#Bedah buku
Explore tagged Tumblr posts
rasiooid · 6 days ago
Text
Cawalkot Bogor Nomor Urut 3 Dedie A Rachim Gelar Diskusi Bedah Buku “Menghadang Kubulai Khan” Besama Partai Prima
RASIOO.id – Calon Walikota Bogor Nomor Urut 3, Dedie A Rachim menggelar diskusi bedah buku bersama Partai Prima Kota Bogor, di Posko Bogor Beres, Jalan Ciremai Ujung, Bogor Utara, Kota Bogor, Kamis, 7 November 2024. Dedie Rachim mengatakan buku berjudul “Menghadang Kubulai Khan” yang di tulis AJ Susmana, menceritakan tentang peristiwa besar masa lalu saat Kerajaan Mongol menyerang Kerajaan…
0 notes
bantennewscoid-blog · 9 months ago
Text
SERANG – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dengan Suwaib Amiruddin Foundation (SAF) bekerja sama untuk menggelar acara Bedah Buku berjudul “Transformasi Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Nelayan”. Buku tersebut merupakan karya Prof. Suwaib Amiruddin selaku Sosiolog Untirta. Bedah buku berlangsung di Gedung Auditorium, Kampus Untirta, Sindangsari, Kabupaten Serang, Rabu (28/02/2024). Hadir…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kayyishwr · 1 year ago
Text
Ini Khusus Buat UMMI!
Suatu ketika di ruangan sekre BEM UNS, aku beranikan diri membuka obrolan dengan seseorang yang saat itu membawa pacarnya ikut rapat -ya sebenernya ini gak sekali aja, aku suka mensurvey kenapa orang memilih untuk pacaran, dan jawabannya beragam, lain kali aja dibahasnya- lalu percakapan terjadi, dan aku beranikan diri dan InsyaAllah- semoga Allah mampukan juga-memegang prinsip itu sampai hari ini; saya katakan pada orang itu "kalau aku si gak pacaran yak wkwk, soalnya masih punya ibu, mba perempuan, dan adik perempuan juga; perempuan-perempuan yang lebih berhak untuk dikasih perhatian dsb"
Ya, untuk apa kita memberi perhatian yang bahkan bertemu kita saat sudah besar; apakah dia memberi perhatian saat kita kecil?
Ah rasa-rasanya sebermanfaat apapun punya pacar, tetep tidak bisa dibanding dengan kasih sayang seorang Ibu
Ini ku tulis khusus buat UMMI!
Ya walaupun kalau diingat-ingat rasanya masih kurang memberikan sesuatu yang bisa membalas jasa beliau, semoga kelak ini bisa menjadi saksi bahwa aku berikhtiar untuk berbakti kepada orang tua
UMMI! Yang disebut tiga kali baru kemudian ayah, betapa dahsyat doa dan ridho jika kita mendapatkannya
Yakinilah dan buktikan; karena iman tak sekadar di hati atau di lisan;butuh juga untuk dibuktikan "ridho Allah bersama ridho orang tua" pembahasan soal ridho, paling mudah dimaknai sebagai membuat senang; maka buatlah orang tua kita senang
Suatu waktu, aku pun baru tau cerita ini setelah mba cerita, abah sampai bilang "emang ya, doa seorang ibu itu ga bisa dikalahkan; konteksnya ummi pengen aku di kedokteran, abah pengen aku di LIPIA"
Banyak keajaiban lain yang aku rasakan, tapi masih ku simpan, rilis tunggu di waktu yang tepat
Berbaktilah, buatlah orang tua kita senang, terutama ibu kita; walaupun kita rasa pola pendidikan yang salah, kurang tepat, tidak seperti teman-teman yang lain atau prasangka-prasangka buruk yang muncul; doakanlah dan mintakan maaf atas ketidaktahuan dan kesalahan mereka, dan tidakkah kau ingat, kau ada hari ini dengan segala yang kau capai, karena kau lahir dari seoang ibu?
"Jika seorang anak tak pernah mendoakan kedua orang tuanya" begitu aku baca sebuah hadist di buku Bahagia Merayakan Cinta yang diriwayatkan oleh Hakim, "niscaya rejekinya akan berhenti"
Dan aku tutup dengan sebuah nasihat dari Ibu Harsini, perawat di RSUD Moewardi di Poli Bedah Anak, "mas, berbaktilah pada ibumu yak. Saya gini-gini sebagai menantu, tetep ngasih ruang buat suami saya berduaan sama ibunya, kenapa? Karena saya itu ketemu suami saya pas udah besar, udah sukses, nah yang mendidik suami saya bisa jadi seperti itu siapa? Ya ibunya!"
Ah, terima kasih Ibu Harsini, nasihat yang sangat hangat, buat aku yang jarang pulang, dan selalu rindu dengan masakan UMMI!
Jadi, ini khusus buat UMMI!; semoga Allah ridho!
136 notes · View notes
si-bina · 5 months ago
Text
Alhamdulillaah, I'm Blessed
Akhirnya, 23 Juni 2024 terlewati dengan baik, Alhamdulillaah. Ada apa sih?
Ahad lalu, agenda Reuni Akbar juga menyambut 20 tahun Harlah Perguruan Islam Ar-Risalah sukses dijalankan. Acara yang sudah diplanning sejak tahun lalu.
Jujurly, agenda ini tidak masuk proker Inarah masa bakti tahun ini. Karena kita tidak pede untuk mengangkat agenda-agenda skala besar. Banyak khawatir dan overthinking, serta tidak terbayangkan untuk menghadapi segala drama-drama persiapannya. Tapi terkadang tantangan itu ngga perlu dicari, tapi datang sendiri. Seperti agenda ini.
Di satu sisi, kita punya keinginan untuk mengadakan reuni yang melibatkan semua angkatan. Disamping juga dorongan para alumni yang juga ingin diadakan acara kumpul bareng di Ar-Risalah tercinta. Tapi karena over-thinking-feeling, jadinya 'ngga dulu deh'.
Ehh, ngga taunya di akhir tahun lalu, Ustadzah Siswati dengan senangnya mengabarkan kalau alumni mendapat slot acara di rangkaian agenda 20 tahun Ar-Risalah. Boleh buat agenda apa aja dan dapat support penuh dari PIAR. Ngga mungkin dong dibilang 'afwan zah, kayaknya ngga dulu' wkwk.
Syukurnya punya tim pengurus Inarah yang MasyaAllah; gercep dan sepertinya sangat suka tantangan wkwk (I love them so much, fillaah). Karena sudah di-challenge Ar-Risalah, so dengan semangat keberkahan yang menyala-nyala, kita sambut dengan Bismillaah. Allahu Akbar 🔥
Bertahap kita godok perencanaannya. Mulai dibayangkan, agenda seperti apa yang kita inginkan. Setelah itu, baru deh kita bentuk kepanitiaan internal dan rekrut dari eksternal (non pengurus). Awal bulan Mei lalu, baru deh terbentuk panitia Reuni Akbar 20 tahun Ar-Risalah ini. MasyaAllah, I'm blessed with this team! Love them so much (dikit-dikit love love :")
Tumblr media
Tim yang mau saling bekerjasama, membantu yang kesulitan, meringankan yang keberatan, merangkul yang kebimbangan, dan memaklumi segala kekurangan. Paket komplit lah pokoke! Sepanjang ±2 bulanan ini dengan senang hati meluangkan waktunya untuk rapat-rapat (online, baru offline h-1), serta hal-hal lain demi menuntaskan amanahnya dengan maksimal. Tanpa pamrih! Tabaarakallaah.
And here it is!
Dimulai dengan agenda Bedah Buku Inarah (bersamamu kuhabiskan waktu) yang dipandu oleh Enky dengan pembicara para penulis; Rifdah, Muthi' dan Pranade.
Setelah itu dilanjutkan dengan ngobrol bebas dan makan siang bersama.
Tumblr media
Setelah zuhur, talkshow bersama para asatidz (Ustadz Kamrizal, Ustadz Sholeh dan Ustadz Donis). Sorenya liga basket ceria (menang pulak alhamdulillaah). Malamnya ditutup dengan agenda malam keakraban. MasyaAllah, it was soo tiring but my heart was full. Full of love (love lagi :")
Memang speechless dibuatnya saking serunya MasyaAllah.
Apalagi di makrab seru-seruan. Dapat kelompok puhsepuh semua (1-2-5) dan hanya 1 orang yang agak jauhan di angkatan 12. Sebut saja namanya cipcip. So the group's name was cipcip & puhsepuh. Aseli gabut mamak-mamak. Semakin malam semakin aktif seperti k***i. Wkwkwkwk. Cipcip seperti diospek sama kakak-kakaknya. Tapi bagusnya, dia bisa ngikutin jokes mamak-mamak dan happy diusilin sama puhsepuh. MasyaAllah, semoga ngga trauma ya cipcip dan (moga) berhasil menambah warna kebaikan dalam perjalanan hidup cipcip (dan kami juga) kedepan. Allaahumma aamiiin.
Tumblr media
Agenda 'resmi' berakhir pada malam itu, sekitar pukul 11 lewat. Setelah itu semua diarahkan ke asrama untuk bermalam dan beristirahat. Tapi tapi, perjuangan mamak belum selesai. Tantangan yang lebih berat sudah menanti, anak-anak (Asa-Alaa) awalnya sudah pada tidur. Ketika hendak dibawa ke kamar, mereka terbangun. Duh!
Setelah sampai kamar dan merapikan posisi kasur, Asa dan Alaa kembali diarahkan untuk tidur. Alhamdulillah Uda Asa lancar jaya. Tinggal adeknya nih. Padahal sudah jam 12. 'Alaa, ayok kuta bobok lagi'. Mau diayun katanya. Oke, tak ayun-ayun ni. Bismillaah. 30 menitan kemudian sudah terlelap di tangan, harus ditarok ni biar bisa ikutan istirahat karena lelah sudah all-out main basket tadi sore (wkwk).
Mulai diletakkan di kasur. Ups, terbangun. Gelisah guling sana guling sini, karena suasana baru kan. Ga tidur-tidur. Oke, dicoba ayun lagi. 30 menitan kemudian tak tarok lagi. Ups, terbangun lagi. Duh, gimana ya biar dia nyaman. Akhirnya diayun lagi, sambil megangin kipas angin Uda Asa. Barangkali jika diterpa angin sepoi-sepoi bisa lebih memberatkan kelopak mata (pikirku). Oke, bismillaah ayun lagi. 30 menitan kemudian, sepertinya sudah nyenyak. Bismillah, ditarok. Ups, meski sempat bergerak sedikit, alhamdulillaah berakhir juga drama ayun-ayun dini hari itu.
Tumblr media
Mamak bisa istirahat. Tapi ternyata, istirahat tak segampang itu, ferguso! Mata tak hendak langsung terpejam. Setiap mata baru akan tertutup, pergerakan anak membangunkannya. Srekk srekk, bangun. Guling sana guling sini, bangun. Yaa Rabb, cukupkan yang sedikit ini. Pintaku dalam hati. Karena membayangkan besok mesti nyetir lagi, ngga mungkin kalo ngantuk.
Pagi yang syahdu dan sejuk di Ar-Risalah emang luar biasa ya. Sudah lama tidak kan. Sebelum subuh sudah terjaga (karena emang ngga bisa istirahat), memantau anak-anak dan yang lainnya. Satu persatu alumni pamit pulang, termasuk kami yang check-out sekitar pukul 9 pagi. MasyaAllah, soo meaningful dan unforgettable lah seharian dan semalaman kemarin. Semoga agenda dan perjumpaan kemarin semua diberkahi Allah. Menjadi pemberat amal kebaikan serta menjadi hujjah untuk mendapat rahmat dan keridhaan Allah.
Bersyukur banget Yaa Allah, atas izinMu wujudlah agenda ini. Thanks to my husband, babanya Asa Alaa, yang sudah support penuh dan memberi izin. Juga anak-anakku yang MasyaAllah. Diawal sempat ragu apa bisa hadir di agenda ini (karena jadi panitia pasti gabisa nyantai), salah satunya karena Asa dan Alaa. Mau dititip sama siapa kan? Bismillaah, dengan keyakinan kalau nanti bakal ada aja 'Ammah-Ammah' (para junior alumni) yang bisa dan mau ngajak mereka main, akhirnya diboyong juga mereka mendampingi mamaknya yang SC ini. Dan ternyata Alhamdulillaah, beneran banyak adik-adik yang bantu MasyaAllah (can't thank you enough sisters fillaah).
Tumblr media
Jazakunnallaahu ahsanal jazaa' buat Inarah dan panitia tercinta. Para pembicara; Rifdah, Muthi' dan Nade dan tamu undangan. Dan yang sangat-sangat membuat haru, terimakasihku untuk semua alumni yang hadir dan yang mendo'akan kesuksesan acara ini, wabil khusus kakak-kakak d-fg; kak fatum, kak yola, kak lathifah, kak yani, kak anggun, kak yovi, kak alyani, kak siti, serta teman-teman radar dan adik-adik semua yang pengen banget disebutkan satu persatu, tapi sayangnya memori kepala mamak sudah riweuh buat mengingatnya wkwk.
Sekian dulu. Nanti kalau ada tambahan, tak edit-edit.
Barakallaah ❤️‍🔥
Tumblr media
2 notes · View notes
ifadhilaa · 1 year ago
Text
Apa Kata Abi
"Abi, kalau mba berhenti gimana?"
Pembuka pembicaraan kami beberapa malam lalu. Tugas bedah buku keempat membuatku mampir ke ruangan Abi. Abi yang sedang sibuk dengan pekerjaannya sejenak berhenti. Sebentar saja, lalu kembali membuka pesan-pesan yang belum terjawab.
Masih diam, mungkin pikirnya aku cuma iseng.
"Ngga papa ya Bi? Aku capek" lanjutku sambil ikut duduk di sebelah Abi. Abi yang sedang menatap layar laptopnya, mengalihkan pandangan ke sebelah.
"Mba lagi sibuk apa sekarang?"
"Mmm, sibuk ini" kataku menjelaskan.
"Iya ngga papa, mba bilang aja kalau mba mau fokus. Mba mau fokus ngerjain apa?"
Aku terdiam. Lama, sambil membuka-buka buku keempat tanpa tujuan.
"Sebenarnya mba sedih aja, kalau tugasnya ngga berjalan dengan baik. Kayanya masih banyak yang lebih pantas buat menjalankan tugas ini. Mba nyerah aja ya, mba mau fokus kuliah" kataku menggerutu.
"Mba juga mau, kaya orang-orang yang bisa fokus sama cita-citanya" lanjutku.
Abi masih terdiam, kali ini memberi waktu untuk melanjutkan.
"Kalau tugasnya ngga sempurna, gimana Bi?"
Abi menarik nafas panjang. Terdiam sejenak sebelum menjawab.
"Target-target itu, dari dulu memang tidak pernah tercapai mba"
Aku kaget, tapi membiarkan Abi melanjutkan kalimatnya.
"Dulu, misalnya target kita 50 karena jumlah yang sedikit. Sekarang, dari 50 itu sudah berkembang jadi 100 bahkan lebih, dengan target yang jauh lebih besar. Ngga masalah, target itu disusun untuk mengukur ketercapaian, bukan keberhasilan atau kegagalan" akhirnya Abi menjawab panjang. Sedikit.
Aku masih terdiam. Entah karena sedih atau merasa sudah diujung tanduk. Laptop masih menyala, hening.
"Bukan masalah, kalau ngga mencapai target" kata Abi.
"Kalau kita orientasinya hasil, jumlah, kita pasti kecewa kalau ngga tercapai. Banyak, orang-orang yang orientasinya hasil. Kalau tidak tercapai? Ya pasti mereka sedih, bahkan kecewa."
"..."
"Seperti yang mba tau, banyak orang-orang hari ini yang kecewa dan memutuskan berhenti atau berdiri di barisan yang lain."
Aku menyimak penyampaian Abi. Jarang-jarang, ngobrol sama Abi perihal beginian.
"Tujuan kita itu, bukan target-target itu mba. Tujuan kita itu, surga dan ridho-nya Allah. Orang yang bekerja karena Allah, maka dia tidak akan kecewa. Makanya ngga usah terlalu perfeksionis, salah dan gagal itu biasa."
Jawaban klise, tapi iya juga.
Dan ternyata, sisi perfeksionis ku masih ada juga. Kukira setelah mengalami hal-hal tidak ideal, lalu itu akan hilang begitu saja.
Sambil memilah pesan-pesan penting, Abi melanjutkan: "Kalo sekarang, gimana kondisinya?"
"Yah, tapi ngga semua berjalan dengan baik Bi. Aku ngga selalu fokus, temen-temen juga sibuk. Ada yang lagi ini, itu." kataku mengakhiri jawaban panjang dari pertanyaan Abi.
"Ya, pasti semua orang sibuk" jawab Abi sambil melanjutkan pekerjaannya.
"Abi dan temen-temen Abi, siapa orang yang ngga sibuk? Semua sibuk."
Aku terdiam.
"Tugas kita, sesama manusia memaklumi. Melapangkan hati, menerima masing-masing kurang dan lebihnya, menerima kesibukannya."
"Berteman sepuluh tahun atau bahkan lebih lama dari itu pun, pasti ada hal-hal yang saling mengganjal di hati. Sebagai teman, kita memaklumi hal yang memang biasanya dilakukan oleh manusia. Kalau salah ya diingatkan, ambil hikmahnya."
Aku sepanjang duduk di sebelah Abi lebih banyak terdiam dan berpikir. Menerima kembali semuanya, untuk tidak terlalu berorientasi pada hasil dan berharap pada manusia.
***
Hari ini, mungkin aku, mungkin juga kamu. Tengah berpikir bahwa kita gagal, tugas kita tidak tunai, kita lelah. Ingin menyerah, lalu berpindah pada hal lain yang lebih produktif menurut kita.
Tetapi, daripada sibuk mengeluh, sibuk sedih dan berasa buruk, mari lebih sibuk untuk memperbaiki dan memperluas ruang-ruang di dalam hati.
Toh, hidup juga sebenernya cuma 10% dari yang kita usahakan. 90% lainnya, adalah bagaimana kita merespon hal-hal yang datang kepada kita.
***
Jadi dear aku, tetep berjalan kedepan dan jangan lupa bahagia yaa! ❤️
*ditulis sebagai buah dari obrolan ke sana ke sini.
12 notes · View notes
nitasilmey · 1 year ago
Text
BERMANFAAT
Maraton video-videonya Bang Ferry sambil nyetir, as usual, inspiring dan full of insights! Tadi nyimak yang ini:
youtube
Monkey Business: bisnis yang nilai ekonominya bersifat narasi, alias sebenernya nggak bener-bener ada nilainya di situ, tapi karena digembor-gemborin dengan lebay aja jadi kesannya laku, menguntungkan, dan fantastis. Sudah banyak banget contohnya dan akan terus banyak selama pelaku Monkey Business ini bisa men-trigger sifat rakus manusia, misalnya: ikan lohan, gelombang cinta, batu akik, dan baru-baru ini yang terkesan modern dan futuristik: NFT, wkwkwkwk.
(Sorry ketawa. Sama kaya Bang Ferry, pas lagi rame-ramenya NFT, logika gw bener-bener nggak nyampe kenapa grafik/gambar nggak jelas gitu aja bisa viral dan kejual mahal, padahal bisa di screenshot 😭 yang bikin lucu ya itu, banyak influencer dan orang-orang yang personal brandingnya pinter dan inspiring juga keikutan scam ini wkwk. Terakhir gw baca di Twitter kalau NFT nya Justin Bieber boro-boro balik modal, yang ada terjun payung harganya).
Kata Bang Ferry, harusnya komoditi itu punya nilai ekonomi yang riil, kebermanfaatan dan nilainya mesti nyata, misalnya kaya makanan/barang yang biasa kita pakai. Kalau nilainya cuma sekedar di narasi apalagi dengan janji-janji "harga akan terus naik" padahal kegunaannya nggak jelas, bisa jadi ciri-ciri produk Monkey Business.
Nah, ini yang menarik.
Weekend lalu aku ikut daurah fikih muamalah, bedah matan Al-Ghayah wa At-Taqrib karya Al-Qadhi Abu Syuja dengan pemateri Dr. Labib Najib -hafizhahullah-. Abu Syuja' menulis di awal-awal pembahasan:
ولا يصح بيع عين نجسة ولا ما لا منفعة فيه
tidak sah jual beli barang-barang yang sifatnya najis, dan barang-barang yang tidak ada manfaatnya sama sekali
Dr. Labib sebagai pemateri menambahkan: juga tidak sah hukumnya jual beli produk yang manfaatnya haram. Karena manfaat haram = tidak ada manfaat. Yang ada justru menambah dosa.
Balik lagi ke bisnis monyet. Manfaat produk itu memang sifatnya individual yaa, bisa jadi di kamu nggak bermanfaat, tapi di aku bermanfaat sekali. Jadi mungkin agak sulit memberi kesimpulan bahwa suatu barang "tidak bermanfaat sama sekali".
Tapi kalau kita cermati dengan baik, pelaku-pelaku Monkey Business ini memang tidak menjual manfaat sih, mereka menjual iming-iming bahwa produk ini layak untuk dijadikan investasi, harganya akan naik terus, langka, akan banyak yang cari, wlewlewle, begitu seterusnya. Nilai/manfaat produknya itu sendiri (biasanya) nggak ada.
Di sinilah, kita sebagai manusia yang sudah diberi kesempurnaan akal, juga ilmu dan kedewasaan untuk bertransaksi, seyogyanya menggerakan logika sehat kita di atas rasa pengen cepet kaya. Harusnya nggak susah kan mengenali model-model scam seperti di atas. Satu pertanyaan mendasar ini bisa menjadi tameng kita: apa manfaatnya?
Apalagi sebagai muslim kita dituntut untuk berhati-hati dalam membelanjakan harta. Jual beli produk yang tidak bermanfaat dapat menggiring kepada sikap tabdzir alias buang-buang harta, bahkan bisa mengarah kepada sesuatu yang lebih besar seperti ini: yaitu pembodohan publik. Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan hukum dengan seadil-adilnya.
Aku belum riset lebih dalam tentang sejauh apa dampak negatif Monkey Business di masyarakat atau tatanan ekonomi yang lebih luas. Tapi aku yakin, setiap yang diharamkan syariat pasti ada madharatnya, baik untuk individu maupun untuk sistem. Yaa kaya MLM aja kan, minimal kerugian yang ditimbulkan adalah sakit hati (wkwk), mengakarnya ilusi bahwa jadi kaya itu mudah, tersebarnya transaksi gharar di antara masyarakat, dll.
Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan hukum dengan seadil-adilnya. Aku yakin di zaman Abu Syuja' menulis buku ini belum banyak model transaksi aneh-aneh kaya Bisnis Monyet ini, tapi dasar hukumnya sudah ada. Adalah tugas kita mencermati setiap model transaksi kontemporer ini dan mencocokkannya dengan ajaran Rasulullah ﷺ.
2 notes · View notes
deehwang · 1 year ago
Text
Sebagai pembaca, salah satu yang paling kuantisipasi dari buku-buku prosa berlatar sejarah atau based on true event adalah perspektif si penulis yang--baiknya kita sebut terjebak--meromantisasi tragedi, membuatnya seperti dibalut gula-gula, justru bagiku membuatnya jadi sama sekali tak menarik. Selama membaca buku Zoulfa Katouh, As Long As the Lemon Trees Grow, sejujurnya aku menemukan kecenderungan semacam itu; percintaan karakter utama, Salama Kassab, mengambil terlalu banyak tempat dari yang seharusnya. Tapi itu tak membuatku segera menutup buku, bukan karena alasan sentimental seperti mengakui hal semacam itu kadang dibutuhkan demi pembaca memahami bahwa berpegang pada cinta itu amat penting terutama saat kamu membenci kondisi yang terjadi di sekelilingmu, namun karena tak adil untuk menghakimi perjalanan asmara Salama, sebagaimana dipahami bahwa di buku ini ia masih 18 tahun--usia yang pernah kulewati yang apabila kuingat betul-betul setelah umur 30 tahun terasa amat asing dan menggelikan--dan bahwa ia dipaksa bertahan di satu negara konflik, dimana memiliki perbedaan pendapat terutama atas hak-hak demokrasi, sama saja dengan halalnya penghilangan akses hak asasi manusia itu sendiri.
Jadi, aku masih meneruskan bacaanku hingga tuntas.
Yang kusoroti, justru, realitas Salama sebagai tenaga medis--yang dipaksa untuk menjadi dokter, ahli bedah, sekaligus ahli farmasi bahkan sebelum pendidikannya itu selesai--sebagaimana aku mengakrabi dunia itu karena ibuku seorang perawat, dan menyuntikkan, sekali lagi penulis melakukannya dengan amat baik, atas efek apa yang bisa dialami psikis seseorang dalam menghadapi trauma. Kehadiran anak kecil yang mengatakan bahwa ia akan menyampaikan semua yang terjadi kepada Tuhan di detik-detik sebelum ia meninggal, kenyataan atas realitas Layla, serta bagaimana kebutuhan untuk bertahan hidup bisa memaksa seseorang melalaikan sisi kemanusiaan--sebagaimana Salama yang melakukan segala cara untuk mendapatkan tempat di kapal pelarian--adalah kejutan-kejutan yang membuatku puas. Tidak. Sejatinya sedari pembukaan ia sudah menyenangkan untuk kubaca, sekali pun kata menyenangkan itu terasa salah mengingat apa yang kubaca diangkat dari penderitaan saudara-saudara kita di Suriah.
Ketika kuceritakan pada Ibuku tentang buku ini, ia menguraikan pengalaman yang paling melekat di kepalanya, yakni saat ia pernah merawat pasien luka bakar derajat tiga, juga tentang perekrutan tenaga kesehatan di Kuwait dahulu, dimana ia mengundurkan diri karena bayang-bayang perang teluk 1 masih menyelimuti negara tersebut. Maka kupikir tidak semua orang punya kekuatan sebesar Salama dan tenaga medis sukarela di Suriah, yang tentu lebih dari pada menghadapi pasien dengan aroma daging yang gosong, sementara Ibuku bukan pula seorang pengecut, namun amat beruntung untuk memiliki pilihan karir yang tak perlu membuatnya membayangkan aroma lemon, sebagaimana Salama, sebagai apa yang digambarkannya sebagai satu-satunya penghiburan, tidak hanya sebagai pengalaman sensori tapi juga apa yang oleh semua orang Suriah jadikan tumpuan harapan.
Tumblr media
Buku bagus, plot yang bagus. 4,6/5. Karenanya aku mulai penasaran dengan puisi-puisi Nizar Qabbani--dan penulis-penulis lain yang menbahas kondisi timur tengah belakangan--di sela-sela melahap Whale-nya Cheon Myeong-Kwan.
.
4 notes · View notes
rainyrens · 2 years ago
Text
CINTA TERAKHIR BABA DUNJA
Tumblr media
Penulis : Alina Bronsky
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 159
***
Apresiasi setinggi-tingginya untuk bu Harisa Permatasari yang telah menterjemahkan buku ini, asli buu terjemahannya enak banget untuk dibaca. Karena menerjemahkan itu tidak mudah, mereka yang menerjemahkan enggak sekadar menerjemahkan tapi membuat karya baru. Kalo penerjemahnya enggak paham kepenulisan, asal terjemah aja, pasti enggak bakal enak untuk dibaca. Karena menerjemahkan juga termasuk seni. Selalu kagum dengan para penterjemah yang tetap bisa menerjemahkan tanpa menghilangkan esensi dari setiap kalimat. Banyak juga buku terjemahan yang jadi kurang enak dibaca karena penterjemahnya kaku. Padahal aslinya itu buku bagus.
***
CINTA TERKAHIR BABA DUNJA
Jangan tertipu sama judulnya ya, buku ini mengisahkan kondisi kota Tschernowo setelah insiden nuklir tahun 1986 yang ditinggal oleh para penghuninya. Baba Dunja menjadi penghuni terakhir yang meninggalkan kota tersebut dan menjadi penghuni pertama yang kembali ke kota tersebut.
Baba Dunja mengisi hari-harinya di kota Tschernowo dengan melakukan berbagai aktivitas seperti sebelum insiden nuklir tersebut terjadi. Ia bertemu dengan likuidator, ilmuwan, ahli kesehatan yang datang ke kota tersebut dengan memakai baju pelindung serta membawa alat yang selalu berbunyi selama mereka memasuki kota tersebut. Ia diwawancara, diukur tekanan darahnya dan diperiksa tubuhnya oleh alat yang selalu berbunyi. Manusia-manusia berpelindung tersebut juga menolak teh rosemarry dan acara ketimun yang disajikan oleh Baba Dunja.
"Pekerjaanku mengajariku bahwa manusia selalu dan pada akhirnya melakukan apa yg ingin mereka lakukan. Mereka meminta nasihat, tapi sebenarnya tidak menginkan pendapat orang lain. Dari setiap kalimat, mereka hanya menyaring yg ingin mereka dengar." Baba Dunja, jadi Ia tidak keberatan menerima kedatangan orang-orang berpelindung yang setiap hari hanya ingin melihat kondisi penghuni Tschernowo.
Beberapa bulan setelah Baba Dunja menetap di Tschernowo penghuni lainnya berdatangan dan menempati rumah-rumah kosong tanpa perlu takut penghuninya akan kembali lagi. Marja, Boris, Petrow dan pasangan suami istri Gavrilow.
Baba Dunja memiliki anak yang bernama Irina yang sekarang berpaspor Jerman, seorang dokter bedah untuk militer Jerman. Dan Alexej yang keberadaannya tidak diketahui. Serta seorang cucu bernama Laura, anak dari Irina. Baba Dunja berkomunikasi dengan Irina dan Laura melalui surat-surat yang akan menjadi teka-teki selanjutnya. Laura mengirimkan surat kepada Baba Dunja yang Ia tidak mengerti menggunakan bahasa apa.
Baba Dunja dan penghuni lainnya berkebun untuk mencukupi kebutuhan makannya, di Tschernowo tidak ada sambungan listrik, air hanya didapat dari sumur di ujung jalan perumahan mereka. Transportasi hanya dapat diakses di ujung jalan bekas pabrik permen.
Kehidupan Baba Dunja berjalan seperti biasa sebelum datangnya seseorang yang menetap di sana dengan membawa anak kecil, mereka pasti tau, membawa anak kecil ke kota Tschernowo berarti mengantarkannya kepada kematian.
Baba Dunja dan penghuni Tschernowo menjalani kehidupan penjara dan persidangan dengan tuduhan membunuh seseorang yang membawa anak kecil tersebut. Apakah Baba Dunja akan selamat dari hukuman? Lalu bagaimana surat dari Laura yang belum dapat dibaca oleh Baba Dunja? Apakah Baba Dunja akan kembali ke Tschernowo? Yak! Temukan jawabannya di buku ini!
***
Bagi yg mau beli bukunya, klik link berikut ya : https://tokopedia.link/c5nioOvHQyb
5 notes · View notes
syncedforjune · 2 years ago
Text
About the fun facts we have.
Tumblr media
Narasena.
Tebak, kira-kira apa saja yang aku pelajari dan dapatkan selama satu minggu berada di sini? Benar, banyak sekali.
Sebenarnya aku bukanlah tipe manusia yang sibuk mengurusi urusan orang lain. Aku lebih cenderung hidup mandiri dan hanya banyak bercengkrama dengan keluargaku saja. Tapi nyatanya, orang-orang baru yang ada di sekelilingku sekarang benar-benar tidak membiarkanku agar hidup mandiri. 
Contoh pertama, soal ibu penjaga kedai ramen misterius waktu itu. Aku kembali lagi kesana setelah selesai membuat sebuah kalung berliontinkan batu kristal amethyst pemberian si kucing putih.
Ketika aku bertanya, apakah kucing putih berpita hitam itu benar-benar datang ke balkon rumahku dini hari tadi atau tidak, dia hanya menjawabku dengan tawa ramahnya dan malah memberiku satu tusuk yakitori lagi. Tapi aku asumsikan kalau itu adalah jawaban: 'iya, dia memang datang ke balkon rumahmu dini hari tadi'. Aku pun berterima kasih kepadanya, berjanji akan sering-sering datang kesana karena dia memang sangat baik kepadaku. Aku juga sempat menceritakan sedikit tentang diriku kepada ibu penjaga kedai tersebut.
Contoh kedua, tetangga yang ada di komplek ini ternyata lebih banyak diisi oleh pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan. Aku tahu karena setiap pagi-pagi sekali, aku akan selalu menyempatkan diri untuk bersepedah santai mengelilingi komplek. Beberapa tetangga sudah bangun di jam segitu. Yah, sekitar jam empat atau jam lima pagi. Mereka tampak sibuk mengurusi tanamannya yang ada di pekarangan depan rumah. Ada juga yang sedang berjalan-jalan bersama anjing peliharaanya.
Yang menarik dari para tetangga ini, mereka benar-benar menghargai kehadiranku sebagai tetangga baru. Mereka tak sungkan menawariku sarapan berupa sandwich ketika aku tak sengaja berhenti di depan rumah mereka karena ingin beristirahat sejenak. 
Benar-benar diluar dugaan.
Contoh ketiga, ini soal Kara dan teman-teman baruku di sekolah. 
Dalam tujuh hari lebih sedikit, aku sudah bisa merasakan kenyamanan ketika sedang berada di sekitar mereka. Apalagi Kara, sekarang aku sudah tahu beberapa fun fact tentang dirinya. Aku menulis semua fun fact yang aku dapatkan dari teknik mengamati di dalam notes HP-ku.
Fun fact tentang Shankara:
1. Kara tidak suka orang yang pemalas (untuk saja aku bukan orang yang pemalas).
2. Kara suka baca berbagai macam buku yang menurutnya menarik. Dia paling suka dengan genre magical realism. Yah, yang jelas Kara bukanlah penggemar berat genre romance (padahal aku suka sekali dengan genre itu).
3. Pistachio ternyata tidak suka menggigit (ini agak keluar dari topik tapi sekarang kami sudah mulai berteman baik).
4. Kara hanya punya satu teman dekat, namanya Selena, dia anak kelas 11 IPS 1. Tapi sekarang temannya nambah satu (yaitu aku).
5. Kara termasuk remaja introvert. Dia lebih senang menghabiskan dan mengisi energinya dengan kegiatan seorang diri saja. Tapi dia cukup cerewet kok. 
6. Kara bukan tipe manusia yang mudah menyerah. Setiap malam sampai jam sepuluh, lampu kamarnya akan selalu terlihat menyala karena dia sedang belajar (aku tahu karena balkon kami saling mengarah ke satu sama lain). Oh ya, katanya, Kara bercita-cita ingin menjadi seorang dokter bedah anak.
7. Followers instagram Kara datang entah dari mana. Katanya, dia cuma posting buku-bukunya saja tanpa promosi apapun. Keren.
8. Last but not least, Om Abraham a.k.a ayah Kara aslinya agak galak, dia juga disiplin dan tegas. (sedikit keluar konteks lagi karena ini harus aku ingat supaya aku bisa memikirkan alasan yang pas jika ingin mengajak Kara jalan-jalan keluar).
Dan contoh terakhir, usaha merajutku tidak jadi gulung tikar. Selain memenuhi pesanan dari teman-temannya Aunt Lily dan juga Aunt Shiloh, kini, ada beberapa tetangga dekat rumah yang memesan jasaku juga karena merasa tertarik. Aku senang karena aku jadi banyak melakukan aktivitas setelah pindah ke tempat ini.
“Shuichi! Ayo ke lapang tiga! Pak Dimas udah nungguin tuh!” panggil Micah ketika aku malah sibuk membaca komik di dalam kelas. Pagi menuju siang kali ini ada mata pelajaran olahraga yang harus kami lalui.
“Eh, iya!” 
Aku pun bergegas pergi ke lapang yang dimaksud. Pembelajaran olahraga hari ini adalah beep test. Kami, para murid, akan dibagi menjadi dua kelompok; kelompok laki-laki dan juga perempuan. 
Tesnya mudah saja, kami para murid laki-laki hanya harus menghitung berapa banyak para murid perempuan bisa berlari dalam jarak kurang lebih 20 meter dalam waktu dan level yang sudah ditentukan. Begitu juga sebaliknya.
Beep test ini ada 21 level dengan kecepatan jeda lari yang semakin lama akan semakin cepat. Kata Pak Dimas, normalnya anak perempuan bisa bertahan sampai di level enam, itu sudah cukup. Dan untuk anak laki-laki, normalnya bisa bertahan sampai di level 10 atau bahkan lebih jika memang masih kuat.
Sementara aku tidak terlalu yakin bisa menyentuh level normal itu karena ada alasan tersendiri. Tapi akan aku coba. Aku mau dipandang serupa dengan anak murid laki-laki lainnya.
“Sen, lo mau ngitungin Kara atau si Micah?” tanya Brandon yang duduk di samping lapangan bersamaku.
“Gue ngitungin Kara aja deh,” jawabku. Brandon mengangguk lalu dia pun akhirnya memilih untuk menghitung level yang bisa Micah pecahkan saja.
Aba-aba dari Pak Dimas sudah mulai terdengar. Para murid perempuan sudah berbaris di cone start-nya masing-masing. Aku bisa melihat Kara, rambutnya terlihat digulung karena ingin praktis. Lucu sekali.
Suara 'beep' mulai terdengar yang menandakan, beep test level satu resmi dimulai. Para murid perempuan itu mulai berlari ke cone satunya, lalu berlari lagi ke cone yang sebelumnya. Begitu saja terus sampai level berganti dan mereka mulai merasa kelelahan lalu gugur ke pinggir lapangan. 
“Semangat, Ra! Lari santai aja dulu!” teriakku menyemangatinya. Bisa aku lihat perubahan warna pipinya yang mendadak berubah. Brandon menyikutku.
“Lihat tuh, anaknya sampai salah tingkah!” tegurnya dan aku hanya membalasnya dengan tertawa gemas. Brandon dan teman sekelasku yang lainnya ikut meneriaki para murid perempuan agar semangat. Matahari terlihat mulai naik dan cahayanya sangat menghangatkan tubuh.
Tiga menit berlalu dan para murid perempuan sudah ada yang mulai gugur dan memilih untuk berhenti karena merasa lelah. Nilai pun langsung disetorkan oleh para murid laki-laki yang menghitung mereka kepada Pak Dimas. 
Kara masih berlari bersama murid yang lainnya. Entah kenapa hari ini dia semangat sekali. Tapi, ketika level sudah mencapai di level lima, dia pun memilih untuk berhenti karena sudah merasa lelah dan perlu air minum. Aku pun memberikannya satu botol air minum dingin ketika dia sempoyongan datang menghampiriku lalu menidurkan dirinya sebentar.
“Kakinya dilurusin. Jangan lupa hitungin aku ya, Ra!” seruku sambil menarik kakinya yang menekuk lalu berlari ke arah tengah lapang karena kini, bagian anak murid laki-laki yang berlari. 
“Semua siap?” Aba-aba Pak Dimas.
“Anak kelas sebelah kemarin ada yang bisa sampai level sebelas, kalau di kelas ini ada yang bisa sampai level segitu atau bahkan lebih itu keren banget,” ucap Pak Dimas yang memantik semangat kami semua.
Kami pun bersiap, suara 'beep' pertama mulai terdengar dan beep test pun kembali dimulai. Kini Kara yang menghitung levelku. Dia terlihat duduk sambil selonjoran di samping Micah. 
Sembilan menit berlari, suara riuh semangat dari murid perempuan kembali terdengar. Kini beep test sudah memasuki di level sepuluh. Setengah dari murid laki-laki yang berlari sudah gugur karena kelelahan. Sisa aku dan juga Petra. Aku rasa laki-laki itu adalah seorang atlet, aku tidak bisa melihat ekspresi kelelahan di raut wajahnya. 
Aku terus berlari beriringan dengannya. Sampai level mulai masuk ke level sebelas, aku mulai merasakan sesuatu.
Jantungku tiba-tiba terasa sakit, aku memegangi dada bagian kiriku karena aku belum mau berhenti. Aku akan berhenti kalau Petra juga berhenti.
Hingga aku dan Petra sudah masuk di level 11 shuttle terakhir, Petra pun berhenti karena sudah merasa lelah. Dia menjatuhkan dirinya ke pinggir lapangan sementara aku langsung menjatuhkan diriku di tempat aku berhenti berlari. Napas kami terengah-engah namun dadaku terasa semakin sakit. Aku sudah lama tidak merasakan ini sebelumnya. Aku pikir penyakit ini sudah berangsur hilang dan membaik. Ternyata sama saja.
“Narasena! Kamu gak apa-apa?” teriak Pak Dimas karena aku masih tergeletak memunggungi mereka semua.
“Sen! Ayo minum dulu!” teriak Micah. Mataku mulai kabur dan helaan napasku mulai melambat.
Tidak seharusnya aku memaksakan diri seperti ini.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Shankara.
Sena jatuh pingsan. Itu adalah hal yang sangat membuatku terkejut hari ini. Laki-laki itu pun langsung dibawa ke UKS untuk diperiksa lebih lanjut. Aku mengusulkan Pak Dimas agar segera menghubungi orang tuanya karena takut Sena kenapa-napa. Kata penjaga UKS, ketidaksadarannya bisa disebabkan oleh dua alasan. Alasan pertama, dia memang sudah kelelahan namun tetap memaksakan diri karena Petra belum terlihat untuk menyerah. Dan alasan kedua....
Apa Sena… sakit? Tapi, sakit apa?
“Sudah bapak telepon ayahnya, Ra. Kamu boleh tungguin dia di sini sampai orang tuanya datang gak? Bapak mau beresin cone dulu di lapangan. Anak-anak tim bisbol mau pada latihan soalnya,” pinta Pak Dimas yang langsung aku balas dengan anggukan. Teman sekelasku yang lainnya sudah digiring masuk ke dalam kelas terlebih dahulu.
Kini aku duduk di samping lelaki itu. Matanya masih terpejam namun napasnya sudah terlihat normal seperti biasa. Penjaga UKS izin keluar terlebih dahulu karena stok teh dan air panas sudah habis di ruangan ini.
Dan sekarang hanya tinggal kami berdua. 
“What's wrong with you...,” gumamku pelan. Aku pun membuka kunciranku karena keringat yang tadi bercucuran kini sudah kembali kering. Rambutku kembali tergerai panjang dan kusisir sedikit menggunakan tangan.
Aku kembali melirik Sena, kusingkirkan anak rambut yang menghalangi matanya agar dia merasa nyaman. Namun sentuhan itu berakibat lain. 
Sena siuman.
“Eh, pelan-pelan.” Aku membantunya bangun dari posisi tidurnya. Dia tampak bingung, bertanya sebenarnya apa yang sudah terjadi.
“Tadi kamu pingsan, aku kira kamu cuma lagi tiduran aja karena kecapean,” ucapku. Dia hanya ber-oh ria saja. Teh hangat yang sebelumnya sudah dibuat oleh penjaga UKS pun aku berikan kepadanya pelan-pelan.
“Aku juga udah suruh Pak Dimas buat ngehubungi ayah kamu. Sebentar lagi dia ngejemput kamu kesini. Kamu bisa pulang duluan terus istirahat,” ucapku lagi dan sontak dia langsung tersedak.
“Hah? Ngapain kamu suruh ayahku kesini??” tanya dia mendadak panik.
“Ya karena aku takut kamu kenapa-napa lah? Pastinya ayah kamu yang lebih tahu kondisi anaknya gimana,” jawabku.
“Mati aku,” umpatnya kepada diri sendiri.
“Kenapa?”
“Gak seharusnya tadi aku maksain buat terus lari,” lirihnya yang kembali menidurkan diri di atas ranjang UKS.
“Kamu… sakit?” tanyaku sedikit ragu. Aku tahu kalau pertanyaanku sudah masuk ke ranah privasi seseorang.
“Itu….”
“Gak apa-apa, gak usah dijawab kalau gitu,” sahutku enggan memaksanya.
“Sebenernya aku punya penyakit jantung bawaan, Ra,” jawabnya tiba-tiba. Apa?
“Tapi kata dokter, itu gak terlalu parah. Aku masih bisa ngelakuin aktivitas kayak biasanya. Cuma mungkin… tadi aku udah terlalu kelewat batas jadinya malah begini,” lanjut Sena. Mataku membulat karena terkejut tak percaya.
“Kenapa mukanya jadi kaget kayak gitu? Aku gak apa-apa. Cuma kecapean aja,” jawabnya. Dia pun beringsut turun dari ranjang UKS.
“Mau kemana?” tanyaku.
“Ke kelas lah, udah selesai kan jam pelajaran olahraganya?” tanya balik Sena sambil memakai kembali sepatunya. 
“Lho, terus ayah kamu gimana? Pasti sebentar lagi dia sampai di sekolah.” 
“Gak tahu. Kamu sih, pake suruh Pak Dimas nelpon dia segala,” tuduhnya. Dalam sekejap emosiku naik begitu saja. Aku pun melemparnya dengan pulpen yang ada di atas meja obat karena kesal. Headshot!
“Aduh! Sakit tahu!” pekiknya.
“Bukannya bilang makasih malah nyalah-nyalahin!” omelku.
“Eh, i-iya! Makasih, Ra. Sori kalau ngerepotin,” jawabnya sembari membungkuk sampai sembilan puluh derajat.
“Udah repot!” sahutku yang langsung pergi meninggalkannya. Dasar orang aneh.
6 notes · View notes
widyaniskala · 2 years ago
Text
Meresensi dengan Hati by: Hanin R. Pramestie
Halo semua, pada kesmepatan yang membahagiakan ini kita dapat bersua melalui tatap maya, bagaimana kabarnya teman-teman semua. Semoga baik dan senantiasa berbahagia~
Meresensi dengan hati adalah tajuk yang akan kita bahas pada tatap maya kali ini, langsung aja yuk!
Meresensi merupakan kata kerja yang menyatakan suatu hal dari tindakan yakni resensi, So. apa sih resensi itu?
Resensi adalah cara seseorang dalam mengulas atau menilai serta memberikan pendapat tentang suatu karya seperti buku, film atau yang lainnya.
Penulis resensi atau peresensi adalah seseorang yang memberikan gambaran, penilaian dan pertimbangan mengenai kelebihan atau kekurangan dari suatu karya misalnya buku, film, puisi yang ingin dibeli atau dibacanya. Dan pada akhirnya apakah karya tersebut bisa layak dibaca atau tidak.
Pada kehidupan sehari-hari resensi memiliki 3 fungsi loh:
Fungsi informatif, yakni menginformasikan keberadaan buku atau film tertentu sehingga sebagai pembaca atau penonton kita jadi tertarik untuk tahu lebih lanjut.
Fungsi komersial, yakni mempromosikan produk baru untuk kepentingan komersial   (keuntungan materi), biasanya fungsi komersial ini diperuntukkan untuk penulis, editor, maupun penerbit. Tertarik? ayo mulai berkarya dari sekarang
Fungsi akademik, yakni interaksi antara penulis buku, penerjemah, editor, dan peresensi dalam membentuk wacana keilmuan serta berbagai pengalaman dan sudut pandang tentang topik tertentu yang dijadikan fokus resensi. Dari sini nih ada semacam talkshow atau bedah buku, hmm semakin menarik bukan
Meresensi juga perlu tahu tahapnya loh, tentunya kita gaboleh lupa sama urut-urutan yang tepat, lalu gimana sih urutan yang tepat itu?
Judul Resensi
Judul haruslah ada jika ingin meresensi karya orang lain. Judul resensi dibuat menarik dan benar-benar  menjiwai seluruh  tulisan atau inti tulisan. Jadi sebisa mungkin ketika kita buat judul harus mencakup isi cerita yaa bestie!
2. Identitas (buku, film, lukisan atau yang lainnya)
Identitas tuh luas banget lho, biasanya mencakup judul, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku (berapa halaman), harga buku (jika ada) dan lain sebagainya.
3. Pendahuluan
Pada bagian ini, peresensi berusaha memperkenalkan pengarang, latar belakangnya, dan tujuan penulis membuat atau menulis karya itu. Bisa juga membicarakan karya-karya dari pengarang, keunikan pengarang, maupun kesan terhadap karyanya yang akan diresensi.
4. Isi Resensi
Isi resensi mencakup 3 hal penting loh yaitu Sinopsis (untuk buku fiksi), Rumusan kerangka buku (untuk buku non fiksi), Keunggulan buku, dan Kelemahan buku.
5. Penutup
Pada bagian penutup berisi simpulan tentang apa saja yang dimiliki sebuah karya tersebut dan saran atau pertanyaan bahwa buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Wah Ilmuku bertambah nih!
Saatnya belajar membuat penilaian (kalimat kelebihan dan kelemahan)
Perhatikan contoh berikut yaa!
kalimat kelebihan:
Buku ini menarik karena alur cerita disampaikan secara runtut sehingga mudah dipahami
Alur cerita film “Keluarga Cemara” ini membuat para penonton penasaran.
Novel ini menarik karena karakter tokoh digambarkan dengan sangat baik dan detail.
Sudut pandang pengarang dalam film “Bumi Manusia” bagus karena sejalan dengan novelnya.
kalimat kekurangan:
Buku berjudul “Bumi” karya Tere Liye memiliki alur cerita yang terlalu rumit untuk dipahami.
Lukisan karya Affandi menggambarkan imajinasi yang sulit dipahami oleh khalayak umum.
Durasi film “Bumi Manusia” terlalu lama sehingga penonton bosan.
Bahasa dalam Novel “Siti Nurbaya” sulit dipahami karena menggunakan bahasa daerah.
Jadi, ayo coba membuat kalimat kelebihan dan kelemahan.
sampai kita bisa meresensi dengan hati
Tetap semangat, sampai bertemu di tatap maya selanjutnya, have a good day!
2 notes · View notes
dimzzyyyy · 19 days ago
Text
Tgl 26 okt 2024
Pertama kali nya ikutan bedah buku, dan langsung bedah buku yg suka aku beli hehehee, pak henry manampiring, yuhuu
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sangatt senang hari ini jumpa langsung dengan penulis idola, ditunggu buku selanjutnyaa pak henry🙂‍↔️
0 notes
m1totoslot · 20 days ago
Text
UMJ bedah buku 'PRAKSIS PANCASILA'
Tumblr media
Kita tidak boleh lupa dengan nilai-nilai ini, karena kalau sudah lupa dengan itu semua. Maka negara yang besar ini semakin lama akan semakin lemah
Tangerang (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mengadakan bedah buku karya Nasihin Masha berjudul 'PRAKSIS PANCASILA, Pengamalan Ideologi di Perusahaan Gobel' di Aula Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP), Kamis.
"Buku ini memberikan prespektif lain, Pak Gobel ini berhasil menghadirkan Pancasila di perusahaannya dengan praktis. Bagaimana mengajarkan pegawai itu untuk upacara, bagaimana membangun masjid di perusahaan yang sempat ditentang oleh mitra perusahaan dari Jepang. Dan itu berhasil dijelaskan dengan argumen pancasilais," kata Rektor Univ. Muhammadiyah Jakarta Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy di Tangerang, Kamis.
Dalam kegiatan bedah buku sekaligus peluncuran ini menghadirkan pembicara Penulis Tetralogi Buku tentang Pancasila Dr. Yudi Latif, Penulis Buku 'Merahnya Ajaran Bung Karno' Dr Airlangga Pribadi dan penulis buku Politik Perda Syariah: Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Prof Dr Ma'mun Murod Al-Barbasy.
Buku PRAKSIS PANCASILA itu memberikan wawasan mendalam tentang nilai-nilai ideologi Pancasila yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada Perusahaan Gobel.
Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy menyebutkan, bahwa buku ini ditulis untuk memotivasi para mahasiswa, dengan mengisahkan pengalaman pribadinya mengenai penerapan ideologi Pancasila dalam pembangunan perusahaan Gobel Foundation.
Baca juga: BPIP: Kampung Aisandami jadi contoh penerapan nilai-nilai Pancasila
"Dan ini bisa menjadi pembelajaran para elit politik kita bagaimana cara mengelola negara berdasarkan Pancasila," katanya.
Dia juga menekankan pentingnya membaca sebagai sarana untuk membuka wawasan dan menghadapi berbagai tantangan ke depan dengan tidak meninggalkan ideologi Pancasila.
"Diharapkan dengan adanya bedah buku ini supaya mahasiswa memahami siapa itu Gobel, karena selama ini kan selalu membahas sembilan naga. Dan saat ini hadir yang dimiliki oleh Indonesia sehingga bisa memotivasi para mahasiswa," kata dia.
Sementara itu, Matsushita Gobel Foundation Dr. (H.C.) Rachmat Gobel menyampaikan bahwa peluncuran buku tentang pengamalan ideologi yang diterapkan di perusahaannya itu bertujuan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat dalam mepertahankan Negara Republik Indonesia (NKRI).
Kendati demikian, ia pun mencontohkan di dalam perusahaan harus menguasai teknologi, hal itu merupakan bagian dari mempertahankan ancaman-ancaman negara.
"Makanya kita harus kuasai, karyawan itu perlu membangun dedikasi dan integritas dalam menguasai teknologi," ucapnya.
Gobel juga mengungkapkan, buku PRAKSIS PANCASILA ini dibuat sebagai memberikan pemahaman kepada anak-anak muda dalam menghadapi era globalisasi tapa harus meninggalkan ideologi Pancasila.
"Kita tidak boleh lupa dengan nilai-nilai ini, karena kalau sudah lupa dengan itu semua. Maka negara yang besar ini semakin lama akan semakin lemah," terang dia.
Baca juga: BPIP: Astacita merupakan aktualisasi demokrasi ekonomi Pancasila
Penulis Tetralogi Buku tentang Pancasila, Dr. Yudi Latif menilai jika buku karya Nasihin Masha dengan judul 'PRAKSIS PANCASILA, Pengamalan Ideologi di Perusahaan Gobel' menarik sebagai teladan bagi semua pihak.
Sebab, katanya, nilai Pancasila yang dijelaskan dalam buku tersebut langsung dipraktikan oleh perusahaan Matsushita Gobel Foundation.
"Pertama, ini mengajarkan bahwa patriotisme tidak harus membawa senjata. Bisa juga dengan membangun teknologi, memperluas penempatan usaha. Dan semua itu menjadi kapasitas belajar sumber daya manusia lebih maju," jelasnya.
Menurutnya, di era globalisasi ini generasi muda tumbuh dalam tradisi moderen secara pesat, sehingga mereka perlu mendapat asupan yang bisa memberikan nilai-nilai Pancasilais.
"Artinya generasi sekarang bisa meniru hal yang sama, makanya menurut saya buku ini bisa menjadi alat pembelajaran Pancasila dengan cara baru, tidak dimulai dari butir harapan tetapi bisa dimulai dari keteladanan," ungkap dia.
0 notes
bantennewscoid-blog · 1 year ago
Text
Menkumham Bedah Buku Biografinya di Untirta
SERANG – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly hadir di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dalam acara bedah buku biografinya yang berjudul “Anak Kolong Menjemput Mimpi”. Buku tersebut merupakan biografi politik untuk memperingati usia ke-70 tahunnya. Dalam acara tersebut hadir berbagai narasumber lain seperti Dekan Fakultas Hukum Untirta, Agus Prihartono,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
toto7788-officialgacorr · 1 month ago
Text
Politikus nasional Hinca gelar bedah buku "Save Babel"
Tumblr media
Politikus Hinca Panjaitan baru saja menggelar acara bedah buku berjudul "Save Babel" di Kabupaten Bangka Tengah. Dalam buku tersebut, Hinca menyoroti masalah industri timah yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung. Ia menyatakan bahwa masalah ini tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi, tetapi juga berimbas pada kondisi sosial masyarakat di daerah tersebut​
.baca selengkapnya.. klik link disini klik link disini
0 notes
Text
Politikus nasional Hinca gelar bedah buku "Save Babel"
Tumblr media
Bedah buku "Save Babel" yang digelar oleh politikus nasional Hinca menunjukkan upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu yang dihadapi Babel. Beberapa poin penting terkait acara ini adalah:baca selengkapnya.. klik link disini
0 notes
punya-debusemesta · 2 months ago
Text
Belajar Gagal dan Salah
Nope, ini bukan tentang belajar dari kegagalan dan kesalahan. Ini lebih ke belajar untuk gagal dan salah.
Kita bahas dulu kenapa manusia takut banget sama yang namanya gagal dan salah. Dalam buku Grit, ada penjelasan menarik. Katanya, kita sebenarnya gak kenal sama konotasi buruk dari kegagalan dan kesalahan pas baru lahir. Waktu kecil, kita justru ngerasa biasa aja kalo gagal. Malah, kita belajar dari situ.
Coba deh, perhatiin bayi. Kalau bayi takut gagal, mungkin dia gak bakal nyoba berdiri. Dia jatuh, tapi yaudah, ulang lagi. Soalnya, ada orang tuanya yang selalu kasih feedback positif, jaga dia biar gak kenapa-napa kalau jatuh lagi. Sampai akhirnya, bayi itu bisa berdiri. Dari berdiri, jadi bisa jalan, terus berlanjut ke kemampuan-kemampuan manusia lainnya. Semua itu, bayi kecil itu lakuin tanpa rasa takut gagal dan salah. Kalaupun salah ngomong, dia cuma diketawain, lalu dikasih tau cara yang bener. Simpel banget. Karena waktu kecil emosi kita masih sesederhana itu, gagal tuh ya biasa aja. Malahan, dapet feedback positif dan terus nyoba lagi buat latihan skill.
Tapi, setelah kita kenal temen, guru, dan orang dewasa lainnya, baru deh kita tau kalau gagal dan salah itu buruk. Meski gak secara langsung dibilang buruk, reaksi yang mereka kasih waktu kita salah atau gagal itu bikin kita gak nyaman. Entah itu wajah yang tiba-tiba memerah, intonasi suara yang tinggi, atau langsung dihampiri terus dikasih tau kalo itu salah. Sehalus apapun cara mereka ngasih tau kita, tetep aja, first impression kita soal kesalahan dan kegagalan jadi negatif. Apalagi kalo ditambah bocil-bocil yang ngeledekin kita pas kita salah, makin kuat deh rasa takut gagal itu.
Kenapa sih orang dewasa konotasinya buruk soal gagal dan salah? Soalnya, mereka udah ngalamin hidup, dan kegagalan seringkali bawa dampak besar buat kerjaan atau hidup mereka. Misal, dokter bedah gagal operasi, atau tukang bangunan gagal bikin beton yang aman. Jadinya, wajar kan kalo mereka ngeliat gagal dan salah itu sebagai sesuatu yang harus cepat-cepat diperbaiki?
Tapi, kalo kita pengen ahli dalam sebuah skill, justru rasa gagal dan salah itu penting. Dalam konteks latihan, seringnya kita salah atau gagal itu justru bikin kita lebih cepat berkembang, asal kita dapet feedback dan bener-bener serius buat memperbaiki kesalahan itu.
Nah, gimana kalau gagal dan salahnya dalam konteks Islam? Misalnya, soal maksiat atau mendurhakai Allah.
Islam sebagai agama aksi dan rasa, kalau kata Ust. Nouman Ali Khan, ngajarin kita buat gak terjebak di rasa bersalah yang kontra produktif. Allah tuh nyuruh kita buat ngerasa bersalah dan takut sama dampak yang kita bikin pas kita melakukan sesuatu yang salah, terutama kalo dampaknya ke orang lain. Rasa bersalah itu yang bikin kita tanggung jawab—misalnya, dengan minta maaf kalo kita dzalim ke orang. Setelah itu, kita taubat. Dan kalau kita serius, insya Allah, Allah bakal ampuni dan maafin kita. Keseriusan kita itu ditunjukin lewat amalan baik yang kita lakuin setelahnya.
Perasaan bersalah itu emang gk benar-benar bisa kita hindari mkanya ada kisah orang-orang terdahulu yang suka menangisi kesalahannya di masa lalu. Tapi jangan sampai perasaan itu justru menghalangi kita dari amalan baik yang bisa jadi ngasih lebih banyak manfaat daripada kita ngerasa bersalah.
Jadi, rasa bersalah dan merasa gagal itu fitrah, dampak dari interaksi kita sama manusia lain. Tapi, pandangan kita tentang kegagalan dan rasa bersalah, serta cara kita ngehadapin mereka, bisa kita latih dan ubah dikit-dikit.
0 notes