Tumgik
#Kader Posyandu Posbindu
hargo-news · 5 months
Text
Tingkatkan Kompetensi dan Skill, 70 Kader Posyandu-Posbindu di Kabila Dilatih
Hargo.co.id, GORONTALO – Guna meningkatkan kompetensi dan skill, 70 kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Bayi dan Balita, serta Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Remaja se Kecamatan Kabila dilatih. Kegiatan pelatihan yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kabila itu, dibuka secara resmi Bupati Bone Bolango, Merlan S. Uloli, di Aula Kantor…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
koramil06kersana · 2 years
Photo
Tumblr media
Wujudkan Balita Sehat, Babinsa Koramil 09 Tonjong Dampingi Pelaksanaan Posyandu Di Desa Binaan Brebes - Koptu Supriyadi, Babinsa Koramil 09 Tonjong, Kodim 0713 Brebes ikut serta mendampingi kegiatan Posyandu Balita yang dilaksanakan di pelayanan Posyandu dan Posbindu di Desa Pepedan, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Rabu (19/10/2022). Kegiatan ini merupakan program rutin yang kerap dilaksanakan oleh petugas kesehatan Bidan Desa Rini Wisydaningrum Amd Keb, dan Sofani S.Kep yang dibantu oleh Kepala Desa Pepedan Syaiful Huda, ibu kader PKK, yang ditugaskan membantu untuk mengontrol kesehatan Balita dan Ibu hamil. Dalam kesempatan itu, Koptu Supriyadi mengatakan kegiatan tersebut merupakan wujud pendampingan Babinsa disetiap kegiatan ke wilayahan untuk kelancaran serta tertibnya jalannya kegiatan. “Sebagai seorang Babinsa mengatakan mendukung sepenuhnya dalam pelaksanaan imunisasi bagi Balita ini untuk mewujudkan program pemerintah dalam menciptakan Balita yang sehat demi tercapainya generasi penerus bangsa yang unggul,” kata Koptu Supriyadi. Selain itu, dengan adanya peran keikutsertaan Babinsa di tengah-tengah para petugas kesehatan sangat terbantu untuk menyukseskan pelaksanaan kegiatan Posyandu Balita ini, Babinsa juga menyampaikan kepada para orang tua Balita untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, “ucap Bidan Rini Wisydaningrum. Dengan melakukan penimbangan berat badan Balita, Imunisasi, pemberian Vitamin, serta asupan makanan tambahan, serta mengontrol kesehatan ibu hamil, yang pada akhirnya untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera. (Pendim0713). https://www.instagram.com/p/Cj6l65Nv2ft/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
drfm-me · 2 years
Text
Senyum Kader Posyandu dan Posbindu Bedahan Antri Bikin Norek Bjb.
Senyum Kader Posyandu dan Posbindu Bedahan Antri Bikin Norek Bjb.
Dapur Remaja Radio| Bedahan. Kader Posyandu dan Posbindu kelurahan Bedahan antri membuat rekening Bjb secara kolektif di aula kantor kelurahan, pada Rabu (3/8/2022). (more…)
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kodim0736 · 3 years
Photo
Tumblr media
Persit Kodim Batang bersama Kader Posyandu dari beberapa Kelurahan atau Desa mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Stunting, pembinaan posyandu dan posbindu ( PTM ) yang di selenggarakan Kodim 0736)Batang dalam rangka TMMD Reguler ke 112 Desa Gerlang Kecamatan Blado Kabupaten Batang bertempat di aula pendopo Kabupaten Batang, Rabu (6/10/2021).
0 notes
idarusadi · 5 years
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 13)
            Aku pernah dengar kalau orang yang mau menikah akan diuji dengan berbagai hal dari arah mana saja dan kapan saja. Sekarang aku pun mengalaminya. Tapi satu hal yang aku tahu, Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuan hamba-Nya. Aku percaya dan yakin akan hal itu.
9 November 2019
           Hari ini Mas Nata, Bu Titik (Ibunya Mas Nata) dan aku ke Wedi lagi. Sebelum ke wedi kami makan siang bersama di Cawas. Mas Nata dan aku fitting baju untuk acara Ngundhuh Mantu untuk kedua kalinya. Karena ada perubahan konsep. Waktu fitting baju pertama, aku mau yang modern atau yang dress dan yang cowok pakai celana. Sedangkan fitting baju yang kedua ini, aku berubah pikiran. Aku memutuskan untuk menggunakan konsep baju adat tradisional saja. Keputusanku ini sebelumnya sudah aku bicarakan dengan Mas Nata dan Bu Titik terlebih dahulu. Bu Titik lebih setuju yang tradisional saja.
           Akhirnya aku ubah juga konsep baju untuk acara resepsi, jadi konsep modern. Jadi rencanaku, pas akad pakai tradisional (kebaya putih dan jarik), resepsi pakai dress dan acara ngundhuh mantu pakai tradisional (kebaya dan jarik). Warna baju yang aku pilih tetap sama waktu fitting pertama kali yaitu warna hijau. Selesai fitting, kami mampir ke toko pecah belah di klaten kota. Aku menemani Bu Titik membeli peralatan rumah tangga. Setelah itu kami pulang.
           Jadwal kegiatan sebagai di puskesmas bulan ini yaitu mengadakan pertemuan desa siaga. Pertemuan dilaksanakan di seluruh desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas. Kalau wilayah kerja di puskesmas tempat kerjaku ada sepuluh desa. Mungkin orang lain yang melihat kegiatan pertemuan desa siaga itu gampang. Tapi dibalik acara yang “gampang” itu ada proses yang lumayan menguji kesabaran. Mulai dari koordinasi dengan teman seprofesi penyuluh kesehatan masyarakat atau biasa disebut promosi kesehatan (promkes). Lalu koordinasi dengan bidan desa tergantung desa mana yang akan diadakan pertemuan.
           Bidan desa akan koordinasi dengan kepala desa, ketua forum kesehatan desa (FKD), perangkat desa, ketua RW dan kader kesehatan di desa tersebut. Kemudian setelah adanya kesepakatan waktu pelaksanaan, kami tim promkes segera mempersiapkan administrasi. Antara lain meminta nomor undangan, membuat undangan (lengkap dengan tanda tangan kepala Puskesmas dan stempel Puskesmas), membuat daftar hadir, menyiapkan materi yang akan didiskusikan dan menyiapkan kemungkinan rencana tindak lanjut. Tak lupa juga menyiapkan peralatan pendukung, seperti laptop, pointer, buku notulensi, alat tulis, proyektor dan kamera. Kami juga harus memesan konsumsi untuk peserta pertemuan berupa snack box dan nasi box.
           Saat pertemuan berlangsung, kami tim promkes puskesmas hanya sebagai fasilitator. Forum diserahkan kepada ketua FKD dan jajarannya. Tapi masih ada beberapa desa yang belum memahami fungsi pertemuan desa siaga. Beberapa desa masih harus dibantu dengan pemaparan materi tentang desa siaga dan dipandu menemukan masalah bidang kesehatan di desanya. Setelah mencatat semua permasalahan di desa, kemudian diambil permasalahan yang paling darurat dan harus segera ditangani cepat. Baru diputuskan solusi bersama-sama. Maka didapat rencana tindak lanjut untuk dilakukan bersama. Karena permasalahan bidang kesehatan di desa bukan hanya tanggung jawab pihak Puskesmas saja. Melainkan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Dukungan dan pro aktif masyarakat sangat menentukan keberhasilan dalam memecahkan masalah kesehatan.
           Kegiatan ini merupakan kegiatan promotif dan preventif dalam bidang kesehatan. Di mana tidak hanya mengandalkan kuartif dan rehabilitatif saja. Bahkan ke depannya, Puskesmas diharapkan lebih mengedepankan kegiatan promotif dan preventif. Tujuannya menekan angka kesakitan atau kunjungan sakit dan meningkatkan kunjungan sehat di tempat fasilitas kesehatan. Itulah mengapa pemerintah pusat, provinsi dan daerah sangat gencar mempromosikan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Semua itu tidak lain agar masyarakat sadar bahwa sehat itu dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Mampu dengan mandiri berubah ke pola hidup sehat secara berkelanjutan, bukan hanya musiman.
           Setelah pertemuan desa siaga selesai apakah pekerjaan tim promkes juga sudah selesai? Tidak. Kami tim promkes yang beranggotakan dua orang masih harus membuat laporan kegiatan. Tiap Puskesmas ada yang mempunyai satu, dua bahkan tiga tenaga promkes fungsional. Laporan kegiatan di Puskesmas harus mengikuti aturan yang sudah ada. Laporan kegiatan terdiri dari laporan kegiatan untuk BOK dan laporan kegiatan untuk penggunaan konsumsi. Kegiatan pertemaun desa siaga merupakan kegiatan yang bersumber dari dana BOK.
           Laporan kegiatan untuk BOK tersebut harus urut mulai dari melampirkan undangan, surat perintah tugas dari kepala Puskesmas, laporan perjalanan kegiatan atau SPPD yang harus dibubuhi tanda tangan kepala desa atau pejabat yang berwenang, melampirkan daftar hadir yang sesuai dengan POA kegiatan, dan notulensi kegiatan yang ditulis tangan. Sedangkan laporan untuk penggunaan konsumsi berupa kerangka acuan kegiatan (KAK), notulensi kegiatan, dan foto kegiatan. Semua itu harus selesai dan dikumpulkan ke bendahara BOK sesuai jadwal POA kegiatan. Biasanya kami mengumpulkan laporan tersebut tiap awal bulan.
           Jadi laporan tiap satu bulan dikumpulkan jadi satu pada awal bulan. Kegiatan promkes tiap bulannya tidak hanya satu atau dua kegiatan saja, bisa delapan sampai 15 kegiatan di tempat berbeda. Kegiatan promkes berupa penyuluhan dengan materi bermacam-macam, sesuai resiko penyakit yang tinggi di wilayah kerja Puskesmas apa. Kalau di Puskesmas tempatku kerja diadakan penyuluhan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, penyakit kecacingan, DBD, TB paru, gizi buruk, leptospirosis, PHBS sekolah dan test IVA.
           Selain penyuluhan, kami juga mengadakan pertemuan desa siaga, pertemuan lintas sektoral, refreshing kader kesehatan dan pemantauan kesehatan petugas dengan rockport. Belum lagi kalau ada kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK). Tim Promkes juga yang bertugas membuat laporan kegiatan untuk semua tenaga kesehatan yang ikut melaksanakan PISPK. Dan juga membuat laporan kegiatan untuk semua kader kesehatan yang ikut membantu kegiatan PISPK. Agar honor untuk kader kesehatan bisa cair. Bahkan aku yang ikut kegiatan PISPK dengan kunjungan sehat door to door ke rumah warga, juga masih diminta input data hasil PISPK secara online di web keluarga sehat.
           Selain melaksanakan kegiatan yang tertera di POA Promkes, kami juga sering diminta bantuan oleh karyawan puskesmas lain. Beberapa kegiatan yang aku ikuti yaitu penjaringan kesehatan pada anak didik baru tingkat SD, SMP, SMA atau sederajat, posyandu, posbindu, puskesling, prolanis, penyelidikan epidemiologi (PE), pemateri di acara pelatihan dokter kecil, jadi MC di pertemuan STBM tingkat kecamatan, di pertemuan kesehatan tradisional dan di pertemuan guru UKS. Tiap bulan ada rapat lokmin, bertugas di upacara memperingati hari Korpri, upacara kemerdekaan, ikut menjaga stand di acara hari kesehatan nasional di alun-alun, kalau ada program dari dinas kesehatan juga promkes ikut andil. Misalnya ada lomba, serah terima barang berupa media penyuluhan, kampanye cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan lain-lain. Kami tim promkes juga harus membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan. Laporan bulanan tersebut berupa laporan kegiatan penyuluhan di semua bagian di Puskesmas dan laporan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja.
           Kami sudah berusaha melaksanakan tugas dengan maksimal sesuai jadwal kegiatan tapi masih tetap ada kurangnya di mata karyawan Puskesmas yang lain. Tapi aku selalu ingat bahwa aku tidak akan bisa membuat semua orang menyukaiku. Jadi kalau aku lagi pengen nangis di Puskesmas, aku cari tempat sepi dulu. Baru aku nangis, setelah itu ya sudah selesai. Sebenarnya yang bikin nangis itu bukan banyaknya kerjaan di Puskesmas, tapi lebih ke hubungan dengan antar karyawan Puskesmas yang kadang judes dan terkesan memojokan tenaga promkes. Biasanya aku alihkan perhatianku ke cemilanku.
           Memang bekerja di Puskesmas itu tidak hanya bekerja sesuai tupoksi saja, sering bekerja di luar tupoksi. Tapi dengan tenaga yang terbatas kami harus menghandle sekian kegiatan, dengan membagi waktu antara kerjaan sesuai tupoksi, di luar tupoksi dan kerjaan rumah, membuat kami bekerja lebih banyak daripada tenaga Puskesmas yang lain. Dibalik itu semua, tupoksi tenaga promkes di Puskesmas juga belum ada yang terinci.
           Penyuluh Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat serta dilandasi oleh semangat kemitraan, melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan. Luas sekali kegiatannya kan.
           Bulan ini ada lomba senam peregangan dan lomba inovasi Puskesmas yang dipasrahkan ke tenaga promkes tapi tidak terlaksana semua. Aku masih mengurus laporan kegiatan karena mengejar akhir tahun dan melaksanakan aktualisasi CPNS serta laporannya. Waktu pelaksanaan aktualisasi terhitung mulai tanggal 7 Oktober sampai tanggal 11 November 2019. Tanggal 12 sampai 23 November 2019 pembauatn laporan aktualisasi. Tanggal 24 sampai 28 november 2019 ke PPSDM Regional Yogyakarta untuk seminar hasil aktualisasi.
           Diklatsar CPNS Kabupaten Klaten untuk golongan D-III diadakan oleh PPSDM Regional Yogyakarta. Diklatsar CPNS terdiri dari:
1.      3 minggu (tanggal 17 September-5 Oktober 2019) on class. 6 hari di Dokdiklatpur Wedi, Klaten dan 2 minggu di Wisma Sargede, Jogja).
2.      30 hari (tanggal 7 Oktober-6 November 2019) kegiatan aktualisasi di tempat kerja masing-masing.
3.      5 hari (tanggal 24-28 November 2019) di PPSDM Regional Jogja untuk laporan hasil aktualisasi dan penutupan.
           Kegiatan aktualisasi tiap peserta diklatsar CPNS berbeda-beda. Tiap peserta mengerjakan masing-masing satu kegiatan yang berbeda-beda sesuai tupoksinya. Kalau aku memilih dan mengerjakan kegiatan yang berjudul “Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Edukasi dengan Media Leaflet, Banner dan Poster di Wilayah Kerja Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten”. Kegiatannya berupa
1.      Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan.
2.      Meminta ijin dan melakukan konsultasi dengan atasan mengenai penyuluhan yang akan dilakukan.
3.      Pembuatan materi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berupa leaflet, banner dan poster.
4.      Menyusun materi pre test dan post test.
5.      Melakukan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada pengunjung yang sedang mengantre di ruang tunggu rawat jalan.
6.      Melakukan evaluasi kegiatan berdasarkan hasil pre test dan post test.
7.      Melakukan intervensi dengan kunjungan rumah masyarakat.
8.      Pemasangan poster Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di mading Balai Desa di wilayah kerja Puskesmas.
           Jadi ada delapan kegiatan yang masih dipecah menjadi beberapa tahapan kegiatan. Setiap tahapan kegiatan ada output yang harus didapat. Aktualisasi ini bisa diibaratkan membuat karya tulis ilmiah (KTI) dalam tempo 30 hari saja untuk jenjang D-III. Tipsnya sebelum berangkat diklatsar CPNS mending memikirkan permasalahan apa saja yang ada di tempat kerja. Supaya lebih mudah saat memilih isu yang diangkat untuk judul aktualisasi.
15 November 2019
Mas Nata mules dan nggak nafsu makan. Dia sampe periksa dan cek darah di RSI Klaten. Alhamdulillah normal, nggak kenapa-napa. Kata dokternya, disuruh istirahat dan jangan banyak pikiran. Mungkin dia mulai deg-degan dan mikirin ijab qobul.
 17 November 2019
Mas Nata tahu kalau aku nulis kisah kami di tumblr. Dia udah baca semua tulisanku. Ya ampun, aku malu. Tapi dia nyuruh lanjutin tulisanku dan nggak marah.
20 November 2019
           Di tengah-tengah kegiatan promkes dan pembuatan laporan aktualisasi, ada WA masuk dari mbak MUA yang aku booking. Beliau ngasih athu kalau tukang dekornya mau liat tempat walimahku. Deg. Seingatku aku tidak booking dekor yang sepaket dengan MUA. Aku cek lagi isi chatting-ku dengan tukang dekor. Ternyata aku lupa belum cancel tukang dekor yang udah aku booking sepaket sama MUA. Astaghfirullah. Buru-buru aku ucapin maaf dan klarifikasi semuanya dengan mbak MUA dan tukang dekor. Alhamdulillah semua pihak menerima dan sabar menghadapiku.
 23 November 2019
           H-1 berangkat ke PPSDM Regional Yogyakarta, aku harus ke The Adhiwangsa Hotel Solo. Ada acara seminar untuk IAKMI dan PPPKMI serta mengikuti sumpah profesi. Nantinya sumpah profesi tersebut untuk kepentingan jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat di Puskesmas. Padahal laporan dan lampiran hasil aktualisasi milikku belum selesai. Tidak beda dengan mengerjakan skripsi dan KTI saat di kampus dulu, mengerjakan laporan aktulisasi juga butuh seribu niat untuk menyelesaikannya. Sebenarnya kegiatan aktualisasi-ku sudah selesai jauh-jauh hari dan sudah sesuai jadwal kegiatan. Tapi baru aku kerjakan laporannya hari selasa tanggal 19 sampai 24 November 2019. Akhirnya selesai juga laporan aktualisasi berisi 40 halaman dan lampiran-lampurannya. Untuk ppt dan video kegiatan aku kerjakan waktu di PPSDM Jogja, hehe.
 24 November 2019
           Sabtu sore aku berangkat ke PPSDM Jogja diantar Mas Nata dan Bu Titik. Sebenarnya aku bisa naik motor sendiri, sedangkan barang-barangku aku atruh ransel dan tas kresek di depan jok motor. Tapi Bu Titik memintaku untuk diantar mas Nata saja. Karena beberapa minggu yang lalu aku jatuh dari tangga Puskesmas. Mungkin beliau khawatir denganku. Sampai Jogja sudah maghrib. Kami sholat maghrib dan isya’ di masjid PPSDM Jogja. Aku tinggal di wisma Persatuan. Tiap wisma terdiri dari 3 kamar, tiap kamar berisi 2 orang. Dilengkapi sofa, meja, lemari, bed, 3 kamar mandi, tempat jemur baju, TV, AC tiap kamar, makan 3x sehari dan snack 2x sehari. Tak heran pulang dari diklatsar CPNS, berat badanku tambah. Dulu April 2019 berat badanku 42 kg, November 2019 jadi 47 kg.
 25 November 2019
           Jadwalnya coaching. Aku dan teman-temanku melakukan konsultasi dengan coach. Setelah itu aku revisi laporanku.
 26 November 2019
           Topiku yang merupakan atribut wajib apel pagi untuk peserta diklatsar hilang, H-1 jam sebelum seminar laporan hasil aktualisasi. Ternyata topiku ada di kamarnya mbak Retno dan mbak Lia. Semalam waktu aku bayar fotocopy laporanku, mungkin lupa naruh topi di sana. Lumayan bikin panik dan bolak balik dari ruang makan ke wisma persatuan yang jaraknya lumayan jauh. Setelah topiku ketemu, aku segera ke aula lantai 2 untuk foto bersama. Kemudian ikut apel pagi dan seminar laporan aktualisasi di depan penguji, coach dari PPSDM Jogja dan mentor dari Puskesmas Cawas I. Aku revisi bagian pendahuluan, karena masih ada kata rancangan aktualisasi, bagian tabel kegiatan yang kebalik kegiatan 7 dan 8 serta revisi daftar pustaka yang sesuai kaidah harus didahulukan undang-undang dulu baru judul buku yang dikutip sesuai abjad
           Aku menginap di PPSDM Jogja selama 5 hari 4 malam. Sempat ke mutiara kosmetik beli skincare dan gramedia, menemani temanku beli buku dan lihat novel sekilas.
 28 November 2019
           Pulang kerja, Mas Nata langsung ke Jogja untuk menjemputku. Cara penutupan sudah selesai sejak jam 12 siang. Mas Nata sampai PPSDM Jogja sekitar pukul 17.30 WIB. Aku menunggunya di gedung kebangkitan lantai 1 dan di masjid bersama Hesty, temanku. Hesty menunggu pacarnya. Barang kami, kami titipkan di wisma religi yang khusus digunakan untuk yang menginap sampai hari jumat. Sedangkan wismaku, wisma persatuan dan wisma yang lain sudah digunakan oleh rombongan dari Jawa Timur. Setelah mas Nata datang, segera memindahkan koper dan barangku ke bagasi. Kami makan malam dulu di bebakaran, dekat PPSDM. Lalu pulang.
           Paginya, hari jumat aku langsung berangkat kerja. Aku mengerjakan laporan linsek lalu siangnya aku jagong sendiri ke tempatnya temenku SMP di Tawangsari.
           Di rumah aku nyobain skincare, essence, sleeping mask, lip scrub dan lip mask. Aku mencoba perawatan di rumah sendiri.
           Aku tanya ke teman-temanku sesama CPNS yang sudah ambil cuti tahunan buat nikah. Ternyata harus diurus minimal 2 minggu sebelum tanggal cuti. Aku pun konsultasi dengan pak KTU. Alhamdulillah diijinkan untuk ambil cuti selama 6 hari. Pak KTU menyarankan untuk ambil cuti karena alasan penting saja. Aku minta form cuti rangkap 3, aku isi data diri dan jenis cuti yang dikehendaki. Aku mintakan paraf pak KTU dan Bu Kepala Puskesmas. Kemudian aku kumpulkan ke Pak KTU bersama form cuti karyawan Puskesmas yang lainnya.
 7 Desember 2019
           Salah satu syarat menikah yaitu wajib imunisasi tetanus-toksid (TT) di fasilitas kesehatan terdekat. Aku tanya sama dr. Happy, apakah kalau mau imunisasti tetanus-toksid (TT) di Puskesmas harus melampirkan surat keterangan dari KUA dulu. Ternyata tidak usah, bisah langsung daftar saja. Aku pun disuruh segera imunisasi TT pada saat itu juga. Padahal niatku cuma tanya saja. Aku belum menyiapkan mental. Terakhir imunisasi itu dulu waktu di RSSP, imunisasi hepatitis B. Aku pun mengambil dompet lalu daftar di loket. Di loket aku ditanya-tanya sama pak Mujiyanto dan mas Adit, mbak Siti yang mulanya di belakang terus keluar sambil senyum-senyum ke arahku. Aku diminta mengeluarkan KTP dan kartu JKN. Setelah itu, aku diberi lembaran rekam medis dan disuruh ke bagian KIA.
           Di KIA, aku ketemu bu Mamik. Karena masih ada pasien, aku diminta nulis sendiri data diriku dan mas Nata. Lalu aku diberi lembaran warna pink dan disuruh ke laboratorium. Syarat untuk imunisasi TT yaitu melakukan PP test atau tes kehamilan dulu. Di lab, aku ketemu bu Siti Aisah dan diminta mengambil sampel urin untuk PP test. Setelah itu, aku ke bagian apotek ketemu bu Tri Maryani, menyerahkan kertas resep saja. Kemudian aku ke bagian kasir, ketemu bu Dwi. Di kasir ternyata aku tidak diminta bayar, biasanya bayar Rp 10.000. Aku balik lagi ke laboratorium untuk mengambil hasil PP test. Hasilnya negatif dong. Aku kan anak simbah, nggak berani neko-neko.
           Aku balik lagi ke KIA, menyerahkan hasil PP test dan kuitansi dari bu Dwi. Kemudian aku diimunisasi sendiri oleh bu Mamik di ruangannya bu Titin. Pas disuntik bu Mamik, aku merem sambil nutupin mataku pake tangan, hehe. Kerasa banget pas disuntiknya. Setelah disuntik di bagian lengan atas bagian kiri, rasanya pegel. Tapi setelah beberapa menit sudah tidak apa-apa. Besoknya tidak terasa njarem atau pegal. Setelah selesai, aku diberi surat keterangan sehat untuk capeng, hasil PP test dan kartu jadwal imunisasi TT. Ternyata imunisasi TT tidak hanya sekali tapi 5x. Hadoh, kok banyak banget suntiknya. Jadwal imunisasi kedua itu 1 bulan ke depan. Jarak imunisasi ke dua dan ke tiga yaitu 6 bulan. Jarak imunisasi ke tiga dan ke empat yaitu 1 tahun. Dan jarak imunisasi ke empat dan ke lima yaitu 1 tahun. Tahapan imunisasi TT tersebut dianjurkan untuk menguatkan kekebalan tubuh.
           Pulang kerja, sesampainya di rumah aku dikabari simbah kalau perangkat desa Weru nyuruh imunisasi TT ke Puskesmas Weru. Aku yang sudah terlanjur imunisasi TT di Puskesmas Cawas 1, tetap diminta ke Puskesmas Weru untuk bayar dan minta surat keterangan kalau sudah imunisasi TT. Aku yang merasa keberatan dengan perintah itu tidak mau melaksanakannya. Aku lebih memilih datang dan tanya petugas KUA di kantor KUA Weru langsung daridapa ke Puskesmas Weru yang disarankan perangkat desa itu.
 8 Desember 2019
           Kemarin HAKLI Klaten mengadakan capacity building ke Magelang. teman-teman pada rafting seru di sana. Aku nggak diijinin simbahku, katanya dipingit mau nikah. Padahal hari H masih lama dan aku sudah beli kaos dan jilbab HAKLI. Pengen banget piknik atau wisata alam setelah 9 bulan kerja terus di Puskesmas. Lihat foto-foto teman pada piknik sampe nangis. Akhirnya aku ajak Nia, temenku SMA ke HM Solo Baru. Kami nonton Jumanji dan makan siang di sana. Lengan kiri yang kemarin diimunisasi TT ternyata tidak terasa sakit atau pegal. Mungkin karena aku lagi ngemall, hehe.
 9 Desember 2019
           Pihak KUA Weru minta waktu ijab qobul nya jam 07.00 WIB. Sebelumnya sudah diputuskan jam 08.00 WIB, aku pun menurutinya. Di lain hal, mbak MUA baru tahu kalo aku nikahnya di gedung graha mulya. Setahu beliau, aku nikahnya di rumah. Padahal dulu udah pernah tak kasih tahu. Ada lagi, pemilik gedung, tanya lagi hiburannya maunya kayak gimana dan pakai tambahan sarapan tidak. Padahal dulu pas bapakku bayar DP gedung, keluargaku udah ngasih penjelasan langsung kalau hiburan maunya qosidah dan sesuai kesepakatan kami diberi bonus sarapan sebanyak 50 pax.
           Ada lagi juga, ternyata kalau mau disiapin meja dan kursi yang dihias buat ijab qobul harus bayar tambahan sebesar Rp 750.000. Tidak include sama dekor gedung. Tapi alhamdulillah ada pilhan lain. Ada meja & kursi buat ijab qobul yang free alias gratis tapi nggak pake dihias. Otomatis aku milih yang free aja.
           Aku pastikan lagi siapa aja sahabatku SMA yang bisa jadi bridesmaid-ku. Ternyata sahabatku yang bisa datang pas hari H dari 4 orang jadi cuma 2 orang. Ternyata intan sedang berada di Manado untuk mengurus berkas dan tes kesehatan guna syarat pernikahannya dengan calonnya yang seorang TNI AD. Jadi kurang 2 orang lagi. Aku nyuruh nadia buat ikut juga. Aku ajak lek Kristi dan lek Angga buat jadi bridesmaid-ku juga. Alhamdulillah mereka bersedia. Usia mereka lebih muda dariku.
 12 Desember 2019
           Aku ke KUA Weru, setor surat bukti sudah melaksanakan imunisasi TT dari puskesmas cawas 1. Ternyata tidak dipermasalahkan dan tidak harus di Puskesmas Weru. Tapi aku dikasih tahu Pak Kepala KUA Weru, ternyata berkas nikahku belum dibayar. Padahal simbahku udah setor uang ke pak perangkat desa Weru sesuai peraturan. Lalu aku konfimasi ke simbahku, simbahku langsung menghubungi ke perangkat desa Weru untuk segera diurus.
           Malamnya aku baru sadar kalau fotografer buat hari H cuma bisa meliput pas acara resepsi saja yaitu jam 10.00 WIB. Jadinya bingung, nggak ada yang ngambil foto dan video pas ijab qobul. Aku coba hubungi adiknya mbak MUA, setahuku dia seorang fotografer. Alhamdulillah akhirnya dapat juga fotografer buat ijab qobul.
           Aku mulai bosan pakai skincare rutin. Padahal udah mendekati hari H.
 13 Desember 2019
           Tiwik, temanku SMA ngajak ketemuan di freemilt cawas. Intinya dia ngasih tahu kalo si B ternyata bukan cowok baik-baik. Dia dapat informasi dari teman dekatnya B. Dan tiwik juga bilang ke aku, kalau keputusanku selama ini adalah yang terbaik.
           Aku bayar DP buat fotografer akad. Malamnya, keluargaku mulai ngelist siapa saja yang bakalan diajak ke gedung pas hari H.
 14 Desember 2019
           Aku dibantu ibuku menempeli stiker tulisan nama teman-teman Puskemas di souvenir+undangan. Aku iseng nimbang lagi di ruang Gizi. Ternyata berat badanku tambah jadi 48 kg. Diadakan kumbokarnan di rumahnya mas Nata.
 15 Desember 2019
           Aku coba facial pakai treatment mesotherapy brightening di Larissa.
 16 Desember 2019
           Pelunasan sewa gedung dan sepaketan oleh Bapak. Sekalian menyepakati apa saja yang didapat oleh pihakku. Jadi yang didapat yaitu sewa gedung, dekorasi, hiburan, catering 700 pax, MC, sound sistem, kebersihan, keamanan, bonus sarapan 50 pax, meja dan kursi untuk ijab qobul.
           Tapi dirumah, datang karyawan Bank BR* butang ke bapakku senilai 200 juta. Yang namanya bapakku orang Jawa, ya sungkan buat nolak. Padahal karwayan BR* itu sudah tahu kalo bapakku mau ngadain acara hajatan. Tanpa ada hitam di atas putih, bapakku ngasih 200 juta gitu aja ke mereka. Semoga mereka dapat dipercaya.
 16 Desember 2019
           Nadia periksa dahak di RSI Cawas, dianter bapak. Sebelumnya pernah batuk, trs keluar dahak campur darah. Kami khawatir, jadi langsung periksa.
           Di puskesmas, aku jadi sie dokumentasi dan nunggu meja absensi di acara pertemuan linsek.
 17 Desember 2019
           Aku jadi ajudan di upacara memperingati hari Korpri di aula Kecamatan Cawas. Lalu jam 09.00 WIB, aku ikut Puskesling di Desa Burikan. Aku bantuin di bagian pendaftaran pasien dan cek aktif tidaknya kartu JKN yang digunakan pasien. Dulu pas puskesling di Desa Bendungan, aku juga bantuin di bagian apotek. Jadi nambah pengalaman.
           Malamnya keluarga dari ibuku kumpul di rumahnya bapakku. Aku diberi kado sama bulik-bulikku. Aku juga bagi-bagi souvenir ke mereka.
 18 Desember 2019
           Aku ikut puskesling di Desa Tugu. Sampai lokasi, kami telat 30 menit. Alhasil, pasiennya sudah menumpuk. Pasiennya sudah banyak sekali, seperti di puskesmas induk. Agak ribet di awal, apalagi bagian pendaftaran. Kemudian makan siangnya kami disuguhi dengan nasi tiwul, trancam, lele goreng, tempe, lalapan dan krupuk yang enak. Alhamdulillah rejeki dari Allah sangat luas.
 19 Desember 2019
           Sudah dari minggu kemarin, aku ditanya tentang undangan nikahku oleh teman-teman Puskesmas, teman-teman kuliah dan sekolah. Maklum, karena sampai hari ini aku belum menyebar undangan sama sakali. Tapi undangan sekaligus souvenir sudah aku siapkan dari bulan Oktober kemarin. Aku minta mereka untuk bersabar karena masih belum waktunya. Memang beda dari kebiasaan orang nikah, karena niat dari orang tuaku yaitu tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun. Walaupun acaranya diadakan di gedung sekali pun. Rencana keluargaku untuk besok hari H yaitu 200 pax untuk keluarganya mas Nata, 300 pax untuk keluargaku dan tetanggaku, 100 pax untuk kru (kru hiburan, mc, sound sistem) dan 100 pax untuk jaga-jaga kalau kurang. Jadi total 700 pax.
           Di rumahku sudah ramai, sudah dipasangi tenda. Sudah mulai menyiapkan nasi box untuk syukuran besok. Pulang kerja, aku mengambil gamis yang dipermak dari penjahit.
 20 Desember 2019
           Jumat pagi, aku membagikan undangan+souvenir dan nasi box untuk teman-teman puskesmas. Sekaligus menjadi hari terakhirku kerja sebelum besok cuti. Ibuku dibantu saudaraku membagikan nasi box ke tetangga. Hari jumat, aku masih masuk kerja. Aku lanjutkan entry data PHBS rumah tangga di desa Bawak. Sekitar jam 09.00 WIB, nasi box dan undangan untuk teman-teman Puskesmas diantar oleh simbah, mbah Suyono dan mbah Lasiyem. Kemudian aku bagikan bersama bu Susi dan pak Wagino. Ternyata nasi box nya kurang 2 dan undangannya juga kurang 2. Undangannya kurang buat pak Mujiyanto dan Ibu tukang parkir. Nasi box nya kurang untuk ibu tukang parkir dan bu Rohmi yang sudah pensiun. Karena simbah sudah pulang, aku WA dan nelfon orang rumah juga tidak ada balasan. Kemudian aku pulang ke rumah untuk mengambil nasi box dan undangan. Saat aku sampai di Dayu, Weru, aku ketemu lek Dodo yang mau mengantarkan nasi box, tapi kurang undangan. Akhirnya kami pulang ke rumah dulu untuk mengambil kekurangannya.
Setelah aku rasa cukup, aku pun balik lagi ke Puskesmas tempatku kerja. Lalu aku bagikan ke orang yang bersangkutan. Selesai membagikan undangan dan nasi box, aku membersihkan meja kerjaku. Pukul 11.00 WIB, aku absen finger print lalu pulang. Sebelum pulang aku ke kios dekat pasar Cawas, beli rol kabel untuk diletakkan di kamarku. Sudah 2 hari ini rol kabel di kamarku dipindah ibu buat bikin roti di dapur. Mending aku beli sendiri buat nyetrika, charger hp dan keperluan lain.
Mas Nata mulai gugup katanya 😀
Malamnya, diadakan musyawarah acara walimah dengan keluarga, tetangga dan perangkat desa di rumahku.
 21 Desember 2019
           H-1 tanganku dihenna dengan warna merah marun. Mbaknya datang lebih awal dari jam yang sudah disepakati. Belum mulai dihenna, bapak dan ibu Puskesmas Cawas 1 mampir ke rumah. Bapak dan ibu Puskesmas Cawas 1 bawa 2 kado besar. Kemudian tanganku mulai dihenna. Keluargaku dari Sukabumi sudah pulang semua. Alhamdulillah rame.
Malamnya, diadakan kumpulan RT di rumahku. Pak RT milih diadakan di rumahku, alasannya sekalian abis ada acara. Padahal sebelumnya beliau tidak bilang apa-apa sama bapakku. Untung makanannya masih ada.
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Warna Ceria Hingga Genato, Inovasi Tapos Delima Untuk Anak-anak hingga Manula
KOTA MALANG – Lomba Tapos (Taman Posyandu) yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan kota Malang memasuki tahap penilaian per kecamatan.
Hari ini (15/10) salah satu perwakilan Tapos Delima dari RW 3 Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang dikunjungi oleh tim juri.
Lurah Madyopuro, Sukendari mengatakan yang menjadi andalan dari Tapos Delima ini ialah empat layanan inovatif yang tidak hanya fokus pada kesehatan namun juga pendidikan warga sekitar.
Empat layanan tersebut, yang pertama adalah Jeda Layar (Jemput Dampingi Layani Antar). Diinovasi ini, kader posyandu bakal menjemput dan mengantar para lansia atau orang yang sakit. “Ke posyandu jika dia tidak bisa berjalan. Terus akan kami layani dengan baik dan kami antar pulang,” ujarnya.
Yang kedua, Warna Ceria (Wahana Bermain Anak Cerdas dan Pintar) Dikatakan lurah berparas cantik ini, Warna Ceria ini adalah kegiatan belajar bahasa Inggris, mewarna, dan bermain permainan tradisional.
“Jadi selain peduli kesehatan, kita juga mendidik anak-anak RW 3 dengan belajar bahasa Inggris yang biasanya diajarkan oleh Karang Taruna atau mahasiswa. Untuk permainan,kita sediakan gin tradisional supaya anak-anak nggak kecanduan gadget. Itu semua kita lakukan di Pos PAUD,” urai Niken, sapaan akrabnya.
Jika nomor dua berbicara tentang anak. Yang ketiga ini lebih untuk warga RW III yang tergolong lansia atau warga yang sedang sakit. Yaps melalui Sehari Cermat (Sehat Hari ini, Ceria Masa Tua), warga yang termasuk Posbindu PTM dan Lansia bakal diarahkan untuk melakukan konseling. “Agar tidak bosan dan juga sehat kita tambahkan senam bersama dan juga belajar gamelan bersama,” ujarnya
Yang terkahir, yakni inovasi di bidang penanaman untuk kesehatan. Tapos Delima mempunyai Genato (Gerakan Menanam Toga). Dikatakan Niken, tanaman toga tersebut bakal ditanam oleh masyrakat dan untuk pengobatan masyarakat sendiri sekaligus dijual. “Nanti tanaman toga itu dibuat jamu. Hasilnya buat obat balita yang kurang gizi bisa atau bisa juga menjadi Usaha Ekonomi Produksi (UEP) Masyarakat,” imbuhnya.
Mendengar inovasi tersebut, Camat sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Kedungkandang, Rahayu Retnaningtyas mengaku bangga dan optimis Tapos Delima RW 3 bisa menjadi juara pertama dilomba kali ini.
“Apalagi ini bisa memberdayakan masyarakat. Kita cuma bisa berikhtiar dan semoga bisa menjadi juara” pungkasnya.
Pewarta: Bob Bimantara Leander Foto: Bob Bimantara Leander Penyunting: Fia
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/warna-ceria-hingga-genato-inovasi-tapos-delima-untuk-anak-anak-hingga-manula/
MalangTODAY
0 notes
panturaonline · 5 years
Text
Program Kedungkelor Sehat Upaya Mencegah Lebih Baik daripada Memgobati
WARUREJA, PANTURAONLINE.CP.ID – Enam tahun perjalanan pemerintahan desa di bawah kepemimpinan Adi Warnoto, masyarakat semakin sehat dengan program Kedungkelor Sehat dengan upaya mencegah lebih baik daripada mengobati.
Segala usaha dilakukan pemdes kerjasama dengan Dinas Kesehatan UPTD Puskesmas Warureja tiap bulan mengadakan berbagai pelayanan kesehatan /yankes seperti Posyandu, Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), Program Penanggulangan Penyakit Kronis (Prolanis) Rumah Sehat Lansia (Rusela) serta Donor Darah tiap tiga bulan kerja sama dengan UTD PMI Kab Tegal.
Semua ini bukti Pemdes sangat perhatian kepada masyarakat dalam menanggulangi warga yang mempunyai penyakit kronis juga pencegahan gejala berbagai penyakit seperti darah tinggi, diabetes, jantung dan lain lainya.
Upaya ini terus dilakukan, tiap seminggu dua kali di tiap tiap pedukuhan para kader di bawah pembina Ny.Endang S. Adi Warnoto juga Tokoh Perempuan Waryatun, S.Pd menggerakkan senam sehat, senam jantung untuk lansia dengan memanggil instruktur yang berpengalaman. Disamping itj dalam bidang Kebersihan pemdes juga telah membangun Tempat Pembuangan Sampah(TPS) yang berlokasi di selatan Pondok Daaru Ulil Albaab.
Ke depan pemdes terus berupaya melayani masyarakat dengan baik menuju Kedungkelor Sehat Maju dan sejahtera, tentunya dengan dukungan semua elemen Masyarakat. (Haris M)
The post Program Kedungkelor Sehat Upaya Mencegah Lebih Baik daripada Memgobati appeared first on Berita Dan Informasi Pantura Online.
from panturaonline.co.id https://ift.tt/34x8DrM via IFTTT
0 notes
Text
Temu Kader Posbindu PTM Kota Kediri-koranmemo.com
New Post has been published on http://koranmemo.com/temu-kader-posbindu-ptm-kota-kediri/
Temu Kader Posbindu PTM Kota Kediri
Kediri, koranmemo.com – Suasana guyub tampak dalam raut wajah 90 Kader Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Kota Kediri kala berbaur dengan kader kesehatan yang lainnya dalam acara temu Kader Posbindu PTM Kota Kediri tahun 2017 di Kelurahan Balowerti, Kamis (28/9).
Mas Abu, Wali Kota Kediri yang hadir dalam temu kader tersebut menyampaikan aspirasinya kepada para kader yang telah hadir. “Terimakasih untuk seluruh kader kesehatan yang ada di Kota Kediri. Saat ini masyarakat Kota Kediri menjadi semakin dekat dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Kediri. Tentunya itu tidak lepas dari peran serta panjenengan semua,” ujarnya.
Wali kota termuda dalam sejarah Kota Kediri itu ingin agar kinerja baik dari para kader kesehatan dapat ditingkatkan, terutama para Kader Posbindu PTM. Harapannya setiap ada program bakti sosial kesehatan, para kader dapat berperan aktif membantu dan mendorong masyarakat untuk melakukan pengecekan kesehatan maupun menjalani pengobatan.
Mas Abu yakin bahwa para kader Posbindu PTM yang ada di Kota Kediri adalah kader-kader terbaik yang bisa menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat Kota Kediri untuk waktu-waktu mendatang. Untuk itu, Mas Abu juga meminta kesiapan para kader untuk memberikan kinerja terbaik kepada masyarakat agar Kota Kediri semakin sehat.
Dalam acara tersebut, Yulia Kader Posbindu PTM dari Kelurahan Mrican menyampaikan bahwa saat ini jumlah Posbindu PTM di setiap kelurahan hanya ada satu dan masyarakat yang sadar akan keberadaannya adalah masyarakat sekitar Posbindu PTM. “Untuk lebih meningkatkan kinerja, apakah tidak diperbanyak jumlah Posbindu nya,” ungkapnya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Mas Abu menyampaikan bahwa peran serta antar kader kesehatan harus ada. Kolaborasi berbagai kader kesehatan dapat meningkatkan proses penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat lebih menyeluruh. Terkait untuk peningkatan jumlah Posbindu PTM, Mas Abu ingin Dinas Kesehatan sebagai dinas yang menaungi kader kesehatan untuk berkoordinasi dengan seluruh kader. “Intinya saya minta tolong, kita tingkatkan kerjasama agar program-program Kota Kediri semakin memberikan manfaat kepada masyarakat,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, Mas Abu juga menyerahkan simbolis penyerahan alat deteksi dini faktor resiko ptm dan honor kader. Dalam acara tersebut dihadiri Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Mandung Sulaksono, Kepala Dinas Kesehatan Fauzan Adima, perwakilan Puskesmas, 90 Kader Posbindu PTM, perwakilan kader jumantik, posyandu balita dan posyandu lansia.(ADV)
Editor: Bambang Iswahyudi
0 notes