Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo
#iedfitri https://www.instagram.com/p/ByXGHJsheH8jJ08r22jv398LnyYv4kghyp3f_o0/?igshid=tv5li6czwxd1
1 note
·
View note
Video
tumblr
Bener dong shalawatan zaman now~ Source: youtube.com/Aleehya
0 notes
Text
Refleksi Gagasan dan keteladanan Bung Hatta
Rangkuman berasal dari buku “Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya”
“Hanya ada satu negara yang menjadi negaraku, Ia tumbuh dengan perbuatan, dan perbuatan itu adalah perbuatanku” –Muhammad Hatta-
· Pemaknaan Elite
Bung Hatta telah melampaui kategori elite. Elite bagi beliau bukan berarti sarat dengan gaya hidup dan harta mahal, elite terletak pada pola pikir kita (mindset) yang sudah mampu memikirkan bukan saja kepentingannya sendiri melainkan kepentingan bangsa dan negara. Elite juga berkaitan dengan kemauan untuk terus belajar sehingga memliki pengetahuan yang lebih unggul. Elite juga berkaitan dengan cara hidup berperadaban tinggi: hidup teratur, menjaga sopan santun, mengatur kata-kata dan ucapan yang membuat orang lain respect terhadap dirinya. Sikap elite beliau pun ditunjukkan dengan kegigihannya dalam urusan pendidikan. Beliau merupakan sosok yang sangat suka membaca. Selama 11 tahun kuliah di eropa dan mengalami beberapa pengasingan, sekembalinya beliau ke rumah, beliau selalu membawa berpuluh-puluh peti berisi buku. Memang benar adanya bahwa ilmu akan jauh lebih bergengsi daripada uang. Saya menyadari bahwa menjadi orang besar haruslah dimulai dari pemikiran yang besar, dan pemikiran besar hanya akan didapatkan dari buku-buku dan diskusi.
· Tentang pendidikan karakter
Dahulu saat situasi politik pada masa orde lama memanas, banyak intrik-intrik politik yang dilakukan terhadap Bung Hatta, salah satunya saat itu adalah penahanan paspor Bung Hatta saat akan menghadiri Kongres Koperasi Internasional di Austria. Beliau menyadari bahwa dalam situasi yang pendidikan karakternya tidak berjalan baik, ada banyak orang yang terombang ambing, tidak dapat berkepribadian teguh seperti karang dalam memegang prinsipnya, itulah sebabnya mereka akan sulit menghargai orang-orang yang setia pada cita-cita perjuangan bangsa.
· Strategi Komunikasi Politik
Bung Hatta terbiasa memikirkan terlebih dahulu secara matang apa yang akan beliau ucapkan dan tuliskan, sehingga kalimat-kalimat beliau tersusun dengan baik. Dalam bertukar pendapat, kata-kata beliau tidak menyakiti lawan bicaranya. Namun kalau perlu, tanpa suara yang meninggi, Bung Hatta menggunakan kata-kata yang tajam untuk menegaskan kebenaran pendapatnya tanpa menggunakan kata-kata makian, apalagi kata-kata kotor.
· Tindakan konkret terhadap wong cilik
Bung Hatta tidak pernah menawar kepada para pedagang lokal. Mengutip perkataan anak pertama beliau tentang didikan beliau ini “Kalau kita ke toko-toko besar di tengah kota, ada barang yang harganya ratusan ribu rupiah, kalau kita punya uang dan memerlukan, tetap kita beli, kan? Nah, kenapa kepada pedagang kecil yang menjual hasil kebunnya yang cuma sebegitu, kita harus menawar? Kapan dia bisa mendapat keuntungan untuk membeli kebutuhan keluarganya kalau bukan dari kita yang membeli dagangannya?”. Bahkan saat ini saya pun merasa bahwa, untuk barang dengan harga selangit yang belum tentu penting urgensinya, kita tetap membelinya atas nama gengsi, ya hal ini memang berkaitan dengan teori One Dimensional Man yang pernah saya tulis di postingan tumblr sebelumnya.
· Mas Kawin Revolusioner
Perlu diketahui bahwa Bung Hatta menikah di usia 43 Tahun karena beliau memiliki sumpah sakti bahwa beliau tidak akan menikah sebelum terploklamirkan kemerdekaan Indonesia. Dan benar beliau menepati sumpah itu setelah pada umur 40 tahun Indonesia merdeka dibawah proses proklamasi yang diperjuangkannya. Bung Hatta memberikan bukunya yang berjudul Alam Pikiran Yunani yang ditulisnya saat beliau dibuang ke Banda Neira sebagai mas kawin pernikahannya dengan ibu Rahmi Hatta. Orangtuanya merasa perlu memberikan emas sebagai mas kawin, tetapi Bung Hatta tetap ingin hanya buku itu saja yang menjadi mas kawin. Suatu pemikiran revolusioner tentang mas kawin, bukan tentang seberapa mahal harganya tetapi tentang seberapa mahal kandungan manfaatnya.
· Tempat pendidikan ���menjadi orang”
Kebiasaan yang terjadi di keluarga Bung Hatta bahwa Ruang Makan adalah tempat pendidikan “menjadi orang”. Mendengar cerita-cerita politik, membuat anak-anak beliau sedikitnya terbiasa mendengar nama tokoh-tokoh tertentu atau mengenal suatu isu tertentu. Demikian pula saling berbagi peristiwa sehari hari yang dialami. Ini menggunggah saya untuk meniru ini kelak, tetapi saya ingin setiap akhir pekan, harus ada presentasi ikhtisar dari buku bacaan yang telah dibaca dalam minggu itu di ruang makan. Saya rasa selain mengunggah pemikiran, juga dapat mengunggah rasa kekeluargaan.
· Gagasan tentang Koperasi
Bung Hatta merupakan Bapak Koperasi Indonesia. Gagasan Bung Hatta terefleksi dalam Pasal 33 UUD 1945 bahwa Sistem perekonomian nasional yang sejalan dengan tujuan menyejahterakan rakyat adalah koperasi. Unsur utama dalam koperasi adalah kumpulan orang bukan kumpulan modal. Walaupun memerlukan modal, harus ada usaha bersama pula. Dalam koperasi ada unsur “asah, asih, asuh”. Asah adalah proses saling belajar (seluk beluk usaha, tantangan dan jalan keluar yangg diputuskan bersama). Asih adalah saling mengasihi, membina persahabatan. Asuh adalah mendidik anggota yang baru belajar.
· Penggarisbawahan pekerjaan yang layak
Dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyebutkan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Perlu digarisbawahi bahwa pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, Bung Hatta menginginkan agar pekerjaan merupakan bagian untuk mengangkat derajat dan martabat manusia, dan ini berarti bukan sembarang pekerjaan karena pekerjaan yang sembarangan asal bisa cari uang bisa berarti tidak layak bagi kemanusiaan, sehingga membuat mereka tertindas, dipaksa, ketakutan dan terhina martabatnya. Salah satu contoh pekerjaan yang tidak layak bagi kemanusiaan adalah pelacuran. Saya rasa lokalisasi tempat pelacuran bukan hal yang tepat, tetapi memberi mereka keterampilan atau pekerjaan yang lebih layak secara kemanusiaan.
· Prinsip kesederhanaan Wakil Presiden pertama
Suatu ketika Bung Hatta sakit dan berobat ke Belanda. Sekembalinya beliau dari sana, ia meminta kepada sekretarisnya untuk mengembalikan uang sisa perjalanan berobat tersebut. sebelum pengembalian, beliau sudah dengan teliti melihat catatan penerimaan dan pemakaian selama perjalanan berikut sisanya. Sekretaris Bung Hatta dibuat pusing karena saat ia mengembalikan uang sisa tersebut, Bendahara Negara enggan menerimanya karena uang yang sudah diberikan dianggap sah menjadi milik orang yang dibiayai. Bung Hatta berkata bahwa kalau masih ada sisa dari uang perjalanan tersebut yang sudah diperhitungkan penggunaannya secara sesuai, maka uang sisa tersebut wajib dikembalikan. Bung Hatta melihat bahwa itu adalah uang rakyat Indonesia. Andai ya, semua pejabat punya kesadaran seperti Bung Hatta, maka penyerapan Anggaran negara dapat lebih banyak untuk prioritas pembagunan yakni kesejahteraan rakyat dibanding menyejahterakan “kantong sendiri”. Pun ketika meninggal, beliau menulis surat wasiat bahwa ia ingin dikuburkan di jakarta sebagai pusat pergerakan politik nasional dan berpesan bahwa beliau ingin dikuburan di perkuburan biasa karena “ingin berada di tengah-tengah rakyat yang nasibnya telah saya perjuangkan selama hidup saya”
· “Jangan sekali kali mengelabui sejarah”
Dulu saat masa Orde lama memimpin, kedzaliman dirasakan oleh Bung Hatta oleh orang-orang kiri yang merasa bahwa idealisme pemikiran Bung Hatta tidak sejalan dengan faham pembaruan mereka. Pada masa itupun, presiden Soekarno sangat dekat dengan paham komunisme. Berbagai intrik-intrik politik dirasakan oleh Bung Hatta saat beliau sudah tidak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Pada saat DPR telah terbentuk dan sistem yang dianut adalah sistem parlementer maka Bung Hatta merasa bahwa Wakil Presiden tidak lagi menjadi perlu saat telah hadirnya DPR dalam sistem parlementer. Setelah tidak lagi menjabat, beliau menambah penghasilannya dengan kembali menjadi pengajar. Namun karena adanya intrik politik dari orang-orang yang tidak menyukai idealisme Bung Hatta, beliau tidak dilarang untuk mengajar kembali di UGM dan bahkan mata kuliah yang beliau ampu dihapuskan. Beliau juga dilarang mengajar di Unpad dan bahkan Unhas yang mana dulu adalah Universitas yang disahkan dan diprakarsai pemberdiriannya oleh Bung Hatta. Tidak sampai disitu, meskipun tidak lagi menjabat dalam pemerintahan, beliau selalu menyebarkan idelismenya tentang Indonesia dan mengkritik kebijakan yang tidak sejalan, untuk itu dia membuat tulisan tentang “Demokrasi Kita” yang kemudian dibredel dan dilarang beredar oleh rezim orde lama. Para pendukung PKI Pun pernah melempari rumah Bung Hatta dengan batu, PKI betul-betul tidak suka dengan Bung Hatta dengan segala idealismenya. Perlu kiranya ada pembenahan kembali tentang peran proklamator Indonesia, dimana terproklamirkannya kemerdekaan bukan hanya atas nama soekarno tapi ada nama hatta yang mengikuti. Pun saya merasa bahwa Bung Hatta adalah sebenar-benarnya Proklamator yang lurus dalam idelisme kebangsaannya. Bukti kedekatan Bung Karno dengan komunisme tertulis dalam Makalah anak Bung Karno dimana saat itu Guntur Soekarnoputra (anak Bung Karno) menanyakan tentang perbedaan antara ayahnya dengan Bung Hatta. Adapun jawaban Bung Hatta adalah “ayahmu (Bung Karno) terlampau percaya kepada komunis, sebelum merdeka dan setelah merdeka saya sudah kepada ayahmu untuk tidak percaya kepada komunis. Bagaimanapun juga, komunis adalah komunis dan pada suatu saat akan berusaha merebut kekuasaan”. Jika Bung Karno punya slogan “jangan sekali kali melupakan sejarah” maka bagi slogan yang tepat bagi Bung Hatta adalah “jangan sekali kali mengelabui sejarah”.
4 notes
·
View notes
Photo
sometimes what you want isn't always what you get, but in the end what you get is so much better than what you wanted . . Allah, engkau yang menguasai masa depan. masa depan selalu menjadi rahasia, maka biarkan ia menjadi rahasia. lakukan saja apa yang ada sekarang sebaik mungkin, niatkan hanya karena Allah, niatkan demi kebaikan. InsyaAllah masa depan akan datang sebagai kebaikan pula, bukan hanya untuk diri sendiri namun bagi orang lain. . sudah ada Allah yang mengatur. maka berhentilah untuk mengatur Allah sesuai keinginan dan kemauan kita. Sungguh keinginan dan kemauan manusia sangat dekat dengan nafsu. Ingat ayat ini? ” Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.. dan boleh jadi ( pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui sedang kamu tidak mengetahui..” ( QS Al Baqoroh:216)
1 note
·
View note
Text
Upaya diri
Perasaanmu
Urusanmu terhadap perasaanmu, adalah urusanmu sendiri. Meski pernah ada yang datang, kemudian pergi. Ada yang memberi harapan, kemudian hilang bagai ditelan bumi. Semuanya menjadi urusanmu.
Sebanyak apapun kita membuat alasan, juga pembenaran. Dan seingin apapun kita menimpakan apa yang terjadi sebagai kesalahan orang lain. Justru, saat-saat seperti itulah yang membuat kita tidak bisa beranjak kemana-mana.
Hal yang paling sulit selain bersyukur adalah berlapang dada. Menerima kenyataan bahwa memang itu semua adalah kesalahan kita sendiri yang tidak mampu mengendalikan diri. Ketidakmampuan kita dalam mengendalikan perasaan, emosi, pikiran, dan membiarkannya terbang bebas memikirkan apapun. Kita terperangkap dalam asumsi yang kita buat sendiri.
Biarkanlah perasaan itu hilang seiring perjalanan. Seiring waktu saat kita berusaha menerima bahwa kitalah yang salah dan kita bersedia untuk memaafkan diri kita sendiri.
Memaafkan diri kita di masa sebelumnya yang lalai, yang lengah, yang tidak bisa mengendalikan perasaan, yang membiarkan orang lain masuk dan pergi begitu saja, yang membiarkan perasaan berbunga-bunga dengan asumsi bahwa ini akan berakhir indah selamanya. Padahal, kita tahu, kita tidak bisa mendahului takdir.
Upaya kita adalah menerima dan memaafkan, diri sendiri.
Yogyakarta, 2 November 2017 | ©kurniawangunadi
3K notes
·
View notes
Photo
Kisah tetes kecil kecil bernama gerimis Andaikan hujan terlalu lelah mencium tanah, maka kutagih gerimis. sebab rinduku pada langit yang berhiaskan semburat indah bernama pelangi. Aku pun terlalu berterimakasih pada gerimis yang turun, karenanya kamu dapat tertahan lebih lama, disini. Dan karena gerimis pun, langkah ditemani hiasan langit bernama pelangi, yang aku tau, itu selalu membuatmu tersenyum. Aku semakin candu, dan parahnya aku berharap kamu adalah titik, tak ada alinea baru. Waktu semakin mendefinisikan dirimu. Seperti setiap tetes air yang tergelincir di dedaunan, ada saja kan yang mengendap menjadi embun. Sama seperti setiap alur demi alur tentang kita, ada yang tetap tinggal disitu saja. Yang tetap tinggal ini, urusannya rumit. Hadir menjadi indah, absen menjadi resah. Di luar gerimis turun, ia zikirkan kembali rentang kisah kita. Ah lebih baik keluar, biar sedihku ditelan gerimis. Jika dulu kau kuat menerjang hujan badai, lantas mengapa menggigil menghadapi gerimis? Gerimis ini jugalah, yang akan menyapu jejakmu. Ia bertanggung jawab pada rasa yang ia hadirkan dulu. . . . #drizzle #rain
2 notes
·
View notes
Photo
Sebab doa adalah payung, bagi rindu rindu yang hujan. Berhenti membuat diri kuyup dari derasnya. Seperti hujan yg takkan paham, sesedih apa payung di musim kemarau. Kau yang merindu, tapi tak berdoa syahdu, ikhlaslah jika akhirnya hanya berlalu . . . #umbrella #night #mncrgknskl (di Pemkab Bekasi)
0 notes
Photo
Ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan. Ada banyak orang bercita2 menjadi pahlawan, lantas siapa yg akan melegitimasi kehebatan pahlawan tersebut kalau bukan karena orang yang memilih bertepuk tangan untuknya? Adakah orang yang bertepuk tangan kemudian tidak dipandang wibawa? Ada banyak orang yang bercita2 menjadi pahlawan, hebat dan terkenal. Namun orang2 yang bertepuk tangan adalah orang2 yg tidak terlihat. Mereka seperti akar, tidak terlihat namun mengokohkan. . Bukan tentang siapa yang paling penting, paling berperan. Tetapi tentang siapa yang paling bermanfaat. . . . #night #ntms
1 note
·
View note
Text
HAI ANAKKU, SUNGGUH SEMUA INI SALAHKU
Tulisan bagus Foto ini diambil sekitar 2 tahun yang lalu. Usia rei baru hitungan bulan. Waktu itu seorang teman di grup dengan sengaja berkomentar, "Jangan dikasih tv dong. Kasian.. Anak umur segitu ga bagus kalau kena tv dan gadget." Lalu apa tanggapan saya? Sebagai ibu muda dengan tingkat emosi yang masih suka meledak-ledak, saya gak terima. Sebagai ibu muda yang sedang berjuang dengan status barunya, saya sebel dikomentarin. Sebagai ibu muda yang emang belum belajar banyak tentang parenting yang baik, saya ga mau tau. Karena... orang yang komentar masih single. Dalam hati, saya malah balik nyinyir. "Eh kamu ya, nikah aja belom. Gatau rasanya jadi ibu. Gatau rasanya jadi stay at home mom, yang ga punya pembantu. Berharap si bocah anteng sebentar biar ibunya bisa masak ala kadarnya, sekedar makan setelah lemes disedot Asinya sama bocah, sekedar mandi, sekedar rehat nonton tv. Kalau ga ada pengalihan gini. Mana bisa emaknya ngerjain yang lain." 😒😒😒 Fix... Saya membela diri. Lalu... Waktupun berlalu... Rei makin kecanduan nonton kartun di TV. Favoritnya dulu adalah Marsha and the bear. Yang jelas-jelas ngobrolnya pakai bahasa rusia. 😩😩 Setiap saya ngerjain sesuatu, dia maunya nonton TV. Kalau enggak di setelin TV, anak ini mengamuk dan tantrum. Pikir saya "Ah gapapa lah. Yang penting anteng. Bisa di sambi ngerjain urusan rumah tangga." Makin lama.... Anak ini beneran anteng banget kalau di depan tv. Dia bisa ketawa-ketawa sendiri tiap si marsha jahil. Atau tiap si Bear jatuh guling-guling dikerjain marsha. Kalau acara marsha nya bubar, dia akan nangis mengamuk. Kalau g lagi nonton tv, dia ngapain? Ya seperti lazimnya anak-anak, dia akan pecicilan kesana kemari mainan apa aja. Memasuki usia setahun dimana seharusnya anak sudah mulai mengucap beberapa kata dengan jelas, anak saya masih mengoceh pakai bahasa bayi. Mana kalau ngamuk minta apa sukanya tantrum dengan aksi mukulin kepala atau berguling-guling di lantai. Setiap dipanggil namanya, dia cuek-cuek aja. Sampai di sini... Saya dan suami mulai kewalahan, tapi masih menganggap wajar. Baru setahun ini. Di amati dulu lah. Begitu pemikiran saya. Secara motorik memang ga ada keterlambatan dalam diri anak saya. Hanya beberapa hal yang saya pikir (lagi-lagi menurut saya) WAJAR. Apakah itu? 1. Anak saya dari bayi suka kagetan. Kalau ada suara keras seperti klakson mobil atau orang teriak dia akan bangun sambil menangis. Mitosnya, kalau orang jawa "Dulu pas baru lahir gak di gebrak ya?" 😓 😓 2. Ketika sudah bisa jalan, dia suka sekali tiba-tiba jalan jinjit. Seperti tidak mau kalau kakinya kotor. Dia juga ga suka tidur di selimutin (padahal pakai AC). Dia ga mau menginjak karpet atau keset bulu-bulu. 3. Setiap habis mandi lalu disisir rambutnya dengan sisir berbentuk sikat, anak ini selalu terlihat tidak nyaman. Pernah bahkan sampai menangis. Memasuki usia 2 tahun anak saya masih juga belum bisa bicara. Jangan tanya seberapa dongkolnya saya tiap dapat pertanyaan dari para kerabat "Kog belom bisa ngomong sih?" atau ketika rei ngoceh "Haduuuuh cah ganteng, kamu ngomong apa kog kayak bahasa alien." (Emangnya udah pernah ketemu alien?) 😌 Sampai akhirnya demi memuaskan para pemberi kritik, saya bawa Rei ke sebuah klinik tumbuh kembang. Hasil konsultasi pertama saat itu bikin saya seketika gak sreg. Kenapa? Hla masa tiba-tiba dibilang anak saya 'speech delay mengarah ke Autis'. HAH... APAAA....!!! Segampang itukah menyatakan seorang anak itu Autis? "Hallooo... Gini-gini saya pernah dapat perkuliahan dengan materi Autisme ya. Seingat saya tes untuk diagnosa autis itu buwaaanyaaak. Gak cuman di tes denver doang. Lalu masa karena anak saya cueknya setengah mati, asyik dengan mainannya lalu bisa dibilang autis. Gitu? No no no... " Lagi.... Emosi dan ego "ibu muda" saya bergejolak. Saya gak terima. Titik. Seketika itu saya males membawa anak saya ke klinik tumbuh kembang lagi. Tapi dengan berbagai desakan, dan hasil perenungan saya sebagai seorang ibu yang memang merasakan ada yang salah dengan tumbuh kembang anak, akhirnya saya googling lagi. Mencari second opinion. Mencari pengalaman ibu-ibu lain dengan anak yang belum bisa bicara sama sekali di usia 2 tahun. Mencari apapun yang bisa saya ketahui dengan keyword "autisme", "speech delay", "keterlambatan bicara" dan lain lain. Akhirnya saya menemukan klinik yang ga terlalu jauh dari rumah, bisa dijangkau sendiri naik motor. Saya pun mendiskusikan lagi dengan suami. Apa katanya? "Yang bilang anak kita autis itu siapa? Gak usah di dengerin kenapa sih? Orang anaknya baik-baik aja. Nanti kalau udah waktunya pasti juga bisa ngomong." Hyaaak... des... Suami saya pun sama ngeyelnya dengan saya dulu. "Tapi mas, kan ga ada salahnya juga cek lagi. Daripada aku kepikiran. Nanti, apapun hasil tesnya seenggaknya kita tahu apa yang harus dilakuin. " Ribut lah kami malam itu. Akhirnya apa? Saya bawa Rei konsultasi lagi. Naik motor sendiri sambil gendong bocah pakai babycarier. Luaaaar biasaaa kan. Ayahnya cuman saya watsap, "aku ke klinik udah janjian mau observasi Rei." Selama kurang lebih satu jam penuh observasi dilakukan oleh terapis di klinik tsb. Saya juga diharuskan mengisi form tanya jawab seputar riwayat kesehatan kehamilan dan riwayat kesehatan anak sejak dia lahir. Masih dilanjutkan dengan wawancara. Selama observasi, saya tidak diperbolehkan masuk ke ruangan. Dari luar terdengar suara Rei yang menangis meraung-raung. Entah diapain itu bocah di dalam. Mau ngintip pun rasanya gak tega. Ya Allah... kenapa lagi itu anak. Saya terus meneguhkan hati kalau keputusan yang saya ambil ini tepat. Hasil dari observasi hari itu adalah anak saya benar-benar "Speech delay" alias Terlambat Bicara. 😭😭 Mau nangis aja rasanya. Merasa bersalah sama diri sendiri. "Anak baru satu aja kog ga bisa ngurusnya sih?" "Kenapa juga dulu ngasih anak TV !" "Kenapa dulu gak dengerin peringatan temen?" "Kenapa? Kenapa?" "Semua salahmu..." Bermacam-macam perdebatan dalam hati. Tapi mau gimana lagi lah. Nasi sudah jadi bubur. Kalau punya mesin waktu, mungkin saya sudah balik ke masa dia masih bayi. Saya ga akan ngulangin kesalahan macam ini lagi. 😭😭😭 Hei nak.. Maafin ibumu.. Semua ini salahku... 😭😭😭😭 *** Pertanyaan saya ke terapis saat itu adalah "apakah speech delay itu berarti anak autis?" "Oh enggak bu. Salah satu gejala anak autis memang telat berbicara. Tapi tidak semua anak yang telat berbicara dikatakan autis. Untuk anak ibu, dia telat bicara lebih dikarenakan kurangnya fokus dan cenderung hiperaktif. Dia perlu diberikan kegiatan-kegiatan tertentu yang merangsang pusat sensorinya agar dia fokus dan informasi bisa masuk. Itulah nanti yang kita namakan terapy sensory integrasi. Selama ini kan anak cenderung suka nonton tv. Indranya asyik menikmati gambar di tv, padahal secara sensori dia belum bisa menangkap gambar yang bergerak cepat seperti tayangan TV. Jadi nantinya kita berikan terapi untuk membuka pusat sensori di otaknya. Selama anak belum bisa menerima informasi yang masuk dengan benar, darimana dia bisa merespon dengan benar juga. Ibaratnya kita mau masuk ruangan yang dikunci, ya kita cari dulu kan kuncinya yang pas, biar kita bisa masuk lalu keluar lagi." Untuk kasus anak ibu, kalau dilihat dari usianya yang baru 2 tahun masih termasuk Golden Age. Kita akan berikan terapi untuk mengejar ketinggalannya. Beda dengan kasus dimana anak baru dibawa kemari setelah usianya lewat dari 5 tahun. Biasanya saya marahin itu orang tuanya "Kog baru dibawa sekarang sih pak buk?!". Anak-anak speech delay yang cenderung lebih cepat ditangani akan lebih nampak hasilnya dibandingkan yang sudah lewat golden age. Kalau sudah lewat 3 tahun saja, penderita speech delay biasanya akan dilakukan tes untuk mendeteksi adakah gejala-gejala autisme lain yang menyertai. Alhamdulillah... dapat penjelasan yang bagi saya masuk akal dan melegakan. Bukan sekedar "hai buk, anakmu autis". Menurut sang terapis, penyebab speech delay itu bermacam-macam. Jadi nantinya penanganannya disesuaikan dengan penyebabnya. Dari nomer 1-3 yang saya sebutkan di atas ternyata erat kaitannya dengan proses sensori di otak anak. Itulah kenapa kelainan proses sensori bisa menjadi salah satu penyebab anak mengalami keterlambatan bicara. Jadi siapa yang bilang jadi ibu dan mengasuh anak itu mudah? Menjadi seorang ibu itu bagi saya berarti harus belajar lagi. Lebih legowo dengan kritik dan masukan. Kalau memang tidak paham ilmunya, gak akan ada salahnya belajar lagi. Ya meskipun ga semua teori seputar parenting bisa di tiru dan dilakukan. Untuk para orang tua dimanapun kalian berada, semoga pengalaman saya ini bisa dijadikan pelajaran. Hikmah dari memiliki anak dengan speech delay adalah, saya menyadari bahwa: "TV dan gadget itu sungguh tidak memberikan manfaat untuk balita terutama mereka yang usianya di bawah 2 tahun." Oleh: Risca Widyasari Anisa
5 notes
·
View notes
Text
Kerinduan yang salah alamat
“Satu kerinduan lebih baik dari seribu impian. Satu kesadaran lebih baik dari seribu impian. Satu tindakan lebih baik dari seribu kesadaran. Satu tujuan akhir lebih baik dari seribu tindakan. Satu keikhlasan lebih baik dari seribu tujuan akhir. Mulailah, meskipun sedikit”
(Imam Al Ghazali)
Kerinduan itu selalu ada dalam diri kita, pada apa saja. Karena ia adalah harapan, cita-cita, dan impian kita untuk memperoleh sesuatu yang baik. Tapi, gak selamanya kerinduan itu berujung pada keberhasilan yang memberi manfaat karena seringkali kita menambatkan kerinduan itu pada sesuatu yang salah, pada alamat yang keliru. Sehingga bukan maslahat yang didapat malah mungkin mudharat yang kita tuai.
Kajian hari ini bercerita tentang salah satu murid imam Syafii bernama Al Muzani. Dahulu sebelum menjadi ulama, beliau sering mendalami ilmu kalam, intinya mendalami eksistensi ketuhanan Allah dengan logika rasional. Ia mulai gundah dan terserang penyakit pemikiran, haus pada keingintahuannya hingga ia pun menanyakan hal-hal tersebut kepada Imam Syafii. Sang imam pun menjawab “Pernahkan kamu mendengar Rasulullah memerintahkan kita untuk menanyakan hal-hal seperti itu?” kemudian Imam Syafii pun menanyakan kepada Al Muzani terkait perkara wudhu, tetapi Al Muzani tidak dapat menjawab dengan benar. Imam Syafii pun berkata “Bagaimana bisa ilmu tentang wudhu, sesuatu yang seharusnya kamu ketahui karena kamu perlukan justru kamu tidak mengerti, lalu kamu malah membebani dirimu dengan ilmu yang tidak jelas tentang Tuhan”. Di lain kesempatan Imam Syafii mengatakan “Inti Ilmu adalah kejelasan dan buahnya adalah keselamatan. Inti kebersihan diri adalah qanaah dan buahnya adalah rasa lapang. Inti sabar adalah menahan diri dan buahnya adalah kemenangan. Inti amal adalah kesesuaian dan buahnya adalah kesuksesan. Dan puncak kemuliaan segala sesuatu adalah kejujuran”.
Al Muzani adalah cerita tentang obsesi pengetahuan dan pemikiran yang punya sisi kerinduannya. Seperti halnya kerinduan perasaan akan hal-hal yang mengesankan, kerinduan perut pada makanan, seperti itu pula akal pikiran punya tautan rindu sendiri, rindu pada pengetahuan dan olah pikir. Gak jarang kerinduan itu kita larikan pada alamat yang salah dengan pergulatan yang tidak perlu. Kegundahan Al Muzani tidak pernah memberinya kepuasan ilmu sebab yang ditekuninya jelas-jelas salah.
Cerita Al Muzani adalah wajah pemikiran kebanyakan orang saat ini. Ada orang-orang yang wudhu saja belum benar, tapi sudah dengan gagah bicara tentang kebebasan beragama, tentang agama yang harus ditafsirkan dengan bebas atas nama demokrasi dan pluralitas. Ibaratnya, jangankan membaca qur’an dan mendalami penafsirannya secara benar, membaca alif ba ta saja belum fasih, tapi sudah merasa memiliki kemampuan yang luar biasa akan kebebasan berpikir dan berekspresi soal agama. Banyak orang saat ini tenggelam dalam kekacauan berpikir, pada kerinduan berpikir yang salah alamat. Kesalahan berpikir ini muncul menjadi besar karena berani berulah kontroversial.
Ini bukan tulisan untuk membodohi diri dan menolak kemajuan berpikir. Tapi ini adalah semangat tentang tahu diri dalam menghormati kesucian agama dan tidak meletakkan Tuhan dan otoritas hukumNya dalam timbangan yang keliru. Kerinduan pada pengetahuan akan mengantarkan pada keilmuan dan ilmu dapat mengangkat derajat. “Allah meninggikan orang beriman dan yang menuntut ilmu beberapa derajat”.
5 notes
·
View notes
Text
Pendekatan dalam proses Penganggaran
karena gak cuma jadian aja yang perlu pendekatan, hal serumit kegiatan penganggaran pun butuh pendekatan *apasih,
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, proses penyusunan RKPD dilakukan dengan 4 (empat) pendekatan yaitu :
(1) pendekatan politik; menegaskan bahwa RKPD disusun berdasarkan RPJM yang merupakan penjabaran visi-misi kepala daerah,
(2) pendekatan teknokratis; bahwa penyusunan perencanaan didasarkan pada analisis logis dan rasional,
(3) pendekatan top down-bottom up; Pendekatan dari atas kebawah menegaskan rencana rinci yang berada di "bawah" adalah penjabaran rencana induk yang berada di "atas".
Pendekatan perencanaan dari bawah ke atas dianggap sebagai pendekatan perencanaan yang seharusnya diikuti karena dipandang lebih didasarkan pada kebutuhan nyata. Keduanya harus mampu menciptakan sinergi.
(4) pendekatan partisipatif; Partisipasi masyarakat menurut UU 25/2004 adalah keikutsertaan masyarakat untuk mengakomodasikan kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan dan penganggaran.
Seluruh pendekatan tersebut perlu dipertemukan dalam proses perencanaan dan penganggaran. Salah satu format pendekatan bottom up dan partisipatif dalam perencanaan dan penganggaran dengan memakai pola pagu indikatif. Oleh karena itu sejak musrenbang kecamatan dilakukan dengan pagu indikatif. Dalam hal ini, Bappeda telah menyiapkan pagu indikatif yang didasarkan pada variable kondisi wilayah dan indikator pembangunan. Pagu indikatif adalah suatu rancangan awal program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD dirinci berdasarkan plafon anggaran sektoral dan plafon anggaran wilayah kecamatan.
Disebut indikatif, karena metode penentuannya masih menggunakan perbandingan anggaran tahun berjalan untuk memprediksi anggaran tahun yang akan datang. Sehingga pengertian Pagu Indikatif SKPD adalah sejumlah patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD dan penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh mekanisme teknokratik SKPD dengan didasarkan kebutuhan dan prioritas program. Sedangkan Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIK) adalah sejumlah patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh mekanisme partisipatif melalui Musrenbang Kecamatan dengan berdasarkan kepada kebutuhan dan prioritas program. Artinya bahwa program kegiatan yang diusulkan dalam kerangka Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIK) bukan dalam bentuk block grant di kecamatan atau dilaksanakan oleh SKPD kecamatan, tetapi nantinya yang melaksanakan SKPD kabupaten sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Dengan adanya pagu indikatif ini diharapkan masyarakat mulai punya kepastian, bahwa hasil rembug mereka berupa usulan kegiatan dalam pagu indikatif wilayah (PIK) akan terealisasi. Kebijakan pagu indikatif SKPD kecamatan dan pagu indikatif wilayah kecamatan (PIK) ini membuat forum-forum musrenbang menjadi hidup. Masyarakat bersemangat ikut serta dalam perencanaan dan penganggaran kabupaten Gunungkidul, karena sudah terdapat pagu indikatif wilayah kecamatan (PIK), sehingga pembahasan fokus pada program-program prioritas wilayah kecamatan yang akan dibiayai pagu indikatif wilayah kecamatan (PIK).
1 note
·
View note
Photo
Cerita dikit: Saat menerima ia masuk ke hatimu, mungkin kamu tidak terlalu berfikir panjang tentang bagaimana masa depan nantinya. . Kamu dan dia sama2 membawa perasaan mengalir tanpa tujuan yang pasti. . Hingga pada akhirnya seseorang yang bisa memberikan kepastian itupun datang, dan laki2 yg hanya bisa memberi perhatian pun menyesal. . Dan hal yang sering dikhawatirkan laki2 yang hanya bisa memberi perhatian itupun terjadi, kepastian menjadi senjata pembunuh bagi mereka yang cuma memberi perhatian. . Jodoh selalu berteman baik dengan keseriusan dan kepastian. . . . Selamat mengambil hikmah~ #story #night
2 notes
·
View notes
Photo
Mengapa Tuhan menciptakan gunung? Karena dengannya kita sabar mendaki. Mengapa Tuhan menciptakan rindu? Karena dengannya kita sabar menanti. . . . #ciremai #mountain #nature #view #highest #westjava #mountainigers (at Ciremai Mountain 3078mdpl)
0 notes
Text
Hari Perhubungan darat (22 November)
--Kajian Hari Perhubungan Darat
Berputarnya roda waktu telah mengantarkan kita pada era bernama globalisasi. Kemajuan di segala aspek kehidupan menjadi suatu keniscayaan. Salah satu keniscayaan itu adalah kemajuan di bidang transportasi darat. Suatu kemajuan tentu membawa manfaat, namun di satu sisi dapat membawa masalah jika kemajuan tersebut tidak disikapi dan diatur sedemikian rupa. Salah satu masalah sebagai dampak dari kemajuan transportasi darat adalah kemacetan dan menurunnya kualitas lingkungan.
Permasalah transportasi diatas dapat diatasi dengan pengarus utamaan kebijakan yang pro kendaraan umum, melalui dua pendekatan yakni dengan revitalisasi transportasi darat dengan visi panjang, yang mana tidak hanya menjawab kebutuhan untuk sekedar 3 sampai 5 tahun, tetapi kebutuhan dan dampak untuk rentang waktu yang lebih panjang. Para pengelola kendaraan umum diharapkan memiliki perhatian terhadap pengelolaan kendaraan umum yang prima yakni kualitas kendaraan yang juga dibarengi kualitas pengemudinya. Kualitas kendaraan bisa ditangani dengan pengawasan kendaraan-kendaraan yang sudah tua agar bisa direvitalisasi dengan kendaraan yang baru. Sulitnya merevitalisasi kendaraan umum dengan yang baru menurut Sekjend Organda Jateng dikarenakan mahalnya harga angkutan dimana pembelian angkutan umum yang tergolong barang mewah sehingga suku bunganya mencapai 16 persen, sementara kendaraan pribadi suku bunganya hanya setengahnya yakni 8 persen. Pemerintah harus turut membantu menangani permasalahan pembiyaan pengadaan kendaraan umum baru ini.
Pemerintah juga harus turut serta menaruh perhatian terhadap kemudahan izin trayek angkutan umum sehingga semakin banyak jalur yang dapat dilalui angkutan umum dan juga pemerintah harus menghilangkan budaya pungli oleh para oknum sehingga para pengemudi dan pengelola angkutan umum tidak merasa dirugikan. Berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan APBD Jawa Tengah oleh Dinas Perhubungan disebutkan salah satu program yakni kegiatan peningkatan pelayanan angkutan umum di Jawa Tengah dimana realisasinya hingga oktober 2016 masih sekitar 63,57% dari target 93,74%. Tentunya pemerintah harus berupaya memaksimalkan program tersebut yang memiliki alokasi anggaran sebesar 1.200.000.000 guna menarik sebanyak-banyaknya masyarakat agar berminat menaiki kendaraan umum.
Selain menciptakan faktor penarik melalui peningkatan kualitas dan pelayanan kendaraan umum, pemerintah juga harus menekan faktor pendorong yakni untuk mengkaji kembali soal jumlah kendaraan pribadi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun yang mencapai 1 juta kendaraan setiap tahunnya. Tentu saja kita mengetahui bahwa penerimaan daerah terbesar berasal dari pajak kendaraan bermotor, namun bukan berarti pemerintah menutup mata soal peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang mana nantinya bisa menjadi permasalahan jika jumlahnya tak dikendalikan yakni dapat terjadi penurunan kapasitas volume jalan yang menyebabkan kemacetan, pencemaran udara karena polusi yang menurunkan kualitas kesehatan masyarkat, dan juga membuat konsumsi BBM menjadi boros. Subsidi pemerintah untuk BBM selama ini sudah terlalu besar yang mana subsidi yang bersifat konsumtif ini akan lebih baik jika dialihkan pada sektor lain yang lebih produktif.
0 notes
Quote
politik tak identik dengan kekuasaan. Kekuasaan hanyalah raga dari politik yang memiliki jiwa. Jiwa politik adalah nilai, norma, dan tata krama yang hadir untuk kepentingan publik. Karena itu, politik sejatinya tak hanya menjelma dalam bentuk kekuasaan, tapi juga kerja-kerja kemanusiaan, kebangsaan, dan kerakyatan. Politik tanpa jiwa hanya akan menghalalkan segala cara, abai pada etika, dan rakyat hanya atas nama.
2 notes
·
View notes
Photo
I have different squad in different trekking. i just miss them
pict 1: Sindoro squad
pict 2: merbabu squad
pict 3: merapi squad
pict 4: andong squad
pict 5: slamet squad
pict 6: sumbing squad
1 note
·
View note
Text
Peran Infrastruktur dalam Penanganan Bencana
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah baik energi, gas, dan minyak bumi, namun disamping itu juga Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam. Seperti saat musim hujan seperti sekarang, biasanya bencana alam berupa banjir dan tanah longsor menjadi rawan terjadi. Pemerintah daerah sudah seharusnya mengetahui dan memiliki data mengenai potensi bencana alam di daerahnya, sehingga dengan begitu dapat diketahui infrastruktur dan fasilitas apa yang diperlukan daerah guna mencegah dan mengatasi bencana alam yang terjadi. Selain itu pula diperlukan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana di daerahnya dan proses evakuasi saat terjadi bencana sehingga masyarakat dapat lebih waspada dan mandiri saat bencana terjadi. Pengarusutamaan manajemen bencana menjadi penting guna memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya kaum miskin yang paling rentan terdampak bencana.
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dijalankan di indonesia mengacu pada konsep pembangunan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kurang memperhatikan aspek lingkungan. Padahal pembangunan ekonomi sangat tergantung pada keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dampak dari bencana dapat menyebabkan terhentinya aktivitas perekonomian yang menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Bencana yang terjadi akan berdampak pada kerusakan infrastruktur antara lain kerusakan lahan dan rumah warga. Data dari BNPB menyebutkan bahwa dalam 3 tahun terakhir jumlah kerusakan lahan di jawa tengah akibat bencana alam banjir dan tanah longsor: 2014: 11.820, 65 Ha, 2015: 240,75 Ha, dan 2016: 4.485 Ha. Sementara itu jumlah rumah rusak kategori rusak berat dan sedang akibat bencana banjir dan tanah longsor: 2014: 1.438 unit, 2015: 367 unit, dan 2016: 501 unit[1].
Upaya mengendalikan bencana dapat dilakukan dengan menegakkan kebijakan infrastruktur berwawasan lingkungan dengan mengimplementasikan mekanisme insentif (keringanan pajak, kemudahan prosedur perijinan, dan pemberian penghargaan kepada masyarakat atau swasta) dan disinsentif (pengenaan pajak yang tinggi dan pembatasan penyediaan infrastruktur berkaitan kompensasi dan penalti) dalam penyelenggaraan infrastruktur. Meknisme ini memiliki kaitan erat dengan proses perencanaan penataan ruang sebagaimana telah diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Kebijakan keselamatan infrastruktur dalam menghadapi bencana di Indonesia menjadi penting mengingat Indonesia berada di wilayah zona bencana yang rentan mempengaruhi kondisi infrastruktur. Upaya mengurangi dan mengantisipasi bencana diantaranya melalui kebijakan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana dengan menerapkan sistem zoning, sistem perlindungan, fasilitas evakuasi, early warning system dan penggunaan kebijakan lokal. Penyiapan pada infrastruktur jalan dilakukan dengan adopsi teknologi dan perawatan pada jalan dan jembatan dan untuk penyiapan peringatan dini banjir pada fasilitas infrastruktur air dengan menggunakan satelit, adopsi perkiraan cuaca, pelatihan evakuasi dan diseminasi peta perkiraan banjir, penguatan infrastruktur air yang berpotensi bencana, dan pembenahan kerusakan pemanfaatan sungai. Dalam pengembangan pemukiman, sudah seharusnya terdapat jalur-jalur dan infrastruktur evakuasi seperti jalan, sanitasi, dan tempat penampungan bagi daerah rawan bencana. Karena keberlangsungan hidup masyarakat tergantung pada infrastruktur sebagai pemenuhan kebutuhan hidup.
Selain itu bagi masyarakat desa yang daerahnya rentan akan bencana dapat menggunakan Dana Desa untuk membenahi dan membangun infrastruktur desa, terutama tanggul penahan longsor dan membangun saluran air. Membangun dan membenahi Infrastruktur desa yang rusak akibat bencana itu masuk dalam prioritas. Hal ini telah diatur dalam Permendesa No. 21/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2016. Desa dapat membangun infrastruktur berupa jalan desa, gorong-goromg, sanitasi air, dan tanggul penahan banjir. Bencana alam yang terjadi bisa karena murni bencana alam, bisa juga karena ada sumbangsih faktor manusia yang kurang bersahabat dengan lingkungan. Tapi keduanya dapat dihindari dengan membangun infrastruktur yang lebih kuat dan tahan bencana, selain itu pula diperlukan perencanaan pembangunan yang matang dan alokasi finansial yang serius.
[1] http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana/statistik
Data dan Informasi Bencana Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
1 note
·
View note