPDN.
4. Tes Kesehatan dan Fisik
Peserta seleksi IPDN harus menjalani tes kesehatan dan tes fisik. Tes ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta dalam kondisi fisik yang baik dan mampu menjalani pendidikan yang menuntut ketahanan fisik.
5. Tes Psikologi
Tes psikologi dilakukan untuk mengetahui kepribadian calon peserta, kecocokan dengan tugas di pemerintahan, serta kemampuan beradaptasi dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan. Tes ini penting untuk menilai kesiapan mental peserta.
6. Tes Wawancara
Pada tahap wawancara, peserta akan berhadapan langsung dengan tim seleksi yang akan menilai kemampuan komunikasi, motivasi, dan kecocokan peserta dengan karakter dan nilai-nilai yang ada di IPDN.
7. Pengumuman Hasil Seleksi
Setelah semua tahapan seleksi selesai, peserta yang berhasil memenuhi standar akan diumumkan sebagai calon mahasiswa IPDN. Proses seleksi yang ketat ini memastikan bahwa hanya mereka yang siap secara fisik, mental, dan akademik yang dapat diterima.
Kenapa Seleksi IPDN Sangat Ketat?
Proses seleksi IPDN sangat ketat karena IPDN merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencetak calon-calon pemimpin bangsa. Untuk menjadi seorang pejabat pemerintahan yang efektif dan bertanggung jawab, calon mahasiswa harus memiliki kualitas pribadi yang baik, pemahaman akademik yang kuat, serta ketahanan fisik dan mental yang mumpuni. Seleksi yang ketat bertujuan untuk menjaring calon-calon terbaik yang akan mampu menjalani pendidikan di IPDN dan menjalankan tugas-tugas pemerintahan setelah lulus.
Prospek Kerja Lulusan IPDN
Lulusan IPDN memiliki banyak peluang karir di berbagai sektor pemerintahan. Berikut adalah beberapa prospek kerja bagi alumni IPDN:
Pejabat Pemerintahan Daerah
Salah satu prospek utama lulusan IPDN adalah menjadi pejabat pemerintahan daerah. Sebagai alumni IPDN, Anda dapat bekerja di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota dalam berbagai posisi strategis, mulai dari kepala bagian hingga kepala dinas.
2. Pejabat Pemerintahan Pusat
Selain di pemerintah daerah, lulusan IPDN juga berpeluang bekerja di pemerintah pusat. Mereka dapat ditempatkan di berbagai kementerian dan lembaga negara dalam posisi yang membutuhkan keterampilan administratif, seperti di Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, atau lembaga lainnya.
3. Administrator Pemerintahan
Lulusan IPDN juga dapat bekerja sebagai administrator pemerintahan yang bertugas untuk mengelola berbagai program dan kebijakan yang ditujukan untuk pembangunan dan pelayanan publik.
4. Kepala Desa atau Camat
Bagi mereka yang memiliki ketertarikan dalam pemerintahan desa, lulusan IPDN dapat berkarir sebagai kepala desa atau camat. Di posisi ini, mereka akan memimpin pembangunan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Ahli Kebijakan Publik
Lulusan IPDN juga dapat berperan sebagai ahli kebijakan publik yang merancang kebijakan-kebijakan yang mendukung pembangunan daerah dan negara. Profesi ini sangat dibutuhkan dalam berbagai instansi yang terkait dengan kebijakan publik.
6. Konsultan Pemerintahan
Selain bekerja di instansi pemerintahan, lulusan IPDN juga dapat bekerja sebagai konsultan pemerintahan yang memberikan saran dan rekomendasi mengenai kebijakan atau program pemerintah.
Mengapa Memilih Bimbel Putra Bangsa untuk Persiapan Seleksi IPDN?
Jika Anda tertarik untuk mengikuti seleksi IPDN, persiapan yang matang sangat penting untuk memastikan Anda lolos seleksi. Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri adalah dengan mengikuti bimbel IPDN di Bimbel Putra Bangsa. Berikut adalah alasan mengapa Bimbel Putra Bangsa adalah pilihan terbaik bagi Anda:
Pengajar yang Berkualitas dan Berpengalaman
Di Bimbel Putra Bangsa, Anda akan dibimbing oleh pengajar yang berpengalaman dan telah terbukti berhasil membantu banyak siswa lolos seleksi IPDN.
2. Jaminan Lulus 100%
Kami memberikan jaminan lulus 100% bagi peserta yang mengikuti program bimbel dengan serius. Kami berkomitmen untuk memastikan Anda mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi seleksi IPDN.
3. Garansi Mengulang Sampai Dinyatakan Lulus
Jika Anda belum berhasil pada percobaan pertama, kami memberikan garansi mengulang sampai lulus. Hal ini memberikan kepercayaan lebih untuk terus berusaha hingga Anda mencapai tujuan.
4. Fasilitas Asrama Gratis
Bimbel Putra Bangsa menyediakan fasilitas asrama gratis bagi peserta yang berasal dari luar kota. Kami ingin peserta dapat fokus belajar tanpa terbebani masalah tempat tinggal.
5. Ruang Belajar yang Nyaman Ber-AC
Kami menyediakan ruang belajar yang nyaman ber-AC, sehingga Anda bisa belajar dengan nyaman dan maksimal.
6. Materi yang Selalu Update
Materi yang kami berikan selalu update dan sesuai dengan ujian seleksi IPDN yang terbaru.
Testimoni Alumni
Bimbel Putra Bangsa telah berhasil membantu banyak siswa untuk diterima di berbagai sekolah kedinasan, termasuk IPDN. Berikut adalah beberapa testimoni alumni:
Rafif Novara: Diterima di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Rangga Putra Saramba: Diterima di Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional.
Hanifah Nur Islami: Diterima di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.
Info & Pendaftaran
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, Anda bisa menghubungi kami di:
Official Website: https://bimbelputrabangsa.com/
Kantor: Jl. Gading Sari I No.3, Area Sawah, Banyuraden, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
0 notes
nadiaalaydaputri0404 · 20 days ago
Text
Pentingnya Bela Negara bagi Mahasiswa
Bela negara adalah wujud tanggung jawab setiap warga negara dalam mempertahankan dan memajukan bangsa. Bagi mahasiswa, yang merupakan generasi muda dan calon pemimpin masa depan, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai bela negara sangatlah penting. Mahasiswa tidak hanya dituntut unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat. Berikut adalah alasan mengapa bela negara penting bagi mahasiswa:
1. Menanamkan Nilai Cinta Tanah Air
Sebagai agen perubahan, mahasiswa perlu memiliki kecintaan yang mendalam terhadap bangsa dan negaranya. Cinta tanah air akan mendorong mereka untuk menjaga kedaulatan, budaya, dan sumber daya Indonesia agar tetap kokoh di tengah persaingan global.
2. Meningkatkan Kesadaran Sosial dan Solidaritas
Bela negara mengajarkan mahasiswa untuk peduli terhadap sesama dan memahami pentingnya menjaga keutuhan masyarakat. Semangat solidaritas ini penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama di Indonesia.
3. Membangun Karakter Tangguh dan Mandiri
Mahasiswa yang menerapkan bela negara dalam kehidupannya akan memiliki karakter tangguh, berani mengambil risiko, serta mampu menghadapi tantangan dengan kepala dingin. Nilai-nilai seperti disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab yang tercermin dalam bela negara akan mempersiapkan mereka menjadi individu yang mandiri.
4. Menjadi Penggerak Perubahan Positif
Mahasiswa adalah motor penggerak dalam berbagai perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Dengan memiliki jiwa bela negara, mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam membangun bangsa melalui inovasi, pengabdian masyarakat, atau advokasi kebijakan publik yang berpihak pada kepentingan nasional.
5. Mencegah Degradasi Moral di Kalangan Generasi Muda
Di era modern ini, banyak pengaruh negatif yang dapat menggoyahkan nilai-nilai kebangsaan. Bela negara mengajarkan mahasiswa untuk tetap berpegang pada moral dan etika, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang dapat merusak citra dan integritas generasi muda Indonesia.
6. Mengasah Kemampuan Menjaga Keamanan dan Perdamaian
Bela negara tidak hanya berarti mempertahankan negara secara fisik, tetapi juga melalui upaya menjaga perdamaian. Mahasiswa dapat terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti penyelesaian konflik sosial di masyarakat atau aksi kampanye melawan penyebaran informasi palsu (hoaks) yang berpotensi memecah belah bangsa.
Implementasi Bela Negara oleh Mahasiswa
Sebagai kaum intelektual, mahasiswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai bela negara melalui hal-hal sederhana seperti:
Berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik untuk membawa nama baik Indonesia.
Aktif dalam kegiatan sosial atau pengabdian kepada masyarakat.
Menanamkan nilai gotong royong di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Membuat karya atau penelitian yang bermanfaat untuk bangsa.
Menggunakan media sosial secara bijak untuk menyebarkan pesan-pesan positif.
Dengan semangat bela negara, mahasiswa dapat menjadi teladan sekaligus garda terdepan dalam menjaga keutuhan, keamanan, dan kemajuan bangsa. Bela negara adalah panggilan moral untuk menjadikan Indonesia lebih baik, dan mahasiswa adalah kekuatan besar yang menentukan masa depan negeri ini.
0 notes
unofficialumsumbar · 21 days ago
Text
Kuliah Umum di UM Sumatera Barat, Wamen Dikdasmen RI Fajar Riza Ul Haq Paparkan Peta Perjalanan Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045
Humas UM Sumatera Barat – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat pada Jumat (13/12). Dalam kuliah umum yang berlangsung di Convention Hall Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’I Ma’arif, M.A, Kampus I UM Sumatera Barat di Padang tersebut beliau memaparkan tentang “Peta Perjalanan Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045”.
“Bicara mengenai peta jalan pendidikan Indonesia menuju Indonesia emas 2045, akarnya adalah apa yang dilakukan hari ini. Apa yang dipersiapkan dan dilakukan menuju ke sana. Saat ini masih butuh kerja keras luar biasa agar apa yang dicita-citakan tahun 2045 itu dapat terwujud. Jadi kita harus melakukan lompatan-lompatan di mana penyokongnya adalah pemerintah daerah dan provinsi, sementara penggeraknya adalah pemerintah pusat,” ujarnya.
Wamen menyororoti empat pilar utama yang harus diperbaiki dalam peta jalan pendidikan Indonesia. Pilar pertama adalah akses berkeadilan pada pendidikan, di mana semua anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang setara dan berkeadilan. “Saat ini akses anak untuk sekolah menengah sulit, sehingga banyak yang putus sekolah,” tuturnya.
Pilar kedua lanjut beliau, mutu pendidikan yang holistik, tidak hanya berfokus pada akses tetapi juga pada kualitas pendidikan. Di mana selain akses pendidikan yang sudah ada dan baik, akses tersebut juga harus bermutu dan berdampak positif untuk semua. Serta pilar kedua ini menjadi fokus utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) dalam lima tahun ke depan.
“Pendidikan itu seharusnya bukan sekadar mengejar kecerdasan intelegensia, tetapi juga kecerdasan sosial dan spiritual. PR kita Kementerian itu di situ. Bagaimana meningkatkan pendidikan bermutu untuk semua. Pelajaran di sekolah membekas pada anak didik dan bisa membentuk karakter mereka,” paparnya.
Lanjut beliau, Pilar ketiga adalah relevansi pendidikan dengan tujuan pendidikan yang melibatkan analisis dan prediksi ilmu ke depan berdasarkan perilaku masyarakat dan perkembangan teknologi.
“Saat ini kita terlalu tergantung pada pendidikan teknis, padahal ke depan semua akan dihandel oleh mesin, dengan adanya Artificial Inteligence (AI). Untuk itu yang diperlukan bagaimana bisa berpikir lebih analitis dalam melihat persoalan yang rumit. Di mana pentingnya ada kemampuan untuk beradaptasi, dan perlunya memperkuat softskill. Tugas kita di Kementerian Dikdasmen menyiapkan regulasi bagaimana membentuk generasi yang adaptik,” terangnya.
Kemudian Pilar terakhir ungkapnya, tata kelola pendidikan yang akuntabel dan melibatkan masyarakat sebagai aktor pembangun pendidikan. Di mana lembaga pendidikan harus bisa membuka diri dengan melibatkan peran serta masyarakat. “Akuntabilitas lembaga pendidikan diperlukan, karena menyangkut kepercayaan, baik oleh orangtua maupun masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu Wamen Fajar juga menekankan pentingnya pembangunan pendidikan karakter yang mencakup kecerdasan sosial, emosional, solidaritas dan spiritual. Beliau percaya bahwa mahasiswa, dosen, dan guru dapat berperan penting dalam memastikan anak-anak Indonesia menjadi generasi yang berguna dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
Turut hadir pada kuliah umum tersebut Rektor UM Sumatera Barat Dr. Riki Saputra, M.A, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Pjs Walikota Padang Andre Algamar, Ketua DPRD Sumbar Muhidi, Ketua PW Aisyiah Sumbar Syuariani, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat Drs. Barlius, Direktur Bank Nagari, Kapolda Sumbar, Forkopimda dan stakeholder terkait lainnya.
Sumber: https://umsb.ac.id/berita/index/1671-kuliah-umum-di-um-sumatera-barat-wamen-dikdasmen-ri-fajar-riza-ul-haq-paparkan-peta-perjalanan-pendidikan-indonesia-menuju-indonesia-emas-2045
0 notes
pelatihanteachingfactorys · 30 days ago
Text
Pengembangan Guru SMK di Malang: Jadilah Pengajar Inspiratif Hub 0895-6390-68080
Tumblr media
Hub 0895-6390-68080, Pendidikan yang berkualitas adalah fondasi dari kemajuan suatu bangsa. Dalam konteks pendidikan menengah kejuruan (SMK), peran guru sangat vital dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya terampil, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia industri. Oleh karena itu, penting bagi setiap guru SMK untuk terus mengembangkan diri, tidak hanya dalam hal pengetahuan, tetapi juga dalam cara mengajar yang kreatif dan inovatif. Melalui program Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang, para pendidik dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap siswa mereka.
Mengapa Pengembangan Guru Itu Penting?
Pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, melainkan juga proses pembentukan karakter dan keterampilan hidup. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak generasi yang dapat bersaing di dunia kerja, terlebih dalam era industri 4.0 yang semakin kompleks. Oleh karena itu, Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang menjadi langkah yang tepat untuk memperkaya kemampuan para pendidik dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Pengembangan profesional bagi guru tidak hanya terbatas pada penambahan materi ajar, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif, menggunakan teknologi pendidikan, serta membimbing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Program semacam ini memberikan kesempatan bagi guru untuk memperbaharui metode mengajar mereka, yang akhirnya akan berdampak positif pada kualitas pendidikan di sekolah.
Program Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang: Solusi Praktis untuk Guru
Mengikuti program Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK di Malang adalah peluang yang tidak boleh dilewatkan oleh para pendidik di SMK. Program ini dirancang khusus untuk membantu guru-guru kewirausahaan mempelajari dan menguasai teknik-teknik terbaru dalam mengajar, dengan penekanan pada pengembangan kemampuan bisnis yang relevan dengan dunia industri saat ini.
1. Meningkatkan Metode Pengajaran
Program ini membantu guru memahami dan mengimplementasikan berbagai teknik pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga bisa langsung mengaplikasikan pengetahuan kewirausahaan yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat penting mengingat dunia bisnis yang terus berubah, sehingga metode yang diajarkan di kelas haruslah sejalan dengan perkembangan tersebut.
2. Peningkatan Kompetensi Bisnis
Selain itu, guru juga akan diajarkan berbagai konsep bisnis terbaru yang dapat disampaikan kepada siswa. Pengajaran kewirausahaan tidak hanya mencakup teori dasar bisnis, tetapi juga topik-topik yang lebih spesifik seperti pengelolaan startup, inovasi digital, hingga strategi pemasaran modern. Dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai dunia bisnis, guru dapat membimbing siswa untuk menjadi wirausahawan yang siap bersaing di pasar global.
3. Fasilitas dan Dukungan Pasca-Program
Peserta program ini akan mendapatkan berbagai fasilitas dan dukungan pasca-program, seperti modul pelatihan yang lengkap, akses ke sumber daya digital, serta kesempatan untuk bergabung dengan komunitas profesional yang dapat membantu mereka berkembang lebih lanjut. Dukungan yang berkelanjutan ini memastikan bahwa para guru dapat terus mengembangkan keterampilan mereka setelah program selesai.
Mengapa Malang Menjadi Tempat yang Tepat untuk Pengembangan Guru?
Malang, sebagai salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia, memiliki berbagai fasilitas dan program yang mendukung perkembangan kualitas pendidikan. Kota ini dikenal dengan keberagaman lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, yang memiliki visi untuk mencetak generasi penerus bangsa yang kompeten dan inovatif. Dalam konteks ini, Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang menawarkan sebuah platform bagi para guru untuk terus belajar dan berkembang dalam bidang kewirausahaan.
Selain itu, Malang memiliki ekosistem yang mendukung pertumbuhan wirausaha muda. Keberadaan berbagai usaha kecil dan menengah (UKM), startup digital, serta berbagai sektor industri kreatif lainnya, menjadikan kota ini tempat yang sangat relevan untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang dapat diterapkan langsung di dunia kerja.
Bagaimana Program Ini Membantu Siswa?
Pada akhirnya, tujuan utama dari Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang adalah untuk memberikan dampak positif pada siswa. Dengan peningkatan kualitas pengajaran yang berbasis pada pengetahuan bisnis terkini dan pendekatan yang lebih interaktif, siswa akan mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas. Hal ini akan membekali mereka dengan keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja dan wirausaha.
Guru yang terampil dan kreatif dalam mengajar kewirausahaan dapat membangkitkan minat siswa untuk mengejar karier di dunia bisnis. Selain itu, mereka juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi siswa untuk memulai usaha sendiri, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi pada perekonomian negara.
Cara Mengikuti Program Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang
Untuk mengikuti program Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK di Malang, Anda hanya perlu menghubungi kontak resmi di nomor 0895-6390-68080. Segera daftarkan diri Anda karena kuota terbatas dan pastikan Anda mendapatkan kesempatan untuk bergabung dalam pelatihan yang akan membuka wawasan baru dalam dunia pendidikan kewirausahaan.
Dengan mengikuti program ini, Anda tidak hanya akan meningkatkan kualitas pengajaran tetapi juga membantu siswa-siswa Anda untuk berkembang menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dan dunia usaha.
Kesimpulan
Pengembangan diri bagi seorang guru bukanlah sebuah pilihan, tetapi suatu kebutuhan. Dengan mengikuti Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang, para pendidik dapat memperkaya wawasan dan keterampilan mereka dalam mengajarkan kewirausahaan dengan lebih efektif. Program ini memberikan berbagai manfaat, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi para siswa yang akan mereka didik. Tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga menyiapkan siswa untuk menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan dan peluang di dunia bisnis. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan.
Baca Juga : Peluang Pelatihan Guru SMK di Malang: Investasi Masa Depan Anda
Tumblr media
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Guru Kewirausahaan SMK Malang? Program ini adalah pelatihan khusus untuk guru kewirausahaan SMK yang bertujuan meningkatkan kemampuan mengajar dan memperbarui pengetahuan mengenai dunia bisnis terkini.
2. Siapa yang dapat mengikuti program ini? Program ini terbuka untuk semua guru kewirausahaan SMK yang ingin mengembangkan metode pengajaran mereka dan memperkaya pengetahuan di bidang bisnis.
3. Bagaimana cara mendaftar? Untuk mendaftar, hubungi nomor 0895-6390-68080 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan proses pendaftaran.
4. Apa manfaat yang akan saya peroleh dari mengikuti program ini? Peserta akan memperoleh peningkatan keterampilan mengajar, pemahaman yang lebih mendalam tentang bisnis, serta dukungan berkelanjutan untuk pengembangan profesional.
No WA: 0895-6390-68080
Link WA : https://wa.me/62895639068080
Published by : Natasya – Skansa
0 notes
siti-adeliaa05 · 1 month ago
Text
Integrasi Nilai-nilai Islam dalam Pendidikan untuk Membentuk Masyarakat yang Toleran
Siti Adelia
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter individu serta masyarakat. Salah satu tujuan utama pendidikan adalah menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki sikap moral yang baik dan mampu hidup berdampingan dengan sesama dalam kerukunan. Di Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan keberagaman budaya dan agama, pentingnya mengajarkan nilai-nilai toleransi menjadi semakin relevan. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah melalui integrasi nilai-nilai Islam dalam sistem pendidikan.
Islam sebagai agama yang memiliki ajaran-ajaran mulia tentang perdamaian, persaudaraan, dan toleransi, memberikan pedoman yang sangat relevan dalam konteks membentuk masyarakat yang toleran. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, banyak terdapat prinsip yang menekankan pentingnya saling menghargai perbedaan, berbuat baik kepada sesama, dan hidup berdampingan secara damai. Oleh karena itu, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pendidikan tidak hanya akan menghasilkan generasi yang berilmu, tetapi juga generasi yang berbudi pekerti luhur dan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
toleransi dalam Islam dapat ditemukan dalam banyak ajaran yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadis. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13: “Wahai umat manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya saling mengenal dan menghargai perbedaan yang ada, karena perbedaan itu merupakan kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, pendidikan Islam dapat menjadi sarana untuk menanamkan rasa saling menghargai antar sesama manusia.
Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk selalu menjaga perdamaian dan saling menghormati sesama. Dalam Hadis riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Prinsip ini menjadi landasan kuat bagi pendidikan Islam untuk mengajarkan pentingnya rasa empati dan solidaritas terhadap orang lain, tanpa memandang suku, agama, atau ras.
Menurut Harun Nasution dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam (2005), filsafat pendidikan Islam berfokus pada pembentukan karakter dan kepribadian individu yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam. Dalam konteks nilai-nilai Islam dalam pendidikan, Nasution mengemukakan bahwa pendidikan Islam harus mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadis, yang dapat membentuk masyarakat yang memiliki sifat toleransi.
Nasution menekankan bahwa nilai-nilai seperti saling menghormati, saling pengertian, dan hidup berdampingan dalam keragaman harus ditekankan dalam pendidikan Islam. Dengan pendidikan yang berlandaskan pada ajaran Islam yang penuh kasih sayang, keadilan, dan penghormatan terhadap hak-hak sesama manusia, masyarakat dapat terbangun dengan kesadaran untuk menerima perbedaan dan hidup harmonis dalam pluralitas.
Dalam konteks ini, pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan aspek religius, tetapi juga mencakup pembentukan karakter yang dapat membimbing individu untuk menjadi pribadi yang toleran, adil, dan saling menghargai. Hal ini penting untuk membentuk masyarakat yang tidak hanya berpegang pada prinsip-prinsip agama, tetapi juga dapat berinteraksi dengan sesama manusia tanpa mengabaikan perbedaan yang ada.
Dengan demikian, melalui pendidikan yang mencakup ajaran-ajaran Islam yang mendalam, masyarakat dapat dibimbing untuk menjadi individu yang lebih toleran dan harmonis dalam kehidupan bersama.
Integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan bisa dilakukan dengan cara memasukkan ajaran-ajaran Islam yang berhubungan dengan toleransi ke dalam kurikulum pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi. Di sekolah-sekolah, misalnya, selain mengajarkan ilmu pengetahuan umum, pendidikan agama Islam juga perlu memfokuskan pada pengajaran tentang hakikat toleransi, menghormati perbedaan, dan pentingnya kerukunan hidup bermasyarakat.
Dalam pendidikan Islam, pengajaran tentang akhlak yang baik sangat penting untuk menanamkan rasa saling menghargai dan bekerja sama dalam masyarakat. Guru sebagai teladan dalam pendidikan dapat mencontohkan perilaku toleran dengan tidak membedakan perlakuan terhadap siswa yang berbeda agama atau latar belakang budaya. Selain itu, pembelajaran tentang kisah-kisah sahabat Nabi Muhammad SAW yang hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda agama juga dapat dijadikan contoh dalam proses pendidikan.
Integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan tidak hanya berfungsi untuk menciptakan individu yang memiliki kecerdasan akademik, tetapi juga berperan penting dalam membentuk masyarakat yang lebih harmonis dan toleran. Generasi yang dididik dengan nilai-nilai Islam akan memiliki sikap saling menghargai, mengutamakan perdamaian, dan mampu menyelesaikan perbedaan secara damai. Masyarakat yang toleran akan menghormati perbedaan agama, budaya, dan pandangan, serta mampu menjaga kerukunan antar sesama.
Selain itu, pendidikan Islam yang mengajarkan pentingnya menghormati hak-hak orang lain dan berbagi dalam kebersamaan akan mendorong terciptanya rasa persatuan di antara masyarakat yang heterogen. Di negara yang memiliki keberagaman seperti Indonesia, nilai-nilai Islam ini akan sangat membantu dalam mencegah konflik yang disebabkan oleh perbedaan dan mempromosikan dialog antar umat beragama.
Integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan adalah langkah penting untuk membentuk masyarakat yang toleran. Dengan menanamkan prinsip-prinsip toleransi yang terkandung dalam ajaran Islam sejak dini melalui kurikulum pendidikan, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki budi pekerti yang luhur dan mampu hidup berdampingan dengan damai meski dalam keberagaman. Pendidikan Islam yang menekankan pada akhlak, penghargaan terhadap perbedaan, dan pentingnya perdamaian dapat menjadi kunci utama dalam menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan harmonis.
Esensi Penulis:
Esai Pendidikan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami selaku mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah. Dalam esai ini, penulis mengemukakan bahwa integrasi nilai-nilai toleransi dalam pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai. Esensi yang ingin disampaikan penulis adalah bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter individu, terutama dalam mengajarkan pentingnya saling menghormati dan menerima perbedaan antar sesama. Penulis berargumen bahwa toleransi bukanlah nilai yang dapat muncul dengan sendirinya, melainkan harus ditanamkan sejak dini melalui kurikulum pendidikan yang inklusif dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Penulis menyoroti bagaimana pendidikan yang mengajarkan keragaman, baik dalam hal budaya, agama, maupun pandangan hidup, dapat memperkuat rasa saling pengertian dan mengurangi potensi konflik di masyarakat. Penulis juga menyarankan agar pendidikan formal dan informal bekerjasama dalam mengintegrasikan nilai-nilai toleransi melalui berbagai aktivitas, seperti diskusi, kegiatan kelompok, dan pembelajaran lintas budaya. Esensi penulis adalah untuk menunjukkan bahwa toleransi bukan hanya sekedar sikap, tetapi sebuah nilai yang harus terus diterapkan dalam setiap aspek pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai.
Di dalam esai ini, esensi penulis adalah menekankan bahwa pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai toleransi akan membentuk individu yang mampu hidup berdampingan dalam keragaman, serta menjadikan masyarakat lebih harmonis dan saling menghormati perbedaan.
refrensi:
Nasution, Harun. (2005). Filsafat pendidikan islam. jakarta: bumi aksara
Al-Ghazali, Imam. (2004). Ihya' Ulumuddin(Revitalization of the religius sciences).
Al-Qur'an Surah Al-Hujurat ayat 13 .
Ahmad, M. A (2011) Islamic Education: A Vision For the Future.
Azyumardi Azra. (2001). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Paradigma Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
1 note · View note
fefefufu · 2 months ago
Text
Pendidikan Seni: Jalan untuk Membangun Karakter Bangsa
Tumblr media
Pendahuluan
Pendidikan seni sering kali dipandang sebagai bagian pelengkap dalam sistem pendidikan formal. Namun, pada kenyataannya, pendidikan seni memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan memperkaya kepribadian setiap individu. Seni bukan hanya tentang mengajarkan teknik menggambar, menari, bernyanyi, atau bermain alat musik, tetapi juga tentang mengembangkan rasa estetika, kreativitas, dan kecerdasan emosional. Melalui seni, seseorang diajarkan untuk lebih peka terhadap lingkungan, lebih terbuka dalam menghargai perbedaan, serta lebih mampu mengekspresikan perasaan dan ide-ide secara efektif.
Dalam konteks Indonesia, di mana kebudayaan dan keberagaman menjadi elemen utama dalam kehidupan sosial, pendidikan seni dapat memainkan peran yang sangat besar dalam memperkuat jati diri bangsa, mempererat hubungan antarkelompok masyarakat, serta mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kedamaian. Pendidikan seni memiliki potensi besar untuk membangun bangsa ini, tidak hanya dalam aspek intelektual, tetapi juga dalam pembentukan karakter moral dan sosial yang kokoh.
Pentingnya Pendidikan Seni dalam Masyarakat Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, bahasa, dan adat istiadat. Setiap daerah di Indonesia memiliki bentuk seni tradisional yang unik, mulai dari musik gamelan di Jawa, tari Saman di Aceh, hingga ukiran kayu di Bali. Keberagaman ini mencerminkan identitas bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai suku dan budaya. Oleh karena itu, pendidikan seni menjadi sangat relevan untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal yang penting untuk diwariskan kepada generasi muda.
Selain itu, seni dapat membantu individu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, seperti stres, kecemasan, atau ketidakpastian. Seni memberikan ruang bagi individu untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang konstruktif. Dalam konteks pendidikan, seni memberikan platform untuk kreativitas yang bisa menjadi media untuk menyampaikan kritik sosial, mengungkapkan perasaan, atau sekadar menyalurkan hobi dan minat.
Pendidikan seni juga berperan dalam memperkuat nasionalisme dan kecintaan terhadap budaya Indonesia. Melalui pengajaran tentang seni tradisional, anak-anak diajarkan untuk memahami dan menghargai warisan budaya mereka, sehingga mereka dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak lama. Dengan demikian, seni bukan hanya berfungsi untuk mengembangkan kemampuan teknis dan estetika, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air.
Manfaat Pendidikan Seni untuk Pengembangan Karakter
Pendidikan seni tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga berperan penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian individu. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan seni:
Mengembangkan Kreativitas
Salah satu manfaat utama dari pendidikan seni adalah mengembangkan kreativitas siswa. Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir di luar kebiasaan, mencari solusi baru terhadap masalah, dan mengekspresikan ide dengan cara yang inovatif. Dalam pendidikan seni, siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan ide-ide mereka melalui berbagai bentuk seni, seperti menggambar, melukis, menulis, atau membuat karya musik. Proses kreatif ini mengajarkan mereka untuk berpikir kritis dan terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.
Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Pendidikan seni juga sangat efektif dalam mengembangkan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri serta berempati terhadap perasaan orang lain. Seni memungkinkan individu untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, seperti kesedihan, kebahagiaan, atau kecemasan. Melalui seni, siswa belajar mengenali perasaan mereka sendiri dan orang lain, serta belajar cara menghadapinya dengan cara yang sehat. Hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter yang matang dan tangguh.
Meningkatkan Kerja Sama dan Kolaborasi
Banyak kegiatan seni yang melibatkan kerja sama tim, seperti pementasan drama, paduan suara, atau orkestrasi musik. Dalam proses ini, siswa belajar bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, saling mendukung, dan menghargai kontribusi setiap individu dalam tim. Kolaborasi semacam ini mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik, kesabaran, dan kemampuan untuk menerima perbedaan pendapat. Keterampilan ini sangat berguna dalam kehidupan sosial dan profesional mereka di masa depan.
Mengajarkan Disiplin dan Ketekunan
Pendidikan seni juga mengajarkan siswa untuk bekerja dengan disiplin dan ketekunan. Dalam seni, baik itu musik, tari, teater, atau seni rupa, setiap karya membutuhkan latihan dan upaya yang berulang-ulang untuk mencapai hasil yang maksimal. Melalui proses ini, siswa belajar untuk tidak cepat puas, terus berusaha memperbaiki diri, dan menghargai proses daripada hanya berfokus pada hasil akhir. Disiplin dan ketekunan ini menjadi karakter yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Melalui seni, individu dapat belajar untuk mengkomunikasikan ide, perasaan, dan pesan mereka dengan cara yang efektif. Dalam seni pertunjukan, seperti teater dan tari, komunikasi non-verbal sering kali menjadi bagian yang sangat penting. Seni memberi ruang bagi individu untuk berbicara dengan bahasa yang lebih universal dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Kemampuan ini sangat penting, karena komunikasi yang efektif adalah kunci dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan sukses dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Seni dan Identitas Bangsa
Seni memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk identitas suatu bangsa. Indonesia, dengan keberagaman budaya dan suku yang dimilikinya, dapat memanfaatkan pendidikan seni untuk memperkenalkan dan memperkuat identitas kebangsaan. Melalui seni, anak-anak dapat lebih mengenal dan memahami budaya mereka, mulai dari musik tradisional, tari, teater, hingga kerajinan tangan. Pendidikan seni dapat menjadi alat untuk memperkenalkan keberagaman Indonesia kepada generasi muda, serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap warisan budaya lokal.
Selain itu, seni juga dapat menjadi alat untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai sosial yang penting. Banyak karya seni yang memiliki pesan yang dalam, seperti karya seni yang berbicara tentang perjuangan, keadilan, perdamaian, dan hak asasi manusia. Melalui pendidikan seni, siswa dapat belajar untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, yang pada gilirannya akan membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab dalam kehidupan sosial.
Tantangan dalam Pendidikan Seni di Indonesia
Meskipun pendidikan seni memiliki banyak manfaat, namun masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya perhatian dan dukungan terhadap pendidikan seni di sekolah-sekolah. Pendidikan seni sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang penting dibandingkan dengan mata pelajaran lain, seperti matematika, bahasa, dan sains. Hal ini dapat menyebabkan anggaran yang dialokasikan untuk pengajaran seni menjadi terbatas, serta fasilitas dan sarana pendukung yang tidak memadai.
Selain itu, banyak guru seni yang belum memiliki pelatihan yang memadai dalam bidang ini, sehingga kualitas pengajaran seni di banyak sekolah masih rendah. Untuk itu, diperlukan lebih banyak pelatihan bagi guru seni, serta peningkatan fasilitas dan sumber daya untuk mendukung pendidikan seni yang berkualitas.
Solusi untuk Meningkatkan Pendidikan Seni
Untuk memastikan pendidikan seni dapat berkembang dengan baik di Indonesia, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:
Meningkatkan Perhatian terhadap Pendidikan Seni Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan seni dengan memasukkan seni dalam kurikulum yang lebih terpadu dan memastikan bahwa pendidikan seni mendapatkan porsi yang cukup dalam anggaran pendidikan.
Pelatihan dan Pengembangan Guru Seni Pendidikan seni yang berkualitas sangat bergantung pada kualitas guru seni. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan kompetensi guru seni harus menjadi prioritas agar mereka dapat mengajarkan seni dengan cara yang kreatif dan efektif.
Mengembangkan Fasilitas dan Infrastruktur Pendidikan Seni Sekolah-sekolah harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk mendukung pengajaran seni, seperti ruang seni yang luas, alat musik, peralatan lukis, dan ruang pertunjukan.
Kesimpulan
Pendidikan seni memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter bangsa dan memperkaya kehidupan sosial dan budaya Indonesia. Melalui seni, individu dapat mengembangkan kreativitas, meningkatkan kecerdasan emosional, dan belajar bekerja sama. Pendidikan seni juga memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia yang sangat penting untuk menjaga keberagaman dan memperkuat identitas bangsa. Dengan perhatian dan dukungan yang lebih besar, pendidikan seni di Indonesia dapat menjadi salah satu jalan untuk membangun karakter bangsa yang lebih baik dan lebih maju.
0 notes
rkpublisherr · 2 months ago
Text
STKIP PGRI Nganjuk: Menyongsong Masa Depan Pendidikan
Tumblr media
Di tengah dinamika dunia pendidikan yang kian berkembang, Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk menjadi sangat penting untuk diketahui. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Nganjuk adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen untuk mencetak generasi guru yang profesional dan berkualitas. Dengan berbagai program studi yang ditawarkan, STKIP PGRI Nganjuk tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi akademik, tetapi juga membentuk karakter dan kepemimpinan mahasiswa.
Sejarah dan Perkembangan
STKIP PGRI Nganjuk didirikan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi calon guru dan tenaga pendidikan lainnya. Sejak awal berdirinya, institusi ini telah berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam perjalanan waktu, STKIP PGRI Nganjuk terus berupaya untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pendidikan yang semakin kompleks.
Visi dan Misi
Visi dari STKIP PGRI Nganjuk adalah menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Misi yang diemban mencakup penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, penelitian yang inovatif, serta pengabdian kepada masyarakat. Dengan landasan yang kuat ini, STKIP PGRI Nganjuk berupaya menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial yang terus berubah.
Program Studi Unggulan
Salah satu daya tarik utama dari Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk adalah berbagai program studi yang ditawarkan. Terdapat beberapa program studi unggulan, antara lain Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Matematika, serta Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Setiap program studi dirancang dengan kurikulum yang relevan dan up-to-date, mengingat pentingnya pendidikan yang berkualitas dalam mencetak generasi penerus bangsa.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program studi ini bertujuan untuk mencetak guru bahasa dan sastra yang kompeten. Dengan mempelajari berbagai aspek bahasa, sastra, dan pengajaran, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan komunikasi dan apresiasi terhadap budaya Indonesia.
Pendidikan Matematika
Dalam program studi Pendidikan Matematika, mahasiswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik pengajaran yang efektif. Dengan pendekatan yang menyenangkan, mahasiswa dibekali kemampuan untuk mengajar matematika dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Program ini fokus pada pembentukan karakter dan kompetensi guru sekolah dasar. Melalui metode pembelajaran yang inovatif, mahasiswa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan dasar. Pendidikan karakter menjadi salah satu pilar utama dalam program ini.
Fasilitas dan Lingkungan Kampus
STKIP PGRI Nganjuk dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar. Ruang kelas yang nyaman, laboratorium, dan perpustakaan yang kaya koleksi buku, semuanya dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, kampus ini juga memiliki area terbuka yang dapat digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan bakat dan minat mereka di luar kelas.
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan mahasiswa di STKIP PGRI Nganjuk sangat beragam. Mulai dari organisasi kemahasiswaan, komunitas seni, hingga program pengabdian masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga membantu mereka untuk mengasah keterampilan kepemimpinan dan kerja sama tim. Selain itu, kegiatan pengabdian masyarakat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung dalam memajukan pendidikan di lingkungan sekitar.
Kerjasama dan Jaringan
STKIP PGRI Nganjuk menjalin kerjasama dengan berbagai institusi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Kerjasama ini meliputi program pertukaran pelajar, penelitian bersama, dan seminar internasional. Dengan menjalin kemitraan yang kuat, STKIP PGRI Nganjuk berupaya untuk memperluas wawasan dan pengalaman mahasiswa, sehingga mereka dapat bersaing di kancah global.
Peluang Karir Lulusan
Lulusan dari STKIP PGRI Nganjuk memiliki peluang karir yang luas. Selain berprofesi sebagai guru, mereka juga dapat berkarir di bidang pendidikan lainnya, seperti pengembangan kurikulum, penelitian pendidikan, hingga manajemen pendidikan. Dengan kompetensi yang mumpuni, lulusan diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia.
Penutup
Sebagai institusi pendidikan tinggi yang terus berupaya meningkatkan kualitas, Kenali Profil STKIP PGRI Nganjuk menjadi langkah penting dalam perjalanan pendidikan di Indonesia. Melalui berbagai program studi, fasilitas yang memadai, dan kegiatan mahasiswa yang beragam, STKIP PGRI Nganjuk siap mencetak generasi pendidik yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial. Di masa depan, STKIP PGRI Nganjuk akan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia pendidikan, demi menciptakan masyarakat yang berpengetahuan dan berbudaya.
0 notes
pardomuansitanggang · 2 months ago
Text
Profil Pelajar Pancasila: Karakter dan Kompetensi yang Diharapkan
Profil Pelajar Pancasila: Karakter dan Kompetensi yang Diharapkan Profil Pelajar Pancasila adalah konsep pendidikan yang mengedepankan pembentukan karakter dan sikap pelajar sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dalam konteks Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa memegang peranan penting dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas…
0 notes
Text
CEPAT LULUS 0813-1464-1441 Jasa Pelatihan Bimbingan Belajar STPN Tapanuli Selatan Tangerang
Tumblr media
Apa Itu Sekolah Kedinasan IPDN? Menyelami Seleksi IPDN dan Prospek Kerjanya
Pendahuluan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah salah satu sekolah kedinasan terbaik di Indonesia yang memiliki peran penting dalam mencetak calon pemimpin dan aparatur negara yang berkualitas. IPDN bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga menjadi jalan menuju karir di pemerintahan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang Seleksi IPDN, prospek kerjanya, dan bagaimana Anda bisa mempersiapkan diri untuk memasuki institusi yang bergengsi ini. Jika Anda tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke IPDN, pastikan Anda memahami dengan baik semua informasi terkait, termasuk seleksi dan prospek kerjanya.
Apa Itu IPDN?
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. IPDN memiliki tujuan utama untuk mencetak para calon pemimpin di tingkat pemerintahan yang terampil dan kompeten dalam berbagai aspek administrasi negara, pemerintahan daerah, serta manajemen kebijakan publik.
Pendidikan di IPDN tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada pengembangan keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam tugas-tugas pemerintahan. Setelah lulus, alumni IPDN diharapkan dapat ditempatkan di berbagai posisi di instansi pemerintah daerah atau pusat sebagai pejabat struktural, terutama dalam bidang administrasi pemerintahan.
Seleksi IPDN: Proses Masuk yang Ketat
Mengingat reputasi IPDN yang tinggi, proses seleksi IPDN sangat ketat. Hanya calon terbaik yang dapat diterima di institusi ini. Bagi Anda yang ingin bergabung, persiapan yang matang sangat diperlukan. Berikut adalah tahapan seleksi yang harus dilalui oleh calon peserta:
Pendaftaran Online
Proses pertama dalam seleksi IPDN adalah pendaftaran online. Calon peserta harus mengakses situs resmi IPDN dan mengisi data diri secara lengkap. Pendaftaran ini dilakukan secara nasional dan terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia.
2. Seleksi Administrasi
Pada tahap ini, calon peserta diminta untuk menyerahkan berkas administrasi, seperti fotokopi ijazah, KTP, pas foto, dan dokumen penting lainnya. Berkas-berkas ini akan diperiksa untuk memastikan kelayakan peserta mengikuti seleksi selanjutnya.
3. Tes Akademik (Ujian Tertulis)
Tes akademik adalah ujian tertulis yang mencakup beberapa mata pelajaran dasar, seperti bahasa Indonesia, matematika, pengetahuan umum, dan wawasan kebangsaan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan akademik calon peserta dan sejauh mana mereka siap untuk mengikuti pendidikan di IPDN.
4. Tes Kesehatan dan Fisik
Peserta seleksi IPDN harus menjalani tes kesehatan dan tes fisik. Tes ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta dalam kondisi fisik yang baik dan mampu menjalani pendidikan yang menuntut ketahanan fisik.
5. Tes Psikologi
Tes psikologi dilakukan untuk mengetahui kepribadian calon peserta, kecocokan dengan tugas di pemerintahan, serta kemampuan beradaptasi dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan. Tes ini penting untuk menilai kesiapan mental peserta.
6. Tes Wawancara
Pada tahap wawancara, peserta akan berhadapan langsung dengan tim seleksi yang akan menilai kemampuan komunikasi, motivasi, dan kecocokan peserta dengan karakter dan nilai-nilai yang ada di IPDN.
7. Pengumuman Hasil Seleksi
Setelah semua tahapan seleksi selesai, peserta yang berhasil memenuhi standar akan diumumkan sebagai calon mahasiswa IPDN. Proses seleksi yang ketat ini memastikan bahwa hanya mereka yang siap secara fisik, mental, dan akademik yang dapat diterima.
Kenapa Seleksi IPDN Sangat Ketat?
Proses seleksi IPDN sangat ketat karena IPDN merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencetak calon-calon pemimpin bangsa. Untuk menjadi seorang pejabat pemerintahan yang efektif dan bertanggung jawab, calon mahasiswa harus memiliki kualitas pribadi yang baik, pemahaman akademik yang kuat, serta ketahanan fisik dan mental yang mumpuni. Seleksi yang ketat bertujuan untuk menjaring calon-calon terbaik yang akan mampu menjalani pendidikan di IPDN dan menjalankan tugas-tugas pemerintahan setelah lulus.
Prospek Kerja Lulusan IPDN
Lulusan IPDN memiliki banyak peluang karir di berbagai sektor pemerintahan. Berikut adalah beberapa prospek kerja bagi alumni IPDN:
Pejabat Pemerintahan Daerah
Salah satu prospek utama lulusan IPDN adalah menjadi pejabat pemerintahan daerah. Sebagai alumni IPDN, Anda dapat bekerja di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota dalam berbagai posisi strategis, mulai dari kepala bagian hingga kepala dinas.
2. Pejabat Pemerintahan Pusat
Selain di pemerintah daerah, lulusan IPDN juga berpeluang bekerja di pemerintah pusat. Mereka dapat ditempatkan di berbagai kementerian dan lembaga negara dalam posisi yang membutuhkan keterampilan administratif, seperti di Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, atau lembaga lainnya.
3. Administrator Pemerintahan
Lulusan IPDN juga dapat bekerja sebagai administrator pemerintahan yang bertugas untuk mengelola berbagai program dan kebijakan yang ditujukan untuk pembangunan dan pelayanan publik.
4. Kepala Desa atau Camat
Bagi mereka yang memiliki ketertarikan dalam pemerintahan desa, lulusan IPDN dapat berkarir sebagai kepala desa atau camat. Di posisi ini, mereka akan memimpin pembangunan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Ahli Kebijakan Publik
Lulusan IPDN juga dapat berperan sebagai ahli kebijakan publik yang merancang kebijakan-kebijakan yang mendukung pembangunan daerah dan negara. Profesi ini sangat dibutuhkan dalam berbagai instansi yang terkait dengan kebijakan publik.
6. Konsultan Pemerintahan
Selain bekerja di instansi pemerintahan, lulusan IPDN juga dapat bekerja sebagai konsultan pemerintahan yang memberikan saran dan rekomendasi mengenai kebijakan atau program pemerintah.
Mengapa Memilih Bimbel Putra Bangsa untuk Persiapan Seleksi IPDN?
Jika Anda tertarik untuk mengikuti seleksi IPDN, persiapan yang matang sangat penting untuk memastikan Anda lolos seleksi. Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri adalah dengan mengikuti bimbel IPDN di Bimbel Putra Bangsa. Berikut adalah alasan mengapa Bimbel Putra Bangsa adalah pilihan terbaik bagi Anda:
Pengajar yang Berkualitas dan Berpengalaman
Di Bimbel Putra Bangsa, Anda akan dibimbing oleh pengajar yang berpengalaman dan telah terbukti berhasil membantu banyak siswa lolos seleksi IPDN.
2. Jaminan Lulus 100%
Kami memberikan jaminan lulus 100% bagi peserta yang mengikuti program bimbel dengan serius. Kami berkomitmen untuk memastikan Anda mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi seleksi IPDN.
3. Garansi Mengulang Sampai Dinyatakan Lulus
Jika Anda belum berhasil pada percobaan pertama, kami memberikan garansi mengulang sampai lulus. Hal ini memberikan kepercayaan lebih untuk terus berusaha hingga Anda mencapai tujuan.
4. Fasilitas Asrama Gratis
Bimbel Putra Bangsa menyediakan fasilitas asrama gratis bagi peserta yang berasal dari luar kota. Kami ingin peserta dapat fokus belajar tanpa terbebani masalah tempat tinggal.
5. Ruang Belajar yang Nyaman Ber-AC
Kami menyediakan ruang belajar yang nyaman ber-AC, sehingga Anda bisa belajar dengan nyaman dan maksimal.
6. Materi yang Selalu Update
Materi yang kami berikan selalu update dan sesuai dengan ujian seleksi IPDN yang terbaru.
Testimoni Alumni
Bimbel Putra Bangsa telah berhasil membantu banyak siswa untuk diterima di berbagai sekolah kedinasan, termasuk IPDN. Berikut adalah beberapa testimoni alumni:
Rafif Novara: Diterima di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Rangga Putra Saramba: Diterima di Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional.
Hanifah Nur Islami: Diterima di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.
Info & Pendaftaran
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, Anda bisa menghubungi kami di:
Official Website: https://bimbelputrabangsa.com/
Kantor: Jl. Gading Sari I No.3, Area Sawah, Banyuraden, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
0 notes
jarfit · 2 months ago
Text
Retret Magelang dan Revolusi Kebiasaan: Meretas Kepemimpinan dari Kebiasaan Kecil
Tumblr media
Retret kabinet di Magelang, yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto, membawa perspektif baru dalam kepemimpinan nasional Indonesia. Tidak hanya pelatihan fisik, tetapi acara ini juga menyatukan seluruh pejabat kabinet dalam lingkungan militer yang disiplin dan terstruktur. Langkah ini dapat dilihat melalui lensa buku best seller yang sedang banyak dibahas belakangan ini yakni Atomic Habits karya James Clear, yang menggarisbawahi pentingnya kebiasaan kecil sebagai fondasi perubahan besar. Melalui pendekatan berbasis identitas, disiplin, dan pengaruh lingkungan, retret ini menanamkan prinsip-prinsip kunci yang relevan dalam membangun budaya kepemimpinan yang tangguh dan efektif.
1. The Power of Compound Growth: Dampak dari Kebiasaan Kecil yang Konsisten
Clear menekankan bahwa perubahan besar bukan berasal dari upaya besar yang dilakukan sekali waktu, tetapi dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus. Prinsip compound growth, atau pertumbuhan bertahap, dalam konteks retret kabinet ini terejawantahkan dalam setiap kegiatan—mulai dari aktivitas fisik hingga rutinitas harian—membangun kedisiplinan melalui langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama. Kebiasaan kecil ini, jika diakumulasi, dapat berdampak besar pada ketahanan karakter dan semangat kerja kolektif. Dalam pemerintahan, pendekatan ini berarti bahwa melalui disiplin kecil dan kolaborasi, para pejabat dapat mencapai hasil besar dalam jangka panjang.
2. Identity-Based Habit vs. Outcome-Based Habit: Menjadi Pemimpin yang Beridentitas Pelayan
Clear memperkenalkan konsep penting, yaitu kebiasaan berbasis identitas dibandingkan kebiasaan berbasis hasil. Kebiasaan berbasis hasil (outcome-based) sering kali hanya berfokus pada target akhir, seperti mencapai produktivitas atau menyelesaikan suatu proyek. Namun, Clear menegaskan bahwa kebiasaan berbasis identitas (identity-based) lebih efektif karena melibatkan perubahan mendasar dalam cara seseorang memandang dirinya sendiri. Presiden Prabowo, melalui retret ini, tampaknya ingin membangun identitas baru bagi para pejabat sebagai “pelayan rakyat” yang berkomitmen penuh dan berjiwa patriot. Melalui aktivitas-aktivitas yang melatih kebersamaan dan rasa tanggung jawab, para pejabat diharapkan untuk tidak hanya bertindak sebagai pelaksana kebijakan tetapi juga menginternalisasi peran mereka sebagai bagian dari visi besar bangsa.
3. Empat Hukum Perubahan Kebiasaan: Membangun Kebiasaan Baik dalam Pemerintahan
Di dalam Atomic Habits, Clear memaparkan Four Laws of Behavior Change atau Empat Hukum Pembentukan Kebiasaan: Make It Obvious (Buat Jelas), Make It Attractive (Buat Menarik), Make It Easy (Buat Mudah), dan Make It Satisfying (Buat Memuaskan). Presiden Prabowo telah menerapkan prinsip-prinsip ini di Magelang dengan merancang aktivitas yang terstruktur dan menarik, yang membuat para pejabat lebih mudah memahami pentingnya disiplin dan solidaritas. Kegiatan kolektif seperti tidur di tenda, berlatih fisik bersama, dan menjalani rutinitas harian, menjadikan kebiasaan disiplin terasa alami dan memuaskan karena dicapai bersama-sama. Keberhasilan kegiatan ini dapat memberikan kepuasan yang, menurut Clear, akan memperkuat dorongan para pejabat untuk terus berkomitmen pada kebiasaan baik di kehidupan sehari-hari mereka
4. Menghilangkan Kebiasaan Buruk: Menciptakan Pola Kerja yang Lebih Efektif
Salah satu prinsip penting dari Atomic Habits adalah pentingnya menghilangkan kebiasaan buruk dengan membuatnya “tak terlihat, tak menarik, sulit, dan tak memuaskan.” Di Magelang, lingkungan militer dengan ketertiban yang ketat membantu mengurangi perilaku individualis dan lebih mementingkan kolaborasi serta kepentingan bersama. Kebiasaan buruk, seperti egoisme atau prioritas pada agenda pribadi, menjadi tak nyaman dalam lingkungan yang menekankan komitmen pada tim dan bangsa.
5. Peran Lingkungan dalam Pembentukan Kebiasaan: Menjadi Bagian dari Identitas Kolektif
Clear juga menyoroti peran penting lingkungan dalam pembentukan dan penguatan kebiasaan. Suasana militer di Magelang, yang penuh dengan disiplin dan aturan, menciptakan lingkungan yang mendorong perilaku teratur dan kebersamaan. Lingkungan ini membantu menguatkan kebiasaan baik yang ingin ditanamkan kepada para pejabat. Dalam lingkungan yang penuh ketertiban ini, para menteri dapat mengalami secara langsung bagaimana disiplin dan kesatuan menjadi bagian dari identitas kolektif mereka. Lingkungan ini bukan hanya mendorong pembentukan kebiasaan baru, tetapi juga menciptakan ruang untuk identitas bersama yang terhubung dengan visi bangsa
This Is Just The Beginning: Menggerakkan Perubahan Besar Melalui Kebiasaan Kecil
Retret kabinet di Magelang bukan sekadar pelatihan fisik, tetapi juga merupakan strategi untuk menanamkan kebiasaan kecil yang akan berdampak besar pada jalannya pemerintahan. Melalui prinsip-prinsip yang dibahas dalam Atomic Habits seperti compound growth, kebiasaan berbasis identitas, empat hukum perubahan kebiasaan, hingga pengaruh lingkungan, Presiden Prabowo menciptakan fondasi bagi budaya kerja baru yang berkelanjutan. Kebiasaan kecil seperti kedisiplinan dan kolaborasi, jika terus diperkuat melalui lingkungan yang mendukung, berpotensi menjadi kekuatan besar dalam menghadapi berbagai tantangan nasional. Dengan demikian, retret ini adalah langkah awal untuk membentuk kepemimpinan yang tidak hanya efektif dalam mencapai tujuan jangka pendek, tetapi juga membangun Indonesia yang lebih sejahtera, adil, dan berdaya saing di masa depan.
0 notes