#Jobs in Kasur
Explore tagged Tumblr posts
asrisgratitudejournal ¡ 6 days ago
Text
Aneh banget beberapa minggu lalu dimasukkin grup wasap buat arrange ada org pemerintahan mau dateng ke ox gitulah. Terus kbri minta tolong kami(?) buat arrange venue, food, sebar undangan dsb. Konsepnya mau bikin audiensi orang-orang yang lagi datang ke UK ini dengan ox city councils. Kenapa? Karena Benny Wenda dapet refuge di Ox — kalau blum tahu dia siapa bisa googling, dan bendera west papua juga selalu dikibarkan tinggi-tinggi di Oxford city council tiap desember apa ya kalau nggak salah.
Responku begitu dikabarin:
1. Mikir: buset tau sih saya ini konstituen NKRI di LN, tapi saya bukan pegawai Kemenlu??! Bukan bawahan siapapun di kbri dan tidak digaji oleh negara?? Di sini kebetulan literally main jobnya adalah sebagai student??
2. The whole substansi of the event is sensitive af I don’t think kuah-kuah ikan macam kita ni patut & pantas dijadikan orang yang “responsible” for whatever diplomatic gesture & decision that will be going on there later. Maksudnya kalau sebatas nyebarin poster di group2 (yang posternya dibuat oleh kbri) bolehlah, tapi kalau sampai bikin posternya? Yakali.
3. People have a life, honey. Ku ada phd yg harus diselesaikan. Master students ada assignment, kuliah, exam. I don’t think it is part of our job to fiddle with whatever politics going on between a contry & its separatic movement??!
Yaudah tapi berhubung ku lagi fokus nulis thesis juga, aku bilang baik-baik kalau aku nggak bersedia & ga sempat & ga bisa terlibat. Interestingly, aku masih ada di grup koordinasi lol. And the fun part is (not really unexpected of our people)… kbri asked for the date to be moved. AFTER we (not really we karena ku gak ikutan), after they (these poor dedicated nice people) booked everything, nyebar undangan segala macem!!! Gila gak tuh.
Okelah kalau acaranya kita-kita doang. Tinggal shift tanggal venue, done. Lah ini beneran nginvite orang lain brooo. Jadi harus resend invitation, ngabarin ke yang udah rsvp, betulan kerja dari awal lagi.
Tbh bingung juga sih. Kok gak kapok ya orang-orang ini kerja sama orang Indo yang gayanya kek koboi gini. Doaku kepada teman-teman yang beneran ngerjain semua ini untuk mendapat pahala sebanyak-banyaknya deh karena udah sabar. Dan ada sukurin juga sih. Semoga suatu saat mereka sadar dan kapok dan bisa bilang nggak di masa depan. Orang-orang kek kbri gitu tuh taken us for granted banget. Sekali dibilangin iya dan dikasih kerja bagus malah ngelunjak. Bagusnya emang diabaikan aja orang-orang kaya gini. Biar tau sendiri betapa susahnya organise something. Betapa gabisa apa-apanya mereka kalau gaada kita. Betapa ngeselinnya kalau plan diubah-ubah seenak udel sendiri.
00.38 nov 6th @ kasur (awalnya mau nulis satu paragraf aja, malah jadi panjang saking upsetnya, padahal nggak impacting myself directly, hadeh)
19 notes ¡ View notes
queenshittt ¡ 1 year ago
Note
Ok an au where princess wanted to take care of hyn for once. hyn let her used him, hand job, blow job, titty job, any kind of jobs lmao. he came and came and came, but princess just didn't stop. hyn udah FUCKED OUT, udah ilang, ga sanggup gerak from overstimulation eh malah princess rode him. in the end hyn udah smp ga keluar apa2 lg, his cock twitched aja but nothing came out, saking udah spent banget hyn nya. hyn couldn't even get up from bed, jadi princess yg ambilin anduk, cleaned his cum & sweat. hyn geletak aja di kasur, napas ngos2an, mata udah 5 watt. then hyn fell asleep when princess ran her fingers through his hair. when hyn woke up, princess' side of bed is empty, hyn was a bit confused but then he knows sure princess is just cooking their breakfast, like usual. pas nengok nakas, hyn liat ada sketsa dia lg tidur, naked, he looks ethereal and majestic. princess yg sketsain 🥺
Oh gosh oh gosh so it’s like a reverse treatment!!
He was just home from a dance practice, and after shower Princess just showed up slipping her hand to his arm leading him to the vanity.
She helped him to dry his hair with a hairdryer. He’s just about to sleep, because Princess literally did everything for him.
“ Hyune- I want to treat you, can’t I?” She shyly asked.
“ Hmm? Treat me what? “ His voice sounds just so tired, he could fell a sleep any time right away.
“ You can just lie down, I’ll do everything for you”
Again, she led him to the bed, doesn’t even care the towel that has been circling his waist is now gone. Feeling pair of hands traveling on his skin now, made him flinch a bit. He knew who.
“Sshhh— just lie down, I’ll treat you well Hyune, don’t worry”
- Oh the next minute wouldn’t even passed in his thoughts before.
Her pretty fingers pumping his cock, not long after— feeling a wet slimy liquid on his head and it’s her spit. Hyunjin closed his eyes tightly, wanting to feel her.
He let out a breathy moans, head fell backwards. Princess took a look of him with her big eyes while having his dick in her mouth.
- He cummed in her mouth not too long after. He’s breathing heavily seeing the dirty sight in front of his front part. She managed to made him flinch more by teasing his slit.
“ Hyune— do you think you can handle more? I kinda want to-“ He cut her before she could even finish the talk.
“Yeah baby-princess- please do whatever you want, do me— you’re doing such a wonderful job oh-gosh”
Another 3 hours later after another suckies, riding, humping, and- stuffs. Hyunjin was very very knock out even he couldn’t cum anymore. He was milked dry by Princess.
After she cleaned him up a bit (( who’s likely look like a corpse now )) she kissed on his temple and snuggle to his tired body.
Tumblr media Tumblr media
5 notes ¡ View notes
super-doctor ¡ 2 years ago
Text
Pawrent Journey (PART 5)
Ella (4): Welcoming Cookies Squad
Empat bulan sudah Ella dan Oreo tinggal di rumah bersama kami. Kami akhirnya mengetahui bahwa Ella adalah primadona. Tidak hanya Oyen yang berhasil dipikatnya, beberapa kucing jantan komplek pun tak jarang menyambangi rumah kami untuk apel. Ella kini tengah hamil besar. Entah siapa yang berhasil menghamilinya. Sudah seminggu kerjanya hanya makan, minum, tidur, dan buang hajat. Dia tidak kelayapan keluar lagi. Sesekali Ella terlihat menginspeksi rumah kami, mencari lokasi yang kira-kira cocok untuk tempatnya melahirkan. Entah itu lemari baju kami, kolong kasur, bahkan kabinet dapur kami. Suamiku pun sudah menyiapkan kardus yang dialasi keset bersih untuk persiapan persalinan Ella. Beberapa kali Ella juga masuk ke dalam kardus tersebut, mengendus setiap sudutnya, lalu keluar lagi. Setiap hari sepulang kerja, jika tidak menemukan Ella di dalam rumah, suamiku akan mengecek isi kardus tersebut..kalau-kalau Ella sudah melahirkan. Benar-benar suami kakek siaga (?).
Akhirnya hari yang dinanti-nanti pun tiba. Sepanjang hari Ella mengeong ribut. Dia seperti menyuruh kami mengikutinya ke gudang (di sana lah tempat suamiku meletakkan kardus untuk persalinannya). Rupanya Ella minta kami semua menemaninya, termasuk Oreo. Jika salah satu dari kami ada yang keluar dari gudang, Ella akan melompat dari kardusnya dan mengeong ribut sampai kami semua berkumpul kembali mengelilingi kardus tersebut. Tadinya aku menjauhkan Oreo dari Ella karena aku takut Oreo akan melukai bayinya yang lahir nanti. Tapi ternyata Ella terus ribut sampai aku mendekatkan Oreo kembali ke kardus. Ketika kami semua mengelilinginya, Ella mulai tenang dan kembali masuk ke dalam kardusnya. Suamiku mengelusnya pelan, memberikan dukungan. Ella menatap kami bertiga bergantian, lalu ia pun mulai mengejan.
Satu per satu gumpalan merah keluar dari jalan lahir Ella. Ella menjilati gumpalan-gumpalan tersebut, membersihkan selaput-selaput yang menyelimuti tubuh-tubuh mungil itu. Si kecil Oreo yang baik hati itu terus menemani ibunya. Ia sama sekali tidak mencoba mengganggu ibunya selama proses persalinan berlangsung. Hanya memberikan tatapan dan gerakan-gerakan yang menunjukkan rasa penasaran, tapi tidak lebih dari itu. Total ada 4 bayi kucing yang lahir hari itu: Wafer, Astor, Marie, dan Biscoff. Cookies Squad. 
Semuanya sehat dan menggemaskan. Aku mengelus kepala Ella yang kini tengah menyusui keempatnya. Oreo masih di sana. Suamiku sedikit pusing—literally, sedikit syok setelah melihat proses persalinan Ella, tetapi rasa bangga terpancar dari matanya. Kami punya “cucu” lagi. 
Good job, Ella. Oh, and good job for you too, Oreo!
9 notes ¡ View notes
putriutamidewi ¡ 2 years ago
Text
Pertanda
Sunset hari ini tampak lebih indah daripada hari-hari sebelumnya. Kamu tau apa yang membuat lebih indah? Alasannya, karena didepanku  berdiri seorang lelaki yang pagi tadi mengucap janji suci. Pasir putih, angin pantai yang bertiup lembut, langit yang jingga merata, semuanya serasa menjadi milik berdua. Lelaki ini berjalan kearahku membelakangi sunset. Gelap, hanya siluet postur tubuhnya yang terlihat jelas. Suamiku gagah sekali. Tiba-tiba suara bising dan memekakkan telinga datang tanpa permisi mengganggu suasana ini. Alarm dan suara anak tetangga memainkan latto latto membuatku sontak bangun dengan mata terbelalak. “Ah, hanya mimpi” sesalku.
Namaku Gita, usiaku 28 tahun. Seorang anak tunggal dari pasangan Bapak Siswandi dan Ibu Yunia . Aku seorang MUA (Make-up Artirst) newbie khusus acara kondangan. Aku jomblo sejak lahir. Sudah lelah dengan perjodohan, dan sekarang sangat malas untuk berkenalan dengan orang baru. Terutama lelaki. Sarapan pagiku adalah omongan tetangga yang sedang sama-sama menyapu halaman depan rumah.
“Eaaalaah, nduk ayuuu. Gek ndang nikah! Emane ayu-ayu rung nikah. Wes 28 tahun loh. Ndak selak ra payu,” (Eaaalaaah, anak cantik. Segera menikahlah! Sayang cantik-cantik belum menikah. Sudah 28 tahun loh. Nanti keburu tidak laku)  ucapnya dengan nada ramah.
“Nggih budhe, nyuwun pangestune nggih. Mugi ndang ketemu jodohe,” (Iya budhe, minta doanya yaa. Semoga segera ketemu jodohnya) jawabku.
Heran aku. Orang ibuku aja engga pernah segitunya buru-buru supaya aku segera menikah. So sweet sekali memang tetanggaku ini. Perhatiannya padaku overload.
Hari ini aku ada job merias pengantin yang acaranya malam hari. Sampai nanti siang aku free. Sekarang mau leha-leha dulu. Aku beritahu tutorial leha-leha. Pertama, rebahkan punggungmu di Kasur atau kalau punya bean-bag lebih enak lagi. Kedua, ambil smartphonemu dan bukalah Instagram. Untuk Langkah kedua disesuaikan minatmu ya. Kalau kamu suka baca buku, silahkan ambil bukumu dan bacalah.
Baru membuka beranda Instagram kujumpai DM dari temanku yang sama-sama MUA. Kemarin kami kerja ditempat yang sama. “Git, ini temanku SD mau minta ijin buat kenalan sama kamu. Kemarin, yang kita habis ngerjain proyek bareng dia liat Instagram storyku yang ada kamunya. Terus dia pengen kenalan. Sorry yaa Git. Kemarin aku langsung kasih Instagrammu,” tulis temanku.
“oiya, gapapa Mel. Makasih yaa udah di kasih tau,” jawabku.
Dan ku lihat di tab permintaan pesan, ada satu pesan darinya. Ramasmarandhana nama usernamenya. Kubuka profilnya 0 postingan. Seperti akun bodong. Lalu ku Buka DMnya. “Assalamualaikum, Mbak Gita.. Saya Rama teman SD Melly,” tulisnya.
Pesan itu tidak aku gubris selama 7 hari. Di hari ke-7 aku buka DM dan terkejut ada banyak pesan darinya.
“Assalamualaikum, Mbak Gita.. Saya Rama teman SD Melly, mau berkenalan dengan mbaknya”
“Assalamualaikum, Mbak Gita.. Saya Rama teman SD Melly, saya ada yang bisa disampaikan….”
“Assalamualaikum, Mbak Gita.. Saya Rama teman SD Melly, boleh ijin untuk kenal dengan Mbak Gita?”
Dan 4 pesan lain yang bertema serupa namun berbeda kalimat. “Annoying,” batinku kesal.
Aku bercerita tentang hal ini kepada ibuku. Lalu ibuku menanggapi,”Gapapa Mbak, siapa tau butuh MUA untuk acara keluarganya.” Akhirnya aku balas pesan itu. “Ya, gimana? Ada yang bisa aku bantu mas?” tanpa basa-basi Rama membalas pesan yang panjang.
“Mbak, saya sudah tahu tentang mbak Gita lewat Melly. Dan saya sudah yakin kalo teman saya ini orang baik, berarti temannya juga orang yang baik. Mbak, saya berniat untuk berkenalan untuk lebih lanjut. Bukan untuk main-main, namun untuk arah jenjang yang serius.”
Aku masih bengong membaca pesannya. Tak lama kemudian aku balas pesannya, ”Mas Rama terimakasih sudah memberanikan diri untuk mengutarakan maksud. Mas, kalau mau ke jenjang serius, silahkan hubungi murabbi saya. Saya mau jalur ta’aruf lewat murabbi saya.”
Lalu ku klik send.
"Halah paling cuma main main, mana berani dia," batinku.
Kulihat sudah langsung dibaca pesanku. Lalu dia mengetik.
“Sebelum saya menghubungi murabbi Mbak Gita. Kalau diijinkan boleh tidak saya mengajukan pertanyaan?”
“Boleh.”
“Kalau Mbak Gita dihadapkan situasi, dimana calon suami tinggal bersama ibu dan adik perempuannya yang mana dia adalah tulang punggung keluarganya, lalu mbak Gita kalau sudah menikah dalam kondisi harus tinggal bersama mertua dan adik ipar, kira kira bagaimana?”
“Dalam keluarga saya, diajarkan kalau dihadapkan hal seperti itu bukanlah suatu masalah. Saya pun juga tinggal bersama orang tua. Jadi kalau saya diposisi tinggal dengan mertua juga ga masalah. Beliau juga saya anggap orangtua saya.”
“Baik, mbak Gita, saya ijin menghubungi murabbi Mbak Gita.”
-
Kamu tau? Dari aku membalas pesan itu berlanjut ke tahap pertemuan keluarga. Kami bertemu untuk pertama kali. Sosok mas Rama tinggi dan rambutnya hitam legam. Matanya tajam dibagian sudut. Kulitnya kuning langsat. Rambutnya di tata rapi sekali dengan dahi terlihat jelas seperti habis di styling. Suaranya deep seperti Kim Taehyung – BTS . Begitu, mendengar mas Rama mengucap salam, hatimu akan ikut menjadi lembut.
“Apa iya, sosok se ganteng ini adalah jodohku, Ini bukan mimpi part II sunset pantai dulu itu kan?,” gumamku.
Tak lama dari pertama pertemuan ini, kami berlanjut mengenal satu sama lain selama 2 minggu. Lalu 2 bulan berikutnya kami menggelar acara pernikahan.
-
Usai acara pernikahan, dan menjamu tamu kami kelelahan dan langsung tidur saja. Lagi-lagi aku bermimpi sunset itu lagi. Namun ada yang berbeda. Laki-laki sebelumnya tidak ada didepanku. Kutoleh kanan dan kiri tidak ada. Tiba-tiba, ada yang memelukku dari belakang.
“Sayaang,” ucapnya lembut
Ku tengok belakang. Dan ternyata dia adalah suamiku yang mengucap janji suci tadi pagi.
@bentangpustaka-blog @kurniawangunadi
4 notes ¡ View notes
jobustad ¡ 4 hours ago
Text
Quaid e Azam Law College Jobs in Kasur November 2024 Advertisement
Quaid e Azam Law College Jobs in Kasur November 2024 has been announce through Latest advertisementFull-Time Faculty Members/Law Teachers OLLB with 10 years of teaching experience practice experience in High Court OLLM with 05 years of teaching experience practice experience in High Court We offer attractive salary package and professional atmosphere If selected, you will be required to suspend…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
piecesofmylife ¡ 4 months ago
Text
Hari ini ayahnya arfa dirumah yeay! Seharian bener-bener di treat almost like a queen wkwk. Krn masih bedrest, pagi2 agak geregetan cucian piring numpuk. Aku mau ngerjain takut capek dan flek lg, tp bapak suami diam saja. Hampir emosi, tp ku tahan. Aku lalu bilang mau lontong sayur untuk sarapan. Maklum 5 hari ini ga bs beli makanan langsung diluar. Jd request. Dia jg mau bawa cucian ke GPL, inisiatif ganti sprei supaya sekalian dibawa. Pas mau ganti sprei dia bilang "udah istirahat aja di kamar arfa. Nanti aja spreinya. Kamu capek nanti." Ahayyy! Lalu dia jalan sm arfa beli sarapan dan antar cucian. Aku rebahan aja a.k.a bedrest.
Lalu, bobo siang sembari arfa main. Ternyata pas aku dan suami bobo, arfa bikin puzzle. Ga lama hujan besar, arfa teriak "Bunda.. tutup pintunya. Nanti banjirrr." Dan mmg hujannya gede bgt masyaAllah.. tp jd adem. Aku lalu pindah ke kamar, agak siangan scroll grab, eh malah bapak suami bilang "mau dibikinin apa? Gorengin apa gitu? Atau roti kalo km laper?" Aaaak terakhir dibikinin roti pas aku sakit setahun yg lalu keknyaa. Jd seneng bgt rasanyaa. Akhirnya dia bikinin roti buat aku, dia dan arfa.
Agak gemas cucian masih menumpuk.... tp jelang ashar dia mulai cuci piring tanpa aku suruh. Good job bgt pak. Huhu makasih yaaa. Walau sisa cuciannya masih lebih banyak drpd yg dicuci tp aku appreciate bgt km dah mau bantu nyuci piring. Jd melihat sisi lain suami saya. Ya walau ttp aja, saya jg banyak geraknya.
Hikmah lain yg di dapat dr bedrest ini adalah, bener2 almost 24 jam with Arfa. Biasanya dia ditinggal kerja, tp seminggu ini sm aku teruss. Dan td ngobrol sm bapak suami "arfa tuh lagi semangat banget, krn udh mulai bisa ini itu, dia lompat-lompat, lari-lari, bikin ini itu. Jd rasa capeknya tertutup sm semangat dia. Aku inget bgt waktu arfa baru belajar jalan, dia semangat bgt sampe lg jalan tiba2 jatoh dan ketiduran. Jd fasilitasi aja dianya.."
Duh masyaAllah iya lagi. Arfa itu pinter, shalih dan bisa kok dikasi tau asal kita deal-dealan dr awal. Good job bgt anak bunda ini. Mana kemarin udh bisa ke alfamart sendiri buat beli roti krn cuma berdua dirumah. Bismillah ya nak tumbuh sehat dan berkah teruss.
Per hari ini, hari ke 8 dr pertama ngeflek, sebenernya sedih bgt. Ky setiap cek, masih ada flek mau teriak huhu ternyata sesulit ini ya menjaga kandungan. Aku sih yg kadang ga betah di kasur jd masih ngerjain ini itu. Yha tp cuma berdoa sm Allah semoga kehamilan ini disehatkan sampai lahir, adik janin juga sehat lahir batin ya nak. Semoga kebaikan dan ridho Allah menyertaimu nak.
Mau bersungut-sungut ya malu jg sm Allah, ada yg buat hamil harus bolak balik obgyn, cek ini itu sampai ngabisin puluhan juta. Ya ga boleh ngeluh.. semoga Allah jaga dan ikhlaskan diri ini. Semangat silmy.
1 note ¡ View note
unsentmssgs ¡ 5 months ago
Text
Kos-kosan
Sebagai orang yang baru pertama kali merasakan jadi anak rantau, aku punya beberapa masalah dengan kos-kosan di daerah penempatan kerjaku.
Pertama-tama harus kukatakan bahwa aku cukup realistis untuk tidak menggantungkan ekspektasi berlebih pada sebuah kamar sewaan yang ukurannya tidak lebih dari 3 x 4 meter persegi. Dan juga cukup sadar untuk tidak membandingkan kamar kos dengan rumah orang tuaku yang jelas lebih luas serta terorganisir dan lebih nyaman. Tapi tetap saja, serendah-rendahnya ekspektasi pada akhirnya bisa dipatahkan juga.
Belum genap sebulan semenjak aku memutuskan untuk pindah kosan. Sebelumnya aku tinggal di kosan yang grade nya bisa dibilang jauh di bawah kosanku yang baru, yang tentu saja sewa per bulannya lebih murah. Hanya dengan membayar 425.000 per bulan, aku bisa menikmati:
Kasur busa tipis yang kalau ditiduri bisa ambles sampai punggungku hampir beradu dengan lantai. Pernah ada suatu hari ketika aku sudah muak dengan kasurku yang busanya sudah tipis dan robek-robek, sampai aku meminta kepada ibu kos untuk mengganti dengan kasur yang baru. Bahkan aku siap jika ibu kos membebankan biaya tambahan kepadaku. Hasilnya? chat whatsapp ku tidak digubris, kecuali pada saat aku mengirimkan bukti tranfer sewa bulanan.
Air yang sering mati dan luar biasa kotor. Ini adalah kelemahan fatal dari sebuah tempat tinggal yang mestinya sudah membuatku pindah sejak lama. Tapi aku memilih stay hanya karena lokasi kos ini dapat ditempuh hanya dengan jalan kaki ke kantorku.
Dapur yang jorok dan bau.
Tetangga problematik plus ibu kos yang tidak bijaksana dalam menyikapi problematika anak kosnya. Yang ini tidak usah kujelaskan detailnya. Pokoknya bisa bikin aku, sebagai pekerja yang sering tugas ke luar kota, pulang malam, dan diantar mobil yang berbeda-beda, jadi ketar-ketir takut dijadikan bahan gosip selanjutnya.
Poin yang terakhir yang akhirnya mampu membulatkan tekadku untuk segera pindah dari sana.
Setelah pencarian singkat (baca: agak ngebut) di suatu aplikasi, dipertemukanlah aku dengan sebuah kos-kosan yang terlihat lebih menjanjikan. Dengan harga sewa 650.000 aku bisa menikmati:
Spring bed sedipan-dipannya
Kamar mandi dalam yang dilengkapi shower, rak toiletries, dan kloset duduk
Lemari pakaian berkapasitas besar yang terbuat dari kayu
Meja belajar sekursi-kursinya
Kipas angin standing
Interior dan perabotan yang secara tampilan nampak kohesif satu sama lainnya
Lingkungan yang individualis, sangat cocok untuk seorang INTJ seperti saya
Akses 24 jam. No curfew, no drama. Tiap orang dikasih kunci pager
Penjaga kosan yang job desc nya merangkap tukang bersih-bersih
Rooftop luas dan multifungsi. Bisa untuk jemuran, nongkrong sambil nyenja, ataupun olahraga
Induk semang yang chill dan fast respon tiap ada request atau keluhan
Jika dibandingkan dengan kosan lama, kosan ini jauh lebih manusiawi. Namun tidak ada gading yang tak retak. Sebagus-bagusnya kos-kosan, tetap saja tidak ada kos-kosan yang sempurna. Kosan baruku memiliki beberapa kelemahan:
Jaraknya cukup jauh dari kantor, yaitu 15 menit berkendara dengan sepeda motor. Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, karena aku punya motor pribadi. Di samping itu juga, di kota asalku aku sudah terbiasa menempuh jarak dari rumah ke kampus sejauh 45 menit berkendara. Mungkin karena ini kota kecil, jadi menurut kebanyakan orang jarak 15 menit itu sudah masuk kategori antah berantah.
Air klosetnya bau (haha. sial). Kenapa lagi-lagi aku harus berurusan dengan masalah air sih? tapi untungnya ya, untungnya air yang keluar dari shower masih fine-fine aja.
Cicak. Cicak di mana-mana. Ventilasi segede gaban tapi gak dipasang jaring nyamuk. Jadi cicak dari luar bisa masuk melalui ventilasi. Ingin rasanya aku check out anti lizard spray di toko oren.
Mau nyari makan agak jauh. Jadi kalau mau order lewat ojol ongkirnya lumayan mahal.
Tapi dengan harga 650.000 sebulan, kos-kosan ini sangatlah worth it. Kalau kucoba bandingkan dengan kos-kosan yang spesifikasinya serupa di kota ini, kosanku yang baru ini termasuk murah. Karena pada umumnya harga sewa untuk kos-kosan yang serupa bisa mencapai 1 juta.
Bayangkan membayar 1 juta per bulan hanya untuk:
Sebuah kasur, bukan spring bed tapi busa biasa, asalkan berdipan.
Lemari pakaian kecil.
Kamar mandi dalam yang sempit feat. wc jongkok dan ember yang agak gedean dikit.
Meja kursi (sepertinya standar untuk kos-kosan seharga 1 juta)
Kalau ada yang merasa bahwa fitur-fitur di atas pantas dihargai 1 juta sebulan, aku bingung harus berkata apa. Antara standar kenyamananmu rendah sehingga kamu berani bayar di atas harga pasar untuk fitur-fitur yang sebenernya standar buanget. Atau, kamu anak sultan yang terlalu "out of touch from reality", yang berpikiran bahwa 1 juta itu uang receh yang senilai dengan fitur-fitur yang kamu anggap sama "receh" nya.
Sepertinya sulit, bahkan hampir mustahil menemukan kos-kosan yang senyaman ini di dekat kantorku dengan harga sewa under 1 juta. Sehingga mungkin aku tidak akan pindah dari tempat ini.
0 notes
pakjobscareer ¡ 2 years ago
Text
Latest Jobs in Kasur Pakistan Nov,2022
Latest Jobs in Kasur Pakistan Nov,2022
  Latest Jobs 2022 in Vacant posts including electrician, sewer man and tubewell operator are announced in Municipal Committee Kasur, kasur Punjab Pakistan as per 25 November 2022 advertisement in daily Dunya Newspaper. Persons with Middle, Primary and Matric etc. education can apply.Latest Management jobs and others Government jobs in Municipal Committee closing date is around December 5, 2022,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
pkjobs ¡ 2 years ago
Text
Forest Division Jobs 2022 | Forest Division Headquarters Announced Latest Recruitment Jobs 2022
Forest Division Jobs 2022 | Forest Division Headquarters Announced Latest Recruitment Jobs 2022
Forest Division Jobs 2022 has announced the latest jobs in its organization. Candidates from all over Pakistan are eligible to apply for the given government jobs. Forest Division Kasur, kasur Punjab Pakistan invites applications from eligible candidates for the post of computer operator, electrician and network administrator as per advertisement of November 14, 2022 published in daily The News…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
getintopaper-blog ¡ 7 years ago
Text
District Public School & College Kasur Jobs 2018 Latest Vacancies
District Public School & College Kasur Jobs 2018 Latest Vacancies Last Date: 26th March 2018
Tumblr media
District Public School & College Kasur Jobs 2018 Latest Vacancies. District Public School & College Kasur announces jobs published in The Nation Newspaper dated 10 March 2018. The applicants must be competent in their subjects and have fluency in spoken English. All posts will be on regular basis. Only Gratuity and EOBI pension will be permissible. Applications are invited from the Pakistani…
View On WordPress
0 notes
kkginfo ¡ 2 years ago
Text
Indian Army Recruitment 2022: Bombarafar for Unmarried Unemployed! Big Jobs in Indian Army..Apply like this.. | KKG INFO
Indian Army Recruitment 2022: Bombarafar for Unmarried Unemployed! Big Jobs in Indian Army..Apply like this.. | KKG INFO
Best opportunity for young people who want to join Indian Army! April 2023 for various posts in Indian Army Officers Training Academy, Chennai. Indian Army SSC (Tech) and SSCW (Tech) Recruitment 2022: Best opportunity for young people who want to join Indian Army! Indian Army Officers Training Academy, Chennai has released notification for 60th Short Service Commission (Tech) Men and 31st Short…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
itsjobsinpakistan ¡ 4 years ago
Link
We have shared the latest District & Session Court Kasur Jobs 2021. Get these Kasur District & Session Court Jobs 2021 by applying before the last date.
0 notes
jobustad ¡ 25 days ago
Text
Govt Special Education Centre Jobs in Kasur October 2024 Advertisement
Govt Special Education Centre Jobs in Kasur October 2024 has been announce through Latest advertisement Applications are inviting from Suitable candidates whose meet up the Criteria to full Driver,and Bus Conductor Post Details are Mention Blow.These Jobs are Contract Base Jobs.In these Latest Govt Jobs in Punjab both Male and Female candidates can Apply in these Jo bs and can get these New Jobs…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kalimullah27777 ¡ 4 years ago
Photo
Tumblr media
Accounts Executive Accountant Accounts Internee 2020 Job Advertisement Pakistan We are looking for the Male/Female Accounts Executive/Trainee -Must have knowledge of AR,AP, Inventory, Bank
0 notes
skyrettes ¡ 2 years ago
Text
Pleasure
Tumblr media
Warnings: 18+, soft dom Damian, protected sex, fingering, sucking.
Minor don't allowed!!!
"Yan," Damian hanya bergumam kecil sambil menutupi setengah wajahnya dengan bantal milik Alessia.
Acara hari ini telah usai dengan begitu lancar. Semua serba sederhana nan sesuai harapan. Momen yang lebih terlihat seperti makan malam biasa itu sangatlah berkesan bagi Damian. Mungkin akan terdengar sedikit norak, tapi memang begitulah adanya. Ia tidak pernah sebahagia ini sebelumnya, menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekatnya, membahas hal-hal random yang terkesan begitu menyenangkan.
"What's your wishes?"
Damian tidak langsung menjawab pertanyaan Alessia karena sibuk menikmati ketenangan yang jarang ia dapatkan semasa kerja. Ia mengubah posisi telentangnya menjadi miring menghadap kearah Alessia yang ternyata sedari tadi sedang duduk bersandar pada punggung kasur memperhatikannya. Damian kemudian mendekat kearah gadis itu untuk kemudian menidurkan kepalanya pada paha Alessia yang mana disambut oleh gadis itu dengan senang hati. Ia menatap langit-langit apartemen gadis itu dengan perasaan yang begitu penuh.
"Nggak banyak. I just hope that this happiness will never go away."
Alessia paham perjuangan Damian selama ini. Ia tahu bahwa untuk mencapai titik ini ada harga yang harus ia bayar, dan Alessia tidak akan pernah bisa membayangkan jika ia tidak kembali pada Damian saat itu. Mungkin ia akan menjadi orang paling jahat di hidup laki-laki itu melebihi orang-orang yang tidak pernah mendukungnya selama ini.
"You know what, sometimes I feel like I'm alone. Dan begitu ngelihat lo, Alex, Davin dan yang lain gue ngerasa bersalah banget. Let's say Alex is the only person who always in my side, tapi kadang gue egois dan terus ngomong ke diri gue sendiri that I'm all alone. Padahal pada kenyataannya he's there, you guys always there, watching me from the back, wishing me the best. Menurut lo kalau Alex tahu ini dia bakal marah nggak?"
Tangan mungil Alessia kembali mengusap surai milik Damian yang sudah terlihat kembali memanjang sejak terakhir laki-laki itu potong rambut. "He's not."
Damian mendongak menatap mata Alessia, mencari-cari kata-kata bohong yang mungkin gadis itu ucapkan.
"Lo tahu nggak sih, Alex itu pure. He's not the type of person yang selalu mengharap semua kebaikan yang dia kasih bakal terbalaskan. Dia itu apa, ya? Alex itu cuma ngelakuin sesuatu yang bikin dia bahagia. Your happiness is your job, dan sesuatu yang bikin Alex bahagia adalah ngelihat saudaranya bahagia juga. So, he's not gonna mad at you."
Damian mengangguk-angguk paham. Rasa gundah yang selama ini ia rasakan berubah menjadi lega setelah mendengarnya.
Mata Damian menatap Alessia dari angel bawah dengan begitu teliti. Menikmati setiap usapan lembut dari tangan Alessia yang masih setia bermain-main di rambutnya.
"Heh," Alessia sedikit menunduk hingga mata mereka saling bertemu. Ia tidak begitu paham arti dari tatapan Damian saat ini. Tatapan yang baru pertama kali ditunjukkan oleh laki-laki itu.
"Thank you." Alis yang semula sedikit mengerut bingung itupun berubah menjadi normal. "For?" tanya Alessia bingung.
Tangan Damian tiba-tiba berjalan mengelus pipi kanan Alessia lembut yang membuat gadis itu terdiam sesaat.
"Everything."
Alessia tidak menanggapi ucapan Damian barusan dan justru malah memegang tangan Damian yang masih setia mengusap-usap pipinya.
"Happy birthday, Yan."
Damian menarik tengkuk Alessia mendekat hingga bibir mereka saling bertemu. Tanpa merubah posisi mereka kecupan-kecupan kecil itu berubah menjadi sesapan yang memabukkan. Damian tidak tahu apa yang membuatnya begitu tertarik dengan bibir ranum milik Alessia. Ia hanya merasa bahwa gejolak yang ditimbulkan setiap kali berciuman membuat laki-laki itu hampir gila.
Tangan Damian semakin berani ketika ciuman itu menjadi lebih dalam. Damian dengan cepat merubah posisinya menjadi di atas Alessia. Menahan tubuhnya dengan kedua tangannya agar tidak jatuh menimpa tubuh gadis itu.
"Sorry, are you okay?" tanya Damian dengan sedikit khawatir karena yang dilakukannya sedikit brutal.
Ketika Damian menatap Alessia penuh khawatir, gadis itu justru penasaran dengan hal lain yang menggangu pikirannya selama ini. Satu pertanyaan yang membuatnya hampir kehilangan nafas hanya karena membayangkan Damian menjawabnya.
"Al? Are you okay? Are you hurt?" Alessia menggeleng dengan kuat.
Dengan posisi yang tidak berubah, masih dengan Damian yang berada diatasnya, Alessia pun memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Can I ask you something?" katanya dengan ragu-ragu. "Yes, anything."
Bibir gadis itu tiba-tiba terasa kelu, padahal pertanyaannya sudah berada diujung lidah dan tinggal mengatakannya.
"Are you into sex? I mean, did you interested in it?"
Awalnya Damian sedikit terkejut ketika mendengarnya. Melihat bagaimana ekspresi Alessia berubah menjadi bersalah membuat laki-laki itu sadar jika pertanyaan Alessia adalah normal.
Seks bukanlah hal yang asing bagi Damian. Meskipun baru kali ini ia terikat dalam sebuah hubungan, hal itu tidak menghalangi Damian untuk bermain dengan orang lain. Ia pernah melakukannya beberapa kali dengan orang lain beberapa tahun lalu. Itupun ketika ia dalam kondisi tidak stabil karena masalah persirkuitan.
"Yes, I did."
"I did it several times back then, so yeah... Why? Are you afraid?" tanya Damian.
Alessia tidak pernah mengira jika Damian benar-benar telah melakukan hal itu sebelumnya. Gadis itu hanya merasa aneh apalagi Damian pernah bilang jika ia adalah pacar pertamanya.
"No."
"Tapi bukannya lo belum pernah pacaran?" lanjut Alessia penasaran.
Laki-laki itu menyunggingkan senyum ketika melihat ekspresi wajah Alessia yang terlihat sangat polos saat gadis itu merasa penasaran akan sesuatu.
"Berhubungan seks sama orang nggak harus into relationship juga, as long as we understood the consent why not?" Alessia benar-benar kehilangan kata-kata. Ia baru saja mengetahui fakta jika Damian bukanlah seorang perjaka. Well sebenarnya ia juga tidak berharap lebih, apalagi ia tidak begitu tahu bagaimana kondisi pergaulan Damian diluar sana sebelum mereka kembali bertemu.
"Gue bukan maniak seks, Al. I'm just into it. And ya, one hundred percent healthy. I always use condoms."
Alessia berusaha menelan ludahnya dengan susah payah ketika atmosfer di sekitar mereka kembali berubah. Gadis itu langsung menahan nafas ketika Damian mulai mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengannya hingga bibir mereka kembali bertautan, menyalurkan kehangatan satu sama lain.
Tangan Damian mulai menjalar kearah perut Alessia yang membuat gadis itu menjadi gelisah. This tension, she's never felt this before.
"It's okay... You're doing well."
Gadis itu dibuat terkejut ketika Damian tiba-tiba menarik kaos miliknya hingga terlepas, lalu membuangnya ke sembarang arah. Tidak sampai disitu, Damian dengan lihai melepas bra milik Alessia hingga membuat tubuh polos bagian atas gadis itu terekspos. Damian menegakkan posisi badannya untuk melepas kaos miliknya. Kini dua orang insan itu sudah setengah telanjang. Alessia tidak tahu lagi sudah semerah apa wajahnya karena rasa malu akibat tatapan Damian yang tidak pernah teralihkan sedikitpun dari tubuhnya.
"You have such a beautiful moles." Tangan Damian menjalar untuk menyentuh bintik-bintik hitam cantik itu secara bergilir.
"That's my biggest insecurity." tanggap Alessia yang membuat gerakan Damian terhenti. Laki-laki itu lalu kembali menatap Alessia, mencari tahu apa yang membuatnya merasa tidak percaya diri dengan banyaknya tahi lalat pada tubuhnya. Padahal Damian pikir moles yang ada pada kulit gadis itu adalah perpaduan yang cantik.
Tatapan yang ditunjukkan Damian padanya membuat Alessia bingung. Bukan sebuah tatapan menjudge, tapi tatapan lain yang tidak Alessia mengerti apa artinya.
"You see this?" ujar laki-laki itu sambil menunjukkan sebuah tahi lalat yang ada pada wajah, lalu kemudian leher. "And this." lanjut Damian sambil sedikit menurunkan celana miliknya hingga menampakkan tahi lalat lain yang ada di pinggang laki-laki itu.
"It's all pretty. Your moles also pretty and you don't have to be insecure."
Alessia kembali memejamkan matanya ketika tangan Damian kembali beraksi mengelus bagian perutnya. "Damian, wait..." Laki-laki itu menghentikan aksinya sesaat, "I think I can't take it."
Senyum lembut Damian mengembang melihat wajah Alessia yang mulai memerah. "It's okay, I'm not gonna hurt you."
Ia hampir berteriak ketika tangan laki-laki itu semakin turun kebawah untuk menyingkap rok miliknya dan bermain dengan sesuatu dibawah sana yang sudah terasa begitu basah.
"Damian—"
Damian kembali mencium bibir Alessia bersamaan dengan rok milik gadis itu ikut terlepas. "You're so gorgeous." ujar Damian tepat didepan payudara milik Alessia yang mana membuat darah gadis itu berdesir.
Alessia berhasil dibuat terperanjat ketika lidah Damian bermain-main di payudara kirinya. "Damian, stop—" Laki-laki itu tidak mendengarkan instruksi dari Alessia dan terus melanjutkan aksinya hingga meninggalkan bercak-bercak kemerahan pada payudara gadis itu. Ia merasakan jari-jari Damian berjalan sampai mencapai intinya yang membuat Alessia menggila.
She hold her breath when Damian moves closer, tongue taking its first test lick at her folds and making her toes curl. Alessia grab onto the bed but it’s just not the same, so she reach for Damian’s hair again.
"Damian, I—"
She don’t know what it is, but while Alessia sit there watching Damian strip himself, she feel something deep in the pit of her stomach. She don’t recognize this emotion… this sinking feeling. Is it despair? It can’t be, but it comes close.
Damian put on his condom before asking permission to her. "May I?" Alessia mengangguk dengan ragu sebagai jawaban.
Damian menarik tangan Alessia keatas kepala gadis itu, mengepinya agar laki-laki itu bisa menguasai permainan.
After got a permission, he pushes into her slowly. Damian berusaha melakukannya dengan hati-hati. Menyatukan tubuh mereka dengan perlahan.
"You were amazing, Al..."
"Ah—Damian—"
Alessia blinded by the pain when he bottoms out and Damian peppers kisses down her neck and waits until she adjusted to him. When the pain subsides into pleasure, Alessia squeeze his arm.
Erangan-erangan panjang keluar begitu nyaring dari bibir Alessia ketika gadis itu mencapai orgasme pertamanya.
Damian's lips pressing into Alessia's forehead bring her out of her commotion. “Don’t worry, I won’t make you do anything you don’t want to.” he says gently, like he read her mind.
Pinggang Damian bergerak secara teratur, perlahan nan juga pasti, membawanya kedalam sebuah kenikmatan.
"Damian, please—"
Ketika ritme gerakannya sedikit lebih cepat, laki-laki itu kembali mengecek kondisi Alessia dibawahnya. Damian merasakan sebuah gejolak yang luar biasa ketika melihat ekspresi wajah Alessia yang membuat libidonya naik dua kali lipat.
He gasps and he’s said something else as well, but the ringing in her ears made it difficult to hear it.
"Fuck—"
Desahan demi desahan lolos dari bibir gadis itu ketika ia kembali mendapatkan orgasmenya, "Damian, I—"
"I'm close,"
Alessia feel the absence of him when he pulls out of her abruptly and he’s sitting up, urgently stroking himself, groaning as he finally finds his own release. 
"A—ahh—" Alessia menutup mulutnya ketika merasakan cairan miliknya ikut meleleh keluar bersamaan dengan tubuh Damian yang ikut jatuh melemas akibat ejakulasi yang mereka lakukan.
Damian memeluk tubuh polos Alessia dengan degup jantung yang berdetak dua kali lipat dari biasanya. Laki-laki itu melayangkan kecupan-kecupan kecil pada dahi Alessia lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.
They did it, with her. His lover.
"You were amazing, Al."
47 notes ¡ View notes
delilahmidnight ¡ 2 years ago
Text
Tumblr media
Pakistani trans activist Dr. Mehrub Moiz Awan was removed from the panel of speakers at a TEDx conference at the International School Lahore (ISL) on August 20. The full official draft of her talk is as follows:
"In 2018, Pakistan became the first Muslim nation in the world to unanimously recognize transgender persons and grant them civil liberties and protections. Since then, we have gone on to become the only nation in the world to be represented by a transgender woman at a United Nations forum and have conferred national recognition to transgender activists Aisha Mughal and Dr. Sara Gill on the 23rd of March 2022. Ms. Bubbli Malik recently became the first transgender woman to speak on the floor of the National Assembly. The Punjab government has a schooling program for transgender persons, the Sindh government has a job quota for us, and the Khyber Pakhtunkhwa government has a fund for monetary assistance for transgender persons. Slowly, we are inching towards acceptance and tolerance, both legally and socially. But very few of us know the history of how we got here, and who taught us hatred in the first place. Today, I want to narrate our history and our story in our words, on our terms. In many ways this is also my story, where I had to dig deep and understand my history, biology, psychology, and spirituality when none around me were willing to accept my existence. And it gives me immense joy to share with you all that I have learnt. This is a story of joy, resistance, struggle, victory, and eventual surrender to the Divine.
Understanding and acknowledging that all our problems started with the arrival of the British, and the new colonial gender regime that they imposed on us, is crucial to making Pakistan a more inclusive country. When the white man from Europe landed on the glorious shores of South Asia with his shallow agenda of loot and theft, he was mesmerized by our diversity, riches, culture, and splendor. He was used to the mundane dark life of the British island, where men and women tiptoed across rigid gender roles and unequal societies. We, contrastingly, were a culture rich with many genders and a variety of gender roles. Warrior queens and princesses, an appreciation of arts by all, male poets, and dancers, Sufi dervishes, and us – the khwajasiras. The first Portuguese travelers to Goa noted the unique presence of khwajasiras – loading and offloading ships, running businesses, dressed in beautiful feminine clothes, and wholly integrated in the South Asian society. All Muslim societies, especially those in South Asia, have had a rich history of gender-variant people. Khwajasiras were protectors of the female quarters, were allowed to pray alongside men in mosques, were guardians of all Sufi shrines in South Asia, and led the funeral prayers of Baba Bulley Shah in Kasur. However, after colonizing us the British deployed a coordinated strategy across many decades with a clearly communicated agenda – to eliminate khwajasiras, and all transgender people, from South Asia. This is the genocide, that the world doesn’t talk about, because it doesn’t know about it.
The British exacted this genocide in many ways. They introduced two sets of laws called the Criminal Tribes Act that stated that khwajasiras will be punished for two years in prison for wearing what they normally wear, feminine clothes. It also prompted the local police to maintain a register of all khwajasiras, and to continue surveilling them. Khwajasiras were forbidden to travel without first informing the police. And the senior British police bureaucracy constantly sent letters to local police to investigate whether the khwajasiras were committing “sodomy”. The British used the term “eunuch” for us, ignoring all the local words that already existed for us. Through this, the British over decades not only put khwajasiras under constant surveillance and criminalized their very existence, but they also created hateful police that were constantly suspicious of us. Even worse, the British associated khwajasiras with sodomy, and that negative perception exists to this very day.
When the British conducted the first census on our lands, they only counted men and women – refusing to count us – and thus my ancestors stopped being citizens of the modern Indian state that the British had created and could thus not participate in any activity of the new State structure. Criminalization, police torture, and surveillance on one end, refusal to provide any State services on another: the sinister project that the British started in 1860 continues even today. In summary, our public learnt hatred and violence from the British, their colonizers, and is still stuck in the same hateful loop.
We must all understand that colonization wasn’t just about capturing economic resources; it was simultaneously a racist project. Armed with the power of racist biology and unethical science, white scientists published multiple books about how the white race is genetically superior to other races and hence more evolved on the tree of evolution. One vital pseudo fact that they used was sex-difference. The racist logic went somewhat like this. Lower species have very minimal differences between the sexes, and as species evolve sex differences become more prominent. As human beings are the most evolved species, therefore sex differences are the highest among us. During colonization, white people came across civilizations where gender roles were markedly different from their regimented European roles, just like ours. Our colonizers stated that because men and women in our societies do things that are not considered masculine or feminine according to European standards, it means that in our races sex differences are not as high as white people, and hence we are an inferior race to the whites.
The Nawab of Lucknow was declared a “eunuch” by the Britishers, and his territories captured after a fierce war simply because he was a patron of Eastern classical music, kathak dance, and fine Urdu poetry. Many women and khwajasiras lined battlefields to fight the all-male British army. Tawayifs helped rebels and fighters by hiding them in their quarters. All of this gave our colonizers immense anxiety, and to ensure their rule upon us they felt they must establish a gender regime where women are locked away in houses making tea (just like their British counterparts) and the brown man is the slave to the white ruler.
Parroting the British Protestant stories of the Prophet Lot, and using English words like sodomite, homosexual, degenerates, cross-dressers, and perverts, an entire generation of scholars was prepared that not just hated us, the khwajasiras, but wanted us eliminated altogether. Yet here we stand today; alive, successful, and proud of our existence. Because according to us, it was Divine will that saved us then, and it is His power that will make us thrive further. We aren’t pretending to be men or women; we are being who we are, what we feel, what we know, and where we want to be. We aren’t a gender; we are a people!
Who am I? Who are you? Who are we? Identities are fascinating delusions of our modern times. They are the core to how we communicate, live, socialize, and die. We are a name, a race, a gender, a nationality, an occupation, a religion, and so on. How many of these did you choose yourself? Or shall I rephrase, how many of these were you given the chance to choose? If we are all agents of free-will and will be tried and tested in front of a human or Divine court of law, we must have the freedom to choose as well. Otherwise, we are being rewarded, or punished, for the choices someone else made for our identity. God makes no mistakes. We aren’t a mistake. In the Garden of God, there are not just two types of flowers; there are many, beyond our counting abilities. Diversity, and heterogeneity, is the order or nature; gender binaries are unnatural, artificial, and engineered.
I was four years old, in kindergarten, and on the first day when my teacher asked all of us to divide into boys and girls, I naturally moved and stood with the girls. She laughed, told me that was wrong, and made me stand with the boys. I was 5 and 6 when complaints and letters were sent to my parents every month stating that your son is too feminine, plays with girls, and talks like them; fix him! I was barely 10, when multiple adolescent males began moving on me sexually and coercively, telling me that girly boys like me deserve this treatment. I was in an all-boys school when I was constantly bombarded with slurs and abuses, many of which I still get on my social media from educated men and women. In my biology classes, while studying endocrinology I always had to leave class and hide in a bathroom because every time Klinefelter Syndrome was mentioned, everyone would point at me and laugh. Klinefelter Syndrome is a biological condition where individuals are born with an extra X chromosome and classified as intersex. And in my medical school, the cursed word of being gay or homosexual dangled over my head for 5 years straight. I have been beaten, locked away in the dark, punished, called out, degraded, humiliated, raped, and almost killed for having a limp wrist, a slender body, and whatever you consider feminine. But I stand here, proud of my existence, and thankful to the Divine for making me who I am. I shouldn’t have had to endure all of this – the science is clear on the existence of people like me. Countless years of research and wisdom now exists stating that transgender people are valid, their gender identities are valid, and that by making our society more inclusive we improve the living conditions for everyone. Then what is this invisible phenomenon that still makes us hate people that are different from us, or don’t neatly fall on the gender binary?
Gender binaries are made by societies that want to lock people in a strict reproductive order where a calculated number of poor people must be produced every generation to provide services and labor to the minority elite. Failure to do so means that you will be punished in the worst manner possible. You must marry within your class, caste, creed, sect, social status, and if you don’t you will be hunted down and killed, legally prosecuted, or shunned to a life of social exclusion. But we the khwajasiras are beyond this, and hence we present a possibility; a chance of being yourself, true to your soul. We look at life as a journey of Ishq, the search for the self, and through that the search for the Divine. We present the possibility of looking at rigid gender binaries, roles, and customs straight in the eyes and telling them that we are complete individuals made by the Divine and on a journey to live life as our mind, heart, and soul tells us to. And this threatens and frightens the rigid order of gender, known as heteropatriarchy.
If I was not who I am, I wouldn’t know Haq from Baatil, Truth from Falsehood, and Liberty from Oppression. I am free of the confines of social gender binaries, coded and recoded by oppressive rulers, white and brown, and enforced by patriarchal men and women. I am free from this slavery of reproduction, where you all MUST reproduce, and your worth is calculated by how many sons you produce. I am not an insentient uterus, nor am I a toiling breadwinner without any passion or dreams. I am a traveler, a lover, a poet, a warrior, and a broken cup whose cracks are filled with gold and silver. I am all that you were never allowed to be. And that is what makes me special, and hence a target. My being transgender has taught me that too often we categorize behaviors and actions as boyish or girlish when they are neither. Who decided that blue is for boys and pink is for girls? Or that boys must play sports and girls must play with dolls? Why can’t we let kids be kids and allow adults to choose their hobbies and passions, without force fitting everything into a neat category of “for men” and “for women”? Imagine a world where we celebrate people for their talents and passion, and not for how manly or womanly they are. That sounds like liberation to me.
To all young queer and trans people, hold your fort; God has sent you with a plan and purpose and in due time you will find it. To the parents of gender variant people, may God give you the courage to open your eyes to love and shun away the hate that history and patriarchy has taught you. To teachers and school, may God give you the empathy and power to make gender inclusive classrooms where children learn to appreciate each other for their differences instead of bullying. To employers and businesses, may God give you the sense to hire people without the baggage of gender identity and bias. And to all humanity, may you recognize the love and diversity present within you, as gifted by the Almighty already."
8 notes ¡ View notes