#BidaKing
Explore tagged Tumblr posts
Text
Anya Forger when she grew up on a farm! (≧▽≦)
#TaraHOK #BidaKing #Ampverse #HonorOfKings
#PGDX #PINASimula #BuildPGDX #PGDX2024 #PGDXContinues #PGDXYearTwo.
#TaraHOK#BidaKing#Ampverse#HonorOfKings#PGDX PINASimula#BuildPGDX#PGDX2024#PGDXContinues#PGDXYearTwo
0 notes
Text
KALOPSIA
Duhai kekasih, sore belum juga menua ketika lirih terdengar alunan nada sedih di kejauhan. Dentingnya menggelisahkan benak yang tengah diperdaya kerinduan. Saat-saat seperti ini, aku ingin engkau membawa serta aku ke tempat dimana tak ada rasa kesepian. Beberapa waktu perasaan kita bertahan dalam diam yang kita sangka adalah tenang. Tabah ternyata telah dengan sengaja mengumpankan diri pada tetapnya jalan suratan.
Mengapa cinta di antara kita serasa tak berkenan?
Dalam hati aku bertanya-tanya, bila kita ini sebaiknya berlari ke ujung dunia sembari merapatkan genggaman yang sedari awal telah bercelah; atau jika kita pergi saja pada cakrawala yang mana matahari menolak untuk terbenam lalu menasbihkan janji cinta kepada Sang Kala.
Engkau selayak penjaga tenang semestaku.
Tegarmu menguatkan aku melalui terik kemarau dan risau badai seribu musim. Bersamamu aku seolah mampu melampaui gelap segemerlap Cassiopeia dengan kecepatan cahaya pada pusaran Andromeda.
Aku bahagia sekedar bersandar saja pada bahumu dan kita berbincang tentang rasi-rasi bintang.
Duhai belahan jiwa, sang gulita semakin liar membuai dalam lingkar enigma takdir yang menanti untuk dijumpa. Aku masih saja berkeras kepala memikirkan akankah kita terhapus dari catatan langit atau kita sebenarnya tengah tersesat saja.
Sejatinya kita adalah bidak catur yang penuh ketidaktahuan.
Bila kelam telah mengalahkan terang, kelak kecuplah aku penuh keberanian seperti terakhir kali senja menantang pendar sang Bulan. Dekap erat saja aku seberpeluh cintamu hingga aku berserpih dan keping-kepingnya menyatu dalam teka-teki misterimu.
Pada hari saat hujan tak henti membasahi tubuh kita, katamu, "selamanya takkan pernah ada yang berubah dari kita. Sebab ini bukan tentang jarak, tapi tentang rasa."
Tetapi sayang, andai terbang bukanlah pilihan akankah sayapmu bersedia jua patah bersama-sama?
#love#relationship#quotes#sayings#heartbreak#sajak patah#patah hati#perpisahan#goodbye#cintalks#cinta#puisi cinta#kata cinta
26 notes
·
View notes
Text
The Mistress Rat by Bidak V. S.
3 notes
·
View notes
Text
Hitam putih.
Hitam putih. Seperti hidup, meskipun kebanyakan hitamnya, warna kulitku contohnya, haha.
Hitam putih. Seperti perasaan suka dan duka, yah entah mana yang lebih unggul dari keduanya.
Hitam putih. Seperti perjuangan dan pengabaian, banyak berjuang tapi mati dengan satu pengabaian.
Hitam putih. Seperti kamu mencintai dia tetapi dia mencintai orang lain, alhasil seperti itulah kamu keadaannya. Mengenaskan.
Hitam putih. Seperti kopi dan susu, hanya ada rasa pahit dan hambar jika tak ditaburi gula.
Hitam putih. Seperti papan catur dan pion di atasnya, perlu langkah kecil bidak agar sang raja bisa bergerak.
Hitam putih. Seperti aku dan kamu jika bersama akan menciptakan warna lebih dari bianglala.
Hitam putih. Lebih baik hitam putih, lebih baik memiliki hati hitam putih daripada hati yang selalu merasa biru.
5 notes
·
View notes
Text
hingga aku mencuri keaadanmu
mengendarainya bagai bidak catur
ku kan sirami rutin serta berinya pupuk
siangi sekelilingmu yang kan ganggu tumbuhmu
sesampainya aku lupa kehadiranku sendiri
ah
omongan apa ini
tak perlu
sadarKu membujuk noktah beku ini
"aku"
3 notes
·
View notes
Text
Pion
Dua pion maju berbenturan. Lonceng berbunyi dua belas kali, tengah malam di Chinatown masih menggeliat menggerakkan roda kehidupan. Dari kepiting rebus sampai pekerja seks komersial masih tersaji di pinggiran jalan, komplit, tinggal pilih. Sastro ada di sana. Ia kerja lembur di toko arloji seberang klinik herbal Akiong.
“Kalian pulanglah, aku mau tutup!” Sastro meneriaki dua orang temannya yang duduk berhadapan di ruang tunggu pelanggan.
Teriakannya tidak digubris, mereka menjawab lewat gerakan gesit dua kuda yang melompat melewati pion. Awal pertandingan, belum ada ancaman. Yang pasti mereka bergerak khusyuk sembari menelisik langkah yang akan dilakukan lawan.
“Aku tidak akan berteriak dua kali, terserah jika kalian mau jadi anjing penjaga toko sampai pagi.” Obeng kecil, kaca pembesar, dan onderdil arloji sudah tertata rapi di rak-rak sebelah etalase. Sastro mematikan lampu sorot kecil di meja kerjanya dan beranjak menuju papan catur usang di sudut ruangan.
“Mengapa kalian mendadak tuli, bodoh!?” Sastro masih tidak mendapat jawaban. Ia beringsut duduk menarik kursi dari meja sebelah. Mencoba mengikuti dan memahami alur pertandingan catur tengah malam.
Pertandingan catur itu baru benar-benar dimulai. Keheningan mereka seakan meredam teriakan para penjual sayur dan rayuan pria hidung belang yang meminta diskon pada wanita penjaja kemaluan di Chinatown. Sastro ikut hening, tahu betul bahwa keheningan mereka tak pelak sebuah perang yang berkecamuk melalui bidak-bidak di atas bidang persegi dengan motif putih-hitam. Ia ikut terpaku dalam papan catur tanpa sadar.
Tidak ada tuhan di permainan ini. Makan atau dimakan. Bunuh atau dibunuh. Ya silakan saja. Tidak ada yang melarang. Selayaknya hukum rimba berlaku. Atau mungkin ini sebenarnya adalah permainan antara dua tuhan yang berebut kekuasaan. Tuhan yang isi kepalanya dipenuhi intrik yang apik nan licik agar bidak lawan menemui ajal.
Arloji di tangan kiri Sastro tidak berhenti berdetik, begitu pula dengan tangan kedua teman Sastro yang dengan sabar tarik ulur memainkan bidak catur. Sastro hanyut semakin dalam, berpikir bahwa manusia tak ubahnya hanyalah permainan catur.
Semakin larut Sastro tidak lagi menunjuk-nunjuk papan catur yang entah sudah berapa ribu kali digunakan untuk berperang. Sastro tahu kedua teman mereka tidak akan menggubris omelan-omelan tentang ratu yang dikorbankan hanya untuk sebuah pion. Karena Sastro paham betul Ia tidak tahu pikiran dan strategi apa yang sedang berjalan di dalam kepala mereka. Karena sejatinya hidup juga seperti itu bukan? Orang lain hanya akan selalu mencela langkah-langkah yang kita lalui tanpa tahu apa yang telah kita korbankan. Yang jelas, kita hanya perlu untuk terus berjalan dengan bidak catur yang tersisa.
Tinggal setengah bidak catur yang berdiri di atas papan.
“Mungkin aku akan mati.”
“Diamlah, kau harus terus hidup.”
“Kau mungkin benar. Atau mungkin tidak.”
“Aku akan mati untukmu.”
“Berjanjilah untuk terus berusaha hidup.”
“Yayaya. Aku akan berusaha, tapi tidak berjanji.”
Para bidak berbincang untuk membunuh ketakutan. Mereka bagai mayat hidup yang harus tetap bergerak untuk hidup dan menang, untuk mati dikorbankan, atau yang lebih buruk adalah mati dan kalah dalam kesengsaraan.
Tapi manusia bukan pion, bukan kuda, bukan menteri, bukan benteng, bukan pula ratu bahkan raja. Bidak catur hanyalah buah dari pilihan-pilhan yang ada dalam hidup seorang manusia. Manusia adalah tangan dan pikiran yang menggerakkan bidak catur itu sendiri. Bukan sebaliknya. Manusia harus tahu kapan waktunya memajukan pion, menarik mundur kuda, mengorbankan ratu, bahkan harus tahu kapan waktunya menyerah ketika kehabisan langkah.
Chinatown mulai sepi, ingar bingar penjual dan pembeli surut, dan belum ada tanda kedua temannya akan berhenti. Sastro menyerah menunggui permainan catur yang tak kunjung usai. Memutuskan untuk tidur di samping papan catur setelah seharian bergelut dengan mur dan baut mini dalam arloji, mengistirahatkan diri untuk bersiap menjalani pilihan yang ia ambil esok hari.
—Duatujuhsepuluh
2020
10 notes
·
View notes
Text
Jurnal Mimpi, Rabu 29 November 2023
Aku mengunjungi sebuah warung. Tempatnya berupa bidak kayu sederhana di tepi jalan. Aku memesan seporsi makanan dan minuman. Namun yang datang hanya minuman saja. Segelas minuman dingin berwadah gelas karton warna biru dengan tutup plastik. Karena terlalu lama sampai suntuk, akhirnya kuputuskan meninggalkan warung.
Dalam perjalanan, aku baru ingat kalau belum membayar. Sempat muncul rasa bersalah. Tapi bukannya kembali, aku justru memilih lanjut jalan melalui gang sempit kampung. Melewati teras di mana ada dua anak perempuan sedang main bareng. Lalu belok kanan-kanan-kiri-kanan, berujung buntu. Hanya sela rumah dan parit. Ketika mendongak, di lantai atas salah satu rumah ada tempat menjemur yang mengingatkanku pada rumah kontrakan lama. Di sisi bawahnya ada pintu terbuka. Awalnya aku ragu untuk masuk, takut dikira mau berbuat tak baik. Tapi begitu mendengar suara guyuran air mandi, aku langsung masuk lalu keluar lewat pintu garasi. Benar-benar mirip kontrakan lama. Sampai aku tersadar, rumah itu tidak aslinya memiliki pintu belakang.
Singkat tapi masih ada sisa sedikit rasa bersalah.
0 notes
Text
When The Phone Rings - Chapter 03
‘Apakah mobilku diretas?’
Jika pengendali di dalam mobil diretas, seseorang bisa memanipulasi banyak hal, mulai dari pengapian, kunci, kotak hitam, rute perjalanan, radio, AC, mesin, rem, dan lainnya.
Heeju tidak yakin apakah mobilnya telah diretas dan disabotase.
‘Kalau benar, siapa yang akan melakukan hal seperti ini? Siapa yang memerintahkannya?’
Keluarga mertuanya adalah orang-orang yang sangat terkenal, jadi mereka tentu saja memiliki banyak musuh. Berpikir seperti itu, banyak orang mencurigakan yang terlintas dalam pikirannya, seperti rival politik yang berseteru dengan mertuanya, atau kelompok-kelompok yang punya dendam terhadap Sangyong Daily.
‘Tapi kenapa di antara semua keluargaku, mereka justru menargetkanku?’
Bibirnya yang terkunci akhirnya terlepas dalam keputusasaan.
'Apakah aku memang ditakdirkan menjadi bidak?’
Pada saat yang sama, cahaya putih dari lampu mobil menembus retina matanya seperti pisau.
Heeju secara instingtif memejamkan matanya dengan erat dan mengangkat tangannya. Sesuatu datang langsung ke arahnya.
“A- Ah…!”
Heeju menginjak pedal gas dengan putus asa, tapi mobilnya tidak bergerak. Lebih tepatnya, sebuah truk besar melaju kencang di jalan licin menuju ke arahnya.
“J-Jangan datang!”
Kepanikan membuat Heeju tiba-tiba bersuara. Suaranya sendiri, yang menggema di ruang sempit, terasa asing baginya.
Dia memukul setir dan membunyikan klakson. Sebuah rasa takut yang kuat menguasainya. Dan bau kematian perlahan menyelimuti dirinya.
Saat lampu depan yang menyilaukan itu semakin mendekat, Heeju hanya bisa memikirkan satu wajah yang mengerikan.
Screeech—!
***
Kilatan kamera yang agresif terus berlangsung hingga Baek Sa-eon memasuki ruangan dan menutup pintu dengan keras.
Matanya menyempit saat ia memusatkan perhatian pada beberapa wartawan yang tidak tertib meskipun ini bukan konferensi pers.
Segera, suasana menjadi tegang.
Sa-eon adalah orang yang paling terkemuka di Blue House, yang termuda dan paling elit.
“Saya akan membagikan informasi sensitif kepada orang-orang yang hadir.”
Meskipun ada ratusan mata elang yang menatapnya, Sa-eon tetap tenang.
Selama beberapa hari, Baek Sa-eon tinggal di Blue House, menghadiri pertemuan staf senior dan rapat tim kontra-terorisme setiap hari.
Bahkan setelah menerima panggilan telepon dari media yang tak henti-hentinya dari fajar hingga tengah malam, ia tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Bahkan, matanya yang tajam dan intens memancarkan kilau yang menakutkan.
“Kelompok penculik dan pemerintah kita berkomunikasi secara tidak langsung melalui media.”
“…!”
Ruangan briefing bergemuruh.
“Mereka mengamati liputan media kita dan menyesuaikan posisi mereka sesuai dengan itu.”
Sambil berdiri di podium biru, wajahnya yang biasanya dingin kini semakin tegas.
“Oleh karena itu, saya meminta semua outlet media untuk berhati-hati dalam peliputannya. Mohon hindari memposting keluhan pribadi atau kritik terhadap pemerintah yang bisa disalahartikan oleh kelompok bersenjata.”
Dia menggulung lengannya dan melihat jam tangannya.
“Jam 5:02 sore. Mulai saat ini, pemerintah memberlakukan pemblokiran media sementara.”
“Apa maksudnya…!”
Para wartawan terkejut dan berbisik.
“Embargo? Apakah ini embargo? Apakah situasinya seburuk itu?”
“Juru bicara, Anda tahu ini melanggar hak publik untuk mengetahui. Apakah pemerintah benar-benar menginginkannya? Haruskah kami menerima kata-kata Anda begitu saja?”
“Kami bukan burung beo…! Haruskah kami hanya mengulang apa yang Anda beri kami?”
“Juru bicara, bukankah ini menekan kebebasan pers dan independensi editorial?”
Meskipun para wartawan tertawa sinis dan mengangkat suara, Baek Sa-eon tidak berkedip.
Dia hanya mengamati para wartawan dengan ekspresi yang sama saat ia masuk.
Berdiri tenang seperti mata badai, ia bergumam, “Saya melakukan ini karena tulisan ceroboh kalian bisa membuat para sandera terbunuh...!”
Itu adalah gumaman, tetapi karena ia berbicara ke mikrofon, tidak ada yang melewatkan komentar Baek Sa-eon.
Namun, dia terus berbicara dengan tenang, “Tolong tunggu sampai negosiasi selesai.”
Sikap tenang Sa-eon membuat para wartawan bertanya-tanya apakah mereka benar-benar mendengar pengungkapan mengejutkan terakhirnya.
“Tidak ada ruang lebih untuk gangguan dalam negosiasi ini. Jangan rusak dengan menangisi ‘hak untuk tahu’ kalian.”
“…”
“Dan mari kita luruskan tentang ini. Kalian bukan melakukan ini untuk mencari kebenaran; kalian melakukannya untuk keuntungan pribadi: kegembiraan menulis, keinginan untuk perhatian, didorong oleh semacam kompleks superioritas.”
“……!"
“Tidak ada warga yang ingin mendengar berita tentang sandera yang dibunuh dengan kejam.”
“……”
“Jadi jangan memalukan dengan menyamarkan frustrasi dan kekecewaan kalian seolah-olah itu demi kepentingan publik.”
Sebuah sindiran dingin mengurangi ketegangan yang membara.
“Hidup lebih penting daripada pengetahuan, dan mengacaukan segalanya dengan mempertaruhkan nyawa manusia bukanlah hak—itu adalah kekejaman. Setidaknya dalam kasus ini.”
“……”
“Cukup pahami bahwa diamnya kalian sekarang akan menyelamatkan warga kita yang telah disandera. Dan dukunglah tim negosiasi di lapangan agar mereka bisa menjalankan tugas tanpa gangguan.”
Genggaman tangannya pada mikrofon semakin kuat.
“Jika ada yang di sini salah dalam perkataan dan sandera lain mati—”
Suara itu terdengar teredam oleh tangannya yang menutupi mikrofon, tetapi para wartawan memahami peringatan Baek Sa-eon dengan jelas.
Segera setelah Baek Sa-eon menyelesaikan briefing dan keluar, seorang asisten cepat-cepat menyerahkan barang-barangnya.
“Tuan, telepon Anda sudah berdering tanpa henti.”
Tanpa menjawab, Baek Sa-eon berjalan cepat dengan langkah panjang. Teleponnya hampir terasa panas karena banyaknya panggilan yang diterima.
Ratusan panggilan dari outlet media, bergantian antara nomor yang dikenal dan tidak dikenal, membanjiri masuk. Baterainya bahkan hampir habis hanya karena diam.
Kilasan frustrasi yang langka melintas di wajahnya saat dia mengklik lidah dan menatap nomor yang tidak dikenal itu.
“Kirimkan jadwal tim negosiasi secepatnya setelah diperbarui.”
“T-tapi tuan, mengapa Anda tidak pergi ke sana sendiri?”
“Apa maksudmu?”
Tatapan dingin Baek Sa-eon membuat asisten itu berbicara cepat.
“Maksud saya tim negosiasi di lapangan. Bukankah itu keahlian Anda?”
“……”
“Ibu Anda adalah negosiator pertama negara ini, dan Anda memiliki gelar master di bidang ilmu politik, plus Anda telah dilatih dalam negosiasi sandera oleh FBI.”
Baek Sa-eon tidak melirik lagi staf junior itu yang tahu riwayat hidupnya dengan baik. Langkahnya yang mantap tetap tidak berubah.
“Dan saya dengar presiden diam-diam berharap Anda yang pergi.”
“Cukup dengan omong kosong—”
Deru telepon yang terus berdering memecah keheningan. Baek Sa-eon menarik dasinya. Frustrasi sangat terlihat.
Sa-eon tidak bisa begitu saja mematikannya.
Dia mengernyit kesal tetapi secara otomatis menghafal nomor tersebut. Matanya yang kering sekilas melihat layar yang menjengkelkan itu lalu mengalihkan pandangan.
Baterainya hanya tersisa 5 persen.
Dia hampir berharap telepon itu mati dan gelap selamanya.
***
Apakah aku sudah mati? Apakah aku baru saja mati dan kembali hidup?
‘Hah..!’
Truk sampah besar melaju kencang, hampir melewati mobil. Cermin samping pecah, dan pintu penyok akibat benturan keras itu.
‘…!’
Aku tergeletak di sana, lumpuh karena ketakutan, wajahku pucat. Aku ragu untuk bergerak.
Hee-Joo tertunduk di atas setir, terengah-engah. Sudah banyak bagian tubuhnya yang sakit, dan pakaian basah kuyup karena keringat terasa lembap dan tidak nyaman.
‘Apakah aku bisa sampai rumah dengan selamat?’
Mataku sudah kabur karena kelelahan dan tanganku gemetar begitu hebat hingga aku tak bisa memegang setir dengan benar.
‘Tapi siapa…?’
Tiba-tiba, bulu kuduknya merinding.
Instingnya mendorongnya untuk melihat ke kaca spion, merasakan sensasi aneh seperti ada sesuatu yang menggaruk punggung lehernya.
“…”
Dan saat matanya bertemu dengan seorang pria yang terlihat seperti pengemis, Hee-Joo terkejut.
“Ah- !”
Sebelum dia bisa berteriak, sosok itu merangkak keluar dari bagasi dan meloncat ke kursi belakang.
Pria itu, yang sebelumnya tersenyum sinis, menekan tangan ke mulut Hee-Joo. Lengan pria itu melingkar dari belakang, menekan kepalanya ke kursi. Bau asam dan busuk memenuhi udara.
“Hmph, ugh…”
“Kamu terkejut, ya, unnie?”
Semua terjadi dalam sekejap.
“…S-siapa… ugh…”
Usahanya untuk bertanya siapa dia teredam oleh tangan yang menutup mulutnya. Pria itu sedikit berbau tiner cat. Tubuhnya mulai gemetar seperti pohon trembesi.
“Benar... Harusnya Baek Sa-eon. Baek Sa-eon!”
“…”
“Ayo telepon dia. Aku tahu nomor teleponnya. Aku tahu nomor Baek Sa-eon. Telepon Baek Sa-eon… Ya, kita harus telepon.”
Rambut ikalnya bergoyang saat dia membungkukkan tubuh ke arah kursi pengemudi.
“Kamu sekarang jadi sandera. Sandera! Kamu tahu kan, orang-orang di radio lagi ngomongin tentang sandera sekarang ini.”
“…”
“Jadi kamu jadi sandera, dan aku yang jadi penuntut. Seperti orang yang melakukan telepon itu.”
[ Memulai navigasi ]
Sistem navigasi yang telah direset secara otomatis menetapkan tujuan dan menampilkan peta jalan.
“Unnie, kamu yang nyetir.”
“Ugh…”
“Dan aku yang telepon.”
Support me at Trakteer
0 notes
Text
Menghadapi Persaingan di Ludo King
Ludo King telah menjadi salah satu permainan papan digital yang paling populer di kalangan pemain di seluruh dunia. Dengan kemudahan akses dan interaksi sosial yang ditawarkannya, banyak orang tertarik untuk bersaing dan menguji keterampilan mereka di platform ini. Namun, menghadapi persaingan di Ludo King tidak selalu mudah. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai strategi dan tips untuk menghadapi persaingan di Ludo King dan meningkatkan peluang Anda untuk menang.
1. Memahami Aturan Permainan
Langkah pertama dalam menghadapi persaingan di Ludo King adalah memahami aturan permainan dengan baik. Meskipun aturan dasar Ludo relatif sederhana, ada banyak nuansa dan strategi yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Aturan Gerakan: Pahami bagaimana dadu bekerja dan bagaimana cara menggerakkan bidak Anda.
Aturan Menang: Ketahui bagaimana cara memenangkan permainan, termasuk jumlah langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan akhir.
Interaksi dengan Pemain Lain: Ketahui cara menyerang atau menghalangi pemain lain, serta bagaimana mempertahankan posisi Anda sendiri.
Dengan pemahaman yang kuat tentang aturan permainan, Anda akan lebih siap untuk bersaing dengan pemain lain.
2. Mengembangkan Strategi Permainan
Strategi yang baik adalah kunci untuk mengatasi persaingan di Ludo King. Berikut beberapa strategi yang dapat Anda terapkan:
a. Fokus pada Penempatan Bidak
Salah satu strategi yang efektif adalah memperhatikan penempatan bidak Anda. Cobalah untuk mengeluarkan semua bidak Anda dari "rumah" secepat mungkin. Dengan memiliki lebih banyak bidak di papan, Anda memiliki lebih banyak opsi untuk bergerak dan menyerang.
b. Gunakan Serangan dengan Bijak
Serangan merupakan bagian penting dari permainan Ludo. Jika Anda memiliki kesempatan untuk menyerang bidak lawan dan mengembalikannya ke rumah, lakukanlah. Namun, pertimbangkan risiko yang terlibat. Pastikan bahwa Anda memiliki perlindungan untuk bidak Anda sebelum menyerang, sehingga Anda tidak menjadi target bagi pemain lain.
c. Bertahan dengan Cerdas
Kadang-kadang, cara terbaik untuk menang adalah dengan bertahan. Jika Anda memiliki bidak yang berada di area yang aman, pertahankan posisi tersebut dan hindari risiko. Jangan terburu-buru untuk menyerang jika posisi Anda sudah aman, karena kadang-kadang lebih baik menunggu momen yang tepat.
3. Mengamati dan Menganalisis Lawan
Mempelajari gerakan lawan juga merupakan aspek penting dalam menghadapi persaingan. Perhatikan pola permainan mereka dan cari tahu strategi yang mereka gunakan. Apakah mereka lebih agresif atau defensif? Dengan memahami gaya bermain lawan, Anda dapat merencanakan langkah yang lebih baik dan mengambil keuntungan dari kelemahan mereka.
a. Mengantisipasi Gerakan
Cobalah untuk memprediksi langkah lawan selanjutnya. Jika Anda tahu bahwa lawan cenderung menyerang, Anda bisa bersiap untuk melindungi bidak Anda. Jika mereka lebih suka bertahan, Anda bisa mencoba untuk menyerang dengan lebih agresif.
b. Mengubah Gaya Bermain
Jangan takut untuk mengubah strategi Anda selama permainan. Jika Anda merasa bahwa gaya bermain Anda sudah terbaca oleh lawan, beralihlah ke strategi yang berbeda untuk mengejutkan mereka. Fleksibilitas adalah kunci dalam menghadapi persaingan.
4. Manajemen Waktu dan Sumber Daya
Dalam Ludo King, manajemen waktu dan sumber daya juga sangat penting. Ketika bermain dalam mode online, waktu Anda mungkin terbatas. Oleh karena itu, penting untuk membuat keputusan yang cepat dan efektif.
a. Jangan Terlalu Terfokus pada Satu Bidak
Ketika bermain, jangan terlalu terfokus pada satu bidak saja. Alih-alih menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memindahkan satu bidak, pertimbangkan untuk memindahkan beberapa bidak sekaligus. Ini akan memberikan Anda lebih banyak fleksibilitas dan opsi untuk bereaksi terhadap situasi yang muncul.
b. Gunakan Item dengan Bijak
Jika Anda menggunakan fitur item dalam permainan, seperti meningkatkan dadu atau mendapatkan keunggulan tertentu, gunakanlah dengan bijak. Jangan tergoda untuk menggunakan item hanya untuk bersenang-senang; pikirkan tentang bagaimana item tersebut dapat membantu Anda meraih kemenangan.
5. Berlatih dan Mengasah Keterampilan
Akhirnya, cara terbaik untuk menghadapi persaingan di Ludo King adalah dengan berlatih. Semakin sering Anda bermain, semakin baik keterampilan Anda. Cobalah untuk bermain melawan berbagai jenis lawan untuk mendapatkan pengalaman yang beragam.
Berlatih tidak hanya meningkatkan keterampilan Anda, tetapi juga membangun kepercayaan diri. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Anda akan lebih siap untuk menghadapi lawan yang lebih tangguh.
Menghadapi persaingan di Ludo King bisa menjadi tantangan, tetapi dengan strategi yang tepat dan pemahaman yang baik tentang permainan, Anda dapat meningkatkan peluang untuk meraih kemenangan. Pahami aturan, kembangkan strategi yang efektif, amati lawan, dan manajemen waktu serta sumber daya dengan bijak. Dengan berlatih dan mengasah keterampilan Anda, Anda akan semakin siap untuk menghadapi siapa pun yang melawan Anda.
Selamat bermain Ludo King, dan semoga Anda mendapatkan banyak kemenangan di setiap pertandingan!
0 notes
Text
To Kill a God: RPG Aksi Berbasis Mitos dengan Kisah Epik tentang Pemberontakan dan Keberanian
To Kill a God adalah game RPG aksi yang menarik, menggabungkan narasi yang mendalam dengan pertarungan yang penuh tantangan. Dikembangkan oleh SpaceBackyard, game ini mengusung tema epik tentang manusia yang menantang dewa-dewa kuno, serta menghadirkan dunia yang penuh mitologi dan misteri. Dengan pendekatan yang kuat terhadap penceritaan, dunia yang penuh warna, dan mekanik pertarungan yang mendalam, To Kill a God menjadi pilihan menarik bagi penggemar RPG yang menginginkan kisah epik dan gameplay yang intens.
Kisah Epik tentang Perlawanan
Cerita dalam To Kill a God berfokus pada perjalanan seorang protagonis yang dihadapkan pada konflik antara manusia dan dewa. Di dunia ini, para dewa yang dahulu dianggap sebagai pelindung kini telah berubah menjadi penguasa yang kejam, memperlakukan manusia sebagai bidak dalam permainan kekuatan mereka. Dihadapkan pada ketidakadilan dan penindasan ini, sang protagonis memutuskan untuk melawan takdir dan menghadapi para dewa demi kebebasan dan kebenaran.
Sebagai pemain, Anda akan menyusuri dunia yang penuh dengan kota-kota kuno yang runtuh, kuil yang terbengkalai, dan hutan yang dipenuhi dengan makhluk mitologis. Setiap langkah dalam perjalanan ini membawa Anda lebih dekat ke kebenaran tentang para dewa dan alasan di balik perubahan mereka. Cerita yang diusung menawarkan perpaduan antara tragedi, pengkhianatan, dan harapan, menciptakan narasi yang tidak hanya menarik tetapi juga emosional.
Keputusan yang diambil oleh pemain di sepanjang cerita akan memengaruhi perkembangan kisah ini, memberi kebebasan untuk memilih apakah akan mengikuti jalur penuh kemarahan dan dendam, atau mencari jalan yang lebih damai untuk menyelesaikan konflik. Pilihan-pilihan ini memberikan berbagai cabang dalam cerita, membuat setiap keputusan terasa penting dalam membentuk akhir dari perjalanan epik ini.
Gameplay Aksi yang Intens dan Menantang
To Kill a God menghadirkan gameplay aksi yang menggabungkan pertarungan cepat dan sistem strategi yang dalam. Pertarungan berlangsung secara real-time, dengan pemain harus menguasai teknik bertahan, menghindar, dan menyerang untuk mengatasi musuh-musuh yang tangguh. Setiap musuh memiliki pola serangan yang unik, sehingga pemain dituntut untuk belajar dan beradaptasi agar dapat mengalahkan mereka.
Salah satu fitur utama dalam pertarungan adalah kemampuan untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang terkait dengan para dewa. Seiring perjalanan, pemain akan memperoleh kemampuan khusus yang terinspirasi dari kekuatan para dewa yang mereka hadapi. Kekuatan-kekuatan ini dapat digunakan dalam pertempuran untuk memberikan keuntungan strategis, seperti melambatkan waktu, menciptakan ledakan magis, atau memperkuat serangan fisik. Penggunaan kemampuan ini harus dipertimbangkan dengan baik, karena setiap kemampuan memiliki batasan dan membutuhkan energi yang tepat.
Pemain juga dapat mengkustomisasi gaya bertarung karakter mereka dengan memilih dari berbagai senjata dan armor yang ditemukan di sepanjang perjalanan. Setiap jenis senjata memiliki keunikan tersendiri, seperti pedang berat untuk serangan yang kuat namun lambat, atau belati yang memungkinkan serangan cepat namun dengan jangkauan yang lebih pendek. Kombinasi senjata dan kemampuan ini memberikan kebebasan kepada pemain untuk menciptakan gaya bertarung yang sesuai dengan preferensi mereka.
Visual dan Suasana Dunia Mitologis
Visual dalam To Kill a God memadukan gaya seni yang indah dengan atmosfer dunia yang penuh misteri dan ancaman. Dunia yang dibangun oleh game ini memiliki latar belakang yang kaya akan mitologi, terinspirasi oleh berbagai kebudayaan dan cerita rakyat. Pemain akan menemukan reruntuhan peradaban kuno yang hilang, hutan yang dipenuhi cahaya magis, serta pemandangan epik seperti gunung-gunung tinggi yang diselimuti kabut dan lautan yang bergejolak.
Setiap area dalam permainan dirancang untuk menekankan perbedaan suasana, dari dataran tinggi yang dingin hingga padang gurun yang terbakar di bawah matahari terik. Penggunaan warna dan cahaya dalam To Kill a God membantu menciptakan suasana yang dinamis, membuat pemain merasa tenggelam dalam dunia yang mereka jelajahi.
Musik latar dan efek suara dalam game ini juga memperkuat nuansa epik dari petualangan yang dijalani. Musik orkestra yang megah mengiringi setiap momen penting dalam cerita, sementara suara alam dan makhluk-makhluk di sekitar menambah kesan bahwa dunia ini benar-benar hidup dan bernapas. Hal ini membuat setiap pertempuran dan eksplorasi terasa lebih hidup dan imersif.
Tema dan Pesan yang Dalam
Tema utama yang diangkat dalam To Kill a God adalah tentang perjuangan melawan takdir dan keinginan untuk meraih kebebasan. Cerita game ini menggali lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan kekuatan yang lebih besar dari mereka, mengajukan pertanyaan tentang apa artinya kekuatan dan bagaimana kekuatan tersebut seharusnya digunakan.
Perjalanan protagonis bukan hanya tentang mengalahkan musuh yang lebih kuat, tetapi juga tentang menemukan jati diri dan menghadapi kegelapan yang ada di dalam diri mereka sendiri. To Kill a God mengajak pemain untuk merenungkan tentang keberanian, tanggung jawab, dan apa yang sebenarnya pantas diperjuangkan. Pesan ini terasa relevan dan kuat, menjadikan game ini lebih dari sekadar aksi dan pertarungan semata.
Kesimpulan: Petualangan Aksi Epik yang Patut Dicoba
To Kill a God menawarkan sebuah pengalaman RPG aksi yang mendalam, dengan pertarungan yang menantang, cerita yang emosional, dan dunia yang kaya akan mitologi. Dengan sistem kustomisasi yang memungkinkan pemain untuk menentukan gaya bertarung mereka, serta narasi yang memberikan dampak dari setiap pilihan yang diambil, game ini berhasil menciptakan pengalaman yang unik dan personal.
Jika Anda mencari game yang menawarkan tantangan sekaligus kisah yang menggugah tentang keberanian dan pemberontakan, To Kill a God layak untuk dimasukkan ke dalam daftar permainan Anda. Bersiaplah untuk memasuki dunia yang penuh dengan dewa-dewa yang kuat dan rahasia yang tersembunyi di balik kabut waktu. Apakah Anda siap untuk menghadapi takdir dan menantang para dewa? Hanya dengan keberanian yang besar, Anda mungkin bisa membuktikan bahwa bahkan dewa sekalipun bisa dikalahkan.
0 notes
Text
Start Up
Start Up
Start-Up adalah seri televisi Korea Selatan tahun 2020 dengan bintang Bae Suzy, Nam Joo-hyuk, Kim Seon-ho, dan Kang Han-na.
Drama ini tersiar di tvN setiap Sabtu dan Minggu pukul 21:00 mulai 17 Oktober hingga 6 Desember 2020 dan juga tersedia untuk penonton internasional melalui Netflix. Start-Up berlatar belakang di kawasan fiksi Korea Selatan Silicon Valley yang disebut Sandbox dan menceritakan kisah orang-orang di dunia perusahaan start up. 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 Pemeran Utama - Bae Suzy sebagai Seo Dal-mi - Heo Jung-eun sebagai Seo Dal-mi muda Ia bercita-cita menjadi Steve Jobs dari Korea. Ia seorang petualang yang tidak memiliki banyak harta, tetapi memiliki rencana besar untuk dirinya sendiri. Dan ia juga memiliki pengalaman dalam berbagai pekerjaan paruh waktu dan merupakan orang yang memiliki vitalitas tinggi. - Nam Joo-hyuk sebagai Nam Do-san - Kim Kang-hoon sebagai Nam Do-san muda Do-san adalah pendiri Samsan Tech. Ia pernah menjadi kebanggaan keluarganya sebagai seorang jenius matematika, tetapi selama dua tahun terakhir, tidak ada perubahan dengan investasi perusahaannya. Ternyata Seo Dal-mi mengingat Do-san sebagai 'cinta pertamanya yang keren' dan ia memutuskan untuk memulai startup dengan harapan mengubah kesalahpahaman Seo Dal-mi menjadi kenyataan. - Kim Seon-ho sebagai Han Ji-pyeong - Nam Da-reum sebagai Han Ji-pyeong muda Han Ji-pyeong memulai perusahaan startup untuk melunasi utangnya. Seorang pemimpin tim di SH Venture Capital, keterampilan investasinya yang menakjubkan dan lidahnya yang tajam membuatnya mendapat julukan, "Gordon Ramsay investasi." Meskipun ia jahat bagi kebanyakan orang, ia lebih lembut dari semua orang kepada satu orang istimewa yang memberinya bantuan besar di masa lalu. - Kang Han-na sebagai Won In-jae/Seo In-jae - Lee Re sebagai Won In-jae/Seo In-jae muda Won In-jae memiliki semua yang dihormati oleh banyak orang: latar belakang pendidikan, penampilan cantik, dan uang. Ia menganggap latar belakangnya sebagai chaebol generasi kedua sebagai kelemahan dan melakukan semua yang ia bisa untuk menciptakan kesuksesan sendiri dan pengakuan karena keahliannya. Namun, ia akhirnya digunakan serta terbuang dari ayah tirinya dan untuk berhenti menjadi bidak sekali pakai di papan catur ayah tirinya, ia terjun ke dunia startup. Tumbuh bersama Seo Dal-mi membuatnya memiliki hubungan yang buruk dengan Dal-mi dan menganggap sebuah kesalahan bahwa Dal-mi tinggal bersama dengan ayah kandung mereka, sedangkan dirinya bersama ibu kandung mereka. Pendukung Keluarga Seo Dal-mi & Won In-jae - Kim Hae-sook sebagai Choi Won-deok, Ibu Seo Chung-myung dan Nenek Seo Dal-mi dan Won In-jae. - Song Seon-mi sebagai Cha Ah-hyun, Ibu kandung Seo Dal-mi dan Won In-jae. Setelah menceraikan suaminya karena berhenti dari pekerjaannya. Ia akhirnya menikahi Won Doo-jung, meskipun ia terbukti menyesal meninggalkan ayah Seo Dal-mi untuknya karena ia selingkuh. Namun ia dapat menikmati uang yang dimiliki suami keduanya. - Kim Joo-hun sebagai Seo Chung-myung, Ayah kandung Seo Dal-mi dan Won In-jae. Setelah tidak tahan direndahkan di tempat kerjanya, ia memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri, yang berujung pada perceraiannya. Setelah setahun, ia berhasil mendapatkan kesepakatan dan tersirat bahwa dialah yang memberikan ide untuk nama "Sandbox "selama pembicaraannya dengan pemilik. Pada hari yang sama, ia meninggal di dalam bus saat pulang karena cedera otak. - Um Hyo-sup sebagai Won Doo-jung, Ayah tiri Won In-jae. - Moon Dong-hyeok sebagai Won Sang-soo Samsan Tech - Yoo Su-bin sebagai Lee Chul-san - Kim Do-wan sebagai Kim Yong-san - Stephanie Lee sebagai Jeong Sa-ha - Seo Yi-sook sebagai CEO Yoon Seon-hak Keluarga Nam Do-san - Kim Hee-jung sebagai Ibu Nam Do-san. - Kim Won-hae sebagai Ayah Do-san. - Jang Se-hyun sebagai Sepupu Nam Do-san. Lainnya - Kim Min-seok sebagai Park Dong-chun - Cho Tae-hwan sebagai Alex Kwon Penampilan khusus - TBA sebagai Jang Young-shil (suara gadget Ai) - Lee Bo-young Start Up Mitra Loga Beauty Skin; Desain website oleh Cahaya Hanjuang Read the full article
0 notes
Text
Peran Permainan dalam Peradaban Kuno
Permainan telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia sejak zaman kuno. Lebih dari sekadar hiburan, permainan dalam peradaban kuno memiliki peran yang mendalam, mencerminkan budaya, kepercayaan, dan nilai-nilai sosial masyarakat saat itu. Di berbagai belahan dunia, permainan digunakan sebagai alat pendidikan, sarana ritual, dan bahkan sebagai simbol status sosial. Artikel ini akan mengeksplorasi peran permainan dalam peradaban kuno, menunjukkan bagaimana mereka berkontribusi terhadap perkembangan budaya dan sosial masyarakat.
Permainan sebagai Sarana Ritual dan Keagamaan
Dalam banyak peradaban kuno, permainan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki makna religius dan ritualistik. Salah satu contoh paling terkenal adalah permainan Senet dari Mesir Kuno. Senet, yang ditemukan di makam-makam kerajaan termasuk makam Raja Tutankhamun, bukan hanya sekadar permainan papan; permainan ini juga dianggap sebagai simbol perjalanan menuju kehidupan setelah mati. Permainan ini sering kali dimainkan selama upacara pemakaman dan dipandang sebagai sarana untuk memastikan keselamatan jiwa di alam baka.
Di Mesoamerika, permainan bola yang dikenal sebagai Pok-ta-Pok oleh suku Maya juga memiliki aspek ritual yang signifikan. Permainan ini melibatkan dua tim yang berusaha memasukkan bola ke dalam cincin batu yang ditempatkan di dinding lapangan tanpa menggunakan tangan. Pok-ta-Pok sering kali dikaitkan dengan mitologi dan ritual keagamaan, dan dalam beberapa kasus, pemain dari tim yang kalah mungkin dikorbankan kepada para dewa, menjadikannya permainan yang penuh dengan makna spiritual dan religius.
Permainan sebagai Simbol Status Sosial
Di banyak peradaban kuno, permainan juga berfungsi sebagai simbol status sosial. Di Tiongkok kuno, permainan Go dianggap sebagai permainan para bangsawan dan cendekiawan. Go, yang membutuhkan strategi dan perencanaan tingkat tinggi, dipandang sebagai cara untuk melatih keterampilan intelektual dan strategi. Permainan ini sering dimainkan oleh pejabat dan bangsawan sebagai cara untuk menunjukkan kecerdasan dan kemampuan berpikir mereka.
Demikian pula, di India, permainan Chaturanga yang merupakan cikal bakal catur modern, sering dimainkan oleh para raja dan bangsawan. Chaturanga melibatkan empat divisi militer yang diwakili oleh bidak permainan, dan dianggap sebagai refleksi dari seni perang dan strategi militer. Bermain Chaturanga menunjukkan kemampuan seorang pemimpin dalam mengatur pasukan dan merencanakan pertempuran, sehingga meningkatkan status sosial mereka di mata masyarakat.
Di Yunani Kuno, permainan Petteia, yang mirip dengan catur dan go, juga dimainkan oleh orang-orang dari kelas atas. Permainan ini digunakan untuk mengasah kecerdasan dan keterampilan strategis, serta sebagai sarana untuk mempertahankan hubungan sosial di kalangan elit.
Permainan sebagai Sarana Pendidikan
Permainan dalam peradaban kuno sering kali digunakan sebagai alat pendidikan, mengajarkan keterampilan penting kepada anak-anak dan orang dewasa. Di Mesir kuno, permainan seperti Mehen, yang dimainkan di papan berbentuk spiral, digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang peraturan dan keterampilan sosial. Mehen, yang sering kali melibatkan beberapa pemain, membantu mengembangkan pemahaman tentang kolaborasi dan kompetisi.
Di Romawi Kuno, permainan Latrunculi, yang mirip dengan catur, digunakan untuk melatih keterampilan berpikir strategis dan taktis di kalangan prajurit. Permainan ini membantu mereka mengasah kemampuan dalam merencanakan pertempuran dan mengantisipasi gerakan lawan, yang merupakan keterampilan penting dalam peperangan.
Selain itu, di kalangan suku asli Amerika, permainan seperti Chunkey oleh suku Cherokee digunakan untuk mengajarkan keterampilan berburu dan berperang. Chunkey melibatkan melemparkan tombak ke arah cakram batu yang digulingkan, melatih ketepatan dan refleks para pemain. Permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai latihan fisik dan mental bagi para pemuda.
Permainan sebagai Refleksi Kehidupan Sosial dan Politik
Permainan juga sering kali mencerminkan struktur sosial dan politik dari peradaban kuno. Di India, permainan Pachisi menggambarkan dinamika sosial dan politik, di mana pemain bergerak di sekitar papan yang berbentuk seperti salib. Permainan ini mencerminkan perjalanan hidup, dengan pemain berusaha mencapai tujuan akhir melalui berbagai rintangan dan tantangan, yang sering kali dilihat sebagai metafora untuk kehidupan politik dan sosial.
Di Mesopotamia, permainan Royal Game of Ur yang ditemukan di makam kuno, mencerminkan gagasan tentang keberuntungan dan takdir dalam kehidupan. Permainan ini melibatkan elemen keberuntungan, di mana pemain harus melempar dadu untuk menentukan langkah mereka, mencerminkan pandangan dunia Mesopotamia tentang ketidakpastian hidup dan pentingnya nasib.
Permainan seperti Catur, yang berasal dari Chaturanga di India, kemudian menyebar ke Persia dan Eropa, juga mencerminkan struktur militer dan politik di berbagai peradaban. Bidak-bidak dalam catur, seperti raja, ratu, kuda, dan pion, masing-masing memiliki peran dan simbolisme yang terkait dengan hierarki sosial dan politik.
Penutup
Permainan dalam peradaban kuno memiliki peran yang jauh lebih besar daripada sekadar hiburan. Mereka berfungsi sebagai sarana ritual, simbol status sosial, alat pendidikan, dan refleksi dari kehidupan sosial dan politik. Melalui permainan, peradaban kuno tidak hanya menciptakan bentuk hiburan yang bertahan selama ribuan tahun, tetapi juga mengabadikan nilai-nilai dan keyakinan mereka, yang terus mempengaruhi kita hingga saat ini. Permainan ini menunjukkan bahwa di setiap peradaban, baik kuno maupun modern, kebutuhan untuk bersaing, belajar, dan bersosialisasi selalu menjadi bagian mendasar dari pengalaman manusia.
0 notes
Text
Perjalanan dalam menemukan seseorang memang berbeda-beda prosesnya. Ada yang mudah nampaknya, ada yang berjuang bersama bertahun-tahun namun kandas juga. Ada yang sudah berjuang lama lalu bisa menapaki bidak rumah tangga namun di tengah perjalanannya ada salah satu yang menyerah dan mencari kesenangan semata di luar keluarga. Semua punya kisahnya, dan semua ada waktunya.
0 notes
Text
Catur Cinta
Dalam bidak cinta, kita berdua bermain, Langkah demi langkah, hati saling mengincar. Raja dan ratu, bertahan di papan kehidupan, Setiap gerak, irama cinta yang kita mainkan.
Kadang kita bertahan, kadang menyerang, Di tengah taktik dan strategi perasaan. Namun di setiap langkah, cinta yang memimpin, Menjalin kemenangan dalam permainan kita.
- bs dalam “Catur Cinta”
0 notes
Text
Konsekuensi
Aku payah dalam permainan catur,
Bidak, perwira dan ratuku seringkali dimakan musuh.
Dimakan musuh tanpa bayaran setimpal,
Rajaku sering disudutkan.
Tapi aku selalu tau bagaimana caranya agar tidak kalah.
Berkali-kali aku membuat musuhku kebingungan dan berakhir remis.
Sebenarnya aku frustasi, tapi musuhku lebih frustasi.
Katanya setiap permainan apapun ada relasinya dengan kehidupan.
Itulah mengapa aku seringkali membuat gerakan yang salah dan mengakibatkan kerajaanku runtuh dalam catur.
Aku seringkali tidak memperhitungkan,
tidak memperhatikan,
konsekuensi dari setiap tindakakanku.
Sebisa mungkin aku harus mulai berpikir dulu sebelum bertindak.
Oh Allah, tolong aku.
Jadilah kawanku, jadilah cintaku, yang senantiasa membuatku mempertimbangkan tindakanku.
0 notes
Text
Langit tinggi dan laut sangat luas
Semua mahkluk hidup bersujud pada yang tertinggi
Menganggap semua orang di dunia sebagai bidak
Itu seperti pandangan dari perspektif permainan catur, di mana setiap orang adalah bagian dari permainan kehidupan yang lebih besar.
Kau sendiri bukan pemain dalam permainan tersebut
Tapi aku bisa menjadi bagian dari proses pemikiran dan pengalamanmu dalam permainan tersebut.
Dunia sangat luas, penuh dengan hal di luar nalar
0 notes