#Bunga Wisteria
Explore tagged Tumblr posts
niadinet · 2 years ago
Text
10 Bunga Paling Wangi di Indonesia dan Dunia, Harumnya Semerbak!
Ini dia, Daftar 10 Bunga Paling Wangi di Indonesia dan Dunia, Harumnya Semerbak!
Sadamantra – Pertanyaan tentang apa saja jenis bunga paling wangi di Indonesia atau bahkan di dunia, terkadang terbesit di pikiran. Tidak sedikit yang penasaran, seperti apa bentuk dari tanaman yang mengeluarkan harum semerbak itu. Selain memiliki visual yang cantik, bunga menghasilkan senyawa kimia tertentu, sehingga mengeluarkan beragam aroma. Lantas, seperti apa bunga paling harum di dunia,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
artforiasenibudayajepang · 2 years ago
Text
5 Tempat Terbaik Untuk Melihat Bunga Wisteria Di dan Sekitar Kota Tokyo
Berita Wisata Jepang – Saat bunga sakura mendekati puncak musim berbunga di Tokyo, kota ini sekarang menantikan kedatangan bunga musim semi berikutnya. Bunga wisteria berwarna-warni mekar sekitar pertengahan April hingga pertengahan Mei dan dapat ditemukan di banyak kuil dan taman di seluruh kota. Simak Juga : 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Mengunjungi Yamaha Ginza Tanaman wisteria berwarna pastel…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gadis-rahasia · 2 years ago
Text
Satu persatu kelopak bunga wisteria yang bergelantungan jatuh ke air danau, menciptakan gelombang kecil berbentuk lingkaran menakjubkan.
Aku suka wisteria, tetapi setelah melihat kau menyatakan cinta kepada gadis lain di bawah tanaman yang kita tanam berdua dan aku yang paling susah payah merawatnya aku jadi benci.
Namun, ini bukanlah salah wisteria yang indah. Ini aku yang salah, karena menganggap pertemanan kita bisa jadi lebih.
@gadis-rahasia
3 notes · View notes
finenaia · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Kamado Tanjiro,Dia adalah anak satu-satunya yang masih hidup dan tetap menjad Manusia,Sebelum ia mengenal apa itu “Iblis” Kamado Tanjiro,tidak percaya,dan menganggap kalua “Iblis” itu tidak ada,tapi… Saat ia pulang berjualan arang,rumahnya diserang oleh Iblis,kemudian hanya Nezuko yang badannya hangat,Tanjiro belum mengerti,sampai akhirnya Tanjiro mengetahui kalua Nezuko ada “Iblis” Tetapi Nezuko berbeda dengan Iblis lain,kalu Iblis lain adalah “Iblis Pemakan manusia” Tetapi Nezuko ingin menjaga manusia,dan tidak menyerangnya,saat itu dia menjalankan Misi di kereta,ditemani oleh Kyoujoru Rengoku,tetatpi sayang, Rengoku tetap mati karna dibunuh oleh Akaza Iblis Bulan ke 3,Tanjiro sangat sedih karna kematiannya Rengoku,tetapi pada saat itu Tanjiro dan Giyuu Tomioka menyerang Akaza,dan hasilnya Akaza dikalahkan oleh mereka berdua… Saat Tanjiro menyerang Muzan,Tanjiro terkena sel darahnya Muzan,dan Tanjiro menjadi Iblis,saat dia pingsan,dia bertemu dengan Muzan,Muzan menawarkan agar Tanjiro menjadi Iblis,Muzan merayu-rayu ia berkata”Tanjiro,jika kamu menjadi Iblis kamu bias bertahan dibawah Matahari,dan bias menahan dari Pedang Nichrin Merah”Tetapi Tanjiro menolak,sampai akhirnya Tanjiro menyium bau Bunga Wisteria dan bau Shinobu Kocho,lalu Tanjiro ditarik oleh Muzan… Tetapi belakang Tanjiro ditarik dengan teman-temannya Tanjiro dan si Nezuko,Akhirnya si Tanjiro menjadi Manusia kembali… Walau hanya sementara hidupnya.. Tetapi Tanjiro ingin mati dengan keadaan Manusia..
1 note · View note
nasthasia07 · 5 years ago
Text
Chapter 2 bag 1
Sepucuk surat datang dari Istana Kerajaan ke Nanara. Dikatakan bahwa peringatan pertama kematian Raja akan segera tiba dan ia harus muncul di Ibukota. Nanara tidak ingin pergi ke Ibukota dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya setelah menutup pintu. Tidak ada kunci pintu, tetapi Kakashi memutuskan untuk mengetuk dan memanggilnya.
"Ayo keluar dan pilih kuda. Jika kita tidak pergi besok, kita tidak akan sampai di sana pada tanggal peringatan. "
"Aku tidak ingin pergi." Nanara keras kepala.
Kakashi menatap Margo. "Apakah ini selalu terjadi?"
"Ini adalah pertama kalinya Istana Kerajaan menghubungi kita."
Kakashi mengetuk pintu sekali lagi. “Pesan dari Istana Kerajaan bersifat publik. Tidak masalah bahwa Anda adalah Pangeran, Anda tidak bisa mengabaikan ini. "
Sebuah balasan datang dari balik pintu. "... Apa yang terjadi jika aku mengabaikannya?"
"Kamu akan dihukum, atau setidaknya Margo akan dihukum."
Wali resmi Nanara adalah Margo. Jika Nanara tidak pergi ke Istana Kerajaan, Margo mungkin akan dicambuk.
Pintu terbuka sedikit. Nanara mengintip wajah Kakashi lalu menatap Kakashi dan Margo secara bergantian.
"... ayo pergi ke ibukota." Margo memiliki ekspresi lega sementara Nanara melompat keluar dari pintu, dan menambahkan ...
"Tapi ... kamu ikut denganku, Kakashi. Itulah kondisinya. "
Jika tiga kuda dibawa keluar, itu akan menghalangi pertanian, oleh karena itu Margo tinggal di rumah dan Kakashi membawa dua kuda bersama Nanara.
Butuh sekitar tiga hari untuk sampai ke Ibukota dari Desa Nagare, oleh karena itu mereka berdua berhenti di sebuah desa di jalan. Nanara tidak mengungkapkan identitasnya, tetapi penduduk desa menyambut mereka dan menawarkan masa tinggal yang menyenangkan. Karena tidak ada penginapan, Nanara dan Kakashi diminta untuk tinggal secara terpisah di sebuah rumah dengan futon (tempat tidur tradisional Jepang di mana Anda tidur di lantai di atas kasur.)
Malam itu, Nanara berguling-guling di tempat tidurnya. Dia tidak bisa tidur. Dia memikirkan bagaimana dia akan berada di ibukota dalam dua hari lagi, dan dia merasa seperti ada batu besar yang terkubur di perutnya karena itu. Dia menyerah mencoba tidur dan bangkit dari tempat tidur. Meskipun sudah larut malam, bahkan tanpa lampu, pemandangan lapangan sudah cukup bagus. Sambil berjalan dengan mantap, dia memperhatikan lampu mentega bergoyang di bawah cabang *** wisteria di alun-alun desa.
*** Wisteria: Beberapa pohon dengan cabang panjang dan berayun yang terlihat ungu dan wangi. Definisi resmi: panjat tebing dari keluarga kacang polong, dengan kluster bunga-bunga yang menggantung, biasanya berwarna kebiru-biruan-lilac. ***
Kakashi ada di sana.
Dia duduk di atas batu bukannya di kursi dan sedang membaca buku dengan tulang belakang buku bersandar di salah satu lututnya. Wisteria diguncang angin untuk menunjukkan atau menyembunyikan Kakashi. Ketika Kakashi memperhatikan Nanara, dia dengan cepat menutup buku sambil menyembunyikan sampul buku dengan jari-jarinya yang panjang.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
"... Aku tidak bisa tidur, jadi mulailah berkeliling." Nanara bergumam.
"Jika kamu tidak bisa tidur, mengapa kamu tidak mencoba belajar cara membaca cerita favoritmu tentang Hokage Keenam. Jika Anda berhasil membacanya, Anda akan lebih mengantuk. " Kakashi berjalan ke Nanara.
"... Aku akan segera tidur."
Aroma wisteria yang diseret Kakashi bersama dirinya sedingin dan semanis nektar beku. Nanara sebenarnya sangat sadar mengapa dia tidak bisa tidur.
"Kakashi, aku tidak ingin pergi ke ibukota ..."
"Apakah ada orang di sana yang tidak ingin Anda temui?"
Nanara mengangguk dengan enggan.
"Ada orang yang aku tidak ingin bertemu ... terutama, saudara perempuanku."
Kakashi menunggu Nanara berbicara lagi, tetapi Nanara tetap diam dan tinggal di dekat Kakashi tanpa pergi ke mana pun.
"Aku selalu bertanya-tanya," Kakashi membuka mulutnya. "Mengapa saudara perempuanmu, dan bukan kamu, yang mewarisi takhta? Berdasarkan aturan negara ini, adalah putra tertua yang harus mewarisinya. ”
"Saudara perempuanku jauh lebih baik daripada aku, dia belajar lebih banyak." Nanara menatap lampu mentega yang dimiliki Kakashi di tangannya.
Udara malam yang dingin sedikit dilonggarkan oleh nyala api di sekitar lampu.
"Aku tidak mau melakukannya. Saya ditanya oleh Perdana Menteri apakah saya bersedia untuk naik takhta ... tetapi saya mengatakan saya tidak akan melakukannya, saya ingin saudara perempuan saya melakukannya. "
"Mengapa?"
"Aku tidak ingin bekerja dari pagi akan malam ..." Seperti ayahnya, Nanara menambahkan di kepalanya. Dia seharusnya memiliki banyak kenangan yang menyenangkan, tetapi sekarang yang bisa dia ingat hanyalah wajah cemberut ayahnya. Dia selalu berada di kantornya, kecuali sangat jarang ketika mereka bermain bersama.
"Bagaimanapun. Perdana Menteri mengatakan kepada saya bahwa dia menghormati keinginan saya ... maka saudara perempuan saya harus naik takhta. "
"Apakah saudara perempuanmu menginginkannya?"
"Aku tidak tahu. Tapi dia merawat dirinya sendiri, dan saya didorong oleh Perdana Menteri untuk tinggal di desa setempat yang tidak terlibat dalam politik. "
"Apakah kamu menyesali pilihan itu?"
Nanara segera menggelengkan kepalanya.
"Tinggal di Nagare Village benar-benar menyenangkan ... tapi ... aku bisa melakukan sesuatu yang sangat buruk pada saudara perempuanku." Nanara tahu. Saudara perempuannya yang baik hati akan naik takhta atas namanya. Jika dia menolak lebih dulu, saudara perempuannya tidak akan menolak. Itu sebabnya Nanara bisa melepaskan haknya atas warisannya dengan ketenangan pikiran. Dia tahu saudara perempuannya tidak akan tidak bertanggung jawab seperti dirinya sendiri. Manari menerima tahta dan Nanara mendapatkan kebebasannya.
"Aku mendorong semuanya ke kakakku, oleh karena itu aku takut pergi ke Ibu Kota." Nanara ragu-ragu sejenak dan kemudian mengangguk. "Aku takut bertemu saudara perempuanku."
Tidak apa-apa jika saudara perempuannya menikmati menjadi Ratu. Tetapi jika tidak ... "Jika saudara perempuanku ingin meninggalkan tahta ..."
Nanara mengucapkan kata-kata yang dia hindari sebelumnya, Kakashi menatap Nanara dengan cermat.
"Apakah kamu berniat untuk menjadi Raja sendiri?"
Nanara tidak ingin saudara perempuannya mengalami kesulitan. Dia menarik bibirnya dan mengalihkan pandangannya. Bayangan Kakashi di tanah kering membentang dalam bentuk tidak teratur. Wajah ayahnya yang muncul di benak Nanara.
"... Aku tidak akan menjadi raja."
Setelah bergumam, suara Kakashi tiba-tiba menjadi lembut.
"Kamu tidak bisa memaksakan dirimu. Tetapi jika Anda pergi ke ibukota dan berbicara langsung dengan saudara perempuan Anda, Anda mungkin memiliki perubahan hati. " Kakashi menyentuh bahu Nanara dan membalikkannya. Rumah tempat mereka menginap bisa dilihat di ujung jalan.
"Lebih baik kembali tidur sekarang, besok akan segera."
Nanara mengangguk dan berjalan langsung, tetapi tiba-tiba berhenti dan melihat ke belakang.
"Kakashi, maukah kamu mengikutiku sampai ke Ibu Kota?"
"Tentu saja. Bagaimanapun juga, saya tutor Anda. "
Menunggu Nanara kembali tidur, Kakashi membuka buku itu lagi yang sedang dibacanya:
Legenda Hokage Keenam.
1 note · View note
turisiancom · 2 years ago
Text
TURISIAN.com – Menikmati wisata alam sekaligus wisata buatan memang memberikan pengalaman tersendiri. Nah, jika Sobat Turisian ada rencana liburan ke Kota Malang, Jawa Timur, tidak ada salahnya mencoba kunjungi tempat wisata buatan yang Instagramable ini. Namanya, Flora Wisata San Terra. Flora Wisata San Terra adalah sebuah tempat wisata dengan konsep taman yang didirikan di atas lahan seluas lima hektare. Tempat wisata ini dilengkapi banyak spot untuk berfoto. BACA JUGA: Ini Dia 5 Destinasi Instagramable di Kota Malang, Apa Saja ? Selain taman yang dihiasi bunga lokal dan impor, ada miniatur berbagai bangunan khas Eropa yang dicat warna-warni. “Ada Rainbow Wisteria, Green bay Garden, Cofe Garden Santerra, Little Korea, Little Amsterdam, Taman Bunga, serta Kaktus Raksasa,” jelas Tim Marketing Flora Wisata San Terra, Reza, seperti dikutip Turisian.com dar Kompas, Kamis 10 November 2022. Puas berswafoto, wisatawan bisa menikmati wisata edukasi berupa cara menanam bunga. Kamu juga bisa membeli langsung bunga yang sudah mekar di tempat itu. Harga tiket masuk Flora Wisata San Terra BACA JUGA: 6 Kuliner Malang Dekat Stasiun Malang Kota Baru Tempat wisata yang beralamat di Jurangrejo, Desa Pandesari, Pujon, Kabupaten Malang, ini bisa dikunjungi mulai 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Harga tiket masuk ke Flora Wisata San Terra mulai dari Rp 25.000 per orang pada hari biasa. Dan mulai dari Rp 30.000 per orang pada akhir pekan atau libur nasional. Fasilitas di Flora Wisata San Terra cukup lengkap. Antara lain, tempat parkir, spot foto, wahana permainan, mountain resto, toilet, masjid, hiburan musik, dan tempat untuk prewedding. Saat menikmati wisata alam di tempat wisata ini kalian juga bisa memilih berbagai macam permaiinan. Seperti bermain trampolin, wahana sepatu roda, ontang anting, istana balon, kolam renang, komidi putar, bumper car, dan playground. "Wisatawan yang menyukai tantangan bisa juga masuk ke area outbound yang dikhususkan untuk anak-anak," kata Reza. ***
0 notes
gambarhepi · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Lukisan Bunga Wisteria
0 notes
keropin783 · 2 years ago
Photo
Tumblr media
#hutneko2022 day 1 .05.29.2022 Mas Neko di jaman ancient China mau makan Dango sambil lihat bunga wisteria hehehehehhe Masih bulan mei semoga bunga wisteria tetap bermekaran~ Terima kasih mba @rennyyaniar sudah ngajakin gambar bareng biar enggak stress hehehehhehe ฅ^•ﻌ•^ฅヾ(・ω・*)ノ https://www.instagram.com/p/CeIsauLpobB/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
eneldeback · 3 years ago
Text
Dikirimin ini sama temen...
Lucu deh aps nya.. Baguss... Ada storyboard nya gemesh..
Terus aku dapat hasil kaya gini..
Dapet anyelir..
Tumblr media
aku mau cocoklogi dulu... Wkwk
Tapi menurutku ini approve banget.. Sampai ke perfect study buddy nya juga sesuaiii..
Aku dapet wisteria buddnya.
I see... Bunga yang aku suka...
Tumblr media
Explanationnya juga dapet di google tapi pake nama orang
Tumblr media
Ini mah tipikal orang yang gue sukaaa... Pas banget dongg... Orang yang bikin aku mindful dan organize wkwkw.. Mantulity
Btw ini bisa pas bener ya aps nya kewren juga...
sampai buddy nya match gitu..
Sebenernyaa yak gue tuh males baca, tapi seneng banget dengerin orang yang bacaannya banyak... Gitu si.. Sukanya interaksi sebenernya.. Nuangin apapun yang ada didalam kepala. Entah nulis/ngmg langsung. Cuman, milih banget. Soalnya suka unmood kalau ketemu orang yang cerita atau infonya kurang suka.. Jadi milih..
Mau bahas hasil aku..
" Passionate, genuine, showing altruism and love. "
Pake notes dong :"tapi milih.. "
Sampai sahabat aku tuh nasihatin aku buat gak terlalu mentingin orang lain, dan belajar sayang ke diri sendiri lebih banyak
But in the end, juga bilang.. "lo mah emang pedulinya sama circle lo aja. Yang berkaitan sama lo doang"
Lah emang iya wkwkw
Gatau deh itu baik atau enggak.. Tapi jujur aku cuma peduli sama yang ada "aku" nya.
Sahabatku, keluargaku, aku, tuhanku, karirku, gitu..
Kalau perihal society juga ada aku nya.. Kaitannya ke tuhan karena nyangkut amalanku, ladangku wkwk gitu..
Tapi kalo sama luaran, bertindak minimal. Semampu aku aja gak mau ngoyo..
Tapi kalo sama yang circle nya lebih dalam.. Aku cenderung penuh.
Makanya suka diomelin, dikatain bucin 😂
Padahal, aku cuma jujur.. Dan itu cara aku "peduli" juga sama diri sendiri. Karena kalo inner yang udah dalem tuh udah kaya jadi satu sama "aku". Aku jaga dia sama dengan aku jaga aku juga.. Udah kaya gitu.. Passionate nya disitu kayanya..
Bukan berarti aku gapernah salah paham sama diri sendiri, pernah banget.. Dan langsung ketampar. Meninggalnya adik aku di tahun 2015, dari situ aku menyadari kalau bahagianya aku adalah dengan melihat orang2 terdekat aku bahagia. Dan selama mereka bahagia. Its fine for me.
Bahagia mereka diatas bahagia aku sbenernya..
Karena kalo cuma aku yang bahagia tapi mereka (setelah beberapa lama akhirnya aku tahu) ternyata gak bahagia. Itu sedih sih.. Gabisa aku.
Pas di tinggal sama adik aku nangis2 merengek sama Allah.. Tiap solat.. Tiap aku mau tidur.. Sampai 3/5 hari aku tidur cuma 2-3 jam kayanya.. Gabisa tidur.. Dan kalopun tidur itu karena matanya berat. Capek nangis.
Sampai akhirnya aku dimimpiin adikku, aku emang berdoa pengen meluk adikku dan menyampaikan perasaan aku ke dia. Soalnya pas dia meninggal aku ngerasanya waktu itu.. Adik aku gatau kalo aku sayang banget sama dia.. Makanya pas mandiin dia aku sedih banget cuma bisa meluk kakinya.. Pas dia udah ga ada.. Sedih guys.
Dan dari mimpi itu, wajah adikku murung banget dan masyallah dapat semacam "ilham" kali ya dari Allah.. Mentranslate mimpi itu.. Kalo aku sayang sama dia aku harusnya bisa melepas dia karena dia udah dijaga sama yang mahaaa menyayanginya.. Kan dia udah bahagia.. Lantas apa yang aku sedihkan?
karena sebelum meninggal, adikku menuju sakaratul mautnya kaya dapat vision.. Pas dia lagi berjuang di icu dia bilang saat dia memejamkan mata, dia liat banyak coklat,banyak kue, ada jungle land katanya.. Masyaallah ya..
Dan akhirnya aku bisa lepas juga dari perasaan bersalah aku, walau kadang masih kangen.. Tapi semenjak peristiwa itu emang banyak hikmahnya.. Aku jadi lebih bucin si wkwk.. Fyi dulu aku cuek banget. Sekarang clingy.. :") anak pertama tapi tiada martabatnya..
Tapi dari kejadian itu jadi kenal juga sama diri sendiri.. Oh ternyata bahagia nya aku begitu..
Mereka yang memberikan aku kebahagiaan guys...
alturisme nya mungkin disitu.. Tapi bukan berarti kaya effort jadi sampai nyakitin diri sendiri.. Enggak..
Aku cuma jujur.. Karena lebih sakit kalo jadi egois.. Aku lebih terluka kalo liat mereka sedih tapi gak ada akunya.. Lebih sedih liat mereka sendirian..
Emang aku kaya gitu..
Sampai kemarin ada clash sama teman juga, sampai dia bilang katanya "dia toxic kok lu mau temenan sama gue"
Terlanjurr wkwk
Gue emang kaya gitu dan dia gausah merasa terbebani.. Gue aja ngelakuinhal kaya gitu buat ngilangin beban gue kok sebenernyaa.. Sayang banget gue sama tu anak ya Allah.. Rese banget lagi.
tapi aku juga udah kena warn si sama temen aku yang lain, aku dengerin sih. Aku selalu ingat. Aku tau aku tapi.
Jadi harus hati-hati sama hati. Gue loyal si kayanya.. Loyal nya natural banget.
Makanya kalo bukan karena Allah pasti gue udah kecewa berkali kali.. Tapi Allah baik banget sama gue:") masyaallah..
Makanya gue rada rada berdurii kali ya.. Karena emang harus milih. Soalnya gue selekat itu. Dan itu bukan karena orang lain. Karena emang gue kaya gitu:")
Bagus si segala sistem ini masyaallah:")
Tapi setelah meninggalnya adik gue.. Gue baru bisa mengenali perasaan gue dengan baik:") sad banget tapi gapapa... Insyaallah sudah yang terbaik.. Makasih amaaa 💕 doain kakak ya bisa nyusul ama... Mau makan coklat juga bareng ama :")
Dann... Positive impact to others wkwk.. (?)
Sesungguhnya aku tidak merasa demikian..
Kurang positive kayanya..
Sensitif banget si.. Suka nangiss.. Suka marah2 wkwk..
Tapi kalo maksudnya niatnya memberi positive impact iya.
Tapi pada eksekusinya ya gatau ya.. Ketiban emosi kali 😂
Bagus deh ini aps nya anwy.. Jadi bikin kontemplasi ke diri sendiri.
Lumayan merefleksikan.. Apalagi ke bunga ungunya.. Gue tuh emang suka banget tipikal bunga kecil warna ungu kaya gitu..
See? Gue lebih suka bunga yang gue suka ketimbang bunga sendiri. Pas banget..
"strongly compassionate and show altruism and love" 😂✔️
Liat aja profil ig gue.. Blog gue.. :") wkwkwk.. Kok bisa pas ya.. Gud
Udah ah.. Cocoklogi selesai.. Wkwkwk..
1 note · View note
nourmsworld · 3 years ago
Quote
sakura
kamu apa hasilnya ?
sakura
wah aku kaktus
padahal kalau diliat dari luar pantasmya kamu yang sakura tapi ternyata kaktus
sedikit percakapan 2019 tentang forest. 
ah iya kita memang tak pernah bisa menilai orang dari luarnya
berkali-kali aku tes, aku ingin hasil sakura atau bunga cantik lain mawar, matahari atau wisteria, 
tapi nyatanya berkali-kali tes hasilku kaktus berbagai macam. 2 tahun berlalu orang-orang sekitarku bilang kamu kuat banget ya ma, entah sudah berapa orang yang bilang seperti ini sekitar 2 tahun ini. baru kusadari kemarin waktu positif covid, ah rupanya ini maksud Allah jadi kaktus, kamu harus kuat sendirian saat benar-benar terisolasi dikosan atau harus mengurus semuanya sendirian, ke wisma atlet juga semua dari berangkat sampai pulang sendirian. 
ah iya Maksud Allah kamu memang harus kuat ma. Allah menguatkan aku dan ada untukku sampai sekarang. walaupun satu-persatu orang meninggalkan ku tapi Allah pun menggantikan orang-orang yang pergi dariku dengan orang-orang yang baru.
refleksi 10.9.2021
0 notes
officialhanayuri · 3 years ago
Text
Tegami
‘Jika ditanya mengapa aku tidak takut kepada hujung senapang atau sepak terajang si anjing penguasa, katakan kepada dunia, aku lebih takut kepada pena yang menulis. Kerana setiap tinta yang kering pada lembaran, kau tidak akan mampu memadamnya’
 
“Lily,”
 
Gadis bernama Lily menutup buku usang berkulit lembu lalu disorokkan ke dalam laci.
 
“Ya, puan,” Lily bangkit daripada kerusi, bersedia menerima arahan daripada ketua unit yang sedang menghampirinya dengan fail ditangan. Puan Turis, seorang jurulatih intern yang memiliki seniority menghulurkan fail hijau kearahnya.
 
“Tugasan kamu yang baharu. Kalau ada yang kurang jelas, kamu boleh tanya saya atau tanya Encik Fahmi. Untuk tugasan kali ini, kamu saya letakkan dibawah Encik Fahmi,” ujar Puan Turis jelas dalam satu nafas. Lily tidak membantah, dia mengangguk sahaja.
 
Apabila Puan Turis hilang daripada pandangan, Lily kembali melabuhkan punggungnya. Fail hijau yang diterimanya tadi dibuka. Terselit beberapa artikel, gambar dan pengakuan bertulis yang dicetak kemas dalam lembaran. Lily menyelak helaian terakhir. Matanya mencari ayat terakhir pada muka surat terakhir.
 
‘Operasi Tulip, tamat dengan kematian 7 orang, ditangkap dan dipenjara 26 orang, manakala ribuan dipercayai hilang disempadan’
 
Lily memejamkan matanya seketika sebelum menarik keluar buku usang berupa diari daripada laci mejanya. Tulisan yang terukir diatas kulit buku diusap dengan jari-jemari halusnya. Lily memandang fail dan buku ditangannya silih berganti. Kedua-duanya memiliki mukaddimah yang sama, mungkin perakhiran yang berbeza. Kerana sejarah sentiasa ditulis oleh orang yang menang, orang yang kalah juga berhak untuk menceritakan sejarah. Dimata dunia, mungkin dia kalah secara zahirnya, tetapi dimata jiwa merdeka, kemenangan tidak semestinya berakhir dengan memiliki tampuk kuasa.
 
Tanpa berfikir panjang, Lily menyumbat fail dan diari ke dalam beg sandang. Dia perlu segera mencari Encik Fahmi, wartawan senior yang berada di aras 19.
…..
 
Langit cerah, sedikit berawan. Tidak terlalu panas, namun tidak pula sejuk. Suhu di Tanah berdaulat ini sama sahaja sepanjang tahun. Terkadang panas, terkadang hujan. Sekejap kemarau, sekejap bah besar pula. Itulah alam, sunatullah yang sukar diduga. Dibawah langit Tuhan, aku dipertemukan dengan susuk tubuh kurus melidi seorang pengkritik. Orangnya tinggi sederhana, berpakaian sederhana namun memancarkan sinar yang luar biasa. Aku tidak pernah bertemu dengan anak muda yang sebegini semangatnya. Daripada kulit sawo matangnya yang kelihatan gelap dibakar mentari, aku dapat lihat ada satu gelora yang membara dalam jiwanya. Matanya redup memandang dinding kosong, namun alisnya tidak dapat menangkis tafsiran aku bahawa dia seorang orang muda yang sudah terbiasa dipijak oleh penguasa. Maka, perbualan kami bermula.
 
“Siapa nama engkau?”
“Boleh panggil aku apa sahaja, kecuali namaku yang asli,” katanya.
“Selalunya engkau dipanggil apa?”
“Wisteria”
 
Nama samarannya aneh sekali. Namun aku simpan dalam hati.
 
“Atas alasan apa kau berada disini?” Pada pendapat aku, orang muda seperti dia tidak seharusnya berada disebalik jerigi besi. Orang muda sepertinya layak duduk diatas kerusi empuk, di dalam bilik berhawa dingin dengan permandangan yang indah daripada bangunan menunjah langit. Yang penting, bukan disini, diatas lantai simen yang lapisi cebisan kain-kain buruk dan usang.
���Mungkin alasan yang sama dengan bapa,” jawabnya dengan merendahkan suaranya. Dia memanggilku bapa, tanda orang muda sopan berbahasa.
“Kau orang muda bijak, masih kuat menampung tulang belakangmu, masakan memiliki alasan yang sama dengan aku? Aku hanya orang tua bodoh yang letih melihat si penguasa yang lupa kepada Yang Maha Kuasa,” aku sengaja ingin melihat reaksinya.
“Tua atau muda, itu hanyalah nombor yang tiada makna. Orang muda seperti aku juga tahu apa itu letih, apa itu kecewa, apa itu lelah dan apa itu siksa. Jika hanya orang tua sahaja yang memahami kerakusan manusia, lalu orang muda seperti aku ini harus berasa apa? Syukur?”
 
Mataku tidak salah menafsir manusia. Jelas sekali, si pemuda bernama Wisteria ini memiliki idealogi yang berbeza dengan manusia yang sebaya dengannya. Barangkali dunia disebalik tembok batu ini telah berubah. Barangkali, ada cahaya dihujung terowong, ada si pahlawan gagah yang lantang bersuara, meningkah apa yang salah, menyorong apa yang betul.
 
“Anak muda, ceritakan pada aku, apa yang sedang berlaku di luar sana. Aku sudah berbelas tahun tidak melihat lautan, mahupun gunung ganang. Ceritakan pada aku, apakah manusia masih kekal manusia atau hanya tinggal manusia pada nama. Ceritakan kepada aku, Wisteria, mengapa kau memilih jalan yang sama dengan aku sedangkan aku sudah memerdekakan tanah berdaulat ini berpuluh tahun lamanya,” Aku teringin benar mendengar cerita baharu. Agar nanti, dapat aku tulis dalam lembaran untuk tatapan generasi akan datang.
 
Telah luput satu generasi, diganti satu generasi.
 
Diari usang terlepas daripada tangan. Lily tersentak daripada lena yang memanggilnya barang seketika. Cepat-cepat dia mengutip kembali catatan berharga itu lalu diletakkan ke atas riba. Kereta api daripada selatan tanah air meluncur laju membelah semak dan belukar.
 
“Mimpi tidak enak?”
 
Lily menggeleng. Encik Fahmi sekadar mengangkat kening sebelahnya lalu menyambung pembacaannya.
 
“Kalau kamu mengantuk, baliklah ke tempat kamu. Saya mahu menghabiskan kopi terlebih dahulu,” ujar Encik Fahmi. Diluar, sudah hitam pekat. Tiada apa yang boleh diperhatikan melainkan sesekali terdapat cahaya apabila gerabak melalui kampung-kampung dan perhentian.
“Saya hanya terlelap sekejap. Lagipun, saya belum habis baca fail ini,” Lily menyelak fail hijau tugasannya. Kantin keretapi masih beroperasi meski sudah larut malam. Hanya tinggal beberapa penumpang sahaja yang masih berada di gerabak ini, berbual kosong atau melayari internet menggunakan telefon pintar.
“Saya rasa kalau kamu baca 10 kali pun, 10 kali juga kamu baca perkara yang sama,” Encik Fahmi mengangkat cawan kopinya rapat dengan bibir. Dihirup sedikit kopi pahit tanpa gula yang menjadi keghairahan umat manusia pada sebutir kopi yang dipanggang sehingga hangit.
“Encik Fahmi benar. Membaca bahan bacaan yang sama, akan mendapat input yang sama. Tetapi membaca bahan bacaan yang sama berulang kali, berkemungkinan menghasilkan output yang berbeza. Contohnya ini,” Lily meletakkan fail ke atas meja, diunjurkan sedikit berdekatan Encik Fahmi. Dua artikel berlainan tajuk yang membawa naratif yang sama diletakkan disebelah-sebelah.
 
“Artikel kanan ini ditulis oleh Tuah Daily, bertarikh 7 Ogos. Tuah Daily melaporkan terdapat satu konspirasi untuk menjatuhkan pemerintah sehari sebelum Ops Tulip dijalankan secara besar-besaran. Cuba Encik Fahmi baca yang kiri pula. Tulisan Jing Ling daripada TaiYang News bertarikh 13 Jun. Artikel bahasa mandarin yang asal bertulis gerakan haluan baharu telah merancang rancangan mereka setahun kebelakang. Namun dalam translation, tidak dinyatakan tahun. Ini jurang masa yang sangat berbeza,” Lily membulatkan beberapa perkataan dengan pensel warna berwarna merah.
 
“Kamu boleh membaca tulisan mandarin?” Berkerut dahi Encik Fahmi, langsung meletakkan cawannya kembali.
“Ya. Saya tidak faham mengapa ada salah dalam terjemahan artikel yang dikeluarkan TaiYang News. Lagipun, agak mustahil untuk kerajaan tidak tahu apa yang dilaporkan oleh wartawan TaiYang. Masakan tiada seorang pun sedar?” Lily tenggelam dalam kecelaruan informasi.
“Lily, apa yang kamu tahu dan apa yang kamu faham tentang Operasi Tulip?”
 
Operasi Tulip. Satu operasi yang dijalankan pihak berkuasa untuk membunuh suara para pemberontak yang menggugat keamanan negara. Mengikut sejarah yang tertulis di muzium negara, ketegangan dalam masyarakat berlaku apabila wujudnya satu kumpulan kecil yang menyuarakan suara mereka terhadap layanan dua darjat antara rakyat biasa dan golongan bangsawan. Ketegangan memuncak apabila aktivitis-aktivis suara baharu ini turun ke jalan, membanjiri media sosial dengan kritikan-kritikan terhadap sistem pada masa itu. Sepanjang setahun ketegangan politik, ada beberapa siri tangkapan dan pemberontakkan sehinggalah berakhir dengan kematian dan penangkapan seperti mana yang dilaporkan oleh media massa. Operasi Tulip tamat dengan kemenangan oleh penguasa kerana berjaya mematahkan suara pemberontak. Itu apa yang tertulis dalam arkib negara. Namun, Lily mempunyai pandangan yang berbeza.
 
“Bunga tulip mempunyai maksud yang berbeza bergantung pada warnanya. Ada yang membawa mesej harapan atau kuasa. Dan ada juga yang membawa mesej hormat dan nobility atau royalty. Walapun dalam kebanyakkan media massa melaporkan Operasi Tulip dalam usaha menyelamatkan negara daripada pemberontakan, saya melihat operasi yang berlaku 20 tahun lalu lebih kepada penekanan orang atasan dalam memastikan rakyat sentiasa menjadi ‘yes men’, tunduk patuh tanpa perlu berfikir menggunakan akal yang sejahtera,” sebagai seorang wartawan yang masih hijau dalam dunia kewartawanan, Lily sudah berani menyatakan pendapatnya.
 
“Satu analisa yang baik. Bagaimana pula jika saya katakan Operasi Tulip merupakan smoke screen yang membawa kepada peralihan kuasa, dan akhirnya menguntungkan para rebel kerana matlamat mereka tercapai;iaitu penukaran sistem pemerintahan. Lihat sekarang, negara kita sudah semakin aman. Bukankah operasi itu dikira gagal kerana hasilnya suara rakyat diangkat menjadi mandat?” Encik Fahmi mengemuka teorinya dari sudut pandang yang berbeza.
 
“Jika teori Encik Fahmi benar, mengapa tidak banyak perubahan yang berlaku selepas 20 tahun? Rakyat kita masih ditakuk lama. Berfikiran jauh terkebelakang, langsung terpesong daripada gagasan negara maju yang digembar gemburkan di kaca televisyen. Tidak lain tidak bukan kerana matinya suara rakyat,” Lily masih beranggapan Operasi Tulip telah menenggelamkan reformasi rakyat. Encik Fahmi tidak menunjukkan sebarang riak muka, sebaliknya dia mengeluarkan telefon pintar miliknya dan diletakkan ke atas meja. Stylus dikeluarkan lantas dia mula menulis sesuatu diatas permukaan licin thermal.
 
Monarki. Parlimen. Rakyat.
 
Tiga golongan masyarakat yang membentuk negara berdaulat hari ini ditulis dengan tulisan warna hitam. Pena alam maya bertukar warna kuning.
“Monarki. Negara kita masih meletakkan sistem beraja diatas, sebagai simbol negara. Dalam monarki sendiri terdapat Majlis Raja-raja, adanya sistem undian dan giliran bagi YDPA sebagai ketua negara. Cukup sampai sini dulu,” Encik Fahmi kemudiannya menukar warna pen dengan dakwat merah.
 
“Kita beralih kepada parlimen. Sistem pemerintahan negara dibahagikan kepada tiga kuasa. Kuasa legislatif, eksekutif dan kehakiman. Selepas merdeka, hasil daripada persetujuan pihak colonal, kita mula mengamalkan sistem demokrasi, didalamnya ada pembangkang dan kerajaan berdasarkan suara majoriti. Jemaah menteri dilantik daripada blok kerajaan untuk menjalankan autonomi kuasa,” Beberapa perkataan ditambah disekeliling parlimen.
 
“Dan akhir sekali..kita,” Encik Fahmi membulatkan rakyat dengan pena bewarna biru. “Ketiga-tiga golongan besar yang membentuk negera saling memerlukan antara satu sama lain. Rakyat perlukan ketua untuk mengembleng negara. Parlimen memerlukan raja untuk memperkenankan usul, dan raja memerlukan sokongan daripada dua golongan ini untuk kekal relevan. Masing-masing mempunya kelemahan tersendiri. Daripada kelemahan itu, terjadilah eksploitasi merentasi kasta. Yang A memegang tengkung B. B memegang hujung tanduk C, dan akhir sekali C mengawal denyut nadi A. Akhirnya semua pihak perlukan sesuatu untuk kelangsungan hidup, iaitu…,”
 
“Kuasa,” Lily menyampuk dan diakui dengan anggukan Encik Fahmi. Siapa yang mempunyai kuasa, dia boleh melakukan apa sahaja tidak kira salah atau betul kerana undang-undang boleh digubal oleh tangan-tangan manusia yang tamak haloba. Manusia mudah dibutakan dengan kuasa. Sesiapa yang meletakkan wang sebagai kuasa, maka wang akan menjadi nilai untuk membeli manusia. Sama seperti pangkat dan jawatan. Jika kedua-dua itu diletakkan sebagai penanda aras kuasa, maka kerusi menjadi nilai dalam menyogok manusia.
 
“Tugasan kamu yang pertama untuk pagi esok, nyatakan kepada saya Operasi Tulip dikira berjaya atau gagal. Saya mahukan jawapan yang solid,” Sejurus Encik Fahmi bangun meninggalkan Lily untuk kembali ke kamar tidurnya. Air kopinya tidak habis diminum. Barangkali sebagai syarat untuk mencelikkan mata yang semakin terkatup.
 
Lily tidak segera bangun, sebaliknya dia mengangkat diari daripada atas riba, mencari tempat terhenti pembacaannya.
 
19 tahun 11 hari aku dipenjara. Daripada mataku jelas melihat sehingga kabur, aku tidak ingat lagi mengapa aku disumbat oleh anjing penguasa ke dalam sel. Apa yang aku ingat sewaktu aku digari dan diusung keluar masuk mahkamah sehingga pertuduhan dibaca, aku tidak mampu mengangkat muka, seolah-olah otot yang menyeliputi tulang belulangku telah habis dijarah. Kakiku telah lemah benar untuk berjalan laju. Sekadar bertatih untuk maju. Sewaktu aku masuk ke kandang ini, sebahagian rambut aku masih hitam berkilat, ada sedikit dua tiga helai uban tanda usia dimamah masa. Kini sudah putih semuanya. Aku cuba melelapkan mata, namun perbualan dengan pemuda bernama Wisteria yang singgah sebentar ke sel aku umpama sihir yang membisik diwaktu senja. Berulang-ulang dalam manteranya, sehingga mataku cekang melihat langit-langit kelabu yang penuh dengan sesawang.
 
“Dunia diluar sana sedang berperang. Jika dahulu askar mengangkat senjata, menjadi tembok kepada sempadan negara daripada serangan luar. Kini tidak lagi. Askar berada dimana-mana, mengawal setiap inci sempadan negeri dan daerah agar tidak ditembusi oleh rakyat jelata,” Wisteria berhenti sejenak.
“Perang? Aneh sekali aku tidak mendengar apa-apa perkhabaran tentang itu,” semenjak tanah ini dimerdekakan, hanya sekali rusuhan meletus di ibu negara, itupun dibawah perancangan teliti golongan elit yang gilakan mandat. Akhirnya yang bercakaran, rakyat jelata. Yang kalah, juga rakyat jelata. Si kepala perancang masih mendabik dada, lena diatas wang ringgit, darah dan kuasa.
“Kami menggelarnya Perang Hantu, perang ke atas wabak yang memusnahkan populasi manusia. Engkau patut bersyukur wahai bapa, kerana adamu disini, dibalik dinding batu ini, bapa terselamat daripada diserang wabak. Barangkali Tuhan hendak memanjangkan umur bapa, menyelamatkan bapa daripada hantu-hantu ghaib yang boleh meragut nyawa. Diluar sana, sudah berjuta manusia menjadi korban. Doktor-doktor, misi-misi, kakitangan kesihatan semuanya terpaksa menjadi ‘askar’. Merekalah askar kami tatkala askar yang asli memenjarakan kami daripada dunia luar,” Dibalik matanya yang redup, aku dapat lihat sekali lagi keresahan gelora dalam jiwa Wisteria.
“Lantas, kesalahan kamu apa? Aku gagal memahaminya,”
“Walaupun aku tahu negara berdepan dengan musuh yang tidak kelihatan dimata, ada satu lagi musuh nyata yang meresahkan rakyat marhaen seperti aku. Iaitu, penguasa,”
“Nah , sekarang aku mahu dengar ini cerita,” Mendengar penguasa, semangat mudaku tiba-tiba merasuk. Lantas, aku asah sikit demi sedikit pensel kayu yang panjangnya hanya beberapa inci. Wisteria menceritakan kepada aku dengan teliti sorotan peristiwa yang akhirnya membawa dia ke dalam sel usang yang dihuni oleh si tua aku hampir dua dekad lamanya.
 
Lily terjaga sekitar 5 pagi. Tidurnya hanya tidur -tidur ayam sahaja. Mungkin tidak biasa dengan persekitaran, menjadikan tidurnya acap kali terganggu. Lily bangkit daripada gerabak tidurnya dan menuju ke bilik air. Selepas membersihkan diri, dia memasuki ruang surau yang disediakan di gerabak berdekatan. Usai menunaikan tahajud dan subuh, Lily kembali ke ruangnya. Lampu di atas kepala dihidupkan selepas memastikan langsir ditutup kemas, risau kalau-kalau cahaya menganggu lena penumpang lain. Lily membuka fail hijau Operasi Tulip yang dipilih menjadi subjek tugasan. Dalam masa yang sama, dia mengeluarkan tablet, alat elektronik nipis sederhana besar yang berfungsi sebagai komputer riba dengan papan sentuh. Stylus dibawa keluar.
 
5 wives dan 1 husband ditulis. What, who, why, where, when dan how.
 
Operasi Tulip.
 
Mengikut sumber daripada media, sama ada arus perdana atau yang ditulis oleh penganalisa politik, Operasi Tulip tercetus akibat daripada provokasi daripada sebahagian besar golongan rakyat yang dikenali sebagai ‘pemberontak’. Provokasi pertama dilancarkan kepada mantan Menteri Dalam Negeri dengan menaburkan tulip putih di kesemua stesen polis diseluruh negara berikutan kematian seorang lelaki dalam tahanan lokap. Kematian yang tidak terbela dan dikelaskan sebagai kematian yang natural meskipun bertentangan dengan laporan forensik. Rentetan daripada peristiwa itu, rakyat yang digelar pemberontak menghujani setiap balai dengan tulip putih bagi mengingati satu daripada ketidak adilan sistem pada masa itu. Provokasi kedua dicetuskan oleh seorang pelukis grafik yang menyindir golongan bangsawan yang menggunakan pintu belakang untuk mendapatkan bekalan ubat-ubatan tatkala rakyat bergelimpangan dimuka pintu hospital. Istana-istana diseluruh negara dilontarkan dengan tulip ungu bagi melaungkan suara merdeka kepada ketua sang penguasa yang menyumbat pelukis grafik berkenaan ke dalam penjara. Provokasi ketiga yang membawa kepada nama operasi tulip adalah apabila rumah kediaman, pejabat-pejabat ahli parlimen dihadiahkan dengan sejambak tulip hitam. Menurut laporan, sebulan sebelum tulip hitam dijadikan mesej ‘rampasan kuasa’, pemberontak sudah mula turun ke jalanan. Larangan merentas negeri tidak diendahkan lagi oleh rakyat akibat layanan dua darjat antara rakyat marhaen dan juga golongan atasan. Kemuncak kemarahan rakyat apabila nyawa dan ancaman wabak yang sepatutnya dapat dikawal oleh penguasa ternyata gagal meskipun pelbagai formula telah dijalankan. Bagi mengekang kemaraan rakyat, Operasi Tulip dilaksanakan besar-besaran.
 
Telefon bimbitnya bergetar. Lily berhenti menulis dan mengangkat panggilan itu.
“Saya di kantin. Bentangkan jawapan kamu,”
Lily menyelak langsir, ternyata matahari sudah meninggi diluar sana.
“Baik. Beri saya 5 minit,”
 
Lily memesan mee goreng dan air teh kosong sahaja, sementara Encik Fahmi sudah hampir selesai sarapanya. Sementara menanti pesanan, Lily membuang pandangan ke luar tingkap. Dia kurang pasti dimana dia berada. Ada masa, yang kelihatan hanyalah hutan-hutan dan batuan kapur. Ada ketika, kawasan lapang tandus yang kering kontang. Sesekali sahaja, terdapat perkampungan-perkampungan kecil dengan bendang yang terbentang. Permandangan yang aneh bagi anak bandar sepertinya.
 
“Maaf, kita dimana?” tanya Lily kepada pelayan kereta api yang menghidangkan sebungkus mee goreng dan air tehnya.
“Hampir tiba diutara. Mungkin dalam sejam setengah lagi,” balas pelayan lelaki muda itu sopan lalu menyambung kerja-kerjanya. Lily membuka bungkusan mee itu dengan cermat. Dengan lafaz bismillah, dia mula menyuap mee goreng bersama sejemput sambal bilis diatasnya.
“Encik Fahmi, kenapa kita tidak lagi menggunakan nama negeri-negeri?”
Soalan Lily menyebabkan Encik Fahmi meletakkan surat khabar Ternama keluaran syarikat penerbitan mereka ke sisi riba. Sempat Lily melihat tarikh pada akhbar berkenaan. Surat khabar semalam.
“Tidakkah kamu belajar sejarah disekolah?”
Lily tidak mengangguk dan tidak juga menggeleng. Fokusnya terbahagi dua. Satu pada pinggan makanan, satu lagi kepada supervisor.
“Saya bukanlah seseorang yang yakin seratus peratus apa yang ditulis dalam buku sejarah. Lagipun, sejak peralihan zaman IT, saya dapati banyak percanggahan fakta yang tertulis dalam buku dan bukti-bukti yang terdapat dalam internet. Meskipun saya kira kerajaan sudah cuba sedaya upaya untuk menyembunyikan cerita yang tidak enak, atau yang bertentangan dengan pandangan mereka, apa yang ditulis di internet akan kekal di internet. Selama mana, ada yang menyimpan dan berkongsi, selagi itu informasi tidak akan dipadam,”
 
“Satu pemerhatian yang baik. Cumanya suka untuk saya ingatkan, sebagai wartawan kamu kena pandai menapis info. Tidak semua yang tertulis itu benar dan tidak semestinya yang tidak tertulis itu salah. Tugas kita, bagaimana hendak menyampaikan informasi berdasarkan fakta-fakta yang kita gali. Apa pegangan kita? Apa paksi dan solusi kita. Cuba ingat itu,” Encik Fahmi memberikan nasihat dalam pada cuba mengingatkan Lily bahawa tidak semua berita adalah benar.
“Baik. Saya akan ingat pesanan itu,” lantas Lily tidak bersuara lagi sehinggalah dia melicinkan pinggannya. Apabila selesai, Lily membuka tablet, menayangkan kepada senior apa yang di tulis sejak subuh tadi.
 
“Ini…,” Encik Fahmi membulatkan satu perkataan dengan dakwat berwarna ungu. Lily tidak cepat melatah. Sebaliknya dia menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka mulut.
 
 
Aku masih meletakkan langit-langit sel ku sebagai renungan. Seperti ada lukisan diatas sana yang terpancar daripada pemikiran tua aku, dizahirkan dalam bayang-bayangan. Sejenak, aku bangunkan badanku lantas aku sandarkan pada dinding. Buku catatan warna coklat pemberian kenalan aku sewaktu tahun kesepuluh aku dipenjara aku keluarkan daripada bawah tilam nipis yang tinggal 2 inchi tebalnya. Kini sudah sedekad lamanya, tiada pula dia mengirimkan berita. Mungkin benar kata Wisteria. Diluar tembok, kemanusian dan manusianya sedang dilenyapkan daripada bumi. Mungkin benar Tuhan telah murka meskipun aku selalu ingat bahawasanya Tuhan Yang Satu itu Tuhan Yang Maha Pengampun. Maka aku doa agar diampunkan dosa kenalan aku supaya dia terselamat daripada perang diluar sana.
 
Aku membuka lembaran yang berjaya aku siapkan dihadapan Wisteria. Satu halaman yang terdapat tulisan tangannya. Abjadnya seperti tulisan Cina, tidak dapat pula aku membacanya. Kata Wisteria,
 
“Aku dapat rasa bapa merupakan orang yang terakhir yang aku jumpa. Maka aku mahu bapa sebarkan perkara ini dalam penjara. Biar seluruh rakyat tahu, meskipun dibalik tembok, berita-berita akan tetap sampai kepada semua. Aku seorang realist, seorang yang tidak senang menutup mata diatas kebejatan penguasa. Maka, aku memilih untuk menjadi seseorang yang membawa suara-suara rakyat ke atas. Organisasi kami sulit dan sukar dijejaki kerana kami tidak punya kepala, kamilah kepalanya, kamilah penggeraknya. Setiap apa yang aku lakukan, akulah model dan akulah sasaran kepada penguasa. Apabila matinya aku kelak, hilangnya aku dari bumi, akan bangkit dua tiga Wisteria yang baru. Aku doakan agar umur bapa panjang, agar bapa dalam lihat dunia yang lebih tenang dan aman diluar sana”
 
Semasa aku muda, setelah negara ini dimerdekakan, aku tidak lagi rasa hidupku dihujung tanduk, terkadang melambung, terkadang tergelecah. Aku kira hidup aku sudah cukup hidup dengan bebasnya negara daripada belengku kuku besi yang meragut ribuan nyawa dan harta benda. Semangat mudaku yang telah berasa enak dengan kehidupan semasa menghanyutkan aku daripada perjuangan. Aku mula melihat hidup sebagai satu nikmat yang harus dinikmati, aku ingin hidup bukan sekadar hidup. aku ingin menjadi salah seorang manusia yang tahu nikmatnya satu kebebasan. Kerana naluri manusiaku yang tidak terusik, aku semakin lupa bahawasanya, apabila jatuh satu kejahatan, datang pula satu kejahatan. Itu kitaran kehidupan dunia. Engkau tidak akan selamanya senang. Akan datang ketika, kebatilan diangkat tinggi dan kemudiannya dilenyapkan yang nanti akan tumbuh pula pada kitaran seterusnya. Itulah alam. Itulah dunia. Dan orang yang mengingatkan aku pada usia lanjut ini adalah Wisteria, seorang pemuda misteri yang membayar masa hadapan dengan nyawanya.
 
“Tegami, satu organisasi IT yang bertanggungjawab melancarkan perang saraf daripada pelbagai sudut. Di dalamnya terdapat penggodam-penggodam bertaraf antabangsa. Tegami merupakan satu perkataan dalam bahasa Jepun yang bermaksud ‘surat’. Tulisan kanji ‘Te’,iaitu tangan dan ‘gami’ atau ‘kami’ bermaksud kertas. Apabila digabungkan, membawa naratif surat. ‘Kami’ juga boleh membawa maksud ‘Tuhan’. Simbol surat adalah simbol universal untuk mesej. Cuba Encik Fahmi lihat ini,” Lily menukar skrin papan elektroniknya kepada gambar-gambar yang masih bersisa di archive. Ada gambar rusuhan, ada juga bangunan-bangunan kerajaan yang diconteng dengan simbol surat. Hatta, tegami juga membanjiri gambar peribadi yang belum diturunkan daripada sosial media.
“Mana kamu dapat info mengenai Tegami?” Terselit rasa kagum dalam diri Encik Fahmi kerana tiada laporan berkenaan Tegami dimasukkan dalam fail hijau diatas meja kerana perkataan itu merupakan satu perkataan yang pernah diharamkan suatu masa dulu. Kini, rakyat tidak lagi menyebutnya. Bermakna, Lily telah melakukan kajian kendiri yang merupakan kunci jawapan kepada Operasi Tulip.
“Itu saya akan jelaskan nanti,” Lily mengalihkan perhatian seniornya dengan membentangkan pula timeline Operasi Tulip yang dijalankan selama dua tahun. Kali ini, dia hanya mengutarakan semula apa yang tercatat dalam info grafik yang lebih mudah.
 
“Bagi menjawab persoalan Encik Fahmi, ada tiga fakta yang ingin saya fokuskan. Pertama, Operasi Tulip adalah tindak balas penguasa kepada rakyat. Kedua, Tegami adalah mesej rakyat kepada rakyat untuk sama-sama bangkit menentang penguasa. Ketiga dan bakal menjawab tugasan kali ini, Wisteria,” Lily meletakkan nokhtah kepada point terakhirnya dengan membulatkan gambar biru ungu bunga wisteria di skrin papan sentuh.
“Wisteria?” Berkerut dahi Encik Fahmi mendengarnya.
“Wisteria merupakan satu pohon menjalar yang memiliki gugusan bunga bewarna ungu. Seperti tulip, wisteria mengandungi banyak maksud. Antaranya adalah immortality, support, and resilient. Keabadian, sokongan dan berdaya tahan. Ada sesetengah kepercayaan menggunakan wisteria untuk menyinkir demon atau syaitan. Dalam konteks perbincangan kita, jika Tegami adalah jalan, dan Operasi Tulip adalah kesan. Wisteria adalah penyebabnya,” lancar Lily mengemukan fakta terbaharu. Seketika, dia meneguk teh susunya yang telah suam.
 
Encik Fahmi membetulkan letak duduk punggungnya. Ada ketika, dia menoleh ke kanan, memerhatikan suasana dalam kabin yang menempatkan kantin. Ada masa, dia membuang pandangan ke luar, kearah dataran kontang yang tidak berpenghuni. Setelah hampir 2 minit mengunci bicaranya, Encik Fahmi memadamkan tablet milik Lily. Kemudiannya, dia memandang tepat anak mata Lily.
 
“Lily, kamu tahu kenapa Puan Turis memilih tajuk ini untuk tugasan kamu?”
Lily tidak menggeleng, malah tidak juga mengangguk.
“Kamu tahu mengapa kita menuju ke utara?” tanya Encik Fahmi lagi.
Sekali lagi Lily mendiamkan diri. Dia tidak bertanya apa-apa sewaktu Encik Fahmi mencadangkan untuk mereka berdua mendapatkan maklumat daripada wilayah Utara awal pagi semalam. Lily sedia maklum, terdapat sebuah penjara di Utara yang menempatkan tahanan 20 tahun lalu berkaitan Operasi Tulip. Lily juga tahu sebahagian besar wilayah Utara masih terdapat saki-baki ‘pemberontak’ yang hidup dalam kerahsiaan. Mereka merahsiakan identiti daripada dunia luar dan menjalani kehidupan sebagai orang biasa.
 
Melihat tiada respon daripada Lily, Encik Fahmi mengeluarkan telefon bimbit model separuh abad ke belakang. Amatlah janggal bagi Lily melihat alat dianggap kuno itu sehingga berkerut dahinya. Encik Fahmi meletakkan telefon bimbit itu keatas meja. Lily membaca dengan memperlahankan suaranya.
 
“Artis ternama gayat sewaktu melakonkan babak ngeri dalam filem Miliki Dia. Jadi?” Lily bertanya.
“Kod. Saya akan beritahu kamu apa maksud disebalik ayat ini sekiranya kamu kongsi dengan saya, dari mana kamu perolehi infomasi berkaitan Tegami dan Wisteria,” Encik Fahmi mahukan info daripada Lily dengn cara diplomasi. Lily tidak segera membalas, sebaliknya menyandarkan batang tubuhnya ke dinding gerabak.
“Mengapa Encik Fahmi beria benar untuk tahu sumber saya?” Lily tidak berniat untuk berasa sangsi dengan senior yang sudah bergelumang dalam dunia kewartawan puluhan tahun, namun hati kecilnya berasa kurang yakin untuk berkongsi.
“Kerana saya mendapat arahan untuk menyelamatkan kamu ke Utara dan saya berhak untuk tahu kenapa,” Kenyataan Encik Fahmi membuatkan Lily terpana seketika.
“Maksud?”
 
Encik Fahmi membuka surat khabar yang dibacanya tadi, terus pada berita bahagian sensasi yang menceritakan berkaitan filem Miliki Dia.
“Mesej yang saya terima pada jam 23:10 kelmarin. Dua; Ternama, Tiga; gayat, dan 10;miliki. Suku kata yang pertama daripada ketiga-tiga perkataan ini ialah Te, Ga dan Mi. Tegami,” lancar Encik Fahmi memecahkah kodnya.
“Dan ini pula mesejnya dalam surat khabar bertarikh semalam. Dia. Pejabat. Serang. Lily. Kunci. Selamat. Utara. Apabila saya susun dalam ayat yang cantik. Ianya berbunyi begini. Pejabat akan diserang. Selamatkan Lily ke Utara. Dia ada kuncinya. Nah, saya telah menjawab pertanyaan kamu. Dan sekarang, nyatakan kepada saya, apa yang ada tangan kamu,”
Lily memeriksa sekali lalu, pecahan kod rahsia sebelum membuka mulutnya.
“Encik Fahmi tahu apa yang ada ditangan saya. Encik Fahmi juga tahu Ops Tulip belum berjaya dan belum gagal. Kita semua tahu, penguasa yang naik hari ini adalah salinan penguasa yang sama 20 tahun lalu. Dan apa yang ada dalam tangan saya kini merupakan anak kunci kepada kebangkitan yang baru,”
 
“Lily.. sa..,”
 
Belum selesai ayat Encik Fahmi, gerabak keretapi berhenti secara mengejut. Jeritan kedengaran diseluruh gerabak. Cawan-cawan dan pinggan kaca bertaburan diseluruh kantin, akibat kekuatan tolakan daya inersia. Fail dan tablet Lily sama mencium lantai kereta api. Hampir sahaja tubuh kecil Lily melambung ke hadapan. Mujur dia sempat berpaut pada rail sehingga gerabak itu berhenti sepenuhnya.
 
“Kamu tak apa-apa?” Encik Fahmi bertanya.
“Tidak,”
 
‘Minta perhatian tuan-tuan dan puan-puan, ini adalah..’ Pengumuman mengejut daripada kapten tidak meletakkan minat Lily disitu. Segera dia mengutip kembali alatan berita daripada lantai sementara Encik Fahmi bertanya kepada seorang petugas.
 
“Apa yang berlaku?”
“Pihak kami belum mendapatkan kepastian. Saya meminta tuan dan puan untuk kembali ke tempat masing-masing,” Petugas itu kemudiannya memberitahu perkara yang sama kepada penumpang-penumpang yang berada di kantin.
 
Sebaik sahaja Lily bangkit daripada mengutip tablet, fail dan akhbar, matanya disilaukan dengan panahan cahaya daripada luar tingkap. Dia mencari-cari arah punca sehinggalah matanya menangkap susuk tubuh seseorang dari atas bangunan. Anak matanya dikecilkan.
 
Sementara, Encik Fahmi memeriksa telefon bimbit lamanya apabila ada pesanan ringkas masuk ke dalam peti surat. Dia membaca sekilas lalu mesej sebelum bangun daripada kerusi. Encik Fahmi merentap lengan Lily agar bangun daripada kerusi. Terpinga-pinga Lily seketika.
 
“Lily, ikut saya,” Encik Fahmi melepaskan hujung lengan baju Lily dan berjalan menjauhi kantin, dia berhenti diantara penyambung gerabak dimana salah satu pintu berada. Beg sandang kecil dibahunya, dijatuhkan.
 
“Mari sini semua barang kamu,”
 
Lily menuruti perintah, kesemua fail dan tablet dihulurkan kecuali diari coklat. Dia teragak-agak untuk memberi. Encik Fahmi memahami keengganan Lily, cepat-cepat dia menguntumkan senyum.
 
“Jangan risau Lily. Saya bersama kamu,” Sekali lagi Encik Fahmi menghulurkan tangannya.
 
Pengumuman diulang siar sekali lagi meminta agar semua penumpang kembali ke tempat masing-masing.
 
“Apa yang kita sedang lakukan?” Agak lama Lily berdiam diri, akhirnya dia bertanya juga.
“Lily, segalanya yang kamu tahu akan berubah mulai saat ini. Semuanya. Tentang realiti dunia, tentang Ternama, tentang Tegami, hatta tentang sekecil-kecil perkara. Saya tahu apa yang ada diari itu. Dan saya serahkan kepada kamu untuk menjaganya. Suatu hari nanti, kamu akan faham mengapa. Sekarang, pergi daripada sini. Kita tak punya banyak masa,” Encik Fahmi membuka pintu secara manual. Beg sandangnya dihulurkan kepada Lily.
 
“Saya hendak ke mana?”
“Sana,” Encik Fahmi menunding jari. Nun jauh disana, dicelah-celah bangunan kelihatan beberapa susuk tubuh bersiap siaga. Encik Fahmi tanpa teragak-agak menolak Lily agar bersegera keluar melalui pintu.
“Encik Fahmi?” Lily masih bingung dengan tindakan seniornya. Dengan langkah berat Lily turun daripada gerabak. Sebaik sahaja kakinya jejak ke tanah, Encik Fahmi menutup pintu lantas menguncinya daripada dalam.
“Encik Fahmi? Encik Fahmi!!!” Lily berusaha membuka pintu pesi yang memisahkan mereka. Jantungnya berdegup kencang, terkejut dengan tindakan Encik Fahmi.
“Pergi! Lily, kamu harapan kami yang baru,” ujar Encik Fahmi tenang. Lily yang masih keliru, ditambah dengan fikiran yang berkecamuk tidak sempat berfikir apabila batang tubuhnya direntap daripada belakang. Mulutnya ditekup agar tidak bersuara. Dia meronta untuk dilepaskan. Saat dirinya diheret menjauhi gerabak, Lily dibiuskan dengan ubat penenang yang dicucuk tepat pada batang lehernya. Rontaan semakin mengendur. Sebelum dia rebah, Lily sempat menangkap bunyi letupan kuat sehinggalah telinga tidak lagi mendengar apa-apa dan dunianya gelap serta-merta.
….
 
Tiga hari kemudian, Lily kembali ke meja kerjanya di Menara Ternama. Dia datang dengan berbusana kemas rona ungu cair, dipadankan dengan kasut tumit tinggi, satu padanan yang pertama kali dia tampilkan sepanjang bergelar pelatih. Lily mengemas mejanya ala kadar, sehinggalah Puan Turis menegurnya daripada arah belakang.
 
“Lily?”
Tanpa bersuara, Lily bangun, menundukkan sedikit badannya ke hadapan tanda hormat.
 
“Mana laporan kamu?” Puan Turis lantas bertanya.
“Saya akan emailkan kepada puan,” Lily mengerling jam ditangan “tepat jam 10:11 nanti,” dia menokhtahkan ayatnya dengan menekankan faktor masa.
“Baik,” Puan Turis menyambut baik cadangan Lily sambil mengeluarkan sesuatu daripada sakut kotnya. Sebuah telefon bimbit lama dihulurkan kepada Lily. Melihat kepada model telefon itu, Lily gagal mengawal air mukanya.
 
“Encik Fahmi?”
“Baca mesej dalamnya,kamu akan faham nanti,” Sejurus Puan Turis meninggalkan Lily dalam tanda tanya. Lily tanpa berlengah, menekan punat kekunci telefon bimbit ditangannya. Bahagian mesej ditekan, membaca mesej terbaru yang belum dibuka.
 
Syarikat Te Amo gantung jualan selepas pelancaran Mi Mobile.
 
Mesej ringkas yang diterima pada 24:08 semalam.
 
Memahami kod yang disampaikan, Lily mendapatkan akhbar hari ini daripada meja editor. Dia mencari bahagian IT dan teknologi lantas memecahkan kod-kod berita seperti yang pernah diajarkan oleh Encik Fahmi.
 
“Cari saya ada di Utara. Wisteria”
 
Lily menarik nafas lega. Barangkali letupan yang didengari kali terakhir sebelum dia bangkit beralaskan katil di apartmentnya bukanlah daripada gerabak yang dia dan Encik Fahmi naiki. Barangkali itu satu helah yang disengajakan bagi ‘melarikan’ Lily dan Encik Fahmi daripada diburu penguasa. Lily mengambil masa 2 hari untuk memproses kembali apa yang berlaku sebelum dia memutuskan untuk turut sama menuntut keadilan menggunakan tag nama wartawan.
 
Wartawan dimuka hadapan, dibelakang, dia punya nama yang berbeza. Masih juga Lily, tetapi Lily yang berbeza.
 
Lily, sekuntum bunga yang diperindahkan sebagai tanda kematian dan kelahiran semula. Antara dua peranan, Lily memilih untuk menjadi yang pertama, penghantar isyarat kematian kepada si zalim penguasa!
 
“Lily!” Suara Puan Turis memanggilnya.
“Ya..saya datang,”
 
20 May 2021
8 Syawal 1442
9.39pm
 
Tumblr media
0 notes
nihonkamoshika · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Flower news. 藤の花。 #紫藤 # #花 # #wisteria #藤 #フジ #등나무 #イマハナ #花のある暮らし #flowerstagram #flower #fleur #Blume #fiore #bloem #цветок #blomma #blomst #kukka #çiçek #꽃 #flor #ดอกไม้ #bulaklak #bunga #زهرة# #گل# #פרח# Date and time taken (Japan time) 5/7/2020 3:46 PM. (下之郷遺跡) https://www.instagram.com/p/B_6a8X1jimi/?igshid=1bg3isdwzjz0u
0 notes
artforiasenibudayajepang · 2 years ago
Text
Tak Hanya Mendaki, Inilah 5 Cara Lain Menikmati Alam Tokyo yang Seru
Berita Wisata Jepang – Ketika bunga sakura mewarnai kota Tokyo bulan ini, sudah saatnya mendapatkan kembali kehidupan alam di dalam kehidupan kita – tanpa harus melakukan perjalanan terlalu jauh dari kota. ©Photo by iStock: DragonImages Simak Juga : 5 Tempat Terbaik Untuk Melihat Bunga Wisteria Di dan Sekitar Kota Tokyo Keuntungan berada di tengah-tengah alam di dokumentasi dengan baik, namun…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ikamarsera · 5 years ago
Text
WFH
Bulan maretku kelabu karena covid-19, bahkan sebulan ini belum ketemu orang rumah hehe padahal ya di purwokerto pun dulu pas kuliah pulang setaun sekali haha tapi ini beda ini beneran kangen deh meskipun dirumah sebenernya cuma numpang tidur aja.
Covid-19 ini erat kaitannya sama Work From Home tapi buat gua sendiri WFH ini hanya angan-angan haha kebetulan dikantor penerapan WFH ini hanya by case aja, jikalau kita merasakan gejala-gejala pusing, flu, demam, sesak nafas langsung diputuskan untuk berdiam diri dirumah.
Tapi WFH ini sangat-sangat menarik kalo dilihat, apalagi aku ikut merasakan WFH kalo ngeliat IG story temen-temen haha dan....dan... updatenya terbanyak yaitu :
1. Masak memasak
2. Videocall zoom
3. Film yg ditonton
4. Isi template gitu
Selama weekend ini gua dedikasikan hari libur gua untuk berdiam dikosan azeg bahkan cuti gua pun akhirnya harus gua gunakan untuk bermuhasabah dikosan ehehe liburan bisa nanti-nanti, mari kita memperbaiki diri terlebih dahulu haha, berikut kegiatan yang gua lakukan dikosan sebagai referensi kalian yang bosen kalo telfonan doang sama pacar karena ga bisa ketemu heu :
1. Baca buku (tapi ga bisa baca isi hati kamu)
Tumblr media Tumblr media
Buku ini gua beli di pameran bbw di ice bsd dengan kocek azegg bola kali di kocek wkwk Rp 120.000 ajaa untuk 4 buku itu, berikut list bukunya :
-Drunken monster by ayah pidibaiq
-Senja dilangit ceko by kirana kejora
-Sherlock holmes wisteria house
-3 tahun by anton chekov
Note: plis bgt kalo ke ice bsd naik KRL dan harus turun di cisauk jangan sampe ketiduran di kereta wkwk nanti bablas ke rangkas bitung 😦
2. Memasak (tapi belum masak buat kamu)
Pandemi ini membuat gua jadi masak tiap hari haha biasanya kalo kerja yaa cuma beberapa kali aja haha padahal yah dirumah gua sama sekali ga pernah maen ke dapur karena orang rumah suka nanya dan menuntut mana masakannya yg sebenernya nothing special haha jadi paling aman emang dikosan kalo mau bereksperimen haha
Setiap masak gua selalu bersama chef ratna yg suka banget nyambel haha, beriku hasil karya kami :
Tumblr media
Haha seger cumi itu emang daebakk sih !!
Tumblr media
Aduuh pagi-pagi emang cocok makan nasi goreng haha nasi sisa kemarin yang ga abis di magicom 😋
3. Nonton film (nontonnya sendiri)
Drakor kuuuu kembali menemani hari-harikuu haha inget bgt dulu nih dulu pas jaman nonton moon lovers gua tuh yaaa gua tuh nih sampe ga bales wa doi dan baru respon tengah malem lah (ini jangan ditiru ya) hahaha drakor yang lagi on going saat gua nulis tumblr ini
- hi bye mama
- a world marriage couple
- find me in your memory
- memorist
Haha ini semua beda genre jadi yaa bisa saling mengisi mwah
4. Ikutin yang viral (mantau medsos)
Haha berbagai challenge daat pandemi gini banyak banget dilakukan sama netizen haha ada yg nyanyi bareng, live bareng sampe update foto dengan tema #untiltomorrow haha gua beneran ikut lho tapi yaa yg gua post foto andalan tahun 2012 lalu dan masih nyimpen foto yang akhirnya tidak di post karena agak annoying haha
Tumblr media
Ini captionnya : bersiap memberikan setangkai bunga untuk kaka senior 🥀
Harapan ku tahun ini sedikit berbeda, resolusiku pun bergeser tapi lantunan do’a di sujudku tetap sama yaitu berharap kami bisa dipertemukan kembali dalam keadaan sehat., Bapak Ibu Adik.
Cerita malamku di 11 April 2020.
1 note · View note
malangtoday-blog · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Viral Tes Kepribadian Forest! Kamu Tanaman Apa?
RADARMALANGID – Tes kepribadian dari Forest-Mt Seekrtech tengah viral di media sosial. Baik di Instagram maupun Twitter, pengguna berlomba-lomba untuk menunjukkan hasil prediksi Forest tentang kepribadian mereka berdasarkan tanaman.
Melalui link forest-mt.seekrtech.com, pengguna dapat mengikuti kuis daring tersebut tanpa harus terhubung melalui akun media sosial apapun. Di laman utama, tampak background berwarna peach dengan tulisan “Plant Your Personal Flower”, diikuti dengan dua tujuan kuis ini, yaitu untuk mengetes tipe seseorang dalam mengelola fokus dan menemukan teman belajar yang pas.
Kuis ini dilengkapi lantunan musik santai dan animasi yang menarik. Di laman akhir, nama tanaman pun muncul sebagai jawaban. Ada nama bunga seperti Sunflower, Carnation, Cherry Blossom, Wisteria, hingga nama tanaman seperti Beard’s Paw, Cactus, dan Bamboo. Selain itu, terdapat penjelasan mengenai prediksi kepribadian, khususnya dalam hal bekerja, belajar dan mengelola fokus. Tes Forest Mt ini juga menyertakan rekomendasi tempat dan teman yang pas untuk belajar.
Di Twitter, akun resmi Forest memperjelas cara bekerja kuis ini. Setelah menemukan ‘personal flower’-mu dan menyimpan jawabannya, kamu dapat membalas tweet Forest tersebut dengan hasil tesmu disertai hashtag #ForestStuddyBuddy. Lalu, kamu bisa saling mencari pasangan belajarmu lewat kolom reply, deh!
Forest sendiri merupakan aplikasi yang mengklaim dirinya adalah “penyembuh kecanduan handphone”. Dengan mengusung tagline ‘Stay focused, be present”, aplikasi bikinan Seekrtech ini bekerja dengan cara membuat pengguna ‘merawat’ tanaman dalam aplikasi dengan mengurangi durasi penggunaan handphone. Semakin sering kamu mengecek handphone-mu, semakin buruk pula kondisi tanamanmu.
Selain Forest, Seekrtech juga menmbawahi aplikasi SleepTown dan WaterDo. Aplikasi-aplikasi yang dikembangkan orang Taiwan ini menawarkan game-game yang bertujuan untuk membantu orang menjadi versi terbaik dirinya dengan cara-cara yang unik.
Penulis: Ananda Triana Foto: Istimewa
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/viral-tes-kepribadian-forest-kamu-tanaman-apa/
MalangTODAY
0 notes
rebeccadeavers · 6 years ago
Text
5 Parfum Wanita Terbaik dengan Kemasan Praktis yang Cocok Dibawa Saat Traveling
5 Parfum Wanita Terbaik dengan Kemasan Praktis yang Cocok Dibawa Saat Traveling:
Mengawali tahun 2019, tidak ada salahnya mengantongi diri dengan koleksi parfum terbaik wanita di tahun 2018 versi Bukalapak. Terutama bagi kamu yang punya hobi jalan-jalan, rekomendasi parfum wanita terbaik dengan kemasan praktis ini cocok sekali dibawa saat traveling, lho! Badanmu akan segar dan wangi sepanjang hari.
Simak 5 rekomendasi parfum wanita terbaik dengan kemasan praktis yang cocok dibawa saat traveling.
  1. Gucci Bloom Eau de Parfum, aroma bunga yang menyegarkan
Tumblr media
Gucci Bloom Eau de Parfum, salah satu parfum wanita terbaik 2018 dengan kemasan praktis. (foto: gucci)
Diracik sepenuhnya oleh ahli parfum ternama Alberto Morillas, Gucci Bloom Eau de Parfum menawarkan aroma kaya sebuah kebun yang dipenuhi bunga-bunga. Aroma bunga sedap malam dan melati berpadu dengan rangoon creeper, bunga unik yang ditemukan di India Selatan yang pertama kalinya digunakan dalam dunia parfum untuk menciptakan sebuah wangi yang mampu membuat pengguna seakan merasa melangkah ke taman imajiner.
Parfum ini dikemas super cantik yaitu dengan dalam botol minimalis berwarna pink berukuran 50, 100, dan 150 ml yang dipernis hingga terlihat seperti porselen dengan logo Gucci terpampang di depan. Botol cantik ini juga dibungkus dalam box bermotif bunga merah yang tak kalah menawannya.
Baca juga: Hai Ladies! Ini 5 Cara Membuat Wangi Parfum Kamu Tahan Lama Seharian
2. Burberry My Burberry Blush, wanginya tahan lama seharian
Tumblr media
Burberry My Burberry Blush, salah satu parfum wanita terbaik 2018 dengan kemasan praktis. (Foto: burberry)
Jika kamu menyukai parfum dengan aroma buah dan bunga, Burberry My Burberry Blush bisa jadi pilihan yang tepat. Dikreasikan oleh ahli parfum Francis Kurkdijan dan Christopher Bailey, Burberry My Burberry Blush, yang hadir dalam kemasan praktis 50 ml, sukses menangkap aroma yang mewakili musim semi. Perpaduan aroma pomegranate, lemon, apel hijau, dan kelopak mawar menghadirkan wangi yang menyegarkan. Sementara bahan dasarnya, yakni bunga melati dan wisteria melengkapi aroma parfum dengan sentuhan feminin yang membuatnya lebih tahan lama melekat di kulit.
Baca juga: Ini 5 Parfum The Body Shop dengan Wangi Buah yang Fresh
3. Marc Jacobs Decadence Eau So Decadent, campuran aroma bunga dan buah yang manis
Tumblr media
Marc Jacobs Decadence Eau So Decadent, salah satu parfum wanita terbaik 2018 dengan kemasan praktis. (Foto: marcjacobs)
Marc Jacobs Decadence Eau So Decadent hadir dengan aroma buah pir dan blackcurrant yang super-ringan. Berpadu manis dengan aroma white amber, raspberry, dan bunga melati. Campuran aroma bunga dan buahnya memberi kesan feminin yang memikat. Sementara aroma earthy dan hangat white amber mewakili sensualitas. Ringan dan mewah, produk ini sempurna kamu gunakan untuk acara siang atau malam. Dengan kemasan praktisnya berukuran 50 dan 100 ml, kamu bisa dengan leluasa membawanya saat traveling.
Baca juga: 5 Rekomendasi Parfum High End yang Cocok untuk Wanita Feminin
4. Juicy Couture Viva La Juicy Rose, wanginya yang hangat bikin ketagihan
Tumblr media
Juicy Couture Viva La Juicy Rose, salah satu parfum wanita terbaik 2018 dengan kemasan praktis. (Foto: juicycouture)
Viva La Juicy Rose dari Juicy Couture didominasi oleh aroma bunga yang kaya, seperti wild berries, juicy mandarin, honeysuckle, gardenia, dan melati. Aroma bunga tersebut kemudian dikombinasikan dengan aroma dasar parfum yang lebih hangat dan earthy, terdiri dari amber, caramel, vanilla, kayu cendana, dan cokelat praline. Perpaduan dua jenis aroma yang bertolak belakang dijamin membuat kamu ketagihan untuk menyemprotkannya berulang kali. Parfum ini hadir dalam berbagai pilihan ukuran, yakni 100 ml, 50 ml, dan terakhir edisi roll on ukuran 7,5 ml yang bisa praktis kamu bawa dalam tas jinjing.
5. Prada La Femme Intense, beraroma oriental dengan kesan sensual
Tumblr media
Prada La Femme Intense, salah satu parfum wanita terbaik 2018 dengan kemasan praktis. (Foto: prada)
Berbeda dengan pendahulunya, Prada La Femme, Prada La Femme Intense meningkatkan intensitas aromanya dengan menambah kandungan bunga tuberose, bunga ylang-ylang, dan patchouli (nilam) di dalam jantung komposisinya. Parfum yang diracik oleh Daniela (Roche) Andrier ini menghadirkan aroma khas oriental yang memancarkan kesan sensual.  Hadir dalam kemasan 35, 50, dan 100 ml, parfum ini cocok kamu gunakan untuk acara spesial, seperti dinner date bersama pasangan.
Jadi, parfum mana yang akan kamu pilih?
(Putri Saraswati)
from https://review.bukalapak.com/beauty/5-parfum-wanita-terbaik-dengan-kemasan-praktis-yang-cocok-dibawa-saat-traveling-96094 from https://bukareview0.tumblr.com/post/181535344058
0 notes