Text
Adalah Hujan.
Katamu, basah ini sementara. Dan aku kuyup dalam rahasia yang lagi-lagi dirayakan. Sebab, masing-masing kita punya caranya sendiri untuk melawan luka.
Barangkali, selalu ada yang menolak hilang; Gigit bibirmu, desah terburu, serta cinta yang saling kita tawarkan sebelum semua itu.
Kering ini sementara, kataku. Karena kelak kita akan punya cukup waktu. Untuk sekedar diam, tenggelam, Lalu lupa apa itu rindu.
Barangkali, selalu ada yang mencoba berontak; Dan akhirnya, pada setengah malam kita habiskan, Segala apa yang tersisa di surga.
3 notes
·
View notes
Text
Frozentears
Satu, waktu. Sisanya, rencana-rencana yang sabar menunggu. Dengan sekumpulan mimpi yang terhampar menunggu layu.
Dua, ruang. Ada air menuju ujung matamu. Mungkin hujan, atau mungkin harapan yang tak pernah bertemu.
Tiga, diam. Memetik malam, berhari-hari. Juga sunyi, sepi, atau apapun itu barangkali.
Disaat yang sama. Air tadi sudah melewati pipimu. Berkali-kali.
2 notes
·
View notes
Text
1. Bandung-Zwolle
Dua puluh tiga derajat celcius, dan kopi-kopi yang tercampur halus. Kau berlari ke ujung malam, dan aku memupuk rindu yang kau tanam.
Pada jarak, Kita bercerita tentang cinta yang bertaut 16000 kilometer. Dan di sisa paruh kau jauh, kopi ku tak jua memberi hangat sehangat dekapanmu.
2 notes
·
View notes
Text
Gravity
Aku cinta padamu, cukup, tak perlu jatuh. Sementara jurang diantara kita masih diselimuti kabut tanda tanya tentang, "Perlukah kita terjun bersama untuk membuktikannya?".
1 note
·
View note
Text
Distance
Dua minggu tidaklah lama, sayang. Sinyal dan dingin telah memperdaya kita bahwa jarak memang pantas untuk dihujat..
..terutama malam ini.
0 notes
Text
Void
Aku menyalin kamu untukku sendiri, diantara diam-diam paling sunyi. Karena kita lebih mengerti gelap, daripada bayang-bayang dibalik cahaya.
3 notes
·
View notes
Text
Sleeplate
Kau jam dua tigapuluh pagi, dan aku anak kecil yang terjaga. Sedangkan gigil diantara kita hanya kebisuan yang sementara.
Tahan pagi, sayang.. Maka akan kubuatkan secangkir kopi hangat untuk lanjutkan cerita kita.
3 notes
·
View notes
Text
Naive
Kau kegelapan. Yang malam bawa dimana ramai bersembunyi. Sedangkan aku, dalam diam, terlanjur mencintai hal-hal yang sunyi.
Kau benderang. Yang pagi bawa bersama cerita baru tentang kita. Sementara aku, tanpamu, tetap silau pada apa-apa yang suci.
Dan kini aku sadar, Kau dua hal yang bisa berbeda. Yang aku cintai dengan cara yang sama: apa adanya.
3 notes
·
View notes
Text
Beyond my depth
Didalam secangkir kopi yang ku tiup, kau membuyarkan rasa. Seperti sebaris tinta yang tak berwarna, padahal aku menuliskan ribuan kata cinta. Kau; sayangnya kau tak bisa baca.
Dibalik seangkuh dinding yang kau bangun, ada aku mencari celahmu. Selayak seorang jauh yang tercandu rindu, padahal kau tabur ribuan pecahan kaca. Aku; sakit, tapi tidak merasa.
"Untuk apa?", tadinya. Lalu pertanyaan itu terdiam menjadi bangkai, seperti ribuan perasaan yang tak pernah sampai. Itu: nisan itu buktinya.
Kecuali.. Aku hanyalah pendusta yang telah salah menyimpan cinta di hatimu, tak lebih.
1 note
·
View note
Text
Ruang kita
Diluar sana, ada kamu yg bertudung pilu dan ada aku yg bertopeng malu. Lalu dingin mencuri apa-apa yg ingin disembunyikan.
Tapi disini, di ruang ini, kita saling menelanjangi diri hanya untuk mengukur seberapa hangat tubuh masing-masing.
-26feb14, diantara dinihari dan suaramu yg mendekatkan jarak kita
1 note
·
View note
Text
Frozen Night
Ceritakan pada lelap tentang lagu yang tak sempat kunyanyikan. Diantara lelahmu pada hari, diantara kesalmu padaku. Kemudian meninggalkanku yang berkubang tanya: Lantas, mengapa kau masih memelukku?.
Kau tau, aku hidup dalam kotak. Dimana orang-orang membiarkan penanya tergeletak. Didalamnya ada kamu yang berbisik pelan padaku, "ayo pulang, kita tulis sesuatu".
Malam tak lagi sembunyi, gelapnya hilang terjelabak, yang lalu terjebak dalam matamu yang sunyi. Sebab saat bersamamu, aku tak butuh lagi pagi.
Bdg, 05feb14
Pada pemilik selengkung mata yang menjilat cokelatku :)
0 notes
Text
Near miss
Waktu yang larut, kopi yang dingin, rintik yang habis, semua bersorak pada oksitosin yang memperkosa nalarku. Tapi aku diam; kau tak butuh tau.
Aku tak terjangkit, tercandu feromonmu kukira, seperti nikotin yang haram meliar malam itu. Mungkin "ada" kamu; atau "karena"?
Kau melantang dalam diammu, senyap, menarik ingatan tentang kebohongan. Soal rindu yang fiktif; adiktif
Kau tau, ditiap genangan sepanjang 20km tadi, ada jika-jika yang tak ingin jadi asumsi. Dan, hanya jika kau mau, kita tak harus butuh epilog.
Bgd, 11jan2014 Sisa malam dalam secangkir kopi yang kekurangan gula
1 note
·
View note
Text
Ada lagi
Ada alasan, antara aku dan kita yang pernah ada. Ada "dan lainnya"? kukira tidak, kurasa cukup. Untuk dikenang, sekarang.
1 note
·
View note
Quote
ada yg tertinggal di halaman terakhir, yg kurasa, bukan milikmu.
0 notes
Quote
Kita adalah produk terburu-buru, yang bukan pada pagi menuju siang. Tapi pada waktu-waktu yg tidak ternikmatkan.. sialan
1 note
·
View note
Quote
kelak inginku berkisah: "nak, dijamanku dulu, sekolah itu masih bayar"
0 notes
Quote
Barangkali, aku hanya ingin abadi bersama awan-awan yg kau curi: senja tadi
0 notes