Text
tentang mataku
Mataku ini adalah sepasang liar yang tak pernah bisa memberi sinyal palsu. Kalau saja ada yang berani untuk menatapnya, tentu tak akan ada kekeliruan.
Mataku yang mencumbu dengan liar, di lain kali ia dalam sendu dan tak teraba.
Menemui banyak sekali tatap yang gagal paham terjun di penghujung hari
Menjadi kisah yang takkan terjadi. Menjadi liar yang terlihat jahat.
0 notes
Text
a letter
hopes to see you soon
until then
you take care, okay?
If we do not, take care okay?
keep truly fully alive.
0 notes
Text
Kita Menua
Aku tidak suka menggunakan kata dewasa. Over used.
Hanya ada, semua orang menjadi tua. Dari satu ulang tahun ke ulang tahun yang lain di tahun berikutnya. Bahwa menua, adalah mulai mengunyah sendiri segala bentuk perasaan yang datang; kekecewaan, ketakutan, kesepian, kebingungan, kehilang-arahan, kesedihan atau perasaan-perasaan semacamnya.
Setelah berhasil melewati satu hari berat, kita mulai mengira sudah cukup menderita tapi ternyata masih banyak perasaan tidak enak lainnya yang harus di jamu, lagi dan lagi. Menjadi manusia kecil yang tumbuh dari menebak jalan mana yang benar. Semua hal mulai terasa semakin membingungkan. Seolah-olah kita hanya sendirian untuk dunia yang terlalu luas ini.
Tidak ada contoh tentang bagaimana cara yang benar untuk menjadi; anak yang baik, teman yang baik; pasangan yang baik; manusia yang baik, atau apapun yang baik-baik yang diinginkan dunia agar kita menjadi seperti itu. Semuanya kondisional. Seringnya jatuh, gagal, dicemooh. Meskipun begitu, sumpah demi Tuhan kita semua berusaha.
Pada akhirnya kita hanya terus terlatih mengabaikan rasa tidak enaknya. Menjadi diam dan menjalani hari biasa lainnya. Kadang juga tua dengan rasa yang mulai kehilangan empati dan simpatinya. Karena seingin apapun untuk meluruskan keadaan, mencari tameng untuk membela diri, sepertinya kita sudah kehabisan energi untuk hal semacam itu.
Ternyata perjalanan panjang menuju tua itu mengantarkan pada hari dimana menyadari bahwa selain menjadi benar, menjadi ikhlas adalah sebaik-baiknya menjalani hidup yang belum panjang ini.
0 notes
Text
Mungkin yang Terakhir
Sepertinya kita sudah sampai pada masa itu. Aku tidak akan berbicara banyak. Yang jadi keputusanmu tentu sudah lebih dari baik untuk kau perkirakan. Seperti bagaimana pesanku, bahwa pikirkanlah dirimu terlebih dahulu. Berbanggalah aku bahwa kau melakukannya. Terlepas dari kalau ternyata rasa tidak enaknya masih banyak dan bagaimana caraku mencerna rasa tidak enak itu. Yang akhirnya keluar menjadi kalimat-kalimat kering dan bengis. Percayalah, terlepas dari itu semua. Aku berbangga diri dan berbahagia untukmu. Terlepas dari bagaimanapun reaksiku, dan harap-harap yang terjun bebas di siang hari. Di bagian terdalam, kuharap kamu berbahagia dan benar-benar mengerti atas apa yang kau pilih. Pun aku juga begitu.
Seperti pesanku yang sudah-sudah. Pilihlah apa yang membuatmu berbahagia. Denganku atau tidak, teruslah lakukan apa yang membuatmu tetap merasa hidup. Tentu jangan lagi sampai merasa kehilangan diri sendiri. Terlalu sayang untuk menghabiskan hidup yang tidak seberapa ini dengan hal yang tidak menyenangkan. Hiduplah penuh dalam hal-hal yang menyenangkan, rayakan semua bahagia. Bahkan rayakan setiap kesedihan di tempat-tempat atau hal-hal yang kau suka. Denganku atau tidak, tetap lakukan semua yang kau suka itu.
Entah benar yang kau beri kemarin adalah bentuk cinta atau bukan kadang aku bingung harus percaya bagaimana lagi, sepertinya terlalu banyak percaya yang pecah ditanganmu. Terlepas dari itu semua aku berterima kasih. Dengan banyak.
Telah kulangitkan semua doa terbaikku untuk kamu. Semoga hal-hal yang membuatmu runtuh turut menjadi alasan untuk tumbuh. Semoga dunia memberi bahagia sebanyak sedih yang diberikan. Semoga sepanjang bangun sampai tidurmu selalu penuh dengan cinta yang tak ada batasnya. Dan semoga, apa yang retak dan sempat kau kira hilang. Kembali lagi dengan secepatnya. Dengan atau tanpaku semoga semesta membahagiakan kamu sebagaimana seharusnya. Seperti yang sudah aku usahakan sebaik biasanya.
I hope you heal from things that no one ever apologized for.
0 notes
Text
Bagaimana Cinta Ku Bahasakan
ada banyak sekali bahasa cinta
ia selalu di bahasakan dalam banyak hal
tapi aku selalu suka membahasakan cinta dalam bentuk yang tanpa tapi dan karena. sebagaimana ia seharusnya yang tak akan terganggu gugat oleh apapun. cinta yang ku bahasakan dalam bentuk-bentuk indah, sebagaimana empunya perasaan tertuju. dalam elusan pelan di pucuk kepalamu menjelang tidur. turun merendah egoku ketika emosimu terbang tinggi sekali. mengelilingi kota, keluar masuk jalan, sesekali tersesat bertemu jalan buntu ataupun pekuburan kota. lalu berputar balik, cari lagi jalan lain. tentu kita tidak bisa tiba-tiba pulang sampai di kamar, ketika menyerah dengan jalan buntu, harus cari jalan lain agar bisa pulang. karena selama tanganmu masih melingkar dan senyumku masih lebar tentu semuanya akan baik-baik saja.
aku selalu suka membahasakan cinta dalam bentuk-bentuk remeh. se remeh bahwa ternyata ada cinta yang tanpa tapi dan karena. se remeh bahwa ternyata inginku tidak banyak. satu dan cukup. tak akan lagi kucari pada yang lain. se remah bahwa pada akhirnya ada yang mampu meremehkan caraku mencinta. sebagai bukti bahwa bentuk cinta remeh-ku berhasil. bukti bahwa aku berhasil mencintai orang lain, sebaik yang bisa kuusahakan.
0 notes
Text
Bagaimana Cinta Ku Bahasakan
ada banyak sekali bahasa cinta
ia selalu di bahasakan dalam banyak hal
tapi aku selalu suka membahasakan cinta dalam bentuk yang tanpa tapi dan karena. sebagaimana ia seharusnya yang tak akan terganggu gugat oleh apapun. cinta yang ku bahasakan dalam bentuk-bentuk indah, sebagaimana empunya perasaan tertuju. dalam elusan pelan di pucuk kepalamu menjelang tidur. turun merendah egoku ketika emosimu terbang tinggi sekali. mengelilingi kota, keluar masuk jalan, sesekali tersesat bertemu jalan buntu ataupun pekuburan kota. lalu berputar balik, cari lagi jalan lain. tentu kita tidak bisa tiba-tiba pulang sampai di kamar, ketika menyerah dengan jalan buntu, harus cari jalan lain agar bisa pulang. karena selama tanganmu masih melingkar dan senyumku masih lebar tentu semuanya akan baik-baik saja.
aku selalu suka membahasakan cinta dalam bentuk-bentuk remeh. se remeh bahwa ternyata ada cinta yang tanpa tapi dan karena. se remeh bahwa ternyata inginku tidak banyak. satu dan cukup. tak akan lagi kucari pada yang lain. se remah bahwa pada akhirnya ada yang mampu meremehkan caraku mencinta. sebagai bukti bahwa bentuk cinta remeh-ku berhasil. bukti bahwa aku berhasil mencintai orang lain, sebaik yang bisa kuusahakan.
0 notes
Text
Surat: memilih aku.
Untuk se siapapun nanti yang memilihku. Kamu tau bahwa pada hari itu, aku adalah orang yang telah memampukan dirinya. Bayaran yang sepadan untuk semua yang kau lakukan untuk dirimu sendiri dan untukku.
Surat ini kubuat, agar nanti di malam-malam tanggung itu. Pada malam-malam dimana ketakutan-ketakutan merongrong selasar dadamu yang anggun. Sedang waktu juga sedang tidak mengizinkan aku untuk memeluknya. Mungkin pada saat itu, waktumu cukup banyak untuk mengimani apa yang sudah kutuliskan dengan sebenar-benarnya perasaan.
Mungkin nanti akan ada banyak malam-malam berat, termasuk ini. Ketika kau dikungkung marah dan aku yang memegang erat ego. Dua kepala kita beradu keras. Satu yang akan selalu aku ingat, begitupun kuharap kau juga ingat ini. Bahwa untuk apapun masalahnya, ini bukan egoku yang melawan amarahmu, atau amarahmu yang melawan egoku. Tapi ini tentang kita berdua yang melawan masalahnya.
it's not about me vs you
or you vs me but
it's us vs the problem.
us against the problem.
tTolong jangan lupakan yang satu itu. Karena tentu aku tidak akan menyerah selama bukan tentang cintamu yang hilang menguap kepada orang lain. Karena tidak ada yang bisa ku usahakan kalau untuk itu.
Sayang, tidak apa. tidak apa kalau kita kerap beradu pendapat. Tentu disepanjang jalan tidak akan selalu baik-baik saja. Tapi kuharap kau tau bahwa untuk apapun cintaku tidak akan hilang begitu saja. semuanya akan baik-baik saja dan kita akan melewati hal hal itu.
Hal yang kedua, jangan pernah merasa kecil diri atas apapun yang terjadi. ketika jerawat betah berlama-lama pada wajahmu di masa-masa penuh tekanan. Badanmu yang mengurus kering setelah jadwal makan yang berantakan sementara sibuk mengurusi pekerjaanmu itu. Atau dilain waktu berat badanmu yang naik karena kerap kubawa mengitari tenda makan kesukaan kita sepulang menjemputmu dari tempat kerja.
Dilain kejadian, kau tiba-tiba merasa tidak berguna, merasa bahwa dirimu tidak sepantas itu. Tiba-tiba membandingkan dirimu dengan mereka yang pernah singgah di hidupku. Sayang, begini, ketika aku memilih kamu tentu padaku nilai nilai itu tidak hanya sebatas pada apa yang tidak kekal. Termasuk soal fisik atau intelegensi mu. Aku tidak bertahan untuk sesuatu yang tidak abadi. Ada sesuatu abadi yang kamu punya dan tidak dimiliki orang lain. Ini tentang jiwamu, you have a pure heart and a pure soul. Sesuatu yang tidak akan pernah menua bahkan setelah puluhan ulang tahun yang kau lewati. Terkesan klise, tapi aku percaya bahwa sepanjang hidup itu terlalu lama untuk membersamai orang yang tidak sebaik itu pada mataku. Dan jika saja ternyata aku tidak bisa menjadi pengaruh besar kepada nya dan malah aku yang dipengaruhi nya, maka aku tidak ingin berubah menjadi orang yang ikut berubah menjadi sesuatu yang tidak baik itu.
Hal yang keempat, maka dihari aku memilihmu maka telah kupastikan untuk menyambut seluruh kamu dan mimpimu. Tidak perlu takut jika idemu mati, atau harapanmu hilang karena apapun, atau se simple bahwa aku akan mempermasalahkan waktu-waktu sibukmu. Sungguh tidak akan. Sebab, kita akan terbang bersama, menebus milyaran harap-harap itu. Mengusahakan dengan keras kepala semua mimpi-mimpi itu. Tentu kau tidak akan sendirian. Biar aku menjadi orang yang berdiri paling depan, mengutuk keras apa saja yang berusaha menghalangi langkahmu. Tentu usahaku tidak akan bisa mengalahi sebagaimana orang tua mu, tapi kupastikan aku orang yang akan sekeras itu mengusahakan nya.
Hal kelima, pada hari itu tentu telah kusambut juga dengan penuh semua kurang dan lebihmu. Memaklumi naik turun suasana hatimu menjelang menstruasi, kesalmu dengan udara yang kelewat panas, atau betapa kamu benci sekali tidurmu terganggu. Termasuk juga dengan perasaan tidak sukamu ketika secara tidak sengaja aku melakukan sesuatu yang tidak kau suka terhadap perempuan lain. Bahkan se simple, kau yang marah kala aku harus mematikan kameraku barang sebentar ketika kita sedang video call.
Sebab tidak ada manusia yang sempurna, pun aku juga begitu. Hal-hal seperti ini malah akan kurindui ketika kita sedang tidak bisa menghabiskan waktu bersama. Bagaimanapun, bersama adalah keputusan untuk tidak mempermalasahkan hal-hal kecil. Pun ketika akhirnya menjadi masalah, tentu dua dada kita jauh lebih besar untuk mampu membicarakan ini di meja makan, setelah sepiring makanan kesukaanmu yang tadi ku masak pindah ke lambung. Mungkin pembicaraannya juga akan lebih baik, dengan dua batang rokok kretek kegemaran yang terselip di dua jari kita.
Sayangku, maka ketahuilah, di hari itu aku adalah bayaran sepadan untuk semua yang sudah kau lalui dan yang akan kau lalui. Ketahuilah, maka di hari itu, aku adalah yang siap dengan diriku sendiri, kamu, dan apapun yang akan terjadi jika itu menjadi kita.
1 note
·
View note
Text
bagian; mencintai
kalau Sapardi bilang, bahwa;
mencintai angin harus menjadi siut,
mencintai air harus menjadi ricik,
mencintai gunung harus menjadi terjal,
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak; Mencintaimu harus menjelma–Aku
Tentu aku akan mencintaimu dengan sederhana. Sederhana yang tak akan pernah mampu ditiru seorang manapun. Dengan bahasa yang hanya mampu diterjemahkan dua kepala dan dada kita.
Maka dari itu sesiapapun yang berusaha untuk mencintaimu, kupastikan ia harus menjelma aku.
Kabar baiknya, tak ada sesiapapun yang mampu menjadi aku; yang memberikanmu bentuk cinta sepanjang jalan bentuk cinta kubuat jadi menyenangkan
1 note
·
View note
Text
Kalau saja aku yang pergi lebih dulu hilang ke tubuh buih planet sisa hilang dan tak lagi terlihat beredar coba buka pintu kamarmu buka jendela atau pintu kamarmu atau pergi atap balkon agar pengap tak mengerubungi tubuhmu aku bisa menjelma apa saja seperti yang pernah kukatakan siapa tau nanti aku suka menjelma angin untuk membalut segenap ceritamu semalam suntuk.
Kalau nanti hilangku terlalu jauh untuk bisa kau sentuh pena, setumpuk kata dan hangat telinga biasanya kusimpan pada kertas-kertas lusuh sila dibaca kapan saja kau butuh
Sesiapa tahu kau tiba-tiba resah, tetiba butuh lagi untuk didekap angin sepanjang jalan dan suaramu yang kadang hilang terbawa disepanjang jalan yang bisa dilewati
Kalau nanti senyum dan pagutku tak lagi kau dapati. Semoga bisa kau temukan senyum lain yang hangatnya melebihi kepunyaanku
senyum dan dekapnya yang lebih baik dalam membahasakan gemuruh kepala dan gelisah hatimu yang diam diam bersembunyi kau matikan sendiri.
dalam jelma apa saja biar kujenguk sesekali resah itu
dan kamu
0 notes
Text
the most intimate thing
I only doing sex w someone I loved. it is not as cliché as doing sex, being cum and be gone.
it’s about the cig after sex, to be touched, looked at. Admired and smiled at. The conversation, to give her about my thoughts.
I’ll give her what I am intimate w myself about. I’ll give her my thoughts cause she’s the person I mean to be. She’ll walk away with a real piece of me. She’ll walk away with what’s under my skin. She’s just walk away with what I am intimate w myself about.
0 notes
Text
siapa pula gerangan orang yang mampu menafsirkan gelagat-gelagat tak terbaca ku, sayang.
siapa pula gerangan yang dapat melihat seutuhnya aku yang pun tak pernah kututupi dari sesiapapun. Membacanya saja kau bahkan belum sampai kesana. aku lebih dari apa yang bisa kau kira-kira.
sebagai kaca yang akan terlihat seperti apa kau ingin aku terlihat. yang hening dan tenangnya terlalu. sudut-sudutnya yang hanya akan berwujud setelah lampu-lampu kau matikan.
siapa pula gerangan, yang khidmat dan bijaknya bisa mengukur mendung dan terangku dari sudut ke sudut pemikiran.
siapa pula engkau yang bisa menakar kira-kira 20 tahunku dibelakang. aku adalah 24 jam kedepan yang akan selalu diluar jangkau kira-kira mu sayang. jangan terlalu pongah dan gegabah.
aku mendung paling mendung dari segala mendung
terang paling terang
gelap paling gelap.
belum saja sempat kuceritakan padamu
bahkan pada obrolan-obrolan panjang kita pukul dua.
aku adalah setan yang takut pada dirinya sendiri, satu”nya ketakutan bahwa ia akan lepas dari sebagaimana seharusnya setan ini kubesarkan.
aku adalah terang yang megahnya lebih dari lampu 100 watt konser meriah akhir tahun.
aku adalah ‘dewi ayu’ lain yang ternyata terlahir kembali 65 tahun setelah kematiannya, yang rasa ngeri pun aku tak punya. bahkan pada raba jamah tangan-tangan dikelamin dan payudara teposku yg baru berumur 5 tahun (tak menggairahkan padahal) utk itu saja aku tak pernah takut dan ngeri sayang.
sekali ini biar kuceritakan, aku bukan sesuatu yg pasti. aku adalah berbagai kemungkinan-kemungkinan. aku tidak pernah punya rasa takut dan ngeri karena aku bisa merubah pov dalam melihat sesuatu agar reaksiku tetap tidak terlihat dan tidak menimbulkan apa apa bahkan untukku sendori. agar tidak ada rasa takut. pun aku sendiri tidak pernah bisa menebak seperti apa aku akan bereaksi pada sesuatu.
1 note
·
View note
Text
Merayakan Semarang
Semarang mungkin bukan Jogja dengan segala romantisasi nya yang terkadang kurasa berlebihan. Namun, kita kerap merayakan semarang dengan air mata. Air mata haru yang jatuh ketika sesi foto setelah sidang. Air mata yang entah karena apa jatuh setelah putaran ke sepuluh congyang. Air mata untuk dia yang tiba-tiba menghilang setelah skripsi nya selesai tapi namamu terlanjur ada di halaman ucapan terima kasih, tidak apa lah, setidaknya itu bentuk ucapan terima kasih sudah menemaninya pukul dua pagi bergelut dengan data di burjo motekar, kadang di KDL 2 atau kios nya juga, sih. Air mata untuk dosen yang mengalahi selebriti, dichat hari ini, baru dibalas sebulan setelahnya itupun hanya dengan satu kata singkat ‘ok’. Kurasa benar, sepertinya dosen-dosen ini butuh Personal Assistant untuk membalas chat dengan semua kesibukannya yang sudah seperti duta besar itu.
Air mata untuk bahagia yang meluap-luap diantara pagut hangat teman-teman seperantauanmu itu. Air mata yang pecah di bukit dipo setelah cerita panjang lebarmu tentang laki-laki brengsek yang tiba-tiba pergi setelah malam penuh birahi kalian. Gelak tak terukur sepanjang jalan papandayan sampai simpang lima demi menyaksikan city light semarang yang kata orang-orang tak ada duanya. Janji temu di kedai kopi terbaru dengan orang yang baru saja match di bumble. Atau teriakan tertahan demi melewati jalur gaza, maklum selain menghemat waktu, anak kost an ini juga menghemat uang bensin. Gelap jalanan trangkil yang ternyata sudah tidak banyak begal nya.
Semarang mungkin tak punya malioboro, sayidan atau angkringan sudirman seperti di jogja yang mewah sekali diromantisasi. Tapi semarang punya Pleburan, yang penuh dengan gerobak kaki lima angkringan, sesekali diatas pukul 12 kau juga bisa menemukan kimcil, sih. Kota lama yang tak pernah mati. Atau pelataran simpang lima juga menyenangkan. Peacock yang penuh dengan muka muka lelah berjibaku dengan skripsi pukul empat pagi, tentu dengan kopi nya yang overpriced, tapi tak apa, mereka menjual tempat bukan kopi. Citylight papandayan juga oke. Asal kau tidak beranjak ke arah ngaliyan yang penuh debu truk.
Banyak tempat untuk merayakan semarang. Dengan air mata apa saja. Semarang mungkin bukan Jogja yang seromantis itu, tapi semarang menjadi romantis dengan kamu yang hidup di dalamnya. Motor dan mobil yang jalan nya agak sedikit oleng setelah keluar dari hidden, red hare, atau kalau awal bulan mungkin gold dragon. Semarang menyenangkan, sayang.
2 notes
·
View notes
Text
feels like we have moved to another dimension. it’s just two of us.
such a magical moments, lay in your lovely arms. feeling existing together. with salsa, waltz or flamenco dance after the dinner.
not forgotten. in our universe. in a room full of art.
tertanda, kekasihmu
Semarang, 31 August 202*
1 note
·
View note
Text
Aku mengusap deras air dari ujung genteng
yang kurang ajar sekali menyentuh sudut tubuhku.
Bedebah. Beraninya ia menampak kan diri.
Membelai pori-pori ku.
Meluruh fondation, gincu dan segenap maskara.
Membuatku sedikit terlihat seperti cruella.
Menyeramkan dan miris dalam waktu yang bersamaan.
Ketika kau membaca ini, mungkin aku telah luluh lantak.
Timbul tenggelam di lautan tangis perasaan.
Sayang, mati aku.
Mati.
Hujan semalam yang dalam jangkau kira ku tak akan lama
malah menjelma air bah
langsung ciut menyuruk nyaliku.
Meringkik di sudut pengharapan.
Biar saja, biar aku sedikit basah dibawah sini
menghilangkan sisa sisa tangis.
Sayang, mati aku. Mati
Apakah aku telah mati?
Akan mati?
0 notes
Text
Pada rencana yang hancur dan air mata yang berjatuhan, seakan Tuhan tidak setuju dan benar-benar memaksamu untuk berhenti. Percayalah bahwa Tuhan hanya tidak ingin kamu celaka dengan rencanamu. Dia pun hanya ingin memutuskan harapanmu dari manusia agar kamu kembali menaruh harap pada-Nya. Tidak apa-apa, sabar ya.
Menangis saja jika itu bisa melegakan, sepertinya Tuhan tahu bahwa kamu sudah lama tidak menangis terisak memohon kepada-Nya. Sebut nama-Nya dalam doa dan setiap ucapan bibir.
Tidak apa-apa, semua akan mudah. Mulailah menarik napas dan berusaha merangkai lagi serpihan mimpi yang terpecah dan terpencar, rangkai sebisanya. Sisanya, nanti biar Tuhan yang melengkapi dan membantu.
Kamu kuat, hanya saja sekarang sedang butuh dikuatkan. Entah oleh kejutan Tuhan atau oleh prasangka baikmu pada-Nya.
Semangat, ya. Setiap kita harus menangis pada apa yang sedang diupayakan dan diusahakan. Wajar kok.
Selamat melanjutkan langkah dan perjalanan, ya.
@jndmmsyhd
702 notes
·
View notes
Text
sayang, tubuhmu candu berahi yang telentang pasrah dirundung rinduku. di dalam kesesatannya aku menemukan jalanku menuju cinta yang merdeka dari air surga yang menetes di dua pelipis kita
1 note
·
View note
Text
Sayang, sejauh apa kukemudikan rindu yang mencabik ini agar ia jauh dari engkau, ke tempat dimana tubuhku menjauhi milikmu.
Sama saja, menempuhmu adalah satu dari sekian cara yang pada akhirnya kutuju.
1 note
·
View note