Tumgik
#Beli Rumah Di New York
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
HUNIAN ASRI| 0877-8267-6857| Rumah Produktif Untuk Investasi Di Bandung
LOKASI STRATEGIS Klik https://wa.me/087782676857, Jual Rumah Di Bandung Ujung Berung Murah, Jual Rumah Di Ujungberung Bandung, Jual Rumah Di Bandung Butuh Uang, Jual Rumah Kampung Di Bandung Utara, Rumah Dijual Di Bandung Utara Pemilik Langsung, Jual Rumah Bandung Utara Olx, Jual Rumah Bandung Utara Tanpa Perantara, Jual Rumah Bandung Utara Butuh Uang, Jual Rumah Kost Aktif Di Bandung Utara Tanpa Perantara, Jual Rumah Di Villa Bandung Indah Cileunyi,
Arah Rumah Menghadap Barat Laut. Ada 2 Pintu di depan, pintu utama menuju carpoty menghadap Utara dan pintu samping menghadap Barat Laut Jalan di perumahan bisa muat 2 mobil,Luas Tanah : 92 M2 ( 700 x 1400 ) Luas Bangunan : 45 M2, Listrik : 1300 watt, 2 unit pompa air (1 Unit untuk dorong air). Lantai Granit, Tembok Bata Merah, Atap Rangka Baja Ringan.Ruang Tidur : 2 Kamar Tidur,
Perumahan dengan desain minimalis dekat dengan segarnya udara pengunungan Manglayang. Lokasi yang strategis karena dekat dengan Pintu Tol Cileunyi, Tempat Makan, Swalayan/Tempat Belanja, Tempat Rekreasi, Bank Pemerintah, Rumah Sakit, Puskesmas, Polsek, Sekolahan , Pesantren, Kantor Kelurahan,
Cluster, One gate system, Security 24 Jam, tidak banjir, ada masjid di dalam cluster, lebar jalan 2 Mobil,
Contact Person : Ibu Deswita WA : (XL) O877-8267-6857 Jl. Rajawali Blok J No 5 Pondok Kelapa Dua Cimanggis Depok 16451
Lokasi : Perumahan Bumi Pasir Wangi, Blok D-4 Jl. Smpn 1 Kp. Pasir Wangi , Rt 005 Rw 008 Kp. Pasir Wangi Desa/Kelurahan Cimekar, Kecamatan : Cileunyi, Kabupaten : Bandung 40623 https://goo.gl/maps/Gwc356jDG5NdCiHw5
AsetProduktifDekatGetariaSwimmingPool #RumahMurahDekatGetariaSwimmingPool #PerumahanClusterDekatGetariaSwimmingPool #PerumahanFasilitasOneGateSystemDekatGetariaSwimmingPool #PerumahanClusterBumiPasirWangiDekatGetariaSwimmingPool #PerumahanMurahBumiPasirWangiDekatGetariaSwimmingPool #PerumahanBumiPasirWangiElitDekatGetariaSwimmingPool #PerumahanDenganFasilitasRumahTumbuhdekat,GetariaSwimmingPool #PerumahanDijaminAmandanTentramdekatGetariaSwimmingPool #LokasiRumahStrategisDekatGetariaSwimmingPool
1 note · View note
klasikgamer · 3 months
Text
Tumblr media
Pada Desember 1975, George dan Kathleen serta anak-anak mereka pindah ke sebuah rumah di 112 Ocean Avenue, sebuah rumah besar bergaya kolonial Belanda di Amityville, sebuah lingkungan di pinggiran kota di selatan Long Island, New York.
Tigabelas bulan sebelum keluarga Lutz pindah, Ronald DeFeo, Jr., pemilik sebelumnya, telah menembak mati enam anggota keluarganya di rumah itu. Setelah 28 hari keluarga Lutz tinggal dirumah itu, mereka mulai merasakan hal-hal aneh dengan rumah tersebut.
Bagian ini berdasarkan buku yang ditulis oleh Jay Anson, 1977, The Amityville Horror - A True Story.
Jay Anson (1921-1980), adalah penulis The Amityville Horror
Rumah bernomor 112 di Ocean Avenue telah kosong selama 13 bulan setelah DeFeo membunuh anggota keluarganya, hingga pada Desember 1975 keluarga Lutz membeli rumah tersebut seharga $80.000. Rumah yang memiliki enam kamar tidur ini dibangun dengan gaya kolonial Belanda, dan memiliki atap yang melengkung. Rumah ini dilengkapi dengan kolam renang dan sebuah rumah tempat penyimpanan kapal. George dan Kathy telah menikah pada bulan Juli 1975 dan mempunyai rumah mereka sendiri, namun ingin memulai kembali dengan memiliki rumah baru. Kathy mempunyai tiga anak dari pernikahan sebelumnya, Daniel (9), Christopher (7), dan Melissa alias Missy (5). Mereka juga memiliki seekor anjing Labrador yang diberi nama Harry. Selama pengecekkan mereka saat akan membeli rumah tersebut, oleh agen mereka telah diberitahukan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh DeFeo, namun mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.
Keluarga Lutz pindah kerumah tersebut pada 18 Desember 1975. Sebagian besar mebel dari keluarga DeFeo masih ada, karena semuanya termasuk dalam kesepakatan jual beli. Seorang teman George Lutz telah mempelajari tentang masa lalu sejarah rumah tersebut, dan mendesak agar mereka melakukan pemberkatan. Namun mereka tidak mengerti cara-caranya. George mengenal seorang Pendeta Katolik yang bernama Bapa Ray, dan ia bersedia untuk melakukan pemberkatan. (Dalam buku Anson disebutkan nama Pendeta tersebut adalah Bapa Mancuso. Hal ini dilakukan untuk menjaga privasi Pendeta tersebut, nama aslinya adalah Bapa Ralph J. Pecoraro).
Bapa Mancuso adalah seorang pengacara, imam Katolik, dan seorang psikoterapi yang tinggal di Sacred Heart Rectory. Ia tiba untuk melaksanakan berkat pada sore hari tanggal 18 Desember 1975 disaat George dan Kathy sedang membongkar barang-barang mereka. Ketika ia mengibaskan air suci yang pertama dan mulai untuk berdoa, ia mendengar suara dengan jelas yang mengatakan”Keluar!” - “Get out!”. Disaat meninggalkan rumah tersebut, ia tidak menceritakan kejadian itu kepada George maupun Kathy. Pada 24 Desember 1975, Bapa Mancuso menelepon George Lutz dan menasihatkan agar dia tidak menggunakan ruang dimana ia telah mendengar suara yang aneh tersebut. Ruang ini adalah ruangan yang direncanakan Kathy digunakan sebagai ruang jahit, dan tadinya adalah kamar tidur Marc dan Yohanes Matthew DeFeo. Percakapan telepon terputus secara tiba-tiba, dan kunjungan berikutnya ke rumah tersebut mengakibatkan Bapa Mancuso menderita demam tinggi dan pada lengannya dijumpai tanda yang mirip dengan tanda stigmata.
Pada mulanya, George dan Kathy Lutz tidak merasakan hal yang aneh dengan rumah mereka. Namun kemudian, mereka merasa bahwa “masing-masing dari mereka tinggal di suatu rumah yang berbeda”.
Sebagian dari pengalaman keluarga Lutz diuraikan sebagai berikut:
- George selalu terbangun sekitar pukul 03:15 setiap paginya, dan kemudian keluar ke rumah tempat penyimpanan kapal. Waktu tersebut diperkirakan adalah waktu dimana DeFeo membunuh anggota keluarganya.
- Rumah mereka selalu diganggu oleh segerombolan lalat di setiap musim dingin.
- Kathy mendapat mimpi buruk tentang pembunuhan dan saat dimana ia melakukan persetujuan pembelian rumah tersebut. Anak-anak mereka juga mulai tertidur dengan terlungkup, posisi yang sama saat mayat DeFeo ditemukan.
- Kathy merasakan seolah-olah “sedang dipeluk” dengan penuh kasih oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat.
- Kathy menemukan sebuah ruang kecil yang tersembunyi (sekitar empat kaki) di belakang basement. Dindingnya bercat merah dan ruangan itu tidak tampak didalam denah rumah. Ruangan itu kemudian dikenal dengan nama “The Red Room”. Ruangan ini memiliki pengaruh terhadap anjing mereka Harry, yang selalu menolak untuk mendekat dan selalu berjongkok seolah-olah merasakan sesuatu yang negatif.
- Ada udara dingin, bau parfum dan kotoran didalam rumah, dimana tidak terdapat saluran udara atau jalur bagi sumber tersebut.
- Putri mereka yang berumur lima tahun, Missy, mengisahkan teman imajinasinya yang bernama “Jodie” yang memiliki mata yang sangat merah.
- George selalu dibangunkan oleh bunyi bantingan pintu depan. Ia akan segera ke lantai bawah dan menemukan anjing mereka tertidur dengan suara keras didepan pintu. Tidak ada orang lain yang mendengar suara itu kecuali dia.
- George mendengar apa yang diuraikan sebagai “Marching band Jerman” atau suara seperti radio yang tidak di setel dengan frekuensi yang tepat. Namun ketika ia ke menuju lantai bawah, suara gaduh akan berhenti.
- George disadari bahwa ia memiliki kemiripan kuat dengan Ronald DeFeo, Jr., dan mulai bermabukan di “The Witches Brew” bar dimana DeFeo adalah salah seorang pelanggannya.
- Ketika mengecek tempat penyimpanan kapal pada suatu malam, George melihat sepasang mata merah yang sedang memperhatikan dia dari jendela kamar tidur Missy. Ketika ia pergi keatas untuk melihatnya, ia tidak menemukan apa-apa. Kemudian disimpulkan bahwa itu adalah “Jodie”.
- Ketika ditempat tidur, Kathy mendapatkan bekas merah didadanya disebabkan oleh suatu kekuatan tak terlihat, dan ia diangkat sekitar dua kaki dari tempat tidurnya.
- Kunci, jendela, dan pintu rumah dirusakkan oleh suatu kekuatan yang tak terlihat.
- Terdapat belahan kuku binatang yang besar di salju yang kemudian dihubungkan dengan seekor babi besar pada 1 Januari 1976.
- Dari dinding aula dan lubang kunci dari pintu kamar bermain yang ada di loteng keluar lumpur yang berwarna hijau.
- Sebuah salib 12 inchi yang digantung Kathy di kamar kecil ditemukan terpasang terbalik dan menyemburkan bau.
- George tersandung oleh sebuah keramik singa Tiongkok yang memiliki tinggi sekitar empat kaki, yang kemudian meninggalkan bekas gigitan pada salah satu mata kakinya.
- George melihat Kathy berubah menjadi seorang wanita tua yang berumur sekitar 90-an, “dengan rambut acak-acakan, muka dengan kerutan dan berbentuk buruk, dan air liur yang menetes dari mulutnya yang ompong”.
Setelah memutuskan bahwa ada yang tidak beres dengan rumah mereka, yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, George dan Kathy Lutz melaksanakan suatu pemberkatan dengan cara mereka sendiri pada 8 Januari 1976. George memegang sebuah salib yang terbuat dari perak selagi kedua-duanya membacakan Doa Para Raja, dan dari ruang tamu mereka, menurut dugaan banyak oang terdengar suara paduan suara yang meminta agar mereka berhenti: “Will you stop!”.
Di pertengahan Januari 1976, dan setelah usaha pemberkatan yang dilakukan oleh George dan Kathy, mereka mengalami kejadian yang kemudian menjadi malam terakhir mereka berada di rumah itu. Keluarga Lutz menilai bahwa segala kejadian yang terjadi sebagai sesuatu yang sangat menakutkan, “too frightening”.
Setelah berkonsultasi dengan Bapa Mancuso, mereka memutuskan untuk mengambil beberapa barang kepunyaan mereka dan memutuskan untuk tinggal di rumah ibu Kathy di dekat Deer Park, New York. Pada 14 Januari 1976, George dan Kathy Lutz bersama ketiga anaknya dan anjing mereka Harry, meninggalkan rumah dan meninggalkan banyak barang dibelakang rumah tersebut. Hari berikutnya, seorang tukang ditugaskan untuk memindahkan barang-barang untuk dikirim ke keluarga Lutz. Ia melaporkan ada fenomena yang tidak normal didalam rumah itu.
George dan Kathy Lutz dikelilingi dengan berbagai media yang mengulas kasus mereka.
1 note · View note
ngueh · 8 months
Text
KWASONG BATTLE versi ngueh
Kwasong kwasong. Udah tau lah ya makanan apa inii. Yup, pastri adalah kuliner khas sekaligus budaya buat orang Perancis. Di sana biasanya pastri jadi temen ngopi atau sarapan. Gue sendiri bukanlah pecinta aneka olahan pastri karena rasanya yang terlalu berlemak atau mungkin juga belum nemu yang cocok di lidah.
Croissant bisa buat sendiri di rumah, tapi harus pakenya Danish Pastry bukan Puff Pastry karena keduanya berbeda meski sama-sama berlayer. Danish sendiri diolah pake campuran ragi, jadinya doi bakal ngembang dan layernya itu cakeuppp.
Tau sendiri di Indo udah 2 bulan orang-orang fomo sama Cromboloni, atau New York Rolls sebutannya di belahan bumi lain. Si Crombo ini bikin tiap bakeri yang jual antriannya puanjang luar biasa, bahkan ampe waiting list, dan gak jarang banyak yang kecewa sama rasanya. Syukur gue tidak mau ikutan fomo, jadinya nunggu hype-nya menurun dulu baru nyoba.
Sudah semingguan ini gue mencoba menikmati aneka kwasong produksi bakeri sampai yang dijual di minimarket. Apa aja tuh?
Double Chocolate Croissant Mako
Sekian lama gue gak makan kwasong dan pengen liat-liat jualannya Mako (ex-Breadtalk), berkunjunglah gue ke toko yang gak jauh dari kampus.
Pas di dalem tercium semerbak bau kue, pastri, kopi juga. Duh, sampe bingung sendiri mau beli apa karena saat itu lagi gak kabita amat sama kue (tumben). Setelah cap-cip-cup, jatuhlah pilihan gue untuk beli Double Chocolate Croissant-nya.
Sebiji cuman 12 ribuan aja dengan ukuran yang cukup besar. Di bagian terluarnya ada lapisan coklat dan di dalemnya pun ada sedikit filling coklat. Untuk pastrinya gue suka sih, ada gurihnya bikin balance sama si coklat luar-dalamnya itu, cukup renyah gak melempem bangetlah, berlayer sekali. Love it.
Sementara untuk rasa coklatnya gue agak kecewa, terlebih bagian isinya itu entah kenapa kayak rasa obat dan bikin tenggorokan sakit sesudahnya :/ sorry to say. Ratenya gue kasih 6/10 deh.
Croissant 5 Days
Nyari 'croissant' gak perlu ke bakeri, karena udah bisa dicari di minimarket dengan harga cuman 5 ribuan aja. Cemilan ini gue taunya dari Twitter, sempet viral banyak yang selalu bilang enakkkk banget. Yaudah gue carilah di supermarket.
5 Days ini gak tau juga merek mana, sebab pernah ada yang post di Mekkah pun produk ini ada. Dari pilihan rasanya ada coklat, bluberi, pandan, dan keju. Sejak pembelian pertama sampai sekarang pilihan gue cuman mentok di coklat atauga blueberi aja.
Secara harganya yang murah, jadi jangan terlalu berharap dia bakal persis kayak buatan bakeri. Produk ini lebih tepatnya sih roti berbentuk croissant, ya. Agak alot juga sewaktu digigit, sebaiknya diangetin dulu sebelum dimakan biar makin lumer dan sedikit renyah. Cemilan ini emang pas buat ganjel perut, ratenya gue kasih 7/10.
Crombolone Breadco
Lepas 2 bulan sesudah viral dan membludaknya antrian demi si cromboloni ini, gue tetiba ikut penasaran dan tergerak buat nyobain juga. Cuman gue masih mikir-mikir mending beli apa kagak, karena merasa kurang worth soalnya gak begitu suka juga croissant. Ada beberapa opsi tempat pembeliannya, bisa di Harvest, Kopi Kenangan, Waroeng Snoepen, atau Indomaret dengan harga 19-25 ribuan aja. Cukup buat budget guelah.
Lagi-lagi pikiran akan beli cromboloni hilang dan muncul. Sampai akhirnya liat poster peluncuran Crombolone di Griya yang bikin gue tertarik buat beli, walau ujungnya gak jadi karena merasa tidak worth the money aja 😂
Dasar diriku yang plin-plan dan keingetan mulu, barulah hari ini gue memutuskan buat nyobain aja di Griya demi memuaskan hasrat kekepoan akan si croissant gulung ini dan mengeluarkan kocek cuman 20 ribu aja.
Pilihannya ada coklat, blackforest, jasuke, coklat kacang, dan keju. Gue pilihnya blackforest. Ukurannya standar cromboloni ya. Ketika gue cobain, duh jatuh cinta ternyata cromboloni itu cemilan yang worth every penny.
Sayang sekali cromboloninya ketika dimakan sudah melempem, gak crunchy yang semestinya, but it's okay. Sementara buat coklat di atas dan hiasan cherrynya gak eneg, dan fillingnya ampun gue sukaakk banget! Krimnya ringan, lembut, rasa manis-asem ada sedikit potongan buah ceri layaknya isian bolu blackforest. Sedihnya si krim cuman dikit huhu, padahal enak bangetloh dimakan bareng pastrinya. Ratenya 10/10, thanks sudah memuaskan ekspektasi gue.
Kira-kira cobain kwasong mana lagi, ya?
060224
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Mitraruma buka gerai showroom pertama di Okabe Gallery Alam Sutera, Tangerang, Banten, pada April 2023. Penyedia layanan home & living berbasis platform online ini pun siap membantu pemilik hunian untuk mendampingi proses pemenuhan kebutuhan hunian secara end-to-end. Mulai dari perencanaan desain, penentuan budget, pemilihan material, hingga pelaksanaan renovasi. Salah seorang pendiri Mitraruma Sataporn Na Songkhla di Jakarta Selasa 28 Februari 2023, mengatakan peluncuran showroom ini merupakan bagian dari strategi bisnis di 2023. BACA JUGA: Tips Memilih Barang Branded agar Tak Tertipu Saat Belanja Online Diluncurkan,  seiring dengan fakta bahwa Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi Mitraruma. "Indonesia memiliki populasi yang meningkat pesat selaras dengan kebutuhan tempat tinggal untuk membangun keluarga baru," kata Sataporn. Ia memastikan kehadiran showroom offline ini akan membantu pelanggan melalui layanan one-stop-solution. Seperti konsultasi langsung dengan para ahli. Serta menyediakan bahan-bahan material yang dapat digunakan untuk merenovasi atau memasang instalasi di rumah. "Dengan tingginya konsumsi sosial media dan pengaruh teknologi. Serta beragamnya daya beli masyarakat, konsumen menjadi lebih kritis dalam merencanakan hunian,” kata Sataporn. BACA JUGA: Penghargaan 18 Kuliner Online UMKM, Dari Empal Si Babah sampai Lunpia Cikmeme Rencana Bisnis 2023 “Termasuk, memilih bahan-bahan bangunan, dan melakukan renovasi sesuai dengan kemampuan finansial tanpa mengurangi standar kualitas," sambungnya. Selain pembukaan showroom, rencana bisnis lain dari Mitraruma di 2023 adalah menghadirkan penawaran kitchen set terbaru. Yakni, dengan kualitas terbaik dan harga kompetitif hasil kerja sama beberapa merek dan manufaktur. Strategi itu menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan layanan 3+1 Mitraruma. Yaitu instalasi kitchen set yang disertai dengan desain interior, pemasangan kanopi dan renovasi kamar mandi. BACA JUGA: Pameran Mainan Miniatur Hadir di BSD Tangerang, Catat Jadwalnya Kemudian, strategi lainnya menawarkan platform yang disesuaikan untuk seluruh konsumen terkait. Mulai penyediaan desainer interior, arsitek, perajin, dan kontraktor untuk meningkatkan kekuatan dan profitabilitas bisnis. Selanjutnya, mengoptimalkan jaringan digital, memperkuat reputasi merek di platform digital, dan menggandeng lebih banyak merek dengan citra online yang kuat. Saat ini, sebagai platform daring, Mitraruma telah mampu membangun posisi dan engagement secara digital. Dan terkonversi menjadi penjualan dengan trafik pengunjung laman mencapai 3 juta setiap bulan. "Seiring tumbuhnya bisnis dan meluasnya pasar kami, kami menargetkan dapat meningkatkan standar konstruksi di Indonesia,” tegasnya. BACA JUGA: Restoran Justus Steakhouse Buka Outlet Baru di Alam Sutra Standar Layanan Untuk itu, melalui layanan yang ada , Mitraruma akan terus mengedukasi pemilik rumah tentang kualitas konstruksi dan material yang baik. Dan kepada para pekerja bangunan untuk memastikan mereka dapat memberikan standar layanan yang baik. Mitraruma ikut membantu pekerja bangunan mendapatkan proyek konstruksi untuk meningkatkan profitabilitas dengan mempermudah proses negosiasi. Termasuk, perencanaan desain dan biaya, pencarian material bangunan dengan harga kompetitif. BACA JUGA: The Flavor Bliss Alam Sutera, Tempat Hangout dengan Spot Foto ala Broadway New York Lalu, komunikasi dengan konsumen, dan supervisi proyek agar sesuai dengan BOM (Bill of Materials) dan BOQ (Bill of Quantities). Untuk toko bangunan, Mitraruma dapat memberikan bantuan dalam ekspansi pasar bagi pelaku bisnis material. Khususnya bagi mereka yang belum mampu memaksimalkan pemasaran di platform daring. Manajer E-Commerce Mitraruma Jovita Desinta Djakaria mengungkapkan mereka menawarkan konsep living space. Atau sebuah ruang yang menaungi kehidupan kepada konsumen. Untuk membangun ruang tersebut perlu sebuah personalisasi.
BACA JUGA: Nongkrong di Kafe Saat Akhir Pekan, Ini 5 Rekomendasi Kafe di Tangsel Dengan pembenahan dilihat dulu berdasarkan kebutuhan, fungsi, dan tujuan. Meski baru berdiri sejak 2020, Mitraruma telah mencatat kinerja positif pada 2022, dengan melaksanakan 4.500 proyek dari berbagai layanan. Jumlah itu tumbuh 325 persen per Desember 2022 (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya pada 2021 sebanyak 852 proyek. Sementara itu, Gross Merchandise Value (GMV) Mitraruma tercatat mencapai Rp362 miliar per Desember 2022 (yoy), atau tumbuh 152 persen dari sebelumnya Rp110 miliar. ***
0 notes
hellopersimmonpie · 4 years
Text
Tumblr media
Baca statusnya kak Puty jadi mikir juga.
Dulu, ada temen gue yang baru nikah dan kabur dari kontrakan karena ngambek sama suaminya. Kontrakan dia panas, nggak ada AC dan banyak nyamuk. Sementara suami dia nolak bantuan keuangan dari ortunya dia. Di kost, dia bilang ke gue:
"Gimana kalo gue ntar nggak bisa punya mobil? Gimana kalo gue ntar nggak bisa beli rumah?"
Kadang dunia luar membuat kita gentar dan takut untuk menyadari bahwa kita memang manusia biasa. Nggak semua bisa kita dapatkan.
Hari ini, temen gue udah bahagia dengan suami dan anaknya. Hidup nggak seserem yang dia bayangkan.
Gue, sempet ada cita-cita hidup di kota besar macem New York ato minimal Singapore. Wajar lah ya, cita-cita manusia umur 20 an. Hidup cuma sekali. Bebas aja menginginkan sesuatu.
Tapi belakangan, gue udah bahagia-bahagia aja hidup dengan segala macam kecerobohan dan kekurangan gue.
Kita semua humanbeing 😆 Yha gue percaya manusia ada levelnya. Dalam artian orang kayak gw ya ga bisa disejajarin sama engineer yang pengalamannya banyak banget di Silicon Valley. Tapi toh, setiap tempat ada bahagia dan tanggung jawabnya masing-masing.
Gue dasarnya cuek. Tapi ada masanya juga gue insecure karena ngerasa bodoh. Sekarang? Nggak masalah kalo emang nggak pinter. Di bumi yang berantakan ini, orang bodoh pun masih bermanfaat 😃 Sekedar nggak buang sampah sembarangan aja udah bagus. Ada banyak ladang amal di muka bumi. Kita yang kadang mikirnya kejauhan Belum pernah melakukan hal sederhana tapi udah merasa hidup tidak berguna.
Dulu, pas di Singapore, gue membayangkan bahwa gue bakal sering mengunjungi Orchard Road, Museum atau Universal Studio. Tapi yang paling sering gue lakuin malah menyepi dan membaca buku.
Kemewahan itu benar-benar kebutuhan tersier. Kadang apa yang di kepala kita justeru bukan sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Kalau kita tidak berusaha hidup dengan tenang, kita akan sibuk dengan distraksi.
Yang gue takutkan hari ini justeru bukan menjadi manusia biasa. Gue lebih takut kalau hari-hari gue habis untuk mengejar sesuatu yang sebenernya nggak pernah gue butuhkan sampai jiwa gue harus terus menerus kehausan.
Bisa makan makanan hangat pas lagi hujan aja udah cukup. Berpikirlah dengan sederhana. Bersungguh-sungguh sama apa yang kita kerjakan biar kelak nggak ada yang kita sesali. Hiduplah dengan baik Dea, semoga berakhir dengan baik juga ☺
486 notes · View notes
buzyhunny · 2 years
Text
Membeli Sesuatu Sesuai Kebutuhan
Ini bukan motto hidup, melainkan lebih kepada kebiasaan. Kebiasaan yang terbentuk karena melihat orang tua kita. Saya pun rasanya baru menyadari apa kebiasaan orang tua saya setelah melihat orang tua yang lain. Pada dasarnya kami bukan orang yang kekurangan tapi kami hidup secukupnya saja, tidak berlebihan. Misal dalam hal memasak. Memasak jangan berlebihan agar langsung habis, tidak perlu disimpan sampai besok atau dibuang. Beli baju juga jarang, kami secara tanpa sadar adalah penerap slow fashion style. Karena bapak saya suka bebikinan maka beberapa barang di rumah adalah hasil pekerjaan tangannya, bukan membeli, seperti kursi kayu, rak, bahkan cobek (yes, bapak saya bikin cobek sendiri agar asli dari batu), dll. Sehingga pola kebiasaan ini terbawa di diri saya. Beli baju jarang sekali, selama masih ada, pakai yang ada. Beli mainan anak juga jarang, lebih sering bikin saja. Karena mainan yang dibeli juga jarang tahan lama, kecuali lego dan sejenisnya. Lebih sering rasanya membeli buku ketimbang beli baju 😅. Kalau lihat rumah saya juga termasuk minim perabotan. Saya tidak mau rumah besar, saya lebih ingin punya rumah dengan pekarangan luas, yang banyak sinar matahari dan udara segar. Andai kota tempat saya tinggal sudah seperti New York, saya lebih suka jalan kaki dan berkendaraan umum saja yang lebih ramah bumi ketimbang punya mobil pribadi.
Saya tidak tahu apakah ada kenalan saya yang juga seperti ini tapi beberapa hari lalu, ada temannya teman yang saya follow di IG punya pacar orang Jepang dan ternyata si orang Jepang ini lebih 'parah' lagi daripada saya. Terbiasa hidup minimalis, traveling bawa beberapa kemeja aja dalam 1 ransel biar ga berlebih bawaan dan pakai sepatu sampai jebol baru ganti. Orang Jepang memang terkenal gaya hidup minimalis tapi saya dengar soal higienitas di atas rata2.
Suami saya sebenarnya sih juga seperti itu mirip gaya hidupnya. Mungkin dulu bukan konsumtif tapi suka beli impulsif barang2 yang sebenarnya tidak perlu tapi untungnya sekarang tidak lagi 😅. Dan juga oleh karena itu, karena kami bukan orang yang doyan belanja, kalau untuk saudara atau keponakan, saya lebih suka membelikan buku atau mainan edukatif ketimbang membelikan baju. Saya harap mereka mengerti ini soal saya. Bukannya saya pelit ngeluarin uang tapi karena memiliki kebiasaan yang sudah mendarah daging. Begitulah.
4 notes · View notes
farithecow · 4 years
Text
Your Gallery When Saka Was Your Boyfriend
Tumblr media
Memori ketika aku sengaja mengabadikan dirimu dalam lensa kamera.
"Saaak, noleeeh!! Ayo, anak mama noleh, mau difoto sini!!"
Aku menggoyangkan lengan besarnya untuk membuatnya menoleh. Kamera yang berada di genggaman tanganku satunya sudah sangat siap untuk mengabadikan lelaki di sebelahku.
"Apaan, sih?" Ia menolak mentah-mentah.
"Sini ih, noleh duluuu! Nggak mau difoto emang?"
"Nggak."
"Iiih, Saka! Kapan lagi coba ke sini bareng?"
Aku masih mencoba untuk membuatnya menghadap kamera. Saka, lelaki itu, kemudian mengembuskan napasnya malas sebelum akhirnya menyerah dan menoleh ke arahku.
"Nah, gituu dong!" Senyumku sontak melebar, lalu dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya masih bertautan dengan miliknya, aku mengambil foto.
Dia masih menolak untuk tersenyum padaku saat kamera masih menghalangku untuk menatapnya secara langsung. Tangannya masih menggenggam tangan kiriku, malah ia eratkan lagi, biasanya tidak pernah.
"Ih, nggak senyum, ah, malesiiiin!" Aku merengut malas saat melihat hasil foto tadi. Satria enggan peduli bahkan sedikit pun, tapi aku bisa merasakan tatapannya yang terus mengarah kepadaku.
"Ke sana, yuk?"
"Kok nggak ada yang senyum sih, Sak!"
"Lihat, tuh! Kayaknya seru di sana."
"Ih, Sakaㅡ"
"Udaaah ah, yuk."
Dia kemudian menarikku sambil mengambil langkah, yang mau tak mau berarti aku harus mengikuti langkahnya.
Foto satu, 2015, New York.
Tumblr media
He shrug my hair before picking up his guitar.
"Wuih, ciee, artis mana nih?"
Aku meledeknya yang baru muncul dari pintu. Saka di ujung sana hanya tersenyum malu-malu sebelum akhirnya berjalan mendekat. Tangannya merentang, berhasil menghasilkan kerutan di keningku. Nggak mungkin kalau ini anak satu minta peluk, ya kan?
Tentu saja, sodara-sodara. Bukannya apa, tapi ia malah mengusak-usak rambutku, membuatnya berantakan tak beraturan.
"Heh! Apaan sih, seneng banget kayaknya?"
"Iya, lah!" Suara ringannya kini mendobrak pendengaranku selagi pemiliknya mengambil gitar akustik di sisi lain.
Aku terkekeh. "Yaudah, awas kalo lupain gue pas udah terkenal. Inget yang nemenin waktu ujan-ujanan beli gitar siapa!"
Tawa kecilnya mulai mengudara, yang kemudian aku ikuti. Pada akhirnya, kami berdua tertawa.
Detik kemudian ia sibuk sendiri dengan gitarnya. Aku yang tadinya tenggelam dalam aksi menggulir beranda di ponsel, tergerak untuk mengarahkan kamera ponsel padanya.
Dan dalam satu tekan.
Ckrik!
Foto dua, 2015, Studio, taken by me.
Tumblr media
saka0116 posted: "Yes, we're ready!!!"
See 15 replies...
ezaparahita: "Ready mau ngapaaaain, bosss"
devahrnd: "Buset, gua jelek amat bang, setengah doang"
saka0116: "@devahrnd fotonya yang pilih @orenjiday"
orenjiday: "@devahrnd lo selalu keren kok❤"
saka0116: "@orenjiday hah"
Foto tiga, 2015, Nggak tau, accidentally saved from LINE.
Tumblr media
"OEEEE KEREEEEN!!!"
"Buset, lu paling berisik, dah, suer. Drumnya Deva nggak kedengeran."
"Bang Eza, ada baiknya lu diem aja, oke? WOOOOOOO KEREN BANGET KALIAN SEMUAAAA."
"Udaaah tauuu gueee."
"... kecuali Bang Eza."
Saka dan yang lain tertawa kecil mendengar perdebatanku dengan Bang Eza. Heran, itu orang tingkat pedenya ngalah-ngalahin monas, tinggi bener!
"Saaak, liat nih, Sak! Foto jepretan gue nih, bagus, kan?"
Aku menyodorkan ponselku yang menyala terang untuk menunjukkan foto yang kuambil tadi pada Saka.
Saka dengan napasnya yang masih belum beraturan usai turun dari panggung kecil tadi dan berkeringat basah mendekat padaku, lalu mengangkat satu alisnya usai melihat jepretanku.
"Nggak ada yang fotonya gue doang?"
Foto empat, 2015, Concert Hall, taken by me.
Tumblr media
Aku memandangi layar ponselku sambil menahan tawa. Setengah otakku memikirkan bagaimana Yayan mengelabui Saka supaya mau difoto dengan efek ala-ala seperti itu.
'Wkwkwk, kok mau dia difoto kayak gitu, Yan?'
Send? Send.
Foto lima, 2016, Radio, taken by Yayan.
Tumblr media
"SAKAAAAAAAAAAAA!"
Di tengah keramaian, aku berteriak.
Memanggil namamu dengan senyum lebar.
Yang kau balas dengan lambaian tangan.
ㅡlalu kau balas senyum keindahaaaan~ (lah nyanyi)
Foto enam, 2017, Concert, taken by me.
Tumblr media
"Bisa nggak, sih?"
"Nggaaaak, huhu."
"Ih, cupu, deh."
Aku mendelik marah padanya. "Enak aja! Cobain nih kalo bisaa."
Dia terkekeh pelan sebelum akhirnya melangkah maju menggantikan posisiku di depan mesin keparat itu. Tangannya menggesek kartu permainan guna mengaktifkan kembali mesinnya. Aku bersedekap tangan di sebelah, memantau apakah lelaki itu bisa mengambil boneka.
Saka kemudian larut sendiri dalam permainannya. Menarik tuas, menekan tombol, lalu berakhir dengan embusan napasnya diiringi suara cekrik dari ponselku.
Ia lalu menoleh sambil tersenyum lebar seolah-olah tak pernah melakukan apa-apa.
"Nggak bisa, hehe, yuk."
Foto tujuh, 2018, Game Center, Taken by me
ㅡㅡㅡㅡ 2020
WhatsApp notification
07.00
[Saka] Di mana? Masih di rumah, kan?
[Saka] Nitip Kirana, yakk
[Saka] Nanti dijemput maknya jam 12
07.15
[Me] Hooh
[Saka] Dah di depan, hehe.
Aku melirik pintu depan setelah membaca pesannya. Detik kemudian, tingtong, terdengar suara bel yang sukses membuatku bangkit dari sofa untuk membuka pintu.
"Haaai, Kirana!" Aku menyapa riang setelah mendapati anak kecil berumur 5 tahun dengan rambut dikuncir dua dan tas ransel pink tersampir di pundaknya.
Ia menghambur ke pelukanku. Wangi anak kecil yang khas seketika menyeruak masuk ke penciumanku.
"Eh, jangan peluk-peluk. Tantenya masih ileran, belum mandi!" Pria di belakangnya memegang pelan pundak gadis kecil tadi.
"Eh, enak aja, Sak!"
Saka, pria dengan balutan jas itu, terkekeh kecil setelah mendapat pukulan pelanku pada bahunya.
"Eza mana?" tanyanya sambil berusaha melihat ke dalam rumah dari celah pintu.
"Belum bangun, habis ngerakit gundam semalem."
"Ah, yang bener? Habis ngerakit gundam apa habis-"
"Sut sut sut suut, nggak usah sok tau, lo. Dah sana kerja, kerja! Heran gue, hari libur juga masih kerja, Kirana ayo dadahin dulu papanya."
"Iya, iya, buset galak amat, bumil."
Aku mengangkat tangan Kirana dan melambaikannya pada Saka yang sudah menjauh hendak menuruni tangga teras.
"Dadah Papaaa!" Suara Kirana cempreng mengalun.
Kemudian aku mengajaknya masuk dan menutup pintu.
"Udah sarapan belom, Kir?"
Kirana sudah duduk anteng menonton televisi, sedangkan aku melangkah ke dapur setelah mengambil ponsel di atas sofa.
"By... aku laper..."
Suara serak khas orang baru bangun tidur terdengar bersamaan dengan munculnya Eza yang rambutnya berantakan.
"OM EJAAAA!"
"Eh eh, udah ada Kirana cantik. Mau ngapain nih?"
"Za, kamu nggak malu sama Kirana baru bangun jam segini?"
Aku ikut menimbrung dari dapur walau sambil menatap ponsel cukup lama,
'Anda yakin ingin menghapus folder?'
'Ya.'
Folder 'Foto Saka' telah dihapus. Urungkan.
Tumblr media
orenjiday posted: “Kok nggak malu gitu sama Kirana.”
See 10 replies...
ezaparahita: “Kok nggak malu gitu foto suaminya dipajang-pajang.”
saka0116: “Siapa duluuu bapaknya Kirana... ya gue.”
yayanmasbuloh: “Pagi-pagi junk food, ckck. Mau doooong.”
wiratno_jaya: “Bau Bang Eza kecium sampe tempat gue.”
devahrnd: “Kirana-nya manaaaa??????”
6 notes · View notes
antaradimensi · 5 years
Text
Review Novel The Girl On The Train
Tumblr media
Judul : The Girl On The Train
Penulis : Paula Hawkins
Penerjemah : Inggrid Nimpoeno
Penerbit : Noura Books
Terbit : Cetakan kedua, September 2015
Tebal : 431 halaman
ISBN : 6020989976 (ISBN13: 9786020989976)Rachel menaiki kereta komuter yang sama setiap pagi. Setiap hari dia terguncang-guncang di dalamnya, melintasi sederetan rumah-rumah di pinggiran kota yang nyaman, kemudian berhenti di perlintasan yang memungkinkannya melihat sepasangan suami istri menikmati sarapan mereka di teras setiap harinya. Dia bahkan mulai merasa seolah-olah mengenal mereka secara pribadi. “Jess dan Jason,” begitu dia menyebut mereka. Kehidupan mereka-seperti yang dilihatnya-begitu sempurna. Tak jauh berbeda dengan kehidupannya sendiri yang baru saja hilang.
Namun kemudian, dia menyaksikan sesuatu yang mengejutkan. Hanya semenit sebelum kereta mulai bergerak, tapi itu pun sudah cukup. Kini segalanya berubah. Tak mampu merahasiakannya, Rachel melaporkan yang dia lihat kepada polisi dan menjadi terlibat sepenuhnya dengan kejadian-kejadian selanjutnya, juga dengan semua orang yang terkait. Apakah dia telah melakukan kejahatan alih-alih kebaikan?
***
Bisa dibilang ini novel thriller pertama yang aku baca, dan emang keren banget. Bangettt. Bikin penasaran terus, gak bisa berhenti.
Buku ini gak termasuk dalam list buku yang mau aku baca sih, awalnya gak tertarik juga sama novel genre kayak gini apalagi terjemahan soalnya takut ceritanya belibet, objek masalahnya gak menarik, plotnya bertele-tele, atau terjemahannya yang kurang pas. Akhirnya kebeli waktu ada event IIBF 2016 bulan oktober kemarin, ada diskon menggiurkan dari Mizan, 30%, dan jujur, beli ini karena salah ngira, salah judul. Jadi emang gak direncanain gitu.
Awalnya seorang penulis di twitter sharing soal bacaan-bacaan yang menurut dia bagus kan, nah aku kayak liat sekilas-sekilas gitu. dan yah jadi ketuker! seharusnya itu yang bener Gone Girl, tapi gapapa deh, diskonan (Dan diskon yang dadakan bikin blank mau beli apa). Namanya emang ada mirip genre juga mirip-mirip dan emang booming-nya dempetan. The Girl On The Train (TGOTT) juga termasuk dalam jajaran New York Times Bestseller.
Dari covernya udah thriller banget kan ya, pertama beli gak langsung dibaca karena masih ada beberapa buku yang masih dalam proses buat dibaca, 2 minggu lebih buku ini kuplastikkin. Pas lagi ngobrol-ngobrol di salah satu grup baca ada seseorang yang bilang kalau buku ini bagus banget, dia udah baca dan katanya sih selepas baca bukunya juga masih merinding. Ekspektasi makin tinggi deh.
TGOTT menceritakan tentang kehidupan orang-orang yang usianya sekitar 20an akhir sampai 30an awal. Drama rumah tangga, pencarian jati diri, obsesi, hingga masalalu yang mengejar-ngejar, dewasa banget.
Yang menarik dari buku ini adalah selain cover, review-review singkat yang ada pada halaman-halaman awal, adalah plot nya yang rapihh banget, perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya pas. ceritanya gak ketebak, petunjuk-petunjuk yang diberikan itu bener-bener gak mencolok, dan gak numpuk di satu bab. Watak karakternya kuat, meski cuma pemeran pembantu tapi semua dibuat sama penting.
Pemeran pendukung di novel ini juga menunjukkan porsi yang pas dan nyaris sama kuat dengan pemeran utamanya, tidak hanya sekedar “siders” tapi turut memperkaya pengembangan karakter dan emosi tokoh-tokoh utama. Benar-benar gak ketebak.
Totalnya ada 5 tokoh utama namun hanya ada tiga tokoh utama yang dipakai untuk POV (sudut pandang 2 tokoh utama dan 1 tokoh pendukung) semuanya wanita yang memiliki kisah masing-masing yang melatarbelakangi karakter kuat mereka yaitu Rachel Watson, Megan Hipwell, dan Anna Watson. Alur TGOTT ini campuran karena melibatkan beberapa kejadian masalalu, tapi jangan khawatir bakal bingung karena sebelum memulai bab baru pasti ada keterangan waktunya. Novel ini berhasil dengan deskripsi perasaan tokohnya yang detail. Banyak scene berbau kekerasan di sini, karena cerita utamanya adalah tentang misteri pembunuhan, menarik banget kan? Satu persatu petunjuk, potongan-potongan kejadian dibeberkan, dan pengembangan karakternya dari waktu ke waktu juga pas.
Cerita yang terinspirasi dari para pelaju London yang mayoritas menggunakan kereta dalam mobilitasnya sehari-hari ini tentunya dirasa sangat familiar, idenya sederhana, tapi dengan beberapa kebetulan bisa jadi kompleks. Biasanya saat berpergian maupun kembali pulang, orang-orang terbiasa melihat pemandangan atau suatu hal ke luar jendela (selain tertidur), entah hanya dengan tatapan kosong ataupun terfokus mengamati suatu objek dalam suatu waktu. Hal ini dialami salahsatu tokoh utamanya yaitu Rachel Watson.
Rachel yang sedang mengalami krisis kepercayaan diri dan mencoba berdamai dengan masalah yang bertubi-tubi dihadapinya, depresi akan kenyataan kehidupan rumah tangganya yang hancur. Menjadi seorang pecandu alkohol menambah rumit masalah hidupnya, namun dengan alkohol-lah ia mengenyahkan segala ingatan buruk dan lari dari masalah. Krisis tujuan hidup hingga finansial menjadikan ia semakin terpuruk, hanya rutinitasnya menaiki kereta pagi dan sore lah yang mengisi hari-harinya, mengamati Jess-dan Jason dari balik jendela kereta, pasangan yang dianggapnya merupakan pasangan ideal yang saling menyayangi satu sama lain, kehidupan impiannya, ia sedikit banyak mulai berandai-andai.
Masalah dimulai ketika Rachel bersikap emosional terhadap apa yang dilihatnya. Rachel merasa tidak terima atas kenyataan yang dilihatnya, impiannya serasa dihancurkan, masalalunya dirasa berulang. Ia kembali menenggak alkohol dan bertindak diluar kendalinya. Masalah utama bukan hanya ia tidak menerima, namun ia juga tidak ingat.
Lain halnya dengan Megan, wanita yang ternyata memiliki rahasia dibalik rahasia. Masalalu bagai harta yang tidak sembarang dibagi, bahkan dengan suaminya, Scott Hipwell. Dibalik ketenangannya, ia menyimpan keinginan bebas dalam hatinya, ia ingin lebih bebas ditengah hasrat hidupnya yang mengabur akibat dihancurkan berulang kali. Megan dulu adalah pemilik galeri, namun setelah galeri itu ditutup ia butuh hal lain untuk menyibukkan pikirannya, ia takut sendirian. Sayangnya tidak satupun yang dirasa memahaminya, tidak ada yang dapat diajaknya bercerita tanpa menghakimi. Hal yang bisa dilakukannya adalah melakukan pertemuan dengan psikiater yang biasa ia kunjungi, Abdic.
Anna sendiri adalah perempuan dengan hidup yang nyaris sempurna, merupakan tetangga Megan yang telah memiliki sebuah keluarga bahagia bersama Tom dan putri kecilnya Evie. Kehidupan Anna sebagai ibu rumah tangga ideal adalah impian bagi wanita-wanita lain terlebih Rachel, mantan istri Tom yang seringkali menganggu kehidupan keluarga kecilnya. Namun siapa sangka hidupnya ternyata diliputi kebohongan demi kebohongan? Kebahagiaan menguncinya, menutup matanya dari kebenaran bahwa kekacauan itu nyata. Zona nyaman membutakannya.
Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita novel ini adalah bahwa tiap orang pasti memiliki banyak sisi lain dalam dirinya, sebanyak apapun kita mengenalnya, seberapa lama kita mengenalnya, orang yang kita kira tahu luar dalamnya ternyata dapat menjelma menjadi seseorang yang tak lagi dapat kita kenali. Masalalu bagai hantu yang selalu mengejar-ngejar apabila tidak segera memaafkan.
Oh iya, novel ini telah dibuat versi filmnya ya tapi filmnya menurutku kurang banget alias gak-bagus, lebih meniklmati versi novelnya.
casts:
Emily Blunt as Rachel Watson
Haley Bennett as Megan Hipwell
Rebecca Ferguson as Anna Watson
Rate : 5/5
“Satu berarti penderitaan, dua berarti kebahagiaan, tiga berarti bocah perempuan. Tiga berarti bocah perempuan. Aku tertahan pada tiga, aku tidak bisa melanjutkannya lagi. Kepalaku dipenuhi suara, mulutku dipenuhi darah. Tiga berarti bocah perempuan. Aku bisa mendengar burung-burung magpie itu, mereka tertawa, mengejekku, terkekeh parau. Ada kabar. Kabar buruk. Kini aku bisa melihat mereka, hitam dilatari matahari. Bukan burung-burung itu, tapi sesuatu yang lain. Seseorang datang. Seseorang bicara kepadaku. Kini lihatlah. Lihatlah apa yang terpaksa kulakukan karenamu.” 
(Reposting 2016)
3 notes · View notes
Text
PERUMAHAN TERBAIK| 0877-8267-6857| Property Strategis di Bandung
Jual Rumah Di Muara Bandung, Jual Rumah Di Margacinta Bandung, Jual Rumah Di Margahayu Bandung, Jual Rumah Di Maleer Bandung, Jual Rumah Di Maleber Bandung, Jual Rumah Di Muararajeun Bandung, Jual Rumah Di Metro Bandung, Jual Rumah Di Mahmud Bandung, Jual Rumah Di Ngamprah Bandung Barat, Jual Rumah Di Antapani Bandung Harga Nego,
BUDAYAKAN MEMBACA DAHULU.
Detail : Arah Rumah Menghadap Barat Laut. Ada 2 Pintu di depan, pintu utama menuju carpoty menghadap Utara dan pintu samping menghadap Barat Laut Jalan di perumahan bisa muat 2 mobil,Luas Tanah : 92 M2 ( 700 x 1400 ) Luas Bangunan : 45 M2, Listrik : 1300 watt, 2 unit pompa air (1 Unit untuk dorong air). Lantai Granit, Tembok Bata Merah, Atap Rangka Baja Ringan.Ruang Tidur : 2 Kamar Tidur,
Deskripsi : Perumahan dengan desain minimalis dekat dengan segarnya udara pengunungan Manglayang. Lokasi yang strategis karena dekat dengan Pintu Tol Cileunyi, Tempat Makan, Swalayan/Tempat Belanja, Tempat Rekreasi, Bank Pemerintah, Rumah Sakit, Puskesmas, Polsek, Sekolahan , Pesantren, Kantor Kelurahan,
Keunggulan : Perumahan cluster, One gate system, Security 24 Jam, tidak banjir, ada tempat ibadah masjid di dalam cluster, lebar jalan hingga 2 Mobil,
Contact Person : Ibu Deswita WA : (XL) O877-8267-6857
AsetProduktifDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #RumahMurahDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #PerumahanClusterDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #PerumahanFasilitasOneGateSystemDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #PerumahanClusterBumiPasirWangiDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #PerumahanMurahBumiPasirWangiDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #PerumahanBumiPasirWangiElitDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #PerumahanDenganFasilitasRumahTumbuhdekat,TokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #PerumahanDijaminAmandanTentramdekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga) #LokasiRumahStrategisDekatTokoKevin(KebutuhanRumahTangga)
1 note · View note
samudrakecil · 5 years
Text
Hey, V!
V, teman saya sejak SD. Kami bersahabat mulai kelas 1 SMP. Bisa dikatakan, dia adalah orang yang tahu saya--sepenuhnya. Hingga 25 ini, kami masih berteman meskipun tidak pernah ada jadwal khusus bertemu, bermain apalagi curhat. Namun seperti biasa, ketika bertemu tidak pernah ada batas. Suasana persis seperti zaman SMP. Ia selalu menjadi tempat pulang. Seperti pertemuan siang kemarin.
***
 “Mau minum apa? atau makan apa? Nanti kita beli. Aku lupa minuman kesukaan kamu sih”
Ujarnya sambil memalingkan muka ke jendela mobil. Saya tersenyum. Pernah, saya takut jika saya tidak tahu apa-apa tentang sahabat saya. Makanan, minuman dan warna kesukaan. Film yang sangat disukai. Hingga akhirnya, saya memaksakan diri saya terjun mencari tahu: Biar diam-diam saya memahaminya. Namun ternyata salah, dari sahabat saya satu ini. Saya belajar untuk tidak--atau belum tahu. Untuk belajar bahwa itu sebuah kewajaran.
“Kamu suka baca novel, kan? Duh lupa! Novel genre apa yang disukai. Tapi salah satunya aku punya yang New York Best Seller. Nanti kita ketemu, aku bawa ya!”
Ia bertanya dengan mata yang berbinar. Lagi-lagi, saya tersenyum melihat tingkahnya. Tulus.
V masih menjadi dan akan tetap sahabat saya paling terbaik. Ia masih dengan ciri khas polosnya. Ia selalu ingat apa-apa yang pernah saya ceritakan. Ia masih menjadi orang yang kaku menunjukan perhatian dan sayang. Ia yang dengan senang hati membeli jajanan pinggir jalan untuk saya. Yang memberikan payungnya pada saya padahal dia bisa basah kuyup. Ia yang sorot matanya langsung redup ketika saya bilang,
“Aku pulang karena sakit, Mey. Di punggung. Saya kira awalnya baik-baik saja, ternyata nggak”
Tidak ada sepatah kata. Namun tangannya menggenggam jemari saya. Erat.
“Kalau kamu nikah, gak ada alasan aku ga datang deh. Iya nggak? Buat sahabat sih pasti. Asal jangan di Tokyo aja. hahahahaha”
“Jauh amat Tokyo! Rumah kita aja jauh dari mana-mana loh. Lupa? hahaha Kamu pun, kapan sih nikahnya tahun ini? Apa mau sama kita, 30 Tahun keatas? Kan aku mau datang! Mau jadi panitia di Gereja juga”
“Jadi panitia? Itu pasti!”
Ada satu hal yang selalu saya suka darinya. Selalu ubah kekhawatiran menjadi hal yang biasa saja. Bahwa semua akan baik-baik saja. Semua bisa dilalui.
“Eh? Suka jambu gak? atau pisang? hm... manggis? Aku bawa dari rumah. Katanya, makanan dari rumah itu beda tahu rasanya. Mau ya? Tahu ga beda rasanya kenapa?”
“Nggak tahu. Kenapa?”
“Ya karena lebih enak. kan gratis! hahahahaha!”
V, yang biasa saya panggil Mey. Jika boleh jujur, saya pengin sekali minta maaf untuk komunikasi kita yang hanya sebatas like dan seen di Instagram. Untuk jarangnya saya menanyakan kabar, tapi saya selalu berdoa sama Tuhan supaya kamu selalu sehat, banyak orang yang sayang. Terima kasih ya Mey untuk segalanya. Kamu terbaik. Bersama kamu, saya nggak pernah takut sendiri. nggak pernah takut saya punya masa lalu. nggak pernah takut mengambil keputusan-keputusan besar. Saya sayang kamu, sayang sekali.
Janji ya, setelah saya sembuh kita ke Museum Geologi!
Bandung, 22 April 2019 Wida.
15 notes · View notes
litaniayu · 2 years
Photo
Tumblr media
New York Tidak Turun Salju.
New York tidak turun salju, Manjiro. Adanya angin dingin yang menusuk kulit hingga pekerja-pekerja, buruh, budak koporat dan anak-anak kecil dengan tawa renyah enggan sekali keluar. New York seperti mati. Tidak ada pengharapan disana, tidak ada pembenaran yang aku cari kemana-mana. Aku ingin mulai hitungan awal, hitungan dari nol yang aku urutkan sampai seratus. Bukan rangkaian nomor acak yang datang darimana.
Manjiro, Kita lepaskan ikan-ikan ke laut agar mereka berenang bebas cari yang mereka suka. Walaupun nanti ditengah laut mereka akan kebingungan cari tujuan tapi aku yakin pada akhirnya mereka akan sampai. Sampai ke tujuan yang awalnya mereka sendiri pun tidak tahu apa. Mungkin bertemu sekawanan lain, mungkin kawin dengan ikan lain, mungkin buat rumah di tempat lain atau mungkin tujuan mereka ya ‘tidur tenang’ di laut lepas.
Mungkin karena kita terlalu lama di labirin gelap, Manjiro. Berputar-putar di tempat yang sama, terjebak di perputaran yang sama, dan mengulang arah yang sama. Monoton. Tidak ada yang menarik kecuali manifestasi harap di ujung malam.
Orang-orang berlomba keluar labirin ini, Manjiro. Ucap keinginan ketika nanti temui dunia luar. Sedang kita berdua duduk diujung sudut dekat semak belukar. Akan lebih baik ya jika kita bisa berlari seperti mereka. Aku sudah lama berjalan, tidak tahu cara berlari. Terakhir kali aku berlari ada duri yang menancap di telapak kakiku. Berdarah hingga aku menangis dua hari. Terakhir kamu berlari bukankah juga tersandung batu besar, Manjiro?
Aku kembali kedinginan di tengah laut yang tidak ada senjanya. Ada langit abu-abu dan ombak besar. Rumahku diterjang berulang kali. Hari ini Manjiro, aku cuma bisa rayakan keberhasilan aku bertahan disaat orang lain memulai hidup baru mereka. Tidak apa kan, Manjiro? Aku belum bisa beli sepatu untuk lari, yang aku punya cuma sepasang sandal untuk berjalan. Tidak apa kan, Manjiro? Tidak apa kan kalau aku begini-begini saja?
1 note · View note
xinlingfamen · 3 years
Photo
Tumblr media
Master Jun Hong Lu:⠀ 有一个人问:“你们天天念经、拜佛有用吗?”⠀ Ada seseorang yang bertanya: "Kalian setiap hari melafalkan paritta, menyembah Buddha, memangnya ada gunanya?"⠀ 师父经常跟大家讲,“请问你们家里有没有雨伞啊?是否每天都用啊?”⠀ Master sering mengatakan kepada kalian, "Mohon tanya, apakah ada payung di rumah kalian, apakah kalian menggunakannya setiap hari?"⠀ “家里当然有雨伞啊,但不是每天都要用,下雨的时候才用。”⠀ "Tentu saja ada payung di rumah, namun tidak digunakan setiap hari, hanya digunakan pada waktu hujan saja."⠀ “对啊,如果你家里没有雨伞,那么下雨的时候,难道你再出去买吗?”⠀ "Benar, apabila di rumah kamu tidak ada payung, begitu turun hujan, apakah kamu baru mau pergi membelinya?"⠀ 那个人说:“再买不就晚了吗?”⠀ Orang itu berkata: "Kalau saat itu baru beli bukankah sudah terlambat?"⠀ 是啊,不要等到人有灾难的时候,你再去拜佛、念经,那也就晚了。⠀ Benar, jangan menunggu sampai sudah terjadi bencana, kamu baru menyembah Buddha, melafalkan paritta, maka saat itu sudah terlambat.⠀ ——20181014 美国🇺🇸️纽约⠀ -20181014 AS-New York https://instagr.am/p/CR2PIg8r42m/
0 notes
kartaaksara · 3 years
Text
Dulu, ada temen gw yang baru nikah dan kabur dari kontrakan karena ngambek sama suaminya. Kontrakan dia panas, nggak ada AC dan banyak nyamuk. Sementara suami dia nolak bantuan keuangan dari ortunya dia. Di kost, dia bilang ke gue: "Gimana kalo gw ntar nggak bisa punya mobil? Gimana kalo gw ntar nggak bisa beli rumah?" Kadang dunia luar membuat kita gentar dan takut untuk menyadari bahwa kita memang manusia biasa. Nggak semua bisa kita dapatkan. Hari ini, temen gw udah bahagia dengan suami dan anaknya. Hidup nggak seserem yang dia bayangkan. Gw, sempet ada cita cita hidup di kota besar macem New York ato minimal Singapore. Wajar lah ya, cita cita manusia umur 20 an. Hidup cuma sekali. Bebas aja menginginkan sesuatu. Tapi belakangan, gw udah bahagia bahagia aja hidup dengan segala macam kecerobohan dan kekurangan gw. Kita semua humanbeing 😆 Yha gw percaya manusia ada levelnya. Dalam artian orang kayak gw ya ga bisa disejajarin sama engineer yang pengalamannya banyak banget di Silicon Valley. Tapi toh, setiap tempat ada bahagia dan tanggung jawabnya masing masing. Gw dasarnya cuek. Tapi ada masanya juga gw insecure karena ngerasa bodoh. Sekarang? Nggak masalah kalo emang nggak pinter. Di bumi yang berantakan ini, orang bodoh pun masih bermanfaat 😃 Sekedar nggak buang sampah sembarangan aja udah bagus. Ada banyak ladang amal di muka bumi. Kita yang kadang mikirnya kejauhan Belum pernah melakukan hal sederhana tapi udah merasa hidup tidak berguna. Dulu, pas di Singapore, gw membayangkan bahwa gw bakal sering mengunjungi Orchard Road, Museum atau Universal Studio. Tapi yang paling sering gw lakuin malah menyepi dan membaca buku. Kemewahan itu benar benar kebutuhan tersier. Kadang apa yang di kepala kita justru bukan sesuatu yang benar benar kita inginkan. Kalau kita tidak berusaha hidup dengan tenang, kita akan sibuk dengan distraksi. Yang gw takutkan hari ini justru bukan menjadi manusia biasa. Gw lebih takut kalau hari hari gw habis untuk mengejar sesuatu yang sebenernya nggak pernah gw butuhkan sampai jiwa gw harus terus menerus kehausan. Bisa makan makanan hangat pas lagi hujan aja udah cukup. Berpikirlah dengan sederhana. Bersungguh sungguh sama apa yang kita kerjakan biar kelak nggak ada yang kita sesali. Hiduplah dengan baik Ta, semoga berakhir dengan baik juga -
1 note · View note
sweetcupcakesweets · 3 years
Text
Aku, Buku, dan Perjalanan Beradaptasiku
Aku dan buku menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sekarang, saat ini, setahun belakangan ini. Aku jadi ingat saat aku memulai kembali hobi lamaku yang sudah terlupakan. Lebih tepatnya sejak Maret 2020, sejak covid-19 menjadi penyakit pandemi di Indonesia. Pandemi covid-19 adalah sebuah malapetaka sekaligus keajaiban. Malapetaka karena baru pertama kali sebuah wabah mirip flu bisa mengubah tatanan kehidupan. Hal yang biasa saja menjadi tidak bisa dilakukan, seperti pergi ke kantor, belanja ke supermarket, jalan-jalan ke mall, dan travelling saat libur panjang. Sebuah wabah yang menghalangi kita untuk berkumpul dan bersosialisasi. Bekerja dari rumah, mall yang dibatasi jam operasionalnya, restoran yang hanya boleh menerima pelanggan sebanyak 50%, bandara dan stasiun yang ditutup merupakan hal-hal yang benar-benar baru. Hal yang tidak pernah terbayang akan terjadi. Pandemi ini juga merupakan keajaiban karena dengan hal-hal baru itu kita jadi menyesuaikan dan beradaptasi, mencari cara agar tetap bertahan hidup, sehingga menjadi manusia dengan versi yang lebih baik dan lebih kuat. Pandemi ini merupakan cara Allah untuk membentuk manusia dengan karakter yang lebih baik, sekaligus menyembuhkan bumi yang mulai tua ini. Aku masih ingat di awal pandemi covid-19 ramai tentang langit yang difoto sebelum dan saat pandemi covid-19. Langit yang difoto saat pandemi covid-19 lebih bersih dari polusi dibandingkan sebelum pandemi covid-19. Hal ini karena saat pandemi covid-19, semua kantor tutup dan ada pembatasan jumlah pengendara di jalan raya, sehingga polusi yang dihasilkan dari kendaraan menurun drastis.
Resolusi dan rencana liburan yang sudah disusun di awal tahun pun terpaksa dibatalkan. Travelling adalah solusi terbaik untuk distraksi sejenak dari penatnya rutinitas. Sekedar mencari tempat tujuan liburan, booking penginapan dan tiket pesawat, packing baju dan perlengkapan yang akan dibawa saja sudah jadi moodbooster. Lalu pandemi covid-19 datang, wacana hanya jadi wacana. Apa yang bisa menggantikan rencana travelling?. Saat aku scrolling sosial media, ada quotes yang bunyinya, “I do believe something very magical can happen when you read a  good book – J. K. Rowling”. Dan ada quotes lain yang bunyinya, “You can’t buy happiness, but you can buy books and that’s kind of the same thing”. Dari situ aku mulai berpikir untuk mencoba membaca buku lagi. Mungkin ini akan jadi salah satu hal sederhana yang akan cocok untukku dalam mengatasi kejenuhan selama pandemi covid-19 ini. Tapi karena selama ini tahunya kalau ke Gramedia adalah beli novel, aku jadi pengen coba baca buku genre lain. Aku mengunjungi website Gramedia untuk mencari genre buku yang menarik perhatianku. Saat mencari referensi, aku tidak sengaja melihat iklan Gramedia Digital. Aku mulai berlangganan dan mencoba download beberapa buku di aplikasi gramedia Digital.
Aku memulai dengan membaca buku berjudul About Life karangan Tere Liye (terbit tahun 2019). Aku sering melihat buku ini di gramedia, tetapi selalu berpikir panjang dulu sebelum ambil bukunya dan bawa ke kasir, karena  berpikir apakah isinya menarik atau tidak. Karena langganan gramedia digital ini semurah itu, aku pakai kesempatan ini untuk membaca banyak buku, cukup simpel karena hanya download di akunnya dan mulai membaca. Ternyata bukunya menarik karena berisi kutipan tentang persahabatan. Buku lain yang juga aku baca, yaitu buku berjudul Wake Up Sloth karangan Aulia Hanifa (terbit tahun 2019) yang menceritakan tentang sloth (kungkang) yang merupakan metafora dari manusia dan beberapa kalimat motivasi agar kita bergerak lebih cepat dan tidak sesantai kungkang. Ada buku berjudul Who Moved My Cheese karangan Spencer Johnson (terbit tahun 2012) yang menceritakan empat tokoh, yaitu dua diantaranya kurcaci dan sisanya tikus. Keempat tokoh memiliki karakter yang berbeda dan berada di dalam labirin yang merupakan metafora dari kehidupan. Mereka mencari cara untuk mendapatkan keju yang merupakan metafora dari apa yang ingin dicapai di dalam hidup, seperti harta, pekerjaan, kesehatan, kedamaian, cinta, persahabatan, atau keluarga. Dari buku ini aku memahami kalau tidak ada kondisi yang stagnant, pasti akan selalu ada perubahan, tapi jangan takut. Perubahan itu pasti, kita harus selalu bergerak maju dan jangan terlalu lama meratapi perubahan yang terjadi. Buku berikutnya berjudul Berani Tidak Disukai karangan Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga (terbit tahun 2019). Buku ini berisi dialog antara seorang filsuf dan seorang pemuda. Melalui penjelasannya yang logis, filsuf membantu pemuda memahami cara menentukan arah hidup yang bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain. Ada buku berjudul Atomic Habits karangan James Clear (terbit tahun 2018) yang menceritakan tentang pemuda yang memulai kebiasaan baik sampai kebiasaannya mengantarkannya kepada kesuksesan. Apapun bisa menjadi mungkin. Ada novel berjudul Shopaholic Takes Manhattan karangan Sophie Kinsella (terbit tahun 2015) yang menceritakan tentang seseorang yang ‘gila belanja’ mendapat kesempatan bekerja di New York ketika mengikuti kekasihnya bekerja ke luar negeri dan banyak hal terjadi yang menyebabkan kerenggangan hubungan mereka.
Aku berlangganan Gramedia Digital hanya dua bulan, karena aku merasa mulai kurang nyaman jika membaca artikel yang panjang di smartphone-ku. Aku menyadari bahwa ternyata membaca buku memberikan banyak manfaat. Tidak berhenti sampai di situ, aku mengunjungi Gramedia offline store dan membeli beberapa buku untuk meneruskan semangat membaca. Ada buku berjudul The Subtle Art of Not Giving a F*ck karangan Mark Manson (terbit tahun 2016) yang membuat aku berpikir kalau ada banyak hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan dan seperti judulnya, mengajarkan seni untuk bersikap bodo amat. Ada buku berjudul I Want to Die, but I Want to Eat Tteokpeokki karangan Baek So Hee (terbit tahun 2019) yang berisi dialog antara psikolog dengan seorang wanita yang memiliki banyak trauma masa lalu dan mempertanyakan setiap tindakannya yang menurutnya harus diubah. Psikolog disini membantu mengarahkan cara berpikir wanita tersebut agar merasa nyaman dan mencintai dirinya sendiri. Ada buku berjudul Rich Dad Poor Dad karangan Robert T. Kiyosaki (terbit tahun 2016) yang menambah perspektif baru tentang penulis yang dibesarkan dengan dua ayah dengan latar belakang ekonomi yang berbeda dan cara penulis memilih cara berpikir ayah mana yang bisa mengantarkannya ke kebebasan finansial. Ada buku berjudul Rich’s Dad Cashflow Quadrant karangan Robert T. Kiyosaki (terbit tahun 2017) yang menambah perspektif baru tentang pengelompokkan kuadran ekonomi setiap orang dan cara untuk berpindah antarkuadran. Ada buku berjudul Skill with People karangan Les Giblin (terbit tahun 2019) yang berisi cara untuk menjalin relasi dalam karier dan kehidupan sosial. Ada buku berjudul How to Respect Myself karangan Yoon Hong Gyun (terbit tahun 2020) yang berisi cara untuk menghargai diri sendiri dan menangani emosi negatif yang singgah dalam diri kita. Aku juga membaca novel berjudul Please, Look After Mom karangan Shin Kyung-Sook (terbit tahun 2020) yang mengisahkan tentang sebuah keluarga yang kehilangan ibu karena terpisah di jalan dan diceritakan berbagai perspektif dari suami, anak, dan menantu ibu tersebut. Buku ini sangat sedih, aku sampai lama sekali menyelesaikannya karena terbawa haru setiap membaca beberapa lembar. Suami yang selalu menyesali istrinya yang hilang karena tidak tahu jalan dan anak-anak yang menyadari kalau selama ini mereka tidak mengenal ibu secara personal sampai kehilangan ibu menjadi moment yang sangat mereka sesali. Suami dan anak-anak mengenang moment susah dan senang saat bersama dengan ibu. Ceritanya tidak berakhir bahagia karena ibu tidak kembali dan tidak dijelaskan dimana keberadaan ibu. Buku berikutnya berjudul The Things You Can See Only When You Slow Down karangan Haemin Sunim (terbit tahun 2018) yang berisi banyak kutipan tentang sebuah hubungan, cinta, mindfulness, kehidupan, masa depan, dan spiritualitas yang membuatku merenungi sejenak bahwa banyak hal yang perlu diresapi di dunia yang super sibuk ini. Terkadang kita harus melangkah lebih pelan dan berhenti sejenak untuk bisa melihat bahwa banyak hal yang harus disyukuri dan banyak kebahagiaan sederhana yang baru terlihat kalau kita melambatkan langkah.
Setelah diingat-ingat, buku yang aku baca ternyata lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya. Ada sebanyak 14 buku. Aku setuju dengan quotes yang sempat kubahas di atas. Awalnya aku tidak menyangka kalau dampak buku bisa luar biasa besarnya, sampai sering timbul rasa bahagia tersendiri jika mengingat masih ada beberapa buku yang menunggu di rumah untuk dibaca. Mengingatkanku pada Bill Gates yang membiasakan membaca buku dalam perjalanan kariernya dan bahkan sampai sekarang masih tetap memiliki kebiasaan ini. Membaca buku akan aku jadikan gaya hidup baru karena banyak manfaat yang aku dapatkan, seperti menambah sudut pandang, menambah wawasan, meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas, meningkatkan kosakata dan tata bahasa, dan mengintrospeksi diri karena beberapa buku berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Aku sangat bersyukur karena buku menjadi teman baik dalam perjalanan beradaptasiku selama pandemi covid-19 ini. Bahkan, bila pandemi covid-19 ini berakhir aku akan tetap melakukan kebiasaan baik ini. “That’s the thing about books. They let you travel without moving your feet – Jhumpa Lahiri”.
1 note · View note
renaldyil · 4 years
Photo
Tumblr media
Ku lawan diri sendiri Berperang dalam hati Haruskah ku selamatkan diri Dari kau yang setengah hati? Saatnya aku pergi — @siviazizah - Goodbye Rumbling Heart . . . Aaaaaarkkk finally T-Shirt Big Size "Goodbye Rumbling Heart" dari @siviazizah @groovia.official sudah tiba di rumah. Tiba-tiba mau beli merchandise-nya karena teracuni full album "Love Spells" di platform digital streaming dan salah satu track ini yang favorit selain "Love Spells/New York & Storm" hehe. Kenapa gue beli ini? Ya, ini salah satu bentuk dukungan gue terhadap musisi lokal karena musisi lokal juga gak kalah bagusnya sama musisi luar. Pokoknya suka banget! Sukses terus buat dek via✨ #siviaazizah #lovespells #goodbyerumblingheart #cintamusikindonesia (at deep in my heart ♥) https://www.instagram.com/p/CKOfGIeBuFu/?igshid=1hb10mzdnv45k
0 notes
evoydemoy · 4 years
Text
Cahaya Penyusup
Aku ingin beli hape 11 tahun ke atas. Ingin beli rumah, ingin beli tanah, ingin beli helikopter. Ingin beli sepatu Docmart 365 pasang agar tiap hari ku bisa berganti dengan kece. Obrolan dating apps di insta story ternyata banyak sekali engagementnya. Ingin ku buat tulisan series atau diulas di Evoydemoy Podcast. Aku ingin melakukan semua. Jika diam aku pasti pusing. Ah, tapi ku kan mager. Apa-apa mager. Ini itu mager. “Kaya abege lu mager.” “Lah, emang gue masih abege, kenape lu?” Aku ingin melanjutkan series Lupin. Tapi kata teman harus nonton Hereditary. Dia sampai punya kausnya. “Hereditary itu ceritain keturunan yg gak putus di satu keluarga untuk jadi raja ke 8 di neraka,” katanya. Buset, nonton horor aja takut. Aku ingin ke Bali. “Move on oy.” Seperti anak yang terkurung 365 hari di sebuah tempayan. Setelah berhasil kabur kau tahu anak itu akan bereaksi seperti apa? Happy luar biasa! Dia gembira, riang, gak bisa move on karena tak ingin balik lagi ke tempayan itu. Di sana gelap, keceriaan datang sesekali hanya dari cahaya penyusup. “Aku butuh cahaya penyusup!!!” teriak ku sangat keras. Aku ingin ke Abu Dhabi. Ingin ke Nashville. Ingin juga New York. Ah, tapi Amerika sedang kacau ya. Ah, Indonesia juga kacau sih. Semua negara kacau. Kau tak bisa ke mana-mana. Pasti kau butuh cahaya penyusup juga deh. Ngaku! Cahaya penyusup penyelamatku. Aku ingin kamu. Jika kau menyentuh ku, seketika aku bisa tersenyum. 
0 notes