Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Teori Memproduksi Anak Menjadi Ulama’ Ala Gus Qoyyum Lasem
1. Teori tempat kelahiran.
Tempat kelahiran mempengaruhi karakter seseorang anak sholeh. Hakim bin Hizam dan Sayyidina Ali yang lahir di dalam Ka’bah. Hakim menjadi dermawan hingga rela menjual kantornya untuk disedekahkan. Sayyidina Ali menjadi ahli ilmu, Nabi Muhammad bersabda: “Aku gudangnya ilmu dan Ali pintunya. Kita mengenal Sayiddina Ali sebagai sahabat yang cerdas. Seorang ahli hadist India bernama Husyamuddin Al-Muttaqi Al-Hindi, menulis dalam kitabnya Kanzul Ummal bahwa Sayiddina Ali pernah berpidato secara spontan sebanyak 5 halaman tanpa huruf alif.
2. Teori keluarga.
Di dalam Al-Quran, ada 26 kali penyebutan keluarga dengan kata ali, ala dan alu. Keluarga Nabi Ibrahim dua kali disebut, keluarga Nabi Luth empat kali, lalu keluarga Firaun yang paling banyak disebut, hingga 14 kali. Siapapun, bisa punya jiwa Fir’aun. Penguasa maupun ulama juga bisa punya jiwa Fir’aun. Ilmuwan Jepang sepakat bahwa anak usia empat bulan dalam kandungan yang diperdengarkan musik, bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya. Kalau ingin anak jadi penyanyi, sejak empat bulan di kandungan perdengarkan lagu-lagu. Kalau ingin anak pintar ngaji, perdengarkan bacaan Quran.
3. Teori seks.
Pada zaman dahulu ada wali buta bernama Ali Al-khowash yang memiliki ilmunya laduni. Ali Al-Khowash pernah menuturkan, siapa yang dibayangkan sebelum, selama dan setelah berhubungan seks, akan mempengaruhi anak. Hal itu, sebab ada energi yang mengalir dari pikiran ke dalam jiwa, lalu ke anak. Kalau yang dipikirkan ulama, jadinya ulama. Kalau yang dipikirkan penyanyi, ya jadi penyanyi.
Dalam surat Ali Imron 37-39 disebutkan bahwa Nabi Zakariya sangat mengagumi Maryam karena tiap kali mendatangi kamar Maryam di masjid, selalu ada makanan dari Allah. Nabi Zakariya lalu berdoa minta anak. Kemudian diberi anak Nabi Yahya. Nabi Yahya ini ada kesamaan dengan Maryam. Sama-sama tidak menikah.
Apa yang kita cintai atau yang kita pikirkan, maka energinya akan menyalur dalam diri kita. Kalau kita cinta Nabi, maka Allah akan mentransfer energi sehingga karakter kita mirip Rasulullah.
Napoleon Bonaparte setiap bertemu wanita tua, pemimpin Perancis itu selalu berhenti menghormat. Itu dia lakukan karena setiap melihat wanita tua, dia teringat ibunya. Dia pun menjadi pemimpin yang karakternya baik seperti ibu.
4. Teori transfer.
Dahulu ada seorang ulama bernama Sa’duddin Al-Taftazani. Beliau belajar puluhan tahun tapi tetap bodoh hingga suatu hari ada orang datang kepadanya memberitahu bahwa dia ditunggu Rasulullah. Kemudian ia datang dan disuruh membuka mulutnya, lalu diludahi Rasulullah. Sejak itu, dia menjadi ulama brilian. Ada kesunahan, kita sowan ulama membawa kurma lalu minta ulama tersebut memamahnya. Kemudian kurma pamahan tersebut diberikan pada anak kita.
Tokoh Muhammadiyah Jombang, KH Muchid Jaelani sempat cerita, saat mondok di Tebuireng, mulutnya pernah diludahi Gus Kholiq, pengasuh Pesantren Tebuireng yang dikenal sakti. Sejak itu, beliau bisa membaca sendiri kitab-kitab kuning meskipun belum pernah diajarkan kiai.
Waktu kecil, Gus Qoyyum sering makan sesuatu yang dipamahkan oleh sang bapak. Bisa jadi, gus-gus itu jadi ulama karena kecilnya sering makan dari makanan yang dipamah bapaknya yang seorang kiai.
تحصنت بحصن لا إله إلا الله محمد رسول الله
330 notes
·
View notes
Text
Teori Memproduksi Anak Menjadi Ulama’ Ala Gus Qoyyum Lasem
1. Teori tempat kelahiran.
Tempat kelahiran mempengaruhi karakter seseorang anak sholeh. Hakim bin Hizam dan Sayyidina Ali yang lahir di dalam Ka’bah. Hakim menjadi dermawan hingga rela menjual kantornya untuk disedekahkan. Sayyidina Ali menjadi ahli ilmu, Nabi Muhammad bersabda: “Aku gudangnya ilmu dan Ali pintunya. Kita mengenal Sayiddina Ali sebagai sahabat yang cerdas. Seorang ahli hadist India bernama Husyamuddin Al-Muttaqi Al-Hindi, menulis dalam kitabnya Kanzul Ummal bahwa Sayiddina Ali pernah berpidato secara spontan sebanyak 5 halaman tanpa huruf alif.
2. Teori keluarga.
Di dalam Al-Quran, ada 26 kali penyebutan keluarga dengan kata ali, ala dan alu. Keluarga Nabi Ibrahim dua kali disebut, keluarga Nabi Luth empat kali, lalu keluarga Firaun yang paling banyak disebut, hingga 14 kali. Siapapun, bisa punya jiwa Fir’aun. Penguasa maupun ulama juga bisa punya jiwa Fir’aun. Ilmuwan Jepang sepakat bahwa anak usia empat bulan dalam kandungan yang diperdengarkan musik, bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya. Kalau ingin anak jadi penyanyi, sejak empat bulan di kandungan perdengarkan lagu-lagu. Kalau ingin anak pintar ngaji, perdengarkan bacaan Quran.
3. Teori seks.
Pada zaman dahulu ada wali buta bernama Ali Al-khowash yang memiliki ilmunya laduni. Ali Al-Khowash pernah menuturkan, siapa yang dibayangkan sebelum, selama dan setelah berhubungan seks, akan mempengaruhi anak. Hal itu, sebab ada energi yang mengalir dari pikiran ke dalam jiwa, lalu ke anak. Kalau yang dipikirkan ulama, jadinya ulama. Kalau yang dipikirkan penyanyi, ya jadi penyanyi.
Dalam surat Ali Imron 37-39 disebutkan bahwa Nabi Zakariya sangat mengagumi Maryam karena tiap kali mendatangi kamar Maryam di masjid, selalu ada makanan dari Allah. Nabi Zakariya lalu berdoa minta anak. Kemudian diberi anak Nabi Yahya. Nabi Yahya ini ada kesamaan dengan Maryam. Sama-sama tidak menikah.
Apa yang kita cintai atau yang kita pikirkan, maka energinya akan menyalur dalam diri kita. Kalau kita cinta Nabi, maka Allah akan mentransfer energi sehingga karakter kita mirip Rasulullah.
Napoleon Bonaparte setiap bertemu wanita tua, pemimpin Perancis itu selalu berhenti menghormat. Itu dia lakukan karena setiap melihat wanita tua, dia teringat ibunya. Dia pun menjadi pemimpin yang karakternya baik seperti ibu.
4. Teori transfer.
Dahulu ada seorang ulama bernama Sa’duddin Al-Taftazani. Beliau belajar puluhan tahun tapi tetap bodoh hingga suatu hari ada orang datang kepadanya memberitahu bahwa dia ditunggu Rasulullah. Kemudian ia datang dan disuruh membuka mulutnya, lalu diludahi Rasulullah. Sejak itu, dia menjadi ulama brilian. Ada kesunahan, kita sowan ulama membawa kurma lalu minta ulama tersebut memamahnya. Kemudian kurma pamahan tersebut diberikan pada anak kita.
Tokoh Muhammadiyah Jombang, KH Muchid Jaelani sempat cerita, saat mondok di Tebuireng, mulutnya pernah diludahi Gus Kholiq, pengasuh Pesantren Tebuireng yang dikenal sakti. Sejak itu, beliau bisa membaca sendiri kitab-kitab kuning meskipun belum pernah diajarkan kiai.
Waktu kecil, Gus Qoyyum sering makan sesuatu yang dipamahkan oleh sang bapak. Bisa jadi, gus-gus itu jadi ulama karena kecilnya sering makan dari makanan yang dipamah bapaknya yang seorang kiai.
تحصنت بحصن لا إله إلا الله محمد رسول الله
330 notes
·
View notes
Text
Gue masih punya beberapa negative beliefs yang tertancap dalam kepala, tapi ternyata tanpa gue sadari, salah satunya udah bisa gue ganti dengan positive belief.
Dulu, setiap gue dapet kebaikan dari orang lain dalam bentuk apapun, gue akan selalu bertanya-tanya, "What did I do to deserve this? Do I really deserve this?" seolah-olah gue adalah makhluk jahat yang ga pantes dapet hal baik secuil pun.
But then I realize that I do good things. Setiap ngomong sama orang lain di medsos atau secara langsung, gue berusaha untuk ga nyinggung mereka. Kalo ada yang minta tolong, gue bantuin sebisa mungkin. Gue selalu berusaha untuk jadi telinga bagi banyak orang, meski kalo lo ga kenal gue tapi pengen cerita, I'll wholeheartedly listen.
That doesn't mean I'm a saint. Gue masih ngelakuin hal-hal jelek, julid misalnya, dan banyak lagi. But at least now I have the answer. I believe that I deserve good things. I deserve to be supported, to be helped, to be treated with kindness.
(Thanks to Intellect app that helped me learn about my stress. Donlot aja di playstore. Fully free, no ads, UInya cakep!)
22 notes
·
View notes
Note
Bagaimana menghadapi fase freshgraduate ditengah pandemi? Terasa berat sekali, loker terbatas, tp banyak tuntutan :")
Apa yang harus dilakukan freshgraduate di tengah pandemi?
Dalam pandemi seperti ini, lowongan kerja memang terbatas. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa melakukan apapun.
Kita bisa mulai untuk bisnis sendiri, atau mendalami skill yang tidak membutuhkan perusahaan (Skill design, copywriting, digital marketing, dsb), dan lalu mendagangkan skill kita pada orang lain.
Orang berpikir, fase hidup itu kuliah - lulus - melamar - dapat kerja. Kenyataannya, realita tidak seperti itu.
Kita pun tidak bisa menyalahkan keadaan, karena yang mengalami hal ini pun banyak sekali.
JIka hidup kita hari ini terasa berat, salahkan diri kita sendiri, kenapa kita malah mengeluh, bukannya memperkuat diri dan mencari jalan keluar?
___
Terkait tuntutan orang lain terhadap kita.
Jika kita hari ini mendapat tuntutan, cukup balas saja begini “Iya, mohon doanya ya, semoga segera tercapai”
LALU MOVE ON.
Jangan terlalu banyak memikirkan tuntutan. Karena memikirkan tuntutan orang lain itu, tidak membantu apapun dalam hidup kita.
===
Semoga bisa menjawab ya anonim
72 notes
·
View notes
Text
“Seorang kawan pernah berkata, “Bila perjalananmu dengannya tidak membuatmu lebih mengenal Allah, pulang saja. Bila pencapain bersamanya membuatmu jauh dari Allah, lepaskan saja. Bila mencintainya hanya membuatmu tidak taat kepada Allah, maka tinggalkan dia.””
—
Sebab, bukan cinta namanya jika semakin menjauhkan diri dengan sang Maha pemilik cinta.
Ini perihal mencintai dengan sebaik-baik cinta. Cinta yang tidak membuat luka, cinta yang tidak meninggalkan lara. Sebab bukan cinta jika rasanya bak laksana menggenggam bara.
Cinta yang baik adalah cinta yang menenangkan. Cinta yang menyembuhkan. Cinta yang membahagiakan. Bukan tangisan lara yang menghujam batin seorang anak adam.
Lantas ketika mencintai membuat kita semakin jauh dariNya. Maka tanyakan pada diri, cinta macam apa yang kini bertahta hingga mencintai makhluknya lebih indah dibandingkan mencintaiNya..
Tengoklah saat ini tentang mimpi yang masih menggantung, tentang perasaan yang tergadaikan dan tentang luka yang belum sembuh. Untuk menata ulang kembali agar perasaan yang salah segera dibenahi oleh-Nya.
Ini bukan perihal patah hati yang tidak berkesudahan. Namun ini perihal mencintai dengan ikhlas. Ikhlas mendapatkan atau barangkali ikhlas mengikhlaskan.
Cinta yang hakiki adalah cinta yang didalamnya seseorang bisa tumbuh bersama dalam kebaikan, memberi maaf meski salah dan memberikan ruang untuk berteduh. Tentunya surga-Nya adalah tujuan akhir dari semua perjalanan ini.
Duhai diri yang sedang ditumbuhi cinta. Jadikanlah dirimu dan cintamu menumbuh dengan cinta yang baik, yang selalu paham perihal hakikat mencintai dengan benar. Mencintai-Nya, mencintai karna-Nya, dan dicintai-Nya. Jadikan ia laksana oase kebaikan bagi siapapun, penuntun kebaikan untuk sipapun. Bukankah Rahmatan lil alamin adalah semboyan terbaik agama ini?
Maka mencintailah dengan lembut, dengan penuh rahmat dan kasih sayang. Jikapun perasaanmu ditumbuhi cinta oleh-Nya, jangan jadikan Ia cemburu atas perasaan fitrah itu. Bukankah kau lebih paham atas perasaanmu sendiri?
Mencintailah dengan baik, duhai anak adam. Yang setiap kebaikannya laksana Al-Qur’an yang mencintai seseorang yang mau membersamainya. Laksana Rasulullah yang mencintai umatnya. Laksana Allah yang selalu mencintai hambanya.
Napak tilaslah kembali perjalanan kisahmu.. dengan muhasabah atas kisah yang telah lalu. Ia laksana pembelajar terbaik untuk dirimu. berbaiklah, melembutlah..
©Ibn Syams (self reminder)
1K notes
·
View notes
Text
3
Bunuh diri adalah tindakan paling egois yang bisa dilakukan manusia. Karena ia meninggalkan luka, beban, dan kesedihan bagi orang lain. Kematian yang wajar, sakit, menua, atau bahkan kecelakaan adalah nasib yang dipersiapkan. Seseorang bisa merelakan kehilangan semacam itu karena mereka menganggap kematian yang demikian sebagai peristiwa alamiah. Sementara bunuh diri adalah kematian yang bisa dicegah, seseorang yang mengalami kesedihan luar biasa, seseorang yang bisa meminta bantuan, tapi memilih untuk pergi.
Kukira mereka yang menganggap pelaku bunuh diri sebagai orang egois tak pernah merasakan kesedihan. Penderitaan yang demikian berat. Kondisi di mana kematian dianggap lebih baik daripada menjalani hidup yang tidak tertanggungkan. Kamu menyebut orang yang bunuh diri sebagai orang narsisistik yang egois, tapi apa sebutan untuk yang memaksa orang lain hidup dalam penderitaan demikian berat, kondisi mental yang mengerikan, kondisi jiwa yang demikian terpuruk sehingga berpikir kematian adalah satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari penderitaan.
Kuira ada yang lebih keji daripada bunuh diri, yaitu mereka yang tak mau tahu mengapa seseorang ingin mengakhiri hidup. Penderitaan, sesak di dada, mimpi buruk, kehilangan semangat hidup, kehilangan kebahagiaan, tak mampu lagi tertawa, tak mampu lagi menikmati dunia, segala hal yang dulu membuatmu bahagia, kini tak lebih dari penahan perih. Sekedar waktu luang, mengulur diri agar tetap hidup sehari saja.
85 notes
·
View notes
Text
Jadi begini urutan tanggung jawab nafkah itu:
Anak laki2 menjadi tanggung jawab ayahnya sampai dia baligh.(bisa mencari nafkah sendiri)
Anak perempuan menjadi tanggung jawab ayahnya sampai dia menikah dan ketika menikah nafkahnya beralih ke suaminya, sepenuhnya.
Ketika suaminya meninggal atau bercerai, nafkahnya akan dikembalikan kepada ayahnya dan keluarganya yang laki2.
Sementara nafkah anak2nya sepenuhnya tetap menjadi tanggungjawab mantan suaminya (ayah anak2nya), dan jika anak2 ikut ibunya dan masih dalam pengurusan (anak-anak atau bayi), ibunya masih tetap diberikan nafkah krn mengurusi anak2nya dan menyusui bayinya (bahkan penyusuannya ini dibayar).
Jika mantan suaminya ini tidak mampu atau karena meninggal, maka nafkah anak-anak mereka menjadi tanggung jawab keluarga suaminya yang laki-laki (bapaknya, kakak/adek laki2, paman), sepenuhnya.
Di jaman ini, khususnya di lingkungan kita, indonesia, agaknya hukum ini diabaikan.
Bisa jadi karena belum tahu atau bahkan tidak mau tahu.
Tapi yang jelas, para wanita di sini sangat kuat, jangankan setelah ditinggal mati atau bercerai, bahkan ketika suaminya di sisinyapun, nafkah kerap ada di pundak sang isteri.
Ketahuilah wahai para laki2, ketika isterimu menafkahi anak2mu dengan cara yg haram dan mendidiknya dengan cara yang salah, di akhirat kamu tetap bertanggung jawab atas nafkah dan pendidikan anak-anakmu itu, bahkan atas nafkah haram dan pendidikan yang salah tsb.
Sungguh itu akan menjadi hutang yg bertumpuk. Karena sesungguhnya bagi perempuan, jika dia meninggalkan anak-anakmu dan menelantarkannya, maka tidak ada dosa baginya, karena mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu dan keluargamu.
Saya sangat sering menjelaskan ini bahkan jauuuuuh sblm semua terjadi atas diri saya, jadi tidak ada hubungannya dengan saya, murni karena banyaknya kejadian di sekitar saya.
Naifnya lagi, ketika para lelaki itu menikahi janda yang beranak, justeru dia sibuk mendidik dan menafkahi anak tirinya tapi mengabaikan anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya. Menjalankan sunnah dengan mengabaikan kewajiban, tekor pahala.
Jangankan anak2 tiri yg bukan anak kandungmu, bahkan ketika wanita yang dinikahi itu hamil karenamu sebelum nikah, nafkahnya tetap bukan kewajibanmu.
Dan kalian, wahai wanita... meski tak ada dosa bagimu membiarkan anak-anakmu, tapi merawat, manafkahi dan mendidik mereka mencintai Rabbnya dan berbakti pada ayahnya (seburuk apapun dia) adalah jihadmu.
Pahala berlimpah bagimu atas perjuangan dan keikhlasanmu, Insyaa Allah.
Karena merawat, mendidik (apalagi di tengah kekecewaan mereka) sekaligus menafkahi mereka, bukanlah perkara yang mudah.
Dan ketahuilah, hak-hakmu kelak akan dikembalikan kepadamu di akhirat.
#selfreminder 😇🙏
587 notes
·
View notes
Text
Embuh
Akhir-akhir ini, tingkat kemalasanku naik 2 digit, dari yang awalnya cuma males ngedengerin sambatan kaum ningratningjiwamlarat, sekarang nambah lagi jadi males ngeliat muka-muka mereka.
Mereka itu kurang apa coba?!
Uda termasuk kaum pinter berpendidikan dengan gelar sarjana, ples kebanyakan ada embel-embel haji wal hajjahh nya.
Umur dewasa alias juga uda tua,(otomatis banyak pengalaman dan jaringan).
Punya properti rumah gede, kadang punya lahan hektaran pula,
Tapi..
Bacodnya, nggatelin dan susah banget dipercaya. Bilangnya lurus, tapi kalo diikutin, sering belok mendadak kaga pake sein. Pelitnya, melebihi kompeni. Ta*knya aja kaga dibuang, tapi dikresekin dibuat jimat.
Urusan duit, ampunlah sudah. Penjajahan jaman jepang aja kalah sadis. Tapi ya.. sudahlah. Qorun era baru mungkin emang kayak gitu tingkahnya.
Untungnya dirumah aku punya kucing yang slalu menyambut dan minta gendong saat aku pulang.
Kadang.. aku merasa, kucingku hatinya lebih punya rasa, lebih jujur dan lebih bisa menyenangkan dibanding mereka, para penyembah harta yang dibungkus label halal oleh agama.
11 notes
·
View notes
Text
Gue lagi kurang enak badan, dan pas bobo tadi mimpinya inception gitu, gue nyadar itu mimpi, lalu gue kebangun. Pas bangun gue bilang “ini udah ga mimpi ya”, gue tampar pipi, cubit tangan, dan sakit. Fix dong gue yakin itu bukan mimpi. Tapi aneh, kok gue di jakarta? Bukannya gue di bandung, and goddam ternyata itu masih mimpi. Tapi cubitan dan tamparan tadi feel real dan gue beneran ngerasa sakit. Sagitu. Akhirnya gue mencoba bangun. And you know what? Pas gue bangun, ada maudy ayunda ngajak gue ngobrol. Wa ga lama-lama, gue fix masih mimpi. Ya ngapain ada maudy ayunda? Kenal kaga tbtb diajak ngobrol. Pas bangun keberapa kali tuh gue liat @tieyems lagi nonton film, di kamar gue, di bandung. Fix ini baru nyata, bukan mimpi. Gue langsung cerita ke dia dan dia bilang gue tidurnya emang teriak-teriak gitu. tapi kenapa tadi pas gue cubit diri sendiri terasa sakit. Kok bisa gitu ya?
Kejadian ini bukan pertama btw, terakhir kali gue sakit sampe demam juga ngalamin hal yang sama, tapi bedanya gue tau itu mimpi. Kali ini gue ga sama sekali bisa bedain mana mimpi mana real. Gimana nantinya gue gabisa bangun bangun kaya film insidious? Gue bahkan gabisa bedain mana mimpi mana real? Atut:(
Yang backgroundnya paham tentang gini-ginian, menurut kalian, ku harus bagaimana?
22 notes
·
View notes
Text
“Sebuah sangkar besi tidak bisa mengubah rajawali menjadi seekor burung nuri.”
—
28 notes
·
View notes
Text
Pregnancy Journal : Ibu Hamil dan Tuntutan untuk Terus Bahagia
Katanyaaa, ibu hamil itu harus bahagia. Engga boleh stres, engga boleh sedih, karena itu bikin janin ada di ‘lingkungan’ yang kurang kondusif. Tapi tuntutan untuk harus terus bahagia juga kadang bikin adem panas. Kan nggak mungkin tu 9 bulan kita happyyy terus. Kadang mewek, kadang chapppeee (pake H dan dobel P ya😂), kadang sensi, kadang rindu *wk. Alhasil kalo pas kerasa nggak happy jadi tertekan sendiri “ih kok aku nggak happy! Kakak bayi gimana di dalem sini? Aduh aku harus apa?” Akhirnya bukannya healingnya cepet malah makin asdfghkl 😅
Tarik nafas dolooo buibu. Ambil jeda. Istirahaaat…
Nggak apa apa kok kerasa sedih, gundah, galau, gulana, gulali, gule, tongseng, tengkleng, soto banjar, sop empal, lumpia anget #apasihh malah jadi pengen makan 🤣
Hasil merangkum beberapa artikel dan kelas prenatal, happy itu puenting. Tapi jangan sampe kita malah stress kuadrat karena nggak mau/bisa menerima kenyataan kalo emosi kita lagi negatif. Nggak papa kalo emang lagi engga baik-baik aja. Terima dulu, identifikasi penyebab kemudian : apa karena lapar? Karena kesepian? Karena cemas? Atau karena abcde yg lain?
Setelah itu fokus ke penyelesaian. Biasanya gimana biar reda? Solusinya apa? Biar engga terusan meratap.
TIPS : Menulis bisa buat healing. Ngga perlu bagusbagus😂 cukup nulis kaya diary juga gapapa. Curhat sama suami jugaa. Yg paling penting sihhh ngadu ke Allah. Minta dikuatkan, dibalikin biar happy lagiii. Minta jalan keluar. At least, meski masalah ngga lgsg selese, seenggaknya kita lega karena emosi ngga dipendem sendirian. Karena udah diperdengarkan (baik oleh aksara maupun doadoa) dan tersalurkan (saran sih; keep your tantrum offline, maksudnyaaa tolong jangan post kesedihan atau emosi yang lagi labil ke sosial media. Bisa jadi ini luapan emosi sesaat aja yang bisa kita sesali kemudian hari).
Closingnyaa, minta maaf sama Allah, diri, dan kakak bayi! Ha😂 Senegatif apapun emosi, yuk diusahakan mengimbangi dengan hal positif. Sambil diajak ngomong si kakak, afirmasi ttp positif😄,
“Maaf yaa Mamah lagi sedih. Nanti enggak lagi. Kan ada Allah. Kan udah dipukpuk sama ayah. Makasih ya kakak, sudah kasih waktu buat Mamah healing. Yang sabar yaaahhh anak sehat, kuat, pinter, baik, sholeh.” Misalnya begitu. Wkwkwk. Masing masing ibu kan punya gayanya sendiri yaahh buat ngajak ngomong anaknya.
Nggak papa kalo lagi nggak happy, jangan dijadikan beban untuk terus-terusan happy. Ada kalanya kok kita sedih! Tetap positif menghadapi kenegatifan. Biarkan kebaikan selalu menang😄
379 notes
·
View notes
Text
Sabda Perubahaan
Setiap mahluk adalah sejarah, bagi dirinya yang dulu. Bukan hanya sebuah keterikatan genetik yang sering diperdebatkan oleh mereka yang fanatik. Tapi telah menjadi bagian penting dalam proses bertahan, dari hidup yang kerap memberi banyak kejutan. Dan mereka yang tengah tertawa sekarang, berasal dari airmata yang berhasil direda di masa silam. Namun mereka yang tak bertahan, mengalami sebuah kemunduran atau bahkan kepunahan. Sebab itu, sering kita mendapati kasus kematian yang berlandaskan permasalahan hati, yang kadang juga disebut “kebodohan.”
Maka percaya atau tidak, aku yang masih hidup sampai detik ini, berasal dari proses panjang sebuah penerimaan yang tak mudah. Proses belajar yang tidak semua didapati dari bangku sekolah, dan proses pemaksaan terhadap hati yang pernah dengan keras melawan kenyataan, hanya untuk mempertahankan idealisitis.
Seekor kupu-kupu yang kau puji cantiknya, pernah juga kau hina. Mungkin perlu kita akui, bahwasanya kita terlalu mudah iri pada kehidupan seseorang yang terlihat lebih baik dari diri kita. Sebab aku juga. Namun layaknya kupu-kupu, ia juga punya sisi kelam yang pernah dihadapai, ketika harus mendengar hujatan mereka yang jiji akan kehadirannya ketika masih berwujud ulat. Yes, we are judge the book by the cover!
Atau seperti senja yang sering dipuji oleh banyak mata, di garis katulistiwa—yang sering kita sayangkan, sebab begitu cepat ia ditenggelamkan. Padahal ia sudah menyapa sejak pagi, namun kita caci hanya karena kita merasa, kehadirannya terlalu mengganggu. Namun ketika kepulangannya di depan mata, kita berharap ia bisa lebih lama. Mungkin jika senja bisa bicara, ia hanya akan mengatakan “terlambat.”
Lantas yang terbesit di dalam kepalaku adalah, tidak banyak orang yang peduli dengan proses. Tidak banyak orang yang rela membuang waktunya untuk mengenal sesuatu lebih jauh. Pun tidak banyak orang yang mau bersabar untuk sesuatu yang lebih besar. Hingga akhirnya banyak orang, yang sangat dekat dengan sebuah penyesalan, layaknya sesuatu yang menyelimuti dalam mimpi panjangnya.
157 notes
·
View notes
Text
“Untuk lisan yang tak terjaga. Untuk janji yang diabaikan. Untuk hati yang berprasangka buruk. Untuk sikap yang menyakiti hati. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Mohon maaf lahir dan batin”
— Minka dan minko (beserta pengurus tumbloggerkita)
233 notes
·
View notes
Text
Rumus Hidup Bahagia No.13
#13 “jangan pernah berekspektasi sedikitpun untuk memiliki kehidupan yang sepi dari masalah.”
namanya juga hidup, kalo sepi dari masalah namanya surga. hehe.
libatkan Allah, berdoalah tanpa bosan tuk diberikan pundak yang kuat, dada yang tegap, hati yang lapang, pandangan yang tajam, sehingga lantang untuk tetap berjalan kedepan.
fokuslah pada hikmah dibalik masalah: “Allah lagi ngajarin aku apa ya? naik level lagi nih?”, banyak-banyak melihat ke dalam untuk perbaiki diri, hindari menyalahkan orang lain, selesaikan dengan penuh tanggung jawab, dan tetap positif.
masalah juga makhluk Allah, yang bisa jadi diciptakan dan dititipkan kepada kita, agar kita lebih mengenal Allah.
Oleh karena itu, masalah harusnya membuat kita lebih dekat dengan Allah, bukan sebaliknya.
–
masalah yang satu baru aja selesai, kok ada masalah lagi?
cek kalimat pertama.
dan.. pepatah arab bilang,
“Pukulan yang tidak membuatmu mati, akan membuatmu kuat”
Bersiaplah untuk pukulan-pukulan yang lain, wahai aku :D
Jangan lupa berbahagia :D
—
Dari aku untuk aku,
Tasikmalaya, 10 Juni 2019
420 notes
·
View notes
Text
Rumus Hidup Bahagia No.13
#13 “jangan pernah berekspektasi sedikitpun untuk memiliki kehidupan yang sepi dari masalah.”
namanya juga hidup, kalo sepi dari masalah namanya surga. hehe.
libatkan Allah, berdoalah tanpa bosan tuk diberikan pundak yang kuat, dada yang tegap, hati yang lapang, pandangan yang tajam, sehingga lantang untuk tetap berjalan kedepan.
fokuslah pada hikmah dibalik masalah: “Allah lagi ngajarin aku apa ya? naik level lagi nih?”, banyak-banyak melihat ke dalam untuk perbaiki diri, hindari menyalahkan orang lain, selesaikan dengan penuh tanggung jawab, dan tetap positif.
masalah juga makhluk Allah, yang bisa jadi diciptakan dan dititipkan kepada kita, agar kita lebih mengenal Allah.
Oleh karena itu, masalah harusnya membuat kita lebih dekat dengan Allah, bukan sebaliknya.
–
masalah yang satu baru aja selesai, kok ada masalah lagi?
cek kalimat pertama.
dan.. pepatah arab bilang,
“Pukulan yang tidak membuatmu mati, akan membuatmu kuat”
Bersiaplah untuk pukulan-pukulan yang lain, wahai aku :D
Jangan lupa berbahagia :D
—
Dari aku untuk aku,
Tasikmalaya, 10 Juni 2019
420 notes
·
View notes
Text
Gue ga pernah serindu ini sebelumnya sama manusia. Dia udah pergi lama, tapi hati gue ga pernah bosen manggil namanya. Seolah nama lain itu ga berarti.
Padahal,
Dia udah sama orang lain :)
hati gue aja yang bebal gamau terima kenyataan. Jadi, kadang, momen - momen manis yang terjadi waktu itu keputer ulang terus menerus dipikiran gue.
Fase kecewa udah gue lewati dengan baik. Gaada lagi tuh acara aermata tumpah pas inget dia. Cuma senyum simpul yang muncul ketika gue inget dia.
Boong banget kalo gue ga rindu. Nyeduh energen aja gue langsung inget dia. Dulu dia mencetuskan kalimat nyeleneh ini ;
“Jangan ada permen diantara kita dan energen.”
Waktu dia ngapel ke rumah, gue suguhin dia energen. Eh taunya dia lagi makan permen. Katanya gausah repot - repot. Gue bilang, abisin dulu permennya. Lalu dia bilang, masih ada banyak permennya di dashboard.
Kalimat yang keluar dari mulutnya itu selalu bikin gue ketawa. Sepele banget emang. Hanya hal - hal receh yang suka dia ucapin saat sama gue.
Maka dari itu gue susah banget lupa :)
Gue pikir, beruntung banget cewek yang lagi sama dia sekarang. Cewek itu pasti bahagia banget. Dia udah bisa gantiin posisi gue :)
Dan gue? Hahaha. Masih gini aja. Belum bisa move on. Masih aja keingetan.
6 notes
·
View notes
Text
“Home Is Always Be Home”
Seberapa sibukpun seseorang, pasti lelahnya akan selalu merindukan rumahnya. Seberapa bencinya seseorang terhadap apa yang terjadi di rumahnya, hati tulusnya, pasti akan selalu ingin kembali ke rumahnya
Seberapa jauhpun seseorang dari rumahnya, kepulangang adalah sesuatu keharusan yang ia percayai, sebab rumah adalah tempat untuk pulang. Cintanya ada di sana, mana mungkin bisa meninggalkan semuanya begitu saja
Rindu rumah, rindu kampung halaman, rindu keluarga, rindu teman semasa kecil. Semuanya selalu menarik mu dalam rasa sesak yang takberujung, sebab itulah pulang adalah suatu keharusan
Selagi masih bisa menemui, kenapa tidak. Memendam sesak juga tidak enak, ego mu tak akan pernah mampu untuk mengalah, coba saja untuk sedikit mengerti, bahwa semua sesak itu akan hilang hanya saat kau bertemu dengan apa yang seharusnya, rumah, adalah tempat terbaik mu
417.3 km far away from Home
Tatjtiyah
Lombok, 19 mei 2018
04:44 am
98 notes
·
View notes