ruangfrasa
ruang frasa
22 posts
(phrases space) ketika kata punya mimpi
Don't wanna be here? Send us removal request.
ruangfrasa · 6 years ago
Text
Pasang Backsound Pinggir Pantai
Bayangkan kamu duduk tidak beralaskan apapun
Matamu terpejam, kedua lenganmu ada di sisi kanan kirimu
Rasakan kedua tanganmu tergenggam, bulir halus menyisir di antara jari-jarimu
Perlahan buka matamu, sinar lembayung mengintip celah kelopaknya
Angin semilir menyapa lembut pelipis
Menari di antara helai rambut
Burung camar terbang melintas di depanmu, bernyanyi
Mengajakmu melupakan sejenak pikiran2 tak sepenting senyummu
Bayangkan sebebas apa dan selega apa
Jika kamu biarkan pikirian-pikiran tak sepenting senyummu itu ikut berlayar
Bersama daun mati yg jatuh dr nyiur melambai
Dari bibir pantai
Jauh ke tengah birunya laut lepas
Sampai jauh tak terlihat matamu yg tercelah lembayung sore tadi
Sekarang yg ada tinggal senyummu
Dan hal-hal penting sepenting senyummu
Yg hanya bisa dan jika bisa membuatmu lepas bebas bahagia
Seperti burung camar tadi
Bernyanyi bebas lepas tanpa beban
Bersama birunya laut warna kesukaanmu
Berpadu dengan lembayung merah muda di pelupuk langit
3 notes · View notes
ruangfrasa · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Dari kecil bisa dibilang saya suka olah raga, tapi yang berbau kompetisi, entah itu beregu atau individu; basket, bulutangkis, futsal (kecuali voli sih karena tangan saya selalu sakit, padahal Ibu saya suka voli banget). Lari atau jogging menurut saya olah raga yang sangat membosankan. Sewaktu kuliah di Bandung, sering kali excited ke Saraga, Lapangan Gasibu, atau GOR Saparua, tapi ujung-ujungnya wisata kuliner > kalori yang dibakar. Satu lagi; atletik, kalau tes di sekolah pasti roll depan, roll belakang, tiger sprong, dkk saya pasti melenceng -_- semua karena badan kaku.
Bermula ketika saya bergabung di Bank Mandiri, salah satu event besar tahunannya, yaitu Mandiri Jakarta Marathon. Penyelenggaraan di tahun 2015 itulah keikutsertaan perdana saya, dan “lari serius” yang pertama. Dikatakan “serius” di sini karena ada batas waktunya dan harus finish. Sejak saat itu, lari menjadi hal yang menyenangkan, apalagi saat mencapai garis finish dan dapat medali, rasanya ada yang menggeliat di dalam diri saat sesuatu yang diusahakan akhirnya berbuah hasil; sensasi tersendiri, rasanya sehat dan baik kalau kita sesekali mengapresiasi diri sendiri, menghargai diri sendiri.
Akhirnya saya dan N punya tekad, tahun itu 5K, tahun 2016 10K, tahun 2017 HM, dan tahun 2018 FM. Yang penting punya mimpi, apapun bisa dijadikan mimpi, kan? Ini bisa dibilang mimpi jangka pendek :D
Awalnya finisih 5K saja sudah alhamdulillah, 10K masih mustahil sampai kami join beberapa event lari berikutnya; BPJS Fun Run 2015 (5K), Gelora Run 2016 (6K), Milo International 10K 2016 (kami telat start, dan no medal  karena hanya 1.000 finishers pertama yang diberi), kemudian 3 event lari di bulan Oktober 2016; Mandiri 10K Challenge, Astra Green Run (5K), dan finale; target Mandiri Jakarta Marathon 2016 (10K) tercapaaai dengan catatan waktu paling baik selama saya “lari serius” :”) 1 jam 26 menit. Then, we get ready for next year; Half Marathon (it's around 21 km)!
Long way to go for better timing, better kilos, and it will be! 
Menurut saya tidak ada salahnya kita punya obsesi, selama itu baik untuk diri sendiri dan tidak merugikan orang lain :) dan let say, it’s one of my happiness projects in the next 2 years and the rest will follow!
See you again, Mandiri Jakarta Marathon! I’ll challenge my own self to finish your Half Marathon in 2017! Aamiin!
0 notes
ruangfrasa · 8 years ago
Text
Selamat Ulang Tahun!
Tumblr media
Sebenarnya tanggal 6 kemarin, tapi karena baru sempat malam ini, jadi langsung saja; aku, saya, ulangtahun! Dan selamat ulang tahun juga untuk ruangfrasa.com yang pertama! *horraaaaaayy!*
Seperti halnya ulang tahun pada umumnya, banyak teman mengucapkan selamat dan membanjiri dengan doa. Namun yang paling ditunggu justru ucapan dan doa dari keluarga yang jauh di sana ; Mama, Papa, Anggun, Intan, dan Dafi. They always win my heart, even it was just a sentence, a voice they sent to me, pharagraphs, their calls, whatever they do is worth the wait.
Mama Papa menelepon dan saya berhasil menahan haru karena rindu mereka. Walaupun delapan tahun ke belakang sudah sering melewati ulang tahun sendirian karena merantau. Tapi tetap saja.
Anggun mengirim voice note sampai dua menit lebih, full berisi ucapan yang berulang hahaha :’) tapi rasanya ingin ada di sana saat ia mengucapkan doa-doanya.
Dafi, karena dia anak laki-laki sendiri, agak cuek dan seadanya, tapi saya tau justru dia yang paling banyak mendoakan :)
Dan Intan, adik paling keras, yang saya kira lupa ulang tahun saya, justru mengirimkan kata-kata yang sukses mengantar tidur saya dengan bantal basah :’)
selamat bertambah usia menjadi 23 tahun, wanita yang telah menginspirasiku sejak kecil!
seorang yang kuat, tangguh, organisator, wanita yang cerdas, inspirasi untuk adik-adiknya
yang telah menginspirasiku untuk bisa bermain basket,
yang telah menginspirasiku untuk berusaha keras dalam akademik,
yang telah menginspirasiku untuk aktif di kegiatan non akademik,
yang telah menginspirasiku karena kegigihannya dalam bekerja,
yang telah menginspirasiku karena selalu terlihat kuat.
terima kasih atas segala ilmu yang diberikan, entah sengaja ataupun tidak sengaja. inget banget 10 tahun yang lalu sering pengen nanya ke ka ayu tapi takut karena malah sering dimarahin. tapi gapapa, ternyata nurun ke intan kl ngajarin dafi :))
terima kasih atas segala pengalaman yang diberikan, walaupun kita juga sebenarnya jarang bareng karena sibuk masing-masing.
semoga rezekinya selalu ditambah dan diberkahi oleh Allah ya kak... doain intan lancar segala urusannya terutama urusan kuliah
maaf br ngucapin niatnya 23.59 tapi udah ngantuk dan harus cepet tidur karena besok kuis kalkulussss :))
Hmmm kurang bisa puitis malam mini, besok long weekend dimulai, dan saya di Jakarta selama tiga hari ke depan. Sampai jumpa lain waktu, Bandung. Sampai jumpa lain waktu, my very first and always be a place where my heart goes to; my family.
Sekali lagi, selamat 23! Angkanya bertambah, tapi justru waktu tersisa berkurang.
0 notes
ruangfrasa · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Apa apa yang terlupa Tiap maju selangkah Langkah lalu pasti jadi hilang Padahal bisa jadi apa yang tertinggal itu lah yang terpenting Apa apa yang genting Tertoreh dalam memori lagi tertuang dalam cerita yang tersampaikan Terpatri seadanya semampunya menangkap Ah, kau history Hilang enggan terhafal tak mau Ironi diubah demi seemas peti Hilang jejak tanda tak peduli Di bawah kaki yang melangkah Maju ke masa depan RF, Jakarta 2016
0 notes
ruangfrasa · 8 years ago
Text
Pe-Mim-Pin
1 tahun 7 bulan saya mulai menghasilkan uang sendiri aka bekerja, tapi baru sekitar 9 bulan saya benar-benar bekerja, sebelumnya masih belajar dan test the water dunia kerja itu seperti apa, sih? Dan hari ini, saya belajar lagi hal lain. Setiap hari pasti ada hal baru, lagi, dan lagi.
Agak malas sebenarnya membahas pekerjaan di ruangfrasa, tapi saya merasa perlu mencatat hal ini. Sebagai cambuk, motivasi untuk diri saya sendiri, dan alarm kalau semangat mengendur.
Pagi ini, saya datang ke kantor lebih pagi dari biasanya, hanya untuk menyiapkan mental dan dokumen-dokumen pendukung sebagai senjata menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis OJK nanti.
Sempat terpikir, apalah saya ini, bocah ingusan yang masih baru pegawai tetap selama setengah tahun, sudah akan mempresentasikan sebuah project di depan Deputi Direktur OJK, manajemen bank konvesional berinisial BM, dan manajemen bank syariah berinisial BSM. Tapi atasan saya bilang, ini kesempatan langka, dan saya pasti bisa. Hopefully, Bu. Berbekal koordinasi dengan tim project yang juga hadir saat itu, saya lumayan merasa tenang, tidak segugup atau grasak-grusuk seperti biasanya. Tapi tetap saja perasaan terkucil itu tetap ada.
Tepat pukul 9, audiensi dimulai. Saya membawa laptop sendiri tapi perlu kabel tersendiri untuk disambungkan dengan infocus, alhasil saya pakai laptop tim OJK di sana. Ok, solved satu. Kemudian, flashdisk. Satu folder berisi senjata saya, corrupt, dan tidak terbaca sama sekali. Ok, di sini saya berusaha tenang, peserta rapat sudah menunggu. Akhirnya saya kirim filenya ke e-mail salah satu tim OJK. Solved. Rapat dimulai dengan pembukaan dari OJK kemudian Group Head saya (atasan tiga level di atas saya), setelah itu saya dipersilakan untuk mulai, dilanjut diskusi tanya-jawab OJK-BM-BSM tentang project ini. Dan selesai tepat waktu, sebelum jam 11. Hasilnya, project bisa go! *sujud syukur*
Saya merasa presentasi tadi cukup lancar walaupun suara saya agak bergetar di beberapa klausa. Apalagi ketika Bapak GH melempar tatapan yang saya tangkap seperti, “Ayo, dipersingkat saja, saya jam 11 ada meeting lain lagi.” Jadi, sepanjang diskusi saya mengecek jam tangan terus, memastikan Bapak GH bisa tepat waktu.
Untungnya lagi untuk dokumen saya yg corrupt tadi, semua pertanyaan ternyata bisa terselesaikan dengan lisan, terima kasih ya Allah…. Ga lagi-lagi deh saya berharap dengan flashdisk….
Ketika kami semua sudah berada di Lobby Menara Radius Prawiro, manajemen BSM pamitan lebih dulu, dan saat saya berjabat tangan dengan Direktur IT nya, beliau bilang, “Terima kasih, ya. Tadi presentasinya bagus.” Tidak menyangka akan menerima kata-kata itu, hasilnya saya jadi agak gelagapan menanggapinya, dalam hati; Aduh, Pak. Tadi itu pujian atau sarkasme? Tapi Department Head saya (atasan dua level di atas saya) juga bilang begitu, katanya tadi sudah bagus hanya saja perlu main intonasi suara. Intinya saya harus belajar dan berlatih presentasi lebih baik lagi. Terima kasih, Pak, Bu.
Kemudian kami kembali ke tempat kerja masing-masing dan saya kembali ke rutinitas di kantor. Tapi, hari ini Team Leader (atasan satu level di atas saya) ulang tahun! TL saya ini orangnya sangat inspiratif dan ingin anak-anaknya maju, jujur saya bersyukur bisa bergabung di timnya dan belajar banyak dari beliau. TL saya ini sudah berkeluarga, putranya satu dan masih berumur 3 tahun. Wataknya keras, tegas, cerdas, tangguh, dan caring dengan caranya sendiri.
Dengan segala kekurangannya, saya tetap menganggapnya sebagai sosok inspirasional di awal karir saya. Alhasil siang harinya saya keliling di salah satu pusat perbelanjaan, mencari kira-kira apa yang bisa dijadikan kado. Akhirnya dapat kadonya, dengan kondisi khawatir ketahuan sedang di mana karena beberapa kali harus on call dengan beliau terkait pekerjaan.
Sore harinya sekitar jam 17, beliau baru sampai di kantor karena meeting seharian di gedung lain. Wajahnya agak kusut dan keliatan lelah. Tapi kami timnya langsung cus ambil kue di freezer yang ada di pantry, dan tadaaaaaa, surpriiiise! We got her smiles!
Tumblr media
By the way, yang batik kuning keemasan di paling depan itu GH saya. Masih muda kan?
Tumblr media
Ini dia foto full team!
Menjelang malam, saya sempat update dulu tentang audiensi tadi pagi. Dan beliau senang dengan cerita DH kami kalau presentasi saya bagus, “Emang bakal selalu ada yang pertama, selanjutnya kita pasti tau gimana cara handle dan be better.” Lanjut diskusi beberapa subject sembari menyelipkan gossip dan berbagi tawa.
Jam 19 lewat, tumben kubikel-kubikel lain sudah kosong. Tinggal kami berdua, dan beliau tiba-tiba membuka kado dari kami! Hahahaha, rasanya deg-deg ser khawatir hasil tidak sesuai ekspektasi.
Tumblr media
Dan ternyata beliau suka dan langsung dipakaaaai, yeaaaay!
Kemudian kami pulang dan berpisah di lobby.
What a day! Hari ini judul yang pas ya; Pe-Mim-Pin! Karena hidup kita tidak terlepas dari memimpin dan dipimpin. Atasan dengan bawahan. Pemerintah dengan rakyat. Orang tua dan anak (Ibu saya suka sekali share tulisan-tulisan nasihat kepada anak-anaknya dan hari ini temanya tentang bagaimana orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, menurut saya hal ini bisa jadi salah satu contoh kepemimpinan orang tua terhadap sang anak). Terakhir, menjadi pemimpin diri sendiri.
Hari ini mengajari saya bagaimana menghandle emosi dan kadar ketenangan diri, bagaimana mengarahkan diri supaya tetap fokus dan tidak gegabah supaya semua hal di otak tidak hilang percuma hanya karena gugup. Selain itu juga bagaimana cara menghormati atasan dan menghargai bawahan. Dedikasi yang ditunjukkan dengan kerja bagus bisa jadi poin atasan merasa dihormati dan dihargai bawahannya. Pujian dari atasan pun penting, asal diberikan di waktu dan occasion yang tepat, karena bisa jadi bawahanmu akan merasa dihargai kerja kerasnya dan tentunya akan senang dan jadi suntikan semangat untuk terus berinovasi.
Satu lagi, jangan sungkan untuk minta maaf dan berterima kasih. RF, 2016.
0 notes
ruangfrasa · 8 years ago
Text
Suguhan Menggugah dari Ari Reda untuk Sapardi Djoko Damono
Petang hari itu, tanggal 23 Agustus 2016, di lobi Teater Kecil Taman Ismail Marzuki terlihat sudah ada antrian kecil di depan meja registrasi, satu-dua meter dari sana ada Mba Reda yang terlihat sedang berbincang dan menandatangani, entah secarik kertas atau media lain, yang jelas saat itu saya belum tau yang mana yang namanya Ari Reda. Karena tujuan saya ke event “Ari Reda untuk Sapardi Djoko Damono” tak lain adalah melihat, mendengar, dan menikmati pertunjukan musikalisasi puisi Pak Sapardi karena menyukai puisi-puisinya. Tak lupa juga saya membawa kumpulan sajak “Hujan Bulan Juni”, siapa tau beruntung dapat tandatangan basah beliau.
Pertunjukan ini juga didalangi oleh duo Ari Reda untuk merayakan kesembuhan Pak Sapardi yang baru pulih dari sakit, bertujuan untuk memberikan percikan semangat kepada beliau untuk terus sehat dan berkarya. Karya yang ditunggu-tunggu lintas generasi, kenapa bisa disebut demikian? Dilihat dari orang-orang yang mengantre dan berseliweran di sekitar lobi saat itu, tak hanya yang sepantaran saya (kepala dua), tapi juga yang lebih dewasa, sampai yang seumuran orang tua saya.
Tumblr media Tumblr media
Persis di samping meja registrasi, ada display cendera mata. Mulai dari semua rilisan Ari Reda, Dua Ibu, ada juga kaos-kaos dengan desain karya tiga seniman; Feransis, Ruth Marbun dan Haoritsa. Kebetulan meja cendera mata saat itu dijaga duet Dylan Dass dan Ruth Marbun sendiri.
Tumblr media
We got the t-shirts and the CDs!
Pertunjukan akan dimulai pukul 20.00 WIB, saat itu masih ada waktu untuk mengganjal perut dulu. Saya dan Nandra (hehehe) sempat mengitari Jl. Cikini Raya yang memang mirip Braga di Bandung, lumayan banyak tempat-tempat makan dan ngopi.
19.45 WIB kami sudah kembali lagi ke lobi Teater Kecil, antrian masuk makin panjang tapi tidak mengular, terlihat seperti sedikit yang datang ke pertunjukan ini. Namun, dugaan kami salah, ketika sudah masuk dan mendapat nomor kursi yang tidak sulit dicari, tampak antusiasme para penonton yang memenuhi Teater Kecil.
Ada yang menarik perhatian saya di sini, di deretan kursi pojok kiri depan terlihat sosok familiar, dengan topi dan kacamata, sepertinya itu Pak Sapardi, mungkinkah Pak Sapardi hadir di hari kedua ini? (Ari Reda untuk SDD diadakan dua hari, tanggal 22 dan 23 Agustus 2016, saya acak saja dengan memilih tanggal 23) Apa saya beruntung malam ini bisa bertemu beliau langsung? Sangat, sangat, dan sudah excited tanpa berekspektasi terlalu tinggi.
Beberapa kali terdengar bunyi gong, mungkin pertanda pertunjukan akan segera dimulai. Benar saja, tepat pukul delapan malam gong berbunyi, penerangan teater dipadamkan dan hanya disisakan lampu di atas panggung. Tirai terbuka.
Mas Ari dan Mba Reda siap meluluhkan siapa saja yang mendengar alunan gitar akustik Mas Ari dan suara merdu Mba Reda yang jernih. Saya yang baru pertama kali mendengar mereka, namun untuk lirik sudah mengenal karena puisi Pak Sapardi yang mereka racik kembali dalam lagu, langsung terenyuh dan larut dalam alunan nada. Tidak bohong, saya sempat menitikkan air mata saking menghayatinya.
Tumblr media
Ari Reda melantunkan lagu-lagu dari rilisan mereka yang sebagian besar merupakan larik sajak Pak Sapardi, antara lain; Bunga-Bunga di Halaman, Kuhentikan Hujan, Kartu Pos Bergambar : Jembatan Golden Gate, San Fransisco, dan dua lagu lainnya, yang salah satunya menang di kategori lagu folk di AMI Award.
Di sela setiap lagu, Mba Reda selalu memberi intro sebelum memulai lagu selanjutnya. Membuat penonton lebih mengenal lagu-lagu tersebut. Dan yang membuat ekspektasi saya tak salah adalah, Pak Sapardi memang betul hadir malam itu, dan kami penonton boleh dikatakan beruntung karena hari sebelumnya beliau tidah hadir. Ba-ha-gi-a!
Selanjutnya, Mba Reda mempersilakan Ricky Virgana dan kedua putra-putrinya (Sisilia dan Satria) bergabung di atas panggung, trio ini dinamakan We Love ABC. Saya dan penonton lainnya terenyuh saat melihat Satria si bocah sebagai vokalis, kakak perempuannnya yang mungkin masih berumur belasan; Sisilia yang bermain cello, dan ayah mereka bermain gitar. We Love ABC memainkan dua buah lagu, sangat menghibur dan suara Satria yang imut-imut dan belum akil balig membuat penonton bertepuk tangan lebih riuh.
Tumblr media
Ayah dan dua anak. Ricky, Satria, dan Sisilia Virgana dalam We Love ABC.
Pertunjukan dilanjutkan kembali. Ari Reda menembangkan beberapa puisi Pak Sapardi, salah satunya Ketika Kau Tak Ada dan Pada Suatu Hari Nanti.
Kini giliran penampil ketiga, Jason Ranti, pemuda yang dibangga-banggakan Mba Reda karena menemukannya saat event musik folk dan langsung jatuh cinta pada musiknya.
Tumblr media
Jason Ranti menyapa penonton dengan agak gugup dan sesekali melempar lelucon yang berhasil membuahkan gelak tawa. Apalagi saat ia melantunkan Lagunya Begini Nadanya Begitu dan Variasi Pink dengan gitar dan harmonika. Lirik yang agak nyeleneh justru memberikan warna tersendiri malam itu, seperti ada efek menyegarkan di antara lantunan syahdu penampil-penampil sebelumnya. Satu lagu lagi yang dibawakan Jason adalah Karena Kata, puisi karya AGS Arya Dipayana (alm), salah satu murid Pak Sapardi dan juga sahabat Ari Reda.
Setelah itu, Ari Reda kembali ke atas panggung, membawakan Dalam Sakit dan Hujan Bulan Juni. Mba Reda juga sempat bermain gitar baru, yang diakuinya sangat jarang dan sudah lama sekali tidak bermain gitar.
Ketika saatnya penampil terakhir, Mba Reda memanggil rekan duetnya yang lain, Tatyana Soebianto, yang akrab dipanggil Mba Nana untuk bergabung dan menyanyikan lagu-lagu Dua Ibu. Tak lupa Jubing Kristianto sebagai pengiring dengan gitarnya. Dua Ibu membawakan dua lagu puisi Pak Sapardi dari album Gadis Kecil.
Tumblr media
Di tengah Dua Ibu, saya lihat siluet Pak Sapardi dituntun keluar tribun. Ah, mungkin Pak Sapardi pulang karena sudah larut dan perlu beristirahat. Namun saya salah! Pak Sapardi dipersilakan hadir di atas panggung oleh Ari Reda. Speechless. Beliau masuk melewati tirai, kemudian menyapa kami di kursi penonton dari belakang mic.
Tumblr media
Rasanya terharu mendengar suara beliau dan semangatnya walau di usia yang bisa dikatakan sepuh itu. Tebak, apa yang beliau sampaikan? Selain kata-kata terima kasih, Pak Sapardi juga membacakan sepenggal cerita dari novel yang sedang digarapnya. Beliau berkata “Jangan bilang-bilang ya, ini masih rahasia.” :’) Untungnya saya sempat merekamnya dalam video.
Seusai Pak Sapardi membacakan puisinya, tibalah kami di lagu terakhir oleh Ari Reda. Aku Ingin.
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
 (1989)
Pertunjukan ditutup sekitar pukul 22.00 WIB dengan seluruh penampil naik ke atas panggung, tak terkecuali Sapardi Djoko Damono. Riuh rendah tepuk tangan terdengar di seisi Teater Kecil TIM, termasuk saya yang puas akan malam itu.
Tumblr media
Sebelum pulang, tidak lupa dengan Meet and Greet Ari Reda dan Dua Ibu. Daaaaan, Pak Sapardi! Saya langsung antre, menenteng buku Hujan Bulan Juni, dan meminjam pulpen Nandra (tiba-tiba pulpen yang sudah saya siapkan dirasa raib dari dalam tas, mungkin saking gugupnya). Malam itu, saya dapat tandatangan Ari Reda, Dua Ibu, dan Pak Sapardi, juga foto bareng beliau walaupun harus antri dua kali.
Tumblr media
dengan The Legend :) bahagia luar biasa!
Tumblr media
jemari Mas Ari!
Tumblr media
Taraaaa! Tanda tangan Pak SDD, Mas Ari, Mba Reda, dan Mba Nana!
Terima kasih untuk Ari Reda atas gagasannya sehingga terlaksana pertunjukan malam itu, terima kasih Felix Dass dan semua panitia, saya sebagai penonton acungi jempol karena pertunjukan berjalan lancar dan yang paling penting, tidak ngaret!
Terima kasih untuk Sapardi Djoko Damono, seorang pujangga, guru besar, sastrawan, dan juga anak Bangsa yang terus berkarya hingga lanjutnya usia. Semangatnya yang terus berkobar untuk berkarya inilah yang membuat saya bergidik dan merinding. Ada letupan tersendiri untuk mencontoh beliau, setidaknya meneladani kegigihannya. RF, 2016.
1 note · View note
ruangfrasa · 8 years ago
Text
Usia 80, Pak Habibie: Saya Terus, Tidak Mau Berhenti!
Siapa tak kenal sosok Presiden Republik Indonesia ketiga yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia di tahun yang sama dan Menteri Negara Riset dan Teknologi periode 1978 hingga Maret 1998? Sosok yang akrab disapa Pak Habibie; lugas, blak-blakan, namun ramah dan tegas. Sosok yang mendominasi sekaligus membumi di waktu yang bersamaan, kharismatik namun jauh dari kesan angkuh. Ya, itulah Prof. Dr.-Ing H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, yang berulang tahun ke-80 tepat pada tanggal 25 Juni 2016.
Tumblr media
Berdarah Bugis-Jawa, pemegang 46 paten dunia di bidang teknologi penerbangan, Pak Habibie, lahir sebagai anak keempat dari delapan bersaudara, sejak kecil ia sudah terlihat menaruh minat pada ilmu pengetahuan terutama fisika. Habibie muda mengenyam pendidikan di Kota Bandung, tepatnya SMAK Dago dan Universitas Indonesia Bandung (kini Institut Teknologi Bandung) jurusan teknik mesin pada tahun 1954. Setahun kemudian, ia melanjutkan studi di RWTH Aachen, Jerman Barat, jurusan teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang. Di tahun 1960 gelar diplom ingenieur diraihnya, menyusul lima tahun kemudian gelar doctor ingenieur dengan predikat suma cumlaude.
Membanggakan dan berjiwa nasionalisme tinggi, Pak Habibie membuktikannya dengan menimba ilmu dan berkarya lebih dulu hingga diakui dunia; terlibat dalam berbagai proyek desain dan konstruksi pesawat terbang seperti Transall C-130 (pesawat angkut militer), Hansa Jet 320 (jet eksekutif), Air Bus A-300, pesawat transport DO-31 (pesawat dengan teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal), CN-235, dan N-250 (pesawat dengan teknologi 3 axis dan kontrol digital fly-by-wire). Selain itu, Pak Habibie secara tidak langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain Helikopter jenis BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali, dan satelit.
Tumblr media
Tak lupa salah satu jabatan penting yakni Vice President MBB (Messerschmitt Bölkow Blohm, industri pesawat terbesar Jerman) pada tahun 1974, dimana ia menjadi orang non-Jerman pertama yang menduduki posisi itu. Ketika Jerman menawarinya warga Negara kehormatan Jerman, Pak Habibie dengan tegas menolak tawaran tersebut. Ia memilih setia menjadi Warga Negara Indonesia karena ia yakin suatu hari akan kembali mendapat panggilan tugas di Indonesia. Pak Habibie pun hanya menyandang status sebagai Permanent Resident dan tetap memegang paspor Indonesia. Hal ini terungkap dalam sebuah buku berjudul “Habibie dan Ainun” yang merupakan buah karya Pak Habibie.
“Sekalipun menjadi warga negara Jerman, kalau suatu saat tanah air memanggil, maka Paspor Jerman akan saya robek dan saya akan kembali ke tanah air,” katanya. Maka dari itu, saat Pak Soeharto memanggilnya untuk pulang ke Indonesia pada tahun 1973, Pak Habibie langsung mengiyakan tanpa ragu.
Peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award (setingkat Nobel di dunia penerbangan) ini membuktikan bahwa nasionalisme yang mengalir deras dalam denyut nadinya dan juga konsistensi dalam berkarya menjadi modal penting bagi setiap insan muda tanah air untuk sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa.
“Kalau saya berhenti bekerja, saya mati,” ujar Pak Habibie dalam sebuah video karya raksasa teknologi, Samsung. “Umur 80. Kalau ditanya, Habibie umur berapa? 90 kurang 10, tapi jiwanya 17 tahun. Tidak ada bedanya saya umur 80 tahun.” Yang paling penting menurutnya adalah motivasi itu sendiri.
Tumblr media
“Saya ini manusia, produk masyarakat dimana saya hidup,” lanjutnya lagi. “Karena saya dan keluarga saya; dulu, sekarang, dan masa depan adalah bagian terpadu dari masyarakat ini. Kalau masyarakat ini makmur, ya keluarga saya juga makmur. Karena itu saya terus, tidak mau berhenti. Saya bilang, tidak ada gunanya Anda IQ tinggi tapi pemalas, tidak memiliki disiplin, forget it! Yang penting Anda sehat, mau berkorban untuk masa depan yang lebih cerah, dan Anda konsisten, bekerja keras, berdisiplin,” terang Pak Habibie dengan gaya dan tutur katanya yang khas nan bersemangat.
Pak Habibie tak lupa menyampaikan rasa syukurnya atas sinergi positif yang mampu dibangunnya hingga kini, yakni antara elemen agama, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penyelesaian permasalahan yang dihadapinya yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Seperti filsafat dari Ayahanda yang selalu terpantri dibenaknya,
“Jadilah mata air yang jernih, yang memberikan kehidupan kepada sekitarmu.”
Begitu Pak Habibie berpesan untuk para pemuda-pemudi Indonesia; generasi penerusnya, generasi penerus bangsa ini. Pak Habibie adalah satu di antara anak negeri yang merantau untuk kembali mengabdi memajukan Ibu Pertiwi. Hal ini rasanya konsisten dengan gencarnya pemberitaan dwikewarganegaraan orang-orang hebat tanah air akhir-akhir ini, yang membuat banyak kepala bertanya dimana konsistensi nasionalisme yang dielu-elukan para pendiri negeri, pahlawan yang gugur di medan pertempuran ataupun di balik layar dan meja. Mari bersama kita resapi kutipan Pak Habibie berikut ini,
“Kalau bukan anak bangsa ini yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan harapkan orang lain datang membangun bangsa kita,” katanya pada salah satu acara tv swasta yang digelar di Baruga Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar (ANTARA News, 30 Agustus 2014).
Umur bukan masalah, harta dan kenyamanan bisa habis lalu bisa dicari lagi, sedangkan ilmu tak ternilai harganya dan akan terus menebar manfaat serta kebaikan. Sekiranya dari banyak hal berharga tentang sepak terjang Pak Habibie, yang telah menginjak umur kepala delapan, masih dan terus bersemangat bekerja dan berkarya untuk negeri kita Indonesia.
Dalam rangka memperingati 80 tahun Pak Habibie mengabdi untuk negeri, pameran foto Habibie “Cinta Sang Inspirator Bangsa Kepada Negeri” dan gebyar aneka lomba yang diselenggarakan berbagai komunitas yang tergabung dalam Friends of Mandiri Museum. Pameran ini dibuka untuk umum mulai 24 Juli 2016 hingga 21 Agustus 2016 di Museum Bank Mandiri, Kota Tua – Jakarta Barat.
Tumblr media
(sumber gambar : metrotvnews.com, tribunnews.com, m.kwikku.com, youthmanual.com, detik.com, antaranews.com, famous.id)
1 note · View note
ruangfrasa · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Throwback! Kalau perut sudah mengkudeta, otak pun lepas kendali, dan akhirnya jemari berotonomi!
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Text
Dear, My Job
Terima kasih telah mengajarkan bagaimana menghargai serupiah yang diraih oleh setitik peluh.
Terima kasih telah membuat tanggal 25 jauh lebih nilainya dibanding tanggal merah di kalender.
#selamattanggal25 !
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Text
Berlama-lama halaman itu tetap putih Tak ada kata yg tertuang Pikirnya buntu, bibirnya terkatup, jemarinya kebas Sekaku inikah dayanya kini, sedih, mendayu
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Photo
Tumblr media
Hidup itu ada akhirnya. Tinggal bagaimana kita melukis yang indah atau buruk rupa sepanjang jalan menuju sana. Ada saatnya kita akan butuh seorang penuntun, pengganti penuntun kita sedari adzan dikumandangkan di daun telinga. Yang kelak darinya lah kita belajar bagaimana melukis agar lebih indah, dengan caranya. Di sisa perjalanan sampai nanti. Di penghujung jalan. Sampai adzan berkumandang kembali.
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Photo
Tumblr media
Ditulis di pertengahan tahun 2008, belum lulus Sekolah Menengah Pertama, tapi hampir. Untuk buku tahunan angkatan. Satu tulisan yang tersisa dari waktu yang lalu :)
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Photo
Tumblr media
Syukuri dan bergembiralah! ;)
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Text
Dari Pengagum Senyummu
Bayangkan kamu duduk tidak beralaskan apapun Matamu terpejam, kedua lenganmu ada di sisi kanan kirimu Rasakan kedua tanganmu tergenggam, bulir halus menyisir di antara jari-jarimu Perlahan buka matamu, sinar lembayung mengintip celah kelopaknya Angin semilir menyapa lembut pelipis Menari di antara helai rambut Burung camar terbang melintas di depanmu, bernyanyi Mengajakmu melupakan sejenak pikiran-pikiran tak sepenting senyummu Bayangkan sebebas apa dan selega apa Jika kamu biarkan pikirian-pikiran tak sepenting senyummu itu ikut berlayar Bersama daun mati yg jatuh dari nyiur melambai Dari bibir pantai Jauh ke tengah birunya laut lepas Sampai jauh tak terlihat matamu yg tercelah lembayung sore tadi Sekarang yang ada tinggal senyummu Dan hal-hal penting sepenting senyummu Yg hanya bisa dan jika bisa membuatmu lepas bebas bahagia Seperti burung camar tadi Bernyanyi bebas lepas tanpa beban Bersama birunya laut warna kesukaanmu Berpadu dengan lembayung merah muda di pelupuk langit
- Jakarta, 17 April 2015 (13:37)
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Text
Menertawakan dunia yang sedang menertawakan kita
Saat itu entah pagi siang sore atau malam. Ia tidak peduli seberapa cepat waktu mengukung, yang dia tau sekelilingnya begitu ramai orang2 bercengkrama. Saling bercengkrama, yang sesekali ia pun disapa. Ia lontarkan senyum lebar khasnya, tawa khasnya, spontanitasnya. Tapi ia langsung merasa kosong begitu senyum itu meninggalkan jejak yang makin lama makin tipis di wajahnya. Masih ada senyum itu, tapi entah apa yg ia senyumi, diri sendiripun bingung. Ia menertawakan diri sendirinya kah? Cuma ia yang sadar, ada kotak kaca yang membatasi dirinya dengan orang, riuh rendah suara ramai di luar sana terdengar parau, hanya bergaung, samar, berdengung terdengarnya. Sedang ia merasa sendiri, transparan, namun dunianya tidak tersentuh. Kemana kunci kotak kaca itu? Rasanya ia lupa, atau pura-pura lupa? Terlihat namun hanya sebatas terlihat, salah kotak kaca itu kah? Atau orang-orang di luar sana itu? Atau sebenarnya yang salah itu dirinya? Sempurna telak ia yang salah? Sendiri atau tidak, kotak kaca itu selalu menemani, bahkan dirinya merasa tidak sanggup membalas pertemanan ini.
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Text
Sudahkah menemukan?
Di dunia ini, setidaknya apa yang dialami sampai detik ini, semua diciptakan untuk saling melengkapi. Ringkasnya, semua terdiri dari (lebih) baik dan (lebih) buruk. Lebih buruk ditutupi dengan lebih baik. Untuk menjadi sempurna, lebih baik butuh seimbang dengan merasa cukup. Lebih buruk bisa jadi mengurungkan lebih baik untuk terus lebih lebih lebih dan akhirnya berlebihan dan puff! hilang saja semua yang sudah lebih itu. Harmoni yang terdengar indah pun tersusun dari nada dengan tinggi yang berbeda, intinya beda. Berbeda untuk saling melengkapi. Karena tidak selamanya ‘persis’ menjadi segalanya, menjadi kebetulan yang diagungkan. Cukupkan dengan ‘lebih’ dalam versi tersendiri. Karena Yin akan selalu punya Yang nya. Maka beruntunglah yang sudah saling menemukan ;)
0 notes
ruangfrasa · 9 years ago
Text
Ketika sosok ibumu sedang tidak dapat hadirkan raganya di hadapanmu
Ketika hanya suaranya yang dapat kamu dengar walau parau
Hanya doa yang dapat kamu sampaikan, panjatkan, tanpa perlu ia tau
Bertanya tanpa perlu mengeluh, mendengarkan bukan hanya mendengar, mencintai lebih dari sekedar menyayangi
Ketika kamu rindu ibumu, rindu tawanya di seberang sana, jauh
Jakarta, 15 Agustus 2015 (23:09)
0 notes