Tumgik
#10DaysKF
nadiranotes · 8 years
Text
Sebuah Janji untuk Diri Sendiri
Sebuah janji untuk diri sendiri Terlalu mudah dibuat, terlalu mudah pula untuk diingkari Masa lalu membuat saya mengerti,  bahwa diri harus senantiasa diperbaiki. Kesalahan ada untuk dijadikan pelajaran. Saya tidak ingin kembali, pada masa di mana saya mengabaikan diri-sendiri demi orang lain Saya, berjanji untuk tidak melulu menyalahkan diri-sendiri. Saya akan belajar mencintai diri-sendiri hingga layak untuk dicintai.
2 notes · View notes
arinpuppabellula · 8 years
Photo
Tumblr media
Day 7. Gak terasa tinggal 3 hari lagi challenge ini selesai. Semoga konsistensi pasca challenge ini tetap bergema di hati gue. Januari, 2017. Sudah hampir 6 bulan gue stay sebagai fulltime mother dengan ritme bangun pagi buta, ibadah, menyiapkan suami berangkat ke kantor, dan tetek bengek ala ibu rumah tangga pada umumnya. Sering sekali mengeluh, secapek ini rupanya menjadi ibu rumah tangga. Selelah ini rupanya menjadi wanita yang sepanjang hari berada di rumah. Tapi, seringkali pun merasa jauh lebih beruntung dibandingkan mereka yang hampir tak punya waktu untuk keluarga. Kemudian kembali kuat. Tak jarang diam-diam menahan haru dengan pandangan orang-orang yang menilai sesuatu berdasarkan apa yang kita punya. Membuat patokan sendiri bahwa wanita berpendidikan tinggi tidak pantas di rumah, padahal gue dengan susah payah memikirkan gizi yang tepat untuk suami, mengatur jadwal istirahat sampai dengan mengatur jadwal untuk berlibur. Tak ada yang menghargai itu. Ya. Hampir tak ada. Hanya beberapa saja yang terus tak berhenti mendoakan agar gue kuat dengan pilihan dan prinsip yang gue pegang. Segelintir saja. Tetapi dari mereka yang membuat gue bangkit kembali saat gue merasa lemah. Pesan untuk diri sendiri agar setiap kali lemah, semoga ingat pernah menulis seperti ini di sini (agar lebih mellow, gue replace sebutan ‘gue’ jadi ‘aku’). Perempuan, kamu dipilihkan Tuhan untuk terlahir ke dunia, bukan tanpa alasan. Setiap kali terjatuh ataupun dijatuhkan, Ia sudah menyiapkan skenario sedemikian rupa agar kamu berhasil kembali bangkit. Bukankah Ibu berulang kali mengingatkan kamu agar “Mintalah.. Minta.. Mereka yang meminta sampai sekuat raga saja seringkali tidak dikabulkan, bagaimana dengan kamu yang tidak mau meminta kepada-Nya?” Perempuan, setiap kali kamu merasa rapuh, tengok, tengoklah. Seberapa banyak mereka yang telah kamu bantu kuatkan. Seberapa banyak mereka yang setiap kali lelah, letih dan lunglai, kemudian datang kepadamu membagi resah dan gelisahnya kemudian mereka kembali berdiri? Bukankah kamu disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat menjadi penolong ketika mereka dalam kesulitan. Perempuan, masih adakah alasan untukmu menangis, sementara kamu acap kali menyeka duka dan peluh orang-orang di sekitarmu yang putus asa menghadapi harinya? Bangun, bangunlah. Mereka ada, dan akan selalu ada. Tuhan akan selalu mengirimkan mereka kepadamu. Bukan, bukan untuk membebanimu, tapi agar kamu selalu ingat, kamu adalah perempuan yang kuat. Perempuan, rendahkan suaramu, tinggikanlah syukurmu. Bukankah Ia begitu baik, menjadikanmu tumpuan dan harapan orang-orang di sekelilingmu? Menunduklah. Perempuan, ingatlah dan tanamkanlah dalam dirimu, setiap kali ingin menyerah, bukalah kembali, berapa banyak yang akan kehilanganmu? Berapa banyak yang akan kehilangan senyumnya karenamu? Jangan pernah menyerah, sebagaimana Ibu tidak pernah menyerah berdoa menginginkan hadirmu. Seperti orang-orang di sekelilingmu, meski sering abai dengan keberadaanmu, mereka tak berhenti menyimpan kenanganmu sebagai orang yang berusaha selalu ada untuk mereka. Perempuan, ingat, ingatlah. Ketika merasa letih dan rapuh, baca kembali ini, kalaupun tidak merasa kuat, paling tidak kamu akan merasa lebih baik. Tarik nafasmu dalam-dalam. Tak mengapa sedikit menitik air matamu, setelah itu bersujudlah, dan katakan ke dalam hatimu; kamu mampu.
3 notes · View notes
coretangaje · 8 years
Text
Kampus Fiksi - Writing Challenge #1
Entah kenapa pas baca tema pertama ini jadi batuk-batuk (dipaksa) sendiri hahaha.
Bagaimana tipe kekasih yang kamu dambakan?
duhh.. saya sebenarnya tak pernah kepikiran tipe lelaki itu harus yang ini dan begitu, sama sekali tidak. Hanya entah kenapa kata orang-orang dari beberapa mantan yang masih hidup itu mereka semua setipe, seolah saya memang maunya sama manusia yang bentukannya seperti itu saja padahal itu tak disengaja *ehh… apa deh Ndi.
Tapi selayaknya perempuan normal lainnya, kepikiran untuk punya pasangan yang seperti si itu dan itu pernah kok, pernah. Orang yang baik, sopan, perhatian, dan blablablaa semacamnya itu (yang sebenarnya itu adalah apa yang memang harus dilakukan jika dia benar mengaku cinta), selebihnya adalah tipe tambahan yang bisa bikin jatuh cintanya makin-makin itu seperti ini.
1. Pernah kepikiran (sampai sekarang rada masih sih) punya pasangan Mas-Mas Jawa, iya orang Jawa Tengah yang mau ngajak saya tinggal di Jawa. . *kalem..kalem Ndi. Hahha 2. Pernah kepikiran punya pasangan yang tingginya harus lebih dari saya. Harus jago nyanyi, bisa main alat musik (minimal gitar). 3. Pernah kepikiran punya pasangan yang orangnya super cuek saja (setelah sebelumnya ketemu orang yg posesif kebangatan), dan tetap tingginya harus diatas saya. 4. Pernah kepikiran punya pasangan yang anaknya harus rapi bangat biar bisa nular ke saya (anaknya rada berantakan), pakai kacamata dan pipinya bolong, suka baca buku, pinter bikin puisi, dokter dan tak boleh lebih pendek dari saya.
Jeng..jeng.. Akhirnya, pernah ngerasain jalan sama Mas-Mas jawa. Pernah dinyanyiin sampai ennek, dibikinin lagu atau saya disuruh nulis lirik dan tak sampai sehari lagunya bisa jadi, selalu jadi orang pertama yang dengar lagu ciptaannya. Sampai akhirnya ngerasa bosen sendiri hahahaha. Pernah ngerasain pasangan yang super cuek sampai ngerasa sebenarnya dia bukan siapa-siapa. Pernah sama yang kacamataan, pipi bolong terus orangnya rapi (yang ternyata tak menular ke saya juga), rajin temani ke toko buku. Pernah ketemu calon dokter muda yang setiap kali baca puisi selalu bikin meleleh beserta pipinya yang lobang, yang mereka semua memang lebih tinggi dari saya. Dan ternyata semuanya selesai juga.
tipe-tipe yang pernah saya pikirkan itu ternyata tak bisa jadi jaminan saya bisa tetap selalu jatuh cinta pada seseorang *ketawa sampai merauke*.
jadi kalo sekarang ditanya bagaimana tipe kekasih yang saya dambakan? Nda usah ada aja lah yaah.. yang jelas yang mau serius datang kerumah saja, lalu besoknya tidak menghilang tanpa jejak.
- 18 Januari 2017
6 notes · View notes
kikilinzy · 8 years
Text
Fokus pada Proses, Bukan Hasil
Allah tidak melihat hasil, tapi Allah menilai segala sesuatu dari prosesnya. Kalimat ini terasa menampar-nampar, membayangkan bahwa diri ini selalu berorientasi hasil sehingga lupa untuk menikmati bagian dari proses untuk mencapai hasil tersebut. Betapa banyak pekerjaan yang tertunda dan hasilnya kurang maksimal karena saya selalu tidak memfokuskan diri pada prosesnya. Saya selalu menuntut hasilnya baik, tepat waktu, sesuai dengan yang saya rencanakan dan kalau bisa zero mistake. Tapi nyatanya saya lupa, bahwa untuk sebuah hasil yg baik, maka proses untuk melewati itu pasti tidak ada yang mudah. Jalan untuk menuju hasil yang cemerlang pasti ada banyak jalan berliku, yang penuh dengan derai air mata dan duri yang menusuk perih.
Kalimat itu terasa bagai oase yang menyejukkan, ketika kegagalan demi kegagalan saya alami. Setidaknya, asa itu masih ada. Meski keinginan untuk menyerah juga selalu menghantui setiap kali merasa gagal. Tapi setidaknya, ia menjadi cambuk untuk bangkit kembali dan memulai ulang, meniti jalan tersebut dengan cara yang lain. Mungkin benar bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Allah tunda sukses kita semata-mata hanya ingin memotivasi agar jangan terlalu cepat menyerah. Setiap proses yang kita lalui akan membuahkan hasil, dan setiap tetes keringat dan air mata yang kita korbankan akan di balas dengan tawa dan senyum dimasa yang akan datang.
Tulisan ini dalam rangka menyemangati diri saya pribadi, agar jangan sampai saya mengulangi kesalahan dan kegagalan yang pernah saya lalui. Kekecewaan pasti ada, tapi jika saya terlalu larut dalam rasa kecewa bagaimana saya bisa belajar dan bangkit kembali. Meniti ulang jalan demi jalan, proses demi proses, pengorbanan demi pengorbanan yang kelak saya sangat berharap kolaborasi semua itu menghasilkan kesuksesan yang saya impikan. Saya selalu percaya, bahwa Allah tidak melihat hasil tapi Allah menilai proses. Maka, saya ingin belajar untuk menikmati, mencintai dan bersahabat dengan proses ini agar segala sesuatu yang saya jalani terasa nikmat, bukan sebaliknya menjadi beban.
 Batam, 24 Januari 2017
#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge
#10DaysKF
2 notes · View notes
kanon1010 · 8 years
Text
Me????
Kesan pertama saat bertemu seseorang itu memang penting. Dari sekali pandang kadang kita bisa menilai langsung orang tersebut. Akupun melakukan hak itu. Tetapi kata orang tuaku aku sedikit "unik", karena kadang apa yang kuprediksi tentang orang tersebut dalam sekali pandang, benar-benar terjadi. Misalnya dalam pertemuan pertama aju kurang suka sama miss X misalnya, nanti malah benerab tampak kalau si miss X itu bukan orang baik-baik. Bagaimana denganku??? Akuvtak bisa nenilai diriku sendiri. Kalian yang berinteraksi denganku yang bisa menilainya. Beberapa opini mereka tentang aku yaitu, 1. Jutek Banyak yang bilang kalau baru pertama bertemu denganku kesan jutek itu melekat banget. Padahal sebenarnya aku hanya waspada terhadap orang baru. Tetapi kadang tatapan mata dan wajah judesku itu suka disalah artikan seperti jutek.😞 2. Cerewet Hmmm well ini bisa dibilang setengah fakta setengah hoax. Aku bisa cerewet dengan orang-orang yang kuanggap masuk ke zona amanku. Maksudnya, hanya orang-orang yang kuanggap bisa dekat dengaku aju bisa cerewet. Padhal aku ini sedikit pemalu. 3. Ceria Hmm... kalau kukatakan jika dirumah aku ini sangat pendiam bagaimana? Pasti mereka yang mengenalku tak percaya. Hampir 180° perbedaan kerpribadianku di dalam rumah dan diluar. 4. Pelit Yes! I am! .... tetapi ada alasannya. Aku pelit marena sebelumnya sudah kuperhitungkan matang-matang apa yang bisa ku bagi (baik uang atau barangnya). Sehingga semua terrencana dengan baik. 5. Kekanakan Aku tak pernah bergaya seperti bocah atau gadis-gadis awal lulus sekolah. Sifatku begini adanya dan kubiarkan mengalir. Ketika dipaksa dewasa aku sulit mengartikannya karena aku mau semuanya mengalir dengan natural. Jadi bagaimana dengan opini kalian yang sudah membaca dari hari pertama sampai hari ini?? Apa opini kalian tentang aku??? 😀😀
1 note · View note
lidyaamalia · 8 years
Text
Hari Pertama
Ketika musim panas menjelang dan suara serangga jantan mengerik seperti menghamba pada betinanya, maka dia hanya membalik lembaran bukunya dengan satu gerakan penuh semangat. Suara kertas yang bergesekan setiap beberapa periode sekali, itu, tidak pernah mengganggu pendengarannya. Seperti musik dalam ketenangan yang mengisi jiwanya penuh-penuh. Hingga ia bisa merasakan seseorang lain yang bersandar di punggungnya, bukan untuk saling mendorong karena ketenangannya terganggu. Namun saling memberi jarak dalam keheningan yang memekakkan telinga batin masing-masing.
Malam tidak membutakan. Malam tidak menggelapkan hati. Ia hanya membutuhkan satu orang yang bersama-sama duduk dengannya di tepian atap yang menjanjikan langit bertabur bintang. Tidak untuk menghujat malam, namun menikmati gelapnya langit dan terangnya bintang. Tanpa langit malam, bintang tak akan bisa berpijar. Melihat kebaikan tanpa meniadakan keburukan, ketika semua hal terbuka lebar, maka kejujuran adalah suatu kelaziman.
Tik, tok, tik, tok.
Waktu akan menggerus semuanya. Kendati demikian selalu ada yang disisihkan. Apatah itu untuk berbincang-bincang remeh atau memikirkan tatanan dunia baru. Tahu tidak, hanya sedikit orang yang bisa melakukan hal itu dengannya? Tersiksa betul jiwa raganya selama ini. Maka yang dilakukannya adalah menjadi seseorang yang keras pada dirinya sendiri. Dari dalam sel kelabu otaknya, ia bisa membicarakan seribu hal yang menurutnya amat menarik. Mengganti satu topik ke topik lainnya tanpa banyak penjelasan. Ia tidak membutuhkan anggukan kosong, dengusan abai, atau tarikan napas berat. Berikan saja secuil pendapatmu maka dahaganya akan terpuaskan.
Membagi keresahan tidak semudah membalik telapak tangan, memang. Banyak sekali yang membuat manusia cemas, bahkan pertanyaan sesederhana: 'apakah esok hari kita masih bisa bangkit dari tempat tidur?' Dia dan keburukannya sama indahnya seperti dia dan kebaikan-kebaikannya yang tanpa batas. Menghakimi kebodohan masing-masing dengan cara yang menyenangkan. Racun, memang. Namun, bukankah setiap hari dia meneguk racun sedikit demi sedikit hanya untuk bertahan hidup? Pun satu sesap racun tidak ada bedanya lagipula…
Jangan melihat tapi tak memahami. Mendengar namun menulikan hati. Membaca, sayangnya tak diresapi. Maka memandang, mendengar, dan membaca gerak-geriknya menggunakan indra seperti itu adalah sebuah ketiadaan. Karena ketidakpedulian adalah penghancur eksistensi nomer wahid baginya. Dia selalu membenci mayat hidup yang masih menarik napas dengan abai, hanya untuk membuangnya lagi tanpa banyak makna.
Nah, apakah kau sudah kehilangan hitungan mengenai apa yang dibencinya?
2 notes · View notes
squirrel2812 · 8 years
Text
A Promise To Don't Repeat The Mistakes
-Day 10 of 10 Days Writing Challenge KF-
Sebuah hal yang tidak akan pernah kuulangi kembali dan aku menjanjikan hal tersebut pada diriku sendiri.
.
.
.
Singkat saja, hal tersebut merupakan hal dimana aku tidak ingin melukai hati seseorang lagi karena sikap burukku. Dan aku akan memperjuangkan hal tersebut pada diriku sendiri.
0 notes
krresna · 8 years
Text
#10DaysKF hari ke #8 - Apa yang Kamu Pikirkan tentang Saya itu Tidak Benar
Sebutkan 5 fakta yang berlawanan dengan 5 opini orang lain tentang dirimu
Butuh usaha yang keras untuk menulis sesuatu tentang tema yang satu ini. 5 fakta yang berlawanan dengan opini orang lain tentang saya? Apa, ya? Sebenarnya saya tipe orang yang tidak peduli dengan opini orang lain tentang saya. Jadi saya tidak tahu benar apa pendapat orang tentang saya. Tapi, ada beberapa hal tentang saya yang pernah saya dengar dari perkataan teman-teman saya. Saya tuliskan di bawah ini, ya..
1. Saya bukan tukang galau
Banyak orang bilang kalau saya tukang galau. Faktanya, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengajar di sekolah, mengajar di bimbel, nonton film, baca novel, nonton film, ngobrol sama bapak ibu dan adek, ngebersihin rumah, dan tidur. Nggak ada waktu untuk sekedar merasa galau kemudian ngumpet di pojokan kamar. Nggak. Kebanyakan orang bilang saya adalah orang yang mudah galau setelah mengamati dari update-an konten blog yang saya bagikan. Padahal ketahuilah, sebenarnya tidak serta-merta begitu. Kadang saya nulisnya sambil cengar-cengir nonton film atau nyanyi-nyanyi sambil pakai headset.
2. Saya tidak pendiam
Beberapa orang berpendapat kalau saya ini pendiam. Sebentar. Ada dua kemungkinan kenapa saya lebih banyak diam ketimbang bicara atau bercanda. Satu, karena baru kenal. Dua, karena saya nggak ngerasa cocok untuk ngobrol sana-sini sama situ. Selain kedua alasan itu, saya bisa tampil sebagai seseorang yang suka bercanda dan cenderung cerewet. Jadi, sesungguhnya saya bukan tipe orang pendiam. Nggak percaya? Tanyalah mantan-mantan teman-teman dekat saya.  
3. Saya peka
Beberapa teman menyebut saya sebagai gadis yang tidak peka. Katanya, saya sering nggak ngerti-ngerti juga kalau dikode. Padahal, menurut hubungan sebab akibat tentang kepekaan, manusia terbagi menjadi 3 tipe; Pertama, dia memang nggak peka. Kedua, dia peka tapi tidak tahu harus merespon apa. Ketiga, dia peka, tapi dia nggak mau merespon. Nah, saya sering banget menjadi manusia tipe kedua dan ketiga.
4. Saya bukan anak kecil
Saya akui, saya masih suka main Pump it Up!. Saya masih suka nonton Doraemon atau Upin dan Ipin. Saya masih suka makan es krim. Tetapi bukan berarti saya nggak bisa diajak beradegan berpikir dewasa, bukan?
5. Saya bisa galak
Berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai guru, banyak teman sesama guru yang bilang kalau saya nggak bisa galak. Saya nggak bisa tegas. Mereka hanya tidak tahu, kalau saya tidak menampakkan kegalakan saya pada banyak orang. Atau belum. Mau lihat?
Sudah, ya. Saya sudah benar-benar tidak tahu harus menulis apa. Sejujurnya saya ingin berhenti menulis tulisan ini pada poin ketiga, sebab saya sudah tidak tahu apa lagi pendapat orang tentang saya. Kalau pendapatnya saja tidak tahu, bagaimana mau mengatakan yang sebaliknya?
0 notes
puan-hujan · 8 years
Text
#Day7 Tulisan yang Membuat Kuat #10DaysKF
Hari ini aku bermimpi. Aku bermimpi menuliskan buku dongeng pertamaku. Sejak kamu membuatkanku ilustrasi-ilustrasi ini, aku merasa mimpiku semakin dekat. Belum pernah sedekat ini. Hari ini aku juga bermimpi. Aku bermimpi bisa selamanya menulis dongeng. Aku bermimpi bisa berbagi dunia itu bersama kamu dan ilustrasimu. Bersama kamu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi. Bersama kamu, aku ingin memberi judul bagi buku ini. Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar. Dan Bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita. Selamat Ulang Tahun. (Kugy, Perahu Kertas).
Sebenernya bukunya yang bikin gue kuat. Bahwa mimpi itu akan selalu menemukan jalan. Walau harus melalui jalan berputar, walau harus melangkah ke arah yang berlawanan, masa itu akan datang. Ah. Kugy dan Keenan selalu punya bagian tersendiri buat saya :“).
0 notes
nadiranotes · 8 years
Text
Kepada Tuan
Hai!
Kepada tuan, kutuliskan sebuah kisah. Tentang seorang perempuan yang kini resah. Pikirannya tak tentu arah. Perempuan, jatuh cinta kepada lelaki gundah.
Kepada tuan, perempuan pernah berjanji Untuk berbahagia, meski tuan telah pergi Perempuan menambatkan hati Sayangnya lelaki, enggan dicintai
Kepada tuan, perempuan menulis surat Sekadar berbagi beban yang dirasa berat Perempuan, kepada lelaki, ia membuat sekat Berjaga, agar rasa tak semakin kuat
Kepada tuan, kukabarkan Perempuan tak mencari sosok tuan Kini, lelaki itu yang perempuan doakan Meski seakan tak ada harapan Perempuan hanya percaya akan Kuasa Tuhan
1 note · View note
arinpuppabellula · 8 years
Text
Untuk Seorang Sahabat
Day 9 Surat Untuk Sahabat (Yang Terlupakan) Beberapa tahun silam, kita bertemu, di tempat yang sama di mana Tuhan kita menitipkan sedikit rezeki untuk kita kumpulkan. Tak pernah sekalipun ku berniat untuk tahu tentangmu. Begitupun denganmu. Keadaan kita yang sama-sama stabil, melumpuhkan itu. Sampai suatu ketika, ada sedikit hal yang mengganggu tidur malammu. Mengusik konsentrasi kerjamu. Malam itu, saat dunia begitu jahat mempertemukan kita pada suatu keadaan di mana aku (lagi-lagi) harus menjadi katalisator agar kamu tetap berada dalam akal sehatmu. Di tengah malam yang lelap, terpaksa menjawab dering telfon yang sudah entah berapa kali kuabaikan, selepas kerjamu. Kupikir, tak ada yang perlu kukhawatirkan dari sejawatku. Yang setiap harinya kulihat begitu setia, menggenggam ambisi dan impian dalam satu tatapan mata. Yang tak pernah goyah dengan godaan kami yang selalu melepas hari dengan haha-hihi penuh keriaan. Malam itu, bersama dengan deru angin tengah malam di kota kita yang tak pernah padam, pertama kalinya kulihat mata itu begitu sayu. Dengan kemeja yang tak lagi rapi. Dengan sisa bau asap rokok yang mengepul jauh sebelumnya. Kamu dengan sisa kekuatanmu yang tertanam rapi selama ini, runtuh. Kemudian menceritakan kehidupanmu. Sungguh, aku tak pernah tertarik mendengarnya. Bukan karena aku memiliki oranglain, tapi karena aku memang tidak pernah tertarik denganmu. Hari demi hari, setengah dari hariku, penuh dengan kesibukan menemanimu beranjak. Aku jadi seperti ibu yang sedang mengenalkan dunia kepadamu. Membawamu ke tempat-tempat yang jarang kamu datangi. Memastikan sisa waktumu tidak begitu-begitu saja. Satu hal, agar melihatmu kembali berbinar. Dan janji itu kutepati. Saat mentari terik mulai menyapa, dan kita mulai biasa-biasa saja. Mulai seperti manusia pada umumnya, aku merupa senja, memaksa jingga lalu kelam di tenggelamnya. Kita, terlupa. Untukmu, sejawat yang kuejawantah untuk “Tetaplah di dia. Dia. Dia.” Kamu telah meyakini takdirmu. Aku pun begitu. Meski tidak dengan yang dulu. Aku masih mengingatmu sebagai sehabat yang pernah bahkan hampir menjadi candu. Haha-hihiku yang kuselingkan kala itu, semoga tak meluruh bersama waktu. Tetaplah hebat. Aku pun sudah kembali taat, sejak saat kamu berpamitan untuk kembali pulang. Aku rumah, dan kamu adalah tamu yang kebetulan singgah kala hujan lebat menyapa. Kujamu sedemikan rupa sampai tiba waktu hujan mereda dan kamu harus tetap lanjutkan perjalanan. Tak perlu khawatirkan apapun. Aku mengingat segala yang baik tentangmu. Biarlah yang buruk, menjadi bagianku. Aku sudah terbiasa dengan penghakiman itu. Semoga harimu tak lagi biru. Tanamkanlah, ada penjagaan yang harus kamu kuatkan, merekalah alasan terbaikmu untuk beranjak dari keadaanmu. Wanita, dan buah hatimu. "Ketika surya tenggelam bersama kisah yang tak terungkapkan..Mungkin bukan waktunya berbagi pada nestapa..Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap?"
0 notes
coretangaje · 8 years
Text
Writing Challenge #2
Sebutkan 3 hal yang kemungkinan besar akan membuatmu histeris.
Menurut KBBI histeris/his·te·ris/ /histéris/ a bersifat histeria: disambut dengan teriakan *aka jejeritan.
Terlahir sebagai mahluk dengan muka yang datar-datar saja, bahkan kadang bisa tanpa ekspresi membuat saya menjadi manusia yang jarang jejeritan sekalipun bahagia atau merasakan sesuatu yang tak biasa dari biasanya. Tapi sepanjang hidup sebagai manusia di planet ini sih, hal-hal yang paling bisa membuat saya histeris ngalah-ngalahin naik Giant Swing di Trans Studio itu….
1. Liat cicak dan sekawanannya disekitaran saya. kenapa? Karena jijik dan takutnya bisa muncul bersamaan. Mending disuruh megang kecoa daripada liat cicak. Mending kaki berdarah daripada liat cicak didepan meja. Mending bawa pulang kerjaan kerumah daripada harus tetap duduk di meja yang dibelakangnya ada cicak.
Sumpah ini kalo bisa nemu Jin didalam botol, saya cuma mau minta yang namanya cicak dimusnahkan saja dari muka bumi ini. Bikin gerakan Indonesia bebas cicak bisa gak yah? Atau #Aliansimanusiadamaitanpacicak -_-
2. Papasan sama Siwon Oppa di bandara yang ternyata dibelakangnya ada Seung Ho, Park Shin Hye jalan bareng Yoona, disusul Jung sisters yang diapit sama Park Go Bum. Yakk, sebagai satu dari sekian orang yang jatuh cinta dengan drama-drama negeri Ginseng sana, ngebayangin bisa melihat mereka secara langsung saja bikin jejerit apalagi beneran bisa papasan, yahh papasan doang ini, gausah say hello dan macam-macamannya… aaaaaaaaaaaaak
3. Liat mantan jalan di Mall terus gandengan sama cewek yang dulu selingkuhannya, yang ternyata masih enakan liat muka saya kemana-mana. Wuakakakakaaakaak Asli ini beneran. Saya akan ngajak siapapun saat itu yang sedang saya temani pas liat dia untuk ngejauh dari bagian-bagian paling rame untuk bisa histeris level 2.
Duhh…duhhhhh Ini kalo nulis lebih dari 3 boleh gak sih? ehhh sudah cukup deh, nanti makin-makin sendiri.
Kampus Fiksi - Writing Challenge 2
-19 Januari 2017
3 notes · View notes
kikilinzy · 8 years
Text
Maaf, Saya Tidak Pacaran
Hari ini adalah hari ke-enam challenge menulis dari Kampus Fiksi. Tema hari ini adalah menceritakan sesuatu yang saya banggakan, namun bagi orang lain jusru di anggap remeh. Baiklah, di #Day6 ini saya akan menceritakan sesuatu hal yang selama ini saya “banggakan:, namun bagi sebagian orang justru hal yang biasa saja atau malah terkesan meremehkan. Apa itu? Yap, sesuai judulnya… pacaran.
Melihat fenomena anak zaman sekarang (bahasa gaulnya: anak masa kini), yang identik dengan pacaran, kebebasan dan segala sesuatu yang anak muda banget pasti meresahkan sebagian besar orangtua yang memiliki anak remaja. Sebab apa? Karena kalau masa muda dihabiskan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, maka akan membuat kita menyesal di kemudian hari. Selain itu, di dalam ajaran agama juga tidak memperbolehkan pacaran, bahkan mendekatinya saja sudah termasuk zina. Sebaliknya, agama menuntun untuk menjaga diri, menundukkan pandangan, dan menjaga batas-batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
Nah, terkait  challenge hari ini, bagi saya memilih untuk tidak pacaran adalah sesuatu yang saya banggakan, yang mungkin bagi sebagian besar teman-teman di sana pilihan ini adalah pilihan yang dianggap kolot, sok suci, sok alim, dan berbagai julukan lainnya. Bagi saya hal ini merupakan prinsip, dan jika menyangkut masalah yang sangat prinsipal saya memang akan mempertahankan pendapat saya meski semua orang menyatakan ketidaksetujuannya.
Alasan-alasan kenapa saya memilih untuk tidak pacaran:
1.         Sangat jelas bahwa didalam Islam tidak ada yang namanya pacaran. Lebih baik menikah, biar nanti pacarannya setelah resmi jadi suami istri. Jauh lebih menentramkan dan membahagiakan.
2.         Tidak ada jaminan bahwa yang pacaran akan menjadi suami istri di kemudian hari.
3.         Karena laki-laki dan wanita yang baik-baik tidak akan mendekati pacaran. Jadi kalau ingin punya pasangan yang baik-baik, jalnnya bukan dengan pacaran.
4.         Masa muda seharusnya di isi dengan prestasi, jangan sampai pacaran menghambat itu semua.
5.         Dan masih banyak lagi sederet alasan lainnya.
Tulisan ini tidak bertujuan untuk men”judge” atau menyudutkan pihak-pihak yang pacaran, juga bukan bermaksud untuk menganggap diri lebih baik dan jauh dari dosa.
  Batam, 23 Januari 2017
#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge
#10DaysKF
1 note · View note
kanon1010 · 8 years
Photo
Tumblr media
The Last.... Akhirnya challenge dari kampus fiksi selama 10 hari berakhir... adakah yang mengikutiku dari awal hingga akhir?? Pasti ada yang kepo kan, karena aku juga kepoin semua tulisan penulis lainnya. Di akhir ini temanya berjanji untuk sebuah hal dan tak akan mengulanginya. Hmmm.... Sejujurnya ini agak sulit ya. Karena yang namanya sebuah janji itu harus ditepati, kalau tidak akan menjadi hutang. Sebenarnya aku bingung aku mau janji apa, jadi.. itu rahasia antara aku dan yang maha kuasa. Hihihi.....😆😆 At last but not least... Semoga bisa ada kesempatan ikut event semacam ini lagi. Paling tidak kalian sudah mulai mengenaliku dari hari pertama hingga hari terakhir. Salam kenal dariku untuk semuanya. 😊
0 notes
hanhanaa · 8 years
Text
#WritingChallenge #Day6 #10DaysKF
Ceritakan di mana kamu pernah membanggakan sesuatu sementara orang lain justru meremehkan..
Hmm._. Mencoba mengingat-ingat~
Dari awal baca ini sampai ditulis sekarang masih bingung apa Mon._.
Mungkin ada hal yang seperti itu di masa lalu, tapi masa lalu ya biarlah berlalu, diambil hikmahnya. Diremehkan terkadang juga jadi pengingat, diri ini salah kah atau bagaimana, kalau bener yaa lanjut ajaa ._.
Kenapa serasa jawab pertanyaan di ask.fm ya--” intinya gitu. Sekian~
0 notes
seriburenjana · 8 years
Text
#Day4 : He’s The First
Dalam keikutsertaan saya pada writing challenge #10DaysKF yang diadakan oleh Kampus Fiksi. Semoga istiqomah.
Agak susah ya untuk tema challenge hari ini. Asli bikin baper. Tapi berhubung ini challenge, akan saya kerjakan juga.
 Ini adalah cerita pertama kalinya saya bertemu si dia. Tepat dihari ulang tahun saya, saya melihatnya untuk yang pertama kalinya. Saya tidak ingat betul, bagaimana keadaan saya waktu itu. Apakah saya terlihat menarik baginya? Karena yang jelas.. dari awal kita bertemu, melalui kehangatannya saya bisa merasakan kalau dia mempunyai perasaan kepada saya. Dari caranya memperlakukan saya pun juga terlihat jelas.
 Waktu terus berputar. Hari demi hari juga terlewati. Semakin kesini, saya semakin merasakan rasa yang dia miliki kepada saya juga semakin besar. Perhatiannya selalu tercurah. Kepekaannya selalu dapat dirasa. Khawatir yang besar jika sesuatu terjadi pada saya. Dan juga.. kasih sayangnya. Ya. Dia benar – benar menyayangi saya. Oh ya! Saya pernah menemukan fotonya ketika dia masih sekolah dulu. Secara fisik menarik. Parasnya tampan. Ternyata hatinya juga. Idaman. Wkwk.
 Hanya saja..
 Kurangnya kepekaan saya. Kesibukan saya. Dan beberapa aktivitas yang kelihatannya seperti saya tidak melihat perhatian yang dia berikan. Padahal sebenarnya tidak. Bodohnya saya, saya tidak dapat memperlihatkan rasa itu. Saya juga memiliki rasa yang sama besarnya dengan dia.
 Saya hanya bisa berharap agar sang Kuasa melindunginya selalu dalam kesehatan dan kebaikan untuknya.
Karena saya benar – benar jatuh cinta kepadanya.
 Satu kalimat yang selalu saya ingat darinya
 “Dulu waktu kamu lahir, ayah mengumandangkan adzan di telinga kanan kamu. Iqomah di telinga kiri kamu. Biar kamu jadi anak sholehah.”
  Untuk cinta pertama saya My first man, Ayah
 Surabaya, 21 Januari 2017
1 note · View note