#Gerakan Ramadan Penuh Berkah
Explore tagged Tumblr posts
Text
BI Banten Siapkan Rp4,57 Triliun untuk Kebutuhan Masyarakat Jelang Lebaran
SERANG – Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten menyiapkan uang kartal senilai Rp4,57 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah. Jumlah ini meningkat 21% dibandingkan tahun 2023. Kepala Perwakilan BI Banten Ameriza M. Moesa mengatakan, peningkatan kebutuhan uang tunai di Banten pada periode Ramadan dan Idul Fitri didorong oleh meningkatnya mobilitas…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
10 Hari Pertama Ramadan
Setelah menempuh 10 hari.
Bila ada yang ingin menyerah, maka ingatlah kalau sebelumnya kita begitu bahagia menginginkan ramadan segera datang. Ataukah itu hanya kepura-puraan?
Bila merasa lelah, maka ingatlah bahwa tak semua mendapat kesempatan berharga bertemu ramadan dalam keadaan sehat seperti diri kita. Dapat melakukan ibadah tanpa terhalang suatu perkara.
Suatu hari tampak seorang ibu yang mengikuti solat jama'ah subuh di masjid, ia tak tampak sudah cukup berumur, namun semangatnya seperti tak padam untuk beribadah. Ia menempati saf terdepan sholat wanita, menandakan sepertinya ia sudah hadir sebelum adzan berkumandang, karena di masjid ini ketika adzan baru saja selesai berkumandang, dua saf wanita telah terisi penuh. Sungguh heran ketika melihatnya, jarang sekali menyaksikan suasana seperti ini selama ramadan di masjid lain. Ketika solat, terlihat rupanya ibu ini tak bisa duduk diantara dua sujud, entah mengapa, mungkin kakinya sakit dan tak mampu melakukan gerakan tersebut dengan sempurna.
Sementara di lain tempat, juga terlihat seorang wanita muda yang segar bugar dan sehat tak kekurangan suatu apapun, namun mengaku tidak menjalankan puasa dan solat. Walaupun begitu, ia begitu bersemangat menemani mencari makanan berbuka bagi temannya yang sedang berpuasa. Entah karena alasan apa. Namun di suatu hari, ia mengaku sedang berpuasa dan berbuka bersama, kemudian melakukan solat maghrib. Rupanya, ia mampu melakukannya.
Suatu hari pula di masjid lain, selepas taraweh, terlihat ibu-ibu yang juga sudah tak muda lagi, sedang tadarus bersama. Padahal, kita yang muda sering merasa lelah selepas solat teraweh. Sementara semangat ibu ini begitu tinggi, walaupun bacaannya terkadang terbata-bata dan kurang begitu lancar tajwidnya.
Dan juga, ketika kita diberikan kenikmatan waktu yang longgar untuk beribadah, banyak dari teman-teman sejawat dokter, dokter gigi, perawat, dan tenaga medis lain yang mendapatkan shift jaga untuk tetap dapat melayani ummat. Diantara hal tersebut, ada kesedihan yang mungkin terselip tak bisa berbuka puasa di rumah dan tak bisa melaksanakan teraweh berjama'ah di masjid, pun tak bisa sahur dengan kondisi yang nyaman. Sementara itu tak jarang, kita malah menyia-nyiakan waktu untuk berbuka bersama teman-teman, berbincang, tak jarang pun shopping berburu sale, atau bahkan karaoke bersama di waktu menuju berbuka ataupun teraweh.
Awal ramadan mungkinlah memang terasa berat bagi sebagian orang karena merasa sednag beradaptasi, namun tak jarang ada juga yang merasa begitu semangat menggebu-gebu tak ingin melewatkan rahmat di bulan ramadan.
Pada 10 hari pertama di bulan ramadan, Allah menurunkan rahmat dan berkah-Nya kepada umat muslim. 10 hari kedua, terdapat maghfirah atau ampunan dari Allah. Dan 10 hari terakhir, Allah memberikan penghindaran terhadap api neraka.
Sungguh sangatlah merugi bila kita menyia-nyiakan waktu di bulan ramadan ini, tak menjaga semangat, dan banyak menuruti hawa nafsu.
Masih ada waktu untuk memperbaiki. Jangan sampai ramadan kali ini menjadi lebih buruk dibanding ramadan kita setahun yang lalu.
Semoga kita tak digolongkan dalam kaum yang lalai.
Selamat menemukan kenyamanan beribadah masing-masing.
15 Mei 2019 | Malam 11 Ramadan 1440 H
@shafiranoorlatifah
#menuliskebaikan#shafiranoorlatifah#aksara#words#ntms#life#selfreminder#confession#muhasabahdiri#tulisan#inspirasi#ramadan#ramadhanlebihbaik
282 notes
·
View notes
Text
Jurnal Ramadan #11: Kekhasan Ramadan
Selama Ramadan tahun ini, saya tak pernah membeli takjil yang dijajakan para pedagang di pinggir-pinggir jalan termasuk mereka yang mendadak dagang. Ada alasan yang mendasari hal ini tidak saya lakukan. Nafsu saya tentu ingin membeli makanan-makanan yang terlihat sangat lezat itu. Ada kolak, bubur sum-sum, thai tea, jus buah, rujak, gorengan, jasuke, dan berbagai macam makanan lain yang memang meramaikan Ramadan di tiap tahunnya. Eh kecuali es kepal Milo yang di tahun-tahun sebelumnya sukses hits saat Ramadan. Saya enggak melihatnya lagi.
Sayang sekali perut saya bermasalah ketika setelah berbuka langsung makan sesuatu. Responnya kurang bagus. Suka kembung gitu. Makanya saya biasanya hanya minum air bening saja. Lama kelamaan saya jadi kehilangan keinginan untuk membeli mereka-mereka itu. Bagus juga sih sekalian berhemat.
Kemarin, saya mencoba pertama kali di tahun ini untuk mencoba berbuka di masjid At-Taqwa KPAD Gegerkalong bersama beberapa orang kawan: Reyza, Jiva, Yusuf, dan Fajar. Mereka memang langganan berbuka di sana karena selain masjid itu dekat dengan kosan mereka, kabarnya sajian takjil di sana sangat melimpah. Bahkan beberapa di antara mereka kadang enggak makan besar lagi setelahnya.
Saya beberapa kali diajak Reyza buat ke sana, tapi menolak terus karena faktor perut yang kurang bersahabat dengan makanan apapun ketika magrib tiba, saya jadi tak berminat saja. Mending nanti langsung makan nasi saja setelah salat magrib. Biasanya saya begitu. Tapi kemarin saya pun luluh dan mencobanya. Tak ada salahnya kali-kali saya beramai-ramai berbuka di sana bareng mereka.
Dan perkataan mereka tentang takjil yang seabreg pun, memang betul adanya. Setidaknya bila saya bandingkan dengan beberapa masjid yang saya tahu menyediakan makanan pembatal puasa itu. Terpujilah DKM masjid At-Taqwa dan tentu para donatur yang sangat dermawan memberi makanan-makanan itu kalau memang sumbernya dari warga sekitar sana. Semoga kalian mendapatkan pahala yang dijanjikan kepada mereka yang memberi makanan bagi orang-orang yang berpuasa. Jama’ah senang dengan makanan gratis, yang memberi makanan pun senang karena berpeluang dapat ganjaran atas kebaikan mereka. Sungguh simbiosis yang manis.
Di lain sisi, selain menjamurnya buka bersama di berbagai lingkaran pertemanan, hal yang khas saat Ramadan berlangsung adalah semangat berbagi yang tinggi ke kalangan yang membutuhkan. Contohnya saja berbagi ke anak-anak yatim piatu di panti-panti asuhan. Atau ada juga sepertinya yang berbagi kebahagiaan di panti jompo serta anak-anak jalanan dan berbagi takjil di tengah kemacetan.
Untuk panti-panti sendiri, saya berasumsi kalau tempat ini ramai dicari para organisasi, komunitas, gerakan atau apapun itu untuk jadi tempat mereka melaksanakan programnya masing-masing. Berkah Ramadan sungguh seperti kerja air, mengalir ke mana-mana sehingga tak membiarkan ruang kosong sekecil apapun tanpa ia isi. Maha Suci Allah yang sungguh sempurna menciptakan segala sesuatu, termasuk mendesain Ramadan sedemikian penuh makna ini.
Ramadan sering dikatakan oleh para penceramah di masjid-masjid atau di instansi-instansi tertentu sebagai kawah candradimuka atau bulan yang tepat bagi kita untuk latihan mengasah sifat-sifat yang baik. Saya sepakat dengan ini. Yang namanya latihan kan memang bukan akhir dari sebuah laku, tapi itu semacam persiapan-persiapan agar kelak di medan sesungguhnya mampu keluar jadi juaranya, jika itu dalam bentuk kompetisi.
Bila saja semangat yang sangat tinggi untuk berbagi di bulan ini menular ke sebelas bulan lainnya, oh betapa keberjalanan sistem kehidupan akan sangat indah. Bila saja semangat ini menjadi sebuah kebiasaan yang serasa bersalah jika tidak melakukannya saking seringnya dieksekusi di luar bulan suci, sungguh dahsyat sekali perputaran kebaikan di kalangan masyarakat. Dan memang seharusnya nilai-nilai yang dilatihkan selama Ramadan harus berdampak di bulan selainnya.
Inilah yang dinamakan keberhasilan kita dalam melalui Ramadan yang sebenarnya tempat kita melemaskan otot-otot ibadah dan amal soleh yang selama ini kaku bagai batu. Bukan malah sebaliknya, Ramadan tidak membekas sama sekali selain hanya rentetan buka bersama yang tak ada habisnya, serta pemuasan kesenangan mata dan perut dengan berbagai penganan di sepanjang pinggir jalan hingga berbagai jenis restoran. Semoga kita dihindarkan dari perkara-perkara semacam ini.
Wallahu a’lam.
Diselesaikan pukul 23.42 WIB.
Negla, 11 Ramadan 1440 H/ 16 Mei 2019
0 notes
Photo
3 Olahraga Ringan Ini Bisa Kamu Lakukan Selama Bulan Ramadan
MALANGTODAY.NET – Melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan, bukan menjadi hambatan untuk kamu melakukan aktivitas olahraga. Karena masih ada beberapa olahraga simple yang bisa kamu lakukan di bulan penuh berkah ini. Olahraga sangat penting bagi tubuh kita, terutama di bulan puasa. Padahal olahraga bisa jadi kunci biar badan kita nggak lemes saat menjalani puasa seharian lho! Mau tau olahraga apa aja yang bisa dilakukan ketika bulan puasa? Yuk kita lihat listnya seperti yang dilansir dari hai.grid.id! Baca Juga: Ternyata Vegan dan Vegetarian Itu Beda Lho! Simak Penjelasannya 1. Naik Tangga [caption id="attachment_238524" align="aligncenter" width="1068"] Naik turun tangga (Istimewa)[/caption] Punya rumah bertingkat? Naik tangga bisa jadi alternatif olahraga ringan di bulan puasa. Selain itu nggak perlu jauh-jauh pergi keluar rumah deh. Simple kan? Lakukan gerakan naik turun tangga selama 10 menit. Gerakan ini bisa membakar 95 kalori yang ada di tubuhmu. Kalau dilakukannya sambil berlari sedikit, maka akan ada 178 kalori yang terbakar! 2. Jogging atau Treadmill [caption id="attachment_238525" align="aligncenter" width="1068"] Jogging (Istimewa)[/caption] Jogging juga dianjurkan sebagai pilihan olahraga saat puasa. Coba lakukan selama 20 sampai 30 menit, baik itu jogging keliling komplek sambil ngabuburit atau treadmill di depan TV sambil nunggu adzan. Aktivitas olahraga ini bisa membakar 240 kalori. Tapi ingat, dijaga ya durasinya biar kamu nggak dehidrasi. Baca Juga: Olahraga Masih Sangat Penting Walau Saat Berpuasa 3. Lompat Tali atau Skipping Kalau kamu mau olahraga sambil bermain, lompat tali atau skipping bisa jadi solusi menarik buat olahraga di bulan Ramadan. Tinggal ambil skipping rope atau karet gelang buat lompat tali, kamu bisa melakukan olahraga ini sesuai kemampuan tubuhmu. Cuma mampu lompat sebanyak 50 kali? Nggak masalah, yang penting badanmu berkeringat! [caption id="attachment_238523" align="aligncenter" width="1068"] Lompat tali (Istimewa)[/caption]
Penulis: Annisa Eka Safitri Editor: Annisa Eka Safitri
Source : https://malangtoday.net/inspirasi/gaya-hidup/3-olahraga-ringan-bulan-ramadan/
MalangTODAY
0 notes
Text
[ RAMADAN #20 ] : Mengenal
Menuliskan angka 20 di judul ini membuat saya merinding sekaligus tak percaya. Sudah secepat inikah? Sudah dua-per-tiga Ramadan kah?
Saya langsung flashback mulai dari awal Ramadan hingga sekarang. Rasa-rasanya, saya masih belum maksimal dalam menjalaninya. Padahal Allah selalu maksimal dalam memberikan ampunan dan keberkahanNya di bulan Ramadan, selalu tumpah ruah. Mengapa rasanya diri ini masih bermalas-malasan? Masih kebanyakan menunda? Masih belum maksimal dalam berjuang meraih ampunan dan keberkahan dariMu, masih belum sepenuhnya mencintai RamadanMu..
Allah, mohon ampuni hambaMu ini ya Allah..
Rasanya, saya harus mengenal kembali tentang Ramadan. Mengenal kembali makna dari Ramadan, yang tak sekadar menahan lapar dan dahaga. Mengenal kembali amalan-amalan yang harus diperbanyak di bulan Ramadan. Mengenal kembali apa itu salat, beserta gerakan dan makna dari setiap bacaannya. Mengenal kembali apa itu Al Quran, tak sekadar membaca tanpa tahu arti dari setiap ayat yang dibaca. Mengenal kembali makna dari bebagi dan berzakat, yang tak sekadar menggugurkan sebuah kewajiban.
Seperti halnya ketika mencintai seseorang, harus mengenal tentang sosok yang dicintai secara mendalam. Begitu pula dalam mencintai bulan Ramadan beserta amalan-amalannya. Harus mengenal terlebih dahulu agar bisa mencintai dan menjalaninya dengan penuh semangat.
Semoga…. di sisa 10 hari terakhir ini dapat menjadi sisa Ramadan yang penuh berkah. Semoga Allah masih ridha dan memberikan kesempatan bagi diri untuk memperbaiki diri, mencari ridha dan ampunan dariNya.
Sebelum semuanya terlambat.
0 notes
Text
TEGAS... MUI: Agama Apapun Tak Ada yang ''Mentolerir'' Tindakan Teror
TEGAS... MUI: Agama Apapun Tak Ada yang ''Mentolerir'' Tindakan Teror
Harianpublik.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras tindakan teror bom yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam (24/5). Apalagi bom tersebut menewaskan korban sipil dan anggota kepolisian.
“Kami mengutuk keras tindakan keji dan bentuk-bentuk teror tersebut. Islam dan umatnya pasti mengutuk keras bentuk-bentuk teror tersebut,” tegas Wakil Ketua Umum dan Perundangan-undangan MUI Ikhsan Abdullah dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Kamis (25/5).
Dia menuturkan, dia, teror bom itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam yang penuh rahmat dan kasih sayang sesama umat. Begitu pula dengan agama lainnya. “Agama apapun tidak ada yang mentolerir tindakan teror apalagi bom bunuh diri,” sebutnya.
Ikhsan mengatakan, perilaku tersebut dapat dipastikan hanya dilakukan bagi mereka yang mengabaikan keimanan dan kelompok-kelompok yang tidak ingin Indonesia tenang, damai, dan harmoni.
“Lebih-lebih bom ini terjadi saat-saat umat Islam sedang mempersiapkan diri menyongsong bulan suci Ramadan. Bulan penuh rahmat kasih sayang dan penuh berkah,” ujarnya.
Ikhsan berharap polisi segera mengusut tuntas pelaku bom bunuh diri dan jaringannya. “Serta dapat segera menangkap otak di balik bom bunuh diri yang sesungguhnya,” harapnya.
Begitu juga dengan masyarakat untuk melawan tindakan teror tersebut dan tidak perlu takut. “Karena bila kita takut maka semakin berhasil upaya teror itu,” sambungnya.
Upaya melawan teror itu dengan cara memperkokoh silaturahim, menyemarakan gerakan sosial keagamaan dan syiar di lingkungan masing-masing, seperti di surau, masjid serta bentuk syiar Islam lainnya bersama ulama dan umarah.
“Sehingga upaya apapun yang akan merongrong bangsa Indonesia harus dipastikan gagal total. Karena kuncinya adalah kesatuan dan kekuatan umat,” pungkas Ikhsan. [mediabangsaku.com / mbn]
Sumber : Source link
0 notes
Text
Dompet Dhuafa Banten Targetkan 15.000 Penerima Manfaat di Ramadan 1445 H
SERANG – Dompet Dhuafa Banten menargetkan 15.000 jiwa untuk merasakan manfaat penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dan dana sosial di bulan Ramadan 1445 Hijriah. Tema Ramadan Mendekatkan diusung Dompet Dhuafa Banten untuk meningkatkan pengetahuan dan gerakan zakat di bulan penuh berkah ini. “Kami yakin target ini tercapai karena Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia,”…
View On WordPress
0 notes
Photo
Sambut Datangnya Ramadan, Polres Malang Bentuk Tim Siluman
MALANGTODAY.NET - Beberapa hari kedepan umat muslim akan memasuki bulan penuh berkah, Ramadan. Jauh-jauh hari, Polres Malang membentuk sebuah tim khusus untuk memantau kerawanan di wilayah hukumnya. Tim itu disebut Tim Siluman. Hal itu diungkapkan dalam Rakor Kesiapan Pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2018 di gedung Sanika Satyawada Mapolres Malang, Kamis (3/5). Tim Siluman itu berada dibawah Koordinator Sat Itelkam Polres Malang. Baca Juga: Wow! Juara 1 UNBK Se-Jatim Ternyata Siswi Asal Malang Salah satu tugas pokok Tim Siluman adalah mengawasi peredaran dan tempat produksi petasan pada bulan Ramadan. Selain itu, pengawasan ketat juga akan dilakukan pada peredaran miras. "Antisipasi peredaran mercon dan bunga api bagaimana batasan-batasannya dalam Perda akan segera disosialisasikan," ujar Wakapolres Malang, Kompol Deky Hermansyah. Lebih lanjut, Polres Malang juga akan mengantisipasi kelangkaan bahan pangan, BBM (bahan bakar minyak, red) dan elpiji selama bulan Ramadan. Baca Juga: Negeri Sakura Jepang Lirik Tenaga Kesehatan Dari Kabupaten Malang Tidak hanya itu, masyarakat juga diimbau agar tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita palsu yang beredar di media sosial. Apalagi, paling sensitif mengenai gerakan radikalisme. "Ormas apapun dilarang melakukan sweeping. Untuk kelompok-kelompok yang ikut sweeping, dengan Polri tidak ada kewenangan," tegasnya.
Reporter : Dimas Fikri Editor : Dian Tri Lestari
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/polres-malang-bentuk-tim-siluman/
MalangTODAY
0 notes