Penulis Amatiran, Kritikus Sok Kritis, Mahasiswa Kurang Kerjaan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
The Raid:Setiap Orang Tau Bagaimana Bersenang-Senang
Apa yang sebenarnya membuat The Raid menarik? Sudah banyak film Hollywood yang berceritakan tntang sekolompok polisi elite, sudah banyak juga yang menceritakan tentang penghancuran bos criminal. Sebenarnya tidak ada yang menarik kalau dari segi cerita. Karena ini film yang 100% menghibur. Tidak ada banyak drama, tidak ada cinta-cintaan yang terlalu diumbar. Hanya ada membunuh atau dibunuh.
The Raid adalah film Indonesia yang akhirnya berhasil menembus Hollywood. Dan pembuatan serta casting pemeranya semuanya hampir semuanya buatan Indonesia. Hanya saja film ini dusutradarai oleh Gareth Evans. The Raid dibintangi oleh Iko Uwais (Rama), Joe Taslim (Jaka), Ray Sahetapy (Tama), Doni Alamsyah (Andi), Yaya Ruhian (Mad Dogg), Pierre Gruno (Wahyu). Dari pengambilan nama saja tidak ada nama yang beribet. Semua nama adalah nama Indonesia umum. Dikisahkan sekelompok elite polisi Indonesia menyerbu sebuah apartemen kumuh yang menjadi pusat kekuasaan Tama. Dalam penyerbuan tersebut bocor karena seorang saksi mata yang berhasil melarikan diri. Darah pun mulai bercucuran ketika Tama mempersilahkan teman-temannya untuk ‘menyambut’ pasukan polisi tersebut.
Film ini menggambarkan bagaimana bertahan hidup dari sekerumunan preman-preman yang kejam. Dilihat dari aksi yang menghiasi selama 101 menit ini koreo pencak silat yang sangat indah berhasil menjadi tontonan yang sangat menyenangkan, meskipun tetap terlihat sadis. Beberapa kali saya menonton dengan menutup mata. Bahkan terbatuk-batuk.
Satu alasan saya menonton The Raid adalah Ray Sahetapy. Disini dia benar-benar berkelas. Pembawaanya sebagai Tama yang tenang membuatnya menjadi sosok yang mengerikan. Awal mulanya saya berandai-andai kalau tokoh Tama diperankan oleh Tio Pakusadewo. Tapi sudahlah, Ray Sahetapy berhasil menjadi mengerikan di film ini. Adakah sosok bos penjahat yang mau makan mie goreng instant kemudian menembaki tawanan tepat dikepala? Bahkan mau untuk minta tolong kepada tawanannya untuk menunggu eksekusi selanjutnya. Apa lagi ucapannya ketika mengucapkan “ Selamat Bekerja, dan jangan lupa bersenang-senang”. Penekanan kata terhadap bersenang-senang membawa efek tersendiri bagi saya ketika menontonnya.
Yang pasti menonton film ini membuat kita terhibur luar biasa. Tiada yang lebih menyenangkan ketika menyaksikan aksi pencak silat ditambahi dengan senjata-senjata canggih ala tim SWAT.
Salah satu adegan yang sangat saya sukai adalah ketika Rama melawak kerumunan machete gang. Dimana salah satu anggota machete geng berhasil mengikuti tarian Rama dan berakhir dengan leher tertusuk kedalam tancepan kayu.
4 notes
·
View notes
Text
2012 wishlist item
Turntable segala merk,hahahaha
Harddis eksternal (ahhh,kapasitas di dalam laptop sudah mau meluber)
Marvin Gaye-Lets Get it on LP
James Blake-Self Title LP
Arcade Fire-The Suburbs LP
The Godfather DVD Boxset
The Simpson DVD from season to season..
0 notes
Text
Apa Lagi Inovasimu PSSI?
Setelah sekian lama akan rasa muak, amarah, dan hampir putus asa akhirnya tamparan itu muncul juga. Tamparan yang berasal bukan dari luar lapangan seperti apa yang dulu sangat dikhawatirkan yaitu sanksi dari lembaga tertinggi sepak bola dunia (FIFA), melainkan tamparan yang berasal langsung dari arena yang sesungguhnya. Arena sepak bola dalam kurun waktu 90 menit. Tragedi Manama menampar semua masyarakat Indonesia tidak terkecuali. Bahkan orang-orang yang tidak menyukai sepak bola pun akan terasa tertampar dan malu. Kekalahan kali ini bukan kekalahan yang dihadapi dengan wajah tegak menatap kedepan dibarengi dengan tepuk tangan bangga para supporter. Yaitu kekalahan 10-0 dari Bahrain.
Masyarakat memahami Indonesia gagal meraih juara ketika menghadapi Malaysia di final piala AFF tahun 2010. Saat itu Indonesia kalah 0-3 di laga pertama dan menang 2-1 di laga kedua, Indonesia kalah selisih gol. Kekalahan tersebut disambut bangga oleh seluruh masyarakat. Puji-pujian ditujukan kepada Oktavinus Maniani, Ahmad Bustomi, Christian Gonzales, dan tentunya Irfan Bachdim. Nama-nama tersebut adalah nama-nama yang menjadi nama-nama yang selalu menjadi bahan pembicaraan selama pagelaran AFF. Banyak orang bangga dengan usaha dan pengorbanan Timnas saat itu. Bermain penuh semangat dan pantang menyerah.
Kekalahan di final AFF diisyaratkan sebagai kebangkitan sepak bola Indonesia. Seluruh masyarakat bersatu suara untuk sepakbola yang lebih baik. Sorotan kamera kepada pemain-pemain timnas dan staff mengisi hari-hari layar kaca dan media cetak. Semua mengeluarkan pendapat tentang bagaimana permainan timnas. Tentu kita masih ingat ketika menjelang laga final di Malaysia media begitu luar biasa memblow up seluruh anggota timnas. Tidak hanya harian olahraga saja, tapi situs-situs berita dan stasiun televisi yang jarang mengambil ranah olah raga pun ikut-ikutan memberitakan Timnas. Analisis-analisi diambil dari berbagai narasumber. Hampir setiap jam ada berita tentang timnas. Laporan langsung ketika sedang latihan. Wawancara disela-sela jadwal latihan dan yang terparah ketika ada liputan didalam pesawat yang membawa mereka ke daratan Malaysia.
Sungguh luar biasa ekspos dari media kala itu. Semua membahas Team Nasional Indonesia. Namun hasil pertandingan mengatakan bahwa Timnas kita kalah. Mulailah tunjuk kanan kiri depan belakang atas bawah untuk siapa yang bertanggung jawab atas kekalahan tersebut. Semua kesalahan yang diutarakan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia adalah menunjuk satu nama Nurdin Halid. Nurdin Halid adalah ketua PSSI periode 2003-2011, dirinya disebut-sebut sebagai dalang kekalahan timnas hingga kekacauan yang selama ini menempel pada badan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang didirikan oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo di tahun 1930.
Seolah-olah Nurdin Halid adalah musuh utama bersama nomor wahid. Sosoknya dihujat, diteriaki, diludahi bersama-sama. Hanya ada satu suara, Nurdi Mundur!. Itulah tuntutan masyarakat yang rela melakukan demonstrasi panjang didepan kantor PSSI di Senayan. Masyarakat sudah kehilangan kesabaran dan sepertinya sudah tidak ada jalan lain. Selama kepemimpinan Nurdin Halid, Indonesia hampir tanpa gelar. riwayatnya sebagai mantan narapidana kasus korupsi minyak goreng dianggap sudah tidak patut memimpin PSSI. Norma sosial masyarakat tidak menganggap sebuah organisasi resmi negara yang dipimpin oleh narapidana dan eks narapidana adalah hal yang wajar. Hingga akhirnya keputusan Nurdin Halid menolak adanya Liga Premier Indonesia.
Liga Premier Indonesia (LPI) adalah sebuah liga tandingan terhadap dominasi yang amat besar PSSI di Liga Super Indonesia (LSI). LPI disebut-sebut sebagai wajah baru dan penyelamat sepak bola Indonesia. LPI adalah sebuah liga yang disokong oleh beberapa pengusaha yang dipimpin oleh Arifin Panigoro. Liga ini langsung mendapat respon positif dari masyarakat. LPI adalah liga yang bebas dari APBD setiap daerah. Dalam LSI, setiap klub yang mengikuti kompetisi mendapat suntikan dana sekitar 20 milyar setiap tahun dari dana APBD tiap daerah masing-masing. Suntikan dana pemerintah kepada klub sepakbola dianggap sebagai buang-buang uang. Banyak opini yang mengutarakan bahwa 20 milyar lebih baik dipakai untuk pendidikan dan kesehatan daripada sekedar untuk memperebutkan satu bola yang dikejar oleh 22 orang.
LPI tampil dengan model yang bebas dari dana pemerintah. Pengusaha-pengusaha yang menyokong LPI berinvestasi total ratusan milyar rupiah untuk sebuah olahraga bernama sepak bola. Setiap klub yang tampil di LPI mendapatkan suntikan dana dari PT. Liga Premier Indonesia yang dana tersebut untuk inventaris kegiatan sehari-hari setiap klub. Dengan adanya sokongan dana yang cukup melimpah diharapakan klub klub yang tampil diarena LPI bisa lebih mandiri dan tidak menggerogoti APBD. Awalnya ada 17 klub yang mengikuti LPI yakni Arema, Bali FC, Batavia FC, Bogor Raya FC, Jakarta FC, Manado United, Maung Bandung Raya, Medan Chiefs, Persebaya Surabaya, 1Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persis Solo, PSM Makassar, PSMS Medan, PSPS Pekanbaru, Semarang United, dan Semen Padang.
Nama-nama klub yang tampil pun terdengar cukup asing. Bahkan pemain-pemainnya pun terasa baru pertama kali mendengarnya. Kecuali pemain-pemain yang berasal dari LSI sebelumnya, seperti PSMS Medan, Semen Padang, Persema, dan Persebaya. Pemain-pemain asing bahkan beberapa pemain professional yang pernah mencicipi liga professional eropa dikabarkan akan bermain di LPI. Wasit-wasit pun didatangkan dari luar negeri untuk menjaga ke-profesionalitas dan indepedensi sebuah pertandingan sepak bola didalam arena LPI.
Masyarakat pun menaruh perhatian yang besar kepada LPI. LPI berada diatas angin. Terlebih ketika akhirnya PSSI menganggap LPI sebagai kompetisi yang illegal dan tidak diakui. Hukuman bahwa pemain yang bermain di LPI tidak bisa bermain di Timnas. Hukuan tersebut semakin membuat masyarakat murka kepada PSSI. Mereka meneriaki PSSI arogan.
Menurut catatan saya, ada hal yang menarik kenapa masyarakat begitu mendukung LPI saat itu. Pertama LPI dianggap sebagai penyelamat sepak bola Indonesia. Kedua LPI menggadang-gadang sebagai liga yang professional dan bebas dari dana pemerintah. Ketiga adalah Irfan Bachdim. Kenapa Irfan Bachdim? Irfan Bachdim adalah ikon generasi baru sepak bola Indonesia. Sosoknya menggusur nama-nama besar seperti Bambang Pamungkas yang secara usia jauh lebih muda dari pemain yang bernomor punggung 20 dan banyak yang bilang wajah bulenya memikat hati wanita. Irfan yang tampil membela Persema terancam tidak bisa membela Timnas karena bermain di LPI. Banyak orang yang membela Irfan Bachdim mati-matian terutama para penggemarnya yang kebanyakan wanita. Irfan Bachdim bagaikan anak emas yang menjadi rebutan. Media mengekspos kehidupan pribadinya hingga dirinya menjadi bintang iklan dan aktor layar lebar.
Kisruh kepengurusan PSSI pun berlanjut dengan diadakannya Kongres penentuan siapa yang berhak menjabat sebagai orang nomor satu didalam sepak bola nasional. Arifin Panigoro mendapat dukungan yang amat luar biasa. Kemudian muncul nama George Toisutta. NIrwan Bakrie, dan Nurdin Halid Sendiri. Sayang sekali dua nama terakhir sudah terlanjur di Blacklist oleh masyarakat Indonesia. Sementara keputusan FIFA menolak pencalonan diri Arifin Panigoro dan George Toisutta kedalam bursa pencalonan ketua umum PSSI. Proses yang alot akhirnya memunculkan kepengurusan PSSI yang baru di kongres luar biasa di Solo, Yakni muncul nama DJohar Arifin Hussein sebagai ketua umum PSSI.
Djohar diharapkan bisa lebih netral dan sportif dalam memimpin olahraga yang menjadi kesayangan masyarakat Indonesia. Namun baru beberapa hari masa kepemimpinannya sebuah keputusan yang mengejutkan pun melucur. Pelatih yang membawa Timnas Indonesia sebagai tim terbaik AFF Cup, Alfred Riedl dipecat dari jabatannya. Kontrak Alfred diduga bermasalah karena dirinya dikontark secara personal bukan secara organisasi. Pemecatan ini menggangu keyakinan masyarakat karena disaat yang bersamaan Timnas akan menghadapai babak pra kualifikasi piala dunia 2014. Wim Risjbergen menjadi pengganti Alfred Riedl.
Pertandingan pertama kualifikasi melawan Iran. Timnas diprediksi bisa mengimbangi kekuatan Iran. Prediksi dan analisis pun dikerahkan. Hasilnya Indonesia kalah telak 0-3. Begitu selanjutnya ketika melawan Qatar dan Bahrain. Ditengah-tengah permainan timnas senior yang bisa dibilang menurun. Masyarakt mendapati idola baru bernama Timnas U23. Timnas ini sudah dipersiapkan secara matang dan diracik tangan Rachmad Darmawan. Permainan di Sea Games pun menuai decak kagum. Permainan mereka menjadi obat rasa sakit akan kekalahan demi kekalahan senior mereka. Trio Papua seperti Patrich Wanggai, Titus Bonai, Oktavianus Maniani kembali menjadi idola masyarakat. Ditambah nama Egi Melgiansyah, dan Andik Vermansyah. Namun kembali timnas Garuda Muda harus mengikuti jejak senior mereka dengan kalah adu penalty dari musuh yang sama, Malaysia. Kekalahan mereka kali ini pun kembali dihadapi dengan bangga dan tepuk tangan.
Aksi Garuda Muda pun menarik perhatian dunia luar. Andik Vermansyah setelah merasakan sentuhan David Beckham mendapat tawaran dari Benfica dan Sporting Lisbon bahkan beredar isu AC Milan juga tertarik dengan pemain asal Persebaya ini. Ternyata kebanggaan masyarakat harus dikejutkan dengan keputusan PSSI dibawah Djohar Arifin yang mengakui Indonesia Premier League adalah liga resmi yang diakui FIFA. Selain itu dianggap illegal dan sama seperti keputusan periode sebelumnya, pemain yang bermain di LSI/ISL tidak berhak tampil di Timnas.
Korban pertama dari keputusan ini adalah Rachmad Darmawan. Merasa tidak bebas dalam menentukan pemain-pemain yang berhak memakai jersey Timnas ahkhirnya mengundurkan diri sebagai pelatih Timnas U23. Posisinya digantikan eks bek Persebaya Aji Santoso.
Harapan mendengarkan Indonesia Raya didaratan Brazil semakin kandas. Kekalahan demi kekalahan diraih Timnas Indonesia. Hingga kemelut pelarangan pemain yang berhak tampil di Timnas membuat bebrapa pemain senior seperti Bambang Pamungkas, Firman Utina, M Ridwan, dan seluruh pemain yang bermain di ISL/LSI tidak bisa mengenakan seragam merah putih tersebut.
Menjelang laga terakhir melawan Bahrain dengan kemungkinan lolos sudah tiada, PSSI mengeluarkan sebuah Inovasi dengan memainkan pemain Timnas U23 IPL. Dan hasilnya adalah 0-10. Sebuah kekalahan terburuk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
Kekalahan ini membuat malu masyarakat dan tidak bisa diampuni. Indikasi bermain mata antara Timnas dan Bahrain pun mencuat. Dimana ada banyak sekali pinalti dalam pertandingan tersebut. Tentu saja pemain pun merasakan sakit yang luar biasa. Namun siapa yang lebih sakit lagi selain seluruh rakyat Indonesia?
Pembaharuan dan iklan ditelevisi yang menyebut sebagai liga yang revolusioner telah mengancurkan sepak bola idaman masyarakat. Pertanyaan muncul didalam benak saya sebagai seseorang pengemar sepak bola. Bagaimana bisa liga yang dahulunya ditolak mentah-mentah kini menjadi liga yang resmi dan legal satu-satunya? Apa alasan memainkan tim yang bisa dibilang belum mempunyai banyak pengalaman internasional bermain dilaga sepenting tersebut? Dan yang terakhir kenapa 0-10?
Dahulu kita amat berharap dengan kepemimpinan Djohar Arifin namun ternyata belum ada setahun nampaknya kita semua sudah mendapatkan jawabannya. Tidak perlu kita banding-bandingkan dengan Nurdin Halid. Kalau dibandingkan kita tidak akan menemukan perbedaan kecuali jaman Nurdin Halid tidak pernah ada kekalahan 10-0.
Saya bukan pendukung Nurdin Halid. Dan saya bukan pendukung PSSI. Saya adalah pendukung Tim Nasional Indonesia. Siapapun pengurusnya Timnas tetap lah satu. Tidak ada Timnas IPL, tidak ada Timnas ISL, Timnas RCTI, dan TImnas Antv. Siapapun berhak membela Timnas Indonesia. Dan semua pilihan mutlak berada ditangan pelatih. Siapapun pengurusnya apabila kepentingan bisnis dan politis masih mengelilingi sebuah organisasi bernama PSSI. Maka akan sulit bagi sepak bola negeri ini untuk maju. Saran saya hanya satu, serahkan kepemimpinan PSSI ini kepada orang-orang yang benar mengerti sepak bola. Bukan sekedar mantan pengurus. Tapi pemain itu sendiri. Pemain adalah sosok yang paling ideal dalam memimpin kepengurusan PSSI. Karena sesungguhnya merekalah orang yang benar-benar tahu dan paham apa yang terjadi selama 2 X 45 menit serta jauh sebelum dan sesudah pertandingan.
Nb:berandai-andai apa yang diucapkan Nurdin Halid ketika Timnas kalah 0-10. Mungkin dia tersenyum dan berkata “Jaman Gue dulu kaga ada tuh kalah 0-10”.
8 notes
·
View notes
Photo
1K notes
·
View notes
Text
Nuansa 90s Yang Manis Dari Munchausen Trilemma
Euforia girlband-girlband sudah merambah kepada tataran masyarakat Indonesia pada umumnya. Setiap hari kita pasti disajikan suguhan wanita-wanita atau mungkin dikatakan remaja atau juga anak-anak perempuan yang bernyanyi, menari, dan senyum termanis mereka di televise. Pakaian-pakaian mereka pun berwana dan beragam. Dress-dress lucu sampai pakaian yang mampu membuat pria-pria berkata “Gemes”.
Tidak ada yang salah dengan para girlband-girlband tersebut, karena mereka juga berusaha menciptakan karya-karya mereka dan menunjukannya kepada masyarakat. Saya tidak anti girlband. Tapi satu-satunya girlband yang saya suka hanya Spice Girls. Setelah itu tidak paham lagi.
Menyaksikan girlband-girlband tersebut yang hampir dikatakan semuanya seragam membuat saya pribadi merasa bosan. Tarian yang hampir mirip koreografinya, lagu-lagu cinta nan centil dan manja, pakaian-pakaian yang berkiblat pada Semenanjung Korea, dan yang terakhir adalah terlalu banyaknya personel sehingga pusing melihatnya. Salah satu pertanyaan terbesar saya terhadap girlband-girlband tersebut adalah “Bagaimana cara pembagian honor mereka ya?”. Tapi sudahlah itu bukan urusan saya.
Hingga akhirnya saya membuka-buka beberapa webzine-webzine lokal yang sudah bermunculan di internet dan mencoba mencari band-band baru apa saja yang layak untuk didengar. Hingga akhirnya saya menemukan sebuah band yang beranggotakan tiga orang wanita. Tunggu dulu, apakah ini girlband juga? Oh ternyata tidak. Tiga wanita ini ternyata tidak menari dan bernyanyi serta secara umur mereka juga sudah masuk kategori wanita. Nama band mereka sangat sulit diucapkan. Namanya Munchausen Trilemma.
Nama yang sangat aneh dan asing, sehingga saya mencoba untuk meng-googling apa arti nama tersebut, sehingga hasil dari Wikipedia yang berhasil saya tangkap adalah: Tidak Ada! Saya tidak paham artinya. (maaf mengecewakan, hehehe)
Namun kalau Munchausen Trilemma menurut saya adalah tiga wanita yang mencoba menyanyikan lirik manis nan penuh cinta sembari memetik gitar dan bass serta memainkan drum. Band ini berawal sekitar tahun 2011. Terdiri dari Diantra Irawan yang sebelumnya adalah anggota Hollywood Nobody serta dua anggota lainnya yang dia temukan melalui Twitter, Riska Maharlika (gitar) dan Vinda Monalisa (drum). Dan mereka bertiga adalah Kidal. Mengingatkan saya akan band Indonesia kesukaan saya Sore.
If Loving You Is Heartbreaking adalah single pertama mereka yang dimulai dengan petikan gitar elektrik yang terkesan kasar diawal namun perlahan tertutupi dengan petikan yang lebih manis. Musik mereka sangat manis dan tidak terlalu menye-menye meskipun tema yang dibawakan adalah cinta tentang seorang wanita yang menyukai seorang pria.
Pertama mendengarkannya saya langsung menyukainya karena nuansa rock yang berpadu dengan lirik manis terlebih ritme gitar yang sangat masuk ditelinga membuat lagu mereka sudah terputar di itunes saya lebih dari lima kali dalam dua hari. Satu hal yang saya bayangkan dari suasana lagu ini adalah ketika mendengarkannya dengan pacar atau gebetan kalian didalam mobil ketika malam hari dan suasana diluar sedang gerimis-gerimis manja.
Semoga tiga wanita ini bisa muncul dengan lagu-lagu mereka yang manis lainnya.
Foto: tumblr_lxij8dbCf21r4iv4k.jpg
Silahkan follow tumblr mereka http://munchausentrilemma.tumblr.com/
1 note
·
View note
Text
Megah Serta Berbahaya
Serigala adalah salah satu predator yang amat bahaya dan kerap kali melolong di tengah malam,kehadirannya amat dihindari oleh kebanyakan orang. Namun keberadaan sosok serigala saat ini sedang mengalami popularitas seiiring maraknya penggunaan hewan ini dalam berbagai proses produksi film. Lihat saja betapa wanita-wanita di penjuru dunia mengidolakan sosok werewolf yang bersembunyi dibalik tubuh kekar dan celana pendek Taylor Lautner dalam Twilight. Sementara Angsa adalah sosok yang amat kontras dengan keberadaan serigala yang buas. Angsa sangat identik dengan wanita,lembut,dan indah. Suka berada ditengah danau sambil menyibakan sayap seolah-olah adalah tuan puteri yang siap menggoda pemuda dari kalangan rakyat jelata. Namun apa jadinya bila Angsa dipertemukan dengan Serigala?
Tujuh anak muda Bandung mencoba mempertemukan keduanya dalam sebuah harmonisasi berbentuk not balok dengan balutan rock,pop,dan folk. Perpaduan buasnya serigala yang bertaring dan lincah dengan keanggunan dan indahnya sosok angsa. Mereka adalah Hendra Araji (Vokal Utama / Gitar Akustik / Ukulele / Glockenspiel) Meyga Sukmana (Vokal Wanita / Pianika) Danny Mokoginta (Gitar Elektrik / Gitar Akustik / Vokal Latar) Jaka Wirawan (Bass) Phopi R. Agustin (Drum / Perkusi) Arditya Pradana (Keyboard / Synthesizer / Cowbell / Glockenspiel / Vokal Latar) Afifa Ayu (Biola / Cello) yang bertanggung jawab atas kolaborasi kedua hewan tersebut dengan nama Angsa & Serigala.
Semenjak sore Angsa & Serigala sudah sibuk berada dibalik instrumen mereka masing-masing. Mencoba menyesuaikan irama dengan sound yang akan mereka gunakanan malamnya. Malam itu mereka tampil untuk pertama kalinya di Semarang untuk mengisi sebuah acara inagurasi di salah satu kampus negeri di Semarang. Penampilan pertama mereka di Semarang cukup memberikan desak kagum bagi beberapa orang yang hadir. Sayang penampilan mereka tidak ditonton banyak orang malam itu. Aula auditorium pun hanya terisi seperempat. Mereka membawakan nomor-nomor mereka seperti 'Bersamaku','Detik dan Waktu','Inspirasi' yang akan segera mereka rilis menjadi album mereka nantinya. Setelah tampil,Hendra Araji bersedia kami wawancara mewakili rekan-rekannya yang total berjumlah tujuh setelah menunggu dari pukul empat sore.
Sosoknya yang tidak terlalu tinggi terlihat sangat ramah dengan senyum yang amat khas dan sesekali diseling tawa dibalik suaranya. Dia memberikan bocoran tentang album pertama mereka yang akan segera rilis. “Yang pasti itu self titled,tetep Angsa & Serigala. Jadi kita gak punya judul album”. Album self titled ini nantinya akan berisikan 12 lagu yang dari keseluruhan lagunya menggunakan bahasa indonesia “Album itu juga menggambarkan formulasi baru dari image Angsa & Serigala”. Ujarnya sambil sesekali dipanggil oleh beberapa rekan-rekannya. Album ini juga akan berisi dengan tema-tema sehari-hari seperti cinta,benci,persahabatan,dan sakit hati.
“Album ini sebenarnya juga gak akan jauh dari roots-nya. Akan ada pop,folk,dan rock-nya”. Ditanyakan tentang keseluruhan lirik yang menggunakan bahasa Indonesia, Aji memiliki alasan tersendiri “Dari awal kita bikin band itu kita pengen yang gampang didenger,meskipun musik itu adalah bahasa yang universal. Jadi kita bikin yang gampang tapi bukan yang 'gampang' gampang menurut Angsa adalah yang gampang diingat orang dan nadanya cathcy”.
Album ini diakui banyak terpengaruh dengan musisi-musisi dari luar negeri. Aji sendiri mengaku sedang mendengarkan Bob Dylan,Arcade Fire,Broken Social Scene. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa mereka juga mendengarkan D'Masiv,Peterpan. “well,dia kan band juga?jadi kita perlu referensi santai-santai”.
Salah satu hal yang tak pernah lepas ketika menyaksikan Angsa & Serigala adalah adanya cibiran-cibiran tentang mereka yang banyak dibilang mirip dengan band indie rock terbesar dan termegah saat ini Arcade Fire. Salah satu video mereka di Youtube mendapatkan beberapa komentar yang cukup pedas. Bahkan ada yang bilang bahwa band ini hanya sebagai band tribute untuk band asal Kanada tersebut. Pertanyaan pun meluncur,bagaimana mereka menganggap hal ini. Dirinya terlihat tersenyum seolah-olah sudah banyak yang menanyakan hal ini sebelum-sebelumnya. “Sebenernya gak masalah,tapi bisa dilihat se Arcade Fire apakah kita?apakah dari awal sampai akhir segitunya. Apakah kita Arcade Fire KW9?”. Dibalik penjelasannya itu dia juga mengakui awal mula berdirinya Angsa & Serigala juga dikarenakan kesukaan mereka terhadap Win Butler dan kawan-kawan. “livenya seru dan rame,tapi akhirnya kami menemukan formula sendiri”.
Nama Angsa & Serigala bagi dirinya adalah sebuah keseimbangan dimana musik mereka adalah penyeimbang. Dimana mereka menyembunyikan keliaran dibalik nama Serigala dan menyeimbangkannya dibalik nama Angsa. Album mereka sudah memasuki tahap produksi dimana rencana akan dirilis sebelum bulan puasa. Dimana nanti selama beribadah puasa kita bisa menyaksian sajian 'relijius' ala Angsa & Serigala.
Nb:
-Poto diambil dari akun Facebook Angsa Serigala
-Tulisan ini juga dimuat oleh www.houtskools.com pada edisi keempat
2 notes
·
View notes
Text
Tulisan Tidak Serius Di Awal Tahun
Kayanya sih ini postingan pertama ditahun 2012 kecuali kalo reblog-reblog gambar itu ikut masuk kategori postingan. udah agak lama gak nulis hal-hal yang baru. selama tahun kemarin kebanyakan nulis buat webzine lokal, yah isinya sih tentang musik, suatu hal yang memang saya sukai. tapi kadang menulis tentang musik itu membuat saya menjadi sok tahu dan sok pinter dan sok-sok jurnalis musik lah. siapa saya??? main musik gak bisa, nyanyi kagak bisa, baru dengerin led zeppelin aja empat tahun yang lalu. terlalu telat kayanya buat seumuran saya ketika umur, well kurangi empat tahun dari umur saya tahun ini, ya sekitar waktu umur masih 17-18 tahun baru mendengarkan Led Zeppelin, Pink Floyd, even The Beatles. jadi apa yang saya dengerin waktu sma?? yaaah gak jauh-jauh dari band-band screamo,power pop yang sangat hip dan dipuja-puja oleh sepantaran saya kala itu. sebuah masa yang cukup kelam, tenggelam dalam putaran gigs-gigs lokal tiap minggu, berpakaian layaknya abege-abege yang ada diacara pagi pada saat itu. yaaaahh cukuplah masa kelam itu.
Terus apa yang pengen saya tulis ya,, ya saya sedang di palembang. entah sampai kapan ada disini,cukup membosankan karena tidak ada pekerjaan dan teman sepermainan. dipalembang ini juga saya buat tumblr untuk pertama kalinya. perjalanan saya menuju palembang kemarin melalui jalur darat. perjalanan 24 jam yang hanya bisa dilakukan adalah duduk manis di dalam mobil daihatsu terios sambil tidur sesekali. perjalanan cirebon-merak tidak terlalu terasa berat. karena sudah beberapa kali melewatinya. namun ketika sampai di merak ada pengalaman baru yang saya alami. itu kunjungan pertama saya ke merak. salah satu syarat untuk sampai ke palembang dengan menggunakan jalur darat adalah memakai kapal ferry untuk mencapai pulau sumatera. saya menyebrang sekitar pukul satu malam dengan ombak yang sangat kencang serta perpaduan musik koplo dengan irama trence,dubstep,serta dangdut, dan disudut yang berbeda ada penjual cd koesplus yang diputar kencang-kencang. meskipun perpaduan musik ini bisa mengalahkan armin van buuren ataupun skrillex tapi jelas saya berharap saat itu kalau perpaduan musik tersebut bukan musik terakhir yang saya dengar apabila kapal itu tenggelam.
singkat cerita berhasil menyebrang sampai ke pulau sumatera dan harus melewati jalan berliku-liku selama 12 jam lagi untuk sampai palembang. saya kira dari bakahueni ke palembang dekat dan paling butuh sekitar 3-4 jam. tapi ternyata butuh sekitar 10-12 jam lagi untuk menempuh jarak sekitar 650 km. nikmati saja, toh selama perjalanan saya melihat banyak pemandangan baru. seperti melihat banyak pura dan tempat ibadah orang hindu sepanjang perjalanan di lintas pantai timur (maaf kalau salah sebut) disekitaran provinsi lampung. cukup mengherankan melihat deretan pura di provinsi lampung, ternyata populasi masyarakat hindu di lampung cukup banyak karena adanya program transmigrasi kala itu. saya juga melihat rumah transmigran yang bentuk asli. ketika sampai diprovinsi sumatera selatan saya juga melihat rumah-rumah panggung di kanan dan kiri jalan. dan saya juga sempat menyaksikan para pengungsi mesuji yang lahan dan tempat tinggal mereka dibantai dan dibakar oleh oknum-oknum yang tidak dikenal. melihat sebuah padang yang gersang dan dibakar oleh terik matahari sumatera dipenuhi dengan ratusan masyarakat yang menghuni tenda-tenda terpal menuntut keadilan membuat saya miris melihatnya. setidaknya pemerintah bisa memberikan pertolongan tempat tinggal, tidak hanya berkomentar "selesaikan secara hukum" saya lupa siapa yang bicara seperti itu, biasanya sih presiden kita yang bicara seperti itu,mungkin pak presiden yang bilang seperti itu, ah lupakan dia. saya menyesal memilih dia tahun 2009 kemarin. seharusnya dia bisa menutup masa jabatannya bijaksana,tapi sudahlah kabar baiknya dia tidak akan jadi presiden lagi 2014.
Jadi melenceng begini tulisannya yah? tapi biarlah. intinya selama tahun 2012 ini saya mau lebih banyak nulis. ya syukur-syukur bisa nulis yang sedikit serius. masalah politik mungkin. karena saya mahasiswa ilmu pemerintahan (bukan mahasiswa komunikasi yang banyak disangka orang-orang) mungkin dengan sedikit ilmu-ilmu yang saya dapat bisa saya terapkan dalam tulisan-tulisan saya. well sebagai permulaan saya akan memulai tulisan berikutnya dengan tema album-album musik terbaik 2011. loh kok musik lagi????
0 notes
Photo
Whoaaaa!!! Hayley Williams please steap aside
45 notes
·
View notes
Photo
This duo have made an great time last year..
how you spell C-U-L-T-S
Its Cults!!
4 notes
·
View notes
Photo
Coolest and Sexiest Gay I Ever Know
1 note
·
View note
Video
vimeo
Artist: Youth Lagoon Song: July Album: The Year of Hibernation
Well, it certainly isn’t July, but Youth Lagoon just released a new video for their track July off their album The Year of Hibernation. The video embodies the July spirit that incorporates Trevor Powers’s past memories and hardships.
69 notes
·
View notes
Photo
New generation menswear, this past September in New York.
Looking forward to February!
603 notes
·
View notes
Photo
i don’t know about my dreams, i don’t know about my dreaming anymore.
244 notes
·
View notes
Photo
Three nights before he was killed on December 8th, 1980, John Lennon sat down with Rolling Stone to give what would be his final interview. The “joyous, outrageously funny, inspiring, fearless and subversive” conversation (which was never fully transcribed and printed until just last year) paints a vivid and candid picture of a timeless talent. Lennon was on the verge of public reemergence after stepping away from the spotlight to be with his family when he was tragically murdered on the way home from a mixing session at the age of 40. To honor the 31st anniversary of John Lennon’s passing and read about the days before his death, check out the complete interview on RollingStone.com.
— Parry Ernsberger
Photo: Vinnie Zuffante/Michael Ochs Archives/Getty Images
555 notes
·
View notes
Photo
I don't believe in Beatles, Just believe in Me - John Lennon (9 October 1940 – 8 December 1980)
3 notes
·
View notes
Text
Mereka Yang Benar-Benar Bersepeda
Awal 2011 di kota Semarang dibanjiri wabah sepeda dimana-mana hingga seluruh penjuru kota. toko-toko sepeda kebanjira order yang luar biasa. saya salah satu yang termasuk cukup sering bolak balik toko sepeda selama bulan februari. awal maret saya diajak bergabung dengan sebuah webzine lokal. dimana pada edisi kedua mencoba membahas tentang tren bersepeda di semarang, yang hingga hari ini hanya menjadi tren. kemana anak-anak muda berfixie yang menghabiskan jutaan rupiah ketika fixie lagi marak-maraknya? kemana kelompok-kelompok sepeda fixie yang awalnya hanya satu dan kemudian menjadi berlipat-lipat dengan visi dan misi masing-masing.
namun ada satu komunitas sepeda yang nampaknya tak terbawa arus tren bersepeda, yakni bike to work. saya berkesempatan mewawancarai suryo triono seorang founder bike to work semarang, berikut lengkapnya!!
Selamat sore Mas Tri bagaimana kabarnya saat ini?
Ia, selamat sore. Saat ini ya kaya gini lah
Lagi sibuk apa aja nih sehari-hari?
Sehari-hari saya sibuk bekerja di kantor saya sebuah instansi asuransi swasta dan bersepeda tentunya.
Masih aktif bersepeda ya Mas?
Masih..(sambil tertawa)
Sekarang ini Mas Tri aktif dikomunitas apa saja?
Saya ada di komunitas Bike To Work Semarang,kebetulan dipercaya sebagai ketua umum. Saat ini Bike To Work Semarang sudah ada empat tahun kita berkarya di Semarang untuk memperjuangkan jalur bersepeda dan ajakan untuk bersepeda di Semarang.
Bisa diceritakan sedikit Mas tentang berdirinya Bike To Work Semarang awal mulanya?
Kalau di Semarang diawali dengan adanya kontak oleh Om Firman dari Udinus selama setahun terus ada dari saya dan beberapa temen waktu itu ada lima orang, membentuk kepengurusan Bike To Work Semarang. Mulai tahun 2008 waktu itu ya kita mulai membikin kepengurusan,buat website,dan berkampanye mengkampanyekan Bike To Work Semarang. Sampai sekarang ya Alhamdulillah sudah cukup berhasil kalau dari pandangan saya.
Kendala-kendala waktu awal mula berdirinya Bike To Work Semarang itu apa saja?
Kendala awal mulanya adalah mencari orang-orang yang ber-bike to work dan mengkampanyekannya itu kita mencari orang yang suka bersepeda dahulu dari situ kita memberi pesan-pesan moral kalau bersepeda bukan saja sekedar hobi tapi sebagai alat transportasi. Misalnya ke tempat kerja dan dalam perkembangannya Bike To Work di Indonesia selain memperjuangkan ajakan moral untuk bekerja menggunakan sepeda tapi juga menggunakan sepeda dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatannya Bike To Work Semarang itu sendiri apa saja?
Jadi Bike To Work Semarang itu kegiatannya kampanye, seperti setiap harinya ada beberapa rekan kami yang ber-bike to work setiap hari dan kumpul dengan menyebarkan flyer. Dikumpulan waktu funbike di traffic light untuk pengendara sepeda motor dan pengemudi mobil berbagi flyer ya kalau dia berminat untuk ber-bike to work semoga itu dari ajakan kita menyebarkan flyer dan kesadaran diri sendiri.
Anggota Bike To Work Semarang itu sendiri ada berapa dan latar belakangnya apa saja?
Dari kita belum pernah mendata ya,tapi dari milis sendiri sudah ada sekitar dua ratusan lebih lah. Kalau dikumpulin pun ada segitu karena kita sudah membawahi tiga komunitas dibawah Bike To Work. Bike To Campus untuk para mahasiswa,Bike To School untuk para pelajar, dan untuk yang hobi sepeda lipat kita membentuk Komselis. Dari beberapa komunitas itu bergabung menjadi Bike To Work. Kalau digabung sudah jadi tiga ratusan lebih.
Jadi Bike To Work itu membawahi beberapa komunitas lagi?
Iya,jadi dari Bike To Work ada underbouw-nya seperti partai politik punya kegiatan yang lainnya.
Mas Tri sendiri kalau ke kantor masih bersepeda?
Saya usahakan seminggu sekali untuk ber-bike to work. Tapi berhubung ini saya pindah ke daerah Banyumanik sedikit berkurang intensitasanya (kembali tertawa Mas Tri)
Kemudian bisa ceritain sedikit tentang proyek Semarang Critical Mass Ride?
Critical Mass Ride itu adalah kegiatan bagi seluruh pesepeda di dunia dan untuk di Semarang ini kita mengajak komunitas sepeda lain untuk merayakan kebebasan bersepeda dikota ini dengan mengikuti Semarang Critical Mass ini. Jadi Semarang Critical Mass ini bukan milik satu komunitas saja,tapi milik seluruh komunitas sepeda di Semarang, maka kita menganjurkan pesepeda untuk bergabung baik yang sudah punya komunitas atau yang belum mempunyai komunitas merayakan kebebasan bersepeda itu dan mengkampanyekan sepeda di jum'at terakhir setiap bulannya untuk bergabung dalam kegiatan Semarang Critical Mass Ride atau SCMR.
Jadi awal mulanya Critical Mass itu dari omong-omongan saja ya Mas?
Jadi rembukan kami dengan beberapa pentolan-pentolan komunitas sepeda di Semarang, kemudian saya dapat ide dari Bike To Work Jogja yang ngadain JCMR, terus saya ungkapkan rencana ini. Kok pada sambutan untuk membuat event seperti itu di Kota Semarang dengan menamakan Semarang Critical Mass. Ya semoga dengan adanya itu kegiatan bersepeda di Semarang jadi variatif. Sebelumnya kita belum ada CFD baru satu dua kali,sekarang udah ada ini, jadi penyaluran kegiatan jadi variatif selain ada fun bike,kita udah jenuh dengan fun bike. Dengan adanya CFD dan CMR jadi kegiatan sepeda bukan fun bike saja
Denger-denger sudah akan ada jalur untuk pesepeda?
Sesuai visi dan misi Bike To Work Indonesia yaitu ini terwujudnya jalur prioritas untuk pesepeda. Dari Bike To Work Semarang sudah mengadakan dua kali talkshow dengan mengundang pakar transportasi dan dari Dishub,Pemerintah diwakili dari Dishub. Alhamdulillah sudah ada jawaban dari pemerintah untuk jalur sepeda sudah masuk RTRWnya sekarang,terus besok tahun 2012 menurut isunya sudah akan ada jalur sepeda di Semarang. Ada berita sendiri di salah satu koran di Semarang akan ada jalur percontohannya sebelum ada jalur sepeda dibeberapa ruas jalan. Kita turut bangga bila Semarang punya jalur sepeda semoga dengan itu bisa membuka wacana dari beberapa investor masuk di Semarang. Karena sudah ada jalur sepeda berarti kotanya lebih humanis. Banyak sekali yang akan diuntungkan dengan adanya jalur sepeda ini di Kota Semarang.
Ada bocoran jalan mana saja yang akan ada jalur sepedanya?
Kalau yang akan jadi percontohan itu sebetulnya kita kurang puas. Sementara ini hanya dijalan simpang lima,pahlawan,siranda,taman diponegoro untuk jalur percontohannya saja. Rancana di setiap jalan protokol ini Pemuda,Indraprasta,Mataram akan dibangun jalur sepeda juga. Semoga dapat direalisasikan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Berarti bisa dibilang Pemerintah Kota Semarang yang sekarang ini ada perhatian dengan komunitas sepeda?
Iya,Pemerintah yang sekarang ini bisa dibilang care lah. Dengan tersedianya ruang publik untuk rakyatnya, terbukti dengan tersedianya car free day setiap minggu dan akan adanya jalur sepeda dan ini sudah masuk RTRW sudah terbilang bagus untuk ukuran saya.
Kemudian ada perbedaan tidak Mas antara scene sepeda di Semarang dengan kota-kota lainnya?
Ya hampir semuanya sama sih ya. Saat ini dikota-kota manapun sudah mulai suka dengan sepeda. Salah satu bedanya di Semarang ini komutas sepedanya bisa dibilang miskin kreatifitas untuk membuat suatu kegiatan bersepeda. Ya saya harapkan dengan adanya trend fixie ini bisa membuka kran kreatifitas anak muda Semarang yang suka bersepeda dalam membuat event. Sebetulnya dengan adanya criticall mass juga ada dorongan untuk semua pesepeda untuk membikin suatu event yang kreatif. Biar Semarang bisa disebut bukan sebagai pengikut tapi pencetak kreatifitas.
Pendapat Mas Tri tentang fenomena sepeda di Semarang?
Saya cukup senang dengan boomingnya sepeda di Semarang ini. Dibanding dengan kota-kota lain bisa dibilang tidak kalah dengan banyaknya animo masyarakat untuk bersepeda. Semoga ini bukan hanya trend tapi sebuah kesadaran untuk bersepeda mengurangi dan mencegah global warming. Semoga bisa menjadi gaya hidup yang bertahan lama.
Playlist lagu Mas Tri waktu bersepeda apa saja?
Oh itu,(sambil tertawa) lagunya Glenn Fredly- Aku dan Sepedaku. Itu yang jadi top airplay. Sama lagunya Metallica-One.
Terakhir, Pesan dari Mas Tri buat pembaca Houtskools yang bersepeda?
Oke,untuk para pembaca Houtskools kami harapkan selain bersepeda juga harus memakai helm untuk safety first. Karena bersepeda selain untuk lebih gaya tapi juga untuk keselamatan anda sendiri. Gunakanlah helm selalu waktu bersepeda. Itu saja pesan dari saya.
ini link video lengkapnya: http://vimeo.com/23707030
5 notes
·
View notes