stmaaryam
Diskusi Rasa
112 posts
Silahkan duduk, ayo ceritakan padaku tentang apapun ! Laut, langit, atau udara sekalipun || Personal Blog
Don't wanna be here? Send us removal request.
stmaaryam · 7 years ago
Text
60/2018
terkadang, seseorang lebih memilih untuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa dia bersedih. jangan membenci mereka yang mengatakan hal buruk untuk menjatuhkanmu. percayalah. mereka yang membuatmu kuat di setiap harinya.
dan ketika seseorang hanya diam atas pertanyaanmu, itu hanya karena ia sulit mengakuinya, atau karena itu terlalu sulit untuk kamu ketahui. terluka juga kadang jadi pilihan terakhir. saat kau sudah terlalu lama kuat, kau juga harus terluka.
tapi setelah itu, tersenyumlah, dan tinggalkan sedihmu. bahagialah, lupakan sakitmu. hilangkan rasa takutmu. sakit yang kau rasa tidak setara dengan bahagia yang akan kamu dapat.
selamat menjalani hidup.
6 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
55/2018
sudah mencintai dirimu sendiri? jika sudah selamat, kamu sudah menghargai dirimu sepenuhnya. jika aku boleh tahu, apa yang membuatmu cinta pada dirimu sendiri? dari fisik kah? misalnya kecantikan/ganteng, berkulit putih, dan lain sebagainya. atau bahkan keperibadianmu sendiri yang buat kamu cinta akan dirimu.
jujur saja, akupun baru memulainya. mencintai diriku sendiri. setelah sekian lama diri ini tidak dihargai, tidak di apresiasi. karena jika tidak, siapa lagi yang akan memulainya.
ngomongin tentang ini. yang aku cintai dari diriku sendiri adalah keperibadian diriku. aku cinta akan diriku yang apa adanya, simple, gak ribet, dan sampai hari ini aku lebih memaknai hidup. Alhamdulillah. semua itu menjadi bentuk dari rasa syukurku kepada Allah. aku juga cinta akan diriku yang bisa menilai setidaknya apa yang harus aku lakukan. menjadi diriku sendiri yang setelah sekian lamanya menjadi yang orang lain mau, benar-benar tidak menyenangkan.
sekarang aku sudah kembali, menjadi orang yang paling bahagia karena bisa mencintai diriku sendiri dengan sepenuhnya. dengan itu aku menjadi lebih hidup.
jangan mau terus terluka, hiduplah sama sepertiku. dan mulai cintai dirimu.!
2 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
54/2018 I do
mau tidak?
saat kau bangun, ada aku
yang buatkan sarapan, aku
yang mengantarmu berangkat kerja, aku
begitupun sepulangnya
mau tidak, setiap hari 
ya, aku-aku lagi
yang rindu kamu, aku lagi
yang buatkan kopi, aku lagi
duduk di beranda, sembari menatap senja
mau tidak? mendengarkan aku bercerita tentang
anak-anak kita yang sudah mulai nakal
dan merepotkanku seharian ini?
mendengarkan keluh kesahku, kekonyolanku
boleh tidak aku meminta pundakmu 
untuk sejenak menenangkan lelahku?
mau tidak, kau menjadi orang pertama 
yang mencabut uban di rambutku?
tapi jangan tertawa.
aku serius !!
mau tidak, kau akan terus memelukku,
menggenggam tanganku
dan kita berbagi tugas untuk saling menjaga
jangan bosan. sampai tua ya?
2 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
53/2018
Aku sangat senang menulis, sayangnya kau tak suka membaca. Jika kau sedikit saja mau membaca, kau akan selalu bisa menemukan dirimu dalam setiap puisi-ku. Karena itu selalu tentangmu. Puisiku sudah pada titik jauh. Tetap masih tentangmu. Dari mulai bersamaku, sampai tentang kita sudah habis dimakan waktu. Tentang puisiku, aku bukan balas dendam. Aku hanya ingin membuat mu hidup sekaligus membunuhmu dalam puisiku. Aku berdoa suatu saat kau akan senang membaca, maka kau akan menemukanmu dalam setiap puisiku. Selamat membaca. Semoga kamu bisa sekuat aku.
18 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
52/2018
Kau-jauh Yang rindu, aku
Kau-jatuh Yang sakit, aku
Kau-salah Yang maaf, aku
Hujan-turun Yang kuyup, aku
Kamu-dia Yang cemburu, aku
Langit-biru Yang kagum, aku
Martabak-jus jambu Yang suka, aku
Cinta-kamu Yang berat, aku
Aku ini kenapa ya? Jawabannya ada di, aku
1 note · View note
stmaaryam · 7 years ago
Text
51/2018
rasanya tidak ada kata bosan. antara aku dan senja
dia selalu sederhana dan mengagumkan
langit benar-benar menyala sore ini
jujur dan berbahaya, atau malah mengajak bercanda
kata banyak penyair, langit itu tidak mudah dikira
langit juga pekerja keras
aku bukan penyair, 
aku bilang, langit selalu punya 1001 cara
buat ku tertawa. begitu juga luka
aku bilang, langit selalu punya kejutan
dan anehnya, senja selalu menjadi tempatku pulang
kali ini senja benar-benar menantang hujan
tidak mau padam, jingganya semakin meyala saja
sebelum gelap benar-benar menutup terang
Selamat datang malam..
3 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
50/2018
Aku selalu menyukai jarak. menyenangkan saja ketika aku melakukannya, aku selalu punya ruang tertentu untuk tak pernah lupa bagaimana rasanya Rindu. hangat dan menenangkan, luka dan mengesalkan.
Sempat-sesaat-kesempatan. juga terkadang selalu dibutuhkan. ingin-keinginan-kenangan. juga lebih dari pada itu. 
Bosan-maka berjarak atau sebelumnya. kau juga mengerti kan, kesempatan akan lebih berpihak pada siapa, yang sesempatnya? atau yang menyempatkan?. jangan bosan ya?
2 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
47/2018
Hari ini libur, tapi aku sibuk mengamati sepasang burung dari sebelah mata jendela. Sebelahnya lagi baru saja buta.
Sepasang burung itu bertengger pada sebilah kayu atap kamarku yang sudah setengah lapuk. Tinggal menunggu waktu saja, ia akan menetap atau meninggal.
Lalu burung itu asyik ber-cicit-cuit, bahasa mereka tentu saja tidak aku mengerti. Jika saja iya, mungkin mereka sedang membicarakan masa lalu, atau mungkin masa depan. Oh, mungkin tidak. Mereka membicarakan hari ini, mungkin kira-kira, “Hari ini apa ya yang akan kita lakukan? Apa pergi jalan-jalan, atau duduk bersantai?”
Mataku tidak lepas dari mereka. Tintaku juga masih membasahi garis-demi garis pada setiap lembarnya. Oh tidak. Yang satu pergi. Dan yang lainnya menetap. Dia setia. Cukup lama sekali sampai akhirnya dia datang kembali. Membisikan sesuatu. Dan lalu terbang berdua. Sesaat. Hilang.
1 note · View note
stmaaryam · 7 years ago
Text
46/2018
Entah kita terlambat atau tak sempat. Mengalir dengan tepat atau terlalu cepat. Berlari atau berjalan lembut dimana bedanya? Tak pernah sekalipun menyangka yang dikira akan terus baik adanya.
 Dulu kau pernah menghiburku dengan berpura-pura menjadi Tuan rumah, menyuruhku menjadi tamu sungguhan. Konyol tapi menyenangkan.
 Kau mempersilahkanku duduk, memintaku meneguk gelas yang sebenarnya kosong. Menggelikan memang, tapi ku-turuti saja, bisa-bisanya dia buat aku tersenyum juga. Setelahnya, kau menawariku
“mau dibuatkan apa? Aku pandai memasak”, katanya.
Aku menggeleng pelan, tersenyum tipis.
 Kali ini kau benar-benar memberiku gelas penuh berisi air, mempersilahkan aku meminumnya
“ini masih drama?” kataku.
“Tidak, dramanya sudah selesai”.
Aku tersenyum dan meneguk airnya. Dia menatap dalam, berusaha meyakinkan
 “Dengarkan aku, denganmu aku benar-benar merasa berarti. Kau banyak mengajariku tentang banyak hal. Sudah jangan murung begitu. Itu benar-benar terasa aneh bagiku. Apa yang bisa buat kau menenang? Aku akan melakukannya”
Aku masih diam. Pikiranku mulai mencerna ucapannya
“Lihat aku, kau juga tahu aku tidak mudah berjanji, tapi denganmu aku selalu ingin melakukannya. Berjanjilah.! Kita tidak akan pernah saling meninggalkan”
 Kalimat itu masih terdengar jelas di telinga, asih tersusun rapih di sudut bahasa. Sesak memang, kata-katamu sepertinya tak pernah cukup membahas segala hal di bumi ini. Selalu ingin membuatku yakin, seyakin kali ini. Kau menghilang seolah kata-kata di bumi ini sudah habis. pergi dan tanpa memberi kata-kata. Dan kau semakin buatku yakin. cinta itu tidak ada, mereka hanya omong kosong yang dibalut kata-kata. Indah tapi berbahaya.
1 note · View note
stmaaryam · 7 years ago
Text
44/2018 Tugas Negara
kalau lima semester kemarin saya sangat santai dengan yang namanya tugas kuliah, mungkin sekarang sudah jangan berlaku lagi. semester ini baru dimulai, dan saya sudah jenuh, bahkan capek.  Semester 6 ini, saya “benar-benar” berasa sedang kuliah. semuanya serba dituntut serius. tidak ada kata-kata “santai aja dulu” atau “nanti aja lah tugasnya dedline” mustahil sekali bahkan.
kuliah hanya tiga hari, tapi tugas kuliah numpuk sekali. setiap mata kuliah setiap minggunya pasti ada tugas, itu tugas tertulis, belum lagi tugas untuk melancong ke lapangan. penyebaran ke sekolah-sekolah secara individu, uji soal lah, ngajar lah, praktik, praktik, praktik, belum mikirin judul skripsi. waaah benar-benar menguras pikiran dan tenaga. Gapapa Ya Allah 6 kilo aja weh turun. 
Kalau udah gini teh suka pengen nikah, pas udah nikah bingung mau ngapain lagi. kuliah lagi gituh?.
1 note · View note
stmaaryam · 7 years ago
Text
42/2018 Kuliah
lima semester kemarin sering sekali saya melakukan banyak hal. saya benar-benar sangat santai jika berurusan dengan tugas kuliah. teman-teman ribut buat tugas kuliah dari jauh-jauh hari. kalo saya mah santai pisan. yang penting selesai. dan kalau saya ngerjain sesuatu, saya bener-bener gak bisa fokus sama satu kegiatan, gak tau deh kenapa. kalau fokus sama satu kegiatan, saya mudah bosan.
saya seringkali buat tugas sambil beresin kamar, di seling sama mandi, atau nonton tv dulu, baru ngerjain tugas lagi. saat jenuh ngerjain tugas, saya kerjakan tugas yang lain yang tidak se-type, atau iseng-iseng nulis puisi bahkan berkhayal. tapi begitulah, kalau saya fokus dengan satu kegiatan, malah pikiran saya jadi buyar. dan saya salut dengan mereka yang melakukan kegiatan atau katakanlah dengan tugas kuliah, mereka bisa fokus dan saat itu juga selesai. menurutku mereka keren sekali kalau dibandingkan saya yang melakukan sesuatu dengan Random.
pernah suatu hari saya diomelin umah saya gara-gara saya beresin kamar seharian penuh. iya jelas bisa selama itu. saat beresin kasur, aku malah tiduran dulu sambil mainin hp. pas beresin buku, aku malah buka-buka dulu, apalagi saat menemukan buku diari zaman dulu, waah pasti keasyikan aku, masa-masa alay dan gak tahu malu, geli tapi lucu mengapa aku bisa sebodoh itu? :D . ketawa-ketawa, senyum-senyum sendiri lalu mengenang masa itu lagi. bahkan aku bisa menghabiskan membaca kenangan itu seharian. belum lagi saat bersihin gitar kesayanganku, dari Abah ku gitar itu katanya biar aku gak mudah stres. pasti aku mainkan dulu walaupun suaranya gunjrang-genjreng gak menentu, suara ku pun fals.  tapi sekarang sudah rusak, sudah tidak bisa dimainkan, tapi kerangkanya masih ada.
ya, beginilah aku, tidak bisa fokus dengan satu pekerjaan. tapi menyenangkan. aku tidak akan bisa bosan.
0 notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
41/2018
Februari baru beberapa hari. dan saya sudah ingkar lagi. sudah tiga hari saya tidak menulis. sebenarnya rindu, tapi tidak ada ide yang muncul untuk dituliskan. tapi tenang, saya dari awal bukan menjanjiikan, tapi menargetkan. kalaupun saya ingkar semoga saya tidak berdosa ya? :P .karena saya akan berusaha menggantinya di hari lain. seperti hari ini. sepertinya malam ini saya harus begadang untuk mengganti tulisan saya yang seharusnya ditulis pada hari-hari sebelum ini hhe.
oh iya, berkaitan dengan dosa atau tidak berdosa, manusia itu lucu ya? seringkali mengharamkan dan mewajibkan sesuatu hal, menerapkan hukum yang dibuatnya sendiri kepada orang lain. entah itu sebuah penekanan ataupun memang harus seperti itu.
contoh hal nya, “Kamu harus hadir besok ya di wisuda aku, wajib datang”. yaampun, berat sekali ya hidup ini, kalau aku tidak datang, aku jadi berdosa :D. seperti itulah manusia, membuat aturan sendiri. menilai ini halal, ini haram tau-taunya tidak punya pegangan. menilai baik, ini buruk padahal tidak berpandangan.
serem yah kalau ngedenger kata wajib dan haram dari manusia. terlalu berat. itu bahasa Tuhan. Kenapa tidak pakai bahasa manusia saja, kata “Wajib” diganti dengan “Harus”, atau Harus Pisan deh kalau bahasa maksa nya mah. Dasar manusia :p, tapi aku juga manusia yah? hadeeeuuh
2 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
40/2018
Setelah habis tentangmu, aku jadi lupa bagaimana caranya berpuisi. Kata-kataku hilang, aku jadi tidak bisa menulisnya. Suaraku juga habis, aku jadi tidak bisa menyebutkannya.
Kenapa harus ada bisu jika sudah ada sunyi? . Tapi aku masih bisa memikirkannya. Itu juga, Barangkali.
2 notes · View notes
stmaaryam · 7 years ago
Text
39/2018 Pendidikan: Membimbing atau mencetak? Part 2
Hidup pasti akan dituntut untuk dewasa. Maka ‘terkadang’ sudah harus dihilangkan. Bagaimana cara yang paling tepat untuk berteman dengan siapa saja tanpa terbawa oleh arus yang tidak baik. Atau bahkan sebaliknya, kita mampu merubah hal yang tidak baik itu dengan yang lebih bermanfaat.
Pikiranku waktu itu, saya ingin merubah seseorang, kita harus terlebih dahulu dekat dengan mereka. Buat mereka nyaman dengan hadirnya kita. “masuki dunia mereka” , dan mulai rubah mereka dengan perlahan.
Dan itu cukup berhasil. Tapi tidak sedikit juga yang sulitnya. Intinya, buat mereka nyaman terlebih dahulu, agar mereka tidak merasa ditekan atas perlakuan kita. berubah tanpa merasa dirubah .
Menurutku hal-hal semacam itu juga bisa dicoba, dibanding dengan berkoar-koar , menasehati dengan cara yang keras, terkesan menghakimi walaupun niat awalnya sangat baik. Tapi mungkin dalam penyampaiannya kurang tepat. Karena Nasihat keras itu sasarannya untuk kalangan yang lebih paham, sebagai penguat keyakinan. Intinya, jangan dulu menghakimi sebelum mengetahui. Pahami dulu, kemudian imbangi.
Jujur saja, ilmu ini baru saja saya dapat baru-baru ini. Beliau adalah Kaprodi sekaligus dosen IPAI yang paling saya hormati. Entah bagaimana, omongan beliau selalu menyentuh hati. Kata-kata yang keluar dari mulut beliau adalah hikmah untuk saya. Semoga Allah selalu ridho atasnya.
Kata Dr. Aam Abdussalam, “Pendidikan adalah upaya atau tindakan yang terjadi pada suatu sikologis yang dihayati bersama oleh pendidik dan terdidik” .
Mengagumkan, pendidikan itu memang bukan sebuah embel-embel pengajaran saja, jauh dari kata itu, harus ada penghayatan secara bersama dengan subyek didik.
Analogikan saja itu sebagai guru dan murid. Mengapa saya katakan murid sebagai subyek, karena murid itu sudah berpotensi. Jadi hati-hati ya, jangan salah berkata. Murid itu bukan objek melainkan subyek. Dan guru adalah fasilitator.
Kata Dr. Aam juga “Mendidik itu membimbing, bukan mencetak” . Bagaimana bisa kita mencetak atau membentuk manusia yang bahkan dari lahir oleh Allah Swt dibekali potensi yang sangat banyak, dan berbeda-beda pula. Subhanallah . Lanjut beliau “jika manusia dicetak, itu bukan Pendidikan” .
Pernyataan-pernyataan beliau sangat menjawab pertanyaan-pertanyaan saya sejak dulu tentang “sebenarnya cara terbaik seseorang saat mendidik itu harus seperti apa sih?” . Alih-alih saya juga sudah keliru atas permasalahan yang saya atasi sebelumnya. Paradigma saya tentang “mendidik itu dengan, kita masuk dalam dunia mereka. lalu ubah mereka” , ternyata kurang tepat juga. Yang malah saya khawatirkan adalah, ketika kita melakukannya, kita malah yang terbawa dengan arus yang tidak baik tersebut. Sedikit atau banyak itu bukan keberuntungan sama sekali. Tapi coba pahami lagi kalimat “hayati situasi mereka secara bersamaan. dan didiklah” . Saya yakin jika kita bisa memahami situasi mereka, insya Allah mudah melakukannya.
“Allahumagfirlii” . Selamat mencoba dan jadilah lebih bijaksana. Dan terimakasih sudah mau membaca :) .
1 note · View note
stmaaryam · 7 years ago
Text
38/2018 Pendidikan: Membimbing atau mencetak? Part 1
Saya katakan ini sebagai prolog saja. Saya bukan orang soleh, mengerti agama pun saya jauh dari kata itu. Tapi saya selalu ingin melakukan hal yang tidak pernah langsung menilai orang dengan jabatan orang soleh atau sebaliknya, baik atau buruk. Karena semua orang mempunyai potensi untuk melakukan hal tersebut.
Termasuk teman. Dari dulu saya tidak pernah pilih-pilih teman teman dekat pasti ada, terlepas dari itu semua orang pun butuh akan hal itu.
Sejujurnya saya rada membelok juga dari nasihat-nasihat bahwa, “kita harus berteman dengan orang-orang shaleh” lalu dengan, “berhati-hatilah dalam memilih teman” dan masih banyak lagi. Kira-kira seperti itulah nasihatnya. Dan jika tidak salah nasihat itu dikemas dalam sebuah hadits.
Semoga ini bukan aib, saya dulu banyak berteman dengan orang-orang yang saya yakin banyak orang menilainya dengan “bukan orang baik-baik” . Tapi dari mereka, saya mengambil hal yang bisa saya terima misalkan dengan, mereka tidak banyak menuntut, apa adanya, sedia kawan (bukan setia), dan satu hal, mereka tidak ingin orang lain melakukan hal yang sama dengan mereka. Saya juga tahu apa yang mereka lakukan terlepas dari hal itu tidak boleh dilakukan dalam ajaran kita [Islam]. Dari hal itu, saya juga bisa lebih paham mengapa hal tersebut tidak boleh dilakukan karena sangat berbenturan dengan ajaran Islam yang sudah sedemikian rapih dikemas dalam sumber hukum Islam.
Sebagai penyeimbang hal tersebut, saya juga banyak berteman dengan orang-orang yang lebih baik perbuatannya dibanding mereka yang pertama. Saya tidak mengatakan mereka soleh atau alim. Soleh atau tidaknya seseorang itu masalah hati. Dan manusia lain tidak bisa menilai hati bahkan kepunyaannya sendiri. Itu di luar kemampuan manusia. Ini hanya gambaran yang saya lihat saja atas perbuatan yang benar-benar tampak dari mereka.
Saya berteman dengan mereka semua, saya tidak pilih-pilih teman, semua teman menyenangkan, bisa berbagi banyak hal, dan kita bisa belajar banyak hal dari sana. Bagaimana saya harus bersikap. Mengambil yang baik dan menjauh dari sifat yang tidak baik. Yang dijauhi sifatnya bukan orangnya.
Jika saya hanya berteman dengan orang-orang yang baik saja, maka saya tidak akan tahu hal yang dikatakan buruk itu seperti apa.
1 note · View note
stmaaryam · 7 years ago
Text
37/2018
Sayang, Semoga tetap sederhana. Dan mengagumkan. Jangan bosan. Sampai Tua ya?
1 note · View note
stmaaryam · 7 years ago
Text
36/2018
Hidup pasti ada masalah. Mati pun masalah. Hidup atau mati adalah masalah. Karena Saat mati masalahmu adalah tidak mempertanggungjawabkan sesuatu saat kau hidup.
2 notes · View notes