#AMUNISI
Explore tagged Tumblr posts
Text
AMUNISI (Afirmasi Hari Ini):
"Dengan pertolongan Tuhan, aku yakin dan percaya bahwa aku bisa menjaga kesadaranku."
- Sastrasa
#AMUNISI#afirmasihariini#afirmasi#dailyaffirmation#daily affirmations#quote#puisi#quotes#galau#inspirasi#sedih#bahagia#motivasi#senang#kasih#kisah#cinta#literasi#sastra#sajak#syair#inovasi
20 notes
·
View notes
Text
Peperangan merupakan bisnis yang sangat menggiurkan untuk menjadikan sebuah wilayah untuk dapat lebih maju.
0 notes
Text
Militer ‘Israel’ Akui Kekurangan Tank dan Amunisi
GAZA (Arrahmah.id) – Kantor berita Anadolu mengutip harian ‘Israel’ Yedioth Ahronoth yang mengatakan bahwa tentara memberi tahu Mahkamah Agung ‘Israel’ bahwa banyak tanknya rusak selama perang Gaza dan persediaan amunisinya menipis. Pengakuan ini muncul sebagai tanggapan terhadap petisi yang menuntut diikutsertakannya prajurit wanita dalam Korps Lapis Baja Angkatan Darat. Mengutip dokumen…
0 notes
Text
Relawan Gernas IG Menilai Musyawarah Reboan Sebagai Amunisi dan Evaluasi
JAKARTA | KBA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gernas Indonesia Gemilang (IG) Legisan Samtafsir mengatakan dilaksanakannya Musyawarah Reboan ini untuk saling mengkuatkan dan berbagi informasi di daerah-daerah. Selain itu di sisi lainnya, Musyawarah Reboan sebagai amunisi buat memperkuatkan daya juang para relawan. “Pertama, Musyawarah Reboan ini kan untuk menguatkan. Jadi semua kita…
View On WordPress
0 notes
Text
Aku memilihmu, lagi dan lagi.
Jika kau bisa melihat bagaimana aku nyaris tersedak menahan diri, mungkin kau akan tertawa, terbahak-bahak. Atau kau akan berduka, bagaimana mungkin aku menjadi seseorang yang tidak masuk akal. Tapi masih penting kah semua itu? Kau tetap menang, bagaimana pun aku merunduk dari semua amunisi.
76 notes
·
View notes
Text
Banyak sekali perkara dalam hidup yang bisa kita jadikan ajang untuk bersyukur. Tapi jika boleh untuk dibuat list apa hal yang paling membuat bersyukur sepanjang 26 tahun kehidupan ini, ialah :
1. Lahir dari rahim Umi.
Setelah bertemu banyak jenis orang tua dengan rupa rupanya, sangat bersyukur dilahirkan dari rahim seorang Umi. Dididik beliau dengan segala pahit manis yang dijalani, hingga sampai di titik ini sangat bersyukur dengan nilai-nilai hidup yang Umi tanamkan. Meskipun sulid sekali untuk istiqomah menjalankan wkwk.
Makin kesini, Umi sudah tidak "se-mengikat" dulu. Kalau dulu nasihat dan instruksi Umi yang membayang-bayangi, sekarang cukup dengan wajah Umi yang terbayang sudah menjadi penyadar diri untuk berhenti bermain-main dan mau bergerak. Memang Umi pasti ada salahnya, tapi kebaikan beliau terlalu menyilaukan sehingga ketika mau protes dengan kesalahan Umi, kemudian memilih berpikir ulang ternyata aku yang pantas diprotesi.
2. Menjalani pembelajaran Quran secara intensif selepas lulus SMA
Nggak kebayang akan sehancur apa hidup sekarang kalau ga kenalan sama Quran. Walaupun aku masih jauh sekali dari standar interaksi dengan Quran tapi Quran-dengan izin Allah- telah menyelamatkan dari pola pikir yang membahayakan, menyelamatkan dari lingkungan pergaulan, menyelamatkan keluarga, meningkatkan potensi diri, dan meluaskan jejaring hingga bisa mengenal orang-orang yang begitu luar biasa jejak hidupnya
3. Mengajukan permintaan kepada Ustadz untuk bantu proses dengan suami di tahun 2023
Karena dulu melihat (calon) suami bertalenta sekali jadi ayah untuk anak-anak dan partner hidup dengan deret prestasi dan keteladanannya, alih-alih merasa insecure aku malah "mengamankan seat" untuk jadi pasangan hidupnya lewat seorang Ustadz yang mengenal kami berdua. Wkwkwk yang mau mencontoh dipersilahkan, tapi ke ikhwan lain ya 😂
Setelah ngobrol sama suami, ternyata tadinya dia sudah merencanakan melamarku di tahun 2024 setelah studinya rampung dan persiapan bisa lebih matang. Setelah diberitahu seperti itu aku langsung ngakak dan "merasa menyesal" kenapa ngga nunggu aja biar dia duluan wkwk.
Tapi setelah dipikirkan, banyak banget pelajaran hidup, kenangan, pengalaman dan sudut pandang baru yang didapat setelah kita menikah meski baru berjalan satu semester.
Tiga poin tadi berdampak sekali ke banyak hal, dan menurutku tiga hal tadi sukses menjadi amunisi terbesar untuk selalu mengingat bahwa memang Allah tak pernah berkesudahan memberikan kebaikan bagi para para hambaNya. Alhamdulillah terimakasih ya Allah untuk refleksi syukur disore ini.
Kalau besok-besok ngambek sama Umi, males-malesan berquran, bete sama suami dibaca lagi yaa tulisan ini!
9 notes
·
View notes
Text
Hai malam ahad, salam rindu dengan masjid ulil albab, masjid kampusnya UII. Aku rindu suasana motoran dari jakal km. 5 menuju masjid ulil, ngobrol dengan teman sepanjang perjalanan, mampir beli amunisi nglembur, ketemu teman meski gak janjian, ngelingkar ngobrolin apa aja, mojok berdua sama quran tiba2 ketiduran.. ya ampun indah banget masa2 itu..
2 notes
·
View notes
Text
Hasil yang besar akan lahir dari keputusan yang besar pula, maka jika engkau sudah tau bahwa mimpimu besar maka jangan siapkan amunisi seadanya, kumpulkan pengetahuanmu , tabung pengalaman-pengalaman kecilmu , tanmpa sadar suatu saat nanti semua yang kau lakukan itu, itulah mimpimu yang sudah terwujud.
10 notes
·
View notes
Text
Kapan Umat Islam Boleh “Ribut” Sendiri
Masyarakat maya Indonesia, kita akui saja, memang hobi ribut sendiri. Media sosial menyebabkan sedikit percikan api bisa meledak di seisi jagat, apalagi pada hal yang sensitif seperti perbedaan pendapat dalam cara beragama kita.
Tapi bagaimana seharusnya sebuah perbedaan pendapat dalam agama Islam itu “diributkan”?
Kemarin, pembahasan tentang objek apa yang perlu dan tidak perlu diributkan sudah dipost.
Sekarang adalah penjelasan Syaikh Adham Al-Asimi tentang tiga kondisi di mana “keributan”, atau diskusi dan perdebatan pendapat itu seharusnya dilakukan.
1. Perkara keilmuan hanya diperdebatkan oleh ulama' atau ahli ilmu, bukan masyarakat umum
Sama seperti permasalahan kesehatan, pasien kanker misalnya, hanya akan relevan jika kasusnya diperdebatkan oleh tenaga medis. Jika satpam, petugas kebersihan, bahkan profesor ekonomi sekalipun ikut berdebat, tidak akan ada ujungnya, tidak akan melahirkan solusi, dan tidak akan akurat menyelamatkan pasien.
Ulama seperti apa yang berhak didengar pendapatnya dalam diskusi perkara syariat telah dituliskan kriterianya dalam kitab-kitab ushul fiqh. Kualifikasinya tidak mudah. Tidak perlu kita merasa berhak hanya karena bisa bahasa Arab dan mengeluarkan maqulah-maqulah saja. Sebab ada banyak tangga ilmu yang harus dilewati.
Kita yang bahkan tidak bisa bahasa Arab dan belum tahu apa itu ushul fiqh cukup memilih saja pendapat ulama' mana yang nyaman diikuti. Tidak perlu ikut berdebat, apalagi dengan sesama orang yang tidak tahu menahu, sebab hanya akan membuat keributan.
Kita juga tidak perlu menjelekkan ulama' yang tidak kita setujui pendapatnya. Sama seperti satpam yang tidak perlu memprotes dokter dalam memutuskan amputasi meskipun terlihat kejam. Tidak ada relevansinya secara profesionalitas.
Beberapa hal yang tidak kita fahami bukan berarti sepenuhnya salah. Perbedaan itu memang ada. Seperti kemarin kita bahas dalam pembagian kulliyyat dan juz'iyyat.
2. Perdebatan dilakukan di pusat-pusat keilmuan, bukan di wilayah umum
Perdebatan ilmiah perkara syariat tidak dilakukan di halaman media sosial, tidak juga di jalanan, pasar, atau tempat umum lainnya.
Kembali lagi pada dokter, ia tidak akan tuntas jika mendiskusikan obat-obatan hanya melalui berbalas postingan, saling kirim video reels, atau beradu argumen di jalanan.
Siapa yang menjadi penengah dari sebuah diskusi jika tidak dilakukan pada tempatnya?
Perdebatan hanya dilakukan di atas meja diskusi ilmiah, sehingga tidak memancing keramaian dan menambah kebingungan. Jikapun ujungnya sepakat untuk berbeda maka tidak perlu melahirkan perpecahan.
3. Diskusi dilakukan saat suasana aman dan tenteram, bukan di zaman fitnah dan musibah
Bahkan dengan Budha, Yahudi, Kristen sekalipun jika terjadi kebakaran yang mengancam sebuah bangunan kita tidak perlu memperdebatkan mengapa Tuhan bisa mati di tiang pancang. Tidak ada yang lebih penting selain bersatu menyelamatkan nyawa.
Memperdebatkan hal-hal furu' di saat kondisi darurat dan lemah hanya akan membuka kesempatan musuh untuk semakin mudah melawan.
Pepatah Arab mengatakan, serigala dengan mudah menerkam domba yang berkelahi.
Saat ini misalnya, jelas sekali ada peristiwa Gaza yang sedang mengalami genosida. Perlukah kita membahas kesesatan-kesesatan Asy'ari, kesesatan-kesesatan Salafi? Hukum musik halal atau haram?
Bahkan umat non-muslim bisa bersatu untuk gerakan pro-palestina.
Sebab tidak ada pentingnya memilih warna baju saat kepala sedang terpisah dari tubuhnya. Tidak ada gunanya mengecat tembok saat bangunan rubuh hingga rata pondasinya. Perpecahan hanya menambah kelemahan.
"Irshadan liman haraballah min Qabl"
"Untuk memberikan amunisi bagi musuh-musuh yang menentang Allah sejak dahulu." kata Al-Quran.
@audadzaki
Al-Khalil Compound, 21 Juni 2024.
5 notes
·
View notes
Text
AMUNISI (Afirmasi hari ini):
Aku percaya dan yakin bahwa aku senantiasa aman dalam perlindungan Tuhan.
- Sastrasa
#afirmasi#dailyaffirmation#todayaffirmation#afirmasihariini#amunisi#quote#puisi#quotes#galau#inspirasi#sedih#bahagia#motivasi#senang#kasih#kisah#sastra#sajak#rasa#sastrasa#syair#literasi#artikel#essay#booktumblr#buku
12 notes
·
View notes
Text
29 Agustus 2024
Gak perlu pake amunisi alkohol buat berani apalagi obat buat nurunin genggsi. Tinggal mendem lama, kena senggol dikit, tumpah semua. Kayak kemaren, ngelakuin hal malu-maluin yang besoknya nyesel karena udah jadi sebegitu rapuh gak berdayanya diperbudak sama perasaan.
Aku gak akan minta kamu balik, gak perlu. Aku gak minta kamu bales semua yang aku kirim ke kamu. Aku cuma butuh ngeluarin semua yang aku rasain biar kamu tau ini gak pernah mudah buat aku. Padahal kamu sesimpel bisa ngerti orang aja sebenernya, gak cuma aku. Tapi gak semua orang bisa ngelakuin itu. Makin mengarah ke atas, makin diperlukan cara mikir kayak robot; yang penting saling menguntungkan aja. Peduli setan sisanya kayak apa. Aku juga kalo lagi gak diperbudak mikirnya kayak gitu. Ini sedang dijajah sementara aja makanya jadi gini.
Aku gak menyesali perbuatanku sih, gak menyesali yang terjadi, gak berharap semuanya kembali seperti semula karena emang banyak hal di dunia ini yang tempatnya emang di belakang aja. Mau segimanapun diusahainnya emang gak bisa, mau sejungkir balik apapun juga emang gak baik. Cuma aku beneran berharap yang terbaik buat kamu disana.
3 notes
·
View notes
Text
Tentara 'Israel': Hamas Kembali Persenjatai Diri dengan Sisa Amunisi Kita yang tidak Meledak
GAZA (Arrahmah.id) – Radio tentara pendudukan ‘Israel��� mengatakan pada Senin (24/6/2024) bahwa Hamas kembali mempersenjatai diri dari sisa-sisa amunisinya di Jalur Gaza, sebagai bagian dari perang yang sedang berlangsung selama sembilan bulan. Dengan dukungan Amerika, ‘Israel’ telah melancarkan agresi dahsyat terhadap Gaza sejak 7 Oktober, yang sejauh ini telah menyebabkan sekitar 124.000 warga…
View On WordPress
0 notes
Text
Cinta Itu Milik-Nya
Akhir-akhir ini lagi viral gugatan sidang youtuber RR yang tersebar ke seluruh Indonesia. Membaca beberapa laporan yang kalau di hitung-hitung banyak juga ya ternyata. Mulai dari body shimming tubuh yang kurus, ingin deeptalk tapi di sangga , bab ranjang, uang 500 jt, masalah tidak ada perhatian ketika hamil, pelabelan “istri durhaka”, bahkan pembelaan yang berlebihan kepada ibu mertua RR dan lainnya.
Dulu pernikahan yang viral bak princess dan pangeran itu kini akhirnya kandas dengan tersebarnya berita yang juga viral sampai di segala penjuru. Jadi sebenarnya kurang apa sih? RR yang berprestasi, punya banyak duit, cantik, dan bahkan backingannya orang-orang hebat. TR yang tampan, terkenal sangat menyayangi ibunya. Dua-duanya dari keluarga dengan track record bagus, seperti memang tercipta menjadi pasangan yang serasi.
Tapi kembali lagi pertanyaan itu mampir di kepalaku?Sudah sejauh apa mereka belajar tentang pernikahan? Ataukah sebenarnya praktik dari apa yang dipelajari itu sesusah itu? Apakah di tengah gerusan akhir zaman ini memang mendapat laki-laki yang baik itu harus ke paling lautan seperti mencari mutiara? Godaan-godaan yang semakin berat, apakah bisa iman yang setipis tissue ini bisa membedakan mana laki-laki yang baik dan bukan. Mana yang modus mana yg serius?
Menyesakkan sekali, aku sebagai wanita yang ikut membaca gugatan itu sangat-sangat mempengaruhi psikologis. “Oh bisa ya ternyata?” “Oh ada ya laki-laki seperti itu?” Padhal kakaknya Ustadzah dan berbagai spekulasiku untuk mereka. Meski ada klarifikasi dari TR aku tetep berpandangan bahwa mereka sebenarnya hanya tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan egosimenya masih sama-sama tinggi. Mereka belum sepenuhnya menyelami pernikahan itu sendiri.
Padahal aku yang belajar pra nikah dari 2019 sampai sekarang yg bahkan sampai eneg buat belajar lagi. Karena yg di pelajari samaa dan merasa mampu jika suatu saat nanti pertemu dengan pernikahan. Lalu di 2021 pas ketemu Teh Dery di Sekolah Calon Ibu beliau berkata “Kamu harus meluaskan dada selapang-lapangnya ketika sudah menikah, karena menikah itu sebenarnya sangat menguras energi. Kamu harus terus mengisi energi mu penuh, terus di carger, di kasih amunisi terbaik, karena jika suatu saat kamu kelelahan dalam pernikahan. Maka syaitan akan mudah masuk dengan segala bisikannya”
Apakah memang semenguras tenaga itu?? Padahal bagiku aku sekarang bahkan sudah siap untuk mengarungi bahtera itu, siap sumur hidup bersama pasangan, emosi yang ku latih sudah tidak labil, aku bisa mendengarkannya, merawatnya, belajar memasak enak, dan aku bahkan selalu mencoba cukup dalam segala hal, seperti belajar financial “mana yang perlu dan mana yang tidak”, lain lagi aku suka sekali mempelajari parenting. Secara usiaku juga sudah cukup matang jadi aku sudah siap, batinku.
Banyak uang yang aku keluarkan untuk mengikuti kelas-kelas, membeli buku-buku, dan sekarang sedang mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk resepsi impianku yang sederhana. Tapi lagi-lagi, pernikahan ternyata persiapan ibadah yang panjang. Cinta ini milik-Nya. Sebaik apapun persiapan ini, takdir ada di tangan-Nya, pasangan hanyalah titipan yang hatinya akan di bolak-balik oleh-Nya. Begitupun aku yang tidak tahu akankah aku berubah lebih baik atau malah sebaliknya, yang aku harap semoga Allah tetap teguhkan di jalan yang benar.
Di masa tunggu yang semeresahkan ini, semua di lakukan dengan memantaskan diri sebaik mungkin. Berharap mendapat pasangan sebaik mungkin, perkara nanti Allah kasih pasangan yang mungkin tidak sesuai ekspektasi, pasangan yang jahat, pasangan yang tidak mau mengerti. Itu memang takdirnya, rangkaian ujiannya. Terlepas itu ikhtiar perjuangan kita untuk beribadah mengenapkan separuh agama tidak boleh surut, doa harus lebih kuat, sujud harus lebih panjang, ikhtiar terus, ikhtiar lagi, ikhtiar yang terbaik dan jangan lupa menyerahkan diri sepasrah-pasrahnya kepada-Nya. Karena di jalan cinta para pejuang, Allah lebih tahu tentang kita.
Tulisan ini di tulis dengan dada yang sesak dan penuh harapan ✨
4 notes
·
View notes
Text
Tersungkur Rindu
Aku tersungkur di hadapan rindu. Memungut sisa harapan tentang resah yang tak menemukan rumah. Di sini, kekalahan termanis adalah racun paling mujarab, untuk memenjarakan hati yang kian sekarat.
Adalah kau yang hadir di sela-sela hingar-bingar pikiranku yang beradu. Menyapa hangat hati, hingga membuatnya hilang kendali. Ia luruhkan semua amunisi, hingga runtuh pertahanan terakhir.
Apa kau sudah mendengar degupannya? Yang kubiarkan sekarat di tangan kenyataan. Bahwa tak ada lagi jalan mundur yang aku miliki, kecuali menerima jika pada akhirnya kau hanya singgah untuk bermain.
Apa sekarang kau sudah tertawa? Aku kalah bahkan sebelum sempat mengeluarkan tuba paling kuat untuk bertahan dari air mata. Yang tersisa hanya seutas asa yang meluap dalam doa-doa.
Entah semoga mana yang kini aku langitkan. Saat kulihat hadirmu sebatas permainan. Yang datang karena penasaran dan akan pergi setelah nanti bosan.
72 notes
·
View notes