Tumgik
#Candi Majapahit
majianguo · 1 year
Text
Tumblr media
Candi Dermo - a small Hindu temple near Surabaya built during the Majapahit era. A group of kids were really excited to see me and my wife, I guess not that many people visit this temple.
0 notes
pardomuansitanggang · 3 months
Text
SEJARAH PERADABAN MANUSIA DI WILAYAH ASIA TENGGARA, PARDOMUANSITANGGANG.COM – Sejarah peradaban manusia di wilayah Asia Tenggara sangat kaya dan kompleks, melibatkan berbagai budaya, kerajaan, dan pengaruh luar. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah peradaban di Asia Tenggara: Zaman Prasejarah Zaman Batu: Bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia telah mendiami Asia Tenggara sejak Zaman Batu. Peninggalan seperti alat batu dan lukisan gua ditemukan di berbagai tempat, seperti di Gua Niah (Malaysia) dan Gua Leang-Leang (Indonesia). Zaman Neolitik: Masyarakat mulai bertani, beternak, dan membuat tembikar. Contohnya adalah budaya Hoabinhian di Vietnam dan Thailand. Peradaban Awal Dong Son (Vietnam): Salah satu peradaban awal yang terkenal adalah peradaban Dong Son (sekitar 1000 SM – 1 M). Mereka dikenal dengan kemampuan mereka dalam metalurgi perunggu dan menghasilkan drum perunggu yang indah. Kerajaan Funan (Kamboja): Kerajaan Funan (abad 1-6 M) adalah salah satu kerajaan maritim pertama di Asia Tenggara. Funan dikenal sebagai pusat perdagangan yang penting dan memiliki hubungan dengan India dan Cina. Pengaruh India dan Cina Pengaruh India: Mulai sekitar abad ke-1 M, pengaruh India menyebar luas di Asia Tenggara, membawa agama Hindu dan Buddha, serta budaya India. Ini menghasilkan perkembangan kerajaan-kerajaan seperti: Kerajaan Sriwijaya (Sumatra, Indonesia): Kerajaan maritim yang kuat dari abad ke-7 hingga ke-13 M, dikenal sebagai pusat pembelajaran Buddha dan perdagangan maritim. Kerajaan Majapahit (Jawa, Indonesia): Kerajaan besar yang menguasai sebagian besar Asia Tenggara dari abad ke-13 hingga ke-16 M, terkenal dengan pengaruh budaya Hindu dan Buddha. Kerajaan Khmer (Kamboja): Dikenal dengan candi Angkor Wat, kerajaan ini mencapai puncaknya pada abad ke-9 hingga ke-15 M. Pengaruh Cina: Hubungan dagang dan diplomatik dengan Cina juga mempengaruhi perkembangan budaya dan politik di Asia Tenggara, terutama melalui Jalur Sutra Maritim. Perkembangan Islam Penyebaran Islam: Mulai dari abad ke-13, Islam mulai menyebar ke Asia Tenggara melalui pedagang dan misionaris dari India, Timur Tengah, dan Cina. Ini membawa perubahan besar dalam budaya dan agama di wilayah ini. Kesultanan Malaka (Malaysia): Didirikan pada abad ke-15, Malaka menjadi pusat perdagangan penting dan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Kesultanan Aceh (Indonesia): Sebuah pusat kekuatan Islam di Sumatra yang berkembang pesat pada abad ke-16 dan ke-17. Kolonialisme Eropa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Prancis: Mulai dari abad ke-16, bangsa Eropa mulai menjajah Asia Tenggara. Mereka mencari rempah-rempah dan mendirikan koloni serta pusat perdagangan. Ini membawa perubahan besar dalam struktur politik, ekonomi, dan sosial. Portugis: Menguasai Malaka pada tahun 1511. Spanyol: Menguasai Filipina dari abad ke-16 hingga ke-19. Belanda: Menguasai Indonesia (Hindia Belanda) dari abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20. Inggris: Menguasai Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Prancis: Menguasai Vietnam, Laos, dan Kamboja (Indocina Prancis). Kemerdekaan dan Modernisasi Perjuangan Kemerdekaan: Setelah Perang Dunia II, negara-negara di Asia Tenggara mulai memperjuangkan kemerdekaan mereka dari kekuasaan kolonial. Indonesia merdeka pada tahun 1945, diikuti oleh Filipina (1946), Myanmar (1948), Malaysia (1957), dan negara lainnya pada dekade berikutnya. Pembentukan Negara Modern: Negara-negara Asia Tenggara mulai membangun identitas nasional dan membangun ekonomi mereka. Mereka juga bekerja sama melalui organisasi regional seperti ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang didirikan pada tahun 1967. Kesimpulan Sejarah peradaban di Asia Tenggara sangat beragam dan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Mulai dari peradaban awal hingga pengaruh India dan Cina, penyebaran Islam, kolonialisme Eropa, dan akhirnya kemerdekaan, wilayah ini telah melalui berbagai tahap perkembangan yang membentuk identitasnya saat ini. Keragaman budaya, agama, dan sejarah di Asia Tenggara membuat wilayah ini unik dan kaya akan warisan budaya.
0 notes
totoxlofficial8888 · 3 months
Text
TOTOXL | Legenda-legeda terkemuka dari Indonesia
TOTOXL Indonesia, dengan ribuan pulau dan beragam budaya, memiliki warisan cerita rakyat yang sangat kaya. Legenda-legenda ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral, sejarah, dan kebijaksanaan lokal. Berikut adalah beberapa legenda paling terkenal dari berbagai daerah di Indonesia.
Tumblr media
1. Legenda Danau Toba
Danau Toba di Sumatra Utara adalah danau vulkanik terbesar di dunia dan memiliki legenda yang menarik tentang asal-usulnya. Konon, ada seorang pemuda miskin bernama Toba yang menemukan seekor ikan mas besar di sungai. Ketika ikan itu dibawa pulang, ikan tersebut berubah menjadi seorang perempuan cantik yang kemudian menjadi istrinya. Sang istri memiliki satu syarat: Toba tidak boleh mengungkapkan asal-usulnya sebagai ikan. Mereka hidup bahagia dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Samosir. Suatu hari, dalam kemarahan, Toba melanggar janjinya dan mengungkapkan rahasia itu. Sang istri kembali menjadi ikan dan kembali ke sungai, sementara hujan deras turun, membentuk Danau Toba dan pulau di tengahnya, Pulau Samosir.
2. Legenda Malin Kundang
Legenda Malin Kundang berasal dari Sumatra Barat dan mengisahkan seorang anak durhaka. Malin Kundang adalah seorang anak yang pergi merantau dan menjadi kaya raya. Ketika kembali ke kampung halamannya, ia malu mengakui ibunya yang miskin. Ibunya yang kecewa kemudian mengutuknya menjadi batu. Sampai hari ini, di Pantai Air Manis, Padang, terdapat batu yang dipercaya sebagai Malin Kundang yang berubah menjadi batu akibat kutukan ibunya.
3. Legenda Roro Jonggrang
Legenda ini berasal dari Jawa Tengah dan menceritakan tentang seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso ingin menikahinya, tetapi Roro Jonggrang menolak. Untuk menghindari pernikahan tersebut, Roro Jonggrang memberikan syarat yang mustahil: Bandung Bondowoso harus membangun seribu candi dalam semalam. Dengan bantuan makhluk halus, Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan tugasnya, tetapi Roro Jonggrang meminta para wanita desa untuk memukul lesung sehingga ayam berkokok lebih awal. Akibatnya, Bandung Bondowoso hanya menyelesaikan 999 candi. Dalam kemarahan, ia mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi yang keseribu. Kompleks candi tersebut sekarang dikenal sebagai Candi Prambanan.
Tumblr media
4. Legenda Nyi Roro Kidul
Nyi Roro Kidul adalah Ratu Pantai Selatan yang legendaris dan sangat dihormati di Jawa dan Bali. Menurut legenda, Nyi Roro Kidul adalah seorang putri yang menjadi ratu laut selatan setelah menderita nasib tragis. Dia sering digambarkan sebagai seorang wanita cantik berpakaian hijau, dan dipercaya memiliki kekuatan supranatural yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Banyak orang Jawa percaya bahwa ia dapat memberikan berkah atau bencana, dan hingga kini, banyak ritual yang dilakukan untuk menghormati Nyi Roro Kidul, terutama di daerah pesisir selatan Jawa.
5. Legenda Timun Mas
Legenda ini menceritakan tentang seorang janda tua yang hidup sendiri di sebuah desa. Karena kesepian, ia memohon kepada Dewa untuk diberikan seorang anak. Dewa memberinya sebuah biji mentimun yang kemudian ditanam, dan dari situ lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama Timun Mas. Namun, Timun Mas harus diserahkan kepada raksasa yang telah memberi biji mentimun itu saat ia beranjak dewasa. Ketika saatnya tiba, Timun Mas menolak dan melarikan diri. Dengan bantuan benda-benda ajaib dari Dewa, seperti biji mentimun, jarum, dan terasi, ia berhasil mengalahkan raksasa dan hidup bahagia bersama ibunya.
6. Legenda Asal-Usul Pulau Bali
Legenda ini berkisah tentang seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit bernama Sri Jaya Pangus. Ia menikahi seorang putri dari Tiongkok bernama Kang Cing Wie. Namun, pernikahan mereka tidak memiliki keturunan. Pangeran Jaya Pangus kemudian menikahi seorang dewi bernama Dewi Danu dari Gunung Batur. Mengetahui hal ini, Kang Cing Wie merasa kecewa dan mencari suaminya. Saat menemukan suaminya dengan Dewi Danu, terjadi pertengkaran yang menyebabkan kematian Jaya Pangus dan Kang Cing Wie. Dewi Danu kemudian mengubah mereka menjadi pura, yang sekarang dikenal sebagai Pura Ulun Danu Batur.
7. Legenda Sangkuriang
Legenda Sangkuriang berasal dari Jawa Barat dan merupakan salah satu cerita yang paling dikenal. Kisah ini bermula dengan Dayang Sumbi, seorang dewi yang turun ke bumi dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Karena sebuah insiden, Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang hingga terluka. Sangkuriang pun diusir dari rumah. Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang kembali dan tanpa menyadari bahwa Dayang Sumbi adalah ibunya, ia jatuh cinta padanya. Dayang Sumbi, yang menyadari identitas Sangkuriang, memberikan syarat yang mustahil untuk menghentikan pernikahan mereka: Sangkuriang harus membendung sungai dan membangun perahu besar dalam satu malam. Ketika hampir selesai, Dayang Sumbi memanggil ayam untuk berkokok lebih awal. Sangkuriang yang marah menendang perahu yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Tumblr media
8. Legenda Keong Mas
Legenda Keong Mas adalah cerita rakyat dari Jawa Timur yang menceritakan tentang seorang putri cantik bernama Candra Kirana yang disihir menjadi seekor keong emas oleh seorang penyihir jahat. Suatu hari, seorang nenek tua menemukan keong emas di sungai dan membawanya pulang. Keong tersebut berubah menjadi Candra Kirana setiap malam dan membantu nenek tua itu dengan melakukan pekerjaan rumah. Suatu hari, Pangeran Raden Inu Kertapati yang mencari Candra Kirana menemukan keong emas dan menyadari bahwa itu adalah tunangannya. Dengan bantuan dari Dewa, kutukan penyihir pun terangkat dan Candra Kirana kembali ke bentuk aslinya. Mereka akhirnya hidup bahagia bersama.
9. Legenda Batu Menangis
Legenda Batu Menangis berasal dari Kalimantan Barat. Kisah ini mengisahkan tentang seorang anak perempuan yang sangat cantik tetapi sombong dan tidak menghormati ibunya yang miskin. Suatu hari, mereka pergi ke pasar, dan gadis itu merasa malu dengan penampilan ibunya. Ketika ditanya oleh orang-orang di pasar, gadis itu mengaku bahwa ibunya adalah seorang pelayan. Ibunya yang terluka hati akhirnya berdoa agar anaknya mendapat hukuman setimpal. Gadis itu kemudian berubah menjadi batu dan menangis tak henti-hentinya. Batu tersebut hingga kini dikenal sebagai Batu Menangis dan menjadi simbol pengingat akan pentingnya menghormati orang tua.
10. Legenda Jaka Tarub dan Nawang Wulan
Legenda ini berasal dari Jawa Tengah dan menceritakan tentang Jaka Tarub, seorang pemuda yang menemukan bidadari bernama Nawang Wulan sedang mandi di sebuah danau. Jaka Tarub mencuri selendang Nawang Wulan sehingga ia tidak bisa kembali ke kahyangan. Akhirnya, Nawang Wulan menikah dengan Jaka Tarub dan memiliki seorang anak. Namun, karena selendangnya yang hilang, Nawang Wulan kehilangan kekuatannya dan harus bekerja keras seperti manusia biasa. Suatu hari, ia menemukan selendangnya yang disembunyikan Jaka Tarub. Setelah itu, ia terbang kembali ke kahyangan, meninggalkan Jaka Tarub dan anak mereka.
11. Legenda Asal Usul Gunung Krakatau
Legenda ini berasal dari Lampung dan menceritakan tentang seorang raksasa bernama Krakatau yang tinggal di antara pulau Jawa dan Sumatra. Ia memiliki seorang anak yang sangat ia sayangi. Suatu hari, anaknya dibunuh oleh manusia, dan dalam kemarahannya, Krakatau berubah menjadi gunung berapi yang meletus dengan dahsyat, memisahkan pulau Jawa dan Sumatra. Letusan ini menciptakan Selat Sunda dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Gunung Krakatau masih ada hingga hari ini dan dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di dunia.
Tumblr media
12. Legenda Putri Tangguk
Legenda Putri Tangguk berasal dari Jambi dan mengisahkan tentang seorang petani bernama Putri Tangguk yang hidup di sebuah desa. Meskipun hidup sederhana, Putri Tangguk merasa cukup dan tidak serakah. Suatu hari, ia bermimpi bahwa sawahnya akan berbuah padi yang melimpah. Namun, Putri Tangguk mengabaikan peringatan dari mimpinya untuk tidak serakah. Ketika panen tiba, ia menjadi tamak dan menimbun padi tanpa membagikannya kepada orang lain. Akibatnya, sawahnya mengering dan Putri Tangguk kehilangan semua hasil panennya. Cerita ini mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan tidak serakah.
0 notes
arkaisxyz · 3 months
Text
Tumblr media
INFO TERSIRAT PADA TOPONIMI DESA KELAHIRAN "PLANDAAN" : Relief Landak pada Medalion Candi Induk Penataran
Oleh : M. Dwi Cahyono
Nama desa padamana saya dilahirkan, adalah desa "Plandaan" di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Nama yang sama juga kedapatan sebagai nama desa dan kecamatan di Kabupaten Jombang. Toponimi "Plandaan" adalah kata jadian, dengan kata dasar "landak" yang mendapat awalan "pa" dan akhiran "an" (pa-landak-an)". Berkenaan itu, kata "landak" menunjuk kepada : hewan pengerat (Rodentia) yang memiliki rambut tebal dan berben- tuk duri tajam. Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika. Cenderung menyebar di kawasan tropika. Landak merupakan hewan pengerat terbe- sar ketiga dari segi ukuran tubuh setelah kapibara dan biwara. Anatomi hewan ini agak "membulat" serta tidak terlalu lincah bila dibandingkan dengan tikus.
Dinamai dengan "Plandaan" sangat mungkin dahulu pada kedua desa itu cukup banyak terdapat landak. Binatang ini membuat rumah dalam bentuk lubang di tepi sungai (tanah dekat sungai). Habitat demiki- an kedapatan di Desa Plandaan Tulungagung, yang pada sisi barat dan sisi utara desanya mengalir Kali Ngowo. Lantaran landak konon cukup banyak terda- dat di Desa Plandaan, maka sesuai dengan ekologi setempat desa ini diberi nama dengan mengguna- kan unsur sebutan "landak". Kini landak nyaris tidak terdapat di desa tempat kelahiran saya itu. Namun memori akan keberadaannya disini pada masa lalu masih tersimpan pada toponiminya "Plandaan".
Gambaran visual mengenai binatang landak dida- Pati jejaknya pada relief terpahat pada candi induk Penataran teras I (satu), tepatnya pada relief "medalion" yang berbingkai bundar. Dalam bingkai bundar itu terdapat pahatan berupa ragam binatang. Sebuah diantaranya adalah binatang landak. Indikator kuat yang berupa duri-duri besar, kuat serta tajam jelas tergambar pada pahatan ini. Dengan adanya relief landak terpahat di Candi Penataran yang dibangun pada era keemasan Majapahit (medio abad XIV M), terang bahwa landak telah terdapat amat lama di Jawa.
Sesuai dengan toponiminya, Desa Plandaan meng- ancangkan landak sebagai "ikon desa". Gambaran landak bakal dihadirkan dalam bentuk relief pada sayap dari gapura padhuraksa yang menjadi kom- ponen sisi belakang dari panggung pertunjukan di areal wisata desa di dalam kompleks Balai Desa Plandaan. Semoga kehadirannya menjadi faktor pengingat warga desa ini bahwa binatang landak konon cukup banyak terdapat disitu. Nuwun.
Griyajar CITRALEKHA, 19 Juni 2024
0 notes
turisiancom · 5 months
Text
TURISIAN.com - Bermimpi merasakan sejuknya pegunungan yang diselimuti hutan asri? Locca Lodge Trawas, di Mojokerto, Jawa Timur bisa jadi pilihan. Dengan konsep glamping yang eksklusif, setiap pengunjung akan disuguhkan pengalaman tak terlupakan di tengah alam yang menakjubkan. Tersembunyi di kaki Gunung Welirang, Locca Lodge menawarkan nuansa alami yang begitu khas. Bangunan-bangunan kayu berbentuk piramid yang tersebar di antara hutan pinus mengundang rasa ingin tahu akan keindahan alam yang terpendam. BACA JUGA: Menikmati Kota Mojokerto dengan Cerita Masa Lalu, Ini Spot Legendarisnya Ingin merasakan kemewahan di tengah alam liar? Pilihlah kamar Keluarga, Kamar Double Bed dengan pemandangan Taman, atau tenda yang tersedia. Fasilitas yang disediakan di setiap kamar tak kalah menarik, dengan jacuzzi untuk tipe Family yang menambah sensasi relaksasi. Air Terjun Dlundung Sementara itu, bagi yang gemar petualangan, tersedia area camping yang bisa kamu dirikan tenda sendiri. Nikmati dekatnya dengan alam dan suasana hutan yang menenangkan. Jangan lupa menjelajahi keindahan sekitar, termasuk Air Terjun Dlundung yang menunggu untuk dijelajahi. BACA JUGA: Starbucks Indonesia Buka Cabang Baru di Mojokerto, Seperti Ini Tempatnya Di samping itu, interaksi dengan hewan-hewan yang ada di Locca Lodge juga akan menambah keseruan pengalamanmu. Bermain dengan Burung Makaw yang ramah atau menunggangi Kuda dengan didampingi pawang kuda akan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Saat malam tiba, buatlah api unggun dan biarkan hangatnya merangkul dinginnya malam di hutan. Suasana yang romantis dan hangat akan semakin terasa bersama orang-orang tersayang. Tak perlu khawatir tentang fasilitas, karena Locca Lodge menyediakan segala yang kamu butuhkan. Dari parkiran hingga restoran, semuanya telah tersedia untuk kenyamananmu. BACA JUGA: Menelusuri Jejak Mataram Kuno Hingga Majapahit di Candi Jedong Mojokerto Tertarik untuk merasakan semua ini? Harga kamar per malam di Locca Lodge bervariasi mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta untuk Family Suite Lodge. Pastikan untuk menghubungi pihak pengelola mengenai harga yang berlaku dan jangan lewatkan kesempatan untuk memanjakan diri dengan pengalaman alam yang tak terlupakan. Locca Lodge buka 24 jam setiap hari, dan restoran Pawon Locca siap melayani dari pukul 10.00 hingga 20.00 WIB. Jadi, tunggu apa lagi? Segera rencanakan liburanmu dan nikmati keindahan alam di Locca Lodge Trawas, Mojokerto, Jawa Timur! ***
0 notes
kabarbanyuwangi · 5 months
Text
Mengungkap Misi Tersembunyi Pendopo Semar Nusantara di Situs Candi Alas Purwo
BANYUWANGI, Jurnalnews.com – Kabupaten Banyuwangi, yang dahulu dikenal sebagai Blambangan, menyimpan banyak kisah sejarah menarik. Salah satunya adalah Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di wilayah Kecamatan Tegaldlimo. Di kawasan hutan alami TNAP, terdapat bangunan yang disakralkan, yaitu Candi Purwo Gumuk Gadung. Konon, tempat ini menjadi lokasi terakhir bertemunya Raja Majapahit Prabu Brawijaya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
156)
🚨Muallimin vs YPIA.
Mungkin kampus pusatnya sepertinya, terletak antara Çarşamba and Balat. YPIA jago desain grafisnya. *Sepertinya besok dakwah Salafy pusatnya di Palembang, hanya terkaan opini
youtube
youtube
Çarşamba and Balat.
Eh, saya itu, kan kemarin ke kampung kelahirannya Letkol Untung.
Nah saya lewat Jl. Daendels yang buatan August. Itu dari semakin mendekati YIA dari Jl. Wates, rasanya makin bersahabat sampai YIA. Terutama sehabis patung Nyi Ageng Serang. Kayak.
Mau cari jawaban tapi bingung. Tapi sungguh-sungguh sekali.
Sama jalannya bagus sekali, tapi hotelnya kok sepi? Jadi saya lihat ada toko Bakpia bukan Batik. Sama hotel Dafam ok lah. Tapi toh saya ga pinter MTK, tapi kayak iki ayo bismillah, kerjone medeni, thur salah manual opo piye ndak tahu saya🙏.
Pas sebelum masuk Jl. Daendels Selatan, itu saya nyium bau tekstil PAS seperti bau tekstil ambil pakaian kelas 1 MTs. Muallimin. Setelah masuk Jl. Daendels Selatan, saya ke Kebumen, minus orang yang acuh, yang baik ada. Itu kayak Hindia Belanda rasanya. Dari jalan datar sederhana sepi Ontowiryo lalu kayak Selokan Mataram sehabis masuk Kebumen tapi airnya penuh sampai jalan tipis beda dengan selokan dekat rumah, dengan sebelumnya sawahnya banyak pohon palem angin sepoi ga sanggup foto, lalu bangunan SDN Bojongsari 3, Seruni, Kebumen, jangan di Incheon-kan. Dedengkot PKI e. Ini juga ga kuat moto takut mbalik. Bukan mbalik gaharnya tapi mbalik lokasi mixed signals. (*Itu Tugu Congot, visual saya belum pernah lihat secara langsung bangunan jaman 60an itu kalau catnya baru seperti apa. Kemarin di perempatan Jakal ada tulisan "Ganjar Presidenku" jadi di baliho setengaj tulisan setengah foto, itu tadi saya ke sana sudah diganti GKR Hemas, itu tulisannya kayak demonstran tahun 1955). Orang di desa ini kayak ling-lung ngelihat saya. Kayak mau gimana tapi gimana tapi kuat sekali.
Sama Godean itu, jalan nadinya, bukan jalan utama. Kalau jalan rayanya rame.
*Tulisan "Ganjar Presidenku" ala demonstran tahun 1955 mungkin seperti ini. Tulisan pindah depan Siomay Kang Cepot Jakal Jogja. Tadi saya muter SIBER lalu Jl. Palagan lalu Bunderan UGM lalu Nologaten. Belum ketemu. 66)
Tumblr media Tumblr media
Ada yang datang dan pergi. Tapi ada yang tetap. 🏞️⭐🇮🇩.
🇳🇱🇹🇷🇯🇵➡️🇸🇦Daniel Caesar➡️🇰🇷🇯🇵. 🇻🇳? *Arsenal
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Habis saya sejarah masih panjaaang. Saya cuma 🕳️existence 1x/selamanya. Tapi masih panjaaang nggak ada namanya langsung kiamat.
youtube
Sekarang. Vs antaranya. Teladan Prom Parte vs Pesulap Merah-Gus Samsudin.
Tumblr media Tumblr media
Ini Pak Ganjar font-nya, tapi dibuat agak stroke cat tukang bangunan gitu? *Lihat Kang Cepot di atas. Dulu Bapak Asuh saya punya buku komik Perjuangan Kemerdekaan, itu tulisannya dasar bentuk hurufnya seperti itu, tapi ya itu, ada kayak elemen dicat tukang. Warna merah.
Oh ya, Jawa. Kalau mencontoh para Pahlawan awal bangsa, itu. Tapi fokus, nggak spreading. Jadikan 00s-10s itu sebagai Orbanya.
Ini kan, kalau kanda dan nyonya kisanak mulai belajar seluruh kultur Nusantara, nanti seperti Amerika, versi pulau. Tapi tetap lihat Prambanan & Borobudur itu ada. Shiva Plateau itu ada. Gunung Penanggungan itu ada, Candi Majapahit itu ada. Ibaratnya Philadelphia, dilihat dari negara bagian di Barat. Tapi jangan di Detroit-ken. Saudi & Korsel ga punya bangunan Mandala gedhe gitu yang dianggap bukan anugerah.
youtube
0 notes
melancong · 1 year
Text
🥰 Pulau Belitung adalah salah satu destinasi pelancongan alam semulajadi yang menarik di Indonesia. Pulau ini memiliki keindahan pantai, laut, dan pulau-pulau kecil yang mempesona. Anda boleh melakukan pelbagai aktiviti seperti berenang, snorkeling, berbasikal, atau bersantai di pasir putih.
Pulau Belitung juga kaya akan budaya dan sejarah, mulai dari warisan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, hingga peninggalan zaman Belanda. Anda boleh mengunjungi muzium, candi, atau kampung tradisional untuk belajar lebih banyak tentang pulau ini.
Pulau Belitung adalah tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, atau pasangan.
#pulaubelitung #belitung #belitungisland
0 notes
arjuna-vallabha · 2 years
Photo
Tumblr media
Candi Brahu, Trowulan, Java
136 notes · View notes
aliansiair · 2 years
Photo
Tumblr media
Pernahkah kamu mengunjungi Candi Wringin Lawang?
Candi yang berlokasi di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini terkenal sebagai gapura peninggalan kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Dalam bahasa jawa, kata Wringin Lawang sendiri memiliki arti “Pintu Beringin”.
Dilansir dari candi.perpusnas.go.id, tak banyak yang diketahui tentang masa pembangunan maupun fungsi candi ini. Dalam tulisan Raffles tahun 1815, bangunan kuno ini disebut dengan nama Gapura Jati Paser, sebutan tersebut kemungkinan berkaitan dengan nama desa tempat candi itu berada.
Gapura megah ini terbuat dari susunan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi mencapai 15,5 meter. Sebagian besar sejarawan sepakat bahwa Candi Wringin Lawang merupakan gerbang menuju kompleks bangunan penting di ibu kota Majapahit. Hal ini mengundang banyak dugaan lain mengenai fungsi asli dari bangunan tersebut, salah satu yang paling populer yaitu gerbang yang menjadi pintu masuk ke kediaman Mahapatih Gajah Mada.
Berbeda dengan candi pada umumnya yang dihiasi relief pada dindingnya, candi Wringin Lawang ini sama sekali tidak memiliki relief pada dindingnya, hanya pola natural dari batu bata merah saja. Sehingga kemungkinan besar candi ini memang hanya berfungsi sebagai gapura pintu masuk atau keluar.
Bagaimana menurut kalian?
0 notes
Text
PROFESIONAL! TLP 0857-3259-0133 Pemborong Pagar Bata Karanganyar
PROFESIONAL! TLP 0857-3259-0133 Pemborong Pagar Bata Karanganyar, Pembuat Gapura Kerajaan Salatiga, Pemborong Gapura Wringin Lawang Surakarta, Jasa Pagar Majapahit Tuban, Tukang Pagar Kerajaan Bojonegoro, Pembuat Pagar Jawa Ngawi, Pemborong Pagar Bata Madiun, Kontraktor Pagar Candi Ponorogo, Spesialis Pagar Majapahit Pacitan, Jasa Pagar Kerajaan Trenggalek, Tukang Pagar Jawa Nganjuk Usaha Kami…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com – Bagi Sobat Turisian yang baru tertarik dengan kegiatan pendakian gunung, bisa coba salurkan keinginananya dengan berkunjung ke Bukit Watu Jengger. Lokasinya berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kawasan wisata alam ini cocok untuk para pendaki pemula karena track pendakian yang relatif mudah untuk kalian jangkau. Di sini Sobat Turisian pun bisa menikmati hamparan gugusan Gunung Anjasmoro. Kalau Sobat Turisian memerhatikan secara teliti, pemandangan di Bukit Watu Jengger akan terlihat mirip dengan pemandangan Gunung Piramid di Bondowoso. Dengan ketinggian wilayah mencapai 1100 mdpl, membuat kalian bisa menyaksikan view punggung bukit dan setapak jalur pendakian yang khas, serta curamnya tebing di sisi kanan dan kiri. Di tempat ini Sobat Turisian bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Menjelang sore hari, kalian bisa menyaksikan keindahan matahari terbenam. Kemudian di pagi hari, keindahan sang mentari pun tak boleh kalian lewatkan. Baca juga: Jelajah Keindahan Air Terjun Dlundung Mojokerto Ketika berada di Bukit Watu Jengger menjadi tempat yang asyik untuk para pecinta fotografi bernuansa alam atau yang suka berswafoto. Sebab pesona alam yang tersaji di sini sangat eskotik untuk objek atau latar swafoto kalian. Pandakian ke Bukit Watu Jengger Dalam pendakian ke bukit di Mojokerto yang satu ini, Sobat Turisian akan menempuh dengan durasi yang tidak terlalu lama. Buat kalian yang masih pemula membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Sementara bagi yang sudah terbiasa mendaki gunung hanya memerlukan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam. Namun dalam pendakian ke Bukit Watu Jengger, banyak hal yang harus Sobat Turisian perhatikan. Pertama, tentunya kalian harus sangat hati-hati karena jalannya cukup licin dan menanjak. Terlebih di musim hujan, kalian mesti menjaga keseimbangan agar tidak terpeleset dan jatuh. Sepanjang pendakian tersebut, Sobat Turisian bakal melewati beberapa bukit sebelum tiba di puncak. Kalian akan cukup terkuras tenaganya. Karena itu, perlu menjaga atau menyiapkan kondisi dan kesehatan fisik sebelum melakukan pendakian ini. Lokasi, Harga Tiket, dan Jam Buka Bukit Watu Jengger terletak di Hutan Jatirejo, Dusun Nawangan, Desa Tawangrejo, Kecamatan Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apabila kalian berangkat dari arah Kecamatan Trowulan atau Candi Tikus, bisa mengikuti rute menuju ke Jatirejo, Wonosalam. Setelah bertemu persimpangan di Desa Lebak, kalian cukup ikuti saja jalan hingga ke ujung Desa Nawangan. Baca juga: Menelusuri Bukti Kejayaan Kerajaan Majapahit di Mojokerto Untuk harga tiket masuk objek wisata alam ini cukup terjangkau. Sobat Turisian hanya perlu mengeluarkan kocek sekitar Rp10.000 per orang dan Rp.5.000 untuk parkir kendaraan. Sedangkan untuk jam buka kawasan ini, mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB.*
0 notes
majianguo · 3 years
Text
Tumblr media
Candi Jabung - 14th century Buddhist temple from the Majapahit kingdom, located near Probolinggo.  We stopped here on our way to Surabaya.  This is quite an impressive temple, though I wasn’t able to climb to the top due to the stairs being in bad shape.
1 note · View note
hinducosmos · 3 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Candi Penatara, East Java, Indonesia
William Dalrymple wrote : Candi Penataran dates from 500 years after Borobudur & Prambanan and brings us into a very different world.
The old Kingdom of Mataram has fallen, partly thanks to the catastrophic explosion of the volcanic Mount Merapi, in the process burying the recently built Candi Sambisara-- recently rediscovered by a farmer digging drainage for his field.
The action has now moved to Eastern Java and Candi Penataran is the state temple of the Majapahit dynasty. The square Gupta boxes of the Dieng have elongated into elegant pagodas. The post-Gupta classicism of the Prambanan has given way to the flatter style of Javanese wayang puppetry and the selection of Ramayana scenes now owes more to local reworkings of the story which focus on Hanuman's brave deeds in Lanka.
Its wonderfully vigorous and full of humour- but India now feels much further away.
Photographer: William Dalrymple (via Twitter: William Dalrymple @Dalrymplewill)
71 notes · View notes
kayuhansepeda · 2 years
Text
Cie
"Cie.. isi kepalamu tetap dituangkan di tumblr, apa engga bosan?" Tanyamu suatu hari.
"Cie.. yang sudah punya teman untuk bisa dijadikan tempat sampah keseharian, omongannya selalu ringan dalam mengejek..." aku tidak mau kalah.
"Ngga gitu juga kali. Nih, selamat hari lahir! Harapannya jangan mudah terserang flu, jangan oleng dengan kerikil dunia." Senyumnya sok merekah, janji hati ini tidak terombang-ambing. "Kamu bisa menuangkannya disini." Katanya sambil menyodorkan buku dyari hijau tosca yang dibalut pita.
"Boleh aku jual?" Aku buru-buru tanya, sebenarnya ini adalah trik supaya aku tidak terlihat begitu senang.
"Jual aja terus jual, sampai yang beli dari turunan bangsawan majapahit barter pake candi prambanan"
"Lho?"
"Lho..."
Tawa kami buncah ke udara, entahlah bagian mana yang lucu. Ada perasan yang kami sembunyikan diam-diam.
Memang susah ya, memendam perasaan pada sahabat.
Tebak ini kisah siapa? Masih kamu Ra, terima kasih banyak:)
Ruang semesta, musim panas 2022.
16 notes · View notes
arjuna-vallabha · 6 years
Photo
Tumblr media
Candi Bajang Ratu, Majapahit age, Java
55 notes · View notes