#DindaBercerita
Explore tagged Tumblr posts
Text
Do Fun
Ini kali ke-8 aku ke Dufan. Mungkin nama ini diambil dari do and fun ya, jadi namanya begitu. Terakhir kali aku ke Dufan itu bareng temen PB yang buat annual pass, pikirku akan sering make kartu itu tapi nyatanya hanya sekali, dan ini kali kedua menggunakan annual pass. Dan entah kaapn lagi akan make akses gratis ini. Hahaha
Kali ini agenda dadakan bersmaa Salwa yang nyeletuk di kantor kemaren “kak dufan yuk” lantas kusahutin “oiya ada promo tuh cuma 175, trus jadi 160 kalo beli di traveloka.” Akhirnya dapet tiket seharga 160 yang bisa nikmati semua wahana lainnya gratis.
Long story short, dari perjalanan hari ini ternyata Salwa mual, sudah mulai terasa mual sejak di wahan ontang anting yang muter2, terus makin kerasa di Baling2 dan punchlinenya ada di halilintar. Lalu ia muntah. Wkkwkw
Perjalanan ini jadi sadar kalo emang kapasitas kita ga sama dengan orang lain, memberi pengertian, tidak memaksa diri, dan tahu batas. Momen ini bisa jadi melihat lebih jauh kalo ada hal2 yang emang kita gabisa paksa jika diri kita sendiri emang ga mampu mencapainya.
Suasana dufan biasanya kalo weekend dipenuhi anak2 dewasa muda yang cuma punya libur di hari sabtu-minggu, namun weekdays ini dipenuhi anak2 study tour dari berbagai asal derah. Pun ada juga acara kantornya yang mengagendakan kesini.
By the time I wrote this, aku lagi nunggu salwa bobo dipojokan musholla. Hope she will be fine after sleeping for a moment.
0 notes
Text
OTTO
Take action to yourself and be there for others.
I watched a movie with Sendi and Hastomo this night. I didnt expect this movie would bring so much tear so I didnt prepare for it, but it turned out to be successfully crying a lot. This movie taught me about how to release all the unexpected feelings, regret, fear, and be ready for what’s in front of us right now. Be present.
Another thing is, we totally can’t live without others, it’s not wrong to ask for help, to smile, to be aware of all unexpected things that might come.
All in all, if I could give a rate I would give 1000 thumbs for this one.
0 notes
Text
Memilih
Awalnya tak saling kenal dan bertegur sapa, tapi almamater mempertemukan kita sampai tahap WA. Benih mulai ada, itu menjaid tanggungjawabku untuk menyiraminya terus menerus hingga panen atau... meninggalkannya hingga kering dan tak mampu tumbuh lagi. Petani memang harus cerdas dalam menentukan. Saat ini, akulah si petani itu.
0 notes
Text
MPM never ending
Situasi dan kondisi ketika membuka ulang rangkaian cita yang pernah kita tulis itu terasa tak nyata tapi nyata. Mengapa? Awalnya yang hanya berupa tulisan tapi satu dua ada juga yang menjadi kenyataan. Begitulah cara Allah bekerja untuk menyesuaikan ritme setiap hamba-Nya.
Pagi itu kubuka ulang isi pikiranku. Kukeluarkan barang-barang yang tak lagi bisa diambil manfaatnya. Kupilah serpihan mana yang bisa dipergunakan untuk menyusun rangkaian rumah kembali. Ah ternyata menyusun rencana itu menyenangkan ya..? Seperti yang Ustadzah Q bilang saat mengisi kegiatan Tadabbur Quran, mungkin kita merasa seperti main tebak-tebakan dengan Allah dan mengucap syukur ketika sudah diberikan kemenangan. Tapi pernah tidak kita mencoba untuk menggantungkan semua bibit-bibit yang ingin dicapai dan biar Allah yang mengelolanya? Syukur kita tak dikotakkan ketika mendapat kemenangan saja.
Tak kuasa hujan dipipiku ketika merangkai ulang peta-peta kehidupan dan membayangkan akan menjadi nahkoda dalam perjalanan yang InsyaAllah panjang ini. Kucoba otak-atik perbekalan apa yang akan kumasukkan ke dalam kapal ku ini, karena terlalu banyak barang akan membuat kapal ini tenggelam. Perlahan pula kukaitkan seluruh anganku yang bermuara terhadap Allah sebagai pelabuhan utama dan terakhir.
Bukan hanya itu, aku juga mulai menanyakan kepada diri sendiri tentang bagaimana aku menilai diriku sendiri, di bagian mana aku mampu menghasilkan karya lebih baik namun usaha yang tak begitu menyiksa, apa yang aku suka dan tekuni, di bidang apa yang menjadi pusat rasa penasaranku, dan sebagainya. Pun juga perlahan untuk mengambil benang merah dari ini semua.
Aku merasa… aku cukup bertumbuh ya.. Awal mula aku hanya memikirkan mimpi-mimpi yang berorientasi dunia dengan mengesampingkan janji yang rasanya mungkin terlalu islami. Tapi sekarang, rasanya aku bangga untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa ada esensi yang lebih besar untuk kita patrikan dalam jiwa agar seluruh aktivitas yang kita lakukan ya karenaNya dan untukNya. Tak kenal masa, selamaNya.
Harapanku, Allah berikan rahmat, ridho dan bimbingan untuk terus menyelarasi dan membersamai kemana langkah kakiku membawa. Inilah mungkin bisa kusebut “Program Menuju Puncak Manfaat “ XD wwkwk
Visiku tak jauh untuk : supporting education quality and enhancing spiritual awareness through Sciences and Quran. Dengan profesi dosen, mentransfer ilmu pengetahuan dalam membangun pendidikan yang berkualitas untuk generasi selanjutnya dan mengembangkan penelitian yang linier dengan keilmuan.
Memperluas kebermanfaatan ilmu ke masyarakat awam dengan menjadi bagian dari Content Creator Quranic Sciences. Goal : make the sacred knowledge accessible to individuals to cultivate their capacity for self-improvement and service to their society.
Menariknya sains dan Aqluran saling berkaitan. Sains merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang tersirat di alam (ayat kauniyyah), sedangkan Al Qur’an merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang tersurat (ayat kauliyyah). Dalam ayat kauliyah (QS. Ali Imran: 190-191) diperintahkan untuk meneliti ayat kauniyyah. Penelitian ayat kauniyyah secara ilmiah menghasilkan ilmu pengetahuan (sains).
0 notes
Text
Nasihat Pagi Mamak
Memulai pagi hari dengan diskusi bersama Mamak tentang progress keberangkatan S2.
Perjalanan menuju S2 ini membuka banyak kesempatan untuk lebih terbuka kepada orangtua, terutama Mamak. Hal yang biasa kupegang dan tanggung sendiri nyatanya tak lagi menjadi bagianku saja. Mengenal kapasitas diri juga merupakan bentuk langkah pendewasaan diri karena memang ga semua hal bisa kita tanggung dengan tangan dan kaki sendiri. Toh, meminta dan melibatkan orang tua dalam hal ini bukan berarti suatu kelemahan kan bagi diri kita?
Aku tertegun ketika ucapan dan doa yang dalam dilontarkan Mamak melalui ketikannya. Pagi-pagi yang membuat dadaku terasa hangat, air mata yang kubendung paksa, dan pikiran yang tak tentu arah. Yang kutau, baik itu diriku maupun orang tua, keduanya sama-sama sedang berusaha untuk mencapai satu tujuan dan arah yang sama.
Doa mamak di kalimat terakhir pesan itu sangat menjadi semangat baru bagiku untuk mewujudkannya. Bismillah biidznillah. Aku tak pernah berhenti bersyukur untuk karunia Allah dan cara kerja Allah dalam menjaga dan melindungi hambaNya dengan mengirimkan banyak bala tentara yang siap menopang diri ini. Karena rezeki lagi lagi bukan cuma perihal materi atau sesuatu yang dapat diukur dengan uang atau perhiasan, namun lingkungan yang mendukung 100% juga merupakan nikmat Allah yang tidak bisa kita dustakan.
Semoga Allah berikan balasan surga untuk para orangtua yang memberikan 100% usaha untuk anaknya dan memaknai lebih dalam bahwa anak adalah anugerah dan amanah dari Allah sehingga mengasuh anak merupakan cara terbaik untuk mensyukuri nikmat dan menjaga kepercayaan Allah pula.
0 notes
Text
Pesan yang sering kau gantung
Dalam hatiku sering bergejolak, entah memberikan perlakuan yang sama seperti teman lain atau ya membiarkanmu masuk ke dalam lingkaran orang-orang yang memberi warna dalam hidup.
Berulang kali aku masukkan ke daftar mute story agar tak tampak, tapi berulang kali juga aku berusaha untuk berlaku biasa saja.
Tak jarang aku juga membuka obrolan di WhatsApp agar memecah suasana, pikirku. Tapi ternyata bukan itu jawabnya. Lantas apa? Bukankah memecah suasana mampu memecah barrier komunikasi yang mungkin banyak benteng asumsi yang terbangun di antara kita?
Apa maksudmu? Pasal salah paham terakhir tentang buku juga kurasa menjadi salah satu barrier yang membuat benteng kita menjadi jauh lebih tinggi. Aku tak paham lagi.
Obrolan terakhir tentang orangtuamu juga hanya berbalas itu 4 kata saja, dan sudah dua hari tak memberi jawab. Padahal, story Instagrammu masih terus menghiasi dinding sosial media ini.
Akuga juga belum mengerti tentang isi storymu yang memamerkan perihal bunga pernikahan dan memberikannya ke salah satu perempuan disana. Semakin di upload apakah pertanda ya tidak ada maksud apa-apa tentang itu ? Atau gimana? Aku juga masih belum paham.
Banyak hal yang tak kupaham dari sikap diam dan cuekmu, seperti enggan berkomunikasi. Betul-betul terbatas. Namun itu juga tak mampu kuterjemahkan, apakah membatasi interaksi sebelum terbangun rasa lebih dalam atau memang engkau tak nyaman?
Aku tak berharap banyak melainkan kejelasan komunikasi. Aku tak suka menjadi orang yang selalu menunggu balasan pesanmu.
0 notes
Text
Bersabar tanpa konteks, bisakah?
Jumat ini aku mengulang lagi untuk kesekian kalinya dengan Al-Kahfi. Uniknya, ia memang selalu memberi pelajaran yg berbeda. Ku jadi ingat obrolan dengan temen yang bilang "Akan selalu ada hikmah baru yg diajarin Alquran untuk kt walau berulang kalipun kt baca hal yg sama".
Sama seperti ayat ini, aku baru notice, pas baca ini akhirnya membawaku memutar ingatan atas nikmat-nikmat yang sudah diperoleh atau bahkan ya nikmat itu juga sebagai ujian bagi kita.
Menyoal perjalanan menuju studi master ini, gapernah aku bayangin untuk bisa melewati dan dihadapkan sama hal2 kayak gini. Membayangkannya aja ngga pernah, gimana bisa bersabar atas hal yang tak pernah terbayangkan? Bahkan, manusia pun ga pernah tau apa yg akan terjadi even 1 jam dari skrg. Trus apakah aku sbgai manusia dan hambaNya mampu bersabar? Bersabar atas kekhawatiran, rasa was was, rasa senang, sedih dan gundah gulana. Bersabar untuk apa-apa yang mungkin tak banyak kita tahu perihalnya.
Terlepas dari pertanyaan2 ruwet yang ramai di kepalaku, cuma satu jawaban yg kutemukan di otakku "Hadza min fadhli Rabbi."
0 notes
Text
Yang Ramai dalam Pikiran
Rasanya perjalanan yang kulewati belakangan ini banyak memberikan pengaruh besar terhadap diriku yang sekarang. Hal-hal yang menjadikan aku lebih bisa dewasa dalam berpikir dan mengerdilkan diri dihadapanNya. Aku menjadi tak egois dan mampu berdikari atas kehebatan sendiri karena semuanya berkat pertolongan Allah. Laa hawla walaa quwwata illa billaah..
Minggu, 8 Januari kemaren aku mengantar Yusi ke Stasiun Pasar Senen. Bisa dibilang Yusi ini orang paling nyambung di kantor karena latar belakang kita hampir sama semua, sobi ideologisku wkwk ngobrol panjang lebar sambil makan ramen Sugakiya, aku nyeletuk "Jadi Yus, apa yang bisa kamu ambil dari 1 tahunan bekerja di Jakarta?", ga sangka ternyata pikirannya terenyuh sampe dia buat postingan di Instagramnya wkwk
Yus, sejujurnya akupun masih struggle untuk bisa berdiri atas prinsipku sendiri, atau bahkan masih kadang bergelut dengan pertanyaan "Aku nih punya prinsip ga sih dalam hidup?". Tak sering, namun beberapa kali, saat aku sedang berada di halte-halte kegalauan dalam hidup.
Aku ingat salah satu postingan dari Bang Safei Ridwan yang terus terngiang yang isinya tentang perkatan Prof. Hamka bahwa "Kita akan terus dipertemukan dengan apa yang kita cari". Rasanya dalem banget ya, kalo yang dicari popularitas, ya hanya sebatas itu aja. Langsung terbawa dalam alam bawah sadar, "aku ini ngejar S2 untuk apa ya?" Akhirnya aku harus balik ke grand design hidup yang coba aku rangkai lagi di awal tahun berkenaan juga dengan salah satu tugas PK-198 mendatang. (((Aah, aku jadi terkesima dengan tulisan di postingan Teh Qonit tentang Kemana Muara dari Gelar-gelar Kita dann juga dari Teh Istiichi :'D aaakk semuanya daging.)))
Ditambah, aku ingat juga salah satu highlight dari podcast Om Gita dan Ustad Faiz. Dalam podcast yang kudengar selama perjalanan menuju kantor, Ustadz Faiz mengatakan "Hidup boleh mengalir, tapi jangan tenggelam". Kalau dipikir-pikir, sejauh ini aku memang hidup mengalir... Qadarullah dapet beasiswa di UI, terus skrg dapet beasiswa LPDP, dan insyaAllah akan berangkat S2 di Eropa. Indah banget bukan Allah bawa aku ke aliran yang seperti ini? Aku bahkan tak pernah membayangkan akan sampai pada titik ini. Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Alhamdulillah Allah jaga aku untuk tidak tenggelam dalam gaya hidup dan pengaruh buruk yang mungkin ada di sekitarku selama di Jakarta. Allah jaga aku untuk terus berada di halaqah dan dikelilingi oleh orang-orang yang berusaha untuk taat pada Allah dan mengibadahi Islam sepenuhnya. Pun Allah jaga aku untuk terus memiliki semangat menjadi versi terbaik diriku dari hari ke hari dengan berbagai improvement yang mampu kulakukan. Hadzaa min fadhli rabbi...
Mungkin itu yang bisa ku sebut prinsip. What I value in my life. How I maintain this and that. How I build relationship with friends. How I woke up from my bad dream which turns out to be a wonderful dream. And many more. Prinsip itu ada untuk menjadi tolak ukur dasar minimum atas apa yangakan kita pilih, kita jalani, dan kita ibadahi.
Teruslah melakukan hal-hal secara sadar dan tak luput niat. Teruslah bergerak sesuai prinsip kehidupan. Dalam fisika, jika ada prinsip yang tak memenuhi hukum kentetuan, maka akan menajdi sebuah anomali. Begitu juga kehidupan, sekali kita lengah, tergeruslah kita dalam kesesatan. Semoga Allah jaga kita dan keluarga selalu.
0 notes
Text
Bentuk Lain Cinta dan Harta
Pagi ini aku membuka pesan yang dikirimkan waktu shubuh bagian Riau. Mataku masih sayup-sayup membaca pesan masuk, ternyata dari mamak. Hatiku tiba-tiba hangat dan serasa ada air mata yang tertahan. Begitulah bentuk cinta dan harta yang selalu diberikan oleh orang tuaku.
Sejak Bapak meninggal, aku jadi lebih sadar diri kalo aku ga bisa menggantungkan hidup dengan menaruh seluruh beban ke mamak, karena rasanya pasti sangat berat untuk double peran. Mamak cari nafkah mandiri sejak 2006 untuk dapat dibagi-bagi ke slot makan, pendidikan, biaya rumah tangga, dan tagihan-tagihan lain. Akhirnya, bentuk cinta yang bisa kuberikan ke Mamak ialah dengan tak membebaninya atas uang sekolahku. Aku cari beasiswa dan sejak MTs aku tak pernah bayar uang sekolah lagi.
Saat aku harus merantau lebih jauh ke Jawa selepas SMA boarding school ini, aku merasa ada hal yang lebih besar pula harus kutopang. Selama aku kuliah rasanya hanya sekali Mamak mengirimiku uang dan sekali juga dikirimin rendang hasil masakannya. Kita sama-sama paham kalo semua memang masih serba sulit dan aku tak mempermasalahkan itu. Hanya saja, Mamak sering minder dan merasa bersalah karena rasanya tak ikut membantu hidupku di tanah rantau ini.
Tapi sebenarnya Mamak lah yang menaruh andil besar dalam proses pertumbuhan dan perkembanganku walau jarak memisahkan. Diam-diam ia sering mengkhatamkan AlQuran untuk dikirimkan kepada anak-anaknya. Sesuatu yang jaaauh lebih berharga daripada sekedar materi yang bisa habis dalam sekejap mata. Aku tak pernah berharap ada yang jauh lebih baik lagi dari kehadiran orang tuaku yang mengutamakan Allah dan menjadikan AlQuran sebagai bentuk lain dari cinta dan harta.
Mak, sadarkah Mamak? Apa yang Mamak berikan itu tak ternilai harganya. Hadiah yang mungkin tak terpikirkan oleh orangtua-orangtua lain diluar sana.
Mak, sadarkah Mamak? Bahwa bacaan AlQuranmu yang menjadi alasan Allah ridho terhadap apa yang Dinda kerjakan disini, yang mengiri langkah Dinda, dan memberi banyak hal bahagia dalam hidup Dinda.
Mak, sadarkah Mamak? Indahnya caramu dalam mengemas cinta dan harta yang takkan pernah bisa kubalas. Biarlah itu menjadi prerogatifnya Allah dalam melimpahkan rahmatNya untuk Mamak ya.
I really couldn't ask for more, you are more than enough for me, Mak. The way you obey Allah and follow Sunnah Rasulullah is the most precious gift and love for me. I can peacefully breath here coz I know Allah will save you wherever you stand. And at the end, I believe He will grant you with Jannah. Aamiin allahumma aamiin.
Terima kasih ya, Mak. Kehadiranmu di duniaku menjadi nafas buatku terus bertahan. Sehat-sehat selalu Mak, semoga Mamak bisa duduk di depan Ka'bah dan terus membacakan AlQuran untuk anak-anakmu atau orang-orang yang hadir dalam hidupmu. Semoga kita bisa bermunajat bersama di rumahNya. Aamiin.
0 notes
Text
Bentuk lain dari cinta
Hari ini aku merasakan ada dua bentuk cinta yang tampak dalam kehidupan manusia.
Ialah doa yang dilangitkan oleh mereka yang tak pernah berhenti walau gratis, tak pernah bersyarat, dan tak pernah mengharap balas. Doa yang menjadi penerjemah cinta dari orang-orang yang menyayangi diri kita untuk disampaikan kepada Allah, Sang Pemilik Cinta. Tak ingin ku mengenal kata bosan dalam kamus kehidupanku untuk mengucapkan syukur atas apa dan siapa saja orang yang telah Allah hadirkan untuk mengiringi langkahku hingga titik ini. Tak pernah rasanya aku merasakan nikmat yang luar biasa selain bentuk cinta yang Allah kirimkan melalui orang-orang yang mengelilingiku. Kekhawatiranku berbalut doa yang menyembuhkan.
Melepaskan, juga bentuk lain dari cinta. Cinta yang tak mengekang dan memberikan kesempatan untuk bertumbuh di halamannya masing-masing. Tak peduli sudah seberapa banyak hal yang dilalui bersama, canda tawa yang terus menghiasi rasa, isak tangis yang samar ketika bersama dengannya. Tapi semua itu tak baik jika sudah dilanda dusta dan nestapa. Tentang orang yang melanggar garis batas wajar manusia, pun juga tentang ia yang merasa tak pantas diperlakukan sedemikian rupa. Untuk Maudyna, aku harap di hari ulang tahunmu ini, kau mampu berdiri tegak dan melepaskan cinta yang tak seharusnya kau genggam erat. Cinta yang membuat telapak tanganmu berdarah-darah tergores luka dan duka,
Begitulah cinta, tak melulu tentang suka sama suka, luka sama luka, tapi ini jauh lebih mendalam, ialah doa sama doa.
1 note
·
View note
Text
Mengenal Diriku (5)
Series kali ini akan kukecurutkan terhadp hal-hal yang aku suka. Yap, let's say tentang interests ku dalam menjalani hidup, khususnya interest yang sudah makin jelas terlihat selama 2022 dan ingin kulanjutkan, kuperdalam, dan kuluangkan waktu untuk hal-hal tersebut di 2023.
Pertama, aku rasa tiap kali aku membaca buku, aku bisa larut dalam cerita khususnya buku-buku non fiksi yang banyak menekankan dalam hal pengembangan diri dan kaitannya dengan agama, ntah itu Alquran ataupun pemikiran filsuf. Setiap kalimat yang penulis keluarkan rasanya ingin kugarap dan kuingat terus dalam pikiran sehingga mendarah daging menjadi sebuah prinsip yang tercerminkan dalam akhlak dan bagaimana aku menjalani hidup. So far, aku mulai menggeluti Goodreads untuk merekap seluruh buku yang sudah kubaca dengan memberikan review dalam bahasa enggres. Hal ini menjadi penting karena bagiku membaca akan membuka segala jendela, tak hanya jendela pikiran namun juga jiwa. Membaca merupakan kunci utama dalam menuntut ilmu, dan bergelut dengan ilmu pengetahuan. Bahkan menjadi hal yang diutamakan dalam Alquran. Kapan-kapan aku mau bahas tentang makna Iqra dalam wahyu pertama turun.
Kedua, setiap kali aku memproduksi keringat rasanya bahagia, Naluriah ya dalam biolog, jika kita berolahraga, maka hormon dopamin, serotonin, dan oksitosin juga akan terproduksi sehingga menciptakan sensasi bahagia. Aku suka lari atau melakukan aktivitas outdoor seperti hiking yang ga ada capeknya menurutku apalagi kalo berangkat dengan buddy yang tepat. Alternatifnya mungkin bisa dengan olahraga indoor seperti workout Chloe Ting. Aku rela menghabiskan dana dan waktu untuk lari keliling UI atau naik gunung ke provinsi lain. Rasanya, aku makin mencintai alam dengan berbagai olahraga yang bisa dilakukan.
Ketiga, aku juga merasa sebenarnya aku ada bakat melukis. Kalau ditelisik lebih dalam, mamak dan nenek juga jago dalam hal melukis. Bahkan ada beberapa lukisan nenek yang dipajang dirumah. Aku menemukan keinginan ini di tahun 2020 pandemi saat gatau mau ngelakuin aktivitas apa, akhirnya aku invest di barang-barang lukis dan mulai melukis mulai dari paper, canvas bahkan goodiebag. Hanya saja, akhir-akhir ini rasanya aku kurang meluangkan waktu untuk melukis, ntah karena kehabisan ide atau apa juga ndak ngerti. Aku pengen melanjutkan interest ku yang satu ini :'D
Keempat, aku mencintai kenangan. Maka dari itu, sebisa mungkin aku mendokumentasikan seluruh hal-hal yang kuanggap bermakna dalam hidup dalam bentuk foto atau video, yang suatu saat dapat kubuka kembali dan berefleksi darinya. Aku juga suka mengasah kreatifitas dengan melakukan video editing terhadap momen-momen yang kulewati. Aku juga suka menceritakan kisah-kisah yang terjadi dalam sebuah gambar. Aku suka menulis banyak hal yang dapat mewakili perasaanku.
Setidaknya itu empat hal yang menjadi interest andalanku saat ini. Aku ingin mengembangkan keempatnya ditahun ini. Semoga Allah izinkan ya dengan memberikan keberkahan waktu. Aamiin.
1 note
·
View note
Text
Mengenal Diriku (4)
Tak heran jika orangtuaku menyebutku seseoang yang bucin, mudah terpengaruh keadaanya oleh apa yang sedang ia hadapi, dan mudah untuk menyukai serta mengidolakan suatu hal/seseorang.
Benar saja, hari ini aku juga menunjukkan secara tidak langsung betapa bucinnya aku menjadi seorang teman, konon menjadi seorang istri atas pasangannya. Sekitar jam 9 malem di hari Minggu yang cerah ini, ada hati yang bercampur aduk karena akan kehiilangan sobat makmum jamaah tiap kali masuk waktu sholat di kantor. Aku sudah bilang ke Yusi, temanku dari Solo, untuk tiba di Ps. Senen dan ikut mengantar. Sampai di Senen sekitar jam 5, yang padahal sebelumnya udah aku lama-lamain diperjalanan dari CIkini pas ngambil kado dari tim SCTE untuk Yusi. Tapi at the end, tetep aja sih ya aku harus nunggu cukup lama karena Yusi berangkatya dari Tanah Tinggi, Tangerang.
Demi membunuh waktu, aku buka ipad yang sudah kupersiapakn di tas dan mulai mengerjakan beberapa tugas PK yang sudah menumpuk. Ku ambil pilihan untuk duduk di area customer service KAI yang adem hingga maghrib tiba. Pukul setengah 7 aku langsung pindah ke musholla dan sholat maghrib. Daaan di titik ini Yusi belum juga tiba, tapi aku ga begitu cranky karena masih bisa teralihkan fokusnya untuk mengerjakan yang lain.
Setelah maghrib, aku pindah ke Ramen Sugakiya yang baru kusadari sudah ada outlet baru di Ps. Senen. Karena belum makan juga, akhirnya aku milih nyoba masuk dan pesen signature menu disana. Ga berapa lama kemudian, Yusi muncul dengan membawa koper dan tasnya. Namanya juga pindahan, wajar banyak. Di titik ini masih jet lag kalo aku bener-bener nungguin dan nyamperin dia ke Ps. Senen untuk barang yang bahkan bisa saja dikirim ke rumahnya di Solo. Tapi, semua itu bisa ditepis dengan satu kalimat "Kalo cinta sudah melekat, semua bisa disikat".
Lucu memang caraku memperlakukan sahabat-sahabatku. Begitu aku mengenal mereka, jatuh rasa sayang, maka aku akan berusaha sebisa mungkin untuk mendedikasikan diri demi kepentingan mereka, tidak peduli jika memang mengorbankan diriku dari segi apapun. Nikmatnya persaudaraan jika terus kita maknai secara mendalam dan atas asas kesatuan cita dan akal budi, seperti yang Buya Hamka sebut dalam buku Falsafah Hidup.
Tak ubahnya dalam mengusahakan sesuatu, sesimpel pertemanan juga aku akan mengusahakan sebisa-bisaku, semampu-mampuku.
0 notes
Text
Mengenal Diriku (3)
Kurasa episode ini akan masih terus berjalan seiring dengan keinginanku untuk menyusun puzzle yang masih berantakan dalam kehidupanku. Kucoba rangkai ulang melalui tulisan ini pelan pelan, satu per satu, sedikit demi sedikit. Bismillah.
Aku ingin bercerita tentang keinginanku untuk mengenal Allah melalui ilmu, meningkatkan iman melalui rasa takjubku terhadap ilmu yang kupelajari dan kesesuaiannya dengan Alquran dan Hadits yang sudah tertata rapi menjadi pedoman dalam kehidupan kita. Aku ingin...tak hanya mengenal kulitnya saja, tapi aku juga tiba di dasar. Ibarat kata, tak hanya mesoderm, bahkan sampai ke endoderm.
Aku sering sekali mengingatkan kepada diriku sendiri tentang "Sungguh sombong dan merugi orang yang ketika memperoleh ilmu, namun tak menambah keimanannya kepada Allah hingga tergolong menjadi orang-orang yang bertakwa." Setiap kali aku mulai mempelajari hal baru, menghadapi hal-hal yang cukup sulit dan menantang, aku selalu mengafirmasi diri dan membawanya ke arah "Allah ga akan kasih ini melewati batas kemampuanmu dan tolong niatkan semua yang kamu kerjakan untukNya, suatu saat akan bermanfaat bagi hamba-hambaNya dan dengan mempelajari ilmu yang ada di dunia ini, sama halnya dengan kita mempelajari Alquran. Mengapa? Karena semua sumber ilmu ada di Alquran, dan dilengkapi oleh Hadits dari Nabi Muhammad SAW. Allahumma sholli 'alaa Muhammad.
Beranjak 2023, seharusnya aku paham untuk banyak melakukan hal-hal baik demi kepentingan orang banyak.. Menuntut ilmu di jenjang S2 dengan konsentrasi pendidikan ke arah cellular and molecular biology yang mungkin tak semudah itu, namun dapat dilalui bersmaa atas ridhoNya Allah. Tak hanya berkesuian deri segli isi yang disampaikan, aku juga ingin sadar bahwa tak semua itu cocok untuk dipelajari saat ini jjuga, ada sifatnya hal yang bersifat biaaa dan sudah umum terjadi di kalangan masyarakat.
0 notes
Text
Mengenal Diriku (2)
Kali ini aku ingin bercerita tentang kemana aku mendedikasikan diriku sebagai manusia yang Allah ciptakan hingga dapat memberikan manfaat untuk agama dan penduduk bumi. Ini tentang arah hidupku, kemana aku melangkah, memahami setiap pilihan, dan menjalani pilihan itu sesuai dengan yang aku niatkan dan yang aku cari.
Beberapa hari lalu aku melihat postingan dari Kak Saferi Ridwan mengenai pemikiran Buya Hamka bahwa pilihan hidup seperti apa yang kita pilih, kita hanya akan dipertemukan dengan apa yang kita cari dan kita niatkan. senada juga dengan perkataan dari seorang sahabat, "Ingatlah, niat yang baik, maksud yang baik, Allah SWT akan tuntun. Dia akan tunjukkan kepada kita jalanNya."
Beberapa kali atau bahkan rasanya sering sekali aku merasakan hal-hal yang mungkin terjadi diluar logika atau yang biasa orang sebut dengan "kebetulan", tapi bagiku tak ada yang namanya kebetulan karena semua hal yang terjadi dalam hidup kita adalah ketentuan dari Allah berdasarkan izin dan ridho-Nya. Saat aku sudah menyerahkan semua hal yang kurisaukan, masalah yang belum selesai, serta hal yang seperti tak ada jalan keluarnya jika dipikirkan dengan logika manusia, disaat itulah Allah datang dengan gagah perkasa karena Ia Yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya. Allahu akbar... masih suka speechless dengan semua skenarionya Allah, termasuk perjalananku memperjuangkan Leiden dan Bern sebagai "sekolah" tempat aku menempa diri untuk dapat memberikan lebih banyak kepada agama dan ummat.
Lantas, ketika aku kilas balik, khususnya tentang perjalanan menuju keberangkatan studi tingkat lanjut di Eropa, yang dulunya tak pernah terpikir dalam benakku akan melangkah hingga ke titk ini, pertanyaan yang muncul ialah dengan niat mulia apa yang aku bawa sebagai bekal dan alasan utama ? Yang dengan niat itu akan menjadi tumpuanku untuk tidak menyerah atas lika-liku yang sudah pasti akan ada untuk dilewati sebagai stepping stones menuju versi diri yang jaaauh lebih baik lagi, baik dari segi knowledge maupun pengembangan karakter diri.
Niat kokoh itu terus kucari dalam setiap kamus, setiap lembar keseharian yang kulewati, setiap postingan yang kubaca, setiap jiwa seseorang yang aku tertarik terhadap pemikirannya, setiap mimpi yang ingin kucapai, dan setiap keinginan dari dalam diri ini sendiri. Keinginan yang tak mampu dibohongi, yang intinya berasal dari hati nurani. Yang pada akhirnya, kukerucutkan menjadi sebuah perjalanan menemukan dan terus menghadirkan Allah dalam ilmu.
Seberapa jauh aku melangkah hingga menuntut ilmu ke benua lain tak akan ada artinya jika tak kuniatkan untuk sesuatu yang lebih besar dan lebih permanen. Meniatkan hanya untuk gelar magister rasanya terlalu murah. Mungkin hampir semua orang bercita-cita untuk mampu mendapat gelar magister dengan predikat cumlaude dan sebagainya. Namun, tak semua orang yang mengubah sedikit orientasinya untuk tak sebatas hanya dimensi dunia, namun melipir ke dimensi yang abadi, yaitu dimensi akhirat. Menuntut ilmu hingga mencapai titik dimana kita tak mampu mengerahkan kuasa kita lagi untuk belajar dan berilmu semata-mata ingin terus mengenal Allah, menjauhkan kita dari sifat egois dan merasa mampu atas diri sendiri, serta membawa kita ke tingkat keimanan yang lebih tinggi lagi.
0 notes
Text
Mengenal Diriku (1)
Disclaimer : aku gatau part ini akan terbagi menjadi berapa bagian, tergantung kemana arah jari mengetik dan pikiran mengalir saja.
Sedari beberapa hari lalu sebenarnya banyak isi pikiran yang ingin kutuangkan dalam Tumblr hingga suatu saat bisa kukulik kembali. Saat dimana aku mungkin merasa apa yang kutulis hari ini terlalu remeh atau bahkan menye-menye. Tak apa, untuk aku saat ini, aku yang sedang berusaha mengenali diriku dari hari ke hari, satu per satu, titik ke titik. Akan kuanggap menjadi sebuah perjalanan panjang hingga akhirnya maut menyudahi.
Perjalanan dan pengalaman yang dirasakan sehari-hari membawaku ke arah satu hal, I love someone who has a beautiful mind. Menurutku, aku mudah tertarik dengan orang baik pria atau wanita yang punya pengetahuan luas, pandai memetik hikmah, dekat dengan AlQuran dan hidup bersama Quran. Maksudnya gimana? Dalam setiap aspek kehidupan yang dilewatinya, baik itu pekerjaan, pertemanan, cara ia menjalani hidup, apa yang ia pilih dan putuskan, dan akhlak yang mengikuti Rasulullah SAW sesuai tuntunan dari AlQuran. Aku menceritakan ini bukan merujuk pada satu orang, tapi mengumpulkan ingatan-ingatan dari orang-orang yang kutemui dan kukenal, lalu kutarik benang merahnya.
Selain itu, aku rasa.... aku mudah tertarik dengan seseoran yang lihai dalam berkomunikasi, memiliki selera humor yang cukup receh kwkw, dan mampu menghargai lawan bicaranya. Ah rasanya tak ingin berhenti untuk terus menjalin komunikasi dengan orang yang seperti itu.
Terlebih poin lainnya ialah aku sering terpikat dengan seseorang yang memiliki daya tarik tinggi melalui sikapnya yang cool, kalem tapi punya banyak isi di kepalanya. Setiap kita keluarkan satu huruf, dia bisa menyambungkan itu menjadi untaian kalimat. Orang yang mudah membuatku penasaran dan semakin menantang untuk mencari tahu tentangnya.
Kompleks ya? Tapi yang pasti, muaranya adalah orang dengan akhlak dan keseharian yang tercermin dari cintanya terhadap Alquran dan tholabul ilmi. Dan aku rasa... aku juga punya keinginan utuk menjadi orang yang seperti itu.. Aamiin Allahumma aamiin.. yaAllah limpahkan aku rahmat-Mu.
1 note
·
View note
Text
Merdeka rasa
Walau sudah menuju seminggu kita di 2023, aku masih saja membereskan resolusi 2022 yang ngga kelar-kelar, alias ada aja gitu yang ditambah setiap hari. Ku ingat-ingat ulang momen apa yang terjadi, hikmah apa yang bisa diambil, dan karakter apa yang sudah diperbaiki lebih baik dari hari-hari sebelumnya, sadar ataupun tak disadari.
Ada banyak hal yang kutuliskan, namun salah satu yang belakangan ini masih menonjol ialah rasa merdeka, merdeka rasa. Aku masih terbawa suasana romansa dalam diam dan kode-kode tak tentu arah yang terlontar mengudara, namun itu hanya kenangan di 2022, pikirku yang lemah daya. Benar kata orang, diam-diam memendam seperti tersiksa, ingin diutarakan tapi justru itu bukan pilihan yang dewasa, hanya kepuasan sesaat dan tak bisa dipertanggungjawabkan saat itu juga.
Kusepakati kata orang-orang di luar sana. Ada masa ketika jatuh cinta pada seseorang membawa sedikit gila. Namanya jadi kata yang selalu kuketik dan hatinya adalah pintu yang ingin kuketuk. Ia jadi sosok yang menggemaskan, yang sering kucemaskan. Pertemuan dengannya selalu menegangkan, sekaligus menenangkan. Aku kadang tak peduli melangkah kemana, yang penting ada momen bersama. Rasa ingin selalu bersamanya memang ada. Jika tak dalam temu, setidaknya dalam rindu. Ah, sudah seharusnya untuk sadar dan memahami segala risikonya. Bahwa cinta bukan cuma rekah bunga, tapi juga duri-duri di tangkainya.
Maka dari itu, aku ingin merdeka. Itulah sugestiku dalam kepala. Ku ajak pikiran ini melalang buana ke berbagai urusan semesta, agar tak kuingat kisah yang kita lewati bersama-sama, di waktu yang singkat itu. Bahkan sekarang pun tak saling bertegur sapa. Namun entah kenapa kok belum lupa. Yang jelas, aku tak ingin ditipu daya oleh rasa, dipengaruhi oleh emosi. Tak luput aku berdoa semoga Allah menjagaku di jalan yang Ia ridha.
Aku masih dalam usaha yang sungguh-sungguh untuk menetralisir segala hal yang telah terjadi akibat kebersamaan kita dalam beberapa aktivitas dengan teman-teman. Kadang aku menyesal kenapa aku mau ikut agenda-agenda yang sebenarnya ga begitu bermakna. Tapi mungkin mengalihkan fokus utama adalah cara yang tepat untuk dapat membantuku dalam memudarkan rasa. Walau bukan itu cara yang semestinya, tapi tak apa mari ku coba saja. Semoga semesta juga mengiringiku dalam menyelesaikan problematika asmara anak usia muda seperti kita.
Malam ini bulan purnama sungguh terlihat dari jendela kamarku. Tak jauh mengingatkanku tentang momen kita ramai-ramai mencari kehangatan, berselimut alam, dibawah taburan bintang dan bulan yang menyinari malam itu.
Ah rasanya aku terlalu mendramatisasi perasaan ini. Mungkin kenyataannya, tidak ada maksud apapun dalam setiap tingkahnya, dan tidak ada tujuan apapun dalam setiap lemparan kata-katanya.
0 notes