Text
Dewasa banyak mikir
Kamis, 30 Juli 2020 00:21 AM
Izin curhat ya sodara-sodara!!!
H-1 idul adha, bersiap semua untuk melakukan pertumpahan darah.. dan bersiap lauk-pauk beberapa hari kedepan setelah itu dipenuhi dengan daging kambing dan sapi. Alhamdulillah..
Kondisi juga gak jauh beda kok. +100K penduduk Indonesia yang sudah positif covid 19, pliss... jangan ada yang minta give away vaksin Corona ke pemerintah. Soalnya itu belum di temuin...wkwkwkwkwkwk tetep doa dan jangan lupa dengan protap keamanan keluar rumah gaesss!!
Oke, balik kita ke judul. Entah kenapa sekarang saya lagi suka berpikir yang berbau masa depan... Maklum semenjak selesai ujian akhir kemarin sekarang saya baru sadar kalo ternyata udah jadi "mahasiswa tingkat akhir" yang sebentar lagi harus ngejalanin kehidupan yang bener bener sesungguhnya. Dan banyak lagi yang harus dipersiapin.. dan karena banyak yang harus di persiapin jadi banyak juga yang dipikirin. Tugas akhir, karir, keluarga masa depan, keluarga sekarang, investasi masa depan, dll.. hal yang hampir gak pernah saya pikirin sebelumnya sekarang justru menjadi topik utama yang selalu otak saya munculin terutama ketika saya melamun.
Pandemi sekarang kita semua sepakat kalo misalkan banyak hikmah yang bisa kita ambil dari ini semua. Tapi bagi saya, ternyata pandemi melahirkan "perilaku" baru bagi saya. Entah kenapa semua jadi serba dipikir panjang dan juga berakhir dengan kehati-hatian terutama yang diawal saya sebutkan tadi. Tentang masa depan.
Saya dari dulu bukan tipe orang yang suka berpikir panjang buat suatu urusan. Tiap kali ada masalah, apa inti dari masalahnya, jalan keluarnya, lakuin.. gak pernah berpikir efek jangka pendek dan jangka panjang yang bakal muncul setelahnya kalo kita ngelakuin itu "toh, nanti pikirin aja lagi solusinya, abis itu kerjain lagi" selalu itu yang ada dipikiran saya selama ini.
Kalo kata orang-orang "tandanya seorang dewasa, orang tersebut akan mulai berpikir dengan teliti dan hati-hati dalam setiap langkahnya" Wallahu a'lam apa ini emang fakta atau hanya opini dari sebagian orang. Tapi kalo mengacu dari perkataan itu, berarti saya baru mengalami fase dimana menjadi seorang yang dewasa. Berarti dari dulu saya masih berada dalam fase "anak-anak". Dan lucunya saya baru mengalami fase itu ketika saya sudah berumur 20 tahun..wkwkwkwkwkwk gapapa lah ya, gak ada kata terlambat.
Udah lah yak, emang tulisan ini gak bermanfaat.. saya cuma mau curhat aja, terimakasih banyak yang udah mau baca. Dan buat kalian yang sedang ngalamin apa yang saya alamin.. semangat!! Semoga bisa sukses dunia akhirat kedepannya...
2 notes
路
View notes
Text
Rendah dan terinjak?
Senin, 27 April 2020 1:51 AM
Silahkan scroll cerita saya pertama kali mendapat pengumuman peminatan... Menyedihkan? Seperti tidak ada harapan? Putus asa? Wkwkwkwkwkwk.. maklum, saya belum tau masa depan seperti apa yang menuntun saya. Jadi tidak masalah sepertinya saya menulis seperti itu.
Kelas peminatan yang hanya dihuni 14 orang mahasiswa. Dosen dan mahasiswa lain menganggap rendah, dan keputusasaan mahasiswa yang diterima ingin rasanya meminta surat pemindahan peminatan. Tak kalah, Dosen pun seperti itu. menganggap kami mahasiswa yang harus dibimbing secara khusus dalam menempuh perkuliahan. Sepertinya peminatan yang sangat menakutkan..馃ぃ馃ぃ馃ぃ
Tapi siapa sangka, saya memiliki ambisi lain. tidak merasa terbebani, kuliah merasa santai, terbang kesana kemari untuk memdapatkan pengalaman, dan itu semua mendapatkan hasil.
Siapa sangka juara 1 nasional debat mahasiswa kesehatan bisa saya raih di peminatan yang dianggap rendah. Siapa sangka di peminatan tersebut, saya mendapat beasiswa ke-3 saya dengan essai yang saya buat. Siapa sangka pertama kali saya melangkah ke ranah ilmiah, sudah bisa mengupload PKM saya ke ristekdikti dan saya menjadi ketua anggota dalam grup PKM tersebut. meskipun saat ini tidak ada kejelasannya..wkwkwkwkwk. dan terakhir, siapa sangka saya bisa mempertahankan kedua kalinya juara 2 lomba debat mahasiswa kesehatan sekota padang. Ajaibnya, semua itu saya dapat di peminatan yang mereka anggap "Rendah". Di peminatan yang mereka anggap rendah juga saya bisa mendapatkan IP maksimal saya kembali setelah sekian lama menghilang dari peredaran.馃ぃ馃ぃ馃ぃ
Entah bagaimana bisa, tapi saya rasa di sana saya menganggap tidak punya saingan... Bukan berarti saya tinggi, tapi saya merasa teman-teman saya sudah berada di atas dengan peminatan yang mereka inginkan. Jadi apapun kegagalan saya, ya memang saya sudah dibawah, buat apa saya takut jatuh?. Ketika teman-teman bercanda tentang peminatan, saya anggap santai saja. toh memang harus diakui itu bukan pilihan saya pertama kali, jadi tidak ada beban sama sekali dalam menjalani perkuliahan. Bener banget!! Saya merasa enjoy belajar tanpa merasa di saingi karena sekali lagi, saya memang sedang berada dibawah.
Berbeda pada sebelumnya, berada disisi mahasiswa rajin, yang saya merasa tertekan, tidak menikmati pelajaran, dan IPK saya berada di paling bawah selama saya menjadi mahasiwa, jangankan untuk fokus dalam perkuliahan dan prestasi.. mungkin saya lebih dikenal sebagai mahasiwa Pemalas yang sering absen dalam perkuliahan..wkwkwkwkwk
Organisasi juga dikatakan saya masih menjadi mahasiswa yang aktif.. yang mana masih diberi amanah untuk kembali menjabat dimana mahasiwa lain memilih "vakum" dan "fokus ke akademik" dan saya sekali lagi bisa menikmati semua itu..
Memang benar ya, Allah subhanahu wata'ala memiliki rencana yang terbaik.. kita sebagai hambanya sering banget menyesal atas yang diberikan.. padahal kita semua tau "Allah memberi kita apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan" dan juga "bisa jadi kamu membenci sesuatu yang diberikan oleh Allah, padahal itu baik bagimu, Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahuinya"
Buat kita dimanapun berada, jangan merasa tertindas dengan apa yang sedang menimpa kehidupan. Bisa jadi disaat kamu dalam posisi terendah, disitulah kamu dapat meloncat dan menjadi lebih tinggi dari orang disekitarmu. Semangat!!!
-saykezi-
0 notes
Text
Berakhir atau mereda?
Depok, 20 April 2020
Sudah lama sekali rasanya meninggalkan aplikasi ini hingga usang... Kalian tau kapan aku terakhir menulis disini? Yap, kurang lebih sebulan yang lalu, 24 maret 2020. Pada tanggal terakhir, jumlah kasus positif covid 19 "baru" mencapai 686 untuk kasus positif, dan sekarang sudah tercatat 6.760 kasus positif dengan sembuh 747 jiwa dan meninggal 590 jiwa. Bukan angka yang sedikit dengan kemajuan hanya 1 bulan tenggang waktu.
.
Sudah terhitung 3 minggu aku di depok. Memutuskan untuk pulang kembali ke kampung halaman. Dengan menjalankan "self quarantine" selama 14 hari di kamar.. menjalani kuliah online yang ternyata bagiku tidak begitu buruk. Tugas yang menumpuk bagiku sama saja. kuliah tatap muka maupun kuliah online tugas ya tetap saja menumpuk. Tidak ada beda bukan? Buat apa kalian mengeluh...hahahhahaha
.
Oke, basa-basi saya kira cukup ya.. sekarang, apakah kalian pernah berpikir bahwa kasus Corona ini tidak bisa berakhir, dan Hanya bisa mereda? Kalian setuju? Kalau aku mungkin saja,, Karena.. virus bukan musnah, tapi hanya melemah dengan terbentuknya antibodi yang ada dalam diri kita. Kalian pasti familiar dengan influenza. pada tahun 1800-an kasus influenza menjadi penyakit yang mematikan dengan 20-40 juta orang terkena virus tersebut. Sekarang? Hanya kalimat sepele yang terdengar "ah, cuma pilek.. nanti juga akan sembuh sendiri" begitulah gambaran singkatnya, influenza tidak berakhir, hanya saja tidak mematikan daripada awal ditemukannya kasus tersebut. Satu kasus lagi.. meskipun saya belum punya bukti yang kuat, tapi bisa kita liat juga pada kasus flu burung, dulu sempat heboh dengan kasus tersebut hingga ayam ternak dibakar habis-habisan dan juga harga daging ayam anjlok dipasaran dan beberapa hal menakutkan yang lain. Dan sekarang? Rata-rata orang yang terkena demam adalah orang yang terkena virus H1N1 (mohon dikoreksi). Mau contoh kembali? Kalian tau cacar? Yang penyebarannya juga termasuk cepat dan rentan? Dulu bisa dikategorikan sebagai penyakit mematikan, namun pada akhirnya, vaksin telah ditemukan dan bagi penderita diberikan obat dan beristirahat di kamar masing-masing dan menunggu hingga cacar tersebut mengering. Aku bukan sedang berandai-andai.. tapi hanya saja ini masuk akal.. meskipun dalam jangka waktu berapa lama kasus ini mereda.. aku hanya bisa berkata "wallahu a'lam" hanya Allah Subhanahu wata'ala yang tahu, dan selalu kita meminta perlindungan-Nya dari segala bahaya yang menimpa. Bukan juga dalam sikap meremehkan.. ini masalah serius dan tetap harus menjadi kewaspadaan bagi kita semua. Hingga menunggu kasus ini mereda dan bisa menjadi aman kembali.. tentunya tidak instan hingga bisa mencapai tahap tersebut.. sabar dan berusaha hingga doa harus tetap kita jalankan dalam situasi ini. Intinya semua akan berakhir, cepat atau lambat.. itu tergantung dari diri kita sendiri bagaimana sikap dan perilaku kita. Memperpanjang? Atau memperpendek?
.
Semua kebijakan terbaik sudah dilaksanakan.. misi-misi kemanusiaan juga sudah banyak yang menginisiasikan.. sama-sama kita ciptakan konsep "gotong royong" dalam bencana kesehatan ini semua lini yang bisa berkontribusi kita lakukan semkasimal mungkin.. momen positif yang timbul adalah momen kebersamaan.. dimana satu mengingatkan yang lain, dan satu membantu yang lain..
.
Terus kita ambil hikmah dalam setiap kejadian, stay health, stay safe, stay home, dan selalu ikuti protokol kemanan dalam pencegahan covid 19.
.
Saykezi
2 notes
路
View notes
Text
Halo kalian
Padang, 24 Maret 2020
Hai semua, maapkeun yak udah lama kagak aktif....
Gimana kalian semua? Insyaallah masih sehat ya? Hari ini masuk ke Minggu ke dua self quarantine di Indonesia dari pemerintah karena pandemi virus corona.. untuk angkanya sampai detik ini saya nulis udah tercatat 686 positiv dengan 30 sembuh dan 55 meninggal dunia. Semoga kita semua sehat ya.. jangan lupa jaga kesehatan dan minta perlindungan dari Allah Subhanahu wa ta'ala
Masih dalam masa tugas numpuk, paket data cepat terkuras, dan aplikasi paling berjasa saat ini google classroom, zoom, ilearn dan skype for bussiness.
Ya, sebenernya nulis disini cuman mau buat kenang-kenangan aja kedepannya.. gimana dunia sedang berduka dan sedang dalam kondisi selemah - lemahnya. Dimana kehidupan dunia yang mati-matian kita cari, bahkan bisa berhenti dengan makhluk tak kasat mata.. merasa tertampar gak sih kita?
Saya ulang lagi yak, stay safe semua.. jaga kesehatan, banyak-banyak makanan beragam dan begizi buat nambah imunitas dan terapin germas buat keseharian kita yak.. sabar, sabar, sabar cobaan yang dateng buat kita naik tingkat dan lebih kuat kalau kita bisa sabar. Semua bisa berlalu seberapapun masalahnya
Dan kalian tau apa yang paling dirasa? Pengen banget pulang ke depok.. kuliah online, temen-temen pada pulkam, asrama sepi. Rasa gak betah di padang mulai ada.. tapi apadaya, ke depok berarti "pergi ke kandang singa". Cuma bisa do'a dari padang semoga keluarga sehat, diberi perlindungan, kelancaran rezeki ditengah - tengah isolasi daerah. Walaupun tiket murah meriah tapi tetep gak bisa pulang.. bismillah jalanin semuanya..
Itu aja dulu ya.. terakhir banget.. ikutin apa kata pemerintah ya untuk kelanjutan dan penanganan corona. Jangan bandel, ini semua buat kebaikan kita... Jangan dulu dibawa-bawa dalam politik, ini duka dunia bukan duka beberapa orang aja.. semua atas nama kemanusiaan yang gak bisa dirasionalkan kalo menurut saya pribadi. ada orang yang bertaruh nyawa disana, ada orang yang diperjuangkan kehidupannya. Kita yang masih sehat, kita jaga agar tidak menambah beban orang lain...
Saykezi
0 notes
Text
Maafkan kembali
Padang, 6 oktober 2019
Hari ini hari ahad, hari seharusnya bersenang karna hilangnya aktifitas yang biasa dilakukan. Tapi entah kenapa ini tidak meriah. Mungkin karena seminggu besok aku akan mengalami hari yang sama dengan hari ini. Siapa yang tahu?
Seminggu lalu, mahasiwa unand di sibukkan dengan salah satu ujian hidup yang dirancang oleh kampus, kami biasa menyebutnya dengan UTS
Tidak ada yang berbeda dari UTS biasanya, belajar, diskusi, kerjakan, lupakan, pindah menghapal ke mata kuliah lain, dan terus berulang-ulang. Sampai kapan? Sampai jadwal UTS selesai, setelah itu? Ya buat apa lagi kan? Hahahahaha dasar aku dan sebagian mahaiswa lainnya.
Sebenernya bingung mau nulis apa, tapi ada juga yang mau dibahas untuk kali ini.
Kita bahas hal yang berkaitan dengan UTS. Saya sering menyebutnya dengan "kejujuran" entah kalian menyebutnya dengan kata lain apa untuk menjelaskan sifat itu.
Ya, bagi orang yang men-follow saya, pasti tau, kalau sudah mau dekat ujian, yang saya posting selalu hal yang berkaitan dengan kejujuran.
Bukan tanpa alasan saya mem-posting seperti itu, saya punya prinsip yang harus saya pegang dan harus saya tularkan ke teman-teman saya. Saya bukan tipe orang yang nyaman di gaduh ketika sedang berfokus dalam satu pekerjaan. Risih saja ketika sedang asyik mengerjakan soal-soal, tiba-tiba dengan seenaknya dipanggil dan dimintai jawaban layaknya orang sedang penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Dan kedua, saya juga kurang enak kalau menggaduh teman yang sedang asyik juga mengerjakan soal. Rasanya kayak ada bersalah ketika melihat orang tersendat mengerjakan soal hanya karena kepentingan pribadi. Ayolah, kalau susah jangan bawa bawa orang lain ke masalah kita.
Dan juga ada satu hal yang dimana saya diajarkan oleh orang tua dan ustadzh2 saya di pesantren. Saya percaya bahwa kejujuran akan membimbing manusia kepada sesuatu yang baik. Entah dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Hal ini saya sadar ketika saya mendapat nilai jelek di sekolah orang tua saya berkata "makannya belajar, jadinya bisa jawab soal" bukan berkata "makannya, kalo gak tau nanya temen biar bisa jawab soal" sederhana, tapi bagi saya bermakna, bahwa kejujuran memang membawa perkara baik pada orang yang melakukannya.
Sudahlah, meskipun akhirnya banyak juga teman teman saya yang melakukan hal kecurangan, kita hanya perlu apresiasi diri terhadap kejujuran yang kita kerjakan berapapun hasil yang kita dapat. Bukankah nilai hanya urusan dunia, sedangkan kejujuran akan kita pertanggungjawabkan di alhirat
"kurang cerdas dapat di perbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki" M. Hatta
-saykezi-
0 notes
Text
Halo!!!
Padang, 8 Agustus 2019
Mohon maaf atas ketidakjelasan selama ini. Karena diri dipenuhi kesibukan yang tidak jelas, terkadang tubuh lebih memilih terlelap daripada merangkai kata di aplikasi ini.
Aku sudah kembali kedalam kehidupan biasa. Jauh kembali dari kedua orang tua, dan berjuang untuk mendapatkan hasil terbaik di pendidikan strata 1 yang kutempuh ini. Tak ada yang spesial, hanya saja aku masih bisa berhemat dengan dibawakannya sebongkah makanan dari kedua orang tua. Jangan tertawa, bagiku dan anak perantauan lainnya, itu sangat istimewa.
Sedikit membahas kejadian lalu.
4-5 agustus 2019, kejadian black out menggemparkan masyarakat jawa dan bali. Kota metropolitan menjelma menjadi desa yang tak masuk listrik. Gelap gulita menyelimuti malam perkotaan, menjadikan orang enggan melakukan apapun aktifitas yang seharusnya di kerjakan.
Aku? Jangan ditanya. Aku bersyukur dengan ini dikarena jatah tidurku bertambah. Sekedar informasi, besok adalah hari kepulanganku ke Padang. Jadinya, aku mengajak keluargaku untuk pergi keluar menikmati gelapnya kota depok kala itu. Singgah ke tempat makan yang menggunakan genset, dan jalan-jalan melihat barang yang bagus namun uang belum cukup untuk bisa memilikinya. Yang terpenting kala itu, aku hanya ingin berpisah dengan keluarga dengan momen perpisahan yang indah. Hanya itu, tidak lebih
Malam semakin larut, tapi aku mulai merenungi kejadian ini. Salah satunya, ketika kita mengalami balck out dikarenakan gangguan kerusakan listrik. Bodohnya, kita disini hanya bisa mengeluh dan memaki pihak yang bertanggung jawab, tanpa berpikir juga bahwa disana ada orang yang sedang mempertaruhkan hidupnya dengan bercengkrama bersama alat-alat yang menghantarkan listrik beribu volt kekuatannya. Demi siapa? Ya demi kita untuk bisa mendapatkan kehidupan normal seperti sebelumnya. Begitulah manusia, terkadang hanya raga sendiri yang dia pikirkan. Apalagi ditambah keistimewaan roasting dari negara +62 yang membuatku kian jengkel dengan umpatan mereka. Seperti bukan manusia saja.
Coba dari sekarang mulai memikirkan sesuatu hal kompleks yang membuat kita menjadi pribadi yang bersyukur. Bukankah itu lebih indah? Daripada yang dikeluarkan hanya amarah dan umpatan? Tidak ada gunanya bagi kita, malah menyebabkan celaka sendiri bagi kita
-saykezi-
0 notes
Text
Maaf
Depok, 29 juli 2019
Dua hari aku tak berkutat bersama aplikasi ini. bukan rasa malas sedang menyerang, tapi hari sudah menaklukanku menjadi manusia tak berdaya di malam hari. Sekarang pun tak berbeda dengan 2 hari sebelumnya, dengan sangat berat aku memulai cerita yang menyedihkan, sedih bagi diri berharap indah di kemudian hari.
Aku tak berharap pengumuman ini mengubah nasib di kemudian hari. Rencana Allah memang lebih indah, namun sebagai hamba kerap sekali kita menyesal dari ketetapan tersebut. Memang waktu yang perlahan berjalan yang saat ini dibutuhkan hamba ini untuk mmensyukurinya. Pada hari ini, aku ditetapkan menjadi mahasiswa peminatan gizi masyarakat di prodi ilmu kesehatan masyarakat.
Bukan hal yang mudah, dengan nilai mata kuliah dasar yang rendah sebelumnya, aku dituntut untuk menuntaskan 2 tahun mendatang untuk menaklukkan matakuliah-matakuliah turunan dasar tersebut. Bisa? Bisa-bisa saja, aku hanya butuh persiapan ekstra dan sedikit waktu untuk berkorban dalam menggeluti matakuliah tersebut.
Tapi, proses mencintai memang bukan waktu yang singkat menurutku. Entah kapan aku mulai bisa menikmatinya. Aku tidak bicara bahwa peminatan ini buruk, bahkan bisa dibilang karena ini menantang, banyak mahasiswa yang tidak ingin memilih peminatan ini.
Sudah saatnya memang aku dituntut berubah untuk bisa lebih serius mengikuti kuliah ini, tidak ada kata santai lagi. Semoga Allah berikan hasil maksimal dalam perkuliahanku kedepannya. Aamiin
-saykezi-
0 notes
Text
Lupa
Depok, 25 Juli 2019
Di akhir kekuatan baterai yang tidak akan bertahan lama lagi, mari kita mulai pembicaraan hangat. Maaf, kali ini tidak ada secangkir kopi yang menemani, karena diriku memang bukan penikmat kopi. Mohon maaf ya sekali lagi.
Hari ini masih sama dari tiga hari yang lalu. Aku masih berkutat dengan beberapa lembar asbes, se-ember semen, dan palu paku yang digenggam tangan dengan kuat. Hal yang menjadi pembeda, jika yang lalu aku bertemu dengan mentari yang sedang berada tepat di atas, kali ini aku lebih belia untuk memulai pekerjaan ini.
Satu hal yang aku pikirkan dalam melakukan aktivitas ini. Bahwa sesuap nasi dan sepotong lauk pun harus ada perjuangan yang kita keluarkan. Tidak ada yang tidak berjuang, bahkan orang yang hanya tidur dan mendapat makanan juga merasakan perjuangan untuk menunggu lebih lama agar didatangkan manusia baik hati dan mengirimnya sepiring makan. Tak ada yang tak berjuang
Bodohnya kita, kadang kita tidak pernah berpikir akan siklus rezeki yang kita dapatkan. Terkait dari mana sumber tersebut dan akan kita apakan dari apa yang kita dapat. Kita hanya berpikir bentuk dari apa yang ada di depan kita. Jika cukup kita diam, jika banyak kita berleha, jika sedikit akan ada umpatan dari mulut kita.
Kawan, percayalah bahwa apa yang kita dapat akan dipertanggungjawabkan kelak. Entah dari sesama kita manusia, atau dari pangkal pemberi rezeki yang maha pencipta. Kalian bisa saja mengumpat dari yang sedikit, tapi kalian lupa menengok siklus rezeki orang lain yang tidak seberuntung dirimu yang jika kau merenunginya menjadikanmu pribadi yang lebih bersyukur. Kalian bisa saja berleha dari yang banyak, tapi kalian lupa akan saudara yang masih berjuang dan belum mendapatkan rezekinya yang jika engkau mengingatnya maka engkau menyedekahkan seberapa yang lebih dari dirimu. Benar, lupa akan siklus yang menjadikanmu pribadi yang lalai akan bersyukur.
Pelajaran berharga untuk hari ini, yang diberikan oleh sebuah palu yang dihantam keras kepada paku, bahwa hidup adalah berjuang untuk menggapai sebuah tujuan. Dan yang terpenting dari semua itu, hasil yang engkau dapat, bagaimana engkau mensyukurinya.
-saykezi-
0 notes
Text
Penasaran
Depok, 24 Juli 2019
Kalian liat di pojok kiri atas? Ya, disana ada tertulis nama "saykezi" dan itu nama akun aku.
Sebuah nama selalu mempunyai arti dan latar belakang bagi seseorang yang memberi nama ataupun yang diberi nama. Biasanya, nama diberikan untuk mengingat kejadian suatu peristiwa yang terjadi untuk mudah dikenang. Contohnya saja seseorang yang di beri nama agustina dikarenakan orang tersebut lahir pada bulan agustus, hingga remaja yang dijuluki "si botol" yang mencerminkan gaya rambut pelontos dan kepintaran yang di bawah rata-rata manusia pada umumnya (re:tolol). Semua itu memiliki arti, dan tak terkecuali nama yang tadi aku minta untuk kalian lihat. Ya, nama saykezi.
Sepertinya aku bingung untuk memulai dari mana. Baiklah, kita mulai dari perawakanku. Aku diberi anugerah oleh Allah Subhanahu wata'ala berat badan yang melebihi rata-rata manusia yang di kategorikan kurus. Ini memang menjadi ciri khas ku semenjak SD. entah kapan berawal, yang jelas aku mulai menyadari itu semenjak kelas 5 SD. Bagaimana perasaanku? Gak ada yang aku keluhkan dari kelebihanku ini, dan tak ada yang ingin aku ubah. Sepertinya, aku sudah mensyukurinya. Hehehehehe
Selanjutnya, semuanya dilanjutkan ketika aku mengenyam pendidikan kelas 3 MTS. Sebelum melakukan ujian nasional, sekolah selalu mengadakan ritual tahunan. Kalian tahu ritualnya apa? Ritual itu adalah bekam. Metode menghisap darah kotor yang menjadi sunnah rasulullah. Karena waktu itu aku ingin menyegarkan otak ku yang terlalu pusing memikirkan ujian, aku memilih untuk dibekam pada titik kepala. Salah satu syaratnya, aku harus dipotong sebagian rambut kepalaku agar memudahkan untuk diambil darah kotornya, dan itu aku lakukan. Seusai di bekam, sontak aku melihat keanehan dalam potongan rambutku yang pelontos hanya ditengah saja. Merasa aneh, aku memutuskan untuk pergi ke tukang pangkas rambut dan memilih gaya botak yang hanya menyisakan rambut kurang dari setengah sentimer.
Aku merasa lebih percaya diri waktu itu, namun teman-teman menertawakan ku. Hal ini karena santri yang botak disekolahku, indentik sekali dengan pelanggaran peraturan yang ditetapkan oleh pesantren dan bukan pelanggaran ringan lagi jika santri sudah dibotak. Tapi mudah saja bagiku untuk menjelaskan ke teman-teman bahwa ini bukan karena pelanggaran.
Hal unik terjadi, teman-temanku justru menyamakan tampang diriku yang botak dan gemuk dengan salah satu artis rap yang terkenal di Indonesia. Kalian tau saykoji? Nah, artis itulah yang dimiripkan oleh tampangku kala itu. Setiap bertemu dengan teman-teman, aku selalu diejek dan diminta untuk menyanyikan lagu rap ala saykoji yang tampil di panggung. Karena banyak temanku yang memanggil saykoji, bagi diriku itu terlihat keren, dan karena aku dipanggil ezi, maka nama saykoji aku ganti sedikit dengan saykezi. Dan disitulah nama saykezi lahir dan menjadi nama khas diriku.
Berjalannya waktu, aku memang tidak pernah mencukur botak rambut lagi, dan panggilan saykoji juga tidak pernah terdengar lagi. Tak disangka, ketiga menginjak kelas 3 MA, aku mengalami hal yang sial, sehingga aku harus menghabiskan rambutku lagi. Seperti kalian duga, nama saykoji pun bermunculan lagi dari teman-teman sekolahku dan menjadi bahan ejekan untukku lagi.
Ya, agak sedikit aneh memang sejarah dari nama saykezi terlahir, tapi proses emosional yang mengiringi lahirnya nama saykezi memang menjadi keunikan tersendiri, terkhusus bagi diriku. Akhirnya, aku memilih nama ini untuk menjadi username media sosial.
-saykezi-
0 notes
Text
Yah, mau gimana lagi
Depok, 23 Juli 2019
Dulu, pernah terbesit dalam pikiran: sepertinya sangat istimewa bagi mereka yang memilih untuk merantau. Bisa melakukan hal yang bebas, pengalaman luar biasa, bisa merasakan bagaimana rindu bergejolak, dan berjuta rasa lain yang membuat diri ini ingin sekali merasakan rantau.
enam tahun memang aku pernah di kekang dalam suatu tempat yang biasa orang bilang sebagai penjara suci. Namun, sebagai santri yang hanya bertempat tinggal di depok dan letak asrama yang di jakarta, aku belum merasakan apa arti dari kata berpisah. jangankan mendapat kata mandiri, seminggu tak berjumpa saja sudah meminjam telphon dengan sejuta alasan agar orang tua bisa datang.
Sekarang, aku mulai merasakannya. Dimulai dengan tes mandiri masuk perguruan tinggi negeri se-sumatera. Aku dipilih dengan kuasa Allah Subhanahu wa ta'ala menjadi seorang mahasiswa di universitas Andalas kota Padang. Bukan hal yang mudah bagiku untuk melakukannya, sebagai seseorang yang hanya pernah mendengar nama kota tersebut, dengan budaya yang berbeda sama sekali, dan berbagai hal yang sulit aku terima (untuk jelasnya insyaallah aku tuliskan di postingan selanjutnya ya), sehingga aku menjuluki diri sendiri sebagai manusia gila yang tak pernah berpikir kedepan.
Bagaimana perasaanku? Amburadul tak menentu, bahkan hingga sekarang aku menjalankan kuliahku pada semester 5. Merasa tak tahan? Pasti. Bosan? Sangat sekali. Bahkan aku pernah meminta izin untuk mengulang SBMPTN dan mengambil IPB hanya karena ingin dekat dengan rumah. Meskipun orang tua tak mengizinkan untuk itu. Yah, mau gimana lagi, nasibku yang memilih tak panjang pikir, aku hanya bisa menjalankan dengan bersabar. Hidupku istimewa, aku berpikir untuk merantau, tak tanggung-tanggung, langsung dipilihkan ke kota yang belum pernah aku pijak.
Sejak merasakannya, musnah sudah pemikiranku tentang betapa kerennya orang yang merantau. Mereka memang tahan banting, tapi tidak dengan aku. Setiap teman yang masih berdomisili di sumatera barat bilang ingin pulang kampung saja, aku sudah merenung dalam kamar meratapi nasib yang tidak bisa pulang sesuka hati seperti mereka. Meski sekarang memang aku terlihat tegar dan menikmatinya, percayalah itu tak seperti yang sebenarnya. Menjadi jauh dari orang tua, harus mandiri secara finansial yang dimana ketika uang menipis harus bisa menghemat seminimal mungkin pengeluaran, setiap ingin ketemu teman lama susah, dan masih banyak lagi yang tak bisa aku ungkapkan. Mungkin jika ada mesin waktu yang bisa mengulang masa lalu, aku akan memilih mengulang setahun lagi untuk belajar soal seleksi masuk perguruan tinggi negeri dan memilih kampus yang paling dekat dengan rumah. Tapi apa daya itu adalah suatu kemustahilan. Yah, mau gimana lagi.
-saykezi-
0 notes
Text
Selamat datang
Depok, 30 Desember 2018
Selamat datang, hari ini aku memilih untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Mencari bakat yang belum tau dimiliki atau tidak, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Hahahaha
Bismillah, semoga istiqamah
-saykezi-
1 note
路
View note