rahmadrialdi

[rahmadrialdi]

lengah tepianku berirama sejajar pada kusut helainya ingatan-ingatan.

terdesak tak beriringan memaksa tunduk pada ketidak adaannya.

hamparan sejuta bisu merangkul ucap di sepanjang tali lidah.

aku terbelenggu membekas di lalu-lalu yang berlalu, memeluk ku tanpa jeda.

dari desir deru irama mengalunkan nama-nama mu tak kenal angka jarum jam.

aku terpenjarai disetiap sudut sisi terdalam.

otak dan kepala ku di mahkotai namamu.

[rahmadrialdi]

ada yang terikat didalam kebingungan.

mengetuk ngetuk se isi kepala

tak ada tempat untuk mengadu,

diantara sejuta renungan besemayam keraguan yang menyulut

namun, diam selalu menyertai alunannya, merangkai harapan-harapan disana.

aku hanya membutuhkan dua tempat yang jauh berbeda keberadaanya, entah itu dialam bawah sadar atau dialam yang nyata. sesekali apa yang kau harapkan tidak begitu seimbang keberadaannya. antara kenyataan yg kau temukan di alam bawah sadar atau sebaliknya. aku lebih suka bermain di alam bawah sadar, kerap merangkai kisah begitu sulit yang di penuhi dengan tanda tanya, beberapa diantaranya hanya bisa kau ingat dan yang lainnya terlupakan tanpa kabar. mungkin kenyataan memang pahit, akankan perjalanan yang panjang di srjuta musimnya kenyataan adalah bentuk lain dari siksaan.

[rahmadrialdi]

silau denyut mata ku di ujung getar jantung pertengahan malam adalah bentuk seuntai kerinduanku yang bertumpu pada padat desir ke sia-sia/an.

sinar mata hitam pekat berkilau berbaris masih sejajar merangkai sembah ingatku yang nyata dikala menikmati indah pola rangkai wajah dan parasmu.

kau yang selalu ku tenung dari deburnya pikuk cahaya hingga hembusan sesak nan merajalela ke nafas ku bertuju di ufuk barat.

kau tak pernah tealihkan tanpa jeda dipikirku, kau hadir disetiap ratapan mata ku pandang. wahai wanita surgaku, sedang apa engkau disana ?

aku lah manusia yang paling senangtiasa menikmatimu disisi hari-hari yang tak beraturan, yang akan selalu mengingatmu disepanjang umur Tuhan.

minggu 9 juli 2023

untuk mu wanita yg berada dipelupuk mataku. J

[rahmadrialdi]

engkau ada dimana mana setan.

[rahmadrialdi]

hamparan lantai ku tidak beraturan.

jika aku mampu mengurainya

tenunlah jemari yang mulai lusuh ini disetiap garis pinjakan.

lelah desir semakin menghampar wadahku, mengacau setiap lingkar bersejajar pada keluh kesah.

terkadang sesekali aku terjatuh untuk menumpuk hingar bingarnya keadaan.

wahai pembuka jalan menuju arus lurusnya keadaan,

aku puas merasuk dalam rusak nya langkah-langkah.

sadarkan aku untuk bangkit dari belenggu resah gelisah ini.

aku sangat puas dengan lelah.

[rahmadrialdi]

lemah pijakan kaki ku didalam langkah-langkah yang hilang, terseret tertuju sesat di padat sesaknya tempat ini.

terkadang hamparan badan jalan membuat ku tersungkur berjuta-juta kali, berselimuti cucuran keringat memaksa untuk berhenti sama sekali atau mati terbelenggu dibadan jalanan ini.

hiruk pikuk penuh riuh nya beralasakan debu mengintai setiap perjalanan yang sangat panjang, aku terhisap kacau nya arah yang tak ada ujung.

tetang kerasnya tadir yang ku lawan, aku bersumpah untuk tidak sia-sia dijepitnya hidup ini.

[rahmadrialdi]

wahai wanita yang ada didalam pikiran.

mengapa engkau terus mengganggu pikir ku disetiap saaat.

[rahmadrialdi]

ragu ragu mu terlihat murni di dihadapan pintu.

kau terlalu tersulut pada suara yang mencekik isi otak.

langkah yang melangkah di seisi jalanan penuh dengan caruk maruknya keributan di mana mana, kau berpeluk sesak.

sesampainya kau disana hanya bibir dan gigi yang merapat untuk tidak berucap untuk berkata sepatah kata pun. kau dibelenggu bisu

berlabuhlah di unjung tebok sepi penuh lamunan yang kau rakit dengan isi pikiranmu yang masih kusut tak teruraikan di hari demi hari yang kau tenun.

malam malam semakin gelap, penuh dengan kesunyian dan kehampaan, kau berdialog melawan tajamnya jutaan rasa yang membabi buta untuk kau pikirkan. berteriaklah lebih keras.

kini kepada harapan yg tidak kunjung tiba tak sanggup membawa kau pada cahaya, nikmatilah terkapar ini diruntuhnya resah yang terdalam, kau terperangkap di sedalam dalamnya ayat kehidupan.

rhmd 14 juni 2023.

jakarta

gelombang darat.

[rahmadrialdi]

rahmad dan rialdi semakin kompak.

[rahmadrialdi]

aku suka kegaduhan di malam malam panjang, diiringi ritme mengerikan yg kau panjatkan tanpa ada henti di ujung pembatas langit. menarilah sekalipun meracau, betapa hidup sendiri didalam nafas yang panjang tenggelam di alam liar itu sangatlah tidak meng-enakkan/

[rahmadrialdi]

kau hinggap diujung belatiku menanti gelap bersama desiran hempasan cinta yg kau tenun di dalam sejuta musim dan sadarlah, sesekali kau harus bercinta dengan pisau.

[rahmadrialdi]

Bagaimana dengan mereka?

[rahmadrialdi]

dalam ketakutan dalam ketakutan dalam ketakutan dalam ketakutan dalam ketakutan dalam dalam dalam dalam ketakutan yang dalam dalam ketakutan yang mendalam dalam sedalam dalamnya ketakutan adalah ketakutan yang ditakuti yang medalam didalam ketakutan penuh ketakutan menghantui yang dalam mendalam didalam ketakutan penuh ketakutan didalam ketakutan ketakutan ialah ketakutan yang sesungguhnya dan ketakutan adalah kenyataan yang bersenyawa pada kehidupan

[rahmadrialdi]

jika nanti disaat-saat keraguan yang membuat ku mulai tidak beraturan untuk bergerak dengan baik menuju jalan lurus,

aku butuh istirahat dan tertidur lebih lama,

bermain dengan mimpi didalam alam bawah sadar menatap kegelapan,

lalu bertanya tentang apa yg telah terjadi hampir 26tahun sudah.

disanalah aku mendalaminya hingga tenggelam terlalu jauh menuju dasar.

mimpi-mimpi dari tidur yang panjang membawaku menuju gelap yang mengharuskan aku untuk bertanya lebih dari yang sebelumnya.

lamunanan tidak akan merubah keadaan serta melupakan masalalu.

kegelapan begitu nyata,

apakah aku harus terpenjara dialam bawah sadar?

ataukan mungkin bimbang dan keraguan telah menjadi temanku?

Seolah olah aku mulai tidak beraturan disetiap hari untuk bergerak dan melangkah dengan baik mengikuti jalan yang lurus.

Tuhan, mengapa engkau membawa ketempat yang lebih gelap dipenuhi rasa sesak. aku merasa diikat ketakutan untuk memikirkannya. aku ingin bebas Tuhan,

Rahmad Rialdi

sab, 16 Juli 2022

[rahmadrialdi]

Banyak keinginan dan rencana yg gagal hanya karna kita terlalu fokus untuk lebih banyak berbicara, dari pada bergerak untuk melakukannya.

Seringkali kita seolah-olah merasa hebat dan bisa lalu meninggikan diri sendiri itu seperti pertahanan, itu semua adalah peran terbaik agar berharap masih layak untuk dipandang, hingga kita lupa akan keinginan dan rencana yg sebenarnya hanya karna terlalu fokus memperbanyak untuk meninggikan omongan saja.

[rahmadrialdi]

aku pernah memberikan kado terbaik untuk wanita.

hal yang belum pernah aku buat diseumur hidupku sebelumnya, lalu aku membuatnya dengan sepenuh hati dan setelah selesai aku memberikan hal yang belum pernah aku buat itu kepadanya sebagai kado terbaik, agar aku tidak pernah lupa dengan hal yg baru pertama kali aku buat dan aku menjadikannya sebuah kado terbaik untuknya agar peristiwa ini selalu ada dalam benak pikiran.

.

.

.

jaga lukisannya. nanti aku akan melukis untuk yang kedua kalinya setelah aku tidak penah melihatmu lagi untuk selamanya.

[rahmadrialdi]

Soto surabaya bikinan bunda emang ga ada duanya.

makanan yang paling ditunggu-tunggu kalo dirumah itu ya soto surabaya bikinan bunda. tiap bunda masak soto surabaya pasti bawaan makannya selalu nambah terus, sampai perut beneran kenyang, karna saking enaknya. apalagi kalo ayah sama siputi yang makan soto surabaya, bawaannya juga selalu nambah terus.

kadang kalo bunda masak sotonya banyak, aku itu musti disuruh sama bunda bawak temen kerumah buat makan soto surabaya bikinan bunda. kadang juga dibungkusin gitu kasih ketetangga.

tapi bunda masak sotonya ga tiap hari juga, paling dua minggu itu cuman sekali.

aku sama ayah itu karna udah terlalu suka sama soto bikinan bunda sampai-sampai punya rencana gitu buat bikin usaha soto surabaya bunda. tapi sayang, rencana itu sampai sekarang ga jadi-jadi, padahal soto bunda emang enak banget.

semoga rencana ini bisa jadi kenyataan aamiin.