#Fredy Sambo
Explore tagged Tumblr posts
cinews-id · 2 years ago
Text
1 note · View note
beritarayaidn · 2 years ago
Text
Kejagung Terima Penyerahan Barang Bukti dan Tersangka Ferdy Sambo
Kejagung Terima Penyerahan Barang Bukti dan Tersangka Ferdy Sambo
Jakarta – Kejaksaan Agung (Kejagung) menerima tanggung jawab tersangka dan barang bukti (tahap II) terkait kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Selain barang bukti, Jaksa Penuntut Umum juga menerima penyerahan para tersangka atas nama FS, REPL, RRW, KM, dan PC (primair Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan subsidair Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Tanpa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
far2008 · 2 years ago
Text
Sambo, Noktah Hitam di Wajah Polri
Sambo, Noktah Hitam di Wajah Polri
Karena Nila Setitik rusak susu sebelanga. Yang makan nangka seorang, yang terkena getahnya orang sekampung. Semua orang pasti mahfum makna ujar-ujar lama ini. Satu orang saja yang melakukan kesalahan, namun semua orang terkena imbasnya. Penyelidikan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terus bergulir. Satu demi satu tersangka pembunuhan terungkap dari hasil…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
batasmedia99 · 3 years ago
Text
Timsus Dalami Sudut dan Jarak Tembakan dalam Kasus Tewasnya Brigadir J
Tumblr media
MABES Polri mendalami hasil uji coba balistik di laboratorium forensik (labfor) terkait kasus polisi tembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan pendalaman lebih lanjut terkait hasil uji balistik laboratorium forensik terhadap senjata Glock 17 dan HS-9 yang ditemukan di lokasi kejadian. Kedua senjata tersebut digunakan oleh Bharada E dan Brigadir J dalam insiden saling tembak di kediaman Ferdy Sambo. Dedi menjelaskan tim khusus mendalami lebih lanjut untuk mengetahui sudut, jarak, dan sebaran peluru saat salin tembak yang menewaskan Brigadir J. "Ini didalami terus oleh Labfor. Kemudian tadi juga hadir dari Inafis, kemudian hadir juga dari kedokteran forensik dan juga penyidik," kata Dedi di Jakarta Selatan, Senin (1/8). Dedi menjelaskan pendalaman uji balistik oleh tim khusus tersebut baru pertama kali dilakukan. Ia mengungkapkan tim khusus akan menyampaikan hasil pendalaman tersebut. "Saya minta untuk bersabar karena timsus bekerja tetap mengedepankan ketelitian, kecermatan juga kehati-hatian ya, karena kerja timsus nanti akan disampaikan secara komperhensif dan memiliki konsekuensi yuridis," ucapnya.
Dedi menjelaskan pihaknya kini fokus dalam mendalami hasil uji balistik laboratorium forensik. Tim khusus belum memeriksa sejumlah saksi saat pendalaman tersebut. "Kami fokus terkait soal pendalaman uji balistik yang sudah dilakukan oleh Labfor di TKP. Untuk pemeriksaan saksi dari Dittipidum yang menyampaikan Mabes Polri," tukasnya. Diketahui, Brigadir J disebut tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Namun, peristiwa itu baru diungkap pada Senin (11/7). Polisi mengklaim penembakan itu berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo. Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sedangkan tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas. Kapolri telah membentuk tim khusus untuk mengusut insiden tersebut. Selain itu, Komnas HAM juga melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus itu. Saat ini Sambo telah dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri. Kapolri mengatakan penonaktifan Sambo agar penyidikan kasus penembakan Brigadir J terlaksana dengan baik dan menghindari berbagai spekulasi di ruang publik
0 notes
mattubermensch · 2 years ago
Text
Fredie Sambo jatuh karena seorang wanita. Jatuh menuju kematian yang penuh penderitaan.
0 notes
himpunid · 3 years ago
Text
Balada Sambo, Kau Bukan Dirimu Lagi
Balada Sambo, Kau Bukan Dirimu Lagi #HimpunID
Oleh: Wina Armada Sukardi Wartawan dan Penulis Senior HIMPUN.ID, OPINI – SEBELUMNYA banyak yang “ngiri” terhadap Fredy Sambo. Suatu rasa yang manusiawi saja. Rasa “iri” dalam kontek persepsi positif. Ingin bagaimana diri dapat seperti Sambo. Bermimpi dapat seberuntung Sambo. Betapa tidak. Sambo memiliki segalanya. Wajah tampan. Tubuh atletis Tegap. Macho. Pesonanya dapat membuat kaum hawa “klepak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
redaksi-jateng-81 · 3 years ago
Text
Kidung Tirto: Semua Musibah Digariskan oleh Tuhan, Tidak ada Kejadian Diluar Kemampuan Manusia
JAKARTA – redaksijateng 81 Budayawan Kidung Tirto Suryo Kusumo menyampaikan duka cita kepada keluarga Brigadir J serta memberikan spirit kepada Irjen Fredy Sambo dan keluarganya atas musibah tersebut. “Semua musibah telah digariskan oleh Tuhan, kita harus istiqomah karena tidak ada kejadian yang di luar kemampuan manusia,” ungkap Kidung Tirto yang sering diminta sarannya dalam mencari solusi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
redaksi · 3 years ago
Text
Kidung Tirto: Semua Musibah Digariskan oleh Tuhan, Tidak ada Kejadian Diluar Kemampuan Manusia
JAKARTA – redaksijateng 81 Budayawan Kidung Tirto Suryo Kusumo menyampaikan duka cita kepada keluarga Brigadir J serta memberikan spirit kepada Irjen Fredy Sambo dan keluarganya atas musibah tersebut. “Semua musibah telah digariskan oleh Tuhan, kita harus istiqomah karena tidak ada kejadian yang di luar kemampuan manusia,” ungkap Kidung Tirto yang sering diminta sarannya dalam mencari solusi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
jakartadaily · 3 years ago
Text
0 notes
beritarayaidn · 2 years ago
Text
JPU Lakukan Pengecekan Barang Bukti Tersangka Ferdy Sambo
JPU Lakukan Pengecekan Barang Bukti Tersangka Ferdy Sambo
Jakarta – Penyidik Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri) menyerahkan barang bukti terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, kepada Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Republik Indonesia. “Pengecekan barang bukti dilaksanakan terkait dengan tersangka FS, tersangka REPL, tersangka RRW, tersangka KM, dan tersangka PC…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
batasmedia99 · 3 years ago
Text
Ternyata Brigadir J, Putri, dan Bharada E Lakukan Hal Ini Bersama, Ada PRT Juga
Tumblr media
(Komnas HAM) kembali mengungkap fakta baru dalam kasus kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambodo, Jakarta Selatan.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan sebelum insiden berdarah itu, Brigadir J bersama Putri Candrawathi, Bharada E serta pembantu rumah tangga melakukan tes usap PCR di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, kawasan Duren Tiga.Hasil pemeriksaan rekaman CCTV, tes PCR itu dilakukan di rumah pribadi bukan di rumah dinas Irjen Polisi Ferdy Sambo," sebut Choirul Anam di Jakarta, Sabtu (30/7).
Anam mengatakan merujuk dari rekaman itu, Komnas HAM akan mendalaminya termasuk perihal PCR Ferdy Sambo.
Khusus lokasi dan detail PCR Kadiv Propam Polri nonaktif tersebut, Komnas HAM akan mendalaminya ketika memeriksa sang jenderal.
Selain itu, Komnas HAM juga akan mendalami apakah Ferdy Sambo masuk ke dalam rombongan atau tidak pada saat kejadian.
Kami memang mendapatkan informasi bahwa Pak Sambo tidak berada pada rombongan tersebut, tetapi ini masih informasi satu pihak dan akan kami cek," imbuh dia.
Komnas HAM akan menggali dari informasi lain, dokumen lain, termasuk membandingkannya dengan bukti-bukti lainnya.
Tujuannya agar peristiwa kematian Brigadir J makin jelas dan bisa terungkap.
Perihal pemeriksaan atau pengumpulan data siber dan digital forensik, Anam memastikan hal tersebut belum selesai.
Komnas HAM juga telah mendapatkan dan melihat langsung rekaman CCTV dan jejaring komunikasi terkait kematian Brigadir J.
Namun, beberapa informasi khususnya yang menyangkut nomor telepon keluarga Brigadir J sengaja tidak diungkap ke publik.
"Karena harus ada sistem perlindungan kepada pihak keluarga Yosua," tutup Anam
0 notes
batasmedia99 · 3 years ago
Text
Terekam PCR Bareng Bharada E , Irjen Sambo-Istri dan Brigadir J
Tumblr media
Komnas HAM mengungkap isi rekaman CCTV terkait peristiwa Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J yang tewas tertembak. Rekaman tersebut berisi soal perjalanan pulang rombongan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang menuju Jakarta.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengatakan Bharada E ada di dalam rombongan tersebut. Untuk diketahui, Irjen Sambo bersama rombongan pulang ke Jakarta pada Jumat setelah mengantar anaknya pergi.
"Bharada E adalah salah satu yang berada dalam rombongan di Magelang menuju Jakarta, yang dalam sebuah video itu terekam juga datang dan melakukan PCR," ujar Choirul dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (27/7/2022).
Dia mengatakan, dalam rombongan tersebut, juga ada istri Irjen Ferdy Sambo.
Rombongan tersebut lalu melakukan tes PCR setelah pulang dari luar kota.
"Termasuk PCR dengan Ibu Putri dan almarhum Yoshua. Ada penumpang yang lain juga," ucap dia.
Anam mengaku diperlihatkan 20 rekaman CCTV yang berisi video perjalanan dari Magelang sampai rumah singgah Irjen Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).
Rekaman tersebut juga termasuk rekaman CCTV di RS Polri Kramat Jati. Dia mengatakan rombongan tersebut masih lengkap.
"Apa yang paling penting dalam video ini, di area Duren Tiga, video merekam ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Jadi Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu terus ada rombongan baru pulang dari Magelang," ujar dia.
Dia mengatakan, dalam rekaman tersebut, tampak Brigadir J masih dalam kondisi hidup ketika tiba di rumah singgah Irjen Sambo di kawasan Duren Tiga, Jaksel.
"Dan di sini terlihat ada Bu Putri, ada Yoshua yang masih hidup, terus ada rombongan lain yang semuanya dalam kondisi hidup, sehat, tanpa kekurangan satu apa pun," ucapnya.
Proses PCR Ferdy Sambo
Komnas HAM menjelaskan hasil rekaman CCTV terkait kasus kematian Brigadir Yoshua alias J. Rekaman CCTV tersebut memperlihatkan adanya proses tes PCR sebagaimana alibi Irjen Sambo di hari kematian Brigadir J.
"Termasuk teman-teman banyak yang tanya apakah di CCTV itu ada prosesi PCR? Ada prosesi PCR," ujar Anam.
Dia mengatakan CCTV tersebut menunjukkan waktu kapan prosesi PCR itu dilakukan. Irjen Ferdy Sambo, istrinya, dan termasuk Brigadir J melakukan CCTV sepulang dari Magelang.
"Dalam video itu dengan ada jamnya dan prosesi PCR ada semua, termasuk almarhum Yoshua," katanya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, Irjen Ferdy Sambo maupun rombongan istrinya yang melakukan perjalanan dari Magelang, melakukan tes PCR di rumah pribadi yang ada di Jalan Saguling III, sekitar 700 meter dari rumah dinas yang menjadi TKP penembakan.
Saat ini masih dilakukan proses secara digital terhadap HP dan video CCTV dari Magelang hingga Duren Tiga.
"Sedang dilakukan proses secara digital untuk HP dan beberapa yang berhubungan dengan CCTV. Di samping kami dikasih video yang sangat banyak, tapi masih ada satu proses yang memang secara teknologi dan secara mekanisme yang ada di Puslabfor memang butuh waktu," kata Anam.
dan secara mekanisme yang ada di Puslabfor memang butuh waktu," kata Anam.
Oleh sebab itu, pengambilan keterangan digital ini nantinya akan dilanjutkan minggu depan.
"Oleh karenanya, tadi kami sepakati mekanisme pengambilan keterangan digital dan siber ini kami akan lanjutkan minggu depan," jelasnya.
Anam mengatakan masih ada 20% lagi yang dibutuhkan untuk memperkuat sisi terangnya peristiwa ini.
"Ya ini sekitar tinggal 20% lagi yang kami butuhkan untuk memperkuat sisi sisi terangnya peristiwa," tuturnya.
0 notes
batasmedia99 · 3 years ago
Text
Ibu Brigadir Yosua Menangis Histeris, " Bu Putri, Mana tanggung jawab mu !!! Autopsi Ulang "
Ibu Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Rosti Simanjuntak menangis histeris di makam anaknya, saat penggalian makam untuk keperluan autopsi ulang sesuai permintaan keluarga.
Rosti hadir mengenakan kaos oblong hitam dalam prosesi penggalian makam putranya di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, pada Rabu (27/7) hari ini.
Ia histeris dan berulang kali menyebutkan nama Putri (istri Irjen Pol Ferdy Sambo) di mana anaknya Brigadir Yosua bertugas sebagai ajudan Kadiv Propam Polri itu.
“Bu Putri, mana tanggung jawab mu, kita sama-sama ibu,” teriaknya histeris saat prosesi penggalian makam itu.
Melalui kuasa hukumnya, Kamaruddin Simanjuntak dan Johnson Panjaitan, keluarga meminta pihak kepolisian melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Yosua untuk mengungkap penyebab kematiannya.
Adapun, pantauan Jambikita di lokasi, penggalian makam Brigadir Yosua disaksikan pihak keluarga, orang tua dan kerabat, serta didampingi pengacara Johnson Panjaitan.
Sebelumnya, Johnson mengungkapkan bagian tubuh Brigadir Yosua yang perlu diperiksa tim forensik nantinya adalah bagian tubuh yang dimaksud terdapat berbagai luka selain bekas tembakan.
Ia mengatakan banyak luka di sekujur tubuh Brigadir Yosua yang harus diteliti. Ini termasuk luka yang terlihat dari luar, dan luka bagian dalam tubuh Brigadir Yosua.
Proses autopsi ulang terhadap Brigadir Yosua dilakukan di RSUD Sungai Bahar. Diperkirakan proses tersebut bakal memakan waktu 1- 3 jam.
Tumblr media
0 notes
batasmedia99 · 3 years ago
Text
LPSK Pastikan Bharada E Masih Jadi Saksi
Tumblr media
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) belum memberikan kepastian akan menyetujui atau tidak permohonan Bharada E sebagai saksi dari peristiwa pembunuhan Brigadir J.
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya masih melakukan proses penelaahan terhadap Bhrada E.
“Masih proses penelaahan dan investigasi,” ujarnya saat dihubungi reporter Batasmedia99 Minggu (24/7).
Sebelumnya, diketahui bahwa Bhrada E meminta perlindungan kepada LPSK karena hingga kini statusnya masih menjadi saksi.
“Alasan permintaan perlindungan akan kami dalami dalam sesi berikutnya,” tutur Edwin, Sabtu (23/7/2022
Dalam proses permintaan perlindungan tersebut, Bharada E juga disebut telah menceritakan secara detail kejadian yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Irjen Sambo. Edwin mengaku telah mewawancarai Bhrada E hingga dua kali.
Dalam proses permintaan perlindungan tersebut, Bharada E juga disebut telah menceritakan secara detail kejadian yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Irjen Sambo. Edwin mengaku telah mewawancarai Bhrada E hingga dua kali.
Hasil wawancara tersebut mengungkap kegiatan Bharada E selama pergi ke Magelang dan aktivitas yang dilakukan selama di sana.
Selain itu, momen kepulangan dari Magelang, peristiwa penembakan, hingga pasca penembakan juga turut diungkapkan.
0 notes
batasmedia99 · 3 years ago
Text
Terungkap Rekaman Ancaman Pembunuhan terhadap Brigadir J, Pengacara: Dia Ketakutan hingga Menangis !!!
Tumblr media
Rentetan barang bukti semakin memperjelas kejanggalan dalam kematian Brigadir Polisi Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Kini keluarga bersama tim kuasa hukum mengungkap bukti baru ke hadapan polisi, yaitu rekaman elektronik yang berisi situasi memilukan Brigadir J beberapa hari sebelum dirinya tewas terbunuh.
Keterangan tersebut didapat dari hasil wawancara kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, di Jambi, Sabtu, 23 Juli 2022.
Yaitu tepatnya selepas Kamaruddin mendampingi keluarga memenuhi panggilan penyidik di Mapolda Jambi.
Terkait rekaman elektronik yang dimaksud, Kamaruddin menjelaskan bahwa di dalamnya, terlihat mendiang Brigadir Yosua alami ketakutan hebat.
Dia bahkan mengatakan bahwa sepanjang rekaman yang diambil pada Juni 2022 itu, Brigadir Yosua tampak menangisi sesuatu.
“Itu rekaman elektronik teknisnya akan kami ungkap nanti,” kata Kamarudin Simanjuntak, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.
Kamaruddin melanjutkan, publik perlu mengetahui bukti terbaru berupa rekaman elektronik tersebut lantaran jelas sekali mengarah pada ancaman pembunuhan.
Jejak elektronik dugaan pembunuhan terhadap Yosua itu, kata dia, menghimpun kondisi korban menjelang tragedi penembakan.
“Hal ini perlu diinformasikan, kami sudah menemukan jejak digital dugaan pembunuhan berencana, artinya ada rekaman elektronik,” ujarnya lagi.
Kamaruddin mengungkapkan, dugaan ancaman pembunuhan berencana itu tidak hanya dilakukan dalam satu atau dua kali kesempatan.
Hal itu lantaran rekaman menunjukkan ancaman terus berlanjut dan masih berlangsung hingga satu hari jelang kematian Yoshua.
“Namun salah satu yang bisa saya pastikan itu pengancamannya di Magelang (Jawa Tengah), (maka) untuk TKP tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi di Magelang atau antara Magelang-Jakarta, atau di rumah Ferdy Sambo,” katanya lagi.
Adapun mengenai dua handphone milik Brigadir Yosua di rumah dinas, Kamarudin belum bisa mengkonfirmasi benar tidaknya handphone tersebut merupakan milik Brigadir J.
“Saya belum periksa, apakah itu handphonenya atau yang lain karena harus kita periksa terlebih dahulu,” ucap Kamarudin.
Selesai mendampingi pihak keluarga untuk dimintai keterangan oleh penyidik di Mapolda Jambi, Kamaruddin bersama tim bertolak menuju rumah duka dan makam Brigadir Polisi Yoshua.
Adapun pemakaman berlokasi di daerah Sungai Bahar unit 1 Kabupaten Muaro Jambi. Kamaruddin mengaku ingin melihat sendiri kelayakan lokasi autopsi ulang di sana.
0 notes
batasmedia99 · 3 years ago
Text
Kepala Brigadir "J" Diduga Ditembak ketika Bersujud
Tumblr media
Kasus penembakan Brigadir Yosua Hutabarat memasuki babak baru. Tadi malam Kapolri Jenderal Listyo Prabowo memutuskan untuk menonaktifkan Karopaminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombespol Budhi Herdi Susianto.
Keputusan penonaktifan itu sesuai dengan permintaan keluarga Brigadir Yosua. Dengan demikian, sudah ada tiga petinggi Polri yang dinonaktifkan.
Sebelumnya, Kapolri mencopot Irjen Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadivpropam.
Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, pengganti Kapolres Jaksel akan ditunjuk oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. ’’Ini sebagai komitmen Kapolri untuk menyerap aspirasi masyarakat,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, kuasa hukum keluarga Yosua mendesak Kapolri untuk mencopot Karopaminal dan Kapolrestro Jaksel. Kuasa hukum keluarga Yosua menyebut Karopaminal pernah datang ke Jambi untuk menemui keluarga Yosua. Namun, kedatangan Karopaminal terkesan mengintimidasi. Sementara itu, Kapolrestro Jaksel adalah orang pertama yang memimpin penyelidikan kasus tersebut. Dia dinilai sering memberi pernyataan yang menyudutkan Brigadir Yosua tanpa bukti konkret.
Kapolri juga menyetujui permintaan keluarga Brigadir Yosua untuk melakukan ekshumasi atau otopsi ulang. Selain itu, tim khusus telah menemukan rekaman CCTV yang bisa mengungkap kasus tersebut secara jelas. Rekaman video itu akan diungkap setelah tim khusus selesai bekerja.
Direktur Tindak Pidana Umum Brigjen Andi Rian Djajadi menambahkan, pihaknya bakal melakukan sinkronisasi berdasar metadata CCTV tersebut. Apakah rekaman CCTV itu menunjukkan adanya baku tembak? Andi tidak menjawab pertanyaan Jawa Pos. ’’Itu materi penyidikan. Hanya penyidik yang boleh meminta CCTV itu,” paparnya.
Irjen Dedi juga mengklarifikasi kabar yang menyebutkan bahwa kasus Brigadir Yosua di Polda Metro Jaya diambil alih Bareskrim. Menurut dia, yang ditangani Bareskrim adalah kasus pembunuhan berencana yang dilaporkan keluarga Brigadir Yosua. Kasus itu berdiri sendiri. ’’Beda dengan yang ditangani Polda Metro Jaya,” terangnya. Kasus yang ditangani Polda Metro Jaya bersumber dari pelaporan Bharada E.
Polemik Sudut Tembakan
Sebelum penonaktifan Karopaminal dan Kapolrestro Jaksel, Jawa Pos sempat mewawancarai seorang petugas yang menangani kasus Yosua. Dia mengatakan bahwa tim gabungan penyelidikan kasus penembakan Brigadir Yosua Hutabarat seolah memulai penyelidikan dari nol. Sebab, hasil penyelidikan yang dilakukan Polrestro Jakarta Selatan (Jaksel) dianggap sumir. Sejumlah alat bukti juga diragukan keotentikannya. ”Semua (tim gabungan, Red) bisa memakluminya. Karena kemungkinan Satreskrim Polrestro Jaksel bekerja dalam tekanan yang cukup besar,” kata petugas yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Maklum, Kapolrestro yang pangkatnya Kombespol harus memeriksa perkara yang melibatkan jenderal bintang dua. Apalagi, yang punya perkara adalah Kadivpropam (nonaktif) Irjen Pol Ferdy Sambo.
Sumber Jawa Pos itu mengungkapkan, yang pertama diperiksa adalah luka tembak di tubuh Yosua. Semua luka tembak tersebut mempunyai sudut yang tidak sesuai dengan situasi baku tembak. Sebelumnya Kapolrestro Jaksel Kombespol Budhi Herdi Susianto memang menyatakan bahwa terjadi baku tembak antara Brigadir Yosua dan Bharada E.
Saat itu Bharada E yang disebut berada di tangga lantai 2 berhasil memberondong tubuh Yosua. ”Padahal, luka tembak semua sudutnya lurus. Artinya, tidak mungkin ditembak dari tempat yang lebih tinggi. Yang berarti, cerita baku tembak menjadi tidak masuk akal,” paparnya.
Selain itu, ada dua luka akibat tembakan dari arah belakang. Pertama, dari kepala bagian belakang tembus hidung. Lalu dari pergelangan tangan kiri tembus ke jari. ”Bagaimana bisa seperti itu jika terjadi baku tembak?” cetusnya.
Yang paling mungkin adalah Yosua sudah bersujud minta ampun, tapi tetap ditembak. ”Tapi, yang ini baru spekulasi sementara ya. Belum kesimpulan. Perlu alat bukti lainnya. Yang jelas, narasi baku tembak sudah terpatahkan,” ungkap sumber tersebut. Hanya, bagaimana kronologi sebenarnya, itu yang masih dicari.
Ada dugaan terjadi cekcok berat saat Yosua mengawal perjalanan Ferdy Sambo dari Magelang menuju Jakarta. Kemudian, eksekusi dilakukan di rumah Kadivpropam. Dari olah TKP, diketahui genangan darah hanya tampak di titik Yosua tertelungkup. Artinya, jika narasi baku tembak benar terjadi, seharusnya ada darah yang terciprat.
Pada bagian lain, Mabes Polri Selasa lalu memutuskan untuk menahan Bharada E. Namun, tim gabungan belum bisa mendapatkan banyak keterangan. Setiap ditanya, Bharada E selalu menjawab dengan ”saya”. Seolah-olah dialah yang mengambil tanggung jawab dari semua yang terjadi. Bharada E inilah yang tercatat sebagai pelapor kasus pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawati, istri Ferdy Sambo. Laporan itu diajukan ke Polrestro Jaksel.
Sementara itu, Kamaruddin Simanjuntak dan Johnson Panjaitan, kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua, mendatangi markas Bareskrim kemarin. Mereka datang karena mendapatkan undangan untuk gelar perkara awal kasus penembakan Yosua. Kamaruddin mengatakan, pihaknya sangat yakin Yosua menjadi korban pembunuhan berencana. Keyakinan itu didasari temuan bukti baru. ”Ada bekas luka jeratan di leher jenazah Brigadir Yosua,” paparnya.
Luka bekas jeratan itu terlihat melingkar di leher. Dia menduga, saat penyiksaan, leher Yosua dijerat seseorang. ”Karena itu, pelakunya bisa lebih dari satu orang,” urainya, lalu menunjukkan foto jenazah Yosua dengan luka memar di leher.
Menurut Kamaruddin, keluarga menduga ada orang yang berperan menembak, lalu orang lainnya menggunakan senjata tajam. Ada juga seseorang yang menjerat leher Yosua dari belakang. ”Tidak mungkin dilakukan hanya satu orang,” jelasnya di lobi Bareskrim Polri kemarin.
Jika memang Yosua tewas dalam baku tembak dengan satu orang, tidak mungkin muncul luka memar bekas jeratan tali. Karena itu, keluarga Yosua tetap meminta dilakukan otopsi ulang. Otopsi ulang harus dilakukan para ahli dari sejumlah rumah sakit. Yakni Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Rumah Sakit TNI-AL, Rumah Sakit TNI-AU, RS Cipto Mangunkusumo, dan RS swasta nasional. ”Kami mohon ke Kapolri, Wakapolri, Irwasum, Kabareskrim, dan Dirtipidum untuk membentuk tim tersebut,” ujarnya.
Kamaruddin menegaskan, keluarga menolak hasil otopsi yang sebelumnya. Sebab, sesuai keterangan sebelumnya, luka-luka di tubuh Yosua disebut akibat tembakan. Padahal, ditemukan luka yang bukan karena peluru. ”Kalau Polri tidak ada anggaran untuk otopsi ulang, saya siap menanggung,” tegasnya.
0 notes