#Contoh Mimbar Gereja
Explore tagged Tumblr posts
Video
youtube
Mimbar Podium Pulpits Minimalis Gereja Zaman Now Model Podium Stainless Akrilik READY STOCK BANYAK.
SELAMA IKLAN MASIH TAMPIL, STOCK BISA LANGSUNG KIRIM.
SILAHKAN LANGSUNG DI ORDER.
Best Seller Produk Terbaru dan Ter Laris Sepanjang 2023 dengan Model Minimalis Modern Untuk lebih mudah dalam Ceramah maupun Pidato Penting lainnya.Mimbar / pulpits / podium akrilik /arcylic minimalis model saat ini / jaman now. Sudah banyak digunakan oleh gereja2 sperti GPDI, GSJA, CWS, GBI, GKKI, GSPDI, GKI, Community Chruch, GMCC, GKPB, Methodist, Abbalove, & GSKI. cocok jg utk presentasi dikantor / hotel.Dengan model mininalis yg elegant, stylish, sangat kokoh, mudah dibersihkan, & dipindahkan.
Sepesifikasi Podium Pulpit :-Tinggi -+115 cm-Tiang Stainless Steel SILVER, Stainless Steel GOLD / EMAS dan Stainless Steel HITAM.-Kaki pondasi Plat besi dilapis Stainless Steel SILVER, Stainless Steel GOLD / EMAS dan Stainless Steel HITAM.-Meja Atas Acrylic / Akrilik 8 mm,-Ukuran atas acrylic / akrilik 46cm x 55cm.-Teknik cutting laser sehingga hasil lebih rapi, elegan, modern, & mewah-Bagian atas mimbar menggunakan teknik tekuk, bukan sambungan.Info Harga dan Pemesanan Mimbar Masjid Minimalis Kayu Jati Solid Finishing Maroon dengan List Emas.
Info Harga dan Pemesanan Mimbar Podium Pulpits Minimalis Gereja Zaman Now Model Podium Stainless Akrilik READY STOCK BANYAK.
Podium Pulpits Akrilik
https://www.bawufurniture.com/furniture-idea/contoh-model-podium-minimalis-jepara-untuk-pidato/
https://www.bawufurniture.com/product/podium-stainless-akrilik-minimalis-ready-stock-jepara/
Silahkan Langsung Kontak Kami Untuk Informasi dan Pemesanan Melalui Salah Satu Chat di Bawah Ini, Karena Harga Mimbar Masjid Minimalis Kayu Jati Solid Finishing Maroon dengan List Emas Berkualitas dengan Harga Murah :
Add Nomer WhatsApp : 085 726 859 954 / 085 290 206 219
Bisa Juga Langsung Chat Melalui Aplikasi WhatsApp Tanpa Harus Simpan Nomer Telephone dengan Klik Logo WhatsApp Yang sudah kami Sediakan. (
https://bit.ly/Belifurniture
/
https://bit.ly/Belifurnitures
)
Kami menyediakan beberapa poduk Furniture, Meliputi Kusen, Pintu, Kursi, Sofa, Meja, Dipan/Tempat Tidur, Lemari, Kamar Set, Mimbar/Podium dan Furniture Lainnya (Bisa Custom Sesuai Permintaan Jika Sudah Punya Model yang diSukai). Kerjasama dan Kepuasan Anda adalah Prioritas Kami.
#podiumpulpits #podiumgereja #mimbargerejaminimalis #podiumakrilik #podiumhotel #podiumstand #podiumminimalis #podiumpidatominimalis #podiumgki #podiumgpdi
UPDATE BARANG SELALU READY STOCK Mimbar Podium Pulpits Minimalis Gereja Zaman Now Model Podium Stainless Akrilik READY STOCK BANYAK., Hadirkan Sentuhan Podium Mimbar Modern kedalam Setiap Khutbah di Gereja!
Cocok untuk Kebutuhan Mimbar Gereja juga :
https://www.bawufurniture.com/product-category/furniture/mimbar-gereja/
Selamat Belanja,Terima Kasih,
Salam
https://www.BawuFurniture.com/
#podiumpulpits#podiumgereja#mimbargerejaminimalis#podiumakrilik#podiumhotel#podiumminimalis#podiumpidatominimalis#podiumgki#podiumgpdi#mimbar gereja#hargamimbargereja#mimbargerejakatolik#mimbargerejakaca#mimbargerejakristen#mimbarkristen#mimbaragamakatolik#mimbargerejaakrilik
6 notes
·
View notes
Text
10 Contoh Mimbar Gereja Minimalis yang Elegan
Podium Pidato – Mimbar gereja merupakan elemen penting dalam sebuah tempat ibadah. Selain berfungsi sebagai tempat berdiri bagi pendeta atau pastor saat menyampaikan khotbah, mimbar juga memiliki peran estetis yang memperindah ruang gereja. Desain mimbar gereja saat ini semakin beragam, mulai dari gaya klasik hingga modern, salah satunya yang kini banyak diminati adalah mimbar gereja bergaya…
0 notes
Text
10 Contoh Mimbar Gereja Minimalis yang Elegan
Podium Pidato – Mimbar gereja merupakan elemen penting dalam sebuah tempat ibadah. Selain berfungsi sebagai tempat berdiri bagi pendeta atau pastor saat menyampaikan khotbah, mimbar juga memiliki peran estetis yang memperindah ruang gereja. Desain mimbar gereja saat ini semakin beragam, mulai dari gaya klasik hingga modern, salah satunya yang kini banyak diminati adalah mimbar gereja bergaya…
0 notes
Text
10 Contoh Mimbar Gereja Minimalis yang Elegan
Podium Pidato – Mimbar gereja merupakan elemen penting dalam sebuah tempat ibadah. Selain berfungsi sebagai tempat berdiri bagi pendeta atau pastor saat menyampaikan khotbah, mimbar juga memiliki peran estetis yang memperindah ruang gereja. Desain mimbar gereja saat ini semakin beragam, mulai dari gaya klasik hingga modern, salah satunya yang kini banyak diminati adalah mimbar gereja bergaya…
0 notes
Text
Orang-Orang di Balik Layar
Di ibadah hari Minggu yang lalu, pendeta di gereja kami harus langsung terbang untuk memimpin ibadah di Singapura sore hari. Sehingga, beliau harus langsung pergi ke bandara seusai menyampaikan Firman Tuhan.
Namun Firman Tuhan kemarin agak panjang karena diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia. Ketika waktu menunjukkan pukul 11.30, dapat dillihat para hamba Tuhan dan penatua gereja yang biasanya duduk di area sebelah kanan mimbar mulai gelisah dan saling berbisik, sehingga akhirnya asisten pendeta kami memutuskan untuk naik ke atas panggung dan duduk di kursi sebelah mimbar, bersiap untuk mengambil alih segera setelah beliau selesai. Sinyal tersebut ditangkap oleh hamba Tuhan kami, dan beliau mengakhiri kotbahnya tidak lama kemudian. Setelah itu, beliau segera diantar keluar dengan menggunakan kursi rodanya, dan saya yakin, langsung ke bandara.
Kemudian terpikirkan oleh saya bagaimana untuk sebuah ibadah bisa berjalan dengan baik dari awal sampai akhir, ada orang-orang seperti itu yang mengatur jalannya ibadah dan memastikan setiap orang yang dibutuhkan ada di bagiannya masing-masing. Saya sendiri sudah ikut dalam pelayanan gereja sejak lama dan ditempatkan di berbagai posisi, sehingga saya cukup tahu dan mengerti beberapa dinamika yang ada di waktu pelayanan.
Contoh sederhananya, pernahkah anda membayangkan apabila di dalam ibadah tidak ada organis atau pianis yang ditugaskan untuk memainkan instrumen, atau apabila lagu tidak diumumkan sebelumnya? Bagaimana apabila tidak ada yang ditunjuk menjadi liturgis, atau bagaimana bila liturgis tidak tahu apa yang harus dilakukan atau diumumkan? Bagaimana dengan AUVI yang memastikan layar menampilkan lagu yang tepat di waktu yang tepat, kolektan yang memastikan setiap orang dapat kesempatan memberikan persembahan, atau guru sekolah minggu yang mengajar siswa dan memastikan mereka punya cukup hal untuk dilakukan dan cukup waktu untuk melakukannya sambil mempertimbangkan waktu ibadah dewasa. Di Amerika dulu, saya bahkan pernah melayani di nursery, tempat di mana orangtua dengan anak-anak batita boleh menitipkan anaknya selama ibadah agar mereka bisa beribadah dengan lebih tenang.
Bagaimana dengan paduan suara yang harus berlatih setidaknya sebulan sebelum bisa menyanyikan sebuah lagu di dalam ibadah, atau, seperti contoh kemarin Minggu, penatua dan pengurus yang memastikan pendeta sudah dihubungi, tiket sudah diurus, dan transportasi lancar sampai di tempat tujuan?
Jika kita mau lebih picky lagi, pikirkan juga bapak/ibu yang memastikan gereja bersih dan rapi untuk ibadah, serta petugas keamanan yang memastikan lalu lintas, keamanan, dan seluruh rangkaian ibadah berjalan dengan baik dan lancar. Ada di antara mereka yang harus beribadah juga, dan penatalayan juga adalah orang-orang yang butuh beribadah. Mereka biasanya akan beribadah di waktu dan jam lain, atau di sesi ibadah yang lain, agar mereka juga bisa fokus mendengarkan dan memperhatikan Firman Tuhan, fokus beribadah, karena mungkin saat melayani, mereka akan disibukkan fokusnya dengan hal-hal lain yang menghalangi mereka bisa sepenuhnya mendedikasikan hati dan pikiran kepada Tuhan.
Semua inilah, orang-orang di belakang layar ini jugalah, yang mengijinkan kita semua untuk bisa fokus beribadah kepada Tuhan. Keterlibatan mereka adalah bentuk pelayanan kepada Tuhan dan sesama, karena bagaimanapun, apa yang dilakukan menjadi berkat bagi orang-orang lain yang beribadah.
Apakah kita menghargai mereka? Pernahkah kita menyampaikan senyum atau terima kasih kita pada mereka?
Adakah kita juga tergerak untuk ikut melayani? Jika kita semua berbagian untuk melayani di gereja, maka akan ada semakin banyak orang di gereja yang saling menjadi berkat bagi sesamanya. Jika kita ikut melayani, mungkin guru-guru sekolah minggu akan bisa lebih sering bisa ikut perjamuan kudus karena rotasi yang bisa lebih banyak, mungkin pianis akan bisa lebih fokus dalam berlatih lagu karena ada lebih banyak orang yang bisa mengiringi di bulan yang sama, mungkin AUVI bisa bergantian dan bisa lebih konsentrasi mendengarkan Firman Tuhan, dan sebagainya.
Tapi sebetulnya, lebih dari itu..
Dari ikut pelayanan, saya belajar banyak tentang melayani Tuhan dan sesama. Saya belajar berdoa, menyerahkan diri dan pelayanan kepada Tuhan. Dari melayani, saya diingatkan bahwa saya tidak layak dan hanya layak karena ada Kristus yang melayakkan dan memampukan. Selain itu, saya juga dibuat lebih memahami, mengerti, dan mendoakan komunitas di mana Tuhan menempatkanku, dan untuk bersama-sama bekerja sama, bersatu sebagai satu kesatuan--satu keluarga, untuk bersama-sama memuliakan Tuhan..
Bagaimana dengan anda sekalian? Apakah anda sudah ikut dalam pelayanan di gereja tempat anda beribadah?
0 notes
Text
Polemik Simbol Iluminati dalam
Arsitektur Masjid As-Shafar:
Antara Kreatifitas dan Sensitifitas
Oleh Dr. Eng. Bambang Setia Budi
Tulisan ini adalah permintaan beberapa rekan termasuk (terutama) desakan teman hidup (istri hehe) untuk memberikan pandangan saya tentang kegaduhan bangunan masjid ini. Sejak mengikuti polemik, saya memang tidak ingin buru-buru berpendapat sebelum saya melihat, mengunjungi dan merasakan langsung bangunannya dengan mata kepala dan panca indera saya sendiri. Saya melihat banyak dari rekan-rekan yang terburu-buru berpendapat dan beropini tanpa melihat dan mengamati langsung di lapangan, dan itu menurut saya budaya yang kurang baik dari masyarakat kita.
Saya hanya ingat top manajemen di Perusahaan Toyota, bila ada masalah di satu bagian pabriknya, lalu pemimpin rapatnya bertanya kepada para direkturnya yang ikut rapat, adakah yang belum melihat kondisi di lapangannya? Walaupun hanya dua orang dari sekian puluh peserta rapatnya, ternyata ditunda rapat itu hingga dua orang yang belum melihat sampai mengamatinya sendiri. Itu mungkin supaya tidak bikin masalah menjadi tambah rumit dan bertele-tele karena kurang lengkap memahami persoalannya dan pembahasan rapatnya bisa lebih berorientasi pada solusi tidak hanya perang pendapat atau opini.
Tafsir atau Interpretasi Wujud dan Simbol Arsitektur
Bentuk dan wujud arsitektur memang bisa ditafsirkan apa saja oleh masyarakat atau pengamat tanpa harus meminta klarifikasi arsitek atau perancangannya. Tidak sepenuhnya benar bila masyarakat, pengamat atau bahkan kritikus arsitektur harus meminta penjelasan atau klarifikasi (tabayyun) kepada sang arsitek atau perancangnya dulu sebelum menafsirkannya atau menginterpretasikannya kemudian menyampaikan pendapatnya terkait suatu bangunan tertentu atau simbol tertentu.
Pertanyaannya, siapa yang boleh menginterpretasikan dan menafsirkan suatu bentuk karya arsitektur atau simbol dalam arsitektur tertentu itu? Apakah harus orang yang mendalam pengetahuannya tentang arsitektur? Apakah hanya para arsitek akademisi arsitektur atau sejarahwan dan kritikus arsitektur? Atau (!) bahkan hanya arsiteknya sendiri? Mungkin itu benar dan mungkin ada sebagian yang berpendapat demikian.
Namun dalam pandangan saya, siapa saja boleh dan berhak memandang, mengamati, atau menginterpretasikan sebuah karya arsitektur dengan caranya dan dengan pemahamannya. Apalagi arsitektur yang dimaksudkan itu adalah bangunan publik. Dan itu menurut saya, pandangan dan interpretasi itu harus dihargai dan jangan dilecehkan. Apalagi (bahkan) mereka itu pengguna bangunan itu sendiri juga, bila tidak maka yang tersisa dari arsitek hanyalah sikap ego dan arogansi. Padahal karya arsitektur, sehebat apapun arsiteknya tidak akan pernah ada yang sempurna dan pasti selalu saja ada celah kekurangannya.
Bila diseriusi, pendapat masyarakat umum juga bahkan bisa menjadi bahan penelitian tersendiri. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap suatu obyek karya arsitektur tertentu. Dan saya beberapa kali membimbing dan menguji topik tesis mahasiswa S2 atau disertasi S3 seperti itu. Misalnya bagaimana opini masyarakat terhadap bentuk Masjid Salman ITB karya arsitek seribu masjid Achmad Noe'man atau bagaimana respon pandangan masyarakat Sumbar terhadap bentuk Arsitektur Masjid Raya Sumatra Barat karya arsitek Rizal Muslimin.
Karena pada dasarnya, arsitektur itu memang sesuatu yang sangat dekat dengan masyarakat. Maka setiap karya arsitektur yang hadir memang sewajarnya perlu bersiap mendapatkan komentar, pendapat, intepretasi dan opini dari masyarakat apalagi pengguna arsitektur itu sendiri. Kalau tidak siap dengan opini atau interpretasi dari masyarakat penggunanya, ya mungkin lebih baik tidak perlu berkarya.
Dan dalam kasus ini, masjid itu sangat dekat dengan umatnya, maka wajar saja bila ada sebagian umatnya sebagai pengguna berpendapat dan beropini sesuatu tentang masjid itu sendiri. Terlepas dari perbedaan pandangan politik, atau soal suka dan benci kepada seseorang/tokoh tertentu/arsiteknya dan lain sebagainya. Dan menurut hemat saya jangan terburu-buru dibawa ke ranah itu supaya pembahasannya lebih jernih dan obyektif.
Di sisi lain, kita juga meyakini bahwa yang sering terjadi, arsitek saat merancang tidak berpandangan atau tidak bermaksud tertentu sebagaimana yang ditafsirkan masyarakat, pengguna atau pengamat, atau juga bahkan kritikus arsitektur. Karena ianya bisa jadi merupakan bagian proses kreatif semata, tetapi mereka dalam hal ini masyarakat, pengamat, kritikus atau sejarahwan arsitektur bisa menafsirkannya dan memasukkannya dalam kategori dan/atau maksud yang berbeda atau bertolak belakang. Yang terjadi, belakangan arsitek bisa menolaknya atau menyangkal atau membantahnya, namun bisa juga mengakuinya atau membenarkannya karena mungkin baru menyadarinya. Yang jelas, cukup banyak terjadi adalah maksud arsitek tidak selalu sama sebagaimana yang ditafsirkan oleh pengamat.
Saya coba berikan contoh-contoh sekilas. Arsitektur Aula Barat dan Timur ITB, khususnya pada atap, banyak yang menafsirkan diturunkan dari atap Sunda Besar, ada pula yang mengatakan diturunkan dari atap Bagonjong Minang. Apakah arsiteknya memang berfikir demikian? Tentu bisa iya bisa tidak. Dan arsitek sepanjang pengetahuan saya tidak pernah menjelaskannya. Tetapi karya arsitektur yang membuka interpretasi yang beragam ini juga justru menariknya.
Bentuk dan wujud Arsitektur Gereja di Ronchamp karya Le Corbusier, diinterpretasikan oleh pengamat malah lebih banyak lagi. Dari bentuk seperti topi, tangan berdoa, binatang swan, atau seseorang yang memeluk anaknya dan sebagainya. Tentu ini membentang dari yang bersifat serius atau hanya mengada-ada. Tetapi keragaman interpretasinya oleh pengamat itu sah-sah saja.
Atau atap tumpuk tiga masjid tradisional Jawa yang mentradisi itu, apa dan siapa yang pernah menginterpretasikannya? Ulama besar Buya Hamka pernah menafsirkannya sebagai tiga tingkatan yakni Iman, Islam dan Ihsan. Salahkah beliau? Tidak. Bolehkah menafsirkan hal demikian? Boleh saja.
Yang terdekat dalam bahasan ini yakni misalnya Arsitektur Masjid Salman, yang oleh sebagian masyarakat atau pengamat beropini bila atapnya yang seperti mangkuk terbuka seperti tangan yang menengadah atau sedang berdoa, atau juga seperti huruf "ba" yang artinya singkatan dari "bait" atau rumah, sementara menaranya sebagai "alif" dari singkatan Allah, yang kesemuanya berarti Rumah Allah. Salah atau tidakkah interpretasi ini. Tidak ada yang salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar.
Lalu, apakah sang arsitek memang berpikiran demikian waktu merancangnya, sepanjang saya berinteraksi dengan beliau (Bpk Achmad Noe'man), beliau hanya tertawa dan kemudian menjawab perlahan tidak pernah berpikir seperti demikian itu dulunya. Itu istilah beliau hanya menggunakan "ilmu gathuk", atau dicocok-cocokkan. Namun belakangan beliau juga menjelaskan menggunakan ilmu gathuk itu sendiri juga dengan mengatakan bahwa atap Masjid Salman adalah inversi (bentuk negatif) dari atap Aula Barat dan Timur ITB. Apakah itu kebetulan atau hanya justifikasi semata, itu hanya Tuhan dan arsiteknya yang tahu.
Dalam kasus Masjid Salman, bahkan ada seorang Profesor Sejarah Islam di Bandung yang menginterpretasikan dan mengkritik bahwa kolom dan balok di interior Masjid Salman pada sebelah dinding kanan dan kiri (Utara-Selatan) sebagai bentuk-bentuk salib dalam masjid. Lebih parah lagi adalah mimbarnya, yang apabila ada khatibnya sedang naik mimbar maka proporsinya menjadi sama persis dengan bentukan salib. Bagaimana respon Pak Noe'man? Sepanjang saya ketahui beliau diam dan tenang saja, bahkan tersenyum saja tanpa perlu direspon apalagi berlebihan.
Saya sendiri tentu menghargai keduanya, tetapi saya juga tentu tidak sama pendapatnya dengan Profesor itu karena itu bagaimana pun suatu konsekwensi logis dari struktur kolom dan balok. Kecuali kita membuatnya dalam bentuk arches atau lengkungan-lengkungan dengan menghindari kolom dan balok. Begitu pula dengan mimbarnya. Intrepretasinya ini mungkin terlalu berlebihan.
Bukan (hanya) Persoalan Bentuk Segitiga
Sama dengan Masjid As-Shafar karya Ridwan Kamil dari Urbane yang sedang menjadi polemik itu. Menginterpretasikan bentuk-bentuk segitiga sebagai simbol-simbol derivat dari Iluminati, menurut saya memang agak berlebihan karena bentuk-bentuk itu biasa dalam arsitektur dan bentuk segitiga adalah bentukan yang paling kokoh dalam struktur bangunan.
Saya pun juga sangat percaya bahwa sang arsitek dalam hal ini Ridwan Kamil, hampir tidak mungkin melakukan itu dengan maksud untuk memperkenalkan simbol-simbol segitiga Iluminati itu secara halus dan sembrono. Terlalu berani dan gegabah untuk menampilkan gagasan-gagasan itu dalam bentuk arsitektur khususnya Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam itu sendiri.
Karena bagaimanapun simbol Iluminati itu memang wujud dari simbol musuh bebuyutan Umat Islam akhir zaman, dialah Dajjal yang diyakini dan diberitakan akan hadir menjelang kiamat. Ia bermata satu karena satunya buta. Ianya memang kerap bermain simbol, dan simbolnya segitiga dengan satu mata di tengahnya. Bagi Umat Islam, saking besarnya fitnah itu, dalam setiap Shalat dan diakhir duduk At-Tahiyat sebelum salam, berdoa supaya dihindarkan dari fitnah Dajjal itu. Dan tanda-tandanya adalah kerusakan di berbagai bidang yang sebagian besarnya memang sudah nampak dari sekarang. Ia mengaku dirinya Tuhan dan nantinya banyak sekali orang yang akan tersihir, mengikuti dan tunduk patuh kepadanya, kecuali orang-orang yang diselamatkan oleh Allah SWT.
Namun kembali lagi, persoalannya apakah hanya soal bentukan segitiga? Tentu saja tidak. Bagi saya yang sudah mencoba mengamati dan merasakan bangunan ini baik dari luar dan dalam, bentukan segitiga di berbagai sudut dan tempat tidak terlalu merisaukan kecuali hanya di bagian Mihrab. Karena bentukan segitiga di bagian Mihrab ini bukan hanya segitiganya tetapi adanya bulatan yang bila diamati maksudnya arsitek adalah untuk hiasan dengan kaligrafi di bagian lingkaran di tengah segitiga itu. Namun dengan desain seperti itu, rupanya menjadi semakin memperjelas dan mendekatkan/memiripkan bentuk atau simbol dari iluminati itu sendiri yang berupa segitiga dengan mata satu di tengahnya.
Sekali lagi, saya sangat percaya kalau arsitek Ridwan Kamil tidak mungkin melakukan itu dengan sengaja apalagi sebagai bagian dari konspirasi, namun kenyataan di lapangan memang secara nyata dan jelas, khusus untuk bagian Mihrab ini bagaimanapun, cukup atau juga sangat mengganggu bila seorang Muslim atau pengguna yang sholat didalamnya seperti menghadap simbolnya Dajjal yang itu berarti Tuhan lain selain Allah sebagaimana yang dikehendaki oleh Dajjal itu sendiri.
Kreatifitas Tetap Perlu Sensitifitas
Pelajaran dari kasus Masjid As-Shafar ini menurut saya, arsitek memang harus dan perlu dan secara bebas melakukan kreatifitas secara maksimal dalam desain bentuk dan wujud arsitektur masjid. Itu memang dikehendaki dalam arsitektur Islam khususnya membangun masjid, dimana tidak adanya patokan-patokan yang terlalu ketat.
Arsitektur Masjid merupakan bangunan umat Islam yang bagi setiap arsitek adalah makanan paling empuk, tinggal sejauh mana pengetahuan, wawasan, ketrampilan, penguasaan teknologi dan lain sebagainya bisa diterapkan di dalamnya. Sebagaimana dalam kaidah Ushul Fiqih, ibadah Ghairu Mahdhoh ini semuanya boleh kecuali yang dilarang saja. Ia bebas menggunakan bentuk apa saja, material aja saja, dan lain sebagainya namun ia harus tetap berfungsi dengan baik sebagai tempat ibadah Umat, menghadapkan dirinya/shafnya ke kiblat, kejelasan batas suci dan tidak suci, dan tentu arsitekturnya harus menyesuaikannya dengan kondisi iklim setempat.
Namun demikian, kebebasan berkreatifitas tentu itu tentu tetap perlu memperhatikan dan hal-hal sensitif di masyarakat dan lingkungannya supaya tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari. Dalam kaitan dengan bentuk dan simbol ini, memang ada baiknya arsitek dan siapapun itu yang merancang masjid, perlu lebih sensitif.
Kasus Masjid As-Shafar ini dalam pandangan saya cukup kreatif, dengan bentukan masjid yang tidak biasa bahkan mungkin belum pernah ada, namun kurang sensitif dalam mengelaborasikan bentuk-bentuk bidang sehingga khususnya pada Mihrab seakan menghadirkan sebuah bentukan dan simbol segitiga Iluminati dengan bulatan di tengahnya yang menjadi musuh utama Umat Islam akhir zaman dan itu berada di depan orang sedang berdiri, ruku dan sujud.
Masukan saya di luar bentuk dan wujud simbolisme itu dalam kasus rancangan masjid ini, dan setelah merasakan sendiri di lapangan, arsitektur masjid ini juga kurang sensitif terhadap iklim tropis yang padahal itu merupakan salah satu ciri Arsitektur Islam. Yang paling terasa adalah di ruang mezanin lantai dua untuk sholat para wanita, ketika saya hadir pukul 13.30 siang hari, sungguh ruangan sangat panas sehingga hampir tidak mungkin itu dipakai sholat dengan tenang dan nyaman.
Menurut pandangan saya, arsitek dan teman-teman Urbane terlalu fokus pada eksplorasi dalam bentuk-bentuk dan bermain bidang, namun kurang sensitif kalau tidak dikatakan lemah dalam merespon iklim tropis lokal kita yang panas dan lembab. Terlalu berlebihan dalam mengeksplorasi bentuk dengan kurang responsif atau sensitif terhadap simbolisme dan iklim tropis lembab setempat ini menurut saya catatan yang perlu dan bisa menjadi hikmah dan pembelajaran ke depannya.
Berbeda dengan Masjid Salman yang walaupun beratap datar, namun dengan adanya koridor dan cross ventilation-nya yang sangat mendekati sempurna sehingga tidak pernah terasa panas walaupun penuh sesak jemaah saat sholat Jumat di siang hari. Atau juga Arsitektur Masjid Istiqlal karya Friedrich Silaban yang semua dindingnya bisa bernafas, atau bahkan karya Kang Ridwan Kamil sendiri di Masjid Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan Bandung yang dinding-dindingnya juga bernafas.
Solusi
Sebagaimana pembuka tulisan ini, saya lebih berorientasi pada solusi dibandingkan mengembangkan polemik atau perang opini yang berkelanjutan. Saya lebih mengajukan beberapa usulan solusi yang singkat dan jelas:
Pertama, untuk bagian Mihrab sebaiknya bisa diredesain sehingga kemiripannya dengan simbol iluminati bisa direduksi. Isu sensitif ini perlu direspon tanpa harus defensif karena menyangkut kenyamanan pengguna. Serahkan pada arsitek/tim arsiteknya karena mereka pasti lebih tahu bagaimana menyelesaikannya.
Kedua, perlu beberapa solusi desain tambahan untuk aspek responsif dan sensitifitasnya terhadap iklim tropis lembab ini agar masjid lebih nyaman digunakan.
Demikian pendapat saya, dan dari lubuk yang paling dalam kurang lebihnya mohon maaf lahir dan batin. Taqaballahu minna wa minkum. Selamat Berhari Raya Iedul Fitri 1 Syawal 1440 H.
Mudik di Kampung Halaman,
Sragen - Jawa Tengah, 3 Juni 2019
Bambang Setia Budi
Arsitek dan Dosen Mata Kuliah Arsitektur Islam, SAPPK ITB
22 notes
·
View notes
Text
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris Berikut ini merupakan kumpulan dari 5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris yang paling banyak diminati oleh para pengurus jemaat gereja untuk mengisi kebutuhan furniture atau mebeler di tempat ibadah mereka.
Foto OT19 Mimbar Gereja Minimalis Duco
(klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas)
Foto OT25 Mimbar Gereja Minimalis Klasik Modern
(klik…
View On WordPress
#5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris#Contoh Mimbar Gereja#Contoh Mimbar Gereja Duco#Contoh Mimbar Gereja Jati#Contoh Mimbar Gereja Klasik#Contoh Mimbar Gereja Minimalis#Contoh Mimbar Gereja Modern#Contoh Mimbar Gereja Natural#Contoh Mimbar Gereja Putih#Contoh Mimbar Gereja Terbaru#Contoh Mimbar Gereja Warna Kayu#Desain Contoh Mimbar Gereja#Desain Mimbar Gereja#Harga Mimbar Gereja#Jual Mimbar Gereja#Mimbar Gereja Jati#Mimbar Gereja Jepara#Mimbar Gereja Murah#Mimbar Gereja Terbaru#Mimbar Gereja Terlaris#Model Contoh Mimbar Gereja#Model Mimbar Gereja#Toko Mimbar Gereja
0 notes
Text
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris Berikut ini merupakan kumpulan dari 5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris yang paling banyak diminati oleh para pengurus jemaat gereja untuk mengisi kebutuhan furniture atau mebeler di tempat ibadah mereka.
Foto OT19 Mimbar Gereja Minimalis Duco
(klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas)
Foto OT25 Mimbar Gereja Minimalis Klasik Modern
(klik…
View On WordPress
#5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris#Contoh Mimbar Gereja#Contoh Mimbar Gereja Duco#Contoh Mimbar Gereja Jati#Contoh Mimbar Gereja Klasik#Contoh Mimbar Gereja Minimalis#Contoh Mimbar Gereja Modern#Contoh Mimbar Gereja Natural#Contoh Mimbar Gereja Putih#Contoh Mimbar Gereja Terbaru#Contoh Mimbar Gereja Warna Kayu#Desain Contoh Mimbar Gereja#Desain Mimbar Gereja#Harga Mimbar Gereja#Jual Mimbar Gereja#Mimbar Gereja Jati#Mimbar Gereja Jepara#Mimbar Gereja Murah#Mimbar Gereja Terbaru#Mimbar Gereja Terlaris#Model Contoh Mimbar Gereja#Model Mimbar Gereja#Toko Mimbar Gereja
0 notes
Text
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris Berikut ini merupakan kumpulan dari 5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris yang paling banyak diminati oleh para pengurus jemaat gereja untuk mengisi kebutuhan furniture atau mebeler di tempat ibadah mereka.
Foto OT19 Mimbar Gereja Minimalis Duco
(klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas)
Foto OT25 Mimbar Gereja Minimalis Klasik Modern
(klik…
View On WordPress
#5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris#Contoh Mimbar Gereja#Contoh Mimbar Gereja Duco#Contoh Mimbar Gereja Jati#Contoh Mimbar Gereja Klasik#Contoh Mimbar Gereja Minimalis#Contoh Mimbar Gereja Modern#Contoh Mimbar Gereja Natural#Contoh Mimbar Gereja Putih#Contoh Mimbar Gereja Terbaru#Contoh Mimbar Gereja Warna Kayu#Desain Contoh Mimbar Gereja#Desain Mimbar Gereja#Harga Mimbar Gereja#Jual Mimbar Gereja#Mimbar Gereja Jati#Mimbar Gereja Jepara#Mimbar Gereja Murah#Mimbar Gereja Terbaru#Mimbar Gereja Terlaris#Model Contoh Mimbar Gereja#Model Mimbar Gereja#Toko Mimbar Gereja
0 notes
Text
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris Berikut ini merupakan kumpulan dari 5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris yang paling banyak diminati oleh para pengurus jemaat gereja untuk mengisi kebutuhan furniture atau mebeler di tempat ibadah mereka.
Foto OT19 Mimbar Gereja Minimalis Duco
(klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas)
Foto OT25 Mimbar Gereja Minimalis Klasik Modern
(klik…
View On WordPress
#5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris#Contoh Mimbar Gereja#Contoh Mimbar Gereja Duco#Contoh Mimbar Gereja Jati#Contoh Mimbar Gereja Klasik#Contoh Mimbar Gereja Minimalis#Contoh Mimbar Gereja Modern#Contoh Mimbar Gereja Natural#Contoh Mimbar Gereja Putih#Contoh Mimbar Gereja Terbaru#Contoh Mimbar Gereja Warna Kayu#Desain Contoh Mimbar Gereja#Desain Mimbar Gereja#Harga Mimbar Gereja#Jual Mimbar Gereja#Mimbar Gereja Jati#Mimbar Gereja Jepara#Mimbar Gereja Murah#Mimbar Gereja Terbaru#Mimbar Gereja Terlaris#Model Contoh Mimbar Gereja#Model Mimbar Gereja#Toko Mimbar Gereja
0 notes
Text
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris Berikut ini merupakan kumpulan dari 5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris yang paling banyak diminati oleh para pengurus jemaat gereja untuk mengisi kebutuhan furniture atau mebeler di tempat ibadah mereka.
Foto OT19 Mimbar Gereja Minimalis Duco
(klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas)
Foto OT25 Mimbar Gereja Minimalis Klasik Modern
(klik…
View On WordPress
#5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris#Contoh Mimbar Gereja#Contoh Mimbar Gereja Duco#Contoh Mimbar Gereja Jati#Contoh Mimbar Gereja Klasik#Contoh Mimbar Gereja Minimalis#Contoh Mimbar Gereja Modern#Contoh Mimbar Gereja Natural#Contoh Mimbar Gereja Putih#Contoh Mimbar Gereja Terbaru#Contoh Mimbar Gereja Warna Kayu#Desain Contoh Mimbar Gereja#Desain Mimbar Gereja#Harga Mimbar Gereja#Jual Mimbar Gereja#Mimbar Gereja Jati#Mimbar Gereja Jepara#Mimbar Gereja Murah#Mimbar Gereja Terbaru#Mimbar Gereja Terlaris#Model Contoh Mimbar Gereja#Model Mimbar Gereja#Toko Mimbar Gereja
0 notes
Text
10 Contoh Mimbar Gereja Minimalis yang Elegan
Podium Pidato – Mimbar gereja merupakan elemen penting dalam sebuah tempat ibadah. Selain berfungsi sebagai tempat berdiri bagi pendeta atau pastor saat menyampaikan khotbah, mimbar juga memiliki peran estetis yang memperindah ruang gereja. Desain mimbar gereja saat ini semakin beragam, mulai dari gaya klasik hingga modern, salah satunya yang kini banyak diminati adalah mimbar gereja bergaya…
0 notes
Text
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris
5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris Berikut ini merupakan kumpulan dari 5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris yang paling banyak diminati oleh para pengurus jemaat gereja untuk mengisi kebutuhan furniture atau mebeler di tempat ibadah mereka.
Foto OT19 Mimbar Gereja Minimalis Duco
(klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas)
Foto OT25 Mimbar Gereja Minimalis Klasik Modern
(klik…
View On WordPress
#5 Contoh Mimbar Gereja Modern Terlaris#Contoh Mimbar Gereja#Contoh Mimbar Gereja Duco#Contoh Mimbar Gereja Jati#Contoh Mimbar Gereja Klasik#Contoh Mimbar Gereja Minimalis#Contoh Mimbar Gereja Modern#Contoh Mimbar Gereja Natural#Contoh Mimbar Gereja Putih#Contoh Mimbar Gereja Terbaru#Contoh Mimbar Gereja Warna Kayu#Desain Contoh Mimbar Gereja#Desain Mimbar Gereja#Harga Mimbar Gereja#Jual Mimbar Gereja#Mimbar Gereja Jati#Mimbar Gereja Jepara#Mimbar Gereja Murah#Mimbar Gereja Terbaru#Mimbar Gereja Terlaris#Model Contoh Mimbar Gereja#Model Mimbar Gereja#Toko Mimbar Gereja
0 notes
Photo
Kemajuan dari Gereja adalah tugas kita bersama. Gereja akan maju jika Gembalanya senantiasa mengajak dan memperlengkapi Jemaatnya untuk terlibat di dalam pelayanan. Dengan demikian, semua orang yang ada di Gereja bertanggung jawab untuk memajukan Gerejanya dengan terlibat melayani bukan hanya di bidang-bidang pelayanan mimbar saja, tetapi juga di bidang-bidang lainnya. Setiap Jemaat memiliki keahlian, karunia, dan talenta yang berbeda-beda, dan kesemuanya ini harus dipergunakan untuk menopang Gereja, karena pelayanan Gereja meliputi banyak hal selain pelayanan di Ibadah Minggu saja, tetapi meliputi di hari lain juga (Senin s/d Sabtu). Sebagai contoh, apabila ada Jemaat yang memiliki keahlian di bidang kedokteran, Jemaat tersebut dapat membantu Gereja melayani masyarakat di bidang kesehatan. Apabila ada Jemaat uang memiliki keahlian di bidang arsitektur, Jemaat tersebut dapat membantu mengurus Gedung gereja agar tetap terawat. Dengan kata lain, semua pihak harus melibatkan diri untuk melayani di Gereja agar Gereja dapat ditopang di semua bidang sehingga Gereja bisa bertumbuh. #FaithMinutes #PastorsQuote #PastorsNote #PastorsMessage #PastorsSermon #PastorsLife #BerdiriTeguhJanganGoyah #ApapunYangTerjadiIbadahJalanTerus #IbadahMinggu #SundaySermon #Christianity #Kekristenan #GBIMawarSaron #KelapaGading #Jakarta #JakartaUtara #Bible #Scripture #Alkitab #WordOfGod #FirmanTuhan #Firman #FirmanAllah #TinggikanTuhanYesusKristusDiGereja #ChurchMinistry #PelayananGereja #MelayaniTuhan #ManusiaBaru (at Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron) https://www.instagram.com/p/B-V1ONehTJF/?igshid=1tmpacmks6vf7
#faithminutes#pastorsquote#pastorsnote#pastorsmessage#pastorssermon#pastorslife#berdiriteguhjangangoyah#apapunyangterjadiibadahjalanterus#ibadahminggu#sundaysermon#christianity#kekristenan#gbimawarsaron#kelapagading#jakarta#jakartautara#bible#scripture#alkitab#wordofgod#firmantuhan#firman#firmanallah#tinggikantuhanyesuskristusdigereja#churchministry#pelayanangereja#melayanituhan#manusiabaru
0 notes
Text
Catatan Khotbah 140719 Pengky Andu
Hidup ini banyak salah kaprah :
- kebaktian bukan tergantung hidup
worship = service. Ibadah yg sesungguhnya terjadi di luar gereja bukan di dalam gereja.
altar = mimbar gereja. Pasar = mimbar kehidupan. Di pasar seharusnya ada altar, Saat anda kerja, tetap inget Tuhan. Tp di altar gereja, jgn digabung dengan pasar.
Hidup tanpa memilih jarang sukses.
Jgn pernah takut untuk berbeda.
Jgn takut untuk jadi orang berani.
- Jgn jawab apapun dalam keadaan basa basi. Mau ngomong mikir dulu..jgn abis ngomong baru mikir.
Rutinitas adalah hidup yg tertata.
Yg biasa adalah pemeliharaan Tuhan dalam sehari-hari, contoh : detak jantung, sinar matahari.
Luar biasa : terjadi sekali-sekali.
Yohanes 1:14 (TB) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Sinar mercusuar tanda yg mengarahkan supaya kita tidak gagal
Sinar laser membantu kita sampai ke tujuan
Kej 9 : 11-13 Tuhan janji ga ada air bah lagi
Kej 11 : 1-7 manusia ga percaya Tuhan, bikin menara tinggi2 biar ga kena air bah. Maka dihancurkan.
Pemimpin herding tigers kudu bisa memimpin dengan kreatif.
Yudas kreatif politik
Nuh manusia pertama yg kreatif. Buat kapal induk.
Orang2 bangun menara babel
Orang kreatif butuh 2 :
Tantangan
stabilitas (kepastian)
Papan nilai untuk mengukur brapa skor kita (bulan ini lebih maju atau makin mundur)
Dasboard
Manusia ada 3 :
Builder - pencetus hal2 baru
Fixer - analitis, detail apa
Optimizer - tetap memotivasi, semangat tinggi
Different maker :
Sikap anda adalah aset anda.
0 notes
Text
Everything Needs a proof!
“Memberi Bukti Bukan Janji”
Baik, jangan gagal fokus dulu yah! Saya bukan Tim sukses kampanye parpol manapun ataupun sedang terlibat mendulang suara untuk masing-masing paslonnya. Apalagi jika sampai tulisan ini pun dituduh hingga dibawa ke meja hijau sebagai tulisan yang membuat gaduh, makar, memecah bela NKRI, hoax dsb. Kita semua mahfum, sudah menjadi rahasia umum jika isu-isu seperti itu beberapa hari belakangan ini memang kerap kali melanda individu Islam pribumi yang berseberangan dengan otoritas pemerintah. Tapi, tenang pak berseragam coklat! Saya hanya rakyat jelata jie kasian, yang tulisannya pun masih ece-ece.
Riuhnya pesta pilkada yang hampir serempak dilakukan di seluruh pelosok negeri ini, sontak membuat saya sebagai rakyat menyadari bahwa hari ini sudah sangat jelas jika pemimpin yang diimpikan adalah mereka yang memberi Bukti bukan Janji. Bukan mereka yang hanya modal pencitraan lalu tebar pesona dalam aksi blusukan ataupun mereka yang hanya mampu berkoar-koar ngak jelas selama kampanye, tapi seorang pemimpin yang hadir sebagai role model akhlak yang terbaik serta tak sekedar mengiming-imingkan janji yang nyatanya hanya palsu belaka namun justru pemimpin yang terdepan memberikan bukti yang diwujudkan dalam kerja-kerja yang nyata.
Rasa-rasanya bukti dan perjuangan ini tidak hanya berkutat pada jargon masing-masing paslon yang terpampamg di iklan baliho mereka. Ternyata bukti dan perjuangan ini mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan. Bukti adalah langka nyata dari perjuangan yang kita lakukan. Bukankah setelah mengucapkan Asyhadu Allah ilaha illallah Wa Ashadu anna Muhammadarrasulullah, ada konsekuensi yang serta merta mengikutinya? Tentang seberapa jauh perjuangan yang kita lakukan untuk tunduk dan patuh dalam mengerjakan hal-hal yang diperintahkannnya dan menjahui segala hal-hal yang dilarangnya? Bukankah itu sebuah bentuk bukti yang nyata dalam konsep keyakinan ini. Ada dua kata kerja mendasar yakni berjuang mengerjakan dan berjuang menjauhi. Hey kawan, bukankah cinta juga butuh perjuangan! Cinta bahkan butuh bukti bukan?
Masih ingat film The Da Vinci Code? Film kontroversial yang mengandeng Tom Hank’s sebagai pameran utamanya ini booming di tahun 2006 dan sukses menggemparkan seisi istana kerajaan Vatikan saat versi tulisannya beberapa kali sold out di toko buku bahkan hampir di seluruh dunia sehingga harus beberapa kali dicetak ulang. Dalam karyanya yang hebat itu, Brown bahkan mampu mengurai misteri dibalik lukisan-lukisan Leonardo da vinci yang melegenda dengan sangat apik. Sang maestro yang selalu menyimpan segudang tandatanya dalam karya fenomenalnya, seperti lukisan Monalisa yang diduga sebagai lukisan dari Maria Magdalena, istri Yesus. Hey tunggu! Apakah Yesus memiliki istri? Yap, seperti itulah Brown mengemas tulisannya dengan menyuguhkan rahasia-rahasia yang mengguncang rasa penasaran. Juga karya masterpiece Da Vinci the Last Supper, Brown mampu menguak cerita dibalik lukisan Yesus bersama 13 orang muridnya itu dengan sangat mengangumkan. Bagaimana mungkin sebuah buku yang berasal dari novel fiksi karangan Dan Brown ini mampu menyengat barisan pembesar gereja, hingga para pastor dan pendeta gereja pun ikut andil menanggapinya secara serius? Bahkan teolog mereka menerbitkan kurang lebih 10 buku tandingan bertubi-tubi hanya untuk melawan isi dari buku yang sangat kontroversial itu. Salah satunya, buku yang berjudul Fact and Fiction in the Da Vinci Code karangan Steven Kellemeier. Mengapa? Tidak lain disebabkan karena isi dari buku itu menguak berbagai fakta-fakta sejarah baru seputar kepercayaan ummat kristiani yang diimani selama kurang lebih 2000 tahun. Walaupun hanya sebatas cerita fiksi namun hebatnya Brown menggarapnya melalui berbagai riset dan analisis data yang akurat.
Baiklah, please don’t get me wrong! Saya tidak sedang membuat ringkasan sinopsis mengenai buku Brown ini, hanya saja ada benang merah yang ingin saya gali disini mengenai sejauh mana sebuah “bukti dan perjuangan” mampu mempengaruhi semuanya. Coba perhatikan kata-kata dibawah ini!
“Semua deskripsi tentang karya seni, arsitektur, dokumen, dan ritual rahasia yang dipaparkan dalam novel ini adalah akurat,” tulis Brown dalam pembukaan novelnya, The da Vinci Code.
Sebuah kalimat yang menurut saya tidak biasa dan bahkan hampir jarang kita temui dan menghiasi lembaran awal pembukaan sebuah novel yang notabene adalah cerita fiksi atau rekaan belaka. Idealnya sebuah novel berisi imaginasi bebas dan berkembang di dunia khayalan kecuali jika memang novel tersebut based on the true story. Tapi novel international best seller seperti karangan Dan Brown ini Beda. Sewaktu membacanya, langsung kepincut. Wah bacaan ini sungguh qualified! Pembaca langsung disodorkan bukti. Dibuat seyakin-yakinnya apa yang ada di dalam buku tersebut. Sehingga pembaca pun menjadi penasaran akan isi dari lembaran demi lembaran selanjutnya.
Everything needs a proof!
Berbicara keyakinan maka tak ada yang mampu menandingi bagaimana Alquran memberikan bukti kepada siapa saja yang membacanya. Di awal Surah Al-Baqarah saja, ayat setelah huruf fawatihussuar alif, lam, dan mim, kita langsung dipertertemukan dengan kado ber-guaranty dari Allah melalui firmanNya:
“Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa. “
Kita langsung diberikan garansi, bukti bahwa kalam Allah yang menjadi rujukan bagi kaum muslimin sejagad raya ini adalah sesuatu yang haq, bukan main-main dan datangnya dari Allah. Lihatlah betapa hebatnya sebuah bukti dan perjuangan. Bahkan di ayat-ayat lain, Allah menegaskan seberapa berharganya bukti yang dibingkai dalam ruh perjuangan.
“Apakah manusia itu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang- orang yang sabar.”
Lagi-lagi sesuatu itu butuh bukti dan perjuangan. Lalu, bagaimana dengan menulis?
***
Yap! Everything needs a proof and it doesn’t work well without struggle and effort. Segalanya butuh bukti, perjuangan dan usaha! Bahkan sampai pada hal menulis sekalipun. Konsep tentang bukti dan perjuangan ini juga tetap berlaku. Bagi saya, bahkan tulisan sederhana yang sedang dibuat dengan susah payah ini adalah bukti hasil awal dari sebuah perjuangan untuk menulis.
Tentang bukti dan perjuangan. Pemahaman baru ini muncul hanya dalam semalam ketika saya ikut nimbrung dan berdiskusi bersama bang Yankoer, sapaan kak Yanuardi syukur yang menurut saya sangat menginsiprasi di kelas menulis online FLP. Ahh, malam tadi lengkap sudah membuat saya menemukan jalan yang selama ini tak tentu arah dan tak tahu jalan pulang. “Jazakallah kak udah dibantu menemukan jalan pulang,” hehehe. Di awal diskusi saya sudah merasakan hawa semangat yang luar biasa, sepertinya saya mulai menemukan kembali passion saya dalam menulis.
“Semua bisa jika ada semangat, semua bisa jika ada usaha dan pantang menyerah”
Sungguh, kata-kata itu terus terngiang dalam benak saya selepas kelas menulis malam tadi. Saya seolah korban yang baru saja dihipnotis, motivasi untuk menulis meningkat beberapa kali lipat dari biasanya. “Semangat menulis, semangat berbagi, dan semangat untuk terus belajar,” kata-kata bang Yankoer sempurna mengembalikan dan sekali lagi menambah semangat saya untuk menulis.
Kak Yanuardi syukur yang merupakan salah satu kandidat doktor di bidang Antropologi Universitas Indonesia ini memberikan wejangan yang sukses membakar semangat saya. Kata beliau,
“Menulis itu serupa perjuangan, saya dulu mati-matian belajar, ikut seminar sana-seminar sini, bertemu tokoh dan berfoto dengan mereka. Saya akhirnya ketemu banyak tokoh dan saya ambil pelajaran apa yang terbaik dari mereka.”
Ada yang menarik dari jawaban kak Yankoer, katanya kalau mau istiqomah dalam menulis harus dengan menjaga semangat menulis itu sendiri. Beliau menambahkan, bisa dengan menjadikan tulisan sebagai sarana dalam berdakwah. Sebagai contoh, karya Buya Hamka yang hampir lebih dari 100 karyanya masih dibaca sampai sekarang karena ia menjaga spirit menulisnya sebagai ladang pahala dalam berdakwa. Saya sangat sepakat dengan ini. Sebagian penulis mula ada yang hanya mengejar ketenaran dalam menulis padahal ada esensi kemuliaan yang didapatkan jika kita menulis karena ingin mendapatkan keridhoan Allah. Hal ini sejalan dengan taujihad yang diberikan oleh ummi kepada kami beberapa pekan lalu di sebuah forum muslimah, bahwa sekaranglah saatnya para agent of change, untuk mulai berdakwah melalui tulisan. Mulailah gencarkan dakwah melalui pena-pena kita. Sangat banyak yang mampu berdiri di depan mimbar untuk berkhotbah namun sayang sekali diantara mereka hanya sebagian yang bisa menuangkannya dalam tulisan. Para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin serta ulama-ulama kita telah memberikan teladan pentingnya seorang tolibul ilmi dalam memperkaya wawasannya melalui buku dan pena. Kita bisa menyaksikan, karya- karya fenomenal seperti Riyadussolihin, min hajul qosidin, dan kitab fenomenal lainnya. Itu karena perjuangan para ulama dalam menulis. MasyaAllah, bahkan sangat familiar sebuah perkataan dari amirul mukminin yang kedua, Sahabat Umar bin Khattab Radiyallahu anhu, yang berbunyi, “kalau kau bukan anak raja, maka menulislah!” Lihatlah betapa pentingnya menulis jika dipersembahkan di jalan dakwah. Pahalanya akan terus mengalir setiap kali orang membacanya.
Di pertengahan diskusi, seorang teman FLP lain bertanya.
“Kak, kenapa menulis itu sulit diaplikasikan?”
“Itu karena kurang semangat. Semangat masih pas-pasan. Belum menjadikan penulis sebagai perjuangan. Jika dianggap perjuangan maka kita akan berjuang mati-matian untuk bisa.”
Teman yang lain berkomentar, lalu bagaimana kalau sudah ada outline lalu buyar?
Kak Yankoer mengatakan itu berarti ada yang salah dengan motivasi menulisnya. Beliau memberikan perumpamaan. Misalnya kita dari palopo mau ke Makassar, pasti kita sudah pertimbangkan akan naik pipos atau avanza. Jika tujuan kita sudah jelas, maka akan jelas juga dalam melangkah. Makanya harus diperjelas dulu mau nulis apa, tentang apa, ada bahan apa, dst
Dari kedua tanggapan itu saya bisa menarik kesimpulan bahwa memang benar semangat serta target sangat mempengaruhi seseorang untuk menulis. Jadi seperti saya ini, yang baru kemarin sore belajar nulis memang harus terus dipacu semangatnya, digali motivasinya dan tentunya harus jelas target dan tujuannya sehingga dalam mengambil langkah pun juga jelas.
Dari diskusi itu pula, saya mulai mengenal sosok kak Yanuardi. Ternyata beliau ini berasal dari Halmahera dan merupakan alumni dari Universitas Hasanuddin. Yah walaupun katanya berasal dari orang biasa, namun semangatnya selalu luar biasa, tidak heran jika hari ini beliau memetik hasil kerja kerasnya, menjadi salah satu penulis yang sangat diperhitungkan. Walaupun seabrek prestasi dan penghargaaan yang didapatkannya, kata-katanya selalu merendah, terbukti dengan kata “jie” dan “kasian” yang membumbuhi kolom komentar dari foto-foto inspirasi yang diuploadnya di kelas menulis. Sangat jarang menemukan orang sukses yang masih low profile seperti kak Yankoer ini.
Kalau melihat perjalanan kak yanuardi di dunia kepenulisan, ternyata memang sudah sejak lama kakak yang menjabat sebagai ketua FLP Sulsel yang kedua ini, bergelut dalam dunia kepenulisan. Beliau menceritakan pengalamannya menulisnya, mulai dari ketertarikan dirinya menulis di mading Antropologi kampus, kegemarannya menulis buku harian selama menjadi mahasiswa bahkan beliau masih menyimpan kedelapan buku harian itu. Tidak sampai disitu beliau mulai menulis di selembar kertas HVS lalu mengirimkannya ke Fajar dan Tribun. Ada kalanya tulisannya dimuat dan tak banyak juga yang ditolak atau tidak ada kabar, namun hal itu justru semakin membakar semangatnya untuk terus menulis. Sampai akhirnya beliau bertemu dan bergabung dengan FLP Makassar, yang kemudian belakangan berganti nama menjadi FLP Sul-sel. Dari situ beliau menggali lebih banyak ilmu dari senior-seniornya. Sebuah semangat yang pantang menyerah. Beliau terus belajar, terus menulis terus berjuang hingga mampu menjadi penulis hebat yang produktif seperti sekarang ini mampu menuliskan hingga 50 judul buku. Tidak hanya itu dari beberapa picture yang di bagikan di kelas menulis tadi malam, kak Yanuardi Syukur yang lebih sering disapa bang Yankoer oleh teman-teman FLP ini, telah diundang di berbagai forum nasional dan internasional untuk menjadi pembicara dalam bidang kepenulisan, diantaranya undangan kementrian luar negeri Amerika di Bangkok, Thailand, menerima pena award di Bali, perjalanannya ke Sydney, Australia yang semuanya itu karna menulis jie. MasyaAllah, Mattappamaki? sekali lagi menulis jie, kawan!
Selain itu, di kelas menulis tadi malam, kak Yankoer memberikan tips untuk tetap produktif menulis walaupun di tengah kesibukan. Yang pertama adalah mengatur waktu. Usahakan setiap hari ada target yang jelas, mau nulis apa, berapa halaman, rujukannya apa dan seterusnya. Kedua, jangan malas, ketiga jangan tidak pede. Pede aja lagi. Keempat, beranikan publikasi.
Kak Yankoer sudah membuktikan perjuangannya pada kita. Lalu, kita kapan? Sudahlah! Sekarang sudah ngak jaman untuk menunda-nunda. Bagaimana caranya menghilangkan kebiasaan menunda-nunda? Kata kak Yankoer adalah dengan membiasakan tidak menunda-nunda. Beliau menambahkan, kalau menulis itu jangan ditunda-tunda. Niatkan lalu selesaikan, seperti James Bond, di kasi misi lalu ia tuntaskan. Keren kan!
Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari kelas menulis online FLP ini. Terutama bagaimana memaknai perjalanan menulis ini sebagai sebuah bentuk perjuangan yang tidak main-main. Menulis adalah perjuangan, menulis adalah pengorbanan, menulis adalah hal-hal apa saja yang kita ingin capai. Terkadang kamu harus jatuh, dan gagal berkali-kali, terkadang kamu harus mengorbankan keringat serta air mata, tak apa. Kita jatuh, kita gagal namun kita akan terus bangkit. Mundur boleh namun jangan pernah berhenti apalagi menyerah. Jalan di depan masih panjang, kesempatan masih terbuka lebar. Kita masih punya banyak waktu untuk terus memperbaiki tulisan kita. Teruslah menulis, karena kunci menjadi seorang penulis hanya ada tiga, yaitu menulis, menulis dan menulis.
“Semua bisa jika ada semangat, semua bisa jika ada usaha dan pantang menyerah”
Kata-kata inilah yang membuat saya langsung menyalakan laptop, selepas kelas menulis online selesai malam tadi sekitar pukul 23.45. Yang ada dipikiran saya malam itu adalah menulis dan tulislah! Walaupun rasa kantuk menyerang, batin saya terus saja menyemangati. Ayo Anti! Sekaranglah saatnya mengamalkan ilmu, juga tentang perjuangan menulis tanpa menunda-nunda. Beberapa menit saya gamang antara mematikan laptop dan mulai merebahkan tubuh ke kasur, saking ngantuknya seharian menjalani tes interview di kampus, pagi hingga sore. Saya teringat kata-kata kak Yankoer, Niatkan dan selesaikan. Tuntaskan misinya sekarang juga! Teriakku dalam batin. Saya akhirnya memutuskan ke kamar kecil untuk mengambil air wudhu agar kondisi sedikit lebih fresh. Saya pun menyeduh satu shaset ABC Mocca, untuk menemani saya menuntaskan resume essay ini. Sudah berlangsung 10 menit dan saya hanya menatap nanar layar di depan laptop, masih putih bersih. Saya bahkan tak tahu harus menulis apa, betul-betul tak ada ide. Satu, dua, tiga menit pun berlalu dan tulisan dilayar masih saja begitu tak ada perubahan. segera saya berpikir keras bagaimana cara menaklukan tantangan yang diberikan oleh kak Fahkrul dalam membuat resume sekreatif mungkin dalam bentuk essay? Seperti apa tulisan yang ingin saya buat? Ahh, tulisan ini ngak boleh abal-abalan, gerutuku dalam hati. Saya terus mencari ide, mencari dan terus mencari hingga saya teringat potongan tulisan di awal blog bang Yankoer yang dibagikan secara gratis sebelum kelas dimulai bahwa kunci seorang penulis itu ada tiga, menulis, menulis dan menulis. Hal yang paling sulit dalam menulis sepertinya memang terletak di permulaannya. Saya hampir kehilangan semangat memikirkan tulisan apa yang harus dituliskan, namun saya tersadar bahwa disinilah letak challenge (tantangan)atau perjuangan seorang penulis. Dengan alis yang semakin berkerut dengan sesekali meneguk kopi ABC mocca, saya memulai tulisan ini dengan mengeksekusi poin penting dalam kelas menulis. Dan saya temukan permasalahan menulis terletak dari sejauh mana dia berjuang untuk tulisannya. Sejauh mana ia membuktikannya dalam tulisan. Karena kebanyakan ide-ide itu sebenarnya menggantung semua di kepala namun, butuh perjuangan yang extra mentransformasikannya dalam tulisan. Dan itulah yang akhirnya yang menjadi ide saya dalam menulis. Saya terus menulis hingga adzan Shubuh pun berkumandang. Ada kepuasaan tersendiri mampu menyelesaikan tulisan ini. Walaupun tulisannya masih bauh kencur, yang jelasnya saya sudah mengerahkan apa yang bisa saya perjuangkan untuk tulisan ini. Bagi saya tulisan ini adalah kado terindah buat diri sendiri. Terkesan heroik, namun itulah yang terjadi. Saya bahkan terharu semacam tidak percaya bisa menyelesaikan tulisan ini hingga di lembaran terakhir.
Luapan kebahagiaan saya dengan kelas menulis online FLP kali ini sudah tak tergambarkan. Hampir miriplah bagaimana suasana dalam novel ayat-ayat cinta 2 yang merupakan masterpiecenya kang Abik ini, dimana perasaan Hoca fahri ketika mendapati istrinya Aisyah ternyata adalah perempuan yang bernama Sabina. Istri yang sangat dia cintai yang sangat dia rindui selama bertahun-tahun akhirnya disatukan kembali. Atau kisah seorang musafir yang melakukan perjalanan di tengah gurun pasir yang tandus dimana makanan dan minuman dan segala perbekalannya ada di atas punggung ontanya. Kemudian seketika ontanya menghilang entah kemana. Perasaan saya jauh lebih bahagai dari musafir ini ketika menemukan kembali ontanya. Sekali lagi syukran wa jazakumullahu khairan Kepada kak Yankoer, kak Fahrul dan teman-teman FLP yang telah berbagi ilmu, semangat serta motivasi untuk terus berkarya dengan tulisan. Di akhir diskusi, saya semakin bersemangat, karena kak Yankoer bersedia memberikan masukan serta kritikan untuk draft tulisan yang akan saya buat nantinya InsyaAllah. Doakan yah kak! semoga saya bisa segera melahirkan bukunya. Sejak malam itu saya seperti kepingin terbang saja untuk menyelesaikan tulisan itu secepatnya. Seperti ada suntikan semangat berpulu-puluh volt seketika memenuhi arteriku, kata-kata kak Yankoer yang ringan namun sederhana itu memiliki power yang luar biasa serta sarat akan makna. Ahh.. kata-kata kak Yankoer sempurna membuat saya jatuh cinta akan semangatnya dan perjuangannya dalam menulis. Saya memiliki impian, semoga suatu saat nanti bisa sepanggung dengan kak Yankoer untuk membedah buku. Amien Insya Allah. Nothing Imposibble! Dan Brown dengan buku fenomenalnya The davinci code, Yanuardi Syukur dengan produkivitasnya menulis puluhan buku, dan saya Hardianti lestari Hamsah dengan tulisan best seller nantinya. Apapun bisa terjadi jika kita telah berjuang, dan memberikan pengorbanan terbaik yang kita miliki dan satu yang tak boleh kita lupakan yaitu doa karena di dunia ini tak akan ada yang mampu mengubah keputusan langit.
Everything needs a proof.
Dan buku ini adalah bukti perjuangan menulis saya.
Terimah kasih sudah membaca.
18.29
Diselesaikan setelah lantunan adzan magrib berkumandang, dengan riak-riak kecil di pelupuk mata. Alhamdulillah
21 Februari 2017
Hardianti Lestari Hamsah.
5 notes
·
View notes