#Bagaimana Hukumnya?
Explore tagged Tumblr posts
Text
LAYANAN ZAKAT TERPERCAYA!, Call 0851-8300-5070, Zakat Mal Binatang Ternak
https://wa.me/62851-8300-5070, Bayar Zakat Mal Online, Bayar Zakat Mal di Masjid, Emas Bayar Zakat Mal, Bayar Zakat Mal Emas, Bayar Zakat Mal Fidyah, Bayar Zakat Mal Gaji
Penerima Zakat Mal Terpercaya Kode Bank BSI (451), No.Rek a.n Pemberdayaan Yatim Dhuafa 2022110066 Jl. KH Malik Dalam RT 01 RW 07 Dsn. Baran Kel. Buring Kec. Kedungkandang Kota Malang
(Timurnya Citra Garden City Malang)
FAST RESPON!, 0851-8300-3060
zakatmal, #zakatmall, #zakatmalmalang, #zakatmalguru, #penerimazakatmaldimalang, #zakatmalang, #zakatmalakhirtahun, #zakatmalakhirtahunlam, #zakatmalatastabungan, #zakatmalkedungkandang
#Bayar zakat online hukumnya Bayar zakat penghasilan#Zakat mal adalah#Daftar Online bantuan BAZNAS#Kalkulator Zakat Penghasilan#Hukum zakat Online NU Online#Bagaimana cara mengeluarkan zakat melalui amil zakat#Hukum membayar zakat dengan transfer
1 note
·
View note
Text
Panen Pahala
Kejadian di depan mata, kemarin siang waktu antri kasir di minimarket. Di depanku ada bapak-bapak bergamis dan jenggot panjang, khas teman-teman sunnah. Dengan belanjaan penuh satu keranjang, aku yang cuma beli roti tawar dan SKM antri di belakang sambil main hp.
Selesai transaksi si bapaknya, giliranku yang dilayani untuk pembayaran. Dan ada yang bikin kaget karena kasirnya tiba-tiba "ngomongin si bapaknya" yang udah keluar dari minimarket.
"Ah orang munafik itu, ciri-cirinya ya begitu, keliatannya aja paham agama."
Kurang lebih, itu yang kutangkap. Kasirnya sambil melayani, sambil ngobrol sama temannya. Tidak kutegur, aku diam saja. Selesai transaksi, aku melihat bapaknya lagi duduk di kursi supir mobilnya. Di dalam terlihat seperti lagi sama keluarganya.
"Ya Allah, bapak ini baru aja panen pahala tanpa beliau ngapa-ngapain." batinku dalam hati.
Jadi mikir, jangan-jangan ada banyak sekali pahala bapak ini dari jalan yang gak pernah dia pikirkan. Waktu di timbangan amal nanti, tahu-tahu banyak, dan itu berasal dari pahala orang yang memfitnah/menggunjingkannya. Sementara orang yang menggunjing, pahalanya abis.
Mana kalau kita belajar agama, tahu bagaimana hukumnya menuduh orang lain munafik. Gak akan sekali-kali kita mengatakan hal seperti itu kepada orang lain :(
Kejadian di depan mata kemarin, bener-bener jadi reminder buat diri sendiri untuk hati-hati. Sekaligus ngefilter lagi di lingkungan, apa ada orang-orang yang sukanya bergunjing, ghibah, ngomongin orang di belakang, waktunya di delete sekalian. Daripada kitanya keseret.
168 notes
·
View notes
Text
Opsi
Terlahir anak terakhir, terlahir pula sebagai wanita. Formula paling lengkap untuk menjadikanmu: membenci pilihan. Kami terbiasa hanya menerima hasil. haha. naluriah namanya~
Dihadapkan dengan banyak opsi adalah musuh alamiahku. Aku tak suka menentukan. silakan orang lain saja yang memilih dan biarkan aku menyempurnakan segala resiko pilihan itu. it's better. Dikatakan bisa, ya bisa. tapi tak suka.
Sama halnya dengan rutinan nyaris dua tahun belakangan, ketika masuk kampus, berhadapan dengan ujian sama setiap harinya, apakah hari ini kualitas iman saya bisa membuat hasrat belajar bertahan hingga akhir?
Pasalnya, duktur-duktur hebat itu tak satu ruangan denganku. mereka yang tak kenal aku itu, jauh diseberang, tak bisa melihat kesini. Andai pun aku menangis takjub di bangku paling depan sambil mengirim jutaan pujian pada tiap kata yang mereka keluarkan, tetap tak akan mereka ketahui.
Maka tantangannya bukan sekadar soal memahami ucapan mereka saja, tantangan itu lebih kepada, seberapa keras hari ini dirimu bisa memaksa dirimu sendiri, menuntut ilmu dengan ikhlas?
Datang ke kampus tanpa sadar jadi memunculkan banyak opsi. bisa belajar pelajaran yang di depan layar, bisa juga mendengar record pelajaran kemarin, atau muhadhoroh syaikh di kanal sebelah, atau mengejar deadline tugas sini dan sana, atau mempersiapkan ujian di jam selanjutnya, atau menuntaskan peer organisasi sebelah, atau, yah, menghimpun tenaga (re:tidur, istighfar deh ini mah)
"kalian tak butuh pengawas, kalian kan belajar hukumnya keikhlasan pada sebuah amal" ucap ustazah suatu waktu ketika kami mengusulkan adanya pengawas di tiap kelas. Iya, paham. paham sekali. tapi piye ya, the struggle is real. benar-benar seperti dilatih mengamalkan apa yang dipelajari, sebuah ikhlas tingkat tinggi! bagaimana caranya ketika belajarmu benar-benar hanya karena-Nya? bagaimana agar berangkat kampusmu berhasil tidak memunculkan opsi kecuali hanya menuntut ilmu saja? bagaimana hingga seluruh upayamu menghargai ilmu itu, the real, hanya untuk dilihat Dia saja?
Maka kembali pada kesimpulan awal, aku benci memiliki opsi. Apalagi saat speaker kelas sedang menjadi ujian kami, suara duktur jadi buram sekali, sehingga terpaksa bergeser pandanganku pada penghuni kelas seberang yang tampak di layar,
mereka yang tidak memiliki opsi kecuali hanya duduk tenang menyimak secara langsung limpahan ilmu itu secara jelas di depan muka. mereka yang tak harus memilih ingin mengerjakan apa ketika melangkahkan kaki masuk pintu depan. mereka yang dipaksa hanya punya satu tuju ketika ke kampus. hadeh, iri sih ya. tapi yasudahlah.
meski penasaran juga sih, pasti Allah latih juga kan. Bentuk latihan ikhlasnya berarti bagaimana ya?
11 notes
·
View notes
Text
TIDAK MENGUCAPKAN BISMILLAH KETIKA WUDHU KARENA LUPA
Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Pertanyaan:
Saya pernah berwudhu tapi lupa mengucapkan bismillah dan saya teringat ketika membasuh kedua tangan, lalu saya mengulangi wudhu lagi. Bagaimana hukumnya?
Jawaban:
Jumhur Ulama berpendapat bahwa wudhu tanpa mengucapkan bismillah adalah sah. Tapi sebagian Ulama lain berpendapat bahwa mengucapkan bismillah sebelum wudhu hukumnya wajib apabila dia mengetahui ilmunya dan dia tidak lupa.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ وُضُوْءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut asma Allaah Subhanahu wa Ta’ala dalam wudhunya.” [HR Tirmidzi]
Tapi barang siapa yang tidak mengucapkan bismillah karena lupa atau dia tidak tahu, maka wudhunya tetap sah dan tidak perlu mengulangi lagi, walaupun kita tetap mengatakan bahwa mengucapkan bismillah itu wajib sebab dia memiliki uzur yaitu tidak tahu atau lupa.
Hal ini berdasarkan firman Allaah Subhanahu wa Ta’ala: "Wahai Rabb kami jangan hukum kami jika kami lupa atau tidak sengaja." [QS. Al-Baqarah: 286]
Berdasarkan riwayat yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allaah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabulkan doa tersebut."
والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
6 notes
·
View notes
Text
Ngaji Filsafat
Dr Fahruddin Faiz
Kutipan: Fyodor Dostoevsky notes from the underground
Alam tidak meminta ijinmu, Ia tidak peduli keinginanmu / apakah kau suka hukum-hukumnya atau tidak
Engkau di wajibkan menerima apa adanya dan segala hasil akibatnya
Jadi alam berbeda dengan manusia ia tidak bisa mengatur apa yang di inginkan atau tidak. Alam adalah paket jadi
Apakah tidak mungkin seseorang menolak perintah akal sehatnya sendiri?
Apakah salah bila aku berkata bahwa 2+2 bukan 4 tetapi 5 ? Bukankah aku memiliki kebebasan untuk berkata sesuai dengan pilihanku sendiri, sekalipun pilihanku bertentangan dengan akal sehat dan hukum alam, bahwa menurut akal sehat dan hukum alam 2+2 = 4
Tetapi bagaimana bila aku mengatakan bahwa 2+2 itu 5 atau 10 atau 100 atau bahkan 0 semata mata untuk menunjukan bahwa, aku tidak mau di atur oleh ilmu pasti dan akal sehat.
Menarik banget kalimat ini
Gagasan ini menunjukan nasihat pada kita
Seorang modern terlalu patuh pada apa yang kita sebut sebagai akal sehat / logika sedangkan dalam hidup hal yang tidak logis atau tidak masuk akal sering terjadi di kehidupan kita
Mungkin beberapa orang tidak mengalami mungkin sebagian orang akan membantah hal itu, tapi memang terjadi faktanya seperti itu, menurut
Fyodor Dostoevsky terlalu setia pada akal sehat atau logika berlebihan akan merugikan manusia sendiri yang mempersempit opsi opsi kebebasan manusia
Fyodor Dostoevsky dalam novelnya
Saya setuju 2+2 adalah 4 itu adalah hal yang luar biasa
Tetapi jika kita memberikan pujian 2+2 menjadi 5 terkadang menjadi hal kecil yang menarik
Contoh: untuk membesarkan hati karya yang biasa biasa saja kita puji setinggi tingginya itu tidak 2+2 adalah 4 jika jawaban itu 4 akal sehatnya karya bagus kita bilang bagus, karya jelek kita bilang jelek tapi dalam situasi tertentu berhadapan dengan manusia yang situasinya beragam dan dinamis kadang2 kita perlu bahwa 2+2 menjadi 5 atau 6 melihat situasi
3 notes
·
View notes
Text
Women In Islam
“Islam membuat Perempuan gak bebas!”
“Muslimah itu terkekang, gak bisa meraih impiannya!”
Hei, pernah kah kamu mendengar pernyataan diatas ?
Gimana tanggapan kamu? Setuju bahwa Muslimah terkekang, gak bebas, gak bisa berkarya?
Jika kamu setuju, berarti kurang jauh mainnya. Yuk kita main bentar bahas terkait bagaimana sebenernya seorang perempuan dalam islam.
Sebelumnya aku mau ngasih tahu dulu kalau di hadapan Allah nanti, tidak ada penilaian terhadap gender tertentu. Tidak ada yang mengatakan karena laki-laki banyak beraktivitas di luar rumah, lantas mereka lebih mulia. Tidak ada yang penilaian bahwa perempuan akan lebih banyak pahalanya karena ia menjadi seorang ibu. But, Allah bilang ke kita bahwa Allah melihat hamba-Nya berdasarkan tingkatan takwa..
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Jadi gimana nih bagi seorang perempuan yang katanya nanti hanya beraktivitas di dapur, kasur, dan sumur? Bukan kah itu mengekang perempuan?
Kita harus tahu dulu bahwa islam tidak melarang perempuan untuk bekerja, hukumnya itu mubah atau boleh. Jika dia sudah menikah dan memiliki anak, juga tidak dilarang untuk bekerja, asalkan dia tidak lalai dengan kewajibannya sebagai seorang ibu dan istri.
Apakah seorang ibu rumah tangga hidupnya terkekang dan tidak bisa berkarya? Tidak juga. Seorang Perempuan tetap bisa berkarya di rumah maupun luar rumah. Di rumah seorang perempuan bisa membangun peradaban, mendidik anaknya, menjaga dirinya, melakukan apa yang ia sukai, dan sebagainya.
Perempuan tetap bisa belajar, berpendidikan tinggi, dan semua itu tidak akan sia-sia sebab ia akan menjadi pembangun peradaban di rumahnya kelak. Menjadi guru pertama, madrasatul ula.
Kalau kata orang-orang, wanita berkarir surga.
Dear akhwatifillah, pilihannya ada ditangan kita masing-masing. Ingin menjadi perempuan yang bagaimana nantinya. Namun ingat, tetaplah berpijak pada Ridha Allah.
4 notes
·
View notes
Text
Pemimpin Cerdas
Ada statement menarik dari Prof. Yusril yang kurang lebih begini :
Boleh saja kita belajar dan mengambil pemikiran luar, misal dari pemikiran IM, Syaikh Abu A'la Al-Maududi, Taqiyuddin An-Nabhani, dan lain-lainya.
Namun satu hal yang perlu kita sadari, khazanah intelektual Muslim nusantara juga tak kalah hebatnya. Pemikiran mereka tak terbentuk dari ruang hampa, namun terbentuk dari perenungan yang dalam, juga melihat kondisi masyarakat secara langsung.
Ini jadi titik penting generasi muda hari ini, bagaimana kita harus belajar kembali tentang sejarah bangsa terkhusus dakwah Islam, selanjutnya memadukan ide atau gagasan pemikiran dari luar dan dalam, lalu menemukan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi tentunya disesuaikan juga dengan kondisi dan juga karakter masyarakat.
Itu adalah salah satu ciri pemimpin bangsa yang cerdas.
Pernyataan ini kurang lebih sama juga dengan kritik yang disampaikan oleh Ustadz Arif Wibowo kepada DK, bagaimana paradigma ADK telat untuk menyadari realitas masyarakat dan terkadang menggunakan pisau analisis yang kurang tepat.
Pembacaan satu isi membuat gambaran tidak utuh atas konsepsi bangsa, akibatnya memunculkan sekat di lapangan, cenderung berkumpul di lingkungan homogen, dan kurang membaur di masyarakat.
Saya ambil contoh Masyumi dan FJP. Selain belajar bagaimana FJP menang pemilu Mesir, ADK perlu banyak belajar bagaimana Partai Masyumi bisa menjadi corong politik umat Islam pasca kemerdakaan. Menurut saya, Masyumi bisa dibilang lebih dewasa dalam pengelolan negara dibanding FJP yang pragmatis. Masyumi satu langkah lebih bisa membuat iklim demokratis di Indonesia, bahkan menjadi perekat kembali NKRI. Berbeda dengan FJP yang langsung menerapkan syariat dalam UU yang akhirnya dilawan oleh opisisi sampai akhirnya dikudeta militer.
Sama halnya juga dengan Khilafah, sebagai seorang muslim wajib hukumnya untuk mempercayai takdir akhir zaman kelak. Namun dalam praktek demokrasi hari ini, saya lebih sepakat dengan maratibul amalnya IM yang memang lebih konstruktif jalanya, juga menyentuh aspek yang paling fundamental dari seorang muslim.
Bukan maksud untuk membanding-bandingkan, namun agar kita belajar tak hanya dari satu sudut pandang saja agar dapat membentuk konstruksi berpikir yang lebih matang.
Nyatanya waktu kita sedikit sedangkan pekerjaan yang harus kita lakukan sangatlah banyak. Perlunya pemaknaan yang mendalam lagi tentang ilmu, adab-adabnya, juga kesabaran dalam proses belajarnya.
youtube
19 notes
·
View notes
Text
Warisan.
Beberapa waktu lalu sempat memantau pembahasan seputar waris oleh Mamazi hafidzahullah hasil dari seminar yang beliau ikuti sebelumnya bersama Ust. Nizar Saad Jabal hafidzahullah.
Allah Subhanahu Wata’ala sudah menerangkan di Alquran pembagiannya, tetapi untuk praktik di lapangan tydac semudah itu, ya bagaimana pun kita perlu aktif belajar tentang hal ini; apabila tidak mengerti bisa berkonsultasi dengan ahli faraid atau mengikuti seminar waris akan lebih baik.
Diharapkan dengan kita belajar tentang waris akan terhindar dari mengambil hak orang lain, kecewa atau kesal tidak pada tempatnya (yang banyak terjadi hingga menyebabkan pembunuhan atau penganiayaan), menjalankan hukum-hukum waris sesuai syariat dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Harta waris ibarat pedang bermata dua yaitu harta yang paling berkah sekaligus harta yang paling banyak mudaratnya.
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa’: 10)
Diselesaikan lebih cepat lebih baik untuk meminimalisasi kerumitan dan keributan di kemudian hari sebab banyak pula kasus di mana ahli waris meninggal pun belum menerima haknya, yang rumit dan ribut kemudian cucu-cucunya.
Sebagaimana pembagiannya pun sudah Allah Subhanahu Wata’ala terangkan di Alquran maka seyogianya seorang Muslim harus menggunakan hukum waris yang sesuai dengan Alquran dan sunah yang sahih; bukan yang lain (yang menyelisihi agama) sehingga bukan tentang ‘semua rida’ melainkan apakah telah dijalankan pembagiannya sesuai syariat?
Harta waris memang hak ahli waris namun pembagiannya adalah hak Allah Subhanahu Wata’ala. Perkara ahli waris A akan menghibahkan bagiannya ke ahli waris B itu sah-sah saja, namun yang terpenting adalah masing-masing ahli waris sudah lebih dulu menerima haknya sesuai pembagian-pembagian yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala berdasarkan statusnya dengan si jenazah yaitu apakah orang tuanya? (ayah, ibu), suami/istrinya?, anak kandungnya? (laki-laki, perempuan) sekalipun orang tua mereka sudah bercerai, dsb agar syariat tetap berjalan dan kita tidak menganggap enteng atau meremehkan hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala tetapkan.
Ibarat mau membeli emas baru (emas lama + uang = emas baru/tukar tambah), jual beli yang sudah lumrah terjadi, namun hakikatnya tidak sesuai dengan hukum Islam sebab objeknya adalah emas di mana termasuk barang ribawi dan praktik jual beli yang demikian tidak dibenarkan oleh syariat.
Adapun yang diperbolehkan adalah si pemilik toko harus terlebih dahulu menyerahkan hasil penjualan emas lama, setelah itu kamu membayarkan kembali uang hasil penjualannya dengan tambahan uang lainnya sebagai pembayaran emas baru yang akan kamu beli. Hal demikian bertujuan agar kamu terhindar dari riba yang diharamkan. (konsultasisyariah.com)
Sekalipun tujuannya sama namun ada syariat yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Apabila sudah Allah Subhanahu Wata’ala firmankan dalam Alquran atau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sudah bersabda atas suatu perkara, your opinion doesn’t matter, dear. Dahlah ojo ngeyel \(,”)
Dan semua anggota keluarga harus paham hukumnya sehingga tidak merasa terzalimi, “Loh kok aku dapatnya segini?” atau “Anak laki-laki benar-benar ga mau tau atau ga mau bantu orang tua. Jadi yang selama ini ngurus orang tua ya anak-anak perempuan. Kan agak ga adil rasanya anak laki-laki tetap dapat yang lebih besar.”
“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua orang tua, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun).” (QS. An-Nisa’: 11-12)
Hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala syariatkan jangan dilawan oleh akal dan nafsu sebab yang mensyariatkan hukum tersebut adalah Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Siapa kita? Hanyalah seorang hamba yang pengetahuannya terbatas.
Harta waris berupa emas, uang, aset seperti properti, motor, mobil atau barang berharga lainnya, piutang dan utang. Apabila si jenazah meninggalkan utang dan hartanya tidak bisa menutup utangnya maka ahli warisnya yang akan membayar sesuai dengan bagian warisnya. Hikmah anak laki-laki mendapat bagian lebih besar sebab tanggung jawabnya pun lebih besar.
Apabila yang ditinggalkan adalah utang maka mereka pula yang membayarkan utangnya paling besar sehingga bagian tidak adilnya di sebelah mana? Pun apabila mereka tidak membayarkan sesuai yang disyariatkan, semua akan dihisab dan kelak yang menghisab adalah hakim yang seadil-adilnya, Allah Subhanahu Wata’ala.
“Dulu sempat kesal banget sama ceceuku Mamazi karena dia selalu buat mamaku sedih, terbebani dan kesusahan karena ulahnya. Sampai abangku bilang, aku harus sabar karena bisa jadi mamaku dapat pahala sabar yang banyak justru dari ceceuku dibanding dari aku atau anak lainnya. Dari situ aku coba yakini diriku sendiri karena aku emang ga tau siapa di antara anak-anak mama yang bisa bawa ke surga kalau aku cuma liat dari kacamata sendiri dan merasa si paling berbakti :’( ternyata emang udah dikasih peringatan di QS. An-Nisa’: 11.”
Banyak cerita serupa dari DM Mamazi di mana tidak terima apabila orang yang mendapat bagian paling banyak nanti justru orang yang tidak peduli dengan orang tuanya, yang paling menyusahkan, yang paling tidak amanah, yang paling tidak bisa mengelola harta, padahal mungkin pahala ibumu paling besar itu tersebab bersabar dengan ujian yang datang dari anaknya. Lagi pula:
Itu adalah haknya, titik.
Itu bukan kamu, titik.
Apa pengaruhnya dengan hidupmu? Apabila dia mendapat bagian harta waris, hidupmu selama ini tidak pakai uang warisan tetap bisa hidup.
Apa pengaruhnya dengan hidupmu? Apabila dia bisa/tidak bisa mengelola harta sebab hartanya adalah urusannya.
Apabila kamu pintar mengelola harta dan dia tidak, sekalipun kamu hanya mendapat 500.000 dan dia mendapat 1M, uangnya bisa langsung habis dan uangmu bisa terus bertambah.
Hidup jangan mengandalkan warisan.
“Kasihan hasil jerih payah ibu bapak bertahun-tahun bisa-bisa dihabis-habisin gitu aja.”
Apabila memang sudah waktunya habis pasti akan habis dan berarti memang bukan bagianmu untuk menikmatinya.
Nikmati saja apa yang Allah Subhanahu Wata’ala tentukan menjadi bagianmu, jangan memusingkan bagian orang lain.
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar.
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’: 13-14)
Dengan demikian, bermain-main dengan harta waris tydac sebercanda itu, “Terserah mau pake hukum yang mana yang penting semua menyetujui.” , “Repot amat kan sama aja saya tau bagian saya sekian yauda saya ikhlasin ke ahli waris yang lain daripada bolak-balik.”
Bhaiqla, bukankah pedoman hidup seorang Muslim adalah Alquran dan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? Apabila kita mau semau-maunya (mengubah atau tidak mengamalkannya) ya silakan saja bersiap menanggung risikonya.
Hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala tetapkan merupakan syariat-Nya yang membuktikan bahwa ia datang dari sisi Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana yang dengannya Allah Subhanahu Wata’ala sudah mewasiatkan wasiat yang berguna, Allah yang Maha Mengetahui apa yang bermanfaat bagi makhluk-Nya lagi Maha Bijaksana dalam syariat yang ditetapkan oleh-Nya.
Demikian ibrah yang bisa diambil dari pembahasan beliau, serta ada beberapa tambahan dari saya. Tulisan ini hanya ibarat kulit arinya saja, sebagaimana beragama harus atas dasar ilmu, tidak ikut-ikutan atau taklid buta maka paling tidak, apabila tidak mengetahuinya, bertanyalah pada ahli ilmu.
Dalam hal ini, apabila tidak mengerti seputar waris, berkonsultasilah dengan ahli faraid atau mengikuti seminar tentangnya akan lebih baik.
29 notes
·
View notes
Text
Being present
Selalu dilakukan, selalu bersama.
Sehari ga cuma sekali, minimal 5 kali kalau lagi ngga dihalangi.
Bisa lebih kalau haus bukan hanya jasmani tapi juga rohani.
Tapi apa iya sudah benar benar mengadakan diri ketika berdiri mengucap Allah maha besar?
Tapi apa iya sudah benar benar merendah ketika mengucap Mahasuci Allah yang Maha tinggi.
Bukan rendah secara lahir saja, tapi merendahkan hati dan meniadakan rasa tinggi.
Bukan karena setitik usaha kita, paper bisa dipublikasi.
Bukan karena secimit nasihat kita, Anak didik berprwstasi.
Ini murni hadiah dari Sang Pencipta yang Maha Pemurah lagi Maha Tinggi
Jadi, sudahkah?
Sudahkah kita bersujud dengan merasa serendah itu dan mengakui “Rabbiyal a’la wabihandih”?
Sudahkan kita mendirikan shalat dengen persiapan bertemu Penguasa Jagad raya ini?
Sudahkah kita memasukkan khusyuk dalam benak sanubari?
Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala memuji orang-orang yang khusyuk dalam shalat mereka,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
(1) “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman”
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِ��ُونَ
(2) “(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya” (Al-Mu`minuun: 1-2).
Dan apa itu khusyuk?
Imam Al baghawi menyatakan bahwa para ulama memberikan pendapat yang berbeda mengenai makna khusyuk. Akan tetapi tidak saling menyelisi bahkan saling melengkapi. Karena sebagian menjelaskan khusyuk secara batin dan sebagiannya melengkapi secara lahiriahnya.
-Ibnu ‘Abbas berkata: tenang dan merendahkan diri,
-Al-Hasan (Al-Bashri) dan Qotadah menafsirkan: (yaitu) orang-orang yang takut,
-Muqotil menyatakan: (yaitu) orang-orang yang rendah hati (tawadhu’)
-Dari Ali radhiyallahu ‘anhu, yaitu tidak menoleh ke kanan dan tidak pula ke kiri.
-Sa’id bin Jubair berkata yaitu (seseorang) tidak mengetahui siapa orang yang di sebelah kanan dan kirinya, ia tidak menoleh, karena demikian khusyuknya (menghadap kepada) Allah ‘Azza wa Jalla. ‘
-Ibnu Sirin dan yang lainya menafsirkan, yaitu Anda tidak mengangkat pandanganmu dari tempat sujudmu.
- Atha`, yaitu Anda tidak bermain-main dengan anggota tubuhmu dalam shalat…
-dan adapula yang menyatakan khusyuk dalam shalat adalah mengumpulkan konsentrasi (memperhatikan urusan shalat) dan berpaling dari urusan di luar shalat sembari menghayati makna bacaan dan dzikir yang diucapkan lisannya” (diambil dari Tafsir Al-Baghawi: 3/238-239)
Syaikh As-Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat di atas (Al-Mu`minuun: 1-2),
“Khusyuk dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta’ala, menghayati kedekatan dengan-Nya, hingga tentram hatinya karenanya, tenang jiwa dan gerakannya, tidak banyak mengingat sesuatu di luar urusan shalat, beradab di hadapan Rabb-nya, menghayati seluruh apa yang ia ucapkan dan lakukan dalam shalatnya, dari awal hingga selesai shalatnya, sehingga hilang was-was (bisikan syaitan) dan berbagai pikiran yang jelek. Inilah ruh dan maksud shalat. Shalat yang seperti inilah yang ditulis pahalanya bagi seorang hamba. Jadi shalat yang tidak ada kekhusyukan dan tidak ada pula kehadiran hati -walaupun shalat seperti itu sah dan diberi pahala (pelakunya)- namun sesungguhnya pahala shalat itu sesuai dengan kehadiran hati di dalam mengerjakannya” (Tafsir As-Sa’di, hal. 637).
Jadi Khusyuk itu datangnya dari hati dan lahirnya akan mengikuti. Seperti hadist rasulullah
Dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi SAW melihat seseorang memainkan jenggotnya ketika shalat. Maka beliau berujar,"Seandainya hatinya khusyu' maka khusyu' pula anggota badannya. (HR. At-Tirmizy)
Lalu bagaimana jika shalatnya tidak khusyu? Misal, memikirkan keluarganya ketika shalat, apakah shalatnya harus diulangi?
Ulama berbeda pendapat mengenai hukum khusyu dalam shalat.
Jumhur ulama mengatakan, hukumnya anjuran dan tidak wajib. Karena mustahil seseorang bisa khusyu dengan sempurna dalam shalatnya.
Diantara dalilnya adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا نودي للصلاة أدبر الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ؛ حتى لا يسمع التَّأْذِينَ، فإذا قَضَى النداء أقبل، حتى إذا ثُوِّبَ بالصلاة أدبر، حتى إذا قضى التَّثْوِيبَ؛ أقبل حتى يَخْطُرَ بين المرء ونفسه، يقول اُذْكُر كذا، اُذْكُر كذا؛ لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِى كَمْ صَلَّى
Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh dari masjid sambil terkentut-kentut, hingga dia tidak mendengar adzan. Setelah adzan selesai, dia datang. Ketika iqamah, dia menjauh. Ketika iqamah selesai, dia datang, lalu membisikkan hati hamba yang sedang shalat, ‘Ingat ini… ingat itu…’ padahal sebelumnya dia tidak ingat. Hingga seseorang lupa dan tidak tahu berapa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan dalam shalatnya. (HR. Bukhari 608 & Ahmad 8139).
Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kondisi orang yang digoda setan dalam shalat, hingga pikirannya melayang ke mana-mana, sampai dia tidak lupa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan. Artinya, dia tidak khusyu dalam shalatnya. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan agar shalatnya diulangi.
Hanya saja pahalanya berkurang, bahkan bisa jadi tidak ada.
Dan memang pekerjaan syaitan memberikan bisikan waswas agar ketika tidak menghadirkan hati dan jiwa kita saat sholat. Tapi apakah rela beraliansi dengan musuh Adam as tanpa sengaja?
Dan untuk batasan khusyuk seberapa, sebagian mengatakan khusyuk yang paling minimal adalah ketika menghadirkan hati kuta ketika takbiratul ihram.
Imam nawawi berkata : paling rendahnya ukuran khusu' untuk orang awam yaitu ketika takbir ia ingat Alloh. Namun ini bukan berarti hanya mengingat di saat itu-itu saja. Namun harus tetep berusaha untuk terus mengingat-Nya.
Bahkan juga ada seorang 'ulama' bilang, cara untuk khusu' itu ada 2 di antaranya:
1. Berusaha untuk selalu ingat Allah
2. Usahakan ngerti sama apa yang dibaca.
Sholat khusyuk memiliki banyak keutamaan. Empat diantaranya
1. orang yang sholat khusyuk dapat memperoleh kebahagiaan (keberuntungan) di dunia dan akhirat. (Al muminum ayat 1-2)
2. memberi ketenangan dalam hati, dan tidak gelisah apabila mendapat musibah (cobaan) hidup. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan salat, mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya." (QS Al Ma'arij ayat 19-23).
3. menghapus dosa-dosa kecil, selama orang yang sholat itu tidak melakukan dosa besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
من صلى ركعتين لا يحدث فيهما نفسه، غفر له ما تقدم من ذنبه "Barang siapa sholat dua rakaat, di dalamnya dia tidak berbicara sedikit pun dengan hatinya tentang urusan-urusan keduniaan, niscaya diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR Ibn Abi Sya'ban). Dalam hadits lain, Nabi juga bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ...مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ "Sholat-sholat fardhu menghapus dosa-dosa kecil yang dikerjakan di antara waktu-waktu itu, selama tidak ada dosa-dosa besar yang dikerjakannya." (HR Ahmad, Muslim, Tirmizi)
4. Kekhusyukan dapat membuat orang yang Salat merasa ringan dalam mengerjakannya.
Dalam QS.Al- Baqarah:45 Allah SWT Ta’ala berfirman yang artinya: “Mintalah pertolongan kepada Allah SWT dengan sabar dan sholat. Dan sholat itu sungguh berat, kecuali bagi orang orang yang khusyuk”
Dalam ayat tersebut di jelaskan bahwa kekhusyukan dapat membuat orang merasa ringan dalam menjalankan shalatnya.
Sehingga ia merasa tidak ingin keluar dari shalatnya, sebab sholat telah membuat hatinya lapang.
Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan”10.
Dalam hadits yang agung ini, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menggandengkan empat perkara yang tercela ini, sebagai isyarat bahwa ilmu yang tidak bermanfaat memiliki tanda-tanda buruk, yaitu hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan11, nu’uudzu billahi min dzaalik.
Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa ilmu yang tidak menimbulkan (sifat) khusyu’ dalam hati maka ini adalah ilmu yang tidak bermanfaat”12.
Asal (sifat) khusyu’ yang terdapat dalam hati tidak lain (bersumber) dari ma’rifatullah (mengenal Allah Ta’ala dengan memahami nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna), mengenal keagungan-Nya, kemuliaan-Nya dan kesempurnaan-Nya. Sehingga barangsiapa yang lebih mengenal Allah maka dia akan lebih khusyu’ (kepada-Nya).
Siapa sih orang yang paling khusyu' shalatnya di dunia ini? Pasti kita sepakat menjawab bahwa nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling khusyu' dalam shalat. Maka definisi dan standarisasi khusyu' yang benar hanyalah semata-mata yang paling sesuai dengan shalat beliau.
Dan khusyuk juga bisa kita capai dengan meneladani kisah rauslullah dan para sahabatnya dalam mengutamakan kekhusyukan. Mentingkirkan hal-hal yang menganggu kekhusyukan tersebut.
Kisah pertama dari sosok Rasulullah saw yang tentunya adalah pemimpin para khasyi'in atau orang-orang yang khusyuk shalatnya. Diriwayatkan, pada suatu ketika beliau shalat mengenakan khamîshah, sejenis kain segi empat berbahan sutra atau kain wol yang bagian atasnya dihiasi renda-renda atau manik-manik. Khamishah itu merupakan persembahan dari Abu Jahm. Usai shalat mengenakan khamîshah tersebut, beliau langsung melepaskannya seraya berkata, “Pergilah kalian kepada Abu Jahm membawa khamîshah ini, sebab baru saja ia mengganggu shalatku, lalu bawa saja kepadaku anbijaniyyah Abu Jahm.” Anbijaniyyah sendiri ialah kain yang mirip dengan khamîshah, tetapi tidak ada manik-maniknya. Hadits ini berstatus muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim
Maka shalat khusyu' itu adalah shalat yang mengikuti nabi SAW, baik dalam sifat, rukun, aturan, cara, serta semua gerakan dan bacaannya. Bagaimana nabi SAW melakukan shalat, maka itulah shalat khusyu'.
13 notes
·
View notes
Text
Fitrah & Takut | Tadzkiratus Saami
mereka mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu.
Rasulullaah bersabda bahwa cara melepaskan diri kita dari kemunafikan adalah dengan menggabungkan 2 (dua) sisi. ada 2 sifat yang tidak berkumpul di dalam diri orang-orang munafik yaitu adab/akhlak yang mulia dan fiqih (pemahaman yang benar tentang agama). -> jika kita hanya mempunyai satu di antara dua hal tersebut, maka kita masih terancam terkena virus kemunafikan. sekuat apapun keilmuan kita terkait agam secara teori, tapi kita tidak punya adab/akhlak yang baik, maka jangan-jangan kita munafik, vice versa.
QS.Surat Fathir: 28, sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
bagaimana ilmu itu bisa menimbulkan rasa takut?
ada 2 (dua) hal yang jika digabungkan akan menimbulkan keburukan serta dosa. apakah itu? syahwat dan kelalaian.
ulama menjelaskan bahwa syahwat dan ikhlas akan menimbulkan keburukan, dosa, dan kemaksiatan apabila digabungkan. fakta menarik yang disimpulkan para ulama bahwa, syahwat saja belum tentu menjadi dosa. namun jika syahwat dan kelalaian bersatu, maka itulah musibah. maka solusinya adalah pisahkan 2 hal ini. jika kita tidak bisa menghilangkan syahwat kita secara mutlak (karena ini mustahil), maka ada yang namanya syariat nikah di dalam islam.
Rasulullaah bersabda bahwa pada kemaluan kita ada sedekah. jika seseorang meletakkan syahwatnya di tempat yang halal (pasangan halal, rahim yang halal), maka menjadi pahala. begitu juga jika seseorang meletakkan syahwatnya di tempat yang haram (pasangan haram, rahim haram), maka menjadi dosa.
jika kita tidak mampu menyalurkan atau menjaga syahwat kita secara benar, maka kita harus menghilangkan, menghindari, dan menjaga diri kita dari kelalaian. bagaimana cara menghilangkan kelalaian? ilmu.
ilmu akan menghadirkan rasa takut. ilmu tersebut yang akan membuat kelalaian kita hilang karena rasa takut akan menciptakan perasaan waspada dan menimbulkan kesiagaan sehingga mampu terhindar dari kemaksiatan.
Ibnu Rajab mengatakan bahwa fitrah manusia akan takut, khawatir, dan menjauh terhadap hal yang memudharatkan dirinya/menyakiti dirinya/meracuni dirinya/menyengsarakan dirinya. sebagaiman fitrah kita ini cenderung mengejar apa yang menguntungkan kita.
manusia itu senantiasa melangkah dan bersikap dengan asas keuntungan (opportunies) dengan frame yang benar dan sesuai syariat.
yang tercela adalah jika manusia selalu menilai sesuatu dengan keuntungan duniawi. itu yang menjadi masalah.
jika keuntungan yang diarahkan untuk urusan akhirat, maka itulah kebaikan.
tapi kenapa ada orang yang bermaksiat ya, padahal maksiat itu me-mudharatkan kita. maksiat itu mencelakakan kita. maksiat itu mampu menjadikan kita di azab dalam kubur. kenapa demikian? karena kita perlu mengetahui bahwa mayoritas maksiat tidak hanya berisi kemudharatan, tapi di dalamnya ada manfaat (mix). dia divonis maksiat jika mudharatnya itu lebih besar daripada manfaatnya. jadi maksiat itu seluruhnya mudharat, tidak, bukan sakit dari detik pertama samapai detik terakhir, tidak.
QS. Al Baqarah:219, mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. katakanlah, “pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. katakanlah, “kelebihan (dari apa yang diperlukan).” demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan -> ayat ini turun sebelum khamar hukumnya haram.
note: pengharaman khammar itu bertahap. mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya. lebih merugikan secara sitemik, secara peradapan, mental-mental pemalas, instant, dan generasi gambling.
kalo mau debat soal maksiat, pasti memang ditemukan ada kemaslahatan di dalam kemaksiatan tersebut, akan tetapi antara maslahat da mudharatnya besaran mana? tentu lebih besar mudharatnya.
disinilah peran dari ilmu.
peran syaiton dari bangsa manusia dan bangsa jin; yang senantiasa dijual/dibranding/dikampanyekan/di blow up yaa cuman sisi-sisi maslahatnya (enaknya) aja. bisa aja maslahat tersebut itu adalah hoax aja. makanya pentingnya ilmu dan iman tuh itu. hal tersebut yang mengecoh orang awam.
jangan pernah sok pinter atau sok jago dengan syaiton. makanya kita harus belajar agama untuk mencari ilmu nafi', meminta pertolongan sama Allaah, minta penjagaan dari fitnah syaiton dan agar dapat menyingkap tipu daya syaiton. -> masalah tauhid.
jika kita punya musuh, minta pertolongan sama Allaah, karena memang syaiton itu bukan tandingan kita. kita harus benar-benar memohon ilmu Allaah dan pertolongan Allaah. pertahankan rasa takut kepada Allaah karena itu adalah kelezatan iman di dalam dada.
fitrah kita dalam memiliki rasa takut menjadi aktif lagi, sehingga kita menjauhi hal buruk.
prostitusi -> mudharatnya banyaak sekali.
kenapa kita harus belajar? sedangkan fitrah kita akan takut/khawatir terhadap hal-hal yang memudharatkan. permainan syaitan itu sangat kuat, jago, dan halus.
amal - amal buruk akan dihiasi oleh syaitan (digoreng/dipercantik) sama syaitan, sehingga yang diperlihatkan sisi-sisi baiknya.
orang awam itu cenderung melihat sesuatu itu dari casingnya aja, dari dzahirnya aja, dari penampilannya saja -> sisi itulah yang dihiasi oleh syaiton, sehingga terlihat lebih menarik.
sedangkan para ulama melihat lebih ke dalam, melihat lebih jauh, dibalik layarnya gimana -> itu jauh lebih penting.
andai kita punya harta sebanyak qorun (orang yang sangat kaya-raya).
ganjaran dari Allaah itu lebih baik daripada apapun, dan itu tidak bisa didapatkan kecuali bagi orang - orang yang sabar.
begitulah gaya orang awam -> melihat segala sesuatu sebatas fisiknya saja, casingnya saja -> maka bisa celaka.
ahli ilmu -> mereka melihat dzohir, tapi akan melakukan komparasi.
bisakah rumah tangga bahagia hanya dengan kecantikan atau ketampanan? gabisa. apa untungnya? tapi itulah orang awam (hanya menilai cover saja). punya suami sixpack apakah menjamin kebahagiaan? tidak.
"yang bisa membawa kebahagiaan dalam rumah tangga adalah ketaqwaan seseorang terhadap Allaah, takutnya seseorang terhadap Allaah, tauhidnya seseorang terhadap Allaah, komitmennya terhadap sunnah Rasulullaah"
orang awam selalu menilai dari cover, penampilan, dari apa yang digunakan, branded atau engga -> orang awam.
ahli ilmu bisa membedakan mana talbis ilmu dan mana yang benar.
ketika maksiat itu ada 2 sisi, kalo orang awam pasti hanya fokus atau melihat pada polesan-polesan dari syaiton aja (cover-cover aja). sedangkan ahli ilmu -> mencari apa yang disembunyikan, sesuai kaedah engga, sesuai dalil engga.
kenikmatan dari suatu maksiat itu tidak bisa dibandingkan dengan keburukan/side effect yang buruk dari maksiat itu. kenikmatan dari dosa itu cepat hilang, semu, dan rasa sakitnya/siksanya jauuuuh lebih lama.
tapi lagi-lagi yang terlihat pertama kali atau biasanya (apalagi kalo sudah dipoles) oleh syaiton -> itu yang membuat manusia seringnya kalah.
kebenaran itu awalnya terkesan berat, tapi manis. tapi kebatilan/dosa/kemaksiatan itu terkesan ringan/lezat, tapi berikutnya tragis. dan rasa sakit itu membuat kelezatannya nihil.
bagaimana kita bisa menghindar atau memiliki rasa takut kecuali dengan belajar. betapa banyak hawa nafsu yang menyimpang itu mewariskan kesedihan dalam waktu yang sangat lama.
misal seseorang sedang berzina lalu dia positif AIDS -> apakah kenikmatan zina itu lama? tidak. sedangkan apabila terkena AIDS akan lebih sakit dan jauh lebih berat.
misal ada orang yang selingkuh, dia melakukan zina, apakah kenikmatan dari zina tersebut bertahan lama? tidak. banyak kehancuran rumah tangga karena perzinahan. berakhir cerai, panyakit, dan keterpurukan berkepanjangan.
"bersabar untuk tidak bermaksiat itu berat. tetapi lebih ringan daripada dibanding dengan bersabar terhadap adzab Allaah"
kita harus belajar dari rasa takut terhadap maksiat. karena sesungguhnya maksiat itu merusak diri kita sendiri, bukan merusak Allaah. Allaah tidak membutuhkan kita, Allaah tidak butuh itu.
jika engkau berbuat baik, yaa itu untuk anda sendiri. jika anda berbuat dosa, yaa itu untuk anda sendiri.
banyak orang terkecoh manisnya maksiat di periode awal, sedangkan baru merasakan dampak buruknya puluhan tahun setelah merasakan kemudharatan dari maksiat sesaatnya.
peran ilmu -> menumbuhkan rasa takut.
[SESI TANYA-JAWAB]
saya seorang wanita yang dulu sempat menjadi IRT, namun sekarang menjadi wanita pekerja. alasan menjadi wanita pekerja karena ibu saya ingin saya bekerja agar tidak sia-sia proses belajar saya waktu sekolah S1. alasan saya bekerja selain itu, juga karena qodarullaah usaha suami saya tidak sejalan dengan harapan kami sehingga tidak ada pemasukan, hanya 50 rb saja. uang ditabungan juga tidak ada. alhamdulillaah saya diterima bekerja dan lolos, dan sekarang sudah berjalan 3 tahun. yang saya tanyakan adalah, saya merasa berat dalam bekerja ustadz, bahkan sampai saat ini. saya hanya ingin menjadi IRT, sedangkan ibu saya tidak mau saya keluar karena usaha suami saya yang tidak stabil pemasukannya. padahal suami saya tidak keberatan jika saya resign. bagaimana ya ustadz agar ibu saya tidak kepikiran dan saya tidak menjadi anak yang durhaka? adakah kajian sunnah seperti ini di blitar agar ibu saya juga bisa mengikuti dan memahami bahwa fitrah wanita adalah mengurus dan bekerja untuk rumah || hukum bekerja bagi seorang wanita yang sudah bersuami atau bahkan mempunyai anak -> hukumnya boleh dengan syarat: pekerjaannya halal, lingkungannya kondusif, jauh dari fitnah, dan tidak melalaikan kita dari kewajiban sebagai wanita. Rasulullaah bersabda dan menekankan bagi wanita, "wanita adalah pemimpin dan penanggungjawab urusan rumah dan anak-anak. dan kelak akan ditanya pada hari kiamat tentang 2 hal tersebut. nah, kira2 kalo bekerja, rumah akan tercover atau tidak. rumah berantakan atau tidak. anak-anak seperti apa. kalo kita gabisa memberikan hak-hak anak kita, maka kita berdosa, dengan mentelantarkan mereka. || taat kepada orang tua itu bagus dan wajib, tapi mutlak atau tidak? tidak ada ketaatan pada makhluk jika mengundang atau bermaksiat kepada Allaah. jika anak engga keurus, meskipun ortu tidak setuju jika kita resign, maka dengan berat hati kita harus bicara baik-baik dengan orang tua bahwa kita harus kembali ke rumah. hak anak kita bukan hanya uang, tapi hal terpenting dari itu semua adalah agama dan pendidikannya.
Ustadz Muhamman Nuzul Dzikriحافظه الله
3 notes
·
View notes
Text
Sebenarnya aku siapa?
Pertanyaan yang baru saja muncul di kepalaku,
“sebenarnya aku siapa?”
Pertanyaan yang muncul ketika hendak akan ku putar musik kesukaanku untuk menemaniku di tempat kerja
dengan dalih agar tidak mengantuk dan menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan yang monoton dan tidak memacu adrenalinku sama sekali
Padahal sebenarnya aku tahu dan aku meyakini bahwa musik hukumnya haram
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam saja saat pernah terdengar suara musik di telinga beliau secara tidak sengaja, beliau menutup telinga. Lalu bagaimana denganku yang secara sengaja mendengar musik?
Aku lalu teringat tentang hari akhir.
Di kemudian hari, semua orang berlomba-lomba mengaku bahwa mereka umat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tetapi selama hidup di dunia, tak ada satupun perilaku dan sifat mereka yang mengikuti apa yang telah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan.
Lalu sebenarnya aku siapa?
Kataku lagi, yang kemudian ingin putar haluan mendengarkan murottal sebagai gantinya.
Mengapa rasanya berat sekali menekan tombol “play” untuk mendengarkan murottal.
dengan dalih tidak ingin hanya setengah-setengah dan tidak bisa fokus saat mendengarkan sambil bekerja, rasanya sayang sekali memutar murottal tetapi tidak disimak dengan seksama.
Sebenarnya itu hanya dalih. bisa saja aku mendengarkan hal-hal bermanfaat lainnya selain murottal yang tanpa musik.
atau jangan-jangan hatiku sudah terlalu kotor hingga berat sekali rasanya untuk melakukan kebaikan?
Allahumma inni as’alukal hudaa, wattuqaa, wal ‘afafa, wal ghinaa’. Allahumma arinal haqqa haqqa, warzuqnattiba’a, wa arinal bathila bathila warzuqnajtinaba..
2 notes
·
View notes
Text
Hal-Hal Dasar Yang Harus Kamu Miliki Dalam Hidup
1. Tujuan Hidup
Dalam hidup kamu harus punya tujuan, agar hidupmu ter-arah dan tidak ter ombang-ambing sama keadaan. Tujuan hidup bisa apa saja, kembali kesetiap orang. Namun beberapa cara yang bisa kamu lakuin untuk menentukan tujuan hidupmu adalah :
1. Tanyakan pada diri sendiri, apa tujuan hidupmu.
2. Coba merenung, apa alasanya kamu bisa ada di dunia ini, apa alasan penciptaanmu.
3. Coba cari tahu, apa tujuan hidup orang-orang di sekitarmu. Contoh sebagai seorang muslim, tujuan penciptaan adalah untuk menyembah Allah, menjadi Khalifah di dunia, dan Dakwah. Itulah alasan manusia diciptakan, dan menjadi tujuan hidup para pemeluknya.
4. Pilih tujuan hidup yang benar-benar kamu inginkan, tidak ada kekurangan, sempurna dan tanpa cela, sehingga kamu tidak akan merasakan lelah ataupun kesukaran lagi setelah kamu sampai disana.
5. Jika tidak tahu, maka cari tahu, mulai dari hal apa yang menarik buatmu. Hal apa yang kamu ingin miliki/lakukan, atau hal apa yang kamu ingin berada di titik itu, entah itu pencapaian ataupun lokasi. Contoh sebagai orang muslim, di anjurkan untuk mencari Ridho Allah dan meminta surga. Ini bisa kamu jadian tujuan akhir dalam kehidupan, goal besarmu dalam kehidupan, titik akhir yang ingin kamu tuju dalam kehidupan.
Ketika dalam hidup kamu sudah memiliki tujun, maka langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan. Misal jika tujuan hidupmu adalah Ridho Allah dan Surga, yang mana dua hal itu adalah hak perogratif Allah akan memberikan pada siapa, maka yang harus kamu lakukan adalah mengusahakannya, melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan ridho-Nya, namun tidak terpaku pada ikhtiar/usaha kita, melainkan tetap menyerahkan hasil akhir padaNya. Yang harus kita lakukan adalah *Meniatkan ikhtiar kita sebagai amal sholeh* sehingga apa yang kita lakukan akan di hitung sebagai ibadah.
Contoh hal-hal yang bisa mendatangkan Ridho Allah
a. Menuntut ilmu
Untuk mendatangkan Ridho Allah itu tidak hanya terpaku pada ibadah ritual saja, melainkan pada hal apapun yang niatnya karena Allah ta'ala. Misal, Tujuan hidupku adalah untuk mendapat ridho Allah, dan ikhtiar yang aku lakukan untuk mendapatkannya adalah denga belajar diluar negeri. Kenapa belajar diluar negeri menjadi sarana untuk mendapatkan Ridho Allah?. Karena belajar adalah kewajiban untuk memerangi kebodohan, membangun generasi yang lebih berakhlak dan bermartabat serta memperkuat Islam dengan pengetahuan. Sesuai perintah Allah dalam Al-Qur'an yang tertulis pada surah Al-Mujadillah ayat 11, dan beberapa hadist nabi :
- Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan
- Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” **(HR Thabrani)**
- Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
b. Travelling
Ibadah adalah segala apa-apa yang Allah perintahkah dalam Al-qur'an ataupun yang Rosul SAW Ajarkan dalam hadist. Begitu juga Travelling, Allah menyuruh kita untuk berkelilin ke penjuru dunia agar kita belajar dan mensukuri nikmatNya sehingga membuat semakin bertakwa hati kita kepada Allah. Beberapa perintah Allah untuk berkeliling dunia :
- Surah Al-Mulk ayat 15 : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan
- Surah Muhammad ayat 10 : Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu
- Surah Yusuf ayat 109 : Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?
- Surah Al-An'am ayat 11 : Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu'
- Surah An-Naml ayat 69 : Katakanlah: 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa
- Surah Ar-Rum ayat 9 : Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.
c. Menjadi orang kaya
Selain menuntut ilmu dan travelling, hal lain yang bisa dijadikan perantara untuk mendapat ridho Allah adalah dengan menjadi orang kaya yang beriman. Dengan menjadi orang kaya yang berimah, kita jadi bisa membantu banyak orang lainnya, menebar kebermanfaatan lebih luas dan bisa memperkuat Islam dengan harta kita sehingga bisa hal itu bisa mendatangkan ridho Allah ta'ala. Beberapa dalil menjadi orang kaya adalah :
- Dari Sa'ad bin Abi Waqqash RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang kaya dan tersembunyi (tidak dilihat oleh banyak orang)." (HR Muslim)
- Jangan hasad (iri dengki), kecuali terhadap dua hal. Pertama orang yang dikaruniai harta oleh Allah SWT, lalu dia menggunakannya di jalan kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah (ilmu) lalu dengannya dia memberi keputusan dan mengajarkannya." (HR Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud)
Lalu apakah memiliki mimpi dan cita-cita adalah suatu hal yang tidak boleh?. Jawabannya adalah itu sesuatu yang sangat di bolehkan, asal niatnya adalah untuk mendekatkan diri kita pada Allah. Misal kita belajar diluar negeri agar mendapat pengetahuan yang dengan itu bisa memberi kebermanfaatan untuk umat, mendapat pengetahuan yang bisa memperkuat agama Islam.
Semua mimpi, cita-cita dan keinginan boleh asal tidak ada larangannya dan diniatkan untuk Allah SWT.
2. Milikilah Prioritas
Memiliki prioritas adalah salah satu hal yang harus kamu miliki dalam hidup untuk bisa mencapau tujuan akhir hidupmu. Dengan memiliki prioritas kamu bisa menentukan hal apa yang harus di dahulukan dan mana yang bisa ditunda. Selain itu, dengan prioritas bisa membuatmu lebih teratur dan fokus dalam melakukan suatu hal karena tidak tumpang tindih.
Seperti ketika kamu ingin mengejar tujuan akhir hidupmu dengan macam-macam perencanaanya, dengan memiliki prioritas kamu bisa menentukan urutan pelaksanaan rencana yang sudah kamu buat, mengatur jadwal pelaksanaan, dan apa saja yang diperlukan untuk bisa sampai pada target yang dituju, seperti waktu yang di butuhkan dan hasil akhir yang diharapkan.
3. Keberanian
Dalam hidup kamu harus memiliki keberanian dalam melaksanakan rencana yang sudah kamu buat demi terwujudnya tujuan akhir yang kamu capai. Keberanian bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dengan marah, melainkan berani dalam memutuskan tindakan dengan parameter jangka panjang yang berarti dan menuju tujuan akhir yang kamu miliki.
keberanian juga termasuk ketika kamu memutuskan untuk berhenti melakukan strategi dalam mencapai mimpimu kemudian menggantinya dengan strategi lain yang lebih bisa kamu lakukan sehingga kamu akan terus maju.
keberanian juga bukan tentang terus maju, namun juga tentang berani mencoba hal baru, berani melakukan kesalahan, dan berani mengakui ketika kamu berbuat salah. sehingga dengan demikian kamu akan bisa belajar dan terus berkembang sehingga semakin hari-kamu akan semakin bertumbuh menjadi lebih baik dan baik lagi.
3 notes
·
View notes
Text
Millennial Parenting by Liliek Andriani (Mama Wilson)
hei sudah lama nih ga mengudara bersama sepedakertas. setelah hiatus cukup lama akhirnya berani lagi nulis.
kali ini kita bahas ringan ringan aja yah..
kebetulan beberapa waktu lalu saat dibandara ketemu sama salah satu business influencer yang terbilang masih sangat belia 22 tahun usianya, sejenak ngebayangin umur segitu lagi ngapain ya? ya mungkin pada usia segitu lagi asik asiknya nongkrong gajelas, wasting time, wasting money, dan kebetulan banget pesawat meow air lagi kumat jadi delay, ya hoki seumur hidup kepake semua sih ini kayanya jadi bisa ngobrol lebih jauh lagi sama beliau beliau ini.
Wilson Tirta namanya dia remaja yang terbilang cukup dewasa diusianya 22 tahun dia udah menjalani kehidupan yang bahkan saya sendiri 29 tahun belom menjalani, soal Wilson Tirta kita akan bahas lain waktu, dengan anak sehebat dia jadi penasaran gimana sih model paretingnya? apakah strict, diktator, atau yang kaya gimana? bukannya ngebandingin tapi lebih ke kaya bingung aja, saya yang dari kecil ketemunya sapu, omelan, dan cubitan umur segini masih gini gini aja ga berlebihan tapi juga ga kekurangan banget.
akhirnya berbekal rasa kepo dan sedikit kemampuan jurnalistik yang didapet waktu kuliah, dan si business influencer ini kayanya lagi sibuk nontonin layar ipad akhirnya mulai ngeberaniin diri untuk ngobrol bareng sama mamanya.
Beliau bernama Ibu Liliek Andriani, yang setelah saya ngobrol lumayan lama lebih dikenal dengan nama Mama Wilson, sekaligus menjadi ibunya para influencer di surabaya.
kembali ke cerita tentang ibu Liliek Andriani ternyata pola asuh yang digunakan itu bukan yang ribet lho justru lebih ke hal sederhana namun mengena contohnya beliau selalu memberi kebebasan bagi anak anaknya dalam hal menentukan pendapat, dan masa depannya, selama anak itu yakin bahwa mereka bisa membawa dampak positif bagi dirinya dan menjadi saluran berkat bagi orang lain serta bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hebatnya mereka semua di didik seperti itu bahkan sejak balita, dan beliau bercerita kepada saya bahkan anaknya menghasilkan 1 juta pertamanya di usia 6 tahun, cerita ini lucu sekaligus membuat saya sedikit merasa sedikit gagal sebagai manusia pasalnya Ibu Liliek beserta suaminya seumur hidup hanya mebelikan mereka mainan sekali dan apabila mereka menginginkan mainan baru ya bagaimana caranya mereka harus bisa beli sendiri misalnya dengan menabung atau menjual mainan tersebut, dan mereka anak anak ibu Liliek memilih jalur berdagang yaitu menjual mainannya sendiri, saya sempat ditunjukan video salah satu anaknya Jason Surya yang sedang COD mainannya dan mendapatkan uang 1 juta pertamanya, fun fact nya mainan itu dulu dibeli dengan harga 750 ribu rupiah.
Dari sini saya menyimpulkan bahwa kesuksesan anak itu memang tergantung bagaimana orang tua mendidiknya dan saya akui Ibu Liliek berhasil menjadi orang tua hebat.
Kemudian beliau bercerita lagi kepada saya bahwa mendidik anak jaman sekarang itu gabisa asal main larang, kita sebagai oranng tua harus bisa memberi alasan yang reasonable karena dengan era keterbukaan informasi dan daya serap anak jaman sekarang, penjelasan yang masuk akal wajib hukumnya di utarakan kepada anak anak saat sedang berdiksusi, karena pada akhirnya bagaimanapun juga anak adalah gamparan orang tua, kalo bahasa kerennya self mirroring parental, nah metode ini yang diterapkan oleh beliau, keren sih gold parenting banget.
setelah kami ngobrol panjang lebar akhirnya kami harus dipisahkan dengan panggilan boarding pesawat saya yang sepertinya si kucing sudah berubah menjadi singa, atau mungkin naga?
sebelum kami berpisah saya di beri sedikit cindera mata ternyata Ibu Liliek Andriani ini bukan orang yang pelit beliau juga membagikan ilmunya melalui buku yang beliau tulis sendiri, saya diberi buku yang judulnya KECIL KECIL BELAJAR BISNIS, buku ini adalah serial parenting guide bagaimana membangun otak kritis anak sejak belia. Dan kabarnya beliau lagi menyusun buku ke dua lho !
Terima kasih Ibu Liliek Andriani, dan Wilson Tirta akhirnya seumur hidup saya berpergian baru pertama kali ini merasa bersyukur pesawat saya delay, semoga kalian selalu diberkati dan menjadi berkat bagi sesama.
Next bakal ada keseruan apa lagi ya di trip sepedakertas berikutnya ?
2 notes
·
View notes
Text
Turut Berduka Cita
Beberapa hari ini lini masa disibukkan dengan diskusi tahlilan 7-14-40-100 harian. Bahasan ini dimulai oleh seorang user yang mengatakan bahwa sebagai ormas Islam terbesar, NU dirasa perlu memberikan edukasi tentang hukum penyelenggaraan rangkaian tahlilan ini kepada masyarakat. Sebagian masyarakat bisa saja menganggap bahwa rangkaian agenda ini merupakan kewajiban yang mengikat dan memberikan dampak langsung kepada mayit, sehingga apapun kondisinya rangkaian agenda sejenis ini harus tetap dijalankan. Maka tidak sedikit penyelenggaraan agenda ini membuka pintu-pintu utang baru yang otomatis menjadi beban-beban baru yang diberikan kepada keluarga yang bahkan belum sempat memproses kedukaannya. Sementara pihak lain menyatakan bahwa rangkaian agenda tahlilan tersebut dilaksanakan secara gotong-royong dan merupakan cara orang-orang terdekat untuk menghibur ahlul musibah dengan cara membersamai mereka di hari-hari pertama kedukaan. Harapannya jika kedukaan ini dilalui bersama-sama, maka kesedihan yang dirasakan akan sedikit berkurang dan sebagainya.
Tentu tulisan ini tidak akan membahas tahlilan baik secara teknis dan konseptual maupun tentang hukumnya secara syariat. Tulisan ini hanya akan menceritakan tentang rangkaian agenda "tahlilan" dari sudut pandang ahlul musibah yang menghadapi kedukaan sekitar lima tahun lalu.
Lagian kalian berharap apa dariku?
Ketika Mama meninggal, aku langsung mengatakan kepada Bapak bahwa aku tidak ingin ada acara-acara sejenis ini di rumahku. Selain sebab ada suatu pendapat syari yang aku lebih cenderung, secara pribadi aku merasa tidak siap untuk "melayani" siapapun diantara kedukaanku. Lalu Bapak menerima pendapatku namun tetap ingin melangsungkan tahlilan hingga tiga hari terhitung sejak Mama dimakamkan dengan sesederhana mungkin.
Di hari ketiga, aku sibuk sekali menyiapkan ini itu keperluan acara. Aku sempat protes kepada tanteku—adiknya Bapak; kutekankan bahwa aku sedang berduka dan aku bahkan belum bisa memproses kedukaanku lalu kenapa aku harus disibukkan dengan pelayanan seperti ini kepada para tamu? (tentu dalam bahasa sehari-hari yang bisa jadi terdengar kurang sopan). Lalu entah apa jawaban beliau yang jelas setelahnya aku tetap harus melaksanakan "tugasku" sebagai anak perempuan—sembari menahan kesal.
Aku merekomendasikan kalian untuk menonton film pendek di Youtube yang berjudul Turut Berduka Cita. Walau terdapat perbedaan kultur yang kontras antara keluargaku dan tokoh pada film, aku merasa film itu dapat menggambarkan bagaimana suasana tiga hari tahlilan Mama berlangsung. Selama tiga hari itu, aku berkali-kali menjelaskan kondisi Mama sebelumnya, saat meninggal dan lain-lain. Beberapa teman juga menjadikan takziah sebagai ajang reuni, yang membuatku tambah dongkol sebab saat itu aku merasa bahwa tiada seorangpun yang memahami kedukaan yang menimpaku. Tentu beberapa teman lainnya benar-benar hadir untuk memberikan dukungan mental kepadaku, and it means a lot. Jazakumullah ahsanal jaza!
Maka di tulisan ini sehubungan dengan apa yang pernah kurasakan; aku berpesan kepada teman-teman yang dengan niat mulia ingin menuntaskan hak kepada sesama muslim dan atau ingin hadir membersamai kedukaan seseorang lewat hadir di acara tahlilan keluarga terdekat mereka; kalian punya banyak waktu dan tempat lain untuk bertanya kronologi ini itu dan atau malah melepas rindu kepada sesama tamu. Jika ingin hadir, hadir saja dengan kehadiran yang utuh, turut doakan, ikuti dengan baik sebagaimana rangkaian agenda dilaksanakan. Tidak perlu banyak improvisasi.
Oh iya! Kalian juga sangat tidak perlu menyuruh ahlul musibah untuk tidak menangis; karena apakah di dalam akal pikiran normal hal itu merupakan arahan manusiawi? Semoga ini merupakan pertanyaan retoris yang jawabannya kita bersepakat; tidak.
Menghadapi kedukaan itu berat dan masing-masing orang merasakan berat yang bisa jadi tidak seragam. Maka biarlah orang-orang berduka memproses kedukaannya dengan caranya masing-masing.
Terima kasih telah bersedia menghargai proses kedukaan manusia lain, ya!
3 notes
·
View notes
Text
Luck Draws the Unlucky (Part 18)
CW // Slight Kiss
Lucifer tengah berdiri di ruang kaca – sebuah ruangan yang dia bangun setelah pertempurannya dengan enam dosa lain, sebuah ruangan yang menunjukkan banyak perspektif dunia dimana dia bisa mengawasi tindakan saudara-saudaranya.
Bagi Lucifer, fungsinya adalah seperti itu.
Dia dapat melihat Mammon yang tengah memangku seorang wanita. Lucifer menggelengkan kepalanya, api biru muncul di tangannya, lidahnya sedingin es di jemarinya. Dia melihat Leviathan berbisik pada seorang manusia, memanipulasinya.
Manusia itu duduk di sebuah singgasana sepi, ruangan gelap tanpa cahaya, sementara Leviathan – dosa iri dengki – menyampirkan kedua lengannya di pundaknya dari belakang.
Entah apa kekacauan yang akan dia perbuat.
Pintu terbuka. “Aku memperingatkanmu untuk tidak masuk kemari–”
Namun Zelda telah berjalan ke arahnya. “Aku ingin protes padamu untuk tidak menyiksa para roh di malam hari, kamu tahu manusia butuh tidur–”
Ucapannya terhenti ketika melihat cermin di sekitar mereka, pupilnya mengecil dan bisikan memenuhi telinganya. Lucifer memperhatikannya, rasa panik memenuhinya. “Astaseul–”
Zelda ambruk, nyaris ke lantai jika Lucifer tidak bergerak untuk menangkapnya.
Satu tangan iblis itu menahan kepalanya, sementara yang satu lagi di punggungnya. “Zelda,” panggilnya, tapi tak ada jawaban. Dia mendengar Mazikeen berlari ke ruangan, bersandar di pintu. “Rapikan ruangannya.”
Dia mengangguk, dan Lucifer menyampirkan satu lengannya ke lehernya, mengangkatnya dari belakang lutut dan pundaknya. Kepala Zelda bersandar di bahunya, sementara kelopak matanya bergetar, melihat segala kekacauan yang ditunjukkan oleh cermin itu di alam bawah sadarnya.
---
Zelda berdiri di atas tangga, lorong di depannya gelap dengan hanya obor menerangi beberapa sisi-sisinya. Dia dapat mendengar rintihan pilu beberapa narapidana, namun satu sel begitu sunyi, hanya suara rantai yang terdengar.
Albus tengah memeluk Cygnus yang tertidur, rantai membelenggu lengan dan kakinya.
Dia mendengar seseorang berjalan di belakangnya, dan merasakan tubuh Warwick menembusnya. Albus menatap ke atas, dimana sang perdana menteri dengan angkuh menatapnya dari luar sel.
Dan Zelda dapat merasakan harga diri sang raja tercabik.
“Aku menganggapmu teman,” ucapnya. “Ayahku membawamu ke istana dan membesarkanmu bersama denganku dan Zelda. Lalu kenapa kau melakukan ini?”
Warwick berjongkok di depannya, memperhatikan wajah Cygnus yang masih tertidur, sebelum Albus menutupi suaminya dalam pelukannya. “Aku yang seharusnya menikah dengannya,” gumamnya.
“Kau tak punya hak–”
“Punya,” balasnya. “Aku adalah anak pertama Silas–” Zelda meringis, entah karena Warwick mengatakan sesuatu yang begitu berbahaya atau karena dia menyebutkan nama ayahnya tanpa rasa hormat. “Kau adalah yang termuda, Albus.”
“Bahkan jika Zelda tidak menyerahkan posisi putra mahkota padaku, dia yang akan menikahi Cygnus, bukan kau.”
“Jika Silas mengakui darahku, aku yang akan menikahi Cygnus.”
Zelda ingin berteriak, memarahi mereka berdua. Jauh sebelum dia meninggalkan posisi putra mahkota dan menyerahkannya pada Albus, membuat posisinya lebih tinggi dan berubah dari adik menjadi kakaknya, Cygnus telah lama jatuh hati padanya.
Kesepakatan keluarga Astaseul dan Duras tidak memungkiri bagaimana Albus dan Cygnus mencintai satu sama lain. Dan Zelda ingin berteriak tentang bagaimana Cygnus memiliki hati untuk memilih, bukan menjadi objek perebutan.
“Kau melakukan ini–” mulai Albus. “Karena kau tak bisa menikahi Cygnus?”
“Kau tahu hukumnya, Albus. Kau tahu lebih baik dariku.” Dia melihat senyum Warwick, dan darahnya berdesir pergi dari wajahnya. “Ketika raja baru naik, permaisuri ataupun pangeran agung akan tetap di singgasananya.”
“Kau takkan mengambilnya dariku.”
“Aku bisa dan aku akan. Entah mengambil Cygnus darimu, atau mengambil tahta yang seharusnya menjadi milikku.”
“Tidak!” teriak Zelda. “Hentikan ini!”
Dia melihat sebuah sosok berjubah hitam dengan semburat kuning, rambut hitam legamnya menutupi wajahnya, kecuali seringai senyum ketika dia menggenggam pundak Warwick.
Dan Zelda berani bersumpah bahwa sosok itu tengah memperhatikannya.
---
Lucifer meletakkan dua jarinya di atas dahi Zelda, mengernyit ketika melihat nafasnya semakin berat dan gusar, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri seolah dia tengah–
“Cermin itu mempengaruhinya,” ujar Mazikeen, berdiri di samping tempat tidur, memperhatikan tuannya yang duduk di samping manusia itu.
Iblis itu mengangguk. Untuk membuatnya sadar, dia harus menyalurkan energinya pada Zelda, itu adalah hal yang mudah untuk dia lakukan – juga, ini tidak akan menjadi kali pertama dia melakukannya.
Dia melirik pada Mazikeen yang masih setia di belakangnya. “Pergi dari sini.”
Iblis muda itu mengangguk, berjalan pergi dan menutup pintu.
Lucifer memperhatikannya, menyingkirkan rambut yang sedikit jatuh ke wajahnya. “Cermin itu menunjukkan kekhawatiran terbesar seorang manusia yang melihatnya, dan menunjukkan jawabannya padamu,” bisiknya. “Apa kamu sudah menemukan alasan kenapa rajamu dikhianati?”
Tentu saja, Zelda tak menjawab, apalagi mendengar bahwa iblis itu mengerti kegundahannya.
Lucifer meletakkan satu tangannya di lehernya, menunduk, menyatukan bibir mereka. Seketika, udara memanas, tubuh sang manusia dikelilingi energi biru yang menyeruak ke dalamnya. Ketika Lucifer memperdalam ciumannya, mata Zelda bergetar terbuka.
Dan ketika Zelda tersadar dari mimpinya, Lucifer telah menghilang.
4 notes
·
View notes
Text
Hukum Kembalian Dibayar dengan Permen
Definisi jual beli adalah tukar menukar objek dengan objek yang lain, dengan cara tertentu.
Adanya kalimat tukar menukar menunjukkan bahwa itu terjadi antara dua pihak. Sehingga tidak ada jual beli dalam satu pihak.
Yang dimaksud objek mencakup semua hal yang bisa dijadikan komoditas jual beli, baik barang maupun jasa.
Dengan cara tertentu artinya ada akad yang mengikat yang disebut dengan shighat jual beli.
Ini merupakan definisi jual beli yang disampaikan para ulama Syafiiyah.
(al-Fiqh ala al-Madzahib al-Arba’ah, 2/139).
Karena itu, jual beli tidak identik dengan keberadaan uang. Barter barang dengan barang atau tukar tambah barang dengan uang, juga termasuk jual beli. Mendoan ditukar dengan iPad atau telur asin ditukar dengan iMac juga termasuk jual beli.
Kemudian,
Diantara syarat mutlak jual beli adalah harus dilakukan saling ridha.
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu..”
(QS. an-Nisa: 29)
Juga ditegaskan dalam hadis dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الْبَيْعُ عَنْ تَرَاضٍ
“Jual beli harus dilakukan saling ridha.”
(HR. Ibn Majah 2185, Ibn Hibban 4967 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Dan untuk bisa disebut ridha, ketika seseorang berada dalam 2 keadaan:
1. Paham dengan konsekuensi akad
2. Adanya al-ikhtiyar (tidak ada paksaan).
Ada kaidah yang menyatakan,
الإكراه يسقط الرضا
Unsur paksaan, menggugurkan ridha. (Mudzakirah Qawaid fi al-Buyu’, hlm 117).
Memahami ketentuan di atas, misalnya terjadi akad jual beli sabun (misalnya) dengan harga Rp 2700, sementara pembeli memberikan uang Rp 3000, sementara kembalian senilai Rp 200 diganti permen..
Rp 3000 <==> Sabun + permen
Selama ini dilakukan saling ridha, tidak jadi masalah.
Yang menjadi masalah, bagaimana jika pembeli tidak ridha?
Pada asalnya, permen bukan objek utama. Karena tidak ada niat dari konsumen untuk membeli permen. Karena itu, sebelum memberikan permen, kewajiban penjual untuk menawarkan ke pembeli, apakah bersedia jika kembalian Rp 200 diganti permen.
Jika dia setuju bisa dilanjutkan, dan jika tidak, berikan kebebasan bagi konsumen untuk menentukan penggantinya atau menjadi piutang baginya.
Dirilis oleh salah satu media nasional, bahwa Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang Beredar Disperindagsar Kabupaten Kotim, Bapak Maulana mengatakan,
“Sesuai Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, pengusaha ataupun pedagang yang mengganti uang kembalian dengan permen bisa dijerat ancaman sanksi maksimal dua tahun penjara dan denda maksimal Rp5 miliar.”
Berita ini sudah cukup lama sekitar 5 tahun yang lalu. Namun fenomena ini menunjukkan bahwa pemerintah juga memberikan perlindungan konsumen dalam masalah ini. Dan apabila terjadi kesepakatan penggunaan permen sebagai pengganti uang kembalian maka hal itu tidak akan menjadi masalah.
Tentu saja, untuk transaksi dengan nilai kecil, kita berharap semua bisa diselesaikan dengan waktu singkat dan tidak berkepanjangan. Anda tentu tidak akan bersedia ketika uang Rp 200 masih menggantung karena tidak ada titik temu antara penjual dengan pembeli. Apalagi jika dijadikan alat untuk rebutan di pengadilan.
Sehingga pada prinsipnya, memberikan pengembalian uang nilai kecil dengan barang yang serupa dan itu disetujui oleh kedua pihak, hukumnya tidak masalah.
Demikian, Allahu a’lam.
Ustaz Ammi Nur Baits, hafidzahullah
2 notes
·
View notes