#Berpasangan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Cak Imin Akui Sejak 2021, Diminta KH. Kholil Asy’ad Sudah Takdir Berpasangan dengan Anies Baswedan
JAKARTA | KBA – Bersatunya pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai Calon presiden (Capres) dan Calon wakil presiden (Cawapres) untuk Pemilu 2024 memang sebuah takdir. Namun bagi kalangan Nahdliyin semuanya tidak datang secara tiba-tiba begitu saja. Mesti ada rentetan peristiwa yang menyertainya. Menurut cerita Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, jauh hari pada tahun 2021 sebenarnya…
View On WordPress
#2021#Akui#Anies#baswedan#Berpasangan#Cak Imin#dengan#Diminta#KH. Kholil Asy&039;ad#Sejak#Sudah#Takdir
0 notes
Text
Rano-Arief Berikan Sinyal Berpasangan di Pilgub Banten
SERANG – Tahapan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2024 telah dimulai, sejumlah bakal calon (Balon) baik Gubernur dan Wakil Gubernur Banten mulai melakukan penjajakan terhadap tokoh-tokoh Banten. Seperti yang dilakukan politisi PDIP Rano Karno dengan politisi Demokrat Arief R Wismansyah. Bahkan, momen pertemuan keduanya diabadikan lewat video yang berdurasi 57 detik, Rabu (15/5/2024) Dalam video…
View On WordPress
0 notes
Text
Anak
Aku suka sekali anak kecil. Selalu ada rasa hangat dan teduh yang aku rasakan saat melihat, berdekatan, mengobrol, dan juga menggoda mereka. Mungkin karena masa kecilku kurang menyenangkan, sehingga secara tak sadar, bagaimana perlakuan ku kepada anak-anak adalah representasi dan juga harapan apa yang aku ingin dapatkan dan juga bagaimana aku ingin diperlakukan dulu.
Namun, melihat keadaan dunia saat ini, aku kembali berpikir..., apakah aku benar-benar pengen punya anak? Apakah aku bisa menjadi ibu yang baik bagi mereka? Apakah aku sanggup untuk memberikan hak-hak mereka dengan baik? Apakah aku bisa memberikan mereka ayah yang tepat dan keluarga yang hangat? Apakah aku mampu mendidik mereka dengan sabar?
Masih ada banyak sekali pertanyaan 'apakah' yang harus aku tanyakan ke diriku sendiri lagi.
Rasa sayangku yang teramat besar membuatku merasa tidak tega untuk membawa mereka ke dunia yang sudah sangat rusak ini. Atau mungkin ini hanya karena kemalasan atau sikap pesimisku saja, apakah aku mampu mengemban amanah sebesar itu.
Aku ingin mendidik anakku kelak menjadi anak yang kuat, bijak, dan juga mampu berpikir dan bersikap dewasa. Namun di satu sisi, aku juga tahu bahwa ada banyak kepribadian baik yang hanya bisa didapatkan dari perjuangan dan juga kehidupan yang tidak mudah. Tetapi aku juga pengen berjanji kepada mereka bahwa aku tidak akan membuat mereka berada dalam hidup yang sulit, apalagi tega membuat mereka mengalami apa yang sudah aku alami.
Memikirkan ini aku sekita merasa takjub dengan orang-orang yang memiliki banyak anak namun mampu mendidik mereka menjadi anak-anak yang baik dan juga bahagia. Secara fisik dan juga mental. Kok bisa mereka sekuat itu? Apa rahasianya?
Mungkin ini alasan mengapa banyak orang bilang untuk menikmati masa kesendirian kita dan juga memanfaatkannya dengan mencoba semua hal yang ingin kita lakukan. Apalagi seorang perempuan. Karena jika kelak kita menikah, badan dan pikiran kita tidak lagi hanya 'milik' kita sendiri. Tetapi juga sudah menjadi milik suami dan juga anak. Ternyata banyak sekali hal yang harus wanita korbankan saat menikah: hidupnya, tubuhnya, pikirannya, dan juga cita-citanya. Miris sekali saat bayaran yang mereka terima dari pengorbanan sebanyak itu bukanlah bahagia seumur hidup.
Banyak sekali hikmah yang baru aku sadari dan juga syukuri saat Allah membuatku masih sendirian hingga saat ini. Rasanya terharu banget karena ternyata Allah memang sebaik itu dan se Maha Tahu itu. Makin ke sini aku semakin tenang saja dan biasa-biasa saja saat melihat orang-orang terdekatku satu per satu sudah menikah. Karena aku yakin itu hanyalah salah satu fase dalam hidup yang nggak harus aku jalani secara cepat, atau bahkan jalani sama sekali. Aku semakin penasaran dan juga menunggu-nunggu hikmah apalagi yang Allah pengen perlihatkan kepadaku di masa-masa aku belum berpasangan seperti ini?
Nak, maaf ya kalau kehadiranmu mungkin perlu waktu yang lebih lama. Ibu perlu waktu untuk mempelajari dan juga mencari sosok ayah terbaik untuk kamu. Tapi akan ibu pastikan ibu dan ayah melahirkanmu karena kami benar-benar menginginkanmu, bukan sekedar untuk menjadikan kami sebagai orang tua atau pasangan yang sempurna di mata orang lain.
Nak, maaf ya kalau ibu seenggak tahu diri ini pengen kamu ada, tapi belum berusaha maksimal untuk memantaskan diri menjadi orang tua kamu. Menginginkan kamu kelak bisa menjadi anak yang saleh/saleha tanpa menyalehkan diri ibu sendiri.
Nak, ibu pengen kamu sekuat ibu, tapi ibu juga tahu kalau pribadi yang kuat tidak lahir dari hidup yang mudah, tetapi di lain sisi ibu ingin selalu memastikan kehidupanmu tidak sesulit ibu.
Nak, maaf ya kalau suatu hari nanti kamu mungkin gak akan terlahir. Entah karena rasa sayang ibu yang terlalu besar sama kamu sehingga tidak mau membuat kamu merasakan hidup di dunia yang sudah sangat rusak ini atau hanya karena ibu memang sepengecut itu.
Nak, ibu sudah lebih dulu mencintai dan memikirkanmu bahkan jauh sebelum kamu ada.
Nak, kalau nanti kamu terlahir, tolong mengerti ya itu pertama kalinya ibu dan ayah menjadi orang tua. Jadi nanti pasti banyak tidak tahu atau bahkan salahnya, karena di dunia ini katanya tidak ada buku panduan bagaimana menjadi orang tua yang baik. Setiap pasangan berusaha menemukan caranya masing-masing. Ibu dan ayah pun tahu di saat yang bersamaan itu juga pertama kali bagimu menjadi seorang anak, jadi kamu pun pasti tidak akan sempurna dan juga banyak melakukan kesalahan. Tetapi nak, maukan belajar bersama ibu dan ayah?
29 notes
·
View notes
Text
Januari: Ganti Judul
"Ma, boleh gak sih kita berharap ke seseorang yang gak mengharapkan kita?" tanyaku pada si bungsu yang berusia tujuh belas tahun tapi sudah kuliah semester dua.
Sedikit ragu dia menjawab, "Boleh, sih, ..."
Aku masih menunggu potongan kalimat berikutnya.
"Tapi harus siap sakit hati," begitu tambahnya.
"Aku udah berhenti berharap ke manusia, Mbak. Kayak (misalnya) kita berharap ke diri sendiri aja susah, gimana mau berharap ke orang lain? Makanya berharapnya jangan ke manusia," katanya lagi, jauh lebih lancar dan yakin dengan jawabannya.
Obrolanku dengan si bungsu menghasilkan sebuah konklusi baru bahwa menikah itu bukan sekadar saling menginginkan, tapi juga saling membutuhkan. Rasa saling membutuhkan yang dimaksud itu adalah sesuatu yang Allah ciptakan dan izinkan terjadi. Bahasa gampang-nya, memang manusia sudah dirancang seperti itu. Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa manusia diciptakan berpasangan, bukan? Kebesaran Allah yang indah berupa kebutuhan manusia untuk memiliki teman hidup, membersamai di dunia hingga ke surga, atau mungkin hanya di surga saja.
Percaya atau tidak, aku pernah berpikir untuk hidup single jika kelak Allah izinkan aku masuk surga. Padahal tidak ada yang akan Allah biarkan single di surga sebagai bentuk karunia-Nya. Masha Allah, aku memang harus lebih banyak belajar.
Belajar terus yang banyak agar semakin mengenal-Nya dan semakin jatuh cinta.
Patah hati kemarin membuatku belajar untuk mengubah cara ikhtiar dari yang awalnya mencari menjadi mendoakan. Aku percaya bahwa siapapun jodohku nanti, dia juga sedang berjuang mencari sakinahnya, mencariku. Seperti layaknya Adam yang tidak peduli siang atau malam, dia terus berjalan, berusaha menemukan Hawa. Jadi, sebagai bentuk dukungan paling tulus, aku akan terus menghiasi diri dengan ilmu dan sibuk mendoakannya.
Terakhir, ada dua hal yang belum aku ceritakan di tulisan sebelumnya. Aku yang biasanya ignorance dan merasa angkuh, kini terjun bebas hingga hampir merasa rendah diri (padahal seharusnya rendah hati). Satu lagi, sebenarnya saat ayahku menanyakan soal proses kami, AMZT menjawabnya dengan open ended statement.
"We ended it. But it may change, only Allah knows," kurang lebih begitu katanya.
Jadi, mulai dari sini, aku akan mengganti judul proyek mencari yang ke-12 menjadi mendoakan yang ke-12, siapapun dia nanti.
Semoga Allah karuniai yang terbaik (padaku dan dia) di dunia maupun di akhirat. Aku titipkan dan pasrahkan pada-Mu, Wahai Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dari segala yang penyayang. Bismillahirrahmaanirrahiim.
14 notes
·
View notes
Text
Teruntuk kamu yang akan datang suatu hari nanti,
Membersamaiku mungkin akan melelahkan. Sesekali mungkin kamu akan bertanya-tanya sudah tepatkah keputusanmu menjemputku? Ada banyak mimpi yang sedang kuperjuangkan, dan mungkin beberapa membutuhkan peranmu untuk mewujudkan. Tak usah khawatir, ini bukan semacam pengalihan beban, pun bukan ingin merusak impianmu sendiri.
Hanya kamu pasti tahu, ada peran yang bisa dikerjakan sendirian dan ada juga yang optimal dengan berpasangan. Tentu saja aku juga akan berlaku demikian pada mimpi-mimpimu dan mimpi kita. Sampai semuanya tak lagi sekedar impian.
Jadi, sebelum masa itu tiba, mari sama-sama kita memantapkan hati untuk rela berlelah-lelah menabur kebaikan bagi sesama. Bersemangat menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Sebab mimpiku bukan tentang bahagia di dunia semata. Lebih dari itu, adalah surga tempat bahagia dapat kita rasa bersama. Aku, kamu, dan orang-orang yang kita cinta.
Siapkah kamu?
-Batusangkar, 19102023
91 notes
·
View notes
Text
Kerja cape ngga kerja juga cape, jaga kesehatan itu cape sakit sakitan juga cape, konsisten itu cape ngga konsisten juga cape, sabar itu cape ga sabar juga cape, mewujudkan mimpi itu cape hidup ga ada tujuan juga cape, nyenengin diri sendiri itu cape nyenengin semua orang juga cape, hidup sendiri itu cape berpasangan juga cape. Semua pilihan dalam hidup memang bikin cape dan beresiko, jangan memilih yang mudah tapi pilihlah yang cape dan resikonya bisa kamu tanggung.
Kita tidak hidup sendiri didunia ini,banyak manusia yang akan terdampak dengan apa yang kita lakukan.
Menjadi dewasa adalah berarti mampu bertanggung jawab atas semua pilihan diri.
Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, dan seminim minimnya manusia adalah yang tidak menjadi beban dan menyakiti orang lain.
10 notes
·
View notes
Text
Berpasangan.
Ketika sudah memutuskan berumah tangga, tidak ada lagi aku aku kamu kamu. Yang ada hanyalah kerjasama tim seumur hidup.
Hal yang baru saja kusadari. Tentang ego yang mendominasi, tentang ingin menang sendiri, tentang apa apa harus aku saja yang dimengerti. Melelahkan, ya? Harus selalu bersabar dengan segala keakuanku.
Perjalanan hidup memang memberi warna warna baru dari sudut pandang yang berbeda.
Makin bertambah umur, makin banyak pengalaman hidup yang seperti nano-nano.
Apalagi mempunyai todler.
Dengan diri sendiri saja belum selesai, sudah harus banyak menyelesaikan segalanya.
Oh begini ya, jadi ibu. Oh, begini jadi istri.
Hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
22 notes
·
View notes
Text
Allah memang maha adil dan maha baik...
Atas keresahan sebelumnya yang telah Allah jawab dengan kemudahan yang berkelanjutan. Maka ada waktunya "sesuatu yang dianggap sebagai kemudahan, adalah ujian dimasa yang akan datang".
Bukan Allah tidak menyayangimu lagi, tapi memang ada waktu yang perlu kita sadari bahwa hidup itu memiliki porosnya. Kadang kita di atas, di bawah, kadang bahagia kadang sedih... Ya semuanya berpasangan.
7 notes
·
View notes
Note
Kenapa ya semesta begitu? Saya sudah berusaha hidup sebaik baiknya. Jadi perempuan yang berusaha tangguh, tidak merepotkan org tua, melakukan hal hal terbaik dalam hidup. Tapi laki laki memilih hanya karena perempuan harus manut atau harus anggunly... Rasanya sedih
Tapi memang kita harus pahami bahwa colokan kaki dua hanya akan cocok dengan colokan yang sama. Colokan di negara kita, tidak akan cocok dengan colokan di Malaysia, karena beda kaki. Ada setidaknya 15 tipe colokan di dunia dengan bentuk yang beda-beda.
Jika ada ketidakcocokan, ya semata-mata memang intensional diciptakan bukan untuk berpasangan. Akan jadi sangat keliru kalau kita menganggapnya tidak adil. Cari yang setipe karena hanya dengan begitu akan cocok.
Tapi, apakah mutlak demikian? Tidak juga. Karena ada yang namanya adaptor: di mana colokan yang tidak setipe masih bisa digunakan dengan alat tambahan yang mengonversi jalur-jalur. Adaptor ini tidak natural dan tentu butuh effort untuk menggunakannya. Namun, dia beradaptasi dengan ketidakcocokan.
Jadi, kalau kamu belum menemukan yang cocok dengan kriteriamu, bukan salah semesta. Tapi, mungkin kamu lagi di tempat yang tidak semestinya. Ganti tempat di mana kamu bisa menemukan colokan-colokan yang sama atau tambahkan adaptor yang membuatmu cocok dengan colokan yang berbeda.
30 notes
·
View notes
Text
Core memory unlocked. January 25 2025. Semarang. Bertemu Banda Neira.
Melihat bagaimana manusia berpasangan membuatku bertanya-tanya, apakah pasangan "seharusnya" seperti itu? Apakah kaku seperti balok yang puzzlenya selalu melengkapi? Apakah ada sudut lengkung dan sudut lancipnya? Atau mungkin menyatu seperti air? Padahal sama-sama tau, Allah Ciptakan air 2 jenis saja terlihat batasnya.
Panggung pertama selama 2 jam lebih. Sendirian. Dibilang menyenangkan, em sejujurnya lebih menyenangkan saat bersama dia. Tidak perlu banyak bercerita setelahnya karena "sudah merasa" menikmati bersama-sama.
Aku pulang dengan perasaan membuncah, senang sekali. Seharusnya sudah kupahami tanda-tanda tidak ingin bicara beliau. Namun bodohnya masih saja kuteruskan kesenangan itu. Dengan harapan mungkin beliau akan tertarik jika aku begitu bercerita dengan suka cita. Tapi, tidak.
Perasaan membuncah itu hilang, berganti satu tetes dua tetes. Yang kalau saja kuutarakan, mungkin jawabannya hanya, "tidak apa-apa. Sedang malas saja.". Resolusi 2025 adalah mengurangi baper, tapi kok, sulit, yah?
Mungkin memang akunya kurang pikiran, kesibukan, dan pekerjaan. Kemudian pertanyaan setan itu muncul lagi, "sampai kapan aku suka cita sendirian?"
Benar ternyata, membisu itu anugerah. Besok besok tidak perlu menggebu-gebu lagi. Akunya belum pintar mengelola ekspektasi.
4 notes
·
View notes
Text
Nurani Ajak Furtasan Berpasangan di Pilkada Kota Serang 2024
SERANG – Ketua DPC Demokrat Kota Serang, Nuraini mengajak Ketua Bapilu DPW Partai NasDem Provinsi Banten yang juga anggota DPRD Banten, Furtasan Ali Yusuf untuk berpasangan dalam Pilkada Kota Serang 2024. Ajakan menarik ini diungkapkan Nuraini setelah melakukan safari politik ke kantor DPD NasDem Kota Serang pada Sabtu (20/4/2024). “Saat momen Pilkada 2024 semakin dekat, kita harus membangun…
View On WordPress
0 notes
Text
Mendewasa bersama Anak-Anak
Sepanjang aku bertumbuh dewasa, aku ditemani oleh anak-anak. Aku belum menikah, berpasangan apalagi. Anak-anak itu adalah anak-anak yang Allah tempatkan dalam satu tempat yang sama denganku, dalam kurun waktu yang lumayan lama. sehingga beberapa tahun yang kulewati bersama mereka, membuatku ikut menyaksikan tumbuh kembang mereka semua.
Beranjak dewasa dengan ditemani banyak anak-anak, membuatku mengambil banyak sekali pelajaran. Di antara pelajaran yang kudapat itu ialah :
1. Menjadi orang tua adalah belajar menjadi pribadi yang lebih sabar
Menyaksikan berbagai bentuk kesabaran seorang orang tua, selalu mampu membuat mataku berkaca-kaca. Membayangkan betapa sabarnya orang tuaku dalam merawat dan membesarkanku. Karena merawat seorang manusia yang belum sempurna akal dan perasaannya bukanlah sesuatu yang mudah. Bergadang, kelelahan, kelaparan, stres, penilaian orang lain, dan serentetan ujian lainnya adalah makanan sehari-hari yang harus dikomsumsi oleh para orang tua kita. Bahkan tak jarang, mereka melakukan kezaliman melanggar hak-hak tubuh mereka sendiri— hanya karena kasih sayangnya kepada anak yang sangat besar.
Menjadi orang tua adalah suatu latihan penguji kesabaran yang tidak ada garis finish, pemenang bahkan hadiah yang diberikan.
2. Anak kecil adalah orang dewasa yang berhati lapang
Meskipun memiliki sifat yang naif dan juga ego yang tinggi, anehnya mereka mempunyai hati yang lapang dalam memaafkan dan melupakan kesalahan. Kita seringkali melihat begitu mudah mereka kembali berbicara dengan seseorang yang bahkan semenit yang lalu telah membuat mereka menangis. Apakah hal seperti itu mudah kita lakukan sebagai seseorang yang mengaku telah dewasa? kita seringkali menganggap bahwa anak kecil adalah seseorang yang kekanak-kanakan. Padahal, bukan hal yang kekanakan bila seseorang dengan mudah mampu memaafkan seseorang yang membuat mereka bersedih, bahkan dengan jejak tangis yang masih basah di pipi.
3. Anak adalah pribadi yang jujur
Betapa sering kita mendengar celetukan-celetukan konyol dan lucu mereka, ketika sedang melihat, merasakan, ataupun mengalami suatu kejadian? Mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak malu ataupun segan untuk melontarkan apa yang mereka rasakan dan juga pikirkan di mana hal tersebut seringkali bisa tergambar jelas dalam bahasa tubuh mereka.
Mereka menangis saat merasa sedih & terluka. Mereka tertawa dan tersenyum saat merasa senang dan bahagia. Sehingga jika kita melihat ada anak-anak yang selalu tertutup dengan perasaannya. Itu adalah sebuah alarm, bahwa ada yang tidak beres dan harus diselidiki penyebabnya.
4. Fitrah seorang anak yang selalu bersih dan suci
Saat lahir, anak seumpama kertas atau kanvas putih kosong yang belum berisi apa-apa. Dan orangtuanyalah yang akan pertama kali menjadi pena ataupun kuas gambar yang akan menorehkan berbagai macam "bentuk" dan juga menghiasnya dengan berbagai "warna".
Anak-anak yang baru lahir ataupun masih kecil fitrahnya akan selalu memiliki akhlak yang baik. Sehingga saat kita bertemu dengan anak-anak yang masih kecil namun telah dengan fasih berucap kata-kata kotor, dan berprilaku kurang baik. Orang tua akan selalu menjadi sosok yang pertama kali disalahkan.
5. Menjadi orang tua dan seorang anak adalah proses pembelajaran seumur hidup.
Tidak ada sekolah bagaimana menjadi orang tua yang baik, tetapi di banyak pelajaran sekolah, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua adalah hal yang sering dibahas. Seolah tugas belajar hanya dibebankan untuk seorang anak, bukan kepada orang tua. Seolah-olah yang mempunyai tugas-tugas untuk ditunaikan dengan baik hanyalah seorang anak. Orang tua akan selalu menjadi pihak yang benar dan tidak punya salah.
Aku paham, kedudukan orang tua tentu jauh lebih besar daripada kedudukan seorang anak. Tetapi bukan berarti orang tua tidak dituntut untuk ikut belajar memperbaiki diri. Di masa depan nanti, kuharap kesenjangan ini dapat diperbaiki. Sehingga generasi yang tercipta bisa lebih baik lagi. Tidak lagi fokus saling menyalahkan dan menuntut hak dan kewajiban masing-masing.
Sampai saat ini, meskipun aku belum menikah dan merasakan langsung menjadi orang tua. Aku bersyukur Allah mengenalkanku dengan banyak anak. Tingkah polos dan lucu mereka selalu mampu membuatku mengobati kerinduan akan masa kecilku dulu. Dan dari sosok orang tua mereka pula, aku lebih dini bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang tua.
Ke depannya, entah dengan anakku sendiri atau anak-anak yang "dititipkan" padaku. Aku pengen untuk belajar lebih banyak lagi. Belajar memahami sosok anak kecil dan juga orang tua. Berharap, darisanalah aku bisa menjadi seorang anak dan juga seorang orang tua yang lebih baik.
35 notes
·
View notes
Text
Tentang Bujang.
Bujang dan gue sama-sama anak tengah yang kadar bandel dan baiknya seimbang. Meskipun dia versi lebih rebel dan fuck this society sedangkan gue versi lebih rapi, gue tidak menyangkal deep down gue juga punya hasrat terpendam menjadi ammoral yang cuma bisa gue salurkan lewat ngarang dan nulis aja. Jadi ketemu diatuh berasa,
oh gini bentukan kalo fantasi di dalam kepala gue itu dikasih kesempatan?
Dalam menjalin hubungan, sepanjang berpasangan kita sama-sama tau bahwa we always be the person who holding the key of relationship. Ini salahsatu penyebab yang bikin hubungan ini makin menyenangkan dan chemistrynya kebangun dengan sendirinya. Kalo salahsatu diantara kita kerasa ada yang agak mundur —pasti ditarik. Baik gue apalagi dia. Role "membuat hubungan ini seru" dilakukan secara shift, gantian. Meskipun gak ada jadwalnya, tapi kita tau kapan giliran kita maju dan mundurnya. Gak ada tabrakan atau saling adu kuat-kuatan. Gak ada. Ngalir aja.
Singkatnya, dia adalah cowok yang gue tau pasti akan mau kalo (akhirnya) kita menikah dan prewednya gue request konsep ginian.
Karena gue tau di kepalanya akan otomatis, "Sebandel atau seliar apapun kamu mikir, percayalah pasti aku pernah melakukannya." Sejauh ini jawabannya juga memang.
Pasti akan banyak pertentangan, khususnya dari orangtua. Soal bujang yang masih mabok, pake anting, pergaulan gila temen-temennya, nyampe mantan tobrutnya yang masih obsessed nyampe dm gue secara personal untuk jelek-jelekkin dia. Tapi entah ini karena efek cinta masih kerasa banget manisnya, pertentangan dan potensi konflik itu masih bisa diredam dengan perjanjian konyol yang dibikin berdua, "Nanti kalo udah nikah, bikin tato pertama couple-an yuk!!!"
Tapi ya, semoga kalopun hidup lagi jahat suatu hari nanti itu masih ada dalam kapasitas yang mampu buat gue atasin.
Amin.
7 notes
·
View notes
Text
Mungkin jeda waktu penantian panjang yang Allah bentangkan saat ini adalah sebuah hadiah dan kesempatan. Kesempatan untuk berbakti kepada orang tua yang selama ini sering terabaikan karena kesibukan (duniawi).
Saat masih kecil belum bisa banyak membantu. Beranjak remaja sibuk dengan teman-teman dan hobi baru. Memasuki dewasa dituntut ini itu hingga tak punya waktu.
Bakti hanya tinggal janji atau saat temu sesekali.
Begitulah akhirnya, orang tua membesarkan dengan sabar namun diri sering lupa memeriksa kabar.
Maka, mungkin dengan inilah Allah ingin diri ini belajar. Membuktikan bakti yang selama ini sadar harus dipenuhi. Bukan berarti setelah berpasangan bakti itu tak lagi mesti. Hanya ada prioritas yang kemudian harus ditimbang hati-hati.
Selagi masih sendiri, semoga bakti benar-benar bisa ditepati meski tak akan bisa membalas segala yang telah diberi.
155 notes
·
View notes
Text
#KATAUHA - JODOH DICARI ATAU DINANTI?
Jodoh itu pasti ada karena semua diciptakan berpasang-pasangan, walaupun Allah lebih senang jika hambanya berharap untuk meminta jodoh.
Kita boleh meminta, namun Allah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk kita. yang dapat kita lakukan untuk dipertemukan dengan jodoh kita yaitu, dengan berdoa, harus tawakal, dan pasrah. kita tidak boleh terlalu percaya diri dan terkesan memaksa atas pilihan kita, karena hal tersebut dapat menimbulkan keraguan atas pilihan yang sudah Allah siapkan untuk kita. tidak boleh putus ada, harus selalu optimis.
• Esensi Menikah
QS Al Furqon ayat 63 dan 74
Allah berfirman, ada golongan yang Allah berikan kasih sayang yang amat luar biasa. salah satunya yaitu orang yang selalu berdoa
“Rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a‘yuniw waj‘alnâ lil-muttaqîna imâmâ"
Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
dan salah satu ciri orang sholeh adalah orang yang mendambakan pasangan hidup, karena sejatinya menikah dalam Islam termasuk ibadah. bahkan Rasulullah juga selalu berkata bahwa menikah merupakan bagian dari ibadah dan penyempurnaan akan ibadah. Rasulullah yang dikenal sempurna akan beribadah pun tetap memilih untuk menikah.
• Jangan khawatir apa kita menikah/tidak
QS An - Nisa ayat 1
Jodoh itu pasti ada, kita diciptakan berpasang-pasangan.
Yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakumullażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa khalaqa min-hā zaujahā wa baṡṡa min-humā rijālang kaṡīraw wa nisāā, wattaqullāhallażī tasāalụna bihī wal-ar-ḥām, innallāha kāna 'alaikum raqībā
Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (pelihara-lah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Allah menciptakan kita berpasangan, dan pasangan kita diciptakan dari bagian diri kita dan tidak akan pernah tertukar. oleh sebab itu, jangan khawatir dan berputus asa. yang datang kepada kita adalah yang selevel dengan kita.
untuk perempuan; coba untuk memantaskan diri karena yang baik sudah pasti untuk yang baik (berkaca pada kisah istrinya nabi musa, perempuan tidak mengejar. namun memantaskan dirinya).
untuk laki-laki; belajar bersikap bertanggung jawab atas sesuatu. seorang laki-laki akan mendapatkan jodoh ketika ia sering mengambil peran akan tanggung jawab, tetapi tidak berlebihan disesuaikan dengan kesanggupannya. dengan hal tersebut, laki-laki akan dikirimkan hati seorang perempuan.
• Lalu bagaimana jika belum menikah namun sudah wafat terlebih dahulu?
maka kelak nanti di akhirat (syurga) Allah akan berikan pasangannya disana. di syurga itu tidak ada yang jomblo, jadi semua ada pasangannya, tidak menikah di dunia, akan menikah di syurga.
• Pelajaran untuk perempuan
- Sayyidah Fatimah
- Sayyidah Siti Hajar & Sarah
Pantaskan diri kalian. karena Allah yang akan hantarkan pasangan kalian dengan cara yang unik seperti kisah Nabi Musa dan istrinya, Nabi Muhammad dan Khadijah, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar & Sarah.
daripada pacaran terus, lebih baik disegerakan untuk dihalalkan. dengan syarat harus siap.
berdoa untuk si dia? boleh, dengan pasrah kepada Allah, tidak yakin 100% atau lebih ke arah memaksakan kehendak kita. Berprinsip dan berdoa, jika bukan jodoh saya lapangkan dada saya, jika dia jodoh saya dekatkanlah.
• Menikah karena nafsu?
QS. Ar-Rum ayat 21
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya lah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Salah satu tujuan menikah adalah agar kalian lebih tenang, tentram hatinya. di mana tenang akan nafsu dengan menyalurkan kebutuhan secara biologis.
Menikah jadi hukum yang wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, memiliki nafsu mendesak, dan takut terjerumus dalam perzinaan. walaupun mungkin secara finansial dirinya merasa belum mampu atau cukup.
karena perempuan dinikahi dengan melihat dari segi fisiknya maka kebutuhan biologis (akan nafsu pada laki-laki) dapat ditenangkan segera dengan cara menikah.
• Jika belum mampu secara finansial?
Allah yang akan cukupkan, asal kita benar-benar dan bersungguh-sungguh. jangan tunggu siap secara finansial. walaupun tidak semua perempuan berani untuk membuat keputusan jika belum cukup secara finansial. oleh sebab itu, berlindunglah kepada Allah, dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab atau jahat atau tidak tepat dan berbahaya bagi kita. berlindung kepada Allah, pasrah.
"titipkan hati kita kepada Allah". jangan terburu-buru, dan jangan terlalu trauma. jangan terpaku pada semua laki-laki itu sama. Jangan putus asa, jika terluka. terluka tidak apa namun optimis untuk bangkit.
• Trauma akan kejadian masa lalu, sampai tidak ada yang mendekati?
Jika perempuan, coba untuk berdiskusi dan bersama dengan keluarga (jangan sendiri minta bantuan perantara) terkait rasa takut akan trauma tersebut.
berdoa “Allahumma inni a’uuzubika minal hammi wal hazan. wa a’udzubika minal ajzi wal kasali, wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal”
Artinya: Ya Allah, aku berlindung padaMu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung daripada sifat lemah dan malas, dan aku berlindung padamu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung padaMu dari cengkaman hutang dan penindasan orang. berdoa minta kepada Allah, khususnya pada pagi dan petang (dzikir al-matsurat pagi petang).
Minta kepada Allah, agar Allah menyembuhkan luka kita. lalu kita berusaha untuk menghindari penyebab luka tersebut.
• Bagaimana kita yakin kalau dia adalah yang terbaik dan dia untuk masa depan saya?
second opinion mencoba tanyakan kepada yang mengenal dia, bukan melihat dari dia (melihat secara subjektif jangan pakai hati dahulu) namun pilih seseorang yang dapat dipercaya. bagaimana sikap/sifat dia di rumah?, apa dia ahli masjid walaupun bukan patokan, dsb. butuh proses ta'aruf (perkenalan) dengan tujuan untuk saling mengenal lebih jauh, harus hati-hati untuk dipelajarinya. lalu bagaimana asal usul dia, bagaimana orang tuanya (sebagian Sikap atau sifat turun ke anak), dan kebiasaannya, dsb.
"perempuan harus lebih kuat untuk tawakkal dan berlindung kepada Allah dengan jaman yang lebih banyak akan kebathilan"
• Bagaimana jika seorang perempuan menyampaikan perasaannya kepada laki-laki?
seperti khadijah, dan istri nabi musa. kriteria bisa dilihat dari istri nabi musa, begitu pula yang terjadi pada sayyidah khadijah.
Hanya masalah waktu, semua pasti bertemu dengan jodohnya?
kuncinya; doa ibu dan keistiqomahan dalam menjaga diri.
Pesan untuk perempuan:
Jodoh adalah takdir, sehingga jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan atau kekecewaan
Jodoh itu diciptakan dari diri kita, jadi tidak tertukar dan jangan khawatir
Penantian yang terbaik, dengan memantaskan diri dengan meningkatkan ketaqwaan (kualitas diri)
Berlindunglah kepada Allah, karena kita tidak tau yang terbaik yang mana. Titipkan hati kita kepada Allah SWT.
Pelajarilah seseorang yg datang kepada kita dengan sebaik-baiknya atau sungguh-sungguh. jangan libatkan hati dahulu, minta pendapat orang lain (yang kita percayai misalnya; ayah, kakak/adik, dsb) untuk mempelajari orang tsb. pelajari ia saat safar (berpergian) karena biasanya akan terlihat seperti apa dan bagaimana dia.
Pesan untuk laki-laki:
Harus berjuang, jangan menyerah, tetap berjuang!
Disampaikan oleh:
Ustadz Hanan Attaki dalam Acara Kajian Interaktif (Online)
Selasa, 17 Oktober 2023 | 19.30 WIB - selesai
25 notes
·
View notes
Text
Untitled
***
Malam ini aku berkaca, melihat mataku yang sembab. Kepalaku berat, dadaku sesak, hatiku sedih sekali. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku sesedih ini. Apa yang aku sedihkan? Ketakutan? Denial?
Sulit rasanya memahami diri sendiri. Aku tidak yakin aku bisa hidup berdampingan dengan orang lain, berbagi sisa hidup dan ceritaku, yang bahkan kadang tidak ku pahami.
Aku percaya dengan komitmen, tapi aku tidak yakin aku bisa mencintai dan dicintai. Aku bahkan tidak yakin sudah mencintai diriku sendiri seutuhnya, nyatanya ada sisi dari diriku yang belum bisa ku pahami. Bagaimana mau bercerita dan berbagi ke orang lain? Aku bahkan tidak mengerti emosi apa yang kurasakan ini.
Pernikahan terdengar menyeramkan sekali. Rasanya seperti mengerjakan tugas kelompok dengan durasi seumur hidup. Dalam duniaku, aku selalu sendiri. Aku terbiasa sendiri. Bahkan dengan keluarga (orang terdekat dan prioritasku) pun aku dapat membangun benteng yang tinggi. Aku selalu dapat mengandalkan diriku sendiri. Aku terbiasa dengan itu, karena lelah berekspektasi dengan orang lain.
Apakah benar manusia diciptakan berpasangan? Lalu bagaimana dengan orang-orang serakah yang punya lebih dari satu pasangan? Apakah mereka mengambil pasangan orang lain? Apakah itu juga cinta, atau hanya nafsu saja? Kalau poligami juga adalah bentuk rasa cinta, maka lebih baik aku tidak pernah merasakan cinta.
Aku ingin dicintai dan mencintai dengan sederhana tapi tetap penuh. Aku ingin diterima dan menerima dengan setulus hati. Aku ingin diandalkan dan mengandalkan tanpa ada keraguan. Aku ingin dipercaya dan percaya dalam jangka waktu yang lama--selamanya. Aku ingin dimiliki dan memiliki tanpa ada rasa belenggu. Aku ingin didengar dan mendengar, aku ingin dihargai dan menghargai.
Aku ingin memulai petualangan baru tanpa rasa takut, cemas, dan penyangkalan.
***
3 notes
·
View notes