#Forum Wartawan Teknologi
Explore tagged Tumblr posts
kabarbanyuwangi · 2 years ago
Text
Program Smart Kampung Banyuwangi Dipuji Mendagri Tito, Dinilai Mampu Gerakkan Transformasi Digital
Program Smart Kampung Banyuwangi Dipuji Mendagri Tito, Dinilai Mampu Gerakkan Transformasi Digital
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Haorrahman TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Banyuwangi jadi salah satu peserta Pameran dan Forum Teknologi Terpadu Integrated Technology Event (ITE) 2022 yang digelar di Jakarta Convention Center, 5–7 Oktober 2022. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang membuka pameran tersebut menyatakan apresiasinya pada program Smart Kampung yang dinilai mampu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
faseberita · 4 years ago
Text
Forwat Bersama BenihBaik.com dan Tokopedia Buka Donasi untuk Jurnalis, Pekerja Informal Terdampak Covid-19
Forwat Bersama BenihBaik.com dan Tokopedia Buka Donasi untuk Jurnalis, Pekerja Informal Terdampak Covid-19
FaseBerita.ID – Selain tenaga kesehatan dan profesi lain yang berada di garis depan, jurnalis dan pekerja di sektor informal juga berisiko tinggi terinfeksi Covid-19. Mereka sering bertemu dan bersinggungan dengan banyak orang saat menjalankan tugas jurnalistik. Penyebaran virus corona pun masih belum terbendung dan kini kasus positif Covid-19 telah menembus lebih dari satu juta kasus. Bed…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gizmologi · 5 years ago
Text
Lawan Covid-19 Melalui Turnamen eSport Free Fire dan CoDM, FORWAT Donasikan Rp50 Juta untuk Tenaga Medis
Lawan #Covid19indonesia Melalui Turnamen eSport, FORWAT Donasikan Rp50 Juta untuk Tenaga Medis
Saat ini semua elemen berjibaku menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Seperti dilakukan oleh Forwat yang tergolong unik. Forum wartawan teknologi ini menggandeng game Free Fire dan Call of Duty: Mobile (CoDM) untuk menggelar turnamen esport yang sifatnya amal. Pertandingan yang dilakukan secara daring di rumah masing-masing peserta ini bertajuk ”Forwat X Free Fire-CoDM Charity Tournament…
View On WordPress
0 notes
irfanilmy · 6 years ago
Text
Esai: Literasi Media Gaya Indie
Oleh: Tristia Riskawati (teh @tristiul)
Hei, agama apa yang kini Anda anut?
Boleh jadi Anda akan menyodorkan KTP Anda kepada saya sembari berujar “Silakan lihat saja apa yang tertera di sini.” Atau layaknya orang barat yang mendewakan privasi, Anda akan menjawab, “Itu bukan urusan Anda. Agama itu urusan pribadi masing-masing orang!” Bahkan, mungkin saja Anda balas menimpali, “Wah, saya tidak punya agama!”.
Jawaban boleh beragam. Namun, seorang George Gerbner memiliki paradigma tersendiri. Percaya atau tidak, maestro ilmu komunikasi tersebut dapat menafsirkan apa agama yang Anda dan saya mungkin anut. Beliau berseloroh bahwa media massa merupakan agama resmi masyarakat industri. Saya pikir dia sok tahu, tapi nanti dulu.
Omong-omong tentang agama, saya jadi ingat Karl Marx. Ekonom brewok asal Jerman tersebut mengatakan bahwa yang namanya agama itu candu. Sekedar iseng saya coba kawinkan pemikiran Gerbner dan Marx. Hasilnya adalah sebuah simpulan bahwa media massa bisa jadi merupakan salah satu candu yang menjangkiti masyarakat industri kini.
Hmm, benarkah media massa telah menjelma semodel agama seperti kata Gerbner? Jikalau ya, apakah benar agama jenis ini merupakan candu memabukkan?
Kita butuh fakta dan saya punya beberapa. Beberapa dari Anda mungkin masih ingat jejeran fenomena yang saya paparkan. Seperti pada 30 Oktober 2010 lalu, wartawan sebuah stasiun televisi swasta memberitakan bahwa awan panas meluncur dari gunung Merapi. Sontak saja warga yang tinggal di sekitar Merapi pun geger dibuatnya. Saking gemparnya, sejumlah warga mengalami kecelakaan. Bahkan satu orang dikabarkan tewas. Padahal Merapi hanya membatukkan hujan abu. Jika benar telah diberitakan terdapat awan panas, tentunya wartawan tersebut telah rampung riwayatnya. Saya pikir ini konyol.
Anda mungkin pernah mendengar tewasnya seorang anak lelaki dengan cara yang tidak biasa. Ia tewas akibat berkelahi dengan temannya. Ini terjadi setelah mereka menonton tayangan gulat di televisi. Terinspirasi dengan lagak tarung para pegulat, akhirnya kedua anak tersebut unjuk gigi mempraktekkannya.
Jika Anda merupakan warga Indonesia yang cukup kritis, tentu Anda dan saya akan sama-sama mengeluhkan dunia persinetronan. Sinetron masa kini gemar menggambarkan kehidupan mewah. Sering kita disuguhkan konflik tiada berkepanjangan. Isinya tak jauh-jauh dari konflik perebutan harta, pertengkaran suami istri, perselingkuhan, dan berbagai melankolia picisan lain. Tragisnya, orang-orang di sekitar saya, baik bapak pemilik kedai kopi yang pernah saya kunjungi hingga nenek teman dekat saya kompakan menggandrungi akut melankolia jenis ini.
Kedahsyatan media massa mempermainkan masyarakat tak hanya terhenti sampai sinetron. Jujur, walaupun terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Jurnalistik, saya malas mengikuti drama turgi pemberitaan media massa. Seolah media massa tak mengizinkan saya untuk mencerna isi berita yang silih cepat berganti. Belum tuntas soal gaji presiden, tiba-tiba latar pemberitaan berganti pada kerusuhan antar etnik. Kemudian ada isu bom. Setelahnya, masyarakat Indonesia diajak menyimak Badan Anggaran DPR yang tak ingin diperiksa KPK.
Kebingungan terjadi. Ini gila. Betapa digdayanya media massa dalam memengaruhi tingkah laku manusia!
Ya, otak manusia menyerap informasi seperti layaknya paru-paru menghirup udara di sekitar. Udara tersebut merupakan kumpulan berbagai informasi yang tidak jelas kemurnian fakta di dalamnya. Masyarakat terus-menerus berasumsi tentang validitas dari apa yang mereka dengar dan lihat. Layaknya polusi di udara, secara kasat mata manusia sulit melihat perubahan halus yang dapat memiliki efek jangka panjang mendalam. Akibatnya, kemungkinan akan semakin kerdilnya kerangka berpikir masyarakat Indonesia sangatlah tinggi.
Mengamati naasnya beragam efek yang ditimbulkan media, tersentil pertanyaan. Sudikah saya menjadi saksi pudarnya kecerdasan bangsa sepanjang hayat? Sudikah saya membiarkan ketidakmampuan masyarakat menyaring polusi informasi terus mengendap kuat?
Mungkin Indonesia perlu negara panutan. Kendati Soekarno pernah lantang meneriakkan “Inggris kita linggis!”, saya tetap menyukai Inggris. Selain karena negara tersebut merupakan negara asal tim sepakbola favorit saya, Manchester United, Inggris memiliki penanganan baik dalam mengatasi efek negatif media massa.
Tercatat dalam sejarah, Inggris merupakan negara pertama yang melakukan upaya nyata untuk mengatasi trengginasnya media massa. Pada tahun 1930, di negara tersebut berkembang kesadaran untuk menciptakan konsep pendidikan yang mengarahkan masyarakat untuk melek media. Perkembangan konsep tersebut berlanjut pada era 1970-an dimana terdapat kursus optional mengenai studi film dan studi media. Singkat kata, konsep-konsep tersebut kemudian diidentifikasikan sebagai literasi media.
Definisi literasi media dapat dijewantahkan dalam berbagai kombinasi kata. Ada yang menjabarkan literasi media sebagai kemampuan memahami sumber-sumber dan teknologi-teknologi dari komunikasi, kode-kode yang digunakan, pesan yang akan diproduksi, dan seleksi, interpretasi, dan bentrokan dari pesan-pesan tersebut. Ibaratkan seperti ini. Jika Anda adalah seorang dokter yang ingin melakukan operasi pembedahan konten media, literasi media adalah kemampuan dasar untuk melakukan praktik tersebut.
Pada perkembangannya, literasi media di Inggris tidak ecek-ecek sebatas kampanye. Semenjak tahun 1990, parlemen negara kerajaan tersebut mengukuhkan literasi media sebagai kurikulum resmi pendidikan. Artinya, seluruh jajaran sekolah di Inggris wajib menyelenggarakan pendidikan literasi media. Masyarakat Inggris dituntut secara merata untuk memiliki kemampuan mengolah rentetan informasi. Badan regulasi khusus yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan kurikulum ini adalah Ofcom (Office of Communications). Tak lama setelah pendiriannya di tahun 2004, Ofcom pun menerbitkan ketentuan mengenai draf penyelenggaraan literasi media.
Untuk memahami bagaimana kurikulum literasi media diimplementasikan, saya akan mencontohkan sebuah aktivitas yang digambarkan buku Media Literacy in Schools karya Andrew Burn dan James Durran.
Dua anak praremaja berumur 13 tahun, Iona dan Ogedei, sedang belajar menganalisis novel Harry Potter and The Chamber of Secrets. Iona berpendapat jika Harry Potter membunuh laba-laba di dalam novel tersebut, semua orang akan menganggap Harry sebagai pembunuh berdarah dingin. Ogedei balas menimpali dengan mengemukakan pandangan bahwa Harry seharusnya menggunakan mantra yang lebih baik.
Dapat Anda lihat, dalam proses analisis di atas Iona dan Ogedei tidak lantas setuju apa yang tertera dalam novel. Mulanya memang mereka mencatut isi novel. Kemudian berdasarkan kerangka berpikir masing-masing, mereka menyimpan asumsi tersendiri bagaimana seharusnya isi novel tersebut.
Selain menganalisis novel anak-anak seperti tadi, sudah tentu terdapat aktivitas-aktivitas yang lebih kompleks dalam menganalisis konten media. Namun bagi saya percakapan antara Iona dan Ogedei merupakan representasi sederhana bagaimana pendidikan literasi media dapat membentuk pola pikir kritis masyarakat.
Setelah jauh-jauh merantaukan wawasan ke negeri orang, saya pun ingin memahami bagaimana geliat literasi media di Indonesia. Kampanye literasi media di Indonesia telah sering dilakukan. Seperti pada tahun 1991, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) menyelenggarakan sebuah workshop tingkat Asia-Pasific, tentang anak dan televisi di Cipanas. Seiring waktu, kini terdapat situs-situs yang mengampanyekan literasi media.
Namun Indonesia belum memasang literasi media ke dalam kurikulum resmi sekolah. Beberapa pihak mengklaim, kendalanya adalah kurangnya jumlah guru terlatih dan padatnya kurikulum lokal.
Duh, ingin rasanya saya melihat masyarakat Indonesia bisa secanggih Inggris dalam menerapkan literasi media. Untuk mewujudkannya, perlukah kita menuntut pemerintah? Itu pilihan masing-masing individu. Namun saya pikir aksi vertikal macam demonstrasi lalu tumpah ruah ke jalan bukan satu-satunya jalan keluar.
Ternyata, kegiatan-kegiatan kognisi sederhana tak bertitel “literasi media” yang pernah saya lakukan dapat menumbuhkan sifat kritis. Sangat beruntung tugas-tugas kuliah saya tidak melulu dikhatamkan melalui sebuah ritual klasik: copy lalu tinggal paste. Terdapat dosen berkualitas yang menugaskan mahasiswanya menganalisis sebuah buku dengan menggunakan buku lain.
Misalkan, baru-baru ini saya selesai menganalisis buku berjudul Wajah Retak Media dalam rentang waktu satu minggu. Untuk menganalisis buku tersebut, saya diwajibkan menggunakan buku-buku lain sebagai pisau analisis. Jadi, argumen pribadi yang akan kita cantumkan tidak seenak udel, akan tetapi berlandaskan kumpulan data yang telah teruji.
Dosen saya yang lain cukup pintar menyiasati agar mahasiswanya tidak sekedar copy paste dalam tugas-menugas. Beliau memberi saya dan teman-teman beberapa referensi buku wajib yang harus tercantum dalam tugas. Tidak hanya sekedar menyadur buku, kami juga wajib memberikan analisis singkat berupa argumentasi mengenai penjelasan dari referensi. Kami belajar untuk kritis terhadap asumsi orang lain, sekalipun asumsi tersebut milik penulis buku penyandang titel S3. Coba bayangkan jika setiap dosen memiliki pola pikir seperti ini!
Bagaimanapun, kegiatan analisis lewat penugasan-penugasan tersebut seyogyianya tidak kandas dalam kertas yang diberikan pada dosen. Memang, kemungkinan besar tugas tersebut tidak akan dibahas lagi di luar kelas. Namun, metode analisis seperti ini dapat dihidupkan dalam forum-forum diskusi mengenai konten media.
Jika buku dapat dikatakan sebagai media massa, beruntung saya mengikuti komunitas literasi yang mengadakan majelis buku tiap Jumat sore. Secara bergiliran, satu dari kami membuat resensi sebuah buku. Kemudian, ia mempresentasikan sinopsis buku tersebut kepada partisipan majelis berikut kelebihan dan kekurangannya. Partisipan majelis pun diizinkan untuk memberikan analisis sederhana mengenai buku yang telah dipaparkan. Ini mungkin serupa dengan apa yang dilakukan Iona dan Ogedei dalam menelaah novel Harry Potter.
Selain saya, terdapat beberapa teman yang memiliki forum diskusi tersendiri. Walaupun tidak pernah turut serta dalam asyiknya diskusi, saya diberitahu bahwa seringkali mereka mengkaji fenomena kekinian seperi kasus Wikileaks dan reshuffle kabinet. Sumbernya pun berasal dari koran maupun liputan televisi.
Akhirnya saya mawas diri. Betapa mujurnya diberi kesempatan menjadi mahasiswa yang dilingkupi berbagai tugas analisis serta memiliki teman-teman yang gemar berdiskusi. Apa-apa yang saya alami sampai saat ini merupakan potensi untuk mengkritisi lebih jauh lika-liku pemberitaan media.
Saya pun berpikir. Sembari menunggu pemerintah membereskan urusan rumah tangganya, kemudian sadar diri untuk mencanangkan kurikulum literasi media, mengapa memilih diam berpangku tangan tak melakukan sesuatu?
Tak usah pusing-pusing menempa kurikulum literasi media super rumit. Nyatanya, Kajian literasi media a la D.I.Y (Do It Yourself) dapat dimulai dari lingkup paling dekat dengan kita. Ini literasi media gaya indie! Independent. Mandiri.
Hey, mungkin saya dapat menularkan kekritisan saya dengan mengajak kedua adik kecil saya untuk menelaah kartun Spongebob Squarepants. Saya akan mengemukakan pada mereka bahwa lelucon macam “cium pantat saya” bukanlah candu verbal yang harus mereka konsumsi. Dan sayur lodeh jauh lebih sehat dibanding satu porsi Krabby Patty.
Sedangkan Anda mungkin dapat mengumpulkan sejumlah ABG (Anak Baru Gede) di lingkungan dekat rumah untuk menelaah konten majalah yang model-modelnya kurus minta ampun. Kemudian Anda akan berkata pada mereka bahwa panduan make up tren 2011 dalam majalah tersebut bukanlah kitab suci yang wajib dipatuhi.
Eh, atau punya gagasan lain?
***
FYI, esai ini masuk 20 besar Kompetisi Esai Mahasiswa “Menjadi Indonesia” 2011 dari TEMPO
sumber: https://tristiariskawati.wordpress.com
5 notes · View notes
1suara · 4 years ago
Text
FORWAT Gandeng Tokopedia dan BenihBaik.com Galang Dana untuk Jurnalis Terdampak Covid-19
FORWAT Gandeng Tokopedia dan BenihBaik.com Galang Dana untuk Jurnalis Terdampak Covid-19
Technologue.id, Jakarta – Forum Wartawan Teknologi (Forwat) bersama BenihBaik.com dan Tokopedia membuka donasi untuk jurnalis dan para pekerja sektor informal terdampak Covid-19. Hal ini mengingat jurnalis dan pekerja di sektor informal sering bertemu dan bersinggungan dengan banyak orang saat menjalankan tugasnya. Sebagai informasi, angka positivity rate di Indonesia masih jauh lebih besar dari…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
cactus-mouth · 4 years ago
Text
Pemasaran Dunia dan E-Commerce - Maya Manajemen Lanjutan
Rekomendasikan Tulisan Tulisan Komentar Cetak Tulisan Bagikan tulisan ini di Facebook tulisan ini di TwitterBerbagi tulisan ini di LinkedinBerbagi tulisan ini di DeliciousBerbagi tulisan ini di Digg
Pada abad komputerisasi ini, bisnis dan administrasi Teknologi Data secara radikal bergerak ke Administrasi Bisnis Generasi Selanjutnya. Oleh sebab itu, rangkaian tulisan ini akan memamerkan tip-tip penting dari kami dan juga kami menyertakan sungguh-sungguh sedikit dari sumber publik perihal urusan khusus ini atau jalanan lanjutan dalam berbisnis. Meski sungguh-sungguh sedikit kiat yang ialah domain publik, bila dipinta sumbernya akan senantiasa diceritakan.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Dengan market resëarch, bisnis bisa belajar banyak perihal pelanggan, permintaan mereka, bagaimana memenuhi keperluan hal yang demikian dan bagaimana bisnis dikerjakan untuk memenuhi keperluan hal yang demikian. Bisnis juga tak perlu menjadi pakar dalam sistem penelitian.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Namun sebab hampir segala Tom, Dick, dan Harry sudah mengincar pasar Amerika Utara dan Eropa ini, kompetisi menjadi kian kuat. Ini seperti melepaskan sekawanan singa ke padang rumput komplit dengan domba. Padang rumput mungkin ialah daerah yang sungguh-sungguh baik, namun akan datang tanggal saat singa akan lari keluar dari domba untuk dimangsa. Saat itu terjadi, kita akan mengalami sesuatu yang disebut kejenuhan pasar.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Analitik pasar meliputi pencarian klasifikasi pelanggan potensial [atau pasar] yang ada, klasifikasi pelanggan mana yang Anda pilih untuk dilayani [pasar target], apa keperluan mereka, produk atau layanan apa Anda mungkin memaksimalkan untuk memenuhi keperluan mereka, bagaimana pelanggan mungkin lebih menyenangi menggunakan produk dan layanan, apa yang dikerjakan pesaing Anda, harga apa yang patut Anda terapkan dan bagaimana Anda patut mendistribusikan produk dan layanan ke pasar target Anda. Berjenis-jenis sistem riset pasar diaplikasikan untuk menemukan data yang sirna perihal pasar, pasar target dan keperluan mereka, pesaing, popularitas pasar, kepuasan pelanggan dengan produk dan layanan, dan lainnya.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Mirip dengan periklanan dan promosi, agenda media dan kalender dapat sungguh-sungguh berkhasiat, yang memutuskan sistem media apa yang diaplikasikan dan kapan. www.simbunch.com/58289jasa-seo-murah_25
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Itulah inti dari pemasaran dunia maya online - keterampilan promosi lalu lintas untuk membanjiri halaman website Anda dengan pengunjung yang beratensi dan meyakinkan mereka untuk mendapatkan apa yang Anda tawarkan.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Tak menawarkan konten: Banyak pemilik website wëb demikian itu gigih dengan semua keyakinan untuk mengerjakan bisnis online sehingga mereka lupa bahwa konten absolut dibutuhkan untuk membikin pengunjung konsisten terhubung ke website website Anda.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Cara promosi lalu lintas tak dikenakan tarif apa bahkan. Selain masih banyak lagi sistem untuk menarik lalu lintas ke website website Anda. Di antara layanan berbayar, iklan solo dan bayar per klik banyak diaplikasikan. Maya itu, ada bermacam-macam sistem di mana Anda dapat menerima lalu lintas tak bertarget yang tak diceritakan di sini.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Seringkali, PR dikerjakan melewati media, merupakan surat berita, TV, majalah, dan lainnya. Publisitas diceritakan di media. Organisasi umumnya mempunyai kendali miniatur atas pesan di media, setidaknya, tak sebanyak yang mereka lakukan dalam periklanan. Mengenai publisitas, wartawan dan penulis menentukan apa yang akan dikatakan. stage.testadsl.net/forum/profile.php?id=38991
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Website Tak Tak Maya: Banyak webmaster merasa bahwa cuma website website yang memikat dan mencolok yang menarik bagi pengunjung. Ini belum tentu benar.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Untuk bertahan hidup di dunia pemasaran Dunia yang tajam, Anda patut terus mencari pasar baru. Satu pasar menjadi jenuh? Lanjutkan ke langkah berikut di mana Anda bisa mengambil inisiatif, sebab dunia pemasaran Dunia memang ialah pasar yang sungguh-sungguh, sungguh-sungguh besar.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Tulisan Anda yang diterbitkan oleh ezines lain cenderung memberi Anda lebih banyak pengunjung saat mereka menemukan tulisan Anda dalam pencarian mesin pencari. Berbagai pula posting Anda di forum dan siaran pers Anda kemungkinan besar menerima pengunjung dari mesin pencari. www.visitorsdetective.com/profile/seomedia.co.id/en/1/
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Berjenis-jenis sistem riset pasar diaplikasikan untuk menemukan fakta di luar perihal pasar, sasaran pasar dan keperluan mereka, pesaing, popularitas pasar, kepuasan pelanggan dengan produk dan layanan, dan lainnya.
Apa itu Dunia Marketing & Sales & e-Commerce ?: Asia merupakan pasar yang sungguh-sungguh menarik sebab banyaknya populasinya. Strategi lain merupakan bahwa pasar ini masih muda, sehingga menyisakan banyak ruang untuk pengembangan.
0 notes
gnt-news · 4 years ago
Text
KETUA FORWARA PROV-JABAR "SUDAH SAATNYA PEMERINTAH FASILITASI KESEJAHTRAAN WARTAWAN
KETUA FORWARA PROV-JABAR “SUDAH SAATNYA PEMERINTAH FASILITASI KESEJAHTRAAN WARTAWAN
Tumblr media Tumblr media
Santo”Ketua (Forwara) Forum Wartawan pemantau Peradilan–jabar
GNTnews.com-Bogor(Ja-Bar)
Dewasa ini, pertumbuhan media massa sangat cepat, seiring dengan perkembangan tekhnologi dan informasi. Berkembangnya tekhnologi dan informasi ini, membuat informasi tersebar cepat dan bisa diakses secara global. Perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini, perlu dicermati oleh semua media massa…
View On WordPress
0 notes
sajian-bagus · 4 years ago
Link
Bumi Bulat dan Bumi Datar, “Coba lo jelasin dong kenapa bisa dibilang bumi datar?” Kalimat itu membuka diskusi anak-anak muda di sebuah kafe di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan akhir pekan lalu. Perdebatan ringan pun muncul dalam diskusi yang dihadiri mereka yang berlatar ragam profesi. Mereka adalah anak-anak muda yang gelisah dan penasaran terhadap “hal baru”. Diskusi malam itu akhirnya membuahkan kesepakatan membentuk sebuah komunitas flat earth. Mereka sepakat memverifikasi semua alibi yang menjadi landasan para penganut bumi datar yang pengikutnya banyak di Amerika Serikat (AS). Bumi datar sudah menjadi obrolan dunia maya sejak beberapa tahun lalu. Perdebatannya bahkan sudah ada sejak lebih dari satu abad silam. Topik ini kembali menjadi pembicaraan hangat di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Di era digital, informasi yang simpang siur bermunculan sehingga memunculkan beragam teori. Salah satunya intrik bisnis di balik perdebatan. “Kalau flat earth ini ramai, bisa jadi peluang bisnis jual kaos bumi datar nih”, celetuk seorang peserta diskusi. Benarkah kampanye flat earth ujung-ujungnya soal bisnis dan uang? Bagi penggiat flat earth, mereka mencoba menentang apa yang disebut para “Elit Global” yang menguasai semua lini dunia dari militer, politik, science. Termasuk soal keberadaan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang dianggap penuh konspirasi “Elit Global”. Akhir dari alibi mereka adalah mempertanyakan sistem tatanan keuangan ekonomi global termasuk keberadaan Bank Dunia dan IMF yang menjadi kerajaan uang dan utang bagi negara-negara di dunia. Juga menyangkut bisnis besar para elit dunia, salah satunya bisnis peluncuran satelit bernilai ribuan triliun rupiah. “Flat earth adalah simbol perlawanan terhadap sistem yang zalim”, jelas sebuah video tentang flat earth. sponsor inad Sebuah gambar
Mempertanyakan Soal Uang 
Para penganut flat earth memang menggunakan teori-teori ilmiah dan logis. Gambaran ringan soal pemikiran flat earth dapat dilihat dari situs flatearth101.wordpress.com yang menampilkan 9 video rinci menjelaskan dari A sampai Z berbagai alasan logis untuk menunjang konsepsi mereka. Setidaknya ada tiga alasan logis mereka yang mudah dicerna oleh kalangan awam. Pertama, soal pembuktian bumi datar dari meneropong kapal laut yang berlayar di tengah lautan. Dengan teropong, kapal laut yang berlayar terlihat utuh meski jaraknya sangat jauh dari pandangan mata. Teori ini mencoba mematahkan “kebenaran” umum yang sudah dipercayai selama 500 tahun bahwa layar kapal di lautan akan muncul lebih dahulu saat dilihat dari kejauhan, karena terhalang lengkungan permukaan bumi. Kedua, hukum perspektif. Hukum perspektif ini sebagai bukti untuk mendukung gagasan mereka bahwa benda yang makin jauh maka wujudnya makin mengecil bahkan makin tak terlihat hingga menghilang. Konsepsi bumi datar meyakini bumi memiliki titik pusat yaitu kutub utara sedangkan garis lingkar tengah (ekuator) merupakan garis lintasan bumi dan bulan yang tingginya berdekatan dengan bumi yang datar. Kedua benda langit itu memutari bumi. Kejadian terbit dan terbenamnya matahari adalah konsekuensi dari hukum perspektif tadi. Ketiga, yang menjadi andalan mereka yaitu soal jalur penerbangan pesawat komersial di dunia yang tak pernah melintas di sisi selatan bumi, padahal menurut mereka itu merupakan jarak terdekat untuk menghubungkan kota dan negara-negara di benua bagian selatan. Kenyataannya perjalanan pesawat udara berputar jauh bila menggunakan peta bumi bulat (globe), tapi dengan peta bumi datar dianggap lebih logis karena jalur penerbangan antar kota dan negara berada dalam garis lurus. Intinya, dengan bumi datar maka konsepsi penggunaan satelit sebuah kebohongan besar. Sistem GPS yang selama ini buah karya dari teknologi satelit tak lain hanya sebuah teknologi sederhana dengan menggunakan menara-menara relay antar benua. Mereka percaya manusia tak bisa menembus angkasa karena ada selubung atau perisai langit yang tak bisa ditembus teknologi manusia. Mereka juga mempertanyakan soal bisnis satelit dan keberadaan lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) yang dianggap jadi dalang kebohongan soal konsepsi bumi bulat. Berdasarkan data Union of Concerned Scientists (UCS), hingga Desember 2015 tercatat ada 1.381 satelit yang ada di luar angkasa dan masih beroperasi, meliputi satelit komersial, pemerintah, militer, dan sipil. Harga sebuah satelit tentunya beragam, tapi sebagai gambaran mengacu pada satelit milik PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), yang belum lama meluncur ke orbit pada 18 Juni 2016, harganya Rp3,375 triliun. Artinya bisnis satelit di dunia sedikitnya Rp4.660,87 triliun. Angka ini belum menghitung harga satelit yang lebih mahal dan yang sudah tak beroperasi lagi. Para flat earth society memandang NASA sebagai badan yang tak kredibel. NASA bagi mereka sebuah badan yang sulit diaudit, dan menjadi bagian dari konspirasi “Elit Global” untuk melanggengkan dogma science yang mereka anggap sesat. Pemikiran para penggiat flat earth tentunya banyak menuai kontra terutama dari mereka yang selama ini sudah meyakini bumi bulat seperti kebanyakan orang di dunia ini. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin termasuk yang gerah dengan adanya kampanye flat earth ini. Ia mengunggah status di Facebook soal sangkalan tentang flat earth. Thomas mengimbau masyarakat agar menganggap video dan segala kampanye flat earth hanya sebagai tontonan fiksi, dan tak perlu ditanggapi serius. Banyak yang bertanya soal bangkitnya kembali pemahaman “Flat Earth”. Pemahaman itu tergolong pseudo science alias sains semu. Dikemas seolah-olah ilmiah, sesungguhnya tidak mempunyai dasar ilmiah sama sekali. Ketika dikaitkan dengan dalil-dalil Al-Quran, itu pun berdasarkan tafsir lama. Abaikan saja pemikiran “Flat Earth” tersebut, seru Thomas dalam akun Facebook-nya yang diunggah dua pekan lalu. Apapun sanggahan kaum yang tak senapas dengan penggiat flat earth, tapi kampanye bumi datar cukup sukses menjadi viral di publik. Dalam mesin pencarian google, kata “flat earth” membuahkan 13.500.000 hasil pencarian (0,68 detik). Sebuah angka yang sangat besar, meski masih kalah jauh dengan pencarian kata “pokemon go” yang menghasilkan 49.600.000 hasil (0,39 detik). Fakta lain keberadaan kampanye masif flat earth memunculkan anggapan bahwa konsepsi ini ditunggangi sebagai sarana mencari uang atau bisnis.
Memakai Bumi Datar 
Para anggota flat earth society mulai melancarkan teorinya di dunia maya sejak 2004. Sampai pada November 2010, muncul forum diskusi soal gagasan ini di jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Saking populernya, Bad Religion sebuah band beraliran punk yang dibentuk pada 1979 di Southern California, AS membuat lagu yang berjudul “flat earth society”. California merupakan markas flat earth society yang jumlah anggotanya di dunia hingga 2014 hanya 554 orang. Populernya istilah flat earth, langsung ditunggangi oleh bisnis. Misalnya sebuah perusahaan jasa desain asal Bristol Inggris menggunakan merek dagang “flat earth”. Flat earth juga dipakai sebagai nama untuk perusahaan logistik hingga operator petualangan arung jeram. Tak sampai di situ, flat earth jadi sebuah judul buku yang mengungkap skandal penyadapan telepon yang mengguncang raksasa media, News Corp pimpinan Rupert Murdoch beberapa tahun lalu. Nick Davies, seorang wartawan surat kabar The Guardian, London, membuat laporan tentang hal itu pada 2009 dan membukukannya pada 2012. “Davies, penulis buku laris “Flat Earth News” bermaksud untuk memberikan komentar tentang skandal News International, termasuk fakta-fakta baru, kata penerbit seperti dikutip dari Antara. Selain itu, bangkitnya pemikiran soal bumi datar tentunya akan memberikan peluang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan swasta yang menawarkan pelesir ke luar angkasa. Orang-orang seperti Richard Branson (Virgin Galactic), Jeff Bezos (Blue Origin), dan Elon Musk (SpaceX) bakal dapat durian runtuh dengan rasa penasaran orang untuk melihat bumi dari angkasa. Pada 28 April 2001, Dennis Tito menjadi turis pertama yang berlibur di luar angkasa. Biaya yang dikeluarkan Tito hingga 20 juta dolar AS atau kira-kira Rp266,7 miliar. Sayangnya waktu itu, para komunitas flat earth society sedang tenggelam, belum terkenal seperti sekarang ini. Masih belum percaya flat earth ujung-ujungnya soal uang? “Sorry. Out of Stock”. Demikian pengumuman bagian penjualan kaos dan souvenir komunitas flat earth society dalam situs resminya www.theflatearthsociety.org. Mereka menerima pembayaran Paypal atau Bitcoin untuk setiap pembelian kaos dan souvenir seperti gantungan kunci, stiker, kartu pos, magnet dan lain-lain seputar flat earth. Perdebatan antara penganut bumi bulat dan datar bakal tak berakhir karena masing-masing pihak punya bukti-bukti yang mereka yakini benar. Namun, hanya satu hal yang bisa menyatukan mereka, ya apalagi kalau bukan soal uang. Sebuah uang koin bisa menggambarkan sebagai jalan tengah bagi perseteruan keduanya. Dari uang koin bisa ditengahi perbedaan itu dan tak bisa disanggah. Uang koin berbentuk bulat dan sekaligus datar. Masih ada yang berani menyangkal ?
0 notes
mukarom24-blog · 7 years ago
Text
Hoax Mencover
Berita hoax atau biasa disebut berita tidak bersumber dan mengandung kebohongan semakin marak menghiasi kancah permediaan sosial. Khususnya dalam dunia maya yang semakin ramai dikunjungi peminatnya. Hoax harus dihindari sebab berita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.
Mengatasi isu dari para penyebar hoax bisa dilakukan dengan cara unik. Ketika seseorang menyebarkan hoax semisal di grub whatsapp, segeralah untuk memposting gambar atau tulisan lucu sebagai intermezo dari hoax tersebut. Sehingga pembaca lupa dengan ke-hoax-an yang telah terposting diatas. Jika dengan cara mengkritik penyebar, ia akan semakin agresif dalam mempertahankan pendapatnya. Alasannya, sebelum melakukan sesuatu setiap kepala pasti akan memiliki asumsi sendiri. Sebagai generasi baru, sudah selayaknya ikut menanggulangi berita hoax dengan minimal tidak ikut-ikutan menyebarkan.
Mas Nafi' Muthohirin, M.A.Hum., selaku pemateri dalam Seminar Literasi Media yang saya ikuti beberapa bulan lalu, mengatakan bahwa awal dari adanya berita hoax adalah lembaga survei yang merekrut para blogger, wartawan, dan pegiat literasi lainnya untuk dikontrak selama tiga bulan dengan ketentuan per hari harus menghasilkan lima sampai sepuluh artikel yang isinya sesuai dengan permintaan klien. Hal ini memuncak pada saat pilpres 2014 yang mengharuskan mereka menulis hal-hal baik berupa pujian kepada klien dan menulis hal-hal buruk terhadap lawan klien hanya sekedar menjatuhkan namanya. Persaingan politik ini juga di dukung oleh pergolakan ekonomi juga. Ketertarikan mereka memuncak sebab diiming-imingi gaji yang besar. Dan diantara salah satu wartawan tersebut adalah mas Nafi' sendiri yang kemudian memutuskan mengundurkan diri.
Seminar dengan tema "Pemanfaatan Media sebagai Sarana Edukasi di Era Millenium" dilaksanakan di ruang audiovisual UPT perpustakaan proklamator Bung Karno Blitar. Peserta terdiri dari pegiat literasi di Blitar atau FLP (Forum Lingkar Pena) Blitar, mahasiswa Blitar, dan pelajar dari SMA 4.
Menjadi generasi milllenial harus menghadapi perkembangan teknologi yang pesat. Diperlukan sebuah inovasi untuk mempertahankan eksistensi diri. Pada kenyataannya, generasi millenial memang kreatif, namun tidak dikreasikan dengan dunia literasi dengan baik sehingga orang mudah lupa dengan karya mereka. Dibandingkan dengan generasi tua, generasi millenial masih tertinggal jauh. Generasi tua selalu mengadakan kajian ilmiah dan membuat kelompok diskusi sebelum membuat sebuah karya. Contohnya, film warkop DKI. Meskipun berisi lelucon-lelucon, namun Indro, salah satu pemeran film tersebut telah melakukan riset tentang hal yang diminati pemirsa pada zamannya.
Literasi semakin marak di kancah dunia. Budaya literasi mulai merambah di semua kalangan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan mantan TKW pun ikut terjun. Budaya literasi sama halnya dengan budaya membaca dan menulis. Tetapi, perlu di garis bawahi bahwa Indonesia mendapat peringkat nomor dua dari bawah dari 61 negara yang diteliti dalam bidang literasi. Sungguh miris mendengarnya. Apalagi dengan beredarnya bacaan-bacaan hoax dimana-mana.
Generasi Indonesia mulai luntur di gerus teknologi. Buku-buku mulai melunturkan tintanya. Sedangkan ilmuwan semakin tua.
Salam Literasi!
5 notes · View notes
rmolid · 4 years ago
Text
0 notes
malangtoday-blog · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Fahri Hamzah Setuju Soal Jokowi Ingin Kurangi Studi Banding
JawaPos.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan seringnya pihak eksekutif dan legislatif yang melakukan studi banding. Hal ini pun menjadi catatan khusus bagi eksekutif dan parlemen.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menilai, kritikan Presiden Jokowi adalah bagus. Sehingga jangan sampai pembantu-pembantu di bawahnya terlalu sering melakukan studi banding. “DPR kan memiliki fungsi politik diplomasi, berbeda dengan eksekutif. Kalau eksekutif itu kan studi banding, kalau DPR berdiplomasi,” ujar Fahri kepada wartawan, Sabtu (17/8).
Fahri menilai yang dilakukan oleh Jokowi adalah sentilan bagi orang-orang yang berada di dalam kabinetnya. Karena bisa saja mantan Gubernur DKI Jakarta kurang puas terhadap kabinetnya. “Harusnya yang kaget ini kabinet. Karena kabinetnya yang dikritik oleh Pak Jokowi tadi,” katanya.
Jajaran Pimpinan MPR yang di pimpin Ketua MPR RI Zulkifli Hasan kalla dalam Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menutup pidato sidang tahunan di depan forum MPR 2019 dengan pesan tentang semangat persatuan. Jokowi menyebut peribahasa Melayu yang berbunyi ‘biduk berlalu kiambang bertaut’. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com
Selain itu, ?Inisiator Gerakan Indonesia Baru (GARBI) itu mengatakan setuju dengan pembelajaran studi banding bisa dilakukan lewat smartphone. Sehingga hal itu juga sejalan dengan efisiensi yang selama ini dicanangkan oleh Jokowi. “Saya setuju itu pelajaran teknis itu, ada banyak di handphone, enggak perlu ke luar negeri,” pungkasnya.
Sebelumnya alam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahun MPR, Presiden Jokowi menyindir anggota dewan yang kerap melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Padahal, menurut Jokowi semua informasi saat ini bisa didapat hanya melalui smartphone saja.
Jokowi mengatakan, apapun informasi yang dibutuhkan bisa diperoleh melalui smartphone. Data-data di negara lain, seperti dari Jerman, Amerika Serikat dan yang lainnya bisa dengan mudah diperoleh dengan memanfaatkan fasilitas teknologi yang ada. Jokowi pun tak lupa mengingatkan para anggota DPR dan DPD untuk mengingat juga prinsip efisiensi dimaksud.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Gunawan Wibisono
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/fahri-hamzah-setuju-soal-jokowi-ingin-kurangi-studi-banding/
MalangTODAY
0 notes
gizmologi · 5 years ago
Text
Forwat Resmi Dibentuk, Wadah Para Jurnalis Teknologi Indonesia
Forwat, Wadah Para Jurnalis Teknologi Indonesia
Para jurnalis atau wartawan yang berkecimpung di industri teknologi, kini punya wadah bermama Forwat yang merupakan singkatan dari Forum Wartawan Teknologi. Forum komunitas ini ditujukan sebagai wadah bagi para wartawan teknologi, sekaligus menjembatani bagi para pelaku industri teknologi termasuk pemerintah.
Hal ini ditegaskan oleh Danang Arradian, Chairman Forwat yang mengatakan keanggotaan ini…
View On WordPress
0 notes
pokeraku · 5 years ago
Text
10 Warga Depok Positif Corona dan 36 Pasien Dalam Pengawasan
Tumblr media
esa poker - Pandemi virus corona berkembang semakin masif di Kota Depok,Jawa Barat.Saat ini terdata sebanyak 10 warga Depok positif virus corona (Covid-19).
Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengaku,dari 10 pasien,sebanyak 4 orang dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan medis di RSPI Sulianti Saroso,Jakarta Utara.
"Kota Depok sudah mencapai 10 kasus dari sebelumnya 9 kasus dan pasien yang sembuh 4 orang,"kata Dadang daat dihubungi wartawan,Sabtu (21/3/2020).
Selain itu, pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah dari 26 menjadi 36 kasus, dengan 4 orang dinyatakan negatif.Sedangkan untuk orang dalam pemantauan (ODP) terdapat 297 kasus dan 134 orang dinyatakan selesai.
"Bertambahnya kasus Covid-19 di Kota Depok,masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan tanpa rasa panik,"ucapnya.
Pada masa percepatan penanganan pademi virus corona, sambung Dadang, masyarakat diminta tidak beraktivitas di luar rumah dan menjaga jarak aman antarsesama orang.
"Manfaatkan teknologi yang ada untuk mendukung aktivitas bekerja dari rumah,belajar dari rumah dan kita beribadah dari rumah,"tuturnya.
Sebelumnya,guna percepatan penanganan pandemi virus corona (Covid-19), Pemerintah Kota Depok melarang kegiatan keagamaan di rumah ibadah. Kebijakan ini dikeluarkan sejak 20 Maret hingga 4 April 2020.
Keputusan tersebut disepakati bersama oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota (Forkominko) Depok,Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pimpinan agama lainnya di Kota Depok.
0 notes
dailymailcoid · 5 years ago
Text
Oppo Fokus Kembangkan AI, IoT, dan 5G
Dailymail.co.id, Jakarta – Tak mau kalah dengan para pesaingnya, Oppo juga ikut bertransformasi menjadi perusahaan teknologi.
Di sela-sela diskusi 'Tren IoT dan AI di Indonesia' yang diinisiasi Forum Wartawan Teknologi Indonesia (Forwat) di Jakarta, Selasa (10/3/2020), PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan perusahaan fokus pada AI, IoT, dan 5G.
"Fokus teknologi kami ada tiga yakni AI
View On WordPress
0 notes
nininmenulis · 5 years ago
Text
NININMENULIS.COM – Sebanyak 10 siswa dan siswi Sekolah Dasar di BSD City dan sekitarnya berhasil meraih beasiswa pelatihan bulutangkis Sinar Mas Land Mencari Juara 2019. Ke 10 pemenang tersebut, sebelumnya harus bersaing dengan 1200 siswa dan siswi Sekolah Dasar di BSD City. Sinar Mas Land serta Candra Wijaya, peraih Medali Emas Kategori Ganda Putera di Olimpiade Sydney 2000 dan Juara Dunia tahun 1997 bersama komunitas wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Peduli dan Suka Olahraga (JUSRAGA) menyelenggarakan audisi final beasiswa bulutangkis di Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Center – DCWIBC (16/11). Acara ini turut dihadiri oleh Ahmad Arsani, Plt. Asisten Deputi Olahraga Prestasi, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Benyamin Davnie, Wakil Walikota Tangerang Selatan.
Sosialisasi program Sinar Mas Land Mencari Juara 2019 dilakukan di enam Sekolah Dasar Negeri yang ada di BSD City dan sekitarnya. Kegiatan sosialisasi tersebut berlangsung pada 16 Oktober hingga 5 November 2019 dan berlangsung di SD Negeri Setu, SD Negeri Jelupang 02, SD Negeri Rawa Buntu 1, SD Negeri Cicalengka, SD Negeri Pagedangan 3, dan terakhir SD Negeri Lengkong Gudang. Dalam kegiatan tersebut, para peserta diseleksi langsung oleh Candra Wijaya menuju babak penyisihan.
Baca juga: Sinar Mas Land Raih Best of The Best Awards di Ajang Forbes Indonesia 2018
Kegiatan Sinar Mas Land Mencari Juara 2019 mendapat respon positif dari siswa-siswi, serta guru sekolah yang terlibat dalam agenda sosialisasi. Hal ini terlihat dari antusiasme murid dan guru dalam melakukan persiapan menjelang audisi seperti revitalisasi lapangan bulutangkis, memperbaharui kelengkapan alat-alat pendukung, hingga stamina serta semangat para peserta. Ajang pencarian bakat olahraga ini diharapkan dapat memperkuat kebersamaan antar masyarakat di tengah keberagaman yang ada di kawasan BSD City. Seperti diketahui, Sinar Mas Land saat ini gencar membangun sejumlah fasilitas di BSD City, sehingga selain membangun fasilitas fisik yang mumpuni, perusahaan juga ingin memajukan masyarakat yang ada di wilayah ini melalui berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti salah satunya olah raga.
“Saya mewakili Sekolah Dasar Negeri Lengkong Gudang merasa senang dan bangga kepada siswa kami yang telah berhasil terpilih menerima beasiswa pelatihan bulutangkis Sinar Mas Land Mencari Juara 2019. Kami mengucapkan terima kasih kepada Sinar Mas Land yang telah menyelenggarakan kegiatan positif ini. Saya berharap murid kami, Rafa Herdian Sanjaya dapat menjadi atlet bulutangkis yang handal dan berprestasi.” ujar Dra. Sa’adah, Kepala Sekolah Dasar Negeri Lengkong Gudang.
Ke-10 penerima beasiswa Sinar Mas Land Mencari Juara 2019 tersebut ialah: Muhammad Rizky Fahreza (SD Negeri Setu), Richard Fraderic Ghani (SD Negeri Jelupang 02), Kenan Athaya Celio (SD Negeri Rawa Buntu 01), Maudina Nur Wellyandari (SD Negeri Cicalengka), Rafa Herdian Sanjaya (SD Negeri Lengkong Gudang), Muhammad Raffa A Nugroho (SD Negeri Batan Indah), Fernando Rodriguez Sitanajah (SD Negeri Cilenggang 02), Wildan Nurazzis (SD Islam Terpadu Annajah), Almer Haidar Santosa (SD Negeri Lengkong Wetan 02), dan Muhammad Al Nur (SD Negeri Rawa Buntu 03). Para pemenang mendapatkan hadiah berupa pelatihan bulutangkis selama satu tahun di Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Center serta dibimbing oleh Candra Wijaya dan tim pemandu bakat bulutangkis. Ke-10 penerima beasiswa juga diberikan uang saku selama proses pelatihan berlangsung.
Baca juga: Techpolitan Sarana Berkreasi di Bidang Teknologi Digital
“Selamat kepada peserta yang lolos menerima beasiswa pelatihan bulutangkis yang digagas oleh Sinar Mas Land. Bagi para peserta yang tidak lolos screening, jangan kecil hati, tetap semangat, kesuksesan tidak bisa diraih dengan mudah, harus dengan pengorbanan dan perjuangan. Sebaliknya, untuk para peserta yang telah lolos, jangan terlena karena perjuangan masih panjang untuk menjadi atlet berprestasi kebanggaan Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada Sinar Mas Land karena memiliki cita-cita yang sejalan melalui program Sinar Mas Land Mencari Juara 2019 untuk menciptakan atlet juara dunia khususnya di bidang olahraga bulutangkis.” ujar Candra Wijaya.
Dhony Rahajoe, Managing Director President Office Sinar Mas Land menjelaskan, “kami mengucapkan selamat kepada 10 peserta putera dan puteri penerima beasiswa bulutangkis Sinar Mas Land Mencari Juara 2019. Semoga seluruh pemenang dapat konsisten mengikuti pelatihan bulutangkis selama satu tahun penuh di Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Center. Sinar Mas Land Mencari Juara 2019 merupakan salah satu agenda dari program SATU BSD (Silaturahmi Antar Umat Berdikari, Sehat dan Damai). Kegiatan ini diharapkan dapat membangun kekeluargaan dan solidaritas masyarakat di sekitar kawasan BSD City mulai dari usia anak-anak melalui bidang olah raga.”
Baca juga: Program Sinar Mas Land Berantas Buta Al-Quran (BBQ) 2018
Program SATU BSD (Silaturahmi AnTar Umat Berdikari, Sehat, Damai) bertujuan untuk meningkatkan rasa memiliki antar warga serta menggali potensi terkait kehadiran Kawasan BSD City. SATU BSD memiliki tiga pilar utama yaitu Berdikari, Sehat, dan Damai, yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan pengembangan masyarakat dengan landasan semangat ‘Unity in Diversity’.
Pilar pertama adalah Berdikari yang mendukung pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Pilar ini memiliki beberapa program unggulan seperti Pasar Rakyat School, Pendidikan & Pelatihan Beasiswa Coding. Pasar Rakyat School merupakan program pelatihan bagi pedagang UMKM di pasar-pasar rakyat di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, kegiatan Pelatihan Beasiswa Coding yang bekerja sama dengan Techpolitan dan Forum Masjid Mushola BSD memberikan beasiswa coding kepada masyarakat di sekitar kawasan BSD City. Program beasiswa ini sudah dilakukan sebanyak lima kali dengan penerima beasiswa sejumlah 70 orang. Beberapa penerima beasiswa telah disalurkan untuk bekerja di beberapa perusahaan berbasis teknologi seperti Telkom Sigma.
Pilar kedua adalah Sehat, yang mengedepankan kesehatan warga BSD City dan sekitarnya. Program unggulan dari pilar ini adalah Sinar Mas Land Mencari Juara, Bakti Sosial Lintas Organisasi, hingga festival hijau. Progam Sinar Mas Land Mencari Juara bekerja sama dengan Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Centre, menyelenggarakan kompetisi bulu tangkis yang menargetkan anak-anak Sekolah Dasar (SD) di sekitar Kawasan BSD City.
Program ini diharapkan mampu melahirkan atlet-atlet unggul dari Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Tidak hanya itu, dalam pilar ini juga menghadirkan program Bakti Sosial Lintas Organisasi yang melibatkan Eka Tjipta Foundation, Yayasan Buddha Tzu Chi, Eka Hospital, Yayasan Muslim Sinar Mas, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Baksos ini meliputi pemerikasaan kesehatan umum dan gigi gratis, bagi seluruh warga yang tinggal di sekitar Kawasan BSD City.
Guna mendukung upaya pelestarian lingkungan, Sinar Mas Land telah menyelenggarakan program penghijauan Stadion Benteng Taruna, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, dengan menanam seribu batang pohon di kawasan pusat olahraga tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan juga melakukan sejumlah kegiatan dalam upaya merealisasikan Program CSR Bidang Lingkungan, yaitu Festival Hijau, rutin diselenggarakan sejak tahun 2004. Kegiatan ini merupakan upaya dari Sinar Mas Land dalam mengampanyekan, menginisiasi, melatih, membina, dan sebagai bentuk gerakan moral, penghargaan, dan promosi terhadap semua aspek lingkungan hidup.
Pilar ketiga yang tidak kalah penting adalah Damai. Pilar ini juga menaungi acara Nonton Bareng (NoBar) Film Animasi Nasional, dan Berantas Buta Al-Qurán (BBQ). Acara nobar menampilkan film animasi unggulan karya anak bangsa yang berjudul “Battle of Surabaya”. Dalam setiap penayangan film, Sinar Mas Land mempertemukan ratusan anak dari beberapa sekolah untuk dapat saling bertemu dan berbagi kebahagiaan bersama.
Sementara itu, program Berantas Buta Al-Qurán (BBQ). Kegiatan tersebut, bekerjasama dengan Yayasan Muslim Sinar Mas Land, bersama Forum Masjid Mushola BSD City dan Yayasan Mama Papa memberikan Training of Trainer (ToT) cara cepat dan mudah membaca Al-Qurán dengan menggunakan metode Mama Papa. Kedepan para peserta diharapkan dapat memahami ajaran islam yang rahmatan lil aalamin (menjadi rahmat bagi alam semesta). Kegiatan tersebut menargetkan oleh ratusan ustad dan guru mengaji dari 77 masjid di sekitar kawasan BSD City. Para ustad dan guru mengaji yang telah mengikuti ToT Mama Papa diwajibkan untuk mengajarkan kembali kepada santri atau murid di Masjid nya masing-masing.
Sinar Mas Land juga mengadakan acara rutin Buka Puasa Bersama Karyawan Sinar Mas Land yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan anak yatim. Selain itu, setiap tahun perusahaan juga melakukan pembagian hewan qurban kepada masyarakat yang tinggal di lingkungan proyek Sinar Mas Land pada Hari Raya Idul Adha.
Inilah ke-10 Peraih Sinar Mas Land Mencari Juara 2019 NININMENULIS.COM
0 notes
sanbasblog · 5 years ago
Text
*NADIEM DAN DISRUPSI PENDIDIKAN KITA*
_Yuswohady_
*Prof. Clayton Christensen, pencipta teori disrupsi*, pada tahun 2014 memberikan prediksi yang membuat dunia tercengang: *“50% dari seluruh universitas di AS akan bangkrut dalam 10-15 tahun ke depan.”* Penyebabnya, karena *universitas-universitas itu terdisrupsi oleh beragam terobosan inovasi seperti online learning dan MOOCs (Massive Online Open Courses).*
Prof. Christensen bukan satu-satunya yang bicara betapa mencemaskannya gonjang-ganjing disrupsi yang menerpa dunia pendidikan kita:
65% anak-anak kita yang kini memulai sekolah nantinya bakal mendapatkan pekerjaan-pekerjaan yang saat ini belum ada.
*75 juta (42%) pekerjaan manusia akan digantikan oleh robot dan artificial intelligence pada tahun 2022* (World Economic Forum, 2018).
*60% universitas di seluruh dunia akan menggunakan teknologi virtual reality (VR) pada tahun 2021* untuk menghasilkan lingkungan pembelajaran yang imersif (Gartner, 2018).
Peringatan pakar dan lembaga think tank global tersebut menjadi *wake-up call bagi stakeholders pendidikan kita*. Bahwa kalau dunia pendidikan dikelola dengan cara-cara yang *BAU (business as usual)* pada akhirnya akan menjadi obsolet, tak relevan, dan akhirnya melapuk.
Celakanya, *pendidikan adalah salah-satu institusi yang dikenal paling sulit berubah menghadapi terpaan disrupsi.* Tak heran, jika kondisi dan metode pembelajaran hari ini tak jauh berbeda dengan kondisi seabad yang lampau.
Menjadi sangat *mencemaskan ketika kita menghadapi kenyataan bahwa dunia pendidikan kita diterpa tiga gelombang disrupsi* yang membuat sistem yang bertahun-tahun dibangun menjadi usang dan tidak relevan lagi.
*_Disrupsi Milenial_*
Dari sisi anak didik, disrupsi datang dari *kaum milenial (dan neo-milenial atau generasi Z)* yang perilaku belajarnya berbeda sama sekali dengan generasi sebelumnya. *Perubahan perilaku ini menuntut perubahan radikal* dalam pendekatan pendidikan kita.
Anak didik milenial adalah *generasi yang highly-mobile, apps-dependent, dan selalu terhubung secara online* (“always connected”). Mereka begitu cepat menerima dan berbagi informasi melalui jejaring sosial. Mereka adalah *self-learner yang selalu mencari sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan melalui YouTube atau Khan Academy.* Mereka menolak digurui.
Mereka adalah *generasi yang sangat melek visual* (visually-literate), oleh karena itu lebih menyukai belajar secara visual (melalui video di YouTube, online games, bahkan menggunakan augmented reality) ketimbang melalui teks (membaca buku) atau mendengar ceramah guru di kelas.
Mereka juga *sangat melek data* (data-literate) sehingga piawai berselancar di Google mengulik, memproses, mengurasi, dan menganalisis informasi ketimbang pasif berkubang di perpustakaan. Itu *dilakukan dengan super-cepat melalui 3M: multi-media, multi-platform, dan multi-tasking.*
Dan mereka lebih nyaman belajar secara *kolaboratif di dalam proyek riil atau pendekatan peer-to-peer melalui komunitas atau jejaring sosial (menggunakan social learning platform)*. Bagi mereka peers lebih kredibel ketimbang guru. Dan ingat, mereka *lebih suka menggunakan interactive gaming (gamifikasi)* untuk belajar, ketimbang suntuk mengerjakan PR.
_*Disrupsi Teknologi*_
Teknologi pendidikan juga telah berkembang secara eksponensial sehingga berpotensi mendisrupsi sekolah tradisional.
Berbagai *inovasi disrupsi di sektor pendidikan seperti MOOC, open educational resources (OER), situs tutorial online* seperti RuangGuru atau Khan Academy, social learning platform, personalized/customized learning, professional learning network (PLN), hingga massively multi-player online (MMO) learning games kini sedang antri untuk mencapai titik critical mass. Begitu itu terjadi, kita akan mendapatkan *pendekatan pembelajaran baru yang lebih terbuka, kolaboratif, personal, ekperensial, dan sosial.*
Dengan beragam inovasi tersebut barangkali *ruang kelas kurang diperlukan lagi*. *Guru* akan berubah peran secara drastis *sebagai mentor, motivator, dan model*. Dan yang jelas akan tersedia begitu banyak learning channel dan sekolah tak lagi bisa memonopoli proses pembelajaran.
Sebagai wahana pembelajaran, *sekolah tradisional akan tergeser dari posisi “core” menjadi “peripheral”*. Proses pembelajaran *tak melulu di kelas tapi bisa dilakukan anytime, anywhere, any platform/device*. Guru juga tak hanya yang ada di kelas tapi *bisa dari manapun termasuk “guru” yang diperankan oleh AI atau AR/VR.*
*_Disrupsi Kompetensi Teknologi 4.0_* menghasilkan *kompetensi (skill-set) baru* sekaligus mendisrupsi kompetensi lama yang tak relevan lagi karena *tergantikan oleh robot dan AI*. Tak hanya pekerjaan-pekerjaan yang bersifat repetitif, pekerjaan-pekerjaan analitis dari beragam profesi seperti *dokter, pengacara, analis keuangan, konsultan pajak, wartawan, akuntan, hingga penerjemah.*
“The fourth industrial revolution seems to be creating fewer jobs in new industries than previous revolutions,” ujar Klaus Schwab pendiri World Economic Forum dan penulis The Fourth Industrial Revolutions (2016).
Dengan kemajuan *teknologi machine learning, AI, big data analytics, IoT, AR/VR, hingga 3D printing,* maka pekerjaan akan bergeser dari *manual occupations dan routine/repetitive jobs ke cognitive/creative jobs*. Dan nantinya kesuksesan ditentukan oleh *kemampuan kolaborasi “human+robot”.*
Itu dari sisi hard skill.
Untuk *soft skill,* Tony Wagner (2008) merumuskan *“Seven Survival Skills for 21st Century”* yaitu: critical thinking and probelm solving; collaboration across network; agility and adaptability; Initiative and entrepreneurship; Accessing and analysing information; effective communication; curiosity and imagination.
Celakanya, *tujuh skill-set itu minim diajarkan di sekolah-sekolah kita saat ini.* Karena itu sekolah-sekolah kita *harus* meredefinisi kurikulumnya dengan *mengakomodasi skill-set baru* tersebut.
*_Nadiem_*
Tiga disrupsi di atas membutuhkan terobosan kreatif dan pendekatan baru yang tidak BAU. Paradigma baru yang melahirkan tiga disrupsi tersebut membutuhkan pendekatan baru yang fresh dan bervisi jauh ke depan.
Pendekatan lama dari orang-orang lama yang puritan dan resisten hanya akan membuat ekosistem pendidikan kita kian terpuruk dan melapuk.
*Dunia pendidikan kita membutuhkan sosok muda (milenial) yang memiliki default pemikiran yang fit dengan logika zaman baru yang akan kita masuki.* Dalam konteks inilah pengangkatan *Nadiem Makarim sebagai Mendikbud menemukan substansi dan urgensinya.*
*Dunia pendidikan yang terimbas gelombang besar disrupsi membutuhkan pemimpin disruptif (disruptive leader) yang mumpuni.* Dan seperti telah dibuktikannya di Go-Jek yang menghadapi challenges yang sama, peran ini seharusnya *mampu dimainkan oleh seorang Nadiem. Setidaknya dalam setahun kepemimpinannya,* Nadiem *harus* melakukan tiga terobosan kunci.
_*Pertama*_,
ia harus bisa menemukan *“end destination”* yang menunjukkan ke *arah* mana sektor pendidikan kita akan dibawa di tengah pusaran disrupsi. Persis seperti ketika ia mampu menavigasi Go-Jek menjadi mega-platform dengan multi-layanan.
*_Kedua,_*
ia *harus* bisa *menanggalkan* (unlearn) paradigma lama Kementerian dan *melumerkan* (unfreeze) budaya kerja lama yang terlanjur mengeras puluhan tahun agar lincah bertransformasi. Ini adalah pekerjaan tersulit di tengah birokrasi Kementerian yang terlanjur gemuk, lambat, kronis.
*Ketiga*,
dengan *cepat menghasilkan creative solution* untuk memecahkan persoalan-persoalan kekinian pendidikan kita. Kita menunggu terobosan-terobosannya di Go-Jek dengan segudang cretive solution dari Go-Ride, Go-Car, Go-Send, Go-Food, hingga Go-Pay bisa terulang untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan kita.
_Banyak tantangan lama pembangunan pendidikan yang telah bertahun-tahun tak kunjung bisa dituntaskan_ seperti: pemerataan pendidikan di seluruh pelosok Nusantara, tingginya angka putus sekolah, kesenjangan dunia pendidikan dan dunia kerja, hingga yang paling “jadul” pemberantasan buta huruf di pedesaan.
Namun jangan lupa, tantangan pendidikan ke depan seperti saya gambarkan dengan tiga gelombang disrupsi di atas tak kalah urgennya untuk disolusikan. *Gagal paham dan kekeliruan dalam merespons tantangan pendidikan masa depan akan dibayar mahal oleh bangsa ini:* alih-alih menjadi negara maju, *Indonesia justru bakal terjebak ke dalam “middle-income trap”* bahkan tergelincir kembali menjadi negara miskin.
Dan rupanya *Jokowi jeli melihat persoalan pendidikan kita dari perspektif tantangan masa depan*… dengan mengangkat Nadiem.
Sumber : Sindonews
0 notes