#Hadiah Lomba Yang Bermanfaat Untuk Anak Sd
Explore tagged Tumblr posts
Text
TERPERCAYA, WA : 0812-1366-2703, Kado Anak Sd, Lareeza
#Kado Anak Sd Perempuan#Kado Anak Sd Cowok#Kado Untuk Anak Kelas 6 Sd Perempuan#Kado Untuk Anak Sd Kelas 6#Kado Untuk Anak Kelas 6 Sd Cowok#Hadiah Murah Untuk Anak Sd#Hadiah Lomba Yang Bermanfaat Untuk Anak Sd#Kado Untuk Anak Sd Kelas 2
0 notes
Text
VIRAL, WA : 0813-8180-0030, Kado Anak Sd Gypfun
#Kado Anak Sd Perempuan#Kado Anak Sd Cowok#Kado Untuk Anak Kelas 6 Sd Perempuan#Kado Untuk Anak Sd Kelas 6#Kado Untuk Anak Kelas 6 Sd Cowok#Hadiah Murah Untuk Anak Sd#Hadiah Lomba Yang Bermanfaat Untuk Anak Sd#Kado Untuk Anak Sd Kelas 2#business#art#painting#beauty#student
0 notes
Text
Juara Apa?
Tulisan hari ini mungkin lebih ke ungkapan dari sudut pandang pribadi akan suatu hal. Jadi, kalau kurang setuju ya silahkan saja, toh ini cuma *sudut pandang pribadi*.
Setiap orang pasti punya sesuatu yang ingin banget dia capai dalam hidupnya, dan ketika dia berhasil akan ada rasa puas juga haru karena udah bisa ngewujudin itu semua. Sederhananya mari kita sebut saja dengan "prestasi".
Sejak zaman jadi anak SD yang pulang sekolah masih harus di antar jemput sampe kelas 4, saya termasuk orang yang "ambisius" banget sama yang namanya prestasi. Gak ada ceritanya nama Hennika Arumsari gak pernah ada di lima besar rangking kelas teratas. Beberapa penuh di angka 1 dan 2. Hampir setiap guru jadi hafal nama saya, alasannya ya pasti karena wali kelas saat itu yang banyak bincang sana-sini. Lomba menggambar dan MIPA pun sengaja saya ikuti, dan memang permintaan sekolah. Satu cita-cita saya waktu itu dan belum kesampean sampe sekarang adalah, jadi penganten pas samenan/perpisahan. Padahal waktu itu nilai saya tertinggi kedua setelah "doi" hahahaha kecil-kecil udah ada yang naksir, dasar saya. Karena biasanya dia orang nilai tertinggi laki-laki dan perempuan akan di arak dalam upacara adat, yang kedua orangtuanya juga ikut di belakang. Otomatis seantero sekolah bakal tau, oh mereka orang tua yang sukses didik anak-anaknya. Alasan saya sederhana waktu itu, cuma pengen orangtua seneng. That's it. Semuanya gagal karena waktu itu ada pergantian kepala sekolah. Gagal lah saya dalam membanggakan orang tua di masa itu, dipenghujung jenjang dasar pendidikan saya.
Lanjut ke pondok pesantren, ternyata menjadi juara kelas bahkan angkatan tak semudah juara di SD dulu. Walau sudah berusaha pontang-panting, menghafal sana sini, akhirnya saya harus menerima, mungkin piala juara itu memang hanya bagi mereka yang punya "otak dewa". Berkali-kali juga curi-curi perhatian ustad biar bisa direkrut jadi tim Olimpiade Matematika sama Biologi waktu itu, tetep aja gagal. Kalau kata-kata julidnya "Ya emang kesempatan buat dia-dia lagi aja terus". Saya frustasi karena sebal melihat teman-teman saya yang itu-itu lagi yang di rekrut jadi tim Olimpiade, tiap tahunnya. Saya tak tau alasannya dan pada akhirnya saya tidak mau tau. Cita-cita saya saat itu adalah lulus dengan predikat Syarof di haflah angkatan tahun 2015 saat itu. Pasti bangga nih orang tua anaknya dapet kalung bunga dari mudir. Tapi memang benar kata orang bijak dulu, bermimpilah setinggi langit, maka ketika kau jatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang. Syarofnya gagal, saya terselamatkan di predikat Mumtaz, ya cuma beda satu kelas lah, posisi duduk saya juga jadi di barisan kedua waktu itu hahahah. Banggalah pada diri sendiri dulu.
Saking depresinya saya yang cuma bisa ikut pengiriman lomba paskibra tim waktu di pondok itu, akhirnya saya putuskan untuk berpindah fokus dari mengejar prestasi dalam paham kejuaraan, menjadi prestasi dalam keaktifan diri saja. Bertemu dengan dunia kampus membuat saya semakin membuka pandangan bahwa prestasi ternyata bukan saja perihal kamu menang lomba A, B, C, kamu dapet piala A, B, C, dan sejenisnya.
Rahasia umum kalau dunia mahasiswa itu jadi dunia paling seru, bebas, dan menantang. Fase-fase menjadi dewasa awal dan pencarian jati diri jadi waktu yang tepat bagi kamu yang emang punya keinginan buat sejarah, seenggaknya yang akan nanti tertulis di berlembar-lembar portofolio diri. Bagi mahasiswa yang sejenis dengan saya ini, yang semangat banget kalau udah ada berita seminar gratis, workshop beasiswa, training-training skill gratis, open recruitment berbagai organisasi (dalam dan luar kampus), maka berlomba-lomba lah sejak awal kamu masuk ke kampus itu. Gunakan sedikit trik pilih-pilih tapi jangan jadi terlalu selektif juga. Biar selamat dari iming-iming "organisasi hitam" dan aman dari jeratan "Do less, Talk more". Dan oh ya, dunia mahasiswa juga sangat luas panggungnya, kamu bisa jadi juara apa saja di kejuaraan manapun, yang penting kemauan, usaha, dan do'a.
Karena menurut saya menjadi yang terbaik itu perlu tapi tidak begitu penting pada akhirnya. Memasuki fase dewasa dengan segala tantangannya membuat diri sadar bahwa kompotitor terbaik adalah dirimu sendiri, bukan orang lain. Terlalu banyak mimpinya jika berdarah-darah kamu menjadi seorang pemenang yang ingin disanjung masyarakat seantero negeri. Karena kini adalah zamannya kolaborasi. Jadi daripada emosi terkuras habis untuk berteriak "Hai, Hai, ini gue yang terbaik di bidang .... ", lebih baik teriakan "Eh, gue punya ini, lu punya itu, kolab yuk, buat karya", mungkin setelah itu akan banyak kebaikan-kebaikan terlahir dan kebermanfaatan yang beranak-pinak.
Endingnya apa? Bukan lagi penghargaan manusia yang jadi tujuan, tanpa sadar tiap orang mulai berpikir gimana caranya berlomba-lomba buat dapet perhatian dari Sang Pemilik Semesta. Apalagi coba yang lebih membahagiakan dibanding RidhoNya yang membuat kita bisa makin nyaman jalanin hidup. Karena emang pada akhirnya juga kan semuanya akan berubah jadi bentuk tabungan, bekal di akhirat nanti.
Aih,, jangan lah buruk sangka dulu dengan berpikiran "Mentang-mentang nih si HenHen sarjana pendidikan yang jadi guru PAI, hari ini ngasih kultum" hahhaha. Justru itu, jarang-jarang kan bisa liat saya se-ukhti ini wkwwk. Gak dong, semua itu pasti ada prosesnya, ada alasannya kenapa sampe akhir di detik ini gue bisa kasih sudut pandang tentang "prestasi" dengan definisi yang kayak gitu. Ini semua gara-gara kata-kata Arab cantik ini yang gue pelajari waktu di pondok dulu:
1. Firman Allah yang diulang-ulang dalam QS. Ar-Rahman
هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ
"Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan (pula)"
2. Hadits Rasulullah SAW (yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah)
عن ابى هريرة ان رسول الله ص. م قال :إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ . (رواه مسلم)
"Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: 'Apabila ‘anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan dia.'"
3. Kata-kata bijak (mahfudzat)
خير الناس احسنهم خلقا و انففعهم للناس
"Sebaik-baiknya manusia ialah yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi manusia (sesama)"
Mungkin tiga kata-kata ajaib penuh makna itu bisa sangat membantu ketika kita temui "jalan buntu". Keren banget sih emang kalau udah level prestasinya itu: Berlomba-lomba cari ridho Illahi. Kayak judul ftv Hen? Engga koq ini bener. Gue sadar loh nulis itu. Jadi ya, yuk bareng-bareng kita lakuin apa yang bisa kita lakuin kedepannya. As ini told before, bukan gue, bukan lu, tapi kita:) Masih tetep harus terus belajar dan latihan buat sampe ditahap itu, termasuk gue pastinya. Jadi yuk sama-sama aja! Maaf sekali lagi, karena ini hanya sudut pandang pribadi.
"Tuhan emang udah nulis takdir manusia jauh sebelum manusia itu lahir ke muka bumi. Tapi bijaksananya Sang Maha Kuasa itu, ya Dia kasih manusia kemampuan untuk berusaha. Berusaha mencari kesempatan, berusaha terus mencoba, berusaha buat terus belajar memahami. Dan jangan lupa selalu iringi sama do'a, kekuatan ajaib yang dibisikin ke bumi tapi bisa menembus langit"
Faidza azamta, fa........
*lanjutin guys, gue kasih hadiah permen nanti :)
@sekotenggg @fadhila-trifani @mathmythic @adhit21 @gugunm
#odp7#bisakarenabiasa#bighellosix#30dayswritingchallenge#refleksidiri#refleksi#reflection#kisahlangit#kisahbumi#sudutpandang#prestasi#manusia#cerita santri#cerita pondok#ceritamahasiswa#ceritahenhen
6 notes
·
View notes
Text
2. Tujuan Part II
Nah, aku buat catatan ini karena terinspirasi dari oppungku yang bagiin bukunya ke anak-anaknya (konsumsi keluarga) yang berjudul "Jujur Ngolu" kalau bahasa Indonesia nya Riwayat Hidup. Jadi aku udah coba baca buku itu sejak pertama kali di bagikan sekitar kelas 2 atau 3 SD, tapi sampai sekarang lumayan ngerti, gak semua aku mengerti di dalam buku itu karena overall, oppung aku gunakan bahasa Batak Toba. Mirisnya, aku batak dalle, apa ya bahasa Indonesianya 😂 intinya nggak nguasainya lah.
Yang aku dapat dari buku oppungku, beliau ceritain mulai dari masa kecilnya, gimana dia berusaha untuk sekolah, gimana kisah cintanya bukan hanya kisah cinta sama oppung boru (nenek) aku aja, tapi juga gimana tidak jadi menikah dengan paribannya (anak pamannya), gimana beliau berjuang mendapatkan harta-hartanya. Jadi, sayang kali kalau keluarga aku nggak baca buku oppung dan aku yang kepo dari tahun ke tahun dengan buku oppung aku, jadi terinspirasi untuk buat kayak begitu ntar dimasa tua nanti biar bisa jadi inspirasi anak cucu. Makanya dari sekarang aku belajar untuk membagikan apa yang aku pelajari, kalau membagikan apa yang aku alami belum mau ya, karena masih jaga privasi dan aku pemalu loh sebenarnya 😁 (aku agak geli dengar kalimat kayak gitu kalau teman2 ku ngucapin. Misalkan ada suatu kejadian apalah.. misalnya disuruh jadi mc, terus teman aku yang dipilih jadi mc nyeletuk sebenarnya aku pemalu wee, atau sebenarnya aku pendiam. Terus teman aku yang ngucap ini tipikal sengklek, easy going, perusuh, jadi ngezelin gitu dengarnya.) Semoga aku benar2 pure membagi tanpa ada embel2 nunjukin privasi. Semoga 😁
Tujuan selanjutnya, nah ini curhat ni 😁. Jadi aku itu malu kali sama diriku yang ketiban masalah-masalah, wajar ya kan ada masalah-masalah, namanya manusia yang hidup di dunia pasti ada aja masalah. Nah, suatu hari aku malu sama diriku di masa kecil kalau ada masalah ceritanya ke Tuhan, trus waktu bapak nasihatin aku secara personal kira2 Desember lalu, "doain masa depanmu", seketika teringat masa kecilku, pure ngandalin Tuhan bukan manusia. Jadi, aku mikir gini, kok aku baru ingat sekarang, ya. Andai aku ingat dari kemarin, nggak bakal seribet ini. Jadi, selak aku lupa pula dengan hadiah yang diberikan Tuhan samaku berupa pelajaran-pelajaran yang aku terima selama masa ngampus, aku tulislah disini.
Why nulisnya di tumblr dan sharenya ke twitter?
1. Pengen di fb tapi aku ngerasa awkward makenya.
Nah, fb aku ada wkwkwk banyak. Udah ku matiin semua, tinggal 1 yang temannya cuma teman-teman kampus dan teman-teman komunitas dan itu aku komit, bukanya kalau emang butuh. Misal komunitas bagiin sesuatu lewat fb, atau tugas komunitas di share harus pake fb dan bukanya juga sekali 2 bulan atau kalau emang perlu. Terus, aku pribadi nggak terlalu suka sosmed yang fiturnya nyemak, nggak teratur versi aku maksudnya. Fitur fb itu ramenya gak teratur, jadi aku gak suka yang begituan trus mau fb spam iklan, kan. Disamping itu juga, kalau aku bagiin ini, mikir "gimana ya kalau orang-orang pada liat", gak nyamanlah pada saat ini utk share ke fb.
2. Share di blog itu ribet.
Nah, kalau pakai blog, lagi-lagi tampilannya. Ribet menurut aku. Jadi kalau aku share tulisan ke blog komunitas, mau naik darah. Mau kepencet posting, padahal seharusnya di simpan dulu supaya bisa diedit sebelum di konsumsi orang-orang. Trus kan kalau kita nulis kiriman/tulisan tampilannya kayak word, melebar, gak enak ngetiknya di hp. Enaknya di laptop dan buka laptop aku malas kali kalau bukan karena tugas.
Aneh juga kalau misalkan nulis pake bahasa informal di blog. Aku pernah buat tulisan kayak gini nih gaya bahasanya, kayak gak pantas gitu. Bayangin, kau udah buat tampilan cantik di blogmu, trus kau pakenya bahasa alay, kesannya jatuh kali gitu, loh. Tapi ini tergantung selera masing-masing, ya.
3. Nulis di ig atau share di ig.
Apalagi ini. Aku lagi gak aktif dulu di ig2 aku. Ig aku banyak. Alay kali ya banyak akun. 😂 Jadi gini, kebiasaan aku itu, gak suka liat sosmed nggak teratur.
Nah, ig dulu belum banyak fitur kan. Teman dekat belum ada, hide belum ada, nampilin story belum ada. Jadi pengen buat banyak tema dalam satu akun nggak bisa dan itulah kenapa aku banyak akun ig.
Satu ig aku, ku buat untuk puisi-puisi aku atau tulisan2 aku, tapi ini lagi nggak ku mainkan. Komit nggak mainkan setaun karena takut tergoda liat beranda atau story followingku. Buang-buang waktu untuk saat ini. Lagi nggak tepat waktunya untuk ngabisin waktu. Ig ku yang utama ku juga nggak aktif. Kejadiannya sama, buang2 waktu aja. Terus ada ig untuk travelling. Seiring berjalannya waktu aku hide semua kirimanku, kuganti jadi lapak jualan, ini juga bakal ku hide. Bosan soalnya.
Terus, otw buat ig khusus bahasa Inggris. Ini proyek aku, semoga kesampaian.
Nah, yang aktif itu, ig aku untuk tugas2 komunitas, dan share sesuatu kalau ikut lomba. Teman juga satu komunitas aja. Jadi teman aku kusengaja dikit supaya bebas ngeposting dan juga nggak kepoin kiriman following kan. Aku sempat jahat ya. Kan fb aku untuk tugas2 komunitas yang sekarang lagi aku jalankan berteman sama teman2 kampus. Ku block mereka weee 😂... supaya jd gak temanan lagi... jangan tiru ya weee. Bukan berarti rusak hubungan di kehidupan nyata, kan. Memang pure lagi perlu ig utk tugas2 aku wee...
Nah, aku punya kebiasaan gitu. Makanya mamaku bilang aku ngeselin karena kalau aku ngirim sesuatu, besok barangnya ilang bisa ilang atau seminggu kemudian ilang, atau sebulan kemudia ilang😂 sia2 orang ngelike, gitu kata mamakku. Wkwkwk.
Aku mau gini. Ini kejadian di ig utamaku ya. Aku rada2 aneh gitu. Ngirim postingan kebanyakan di teman dekat. Ya, aku mikir, gunain dong fitur teman dekat, hargai yang ciptakan 😂 karena aku orangnya tampilan harus sesuai tema, postingan teman dekat, aku share ttg keluarga dan teman2 atau tentang kehidupan sehari-hari gitu. Awalnya begitu, terus aku merasa awkward kalau aku liat tampilannya gak ok. Ku hide 😂. Gitu juga kiriman utama di ig utamaku. Awalnya pengen buat tema musik, menurut aku awkward dan jujur aja setiap kali aku ngepost musik itu, aku jantungan. Bukan karna yang ngomen atu ngelike siapa. Aku bakal deg2an dengan siapa yang liat postinganku ini. Walaupun kalau kita share 1 postingan banyak video jadi nggak ditampilin berapa yang view, tetap aja sejujurnya keringat dingin mostingnya. Tapi apa boleh buat, aku perlu share musik itu juga untuk latihan mental. Tapi bentar lagi ku hide, kalau aku berhasil beli kamera dslr. Bakal ku buat postingan ala2 fotografer. Kalau share puisi atau kutipan quote dari literatur2. Kesannya menurutku awkward. Alasannya, awkward, 😂 aku juga bingung kenapa awkward. Terus story yang aku tampilin rencananya semua buku2 buatan aku. Ntar di bioku, aku tampilin link blog travelingku atau mengenai makanan atau warisan-warisan negara. Jadi kesannya kayak aku punya galeri pribadi gitu lohh. Sayang aku nggak pintar melukis. Keren kali kalau postinganku penuh lukisan. Kesannya wow... ini baru galeri sebenarnya.
Membagikan tulisan beginian di ig, terbatas jumlah katanya. Aku pernah nyoba buat caption panjang, mau ngukur, ig bisa, nggak jadi media sejenis blog. Nggak bisa ternyata, terbatas. Padahal seru juga ngeblog pake ig.
4. Ini dia tumblr.
Aku senanglah waktu tumblr di blokir karena isu bokep. Jadi bukanya pakai vpn. Berasa eksklusif para penggunanya. Wkwkwk. Tapi sekarang, beberapa kartu perdana dan wifi sudah bisa buka tumblr tanpa vpn. Yahh... bakal rame dong bentar lagi.
Nah, kenapa aku suka tumblr. Gak ribet tampilannya. Ngetik tulisan seakan ngetik status di sosmed. Trus karna tampilannya gak ribet, gaya bahasaku pun tergoda untuk nggak ribet. Bawaannya kayak ngomong sehari-hari kalau udah ngetik disini. Nyaman.
Gitu aja sih alasan aku.
Trus kenapa aku sharenya di twitter. Karena teman aku dikit. Aku add sekitar sembilan puluhan yang follow cuma belasan. Jadi nyaman ngesharenya dan juga aku memang udah komit buat share yang bermanfaat di twitter aku dan twitter yang aku baru buat saat ini aku lagi nggak mau aktifkan setaun ini karena lagi ada sesuatu alasan ntar aku sharing disini kenapa begitu, dan aku juga pengen kali gitu buka twitterku di desember ini, dan aku terkejut. Wow, aku udah nulis sebanyak ini. Seru bukan?
Itu dia alasan kenapa tujuanku buat catatan dan kenapa sharenya disini.
Aku jadi ingat, ujian aku smalam kena coret di bagian conclusion esai aku. Aku nulisnya gini: that's all about the reasons why blablabla.. bahasa Indonya "itu dia alasan-alasan mengapa..." seharusnya in conclusion, baru kalimat restatement dari pendahuluan wkwk. Pokoknya nyaris satu kelas dapat nilai rendah termasuk aku di dalamnya. Habis dinasihatin kami satu kelas. Wkwk.
Ok aku bakal mulai ngeshare setelah ini.
0 notes