#Bunga Twin Falls
Explore tagged Tumblr posts
Text
Nasa oven na ba ang lahat? 😁
Tara mag palamig dito sa Bunga Twin Falls ng Nagcarlan, Laguna😊
#BungaFalls #BungaTwinFalls #NagcarlanLaguna
#istariray23laboy #istariray23travel #istariray23moments #istariray23photography
#BungaFalls#Bunga Twin Falls#Falls#Talon#Nagcarlan Laguna#Nagcarlan Laguna Philippines#istariray23laboy#istariray23travel#istariray23moments
14 notes
·
View notes
Text
Bunga Falls is the twin falls of Nagcarlan Laguna
BUNGA FALLS (TWIN FALLS)Nagcarlan, LagunaHeight: 15 metersJump-off point: Brgy. Bunga, Nagcarlan, Laguna
The bunga falls is stunning, the water is chilly, and the air is thick and fresh there because it is surrounded by tall trees. There are lots of people there because it is popular for the carlan lagoon and because it is ideal for summer vocation. It is a good place to rest and is unquestionably one of the top recommendations for summer vocation.
0 notes
Text
"Halina sa nakatagong ganda ng Nagcarlan''
The sound of splashing water is a great stress reliever, especially in the stressful world of everyday lives, add to it a serene environment plus green plants and cool breeze of air on your skin. Not a luxurious getaway but a needed getaway to release tensions and relax. This is how I describe Bunga Twin Falls, situated within the rural outskirts of Nagcarlan.
The Picturesque Bunga Twin Falls. You can see the face like image of the stone separating the falls.
FUN FACT, The name of the falls is derived from the word “Bunga” (Betel Nut), palms that used to grow abundantly in the area.
THE MYSTERY OF THE TWIN FALLS
Bunga falls is a 15-meters twin waterfalls located at Brgy. Bunga. Its unique charm is the fact that it is a twin identical waterfalls descending side by side.
Ever since my childhood a local folklore says that there is a creature that dwells in the depths of Bunga Falls, snatching into the deep waters some unsuspecting “dayo”, or outsiders that manages to swim in its waters. I remember also a story of my cousin back then, when they were nearly ending their 4th year in high school the barkada got an idea to celebrate and swim in the falls. On the middle of the night during their swim, one of their buddy went missing. The next day, the body of their classmate were found to be cold dead already. Many believes that being a graduating student brings bad luck so we have to be careful enough.
The particular photo of the rock between the dramatic twin waterfalls, with its gray dents and green mosses, shows a protruding rock that looks like a face. To be honest, I didn’t notice it until now when I observed the picture and read some articles relating to the mysterious face of the Twin Falls. Many people believes that the Face belongs the Anito or the ancestral nature spirit guardian of the area. The Bunga Falls like many other natural spots in our country is believed to have the Anito/Diwata who protects is beauty.
According to the locals it is really deep and eerie – perhaps these tales were inspired by this unusual depth of the pool.
5 to 10 minutes trek down to Bunga Twin Falls
HOW TO GET THERE?
From Nagcarlan Ride a Jeep to Brgy. Bunga, the terminal is in the front of Nagcarlan Public Market. The fare up to Brgy. Bunga is Php 80 to Php120 per trip. And then the driver drop you to the main entrance of the bunga falls.
ACCOMODATION
Entrance Fee– Php 5 per head
Cottage– Php 200
Food– It is suggested to bring your own food for picnics
Life Vest/Salbabida– Prices ranging from Php 50 to Php 100 per rent
View of the falls from the trek route going down
NATURE AND ITS MAGNIFICENCE
Nagcarlan still has many secrets to be uncovered. It is heartwarming to note that the beauty of Bunga Falls and its green surroundings are well-preserved despite its increasing popularity. We certainly hope that both locals and tourists will do their part in keeping it this way for many others to enjoy. As also part of the progressing world, let us all do our own responsible actions in preserving such beauties the world has ever created.
1 note
·
View note
Link
Falling In - Inhaler I’m So (Fucked Without You) - Sick Love Serpentine Prison - Matt Berninger Easy On You - Sir Chloe Melt - TWIN XL Bummer Days - Liza Anne The Ceiling - Lewis Del Mar Slow Burn - Andrew McMahon In The Wilderness Even If I Tried - Jenny O. Aeroplane - Greer 80 Degrees - Bryde Business - Red Bricks Kiss Me Goodbye - DeathbyRomy Ugly Habits - Bohnes Not Like The Others - Death by Unga Bunga Driverless Cars - Will Joseph Cook Where Did We Go Wrong? - Janice Prix, Paperwing
#Inhaler#sick love#matt berninger#sir chloe#twin xl#liza anne#lewis del mar#andrew mcmahon in the wilderness#jenny o#greer#bryde#red bricks#deathbyromy#bohnes#death by unga bunga#will joseph cook#janice prix#paperwing#new music friday#spotify#playlist
2 notes
·
View notes
Text
KUDASAI - Please Never Fall in Love Again
Aku pernah menjadi tempat selepas bahagiamu habis. Yang kau bagi dari deras air mata. Yang menampung luka dari buah hasil perbuatan orang lain.
****
Keringat mengalir deras, dari dahi, turun ke leher, melewati payudara, bermuara di kaki. Kondisi gue sekarang sudah basah kuyup oleh keringat sendiri, bener-bener kaya habis diompolin kucing. Jakun gue naik turun menelan ludah beberapa kali. Ingin berbicara tapi kata sudah terlanjur melekat di tenggorokan dan rasanya tidak mau keluar. Twindy masih menatap gue berharap mendapatkan jawaban yang memuaskan meski pada intinya apa pun jawaban yang gue keluarkan nanti, tetap saja dia sudah siap menghantarkan gue ke Neraka Hawiyah.
"Sebelum kamu mikir yang aneh-aneh lebih jauh, aku mau jelaskan. Tapi aku mohon, tolong dengarkan penjelasan aku lebih dulu." Gue mencoba tegas. Karena biar bagaimanapun posisi gue di sini adalah seorang suami Gue laki-laki. Gak seharusnya gue menunduk terus setiap hari.
"APA?!" Bentaknya kencang.
"Ampuuun..."
Hilang sudah keberanian gue dengan sekali bentak. Keberanian bak dinosaurus tadi langsung berubah menjadi kunang-kunang dengan sekali pertanyaan aja dari Twindy. Benar-benar keturunan api neraka nih istri gue. Kadang-kadang gue bangga sama dia. Gak tau bangga karena apaan. Pokoknya bangga dulu aja.
"Oh oke.." Dia terkekeh meledek lalu mengangkat tangannya, "Kali ini, mending selesai beneran aja.." Kemudian dia mulai perlahan mencopot cincinnya dari jari manisnya itu.
Gue terkejut. Dengan cepat gue langsung menangkap tangannya, "Sayaaaaang... Jangaaaaan...." Ucap gue memelas. Gak ada gagah-gagahnya sama sekali.
"Sayang manisku cintaku uwuwuwu, tolong dengerin penjelasan aku dulu... Kamu salah paham, beb. Yuk kita bicarakan pelan-pelan ya. Sambil makan makanan ena. Gimana? Mau? Aku buatin apa aja yang kamu mau." Gue masih terus menggenggam tangan kirinya berharap tangan itu tidak mencopot cincin yang melekat di jari manisnya.
Tapi sepertinya rayuan gue barusan benar-benar tidak mempan. Twindy sudah kepalang marah dan tidak mau mendengarkan penjelasan gue dulu.
"Maaf bu.."
Tiba-tiba perhatian kami berdua teralihkan ke belakang. Dua kolega Twindy berdiri menghampiri. Dengan cepat Twindy menghempaskan tangan gue dari tangannya sampai tangan gue ngondoy karena menghajar mesin kopi yang panas di belakang gue.
"Untuk masalah pembuangan air di Proyek Sentul tampaknya harus dibenahi secepatnya. Mengingat sebentar lagi akan masuk musim penghujan. Baiknya segera presentasi di depan tim dulu, Bu.."
Twindy terdiam sebentar, ia melihat ke arah gue yang lagi niup-niupin tangan, lalu kembali melihat koleganya, "Kabari tim yang lain. Suruh kumpul di kantor 30 menit lagi. Bilang sama yang lain, kalau 30 menit lagi tidak ada di kantor, besok suruh kumpulkan surat pengunduran diri."
Twindy bersiap pergi sebelum tiba-tiba melihat ke arah gue sekali lagi. Dahinya berkerut, mulutnya cemberut. "Kalau sampai aku pulang nanti aku gak nemu penjelasan yang masuk akal. Jangan harap kamu bisa ngurus cafe ini lagi. Ngerti?!"
"Baik, bu.." Gue menunduk hormat seperti orang Jepang tanpa berani menatapnya.
Gue masih menunduk. Tidak berani mengangkat kepala. Sampai ketika gue dengar ada suara mobil pergi meninggalkan cafe ini, gue baru berani mengangkat kepala. Alhamdulillah nenek sihir itu sudah pergi. Begitu gue angkat kepala, ternyata Twindy masih ada di depan pintu dan masih tetap menatap gue.
"KENAPA SENYUM-SENYUM?!" Bentaknya sampai semua orang di cafe pada melihat ke arah kami berdua.
"TIDAK! MAAF! SAYA YANG SALAH KOMANDAN!" Dengan sigap gue langsung nunduk lagi.
Bangkeeeeeeee, gue kira dia bakal pergi bareng koleganya. Ternyata dia pergi naik mobilnya sendiri. Astagfirullah kaget.. Udah kaya lagi tutorial menghadapi siksa neraka banget ya Allah siang ini. Semoga kelak apabila hamba mati, siksa hidupnya sudah dicicil dari sekarang jadi nanti tinggal masuk surga aja gak perlu antri.
****
Meski sekarang malam minggu, gue langsung mengabarkan ke semua pengunjung dan juga Romi bahwasanya Cafe akan ditutup tepat jam 8 malam. Mereka pada protes, terutama gembel cafe yang cuma pesen kopi sebiji, terus ngambil air putih bergelas-gelas, dan wifian doang itu. Tapi karena ini benar-benar menyangkut hidup dan mati gue, gue tidak bisa berkompromi lagi.
Romi gue suruh mengurus bagian depan. Sedangkan gue langsung hinggap di dapur dan mengerjakan banyak masakan sekaligus. Anggaplah ini sebagai penebusan rasa bersalah. Gue harap segala makanan yang gue bikin buat Twindy mampu melunakannya dan membuatnya sadar bahwa tanpa suaminya, dia tidak bisa makan enak. Gapapa deh dia gak cinta, gak masalah, gue rela, asalkan jangan sampai dia gak suka sama makanan yang gue buat. Soalnya cuma itu modal yang gue punya untuk ngebuat dia tetap mau hidup satu atap sama gue.
Jam 8 tiba, cafe sudah sepi. Gue mengunci semua pintu rumah. Mematikan semua lampu rumah dan justru menyalakan semua lampu cafe. Meski letih, gue langsung menghiasi cafe dengan berbagai dekorasi romantis. Dengan taburan bunga mawar. Lilin yang gede banget kayak ban dalem pesawat tempur, lagu-lagu Danila yang terkenal lagu buat ewi-ewi cantik, tidak lupa gue keluarkan juga stok wine terbaik yang gue punya. Fix malam ini gue akan membuat Twindy merasa baikkan dulu. Baru setelah itu menjelaskan pelan-pelan.
Detik demi detik berlalu, akhirnya gue mendengar mobil Twindy datang dan parkir di depan rumah. Tapi karena rumah dikunci dan kuncinya gue bawa, dia tidak bisa masuk. Satu-satunya akses untuk masuk ke dalam rumah ya hanya melewati Cafe. Dia bergegas memutari komplek lalu muncul di depan cafe dengan langkah terburu-buru dan wajah yang serem banget kaya kentongan hansip. Pintu cafe dibuka kencang. Lagi-lagi bel yang gue taruh di atas pintu langsung jemping ke atas. Kasihan ya Robb...
Dia sempat terdiam menyaksikan apa yang ada di dalam cafe sekarang. Gue sudah berdiri tak jauh dari sana menggunakan kemeja terbaik yang gue punya. Dia berjalan pelan masuk ke dalam cafe sembari melihat ke segala interior yang sudah gue tata sebelumnya. Lagu yang terputar pun gue set sebagai lagu-lagu yang dia suka.
Dia menatap gue.
"Twindy sayangku.. Sudah lama kita tidak makan malam seperti ini. Shall we?" Gue menggeser kursi untuknya.
Dia menatap gue. Kemudian berlalu begitu saja pergi ke pintu belakang dan masuk ke dalam rumah. Gue hanya bisa terdiam melongo. Kerja keras gue dari sore sampai malem sama sekali gak dicicipin. Ya Tuhan, istri gue kejam bener... Keturunan tentara Heiho apa gimana sih ini? :((
Tapi tiba-tiba pintu belakang dibuka kencang. Gue langsung nengok, Twindy berjalan cepat ke arah gue. Dia melepas cincinnya lalu melemparkannya ke dada gue.
"Aku capek gini terus!" Tukasnya lalu kemudian berbalik kembali ke dalam rumah.
"MASUK!!" Teriak Twindy.
Gue membisu. Meski rasanya enggan sekali untuk melangkah, akhirnya gue terpaksa berjalan gontai ke dalam rumah sambil menggenggam cincin pernikahan yang baru kali ini benar-benar terlihat dilepas oleh Twindy. Mematikan seluruh lampu cafe, meniup lilin tadi, membuat seluruh cafe mendadak menjadi gelap gulita. Begitupun masa depan gue selanjutnya.
Twindy menaiki tangga lalu menutup pintu kamar kencang-kencang hingga suaranya terdengar menggema di seluruh ruangan.
"Sayang.." Gue coba mengetuk pintu.
"GAK USAH PANGGIL SAYANG-SAYANG!" Teriaknya dari dalam.
"Sayang nanti aku tidur di mana? :(" Gue mencoba memelas.
"TIDUR DI KAMAR MANDI BAWAH!! SANA PELUKAN SAMA KARBOL!"
Ya Allah jahat bener, masa gue disuruh meluk karbol.
"Twindy, kamu salah paham.."
"...."
"Dengerin aku dulu, Twin."
"...."
Gue menghela napas panjang, "Twin.. Aku ini suami kamu. Gak mungkin aku sama yang lain. Dan gak mungkin kita berpisah seperti itu, mengingat tentang semua janji yang dulu sudah diucap dan membuat kita bisa berada bersama seperti sekarang ini."
"Twin.." Gue mencoba memanggilnya lagi.
"Jelasin sama aku." Mendadak terdengar suara Twindy dari dalam. Suara yang anehnya jadi jauh lebih melunak.
"Aku jelasin di dalam ya?"
"ENGGAK! JELASIN DI LUAR!! AKU GAK MAU LIAT KAMU!"
Gue menarik napas lalu menghelanya sekali lagi. Kini gue duduk di lantai sembari bersandar di pintu kamar. Dan sepertinya di dalam, Twindy juga melakukan hal yang sama.
"Twin, kita menikah memang karena alasan yang sama-sama kita gak suka, tapi anehnya kita tetap bisa bertahan sampai sebegini lama. Dari bagaimana dulu kamu benci banget sama aku hingga kamu tidak pernah mau melihat aku mirip seperti sekarang ini, sampai pada akhirnya kamu mau duduk ngobrol berdua di meja makan layaknya suami istri biasa, kita tetap bertahan, Twin."
"...."
"Aku mengerti, aku bukanlah yang kamu mau dulu. Kehadiranku justru membuatmu harus melepas orang yang saat itu tengah berdiri sebagai kekasihmu. Yang begitu kamu sayang. Yang begitu kamu cinta." Gue mendongak, menerawang ke angkasa, "Aku masih ingat, kamu begitu mencintainya sampai hampir semua postingan di instagrammu pasti ada wajahnya. Kamu bisa tertawa sama dia, tawa yang gak pernah bisa ada, dan gak pernah bisa hadir sehebat apa pun aku berusaha. Dan kehadiranku dalam hidupmu dulu membuatmu harus mau tidak mau melepaskannya. Oleh sebab itulah kamu begitu membenci aku. Aku ngerti itu."
Terdengar sedikit isak dari dalam kamar. Sepertinya, Twindy masih mencintai mantannya. Dan gue mau tidak mau harus bisa memaklumi itu. Dipaksa melepaskan orang yang begitu disayang hanya demi sebuah janji keluarga.
"Aku tidak menyalahkan kamu jika kamu masih sayang sama dia. Aku tidak akan marah kalau kamu masih memikirkannya tiap malam. Aku juga tidak mau memaksakan sebuah perasaan, karena aku tau rasanya bagaimana."
"Kamu gak akan pernah tau!" Sanggah Twindy.
"Aku tau kok." Kali ini gue yang memotong ucapannya, "Orang yang tadi datang ke cafe, dia adalah orang yang aku korbankan dan aku lepas demi pernikahan ini."
"..."
"Atau dalam arti lain, dia sama seperti Aldi; mantanmu itu buatku. Kamu tau, Twin? Dulu aku sayang banget sama dia. Dia bisa menerima aku apa adanya. Dia bisa menerima aku yang miskin sekali. Dia bisa memaafkan aku apa pun kesalahan yang aku perbuat. Dia juga yang.."
"Gak usah kebanyakan bahas dia!"
Gue terkekeh, "Intinya, aku sayang dia, dan begitupun sebaliknya. Tapi, dua tahun yang lalu, demi pernikahan ini, aku benar-benar mematahkan hatinya. Dengan cara yang benar-benar brengsek dan tidak tau terima kasih sekali. Aku terpaksa harus melakukan itu agar dia benci aku dan pada akhirnya pergi mencari orang lain lalu lupa sama aku. Tapi ternyata? Dua tahun ini dia mencari aku, dan pada akhirnya kita ketemu. Ya siang itu tadi. Aku tadinya tidak mau ngobrol sama dia, tapi rasa bersalah itu membuatku mau tidak mau harus mendengarkannya juga."
"Oh terus mau kamu balikan sama dia? Gitu?" Potong Twindy. Kayaknya kalau ngobrol sama cewek yang lagi marah bawaannya akan serba salah ya.
"Sekarang aku tanya sama kamu. Apa jadinya kalau tiba-tiba hari ini Aldi datang lagi, dan mau menerima kamu meski saat itu kamu sudah jadi istri orang? Apa jadinya kalau Aldi datang dan dia bilang kalau selama ini dia masih sayang kamu dan terus nunggu kamu? Kamu bakal apa?"
"...." Twindy langsung terdiam.
"Tapi seperti yang kamu tau, aku masih tetap berdiri di posisi ini. Aku bilang sama dia, aku gak bisa sama dia lagi. Karena biar bagaimanapun, aku sudah sama kamu. Terlepas dari bagaimana sialnya kita mengawali hubungan ini, tapi aku juga menghormati pernikahan ini. Hubungan ini buatku bukan sekedar pacaran dan kita bisa putus kapanpun kita mau. Enggak. Kamu tenang aja, aku akan tetap ada di sini."
Twindy terdiam sebentar, "Kamu masih sayang dia?" tanyanya parau.
"Kamu masih sayang Aldi?" balas gue.
Twindy tak menjawab.
"Setahun lebih bersama kamu, setahun lebih hidup melihat wajahmu tiap pagi. Wajahmu saat tidak pakai make up, wajahmu baru mandi, wajahmu saat tertawa ketika nonton drama korea yang apa itu judulnya oh my ghost? Wajahmu ketika lelah bekerja dan ketiduran di sofa. Setahun lebih aku hidup sama kamu, hingga pada akhirnya rasa itu perlahan tumbuh. Rasa yang awalnya tidak suka lama kelamaan hilang dan kini berganti menjadi suka. Asal kamu tau, Twin, tiap aku manggil kamu dengan panggilan sayang, itu yang aku rasakan sekarang. Aku gak tau kamu merasakan hal yang sama atau tidak, tapi gapapa, ini urusanku dengan diriku sendiri. Tapi Twin, aku yang sekarang, Chaka yang sekarang. Adalah Chaka yang sayang sama kamu."
Gue menaruh cincin pernikahan milik Twindy di lantai lalu mendorongnya ke bawah sela-sela pintu, "Jangan pisah ya?"
Twindy tetap tidak menjawab. Tapi gue yakin dia masih di tempat yang sama. Duduk membelakangi pintu seperti yang gue lakukan sekarang.
"Aku gak tau... Aku bener-bener gak tau, Chak."
Akhirnya, sudah lama gue tidak mendengar Twindy memanggil nama gue. Biasanya ia terus memanggil gue hanya dengan panggilan aku-kamu.
"Aku kadang capek.. Aku kadang nangis di kantor. Aku kadang masih kesal dengan segala apa yang memaksa kita untuk hidup bersama. Tapi... Tapi Chak..."
Ada suara isak tangis terdengar dari di dalam kamar.
"Tapi aku juga gak mau kamu pergi, Chak.."
DUAR!! Tiba-tiba jantung gue berdegup kencang.
****
"Aku gak tau aku ngerasa apa. Aku sendiri bingung. Tapi tiap aku bilang ingin pisah, sialnya ketika kamu di hadapan aku, kata-kata itu gak bisa keluar dari mulut aku begitu saja. Kenapa, Chak? Aku kenapaa?" Rengeknya.
"Twin..."
"Aku gak tau. Minggu kemarin aku iseng liat instagram Aldi, tapi anehnya aku gak ngerasa sedih lagi kaya dulu. Ketika aku ngeliat foto dia sama cewek lain, anehnya aku gak ngerasa kesel lagi. Tapi kamu tau apa yang paling nyebelin dari semua perasaan ini, Chak?" Tanya Twindy, "Waktu aku liat kamu rekrut cewek buat kerja di sini, waktu aku liat kamu pegangan tangan sama cewek lain, aku malah marah! Aku malah kesel! Dan aku kesel sama diri aku sendiri karena aku merasa kesel! Di kantor aku uring-uringan. Karyawanku aku marahin tanpa alasan yang jelas."
Waduh, kasian amat tuh karyawan. Gak salah apa-apa tapi kena semprot sama suara Twindy yang kalau marah kaya suara kompor pecel lele waktu dinyalain. Alhamdulilah ternyata Tuhan adil. Di luar sana ada yang senasib sepenanggungan sama gue.
"Twin.." Gue memotong, "Anehnya belakangan ini aku juga merasakan hal yang sama. Tapi aku terlalu takut sama kamu hahahaha.." Gue terkekeh.
Gue masih bersandar di pintu dan mengetuk-ngetuk pintu itu pelan dengan kepala gue sendiri, "Maafin aku, Twin. Aku pun tadi tidak bisa mengelak kalau mantanku datang. Aku pun tidak tau kalau pada akhirnya kami bertemu. Maaf ya, Twin. Im so sorry. Kita obrolin hal ini besok lagi yaa? Sekarang kamu pasti capek baru pulang kerja. Kamu juga baru pulang presentasi. Kamu tenang aja, aku gak akan ganggu kamu. Di depan pintu aku sudah siapin London Tea Latte yang kamu suka. Kamu santai aja, aku tidur di cafe. Jadi kamu gak perlu takut keluar kamar dan ketemu aku. Its oke. Take your time."
"Aku mau tidur." Jawab Twindy.
"Oke-oke. Sleep tight, hun."
Tapi tiba-tiba pintu kamar itu dibuka, dan gue yang dari tadi masih bersandar langsung ngejengkang ke belakang sambil kayang. Waktu gue jatuh di lantai, gue lihat Twindy di sana lagi berdiri sambil sedikit tertawa geleng-geleng.
"Tidur di dalem aja." Tukasnya sambil berlalu pergi ke atas kasurnya sendiri.
Gue bangun, lalu termenung sebentar, kalau tidak salah, tadi gue sempat melihat Twindy sudah memakai cincinnya lagi. Alhamdulllah, pernikahan ini jalan lagi. Gue kira bakal Winner winner chiken dinner alias game over, tapi ternyata masih lanjut juga.
Gue berdiri, membawa minuman itu masuk, menaruhnya di meja kamar, lalu menutup pintu. Gue pergi ke kasur gue sendiri dan menata selimutnya.
Gue nengok ke sebelah gue, "Night, Twin.." Ucap gue sebelum tiduran di atas kasur.
Twindy tidak menjawab dan hanya memunggungi gue. Gue bener-bener sudah mulai terbiasa berbicara tidak dijawab kaya gini. Anggap aja lagi tutorial jadi orang gila.
"Jangan tidur di sana.."
Tiba-tiba gue yang baru aja mau naik ke atas kasur gue sendiri langsung terdiam. Gue menengok ke arah Twindy yang masih memunggungi gue dan tidur dengan selimutnya.
"Eh? Kenapa, Twin?"
"Jangan tidur di sana."
"Ngg... Maksud kamu, aku tidur di luar aja?"
"Enggak." Twindy diam sebentar, "Tidur di sini aja. Di kasurku."
"HEEEEEEEEEE..."
Kali ini nyawa gue tidak melayang ke sidoarjo lagi. Tapi gue akui kalau gue sempat shock juga. Gue masih terdiam tidak tau apa yang Twindy maksudkan. Takutnya kalau gue mencoba mendekat, gue malah dicolok sama solder. Jadi, meski tadi Twindy bilang seperti itu, gue tetap ragu.
"Ngg... Maksudnya? Aku tidur di kasur yang sama, sama kamu?" Gue mencoba menegaskan.
Twindy tidak menjawab, ia hanya mendehem mengiyakan.
"Maksud kamu... malam ini kita?"
"Iya."
"Bener? Boleh?"
"Iya. Toh udah suami istri juga."
Mata gue terbuka lebar, jantung gue berdegup kencang. Mulut gue kelu tidak tau harus menjawab apa. Bahkan tangan gue bergetar dan kaki gue rasa-rasanya sudah tidak sanggup berdiri. Ini adalah kali pertama di mana pada akhirnya kami tidur bersama selayaknya suami istri. Gue langsung melihat ke arah jam tangan gue, mencoba mengingat tanggal dan jam untuk gue kenang nanti selama sisa hidup gue.
BENTAR BENTAR.....
ITU BERARTI.....
ASSSSIIIIIIIKKKKKK MALAM INI GUE BISA UNBOXING DASTER~~~~~
Bersambung
Part sebelumnya: INDEX
214 notes
·
View notes
Photo
Filter 200% 😂😅😁 (at Bunga Twin Falls Nagcarlan Laguna)
1 note
·
View note
Photo
Bunga twin falls • Nagcarlan, Philippines [OC] [4032x3024] via /r/EarthPorn http://ift.tt/2sDmA9e
0 notes
Photo
Be your own spot of sunshine in a world full of gray. 🌏🌳🍃💚 #MotherNature #TwinFalls #Serenity (at Bunga "Twin" Falls)
0 notes
Photo
Bunga Twin Falls, Laguna Philippines 🌞🌴
#Waterfalls#Paradise#Trees#Nature#Scenic#Travelph#Travelgram#Travelblog#Travelphotography#Wanderlust#Carpediem#Adventure#Discoverph#Discovertheword#Philippines#itsmorefuninthephilippines
1 note
·
View note
Text
BUNGA FALLS (TWIN FALLS)Nagcarlan, LagunaHeight: 15 metersJump-off point: Brgy. Bunga, Nagcarlan, LagunaTrail length: 5-10 minute
The bunga falls is stunning, the water is chilly, and the air is thick and fresh there because it is surrounded by tall trees. There are lots of people there because it is popular for the carlan lagoon and because it is ideal for summer vocation. It is a good place to rest and is unquestionably one of the top recommendations for summer vocation.
1 note
·
View note
Photo
The 15 meter high Bunga falls is also known as Twin falls. It can be found in Nagcarlan, Laguna near the Underground Cemetery. #LostInPH #LostInLaguna #Laguna
0 notes
Photo
Labandera sa may tabi ng talon. 😂😂😘 (at Bunga "Twin" Falls)
0 notes
Photo
Naghahanap ka ba ng lugar na marerelax ka? Eto ang perfect place for youuu!! Keep on reading mga ka-blogie 👍
🌹 Pandin Lake, San Pablo Laguna 🌹 2-3 hour(s) travel time from Manila 🌹 Balsa good for 20 persons. Kapag may food kang dala Php200.00 at kapag wala ka namang food na dala Php360 pesos ☝ (Food pictures above) - Liempo - Rice - Inihaw na Tilapia (sa lake nakukuha) - Ginataang hipon - Pako salad na makikita lamang sa lake na yon - 🌹 Perfect for family 🌹 Balsa time: 1 hr 🌹 Kapag gustong magdagdag ng time, magbabayad lang ng 100 pesos per person. 🌹 May life jacket at dapat wag alisin dahil 185 ft. ang lalim ng lake.
TRANSPORTATION: IF FROM MANILA: 🚍 Ride a bus going to Alabang Muntinlupa City 🚍 Meron na doon na bus papuntang San Pablo Laguna 🚍 Magpababa sa malapit sa Sm San Pablo 🚍 Ride a tricycle going to Pandin Lake 🚍 Pagbaba ng tricycle, may mga tour guide na nakaabang doon sa bungad 🏃 Maglalakad ng 15-20 minutes para makarating na mismo sa Pandin Lake 👍 Di ka magsisisi kapag dating mo doon, mawawala lahat ng pagod mo kapag nakita mo na ang lake! Pwede din mag side trip papuntang Twin lake nito ang Yambo Lake. Pwede rin magpunta sa Bunga Twin falls.
0 notes
Photo
Minsan kahit na gaano ka pa kaganda, kung sa iba naman siya nakatingin, wala rin. Kaya #2017Awra na lang tayo para maganda ka, masaya siya. Dba winner pa rin? 😉💞 📷 @jpbagalay (at Bunga "Twin" Falls)
0 notes