#Dermaga
Explore tagged Tumblr posts
Text
120.
Ia mengagumkan. Terlihat tenang dengan gempuran ombaknya yang sukar diprediksi.
Ia luas. Terbentang sejauh mata memandang dengan kedalaman yang menyimpan banyak rahasia.
Ia indah bak lukisan megah dengan langit yang menaunginya.
Dihadapannya sudah seharusnya kau menyadari kepada siapa sebaiknya kau jatuh hati?
Betul, kepada Dia yang telah menciptakan-Nya dengan sangat sempurna.
Cerah, 11.05 | 05 Februari 2023.
177 notes
·
View notes
Text
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke kamu
Kepada kamu dan masih selalu kamu.
Maaf jika dulu aku pernah berdoa seperti ini kepada Tuhanku...
"Aku tahu perjalananku ke depan tidak akan mudah dan penuh liku. Untuk itu, beri aku teman perjalanan yang mampu menguatkan langkahku dan ia mau membersamaiku bagaimanapun keadaanku"
Kemudian Tuhan mengirimkan kamu.
Aku merasa bersalah, karena aku bertemu kamu bukan dalam keadaan terbaik diriku. Badaiku masih saja belum berlalu atau malah sebenarnya tidak akan pernah berlalu?
Tapi kamu malah mengagumiku, katamu nahkoda yang tangguh memang dilahirkan oleh laut yang gaduh.
Aku jadi bergairah menunggangi segala badai itu, karena kini aku tahu di mana nantinya aku akan berlabuh.
Di dermaga tempat kamu setia menunggu dan menuntun jalanku, tempat kelak kita akan bersauh dan menautkan segala rindu.
164 notes
·
View notes
Text
Aphrodite melabuhkan kemudinya di ujung cakrawala sang penyajak, membawa gelombang rindu yang meruak, dan tanya yang terombang-ambingkan ombak. Gema dalam dadanya masih tetap tak ingin beranjak, meski arus laut tak berkuasa menyatukan rute dua insan yang lama berjarak. Bahari yang luas pun tak sanggup menghentikan pasang surut dua hati yang bergejolak, walau dalam biasnya kesabaran ia nampak tenang tak terkoyak-koyak.
“Semua yang bergerak di dalam lautan hanya mampu terlihat ketika berada di atas permukaan bukan?”
Kau tau, sebuah resiko perjalanan berlayar tanpa kepastian yaitu tidak adanya jejak. Mudah hilang arah bahkan karam di tengah bisingnya riak, namun efeknya sungguh memabukkan dan memorak-porandakan detak. Hingga akhirnya ia hanya mampu bertaruhkan harap akankah berhenti di dermaga yang sama ataukah tidak.
"Ya, semoga saja perjalanan ini tidak disebut sia-sia."
125 notes
·
View notes
Text
Kau tahu, bagian paling menyebalkan dalam hidupku adalah saat kau memintaku menunggumu di dermaga sementara kau berlayar mengarungi lautan dan singgah di dermaga-dermaga yang lain. Katamu, cinta tahu ke mana dia akan berlabuh.
Kenapa kau buatku menunggu?
Jangan sampai doaku membumbung ke langit meminta laut menenggelamkan keegoisanmu.
80 notes
·
View notes
Text
Dermaga Hatimu
Masih kurasakan rindu kesekian seperti gelombang yang berharap segera menemui bibir pantai, membawa sepucuk resah bertulis namamu yang diapung-apungkan waktu.
Kepadamu, ia ingin pulang sebagai rindu paling pasang usai petualangan panjang mencari dermaga; melabuhkan ombak resah.
—05022023 Mukomuko
68 notes
·
View notes
Text
Kamu dermaga, dan aku kapalnya
Kita pernah menambatkan harap
Untuk kemudian saling melepas kelaut bebas
Ku pikir, dengan menjadi saksi setiap kepergian
Bisa membuatmu mengerti rasanya kehilangan
Aku lupa, kamu memang dermaga
Tak mungkin terusik oleh sebuah kepergian
Yang akan digantikan oleh banyaknya persinggahan
Dan aku, masih saja menjadi kapal
Yang terombang-ambing mengarungi lautan
Coba menerabas badai dengan penuh ketakutan
Mencari makna bertahan
-Agt
Surakarta, 6 Februari 2023 ▪︎ 09.07 WIB
59 notes
·
View notes
Text
29
Hei arloji ! Bisakah engkau berhenti berotasi? Aku ingin sekali menumpahkan diksi tanpa menit yang menghantui. Bila permintaan ini masihlah ilusi, bisakah engkau memutar arah sirkulasi? Aku ingin sekali bertemu detik yang telah aku lampaui. Permintaan-ku bukan itu saja wahai arloji. Aku ingin mengubah tiap detiknya menjadi amalan yang tersusun rapi. Umur-ku ini makin hari makin mengurangi. Aku tidak mau pada saat pulang nanti timbangan-ku berat di sebelah kiri. Disana, aku tidak bisa membuat alasan lain lagi. Toh, siapa yang berani? Menghadap Yang Maha Terpuji. Cibiru, Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, perkuliahan Ulumul Qur’an sudah mulai pengabsenan, untungnya nama-ku belum disebutkan.
50 notes
·
View notes
Text
Bagaimana aku mengatakannya, bahwa saat sesadarnya diriku dalam kewarasan, kau masih nama yang beranak pinak dalam kerinduan?
Hi, lelaki bermata kelabu!
Kemarin aku mengunjungi laman sosial media mu, sungguh bukan karena rasa penasaran. Hanya setitik kesadaran bahwa pada setiap ingatan di pantai utara masih kau yang tersimpan.
Kau tahu, aku sudah melupakan banyak waktu yang pernah dilalui masa oleh kita dalam ingatan. Sungguh tak terkira seberapa banyak kenangan dan harapan yang aku paksa membuih di lautan. Tapi selayaknya kau adalah laut tempat aku pernah tenggelam, semuanya kembali ke tepian setiap kali aku berdiri pada dermaga di mana kini hanya tinggal aku sendirian.
Kau, pernahkah mengira bahwa hadirmu membuat aku porak-poranda hingga menjelma menjadi perempuan kuat yang membenci luka? Pernahkah kau menduga bahwa dirimu membuat aku menjadi manusia yang mencintai kesendirian sejak kau memilih tiada?
Ya, di samudera lain barangkali kau masih hidup tanpa pengetahuan apa-apa. Namun di dermaga tempat aku berdiri, kau telah lama tiada.
Dan sialnya, ini seperti pengakuan bahwa dalam kesadaran, yang aku rindukan adalah ketiadaan.
51 notes
·
View notes
Text
Dermaga di telaga sunyi
Banyak tak diketahui, tapi diminati kalangan pemberani
Tak ada yg berlabuh satu kapalpun
Mitos dan cerita mengalir ke semua telinga yg penasaran
Meski nampak rapuh, namun tetap kokoh untuk dipijaki walau dengan hati-hati
Hingga pada saatnya hati ingin mengunjunginya
Aku telah sampai dan menjadi manusia beruntung lainnya
Meski butuh perjuangan untuk sampai ketempatnya
Tapi semua akan terbayarkan meski di tengah kabut sekalipun
Banyak yg menamainya danau taman hidup
Seperti namanya itu adalah gambaran keindahan nyata untuk kita syukuri
44 notes
·
View notes
Text
Laut , Dermaga
Aku pernah berlayar tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Terombang ambing pada lautan lepas tak ada tempat untuk berlabuh.
Seolah aku temukan badai yang kian riuh dalam pikiranku.
Sampai ada akhirnya aku temukan hari dimana ombak menyapuku pada garis pantai.
Tempat yang begitu tenang mendamaikan selaras senyuman horizon di cakrawala.
Tempat itu adalah kamu, yang memberiku semangat saat hari hariku tak baik baik saja
Saat duniaku hancur bahkan saat jutaan meteor menghantam semestaku.
Kamu masih menopangku melewati ini semua izinkan aku tetap terdampar pada kasih sayangmu sampai usia senjaku menjadi redup secara perlahan.
33 notes
·
View notes
Text
Tuan, rupanya Tuhan cukup adil untuk memperlihatkan perbedaan kita. Aku bersumpah pada laut karena jalan kita yang tidak akan pernah seirama. Kita serupa nada-nada sumbang yang terdengar pilu dan hambar.
Ia begitu mencintaimu, hingga aku tidak bisa bertarung mengarungi samudera meskipun renjana menjerembaku. -bisikku pada dermaga yang sedang ditimpa senja dan menjadi tempat terakhir ku berucap padanya.
34 notes
·
View notes
Text
"Rindu ini akan selalu berlayar menujumu, menjadikan segalamu yang kucinta dermagaku."
30 notes
·
View notes
Text
Di dermaga, seorang gadis menunggu seorang lelaki untuk datang. Ribuan senja telah disaksikannya dengan berbagai rona.
Waktu terasa berjalan dengan lamban, membuat hatinya gamang. Di benaknya berkeliaran berbagai pertanyaan
Kapan?
Bagaimana?
Mengapa?
Sorot matanya telah sayu memandang samudera, lantaran tak ada satu pun kapal yang terlihat mendekat.
Ia hanya menunggu tanpa jemu, meski tak pernah tahu bagaimana akhir dari semua itu.
Akankah penantiannya akan berujung bahagia atau menorehkan luka?
@penaalmujahidah
19 notes
·
View notes
Text
Aku berpijak diantara garis batas laut dan daratan.
Membawa serta amarah dengan beralasan.
Terdiam meneriaki diri seperti debur ombak yang menghantam bebatuan dengan kerasnya.
Tapi bersama laut—aku diajarkannya tenang seperti gelombang yang berjalan menuju ketepian.
Tapi bersama laut—aku diajarkannya lapang seperti tulisan pada pasir putih yang berkali-kali terhapus oleh gelombang air yang datang.
Siklus yang selalu sama.
Datang pergi menyakiti tersakiti memberi pelajaran berarti.
Evaporasi. Transpirasi. Kondensasi. Presipitasi.
Denial. Anger. Bergainning. Depressiasion. Pada akhirnya Acceptance.
Laut berhasil membuatku larut untuk kemudian bertaut lagi pada sebaik-baiknya tautan.
17 notes
·
View notes
Text
23
Malam terasa lebih sunyi nan gelap.
Sehingga purnama memberikan gemerlap.
Aku ingin tertidur lelap.
Namun di benak—ku kau datang menyelinap, seketika kantuk lenyap.
Aku terbang mencarimu menggunakan sayap.
Melewati belantara hutan yang penuh perangkap.
Kau terjerembab di kubangan rasa yang mengendap.
Setelah kulihat lekat-lekat kau telah didekap.
Aku kembali dengan perasaan yang renyap.
Sedari tahu kau hanyalah sebatas harap.
Cibiru, Al - Ihsan, pertengahan malam.
#28haribersajak#jejaringbiru#tadikamesra#puanberaksara#lautan#laut#dermaga#tulisan#catatan#menulis#selfreminder#tulisansederhana#mputraff#hijrah#puisi#rindu#allahﷻ#malam#purnama
38 notes
·
View notes
Text
Aku seperti sedang menabung ketakutan.
Takut, jika garis takdir hanya bersinggungan saja, kemudian saling menjauh.
Takut, jika ternyata tak pernah ada yang menujuku karena aku kira berdiam di depan pintumu, akan membuatmu membuka pintu.
Takut, jika ternyata aku tak pernah menjadi dermaga pilihan, bagi kapalmu yang akan berlabuh ke tepian.
Batam, 05 Februari 2023
10 notes
·
View notes