#30hbc2313

[nqamariah]

KOALISI

Kalau Orion/Lintang luku/Waluku mudah dikenal sebagai salah satu konstelasi paling terang karena ditandai tiga bintang segaris di tengahnya. Tiga bintang sejajar yang dikenal sebagai Sabuk Orion dengan nama Alnitak, Alnilam, dan Mintaka yang menjadi ciri khasnya.

Manusia juga. Manusia (?) Katanya makhluk individu juga makhluk sosial. Membutuhkan manusia lain dalam keseharian, cirinya. Perlu diakui eksistensinya juga bergantung dengan yang lain. Sering berlagak bisa sendiri tapi ujung²nya melipir ke manusia lainnya. Sering berlagak mayor tapi ternyata punya sisi minor. Sering berlagak serba bisa tapi butuh bantuan yang lain. Sering berlagak ini itu tapi tetap butuh kerjasama dengan yang lain.

Kalau satu manusia bersikukuh melakukan semuanya sendirian Apollo 11 tidak akan mendarat di bulan. Kalau satu manusia bersikukuh melakukan semuanya sendirian mungkin The Daily Courant tidak akan terbit di Inggris. Kalau satu manusia bersikukuh melakukan semuanya sendirian Stonehenge tetap tidak akan bisa berpindah.

Tetap saja semandiri²nya manusia tetap butuh beraliansi dengan manusia lainnya.

[hrzlyns]

Aku menemukanmu pada pagiku yang sibuk, pada kemacetan jalan, dan pada pembicaraan secara acak dalam suatu perjalanan. Aku menemukanmu setiap waktu, padahal aku tidak mencarinya. Padahal aku tidak memanggilnya. Aku menemukanmu untuk kesekian kalinya. Tapi meluap pula setiap saatnya. Sepertinya ini hanya perasaanku saja, Kamu hadir, karena aku memeliharanya, karena ada ruang di dalam benakku. Hari ini aku akan menitipkanmu sebentar. Di sudut ruang pikir paling dalam. Kamu adalah "ketakutan" Selamat tinggal sementara. Karna esok aku harus mengundang "berani" untuk bertemu seseorang! #30hbc2313 #30haribercerita https://www.instagram.com/p/CnXGuBuJ22l/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[smalldrizzle]

Hari Ketiga Belas

Tiga hari terakhir aku sering melihat postingan Makkah yang kembali menghijau. Awalnya dari situs jenaka dari luar negeri, namun semakin kesini semakin banyak akun lokal yang mengunggah hal tersebut. Sekilas nampak indah sekali. Gurun pasir jadi hamparan zamrud yang menyejukkan mata. Tapi...

Aku jadi takut. Amalanku tak bertambah. Itu-itu saja dan kualitasnya sudah jelas tak bisa di adu. Terlalu buruk bagiku. Jika ada nilainya, mungkin seharusnya aku tak lulus. E minus.

Jadi, saat aku mendengar suara sumbang dari kanan kiri. Tentu manusiawi jika aku merasa sakit hati. Namun, dilain sisi aku merasa senang. Ah, mungkin inilah caraku untuk dikurangi beban dosanya oleh Allah. Asalkan memang yang aku lakukan tak berniat jahat pada orang lain, disalahpahami orang, tak apa-apa, aku ridho ya Allah.

Asalkan aku selamat, keluargaku selamat.

That is all.

[riaafifah]

"Ada satu Sunnah Rasul yang belum kita lakukan" "Apa?" "Menikah" "menikah?" "Iya, bisa nggak ya kita sampai di titik itu? "Maksudnya?" "Iya, aku sama kamu bisa nggak ya sampai di titik itu?" Ia mengatakan semua pernyataan itu dengan wajah datarnya. Dan aku menanggapinya dengan penuh tanda tanya. Ah, bagaimana tidak? Ia adalah seorang pria yang kucintai dengan sangat sejak SMA. Bahkan sampai saat ini, setelah aku menyelesaikan strata satu dan bekerja di sebuah instansi swasta lebih dari satu tahun lamanya, rasa itu masih sama. Tapi kita tidak lebih dari dua orang yang hanya berteman biasa. Yang hanya berkabar ketika ada perlunya saja. Jadi bisa kau bayangkan? Betapa kalimat terakhirnya (yang meskipun begitu multitafsir) itu sungguh berhasil membuat hati berbunga-bunga dan kedua pipiku merah merona? Ia yang tahu betul aku begitu mencintainya, dan aku yang tahu betul ia tak pernah mencintaiku. Ia hanya pernah mengatakan bahwa ia mengagumi salah satu kepribadianku, ya hanya satu, itu berbeda betul dengan cinta bukan? Dan percakapan di atas itu, hanya mimpi. Ya, memang hanya mimpi. Yang tamat, tak ada kelanjutannya sama sekali. Memangnya siapa di dunia ini yang bisa kembali ke mimpinya setelah ia sudah telanjur membuka kedua matanya ini? Tak ada bukan? Semenitpun hanya untuk menanyakan lebih detail pernyataan terakhirnya itu, apa ada? Tak ada bukan? Sudah, biarkan hanya hangatnya doa yang ku langitkan selepas lima waktuku. Mimpi memang hanyalah mimpi, entah apa maksudnya aku tak pernah tahu. Semoga kau baik di sana, dilapangkan rizkinya, dan dimudahkan jalanmu menuju wanita yang akan menjadi jodohmu. Meskipun bisa saja wanita paling beruntung itu mungkin bukan aku. Malang, 20 November 2019 #30haribercerita #30hbc2313 https://www.instagram.com/p/CnXDKkkBS0O/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[enykureny21]

13/30 Literasi Kopi “Wah grup apa nih, CPP 2022 Jakarta 2?” Tanya saya dalam hati ketika dimasukkan ke dalam sebuah grup whatsapp. Saat itu ada juga yang bertanya di grup, “ini program literasi kopi ya?”. Tidak berapa lama setelah semua peserta masuk grup, admin memberi penjelasan singkat tentang grup tersebut. Ada sekitar 150 orang, dengan jadwal pembagian sesi praktek di 2 tempat dengan masing-masing 25 peserta perhari selama 3 hari, Kamis-Sabtu. Saya masuk ke dalam kelompok peserta yang praktek di Tampebako Coffee, daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada hari Jum’at. Program literasi kopi ini merupakan program kerjasama @perpusnas.go.id dan @coffeepreneurshipprogram. Sesi programnya ada 3 yaitu: Mengenal kopi, Peralatan seduh manual dan Tehnik dan metoda seduh. Sesi praktek di Tampebako.. Dari 25 orang tadi, peserta dibagi menjadi 2 kelompok kecil, tiap kelompok secara bergantian belajar manual brew dan pengenalan mesin espresso. Sesi pertama kelompok saya adalah pengenalan mesin espresso oleh kak @nicoooo.19_. Disitu kami belajar fungsi dan cara pengoperasian mesin, macam penyajian kopi seperti picollo, espresso dan latte, dan belajar latte art. Saya yang baru pertama kali belajar proses menyajikan kopi dengan mesin dan baru tahu berbagai jenis kopi dengan takarannya dibuat takjub. Saya sekelompok dan mengenal bu @a.k.dani yang ternyata sudah punya banyak sekali pengalaman tentang dunia kopi dan teh. Sesi selanjutnya adalah manual brew masih dengan kak Nico, karena kak @wisnumk_ ada di kelompok lain. Disini saya belajar bagaimana menyajikan kopi dengan cara seduh manual. Ada satu moment ketika kak @dvsg_ mempraktekkan cara menyeduh kopi columbia, kalau gak salah varietas esperanza dengan aeropress. Lumayan jadi bisa cobain kopi yang harganya lumayan, hehe. Uniknya dari kopi ini adalah rasanya fruity seperti arabica tapi meninggalkan sensasi manis sesaat setelah minum air putih. Terima kasih @perpusnas.go.id, @coffeepreneurshipprogram dan @tampebako. Semoga next time banyak program belajar kopi lagi dari Pemerintah, hehe. @30haribercerita #30hbc2313 #30haribercerita #coffee #manualbrew #espressomachine #columbiancoffee #arabica #robusta #ceritaeny (at Tampebako Coffee) https://www.instagram.com/p/CnXCTOev9a8/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[poskotakita]

mati suri;

tubuhku terbaring di tengah padang ilalang

rebah dihempas angin siang

terik memanggang punggung

gerah.

sadarku hilang

sayup suara melesat di telinga

jauh lirih tak dapat kuterka

tubuhku ringan

kakiku menapak tanpa bayang

luka lakuku mengering

matikah aku?

dalam geming dan desau angin

masih kurasa detak jantungku

degupnya memenuhi dada

aliran udara memasuki rongga hidung

aku belum mati.

kurasa silau cahaya itu malaikat

rupanya sorot lampu rawat inap

salah duga.

@30haribercerita

[s-ulfanita]

104 Hari tanpa ibu @fatimah_rayyan Ibu, hari ini satu kawan ibu kembali menggenapkan kisahnya di sini. Dia perempuan tangguh yang selalu ibu ceritakan perjuangannya. Perempuan yang tak hanya kuat menanggung seluruh sakit di tubuhnya tetapi juga humoris. Saya ingat betul, pertama kali bertemu dengannya di 2016 lalu. Ibulah yang memperkenalkan beliau pada saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di tempat pengapdian ibu. Beliau senang bergurau bahkan pada saya yang baru kenal dengannya. Ibu tahu, ketika kami mengantarkan kepulangan abadi ibu ke tanah kelahiran ibu 104 hari yang lalu, beliau pun menemani melalui panggilan video. Beliau sangat ingin melihat ibu untuk yang terakhir kalinya. Karena sedang tak baik-baik saja, beliau tak bisa membersamai ibu. Ada serak duka pada suaranya kala itu. Air mata yang dibendungnya nyaris tumpah ketika menanyakan anak-anak ibu satu-satu. Semoga di sana, ibu bertemu dengannya juga. Doa-doa akan selalu kami gemakan dalam hening agar kalian tak dihinggapi sepi. #Fragment #30haribercerita23 #30hbc2223 #30hbc2313 https://www.instagram.com/p/CnW7MwwJYZ2/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[nadianantama]

#30haribercerita #30hbc2313 Semakin sadar klo waktuku di jalan cukup panjang ya. Makasih yaAllah dikasih kesehatan sampai detik ini. Kadang masih suka merasa, kurang Nad, masih kurang, kamu masih belum mencapai limit. Apa emang aku masih secupu itu ya? Beruntung Allah tempatin ditempat yang masih ada bus/elf. Jadi kalo kantuk menyerang, bisa tidur sejenak. Alhamdulilah baru sekali kebablasan itupun lewat 2 gang doang. Kerasa deg-deganan tapi. Ntar deh cerita anxiety. Caption hari ini segini dulu Assalamualaikum https://www.instagram.com/p/CnW0dPYpwaX/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[dshlevensverhaal]

Bentuk Lain Cinta dan Harta

Pagi ini aku membuka pesan yang dikirimkan waktu shubuh bagian Riau. Mataku masih sayup-sayup membaca pesan masuk, ternyata dari mamak. Hatiku tiba-tiba hangat dan serasa ada air mata yang tertahan. Begitulah bentuk cinta dan harta yang selalu diberikan oleh orang tuaku.

Sejak Bapak meninggal, aku jadi lebih sadar diri kalo aku ga bisa menggantungkan hidup dengan menaruh seluruh beban ke mamak, karena rasanya pasti sangat berat untuk double peran. Mamak cari nafkah mandiri sejak 2006 untuk dapat dibagi-bagi ke slot makan, pendidikan, biaya rumah tangga, dan tagihan-tagihan lain. Akhirnya, bentuk cinta yang bisa kuberikan ke Mamak ialah dengan tak membebaninya atas uang sekolahku. Aku cari beasiswa dan sejak MTs aku tak pernah bayar uang sekolah lagi.

Saat aku harus merantau lebih jauh ke Jawa selepas SMA boarding school ini, aku merasa ada hal yang lebih besar pula harus kutopang. Selama aku kuliah rasanya hanya sekali Mamak mengirimiku uang dan sekali juga dikirimin rendang hasil masakannya. Kita sama-sama paham kalo semua memang masih serba sulit dan aku tak mempermasalahkan itu. Hanya saja, Mamak sering minder dan merasa bersalah karena rasanya tak ikut membantu hidupku di tanah rantau ini.

Tapi sebenarnya Mamak lah yang menaruh andil besar dalam proses pertumbuhan dan perkembanganku walau jarak memisahkan. Diam-diam ia sering mengkhatamkan AlQuran untuk dikirimkan kepada anak-anaknya. Sesuatu yang jaaauh lebih berharga daripada sekedar materi yang bisa habis dalam sekejap mata. Aku tak pernah berharap ada yang jauh lebih baik lagi dari kehadiran orang tuaku yang mengutamakan Allah dan menjadikan AlQuran sebagai bentuk lain dari cinta dan harta.

Mak, sadarkah Mamak? Apa yang Mamak berikan itu tak ternilai harganya. Hadiah yang mungkin tak terpikirkan oleh orangtua-orangtua lain diluar sana.

Mak, sadarkah Mamak? Bahwa bacaan AlQuranmu yang menjadi alasan Allah ridho terhadap apa yang Dinda kerjakan disini, yang mengiri langkah Dinda, dan memberi banyak hal bahagia dalam hidup Dinda.

Mak, sadarkah Mamak? Indahnya caramu dalam mengemas cinta dan harta yang takkan pernah bisa kubalas. Biarlah itu menjadi prerogatifnya Allah dalam melimpahkan rahmatNya untuk Mamak ya.

I really couldn't ask for more, you are more than enough for me, Mak. The way you obey Allah and follow Sunnah Rasulullah is the most precious gift and love for me. I can peacefully breath here coz I know Allah will save you wherever you stand. And at the end, I believe He will grant you with Jannah. Aamiin allahumma aamiin.

Terima kasih ya, Mak. Kehadiranmu di duniaku menjadi nafas buatku terus bertahan. Sehat-sehat selalu Mak, semoga Mamak bisa duduk di depan Ka'bah dan terus membacakan AlQuran untuk anak-anakmu atau orang-orang yang hadir dalam hidupmu. Semoga kita bisa bermunajat bersama di rumahNya. Aamiin.

[newcomers6]

. Pak Rudjito, sang guru biologi tengah asyik memberi materi anatomi indera pendengaran. Ia penuhi papan tulis itu dengan coretan cakar ayamnya yang mungkin butuh pengalih bahasa berpengalaman untuk menerjemahkannya. Sudah jelas tiap makhluk hidup di ruangan itu didera dengan kebosanan akut, terlebih lagi ini jam-jam krusial sehabis makan siang. Namun tidak bagi Fermi. Yah, awalnya ia juga malas mendengar ocehan tak berkesudahan yang sarat akan ilmu itu. Hingga kakek yang sudah seharusnya pensiun itu tiba pada topik tiga saluran setengah lingkaran. Beliau mempraktikan bentuk anatomi organ tersebut dengan menggelendong kabel charger telepon miliknya. “Jadi anak-anak, tiga saluran setengah lingkaran ini berfungsi dalam mengatur keseimbangan tubuh saat melakukan pergerakan terutama kepala. Di dalamnya terdapat bulu-bulu halus dan cairan yang …” Remaja itu ingat betul apa yang dipesankan oleh dokternya, “Cairan ini sangat sensitif terhadap perubahan gerakan di area kepala selain itu ada juga kristal-kristal di dalamnya yang ikut bergerak. Pada keadaan tertentu kristal itu akan jatuh pada kanal yang salah dan bila itu terjadi itulah yang kau alami saat ini.” Sama persis dengan apa yang dijelaskan gurunya sekarang. Tiba-tiba dirinya mengangkat tangan. “Ya, Tuan Fermico?” sang guru berhenti dari presentasinya. Seluruh murid di ruangan ikut menoleh ke mejanya. “Apa yang terjadi jika benda itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya?” tanyanya tanpa menatap bapak itu. “Well, kau akan kehilangan keseimbangan dan dunia terasa berputar saat kau bergerak apalagi menggerakan kepala. Dan itulah yang kita kenal sebagai …” “… Vertigo,” sela Fermi menutup kalimat. “100,” balas sang guru. Mendengar penjelasan itu membuat perutnya mual. Dia pun minta izin ke belakang. Akan tetapi belum batang hidungnya keluar ruangan kepalanya mendadak terasa berat dan objek apa pun yang ditangkap oleh matanya langsung berputar hebat membuyarkan kestabilannya. Brukkkk. Lelaki itu jatuh terkapar menghebohkan seisi ruangan. Ia sangat benci dengan penyakit ini. Membuatnya kelihatan lemah dan tak berdaya. Setiap orang jadi menaruh iba yang menurutnya sangat memuakkan. #30hbc2313 #30hbc23 #30hbc https://www.instagram.com/p/CnV2aqlphkx/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[ariliaw27]

Percakapan antara saya dan murid TK B yang belum mau pulang padahal ibunya sudah menunggu di sekolah untuk jemput.

"Nak, Mas Alif, belum mau pulang? Ibu sudah jemput loh, nunggu di dekat jembatan kelas KB."

"Memangnya bu Wulan tau ibu saya?"

"Iya tau."

"Coba aku tanya, ibu saya kayak gimana?"

"Ibunya mas Alif pakai kerudung warna hitam. Pakai baju warna hitam juga ada bunga-bunganya."

"Oooh, kalau itu aku lihat. Tadi lewat di depan kelas KB."

"Iya itu ibu kamu, Maaas."

"Ooh, oke."

Setelah itu sang anak laki-laki turun dari kubah ban di depan kelas.

Dia ternyata masuk ke kelas dan ngobrol dengan bu Syifa yg baru selesai sholat sementara saya baru mulai rokaat pertama.

"Alif, kata bu Wulan, bunda sudah jemput."

"Iya, kata bu Wulan, ibuku pakai baju warna putih berbulu-bulu."

"Mas Alif, bukan putih berbulu-bulu, tapi hitam berbunga-bunga!"

Itu adalah kalimat saya. Saya yang baru rokaat 1 jadi batal karena tidak tahan ingin meralat mas Alif. Ya Allah, ulang lagi deh sholatnya.

#30haribercerita

#30hbc2313

@30haribercerita

[sshinss]

Art Therapy

Menurut The American Art Therapy Association, art therapy atau terapi seni adalah sebuah proses penyembuhan yang dilakukan dengan membuat sebuah karya seni yang kreatif. Terapi seni dapat dinilai sebagai sebuah bentuk bahasa visual yang membantu individu dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya yang tidak bisa diungkapkan.

Beberapa minggu lalu, dosen psikoterapi saya memberi materi berupa praktikum Art Therapy. Kali ini, yang digunakan adalah terapi seni menggambar.

Pertama, kami diminta untuk merefleksikan apa yang dirasakan atau pikirkan selama 2 minggu terakhir, kemudian mengungkapkannya dalam bentuk gambar. Salah satu media yang digunakan bisa  pensil, cat air atau krayon.

Kami diberi waktu kurang lebih 20 menit untuk membuat sebuah gambar dan merefleksikan atau menceritakan makna gambar tersebut dalam bentuk tulisan. Dan gambar di atas adalah hasil gambar yang saya buat dengan sejujur-jujurnya waktu itu.

Jenis terapi ini biasanya digunakan untuk membantu terapis dalam proses terapi klien. Tapi terapi ini juga bisa kita lakukan secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa membantu kita untuk melatih fokus dan konsentrasi, menenangkan pikiran, meredakan kecemasan atau membantu mengungkapkan apa yang sedang dirasakan.

Saya sendiri sudah melalukan art therapy sejak beberapa tahun lalu melalui tulisan seperti puisi atau novel dan kadang mewarnai. Ini cukup membantu menenangkan serta mengurangi kecemasan, dan membantu untuk menumpahkan apa yang tidak bisa saya ungkapkan.

Tidak semua dari kita bisa merefleksikan perasaan melalui media tertentu. Tidak semua pula punya tempat untuk menumpahkan isi kepala yang penuh. Melalui terapi seni, kita bisa belajar untuk me-manage hal itu sendiri. Tidak perlu membuat sesuatu yang Wah, kita bisa mulai melakukannya cukup dengan terapi yang sederhana di rumah.

Tetapi, lakukanlah itu untuk diri sendiri, ya. Put yourself first... because your mental health is always priority.

#30haribercerita #30hbc2313 #30hbc23 @30haribercerita

View this post on Instagram

A post shared by Syntiani Devi (@sshinss_)