#Jas Pria
Explore tagged Tumblr posts
Text
JAS HUJAN, KEREN JAS HUJAN RAINCOAT PRIA BY HCS Anti Rembes
JAS HUJAN, KEREN JAS HUJAN RAINCOAT PRIA BY HCS Anti Rembes
ANTI BOCOR DAN ANTI AIR Berbahan Parasut yang kemudian dijahit dengan menjadikan jas hujan tahan air dan tidak akan bocor.
* DILENGKAPI DENGAN SCOTLIGHT Dibagian belakang baju sudah dilengkapi dengan Scotlight memberikan efek menyala dimalam hari yang menjadikan berkendara lebih aman
* MENGGUNAKAN PERLINDUNGAN GANDA Kombinasi antara resleting yang kemudian ditutup dengan kancing memberikan perlindungan lebih optimal.
* FULL SET/FULL PROTECTION Jas Hujan yang dilengkapi dengan Hoddie dan menggunakan Karet dibagian lengan.
* REAL pict Foto asli apa adanya, model Rafli Agustaf
JAS HUJAN RAINCOAT PRIA BY HCS Anti Rembes,JAS HUJAN RAINCOAT JAKARTA BY HCS Anti Rembes,JAS HUJAN EVA RAINCOAT BY HCS Anti Rembes,HARGA JAS HUJAN RAINCOAT BY HCS Anti Rembes,GAMBAR JAS HUJAN RAINCOAT BY HCS Anti Rembes
#JASHUJANRAINCOATPRIABYHCSAntiRembes #JASHUJANRAINCOATJAKARTABYHCSAntiRembes #JASHUJANEVARAINCOATBYHCSAntiRembes #HARGAJASHUJANRAINCOATBYHCSAntiRembes #GAMBARJASHUJANRAINCOATBYHCSAntiRembes
#JAS HUJAN RAINCOAT PRIA BY HCS Anti Rembes#JAS HUJAN RAINCOAT JAKARTA BY HCS Anti Rembes#JAS HUJAN EVA RAINCOAT BY HCS Anti Rembes#HARGA JAS HUJAN RAINCOAT BY HCS Anti Rembes#GAMBAR JAS HUJAN RAINCOAT BY HCS Anti Rembes
0 notes
Text
Terbaik, 0818-0958-4233 Vendor Rompi Jas Pria

Terbaik, 0818-0958-4233 Vendor Rompi Jas Pria
Vendor Rompi : Rompi Pria,Rompi Rajut,Rompi Safety,Rompi Eiger,Rompi Wanita,Rompi Kpps,Rompi Motor,Rompi Proyek,Rompi Futsal,Rompi Anti Peluru,Rompi Anak,Rompi Anti Angin
PT. ARKANA PUTRA BAROKAH
Kami Melayani Order Delivery, Juragan Cukup Telpon/WA 0818-0958-4233. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih
Vendor Rompi Jas Pria
#VendorRompiJasPria
0 notes
Text
Memeluk luka
Sesungguhnya aku tak mengerti mengapa Allah SWT menghadirkannya dalam hidupku. Memang, aku mengaguminya, tapi sedikitpun tak ada harapan untuk bisa memilikinya. Jangankan begitu, bahkan tak ada ekspektasi bisa mengenalnya sampai seperti ini😥
Ya Allah apakah sekali lagi ini ujian/cobaan untuk hambamu?
Semakin kumengenalnya semakin nampak luka menganga yang tak pernah ia balut. Tentu saja rasanya nano nano, membayangkan lara yang ia rasakan, bersamaan dengan itu, hati dan pikiran ini tak mampu menafsirkan segalanya.
Mengapa ia memilih untuk mengenalku di saat lukanya masih belum sembuh?
Hanya berjarak 2 bulan setelah ia ditinggalkan.
Berulang kali kurenungkan sembari mengembalikan kelogisanku yang belum seberapa pudar. Harusnya ini lebih dari cukup, aku juga tidak meminta lebih. Namun ia seakan terus membidas titik terlemahku, sungguh di titik ini aku tak mampu lagi menyangkal.
Riuhnya isi kepala ini tak mengizinkanku terbuai begitu saja, tak membiarkan imajinasi mengelabui fakta bahwa ia masih belum pulih. Aku pribadi perlu waktu setidaknya 3 bulan untuk pulih, menerima keadaan dan mengikhlaskan suatu hal, tentu proses setiap orang berbeda-beda. Kemungkinan terburuknya adalah apakah ia membiarkanku mengambil posisi untuk menyembuhkan luka itu? Atau bahkan pelampiasan?
Tidak.
Ia bukan orang seperti tu sejauh ini.
Tidak tau ya, manusia tidak bisa ditebak.
Mulanya aku ingin membagikan rasa bahagia dan reminder agar tidak terlalu terbuai, bahwa semua ini lebih dari cukup tidak perlu mengharap lebih. Fokus saja mengejar karier. Alih-alih begitu aku malah membagikan keresahanku.
Semua bermula dari sini🥲


Kala itu hatiku sedang porak-poranda sehancur-hancurnya, tiba-tiba rekanku mengenalkan ia kepadaku hahaha. Jika ditelusuri, saat itu hatinya sudah tersegel oleh sesorang yang juga meninggalkannya 4 bulan lalu, karena dilamar oleh pria berseragam.
Terkesan bodoh dan klise, percaya tidak percaya, aku langsung mengaguminya sesaat rekan kerjaku mengenalkan ia kepadaku, dasar nafika😂

Sampai di titik bisa maen bareng seperti ini, serakah sekali jika sampai aku mengharap lebih🤧
Sepulang dari main bareng dengan kondisi hujan lebat, waktu sampai di depan rumahku ia buru-buru mengeluarkan motornya dari garasi, lalu kemudi aku ambil alih. Ayahku menyuruh ia untuk langsung pakai jas hujan, biar aku yang memarkirkan mobilnya. Beberapa saat berlalu, ayahku mengabari jaketnya ketinggalan di mobil🤦🏻♀️

Walhasil harus ada momen lagi untuk mengembalikan jaketnya. Padahal di hari maen bareng itu aku ingin mengakhiri dan membatasi interaksi ke depannya. Sebab aku tak mampu lagi mengontrol akal dan rasa, takut semakin jatuh dan sepertinya ia juga biasa-biasa saja.
Prosesi pengembalian jaket
👩🏻 : jaketnya ini gimana mas? Di gosend kah?
🙎🏻♂️ : besuk aja tak ambil di kantor pean gimana? pas ada rapat juga di *** soalnya.
Diambil gaes, diambil ke kantorku.

Pikirku ia akan menunggu di depan kantor lalu aku mengantar ke sana, selesai. Karena ia tipe orang yang pemalu dan introvert, meminimalisir berinteraksi dengan manusia.
Tiba-tiba ia menelpon mengabarkan bahwa sudah sampai, posisi sudah di pendopo kantor HAAH LOOHH!??! Udah parkir dan masuk kantor ternyata haha.

Sempat berbincang-bincang sebentar sambil berdiri mengatakan ini dan itu, sampai akhirnya ia mengajak duduk(?)😨
Aku lupa mempersilahkan karena tidak ada bayangan sama sekali bakal mengobrol bersama. Kami duduk di kursi pendopo yangmana posisi itu bisa dilihat oleh siapapun dari sisi manapun. Topik obrolannya cukup berbobot tentang pekerjaan, kehidupan dan tiba-tiba pernikahan. Jujur aku sedikit tidak fokus, karena ada rasa malu ditonton rekan-rekan kerja bahkan pimpinanku juga lewat waktu itu. Anehnya justru aku yang malu, ia malah welcome sekali dengan rekan kerjaku😭😭😭
Lama-lama dinding pertahananku runtuhlah kalo gini. Setiap harinya aku berpikir untuk mengakhiri rasa ini dengan memnimalisir interaksi chat maupun langsung, tapi kenapa malah didekatkan?
Setelah banyak perbincangan hubungan kami semakin terasa heart-warming. Tapi aku sendiri yang mencari penyakit dengan menggalih masa lalunya secara diam-diam. Seseorang yang pernah mengisi hatinya, bukan pernah, bahkan mungkin masih mengisi hatinyaㅡparasnya sungguh elok dan rupawan, pandangannya meneduhkan dan imut. Ada saja pikiran membandingkan diri, tetapi aku meyakinkan diri bahwa akupun jelita di mata orang yang benar-benar menyayangiku😊
Aku berserah diri kepada Allah SWT, biarkan Allah yang mengatur bagaimana baiknya, Allah lebih tau mana yang terbaik untukku.
Bighug untuk diriku sendiri yang sedang terombang-ambing ini🫂
ㅡ250127 6.28pm
2 notes
·
View notes
Text
PERSAHABATAN
Tempat tinggal seluas 3 x 7
“Terimakasih banyak tuan, saya bingung harus berbuat apa ke tuan untuk membalas budi ini semua” ucap Sari, “yaa sama sama, tidak masalah sari santai saja” jawab pria ber-jas berkacamata hitam diikuti senyuman yang tulus.
“rekkk ayo reek mlaku mlaku nang tunjungan” suara music di radio
“wah betul juga, yok sar kita jalan ke tunjungan” ajakkan dari ibu, Sari hanya mengangguk. Sebab sari tidak tahu menahu tentang dunia luar. Walau tempatnya tidak jauh dari gubuknya. Pria berjas dan ibunya membawa sari ke tunjungan untuk melihat betapa indahnya kota Surabaya. Berjalannya mereka di trotoar yang indah sejuknya udara.
“rekkk ayo reek mlaku mlaku nang tunjungan” bunyi sound penyebrangan jalan.
Dengan kagumnya Sari menatap ke jalan, Gedung Gedung berdiri kokoh. Tempat tempat nongkrong anak muda, hiasan hiasan yang begitu indah. Ada bangku bangku di trotoar, melihat jalan yang lebar ukurannya 3 mobil. Lalu lalangnya mobil, motor, bis. “waah seperti ini” kata Sari yang tidak menyangka bisa melihat ini juga. Menolehlah Sari ke orang dermawan berada disebelah kanannya, lagi lagi dengan tatapan penuh cairan mata yang akhirnya jatuh sebab tak tertampung. Tiada henti hentinya ucapan terimakasih keluar dari mulutnya, karena bingung sudah kehabisan kata kata untuk mengungkapkan rasa syukur. Suara yang terbata bata dengan diiringi isakkan tangisan yang dari tadi ditahan. Pria tersebut membalasnya dengan senyuman.
Pulanglah mereka bertiga melewati jalan yang berbeda, kali ini si Pria yang membawa kursi roda Sari sambil berbincang kehidupannya selama ini. Saat sampai didepan rumah, Pria Berjas hitam Kembali ke rumah Sari dengan membawa jajanan dan boneka beruang kecil dari mobilnya. “Ini untuk mu Sar” lagi lagi dengan senyuman sederhananya. Begitu gembiranya Sari menerima semua ini yang tidak terduga begitu cepat dalam satu hari.
“rekkk ayo reek mlaku mlaku nang tunjungan” suara vlog dari HPnya Sari
“sudah sudah tidur, sudah malam. Besok – besok kita main lagi kesana kalau kamu masih penasaran” “baik bu” jawab Sari. Ibu menggendongnya untuk memindahkannya ketempat tidur.
Kamar Tidur tembok warna putih
“bim-bim-bim” suara Alarm HP berbunyi pukul 8.00 seperti biasa langsung mematikan Alarm tersebut. Kali ini sorotan mata biru langsung menuju sudut ruangan, ada kursi roda bersandar di tembok dan di atasnya ada boneka teddy bear. “ehh dah bangun anak mamah…” sapa ibunya, Sari membalas senyuman manis.
Setelah makan, mandi, minum ia ingin sekali menggunakan kursi roda sendirian tanpa bantuan dorongan. Sari pun berlatih dijalanan beraspal yang tiada kendaraan lalu lalang. Mundar mandi roda berputar dengan anyunan tangannya sari ke roda. Tidak butuh waktu lama, Sari berlatih beberapa hari sudah sangat lihai memainkannya. Sari berjalan menggunakan kursi roda bahkan bukan hanya ke depan rumah saja,ia juga sudah sering sekali pergi ke taman.
3 Bulan kemudian……
“hemmm walaupun sekarang punya kursi roda, lama lama bosen juga hanya melihat mereka bermain sedangkan aku berdiam disini” bergumam dalam hatinya. Ia menunduk sambil melihat ke kakinya yang tidak berdaya. Sesekali melirik kedepan melihat anak anak seumurannya yang seru sekali bermain lompat tali. Terdengar suara riang gembiranya mereka bermain, semakin membuat iri.
“heiii siapa nama kamu ?”
Sari langsung mengarahkan perhatiannya ke kiri dengan mencerminkan wajah bingung alis yang terangkat.
“hei.. hei.. haloo, ada orang, siapa namamu ?” laki laki berumur 9 tahun menyapa dengan melambaikan tangannya ke depan wajah Sari. Laki laki ini menahan tawa melihat Sari yang mukanya kebingungan dan bengong. “oh yaa, Sa-Sari” jawabnya. “ohh Sari, kok kamu sedih terlihatnya. Sendirian saja ?” tanya lelaki itu , “iya” “yaudah yuk main bareng sama ku saja. Kita main… ” “loh temanmu yg disana bagaimana ?” Sari memotong pembicaraan, “yang disana? Biarkan saja, disana juga sudah ramai” “btw aku bawa layangan loh, yuk main” sambungnya lelaki itu.
Lelaki yang tak jauh tingginya dari Sari pun mengambil layangan yang ada di dalam tasnya. Ia meminta Sari untuk memegangkan layangan tersebut untuk di Tarik benangnya oleh lelaki itu. Sett-sett-sett tak lama kemudian layangannya pun terbang tinggi. Sebuah kertas berbentuk segiempat yang melayang layang di udara. Angin yang meniup begitu kencang membuat layangannya semakin terbang tinggi. Sampailah pada posisi layangan dengan angin yang stabil, Sari diberikan benang tersebut untuk memainkannya.
“kamu sendirian saja sar?” tanya lelaki itu, “iyya” “memang rumahnya dimana?” sambung menanya, “dekat kok, di jalan keputih” . sedang asik asiknya mengobrol, layangannya pun di hampiri oleh layangan milik orang lain, Sari mukanya langsung panik kedua alisnya mendekat, dengan mulut terbuka sedikit. Tangannya masih memegang benang tersebut dengan gemetar. “ehh kenapa Sar?” . Sari langsung melemparkan benang ke lelaki itu. Hap - Dengan lihainya lelaki itu beradu lawan Bersama layangan orang lain.
Tass…. Suara benang yang terputus.
Sari murung Kembali, ujung bibir yang menurun dan kepala tertunduk. “maaf yaa..” kata Sari, “gapapa bukan salahmu kok, besok kita main lagi dehh gimana ?” “baiklahh” jawab Sari. Lelaki tersebut menghantarkan pulang Sari hingga depan rumah. “dahh sampai” kata Sari dengan gembiranya, lelaki ini pun membalas dengan tertawa kecil. “oiyaa aku lupa menanyakan namamu, siapa nama kamu ?” tanya Sari
“Namaku Bizar…” jawabnya sembari senyum terlihat gigi putihnya.
Bersambung……..
2 notes
·
View notes
Text
Dua puluh tahun yang lalu, di balik tirai kamar rumah sakit seorang lelaki mendengar tangisan anak kecil. Lelaki itu akhirnya sadar ia telah menjadi seorang bapak.
Tujuh tahun setelahnya, bapak itu melihat putrinya keluar dari kamar mengenakan seragam. Hari itu, hari pertama anaknya masuk sekolah dasar. Sengaja ia mengambil cuti untuk memenemani putri kecilnya ke sekolah.
Hari ini, bapak itu kembali melihat anak perempuannya keluar dari kamar namun bukan mengenakan seragam sekolah melainkan gaun pengantin. Kini ia sadar putrinya sudah besar.
Pria tua itu bahkan tak mampu menebak moment ini akan tiba begitu cepat. Rasa-rasanya baru kemarin Ia mengantar anaknya ke sekolah pun baru sebentar ia menemani bermain, bergosib tentang ibunya lalu bercerita tentang mimpi dan dunia.
Kini di samping putrinya, duduk seorang anak laki-laki berstelan jas hendak meminta restu. Sembari menggenggam tangan lelaki yang telah memenangkan hati anaknya, ia hanya menoleh dan menatap dalam ke arah sang istri.
"Nak, coba kau lihat perempuan yang tengah menangis di sana. Dia istriku, Ibu dari dari anak yang hari ini kau nikahi. Saya jarang di rumah, tetapi ketika saya kembali anak saya telah bertambah pengetahuan dan hafalan. Perempuan itu telah menggadaikan hidup dan mimpinya untuk merawat dan mengajari anak-anak saya."
"Maaf, kalau anak kami memang sedikit keras kepala dan blak-blakan kalau bicara. Ia sering beradu mulut dengan Ibunya kala permintaannya tak terpenuhi. Sering pula saya memarihinya karena sudah mulai belajar berbobong, sering bolos sekolah, dan pulang larut tanpa alasan. Tetapi tidak sekalipun dia mendapatkan kekerasan fisik oleh saya atau pun Ibunya."
"Hari ini saya percayakan padamu melanjutkan tugasku untuk membimbingnya, tegur dia kalau salah, tuntun dia kalau kehilangan arah, dan Ingatkan sholatnya. Bantu selamatkan surganya sebagai seorang istri."
"Kalau toh, di kedapan hari lakunya berubah dan sifatnya tak lagi sama. Atau apapun yang membuatmu kecewa hingga pilihan terakhirnya adalah perpisahan. Saya mohon jangan biarakan dia berjalan sendiri. Dunia begitu keras untuk dia yang baru belajar berjalan."
"Jangan takut untuk memberitahu. saya ayahnya, saya akan menjemputnya pulang.tentu saya tidak memarahi mu apalagi menaruh dendam. atau dengan menyalah-nyalahkan keadaan yang sama sekali tidak membuat salah satu dari kita menjadi benar. Mungkin telah menjadi jalannya lagipula Tuhan selalu punya alasan kenapa kalian bisa dipertemukan."
"Memikirkan semua itu, kau mesti tahu bagaimana seharusnya menjadi imam. Selamatkan surgamu sebagai suami, nak."
……………………………………………………………………… 🍂
1 note
·
View note
Text
Today's story:
Dia terlihat cantik dengan gaun putih menjuntai ke tanah. Tangan mulusnya memegang bunga tulip putih, di jari manisnya melingkar cincin putih bersinar kala diterpa sinar matahari. Rambutnya di sanggul rendah, diberi aksen bunga Daisy yang menawan. Senyumnya tak pernah lepas dari bibir indahnya. Dia terlihat sangat cantik hari ini. Sangat cantik, aku memujanya.
Tepuk tangan riuh terdengar di taman, kala si gadis berjalan mendekati sang penghulu. Aku mengalihkan pandangan dari perempuan cantik sempurna ini ke arah lelaki yang telah menunggunya di sisi sang penghulu. Pria dengan jas putih rapi, serta sapu tangan dan bunga yang menghiasi setelan jasnya. Senyumnya tak kalah lebar dari sang perempuan, "mereka terlihat serasi"
Aku selalu membayangkan bahwa tempat dimana laki-laki itu berdiri adalah tempatku. Aku yang harusnya berada disana, menunggu dengan sedikit tidak sabar perempuan yang kucintai mendatangiku, lalu kami akan mengucapkan sumpah sehidup semati di hadapan penghulu. Tamu - tamu disana akan menjadi saksi hari bahagia kami,...
...seandainya
...seandainya aku cukup berani mengutarakan perasaanku padanya.
12/3/25
0 notes
Text
Pesta dan Pria Ketus

Satu hal yang aku pun tidak mengerti, sama sekali. Ini perihal kebersamaanku dengan Billy yang entahlah apa artinya, meskipun aku tentu terhanyut akan setiap kata-kata manis maupun perlakuan lembutnya padaku. Tapi itu semua tak lantas membuatku menghilangkan pikiran tentang Mas Kevin. Padahal sosok yang ada di sampingku ini jelas lebih baik darinya, dia juga sangat menghargaiku. Dia tampan, rupawan, dermawan, dan begitu lembut. Hanya saja memang, dia adalah seorang duda yang belum punya anak. Dia bercerai dengan mantan istrinya karena banyak perbedaan yang baru mereka sadari setelah menikah. Jujur aku sedikit takut mendengarnya, apakah segitu berbedanya pola pikir seseorang sebelum dan setelah menikah sampai harus saling melepaskan? Lalu, apa arti janji suci yang sempat terucap di altar pernikahan, misalnya?
Aku tidak ingin banyak bertanya, aku juga tak mau banyak menduga, toh selama Billy bersikap baik padaku, aku akan tetap menghargainya. But anyway, perbincangan aku dengan dia pun sangat nyambung, apalagi dia juga punya kertertarikan sama banyak cabang olahraga, salah satunya voli pantai, sama kayak aku.
And one thing that make me more respect him is the way he always ask about how I feel, like every time. Dia selalu menanyakan pandanganku tentang apapun, makanan, tempat yang kita kunjungi, rumahnya bahkan dirinya sendiri pula. Satu lagi, dia dengan baiknya memberiku sebuah dress manis berwarna nude yang cantik. Aku takjub bukan main, melihat dia mengenakan kemeja putih dengan celana bahan yang membuatnya tampan berkali lipat. Aku bahkan bisa melihat dada bidangnya terpampang jelas, sangat membuatku salah fokus.

Dia mengamatiku dari atas hingga bawah, aku sedikit tidak nyaman dengan dress yang terbuka seperti ini, apalagi begitu ketat dan mengekspos bagian atasku. Sesekali aku menarik ujung dress itu dan tersenyum canggung. Aku juga merapikan rambutku yang curly, hasil catokan asal diri sendiri.
“Cantik banget kamu, saya gak sia-sia nungguin kamu sejam,” ucapnya, dia terkekeh pelan.
Aku berjalan dengan heels 10 cm yang membuatku setidaknya dapat berdiri sebatas bahunya. Dia terlalu tinggi, aku pun masih sulit menggapainya. Dia memegang tanganku saat melihat ketidakseimbanganku tadi.
“Hati-hati,” katanya. “Kamu cantik Kinan, saya gak salah beliin kamu dress itu. Cocok buat kamu.”
“Pendek banget, terlalu terbuka ya?”
“Saya bawa jas, kamu bisa pake kalau kamu gak nyaman.”
Dia menyodorkan jas hitam yang ditentengnya, dia juga meraih pinggangku untuk membantu memasangkan jas miliknya. Astaga Tuhan, aku kali ini betul-betul berdebar, tetapi aku tidak tau apa ini aku hanya takut atau bagaimana. Rasanya jelas berbeda dengan perasaanku kala dekat Mas Kevin. Tiba-tiba saja aku merasakan jemari lelaki itu tidak hanya melingkar di pinggangku, tetapi juga memelukku dari belakang. Aku juga bisa merasakan kepalanya bertumpu di bahuku.
“Terima kasih ya, sudah menemani hari-hari saya belakangan ini. Kamu juga mau temani saya ke acara.”
Aku sejujurnya merinding, ada perasaan risih dan takut, apalagi saat aku merasakan bibirnya itu begitu menempel dengan leherku. Tapi sungguh dia tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini dan aku sangat terkejut dengan apa yang ia lakukan padaku sekarang. Aku sedikit merenggangkan tubuhku, membuat dia akhirnya sadar bahwa aku kurang nyaman dengan sikapnya.
“Maaf, saya gak bermaksud…” lirih Billy yang memandangku dengan air muka penuh kecewa.
Aku menggeleng samar. “Ayo, kita berangkat sekarang.”
Dia mengangguk, saat dia hendak meraih tanganku, aku kembali tersenyum ragu sampai akhirnya dia membiarkanku berjalan lebih dulu dan melepaskan genggamannya. “Silakan.”
Aku buru-buru berjalan keluar rumah, ingin segera mencapai mobil yang terparkir di sana, suasana begitu sangat canggung. Dan bodohnya aku malah mendadak jatuh tepat di pintu masuk, hingga nyaris saja pakaianku kotor kalau Billy tidak memelukku.
“Kinan, hati-hati. Sepatumu itu tinggi, saya pegangin kamu ya.”
Oh Mas Kevin… seharusnya kamu yang bersikap begini padaku, kamu yang memelukku, kamu yang menggenggamku. Ah, aku tidak mau kalau jadi terlalu berlarut, hingga kakiku yang sempat sakit rasanya begitu cepat sembuh. Tidak mau kalau aku jadi harus terlalu berdekatan intim dengan Billy. Intinya aku ingin cepat pulang dan menyelesaikan malam ini. Aku benar-benar tak enak hati rasanya sekarang. Aneh sekali.
Well, yeah. Dia memperkenalkanku dengan satu persatu temannya, tanpa embel-embel apapun. Dia mengenalkanku hanya nama saja, mungkin dia sengaja membiarkan beberapa temannya menebak siapa aku. Ya sudah pasti mereka menganggap aku adalah pasangan Bang Billy. Sebetulnya, aku sadar, banyak perempuan di sekelilingku yang kurasa sebagian adalah kenalannya, begitu tampak mengagumi sosok lelaki ini. Wajar saja kalau soal tampang dan postur tubuh rasanya memang idaman para perempuan. Hanya saja, beberapa kali aku tak banyak ikut interaksinya dengan teman-temannya, canggung. Jadilah berakhir aku memisankan diri dan mengamati sekeliling pesta. Pesta outdoor yang diselenggarakan di sebuah resort mewah, kurasa ini salah satu pesta pernikahan yang kasual. Tidak terlalu kaku dan semua tampak menikmati acara. Apalagi kedua mempelai terlihat saling mencintai dengan raut wajah keduanya yang amat berbahagia.
Oh ya, bicara soal Bang Billy, dia ada di hadapanku beberapa meter. Aku berdiri di pinggir dengan segelas wine dalam genggamanku. Sesekali berupaya membenarkan pakaianku yang terlalu seksi ini bagiku. Aku menarik bagian ujung dress bawahnya di pinggir, lalu juga bagian atas dada. Ya, jas hitam itu sudah kukembalikan, karena tak enak saja dia hanya mengenakan kemeja putih nantinya.
Aku melamun sejenak namun tetap dengan sebisa mungkin menjaga posturku dan gerak-gerikku. Agar orang tidak terlalu melihatku seperti orang hilang. Sampai akhirnya aku melihat seseorang menyodorkan jas hitamnya padaku, terang saja aku terkejut dan langsung menoleh. Bukan main kagetnya, mataku nyaris keluar melihat lelaki di sampingku itu.
"Ini acara strangers, kamu pake pakaian kayak gitu. Kurang tepat saya rasa."
Oh. Tentu. Itu suara ketus yang selalu kuingat dari mulut seorang lelaki berwajah dingin dan kini menatapku. Mas Kevin. Oh Tuhan aku lupa soal dia yang berteman dekat dengan Billy, juga tak kepikiran kalau akan ada dia di sini.
"Mas Kevin..." Aku menahan ucapanku, belum juga meraih jas miliknya. "Kamu ngapain di sini?"
"Kamu gak salah? Bukannya seharusnya saya yang bertanya seperti itu sama kamu?" Kevin menghela napas kasar. "Lebih baik kamu pakai jas saya dulu, saya aja lihat kamu gak nyaman. Kenapa pula kamu pake pakaian kayak begitu? Baru kali ini saya liat kamu berdandan berlebihan kayak gini."
Aku jarang sekali lihat dia seketus ini, sampai menatapku dengan sinis dan tak suka. Sejujurnya aku pun sangat tersinggung dengan perkataannya. Apa yang salah dengan ingin berpenampilan istimewa bagi seorang perempuan? Toh aku juga ke sini sebagai tamu dan teman Billy, aku tidak ingin mempermalukannya. Aku jujur saja marah dengar Mas Kevin seperti itu, aku membuang muka darinya. Menutupi bagian atas dadaku dengan tas kecil yang kutenteng.
"Ini pakaian dari Bang Billy."
Mas Kevin hanya mengangguk dan menarik jasnya balik, memandang lurus ke depan dan masih berdiri di sampingku. Aku menegak minumanku sekali teguk dan menaruh gelas di atas meja.
Saat aku hendak menjauh, Mas Kevin memanggilku lagi. Aku bahkan belum sempat membalas lambaian tangan Billy yang menyuruhku menghampirinya.
"Kinan..."
Aku menatap lelaki di sampingku, rasanya Billy juga mulai menyadari kehadiran Kevin.
"Kamu pake jas saya, pinjam aja. Kamu bisa kembalikan nanti kalau kita ketemu."
Aku sebetulnya tak percaya Mas Kevin begitu baik padaku, pertama kali dia mau meminjamkan barangnya padaku tanpa aku yang memaksa. Kali ini juga tatapannya berbeda, dia begitu tampak sadar dengan ketidaknyamananku. Aku hendak meraih jas miliknya, namun Billy keburu datang dan langsung memegang tanganku.
"Vin, elo dicariin dari tadi. Mending samperin yang lain. Ayo," katanya.
Mas Kevin kembali mengenakan jasnya, lalu dia melenggang pergi dari hadapan kami. Membiarkan aku berduaan sejenak dengan Billy. "Kenapa kamu gak ikut aku, malah mengasingkan diri? Come on, aku ajak kamu di sini untuk ikut bersosialisasi juga. Anyway, beberapa temanku bilang kamu cantik dan mereka kaget kalau kamu adik Kasih Arini."
Aku tersenyum tipis, lalu aku kembali membuntutinya dari belakang. Tanpa ia melepaskan genggaman tangannya padaku, aku mau tak mau harus memasang wajah antusiasme, meski aku sudah telanjur tidak mood. Bukan hanya soal pakaianku dan sepatuku, tetapi juga soal Mas Kevin. Tapi sepertinya Billy menyadari itu semua, sehingga dia mulai membiarkan diri tidak bergabung dengan teman-temannya yang lain. Dia menikmati acara berduaan saja denganku.
"Kayaknya pesta pernikahan saya nanti, mau seperti ini, konsepnya betul-betul membaur bersama tamu undangan."
Aku mengangguk setuju, kupikir aku juga ingin begini, biar bisa banyak bercerita dengan teman atau kerabat yang jarang interaksi. Kini kami ikut menikmati jalannya acara, pesta semakin ramai dengan alunan musik-musik Classic bahkan Pop Barat dilantunkan mengiringi acara. Sebetulnya aku senang sekali, siapa yang tidak merasa tersanjung jika dikenalkan di depan teman-teman seorang teman lelaki seperti seorang yang sangat spesial. Ya, Billy memperlakukanku begitu manis. Dia juga yang membawakanku sepiring cake yang akhirnya kami santap saat duduk sebelahan. Di sana juga ada Mas Kevin, duduk dengan seorang lelaki. Aku dengan Mas Kevin beberapa kali saling memandang, dia menatapku sinis sekali, apalagi saat Bang Billy menyuapkan cake padaku. Ah, ya tidak mungkin dia cemburu, dia hanya tidak senang dengan kehadiranku di sini.
Aku beberapa kali menutup bagian pahaku, yang terekspos, tidak nyaman sekali sejujurnya. Tapi aku tidak enak berbicara karena mereka tampak sedang asyik berbincang. Aku juga mendengar celetukan dari lelaki di samping Mas Kevin, "elo sendiri kapan nih bawa pasangan, mau kalah aja lo sama Billy? Emang gak mau tiap pagi dan tiap pulang kerja ada yang ngurusin?"
Mas Kevin tampak hanya tersenyum kecut dan menggeleng samar, dia tidak terlalu menghiraukan perkataan temannya itu. Aku pun rasanya semakin tidak nyaman di antara mereka, aku butuh kembali berdiri dan akan beralibi untuk pergi ke toilet. Ya, aku merasa sangat canggung di sini. Akhirnya, aku melenggang pergi dari sana, dengan susah payah terus memegang ujung dress-ku. Aku sempat tersenyum pada Mas Kevin dan yang lain sebelum pamit, tapi hanya Kevin yang tidak senyum padaku.
Aku menarik napas panjang, rasanya semakin malam di sini terasa dingin. Apalagi tempat ini langsung berhadapan dengan pantai, jelas saja anginnya begitu kencang dan menusuk. Selesai aku merapikan penampilanku, termasuk re-touch riasan tipisku ini, aku keluar dari sana. Berharap acara segera cepat berakhir karena aku sudah sangat tidak nyaman dengan heels tinggi dan pakaian ketat ini.
"Aduh."
Aku yang jalan berhati-hati dan melihat langkahku di bawah karena heels tinggi ini jadi tak sengaja menabrak orang. Untung saja orang itu... Astaga lagi lagi Mas Kevin. Pasti dia hendak ketus lagi padaku.
"Kenapa sih kamu terima baju kayak gitu? Kenapa juga pake heels yang setinggi itu? Tau kan acaranya bakal lama dan kamu pasti gak nyaman? Ck, kamu ini jadi perempuan mau mau aja nurut sama lelaki." Kevin begitu sinis padaku. "Saya rasa kamu gak perlu di sini sampai acara selesai, pulang, toh kamu juga gak begitu nyaman di sini kan?"
Aku sangat gondok dengan Mas Kevin malam ini. Padahal aku berharap dengan dia mengerti posisiku, setidaknya dia paham atau bisa lebih pengertian. Ternyata tidak. Aku lupa dia bukanlah Wira maupun Bang Billy. Tapi aku setuju dengan kata-katanya yang seolah mengusirku secara halus, menyakitkan memang.
"Kamu gak suka aku ada di sini? Aku dateng bukan buat kamu! Aku di sini karena—”
"Ya ya ya, urusan kamu, saya hanya kasih tau. Barangkali kamu lupa kalau kamu ga seharusnya nurutin hal yang gak kamu mau."
"Kayak untuk menjauh dari kamu seperti yang kamu minta, misalnya Mas?"
Mas Kevin tampak menghela napasnya panjang. Sekarang aku yang muak, aku rasanya sudah tak ingin ada di sini, semakin tak betah apalagi Mas Kevin juga tidak nyaman dengan keberadaanku. Aku segera melangkahkan kakiku pergi, bahkan bukan hanya dari hadapannya, aku betul-betul pergi meninggalkan acara malam ini. Berjalan dengan pakaian seperti ini di waktu yang semakin malam, aku tidak tau apa yang akan terjadi tapi Tuhan selamatkan lah aku dari lelaki mata keranjang atau orang jahat manapun. Aku dengan mata yang setengah basah menahan air mata yang hendak keluar terus berjalan. Aku tau Billy akan mencariku, tapi sepertinya aku cukup menghubunginya lewat chat dan tidak perlu datang lagi.
Perjalananku semakin jauh dari resort itu, jalan pun tidak seterang jalan sebelumnya, kakiku sudah pegal setengah mati tapi aku harus tetap melangkah untuk sampai menemukan taksi karena sejauh ini belum ada ojeg online yang kudapat.
Aku berhenti di pinggir jalan, beristirahat sejenak karena kakiku semakin pegal dan sakit. Tidak biasa memakai sepatu tinggi seperti ini. Aku hendak membungkuk untuk melepaskan sepatuku namun seseorang segera menahan pergerakanku. Aku sontak menoleh dan refleks menghentakkan sentuhan itu, aku sangat takut di malam yang gelap dan hanya lampu temaram pinggir jalan sepi yang ada. Aku terkejut melihat Kevin, iya dia benar benar ada di hadapanku dengan wajahnya yang serius.
"Kamu bener-bener gak sopan, meninggalkan acara gitu aja sampai Billy cari-cari kamu. Saya tau kamu pasti marah dan langsung pergi, tapi gak dengan pergi sendirian. Ini nyaris tengah malam dan kamu dengan dandanan kayak gini mau jalan sendirian?"
"Kenapa sih aku selalu salah di mata kamu Mas? Kamu tuh maunya apa? Aku udah pergi dan gak ada di hadapan kamu, aku juga masih salah?!"
Kali ini aku menyentaknya, aku benar-benar marah padanya sampai air mataku menetes, rasanya hatiku hancur berkeping-keping. Aku menghentakkan kakiku hingga membuat aku nyaris terjatuh dan sialnya dia hanya diam saja melihatku dengan kondisi begitu. Aku yang sudah kepalang malu dan dipenuhi rasa marah kembali hendak membungkuk untuk melepaskan high heels 10 cm ini, tapi Mas Kevin langsung menarik tanganku. Aku menepisnya pelan, aku bisa melihat dia menatapku bingung.
"Kamu ngapain sih?! Kamu maunya apa?"
"Itu kamu ngapain lepas heels kamu? Kotor! Kamu gak sadar pula kah itu pakaian kamu terlalu pendek!"
"Ya kalau gak mau liat, jangan liat! Lagian aku pegel, kamu gak tau apa aku sakit kaki pake heels ini!"
"Siapa yang suruh kamu pake high heels setinggi itu? Gak ada kan?"
Aku menghela napas kasar, air mataku mulai berkurang, aku sudah terlalu dongkol kali ini dan aku tidak ingin lagi berdebat dengannya. Tak mau mengulur waktu untuk pulang, jadi aku memutar balik badanku dan melangkah perlahan-lahan sembari terus berdoa agar aku segera menemukan taksi. Aku mendengar langkah kaki lelaki di belakangku itu semakin dekat.

"Saya juga mau pulang," kata Mas Kevin, dia muncul di pinggirku lagi. Dia kini menenteng jas yang baru saja ia lepas, lalu dia menyodorkan jasnya padaku tanpa menatapku. "Pake."
"Gak usah."
"Terserah saya ga mau maksa."
Aduh, ini adalah momen yang sangat langka, kapan lagi seorang Kevin Adrian dengan murah hati mau meminjamkan pakaiannya untukku? Namun, di sisi lain batinku meraung. Menolak perhatian kecil yang ia berikan karena aku mencoba untuk lebih mementingkan harga diriku kali ini. Sungguh, kalau saja dia memaksa sekali lagi, aku bersumpah tidak akan menolak.
"Kamu pulang ke mana? Rumahmu itu jauh dari sini. Ke tempat Billy? Yakin? Dia aja masih nungguin kamu di sana."
"Barang-barangku di tempat dia, aku gimana mau pulang?"
"Tunggu aja di gazebo rumahnya."
Aku melongo, tidak kaget sebetulnya melihat Mas Kevin yang sembrono kalau bicara, mungkin dia senang juga melihatku jadi mangsa nyamuk malam. Aku menggeleng samar. "Aku hubungi dia aja deh, siapa tau dia mau jemput aku sekarang."
"Eh tapi... Hmm..." Aku menahan pergerakanku, tiba-tiba saja kepikiran sesuatu dan segera memandang Mas Kevin di sampingku. "Bol—"
"Engga."
"Mas..." Pintaku manja. "Aku kali ini betul-betul kepepet, aku gak tahu harus nunggu di mana. Aku mohon."
"Saya gak enak sama Billy."
"Aku bisa sampein ke Bang Billy kalo aku di rumahmu malam ini. Hanya semalam atau paling nggak aku minta dia jemput nanti sebelum pulang. Gimana Mas?"
"Kamu pikir rumah saya itu penginapan?"
"Ya udah. Aku tunggu di minimarket 24 jam aja. Di depan juga ada kok. Gak usah khawatir."
"Dengan penampilan seperti ini? Hati-hati kamu. Ini Bali!"
"Biasa aja kali Mas, banyak bule-bule yang lebih seksi juga keliaran jam segini." Aku berbicara ketus.
"Ya udah. Kamu ikut saya. Hanya semalam dan ini kepepet."
Aku terkejut bukan main, sontak aku melompat kecil sembari memegang lengan lelaki di sampingku. Aku senang sekali rasanya meski telah dibuat nangis oleh lelaki itu tetapi dia juga yang mengobati kesedihanku. Entahlah, aku juga tahu betapa menyebalkannya lelaki ini tetapi aku sangat tetap mengaguminya. Aku tahu dia adalah orang yang begitu tulus, hanya dia memang tidak menyukaiku saja dan mungkin pula risih dengan keberadaanku. Jadi, buru-buru aku melepaskan genggamanku padanya.
"Makasih Mas..."
"Hm," sahutnya jutek. "Pakai jas saya dulu. Saya gak mau kamu datang ke rumah dengan pakaian begitu."
Aku meraih jas miliknya dan langsung memakainya, sesuai dengan perintahnya karena dia benar juga. Tidak mungkin aku datang malam-malam dengan pakaian terbuka, apalagi aku hendak bertemu calon mertuaku, ups.
Aku melirik ke arahnya, dia tampak mengacak rambut hitamnya yang lurus, oh betul itu membuatku salah tingkah. Aku sampai hampir keseleo karena jalan terburu-buru mengikuti langkah kakinya, langsung kupeluk dia saat aku mulai oleng. Aku tidak menyangka aku bisa menatapnya sedekat ini, bahkan dia memegang kedua pinggangku sejenak hingga lelaki itu sadar dan segera melepaskan rangkulannya.
"Kamu jalannya bisa hati-hati? Jangan kebanyakan modus. Ingat ucapanmu beberapa waktu lalu."
"Iya mas maaf, aku juga gak akan dekat-dekatin kamu lagi. Ini kan kamu yang deketin aku."
Kevin menjauhkan dirinya dariku dan berjalan mendahuluiku, "terserah kamu, Kinan, saya capek."
Dari belakang, aku mengagumi tubuh tegapnya dan caranya berjalan yang tenang. Sedikit halusinasi memandangi tulang punggung lelaki yang aku cintai itu, ah aku sudah terlalu kelewat batas. Aku harus ingat dan tetap menjaga perasaanku agar aku tidak lagi dibenci olehnya. Itu yang terpenting. Dan satu hal lagi, malam ini... Aku menginap di rumahnya. Untuk pertama kalinya!!
0 notes
Text
TERCEPAT! Call 0811-938-415 Laundry Jas Terdekat, Jakarta Pusat.

KLIK https://wa.me/62811938415,Jas formal, Jas pria, Jas wanita, Jas pengantin, Jas tuxedo, Jas kantor
Argya Laundry adalah layanan jasa cucian yang menawarkan berbagai kelebihan, seperti cucian bersih dan nyaman, pelayanan yang cepat, harga terjangkau, dan kualitas terjamin.
Kami juga melayani :
Antar Jemput Laundry
Laundry Kiloan
Laundry Express
Laundry Satuan Seperti Karpet, Stroller, Sepatu, Helm, Boneka, Dll.
Alamat : Laundry Expres ARGYA Laundry Samping Solusi Laundry, Gang Tike 9 Jalan Jati Timur RT 03 RW 09 Belakang Pasar, Kb. Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10240
G-Maps https://maps.app.goo.gl/uEvUmEQsCvwCcYXN7
Patokanya : Belakang Pasar Blok G Tanah Abang
Pengupload : rado
Jasa cuci jas Terdekat, Harga Laundry Jas Satuan, Laundry Jas harga, Harga dry Clean Jas 5aSec, Dry Clean terdekat dari lokasi saya, Laundry jas yang bagus, Sabun untuk mencuci jas, Cara mencuci jas dry clean, Cara mencuci jas pengantin, Harga cuci jas di laundry
#Laundryjas#laundryjasbengkulu#laundryjaspekanbaru#laundryjasbogor#laundryjasbandung#laundryjasa#laundryjasanak#laundryjasalmamater#laundryjasasetrika#laundryjasaantarjemput
0 notes
Text
JAS HUJAN, KEREN JAS HUJAN RAINCOAT TERBAIK BY HCS Anti Rembes
JAS HUJAN, KEREN JAS HUJAN RAINCOAT TERBAIK BY HCS Anti Rembes
ANTI BOCOR DAN ANTI AIR Berbahan Parasut yang kemudian dijahit dengan menjadikan jas hujan tahan air dan tidak akan bocor.
* DILENGKAPI DENGAN SCOTLIGHT Dibagian belakang baju sudah dilengkapi dengan Scotlight memberikan efek menyala dimalam hari yang menjadikan berkendara lebih aman
* MENGGUNAKAN PERLINDUNGAN GANDA Kombinasi antara resleting yang kemudian ditutup dengan kancing memberikan perlindungan lebih optimal.
* FULL SET/FULL PROTECTION Jas Hujan yang dilengkapi dengan Hoddie dan menggunakan Karet dibagian lengan.
* REAL pict Foto asli apa adanya, model Rafli Agustaf
JAS HUJAN RAINCOAT TERBAIK BY HCS Anti Rembes,JAS HUJAN RAINCOAT PRIA BY HCS Anti Rembes,JAS HUJAN RAINCOAT JAKARTA BY HCS Anti Rembes,JAS HUJAN EVA RAINCOAT BY HCS Anti Rembes,HARGA JAS HUJAN RAINCOAT BY HCS Anti Rembes
#JASHUJANRAINCOATTERBAIKBYHCSAntiRembes #JASHUJANRAINCOATPRIABYHCSAntiRembes #JASHUJANRAINCOATJAKARTABYHCSAntiRembes #JASHUJANEVARAINCOATBYHCSAntiRembes #HARGAJASHUJANRAINCOATBYHCSAntiRembes
1 note
·
View note
Text
TERCEPAT! Call 0811-938-415 Laundry Jas Terdekat, Jakarta Pusat.

KLIK https://wa.me/62811938415,Jas formal, Jas pria, Jas wanita, Jas pengantin, Jas tuxedo, Jas kantor
Argya Laundry adalah layanan jasa cucian yang menawarkan berbagai kelebihan, seperti cucian bersih dan nyaman, pelayanan yang cepat, harga terjangkau, dan kualitas terjamin.
Kami juga melayani :
Antar Jemput Laundry
Laundry Kiloan
Laundry Express
Laundry Satuan Seperti Karpet, Stroller, Sepatu, Helm, Boneka, Dll.
Alamat : Laundry Expres ARGYA Laundry Samping Solusi Laundry, Gang Tike 9 Jalan Jati Timur RT 03 RW 09 Belakang Pasar, Kb. Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10240
G-Maps https://maps.app.goo.gl/uEvUmEQsCvwCcYXN7
Patokanya : Belakang Pasar Blok G Tanah Abang
Pengupload : rado
Jasa cuci jas Terdekat, Harga Laundry Jas Satuan, Laundry Jas harga, Harga dry Clean Jas 5aSec, Dry Clean terdekat dari lokasi saya, Laundry jas yang bagus, Sabun untuk mencuci jas, Cara mencuci jas dry clean, Cara mencuci jas pengantin, Harga cuci jas di laundry
#Laundryjas#laundryjasbengkulu#laundryjaspekanbaru#laundryjasbogor#laundryjasbandung#laundryjasa#laundryjasanak#laundryjasalmamater#laundryjasasetrika#laundryjasaantarjemput
0 notes
Text
Desain Pakaian Adat Kota Semarang
Pria : Memakai iket kepala semarangan. Baju Jas Semarangan dengan pelengkap peniti dengan hiasan bandul jam. Sarung Motif Semarangan. Sandal Semarangan ( Jepit ). Wanita : Sanggul Jawa dengan hiasan dari bludru yang diletakkan di tengah sanggul dan tanpa menggunakan sunduk mentul. Anting-anting model panjang (tritis). Kebaya Encim dengan bordir diujung lengan dan 2bentuk kerah V3 serta bros…
0 notes
Text
Raditya Maheswara : [ Mission 4 Light shop ]


Dalam malam yang gelap gulita dan sepi, Raditya menyusui jalan yang penuh dengan detitan air hujan dia berkata " sepi dan kembali. Sampai kapan aku harus melewati jalan ini " sambil menghela nafas dia pelan dengan pelan berjalan dengan earphone dan senter kecilnya ia berjalan dengan percaya diri hingga tiba di pertengahan jalan dia di sapa oleh seorang pria muda yg memakai jas sekolah, sontak pria tersebut menepuk pundak Radit dan berkata " hendak ketoko lampu? " Raditpun menoleh ke arahnya dan berkata dengan gugup melihat penampilan pria tersebut dengan basah kuyub sambil membawa payung, " iy-iyaa Kekesanah. Dedenganmu bagaimana? " Saut Radit yang bertanya balik kepadanya. Tida ada sepatah dua patah pria laki laki itu memayungi Radit dan jalan bersamanya. Radit yang masih gugup dan bingung ketakutan sesekali melihat pria tersebut.

Dalam hati raditpun berkata " akankah ku di jaga sampai ketoko lampu apa di buat pusing olehnya " dengan gemetar seluruh tubuhnya dia sesekali menyapa namun tidak ada jawaban. Akankah Raditya selamat dari semua ini atau memang ia hanya di jadikan teman olehnya?
0 notes
Text
Mengapa Jazz Identik dengan musik mahal
Penampilan Secara penampilan musisi jazz lebih sering kelihatan rapi, baik penyanyi yang mengenakan gaun classy dan pria mengenakan jas atau blazer dengan rambut klimis tersisir rapi. Skill Musisi jazz memiliki keahlian yang luar biasa di bagian improvisasi, dan penguasaan jenis-jenis chord yang tidak banyak dikuasai pemusik di genre lain. Musisi jazz menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk…

View On WordPress
0 notes
Text
TERCEPAT! Call 0811-938-415 Laundry Jas Terdekat, Jakarta Pusat.
KLIK https://wa.me/62811938415,Jas formal, Jas pria, Jas wanita, Jas pengantin, Jas tuxedo, Jas kantor
Argya Laundry adalah layanan jasa cucian yang menawarkan berbagai kelebihan, seperti cucian bersih dan nyaman, pelayanan yang cepat, harga terjangkau, dan kualitas terjamin.
Kami juga melayani :
Antar Jemput Laundry
Laundry Kiloan
Laundry Express
Laundry Satuan Seperti Karpet, Stroller, Sepatu, Helm, Boneka, Dll.
Alamat : Laundry Expres ARGYA Laundry Samping Solusi Laundry, Gang Tike 9 Jalan Jati Timur RT 03 RW 09 Belakang Pasar, Kb. Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10240
G-Maps https://maps.app.goo.gl/uEvUmEQsCvwCcYXN7
Patokanya : Belakang Pasar Blok G Tanah Abang
Pengupload : rado
Jasa cuci jas Terdekat, Harga Laundry Jas Satuan, Laundry Jas harga, Harga dry Clean Jas 5aSec, Dry Clean terdekat dari lokasi saya, Laundry jas yang bagus, Sabun untuk mencuci jas, Cara mencuci jas dry clean, Cara mencuci jas pengantin, Harga cuci jas di laundry
#Laundryjas#laundryjasbengkulu#laundryjaspekanbaru#laundryjasbogor#laundryjasbandung#laundryjasa#laundryjasanak#laundryjasalmamater#laundryjasasetrika#laundryjasaantarjemput
0 notes
Text
TERCEPAT! Call 0811-938-415 Laundry Jas Terdekat, Jakarta Pusat.
KLIK https://wa.me/62811938415,Jas formal, Jas pria, Jas wanita, Jas pengantin, Jas tuxedo, Jas kantor
Argya Laundry adalah layanan jasa cucian yang menawarkan berbagai kelebihan, seperti cucian bersih dan nyaman, pelayanan yang cepat, harga terjangkau, dan kualitas terjamin.
Kami juga melayani :
Antar Jemput Laundry
Laundry Kiloan
Laundry Express
Laundry Satuan Seperti Karpet, Stroller, Sepatu, Helm, Boneka, Dll.
Alamat : Laundry Expres ARGYA Laundry Samping Solusi Laundry, Gang Tike 9 Jalan Jati Timur RT 03 RW 09 Belakang Pasar, Kb. Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10240
G-Maps https://maps.app.goo.gl/uEvUmEQsCvwCcYXN7
Patokanya : Belakang Pasar Blok G Tanah Abang
Pengupload : rado
Jasa cuci jas Terdekat, Harga Laundry Jas Satuan, Laundry Jas harga, Harga dry Clean Jas 5aSec, Dry Clean terdekat dari lokasi saya, Laundry jas yang bagus, Sabun untuk mencuci jas, Cara mencuci jas dry clean, Cara mencuci jas pengantin, Harga cuci jas di laundry
#Laundryjas#laundryjasbengkulu#laundryjaspekanbaru#laundryjasbogor#laundryjasbandung#laundryjasa#laundryjasanak#laundryjasalmamater#laundryjasasetrika#laundryjasaantarjemput
0 notes
Text
TERCEPAT! Call 0811-938-415 Laundry Jas Terdekat, Jakarta Pusat.
KLIK https://wa.me/62811938415,Jas formal, Jas pria, Jas wanita, Jas pengantin, Jas tuxedo, Jas kantor
Argya Laundry adalah layanan jasa cucian yang menawarkan berbagai kelebihan, seperti cucian bersih dan nyaman, pelayanan yang cepat, harga terjangkau, dan kualitas terjamin.
Kami juga melayani :
Antar Jemput Laundry
Laundry Kiloan
Laundry Express
Laundry Satuan Seperti Karpet, Stroller, Sepatu, Helm, Boneka, Dll.
Alamat : Laundry Expres ARGYA Laundry Samping Solusi Laundry, Gang Tike 9 Jalan Jati Timur RT 03 RW 09 Belakang Pasar, Kb. Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10240
G-Maps https://maps.app.goo.gl/uEvUmEQsCvwCcYXN7
Patokanya : Belakang Pasar Blok G Tanah Abang
Pengupload : rado
Jasa cuci jas Terdekat, Harga Laundry Jas Satuan, Laundry Jas harga, Harga dry Clean Jas 5aSec, Dry Clean terdekat dari lokasi saya, Laundry jas yang bagus, Sabun untuk mencuci jas, Cara mencuci jas dry clean, Cara mencuci jas pengantin, Harga cuci jas di laundry
#Laundryjas#laundryjasbengkulu#laundryjaspekanbaru#laundryjasbogor#laundryjasbandung#laundryjasa#laundryjasanak#laundryjasalmamater#laundryjasasetrika#laundryjasaantarjemput
0 notes