Text
0 notes
Text
Boleh aku menelpon lagi nanti?
Kamu pernah tau gak, saat rasanya kamu memiliki sesuatu yang ingin sekali kamu sampaikan tapi tertahan, ya tertahan seperti ingin tapi tidak ingin, ada nafas yang berat sekali untuk dihembuskan dan pada akhirnya yang keluar hanya helaan saja. Terkadang aku sudah siap, sudah percaya, kakiku sudah berdiri tapi lagi-lagi seakan aku kehilangan wajah. Kau pernah lihat kaca Riben?, Kau pernah berdiri didepannya?, Ya! kau pasti mengerti tak seorangpun dapat melihat mu dengan itu, lebih tepatnya belum ada yang menyadari kalau kau ada dihadapannya dan ingin menyampaikan sesuatu.
Bayangkan kau mencoba menelponnya dari belakang kaca Riben, terdengar suara kalbu dari Raisa Andriana sebuah lagu yang tidak ingin aku dengar lagi dari ringtonenya hari itu, dia berbicara seolah paham apa sebenarnya yang ingin aku sampaikan. Sebuah kegundahan?, Bukan!, Sebuah peristiwa?, Bukan!, Sebuah kisah?, Bukan juga!.
Kau tau apa?, "Aku hanya ingin bercerita, dan kau mendengarkannya". Tapi sudahlah, bolehkah aku menelpon lagi nanti?.
Aku hanya ingin sendiri.
Assalamualaikum
0 notes
Text
Refleksi Pagi
Gakpapa capek sebentar, nanti pulang kita istirahat...
Denyut pagi masih terasa, seakan langkah-langkah kecil masih berjalan di bukit kembar diantara cerita tuan Koasa. Baru saja aku bertemu mereka kemarin pagi membawa kotak makanan berisi penuh dan hampir tidak bisa ditutup. Mungkin sendok mereka terlalu besar sampai tiga tahunpun sepertinya terlalu singkat untuk tidak menghabiskannya. Tapi sekarang kotak-kotak itu sudah kosong, ada yang mereka bagi, ada yang mereka buang, dan ada yang mereka berikan, yang pasti yang aku ingat mereka tidak makan untuk sendiri. Benar-benar mereka membagi air untuk tumbuh bersama sampai akhirnya mereka terpisah di muara.
Ahhh.., Tuhan baik sekali, meninggalkan duka dan luka untuk kami, sekarang kotak-kotak itu sudah kosong, mereka sudah pergi..
Kau tau?
Pagi ini aku kembali duduk di teras, menunggu suara kaki-kaki itu lagi, biasanya ada yang melambaikan tangan dari bahwa.
Ternyata aku baru sadar kalau malam itu adalah lambaian terakhir bertemu mereka.
Tuhan baik sekali anakku..tapi ceritamu masih bersambung, dan kita harus bertemu lagi bersama tuan Koasa.
Gakpapa capek sebentar untuk bertemu, nanti pulang kita istirahat...
Ahad, 1.5.21
Wisuda SMP-SMA Dea Malela
0 notes
Text
Kau baik-baik saja?
Hidungku masih tersumbat, cuaca masih sangat dingin sampai ke kaki gunung, pagi ini aku menyimpan beberapa tisu disaku celana, tapi tampaknya ini yang terakhir, paling tidak aku sudah berada diluar untuk membebaskan diriku dari himpitan sirkulasi udara kamar yang buruk.
Ada burung yang sedang bergembira, aku berencana keluar, mungkin ini sebuah jebakan, benar saja saat menginjak tangga aku terjatuh kedalam sebuah buku tua milik Flavius Heraklius, kau tau siapa dia?, akan sangat panjang jika aku menjelaskannya sekarang, lihat saja di internet ya!.
Ussst!, saat ini aku sedang berada di kekaisaran Romawi, secara diam-diam aku mengikuti perjalan Heraklius ke tanah Aelia. Aku tidak membawa sandal takut terdengar oleh pasukan Heraklius. Kau tau dimana itu Aelia?, orang-orang Mekkah menyebutnya Iliya', namun Rasulullah lebih senang menyebutnya sebagai Baitul Maqdis atau tempat yang Suci. Intinya kalau kalian lihat di google itu kota Yerusalem.
"Kreeek" Mampuus!, Kakiku sempat gemetaran ketika tertangkap oleh salah satu prajurit Heraklius yang besar dan kasar, sepertinya akan segera tamat riwayatku, sebelum aku diseret menggunakan pedang seorang tua bernama Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfur menyelamatkanku dengan sebuah roti, intinya dia hanya meminta maaf kalau anaknya sudah mengganggu. Bayangkan guys! aku benar-benar tidak tau siap dia, datang dan kemudian berpura-pura mengakuiku sebagai anaknya hanya untuk membantu kemudian pergi meninggalkan begitu saja dengan mengatakan "Kau harus banyak belajar menjadi seorang mata-mata!. Sungguh luar biasa! aku terharu guys, Bravo!! Bravo!!.
Belum selesai, aku tidak langsung pulang, aku harus menyelesaikan misi ini sampai benar-benar mengetahui maksud dan tujuan Heraklius datang ke Aelia!, Aku benar-benar penasaran dan membuntuti dia jauh sekali sampai dimana guys ternyata dan ternyata aku menemui dia bertemu dengan Abu Sofyan, paman Rasulullah yang pada saat itu belum masuk Islam dan sedang berdagang di Syam.
Bayangkan Guys ditengah gurun pasir yang panas dan gersang puasa-puasa gini aku dibikin nangis. Kau tau ternyata mulia sekali tujuan dari Heraklius, aku menyaksikan ia menemui Abu Sofyan hanya untuk bertanya tentang Siapakah Rasulullah itu?.
Jadi percakapannya seperti ini, simak baik-baik ya!, dengan wajah terheran-heran Heraklius bertanya.
Heraklius: "Aku ingin bertanya kepadamu Abu Sofyan, apa yang sebenarnya dia (Rasulullah) perintahkan kepada manusia sampai pengikutnya banyak sekali?".
Abu Sofyan: "Kau tau Heraklius, bahwa dia (Rasulullah) menyuruh kalian untuk menyembah Allah, tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, melarang kalian menyembah berhala, menyuruh kalian mendirikan sholat, bershadaqah, jujur dan menjaga kehormatan diri".
Heraklius: Jika yang engkau katakan ini benar, maka dia akan dapat menguasai tempat kedua kakiku berpijak saat ini?. Jauh-jauh sebelumnya sebenarnya aku sudah menyadari bahwa orang seperti dia (Rasulullah) akan muncul, dan aku tidak menduga bahwa dia berasal dari tengah-tengah kalian. (Heraklius melanjutkan dengan berlinang air mata) "Andaikata aku bisa bebas bertemu dengannya, maka aku lebih memilih bertemu dengannya. Andaikan aku berada di hadapannya, tentu akan kubasuh kedua telapak kakinya".
Tuhan semesta Alam seorang pemimpin kekuatan perang Bangsa Romawipun bisa bersimpuh hati terhadap keteteladan Rasulullah. Kemudian bagaimana dengan kita ya Akhi???
Tiba-tiba sebentar saja aku terbangun, aku kembali keluar dari buku itu dan menyadari bahwa pekerjaan kita sebagai umat Islam belum selesai teman-teman. Umat kembali kejalan jahiliah, generasi perlu diselamatkan dan perlu ditanamkan pendidikan yang baik bagi anak-anak kita kelak mendirikan sholat, bershadaqah, jujur dan menjaga kehormatan diri dan sekian point penting lainnya dari keteladanan Rasulullah sebagai bekal dunia dan akhirat.
Heraklius menyadarkan kita dengan pertanyaan, Apakah kita sedang baik-baik saja?
Assalamualaikum
Pamangong, 5.5.21
1 note
·
View note
Text
“They may not have loved you, but they did change you. They taught you. They grew you.”
— Bianca Sparacino
142 notes
·
View notes
Text
İnsanların en büyük zayıflığı pes etmektir. Başarılı olmanın en kesin kuralı ise her zaman bir kez daha denemektir.🥀
421 notes
·
View notes
Text
"Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika air mengalir, menjadi jernih dan jika tidak mengalir, air akan keruh menggenang".
Imam Asy-Syafi'i
0 notes
Text
"Berdiam diri, stagnan, dan menetap di tempat mukim, sejatinya bukanlah peristirahatan bagi mereka pemilik akal dan adab, maka berkelanalah, tinggalkan negerimu (demi menuntut ilmu dan kemuliaan)".
Imam Asy-Syafi'i
0 notes
Text
... Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS Al-A'raf [7]: 176).
0 notes
Text
"Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung". (QS Al-Jumu'ah [62]: 10)
0 notes
Text
"Buah dari akidah yang benar (iman) adalah amal saleh (perbuatan baik)"
0 notes
Text
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama, jika tak mampu, jadilah penuntut ilmu. Jika tak mampu menjadi penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika engkau tak mencintai mereka, jangan engkau membenci mereka". - Khalifah Umar bin Abdul Aziz
0 notes
Text
"Tiap kali kuhadapi masalah-masalah besar yang aku panggil adalah anak-anak muda". - Umar bin Khattab
0 notes
Text
"Muslim who don't care about politics, get ruled by politicians who don't care about Islam" - Necmettin Erbakan
0 notes
Text
0 notes
Photo
Meanwhile the mind, from pleasure less, Withdraws into its happiness; The mind, that ocean where each kind Does straight its own resemblance find, Yet it creates, transcending these, Far other worlds, and other seas; Annihilating all that’s made To a green thought in a green shade. - from “The Garden” by Andrew Marvell macrolit.books IG
892 notes
·
View notes
Text
“I have a habit of falling in love with souls who have yet to be at peace with their bodies, their minds, their weaknesses. I try to build them, to find the parts of them that are missing in me. I end up with holes in my chest.”
— Farah Gabdon
526 notes
·
View notes