#Ana aalamy
Explore tagged Tumblr posts
Text
17 notes
·
View notes
Text
What is the Islamic State of Khorasan Province?
As the Islamic State of Iraq and Levant (ISIL) losses ground in Syria and Iraq, its fighters have had to move to new arenas in the Middle East and North Africa. The disintegration of ISIL in Raqqa and Mosul, has also led to a dispersion of fighters to parts of South Asia and South East Asia. Indigenous groups that such as the Abu Sayyef Group in the Philippines or Jamaat-ul-Mujahideen in Bangladesh having initially claimed some form of affiliation to ISIL missions are now offering sanctuary to these fighters; in this way they have access to ISIL tactics, manpower and theological legitimacy. The other effect of this dispersion is the establishment of Asian ISIL “wilayats”, or provinces. One such province was established in Kashmir in 2018 as the Wilayat-e-Hind; and it was quickly engaged by the Indian Armed Forces, and the newly instituted Army Special Forces Operations Division (ASFOD) at the end of 2019. The other provincial ISIL outfit – that of Khorasan Province – has morphed into its own individual entity, known as Islamic State Khorasan (ISK).
ISK operates mainly in north eastern Afghanistan, and has logistical bases along the Durand Line, between Afghanistan and Pakistan. It’s namesake, Khorasan, is a historical region that spans eastern Iran, northern Afghanistan and western Pakistan, and is a cultural anchor for much of Persian history. According to some sources, the modern Persian language – Dari - finds its origins in its use by the people of Khorasan.
ISK
Even though ISK did not have much of a promising start – the loss of 4 emirs, and a number of mid-high level lieutenants – owing to its hostilities towards all regional groups, Taliban and Al Qaeda included, its recent attack on a gurudwara in Kabul has brought it back into the spotlight. In the early days, ISK was highly dependent on ISIL, but the loss of Raqqa in 2017 and then Al-Baghdadi in 2019 left it isolated; free to operate on its own terms. These events similarly affected other ISIL wilayats in Central, South and South East Asia, but unlike the others, ISK is still a coherent, operational group and fields an estimated 2500-4500 fighters, recruited from local villages and groups such as Tareek-e-Taliban (TTP) and Lashkar-e-Janghvi Al-Aalami (LeJ-A).
While the historical influence of Khorasan as a geopolitical entity is dominant in ISK’s thinking, the main reasons for its continued existence is the perceived occupation of Kashmir by India, and it’s recruitment cadre – educated youth and scholars from Pakistan, India and Bangladesh – is reflective of this perception. The other key perceived enemy is Russia, following its 2015 intervention in Syria. Even in the March, 2020 US-Russian Joint Statement on Afghanistan ISK is regarded mutually, as an enemy to the future of Afghanistan. The defeat of the Wilayat-e-Hind in 2019, and the coordinated efforts of the US-led Coalition and the Afghan National Army (ANA) in Afghanistan signalled to the world that ISK would be soon, dead in the water.
However, sustained terror attacks on checkpoints and outpost in Afghanistan – 6 in 2016, 18 in 2017, 24 in 2018 and at least 12 last year – and the disintegration of the ISIL caliphate in Syria and Iraq, has given more power to the legitimacy of the ISK, as more and more foreign fighters join its ranks. Other important events that solidified ISIL in Asia, were the 2017 battle for Marawi, in the Philippines and the 2019 Easter bomb-attack on a Sri Lankan church that killed 290. In 2017 a 5-month battle raged over the island of Mindanao, and was a result of ISIL affiliates, particularly the Abu Sayeef Group and Insilon Hapilon taking over the city. The terrorist attack on the Colombo church was carried out by National Tawheed Jama’at (NTJ) another well-known ISIL-affiliate.
India and Pakistan
It would seem that ISK is not only a threat to India, but to Pakistan as well. While India was already involved in the fight against ISK in 2019, Pakistan’s National Counter Terrorism Authority (NACTA) had issued a warning that ISIL had begun planning attacks on political gatherings and party head-quarters in Pakistan’s major cities. But the establishment of the Wilayat-e-Pakistan in that same year, did not really garner a response from Pakistani authorities (in fact, the Wilayat was considered an afterthought, a face saving measure, to not seem only “anti-Indian”).
More recently, the ongoing protests and riots over the controversial Citizenship Amendment Act (CAA) and National Register of Citizens (NRC) policy in India seems to have spurred further recruitment into ISK. The theological bent is so severe that the newsletter of the Kashmir-wing of the ISK – “Sawt-ul-Hind” –has claimed that Indian Muslims are only different from their fellow Hindu or Christian citizens in name and nothing more.
Conclusion
South Asia is seeing a resurgence of insurgent/terror groups owing to the shifting tide in the Middle East. As ISIL loses ground in Syria-Iraq, its fighters have to move once more, just as they did from post-civil war Libya and Egypt in 2011. This time, these fighters are finding themselves in most South Asian countries and those in South East Asia, particularly Philippines, Malaysia and Indonesia. ISK may become the new stronghold, and it is imperative that American-led Coalition forces in Afghanistan begin coordinated strikes against ISK before they become a burden to the Asian community.
Written by Siddharth Anil Nair.
1 note
·
View note
Text
MENGENAL NAFAS Unknown18:20 No comments Ilmu Nafas “Dirangkum dari status-status tentang Nafas” . Adapun Nafas yang keluar masuk, dinamakan Muhammad = Nabi kepada kita. Kemudian yang dinamakan Muhammad itu adalah Pujian, . Ilmu Nafas itu dinamakan : . 1. Bila diluar = Ilmu Gaibul Guyub. 2. Bila didalam = Ilmu Sirrul Asrar. . Dari Nafas itulah munculnya ibadah Muhammad. Dari Jasad itulah munculnya ibadah Adam. . Sebagaimana yang ada di dalam Rukun Islam bahwa ibadah Muhammad itu adalah Sholahud Da’im = Sholat yang terus-menerus tanpa henti. . Wahdah Fil Kasrah = Pandang satu kepada yang banyak, . Nafas itu yang keluar masuk dari mulut. Nufus itu yang keluar masuk dari hidung. Tanafas itu yang keluar masuk dari telinga. Amfas itu yang keluar masuk dari mata . Maka Nafas itulah yang menuju kepada “ARASHTUL MAJID” karena itu hendaklah kita ketahui Ilmu Nafas, yaitu Ilmu Gaibul Guyub, karena termasuk dari ibadah Muhammad. . Ilmu Nafas harus disertai dengan ibadah praktek, akan sulit jadinya bila hanya dengan teori. Pahami dulu hal ini : . Nafas yang keluar dari lubang hidung kiri itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “ALLAH”.Nafas yang masuk melalui lubang hidung kanan itu dinamakan Izraill, maka ucapannya “HU”. Zikirullah yang 2 diatas dinamakan NUR. Maka jadilah 2 Nur = “ALLAH” + “HU” , 2 Nur ini bertemu di atas bibir, tidak masuk ke dalam tubuh, amalan ini sampailah ke derajatnya yang dinamakan “Nurul Hadi”, maka ke arah itulah yang dicapai. setelah itu Nafas naik di dalam badan dan dinamakan AHMAD, Nafas yang turun dari ubun-ubun sampai kepada Jantung Nurani itu dinamakan Izraill, ucapanya “ALLAH”.Nafas yang dari jantung naik sampai ke ubun-ubun itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “HU”. Maka amalan inilah yang dinamakan : “Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah” = Amalan Sholeh = Pintu Makrifat Kedua perkara diatas itu hendaklah diamalkan walau tanpa wudhu dan jangan dikencangkan suaranya hanya kita yang dengar semata-mata “Khafi” (lafadz di dalam hati). Sesungguhnya yang dinamakan HATI (Qalbu) itu adalah Nur yang memancar dari bagian bawah jantung (bagian Muhammad) ke arah bagian atas jantung (bagian Allah). Adapun zikir NAFAS itu adalah ketika keluar ALLAH dinamakan ABU BAKAR, zikirnya ketika masuk adalah HU dinamakan UMAR, letaknya NAFAS adalah di mulut. Adapun zikir ANFAS itu adalah ketika keluar adalah ALLAH dan ketika masuk adalah HU, letaknya ANFAS pada hidung, dinamakan MIKAIL dan JIBRIL. Adapun zikir TANAFAS itu adalah tetap diam dengan “ALLAH HU” letaknya di tengah-tengah antara dua telinga, dinamakan HAKEKAT ISRAFIL. Adapun zikir NUFUS adalah ketika naik HU dan ketika turun adalah “ALLAH” letaknya di dalam jantung, Diri Nufus ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI. Sabda Nabi saw : “Barangsiapa keluar masuk nafas dengan tiada zikir, maka sia-sialah ia” . Awalnya Nafas itu atas dua langkah, satu Naik dan kedua Turun. . Ketika naiknya itu sampai kepada 7 tingkat langit maka berkata : “Wan Nuzuulu Yajrii Ilal Ardhi Fa Qoola HUWALLOH”. . Ketika turun kepada 7 lapis bumi maka nafas Nabi itu bunyinya ALLAH. Ketika masuk pujinya HUWA. Ketika terhenti seketika antara keluar masuk namanya Tanafas, pujinya AH.. AH. Ketika tidur “mati” namanya Nufus “Haqqul Da’im” . Ingatlah olehmu dalam memelihara Nafas-mu itu, dengan menghadirkan makna-makna diatas ini senantiasa, di dalam berdiri dan duduk dan diatas segala aktivitas yang diperbuat hingga memberi “tanda” kepada sekalian badan dan segala cahaya Nurul Alam atas segalanya. . Tetaplah “tilik” hatimu, jadilah engkau hidup di dalam Dua Negeri yakni Dunia dan Akhirat, semoga dianugrahkan Allah bagimu pintu selamat sejahterah Dunia dan Akhirat. . Semoga pula dianugerahi Allah Ta’ala bagimu sampai kepada martabat segala Nabi dan diharamkan Allah Ta’ala tubuhmu dimakan api neraka dan badanmu pun tiada dimakan tanah di dalam kubur. Tetaplah dengan hatimu wahai saudaraku.., janganlah engkau menjadi orang yang lupa dan lalai, Semoga dibahagiakan Allah Ta’ala atas mu dengan “berhadapan senantiasa”, sampai ajal menjemputmu. . Bahwa : . Nafas kita keluar masuk sehari semalam yaitu pada siang 12.000X dan pada malam 12.000X karena inilah jumlah jam sehari semalam 24jam, pada siang 12jam dan malam 12jam, demikianlah seperti huruf “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah”, masing-masing mempunyai 12huruf berjumlah 24huruf semuanya. . Barang siapa ‘mengucap’ dengan sempurna yang 7 kalimah itu, niscaya ditutupkan Allah Ta’ala Pintu Neraka yang 7. Barang siapa ‘mengucap’ yang 24huruf ini dengan sempurna, niscaya diampuni Allah Ta’ala yang 24jam. Inilah persembahan kita kepada Tuhan kita, yang tiada putus-putusnya, yang dinamai Sholahud Da’im = Puasa melakukan nafsu dzahir dan batin. . Sabda Nabi saw : “Ana Min Nuurillah Wal ‘Aalami Nuurii” Artinya : “Aku dari Cahaya Allah dan sekalian alam dari Cahayaku” . Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah” artinya “Muhammad itu bapak sekalian nyawa” dan dikatakan“Adam Abu Basyar” artinya “Adam bapak sekalian tubuh”. . Adapun yang dikatakan Fardhu itu Nyawa, karena Nyawa badan kita dapat bergerak . Awal Muhammad Nurani Akhir Muhammad Rohani. Dzahir Muhammad Insani Batin Muhammad Robbani. . Awal Muhammad Nyawa kepada kita Akhir Muhammad Rupa kepada kita, . Yang bernama Allah Sifatnya, sedangkan sebenar-benarnya Allah itu “Dzat Wajibal Wujud” Yang sebenar-benar Insan adalah manusia yang dapat berkata-kata adanya. . Kita telah mendengar bahwa barang siapa yang tidak mengenal Ilmu zikir nafas maka sudah tentu orang tersebut tidak dapat menyelami alam hakekat Sholahud Da’im. . Perhatikan kembali bab-bab yang lalu, telah banyak diterangkan dengan jelas tentang sholat, dimana pengertian sholat tersebut adalah berdiri menyaksikan diri sendiri yaitu penyaksian kita terhadap diri dzahir dan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala. Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembicaraan takrif dan cara-cara untuk mencapai martabat atau maqam sholat da’im.. . Sholat Daim boleh ditakrifkan sebagai sholat yang berkekalan tanpa putus walaupun sesaat selama hidupnya, yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri dzahir). . YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT (Al-Makrij:23). . Di dalam sholat tugas kita adalah menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain. Sholat adalah merupakan latihan diperingkat awal untuk melatih diri kita supaya menyaksikan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala … tetapi setelah berhasil membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat, maka haruslah pula melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita pada setiap saat dalam waktu 24 jam, sebab itulah kita mengucapkan syahadah: . “Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah” . Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam 24jam sehari semalam. Oleh karena itu untuk mempraktekkan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan Sholatul Da’im dalam kehidupan kita sehari-hari sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi dan Wali-wali Allah yang Agung. . Syarat mendapatkan Maqam Sholahudda’im : . 1- Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan hakekat ZIKIR NAFAS 2- Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NUR QALBU. lihat disini : http://ilmuhakekat.wordpress.com/2011/11/15/pergerakan-nur-kalbu/ 3- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS. Lihat di sini : http://ilmuhakekat.wordpress.com/2012/06/21/proses-pemecahan-wajah-khawasul-qhawas/ 4- Memahami dan berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ. Lihat di sinihttps://hukumalam.wordpress.com/2012/08/27/sholat-hakiki-ku/ . . Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat perlakuan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya.. zikirnya.. lafadz zikirnya…letaknya.. dan sebagainya, hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBUyaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala. . Sesungguhnya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan kemudian terpancar pula makrifah yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ” Tuhan semesta alam. . Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dikerjakan secara bertahap, tahap awal yaitu melalui “acara” sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bab yang lalu.. selama proses penyaksian diri berlangsung maka orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin “KHAWAS FI KHAWAS” dari jasad dan dengan itu maka seseorang akan dapat melihat wajah kesatu wajah kedua seterusnya sampailah kepada wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib… dengan mendapat pecahan wajah maka akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar pada setiap saat dimasa hidupnya pada waktu “acara” ibadah ataupun keadaan biasa. . Pada tahapan seperti ini dinamakan martabat “BAQA BILLAH” yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran, penglihatan, perasaan dan sebagainya, dan pada tahap ini ia adalah seperti orang awam biasa-biasa saja, tidak nampak dan sulit untuk mengetahui derajat dirinya disisi Allah Ta’ala.. . Biasanya orang yang berhasil mencapai maqam Sholahud Da’im maka dapatlah ia kembali kehadrat Allah Ta’ala dengan diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, ia dapat memilih hendak mati atau hendak gaib.
1 note
·
View note