Tumgik
reizuka · 7 years
Text
The Second: Like and Dislike
Aku suka membaca cerita, entah dalam bentuk apapun itu. Genre yang paing aku suka diantaranya yaitu Fantasy, Adventure, Si-Fic, Mistery, dan Romance. Menurut ku jenis cerita yang ber-genre fantasi anventure adalah yang paling menarik, karena didalamnya menceritakan sesuatu yang kemungkinan tidak pernah ada didunia nyata, jadi bisa membuat dunia imajinasiku bertambah luas. Aku menyukai makhluk-makhluk mistis yang hanya ada di dunia dongeng, karena mereka unik. Selain itu aku juga suka dengan dunia magic, kekuatan supranatural dan lain-lain. Meskipun kadang terdengar tidak masuk akal, tapi jika dunia yang demikian benar-benar ada pasti menyenangkan. Dibarengi dengan petualangan yang menegangkan, memacu adrenalin, yang belum tentu orang alin bisa merasakaknnya. Si-fic, karena disini aku akan menemukan dimana dunia sience, pengetahuan alam yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh para ilmuan nyata, tapi dapat menjadi mungkin. Menambah ilmu pengetahuan tentang teknologi masa depan yang mungkin belum bisa kita capai dalam kurun waktu satu abad kedepan. Hal ini tentu akan memacu keingintahuan kita untuk membuat apa yang tidak mungkin, menjadi mungkin suatu hari nanti. Mistery, karena ini membuat otak kita ikut berpikir dan terus menebak apa alasan dibalik sebuah cerita selama cerita tersebut berlangsung. Membuat otak kita ikut bekerja memecahkan misteri dengan petunjuk yang tersedia. Aku dan adikku sering saling berlomba untuk menebak dengan benar misteri tersebut ketika menonton Detective Conan, dan kadang kalau salah bisa sampai membuat jengkel sendiri. Dan romace, siapa yang tidak suka dengan cerita romance? Meskipun tidak menjadi genre utama cerita, terkadang cerita tersebut juga tidak terlepas dari kisah romansa antara para pemain. Dan aku merasa bahwa banyak diantara kita yang juga menyukai genre ini, meskipun secara tidak sadar, sekecil apapun itu. Untuk karakter, ada beberapa tipe karakter yang paling aku tidak sukai dalam sebuah cerita. Jujur, salah satunya justru bukan pemeran karakter antagonis yang aku tidak suka, kalau dicerita tidak ada sosok jahatnya maka cerita tersebut tidak akan seru kan? Apalagi jika dilihat dari gengre cerita yang aku sukai. Yang aku maksudkan disini adalah tipe karakter yang dimiliki pemeran pria dan wanita. Karakter wanita yang paling tidak aku sukai adalah tipe perempuan yang lemah lembut bak putri kerajaan, apalagi jika ditambah dengan dia yang memang mereka juga berasal dari keluarga bangsawan atau anak orang kaya. Selain itu, aku juga tidak suka dengan mereka karena mereka juga bisa bersikap egois, ingin menang sendiri, apalagi bersikap seolah apa yang dia inginkan harus terpenuhi apapun yang terjadi, dalam masalah pria terutama. Karakter yang cenderung suka memonopoli pria yang dekat dengannya, dan jika ada perembuan lain yang masuk dalan zona nyamannya akan berubah menjadi egois. Cengeng, dan misal dalam kondisi genting (perang, atau terancam) ia hanya akan diam membeku, atau hanya menagis dan merengek tanpa melakukan apapun. Siapapun itu aku, biasanya aku kan langsung tidak menyukainya meski hanya sekali pandang, dan satu lagi, entak kenapa belakangan ini aku benci kalau melihat karakter anime cewek dengan poni rata, mungkin karena aku pernah menemui satu karakter seperti yang sudah aku jelaskan. Dan anehnya, ketika aku membaca mangan dan menemukan karakter dengan poni rata, jadi ogah-ogahan mau baca ceritanya. Dan satu lagi, tipe cewek penggoda, apalagi tipe karakter yang dibuat dengan bentuk tubuh yang sempurna atau bahkan berlebihan, sebut aja ‘miss perfect’. Oh, masih ada satu lagi, aku paling gak suka sama karakter cewek yang kesannya seperti ingin dikasihani dan manja. Geli aja rasanya. Yang lebih parah kalau semua karakter yang sudah aku sebutkan tadi menjadi satu karakter yang sama. Sudah pasti bakalan masuk ke daftar black-list-ku. Aku lebih suka tipe cewek yang tomboy, karna jujur aku juga bukan tipe cewek feminim. Cenderung bersikap sedernana apa adanya dengan pola pikir yang sederhana juga. Dan meskipun ia berasal dari keluarga terpandang, tidak membuatnya sombong. Cenderung hidup dengan sederhana. Dan jika ia memiliki sebuah masalah, ia tidak akan menampakkan kerapuhannya didepan orang lain, meskipun harus menutupinya dengan bersikap sombong. Intinya aku lebih suka karak ter cewek yang normal-normal saja, tidak berlebihan. Polos, dan bisa cantik dengan caranya sendiri, ini justru yang membuatnya jadi spesial. Gak perlu harus baih hati, hak perlu dari keluarga kaya, gak perlu punya tubuh tinggi yang sempurna, gak harus berasal dari keluarga normal tapi dia bisa menempatkan dimana dirinya berdiri, dan gak kebablasan yang membuatnya jadi negatif. Kalau untuk karakter cowok, gak yakin. Karna aku hampir suka dengan karekter tipe apapun itu. Yang pasti aku paling gak suka sama tipe yang suka memanfaatkan keadaan untuk mendapatkan cewek yang disukainya. Atau ambil keuntungan dari orang lain. Gak suka tipe cowok yang dibuat super ganteng dan sempurna dari segala aspek dan bersikap semena-mena. Dan berpikir dialah yang paling berkuasa. Intinya aku gak suka karakter yang dibuat sempurna itu aja, dan diperlakuan istimewa sama penulisnya. If you knoe what I mean..., Dan hal paling aku benci selama pengalamnku menbaca berbagai cerita, aku paling tidak suka dengan tipe cerita yang bisa diseput ‘perfect story’. Entah si pemain utama dibuat super powerful, super kaya, dan kesannya dibuat mudah hidupnya, meskipun tetap ada plot twist-nya, tapi tetap saja aku paling gak suka yang namanya dengan ‘perfect story’. Aku juga lebih suka tipe cerita yang beralur lambat tapi tidak bertele-tele, mudah dipahami, pendiskripsian yang jelas menggunakan kata-kata yang indah dan tentunya kalau memakai bahasa Indonesia, harus yang tepat dan benar menurut KBBI. Gak suka dengan tipe cerita yang menggunakan kata-kata gaul. Kalau untuk Bahasa Inggris, karena aku tak terlalu memahami grammar yang baik, jadi asal cerita tak beralur cepar dan menggunakan pendiskripsian yang cukup, kurasa tak apa-apa. . Kurasa masih banyak hal yang belum tersampaikan, tapi itu adalah apa yang aku sukai dan tidak aku sukai secara garis besar.., Yoshh.., sampai kemtemu di sesi berikutnya., . Salan damai, Rizuka
24 notes · View notes
reizuka · 7 years
Conversation
The First: History
Salah satu hobi ku adalah membaca. Terutama membaca cerpen, novel, fanfiction, sampai manga. Aku sudah punya hobi ini sejak lama, tapi mulai lebih sering membaca sejak salah satu teman ku di SMA mengenalkanku dengan dunia fanfiction, sekitar tahun 2006-2007, saat aku kelas 2. Awalnya aku nggak terlalu sering, karena pada saat itu ditempatku yang namanya internet masih jarang yang menggunakan, intinya teknologi internet belum segampang sekarang. Sejak saat ini mulailah aku ketagihan, karna kalian tahu kan kalau akses kedunia internet masih susah, jadi untuk mengikuti perkembangan dunia hiburan juga masih sulit bagi kami penduduk pedalaman. Hanya lewat siaran televisi yang mendukung kami menonton siaran-siaran luar negeri, seperti anime kartun dan movie-movie mancanegara. Karena hal inilah yang memicu aku menjadi mencari hiburan dengan cara lain, yaitu membaca. Sebenarnya ini aku lakukan hanya sebagai pemuas daya imajinasiku yang tinggi pada saat itu. Dan hal ini sudah berlanjut sampai 10 tahun lamanya. Meskipun sekarang dunia fanfiction sudah mulai jarang tapi, kadang aku masih setia mencari-cari karya lama, yang menurutku jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan yang sekarang.
Sejak sepuluh tahun terakhir aku lebih sering membaca fanfiction dibandingkan dengan yang lain. Karna bisa dibilang, aku bukanlah dari keluarga yang mampu, jadi untuk membeli novel rasanya itu sesuatu yang sulit. Meskipun begitu aku terkadang meminjam buku di perpustakaan atau jika ada teman yang punya novel menarik. Karena itu sampai sekarang aku tidak punya satupun koleksi novel. Kalau cerpen, dulu jaman masih sekolah biasanya suka baca di majalah anak sekolah yang disebut ‘MOP’ dulu punya beberapa edisi, tapi kalau jam kosong kadang mampir keperpustakaan buat cari bahan bacaan baru, karena waktu itu majalah itu rilisnya hanya satu bulan sekali dan hanya perpustakaan yang selalu punya edisi terbaru, kalau hal ini sudah aku lakukan sejak jaman masih di SMP.
Sedangkan kalau manga, aku belum terlalu familiar dengan ini, hanya animenya saja. Bahkan saat itu masih bingung bedanya antara manga dan anime. Anime aku sudah mulai kenal entah sejak kapan aku nggak tahu. Yang pasti sudah sejak jaman kenal dengan yang namanya tv. Apalagi sejak punya tv dirumah. Anime yang pertama kali aku suka itu adalah ‘Doraemon’ dan ‘Detevtive Conan’ dan teman-teman sebayanya yang dulu sering diputar di stasiun tv setiap hari minggu, dan ada beberapa yang tayang di sore hari. Karena aku masih ingat banget jaman dulu dua anime ini tayang di jam yang sama tapi di stasiun tv yang berbeda, karena itulah aku dan kakak ku sering berebut untuk nonton. Biasalah karna aku yang mebih kecil jadi sukanya sama anime yang lucu-lucu dibandingkan kakak ku yang lebih tua tahun dariku suka anime rumit seperti Conan.
Selain kedua anime itu, hanya ada beberapa yang aku ingat, seperti misalnya ‘Sailor Moon’, ‘Tsubasa’, ‘Dragon Ball’ dan ‘Slam Dunk’ (yang gak terlalu mengikuti). Lalu ditahun tahun berikutnya menyusul dengan mulai kenalnya ‘Inuyasha’,‘Naruto’, ‘Bleach’, ‘Death Note’, ‘One Piece’, ‘The Law of Ueki’, sampai ‘Eyeshield 21’ dan masih banyak lagi yang aku sudah lupa. Kurasa ini merupakan deretan anime yang terkenal didunia anak-anak pada jaman 2000-an. Maka dari itu dengan jumlah tayangan yang terbatas dan akses yang juga masih terbatas, maka ide berselancar didunia fanfiction lah yang mulai aku lakukan untuk memenuhi daya imajinasiku pada saat itu.
Dan semasa 10 tahun lalu aku mulai mengenal Fanficton, aku nggak pernah menyangka kalau pada akhirnya dunia imajinasiku harus berakhir menyedihkan seperti sekarang ini. Rasa kecewa yang tak terhankan membuat aku takut untuk membaca fanfiction di beberapa fandon tertentu. Tapi kita bisa apa? Sebagai fans, kita hanya bisa menerima apa yang disajikan oleh para pencinta karya. Mau komentar seperti apapun, itu sudah menjadi keputusan mereka. Tapi meskipun begitu, rasa sakit dan kecewa juga tak kunjung menghilang dengan mudahnya.
Hal ini tidak hanya berlaku di fandom anime. Untuk movie mancanegara dan drama Korea pun ada beberapa yang membuatku kecewa. Hal inilah yang pada akhirnya membuatku menjadi was-was ketika aku ingin menikmati anime, film atau drama baru. Bayang-bayang kekecewaan akan selalu menghantuiku, membuatku menjadi sangat waspada saat memilih anime, film, drama, bahkan cerita atau manga sekalipun. Ini aku lakukan lakukan sebgai bentuk pertahanku untuk melindungi hatiku oleh rasa kecewa yang pernah kau rasakan.
Aku tahu bahwa tindakaku ini tidak bagus. Karena semakin lama, daerah yang kujelajahi kan semakin menyempit, dan membuat daya imajinasiku berpusat pada hal yang haya itu-itu saja. Tapi mau bagai mana lagi, aku hanya takut dengan rasa kecewa yang pernah akurasakan akan terulang kembali.
Tapi sebenarnya yang membuatku kecewa itu tidaklah banyak. Hanya pada bagian cerita yang ber-genre romance saja. Kalau genre lain aku masih welcome. Tapi kembali lagi, ketika sebuah cerita sudah mulai menyentuh nuansa romance, bayang-bayang kekecewaan akan kembali menghantui. Aku rasa ini adalah hal yang lumrah terjadi pada kalangan perempuan sepertiku, karena hati watina itu jauh lebih rapuh dari sebatang kayu tipis.
.
Disappointed Story One: Harry Potter
Disappointed Story Two: Naruto
Disappointed Story Three: Bleach
Disappointed Story Four: Drama Korea (Reply: 1988)
.
Daftar diatas merupakan deretan cerita yang sudah tamat. Sebenarnya secara keseluruhan aku tidak membeci cerita atau bagaimana ending cerita. Jujur saja cerita diatas merupakan daftar cerita faforitku sejak pertama kali aku mengenal mereka. Yang membuatku kecewa adalah bagian epilogue cerita, yang seperti kita tahu, kebanyakan cerita ber-genre action, adventure, fantasy dan misteri, biasanya hanya sedikit sentuhan romance, maka biasanya penulis menyelipkan happy ending di bagian epiloge yang penuh nuansa romance seperti cerita di dalam sebuah Faity Tale—happily ever after. Dan disinilah rasa kekecewaan itu mulai muncul, karena couple yang selama ini menjadi tokoh utama dalam dunia imajinasiku, harus berakhir karna tidak menjadi canon hanya karena satu chapter, epilogue.
Aku yakin banyak diantara kalian yang merasakan hal yang sama. Cerita yang selalu kita banggakan sepanjang hidup kita mulai mnegenalnya, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi dengan quote-quote yang terasa indah terdengar di telinga, harus menghancurkan hati kita hanya karena saru chapter teakhir yang dibuat oleh penulis. Dan aku yakin banyak diantara kita yang pada akhirnya membenci, bahkan ada yang memaki dan menyumpahi tak hanya cerita, tapi juga sang penulis. Jujur saja hal ini sangat disayangkan.
Tapi sekali lagi, kita hanya sebagai fans, tak miliki hak apaun untuk menuntut apa yang telah terjadi. Sebagai penulis pun mereka juga tidak akan pernah bisa mengubah apapun setelah apa yang mereka tulis terpublikasikan. Aku hanya berharap jika suatu saat nanti kalian akan menyadari apa yang telah kalian lakukan pada kami sebagai fans yang merasa dikecewakan dan mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi untuk menjadi yang lebih baik. Karena tanpa kami, fans yang menikmati karya kalian, kalian bukanlah apa-apa. Sebuah karya tak akan ternilai harganya jika para penikmat tak menyukai karya buatan anda. Dan aku yakin hal ini juga sudah banyak terjadi diluar sana, fans yang memilih untuk berhenti menyukai karya anda atau apapun yang berhubungan dengan anda karena telah merasa tertipu.
Aku harap ini menjadi pelajaran untuk kedepanya, bagi kalian para penulis (cerita, manga, drama, naskah, atau fanfiction sekalipun). karena kalian tahu, cerita apapun yang kalian buat tidak akan terlepas dari imajinasi liar para fans tentang romance, meskipun ini terdengan sedikit klise. Dan aku yakin bahwa kami para penggemar banyak didominasi oleh para kaum hawa. Karena itu romance tidak akan pernah terlepas dari dunia imajinasi liar seorang wanita. Sekalipun konten hanya sedikit, tapi romance menjadi daya tarik kuat bagi pengemar wanita. Terutama bagi para author dunia fanfiction, faktor utama yang membuat mereka ingin menulis adalah genre romance, karena romace merupakan genre cerita yang paling mudah dikembangkan bagi para author pemula, terutama wanita.
.
.
#justmyopini
7 notes · View notes
reizuka · 7 years
Conversation
The Beginning: Introduction
My name is Rizka, but my nickname is Rizuka Rei or you ca call me Reizuka. This is me, the real me.
.
In this blog I wanna share everything in my mind, whenever and wherever, anytime, about anything...
.
Jadi, sebenarnya aku tidak tidak terlalu bisa bahasa inggris, tapi aku masih dalam tahap belajar, jadi kalau ada penulisan yang salah mohon di maklumi, ya.., hehe
.
Oke! Kita sudah memulai dengan perkenalan, selanjutnya untuk mengenalku lebih jauh kalian perlu tahu kalau aku ini hanyalah seorang gadis biasa. Tidak ada yang spesial dariku. Hanya seorang gadis yang ingin berkreasi di luar zona nyaman.
.
Sebelumnya, tentang karakter, kurasa kalian perlu tahu kalau aku adalah seseorang dengab golongan darah A, jadi semua tentang sifat-sifat dasar seorang bergolongan darah A itu hampir semuanya benar..,
.
Dan aku, punya beberapa hoby.., diantaranya, membaca(cerita, novel, cerpen, fanfiction, or manga), suka fotografi, dan kadang suka gambar, dengar musik dan nonton movies hal yang paling sering aku lakukan jika tidak ada kegitan.
.
Hal yang sekarang jadi favorit, sekarang baca manga Fairy Tail, dan dalam proses nonton anime-nya dari episode awal. Nunggu movie terbaru yang rilis bulan Mei nanti, dan aktif nunggu setiap update-an chapter manga terbaru.
.
Jujur, aku bukan pengemar Manga/Anime yang bisa disebut otaku, hanya ada beberapa Manga/Anime yang aku ikuti, itupun tidak teratur, dan tidak selalu update tentang info-info baru. Dan aku termasuk penggemar yang hanya suka beberapa Anime dengan rating tinggi, yang cukup terkenal. Seperti misalnya FT, Naruto, Bleach, Conan, One Piece, Kuroko no Basuke Meski tak mengikuti manganya, aku bisa nonton anime-nya, atau hanya sekedar mengikuti info terbaru dari Fans Club, dan beberala link yang di-share dari teman-teman lain.
.
Dan jujur saja, ada beberapa diantaranya yang membuatku kecewa, tapi mau bagaimana lagi, sebagai penggemar aku tidak bisa menutut apapun dari sang pencipta cerita. Aku hanya seseorang yang menerima apa yang sudah tersedia. Jadi meskipun sakit hati, mau tidak mau harus benerimanya. Move on itu susah aku tahu, tapi mau bagaimana lagi, aku hanya harus bertahan dengan rasa sakit itu..,
.
Sebagai seseorang yang bermimpi menjadi seorang penulis juga, jujur aku merasa kecewa. Karya yang seharusnya menjadi idaman banyak fans, karya yang sudah banyak menginspirasi banyak orang, karya yang telah menemani perjalanan banyak kehidupan, dan karya yang selalu dinantikan setiap insan, harus berakhir dengan adanya perselisihan antar fans.
.
Kuharap, bagi para penulis diluar sana, tidak melakukan hal yang sama. Sangat disayangkan, jika karya yang telah anda buat selama bertahun-tahun barus berkahir dengan adanya perselisihan antar fans hanya karna satu chapter epilogue.
Menurutku, supaya tidak terjadi hal yang seperti itu, aku lebih mendukung ending yang netral untuk bagian romance. Terutama bagi cerita yang sejak awal fokus genre-nya bukanlah romance. Dengan demikian para fans bisa berimajinasi sendiri. Menentukan ending bagian romance sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Kurasa itu jauh lebih adil.
.
Okay.., itu hanya pendapatku saja ya, kawan.., tidak perlu terlalu dipikirkan., sepeti kata orang-orang, setiap individu punya hak untuk berpendapat.., dan bagiku, ini hanya sebagai bentuk pelepasan rasa uneg-uneg dalam hatiku, karna aku tidak tahu harus aku bagi pada siapa. Aku tidak punya teman dekat yang se-hoby denganku. jadi ya beginilah...,
.
okay kurasa cukup untuk perkenalannya,
sampai jumpa dilain kesempatan...,
see ya..,
.
salam damai,
Rizuka,
2 notes · View notes