Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
If it's the right time, everything will be easy
Kalau sudah waktunya. Jalannya pasti akan dipermudah. Kamu tidak lagi perlu sekeras itu untuk mempertahankan seseorang. Kamu tidak akan lagi mempertanyakan kelayakan dirimu sendiri, karena kelak kamu akan bertemu dengan seseorang yang membuat kalian berdua merasa sangat bersyukur dan beruntung dimiliki oleh satu sama lain. Kamu tidak akan lagi sibuk memikirkan bagian mana dari dirimu yang membuat dia jatuh hati. Kamu tidak lagi perlu memaksa dirimu untuk berubah menjadi orang lain hanya untuk membuatnya bisa menyukaimu. Kamu tidak perlu lagi berandai-andai: "seandainya aku begini, seandainya aku begitu..." Karena kamu dan segala yang ada dirimu sangat cukup dan mudah untuk dicintai.
Kelak kalau sudah waktunya, semuanya pasti akan dipermudah: perasaanmu, restu keluargamu, proses kalian berdua untuk bersama. Kalian tidak perlu lagi bersusah payah. Tidak akan ada lagi sakit hati, apalagi air mata. Hatimu pula diberikan ketenangan dalam mempersiapkan segalanya.
Kamu pasti tahu, bahwa tanda kamu belum siap adalah perasaan tidak tenang, dan juga keraguan yang kamu rasakan. Kamu takut untuk mulai mengenal orang lain. Kamu takut menjalin sebuah hubungan. Kamu takut mencintai orang lain. Dan kamu pasti juga tahu semua perasaan itu datang dari berbagai hal yang perlu kamu persiapkan. Perlu kamu tuntaskan dan selesaikan terlebih dahulu. Sederhananya, semuanya pasti tidak akan serumit itu bila beban yang menahan langkahmu selama ini sudah jauh berkurang. Kalau kamu telah berjanji untuk menuntaskannya satu per satu dulu, sebelum memulai langkah yang lebih besar.
Seseorang pernah bilang,
Selesaikan dirimu sendiri dulu sebelum memulai hubungan dengan orang lain.
Selesaikan apa yang kamu tahu harus kamu selesaikan. Berdamailah dengan apa yang terjadi di masa lalumu. Jangan pernah berharap seseorang akan datang menyembuhkan dan menyelamatkanmu. Karena orang lain bukan tempat rehabilitasi. Setiap orang bertanggung jawab dengan lukanya masing-masing.
Jangan jadikan kehidupan orang lain sebagai segala alasanmu memulai sesuatu. Jangan pula jadikan apa yang ada di kehidupan orang lain sebagai standar atau patokan kamu terhadap sesuatu. Kita mungkin bisa mengambil pelajaran dari kehidupan mereka. Tapi tidak adil rasanya bila mengukur nasib kita akan sama dengan apa yang kita lihat.
Kelak, kalau semuanya telah kamu selesaikan. Kamu akan lebih ringan melangkah. Ketakutan mungkin akan sesekali kamu genggam. Namun tanpa adanya lagi beban yang memberatkan perasaanmu, kamu pasti akan percaya kalau kamu pun juga bisa bahagia seperti mereka.
Ayo mulai benahi segalanya satu per satu. Karena kelak kalau waktunya sudah tepat, tanpa bersusah payah lagi, kalian pasti akan saling menemukan.
196 notes
·
View notes
Text
Hidup tuh cuma bentar, sedangkan akhirat selamanya. Dan selamanya tuh lama banget. Alih alih ikut tren YOLO, sebaiknya kita mikir realistis.
Dengan waktu hidup yang cuma bentar, bisa kebawa bekal apa aja? Sejatinya kita ini lagi berpacu dengan waktu. Dikejar kematian. Bisa malam ini, bisa besok.
Allah tuh beneran Maha Tahu. Tahu banget hambanya banyak yang minimalis, less efforts dalam ngumpulin perbekalan. Makanya dikasih masalah ini itu. Dikasih sedih ini, baper itu, dikasih lapar. Dibuat akrab sama anxiety sama problematika hidup.
Mungkin supaya hambanya dapat ekstra pahala dari sabar ketika amal baiknya pas pasan.
Merenungi hal ini, rasa rasanya hidup tuh emang harus punya kesulitan...
.
.
Meskipun gitu, tolong jangan susah susah amat Tuhan :(
153 notes
·
View notes
Text
Apakah ada kebahagiaan yang langgeng diatas kesedihan orang lain?
0 notes
Text
Pada akhirnya, tidaklah sepenuhnya salah anak. Sebagai anak, saya juga berharap punya orang tua sekaya rafi ahmad. Kebutuhan yang mendesak, keadaan yang menghimpit, keharusan yang tinggi. Sedangkan untuk minta pada orangtua selalu dikeluhkan boros, menyusahkan, dan hanya menjadi beban tak tertangguhkan saat umur sudah lebih dari belasan.
Cari uang lelah, capek, banyak tuntutan dan pikiran. Orangtua yang menuntut, aaaaarghhhhhh. Dunia macam apa yang kutinggali ini, hidup segan matipun enggan. Takut takdir setelah kehidupan juga menyiksa krn banyak dosa.
Ya Allah di malam nisfu ini, aku bertaubat padamu dari kemudorotan atas egoku sendiri. Ya allah mampukan, cukupkan, limpahkan kasih sayangmu kepada ku ya Allah. Aku ga tau hidup macam apa yang sedang ku jalani ini.
1 note
·
View note
Text
Pengen punya banyak uang. Pengen nikah. Pengen lulus. Pengen jd orang kaya. Pengen jd orang baik.
0 notes
Text
Ya allah, engkau maha kaya. Ya allah bagi dikit dari krkayaanmu ya allah buat jadi orang baik berguna :'(
0 notes
Text
Ya allah, pengen bayaran, pengen ke luar negri, pengen ke ciputat, ya allah pengen nyelesain tesis, knp duit jadi penghalangnya ya allah :(
0 notes
Text
Ya allah gapunya uang buat ke ciputat, harus ngapain sekaarang??????
0 notes
Text
Pengen nikah harus nunggu kakak dulu, harus lulus dulu. Mengcapek
0 notes